Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

29
TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH ASPEK HPT “HAMA GUDANG” Oleh: Nama : Mualifah Hana Rusyiana NIM : 125040200111084 Waktu Praktikum :Senin, 07.30 – 09.10 WIB Nama Asisten : Devi Kumalasari PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Transcript of Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

Page 1: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH ASPEK HPT

“HAMA GUDANG”

Oleh:

Nama : Mualifah Hana Rusyiana

NIM : 125040200111084

Waktu Praktikum :Senin, 07.30 – 09.10 WIB

Nama Asisten : Devi Kumalasari

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2014

Page 2: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Hama adalah hewan atau organisme yang aktivitasnya dapat

menurunkan dan merusak kualitas juga kuantitas produk pertanian. Hama

berdasarkan tempat penyerangannya dibagi menjadi 2 jenis yaitu hama lapang

dan hama gudang/hama pasca panen. Hama lapang adalah hama yang

menyerang produk pertanian pada saat masih di lapang. Hama gudang adalah

hama yang merusak  produk pertanian saat berada di gudang atau pada masa

penyimpanan. Menurut (Kertasapoetra, 1991), hama pasca panen merupakan

salah satu faktor yang memegang peranan penting dalam peningkatan

produksi. Hasil panen yang disimpan khususnya biji-bijian setiap saat dapat

diserang oleh berbagai hama gudang yang dapat merugikan.

Dalam tiap fase produksi pertanian baik pra produksi maupun pasca-

produksi, terjadi gangguan serangga hama yang mengakibatkan penyusutan

hasil pertanian. Khusus pada masa pasca produksi atau pasca panen

penyusutan hasil pertanian, berdasarkan hasil penelitian BULOG, mencapai

15% (Kartasapoerta, 1989).

Sitophilus oryzae  dbersifat polifag dapat menyerang berbagai jenis

biji-bijian seperti beras, jagung dan kacang tanah. Selama ini Sitophilus

oryzae secara umum masih dianggap sebagai hama terbatas pada produk

pertanian tertentu(beras).

Callosobruchus maculatus merupakan salah satu hama gudang yang

meyerang pada biji kacang hijau yang disimpan. Dimana kerusakan yang

ditimbulkan mampu menurunkan kualitas,kuantitas serta nilai ekonomis dari

biji kacang hijau tersebut.

I.2 Tujuan

Praktikum Teknologi Produksi Benih Aspek Hama Penyakit Tanaman

(HPT) bertujuan untuk memahami dan menganalisis preferensi Sitophilus

Page 3: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

oryza eterhadap beberapa jenis beras serta preferensi populasi Callosobruchus

maculatus pada biji kacang hijau.

1.3.       Manfaat

Dari praktikum ini diharapkan dapat memberi masukan dalam upaya

pengendalian dan antisipasi serangan hama Sitophilus oryzae terhadap

beberapa jenis beras serta terhadap kacang hijau.

Page 4: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Hama gudang

Ware house pest insects generally attack the place of storage products

(warehouse). Ware house pests potentially cause yield loss during storage

products.

“Hama gudang pada umumnya serangga yang menyerang produk ditempat

penyimpanan (gudang). Hama gudang berpotensi  menyebabkan

kehilangan hasil selama produk dalam penyimpanan.”

(Anonim, 2014a)

Ware house pest is a pest which often attacks the human food ingredients

that have been in storage andt he symptoms caused very harmful.

“Hama gudang merupakan hama yang sering menyerang bahan-bahan

makanan manusia yang sudah dalam penyimpanan dan gejala yang

ditimbulkan sangat merugikan.”

(Bargbinson, 2002).

Ware house are several insect pests that have the potential as a pest ware

housing.

“Hama gudang adalah beberapa serangga yang berpotensi sebagai hama

pergudangan.”

(Grandos, 2000)

2.2 Kutu Beras (Sitophilus oryzae)

2.2.1 Morfologi

Famili Curculionidae mudah dikenal dengan adanya moncong atau

rostum pada bagian mulut. Pada Sitophilus oryzae betina disamping untuk

menggerek biji pada waktu makan, rostum uga berfungsi untuk membuat

lubang tempat meletakkan telur (Imms, 1960). Seperti halnya

anggota Curculionidae lainnya,Sitophilus oryzae  mempunyai lapisan kitin

Page 5: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

yang cukup keras. Sifat khas pada Sitophilus oryzae yaitu bila mendapat

gangguan, kumbang ini akan pura-pura mati dengan melipatkan atau menarik

tungkainya dan tidak bergerak (Kalshoven, 1981). Daerah

penyebaran Sitophilus oryzae meliputi hampit di berbagai daerah. Variasi

yang ada dari famili Curculionidae terlihar pada ukuran tubuh, bentuk serta

ukuran rostum. Anggota sub. Famili Rhyncoporinae  merupakan kelompok

kumbang moncong yang menyerang butian, atau dikenal dengan istilah

“Billbug”.Sitophilus oryzae sebagai salah satu anggota kumbang ini

merupakan hama potensial pada produk pertanian (Borror, 1992).

Sitophilus oryzae sewaktu masih muda berwarna merah kecoklatan,

sedangkan pada umur yang paling tua berwarna coklat hitam. Pada bagian

elitra terdapat empat bintik hitam. Ukuran tubuh ± 2-3,5 mm (Mangudiharjoo,

1978 dan Kalshoven 1981). Bagian mulut yang memanjang atau rostrum

digunakan untuk merusak biji-bijian yang mempunyai kulit cukup keras

(Rismunandar, 1985). Antena atau sungut berbentuk menyiku dan terdiri dari

delapan ruas (Bejo, 1992). Imago jantan dan betina Sitophilus oryzae dapat

dibedakan dari bentuk moncongnya. Imago jantan mempunyai moncong yang

lebih pendek, lebar, kasar dan mempunyai banyak bintik-bintik. Imago betina

mempunyai moncong yang lebih panjang, ramping, melengkung, mengkilat, dan

halus dengan bintik- bintik yang lebih sedikit. Ukuran tubuh yang jantan relatif

lebih kecil (Willam, 1980).

Page 6: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

2.2.2 Klasifikasi

Kumbang Sitophilus oryzae merupakan anggota dari klas insecta.

Dalam klasifikasinya, kedudukan Sitophilus oryzae adalah:

Kingdom: Animalia

Phylum: Arthropoda

Class: Insecta

Ordo: Coleoptera

Sub ordo: Polyphage

Family: Curculionidae

Sub Family: Rhyncoporinae

Genus: Sitophilus

Spesies : Sitophilus oryzae L.                                            (Borror, 1992)

2.2.3 Daur Hidup

Masa hidup Sitophilus oryzae relatif cukup lama. Pada kumbang betina

mampu bertahan selama 36 hari tanpa makanan, sedangkan bila makanan

terpenuhi mencapai tiga atau lima bulan (Kalshoven, 1981). Daur

hidup Sitophilus oryzaeberkisar antara 28-30 hari atau rata-rata 4,5 minggu.

Perkembangbiakan diawali dengan peristiwa kopulasi antara serangga jantan dan

betina. Aktivitas kopulasi relatif lebih lama dibanding serangga pasca panen

lainnya. Aktivitas ini biasanya terjadi pada malam hari. Sitophilus

oryzae mengalami metamorfosis sempurna (holometabola), yaitu

perkembangannya melalui bentuk telur, larva, pupa, dan imago (Mangudiharjo,

1978). Tiap stadium berlangsung pada biji.

Stadium telur. Telur mempunyai bentuk lonjong. Dengan satu kutub yang

lebih kecil dan mempunyai penutup telur. Tiap biji biasanya untuk meletakkan

satu telur, tapi pada biji yang besar dapat mencapai dua atau lebih. Produksi telur

dapat mencapai maksimum 575 butir selama tiga sampai lima bulan

(Kalshoven,1981). Stadium telur berlangsung tiga sampai tujuh hari (Bejo, 1962).

Stadium larva. Larva tidak berkaki (apodus) berwarna putih kekuningan,

bentuk bulay serta aktif bergerak. Stadium larva berlangsung 18 hari dan

Page 7: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

mengalami tiga kali instar. Tiap instar diikuti dengan eksdisis (Mangudiharjo,

1978).

Stadium pupa. Larva yang akan berubah menjadi pupa membuat rongga

dalam biji. Pupa berwarna kecoklatan, bentuk seperti keadaan dewasa yang tidak

aktif. Bagian kaki dan moncong masih menyatu. Stadium ini berlangsung 5-7 hari

(Mangudiharjo, 1978 dan Bejo, 1962). Stadium pupa merupakan stadium yang

tidak aktif menggerek biji.

Imago. Perkembangan pupa berlanjut menjadi kumbang dewasa atau

imago. Imago yang baru terbentuk akan tetap berada didalam biji untuk beberapa

waktu. Menurut Sutyoso 1964, Kartasapoerta, 1967) imago yang baru akan

berada dalam biji kira-kira lima hari. Masa imago keluar sampai bertelur disebut

masa pre-oviposisi. Pada masa ini imago mengalami pemantangan seksual dan

melakukan perkawinan. Masa pre-oviposisi ini dipengaruhi oleh suhu,

kelembaban dan media (Kartasapoerta, 1967).

2.2.4 Cara Pengendalian

Insektisida Botani

Karena diperlukan  upaya pengendalian hama secara ramah

lingkungan, seperti pestisida nabati atau biopestisida.

Ekstrak biji dan daun nimba (Azadirachta indicaL) terdapat 3

golongan penting yaitu : azadirachtin, salanin, dan meliantriol. Ketiga

senyawa tersebut digolongkan ke dalam kelompok tripenoid yang

merupakan bahan pestisida alami, tetapi yang paling efektif adalah

azadirachtin. Mimba tidak membunuh hama secara cepat tetapi

berpengaruh terhadap daya makan, pertumbuhan, reproduksi, proses

ganti kulit, menghambat perkawinan dan komunikasi seksual.

Musuh alami hama ini antara lain Anisopteromalus calandrae How

(parasit larva), semut merah dan semut hitam yang berperan sebagai

predator dari larva dan telur hama.

Page 8: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

Penjemuran produk simpanan pada terik matahari merupakan salah

satu cara pengendalian yang baik, karena dengan adanya penjemuran

ini hama Sitophilus oryzae dapat terbunuh, dengan pengaturan tempat.

dengan pengaturan tempat penyimpanan.

melakukan fumigasi terhadap produk yang disimpan. penyimpanan

yang baik yang di tunjang dengan fasilitas penyimpanan lainnya.

2.3 Kutu Kacang Hijau (Callosobruchus maculatus)

2.3.1 Morfologi

. Kumbang Biji (Callosobruchus chinensis) mempunyai moncong yang

pendek dan femur tungkai belakang yang membesar. Bentuk tubuh kumbang

dewasa kebanyakan bulat atau lonjong. bentuk tubuhnya bulat telur dengan

bagian kepalanya yang agak runcing. Pada sayap depannya terdapat gambaran

gelap yang menyerupai huruf U dan pronotumnya halus. Warna sayap

depannya coklat kegelapan. Pada kumbang jantan mempunyai ukuran tubuh

2,4 mm - 3 mm sedangkan kumbang betina mempunyai ukuran tubuh 2,76

mm – 3,49 mm.

(Anonim, 2014b)

2.3.2 Klasifikasi

Kingdom : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo :Coleoptera

Page 9: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

Family: Bruchidae

Genus :Callosobruchus

Spesies :Callosobruchus mulatus.

(Anonim, 2014b)

2.3.3 Daur Hidup

Imago betina dapat menghasilkan telur sampai 700 butir. Telur

berbentuk lonjong agak gelap atau berwarna coklat kegelapan. Panjang telur

0,57 mm, berbentuk cembung pada bagian dorsal, dan rata pada bagian yang

melekat pada biji. Telur diletakkan pada permukaan biji dan direkatkan

dengan semacam perekat.

(Anonim, 2014b)

2.3.4 Cara Pengendalian

Pengendalian umumnya dilakukan dengan penggunaan bahan

kimia.  Namun cara tersebut menyebabkan pangan yang tersimpan

terkontaminasi dengan residu bahan kimia berbahaya.  Oleh sebab itu perlu

pengadaan insektisida alternatif yang lebih aman.  Salah satu cara dengan

memanfaatkan ekstrak tumbuhan yang aman dan ramah lingkungan

(Hermawati, 2004).

Insektisida nabati adalah bahan aktif tunggal atau majemuk yang

berasal dari tumbuhan dan dapat digunakan untuk mengendalikan organisme

pengganggu tumbuhan (OPT).  Insektisida nabati berfungsi sebagai penolak,

penarik, antifertilitas (pemandul), racun kontak, racun perut dan aktivitas

lainnya.

Page 10: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

BAB III

METODOLOGI

3.1 Waktu dan tempat

Pada praktikum Teknologi Produksi Benih aspek HPT, melakukan

pengamatan hama pasca panen dan patogen yang berada dalam benih. Pada

praktikum hama gudang dimulai tanggal 21 April 2014, Yang semua itu dilaksanakan

di laboratorium Virologi gedung HPT.

3.2 Alat dan Bahan

3.2.1 Alat :

fial plastik

kuas gambar

kain kasa

lup

karet gelang

kertas label.

3.2.2 Bahan:

Sitophilus oryzae

beras IR64

beras jatah raskin

beras pandan wangi

kacang hijau

Callosobruchus maculatus

Page 11: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

3.3 Cara Kerja (Diagram alir)

Ambil 2000 butir beras dan kacang hijau untuk tiap jenis beras dan kacang hijau 2

perlakuan, lalu timbang berat awal

Sediakan 5 gelas plastik isi masing-masing dengan 3 jenis beras berbeda, dan 2

untuk tempat kacang hijau

Masukkan 20 Sitophilus oryzae dan 20 Collosbruchus mulatus dan 10

Collosbruchus mulatus ke dalam masing-masing fial plastik yang berisi butir beras

dan kacang hijau

Berilah label untuk masing-masing jenis beras dan kacang hijau

Tutup gelas plastik dengan kain kasa dan ikat dengan karet gelang

Pengamatan dilakukan setiap 1 minggu sekali sampai dengan 4 kali pengamatan

amati jumlah dan bobot beras dan kacang hijau utuh, jumlah telur hama, jumlah hama

Dokumentasi pengamatan

3.4 Analisa Perlakuan

Siapkan beras IR64, Raskin dan pandan wangi sebanyak 2000 butir serta

siapkan 4000 butir kacang hijau yang terbagi menjadi 2 perlakuan. Selanjutnya

ditimbang berat masing-masing jenis beras dan kacang hijau. Kemudian letakkan

pada gelas plastik (5 gelas plastic) kemudian berikan 20 ekor hama Sithopilus

oryzae pada masing-masing beras dan 10 Collosobruchus mulatus pada perlakuan

pertama dan 20 Collosobruchus mulatus pada kacang hijau sengai perlakuan

kedua. Setelah itu tutup bagian atas gelas plastik dengan kain kasa agar hama

yang berada dalam gelas plastik tetap hidup dan berkembang. Amati seminggu

sekali dalam 4 minggu, lihat perkembangan yang terjadi pada hama Sithopilus

Page 12: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

oryzae pada masing-masing beras dan Collosobruchus mulatus pada masing-

masing kacang hijau. Hitung jumlah bobot dan jumlah telur dan hama yang

terdapat pada masing-masing perlakuan dan kemudian dokumentasikan.

Page 13: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil (Berupa tabel dan grafik)

Hasil Pengamatan Berdasarkan Berat Beras

Varietas Berat Beras

Awal

21-04-2014

7 HAS

28-04-2014

14 HAS

05-05-2014

21 HAS

16-5-2014

Beras IR.64 45,5 gr 45,4 gr 45 gr 44,6 gr

Beras Jatah 43,2 gr 43,3 gr 43,1 gr 45,3 gr

Beras Pandan

Wangi

48,1 gr 50,5 gr 47,84 gr 49,7 gr

Hasil Pengamatan Berdasarkan Jumlah Hama Pada Beras

Varietas Jumlah Hama

Awal 7 HAS 14 HAS 21 HSA

Beras IR.64 20 imago 18 hdp ; 2

hlg

18 hdp 15 hdp ; 1 mti ;

2 hlg

Beras Jatah 20 imago 23 hidup 20 hidup,

1 mati, 2

mati

20 hidup

Beras Pandan

Wangi

20 imago 18 hidup,

2 hilang

16 hidup,

2 mati

15 hidup, 2

mati

Page 14: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

Hasil Pengamatan Berdasarkan Berat Kacang Hijau

Sampel Berat Beras

Awal 7 HAS 14 HAS 21 HSA

10 hama (A) 130 gr 130,5 gr 131,6 gr 130,8 gr

20 hama (B) 126 gr 127,6 gr 125,7 gr 125,8 gr

Hasil Pengamatan Berdasarkan Jumlah Hama Pada Kacang Hijau

Sampel Jumlah Hama

Awal 7 HAS 14 HAS 21 HSA

10 hama (A) 10 imago Mati

semua

Mati

semua

19 hidup

20 hama (B) 20 imago Mati

semua

Mati

semua

23 hidup

GRAFIK

Grafik Hasil Pengamatan Mingguan Berat Beras

07 hari 14 hari

berat

Beras Pandan wangi

Beras Jatah

Beras IR64

21 hari 28 hari

Page 15: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

Grafik Hasil Pengamatan Mingguan Jumlah Hama Sitophilus oryzae

GRAFIK

Grafik Hasil Pengamatan Mingguan Berat Kacang Hijau

A

Bberat

21 hari 28 hari7 hari 14 hari0

07 hari 14 hari

Σ hama Beras Pandan wangi

Beras Jatah

Beras IR64

21 hari 28 hari

Page 16: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

Grafik Hasil Pengamatan Mingguan Jumlah Hama Callosobruchus maculatus

4.2 Pembahasan Praktikum (dibandingkan dengan literatur)

Berdasarkan hasil praktikum yan telah dilakukan pada berat beras jenis IR64

semakin mengalami penurunan. Begitu pula dengan jumlah hama yang ada pada

beras IR64 yang awalnya 20 imago dan setelah minggu ketiga pengamatan hanya

terdapat 18 imago. Sedangkan berat beras varietas pandan wangi dan jatah raskin

tidaklah stabil dimana pada jenis beras jatah raskin pada pengamatan minggu

pertama beratnya mengalami kenaikan dan pada minggu selanjutnya mengalami

penurunan.Sedangkan jumlah kutu beras pada beras jatah jumlahnya masih tetap

20 imago sedangkan pada beras pandan wangi hanya tertinggal 15 iamgo.

Berkuranganya jumlah kutu ini dakrenakan adanya kutu yang mati dan juga da

yang hilang.

Sedangkan pada kacang hijau baik itu perlakuan 10 Collosobruchus mulatus

ataupun 20 Collosobruchus mulatus menunjukkan bahwa berat dari kacang hijau

tersut tidaklah stabil dimana jumlah berat tersebut nak dan turun. Sedangkan

AΣ hama

B

21 hari 28 hari7 hari 14 hari0

Page 17: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

jumlah Collosobruchus mulatus mengalami kenaikan, Dimana pada perlakuan 10

Collosobruchus mulatus yang awalnya pada pengamtan minggu pertama dan

minggu kedua Collosobruchus mulatus mati semua kemudian pada pengamatan

minggu ketiga didapatkan adanya Collosobruchus mulatus yang berjumlah 19

imago. Begitu pula pada kacang hijau yang Collosobruchus mulatus berkutu 20

pada pengamatan minngu pertama dan kedua mati kemudian pada pengamatan

minggu ketiga terdapat kutu Collosobruchus mulatus sebanyak 23 imago.

Adanya penurunan jumlah berat beras dan jumlah kacang hijau hal ini di

karenakan tempat penyimpananya tersebut. Berdasarkan jurnal (Hasbi,2012),

Penyimpanan merupakan tindakan untuk mempertahankan gabah/beras agar tetap

dalam keadaan baik dalam jangka waktu tertentu. Kesalahan dalam melakukan

penyimpanan gabah/beras dapat mengakibatkan terjadinya respirasi, tumbuhnya

jamur, dan serangan serangga, binatang mengerat dan kutu beras yang dapat

menurunkan mutu gabah/beras.

Penurunan jumlah kutu dikarenakan factor makanan dan kualitas makanan ,

factor kelembaban, suhu serta intensitas cahaya dan factor kadar air. Menurut

(Kartasapoetra, 1991) Ketidak cocokan makanan dapat timbul karena kurangnya

kandungan unsur yang diperlukan, rendahnya kadar air dalam kandungan

makanan, permukaan material yang keras dan bentuk materialnya. Bila makanan

tidak cocok bagi hama dengan sendirinya populasi hama tidak akan dapat

berkembang sebagaimana biasanya. Kemudian, pengaruh kelembaban terhadap

perkembangan kutu beras tersebut berbeda untuk setiap stadium. Hasil percobaan

Hutomo (1972) menunjukan bahwa pada kelembaban antara 30 –  70%,

persentase kematian telur, larva dan serangga dewasa makin  tinggi dengan makin

rendahnya kelembapan.

Intensitas Cahaya. Pengaruh cahaya (kondisi gelap dan terang)

sangatberpengaruh basar terhadap tingkah laku serangga dalam memilih

makanan, dan reproduksi (kopulasi dan penelusuran) (Weston and Hoffman,

1991; Weston and Hoffman, 1992).Suhu merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi besarnya populasi serangga hama  di tempat penyimpanan.

Page 18: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

Serangga termasuk golongan binatang yang bersifat heterotermis, oleh  karena itu

serangga tidak dapat mengatur suhu badannya sendiri, sehingga suhu badannya 

mengikuti naik turunnya suhu lingkungannya. kebanyakan serangga gudang di

daerah tropik kisaran suhu optimumnya adalah sekitar 25-35º C. Di bawah 20º C,

biasanya laju pertumbuhan populasi sangat berkurang (Nyoman, 2005).

Kualitas makanan sangat berpengaruh terhadap perkembangbiakan

seranggahama. Pada kondisi makanan yang berkondisi baik dengan jumlah yang

cukup dan cocok bagi sistem pencernaan serangga hama akan menunjang

perkembanganpopulasi, sebaliknya makanan yang berlimpah dengan gizi jelek

dan tidak cocok akan menekan perkembangan populasi serangga (Andrewartha

dan Birch, 1954). Kondisi kadar air bahan produk pertanian sangat berpengaruh

pada intensitaskerusakan yang sangat mudah. Hasil penelitian Kalshoven (1981)

disimpulkan bahwa perkembangan populasi kumbang bubuk sangat cepat jika

kadar air bahansimpan lebih dari 15%, sebaliknya bila kadar air bahan diturunkan

maka mortalitas serangga besar sehingga perkembangan populasi terhambat

4.3 Pembahasan Soal

1. Dari grafik pengamatan saudara, apakah ada penambahan populasi Sitophilus

oryzae pada ketiga jenis beras? mengapa demikian? Apakah variable tersebut

sudah menunjukkan bahwa varietas tertentu yang disukai oleh Sitophilus

oryzae?

2. Dari ketiga jenis beras, manakah yang memiliki kualitas bagus, sehingga

disukai oleh Sitophilus oryzae? Apakah kualitas pada beras mempengaruhi

preferensi Sitophilus oryzae? Jelaskan Alasannya? Bagaimana kualitas

(kondisi) ketiga jenis beras setelah akhir pengamatan? dari ketiga jenis beras

tersebut beras IR 64 memiliki kualitas beras yang baik, akan tetapi jumlah

berat nya tidak terlalu rendah. Dari ketiga jenis beras tersebut beras jatah

merupakan beras yag disukai oleh hama Sitophilus oryzae. Tidak juga. Karena

hama Sitophilus oryzae itu akan muncul bila kondisi lingkungannya

mendukung serta adanya asupan gizi untuk kehidupannya. Semisal

Page 19: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

kualitasnya baik, tetapi jika disimpan di kelembaban yang relative sedang

yaitu sekitar 50% maka hama tersebut dapat berkembang biak sehingga aka

menyebabkan mutu dari beras tersebut menjadi buruk. Dari ketiga jenis beras

tersebut, di akhir pengamatan beras jatah merupakan beras yang paling rendah

berat berasnya.Sedangkan beras IR64 memiliki berat beras yang paling tinggi

diantara ketiga jenis beras tersebut.

3. Berdasarkan hasil pengamatan Callosobruchus maculatus bagaimana

hubungannya jumlah populasi hama terhadap penurunan kualitas benih

kacang hijau? Jelaskan pula faktor apa saja yang mempengaruhinya!

Page 20: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014b. Morfologi Collosobruchus muculatus. (online).

http://rhetnozsahri.blogspot.com/2013/05/hama-gudang_18.html. diakses pada tanggal 27 April 2014.

Andrewartha,H.G., and L.C.Birch. 1954. The distribution and abundance of animals.

The University of Chicago Press.Chicago.

Bejo, A.Y. 1991. Pengaruh Kadar Air Dan Kerusakan Awal Biji Pada Jagung

Terhadao Laju Infestasi Kumbang Bubuk. Balai penelitian Tanaman Pangan,

Malang.

Borror, D. J., C. A. Triplehorn & N. F. Johnson. 1996. Pengenalan Pelajaran

Serangga. Ed. 6. Penerjemah: S. Partosoedjono. Gadjah Mada University

Press, Yogyakarta.

Hasbi, 2012.Perbaikan Teknologi Pascapanen Padi di Lahan Suboptimal.ISSN: 2252-6188

(Print), ISSN: 2302-3015 (Online). Vol. 1, No.2: 186-196, Oktober 2012

Hermawati, Darsih. 2004. Pengujian aktivitas biologi campuran ekstrak tumbuhan

terhadap Callosobronchus sp. (Coleoptera : Bruchidae).Skripsi. IPB. Bogor

Kalshoven, 1981. Providing Agricultural Services in Rice Farming Areas: Malaysian

and Surinam Experiences. Agricultural University.

Kartasapoetra. 1967. Hama Hasil  Tanaman Pangan Dalam Gudang. Jakarta: Bina

Aksara.

Kartasapoetra, A.G., 1991. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang, Rineka Cipta.

Jakarta

Mangudiharjo, S. 1978. Hama-Hama Pertanian Di Indonesia III (Pada Bahan Dalam

Simpanan). Yayasam Pembina Fak. Pertanian UGM. Yogyakarta.

Pujawan.I Nyoman. 2005. Supply Chain Management. Suarabaya: Penerbit Guna

Widya

Rismunandar, 1986. Hama Hasil Tanaman Pangan dan Pembasminya. Penerbit Sinar

Baru, Jakarta.

Page 21: Laporan Praktikum Tekben Aspek Hpt Hama Gudang

Suyono dan Sukarno, 1985. Preferensi Kumbang C. analis F. Pada Beberapa Jenis

Kacang-Kacangan. Balai Penelitian Tanaman Pangan. Bogor.

Weston,P.A and S.A.Hoffman.1991. Humadity and tactile Responces oif Sitophilus

sp (coleoptera:curculonidae). Environ. Entomol.20:1433-1437.

William. J.O.1990. Influence Of Mechanical Damage And Respected Infestation Of

Sorghum On Its Resistence To S. oryzae L., J. Stor. Prod. Res 16(2).