Jagung Hibrida

44
Badan Litbang Pertanian 1 Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ........................................................... H PENDAHULUAN ibrida secara definitif berarti turunan pertama (F 1 ) dari persilangan antara dua varietas yang berbeda. Varietas hibrida mampu berproduksi lebih tinggi dibandingkan varietas inbrida karena adanya pengaruh hetero- sis yaitu suatu kecenderungan F 1 untuk tampil lebih unggul dibandingkan dua tetuanya. Heterosis tersebut dapat muncul pada semua sifat tanaman dan untuk padi hibrida diharapkan dapat muncul terutama pada sifat potensi hasil. Fenomena heterosis ini telah lama dimanfaatkan untuk pembentukan varietas jagung hibrida, dan sejak awal tahun 1970 mulai dicoba diterapkan pada tanaman padi, untuk menjawab tantangan bahwa tidak ditemukan heterosis pada kelompok tanaman menyerbuk sendiri. Pada tanaman jagung, bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah, sehingga untuk ’membuat’ tetua betina ( female row atau seed row) cukup dengan membuang bunga jantan (detaselling) sebelum tepungsari masak dan tersebar. Pada tanaman padi, karena bunganya sempurna (organ jantan dan betina terletak pada satu bunga yang sama), maka organ jantan pada bunga tetua betina harus dibuat mandul dengan memasukkan gen cms (cytoplasmic-genetic male sterility) sehingga memudahkan untuk menghasilkan benih F 1 hibrida dalam jumlah yang banyak tanpa harus melakukan pembuangan bunga jantan (emaskulasi). Penggunaan gen cms ini mengharuskan perakitan varietas padi hibrida menggunakan tiga galur, yaitu galur mandul jantan (GMJ) atau CMS (galur A), galur pelestari atau maintainer (galur B), dan tetua jantan yang sekaligus berfungsi sebagai pemulih kesuburan atau restorer (galur R). Oleh sebab itu perakitan varietas padi hibrida yang menggunakan GMJ disebut juga perakitan varietas padi hibrida dengan menggunakan metode tiga galur. Ketiga galur (A; B; dan R) tersebut harus dibuat dan diseleksi secara ketat untuk membentuk hibrida. Metode tiga galur mempunyai kelemahan antara lain produksi benihnya rumit dan tidak setiap varietas dapat dijadikan sebagai tetua untuk membentuk varietas padi hibrida, hanya varietas yang tergolong pemulih kesuburan saja yang dapat dijadikan sebagai tetua jantannya.

description

Jagung Hibrida

Transcript of Jagung Hibrida

Page 1: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 1

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

H

PENDAHULUAN

ibrida secara definitif berarti turunan pertama (F1) dari persilanganantara dua varietas yang berbeda. Varietas hibrida mampu berproduksi

lebih tinggi dibandingkan varietas inbrida karena adanya pengaruh hetero-sis yaitu suatu kecenderungan F1 untuk tampil lebih unggul dibandingkandua tetuanya. Heterosis tersebut dapat muncul pada semua sifat tanamandan untuk padi hibrida diharapkan dapat muncul terutama pada sifat potensihasil.

Fenomena heterosis ini telah lama dimanfaatkan untuk pembentukanvarietas jagung hibrida, dan sejak awal tahun 1970 mulai dicoba diterapkanpada tanaman padi, untuk menjawab tantangan bahwa tidak ditemukanheterosis pada kelompok tanaman menyerbuk sendiri. Pada tanamanjagung, bunga jantan dan bunga betina letaknya terpisah, sehingga untuk'membuat' tetua betina (female row atau seed row) cukup denganmembuang bunga jantan (detaselling) sebelum tepungsari masak dantersebar. Pada tanaman padi, karena bunganya sempurna (organ jantandan betina terletak pada satu bunga yang sama), maka organ jantanpada bunga tetua betina harus dibuat mandul dengan memasukkan gencms (cytoplasmic-genetic male sterility) sehingga memudahkan untukmenghasilkan benih F1 hibrida dalam jumlah yang banyak tanpa harusmelakukan pembuangan bunga jantan (emaskulasi).

Penggunaan gen cms ini mengharuskan perakitan varietas padi hibridamenggunakan tiga galur, yaitu galur mandul jantan (GMJ) atau CMS (galurA), galur pelestari atau maintainer (galur B), dan tetua jantan yangsekaligus berfungsi sebagai pemulih kesuburan atau restorer (galur R).Oleh sebab itu perakitan varietas padi hibrida yang menggunakan GMJdisebut juga perakitan varietas padi hibrida dengan menggunakan metodetiga galur. Ketiga galur (A; B; dan R) tersebut harus dibuat dan diseleksisecara ketat untuk membentuk hibrida. Metode tiga galur mempunyaikelemahan antara lain produksi benihnya rumit dan tidak setiap varietasdapat dijadikan sebagai tetua untuk membentuk varietas padi hibrida,hanya varietas yang tergolong pemulih kesuburan saja yang dapat dijadikansebagai tetua jantannya.

Page 2: Jagung Hibrida

2 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

China adalah pelopor padi hibrida, peneliti mereka berjasa menemukansumber kemandulan tepungsari pada padi liar sekitar tahun 1970-an yangkemudian mereka transfer ke varietas unggul atau galur harapan merekauntuk membuat GMJ. Kini luas pertanaman padi hibrida di China kuranglebih 15 juta ha atau sekitar 50% dari total areal pertanaman padi danmenyumbang 60% dari total produksi padi nasionalnya (Ma and Yuan,2003). Perkembangan padi hibrida di China sangat didukung olehketersediaan berbagai varietas unggul hibrida yang berjumlah kurang lebih250 VUH = varietas unggul hibrida dengan produktivitas 20-30% lebihtinggi dari varietas inbrida, dan kemampuan produksi benih F1 yang cukupbaik. Produktivitas padi hibrida di China tertinggi 15,2 t/ha di tingkat penelitiandan 8,5-10,5 t/ha di tingkat petani dengan rata-rata nasional padi hibridadi China adalah 6,9 ton/ha atau 27,8% lebih tinggi dibanding varietas biasadengan produktivitas rata-rata 5,4 t/ha (Li Zefu, 2006, komunikasi pribadi).

Keberhasilan China tersebut telah mendorong negara-negara di luarChina untuk melakukan penelitian padi hibrida. Beberapa negara penghasilpadi dengan berbagai strategi dan kebijakan masing-masing telah berhasilmengembangkan padi hibrida antara lain India (Paroda et al., 1998),Vietnam (Hoan et al., 1998), Philippines (Lara et al., 1994), dan Indonesia(Suwarno et al., 2003).

Page 3: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 3

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

SEJARAH DAN ARAH PERAKITAN PADI HIBRIDADI INDONESIA

Padi hibrida dirakit pertama kali di China pada tahun 1974 dan digunakansecara komersial sejak 1976, dengan melepas varietas padi hibrida yangdiberi nama Nam You 2 dan Nam You 3. Di Indonesia penelitian padihibrida telah dilakukan sejak 1983 yang diawali dengan pengujian keragaanGMJ dan hibrida hasil introduksi. Selanjutnya, sejak tahun 1998 penelitianpemuliaan padi hibrida di Indonesia lebih diintensifkan, dengan menguji bahanpemuliaan introduksi yang disertai pula dengan perakitan berbagai kombinasihibrida sendiri.

Perakitan padi hibrida di Indonesia dilakukan dengan menggunakanmetode tiga galur, dalam arti untuk membentuk padi hibrida diperlukan tigagalur tetua, yaitu galur mandul jantan (GMJ atau CMS atau A), galur pelestariatau maintainer (B), dan galur pemulih kesuburan atau restorer (R). Galurpelestari (B) dan galur pemulih kesuburan (R) memiliki tepungsari yangnormal (fertil) sehingga mampu menghasilkan benihnya sendiri. GMJ bersifatmandul jantan sehingga hanya mampu menghasilkan benih bila diserbukioleh tepungsari dari tanaman lain. GMJ bila diserbuki oleh galur B pasangannyamenghasilkan benih GMJ lagi, sedangkan bila diserbuki oleh galur R akanmenghasilkan benih F1 hibrida. Benih yang disebut terakhir adalah yangsecara komersial dikenal dengan nama benih hibrida.

Balai Besar Penelitian Tanaman Padi (BB Padi) telah menghasilkan 6varietas padi hibrida (VUH) yaitu Maro dan Rokan dilepas tahun 2002,Hipa3 dan Hipa4 dilepas tahun 2004, serta Hipa5 Ceva dan Hipa6 Jete yangdilepas tahun 2007. Varietas-varietas padi hibrida tersebut mempunyaitingkat heterosis 15-20 % lebih tinggi dibanding varietas IR64. Namundemikian varietas-varietas tersebut masih mempunyai beberapa kelemahanterutama Maro dan Rokan yang rentan terhadap wereng batang coklat(WBC), hawar daun bakteri (HDB), dan tungro (Suwarno et al., 2003)sehingga daerah pengembangannya terbatas. Hipa3 dan Hipa4 agak tahanterhadap WBC, HDB, dan tungro (Satoto et al., 2004). Sementara Hipa5Ceva tahan WBC2, agak tahan HDB IV dan VIII, sedangkan Hipa6 Jeteagak rentan WBC, HDB, maupun tungro (Satoto, et al., 2006). Di sampingitu juga telah dihasilkan beberapa 'hasil antara' seperti calon GMJ dan galurpelestarinya, sejumlah galur pemulih kesuburan baru, dan populasi generasi

Page 4: Jagung Hibrida

4 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

lanjut hasil perbaikan galur pemulih kesuburan dan pelestari. Setidaknyaada tujuh calon GMJ baru dengan keunggulannya masing-masing termasuksatu di antaranya yang merupakan galur padi tipe baru (PTB), empat galurpemulih kesuburan yang juga termasuk galur-galur PTB, dan sejumlahkombinasi hibrida harapan yang sudah berada dalam tahap uji daya hasillanjutan.

Sasaran utama dari program penelitian padi hibrida adalah merakit varietaspadi hibrida yang adaptif terhadap kondisi lingkungan tumbuh di Indonesiadengan nilai heterosis daya hasil 20-25% lebih tinggi dibandingkan denganvarietas padi inbrida terbaik. Sesuai dengan ketersediaan plasma nutfahpembentuk padi hibrida, maka strategi dalam perakitan varietas padi hibridasecara bertahap adalah sebagai berikut:

m Mengevaluasi dan menyeleksi hibrida introduksi untuk menghasilkan varietaspadi hibrida introduksi;

m Mengidentifikasi galur pemulih kesuburan dari program pemuliaan padinasional yang sesuai bagi GMJ introduksi. Hasil yang diharapkan adalahvarietas padi hibrida yang dibentuk dari hasil persilangan antara GMJintroduksi dan galur pemulih kesuburan hasil pemuliaan di Indonesia;

m Membuat GMJ dan galur pemulih kesuburan dengan memanfaatkanberbagai plasma nutfah yang tersedia dalam pemuliaan nasional. Hasilyang diharapkan adalah varietas padi hibrida yang dibentuk dari hasilpersilangan antara GMJ dengan galur pemulih kesuburan yang dihasilkandari program pemuliaan nasional, sehingga diharapkan lebih adaptif terhadapkondisi lingkungan tumbuh di Indonesia.

m Membuat varietas padi hibrida dengan materi pemuliaan PTB. Hasil yangdiharapkan adalah varietas padi tipe baru hibrida, dengan potensi hasil15-20% lebih tinggi dari VUTB atau 20-40% lebih tinggi dari VUB terbaik.

m Penerapan bioteknologi untuk mempercepat dan meningkatkan efisiensiproses pemuliaan padi hibrida.

Keberlanjutan penggunaan teknologi padi hibrida perlu dijamin denganmelakukan penelitian untuk mendapatkan varietas hibrida yang mempunyai sifatpotensi hasil tinggi, tahan terhadap hama penyakit utama, dan mutu beras yangdapat diterima konsumen. Selain itu teknologi padi hibrida perlu didukung olehteknik budidaya yang tepat dan teknik produksi benih yang efektif dan efisiensehingga dapat menjamin kelangsungan penyediaan benih di tingkat petani.

Page 5: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 5

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

VARIETAS UNGGUL HIBRIDA YANG DILEPASDI INDONESIA:

Keunggulan dan Kelemahan

Saat ini di Indonesia telah dilepas 31 varietas padi hibrida (Tabel 1),enam di antaranya dirakit oleh BB Padi yaitu Maro, Rokan, Hipa3, Hipa4,Hipa5 Ceva, dan Hipa6 Jete.

Dari aspek potensi hasil ke enam VUH tersebut secara nyatamemberikan hasil gabah kering giling 1,0-1,5 t/ha atau 17-28% lebih tinggidari IR64. Kelemahan ke enam VUH ini antara lain rentan terhadap WBC,HDB, dan virus tungro yang dapat menyebabkan tingkat heterosisnyabervariasi atau dengan kata lain tidak di semua lokasi mampu memberikanhasil lebih tinggi dibandingkan inbrida terbaik. Oleh sebab itu, salah satuprioritas dalam perakitan padi hibrida selanjutnya adalah, memperbaikistabilitas GMJ, meningkatkan nilai heterosis pada karakter hasil, danmemperbaiki ketahanan terhadap hama dan penyakit utama, serta mutuproduk.

Di dalam populasi materi pemuliaan padi hibrida saat ini, tersedia calon-calon hibrida baru yang telah diperbaiki ketahanannya terhadap hamawereng coklat dan penyakit bakteri hawar daun (Tabel 2).

Page 6: Jagung Hibrida

6 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

Tabel 1.Daftar varietas padi hibrida yang telah dilepas di Indonesia

Intani1Intani2Miki1Miki2Miki3MaroRokanLongping Pusaka1Longping Pusaka2HibrindoR1HibrindoR2Batang KamparBatang SamoHipa3Hipa4Manis4Manis5Segara AnakBrang BijiAdirasa1Adirasa64PP1PP2Mapan-P.02Mapan-P.05Bernas SuperBernas PrimaSL-8-SHSSL-11-SHSHipa5 CevaHipa6 Jete

PT BISIPT BISIPT KONDOPT KONDOPT KONDOBB PADIBB PADIPT Bangun PusakaPT Bangun PusakaPT Bayer Crop SciencePT Bayer Crop SciencePT Karya Niaga Beras MandiriPT Karya Niaga Beras MandiriBB PADIBB PADIPT KONDOPT KONDOPT Makmur Sejahtera Nusa TenggaraPT Makmur Sejahtera Nusa TenggaraPT Triusaha SaritaniPT Triusaha SaritaniPT DupontPT DupontPT Primasid Andalan UtamaPT Primasid Andalan UtamaPT Sumber Alam SuteraPT Sumber Alam SuteraSL AgritechSL AgritechBB PADIBB PADI

2001200120012001200120022002200220022003200320032003200420042004200420052006200520052005200620062006200620062006200620072007

12345678910111213141516171819202122232425262728293031

TahunpelepasanInstitusi PemilikVarietasNo

Keterangan: Karakter penting dari setiap varietas padi hibrida yang telah dilepas diIndonesia dapat dilihat pada lampiran

Page 7: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 7

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

Selain sejumlah hibrida harapan tersebut di atas, dari program perakitantetua pembentuk padi hibrida, saat ini telah diperoleh sejumlah calon GMJyang mempunyai sterilitas stabil. Pembentukan GMJ tersebut dilakukanmelalui uji persilangan untuk mengidentifikasi galur pelestari (B) danmengonversi menjadi galur GMJ dengan metode silang balik. Dalampembentukan GMJ selain diperhatikan karakter-karakter utama yangdiperlukan seperti sterilitas jantan yang stabil, eksersi malai dan stigmayang sempurna, serta tanaman yang pendek, juga ditekankan padaketahanan terhadap hama dan penyakit, mutu beras, dan penyediaanGMJ dari PTB. Dengan pendekatan tersebut diharapkan dapat dibentukGMJ unggul yang mampu menjadi komponen pembentuk padi hibridayang lebih adaptif, dan memiliki karakteristik yang sesuai dengan preferensipengguna.

Tabel 2.Reaksi sejumlah kombinasi hibrida harapan turunan GMJ introduksidan galur pemulih kesuburan hasil pemuliaan di Indonesia terhadapWBC, HDB, dan tungro, 2004.

IR58025A/B10373E-1-3IR58025A/BP1024IR58025A/B82396-KN-13IR58025A/S4325D-1-2-3-1IR58025A/ B9775IR58025A/B10214F-1IR58025A/Bio-12-2IR62829A/S4325DIR62829A/BIO-9IR68885A/B2791IR68885A/S4325DIR68885A/Bio-9IR68888A/Bio-9IR68888A/B10214F-1

SRMRMRRRRRRSRRRR

1234567891011121314

Reaksi terhadap*HibridaNo

MRSSSMRSMRMRMRRMRMRRS

RMRMRRRMRRMRRRMRRRMR

HDBRTVWBC

*WBC: wereng batang coklat; RTV: virus tungro; HDB hawar daun bakteri; R: tahan;MR: cukup tahan; S: rentan

Page 8: Jagung Hibrida

8 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

Obsesi pemulia padihibrida di BB Padi masayang akan datang adalahmengembangkan hibridapadi tipe baru atau hibridasuper. Hibrida padi tipebaru diperkirakan dapatmeningkatkan potensiproduksi padi 20-40%lebih tinggi dari IR64.

r Harga benih yang mahal;r Petani harus membeli benih baru setiap tanam, karena benih hasil

panen sebelumnya tidak dapat dipakai untuk pertanaman berikutnya;r Tidak setiap galur atau varietas dapat dijadikan sebagai tetua padi

hibrida. Untuk tetua jantannya hanya terbatas pada galur atauvarietas yang mempunyai gen Rf atau yang termasuk restorersaja;

r Produksi benih rumit;r Memerlukan areal penanaman dengan syarat tumbuh tertentu.

Kelemahan Padi Hibrida

r Hasil yang lebih tinggi daripada hasil padi unggul inbrida;r Vigor lebih baik sehingga lebih kompetitif terhadap gulma;r Keunggulan dari aspek fisiologi, seperti aktivitas perakaran yang

lebih luas, area fotosintesis yang lebih luas, intensitas respirasi yanglebih rendah dan translokasi asimilat yang lebih tinggi;

r Keunggulan pada beberapa karakteristik morfologi seperti sistemperakaran lebih kuat, anakan lebih banyak, jumlah gabah per malailebih banyak, dan bobot 1000 butir gabah isi yang lebih tinggi.

Keunggulan Padi Hibrida

Page 9: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 9

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

WILAYAH POTENSIAL UNTUK PENGEMBANGANPADI HIBRIDA

Varietas unggul merupakan salah satu teknologi inovatif yang handaluntuk meningkatkan produktivitas tanaman padi, baik melalui peningkatanpotensi daya hasil tanaman, maupun peningkatan ketahanannya terhadapberbagai cekaman lingkungan biotik dan abiotik. Selain itu, varietas ungguljuga dapat diperuntukkan bagi peningkatan mutu dan diversitas produkpadi dengan ciri khas tertentu guna meningkatkan nilai tambahnya.

Padi hibrida mempunyai potensi hasil yang lebih tinggi daripada padiinbrida karena adanya pengaruh heterosis. Agar heterosis dapat terekspresidengan baik, padi hibrida harus ditanam dalam lingkungan yang optimaldan dengan teknik budidaya yang baik. Dalam usaha pengembanganpadi hibrida selain dikembangkan oleh petani yang apresiatif dan responsifterhadap teknologi, secara biofisik padi hibrida dianjurkan ditanam di wilayahagroekosistem yang sesuai. Padi hibrida asal China paling baik tumbuhnyapada suhu rata-rata 280C, dan pada saat periode masak susu suhu udaraberkisar antara 24-290C (Geng, 2002). Padi hibrida yang telah dilepas diIndonesia sebagian besar tidak tahan terhadap penyakit tungro (Kusdiamandan Widiarta, 2002) dan WBC. Wilayah potensial untuk pengembanganpadi hibrida telah diidentifikasi berdasarkan syarat tumbuh padi hibrida danmemperhatikan kondisi cekaman biotik daerah endemis hama dan penyakit(WBC, penyakit tungro dan HDB) serta cekaman abiotik kekeringan dankebanjiran.

Parameter Biofisik Daerah Pengembangan. Menggunakan dataluas baku sawah (BPS, 2002), produktivitas lahan dari sensus pertanian(BPS, 1997), syarat tumbuh padi hibrida (Geng, 2002) dan daerah endemishama dan penyakit (Harsono et al., 2002) tersusun kriteria daerahpengembangan padi hibrida seperti pada Tabel 3. Daerah potensial untukpengembangan adalah sawah di dataran sedang yang memiliki pengairanirigasi teknis yang dapat tanam 2 kali setahun, bebas banjir pada musimhujan dan kekeringan pada musim kemarau, aman dari hama werengcoklat, penyakit tungro dan penyakit hawar daun bakteri dengan produktifitassama atau lebih dari 4,5 ton/ha. Daerah bermasalah adalah sawah didataran rendah yang memiliki pengairan irigasi teknis hanya dapat tanam1 kali setahun, rawan banjir pada musim hujan dan kekeringan pada

Page 10: Jagung Hibrida

10 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

musim kemarau, potensial sampai endemis hama WBC, penyakit tungrodan penyakit HDB dengan produktivitas kurang dari 4,5 ton/ha.

Daerah potensial pengembangan padi hibrida. Denganmenggunakan kriteria seperti Tabel diatas berhasil diidentifikasi daerah yangpotensial ditanami padi hibrida di Jawa dan Bali yaitu sebanyak 24 kabupatenpada musim hujan (Gambar. 1) dan 23 kabupaten pada musim kemarau(Gambar.2).

Tabel 3. Parameter biofisik daerah pengembangan padi hibrida

Secara rinci kabupaten yang potensial sebagai daerah pengembanganpada MH dan MK di pulau Jawa dan Bali tertera pada Tabel 4 yaitusebagai berikut : pada MK ada 8,8 dan 7 Kabupaten berturut-turut untukJawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, sedangkan pada MH 7Kabupaten potensial ada di Jawa Barat, 10 kabupaten ada di Jawa Tengah,dan 7 Kabupaten ada di Jawa Timur.

Sawah irigasi bebascekaman kekeringan/banjir

Lahan subur, tingkatadopsi teknologipetani tinggi

Rata-rata suhu harian280C, padapembungaan antara24-290C

Bukan daerahendemis WBC, HDBdan tungro

Lahan irigasiteknis yangdapat ditanami2 kali setahun

Produktifitas >4,5 ton/ha

dataran sedang

Aman

Potensi WilayahSyarat Tumbuh

Lahan irigasiteknis yanghanya dapattanami 1 kalisetahun

< 4,5ton/ha

dataran rendah

Potensial s/dendemis

BPS (2002)

BPS (1997)

Geng (2002)

Harsono etal., (2002)

PustakaAcuanKurang

PotensialPotensial

Page 11: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 1 1

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

Tabel 4. Perkiraan luas areal potensial untuk pengembangan padi hibrida

Jawa BaratBogorSukabumiCianjurBandungGarutCiamisKuninganPurwakartaJumlah

Jawa TengahPurbolinggoBanjarnegaraWonosoboMagelangBoyolaliKlatenSukoharjoKarang AnyarSragenTemanggungJumlah

Jawa TimurPonorogoMalangJemberBondowosoMagetanNgawiBojonegoroJumlahTotal

88.120,1129.111,1117.404,5101.814,3117.510,9108.120,9

-29.841,7

690.924,2

32.45326.59029.96359.43644.490

58.463,144.72541.51082.85924.939

445.428,1

54.955,163.117

127.257,551.201,1

38.22187.733,594.472,5

516.957,71.653.310

Luas areal potensial (Ha)*Hibrida

87.895,2127.959,9117.349,2101.075,3117.431,3107.324,759.742,229.605,2

748.382,9

32.223,926.477,3

29.95659.398,242.904,4

--

41.423,681.149,9

24.939338.472,3

54.87963.072

127.302,751.210,438.024,987.483,594.615,8

515.588,31.603.443,5

MKMH

*) Dikurangi luas rata-rata kekeringan (MK) dan kebanjiran (MH) 10 tahun terakhir

Page 12: Jagung Hibrida

12 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

Potensi luas areal pengembangan di Jawa pada MK dan MH dapatdilihat pada Tabel 4. Luas maksimal daerah pengembangan padi hibrida diJawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur pada MH diperkirakan mencapai690.924 ha, 445.428 ha dan 516.957 ha. Pada MK dengan urutan yangsama mencapai 752.303 ha, 342.241 ha dan 517.416 ha. Total arealpotensial untuk pengembangan di Jawa dan Bali pada MH dan MK berturut-turut 1.655.162 dan 1.611.961 ha.

Dengan mengombinasikan syarat pertumbuhan padi hibrida dan kondisibiofisik suatu wilayah berhasil diidentifikasi 24 kabupaten dan 23 kabupatenpotensial untuk pengembangan padi hibrida pada musim hujan dan musimkemarau di Jawa.

Page 13: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 13

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

TEKNIK PRODUKSI BENIHPadi hibrida yang merupakan tanaman F1 hasil persilangan antara

GMJ (A) dengan galur pemulih kesuburan (R) hanya dapat ditanam satukali, karena bila hasil panen hibrida ditanam lagi akan mengalami perubahanyang signifikan sebagai akibat adanya segregasi pada generasi F2 sehinggapertanaman tidak seragam dan tidak baik. Oleh karena itu benih F1 harusdiproduksi dan petani juga harus selalu menggunakan benih F1.

Produksi benih padi hibridamencakup dua kegiatan utama yaitu:produksi benih galur tetua danproduksi benih hibrida. Galur tetuameliputi GMJ, B dan R. GMJ bersifatmandul jantan, produksi benihnyadilakukan melalui persilangan GMJ xB. Galur B dan R bersifat normal(fertil), produksi benihnya dilakukan seperti pada varietas padi inbrida.Benih hibrida diproduksi melalui persilangan GMJ dan R.

Beberapa faktor yang mutlak harus diperhatikan dalam produksi benihpadi hibrida adalah:

1. Pemilihan lokasi yang tepat, yaitu bersih dari benih-benih tanamanlain, bukan daerah endemik hama dan penyakit utama, tanah subur,cukup air, mempunyai sistem irigasi dan drainasi yang baik, dan tingkatkeseragaman (homogenitas) tanah yang tinggi.

2. Kondisi cuaca yang optimum, yaitu:a) Suhu harian 20-300Cb) Kelembaban relatif 80%c) Sinar matahari cukup (cerah) dan kecepatan angin sedangd) Tidak ada hujan selama masa berbunga (penyerbukan)

3. Isolasi dari pertanaman padi lainnya.Untuk menghindari terjadinya kontaminasi penyerbukan dari polen yangtidak diinginkan, areal pertanaman produksi benih harus diisolasi daripertanaman padi lainnya. Ada tiga macam isolasi yaitu: isolasi jarak,isolasi waktu, dan isolasi penghalang fisik.

Page 14: Jagung Hibrida

14 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

a) Isolasi jarak. Pada produksi benih F1 hibrida, isolasi jarak denganpertanaman padi lainnya minimal 50 m, sedangkan pada produksibenih galur A minimal 100 m.

b) Isolasi waktu. Pada isolasi ini perbedaan waktu berbunga antarapertanaman produksi benih dengan tanaman padi disekitarnyaminimal 21 hari.

c) Isolasi penghalang fisik. Pada isolasi ini dapat digunakan plastiksebagai penghalang dengan ketinggian 3 m.

4. Perbandingan jumlah baris antara tanaman A dan B pada perbanyakangalur A dan antara tanaman A dan R pada produksi benih F1.a) Pada perbanyakan benih A, digunakan perbandingan baris tanaman

2B : 4-6A, dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Jarak tanamantar baris tanaman A terluar dengan baris tanaman B terluaradalah 30 cm. Jarak tanam di dalam baris B adalah 20 cm.

b) Pada produksi benih F1 hibrida, digunakan perbandingan baristanaman 2R : 8-12A, dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. Jaraktanaman A terluar dengan baris tanaman R terluar adalah 30 cm.Jarak tanam didalam baris R adalah 20 cm.

5. Arah barisan tanaman. Untuk meningkatkan penyebaran polen, arahbarisan tanaman galur A dan B atau R dibuat tegak lurus arah anginpada waktu pembungaan.

Page 15: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 15

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

Tata letak di lapangan pada perbanyakan benih A dengan perbandinganjumlah 2B : 6A baris.

Keterangan: O = tanaman AX = tanaman B

Tata letak di lapangan pada produksi benih F1 hibrida dengan perbandinganjumlah baris 2R : 8A.

Keterangan: O = tanaman AX = tanaman R

6. Pengelolaan Tanaman

a. Perkecambahan benihUntuk produksi benih seluas 1 ha diperlukan benih: 15 kg galur Adan 5 kg galur B atau R.m Rendam benih selama 24 jam.m Angin-anginkan benih selama 24 jam.m Tabur benih dengan kepadatan 50-75 g/m2 atau luas

persemaian untuk 1 ha produksi benih: 300 m2 untuk galur Adan 100 m2 untuk galur B atau R.

Page 16: Jagung Hibrida

16 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

b. Persiapan Pesemaianm Lumpurkan tanah pesemaian dua kali dengan interval satu

minggu.m Buat bedengan setinggi 5-10 cm, lebar 1 m dan panjang

sesuai petakan sawah.m Buat saluran pembuangan air dengan lebar 10 cm antar petak

pesemaian.m Berikan 5-6 g pupuk NPK per m2 yang diaduk dengan tanah.m Berikan air setinggi 2-3 cm, dan keringkan sekali waktu untuk

memperbaiki vigor (kekuatan) bibit.m Tingkatkan permukaan air sampai 5 cm untuk menekan gulma.m Buang gulma (rumput-rumput) yang ada pada pesemaian.

c. Pengolahan Tanahm Tanah diolah 15 hari sebelum penanaman bibit.m Pengolahan tanah dilakukan untuk memperoleh tingkat

pelumpuran yang tinggi.

d. Penanamanm Bibit berumur 18-21 hari ditanam dengan jumlah bibit 1-2

batang per rumpun.m Dosis pupuk yang diberikan adalah 135 kg N; 45 kg P dan 45

Kg K/ha. Pupuk diberikan tiga kali yaitu 1) pada saat tanamdengan memberikan 45 kg N dan seluruh dosis pupuk P danK, 2) pada saat tiga minggu setelah tanam denganmemberikan 45 kg N, dan 3) pada saat enam minggu setelahtanam dengan memberikan 45 kg N.

m Jaga tanah dalam keadaan macak-macak sampai tanamanberumur 4-5 hari sejak tanam.

m Pada produksi benih F1 hibrida, pupuk dasar diberikan padasaat penanaman bibit galur A.

m Airi tanah setinggi 5 cm dari permukaan tanah sampai 10 harisejak tanam.

m Tingkatkan tinggi permukaan air sampai 15 cm untuk memacupertumbuhan dan dipertahankan sampai menjelang stadiapembentukan anakan maksimum. Setelah itu tinggi permukaanditurunkan menjadi 5 cm untuk mencegah terbentuknyaanakan susulan (late tillers).

Page 17: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 17

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

7. Sinkronisasi, prediksi dan penyesuaian waktu berbunga

Hasil benih yang dicapai sangat dipengaruhi oleh sinkronisasipembungaan antara galur A dengan B, atau antara galur A dengangalur R. Sinkronisasi pembungaan sangat diperlukan untuk terjadinyapersilangan antar galur tetua. Sedangkan sinkronisasi pembungaansangat dipengaruhi oleh lokasi, musim, kondisi lapang, cuaca, danumur berbunga galur A, B, dan R.

Untuk memperoleh sinkronisasi pembungaan yang baik dapatditempuh dengan a) pengaturan waktu tabur, dan b) prediksi danpenyesuaian waktu berbunga.

Pengaturan waktu tabur

Produksi benih galur A

Pada umumnya, umur berbunga antara galur A dengan B hampirbersamaan. Untuk itu, benih galur A ditabur satu kali.

Benih galur B ditabur dua kali (B1 dan B2) dengan beda waktu 3hari. Sebagai contoh, tanggal mulai tabur adalah tanggal 1. Benih Adan B1 ditabur pada tanggal 1, sedangkan benih B2 ditabur 3 harisetelah penaburan A1 dan B1. Penanaman dilakukan pada saat bibit

galur B2 berumur 21 hari,sekaligus bibit A dan B1 yangberumur 18 hari. Bibit A ditanamdalam barisan A, sedangkan bibitB1 dan B2 ditanam dalam barisantanaman B secara berselang-seling (alternate rows) dalamperbandingan baris 2B:6A.

Page 18: Jagung Hibrida

18 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

Produksi benih F1 hibrida

Waktu penyemaian galur A dan Rdisesuaikan dengan umur berbunganya.Sebagai contoh bila umur berbungagalur R lebih lambat 10 hari dari galurA. Benih galur R ditabur 10 hari lebihawal dari galur A. Penaburan galur Rdilakukan minimal dua kali (R1 dan R2)dengan beda waktu tabur 3 hari. Penanaman A dan R dilakukanpada saat bibit tersebut berumur 18-21 hari. Pengaturan waktutabur dapat dilihat pada skema di bawah ini.

Prediksi dan penyesuaian waktu berbunga

Prediksi waktu berbunga

Prediksi ini dapat dilakukan dengan cara mengamati terjadinyaprimordia bunga. Primordia bunga dimulai pada fase pembentukananakan maksimum. Pembentukan bunga padi terdiri atas 10

fase inisiasi (Tabel 5) yangtingkatannya dapat diamatidan ditentukan berdasarkanpanjang calon malai.Terjadinya primordia bungabervariasi tergantung padaumur varietas, sedangkanwaktu berbunga sama untuksemua varietas yaitu 30 harisetelah primordia bunga.

Page 19: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 19

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

Sumber: Virmani and Sharma (1993).

Tabel 5.Vase inisiasi bunga padi

Tabel 6.Kisaran waktu terjadinya primordia bunga pada berbagaiumur varietas

Primordia malaiPrimordia rantai tangkaimalaiPrimordia bulirPrimordia benangsaridan tangkai putikSel induk tepungsariPembelahan MeiosisTepungsari masak8 nuklei kantung embrioBulir penuhBerbunga

0,020,04-0,1

0,150,20

1,2-5,08

19-25262727

Hari SebelumBerbungaNo Fase Inisiasi Reproduktif Panjang Calon Malai

(cm)

III

IIIIV

VVIVIIVIIIIXX

3028-26

2420

171264

2-10

95-100105-110115-120125-130

40-4550-5260-6265-70

Primordia bunga (Hari Setelah Tabur)

Umur Varietas(hari)

Page 20: Jagung Hibrida

20 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

Metode untuk menyesuaikan waktu pembungaan

Kasus I.

Tanaman R berada pada fase I, tanaman A berada pada fase III.Kondisi tersebut menyebabkan perbedaan waktu 5-6 hari. Solusinya adalahdengan memberikan larutan Urea 2% pada tanaman A dan larutan Fosfat1% pada tanaman R.

Kasus II.

Tanaman A berada pada fase I, tanaman R berada pada fase IV.Perbedaan waktu berbunga antara A dan R 8-10 hari. Solusinya adalahmemberikan Urea 2% pada tanaman R dan Fosfat 1% pada tanaman A.

Kasus III.

Tanaman A berada pada fase VI, tanaman R berada pada fase II.Keadaan tersebut menyebabkan perbedaan umur berbunga >15 hari.Solusinya adalah membuang malai utama tanaman A dan semprotkanlarutan Urea 2% pada tanaman A; serta semprotkan larutan Fosfat 1%pada tanaman R.

8. Roguing

Roguing atau membuang tanamanyang tidak diinginkan sangat bergunauntuk meningkatkan kemurnian fisik dangenetik benih yang akan dipanen. Olehkarena itu, rouging harus dilakukansecara bertahap.

a. Pada saat pembentukan anakan maksimum

Pembuangan tanaman dilakukan terhadap penyimpangan tinggitanaman, warna daun, ukuran daun, bentuk daun pelepah daun,warna batang, dan bentuk batang.

b. Pada saat berbunga

Pembuangan tanaman yang menyimpang antara lain berdasarkanpada kriteria umur berbunga yang terlalu cepat atau lambat, tanamanA yang tepungsarinya berwarna kuning dan atau pemunculanmalainya sempurna, dan warna serta ukuran malai.

Page 21: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 21

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

c. Menjelang panen

Pembuangan tanaman yang menyimpang dilakukan terhadap seedset yang tinggi (>50%), ukuran, bentuk dan warna gabah.

9. Pengguntingan daun bendera

Pengguntingan daun bendera ini dimaksudkan untuk memperlancarproses penyerbukan, terutama bagi tanaman yang memiliki posisidaun bendera tegak dan daunnya lebih panjang dari malai.

Pengguntingan daun bendera dilakukanpada saat menjelang berbunga dandengan cara menghilangkan sepertigasampai setengah bagian panjang daun.Pengguntingan daun bendera jugadapat memperbaiki mikroklimat,sehingga dapat meningkatkansinkronisasi pembungaan.

10. Polinasi (penyerbukan) tambahan

Penyerbukan tambahan ini dimaksudkan untuk meningkatkanpersentase seed set. Caranya adalah dengan menggoyang-goyangkantanaman B atau R ke arah tanaman A. Penggoyangan ini dilakukanselama tanaman berbunga, dengan menggunakan tali atau bambu,dari pukul 10 hingga pukul 14 setiap 30 menit.

11. Panen

Untuk memudahkan prosespemanenan dan menjaga kemurnianbenih, maka pada produksi benih A,tanaman B dipanen lebih dulu.Sedangkan pada produksi benih F1

hibrida, yang dipanen lebih duluadalah tanaman R.

Pada saat proses perontokan gabah, dijaga jangan sampai terjadipencampuran antara benih A, B, F1 dan R. Setelah itu, benih dijemurselama 3-5 hari atau dikeringkan dengan alat pengering sampai kadarair 11%.

Page 22: Jagung Hibrida

22 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

PENGEMBANGAN TEKNIK BUDIDAYA SPESIFIKVARIETAS

Perbedaan prinsip antara VUB masa kini dengan VUB masa depanterletak pada kapasitas "sink" yang cukup tinggi, sehingga mampumendukung pencapaian daya hasil (produktivitas) yang lebih tinggi dibandingVUB saat ini. Namun untuk memanfaatkan potensi "sink" yang tinggitersebut dibutuhkan pula "source" yang memadai.

Kebutuhan adanya "source" yang cukup selain harus dirancang secaracermat melalui pembentukan arsitektur tanaman (bentuk dan ketebalandaun, komposisi kandungan khlorofil dll) juga dapat diperoleh melaluimanipulasi teknologi budi daya tanaman. Berdasarkan atas pemikiran diatas, pada masa yang akan datang proses pembentukan varietas unggulbaru sebaiknya tidak berhenti sampai diperolehnya data hasil uji multilokasi,tetapi perlu pula dilengkapi dengan teknologi budidaya yang spesifik yangmampu memunculkan potensi genetik maksimal daya hasil masing-masingcalon varietas. Untuk maksud itu setiap calon varietas yang akan dilepasseharusnya telah melalui tahap pengujian "potensi hasil" yang menggunakanpendekatan Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT), sehingga dapatdipastikan kondisi lingkungan pengujian tidak merupakan kondisi lingkungantumbuh yang "tercekam". Pada Gambar 3 disajikan secara skematikperbedaan pola pengelolaan pertanaman padi calon varietas pada saat inidan masa yang akan datang.

Page 23: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 23

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

Gambar 3. Skema pengembangan teknologi budidaya spesifik untukvarietas-varietas unggul baru.

Dari Gambar 3 dapat diketahui bahwa produktivitas padi masa lalu(PML) yang dilepas pada era sebelum 70-an seperti Bengawan, Sigadistidak dapat meningkat produktivitasnya meskipun dibudidayakan denganpendekan PTT. Padi masa kini (PMK), yaitu varietas yang berkontribusipada tercapainya swasembada beras seperti Cisadane, IR36, IR42 hanyasedikit meningkat produktivitasnya bila ditanam dengan pendekatan PTTkarena telah mendekati potensi genetiknya. Padi masa yang akan datangseperti padi hibrida dan padi tipe baru dengan potensi genetik yang lebihtinggi (10-20%) akan lebih nyata peningkatan produktivitasnya biladibudidayakan dengan pendekatan PTT.

Page 24: Jagung Hibrida

24 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

PEDOMAN UMUM BUDIDAYA PADI HIBRIDABudidaya padi hibrida pada prinsipnya mengikuti prinsip Pendekatan

Pengelolaan Tanaman Terpadu Padi Sawah (lihat petunjuk teknis lapangPTT padi sawah irigasi). Secara ringkas anjuran komponen teknologiproduksi padi dengan pendekatan PTT adalah:

1. Penggunaan varietas padi unggul atau varietas padi berdaya hasiltinggi dan atau bernilai ekonomi tinggi.

2. Penggunaan benih bersertifikat dengan mutu bibit tinggi.3. Penggunaan pupuk berimbang spesifik lokasi.4. Penggunaan kompos bahan organik dan atau pupuk kandang sebagai

pupuk dan pembenah tanah.5. Pengelolaan bibit dan tanaman padi sehat.m Pengaturan tanam sistem legowo, tegel, maupun sistem tebar

benih langsung, dengan tetap mempertahankan populasi mini-mum.

m Penggunaan bibit dengan daya tumbuh tinggi, cepat dan serempakyang diperoleh melalui pemisahan benih padi bernas (berisi penuh).

m Penanaman bibit umur muda dengan jumlah bibit terbatas yaitu:antara 1-3 bibit per lubang.

m Pengaturan pengairan berselang dan pengeringan berselang, danm Pengendalian gulma.

6. Pengendalian hama dan penyakit dengan pendekatan terpadu.7. Penggunaan alat perontok gabah mekanis ataupun mesin.

Beberapa hal lain yang perlu diperhatikan dalam budidaya padi hibridaadalah sebagai berikut:

r Bila daun padi hibrida di persemaian sudah mencapai 4 helai, makatanaman padi tersebut segera ditanam pindah ke sawah, bila daunpadi sudah mencapai 8 helai, maka segera dilakukan pemupukan, biladaun padi sudah mencapai 12 helai maka tanaman padi harusdikeringkan dan bila daun padi sudah mencapai 16 helai maka tanamanmemasuki primordia bunga dan segera diberi pupuk susulan

r Jangan mengairi sawah terlalu banyak dan dalam jangka waktu lamaagar tumbuh banyak anakan

Page 25: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 25

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

r Memupuk untuk memperkuat tanaman, mengairi untuk membentukbulir

r Hindari padi hibrida saat berbunga bersamaan dengan musim petirdan hujan lebat, hal ini dapat dilakukan melalui pengaturan saat tanam.Di Sukamandi, curah hujan maksimum terjadi pada bulah Januariminggu ketiga, sehingga padi ditanam pindah sebaiknya sebelum atausesudah bulan November.

r Tanah menghasilkan makanan, sedangkan yang tidak bisa dimakan(jerami dan sekam) hendaknya dikembalikan ke tanah.

Pemilihan varietas

Varietas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi hasiltanaman. Pada dasarnya hasil gabah ditentukan oleh 3 faktor utamayaitu faktor tanah, tanaman dan lingkungan (iklim). Faktor terakhirmerupakan faktor yang tidak dapat diubah oleh manusia seperti radiasimatahari, curah hujan, suhu udara, kelembaban nisbi, dll. Sementara itufaktor tanah dan tanaman dapat dimodifikasi agar cocok untuk pertumbuhandan hasil tanaman. Faktor tanah diupayakan dengan membuat kondisiyang cocok untuk tanaman padi seperti penambahan bahan organik, irigasiberselang sehingga suplai oksigen untuk perkembangan perakaran menjadilebih optimal, pemberian hara sesuai dengan kebutuhan tanaman, dll.Sementara itu faktor tanaman dimodifikasi melalui varietas berdaya hasiltinggi, respon terhadap pemupukan, daun tanaman tegak sehingga dapatmenangkap sinar matahari lebih banyak, dan lain-lain. Sumbangan faktorvarietas, pemupukan dan irigasi terhadap peningkatan produksi padi sampai75%. Ada perbedaan yang khas antara padi hibrida, varietas unggulbaru dan varietas lokal, terlihat dalam Tabel 7.

Tabel 7. Perbedaan varietas lokal, varietas unggul baru dan hibrida

Hasil gabah biasanyarendah

Varietas hibridaVarietas Unggul BaruVarietas Lokal

Hasil gabah biasanyatinggi

Hasil gabah lebihtinggi 10-15%dibanding varietasunggul baru

Page 26: Jagung Hibrida

26 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

Penyiapan lahan

Penyiapan lahan merupakan tempat yang baik untuk tanaman,sehingga pengolahan tanah sangat menentukan keberlanjutanpertumbuhan tanaman padi hibrida. Pengolahan tanah sebaiknya dilakukandua kali agar diperoleh pelumpuran tanah yang baik. Adapun tahapandalam pengolahan tanah antara lain:

Umur tanamanpanjang (150-180hari)

Rasa nasi enak danberaroma

Kurang tanggapterhadap pemupukan/memerlukan sedikitpupuk

Tanaman tinggi

Daun rebah sehinggasecara keseluruhan,sedikit sinar matahariyang masuk ke daunkarena salingtumpang tindih

Tanaman mudahrebah karena tinggi

Sudah beradaptasidengan lingkungansetempat

Varietas hibridaVarietas Unggul BaruVarietas Lokal

Umur tanamangenjah (105-125 hari)

Rasa nasi sedang -enak, ada yangberaroma

Tanggap terhadappemupukan/memerlukan banyakpupuk

Tanaman rendah

Daun tegak sehinggabanyak memperolehsinar matahari untukfotosintesis

Tanaman tahan rebahkarena relatif pendek

Belum tentu cocokuntuk semualingkungan

Umur tanamansedang (± 120 hari)

Rasa nasi sedang -enak

Tanggap terhadappemupukan/memerlukan banyakpupuk

Tanaman rendah -sedang

Daun tegak sehinggabanyak memperolehsinar matahari untukfotosintesis

Tanaman tahanrebah karena batangyang kokoh

Belum tentu cocokuntuk semualingkungan

Page 27: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 27

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

1. Pengolahan tanah dengan bajak singkal (kedalaman 10 cm-20 cm),sebelumnya tanah digenang air selama 1 minggu untuk melunakkantanah. Galengan dibersihkan dengan cangkul dan dipopok dengantanah agar air dan unsur hara pada petakan tidak hilang melaluirembesan.

2. Setelah tanah diolah, tanah dibiarkan selama 1 minggu dan digenangiair.

3. Tanah diolah kembali dengan bajak rotari sampai melumpur dilanjutkandengan perataan tanah sampai siap tanam.

Persiapan pembibitan

1. Pada waktu pengolahan tanah pertama, dilakukan pengolahan tanahuntuk pembibitan. Luas lahan untuk pembibitan sebesar 4% dari luasyang akan ditanami. Contoh bila luas yang akan ditanami sebesar 1ha, maka luas tanah untuk pembibitan seluar 400 m2.

2. Benih, sehari sebelum ditebarkan direndam dalam air garam 3% (30g garam dapur/1 liter air). Cara sederhana untuk memperkirakanketepatan jumlah pemberian garam, dilakukan dengan mengambil airbersih dalam ember, kemudian ditenggelamkan 1 buah telur mentah(ayam/bebek), ditambahkan garam ke dalam ember, diaduk-aduksambil terus ditambahkan garam sampai telur mengapung dipermukaan air. Telur kemudian diambil dan digantikan dengan benihuntuk direndam selama 24 jam. Benih yang mengapung tidakdigunakan sebagai benih dan dibuang sedang benih yang tenggelamdijadikan sebagai benih yang akan ditebar. Tujuan perendaman dalamair garam adalah untuk mengetahui kebernasan benih dan daya tumbuhbenih. Kebutuhan benih bila padi ditanam 1 bibit/lubang tanam adalah15 kg, sedangkan normalnya 25 kg untuk pertanaman 1 ha bila ditanam3-4 bibit/lubang tanam.

3. Benih setelah direndam dalam larutan garam ditiriskan dan didiamkanselama 24 jam sebelum ditebar ke tempat persemaian. Tempatpersemaian sebaiknya ditebari dengan pupuk kandang 2 kg/m2 agarpada saat pencabutan kelak menjadi lebih mudah. Benih ditebarsecara merata dan tidak saling menindih di tempat persemaian dengan

Page 28: Jagung Hibrida

28 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

bedengan ukuran panjang 10 m-20 m, lebar 1,0 m-1,2 m, tinggibedengan 5 cm-10 cm dari permukaan tanah. Antar bedengan dibuatselokan sedalam 25 cm-30 cm urea sebaiknya diberikan secara sebarsebanyak 20 g-40 g/m2 pada waktu 7 hari setelah tebar benih. Padasaat bibit akan ditanam, bibit dicabut secara diagonal kemudiandibersihkan dari tanah yang menempel pada akar secara hati-hati.

Tanam pindah

Tanam pindah sebaiknya dilakukan pada waktu bibit masih umur muda,dapat 10 hari setelah sebar (HSS), 15 HSS ataupun 21 HSS agarpembentukan anakan menjadi lebih optimal. Indikator bibit siap untukditanam bila daun tanaman sudah mencapai 4 helai. Cara tanam dapatdilakukan dengan model tegel (20 cm x 20 cm, 22 cm x 22 cm ataupun25 cm x 25 cm), legowo 2:1, 3:1 ataupun 4:1 dengan jarak tanam 12,5cm dalam baris dan 25 cm antar baris. Semua cara tanam di atasberkaitan dengan populasi tanaman dalam 1 ha (Tabel 8).

Tabel 8. Populasi tanaman dalam tiap hektar pada berbagai cara tanam

Tegel 20 cm x 20 cmTegel 22 cm x 22 cmTegel 25 cm x 25 cmLegowo 2:1 (10 cm x 20 cm)Legowo 3:1 (10 cm x 20 cm)Legowo 4:1 (10 cm x 20 cm)Legowo 2:1 (12,5 cm x 25 cm)Legowo 3:1 (12,5 cm x 25 cm)Legowo 4:1 (12,5 cm x 25 cm )

250 000206 611160 000333 333375 000400 000213 000240 000256 000

123456789

Cara TanamNo

100> 100< 100

133150160133150160

Populasi Tiap Ha % TerhadapPopulasi CaraTanam Tegel

Page 29: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 29

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

Berdasar Tabel 6 di atas, tampak bahwa cara tanam legowo denganjarak tanam yang sama mempunyai populasi tanaman lebih banyak 33%-60% dibanding cara tanam tegel sehingga hasil gabah diperkirakan akanlebih banyak pula. Pengalaman menggunakan cara tanam legowo diberbagai tempat di Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur, menunjukkanbahwa peningkatan hasil gabah berkisar 0,4 t/ha-1,6 t/ha atau 6%-26,6%dibanding cara tanam tegel. Beberapa kelebihan cara tanam legowodibanding cara tanam tegel adalah (a) hasil gabah lebih tinggi, (b) caratanam legowo memanfaatkan asas pengaruh barisan pinggir (bordereffect) dimana pertumbuhan tanaman pinggir lebih bagus dibandingtanaman tengah, (c) tanaman dengan cara tanaman legowo pada tahapawal lebih terang dibanding cara tanam tegel, kondisi demikian ternyatatidak disukai tikus, sehingga serangan tikus pada pertanaman dapatdihindari, (d) memudahkan penyiangan dan pemupukan, (e) efisiensipemberian pupuk lebih besar karena jatuhnya pupuk pada barisan tanaman,(f) pada saat fase pengeringan gabah, daun bendera pada pertanamanlegowo masih tegak sementara gabah pada malai sudah merunduk, kondisidemikian tidak disukai oleh burung, sehingga terhindah dari serangan burung,(g) bila terjadi hujan lebat pada fase pertumbuhan dan pengeringan biji,ternyata pertanaman dengan sistem tanam legowo relatif lebih tahanterhadap kerebahan dibanding cara tanam tegel, dll.

Penyulaman

Penyulaman dimaksudkan untuk mengisi rumpun yang mati atau kurangbaik pertumbuhannya, agar diperoleh populasi tanaman yang optimum.Penyulaman dilakukan sebanyak satu kali, yaitu sekitar satu minggu setelahtanam dengan menggunakan sisa bibit yang masih ada.

Penyiangan

Pertanaman diusahakan bebas dari gulma, untuk itu perlu dilakukanpenyiangan. Penyiangan dilakukan dengan tangan atau denganmenggunakan herbisida. Pemberian herbisida dilakukan pada saat tanamanberumur 5-7 hari setelah tanam, diikuti dengan penyiangan tangansebanyak dua kali pada saat tanaman berumur tiga dan lima minggu

Page 30: Jagung Hibrida

30 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

Pada dasarnya tanaman padi hibrida tidak banyak berbeda denganpadi inbrida dalam kebutuhan air untuk pertumbuhannya. Tanamanpadi hibrida peka terhadap kekurangan air pada waktu fase buntingsampai pengisian gabah, sehingga bila terjadi kekurangan air pada fasetersebut dapat menimbulkan kehampaan gabah yang pada akhirnyadapat menurunkan hasil. Sejak tanaman padi ditanam sampai faseprimordia bunga (42 HST) pertanaman padi hibrida perlu diberi air macak-macak. Hal ini ditujukan agar tanaman membentuk anakan dalam jumlahbanyak. Namun konsekuensi bila diberi air macak-macak adalahpertumbuhan gulma yang cukup cepat.

IRIGASI

setelah tanam. Herbisida yang digunakan dapat berupa Butachlor + 2,4DEE dan Anilophos +2,4 DEE. Herbisida dengan bahan aktif MCPA dengannama dagang Gramoxone dan Agroxone juga dapat digunakan.

Pemberian air berselang (intermittent) juga ditujukan agar tanamanmemperoleh oksigen yang cukup banyak untuk kebutuhan akar. Oksigensangat diperlukan oleh akar agar mampu menjelajah ke lapisan tanahyang lebih dalam sehingga diperoleh banyak hara dan kebutuhan air bagipertumbuhan tanaman.

Pemupukan

Untuk setiap ton gabah yang dihasilkan, tanaman padi memerlukanhara N sebanyak 17,5 kg (setara 39 kg urea), P sebanyak 3 kg (setara19 kg SP-36) dan K sebanyak 17 kg (setara 34 kg KCl). Dengan demikianbila petani menginginkan hasil gabah tinggi tentu diperlukan pupuk yanglebih banyak pula. Pada dasarnya pupuk merupakan makanan bagitanaman. Terdapat 2 jenis pupuk yaitu pupuk anorganik (pupuk pabrik)dan pupuk organik. Perbedaan pupuk anorganik dan organik dapat dilihatdalam Tabel 9.

Page 31: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 31

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

Tabel 9. Perbedaan pupuk organik dan anorganik

Berdasarkan penjelasan pada Tabel 8, untuk mendapatkan hasil gabahyang tinggi dengan kesuburan tanahnya tetap terjaga, maka pemberianpupuk perlu dikombinasikan antara pupuk anorganik dengan pupuk organik.Kekurangan sifat pupuk organik dipenuhi oleh pupuk anorganik, sebaliknyakekurangan pupuk anorganik dipenuhi oleh pupuk organik.

Tanaman padi memerlukan banyak hara N dibanding hara P ataupunK. Hara N berfungsi sebagai sumber tenaga untuk pertumbuhan tanaman,pembentukan anakan, bahan klorofil untuk proses asimilasi yang padaakhirnya memproduksi pati untuk pertumbuhan dan pembentukan gabah.Hara P berfungsi sebagai sumber tenaga untuk memenuhi kualitas hiduptanaman seperti keserempakan tumbuh, masak bersamaan, dll.

Kandungan hara N, P dan K tinggicontoh Urea (46 % N), SP-36 (36P2O5), KCl (60 % K2O), dll

Volume kecil, praktis disimpan,dibawa ke lapangan maupundiberikan ke tanaman

Cepat diserap tanaman sehinggapengaruhnya terhadap tanamandapat segera diketahui

Tidak dapat menyuburkan tanah,bila digunakan dalam jangkawaktu lama dan terus menerusdengan takaran tinggi dapatmenurunkan kualitas tanahseperti tanah menjadi keras, pHtanah turun dan lain-lain

Mengandung hara makro danhara mikro walaupun kandunganharanya rendah

Volume besar kurang praktisdalam pengangkutan danaplikasi.

Tidak dapat diserap tanamansecara segera tetapi memerlu-kan waktu yang cukup lama(2-3 bulan setelah pemberian)sehingga pemberian ketanaman harus jauh harisebelum tanaman tumbuh

Memperbaiki kesuburan tanah,sebagai bahan makanan bagimikroorganisme tanah yangberperan dalam prosespelapukan di dalam tanah

1

2

3

4

Pupuk anorganikNo Pupuk Organik

Page 32: Jagung Hibrida

32 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

Sementara itu fungsi hara K sebagai komponen yang berperan dalamreaksi ensim dalam tanaman. Fungsi kalium dalam hal ini untuk memperbaikirendemen gabah, ketahanan terhadap kekeringan, ketahanan terhadappenyakit tanaman, memperbaiki kualitas gabah, dll. Dengan demikianuntuk mendapatkan gabah dengan kualitas yang baik produksi yangdisesuaikan maka tanaman perlu diberi hara yang lengkap dan sesuaidengan kebutuhan.

Pemberian hara dalambentuk pupuk dapat dilakukansesuai kebiasaan ataupundengan melihat kenampakandaun tanaman di lapangan.Salah satu cara pemberianpupuk Urea pada tanaman padiadalah dengan memonitorwarna daun dengan alat yangdinamakan bagan warna daun (BWD). Bagan warna daun merupakansekumpulan warna dari hijau muda sampai hijau tua dengan 4 panel atau6 panel. Cara penentuannya diambil sebanyak 15-20 rumpun untuk suatuhamparan tanaman padi secara acak, kemudian dicocokan warna daundengan warna hijau pada alat BWD. Bila rata-rata pengamatan warnahijau daun berada di skala warna 3 atau lebih rendah lagi (pada BWD 4skala/tingkatan) atau di skala 4 atau lebih rendah lagi (pada BWD 6 skala/tingkatan) maka pupuk Urea segera ditambahkan/diberikan karena tanamantelah mengalami lapar hara N. Namun bila monitoring BWD diperoleh rata-rata lebih dari skala 3 (pada BWD 4 skala/tingkatan) atau lebih dari skala 4(pada BWD 6 skala/tingkatan), maka tanaman tidak perlu diberi pupukUrea karena tanaman masih mampu memperoleh hara N dari tanah.Monitoring pemberian pupuk dengan alat BWD dilakukan sejak 14 HSTsampai fase berbunga (63 HST) setiap 7 hari sekali. Banyaknyapenambahan Urea, bila terjadi kekurangan hara N adalah 70 kg Urea/ha.Berdasar pengalaman menunjukkan bahwa pemberian Urea dapat dihematrata-rata 100 kg/ha tanpa menurunkan hasil gabah. Perlu diketahui bahwabila jumlah pemberian urea melebihi kebutuhan tanaman, maka dapatmenyebabkan peka terhadap penyakit seperti kresek (BLB), kehampaantinggi, mudah rebah, dll.

Page 33: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 33

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

Bila pemberian pupuk dilakukan secara kebiasaan, maka pemberianpupuk untuk padi hibrida sebaiknya pada umur 7-10 hari setelah tanam(HST), 21 HST dan 42 HST. Pada 8 HST diberikan sebanyak 75 kg Urea,100 kg SP-36 dan 50 kg KCl per ha; pada 21 HST diberikan 150 kg Ureaper ha dan pada 42 HST diberikan 75 kg Urea dan 50 kg KCl per ha.Pupuk Urea perlu diberikan sebanyak 3 kali, agar pemberian pupuk Nmenjadi lebih efisien terserap oleh tanaman padi hibrida. Bila perlutambahkan urea 50 kg/ha pada saat tanaman 10% berbunga. Sedangkanpemberian pupuk KCl dilakukan 2 kali, agar proses pengisian gabah menjadilebih baik dibanding dengan 1 kali pemberian bersamaan dengan pupukurea pertama.

Pemberian hara P dan K dapat ditentukan berdasar hasil analisis tanahatau melihat status hara P dan K dari peta status hara. Secara umum haraP dan K tidak setiap musim perlu diberikan. Hara P dapat diberikan tiap 4musim sekali sedangkan hara K dapat tiap 6 musim sekali. Hal ini disebabkanpupuk P yang diberikan ke tanah, hanya ± 20 % nya terserap tanamansedang sisanya terakumulasi dalam tanah, sementara itu pupuk K yangdiberikan ke dalam tanah, hanya terserap tanaman ± 30% dan sisanyaterakumulasi dalam tanah. Sementara itu sumbangan hara K dari air irigasijuga cukup tinggi ± 23 kg K2O/ha/musim atau setara dengan 38 kg KCl/ha/musim. Sumbangan hara berasal dari tanah juga cukup potensial.

Suplai hara dari tanah tergantung pada kesuburan tanahnya. Kriteriatanah subur/tidak subur antara lain dapat dilihat dalam Tabel 10.

Tabel 10. Kriteria tanah subur, sedang dan kurang subur

BO tanah

KTK tanah

Sifat KimiaTanah Tidak Subur Subur Sangat Subur

rendah(C-org < 1%)

Rendah(< 10 me/100g)

Sedang(C-org 1-1,5%)

Sedang(10 - 20 me/100g)

Sedang - tinggi(C-org > 1,5%)

Tinggi( > 20 me/100g)

Page 34: Jagung Hibrida

34 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

Hara tersedia

Hasil gabahtanpa pupuk

Sumbangan Ndari tanah

Sumbangan Pdari tanah

Sumbangan Kdari tanah

Sifat KimiaTanah Tidak Subur Subur Sangat Subur

Rendah(P-olsen < 5ppm),K-dd < 0,15me/100g

2,5 t/ha

30 kg/ha

10 kg/ha

50 kg/ha

Sedang(P-olsen 5-10ppm),K-dd 0,15 - 0,30me/100g

4,0 t/ha

50 kg/ha

15 kg/ha

75 kg/ha

Tinggi(P-olsen > 10ppm),K-dd > 0,30me/100g

> 4,0 t/ha

70 kg/ha

25 kg/ha

100 kg/ha

Bila para petani bersedia mengembalikan semua jerami ke dalamtanah sawah, maka tidak perlu lagi menambahkan pupuk KCl, karenasebanyak 80% hara K yang diserap oleh tanaman padi terakumulasi dalamjerami. Kenyataan yang terjadi kebanyakan para petani lebih senangmembakar jerami atau memindahkan jerami keluar dari sawahnya sepertijerami untuk media jamur merang. Pada pembakaran jerami maka semuaN dalam jerami hilang, sedangkan P dan K sebagian hilang. Dampaknegatif lainnya dari pembakaran jerami antara lain mikro organisme tanahterganggu, tanah menjadi padat, kesuburan tanah menurun karena bahanorganik tanahnya ikut terbakar serta terjadi polusi udara.

Sebagai pengganti pupuk anorganik bila terjadi kelangkaan pupuk,ataupun harga pupuk pabrik yang mahal, dapat digunakan pupuk organikdalam bentuk Azolla, Sesbania, Gliricidia, orok-orok dan petai cina. Kelebihanpupuk hijau tersebut adalah mampu menambat N berasal dari udaradalam jumlah yang cukup besar serta tumbuh dengan cepat. Sebagaigambaran, tanaman Azolla mampu menambat N dari udara sebanyak 60

Page 35: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 35

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

kg N/ha, Sesbania : 267 kg N/ha, Gliricidia : 42 kg N/ha, Orok-orok : 110kg N/ha dan petai cina : 200 kg N/ha. Secara umum dikatakan bahwapupuk hijau mampu memenuhi kebutuhan hara N sebanyak 80%kebutuhan N tanaman. Pemberian pupuk hijau dapat dilakukan dengancara membenamkan daun-daunnya ke dalam tanah pada waktupengolahan tanah.

Kombinasi pemberian pupuk organik dan anorganik untuk padi hibridasangat dianjurkan. Pupuk organik yang dianjurkan berupa pupuk kandangatau kompos jerami sebanyak 2 ton per hektar setiap musim, sedangkanpupuk anorganik yang diperlukan adalah Urea, SP-36 dan KCl masing-masing sebanyak 300 kg, 100 kg dan 100 kg per ha.

Pengendalian hama dan penyakit

Strategi pengelolaan hama dan penyakit terpadu diterapkan denganmengintegrasikan komponen pengendalian yang kompatibel seperti (a)menggunakan varietas tahan hama/penyakit, (b) menggunakan bibit sehat,(c) menerapkan pola tanam yang sesuai, (d) rotasi tanaman seperti padi-padi-kedelai/kacang hijau, (e) waktu tanam yang sesuai, (f) melakukanpembersihan lapangan terhadap singgang yang biasanya dijadikan tempatvektor hama dan sumber inokulum penyakit, (g) pemupukan sesuai dengankebutuhan tanaman, (h) penerapan irigasi berselang, (i) gunakan sistemTBS (trap barrier system) untuk pengendalian tikus, (j) pengendaliankelompok telur, observasi hama dan penyakit secara terus menerus, (k)menggunakan lampu perangkap untuk pengendalian hama ulat grayak,dan penggerek batang, (l) meningkatkan peran musuh alami seperti laba-laba (l) gunakan pestisida sebagai alternatif akhir untuk mengendalikanhama berdasarkan hasil pengamatan.

Bila terjadi serangan penyakit kresek, maka sawah perlu didrainaseagar tidak terjadi genangan air di petakan. Kelembaban tanah menjadikurang, menyebabkan lingkungan mikro di dalam rumpun padi hibridamenjadi tidak lembab dan perkembangan jamur ataupun mikroorganismepenyebab penyakit tidak berkembang secara pesat.

Page 36: Jagung Hibrida

36 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

Penentuan waktu panen

Penentuan waktu panen merupakan salah satu faktor penting dalamkaitannya terhadap hasil gabah yang dihasilkan. Bila tanaman padi dipanenterlalu awal maka akan banyak terjadi butir hijau akibatnya kualitas gabahyang dihasilkan menjadi rendah, banyak butir mengapur dan beras kepalabanyak yang patah. Sebaliknya bila tanaman padi dipanen terlambatmaka akan menurunkan hasil gabah karena banyak terjadi kerontokangabah, timbangan gabah menjadi lebih ringan karena kadar air sudahmenurun. Pemanenan gabah yang ideal dilakukan bila : (a) sudah 90%masak fisiologi, artinya 90% gabah telah berubah warna dari hijau menjadikuning, (b) bila dihitung dari masa berbunga, telah mencapai 30-35 hari,dan (c) berdasar perhitungan dari sejak sebar sampai umur sesuai dengandeskripsi varietas.

Pada dasarnya untuk dapat memperoleh hasil gabah tinggi maka kitaharus menyayangi padi. Cara yang paling mudah untuk menyayangi padiadalah sering-sering datang ke sawah dan langsung melakukan observasi.Dengan cara tersebut niscaya hasil gabah dapat meningkat.

Page 37: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 37

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

PENUTUPPadi hibrida merupakan salah satu inovasi yang dapat meningkatkan

produktivitas dan efisiensi usahatani padi. Agar potensi padi hibrida tersebutdapat terekspresi dengan optimal, maka pendekatan pengelolaan tanamanterpadu (PTT) perlu diterapkan dengan dukungan modal dan tenaga yangterampil. Oleh karena itu pemacuan penerimaan inovasi perlu dilakukanmelalui bimbingan dan pendampingan yang intensif dari penyuluh.

Buku ini dimaksudkan sebagai tambahan ilmu pengetahuan bagi parapenyuluh dan pembuat kebijakan. Hasil penelitian yang intensif tentangpadi hibrida diharapkan dapat secara dinamis memperbaiki isi buku ini kedepan.

Page 38: Jagung Hibrida

38 Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

DAFTAR PUSTAKA

BPS. 1997. Produksi Tanaman Padi di Indonesia

BPS. 2002. Luas Lahan Menurut Penggunaannya di Indonesia.

Geng, Y. 2002. Chinese hybrid rice extension and its high yield productiontechnologies. Hybrid Rice Production Training Course, National Agro-technical Extension Service Center.

Harsono, L., E. Suwardiwijaya, Wahyudin, T. Hendarto, R. Limbong danNurpiah. 2002. Pembuatan Peta Daerah Endemis OPT Padi T.A. 2002.Laporan Kegiatan Inventarisasi Data/Pemetaan OPT Pangan. BalaiPeramalan Organisme Penggangu Tumbuhan.

Hoan, N.T., N.N. Kinh, B.B. Bong, N.T. Tram, T.D. Qui, and N.V. Bo.1998. Hybrid rice research and development in Vietnam. In : Virmani,S.S., E.A. Siddiq, and K. Muralidharan (ed.). Advances in hybrid ricetechnology. Proc. 3rd Intl. Sym. Hybrid Rice. 14-16 Nov. 1996.Hyderabad, India. Intl. Rice Res. Inst. Manila Philippines. Pp. 325-340.

Kusdiaman, D. dan I. N. Widiarta. 2002. Ketahanan beberapa galur padihibrida terhadap wereng hijau dan tungro. Berita Puslitbangtan 23: 9-10.

Lara, R.J., I.M. Dela Crus, M.S. Albaza, H.C. Dela Crus, and S.R. Obien.1994. Hybrid rice research in Philippines. In : Virmani, S.S. (ed) 1994.Hybrid Rice Technology : New Development and Future Prospects.Selected papers from Intl. Rice Res.Conf. Intl. Rice Res. Inst. ManilaPhilippines.

Li Zefu, 2006, komunikasi pribadi

Ma, G. and Yuan LP, 2003. Hybrid rice achievements and development inChina. In : Virmani SS, Mao CX, and Hardy B (editors). 2003 : HybridRice For Food Security, Poverty Allevation, and Environment Protec-tion. Proc. of the 4th Intl. Symp. On Hybrid Rice. Hanoi, Vietnam,14-17 May 2002. Los Banos (Philippines) : Intl. Rice Res. Inst. 407 p.

Page 39: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian 39

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

Paroda, R.S. 1998. Hybrid rice technology in India. In : Virmani, S.S., E.A.Siddiq, and K. Muralidharan (ed.). Advances in hybrid rice technology.Proc. 3rd Intl. Sym. Hybrid Rice. 14-16 Nov. 1996. Hyderabad,India. Intl. Rice Res. Inst. Manila Philippines. Pp. 325-340. p : 5-10.

Satoto, Murdani Diredja, dan Indrastuti A.R. 2004. Hipa3 dan Hipa4 : Duavarietas unggul baru padi hibrida. Berita Puslitbangtan. No. 31 Desember2004, hal 1-3.

Satoto, Murdani Direja, Yudistira Nugraha, Sudibyo TWU, 2006. H34 danH36 Dua Kombinasi Hibrida harapan Baru. Usulan Pelepasan Varietas.Balai Besar Penelitian Tanaman padi 2006.

Suwarno, Nuswantoro, N.W., Munarso, Y.P., and Direja, M. 2003. Hybridrice research and development in Indonesia. In : Virmani, S.S., Mao,CX, Hardy B. (eds).2003. Hybrid Rice for Food Security, PovertyAlleviation, and Environmental Protection. Proc. of the 4th Intl. Symp.On Hybrid Rice, Hanoi Vietnam, 14-17 May 2002. Los Banos (Philip-pines) : Intl. Rice Research Institute. 407 p.

Virmani, S. S. and I. B. Edward, 1983. Current Status and Future Pros-pect for Breeding Hybrid Rice and Wheat. International Rice Re-search Institute. Manila. Philippines. 214 p.

Page 40: Jagung Hibrida

40Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida

VARIETAS PADI HIBRIDA YANG TELAH DILEPASDI INDONESIA BESERTA KARAKTER PENTINGNYA

LAMPIRAN

1

2

3

4

5

6

7

Karakter penting (sesuai dengan yang tertulis dalam SK Mentan)VarietasNo

Potensi hasil = 8,7 - 11,2 t/ha GKG, agak tahan wereng batang coklat biotipe3 (WBC3), agak rentan WBC SU, agak tahan Hawar Daun Bakteri strain III(HDB) dan IV, rentan HDB VIII, amilose = 25,6%, pulen, umur 108-118 hari

Potensi hasil = 8,4-9,9 t/ha GKG, agak tahan WBC 3, agak rentan WBC SU,agak tahan HDB III dan IV, agak rentan HDB VIII, amilose = 24,6%, pulen,umur 108-116 hari

Potensi hasil 4,5 - 6,0 t/ha GKG, rentan WBC 2 dan 3, rentan HDB, amilose =17,5-18,5%, pulen (lengket), umur 95-102 hari

Potensi hasil 4,5 - 7 t/ha GKG, rentan WBC 2 dan 3, rentan HDB, amilose =19,7%, pulen, umur 85-104 hari

Potensi hasil 4,5 - 7,5 t/ha GKG, rentan WBC 2 dan 3, rentan HDB, amilose =18,5%, pulen, umur 83-107 hari

Potensi hasil 8,85 t/ha GKG, rentan WBC 2 dan 3, rentan HDB III dan IV,amilose 22,8%, pulen, umur 113 hari

Potensi hasil 9,24 t/ha GKG, rentan WBC 2 dan 3, rentan HDB III dan IV,amilose 23,1%, tekstur nasi sedang, umur 115 hari

Intani1

Intani2

Miki1

Miki2

Miki3

Maro

Rokan

Page 41: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian41

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

Karakter penting (sesuai dengan yang tertulis dalam SK Mentan)VarietasNo

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

Longping Pusaka1

Longping Pusaka2

HibrindoR1

HibrindioR2

Batang Kampar

Batang Samo

Hipa3

Hipa4

Manis4

Manis5

Potensi hasil 6,59 - 9,11 t/ha GKG, rentan WBC 2 dan 3, agak tahan HDB IIIdan IV, amilose 22%, pulen, umur 110-115 hari

Potensi hasil 6,8-10,1 ton/ha GKG, rentan WBC 2 dan 3, agak tahan HDB IIIdan VIII, amilose = 21,2%, pulen, umur 115-120 hari

Potensi hasil 9,3 t/ha GKG, rentan WBC 2 dan 3, rentan HDB IV dan VIII,amilose = 22%, pulen, umur 108-129 hari

Potensi hasil 9,26 t/ha GKG, rentan WBC 2 dan 3, rentan HDB IV dan VIII,amilose = 21%, pulen, umur 115-140 hari

Potensi hasil 9,9 t/ha, agak tahan WBC, rentan tungro, tekstur nasi sedang,umur 90-98 hari

Potensi hasil 10,5 t/ha GKG, agak tahan WBC, rentan tungro, pera, umur 98-105 hari

Potensi hasil 11 t/ha GKG, agak tahan WBC 2, agak tahan HDB IV dan VIII,agak tahan tungro, amilose 23%, tekstur nasi sedang, umur 116-120 hari

Potensi hasil 10,4 t/ha GKG, agak tahan WBC 2, agak tahan HDB IV dan VIII,agak tahan tungro, amilose 24,7%, pera umur 114-116 hari

Potensi hasil 10 t/ha GKG, rentan WBC dan HDB, amilose 25%, tekstur nasisedang, umur 105 -123 hari, cocok untuk dataran rendah-sedang

Potensi hasil 9,9 t/ha GKG, rentan WBC dan HDB, amilose 25%, tekstur nasisedang, umur 85-135 hari, cocok untuk dataran rendah sampai sedang

Page 42: Jagung Hibrida

42Badan Litbang Pertanian

........................................................... Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi HibridaKarakter penting (sesuai dengan yang tertulis dalam SK Mentan)VarietasNo

18

19

20

21

22

23

24

25

Segara Anak

Brang Biji

Adirasa-1

Adirasa-64

PP-1

PP-2

Mapan-P.02

Mapan-P.05

Potensi hasil 8,5 t/ha GKG, rentan tungro, WBC 2, HDB IV dan VIII, amilose23%, aromatik, tekstur nasi sedang, cocok untuk dataran rendah, umur 100-105 hari

Potensi hasil 9 t/h GKG, rentan WBC 2, tungro, HDB IV dan VIII, amilose22,5%, pulen, cocok ditanam di dataran rendah, umur 100-107 hari

Potensi hasil 9 t/ha GKG, agak tahan WBC 1 dan 2, rentan WBC 3, agakrentan HDB IV dan VIII, agak tahan tungro, amilose 16,7%, sangat pulen,umur 115-125 hari

Potensi hasil 7,89 t/ha GKG, agak tahan WBC 1, agak rentan WBC 2 dan 3,agak rentan HDB IV dan VIII, agak tahan tungro, amilose 22,2%, pulen,umur 105-110 hari

Potensi hasil 10,4 t/ha GKG, agak rentan WBC 1,2,3, agak tahan tungro, agakrentan HDB IV dan VIII, amilose 22%, pulen, umur 121 hari

Potensi hasil 9,7 t/ha GKG, agak tahan WBC 1, agak rentan WBC 2 dan 3agak tahan tungro, agak rentan HDB IV dan VIII, amilose 25%, tekstur nasisedang, umur 120 hari

Potensi hasil 9,68 t/ha GKG, agak rentan WBC 1,2 dan rentan WBC 3, agaktahan tungro, agak rentan HDB IV dan VIII, amilose 24%, agak pera, umur114-116 hari

Potensi hasil 9,5 t/ha GKG, agak rentan WBC 1,2,3, agak tahan tungro, rentanHDB IV dan VIII, amilose 23,5%, pulen, umur 113-115 hari

Page 43: Jagung Hibrida

Badan Litbang Pertanian43

Daerah Pengembangan dan Anjuran Budidaya Padi Hibrida ...........................................................

(Sumber: SK Mentan)

Karakter penting (sesuai dengan yang tertulis dalam SK Mentan)VarietasNo

26

27

28

29

30

31

Bernas Super

Bernas Prima

SL-8-SHS

SL-11-SHS

Hipa5 Ceva

Hipa6 Jete

Potensi hasil 12 t/ha GKG, agak rentan WBC 2, rentan WBC 3, agak tahantungro, agak tahan HDB IV dan VIII, amilose 23,5%, agak pulen, umur 111-112 hari

Potensi hasil 12 t/ha, rentan WBC 2 dan 3, agak tahan HDB III dan VIII, agakrentan HDB IV, rentan tungro, amilose 25,3%, agak pulen, umur 107-109 hari

Potensi hasil 14,8 t/ha GKG, agak rentan WBC 1.2.3. agak tahan HDB III,agak rentan HDB IV dan VIII, rentan tungro, amilose 25,5%, tekstur nasisedang, umur 107-115 hari

Potensi hasil 15 t/ha GKG, rentan WBC 1,2,3, agak tahan HDB III, agakrentan HDB IV dan VIII, rentan tungro, amilose 18,6%, pulen, aromatik,umur 115-116 hari

Potensi hasil 8,4 t/ha GKG, tahan WBC 2, agak rentan HDB IV dan VIII, agaktahan tungro, amilose 23,5%, pulen, aromatik, umur 114-120 hari, cocokuntuk dataran sedang

Potensi hasil 10,6 t/ha, rentan WBC 2, agak rentan HDB IV dan VIII, rentantungro, amilose 21,7%, pulen, cocok untuk dataran rendah (kurang dari 100m dpl), umur 101-120 hari

Page 44: Jagung Hibrida

Buku ini dicetak atas biaya:

DIPA BB Padi Tahun Anggaran 2007