Tugas Prof. Irma
Transcript of Tugas Prof. Irma
![Page 1: Tugas Prof. Irma](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022102601/548a96adb479590f0d8b5d96/html5/thumbnails/1.jpg)
Diagnosa Banding Veruka Vulgaris :
Veruka Vulgaris Nevus Verukosus Tuberkulosis Kutis Verukosa
DefinisiVeruka adalah hiperplasi epidermis
yang disebabkan oleh human papiloma
virus tipe tertentu. Veruka vulgaris
diberi nama kutil atau common wart
Nevus verukosus adalah hiperplasi
permukaan epidermis dan biasanya
muncul sebagai papul verukosa
dimana batas kulit bewarna coklat,
dan disertai plak papilamatosa
Tuberkulosis kutis merupakann
penyakit kulit yang disebabkan oleh
Mycobacterium Tuberculosis,
Mycobacterium Bovis dan dapat
disebabkan oleh vaksin BCG.
Tuberkulosis Kutis Verukosa
merupakan tuberculosis sejati
Etiologi
Veruka vulgaris biasanya dihubungkan
dengan HPV tipe 1,2 dan 4 dengan
gambaran klinis hiperkeratotik
(penebalan epidermis dengan skuama),
papul, plakat ataupun nodul yang
berbatas tegas dan eksofitik serta
permukaan verukosa. Beberapa literatur
lain menyebutkan HPV tipe 26, 27, 29,
41, 57, 60, 63, dan 65 juga
menyebabkan veruka vulgaris.
Penyebab pasti dari nevus verukosa
tidak diketahui. Nevus verukosa
dapat ditemukan pada saat lahir atau
berkembang pada awal masa bayi.
Mycobacterium Tuberculosis,
Mycobacterium Bovis
![Page 2: Tugas Prof. Irma](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022102601/548a96adb479590f0d8b5d96/html5/thumbnails/2.jpg)
Gejala Klinis
Ukuran dan bentuk kutil tergantung
kepada virus penyebabnya dan
lokasinya di tubuh. Beberapa kutil tidak
menimbulkan nyeri; sedangkan kutil
yang lainnya menyebabkan nyeri karena
mengiritasi saraf. Beberapa kutil
tumbuh sendiri dan terpisah, kutil
lainnya tumbuh bersama-sama dan
membentuk kelompok kutil (kutil
mosaik).
Biasanya memiliki permukaan yang
kasar; bentuknya bundar atau tidak
beraturan; berwarna keabuan, kuning
atau coklat dan biasanya memiliki garis
tengah kurang dari 1 cm.
• Tumbuh di bagian tubuh yang sering
mengalami cedera, seperti jari tangan, di
sekitar kuku (kutil periungual), lutut,
wajah dan kulit kepala.
• Kutil ini bisa menyebar ke bagian
Kebanyakan lesi ditemukan pada
saat lahir atau berkembang selama
awal masa bayi, lesi berkembang
secara perlahan selama masa kanak-
kanak dan umumnya mencapai
ukuran stabil pada masa remaja. Lesi
dapat lokal atau difus. Konfigurasi
linier adalah umum, terutama pada
tungkai, dan mungkin mengikuti
garis ketegangan kulit, atau garis
Blaschko.
Gambaran klinisnya sangat
khas,biasanya berbentuk bulan sabit
akibat penjalaran secara serpiginosa.
Ruam terdiri atas papul-papul
lentikuler di atas kulit yang
eritematosa. Pada daerah yang cekung
terdapat sikatriks. Juga dapat menjalar
ke perifer sehingga terbentuk sikatriks
di tengah.
Tempat Predileksi :
Tungkai bawah dan kaki
![Page 3: Tugas Prof. Irma](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022102601/548a96adb479590f0d8b5d96/html5/thumbnails/3.jpg)
tubuh lainnya tetapi tidak pernah
berubah menjadi keganasan.
PemeriksaanDiagnosis dibuat berdasarkan riwayat
dan pemeriksaan fisik.Lesi terkadang
dapat dibiopsi untuk penegasan
histologis HPV sekaligus melakukan
pemetaan lesi.
Secara Histolopatologis nevus
verukosa epidermis menunjukkan
hiperkeratosis, akantosis dan
papillomatosis. Epidermolitik
hiperkeratosis dapat ditemukan
dalam kasus difus, dan biasanya
kurang umum, dalam kasus nevus
epidermis lokal. Nevus Verukosa
epidermis , terutama dihubungkan
dengan sindrom nevus epidermal,
yaitu suatu kompleks penyakit yang
terdiri dari kelainan perkembangan
berbagai kulit dan mata, serta saraf
pusat, sistem tulang, jantung, dan
urogenital.
![Page 4: Tugas Prof. Irma](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022102601/548a96adb479590f0d8b5d96/html5/thumbnails/4.jpg)
PenatalaksanaanUntuk mempercepat hilangnya kutil bisa
dioleskan larutan atau plester yang
mengandung asam salisilat dan asam
laktat. Kutil juga bisa dibekukan dengan
cairan nitrogen dan pembekuan ini
biasanya dilakukan berulang-ulang agar
seluruh kutil hilang. Elektrodesikasi
(pengobatan dengan arus listrik) atau
bedah sinar laser bisa menghancurkan
kutil, tetapi bisa menyebabkan
terbentuknya jaringan parut.
Kutil juga bisa diatasi dengan bahan
kimia seperti asam trichloroacetat atau
kantaridin, tetapi kutil yang baru bisa
tumbuh di pinggiran bekas kutil yang
terdahulu. Apapun jenis pengobatannya,
sekitar sepertiga kasus mengalami
kekambuhan.
Bedah (skapel)Pengobatannya dengan menggunakan
obat anti tuberculosis (OAT), yaitu
Rifampicin (R), Pirazinamid (Z), INH
(H) , etambutol (E), dan Streptomisin
(S). Dengan pemberian 2RHZ untuk
tahap intensif dan 4RH atau 4R3H3
atau 6 HE untuk tahap lanjutan.
![Page 5: Tugas Prof. Irma](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022102601/548a96adb479590f0d8b5d96/html5/thumbnails/5.jpg)
Macam-macam terapi topikal :
a. Bahan kaustik, misalnya larutan
AgNO3 25%, asam triklorasetat 50%,
dan fenol likuifaktum.
b. Imunoterapi dapat dilakukan
dengan beberapa agen. Induksi
dermatitis kontak alergi dengan
dinitrochlorobenzene (DNCB),
Squaric acid dibutylester
(SADBE), atau
diphenylcyclopropenone (DPC).
akan menyebabkan inflamasi lokal
pada daerah yang dioleskan. Terapi
ini akan menginduksi imunitas
lokal
c. Bedah beku, misalnya CO2, N2,
dan N2O.
d. Bedah skalpel.
![Page 6: Tugas Prof. Irma](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022102601/548a96adb479590f0d8b5d96/html5/thumbnails/6.jpg)
e. Bedah listrik.
Intralesi/Intralesional corticosteroids
Berupa suntikan di daerah atau lokasi koloid. Suntikan (via syringe dan jarum atau dengan Dermo-Jet) yang dilakukan tidak hanya
satu kali tapi harus berulang-ulang. Ketidaknyamanan biasanya hal yang paling sering dikeluhkan, sebab seminggu sekali pasien harus
disuntik.
![Page 7: Tugas Prof. Irma](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022102601/548a96adb479590f0d8b5d96/html5/thumbnails/7.jpg)
Triamsinolon asetonida seperti telah disebutkan di atas termasuk golongan kortikosteroid yaitu glukokortikoid. Injeksi triamsinolon
asetonida intralesi akan menyebabkan turunnya sintesis kolagen yang merupakan hasil dari hipoaktivitas fibroblast, menurunnya
kepadatan fibroblast atau juga maturasi dari sel-sel tersebut. Untuk meningkatkan disintegrasi kolagen di mana pada keloid didapatkan
padatnya jaringan kolagen dan fibroblast, triamsinolon asetonida diduga dapat menurunkan secara signifikan jumlah alpha-1-
antitrypsin and alpha-2-macroglobulin yang pada keloid didapatkan meningkat dan merupakan inhibitor alami dari kolagenase pada
kulit manusia.
Takifilaksis
Pada umunya pemakaian kortikosteroid topikal dianjurkan 2-3x/hari sampai penyakit tersebut sembuh. Perlu dipertimbangkan adanya gejala takifilaksis. Takifilaksis ialah menurunnya respons kulit terhadap glukokortikoid karena pemberian obat yang berulang-ulang, berupa toleransi akut yang berarti efek vasokonstriksinya akan menghilang, setelah diistirahatkan beberapa hari efek vasokonstriksi akan timbul kembali dan akan menghilang lagi bila pengolesan obat tetap dilanjutkan.
Efektifitas klinik kortikosteroid topikal selain tergantung pada jenis kortikosteroid yang dipakai, juga tergantung pada konsentrasi dan kemampuan penetrasi ke dalam epidermis. Konsentrasi ini dapat mempengaruhi efektifitas klinik hanya dalam batas tertentu. Sering
![Page 8: Tugas Prof. Irma](https://reader037.fdokumen.com/reader037/viewer/2022102601/548a96adb479590f0d8b5d96/html5/thumbnails/8.jpg)
peningkatan konsentrasi tidak sebanding dengan peningkatan efektifitas misalnya losio Hidrokortison 1% ditingkatkan menjadi 25% ternyata peningkatan konsentrasi 10 kali hanya menyebabkan peningkatan absorbsi sebanyak 4 kali.
Kemampuan penetrasi dari kortikosteroid ke dalam epidermis dipengaruhi beberapa faktor antara lain :
1. Tempat pengolesan dengan penetrasi yang kuat antara lain :
Kulit skrotum, vulva, dahi, aksila dan kulit kepala lebih permeabel dibandingkan kulit lengan, telapak kaki dan tangan. Orang tua, anak kecil dan bayi dimana epidermisnya lebih tipis. Kulit yang meradang dengan vaskularisasi yang meningkat.
2. Penambahan bahan keratolitik yang dapat melunakkan lapisan tanduk dari epidermis seperti asam salisilat 2-3%.
Propilen glikol sebagai ”optimizing Vehicle” membantu pelepasan steroid dari vehikulumnya dan menghindrasi lapisan tanduk.
1. Bahan pembawa (vehikulum), misalnya sediaan ointment, penetrasinya lebih baik dibandingkan krim dan losio.2. Bebat oklusi poli-etilen menyebabkan kenaikan suhu dan hidrasi epidermis sehingga meningkatkan penetrasi.