tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH TIMBAL

31
1 POTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH LOGAM BERAT PADA TANAH SAWAH OLEH BENNY HIDAYAT 108104007 PROGRAM DOKTOR FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 14/FEB 2011 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Padi merupakan komoditas strategis yang tetap akan mendapat prioritas penanganan dalam pembangunan pertanian, karena merupakan konsumsi utama mayoritas masyarakat Indonesia. Intensifikasi pertanian telah dilakukan dalam memacu peningkatan produksi salah satunya dengan pemanfaatan pupuk dan telah menunjukkan hasil nyata dengan tercapainya swasembada beras sejak tahun1984 yang lalu (Hidayat, 2005). 1

Transcript of tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH TIMBAL

Page 1: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

1

POTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH LOGAM BERAT

PADA TANAH SAWAH

OLEH

BENNY HIDAYAT

108104007

PROGRAM DOKTOR

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

14/FEB 2011

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Padi merupakan komoditas strategis yang tetap akan mendapat prioritas penanganan

dalam pembangunan pertanian, karena merupakan konsumsi utama mayoritas masyarakat

Indonesia. Intensifikasi pertanian telah dilakukan dalam memacu peningkatan produksi salah

satunya dengan pemanfaatan pupuk dan telah menunjukkan hasil nyata dengan tercapainya

swasembada beras sejak tahun1984 yang lalu (Hidayat, 2005).

Penggunaan pupuk an organik (Buatan) pada awalnya mengembirakan karena terjadi

peningkatan produksi secara significan, sehingga memicu penggunaan pupuk buatan secara

besar- besaran tetapi akhirnya tanaman tidak respon lagi dengan pemupukan, Berdasarkan hasil

penelitian Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat menunjukkan bahwa sebagian besar lahan

sawah intensifikasi di Jawa, Sumatera Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan dan Pulau

Lombok sudah tidak respon terhadap pempukan P dan K (Setyorini dkk., 1995). Hanson dalam

1

Page 2: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

2

Benny hidayat, 2005, menyatakan bahwa tidak responnya pemupukan tersebut disebabkan pola

pemupukan yang statis dan tidak berimbang dan juga bahan ikutan pupuk yaitu beberapa

kandungan logam berat yang terakumulasi pada lapisan jerap, selain itu juga bila logam terserap

oleh tanaman akan menimbulkan efek yang berbahaya bagi kesehatan manusia.

Logam berat adalah unsur dengan berat molukul tinggi, dalam kadar rendah umumnya

sudah beracun bagi tumbuhan, hewan dan manusia. Termasuk logam berat adalah Hg, Cr, Cd,

As dan Hg (A.m. Geol.Inst.1976 dalam Noto, 2006).

Logam berat memiliki berat jenis yang lebih dari 5 gram/cm3 dan logam berat bersifat

tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang menyebabkan logam berat semakin terakumulasi di dalam

perairan. Logam berat yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh manusia, baik

secara langsung maupun tidak langsung. Logam berat di dalam air dapat masuk secara langsung

ke dalam tubuh manusia apabila air yang mengandung logam berat diminum, sedangkan secara

tidak langsung apabila memakan bahan makanan yang berasal dari air tersebut. Di dalam tubuh

manusia, logam berat juga dapat terakumulasi dan menimbulkan berbagai bahaya terhadap

kesehatan.

Logam berat masuk dalam lingkungan produksi pertanian melalui pemupukan, pupuk

anorganik (buatan) maupun organik, yang diberikan ternyata mempunyai bahan ikutan sejumlah

logam berat, dan logam berat yang terlarut diserap oleh tanaman.. Beberapa logam berat tersebut

seperti arsenic (As), lead (Pb), mercury (Hg), kadnium (Cd), dan chromium (Cr). Timbal (Pb)

yang juga sering disebut timah hitam (lead) merupakan salah satu logam berat yang cukup

berbahaya bagi kesehatan manusia dan makhluk hidup lainnya. Masuknya Pb ke dalam tubuh

manusia melalui air minum, makanan atau udara dapat menyebabkan gangguan pada organ

2

Page 3: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

3

seperti gangguan neurologi (syaraf), ginjal, sistem reproduksi, sistem hemopoitik serta sistem

syaraf pusat (otak) terutama pada anak yang dapat menurunkan tingkat kecerdasan.

Besarnya bahaya dan kerusakan yang akan terjadi dengan terbukanya siklus logam

beras maka telah dilakukan bermacam usaha diantaranya dengan teknik Bioremediasi, yaitu

menggunakan agent hayati sebagai pembersih logam berat.

Alam adalah ciptaan Allah S.W.T, telah mengatur kesimbangan alam dan telah

menciptakan tumbuhan air yang mempunyai kemampuan dalam menyerap logam berat

(Hiperakumulator) sehingga dapat mengurangi efek buruk dari terakumulasinya logam berat

pada tubuh manusia. Kehadiran tumbuhan ini awalnya di anggab sebagai gulma air karena

populasinya yang begitu cepat, dan ternyata beberapa jenis tumbuhan air mampu bekerja sebagai

agens fitoremediasi, seperti azolla, kiambang, enceng gondok, semangi, Kangkung, teratai,

Hidrilla merupakan tumbuhan air yang sekarang telah menjadi bahan penelitian untuk

dikembangkan sebagai agent fitoremediasi air,

Azolla merupakan tumbuahan air yang telah lama dikenal dengan simbiosisnya dengan

bakteri penambat N (Anabaena azollae) sebagai pensuplay hara Nitrogen bebas dari udara pada

padi sawah, ternyata memiliki kempuan ganda selain sebagai pensuplai hara N juga sebagai

agent fitoremediasi.

Untuk itu diperlukan sebuah uraian lengkap tentang potensi azolla yang merupakan

hasil dari kumpulan penelitian tentang potensi azolla yang akan bermanfaat sebagai bahan

penelitian selanjutnya dan merupakan tugas dari mata kuliah bioremediasi

B. Tujuan Penulisan

3

Page 4: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

4

1. Untuk mengetahui Peranan Azolla sebagai hiperakumulator

2. Mengetahui Potensi pengembangan Azolla sebagai Hiperakumulator

3. Sebagai bahan untuk penelitian selanjutnya

II. SUMBER LOGAM BERAT PADA PADI SAWAH

Kandungan logam berat didalam tanah secara alamiah sangat rendah, kecuali tanah

tersebut sudah tercemar (Tabel 1). Kandungan logam dalam tanah sangat berpengaruh terhadap

kandungan logam pada tanaman yang tumbuh diatasnya, kecuali terjadi interaksi diantara logam

itu sehingga terjadi hambatan penyerapan logam tersebut oleh tanaman. Akumulasi logam dalam

tanaman tidak hanya tergantung pada kandungan logam dalam tanah, tetapi juga tergantung pada

unsur kimia tanah, jenis logam, pH tanah, dan spesies tanaman (Darmono 1995).

Tabel 1. Kandungan logam berat dalam tanah secara alamiah (μg/g)

Logam Kandungan (Rata-rata) Kisaran Non Populasi

As 100 5 – 3000Co 8 1 – 40Cu 20 2 – 300Pb 10 2 – 200Zn 50 10 – 300Cd 0,06 0,05 – 0,7Hg 0,03 0,01 – 0,3

Sumber: Peterson & Alloway (1979) dalam Darmono (1995)

4

Page 5: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

5

Pemasok logam berat dalam tanah pertanian antara lain bahan agrokimia (pupuk dan

pestisida), asap kendaraan bemotor, bahan bakar minyak, pupuk organik, buangan limbah rumah

tangga, industri, dan pertambangan. Selain itu sumber logam berat dalam tanah berasal dari

bahan induk pembentuk tanah itu sendiri, seperti Cd banyak terdapat pada batuan sedimen

schales (0,22 ppm berat), Cr pada batuan beku ultrafanik (2, 980 ppm berat), Hg pada bauan

sedimen pasir (0,29 ppm berat), Pb pada batuan granit (24 ppm berat) (Alloway 1990).

Pupuk yang digunakan dalam kegiatan pertanian juga merupakan pemasok logam berat

dalam tanah.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 907/ MENKES/

SK/VII/2002, persyaratan kimia air adalah sebagai berikut:

Tabel 3. Persyaratan Kimia air

No Parameter Satuan Kadar Maksimum

1. Antimon mg/L 0,0052. Air Raksa mg/L 0,0013. Arsenic mg/L 0,014 . Barium mg/L 0,75 Boron mg/L 0,36 Kadmium mg/L 0,0037 Kadmium (Valensi 6) mg/L 0,058 Tembaga mg/L 29 Sianida mg/L 0,0710 Flourida mg/L 1,511 Timbal mg/L 0,0112 Molydenum mg/L 0,0713 Nikel mg/L 0,0214 Nitrat mg/L 5015 Nitrit mg/L 316 Selenium mg/L 0,01

III. Penyerapan Logam Berat oleh Tumbuhan

5

Page 6: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

6

 A. Tumbuhan hiperakumulator logam

Ada beberapa kriteria agar tanaman dapat disebut sebagai suatu hiperakumulator,

misalnya tanaman yang mampu mentranslokasikan unsur (baik tunggal ataupun berbagai macam

unsur) ke pucuk tanaman lebih tinggi dari translokasi yang terjadi di akar, sehingga tanaman

yang hanya dapat beradaptasi baik pada tanah-tanah tercemar tidak tergolong tanaman

hiperakumulator, karena tidak adanya kemampuan tanaman ini mentranslokasikan serapan unsur

ke pucuk tanaman (Aiyen,2005)

Tanaman hiperakumulator harus mampu mentranslokasikan unsur-unsur tertentu tersebut

dengan konsentrasi sangat tinggi ke pucuk dan tanpa membuat tanaman tumbuh dengan tidak

normal dalam arti kata tidak kerdil dan tidak mengalami fitotoksisitas. Tanaman juga

dikriteriakan sebagai hiperakumulator jika nilai bioakumulasi unsur tersebut adalah lebih besar

dari nilai 1, di mana "nilai bioakumulasi" dihitung dari konsentrasi unsur tersebut di pucuk

(shoot concentration) di bagi konsentrasi unsur di dalam tanah (defined as shoot

concentration/total soil concentration) (Budi dan Joko, 2009).Tanaman, misalnya, dapat

dikatakan hiperakumulator Mn, Zn, Ni jika mampu menyerap lebih dari 10.000 ppm unsur-

unsur tersebut, lebih dari 1.000 ppm untuk Cu dan Se, dan harus lebih dari 100 ppm untuk Cd,

Cr, Pb, dan Co.

B. Mekanisme penyerapan logam oleh tumbuhan

  Penyerapan dan akumulasi logam berat oleh tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga proses

yang sinambung, yaitu penyerapan logam oleh akar, translokasi logam dari akar ke bagian

6

Page 7: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

7

tumbuhan lain, dan lokalisasi logam pada bagian sel tertentu untuk menjaga agar tidak

menghambat metabolisme tumbuhan tersebut.

a.  Penyerapan oleh akar. Telah diketahui, bahwa agar tumbuhan dapat menyerap logam

maka logam harus dibawa ke dalam larutan di sekitar akar (rizosfer) dengan beberapa cara

bergantung pada spesies tumbuhannya Terdiri dari 2 proses :

1. Ekskresi zat khelat. Mekanisme penyerapan besi lewat pembentukan suatu zat khelat

yang disebut fitosiderofor telah diketahui secara mendalam pada jenis rumput-rumputan

(Marschner dan Romheld, 1994).. Phytosiderophores yang disentesis dari nicotinamide,

yang terdiri dari tiga methionines digabungkan melalui obligasi non-peptide (Higuchi et al.,

1999). Chelation dari phytosiderophores dapat membantu dalam transportasi ion logam di

membran plasma sebagai kompleks logam-siderophore melalui pengangkut khusus.

Dengan mengurangi chelated Fe (III) dengan reduktase chelate besi akar, tanaman dapat

rilis larut Fe (II) untuk penyerapan oleh akar (Garam et al, 1994.). Tanaman juga dapat

melarutkan besi dan logam lain dengan mengeluarkan proton dari akar untuk

mengasamkan rhizosfer (Garam et al, 1994).. Oleh karena itu mungkin untuk

meningkatkan bioavailabilitas polutan logam oleh memanipulasi proses root. Setelah logam

adalah Ketersediaan hayati ke tempat penyimpanan, masuknya ion logam di dalam tempat

penyimpanan, baik melalui symplast (antar sel) atau apoplast (Ekstraselular), tergantung

pada jenis logam dan jenis tanaman. apoplast The kontinum dari epidermis akar dan

korteks siap permeable untuk zat terlarut. Apoplastic jalur relatif tidak diatur, karena air

dan zat terlarut dapat mengalir dan berdifusi tanpa memotong membran. Dinding sel dari

lapisan endodermal bertindak sebagai penghalang untuk difusi apoplastic ke dalam sistem

7

Page 8: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

8

vaskular (Ghosh & Singh, 2005). transportasi Apoplastic dibatasi oleh kapasitas pertukaran

kation tinggi dinding sel (Raskin et al, 1997).. Dalam transportasi symplastic, ion logam

bergerak melintasi membran plasma, yang biasanya memiliki potensi yang besar negatif

istirahat sekitar 170 mV (negatif dalam membran). Potensial membran ini memberikan

elektrokimia kuat gradien untuk gerakan batin dari ion logam (Ghosh & Singh, 2005).

Kebanyakan logam ion masukkan sel tanaman oleh proses energi tergantung melalui

tertentu atau generik-ion logam pembawa atau saluran (Bubb & Lester, 1991). Cutler dan

Hujan (1974) menemukan bahwa besar fraksi Cd diambil oleh jaringan jelai melalui

penyerapan pertukaran, dan melalui difusi igabungkan dengan karantina, tanpa serapan

aktif bersamaan metabolic (Jabeen. Et all, 2009)

Sekarang diketahui, bahwa berbagai molekul lain berfungsi serupa, misalnya histidin yang

meningkatkan penyerapan nikel pada Alyssum sp. (Kramer et al., 1996) suatu senyawa

peptida khusus, fitokhelatin, yang mengikat selenium pada Brassica juncea (Speiser et al.,

1992) dan logam lain seperti timbal, kadmium dan tembaga (Gwozdz et al., 1997).

Fitokhelatin (PC) dapat dideteksi dalam jaringan tanaman dan budaya terkena sel hanya

untuk melacak tingkat logam esensial dan tingkat diamati pada kultur sel berhubungan

dengan menipisnya ion logam dari medium. Observasi ini telah dipahami untuk

menunjukkan peran PC dalam homeostasis ion logam metabolisme penting (Rauser, 1995,

1999; Zenk, 1996). Selain itu, dalam percobaan in vitro menunjukkan bahwa PC-Cu dan

kompleks PC-Zn dapat mengaktifkan kembali bentuk apo dari para oksidase tembaga-

tergantung diamino enzim dan anhydrase Zn-dependent karbonat enzim, masing-masing

(Thumann et al, 1991.). Meskipun percobaan ini menunjukkan bahwa PC-logam kompleks

mampu menyumbangkan ion logam dengan logam-membutuhkan enzim, dalam setiap

8

Page 9: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

9

kasus Cu atau Zn kompleks tidak lebih efektif daripada garam sulfat logam bebas. Selain

itu, peran untuk PC di Fe atau metabolisme sulfur juga telah diusulkan (Zenk, 1996;

sanitasi di Toppi dan Gabbrielli, 1999). Namun, saat ini belum ada bukti langsung bahwa

PC memiliki fungsi lain daripada di detoksifikasi logam (Cobbett, 2010)

2. Pembentukan reduktase spesifik logam. Di dalam meningkatkan penyerapan besi,

tumbuhan membentuk suatu molekul reduktase di membran akarnya (Marschner dan

Romheld, 1994). Reduktase ini berfungsi mereduksi logam yang selanjutnya diangkut

melalui kanal khusus di dalam membran akar.

b. Translokasi di dalam tubuh tumbuhan. Setelah logam dibawa masuk ke dalam sel

akar, selanjutnya logam harus diangkut melalui jaringan pengangkut, yaitu xilem dan

floem, ke bagian tumbuhan lain. Untuk meningkatkan efisiensi pengangkutan, logam

diikat oleh molekul khelat. Berbagai molekul khelat yang berfungsi mengikat logam

dihasilkan oleh tumbuhan, misalnya histidin yang terikat pada Ni (Kramer et al., 1996)

dan fitokhelatin-glutation yang terikat pada Cd (Zhu et al., 1999).

 c. Lokalisasi logam pada jaringan. Untuk mencegah peracunan logam terhadap sel,

tumbuhan mempunyai mekanisme detoksifikasi, misalnya dengan menimbun logam di

dalam organ tertentu seperti akar (untuk Cd pada Silene dioica [Grant et al., 1998]),

trikhoma (untuk Cd [Salt et al., 1995]), dan lateks (untuk Ni pada Serbetia acuminata

[Collins, 1999]).

9

Page 10: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

10

IV. POTENSI AZOLLA DALAM MENYERAP LOGAM BERAT

Azolla adalah asal kata dari bahasa latin yaitu azollaceae, yang merupakan tumbuhan

paku air yang termasuk ordo Salviniales, famili Azollaceae. dan mempunyai enam spesies.

Sangat mudah berkembang terkadang dianggap petani sebagai gulma atau limbah pertanian di

daerah Sumatera umumnya disebut kiambang. Azolla pada daerah persawahan akan

mengambang diatas permukaan air dan bila air surut akan menempel pada tanah yang lembab.

Pemanfatan azolla sebagai pupuk pengganti urea telah banyak dilaporkan oleh karena dapat

mengikat nitrogen yang cukup besar. Spesies yang banyak terdapat di Indonesia terutama di

pulau Jawa adalah Azolla.pinnata, dan biasa tumbuh bersama-sama padi di sawah. (Lumpkin dan

Plucknett. 1982).

Kandungan Nutrisi Azolla.

Berikut susunan hara dan asam amino yang terkandung didalam azolla.

Susunan hara azolla (%) berdasarkan

berat kering

Kandungan Unsur Kandungan

Abu 10.50 Magnesium 0.5 – 0.6

Lemak Kasar 3.0 – 3.30 Mangan 0.11 – 0.16

Protein Kasar 24 – 30 Zat Besi 0.06 – 0.26

Nitrogen 4.5 Gula Terlarut 3.5

Fosfor 0.5 – 0.9 Kalsium 0.4 – 1.0

Kalium 2.0 – 4.5 Serat Kasar 9.1

Pati 6.54 Klorofil 0.34 – 0.55

(Sumber : Maffuchah, 1998)

10

Page 11: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

11

Meski sudah diperkenalkan dan dipopulerkan sejak awal tahun 1990-an, ternyata belum

banyak petani yang memanfaatkan tanaman azolla ( Azolla pinnata) untuk usaha taninya.

Padahal manfaat tanaman air yang satu ini cukup banyak. Selain biasa untuk pupuk dan media

tanaman biasa, azolla juga bisa dimanfaatkan untuk pakan ternak dan ikan.

Di Bali, azolla biasa dan sering dijumpai terapung di perairan sawah dan kolam ikan, karena

dianggap gulma, para petani lantas menyingkirkannya. Ditumpuk dan dibuang begitu saja.

Padahal, bila dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman padi di sawah, azolla ini bisa menekan

penggunaan pupuk urea sampai 65 Kg/ ha.

Pamanfaatn Azolla selain sebagai sumber pupuk juga di kembangkan sebagai agen fitoremediasi

yang teleh dikembang di berbagai Negara, Azolla mampu menyerap dan menstabilkan unsur-

unsur berikut :

A. Plumbum ( Pb)

Plumbum (Lead) merupakan salah satu unsur kimia yang terdapat dalam unsur periodik, unsur

logam ini memiliki simbol Pb yang berasal dari bahasa latin Plumbum. Dalam bahasa Indonesia

Lead biasa disebut dengan Timbal. Lead memiliki sifat fisik, lembut dan mudah di bentuk namun

juga berat dan beracun. Lead akan berwarna putih jika langsung di potong namun akan tidak

berwarna sampai ke abu-abuan jika terkena udara. Unsur besi ini biasa digunakan untuk

membangun bangunan, bagian dari baterai dan peluru. Merupakan salah satu unsur logam stabil

yang memiliki nomor atom paling tinggi. Unsur ini juga bersifat neurotoxin, yaitu racun yang

menyerang saraf (Yoma, 2010)

11

Page 12: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

12

Azolla memilki adaptasi yang tinggi pada konsentrasi Pb, yang cukup tinggi. Hal ini di laporkan

oleh Juhaeti dan Sayrif, 2003, bahwa Pertumbuhan azolla pada kosentrasi Pb 50 ppm lebih baik

dibandingkan pada Pb 0 ppm, dimana azolla menyerap Pb pada Daun 5.5 ppm dan pada akar

18.2 ppm. Azolla yang di biakan pada air tailing justru mampu menyerap Pb pada daun hingga

94 ppm (Juhaeti dian Syarif, 2003) dan pada air PAM hanya 22ppm.

Rakhshaee dkk, 2005.Melaporkan bahwa pertumbuhan azolla Filiculoides, pada pemberian 5

mg/liter Pb dengan medium pertumbuhan dapat mengurangi konsentrasi hingga 0,7 mg/liter

pada pH 8

Tabel 4. Pertumbuahan Azolla dan pengurangan konsentrasi Pb dalam masa 10 hari

Azolla growth final conditions Final mass (g)a _(g.r.),Cont. (%)b Final conc. (mg/l) _ (Re.r.),B.C.G. (%)c

Control 51.3B.C.G.d 39.6 −22.8 1.21Ca(NO3)2 42.8 −16.5 1.11 +2.6KNO3 44.9 −12.4 1.75 −14.2Phot. 8/16 33.5 −34.7 1.42 −5.5T=10 ◦C 35.4 −31.0 1.35 −3.8pH 2 31.5 −38.6 2.00 −20.8pH 8 41.1 −19.8 0.97 +6.3

( Rakhshaee dkk, 2005)

B. Chromium(Cr)

Kromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan

nomor atom 24. Kromium trivalen (Cr(III), atau Cr3+) diperlukan dalam jumlah kecil dalam

metabolisme gula pada manusia. Kekurangan kromium trivalen dapat menyebabkan penyakit

yang disebut penyakit kekurangan kromium (chromium deficiency). Kromium merupakan logam

tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium

(krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan maupun pada

12

Page 13: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

13

komponen kendaraan seperti knalpot pada sepeda motor. Banyaknya penggunaan kromium ini

menyebabkan terjadinya kontaminasi kromium di berbagai daerah Industri.

Di India tingkat Kromium (Cr) polusi di daerah industri Singrauli sudah sangat tinggi

maka di gunakan azolla pinnata R. BR (Azollaceae) diamati untuk memurnikan air tercemar oleh

Cr dalam kondisi mikrokosmos. Azolla pinnata endemik ke India adalah potensi hiperakumulator

logam berat. Selama 13 hari percobaan pakis ditumbuhkan dalam medium air yang mengandung

Cr 3 + dan CrO 4 2 - ion, masing-masing 0,5, konsentrasi 1,0, dan 3,0 mg L -1.. Kehadiran ion ini

dapat menyebabkan 3,1 -37,5% penghambatan + dari pertumbuhan Azolla pinnata dibandingkan

dengan kontrol.. Setelah 13 hari percobaan, isi logam dalam larutan menurun hingga 70% (CrO 4

2-3,0 mg L -1 pengobatan) menjadi 88% (CrO 4 2 - 0,5 mg L -1 ). Dalam jaringan Azolla pinnata,

konsentrasi beberapa bentuk ion Cr dalam penyelidikan berkisar 415-1095 mg kg -1 massa kering

(dm); tingkat tertinggi yang ditemukan dalam larutan yang mengandung Cr (III) (Rai,

2010).Azola juga memiliki kemampuan menyerap Cromium (Cr(IV) maksimum Cr (VI) adalah

sekitar 14,7 × 103 logam mg / kg berat kering biomassa (V.K.Gupta,et.all,2001)

Azolla masih menunjukkan toleransi pertumbuhan hingga pada level 20 ppm, hal ini dilaporkan

oleh Arora, 2006. Dengan memberikan beberapa level Cromium pada medium pertumbuhan air

dengan tiga jenis azolla.

Table 5. Effect of Chromium on the growth of Azolla spp. (Arora, 2006)

Cr level in medium lg ml)1 Fresh wt. (g) Percent change against control

A. microphylla A. pinnata A. filiculoides A. microphylla A.pinnata A.filiculoides

Control 2.53±0.096 2.58±0.011 1.39±0.0281 ppm 1.16±0.045 1.73±0.026 0.996±0.015 -54.15 -31.78 -28.055 ppm 0.870±0.034 1.03±0.05 0.813±0.041 -65.61 -60.07 -41.51

13

Page 14: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

14

10 ppm 0.723±0.020 0.753±0.025 0.653±0.045 -71.42 -70.93 -53.0215 ppm 0.543±0.030 0.526±0.049 0.566±0.020 -78.53 -79.61 -59.2820 ppm 0.430±0.073 0.433±0.061 0.450±0.065 -83.0 -83.21 -67.62

Arora, 2006. Juga melaporkan peningkatan konsentrasi akumulasi Cr dengan peningkatan konsentrasi Cr dalam larutan medum pertumbuhan pada tiga jenis azolla, yaitu A. microphylla, A. pinnata ,A. filiculoides

Table 6. Bioconcentration of Chromium by Azolla spp. after 7 days incubation.( Arora, 2006)

Concentration of Cr in A. microphylla A. pinnata A. filiculoides

the medium (lg ml)1) Cr in dry mass (lg g)1) BCF Cr in dry mass (lg g)1) BCF Cr in dry mass (lg g)1) BCF

Control 34.3±1.6 36.6±1.1 21.9±2.3

1 4617.7±235.2 4617 528.1±24.1 528 2977.9±26.1 2977

5 6156.7±379.1 1231 1554.7±538.8 311 4122±476.3 824

10 9213.5±1043 921 2434.3±1663.1 243 6567±537 657

15 12874.3±154.9 858 5507.7±320.5 367 9994.6±899.1 666

20 14931.7±2006.2 746 9125.3±901.3 456.2 12383.6±2025 619

Bennicelli, 2003, juga melaporkan bahwa Azolla caroliniana, dapat menyerap Cr (III) 0,1 ppm

hingga 0 ppm, pada konsentrasi 0.5 ppm pertumbuhan meningkat 3.09% dari kontrol dengan

konsentrasi dalam biomassa tertinggi 964 mg/kg dm.

14

Page 15: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

15

4. Mercury (Hg)

Banyak tanaman mampu mengakumulasi logam berat (disebut hyperaccumulators ) dan

salah satunya adalah air pakis A. carolininia. Penelitian telah dilakukan selama 12 hari percobaan

dengan pakis ditumbuhkan pada larutan nutrisi yang mengandung Hg2 +, Cr3 + dan CrO42-ion,

masing-masing, konsentrasi 0,1 0,5 dan 1,0 mg dm-3. Kehadiran ion ini menyebabkan inhibisi

20-31% dari pertumbuhan caroliniana A., tertinggi di hadapan Hg (II) ion, dibandingkan dengan

kontrol. Setelah 12 hari percobaan, kandungan logam solusi menurun menjadi 0-0,25 mg dm-3,

dan penurunan ini terdiri antara 74 (Cr3 + 1.0 mg dm-3 perlakuan) dan 100% (CrO42-0,1 mg

dm-3 perlakuan). Pakis mengambil kuantitas lebih rendah dari logam dari 0,1 mg dm-3

perlakuan dibandingkan dengan 0,5 dan 1,0 mg dm-3 perlakuan. Dalam jaringan caroliniana A.

15

Gambar 1. Penurunan Konsentrasi Hg dan Cr pada beberapa konsentrasi dalam masa 11 hari

(Bennicelli, 2003)

Page 16: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

16

konsentrasi logam berat dalam penyelidikan berkisar 71-964 mg kg-1 dm, tingkat tertinggi yang

ditemukan untuk Cr (III) yang mengandung larutan hara (Bennicelli et al, 2009)

Tabel 7. Pertumbuhan biomasa caroliniana dan konsentrasi logam Berat 12 hari setelah perlakuan

Treatment Conc. (f.m. (g) Increase of biomass with Conc. in solution Conc. in biomass mgdm_3) reference to control (%) (mgdm_3) (mg kg_1 dm) Control 57.0 – – –Hg(II) 0.1 43.9 -22.9 0.02 70.8

0.5 39.3 -31.0 0.04 3061.0 40.8 -28.5 0.07 578

(Bennicelli, 2003)

5. Arsenic

Arsen, arsenik, atau arsenikum adalah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

simbol As dan nomor atom 33. Ini adalah bahan metaloid yang terkenal beracun dan memiliki

tiga bentuk alotropik; kuning, hitam, dan abu-abu. Arsenik dan senyawa arsenik digunakan

sebagai pestisida, herbisida, insektisida, dan dalam berbagai aloy.

Beberapa tempat di bumi mengandung arsen yang cukup tinggi sehingga dapat merembes

ke air tanah. WHO menetapkan ambang aman tertinggi arsen di air tanah sebesar 50 ppb (bagian

per milyar). Kebanyakan wilayah dengan kandungan arsen tertinggi adalah daerah aluvial yang

merupakan endapan lumpur sungai dan tanah dengan kaya bahan organik. Diperkirakan sekitar

57 juta orang meminum air tanah yang terkontaminasi arsen berlebih, sehingga berpotensi

meracun. Arsenik dalam air tanah bersifat alami, dan dilepaskan dari sedimen ke dalam air tanah

karena tidak adanya oksigen pada lapisan di bawah permukaan tanah. Air tanah ini mulai

dipergunakan setelah sejumlah LSM dari barat meneliti program air sumur besar-besaran pada

akhir abad ke-20, namun gagal menemukan keberadaan arsenik dalam air tanah. Diperkirakan

sebagai keracunan masal terburuk dalam sejarah dan mungkin musibah lingkungan terparah

dalam sejarah. Di Banglades terjadi epidemik keracunan masal disebabkan oleh arsenik.

16

Page 17: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

17

Studi mengenai peranan Azolla dalam menyerap arsenic dilakukan oleh Xin Zhang dkk,

2008. Bahwa Azolla memiliki toleransi yang tinggi terhadap arsenic, artinya azolla mempunyai

kemampuan dalam menyerap arsenic. Lima puluh strain Azolla di uji dan menunjukkan variasi

yang besar di Sebagai akumulasi. Jenis Azolla yang memiliki akumulasi tertinggi adalah jenis

Azolla carolininia, Azolla filiculoides. Azolla carolininia mempunyai akumulasi dua lipat dari

Azolla filiculoides karena kecepatan arus yang lebih tinggi untuk arsenate. filiculoides A. lebih

tahan terhadap arsenate eksternal karena penyerapan yang lebih rendah. Kedua strain

menunjukkan tingkat yang sama toleransi untuk internal As. Arsenate dan arsenit adalah spesies

yang dominan Seperti di kedua strain Azolla, dengan methlyated Sebagai spesies akuntansi

untuk <5% dari total As. filiculoides A. memiliki proporsi yang lebih tinggi dari arsenit dari

carolininia A.. Kedua strain effluxed arsenate lebih dari arsenit, dan jumlah Sebagai penghabisan

adalah sebanding dengan jumlah akumulasi As.

6. Cadmium

Kadmium merupakan salah satu jenis logam berat yang berbahaya karena elemen ini

beresiko tinggi terhadap pembuluh darah. Kadmium berpengaruh terhadap manusia dalam

jangka waktu panjang dan dapat terakumulasi pada tubuh khususnya hati dan ginjal. Secara

prinsipil pada konsentrasi rendah berefek terhadap gangguan pada paru-paru, emphysema dan

renal turbular disease yang kronis. Jumlah normal kadmium di tanah berada di bawah 1 ppm,

tetapi angka tertinggi (1.700 ppm) dijumpai pada permukaan sample tanah yang diambil di dekat

pertambangan biji seng (Zn). Kadmium lebih mudah diakumulasi oleh tanaman dibandingkan

dengan ion logam berat lainnya seperti timbal. Logam berat ini bergabung bersama timbal dan

17

Page 18: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

18

merkuri sebagai the big three heavy metal yang memiliki tingkat bahaya tertinggi pada kesehatan

manusia. Menurut badan dunia FAO/WHO, konsumsi per minggu yang ditoleransikan bagi

manusia adalah 400-500 μg per orang atau 7 μg per kg berat badan.

Penelitian peranan Azolla dalam meremediasi Kadmium masih sangat sedikit, salah

satunya adalah dilakukan oleh Ngadiman, 2006. Beliau mengatakan Azolla dapat meyerap dan

menstabilkan Cd.

KESIMPULAN

1. Pencemaran Logam berat banyak terjadi diperairan dan sangat berbahaya karena

umumnya logam berat tersebut dalam keadaan tersedia dan merupakan radikal bebas

yang membentuk metalchelating.

2. Pemanfaatan Azolla pada tumbuhan mempunyai Nilai Ganda yaitu sebagai pensuplai N

dengan kemampuan fiksasi N nya dan ternyata azolla berkemampuan sebagai

hiperakumulator beberapa logam berat

3. Azolla dapat sebagai hiperakumulator logam berbahaya seperti;Plumbum, Cromium,

Arsenik, Merkuri,Sianida dan Kadmium

18

Page 19: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

19

4. Penelitian tentang Azolla sebagai Tumbuhan hiperakumulator masih sangat sedikit,

umumnya Azolla dimanfaatkan sebagai pupuk hijau atau pupuk biologis pensuplai N.

DAFTAR PUSTAKA

Aiyen, Dr. Sc. Agr. 2005. lmu Remediasi untuk Atasi Pencemaran Tanah di Aceh dan Sumatera Utara Peneliti Fitoremediasi Dosen pada Fakultas Pertanian Universitas Tadulako, Palu.Diakses dari .http://pkrlt.ugm.ac.id (Diakses 20 Oktober 2010)

Arora Anju, Sudhir Saxena, and Dinesh Kumar Sharma., 2005. Tolerance ang Phytoaccumulation of Chromium by Three Azolla Species. Word Journal of Microbiologi & Biotecnology 22: 97-100

Baker, A.J.M. 1999. Metal hyperaccumulator plants: a biological resource for exploitation in the phytoextraction of metal-polluted soils. URL: http://lbewww.epfl.ch/COST837/ WG2_abstracts.html (21 April 1999; diakses Mei 2000).

Bennicelli, Z. St.,pniewska, A. BanachK. ,Szajnocha dan J. Ostrowski, 2003. The ability of Azolla caroliniana to remove heavy metals (Hg(II), Cr(III), Cr(VI)) from municipal waste water. Chemosphere, Volume 55, Issue 1, April 2004, Pages 141-146

19

Page 20: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

20

Cobbett Christopher S, 2000. Phytochelatins and Their Roles in Heavy Detoxification. Departement of Genetic, University of Melbourne Parkville, Victoria 3052. Australia.

Collins, C.D. 1999. Strategies for minimizing environmental contaminants. Trends Plant Sci. 4:45. Dalam Priyanto dan Prayitno, 2009. (http://ltl.bppt.tripod.com/sublab/lflora1.htm, diakses 4 Oktober 2010).

Darmono, 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup. UI Press Jakarta 

Eddy S., 2008. Kemampuan Tanaman Enceng Gondok sebagai agens Fitoremediasi Air Tercemar Timbal (Pb). http://blog.unsri.ac.id/userfiles/Fitoremediasi%20ECENG%20GONDOK.rtf. Di akses tanggal 20 Oktober 2010

Erakhrumen & Agbontalor, A. 2007. Phytoremediation: An Environmentally Sound Technology for Pollution Prevention, Control and Remediation in Developing Countries, Educational Research and Review , (Online), Vol. 2 (7), (diakses, 28 Oktober 2010).

Hardyanti N., Rahayu SS., 2007. Fitoremediasi Fosfat dengan Pemanfaatan Enceng Gondok Eichornia Crassipes) (Studi Kasus Pada Limbah Cair Industri Kecil Laundry), Jurnal PRESIPITASI Vol. 2 No.1 Maret 2007, ISSN 1907-187X

Hidayati, N. dan Saefudin. 2003. Potensi Hipertoleransi dan Serapan Logam Beberapa Jenis Tumbuhan terhadap Limbah Pengolahan Emas.[Laporan Teknik]. Bogor: Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan Sumberdaya Hayati. Pusat Penelitian Biologi. LIPI.

Henry, J.R. 2000. An Overview of the phytoremediation of Lead and mercury. USEPA. Washington, D.C.

Juhaeti, T. dan F. Syarif. 2003. Studi Potensi Beberapa Jenis Tumbuhan Air untuk Fitoremediasi. [Laporan Teknik]. Bogor: Proyek Pengkajian dan Pemanfaatan Sumberdaya Hayati. Pusat Penelitian Biologi. LIPI. Bogor .

Juhaeti,T., Starif,F., Hidayati,N., 2004.Inventarisasi Tumbuhan Tumbuhan Potensia Untuk Fitoremediasi.Jurnal Biodiversitas.Vol.6 No.1.hal 310-33

Priyanto, B. & Prayitno, J. 2006.Fitoremediasi Sebagai Sebuah Teknologi Pemulihan Pencemaran, Khususnya Logam berat, (Online). (http://ltl.bppt.tripod.com/sublab/lflora1.htm, diakses 4 Oktober 2010).

Rakhshaee Roohan.,Morteza Khosravi., Masoud Ganji.,2006. Kinetic modeling and Thermodynamic study to remove Pb(II), Cd (II) and Zn (II) from aqueous Solution using dead and Living Azolla filiculoides. Journal of Hazardous Material B124 p.120-129.

20

Page 21: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

21

Simangunsong, Y., 2009. Evaluasi Tingkat Pencemaran Tanah Oleh Beberapa Logam Berat di Desa Tanjung Merawa-B Kecamatan Tanjung Merawa Kabupaten Deli Serdang. Departemen Ilmu Tanah Universitas Sumatera Utara

 Tomy,M.P., 2009. Bioremediasi Merkuri (Hg) Dengan Tumbuhan Air Sebagai Salah Satu

lternatif Penanggulangan Limbah Tambang Emas Rakyat.J

Wagner G.M., 1997. Azolla, The Botanical Review. Vol. 63. No.1 The new York Botanical Garden, USA

Xin Zhang, Ai-Jun Lin, Fang-Jie Zhao, Guo-Zhong Xu, Gui-Lan Duan, Yong-Guan Zhu , 2005. Arsenic accumulation by the aquatic fern Azolla: Comparison of arsenate uptake, speciation and efflux by A. caroliniana.Environmental Pollution, Volume 156, Issue 3, December2008,Pages1149-1155

21

Page 22: tugas prof. munirPOTENSI AZOLLA SEBAGAI PEMBERSIH  TIMBAL

22

22