Tugas Prof Siagian Blok 29

download Tugas Prof Siagian Blok 29

If you can't read please download the document

description

tugas

Transcript of Tugas Prof Siagian Blok 29

PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS):

9

TUGAS MATA KULIAH DECISION MAKING BLOK 29 ; MANAJEMEN DAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

1. BEDAH KASUS

Anda adalah seorang pemimpin pada sebuah Institusi kesehatan, RS type D.

Anda membawahi 4 orang Kepala Bagian/Bidang yaitu Kepala Bidang Pelayanan, Kepala Bidang Keparawatan, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Personalia.

Kepala Bidang Keperawatan hasil kerjanya dibawah standard, dan sudah dilakukan pembinaan lisan, SP tertulis 3 kali bahkan Tegoran Keras, tetapi tetap tidak ada perobahan.

Anda harus mengambil Keputusan terhadap keadaan ini, karena hal ini berdampak pada penurunan in come dikarenakan rendahnya mutu perawatan.

2. TUGAS

Buatlah Frame Work......Tentukan orang orang yang terlibat.....Bagaimana Prosesnya....Tentukan alternatif keputusanTentukan nilai nilai......Analisa hasil dan ambil sebuah keputusan....

3. ANALISA KASUS

a. Pendahuluan

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40/Menkes/Per/III/2010, Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

Rumah Sakit Umum Kelas D harus mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 2 (dua) Pelayanan Medik Spesialis Dasar. Adapun kriteria, fasilitas dan kemampuan Rumah Sakit Umum Kelas D sebagaimana yang termaksud tersebut meliputi Pelayanan Medik Umum, Pelayanan Gawat Darurat, Pelayanan Medik Spesialis Dasar, Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan, Pelayanan Penunjang Klinik dan Pelayanan Penunjang Non Klinik.

Pada pelayanan Medik Umum terdiri dari Pelayanan Medik Dasar, Pelayanan Medik Gigi Mulut dan Pelayanan Kesehatan Ibu Anak /Keluarga Berencana. Pelayanan Gawat Darurat harus dapat memberikan pelayanan gawat darurat 24 (dua puluh empat) jam dan 7 (tujuh) hari seminggu dengan kemampuan melakukan pemeriksaan awal kasus-kasus gawat darurat, melakukan resusitasi dan stabilisasi sesuai dengan standar. Pelayanan Medik Spesialis Dasar sekurang-kurangnya 2 (dua) dari 4 (empat) jenis

pelayanan spesialis dasar meliputi Pelayanan Penyakit Dalam, Kesehatan Anak,

Bedah, Obstetri dan Ginekologi.

Pelayanan Spesialis Penunjang Medik yaitu laboratorium dan Radiologi. Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan terdiri dari pelayanan asuhan keperawatan dan asuhan kebidanan. Pelayanan Penunjang Klinik terdiri dari Perawatan High Care Unit, Pelayanan Darah, Gizi, Farmasi, Sterilisasi Instrumen dan Rekam Medik

Pelayanan Penunjang Non Klinik terdiri dari pelayanan Laundry/Linen, Jasa Boga /

Dapur, Teknik dan Pemeliharaan Fasilitas, Pengelolaan Limbah, Gudang, Ambulance,

Komunikasi, Kamar Jenazah, Pemadam Kebakaran, Pengelolaan Gas Medik dan Penampungan Air Bersih.

Ketersediaan tenaga kesehatan disesuaikan dengan jenis dan tingkat pelayanan. Pada Pelayanan Medik Dasar minimal harus ada 4 (empat) orang dokter umum dan 1(satu) orang dokter gigi sebagai tenaga tetap. Pada Pelayanan Medik Spesialis Dasar harus ada masing-masing minimal 1 (satu) orang dokter spesialis dari 2 (dua) jenis pelayanan spesialis dasar dengan 1 (satu) orang dokter spesialis sebagai tenaga tetap.

Perbandingan tenaga keperawatan dan tempat tidur adalah 2:3 dengan kualifikasi

tenaga keperawatan sesuai dengan pelayanan di Rumah Sakit, sedangkan tenaga penunjang berdasarkan kebutuhan Rumah Sakit. Untuk Sarana prasarana dan peralatan yang dimiliki Rumah Sakit harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh

Menteri. Peralatan radiologi harus memenuhi standar sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Jumlah tempat tidur minimal 50 (lima puluh) buah. Administrasi dan manajemen terdiri dari struktur organisasi dan tata laksana, kemudian struktur organisasi sebagaimana dimaksud adalah paling sedikit terdiri atas Kepala Rumah Sakit atau Direktur Rumah Sakit, unsur pelayanan medis, unsur keperawatan, unsur penunjang medis, komite medis, satuan pemeriksaan internal, serta administrasi umum dan keuangan.

Tatakelola RS tie D yang diharus dipenuhi meliputi tatalaksana organisasi, standar pelayanan, standar operasional prosedur (SPO), Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMS), hospital by laws dan Medical Staff by laws.

Untuk dapat membuat sebuah keputusan yang baik, diperlukan sebuah proses yang baik pula. Proses tersebut dimulai dari proses penetapan tujuan dan menghitung performa, identifikasi dan definisi masalah, penetapan prioritas, analisis penyebab, penentuan alternatif solusi, mengevaluasi alternatif solusi, pemilihan solusi, implementasi dan follow up.

b. Membuat Frame Work, menentukan orang orang yang terlibat, prosesnya, menentukan alternatif keputusan dan menentukan nilai nilai yang ada

Decision Point 1:

Frame the problem : Di RS tipe D, Kepala Bidang Keperawatan hasil kerjanya dibawah standard, walaupun sudah dilakukan pembinaan lisan, SP tertulis 3 kali bahkan teguran keras, tetapi tetap tidak ada perubahan. Selaku direktur RS tersebut saya harus mengambil keputusan terhadap keadaan ini, karena hal ini berdampak pada penurunan in come dikarenakan rendahnya mutu perawatan. Apabila dibiarkan dampak buruk yang dapat menimpa RS adalah pasien sepi/sedikit, sehingga pemasukan kecil / dibawah rasio standar untuk operasional RS, sampai dengan bangkrut.

Decision Point 2:

Sebagai seorang pemimpin pada sebuah Institusi kesehatan, RS type D.tersebut saya membawahi 4 orang Kepala Bagian/Bidang yaitu Kepala Bidang Pelayanan, Kepala Bidang Keparawatan, Kepala Bagian Keuangan, Kepala Bagian Personalia. Untuk itu disamping bawahan saya yang bermasalah (Kepala Bidang Keparawatan) 3 orang bawahan saya yang lain tersebut tetap diikutkan untuk membicarakan masalah yang ada. Selain itu perwakilan/difisi dari masing-masing unit perawatan juga diikutkan (IGD, Poliklinik, Bangsal /Ruang Opname)

Decision Point 3:

Untuk dapat membuat sebuah keputusan yang baik, diperlukan sebuah proses yang baik pula. Proses yang benar dalam anda akan mengambil keputusan ialah dengan mempertimbangkan besarnya masalah, signifikansi masalah dan komplexitas nya. Faktor faktor ini semua akan nampak pada frame yang akan mengantarkan semua yang terkait dan mengarahkan pada suatu keputusan yang berkualitas.

Besarnya masalah : masalah Kepala Bidang Keperawatan yang hasil kerjanya dibawah standard, adalah merupakan masalah yang besar dengan skor 9 (jika standar skor masalah 0-10), karena keperawatan didalam pelayanan RS merupakan salah satu komponen yang penting dan pokok. Seandainya kepala bidangnya saja hasil kerjanya sudah dibawah standart kemudian bagaimana nanti dengan bidang bidang perawatan dibawahnya ? Signifikasi masalah ; signifikasinya sangat penting dan urgent untuk segera dilakukan pengambilan keputusan, karena walaupun sudah dilakukan pembinaan lisan, SP tertulis 3 kali bahkan teguran keras, tetapi tetap tidak ada perubahan dari yang bersangkutan. Komplexitas masalah : masalah ini sangat kompleks melibatkan dari profesi maupun bidang yang lain, karena pelayanan keperawatan di RS tidak bisa dipisahkan dengan unuit pelayanan yang lain. Imbasnya akan ada pengaruh yang saliung keterkaitan.

Decision Point 4:

Menentukan satu set alternative. Beberapa alternative pilihan yang dapat kita putuskan adalah :

Dilakukan lagi pendekatan personal kepada yang bersangkutan dengan melibatkan kepala bidang yang lain dan perwakilan dari unit-unit bidang keperawatan, supaya yang bersangkutan memaparkan apa kesulitan-kesulitannya mengapa standar kerja nya tidak optimal, sekaligus masing-masing kepala bidang yang lain dan perwakilan bidang keperawatan memaparkan opini dan pendapatnya.Diberikan kesempatan kepada yang bersangkutan untuk melakukan studi banding ke RS lain terkait tugas dan tanggung jawab kepala bidang keperawatan di RS.Mendatangkan ahli yang berkompetens dibidang keperawatan untuk datang ke RS, sekaligus melakukan House training untuk kepala bidang keperawatan dan unit-unit bidang keperawatan dibawahnya.Menugaskan kepala bidang perawatan untuk tugas belajar akademik dibidang manajemen keperawatan, sampai selesai terlebih dahulu dan kekosongan kepala bidang perawatan sementara di pegang plt wakil kepala bidang keperawatan sampai yang bersangkutan kembali menyelesaikan pendidikan dan jabatan kepala bidang keperawatan dikembalikan kepada yang bersangkutan.Memindah tugaskan yang bersangkutan di bidang lain yang sejajar dengan jabatannya sebelumnya, dan kepala bidang keperawatan diganti yang baru.Memindah tugaskan yang bersangkutan di bidang lain yang lebih rendah dari jabatannya sebelumnya, dan kepala bidang keperawatan diganti yang baru.Memberikan sanksi skors tidak boleh bekerja sampai waktu yang ditentukan, untuk instropeksi diri dan baru kemudian diminta bekerja kembali di bidang yang sama dan atau dipindah tugaskan Memberikan sanksi dipotong gajinya sampai waktu yang ditentukan, untuk instropeksi diri dan tetap bekerja di bidang yang sama dan atau dipindah tugaskan Dipecat dari Rumah Sakit

Decision Point 5: penentuan nilai-nilai , sekaligus Decision Point 6 : analisis informasi yang menjelaskan nilai nilai dari setiap alternatif.

Penentuan nilai nilai yang bisa mengarah pada sebuah keseimbangan, dan ini adalah kriteria yang kita tetapkan sendiri. Nilai dapat di ekspresikan dengan ciri ciri, dan ciri ini merupakan karakteristik dari outcomes yang kita harapkan ataupun yang tidak kita harapkan. Biasanya ini berubah seiring waktu dan menunjukkan derajat yang tidak menentu. Untuk tiap keputusan, terutama yang saling mempengaruhi, kita perlu menentukan definisi dari nilai nilai secara jelas. Sebuah keputusan yang baik tidak saja membutuhkan pengetahuan tentang fakta fakta, tetapi juga pengertian tentang keterbatasan pengetahuan kita.

Pada kasus ini nilai-nilai dan analisisnya yang dapat diungkap adalah :

Nilai Kemanusiaan dimana yang bersangkutan adalah manusia biasa dan dapat melakukan kesalahansehingga perlu diberi kesempatan untuk memperbaiki diriNilai penghargaan dari masa kerja yang bersangkutan selama di RS, sehingga diberikan pengampunan atas kesalahnnya dengan syarat mau belajar dan memperbaiki diri..Nilai Solaridaritas sesama karyawan di RS, hubungan baik pertemanan dan kebaikan-kebaikan yang pernah dilakukan di RS, .. sehingga yang bbersangkutan melakukan kesalahan tetap dibantu untuk memecahkan persoalannya.Nilai Kemanusiaan bahwa yang bersangkutan adalah seorang yang mempunyai tanggung jawab keluarga, sehingga memerlukan pekerjaan sebagai sumber pendapatan keluarga, sehingga yang bersangkutan tetap masih diakui dan dipekerjakan di RSNilai kedispilanan sehingga setiap kesalahan harus diberi peringatan dan atau sangsi baik administrasi maupun jabatan/karier, sehingga dapat dijadikan contoh ataupun pelajaran untuk karyawan yang lain.Nilai pengembangan SDM, . Sehingga yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk study kasus, tugas belajar akademik maupun diadakn house training untuk meningkatan kemajuan SDM RS.Nilai kebersamaan dan atau holistic, ..sehingga suatu kesalahan seseorang tidak hanya dibebankan pada orang tersebut tetapi orang lain yang terkait juga mempunyai tanggung jawab untuk membantu memberikan solusi. Nilai dan adat budaya Timur diIndonesia yang tetap memandang rasa hormat, tata karma dan tepo seliro, .sehingga suatu masalah harus dipecahkan dengan pembicaraan dari berbagai pihak, dengan tanpa menyakiti yang lain. Nilai Mutu dan kualitas SDM, ..sehingga SDM yang tidak bermutu/tidak berkualitas perlu diganti dan atau dipecat

c. Analisa hasil dan pengambilan sebuah keputusan

Masalah yang timbul terkadang tidak diketahui penyebabnya. Hal ini membutuhkan analisis mendalam untuk menemukan hubungan kausal (cause-effect) dari sebuah masalah. Sekali lagi, diperlukan data penunjang yang shahih untuk membuat diagram analisis masalah. Beberapa teknik berikut dapat digunakan dalam menganalisis penyebab yaitu diagram ishikawa (fish bone analysis), metode pohon masalah (root cause analysis).

Gambar. Diagram Ishikawa

Pengambilan keputusan merupakan sebuah proses yang dinamis. Setelah solusi dipilih, harus diimplementasikan dan di follow-up. Walaupun mustahil mendapatkan solusi yang optimal, solusi yang memuaskan (sesuai standar tujuan) sudah baik. Solusi terpilih kemudian dibuat plan of action (PoA). PoA berisi kegiatan, tujuan dan target , sasaran populasi, biaya (besar dan sumber pembiayaan), tempat, waktu, pelaksana(PJ) dan rencana penilaian.

Implementasi : pengambilan keputusan yang baik akan menjadi sia-sia oleh implementasi yang buruk. Oleh karena implementasi ini melibatkan banyak pihak (SDM) maka, yang palig penting adalah bagaimana mengkomunikasikan keputusan tersebut agar dapat diimplementasikan dengan baik oleh individu/kelompok tertentu. Termasuk pada kasus tersebut bagaimana beberapa akternatif pilihan keputusan harus dikoordinasikan dengan pendapat dan keinginan/kemauan 3 kepala bidang yang lain maupun, bidang-bidang diunit keperawatan dibawah kepala bidang keperawatan.

Follow up : manajemen yang efektif selalu melakukan pengukuran yang periodik terhadap hasil yang di capai dibandingkan tujuan yang direncanakan. Penting sekali untuk memdeteksi penyimpangan pada setiap fase agar dapat segera diperbaiki. Begitu pula sebagai direktur RS tersebut saya perlu melakukan evaluasi perodik dari hasil keputusan yang telah diambil, bauk secara langsung maupun diwakilkan.

DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 40/Menkes/Per/Iii/2010 Tentang Klasifikasi Rumah Sakit

Ivancevich JM, Konopaske R, Matteson, MT, Organizational Behavior and Management, 8th ed, 2008, New York : Mc Graw Hill.

Shortell SM, Kaluzny, AD, Essentials of Healthcare Management,1997, Philipines : Delmar Publisher.

Sulaeman, ES, Manajemen Kesehatan, Teori dan Praktik di Puskesmas, ed 2, 2011, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

LAPORAN TUGAS MATA KULIAH DECISION MAKING BLOK 29 MANAJEMEN DAN SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT

Dosen Pemb. : Prof. Dr. JW Siagian, Sp.PA

Disusun Oleh :

Nama: Agung Sulistiya Ariwibowo

Nim / Kelompok: 41090034 / C

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA YOGYAKARTA 2012