Tugas Pak Ascarya UAS

34
1. Kajian Pustaka A. Tingkat Bunga Tingkat bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam untuk memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu yang disepakati. Karena tingkat bunga sama dengan harga dari kredit, jumlah beban merupakan suatu angka perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman dibagi dengan jumlah uang yang sesungguhnya dipinjam, biasanya dinyatakan dalam persentase per tahun. Tingkat bunga memberi isyarat harga kepada peminjam, pemberi pinjaman, penabung dan investor. Jika tingkat bunga naik maka akan mendorong volume tabungan dan merangsang peminjam dana. Sebaliknya, jika tingkat bunga menurun, akan menurunkan aliran dana dari pihak ketiga dan sulit untuk memenuhi kegiatan pemberian pinjaman. Tingkat bunga yang tinggi dapat mengurangi jumlah peminjam dan investasi modal. Tingkat bunga 1

Transcript of Tugas Pak Ascarya UAS

Page 1: Tugas Pak Ascarya UAS

1. Kajian Pustaka

A. Tingkat Bunga

Tingkat bunga adalah biaya yang harus dibayar oleh peminjam untuk

memperoleh dana dari pemberi pinjaman untuk jangka waktu yang disepakati.

Karena tingkat bunga sama dengan harga dari kredit, jumlah beban merupakan

suatu angka perbandingan, yaitu jumlah biaya pinjaman dibagi dengan jumlah

uang yang sesungguhnya dipinjam, biasanya dinyatakan dalam persentase per

tahun.

Tingkat bunga memberi isyarat harga kepada peminjam, pemberi

pinjaman, penabung dan investor. Jika tingkat bunga naik maka akan mendorong

volume tabungan dan merangsang peminjam dana. Sebaliknya, jika tingkat bunga

menurun, akan menurunkan aliran dana dari pihak ketiga dan sulit untuk

memenuhi kegiatan pemberian pinjaman. Tingkat bunga yang tinggi dapat

mengurangi jumlah peminjam dan investasi modal. Tingkat bunga rendah dapat

merangsang peminjam dan pengeluran investasi.

Fungsi tingkat bunga menurut Drs. Herman Darmawi adalah sebagai

berikut:

a. Menjamin tabungan akan mengalir ke dalam investasi untuk meningkatkan

pertumbuhan ekonomi.

b. Menjatahkan penawaran kredit kepada proyek investasi dengan harapan

penghasilan paling tinggi.

1

Page 2: Tugas Pak Ascarya UAS

c. Membawa penawaran uang ke dalam keseimbangan dengan kebutuhan

uang masyarakat.

d. Merupakan alat kebijaksanaan pemerintah yang penting untuk

memengaruhi volume tabungan dan investasi. Jika pertumbuhan ekonomi

berjalan lambat dan pengangguran meningkat, pemerintah bisa

menggunakan kebijakan moneter untuk menurunkan tingkat bunga, serta

merangsang peminjaman dan investasi.

Untuk mengukur tingkat bunga dapat diperoleh dengan empat metode,

yaitu:

a. Yield To Maturity Method

Metode ini diterima paling luas karena menggunakan konsep present value

of money.

b. Holding Period Yield

Merupakan ukuran tingkat penghasilan di mana investor menahan suatu

asset finansial selama beberapa waktu, lalu menjualnya kepada investor

lainnya sebelum masa jatuh tempo.

c. Simple Interest Method

Metode ini diterapkan atas bunga suatu pinjaman di mana dana dikenakan

bunga adalah dana yang sesungguhnya dipakai. Tingkat bunga akan terus

berkurang apabila si peminjam sering mencicinya.

d. Discount Method

Dalam metode ini bunga harus dibayar sebelum dana dipakai. Berarti

bunga langsung dipotong dari pokok pinjaman.

2

Page 3: Tugas Pak Ascarya UAS

Tingkat bunga merupakan salah satu indikator moneter yang mempunyai

dampak dalam berbagai kegeitan perekonomian, yaitu:

1. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan investasi

yang kemudian berpengaruh positf pada perekonomian.

2. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi pemilik modal, apakah dananya

diletakkan di real asset atau financial asset.

3. Tingkat suku bunga akan memengaruhi kelangsungan usaha pihak bank

dan lembaga keuangan lainnya.

4. Tingkat suku bunga dapat mempengaruhi volume uang beredar.

Masing-masing dampak penetapan suku bunga saling terkait dan saling

memengaruhi satu sama lain. Pihak-pihak yang terlibat dalam hal ini adalah pihak

investor, deposan, perbankan dan otoritas Bank Sentral.

B. Deposito Berjangka

Simpanan deposito dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998

dinyatakan sebagai simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada

waktu tertentu berdasarkan perjanjian nasabah penyimpan dengan bank (Martono,

2003). Berbeda dengan tabungan dan giro, simpanan deposito mengandung unsur

jangka waktu (jatuh tempo) yang lebih panjang dan dapat ditarik atau dicairkan

hanya setelah jatuh tempo. Begitu pula dengan suku bunga yang diberikan relatif

lebih tinggi dibanding dengan tabungan dan giro. Bunga disesuaikan dengan

perkembangan pasar dan biasa di berikan setiap bulan sesuai dengan tanggal jatuh

temponya.

3

Page 4: Tugas Pak Ascarya UAS

Untuk mencairkan deposito maka pemilik deposito (deposan) dapat

menggunakan bilyet deposito atau sertifikat deposito. Dalam praktiknya ada tiga

jenis deposito yaitu deposito berjangka, sertifikat deposito dan deposit on call.

Penetapan suku bunga untuk setiap jangka waktu ditetapkan masing-masing bank

sesuai dengan perhitungan kondisi bunga dipasar. Jika diperhitungkan bunga yang

akan datang cenderung menurun, maka penetapan bunga untuk jangka waktu yang

lebih panjang, lebih rendah. Sebaliknya jika diperhitungkan bunga pasar yang

akan datang cenderung meningkat, maka penetapan bunga untuk jangka waktu

yang lebih panjang lebih tinggi. Hal ini dimaksudkan agar masyarakat

menempatkan depositonya dengan waktu yang paling panjang, dengan demikian

bila terjadi kenaikan bunga deposito, maka bank akan tetap memelihara deposito

tersebut dengan bunga seperti pada saat pembukuan (Mudrajat Kuncoro dan

Suhardjono, 2003). Bunga deposito berjangka dibayarkan setiap tanggal jatuh

tempo (tanggal yang sama denga tanggal pembukuan) atau tanggal jatuh tempo

pokok (tanggal berakhirnya jangka waktu penyimpanan).

Jenis deposito kedua yaitu sertifikat deposito. Sertifikat deposito adalah

simpanan berjangka atas pembawa atau atas tunjuk, yang dengan izin Bank

Indonesia dikeluarkan oleh bank sebagai bukti simpanan yang dapat

diperjualbelikan atau dipindahtangankan kepada pihak ketiga (Thomas Suyatno

dkk, 1993).

Deposito adalah simpanan berjangka yang dikeluarkan oleh bank yang

penarikannya hanya dapat dilakukan dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan

jangka waktu yang telah diperjanjikan sebelumnya. Deposito dibedakan menjadi

4

Page 5: Tugas Pak Ascarya UAS

dua, yaitu Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito. Perbedaan keduanya

adalah sebagai berikut :

Tabel 1: Perbedaan Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito

No. Perbedaan Deposito Berjangka Serifikat Deposito

1 Pembayaran

bunga

Setiap tanggal jatuh tempo

bunga/pokok

Pada saat pembukaan

rekening discounted)

2 Pemindahan

hak

Tidak dapat

dipindahtangankan

Dapat dipindahtangankan

3 Kepemilikan Atas nama Atas unjuk

4 Perhitungan

bunga

Tidak discounted Discounted

Pasar sasaran (target market) deposito adalah seluruh lapisan masyarakat,

baik perorangan maupun nonpeorangan.

Jangka waktu pada umumnya bank-bank menawarkan Deposito dengan

jangka waktu sebagai berikut :

- Jangka waktu : 1 bulan - Jangka waktu : 12 bulan

- Jangka waktu : 3 bulan - Jangka waktu : 18 bulan

- Jangka waktu : 6 bulan - Jangka waktu : 24 bulan

Sebagai catatan tambahan, perlu diperhatikan bahwa Bank Umum, Bank

Pembangunan, ataupun Bank Perkreditan Rakyat, dapat menyelenggarakan

deposito berjangka, artinya dapat menghimpun dana dari masyarakat dalam

bentuk simpanan deposito berjangka. Tetapi uantuk menerbitkan sertifikat

deposito, hanya Bank Umum dan Bank Pembangunan yang di perbolehkan.

Itupun harus memperoleh izin Bank Indonesia setelah memenuhi persyaratan

5

Page 6: Tugas Pak Ascarya UAS

tertentu, antara lain dari segi kesehatan dan kemampuan bank dari segi kebutuhan

permodalannya (Thomas Suyatno, 1993).

C. Bagi Hasil

Berbagi hasil dalam bank Islam menggunakan istilah nisbah bagi hasil,

yaitu proporsi bagi hasil antara nasabah dan bank Islam. Misalnya, jika customer

service bank Islam menawarkan nisbah bagi hasil Tabungan sebesar 65:35. Itu

artinya nasabah bank Islam akan memperoleh bagi hasil sebesar 65% dari return

investasi yang dihasilkan oleh bank Islam melalui pengelolaan dana-dana

masyarakat di sektor riil. Sementara itu bank Islam akan mendapatkan porsi bagi

hasil sebesar 35%.

Penentuan nisbah bagi hasil dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu: jenis

produk simpanan, perkiraan pendapatan investasi dan biaya operasional bank.

Hanya produk simpanan dengan skema investasi (mudharabah) yang

mendapatkan return bagi hasil. Sementara itu untuk produk simpanan dengan

skema titipan (wadiah), return yang diberikan berupa bonus.

(Bank Indonesia, 2007) Pertama-tama dihitung besarnya tingkat

pendapatan investasi yang dapat dibagikan kepada nasabah. Ekspektasi

pendapatan investasi ini dihitung oleh bank Islam dengan melihat performa

kegiatan ekonomi di sektor-sektor yang menjadi tujuan investasi, misalnya di

sektor properti, perdagangan, pertanian, telekomunikasi atau sektor transportasi.

Setiap sektor ekonomi memiliki karakteristik dan performa yang berbeda-beda,

sehingga akan memberikan return investasi yang berbeda-beda juga.

Sebagaimana layaknya seorang investment manager, bank Islam akan

6

Page 7: Tugas Pak Ascarya UAS

menggunakan berbagai indikator ekonomi dan keuangan yang dapat

mencerminkan kinerja dari sektor tersebut untuk menghitung ekspektasi/proyeksi

return investasi. Termasuk juga indikator historis (track record) dari aktivitas

investasi bank Islam yang telah dilakukan, yang tercermin dari nilai rata-rata dari

seluruh jenis pembiayaan yang selama ini telah diberikan ke sektor riil. Dari hasil

perhitungan tersebut, maka dapat diperoleh besarnya pendapatan investasi dalam

bentuk equivalent rate yang akan dibagikan kepada nasabah misalnya sebesar

11%.

Selanjutnya dihitung besarnya pendapatan investasi yang merupakan

bagian untuk bank Islam sendiri, guna menutup biaya-biaya operasional sekaligus

memberikan pendapatan yang wajar. Besarnya biaya operasional tergantung dari

tingkat efisiensi bank masing-masing. Sementara itu, besarnya pendapatan yang

wajar antara lain mengacu kepada indikator-indikator keuangan bank Islam yang

bersangkutan seperti ROA (Return On Assets) dan indikator lain yang relevan.

Dari perhitungan, diperoleh bahwa bank Islam memerlukan pendapatan investasi

yang juga dihitung dalam equivalent rate misalnya sebesar 6 %.

Dari kedua angka tersebut, maka kemudian nisbah bagi hasil dapat

dihitung. Porsi bagi hasil untuk nasabah. Dari kedua angka tersebut, maka

kemudian nisbah bagi hasil dapat dihitung. Porsi bagi hasil untuk nasabah adalah

sebesar: [11% dibagi (11%+6%)] = 0.65 atau sebesar 65%. Dan bagi hasil untuk

bank Islam sebesar: [6% dibagi (11%+6%)] = 0.35 atau sebesar 35%. Maka

nisbah bagi hasilnya kemudian dapat dituliskan sebagai 65:35.

7

Page 8: Tugas Pak Ascarya UAS

Tentu saja dalam prakteknya nasabah tidak perlu terlalu pusing dengan

perhitungan bagi hasil semacam ini. Masyarakat hanya tinggal menanyakan

berapa rate indikatif dari Tabungan atau Deposito Bank Islam yang diminatinya.

Rate indikatif ini adalah nilai equivalent rate dari pendapatan investasi yang akan

dibagikan kepada nasabah, yang dinyatakan dalam persentase misalnya 11% atau

8% atau 12%. Jadi masyarakat dengan cepat dan mudah dapat menghitung berapa

besar keuntungan yang akan diperolehnya dalam menabung sekaligus berinvestasi

di bank Islam.

Berikut ini tabel skema perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil.

Tabel 2: Perbedaan antara Bunga dan Bagi Hasil

Bunga Bagi Hasil

a. Penentuan bunga dibuat pada

waktu akad dengan asumsi

harus selalu untung

a. Penentuan besarnya

rasio/nisbah bagi hasil dibuat

pada waktu akad dengan

berpedoman pada

kemungkinan untung-rugi

b. Besarnya persentase

berdasarkan pada jumlah uang

(modal) yang dipinjamkan

b. Besarnya rasio bagi hasil

berdasarkan pada jumlah

keuntungan yang diperoleh.

c. Pembayaran bunga tetap

seperti dijanjikan tanpa

pertimbangan apakah proyek

yang dijalankan oleh pihak

c. Bagi hasil bergantung pada

keuntungan proyek yang

dijalankan. Bila usaha merugi,

kerugian akan ditangung

8

Page 9: Tugas Pak Ascarya UAS

nasabah untung atau rugi bersama oleh kedua belah

pihak

d. Jumlah pembayaran bunga

tidak meningkat sekalipun

jumlah keuntungan berlipat

atau keadaan ekonomi sedang

booming

d. Jumlah pembagian laba

meningkat sesuai dengan

peningkatan jumlah

pendapatan

e. Eksistensi bunga diragukan

(kalau tidak diancam) oleh

semua agama termasuk Islam.

e. e. Tidak ada yang meragukan

keabsahan bagi-hasil.

Sumber : Syafi’I Antonio, 2001

D. Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS)

Agar pelaksanaan operasi pasar terbuka berdasarkan prinsip Islam dapat

berjalan dengan baik, maka otoritas moneter menciptakan suatu piranti

pengendalian uang beredar yang sesuai dengan prinsip Islam dalam bentuk

Sertifikat Bank Indonesia Syariah (SBIS). SBIS dapat dijadikan sarana penitipan

dana jangka pendek bagi bank yang mengalami kelebihan likuiditas. Ketentuan-

ketentuan SBIS adalah sebagai berikut:

1. Jumlah dna yang dapat dititipkan sekurang-kurangnya Rp.

500.000.000,- dan selebihnya dengan kelipatan Rp50.000.000,-.

Jangka waktu SBIS adalah satu minggu, dua minggu, dan satu bulan

yang dinyatakan dalam jumlah hari.

9

Page 10: Tugas Pak Ascarya UAS

2. Bank Indonesia memberikan bonus kepada bank dan unit usaha

Syariah pada saat tempo. Besarnya bonus akan dihitung dengan

menggunakan acuan tingkat indikasi imbalan PUAS, yaitu rata-rata

tertimbang dari tingkat indikasi imbalan sertifikat IMA yang terjadi di

PUAS pada tanggal penitipan dana.

2. Studi Literature

Sebagaimana bank konvensional, bank Islam juga tetap tergantung pada dana

pihak ketiga sebagai sumber dana, terutama deposan.. Sumber pendanaan dari

deposito digunakan untuk kelancaran neraca pembayaran perbankan. Sehingga,

penting bagi manajemen bank Islam untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi keputusan nasabah dalam mendepositokan uang mereka. Seperti

yang telah diteliti oleh Metawa dan Almossawi (1997) yang menunjukkan bahwa

faktor agama yang menjadi pilihan nasabah untuk menabung pada bank Islam di

Bahrain. Sedangkan Erol dan El-Bdour (1989) menyimpulkan faktor agama bukan

alasan utama bagi penduduk Sudan dan Turki untuk memilih bank Islam.

Demikian pula studi yang dilakukan Haron et. Al. (1994) dan Cunningham (1997)

di Singapura dan Malaysia dengan kesimpulan bahwa terdapat dua alasan untuk

memilih bank Islam, yaitu Agama dan keuntungan.

Ahmad Kaleem & Mansor Md Isa (2003) dengan menggunakan metode

Grenger causality test untuk mengetahui pola hubungan dalam pengembalian

deposito antara Bank Islam dengan Bank Konvensional dengan dibagi menjadi

enam kategori, 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan dan jumlah tabungan.

Menggunakan data bulanan dari Januari 1994 sampai Desember 2002. Teknik

10

Page 11: Tugas Pak Ascarya UAS

tersebut membantu forecasting variabel khusus dengan menggabungkan nilai

dahulu dan sekarang terhadap variabel lain. Metode ini dipilih karena mampu

memeriksa hubungan, secara langsung atau kebalikan, antara bank Islam dengan

bank Konvensional. Kesimpulan yang didapat adalah bahwa Islamic Banking di

Malaysia masih mempertimbangkan tingkat suku bunga sebelum menetapkan

pengembalian deposito.

Haron dan Shanmugam (1995) melalui studi empiris mengenai tingkat bunga

terhadap jumlah deposito bank Islam di Malaysia dengan menggunakan Korelasi

Pearson dan model First Order Autoregressive. Mereka menemukan hubungan

negatif yang kuat antara interest rate dengan total deposito bank Islam. Deposan

bank Islam merespon perubahan interest rate secara signifikan.

Berikutnya Haron dan Norafifah (2000) menganalisa hubungan antara total

deposito bank Islam dan sekema tawaran tingkat pengembalian bank Islam dan

bank Konvensional di Malaysia. Mereka menggunakan data bulanan dengan

metode “Addaptive Expectation Model” mencakup periode bulan Januari 1984

sampai Desember 1998. Variabel dependennya adalah investment deposits

amount untuk periode t (IsDt) dengan variabel independen tingkat keuntungan

yang diharapkan dalam bank Islam (IsDp*), tingkat bunga fix dalam bank

konvensional (FDrt). Dan variabel dependent investment deposit amount bank

Islam periode t (IsSDt) dengan variabel independen tingkat keuntungan yang

diharapkan pada fasilitas simpanan deposito (IsSDp*) dan tingkat bunga bank

Konvensional (SDrt). Penemuannya menunjukkan terdapat hubungan negatif

antara tingkat bunga dan total deposito Islam karena para deposan masih sangat

terpengaruh oleh motif keuntungan.

11

Page 12: Tugas Pak Ascarya UAS

Begitupula Dahlia (2006) menggunakan analisis regresi berganda dengan

tujuan untuk mengestimasi dan/atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai

rata-rata variabel dependen (Nisbah porsi nasabah pada bank syariah, NN)

berdasarkan nilai variabel independen (SBD, SWBI, SBI) yang diketahui.

Menyimpulkan bahwa penentuan porsi nasabah berhubungan positif dengan suku

bunga deposito perbankan konvensional walaupun hubungannya lemah, namun

tidak berhubungan dengan SBI dan bonus SWBI yang ditetapkan pemerintah.

Selama kurun waktu 2004-2006 terlihat pergerakan suku bunga cenderung

meningkat sedangkan nisbah porsi nasabah perbankan Islam cenderung menurun.

Hal ini sedikit bertolak belakang dengan hasil penelitian yang menyatakan ada

hubungan positif namun lemah antara nisbah porsi nasabah dengan suku bunga

deposito. Fenomena ini menandakan masih ada variabel lain yang tidak tercakup

untuk memprediksi pergerakan nisbah bagi hasil porsi nasabah.

Besaran pengaruh suku bunga terhadap tingkat bagi hasil akan sangat

tergantung kepada otoritas kebijakan perbankan Islam itu sendiri. Namun, terdapat

kecenderungan berhubungan positif antara suku bunga dan bagi hasil demi

kenyamanan nasabah yang berorientasi keuntungan khususnya corporate.

Maka, seperti yang telah disimpulkan oleh peneliti sebelumnya yang

menyatakan terdapat hubungan negatif antara suku bunga dengan jumlah deposito

perbankan Islam. Apakah kesimpulan tersebut berlaku pula bagi deposito nasabah

corporate.

Berikut ini tabel dengan tahun dan metode yang digunakan untuk mengukur

pola hubungan antara suku bunga dengan pengembalian deposito.

12

Page 13: Tugas Pak Ascarya UAS

Tabel 3: Studi Literature

Peneliti Judul Tulisan Model Kesimpulan

Ahmad

Kaleem &

Mansor Md

Isa (2003)

Causal Relationship

Between Islamic

And Conventional

Banking Instruments

In Malaysia.

Grenger

causality

test

Islamic Banking di Malaysia

masih mempertimbangkan

tingkat suku bunga sebelum

menetapkan pengembalian

deposito.

Haron dan

Shanmuga

m (1995)

The Effects of Rates

of Profit on Islamic

Bank’s. Deposits: A

Note.

Korelasi

Pearson dan

model First

Order

Autoregress

ive

Mereka menemukan

hubungan negatif yang kuat

antara interest rate dengan

total deposito bank Islam.

Deposan bank Islam

merespon perubahan interest

rate secara signifikan

Berikutnya

Haron dan

Norafifah

(2000)

The Effects Of

Conventional

Interest Rates And

Rate Of Profit On

Fund Deposited

With Islamic

Banking System In

Malaysia.

Addaptive

Expectation

Model

Penemuannya menunjukkan

terdapat hubungan negatif

antara tingkat bunga dan total

deposito Islam karena para

deposan masih sangat

terpengaruh oleh motif

keuntungan.

Begitupula

Dahlia

Analisa Pengaruh

Bagi Hasil

Analisis

regresi

Penentuan porsi nasabah

berhubungan positif dengan

13

Page 14: Tugas Pak Ascarya UAS

(2006) Perbankan Syariah

Terhadap Suku

Bunga Perbankan

Konvensional: Studi

Kasus Bank

Muammalat

Indonesia.

berganda suku bunga deposito

perbankan konvensional

walaupun hubungannya

lemah, namun tidak

berhubungan dengan SBI dan

bonus SWBI yang ditetapkan

pemerintah.

Tabel 4 : Kerangka Konseptual

3. Data dan Metodologi

A. Sumber Data

14

Page 15: Tugas Pak Ascarya UAS

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang

diperoleh dari laporan deposito perbankan Islam dan perbankan konvensional.

Khusus data utama yang digunakan dalam model yaitu, jumlah dana deposito

nasabah bank Islam. Tingkat investasi deposito corporate bank konvensional dan

bank syariah. Tingkat keuntungan yang diharapkan bank syariah. Tingkat bunga

bank konvensional.

Periode data dalam penelitian ini merupakan data berkala (time series)

yaitu data yang dikumpulkan dari waktu ke waktu untuk memberikan gambaran

tentang perkembangan suatu kegiatan selama periode spesifik yang diamati

(Enders, Walter 1995). Data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat bulanan

mulai dari bulan Januari 2005 hingga Desember 2009, sebanyak 60 bulan.

B. Rangkaian Hipotesa

Adapun metode penelitian yang peneliti gunakan adalah metode analisa

kuantitatif melalui pengolahan data menggunakan model korelasi pearson,

dilanjutkan dengan metode analisa deskriptif yang merujuk pada hasil yang

didapat dari perhitungan statistik. Langkah pertama yang dilakukan adalah

membuat analisa faktor, dan hasil dari analisa faktor tersebut kemudian

dimasukkan dalam model korelasi pearson yang tahapan-tahapannya terdapat

rangkaian pengujian hipotesis. Rangkaian pengujian yang dilakukan tersebut

adalah untuk mengetahui apakah hipotesa yang dikembangkan oleh peneliti tepat

atau tidak sehingga pada akhir penelitian ini dapat diambil kesimpulan yang tepat

serta saran apa yang dapat diberikan melalui penelitian ini.

Adapun rangkaian hipotesa yang dikembangkan oleh peneliti adalah:

15

Page 16: Tugas Pak Ascarya UAS

1. Ho: Diduga tingkat suku bunga bank konvensional tidak berpengaruh

secara signifikan terhadap bagi hasil bank Islam.

H1: Diduga tingkat suku bunga bank konvensional berpengaruh secara

signifikan terhadap bagi hasil bank Islam.

2. Ho: Diduga tingkat suku bunga deposito bank konvensional tidak

berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah deposito corporate bank

Islam.

H1: Diduga tingkat suku bunga bank konvensional berpengaruh secara

signifikan terhadap jumlah deposito corporate bank Islam.

Penelitian ini sendiri bertujuan untuk mengetahui pola hubungan antara

tingkat suku bunga perbankan konvensional dengan jumlah deposito nasabah

corporate bank Islam. Adapun pilihan peneliti adalah untuk menjawab keterangan

dari Bank Indonesia (2009) yang menyatakan bahwa tabungan deposito nasabah

corporate bank Islam cenderung inelastis terhadap suku bunga bank

konvensional, daripada tabungan deposito nasabah individu bank Islam yang

cenderung elastis terhadap perubahan tingkat suku bunga bank konvensional.

C. Definisi Variabel -Variabel

1. Tabungan : Jumlah tabungan nasabah bank Islam dan bank

konvensional dari bulan Januari 2005 hingga Desember 2009,

sebanyak 60 bulan.

2. Deposito : Jumlah tabungan deposito nasabah bank Islam dari

bulan Januari 2005 hingga Desember 2009, sebanyak 60 bulan.

16

Page 17: Tugas Pak Ascarya UAS

3. Suku bunga : Tingkat suku bunga perbankan konvensional baik

suku bunga tabungan atau suku bunga fasilitas deposito dari bulan

Januari 2005 hingga Desember 2009, sebanyak 60 bulan.

4. Bagi Hasil : Margin revenue sharing atau ekspektasi

keuntungan yang ditawarkan perbankan Islam pada fasilitas deposito

syariah.

D. Metodologi Penelitian

1. Analisa korelasi Pearson

Dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas valid untuk

diuji untuk mengetahui hubungannya dengan variabel terikat. Jika

setiap variabel bebas memiliki korelasi dengan variabel terikatnya atau

bila nilai koefisiennya mendekati satu atau bernilai sama dengan satu.

Dengan begitu setiap variabel bebas yang ada layak untuk diuji.

Akan tetapi, sebelum dilakukan pengujian, maka dilakukan dahulu uji

normalitas, untuk mengetahui apakah distribusi keseluruhan data yang

didapat apakah sudah normal atau tidak dengan menggunakan uji

normalitas Kolmogorov-Smirnov test. Hasil uji normalitas dengan

menggunakan metode ini akan menentukan apakah seluruh variabel

layak uji atau tidak.

17

Page 18: Tugas Pak Ascarya UAS

First Order Autoregressive

Karakter : Zί = ρ Z ί – 1 + ε ί

2. Adaptive Expectation Model

Model ini untuk mengetahui pengaruh tingkat keuntungan yang

diberikan perbankan Islam terhadap jumlah tabungan deposito nasabah

corporate yang menaruh dananya disana. Bentuk model yang paling

sederhana antara lain:

Yt = a + b X*t + ε ί

Dimana

X*t = 1 Xt-1 + (1-1) X*

t-1 , 0<1 £ 1

Variabel X*t adalah nilai antisipasi atau harapan atas variabel X dan ini

tidak dianggap pengamatan. Antisipasi nilai X*t adalah asumsi rata-rata

tertinggi dari periode sebelum nilai antisipasi, dan realisasi dari

periode sebelumnya. Tingkat suku bunga untuk berbagai macam

fasilitas deposito yang terdapat pada bank konvensional adalah

18

Page 19: Tugas Pak Ascarya UAS

termasuk dalam model penelitian untuk mengukur dampak variabel

tersebut pada jumlah deposito nasabah corporate bank Islam. Berikut

persamaan yang digunakan sebagai objek penelitian, adalah:

IsDt = a + b IsDp* + ε t …………(1)

IsDt = a + b IsDp* + d FDrt + ε t …..(2)

IsSDt = £ + g IsSDp*t + ε t ……(3)

IsSDt = £ + g IsSDp* + h SDrt + ε t ….(4)

Dimana:

IsDt = Jumlah tabungan untuk periode ke t.

IsDp* = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari tabungan

bank Islam.

FDrt = Suku bunga tetap tabungan bank konvensional.

IsSDt = Jumlah tabungan fasilitas deposito perbankan Islam.

IsSDp*t = Tingkat keuntungan yang diharapkan dari fasilitas

tabungan deposito perbankan Islam.

SDrt = Suku bunga tabungan fasilitas deposito bank

konvensional.

3. Granger Causality test

Dilakukan untuk mengetahui apakah suatu variabel endogen dapat

diperlakukan sebagai variabel eksogen. Granger causality dilakukan

19

Page 20: Tugas Pak Ascarya UAS

bermula dari ketidaktahuan keterpengaruhan antar variabel. Jika ada

dua variabel X dan Y, maka apakah X menyebabkan Y atau Y

menyebabkan X atau berlaku keduanya atau tidak ada hubungan

keduanya. Variabel X menyebabkan variabel Y artinya berapa banyak

nilai Y pada periode sekarang dapat dijelaskan oleh nilai Y pada

periode sebelumnya dan nilai X pada periode sebelumnya. Granger

Causality hanya menguji hubungan diantara variabel dan tidak

melakukan estimasi terhadap model.

Yt = 0 + α1 Yt-1 +… + αn Yt-n + β1 Xt-1 + … + βn Xt-n + ε1 …(1)

Xt = 0 +α1 Xt-1+ … + αn Xt-n + β1 Yt-1 +…+ βn Yt-n + u1 …(2)

Dengan demikian terdapat empat kemungkinan :

a. Bila β1 = β2 = ….= βn # 0 untuk persamaan 1 dan β1 = β2 =

….= βn = 0 untuk persamaan 2, berarti X Granger menyebabkan Y

dan tidak sebaliknya.

b. Bila β1 = β2 = ….= βn = 0 untuk persamaan 1 dan β1 = β2 =

….= βn # 0 untuk persamaan 2, berarti Y Granger menyebabkan X

dan tidak sebaliknya.

c. Bila β1 = β2 = ….= βn # 0 untuk persamaan 1 dan β1 = β2 =

….= βn # 0 untuk persamaan 2, berarti X Granger menyebabkan Y

dan Y menyebabkan X.

d. Bila β1 = β2 = ….= βn = 0 untuk persamaan 1 dan β1 = β2 =

….= βn = 0 untuk persamaan 2, berarti X dan Y tidak ada hubungan.

20

Page 21: Tugas Pak Ascarya UAS

Dengan mengurutkan variabel yang paling berpengaruh terhadap

jumlah deposito nasabah corporate, kemudian menggunakan model

analisis kualitatif untuk membandingkan data-data yang telah diolah

dengan metode statistik dan ekonometrik untuk mendapat kesimpulan

atas jawaban hipotesa awal.

4. Daftar Pustaka

Ayub, Muhammad. 1951. Understanding Islamic Finance. Britain: CPI Antony

rowe, Chippenham, Wiltshire.

Bank Indonesia. 2007. Proses Perhitungan Bagi Hasil. Artikel. Online.

Dahliana. 2006. Analisa Pengaruh Bagi Hasil Perbankan Syariah Terhadap Suku

Bunga Perbankan Konvensional: Studi Kasus Bank Muammalat

Indonesia. Skripsi. Tazkia: Bogor.

Darmawi, Herman. 2006. Pasar Finansial Dan Lembaga-Lembaga Finansial. PT

Bumi Aksara: Jakarta.

Handayani, Tri. 2002. PENGARUH INFLASI TERHADAP NILAI KURS

PASAR VALUTA ASING INDONESIA SELAMA PERIODE

AGUSTUS 1997 SAMPAI SEPTEMBER 2002. Thesis. ITB. Bandung.

Haron, Sudin dan Ahmad, Nurafifah. 2000. ‘The Effects Of Conventional Interest

Rates And Rate Of Profit On Fund Deposited With Islamic Banking

21

Page 22: Tugas Pak Ascarya UAS

System In Malaysia.’ International Journal of Islamic Financial

Services, Vol. 1 No. 4.

Haron, Sudin. Shanmugam, B. 1995. ‘The Effects of Rates of Profit on Islamic

Bank’s. Deposits: A Note.’ International Journal of Islamic Financial

Services, Vol. 12 No. 2.

Iqbal, Zamir. Mirakhor, Abbas. 2008. Pengantar Keuangan Islam: Teori dan

Praktik. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Kaleem, Ahmad dan Isa, Mansor Md. 2003. ‘Causal Relationship Between

Islamic And Conventional Banking Instruments In Malaysia.’

International Journal of Islamic Financial Services, Vol. 4 No. 4.

Kuncoro, Mudrajad dan Suhardjono (2002). Manajemen Perbankan Teori dan

Aplikasi. BPFE : Yogyakarta.

Martono (2003). Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi II. Ekonesia:

Yogyakarta.

Sudarsono, Heri. 2007. Bank & Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan

Ilustrasi. Ekonisia: Yogyakarta.

Suyatno, Thomas dkk (1996). Kelembagaan Perbankan, Gramedia : Jakarta.

Syafi’I Antonio, Muhammad. 2001. Bank Islam: Dari Teori ke Praktik. Jakarta:

Gema Insani Press.

Kompas. Selasa, 22 Januari 2008.

22

Page 23: Tugas Pak Ascarya UAS

23