Tugas Kedkel Dr Sugma Adit

3
1. Pada beberapa data di tabel, terdapat data yang diberikan tanda (-), seperti daerah Sumatera Selatan, Kep. Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada daerah Sumatera Selatan didapatkandari data kasus baru yaitu pada tahun 2012 didapatkan 62 kasus baru, lalu pada tahun 2013 terdapat tanda (-), yang dapat diartikan bahwa tidak ada kasus baru, atau dapat pula tidak adanya data yang didapatkan karena setelah itu pada tahun 2014 terdapat 87 kasus baru yang muncul. Pada daerah Kep. Riau juga terdapat tanda (-) pada tahun 2014, ini mungkin bisa diartikan bahwa memang tidak adanya kasus baru yang muncul di Kep. Riau. Dilihat dari jumlah kasus baru pada tahun 2013 yang hanya berjumlah 7 orang. Begitu pula pada Daerah Istimewa Yogyakarta. Ada dan tidaknya data dapat disebabkan oleh banyak faktor. Tidak dilakukannya pendataan yang biasa diakukan setiap tahun. Bisa dikarenakan petugas yang lalai, data yang hilang, tidak tersampaikannya distribusi data ke pusat, kasus baru yang tidak terdeteksi oleh petugas kesehatan. 2. Terdapat beberapa provinsi yang memiliki jumlah kasus baru AIDS yang sangat tinggi, seperti pada tahun 2012 provinsi Papua, Jawa Timur, DKI Jakarta. Pada tahun 2013 Jawa Timur, Papua, DKI Jakarta, dan pada tahun 2014 terdapat jumlah kasus baru yang tinggi di provinsi Jawa Timur, Bali, dan Jawa Tengah. Tingginya jumlah kasus baru di Papua bisa disebabkan karena kurangnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat

description

tugas kedkel

Transcript of Tugas Kedkel Dr Sugma Adit

Page 1: Tugas Kedkel Dr Sugma Adit

1. Pada beberapa data di tabel, terdapat data yang diberikan tanda (-), seperti daerah Sumatera Selatan, Kep. Riau, dan Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada daerah Sumatera Selatan didapatkandari data kasus baru yaitu pada tahun 2012 didapatkan 62 kasus baru, lalu pada tahun 2013 terdapat tanda (-), yang dapat diartikan bahwa tidak ada kasus baru, atau dapat pula tidak adanya data yang didapatkan karena setelah itu pada tahun 2014 terdapat 87 kasus baru yang muncul.

Pada daerah Kep. Riau juga terdapat tanda (-) pada tahun 2014, ini mungkin bisa diartikan bahwa memang tidak adanya kasus baru yang muncul di Kep. Riau. Dilihat dari jumlah kasus baru pada tahun 2013 yang hanya berjumlah 7 orang. Begitu pula pada Daerah Istimewa Yogyakarta.

Ada dan tidaknya data dapat disebabkan oleh banyak faktor. Tidak dilakukannya pendataan

yang biasa diakukan setiap tahun. Bisa dikarenakan petugas yang lalai, data yang hilang, tidak tersampaikannya distribusi data ke pusat, kasus baru yang tidak terdeteksi oleh petugas kesehatan.

2. Terdapat beberapa provinsi yang memiliki jumlah kasus baru AIDS yang sangat tinggi, seperti pada tahun 2012 provinsi Papua, Jawa Timur, DKI Jakarta. Pada tahun 2013 Jawa Timur, Papua, DKI Jakarta, dan pada tahun 2014 terdapat jumlah kasus baru yang tinggi di provinsi Jawa Timur, Bali, dan Jawa Tengah.

Tingginya jumlah kasus baru di Papua bisa disebabkan karena kurangnya pendidikan dan pengetahuan masyarakat provinsi Papua mengenai AIDS, dan juga dipengaruhi dari budaya primitif yang masih sangat kental dan melekat di daerah tersebut.

Sedangkan di daerah Jawa Timur, tingginya jumlah kasus baru dikarenakan adanya lokalisasi

yang terkenal dan sangat besar. Sehingga penyebaran AIDS begitu cepat karena banyaknya orang yang berganti-ganti pasangan dan tertular dari pekerja seks komersial (PSK).

Begitu pula di daerah DKI Jakarta yang gaya hidupnya terlalu bebas, tidak mengindahkan norma-norma agama dan kesopanan. Gaya hidup yang didapat dari budaya

Barat. Seperti seks bebas/free sex, dan juga masih tingginya penggunaan narkoba jenis jarum suntik yang meningkatkan resiko menularkan penyakit AIDS. Sama halnya seperti provinsi Bali yang menjadi pulau di Indonesia yang paling sering dikunjungi oleh turis asing yang membawa dampak buruk dari gaya hidupnya seperti narkoba dan seks bebas.

Page 2: Tugas Kedkel Dr Sugma Adit

3. Dan terdapat pula beberapa provinsi yang memiliki jumlah kasus baru terendah pada tahun 2012, 2013, 2014 pada provinsi Gorontalo, Sulawesi Barat, Aceh. Kemungkinan dikarenakan kultur Islam yang sangat kental, kuat, dan berpengaruh. Norma-norma agama yang maish sangat diterapkan di provinsi-provinsi tersebut.

Rendahnya angka juga dapat diinterpretasikan sebagai kurangnya pendataan dan tidak terdeteksinya pasien kasus baru AIDS di puskesmas/rumah sakit setempat.