Studi Kasus Kedkel
-
Upload
rendy-firmansyah -
Category
Documents
-
view
34 -
download
0
description
Transcript of Studi Kasus Kedkel
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Tn. N
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 53 tahun
Alamat : Jl. Robusta III ujung No.79
Pendidikan : S1
Agama : Islam
Suku : Palembang
No.Rekam medis : -
Tempat : RS Pertamina
Tanggal berobat : 24-05-2014
Jenis Jaminan : UMUM
A. Anamnesa
Autoanamnesis pasien yang dilakukan pada tanggal 24 Mei 2014 :
1. Keluhan Utama
Nyeri pada kedua tangan dan kaki
2. Keluhan Tambahan
Pusing, mual, muntah, sering BAK pada malam hari, sering merasa haus,
mati rasa pada kedua kaki, nafsu makan bertambah dan berat badan
menurun
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien dibawa oleh keluarganya ke RS Pertamina dengan keluhan
nyeri pada kedua tangan dan kaki yang dirasakan pasien sejak 1 bulan
SMRS. Pasien mengatakan keluhan nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk
sehingga pasien merasa kesakitan dan tidak bisa melakukan aktifitas
sehari-hari. Pasien mengatakan pusing beserta mual muntah yang
dirasakan sejak kurang lebih 2 minggu SMRS, keluhan pusing sering
dirasakan pada pagi hari dan malam hari, keluhan demam disangkal oleh
pasien. Pasien juga mengeluh sering BAK pada malam hari dengan
1
frekuensi lebih dari 10 kali sehingga pasien tidak bisa tidur pada malam
hari. Keluhan selalu ingin minum juga di rasakan pasien dikarenakan
pasien merasa selalu haus. Pasien juga mengatakan pada kedua kakinya
sering mati rasa sehingga pasien sering merasa sulit untuk berjalan.
Pasien juga mengatakan semakin kurus padahal pasien menyangkal
keluhan penurunan nafsu makan, pasien mengatakan apabila makan selalu
menambah porsi makannya menjadi 3-4 piring nasi, tetapi pasien
mengecek berat badannya turun dari 85 kg menjadi 60 kg.
Pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah mengalami keluhan
yang sama, tetapi kambuh kembali dikarenakan pasien tidak pernah
mengecek penyakitnya ke dokter dan tidak memantang makanan yang
seharusnya tidak boleh dimakan. Pada waktu itu pasien di diagnosis oleh
dokter menderita diabetes mellitus tipe II. Pasien menyangkal sebelumnya
pernah dirawat di RS.
Pasien mengatakan mempunyai kebiasaan mengkonsumsi makanan
yang manis dan pasien mengatakan satu hari pasien makan nasi 6 kali
dalam sehari. Kebiasaan suka mengkonsumsi makanan manis ini sejak
pasien usia muda. Kebiasaaan merokok dan minum kopi disangkal oleh
pasien.
4. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit kencing manis diakui (4 tahun yang lalu)
Riwayat penyakit hipertensi disangkal
Riwayat penyakit jantung disangkal
Riwayat penyakit asthma disangkal
Riwayat penyakit hati disangkal
Riwayat alergi disangkal
Riwayat pengobatan rutin selama 4 tahun terakhir di akui
5. Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga ada yang menderita keluhan serupa
2
6. Riwayat Sosial Ekonomi
Saat ini pasien merupakan kepala keluarga dari 3 orang anak. Saat ini
pasien sebagai karyawan Swasta yang bekerja di Perusahaan Pertamina.
Pasien sudah bekerja sebagai karyawan swasta selama 20 tahun. dengan
penghasilan kurang lebih Rp.50.000.000,00 tiap bulan. Jumlah tersebut
dirasakan cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
7. Riwayat Kebiasaan
Menurut keterangan istri pasien, pasien memiliki kebiasaan makan
makanan yang manis sejak usia muda sampai saat ini.
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik tanggal 24 Mei 2014 :
1. Keadaan Umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : Compos mentis
2. Vital Sign
a. Tekanan darah : 130/80 mmHg
b. Nadi : 94 kali/menit
c. Respirasi : 21 kali/menit
d. Suhu (aksila) : 36,70C
3. Status Generalis
a. Berat badan : 60 kg
b. Tinggi badan : 160 cm
c. IMT : BB/TB2 = 60/ 1602 = 23,43 kg/m2 (normal)
d. Kepala : Normocephal
e. Rambut : Hitam, tumbuh lebat, tidak mudah dicabut
f. Mata : Konjungtiva Anemis ODS (-/-), sklera ikterik
ODS (-/-), pupil ODS bulat, isokor
g. Hidung : Septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
h. Tenggorok : Uvula ditengah, arcus faring hiperemis (+), tonsil
T1-T1
i. Telinga : dalam batas normal
j. Mulut : Bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor, tonsil T1-T1
3
k. Leher : Tidak terdapat pembesaran KGB.
l. Paru-paru
Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri
Palpasi : Fremitus taktil dan vokal simetris kanan dan kiri
Perkusi : Sonor seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-), wheezing (-)
m. Jantung
Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba ICS 5 Mid klavicula sinistra
Perkusi : Batas jantung kanan terletak pada ICS V linea
parasternalis dextra, Batas jantung kiri terletak pada ICS
V linea mid klavikula sinistra, pinggang jantung terletak
pada ICS II linea parasternalis sinistra.
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur
dan gallop.
n. Abdomen :
Inspeksi : Datar, lembut, tidak ada sikatrik
Palpasi : Nyeri tekan (-) di epigastrium, hepar dan lien tidak
teraba
Perkusi : Seluruh lapang abdomen timpani
Auskultasi : Bising usus (+) normal
o. Genitalia : Tidak diperiksa
p. Ekstrimitas : Akral hangat, edema (- ), tremor (-) sianosis (-)
C. Pemeriksaan Penunjang
Cek GDS
GDS : 482
Kesan: Diabetes Mellitus
4
BERKAS KELUARGA
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
Identitas Pasien : Tn. N Usia : 53 tahun Struktur Komposisi Keluarga
Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal serumah
No NamaKedudukan
dalam keluarga
Jenis
KelaminUmur Pendidikan Pekerjaan Keterangan
1.Tn. N
Kepala keluarga
(suami)Laki-laki 53 tahun S1
Karyawan
swastaPasien
2. Ny.S Istri Perempuan 40 tahun D3 IRT
3. An. F Anak Perempuan 20 tahun S1 Mahasiswi
4. An. M Anak Perempuan 17 tahun Pelajar Mahasiswi
5. An.A Anak Laki-laki 13 tahun Pelajar Pelajar
6.Tn. M Ayah Kandung Laki-Laki 85 tahun S1
Pensiunan
PNS
7. Ny. N Ibu Kandung Perempuan 78 tahun D3 IRT
5
2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup
a. Lingkungan Tempat Tinggal
Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal
Status kepemilikan rumah: pribadi
Daerah perumahan: cukup padat
Karakteristik rumah dan lingkungan Kesimpulan
Luas rumah : 500 x 500 m Total penghuni di rumah tersebut sebanyak 7 orang.
Rumah bertingkat dan lantai rumah terbuat dari
keramik, dinding rumahnya terbuat dari tembok,
terdapat jamban keluarga, dan penerangan lampu
dengan daya 5000 watt. tempat pembuangan
sampah dan air bersih tersedia serta kondisi
lingkungan tempat tinggal pasien cukup padat
penduduk.
Kesan :
Dilihat dari karakteristik dan lingkungan rumah
keluarga Tn.N sudah memenuhi syarat rumah sehat.
Jumlah penghuni dalam satu rumah : 7
orang
Bertingkat/ tidak bertingkat: bertingkat
Lantai rumah dari : keramik
Dinding rumah dari : Tembok
Jamban keluarga: ada
Daya listrik : 5000 watt
Ketersediaan air bersih: ada
Tempat pembuangan sampah: ada
b. Kepemilikan Barang-Barang Berharga
Keluarga ini memiliki barang–barang seperti tiga buah televisi berwarna,
satu buah magic jar, enam buah telepon genggam, satu buah kipas angin,
tiga buah AC, satu buah kompor gas, dua buah kulkas, beberapa buah piring
kaca dan gelas serta peralatan memasak dan makan lainnya.
6
c. Denah Rumah
Gambar 1. Denah Bawah Rumah keluarga Tn. N
71,
Garasi
RuangTamu
KamarTidur
RuangKeluarga
RuangMakan
DAPUR
KamarTidur Pembantu
KamarMandi Tamu
TANGGA
KamarMandi
Pembantu
Gambar 2. Denah Atas Rumah keluarga Tn.A
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Tempat Berobat
Jika ada keluarga Tn. N yang sakit, Tn. N sering berobat ke RS.
Pertamina
b. Asuransi/Jaminan Kesehatan
Keluarga Tn.N mendapatkan jaminan kesehatan masyarakat dari
perusahaan.
8
Keterangan:Pintu utama
Pintu kamar
Jendela & ventilasi
TANGGA
KamarMandi Tamu
KamarMandi
RuangKeluarga
KamarTidur
KamarTidur
KamarTidur
Gudang
4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)
Tabel 3. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai
pusat pelayanan
kesehatan
Dengan kendaraan
pribadi, kadang
menggunakan
kendaraan umum
seperti bajaj atau
taksi
Pasien dibawa keluarga pasien berobat
ke RS Pertamina karena ditanggung
oleh perusahaan. Pasien datang untuk
mendapatkan pengobatan tentang
keluhan-keluhannya. Untuk mencapai
rumah sakit pasien dan keluarganya
menggunakan kendaraan pribadi umum
berupa ojek/bajaj. pasien merasa
pelayanan kesehatan di rumah sakit
cukup memuaskan. Tarif rumah sakit
ditanggung oleh perusahaan.
Tarif pelayanan
kesehatanGratis
Kualitas
pelayanan
kesehatan
Memuaskan
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan Makan
Tn.N makan dengan pola makan yang teratur, makan sebanyak dua sampai
tiga kali sehari dengan menu makanan yang bervariasi dan dimasak sendiri
oleh istri pasien.
6. Pola Dukungan Keluarga
a. Faktor Pendukung Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
Dalam keluarga Tn. N, apabila terdapat masalaah dalam keluarganya
biasakan dibicarakan secara musyawarah dengan keluarga. Keputusan
diambil oleh Tn. N sebagai kepala keluarga.
Tingkat kerukunan terjalin baik antara anggota keluarga Tn.N dan Ny.S
b. Faktor Penghambat Terselesaikannya Masalah dalam Keluarga
- Keluarga Tn.N Sering berobat ke dokter dan Kontrol sakit kencing manis
yang dideritanya.
9
B. Genogram
1. Bentuk Keluarga:
Bentuk keluarga ini adalah keluarga tinggal bersama (commune family)
keluarga yang terdiri dari kepala keluarga (Tn. N), istri (Ny. S), anak
pertama (An.F), anak kedua (An.M), dan Anak ketiga (An.A) hidup
bersama berbagi hak dan tanggungjawab serta memiliki kekayaan
bersama.
2. Tahapan Siklus Keluarga
Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Tn. N
berada pada tahapan keluarga dengan anak-anak usia remaja yang berumur
antara 13 tahun sampai dengan 20 tahun (family with teenagers).
3. Family Map
Gambar 2. Family Map
10
Tn. N53 th
Ny. S40 th
An. F20 th
An. M17 th
An. A13 th
Tn. M85 th
Ny. N Tn. S
67 thNy. A62 th
Ny. L33 th
Ny. M62 th
Ny. K57 th
Ny. T55 th
Tn. R67 th
Tn. A64 th
Tn. D60 th
Tn. F36 th
C. Identifikasi Permasalahan yang Didapat dalam Keluarga
Ada beberapa permasalahan yang dapat ditemukan pada keluarga ini yaitu:
1. Masalah dalam organisasi keluarga :
Pasien adalah seorang Parubaya berusia 53 tahun dan menderita nyeri pada
kedua tangan dan kaki sejak 2 bulan yang lalu. Pasien adalah seorang anggota
dari Nuclear family sebagai ayah.
2. Masalah dalam fungsi biologis:
Di keluarga Tn.N terdapat riwayat keluarga dengan keluhan serupa seperti yang
dialami Tn. N.
3. Masalah dalam fungsi psikologis:
Pasien tinggal di lingkungan keluarganya sendiri dan dengan Tn. N sebagai
pemegang kendali untuk keluarganya ( sebagai kepala keluarga). Pasien tinggal
bersama keluarga intinya dengan terdapat istri dan tiga anaknya.
4. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan:
Penghasilan Tn. N sebagai karyawan swasta cukup untuk keperluan sehari-hari.
Namun Tn. N tetap selalu menyisihkan uang untuk ditabung setiap bulannya
untuk kebutuhan pendidikan anak-anaknya.
5. Masalah lingkungan :
Pasien tinggal di lingkungan yang cukup padat penduduk.
11
6. Masalah perilaku kesehatan :
Keluarga Tn. N cukup mengerti akan pentingnya kesehatan sehingga keluarga
Tn. N selalu mengawasi penyakit yang saat ini diderita nya tetapi Tn. N jarang
memeriksakan segera penyakitnya ke dokter apabila kambuh.
a. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)
Pasien mengeluh nyeri pada kedua tangan dan kaki, pusing, sering merasa haus
dan sering BAK pada malam hari sejak 2 minggu yang lalu. Pasien dibawa
berobat ke RS Pertamina karena keinginan dari keluarga pasien dengan tujuan
untuk memeriksakan kesehatan pasien. Pasien sudah berkali-kali merasakan
keluhan seperti ini namun pasien sangat sulit diajak ke dokter untuk
memeriksakan penyakitnya secara rutin. Keluarga pasien berharap penyakit
pasien dapat sembuh. Tetapi keluarga pasien juga merasa khawatir dengan
penyakitnya yang belum sembuh.
2. Aspek Klinik (diagnosis kerja dan diagnosis banding)
Berdasarkan Autonamnesa pasien mengeluhkan nyeri pada kedua tangan dan
kaki sejak 1 bulan yang lalu. Pasien juga mengatakan sering merasa haus dan
sering BAK pada malam hari. Pasien mengakui memiliki riwayat penyakit
kencing manis sejak 4 tahun yang lalu namun pasien tidak rutin memeriksakan
penyakitnya ke dokter. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital didapatkan hasil
yang normal, pemeriksaan fisik juga tidak ada kelainan, namun pada
pemeriksaan neurologis didapatkan rangsang taktil pada kedua ekstrimitas
menurun. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan GDS : 482.
Diagnosis Pasien : Diabetes Mellitus Tipe II
Differensial Diagnosis : Diabetes Mellitus Tipe I
3. Aspek Resiko Internal (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah
kesehatan pasien)
Menurut keluarga pasien, pasien sering mengkonsumsi makanan manis dan
pasien juga mengatakan satu hari pasien biasa makan nasi 6 kali dalam sehari.
12
Kebiasaan makan manis seperti ini sudah dialami sejak usia muda. Pasien juga
mengatakan terdapat anggota keluarga yang meiliki penyakit seperti ini.
Dengan pasien memiliki penyakit ini keluarga pasien percaya bahwa penyakit
yang di derita pasien semata-mata adalah cobaan dari Allah SWT.
4. Aspek Psikososial Keluarga (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi
masalah kesehatan pasien)
Faktor pendukung kesehatan yaitu keluarga pasien menyadari bahwa penyakit
yang diderita oleh pasien harus segera dilakukan pengobatan secara tepat.
Keluarga pasien juga selalu mengawasi pasien bila sewaktu-waktu terjadi
keluhan yang sama.
Faktor penghambat kesehatan pasien yang berasal dari keluarga Tn. N adalah
istri pasien terbiasa untuk memasak makanan di rumah yang mengandung tinggi
gula.
5. Aspek Fungsional (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik
didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)
Secara aspek fungsional, Tn. N dapat menjalankan aktifitas sehari-hari dengan
normal dan tidak terganggu dengan penyakit diabetes mellitus yang di deritanya
namun terkadang kedua kakinya terasa nyeri seperti ditusuk-tusuk yang
membuat pasien merasakan sulit untuk berjalan.
13
E. Rencana Pelaksanaan
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspek
Personal
Edukasi pada pasien dan keluarga
majikan tentang penyakit yang dideritanya
yaitu PPOK dan Hipertensi Grade II
(definisi, penyebab, gejala, pencegahan
dan pengobatan)
Pasien dianjurkan untuk kontrol setelah
obat habis untuk melihat perkembangan
pengobatan / stadium atau jika keluhan
berulang pada pasien
Edukasi kepada pasien dianjurkan untuk
menjaga kesehatan diri dan mencegah agar
penyakitnya tidak menular kepada anggota
keluarga lainnya
Edukasi kepada pasien agar selalu sabar
dan tabah menghadapi sakit yang diderita.
Karena penyakit datangnya dari ALLAH
SWT dan kesembuhan datangnya dari
ALLAH SWT.
Pasien
Dan
keluarga
majikan
Tn.H
Pada saat
di
puskesmas
dan
kunjungan
rumah
Pasien dan keluarga majikan dapat memahami
dengan baik tentang penyakit yang sedang
dideritanya sehingga di kemudian hari ia
dapat mengupayakan pencegahan untuk
penyakitnya tersebut.
Keluarga majikan pasien membawa pasien ke
Puskesmas setelah obat habis atau keluhan
batuk, demam, sesak nafas kembali terulang.
Pasien dapat memahami untuk menjaga
kesehatan diri dan mencegah agar
penyakitnya tidak menular ke anggota
keluarga lainnya seperti makan dam minum
yang bergizi, mencuci tangan dengan sabun,
memakai masker ketika sedang batuk atau
bersin.
Pasien memahami untuk selalu ikhtiar dan
tawakal dalam menghadapi cobaan seperti
sakit.
14
Pasien semakin memperdalam agama islam
seperti sering shalat sunnah terutama dimalam
hari, dan sering membaca Al-Quran
Aspek
Klinik
Memberikan obat-obatan kepada pasien
yaitu :
Pemberian obat oral:
- Amoksisilin 3 x 500 mg
- Paracetamol 3 x 500 mg
- Gliceril Guaiacolat 3 x 1
- Nifedipine 1x5 mg
Pasien Puskesmas Pasien dapat minum obat dengan teratur
dan kontrol kembali ke puskesmas setelah
obat habis atau gejala berulang.
Untuk mengurangi keluhan-keluhan yang
dirasakan oleh pasien seperti keluhan batuk,
demam, pusing.
Aspek
Risiko
Internal
Mengedukasi pasien tentang
memberikan gizi seimbang kepada
keluarga majikan pasien agar kesehatan
terjaga dan tidak mudah terserang
penyakit.
Mengedukasi pasien tentang bahaya
merokok dan sering mengkonsumsi kopi
agar tidak memperberat penyakit.
Keluarga
majikan
pasien
dan
Pasien
Pada saat
kunjungan
ke rumah
Meningkatkan pemahaman kepada pasien
untuk lebih menjaga kesehatan dan
kebersihan serta pola makan gizi seimbang
(karbohidrat, protein hewani dan nabati,
sayuran dan buah-buahan serta susu) .
Meningkatkan pemahaman kepada pasien dan
keluarga majikan pasien tentang bahaya
merokok dan minum kopi. Agar tidak
15
Mengedukasi pasien dalam sisi agama
islam bahwa merokok itu dilarang
karena lebih banyak mudaratnya dari
pada manfaatnya bagi kehidupan pasien
mengkonsumsi rokok, mengurangi konsumsi
kopi agar tidak bisa istirahat, serta
mengurangi konsumsi yang mengandung
garam.
Meningkatkan kepercayaan pasien bahwa
sesungguhnya ALLAH SWT yang dapat
menyembuhkan penyakit.
Aspek
Psikososial
Keluarga
Mengedukasi keluarga majikan pasien
agar selalu memperhatikan kebersihan
personal pasien dan lingkungan
Mengedukasi kepada keluarga majikan
pasien untuk memberikan obat kepada
pasien dengan teratur.
Mengedukasi kepada keluarga majikan
pasien agar tidak merokok didalam
maupun diluar rumah dan mengurangi
untuk menkonsumsi kopi karena dapat
menyebabkan kesulitan untuk
beristirahat.
Pasien
dan
keluarga
majikan
pasien
Pada saat
kunjungan
ke rumah
Dengan perhatian penuh dari keluarga
majikan , diharapkan pasien merasa nyaman
dan selalu berada dalam pengawasan
keluarga majikan Agar supaya pasien selalu
menjaga kebersihan, meminum obat secara
teratur, tidak merokok dan mengurai untuk
menkonsumsi kopi.
Pasien dan keluarga majikan sering
mengadakan shalat berjamaah dan mengaji
bersama di rumah.
Pasien dah keluarga majikan sering mengikuti
acara ceramah agama islam, baik acara di
16
Mengedukasi pasien dan keluarga
majikan untuk meningkatkan keimanan
dan ketakwaan kepada ALLAH SWT
Masjid maupun melalui media seperti
televisi dan radio.
Aspek
Fungsional
Edukasi kepada pasien dan keluarga
majikan pasien untuk meningkatkan
perhatian terhadap larangan merokok.
Pasien
dan
keluarga
majikan
pasien
Pada saat
kunjungan
ke rumah
Agar pasien dalam keadaan sehat dan dapat
melakukan kegiatan sehari-hari secara
produktif.
17
F. Prognosis
1. Quo Ad Vitam : dubia ad bonam
2. Quo Ad Sanacionam : dubia ad bonam
3. Quo Ad Functionam : dubia ad bonam
18
ANALISA KASUS
Pasien Tn. A berusia jenis kelamin laki-laki bertempat tinggal di Jl.
Puskesmas No.2A RT 04 / 06 Kelapa Gading Timur suku bangsa berasal dari sunda
beragama Islam yang merupakan pembantu rumah tangga dikeluarga Tn.H.
Dilakukan pemeriksaan tanggal 9 Januari 2014 , dengan melakukan pemeriksaan
medis di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading dan pemeriksaan secara holistik
melalui home visit didapatkan diagnosis medis berupa Penyakit Paru Obstruksi
Konis (PPOK) dan Hipertensi Grade II diagnosis holistik meliputi aspek personal,
aspek klinis, aspek resiko internal, aspek psikologis keluarga dan aspek fungsional.
Aspek personal ditegakkan berdasarkan alasan kedatangan, harapan, dan
kekhawatiran orangtua pasienyang membawa pasien dari hasil anamnesis pasien
datang berobat ke Puskesmas karena jarak yang dekat dari tempat tinggal dan tidak
dipungut biaya serta kualitas pelayanan kesehatan yang dirasakan memuaskan oleh
pasien. Pasien datang ke Puskemas dibawa keluarga majikan Tn.H dengan keluhan
batu batuk sejak 1 bulan yang lalu. Keluarga majikan pasien datang membawa pasien
berobat dengan harapan gejala dapat diobati dan pasien sembuh.
Aspek Klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan, dan
pemeriksaan penunjang dengan menentukan pula diagnosis bandingnya. Berdasarkan
hal demikian maka ditegakan diagnosis medis sebagai Paru Obstruksi Konis (PPOK)
dan Hipertensi Grade II. Penting dilakukan edukasi pada orangtua pasien bahwa
penyakit ini akibat dari infeksi saluran napas berulang terutama pada lansia karena
perilaku merokok dan minum kopi yang berulang .
Pengobatan diberikan obat Amoksisilin untuk mengatasi infeksi lebih luas,
Paracetamol sebagai antipiretik dan analgetik untuk menurunkan panas badan serta
meredakan nyeri, Gliceril Guaiacolat sebagai obat batuk mukolitik dan nifedipine
sebagai antihipertensi untuk menurunkan tekanan darah.
Aspek resiko internal pada pasien ini adalah faktor riwayat sering merokok
dan minum kopi . Menurut keluarga majikan pasien, pasien sulit untuk berhenti
19
merokok dikarenakan kurang kesadaran mengenai kesehatan pasien. Serta edukasi
keluarga majikan pasien dan pasien untuk menjaga pola makan sesuai gizi seimbang
(yang rendah garam) sesuai kebutuhan kalori pasien, agar pasien dan keluarga di
Rumah dalam keadaan sehat dan pentingnya pasien untuk mengingat bahwa penyakit
ini datangnya dari ALLAH SWT dan dapat disembuhkan oleh ALLAH SWT.
Aspek psikososial di keluarga pasien ini diantaranya keluarga memperhatikan
kesehatan dan kebersihan personal pasien khususnya. Keluarga majikan pasien juga
harus selalu memberikan obat secara teratur sampai obat habis dan membawa pasien
ke Puskesmas untuk kontrol penyakit tersebut atau jika gejala berulang. Serta
keluarga majikan selalu mengingatkan kepada pasien agar tidak merokok didalam
maupun diluar rumah dan mengurangi untuk menkonsumsi kopi karena dapat
menyebabkan kesulitan untuk beristirahat.
Aspek fungsional didasarkan pada penentuan skala dari Universitas Indonesia.
Dari hasil skala tersebut pasien berada pada derajat 5 yang mana pasien tidak
mengalami kesulitan untuk melakukan aktivitas dan bekerja sehari – hari.
Rencana penatalaksanaan disasarkan pada analisa seluruh keadaan pasien. Hal
ini dimaksudkan agar seluruh tatalaksana dapat dijalankan dengan baik oleh pasien
dan disertai dukungan dari keluarga majikan pasien seperti minum obat dengan
teratur sehingga penyakit pasien tidak memburuk. Serta selalu ikhtiar dan tawakal
untuk kesembuhan penyakit pasien.
20