Bab 2 Kedkel

21
53 BAB II PENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH 2.1 Penetapan Prioritas Masalah Masalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected ) dengan apa yang aktual terjadi ( observed ). Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup. Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan  pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring, perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi: 1. Menetapkan kriteria 2. Memberikan bobot masalah 3. Menentukan skoring tiap masalah Berdasarkan hasil analisis program P2ML Puskesmas Kecamatan Kemayoran yang diangkat, maka didapatkan 15 permasalahan. Adapun masalah tersebut meliputi: 2.1.1 Non -Sc ori ng Te chni que Bila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah teknik non-skoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut “  Nominal Group Techniqu e ” (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu :

Transcript of Bab 2 Kedkel

BAB II

BAB IIPENETAPAN PRIORITAS MASALAH DAN PENYEBAB MASALAH

2.1 Penetapan Prioritas MasalahMasalah adalah kesenjangan antara apa yang diharapkan (expected) dengan apa yang aktual terjadi (observed). Setelah pada tahap awal merumuskan masalah, maka dilanjutkan dengan menetapkan prioritas masalah yang harus dipecahkan. Prioritas masalah didapatkan dari data atau fakta yang ada secara kualitatif, kuantitatif, subjektif, objektif serta adanya pengetahuan yang cukup.Dalam penetapan prioritas masalah, digunakan teknik skoring dan pembobotan. Untuk dapat menetapkan kriteria, pembobotan dan skoring, perlu dibentuk sebuah kelompok diskusi. Agar pembahasan dapat dilakukan secara menyeluruh dan mencapai sasaran, maka setiap anggota kelompok diharapkan mempunyai informasi dan data yang tersedia. Beberapa langkah yang dilakukan dalam penetapan prioritas masalah meliputi:1. Menetapkan kriteria2. Memberikan bobot masalah3. Menentukan skoring tiap masalah

Berdasarkan hasil analisis program P2ML Puskesmas Kecamatan Kemayoran yang diangkat, maka didapatkan 15 permasalahan. Adapun masalah tersebut meliputi:

2.1.1 Non-Scoring TechniqueBila tidak tersedia data, maka cara penetapan prioritas masalah yang lazim digunakan adalah teknik non-skoring. Dengan menggunakan teknik ini, masalah dinilai melalui diskusi kelompok, oleh sebab itu juga disebut Nominal Group Technique (NGT). NGT terdiri dari dua, yaitu :

A. Metode DelbecqMenetapkan prioritas masalah menggunakan teknik ini dilakukan melalui diskusi dan kesepakatan sekelompok orang, namun yang tidak sama keahliannya. Sehingga untuk menentukan prioritas masalah, diperlukan penjelasan terlebih dahulu untuk memberikan pengertian dan pemahaman peserta diskusi, tanpa mempengaruhi peserta diskusi. Hasil diskusi ini adalah prioritas masalah yang disepakati bersama.

B. Metode Delphi Yaitu masalah masalah didiskusikan oleh sekelompok orang yang mempunyaikeahlian yang sama melalui pertemuan khusus. Para peserta diskusi diminta untuk mengemukakan pendapat mengenai beberapa masalah pokok.Masalah yang terbanyak dikemukakan pada pertemuan tersebut, menjadi prioritas masalah.

2.1.2 Scoring TechniqueBerbagai teknik penentuan prioritas masalah dengan menggunakan teknik skoring antara lain:

1. Metode BryantTerdapat beberapa kriteria yang harus dipenuhi yaitu :1. Prevalence : besarnya masalah yang dihadapi.2. Seriousness : pengaruh buruk yang diakibatkan oleh suatu masalah dalam masyarakat dan dilihat dari besarnya angka kesakitan dan angka kematian akibat masalah kesehatan tersebut.3. Manageability : kemampuan untuk mengelola dan berkaitan dengan sumber daya.4. Community concern : sikap dan perasaan masyarakat terhadap masalah kesehatan tersebut.

Parameter diletakkan pada baris, dan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada kolom. Kisaran skor yang diberikan adalah 1 - 5 yang ditulis dari arah kiri ke kanan sesuai baris untuk tiap masalah. Kemudian dengan penjumlahan dari arah atas ke bawah sesuai kolom untuk masing-masing masalah dihitung nilai skor akhirnya. Masalah dengan nilai tertinggi dapat dijadikan sebagai prioritas masalah. Tetapi metode ini juga memiliki kelemahan yaitu hasil yang didapat dari setiap masalah terlalu berdekatan sehingga sulit untuk menentukan prioritas masalah yang akan diambil.

2. Metode Matematik PAHO (Pan America Health Organization)Dalam metode ini parameter diletakkan pada kolom, sedangkan masalah-masalah yang ingin dicari prioritasnya diletakkan pada baris, dan digunakan kriteria untuk penilaian masalah yang akan dijadikan sebagai prioritas masalah. Kriteria yang dipakai ialah :1. MagnitudeBerapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalens.2. SeverityBesarnya kerugian yang timbul yang ditunjukkan dengan case fatality rate masing- masing penyakit.3. VulnerabilitySejauh mana ketersediaan teknologi atau obat yang efektif untuk mengatasi masalah tersebut.4. Community and political concernMenunjukkan sejauh mana masalah tersebut menjadi concern atau kegusaran masyarakat dan para politisi.5. AffordabilityMenunjukkan ada tidaknya dana yang tersedia .

3. Metode MCUA (Multiple Criteria Utility Assessment)Pada metode MCUA, yang menjadi kriteria penilaian untuk menentukan prioritas masalah adalah :0. EmergencyEmergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.

0. Greetest MemberKriteria ini digunakan untuk menilai seberapa banyak penduduk yang terkena masalah kesehatan tersebut. Untuk masalah kesehatan yang berupa penyakit, maka parameter yang digunakan adalah prevalence rate. Sedangkan untuk masalah lain, maka greetest member ditentukan dengan cara melihat selisih antara pencapaian suatu kegiatan pada sebuah program kesehatan dengan target yang telah ditetapkan.

0. Expanding ScopeMenunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain diluar sektor kesehatan. Parameter penilaian yang digunakan adalah seberapa luas wilayah yang menjadi masalah, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta berapa banyak sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.

4. FeasibilityKriteria lain yang harus dinilai dari suatu masalah adalah seberapa mungkin masalah tersebut diselesaikan. Parameter yang digunakan adalah ketersediaan sumber daya manusia berbanding dengan jumlah kegiatan, fasilitas terkait dengan kegiatan bersangkutan yang menjadi masalah, serta ada tidaknya anggaran untuk kegiatan tersebut.5. PolicyBerhubungan dengan orientasi masalah yang ingin diselesaikan adalah masalah kesehatan masyarakat, maka sangat penting untuk menilai apakah masyarakat memiliki kepedulian terhadap masalah tersebut serta apakah kebijakan pemerintah mendukung terselesaikannya masalah tersebut.

Metode ini memakai lima kriteria yang tersebut diatas untuk penilaian masalah dan masing-masing kriteria harus diberikan bobot penilaian untuk dikalikan dengan penilaian masalah yang ada sehingga hasil yang didapat lebih objektif. Pada metode ini harus ada kesepakatan mengenai kriteria dan bobot yang akan digunakan.Dalam menetapkan bobot, dapat dibandingkan antara kriteria yang satu dengan yang lainnya untuk mengetahui kriteria mana yang mempunyai bobot yang lebih tinggi. Setelah dikaji dan dibahas, didapatkan kriteria mana yang mempunyai nilai bobot yang lebih tinggi. Nilai bobot berkisar satu sampai lima, dimana nilai yang tertinggi adalah kriteria yang mempunyai bobot lima.

Bobot 5 : Sangat penting sekaliBobot 4 : Paling pentingBobot 3 : Sangat pentingBobot 2 : PentingBobot 1 : Cukup penting

1. 58

2. EmergencyEmergency menunjukkan seberapa fatal suatu permasalahan sehingga menimbulkan kematian atau kesakitan. Parameter yang digunakan dalam kriteria ini adalah CFR (Case Fatality Rate), jika masalah yang dinilai berupa penyakit. Adapun jika yang dinilai adalah masalah kesehatan lain, maka digunakan parameter kuantitatif berupa angka kematian maupun angka kesakitan yang dapat ditimbulkan oleh permasalahan tersebut.

Nilai CFR : 1. CFR TB: 0,002%(Dinkes, 2012)2. CFR ISPA: 0,11%(Kemenkes, 2011)3. CFR Diare: 0,4%(Kemenkes, 2011)

Tabel 2.1 Skala Skor EmergencyScoreRange (%)

10-5,0

25,1-10,1

310,2-15,2

415,3-20,3

520,4-25,4

Tabel 2.2 Penentuan Skor Emergency Terhadap Masalah P2ML yang Terdapat di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari - April 2014No.Daftar Masalah(T-C) + CFRSkor

1.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kemayoran periode Januari April 2014 sebesar 9,8 % kurang dari target yaitu >23.3 %.13,50 %3

2.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong I periode Januari April 2014 sebesar 0 % kurang dari target yaitu >23,3 %.23,30 %5

3.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru periode Januari April 2014 sebesar 12,72 % kurang dari target yaitu >23,3 %.10,76 %3

4.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Sumur Batu periode Januari April 2014 sebesar 12,5 % kurang dari target yaitu >23,3 %.10,80 %3

5.Angka kesakitan (IR) DIARE di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran periode Januari April 2014 sebesar 2,01 % lebih dari target yaitu 23,3 %.

2. Greetest MemberGreetest member menunjukkan berapa banyak penduduk yang terkena masalah atau penyakit yang ditunjukkan dengan angka prevalensi. Semakin besar selisih antara target dan cakupan maka akan semakin besar skor yang didapatkan.

Tabel 2.3 Skala pada Skor Greetest MemberScoreRange (%)

10-5,0

25,1-10,1

310,2-15,2

415,3-20,3

520,4-25,4

Keterangan :Untuk menentukan skor pada greetest member digunakan range. Range didapatkan dari selisih antara target dan cakupan dari tiap masalah. Diberikan skor dari 1 - 10 dengan jarak tiap range sebesar dua koma lima agar mendapatkan nilai greetest member yang bervariasi.

Tabel 2.4 Penentuan Skor Greetest Member Terhadap Masalah P2ML yang Terdapat di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari - April 2014No.Program dan KegiatanCakupanTargetSelisihSkor

1Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kemayoran9,8%23,3%13,5%3

2Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong I0%23,3%23,2%5

3Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru12,75%23,3%10,55%3

4Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Sumur Batu12,5%23,3%10,8%3

5Angka kesakitan (IR) DIARE di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran 2,01%1,66%0,35%1

6Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran4,056%3,33%0,726%1

7Angka kesakitan (IR) KUSTA di wilayah Puskesmas Kemayoran0,004%0%0,004%1

Skor Greetest Member terbesar adalah 8, didapatkan pada angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong periode Januari April 2014 sebesar 0 % kurang dari target yaitu >23,3 %.

3. Expanding ScopeExpanding Scope menunjukkan seberapa luas pengaruh suatu permasalahan terhadap sektor lain di luar sektor kesehatan, berapa banyak jumlah penduduk di wilayah tersebut, serta ada tidaknya sektor di luar sektor kesehatan yang berkepentingan dengan masalah tersebut.Untuk jumlah penduduk diurutkan berdasarkan kelurahan yang memiliki penduduk terkecil sampai yang terbanyak . Diberikan score dari 1 - 3 dengan interval sebesar 100.000 tiap nilainya.Untuk jumlah penduduk diurut berdasarkan kelurahan yang memiliki penduduk terbanyak sampai yang terkecil.

Tabel Acuan Scoring Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Periode Januari 2014-April 2014No.RangeScore

10144061

214407-288132

328814-432203

Tabel 2.5 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Jumlah Penduduk Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014Kelurahan/KecamatanJumlah PendudukNilai

Gn. Sahari Selatan23.9142

Kemayoran25.2792

Harapan Mulia27.4462

Sumur Batu27.8032

Kebon Kosong30.9693

UtanPanjang34.4453

Serdang35.3803

Cempaka Baru38.3203

Jumlah penduduk Kecamatan kemayoran243.55620

Tabel Acuan Scoring Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Periode Januari 2014-April 2014No.RangeScore

101,011

21,02-2,032

32,04-3,053

Tabel 2.6 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Luas Wilayah Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014No.Kelurahan/KecamatanLuas Wilayah (Km2)Nilai

1Kel. Kemayoran0,521

2Kel. Harapan Mulia0,521

3Kel. Utan Panjang0,541

4.Kel. Serdang0,821

5.Kel. Cempaka Baru0,991

6.Kel. Sumur Batu1,152

7Kel. Kebon Kosong1,162

8Kel. Gn. Sahari Selatan1,532

Jumlah Luas Wilayah Kecamatan Kemayoran7,2311

Tabel 2.7 Penentuan Nilai Expanding Scope Berdasarkan Keterpaduan Lintas Sektoral Periode Januari April 2014NilaiLintas Sektor

1Tidak ada keterpaduan lintas sector

2Ada keterpaduan lintas sector

Tabel 2.8 Penentuan Skor Expanding Scope Program P2ML di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014No.Daftar MasalahJumlah PendudukLuas WilayahLintas SektorJumlah

1.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kemayoran3126

2.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong I3227

3.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru3126

4.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Sumur Batu2226

5.Angka kesakitan (IR) DIARE di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran 3126

6.Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran3126

7.Angka kesakitan (IR) KUSTA di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran3126

Skor expanding scope terbesar pada program pemberantasan penyakit menular langsung periode Januari - April 2014 ialah sebesar 20, yang dimiliki oleh 1 masalah, yaitu : Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong I periode Januari April 2014 sebesar 0 % kurang dari target yaitu >23,3 %.

Keterangan : Jumlah penduduk yang digunakan berdasarkan data terbaru tahun 2013. Luas Kecamatan Kemayoran diambil dari total luas seluruh kelurahan.

4. FeasibilityFeasibility merupakan kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa mungkin suatu masalah dapat diselesaikan. Pada dasarnya, kriteria ini adalah kriteria kualitatif, oleh karena itu perlu dibuat parameter kuantitatif sehingga penilaian terhadap kriteria ini menjadi obyektif.Adapun parameter yang digunakan untuk menilai apakah suatu masalah dapat diselesaikan meliputi :1. Rasio tenaga kesehatan puskesmas terhadap jumlah penduduk Semakin banyak jumlah tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk, maka kemungkinan suatu permasalahan terselesaikan akan semakin besar. Oleh karena itu, dilakukan penghitungan rasio tenaga kesehatan di setiap Puskesmas kelurahan terhadap jumlah penduduk yang menjadi sasaran program kesehatan di masing masing wilayah Puskesmas.

Tabel 2.9 Skoring Rasio Tenaga Kesehatan Dengan Jumlah Penduduk Sasaran Program P2ML di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014No.PuskesmasJumlah TenagaKesehatanJumlah PendudukPerbandinganScore

1.Kel. Kemayoran525.2791 : 5.0551

2.Kel. Harapan Mulia927.4461 : 3.0491

3.Kel. Utan Panjang634.4451 : 5.7401

4.Kel. Serdang635.3801 : 5.8961

5.Kel. Cempaka Baru538.3201 : 7.6641

6.Kel. Sumur Batu627. 8031 : 4.6331

7Kel. Kebon Kosong630.9691 : 5.1611

Total43463.2181 : 5.4497

2. Ketersediaan fasilitas (material)Fasilitas juga merupakan hal yang dibutuhkan untuk menjalankan suatu kegiatan dan menyelesaikan suatu masalah dan cakupan kegiatan tersebut. Namun, fasillitas yang dibutuhkan oleh setiap kegiatan berbeda-beda. Oleh karena itu, dibuat kategori untuk fasilitas yang dibutuhkan oleh kegiatan-kegiatan tersebut. Kategori fasilitas digolongkan menjadi dua, yaitu ketersediaan alat/obat dan ketersediaan tempat. Penilaian berdasarkan ada dalam jumlah mencukupi, ada namun kurang mencukupi, dan tidak ada sama sekali. Digolongkan cukup bila dari kegiatan pelaksanaan program tidak ada masalah, yaitu selalu tersedia dan diberi nilai dua. Digolongkan kurang bila tersedia namun jumlah kurang, atau terlambat datang, atau ada namun tidak layak pakai dan diberi nilai satu. Dan tidak ada bila tidak tersedia dan diberi nilai nol.

Tabel 2.10 Skoring Ketersediaan Fasilitas Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014KategoriKetersediaanScore

TempatTidak ada0

Ada tetapi kurang1

Ada dan cukup2

Alat/ ObatTidak ada0

Ada tetapi kurang1

Ada dan cukup2

3. Ketersediaan danaScoring ketersediaan dana terhadap setiap kegiatan puskesmas penilaian dibagi tiga, yaitu tidak ada, cukup dan kurang. Penilaian berdasarkan wawancara dengan pemegang program dan kepala puskesmas terkait.

Tabel 2.11 Skoring Ketersediaan Dana Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014DanaScore

Tidak ada0

Ada tetapi kurang1

Ada dan cukup2

Tabel 2.12 Penentuan Skor Feasibility Program P2ML di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014No.Daftar MasalahSDMFasilitasDanaJumlah

Alat/ObatTempat

1.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kemayoran12227

3.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong I12227

4.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru12227

5.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Sumur Batu12227

6.Angka kesakitan (IR) DIARE di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran 12227

7.Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran12227

8.Angka kesakitan (IR) KUSTA di wilayah Puskesmas Kemayoran12126

5. PolicyUntuk dapat diselesaikan, aspek lain yang harus dipertimbangkan dari suatu masalah kesehatan adalah apakah pemerintah memiliki concern terhadap masalah tersebut. Parameter yang digunakan untuk menilai seberapa concern pemerintah adalah kebijakan pemerintah yang concern terhadap permasalahan tersebut, serta apakah masalah tersebut terpublikasi di berbagai media.Parameter tersebut diberikan nilai berdasarkan parameter yang paling mungkin sampai ke masyarakat. Publikasi suatu isu kesehatan di media cetak memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan penyuluhan. Maka skor untuk penyuluhan diberikan 5, sedangkan untuk iklan di media cetak diberikan nilai 10. Begitupun dengan media elektronik yang memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan dengan media cetak. Maka untuk adanya publikasi masalah kesehatan tersebut di media elektronik diberikan nilai 15.

Tabel 2.13 Skoring Kebijakan Pemerintah Terhadap Program P2ML di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014ParameterScore

Tidak ada kebijakan0

Ada kebijakan5

Tabel 2.14 Penentuan Nilai Policy Terhadap Kegiatan di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014ParameterScore

Penyuluhan5

Media Cetak (Poster, Majalah, Koran)10

Media Elektronik (TV, radio, internet)15

Tabel 2.15 Penentuan Skor Policy Program P2ML di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014NoMasalahKebijakan PemerintahPenyu-luhanMediaCetakMedia ElektronikJumlah

1.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kemayoran55101535

2.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong55101535

3.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru55101535

4.Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Sumur Batu55101535

5.Angka kesakitan (IR) DIARE di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran 5510020

6.Angka kesakitan (IR) ISPA di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran5510020

7.Angka kesakitan (IR) KUSTA di wilayah Puskesmas Kemayoran5510020

Skor policy terbesar adalah masalah angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecematan Kemayoran. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Gunung Sahari Selatan. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Sumur Batu

Setelah diklasifikasikan berdasarkan lima kriteria di atas, keseluruhan hasil penghitungan dari kriteria-kriteria tersebut dimasukan ke dalam tabel penentuan masalah program P2ML menurut metode MCUA untuk dikalikan dengan bobot masing-masing kriteria. Kemudian hasil perkaliannya dijumlahkan.

Tabel 2.16 Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 1 - MS 3 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014No.KriteriaBobotMS 1MS 2MS 3

NBNNBNNBN

1.Emergency5315525315

2.Greetest member4312520312

3.Expanding Scope3618721618

4.Feasibility2714714714

5.Policy1353535353535

Jumlah9411594

Keterangan : MS 1 : Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kecamatan Kemayoran periode Januari April 2014 sebesar 9,8 % kurang dari target yaitu >23.3 %. MS 2 : Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong periode Januari April 2014 sebesar 0 % kurang dari target yaitu >23,3 %. MS 3 : Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Cempaka Baru periode Januari April 2014 sebesar 12,72 % kurang dari target yaitu >23,3 %.

Tabel 2.17 Penentuan Masalah Program P2ML Menurut Metode MCUA MS 4 - MS 6 di Wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kemayoran Periode Januari April 2014No.KriteriaBobotMS 4MS 5MS 6

NBNNBNNBN

1Emergency53151515

2Greetest member43121414

3Expanding Scope3618618618

4Feasibility2714714714

5Policy1353520202020

Jumlah946161

Keterangan : MS 4 : Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Sumur Batu periode Januari April 2014 sebesar 12,5 % kurang dari target yaitu >23,3 %. MS 5 : Angka kesakitan (IR) DIARE di wilayah Puskesmas Kecamatan Kemayoran periode Januari April 2014 sebesar 2,01 % lebih dari target yaitu 23,3 %.2. Angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas se-Kecematan Kemayoran periode Januari April 2014 sebesar 17,1 % kurang dari target yaitu >23,3 %.

2.3Mencari Penyebab Masalah yang Paling DominanPada tahap ini adalah menentukan penyebab masalah yang paling dominan. Dari dua prioritas masalah yang mungkin dengan menggunakan metode Ishikawa atau lebih dikenal dengan fishbone (diagram tulang ikan), yang telah dikonfirmasi dengan data menjadi akar penyebab masalah (yang terdapat pada lingkaran). Dari akar penyebab masalah tersebut, dapat dicari akar penyebab masalah yang paling dominan. Penyebab masalah yang paling dominan adalah penyebab masalah yang apabila diselesaikan dapat menyelesaikan sebagian besar permasalahan yang ada. Penentuan akar penyebab masalah yang paling dominan adalah dengan cara diskusi, argumentasi, justifikasi dan pemahaman program yang cukup. Di bawah ini adalah penyebab masalah yang dominan dalam program di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kemayoran :

1. Kemungkinan Penyebab Masalah Pada angka penemuan kasus baru (CDR) TB Paru di Puskesmas Kelurahan Kebon Kosong periode Januari April 2014 sebesar 0 % kurang dari target yaitu >23,3 %.