case kedkel

27
LAPORAN KASUS BERKAS PASIEN A. Identitas Pasien Nama : An. Tubagus Jenis Kelamin : Laki-laki Usia : 2,5 tahun Nama Ayah : Tn. Rudianto Nama Ibu : Ny. Yanti Pekerjaan Orang tua : Buruh Bangunan Pendidikan Orang tua : SD Agama : Islam Alamat : Jl. Kramat Pulo Kecamatan Senen, Jakarta Pusat Tanggal Berobat : 4 Maret 2013 B. Anamnesa Dilakukan secara allo-anamnesa pada tanggal 4 Maret 2013 pukul 11.00 WIB. 1. Keluhan Utama : Kontrol Pengobatan TB 2. Keluhan Tambahan : - 3. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang diantar oleh ibunya ke Poli MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit) Puskesmas 1

description

contoh kasus kedkel

Transcript of case kedkel

LAPORAN KASUS

BERKAS PASIEN

A. Identitas Pasien

Nama : An. Tubagus

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 2,5 tahun

Nama Ayah : Tn. Rudianto

Nama Ibu : Ny. Yanti

Pekerjaan Orang tua : Buruh Bangunan

Pendidikan Orang tua : SD

Agama : Islam

Alamat : Jl. Kramat Pulo Kecamatan Senen, Jakarta Pusat

Tanggal Berobat : 4 Maret 2013

B. Anamnesa

Dilakukan secara allo-anamnesa pada tanggal 4 Maret 2013 pukul 11.00

WIB.

1. Keluhan Utama : Kontrol Pengobatan TB

2. Keluhan Tambahan : -

3. Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang diantar oleh ibunya ke Poli MTBS (Manajemen

Terpadu Balita Sakit) Puskesmas Kecamatan Senen dengan keluhan ingin

melanjutkan pengobatan tuberkulosis paru yang telah dijalani selama 5

bulan.

5 bulan yang lalu, sekitar bulan Oktober 2012 pasien didiagnosa

menderita tuberkulosis paru. Ibu pasien mengaku anaknya hanya memiliki

berat badan 6 kg saat usianya 1,5 tahun. Saat itu pasien menderita demam

1

sehingga keluarga membawanya berobat ke Rumah Sakit Islam, di RS

tersebut pasien dirawat dan ibu pasien mengaku anaknya sempat di rontgen

karena dokter curiga dengan kondisi berat badan anak yang tidak sesuai

usianya dan demam yang tidak sembuh-sembuh. Dari hasil rontgen tersebut

diketahui bahwa pasien terkena tuberkulosis paru dan dilakukan tes

mantoux dengan hasil positif. Keluhan batuk-batuk lama pada pasien

disangkal oleh ibu pasien.

Ibu pasien mengatakan bahwa di rumah ayah pasien sudah

terdiagnosis tuberkulosis paru dan telah selesai melakukan pengobatan

tuberkulosis paru di puskesmas senen.

Saat ini diakui oleh ibu pasien, pasien sudah mulai banyak makan dan

berat badannya sudah bertambah banyak dari sebelumnya. Pasien juga tidak

mempunyai keluhan apapun dan hanya ingin melanjutkan pengobatan

tuberkulosis paru bulan keenam.

4. Riwayat Penyakit Dahulu :

- Riwayat penyakit asma disangkal

- Riwayat alergi obat dan makanan disangkal

- Riwayat penyakit yang sama sebelumnya disangkal

5. Riwayat Penyakit Keluarga :

Sekitar enam bulan yang lalu Ayah pasien bernama Rudianto menjalani

pengobatan TB paru selama enam bulan di Puskesmas Kecamatan Senen.

- Riwayat hipertensi disangkal

- Riwayat diabetes melitus disangkal

- Riwayat asma disangkal

- Riwayat alergi obat dan makanan disangkal

- Riwayat penyakit jantung disangkal

- Riwayat penyakit kuning disangkal

6. Riwayat Sosial Ekonomi :

Pasien adalah seorang balita usia 2,5 tahun, tinggal bersama kedua orang

tuanya. Status ekonomi mereka adalah menengah ke bawah. Kebutuhan

pasien dan keluarga kurang dicukupi dari pendapatan ayahnya yang

2

bekerja sebagai buruh bangunan, sebesar kurang lebih Rp

1.000.000,-/bulan

7. Riwayat Kebiasaan:

Ibu pasien sering membiarkan pasien membeli jajanan berupa chiki,

permen, dan es di warung dekat rumah. Menu untuk satu hari terkadang

tidak sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna. Untuk sarapan pagi biasanya

membeli bubur ayam atau nasi uduk di dekat rumah. Untuk makan siang

dan makan malam, biasanya pasien diberi nasi dengan sayur dan terkadang

disertai tempe, tahu ataupun ikan dan ayam. Namun pasien tidak terlalu

menyukai sayur-sayuran. Pasien masih tidur di dalam satu kamar bersama

orang tuanya.

8. Riwayat Imunisasi

Imunisasi Jumlah

Hepatitis B I, II, III (usia 0, 1, 6 bulan)

BCG I (usia 1 bulan)

DPT I, II, III (usia 2, 3, 4 bulan)

Polio I, II, III, IV (usia 0,2, 4, 6 bulan)

Campak I (usia 9 bulan)

9. Riwayat Perkembangan

Usia Personal sosial Motorik halus Komunikasi/Bicara Motorik kasar

4 bulan Mengamati tangan

sendiri

Mengamati dan

berusaha meraih

mainan

Meniru bunyi suara Tengkurap dan

membalikan

badan

8 bulan Menepuk tangan

dan melambaikan

tangan

Memegang dengan

ibu jari dan jari lain

Mengoceh Berdiri dengan

pegangan

3

12 bulan Minum dari

cangkir

Mencoret-coret Berbicara 3 kata Berjalan

dengan baik

10. Riwayat Kehamilan dan Kelahiran

KEHAMILAN

Morbiditas

kehamilan

Ibu pasien ketika hamil tidak

mengalami sakit yang berat

Perawatan

antenatal

Ibu pasien rajin kontrol ke bidan tiap

bulan kehamilan.

KELAHIRAN

Tempat kelahiran Tempat Praktek Bidan

Penolong

persalinan

Bidan

Cara persalinan Spontan

Masa gestasi Cukup bulan

Keadaan bayi

- berat lahir : 3000 gram

- panjang : -

- lingkar kepala: -

- langsung menangis

- kelainan (-)

4

C. Pemeriksaan Fisik

1. Keadaan Umum : Baik

2. Vital sign Kesadaran : Compos Mentis

GCS : 15

Frek. Nadi : 104 x/menit

Frek Pernapasan : 30 x/menit

Suhu : 36,5C

Status Gizi BB : 11 kg

TB : 90 cm

Gambar 1. Berat Badan Menurut Tinggi Badan

Kesan : Berat Badan Sesuai

3. Status Generalis:

Kepala : Normocephal, rambut berwarna hitam tidak mudah

dicabut

5

Mata : Conjunctiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, tidak

cekung, airmata (+)

Leher : Tidak teraba pembesaran KGB dan kelenjar tiroid

Thoraks :

Paru-paru

Inspeksi : Pergerakan dinding dada simetris kanan dan kiri

Palpasi : fremitus taktil simetris kanan dan kiri

Perkusi : sonor seluruh lapang paru, peranjakan paru-hati (+)

Auskultasi : vesikuler kanan dan kiri, rhonki (-), wheezing (-)

Jantung

Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat

Palpasi : iktus kordis teraba di ICS V linea midklavikula sinistra

Perkusi

Batas jantung kanan : ICS IV linea sternalis dextra

Batas jantung kiri : ICS V linea midklavikula sinistra

Batas pinggang jantung : ICS III linea parasternalis sinistra

Auskultasi : bunyi jantung I dan II normal, tidak terdapat murmur

maupun gallop

Abdomen : Datar, simetris, bising usus (+) meningkat, hepar dan lien

tidak teraba, Turgor kembali cepat

Ekstremitas :

Tungkai Lengan

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan

Tonus

Trofi

Edema

Bebas

Normal

Eutrofi

-

bebas

Normal

Eutrofi

-

Bebas

Normal

Eutrofi

-

Bebas

Normal

Eutrofi

-

6

4. Status neurologis:

GCS : E4 M6 V5 = 15

Pupil di tengah bulat isokor, ukuran 3mm/3mm

D. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan radiologi (Ro. Paru), dilakukan pada tanggal 02 Oktober 2012

Pemeriksaan mantoux test : (+), diperiksa pada tanggal 04 Oktober 2012

Kesan : Suspek Spesifik Proses

7

BERKAS KELUARGA

A. Profil Keluarga

1. Karakteristik Keluarga

a. Identitas Kepala Keluarga : Ayah pasien Tn. Rudianto berusia 39

tahun

b. Identitas Pasangan : Ibu pasien Ny. Yanti berusia 34 tahun

c. Struktur Komposisi Keluarga

Keluarga terdiri atas Tn. Rudianto (39 tahun) sebagai kepala keluarga,

Ny. Yanti (34 tahun) sebagai istri. Memiliki 3 orang anak, An. Aryanto (8

tahun) sebagai anak pertama, An. Reni (6 tahun) sebagai anak kedua, dan An.

Tubagus (2,5 tahun) sebagai anak ketiga. Pasien tinggal bersama ayah dan ibu

serta kedua saudara kandungnya.

Fungsi adaptasi (adaptation) kurang baik, yaitu kedua orang tuanya

masih belum mengerti dan paham tentang pola makan, serta pertumbuhan dan

perkembangan yang sesuai dengan usianya.

Fungsi kemitraan (partnership) baik dimana setiap anggota keluarga

selalu saling berkomunikasi aktif untuk mengambil suatu keputusan dan atau

menyelesaikan suatu masalah yang dihadapi oleh pasien dengan anggota

keluarga yang lain.

Fungsi pertumbuhan (growth) keluarga terbilang baik dimana tidak ada

tekanan untuk menyuarakan pendapat.

Fungsi kasih sayang (affection) keluarga ini cukup harmonis di mana

hubungan suami dengan istri dan hubungan orang tua dengan anak-anaknya

terjalin baik, serta selalu ada waktu berkumpul walau sekedar menonton TV

bersama.

Fungsi kebersamaan (resolve) terbilang cukup baik dimana terdapat

kebersamaan dalam membagi waktu untuk bertukar pikiran sehingga membuat

hubungan dalam keluarga ini begitu harmonis. Pemahaman keluarga sebagai

wahana persemaian nilai – nilai agama dan nilai – nilai luhur budaya bangsa

tercermin dalam kehidupan sehari – hari setiap anggota keluarga memeluk

satu agama yang sama yaitu agama Islam dan termasuk taat dalam

menjalankan ibadah. Budaya dalam keluarga sangat kental dengan adat Jawa

8

yang merupakan suku asal dari pihak suami. Bahasa yang digunakan oleh

keluarga ini dalam keseharian menggunakan bahasa Indonesia.

Tabel 1. Anggota Keluarga yang Tinggal Serumah

No Nama Kedudukan dalam

keluarga

Gender Umur Pendidikan Pekerjaan Keterangan Tambahan

1 Tn.Rudianto Kepala Keluarga

L 39 th SD Buruh bangunan

Kepala Keluarga

2 Ny. Yanti Istri P 34th SD Ibu rumah tangga

-

3 An. Aryanto Anak L 8 th SD - -

4 An. Reni Anak P 6 th SD - -

5 An. Tubagus Anak L 2,5 th - - -

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup

a. Lingkungan tempat tinggal

Tabel 2. Lingkungan Tempat Tinggal

Status kepemilikan rumah : milik sendiriDaerah perumahan : padatKarakteristik rumah dan lingkungan KesimpulanLuas rumah : 5x7 m Total penghuni di rumah tersebut

sebanyak 5 orang. Ventilasi udara belum dioptimalkan dengan baik, penerangan cukup, terdapat jamban keluarga, tempat pembuangan sampah dan air bersih tersedia serta kondisi lingkungan tempat tinggal pasien padat penduduk.Kesan :Kesehatan lingkungan tempat tinggal pasien kurang baik.

Jumlah penghuni dalam satu rumah : 5 orangBertingkat/ tidak bertingkat: Tidak bertingkatLantai rumah dari : keramikDinding rumah dari : TembokJamban keluarga: adaPenerangan listrik : 750 wattKetersediaan air bersih: adaTempat pembuangan sampah: ada

9

b. Kepemilikan barang-barang berharga : (Kendaraan, elektronik, alat-alat

rumah tangga)

1) 1 buah sepeda motor

2) 1 buah TV.

3) 1 buah handphone.

4) 2 buah kipas angin.

5) 1 buah kompor gas.

6) Beberapa buah piring kaca dan gelas serta peralatan memasak dan

makan lainnya.

Gambar 2. Denah Rumah Keluarga

10

3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga

a. Jenis tempat berobat

Jika ada salah satu anggota keluarga Tn. Rudianto yang sakit, maka

berobat ke Puskesmas Kecamatan Senen. Karena jaminan pembayaran

kesehatan gratis dengan KJS untuk anggota keluarga, serta tempatnya

terjangkau dari rumah, sehingga dapat ditempuh dengan angkutan

umum.

b. Balita : KMS (+)

c. Asuransi/Jaminan kesehatan : KJS (+)

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)

Tabel 3. Pelayanan Kesehatan

Faktor Keterangan Kesimpulan

Cara mencapai pusat

pelayanan kesehatan

Keluarga

menggunakan

kendaraan umum ke

puskesmas

Letak Puskesmas Kecamatan

Senen yang berlokasi tidak

begitu jauh dengan tempat tinggal

pasien, sehingga pasien ke

Puskesmas dengan menggunakan

kendaraan umum. Untuk biaya

pengobatan diakui murah oleh

orang tua pasien dan pelayanan

Puskesmas cukup memuaskan.

Karenanya orang tua pasien

datang kembali ke Puskesmas

jika sakit.

Tarif pelayanan

kesehatan

Menurut keluarga

biaya pelayanan

kesehatan cukup

terjangkau

Kualitas pelayanan

kesehatan

Menurut keluarga

kualitas pelayanan

kesehatan yang

didapat cukup

memuaskan

5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga

a. Kebiasaan Makanan

Dalam kesehariannya pasien dan keluarganya makan sebanyak tiga

kali sehari dengan menu nasi ditambah sayur, tempe, tahu dan kadang

11

sesekali dengan ikan atau ayam. Ny. Yanti selaku ibu rumah tangga yang

biasanya memasak serta menyediakan makanan tersebut. Sayur yang sering

dimasak antara lain sop sayur atau tumis. Sayur dimasak 2-3 kali dalam

seminggu. Keluarga Tn. Rudianto jarang mengonsumsi buah-buahan. Buah

yang dimakan biasanya pisang atau jeruk. Pola makan keluarga ini tiga kali

sehari, terdiri dari sarapan pagi, makan siang dan makan malam. Namun,

setiap harinya An. Tubagus mempunyai kebiasaan jajan sembarangan di

warung dekat rumahnya, jajanan yang dibelinya antara lain; chiki, biskuit

dan beberapa jenis minuman es.

b. Menerapkan pola gizi seimbang.

Keluarga Tn. Rudianto belum menerapkan pola gizi seimbang dalam

mengkonsumsi makanan sehari-hari, misalnya jarang mengonsumsi sayur,

buah dan susu. Karena belum sesuai dengan 4 sehat 5 sempurna. Hal ini

dikarenakan pengetahuan yang kurang tentang makanan dengan gizi

seimbang.

Tabel 4. Food Recall An. Tubagus dalam 3 Hari

HARI WAKTU MAKANAN

Jumat

Pagi Bubur ayam (1/2 piring)

Siang Nasi + ikan goreng (1/2 piring)

Malam Nasi + ikan goreng (1/2 piring)

Sabtu

Pagi Bubur ayam (1/2 piring)

Siang Nasi + sayur sop (1/2 piring)

Malam Nasi + sayur sop (1/2 piring)

Minggu

Pagi Nasi Uduk (1/2 piring)

Siang Nasi + sayur bening (1/3 piring) +

tempe + ayam goreng (1/2 porsi)

Malam Nasi + sayur bening (1/3 piring) +

tempe (1/2 porsi)

12

6. Pola Dukungan Keluarga

a. Faktor pendukung terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Orang tua pasien sadar akan penyakit yang diderita oleh anaknya

sehingga tiap pasien sakit orangtuanya selalu memeriksakan anaknya

ke Puskesmas. Keluarga ini biasanya berobat ke Puskesmas karena

biaya pengobatannya gratis dan tempatnya tidak terlalu jauh dari

rumah.

b. Faktor penghambat terselesaikannya masalah dalam keluarga:

Kurangnya pengetahuan orang tua pasien tentang penyakit yang

diderita oleh pasien. Pola konsumsi keluarga Ny. Yanti tidak baik,

dikarenakan tidak bervariasinya menu makanan setiap harinya, hal ini

menjadikan pasien susah makan, dan jarang mengkonsumsi buah-

buahan. Dalam penatalaksanaan penyakit pasien sangat diperlukan

peran serta yang aktif dari seluruh anggota keluarga terutama ibu

pasien dalam merawat dan memperhatikan pasien terutama masalah

makanan. Peran keluarga pada saat ini kurang memperhatikan

keadaan kesehatan pasien. Ny. Yanti membiarkan pasien jajan

sembarangan, serta tidak menerapkan pada anak-anaknya kebiasaan

mencuci tangan yang baik dan benar menggunakan sabun dan air

bersih yang mengalir serta mengeringkannya dengan lap bersih.

B. GENOGRAM

1. Bentuk keluarga :

Bentuk keluarga ini adalah keluarga inti (nuclear family). Keluarga

terdiri dari Tn. Rudianto sebagai kepala keluarga, Ny. Yanti adalah seorang

istri, tiga orang anak laki-laki bernama An. Aryanto , An. Reni dan An.

Tubagus. Seluruh anggota keluarga ini tinggal dalam satu rumah.

2. Tahapan siklus keluarga:

Tahapan siklus keluarga Tn.Rudianto dan Ny. Yanti termasuk ke

dalam tahap keluarga dengan anak usia balita dimana Tn.Rudianto adalah

sebagai kepala keluarga yang menikah dengan Ny. Yanti, mereka

13

Ny. Yanti

An. Aryanto An. Tubagus

Tn. Sumarno Ny. Tini

Ny. Marni

Tn. Rizal Tn. Wira

Tn. Djoko Ny. Nining

An. Reni

mempunyai tiga orang anak bernama An. Aryanto, An. Reni dan An.

Tubagus.

3. Family Map

Keterangan: Laki-Laki

: Perempuan

: Pasien

:Hubungan Keluarga

: Keturunan

: Tinggal dalam satu rumah

C. Identifikasi permasalahan yang didapat dalam keluarga

1. Masalah dalam fungsi biologis :

Saat ini pasien menderita penyakit TB Paru dan sudah menjalani

pengobatan selama 5 bulan.

2. Masalah dalam fungsi psikologis :

Pasien adalah seorang balita yang berusia 2,5 tahun. Pasien belum mengerti

akan penyakit yang dideritanya. Ayah pasien adalah seorang yang sibuk

dalam pekerjaannya ini disebabkan guna memenuhi kebutuhan keluarga.

Sedangkan Ibu pasien adalah seorang ibu rumah tangga dimana setiap hari

mengurus rumah dan menjaga ketiga anaknya. Ibu pasien juga tidak tahu

14

Tn. Rudianto

makanan apa saja yang harus diberikan untuk memenuhi gizi cukup karena

anaknya sedang dalam masa pertumbuhan dan perkembangan.

3. Masalah dalam fungsi ekonomi dan pemenuhan kebutuhan :

Sumber penghasilan utama pada keluarga adalah terutama dari ayah pasien

yang bekerja sebagai buruh bangunan sebesar kurang lebih Rp

1.000.000,-/bulan. Status ekonomi keluarga pasien adalah termasuk

menengah ke bawah. Hal ini membuat belum dapat terpenuhinya kebutuhan

keluarga secara maksimal.

4. Masalah lingkungan :

Pasien tinggal di lingkungan rumah padat penduduk. Kebersihan lingkungan

di sekitar rumah kurang terjaga dengan baik. Untuk sistem pencahayaan dan

tergolong cukup akan tetapi sirkulasi udara dalam rumah belum memenuhi

syarat ventilasi yang baik.

5. Masalah perilaku kesehatan :

Dalam kesehariannya pasien sering membeli jajan sembarangan di warung

dekat rumahnya. Sehari pasien bisa jajan dua sampai 3 kali. Serta pasien

tidak terbiasa mencuci tangan dengan baik dan benar menggunakan sabun

dan air mengalir serta mengeringkan dengan lap bersih, baik sebelum atau

sesudah makan.

D. Diagnosis Holistik

1. Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Ibu pasien datang ke Puskesmas karena khawatir dengan penyakit yang

diderita oleh anaknya serta ingin melanjutkan pengobatan karena ibu pasien

mempunyai harapan mendapatkan kesembuhan bagi anaknya.

Jarak antara rumah dan puskesmas yang dekat serta biaya yang gratis

dengan adanya jaminan kesehatan yang dibuat oleh pemerintah menjadi

salah satu faktor pendukung kedatangan pasien ke Puskesmas Kecamatan

Senen.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan

penunjang, dapat disimpulkan sebagai berikut :

15

Diagnosis Kerja : Tuberkulosis Paru

Diagnosis Banding : -

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah

kesehatan pasien)

Faktor Interna yang mempengaruhi masalah kesehatan An. Tubagus

adalah kebiasaan anak yang kurang sehat, seperti pasien malas untuk makan

terutama makan sayur-sayuran dan lebih suka jajan sembarangan.

Kurangnya pengetahuan orang tua pasien tentang penyakit TB Paru dan

penularannya.

Status ekonomi keluarga yang termasuk ekonomi menengah ke

bawah, mengakibatkan sulitnya pemenuhan kehidupan sehari-hari termasuk

makanan gizi seimbang, sehingga keseimbangan nutrisi anak tidak

terpenuhi. Kondisi rumah yang kecil dan terdapat pada lingkungan

perumahan yang padat juga menjadi faktor yang dapat mempengaruhi

kesehatan pasien dan keluarganya.

4. Aspek Psikososial Keluarga

Dari sisi keluarga juga terdapat faktor-faktor yang dapat menghambat

dan mendukung kesembuhannya. Antara lain, keterbatasan ekonomi

keluarga dan kurangnya pengetahuan keluarga tentang penyakit TB paru.

Tn. Rudianto juga pernah didiagnosis TB Paru dan telah tuntas

pengobatannya. Saat dulu Tn. Rudianto belum berobat, beliau juga sering

melakukan kontak dengan anaknya, An. Tubagus. Sedangkan faktor yang

dapat mendukung kesembuhan pasien yaitu, adanya dukungan dan motivasi

dari semua anggota keluarga baik secara moral dan materi untuk

kesembuhan An. Tubagus.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

baik di dalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Dengan kondisi fisik seperti ini pasien kurang dapat menjalankan

aktivitas dan fungsi sosial dengan seharusnya sehingga aspek fungsional

dinilai dengan score ECOG adalah grade 1.

16

E. Rencana Penatalaksanaan

Tabel 5. Rencana Penatalaksanaan

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang

diharapkan

Biaya

Aspek

Personal

Memberikan edukasi

pada orang tua pasien

serta motivasi

terhadap pentingnya

ketekunan dan

ketaatan berobat, serta

menyampaikan bahwa

TB paru merupakan

penyakit yang dapat

disembuhkan.

Orang tua

pasien

Saat pasien

berobat ke

Puskesmas

dan saat

kunjungan ke

rumah pasien

sebanyak 2

kali

Orang tua mengerti

tentang penyakit

TB paru mulai dari

pengertian sampai

dengan

pengobatan.

Transportasi

Rp. 5.000,-

Aspek

Klinik

Menjelaskan dan

mengajarkan

mengenai

pengobatan TB

paru bulan keenam

Obat TB : 4RH

- Rifampicin 1 x

220 mg pulv

- Isoniazid 1 x 110

mg pulv

Orang tua

pasien dan

pasien

Saat pasien

berobat ke

Puskesmas

Kesembuhan

pasien.

Transportasi

Rp. 5.000,-

Aspek

risiko

internal

Mengajurkan untuk

menerapkan pola

hidup sehat pada

keluarga dengan

memakan makanan

bergizi, olahraga, dan

memanfaatkan

ventilasi yang ada di

Keluarga

pasien

Pada saat di

puskesmas

dan saat

kunjungan ke

rumah dua

kali.

Pasien mau makan

makanan bergizi

dan mengurangi

jajan sembarangan.

Jendela rumah

selalu terbuka dari

pagi sampai sore

sehingga udara

Transportasi

Rp. 5.000,-

17

dalam rumah. segar dan cahaya

matahari dapat

masuk.

Aspek

psiko-

sosial

keluarga

Memberi dukungan

dan saran kepada

pasien dan orang tua

pasien agar selalu

sabar, tidak mudah

putus asa dan bosan

dalam menjalani

pengobatan.

Orang tua

pasien

Pada saat

kunjungan ke

rumah

Keluarga memberi

perhatian dan

dukungan lebih

kepada pasien

Aspek

fungsi-

onal

Memberi edukasi

pada orang tua untuk

memberi dukungan

agar pasien tetap

bersosialisasi dengan

teman sebayanya

dan aktif bermain di

lingkungannya.

Pasien dan

Keluarga

Pada saat

kunjungan ke

rumah

Kondisi pasien

lebih sehat dan

kuat serta tetap

aktif sesuai

usianya.

F. Prognosis

1. Ad vitam : ad bonam

2. Ad sanasionam : ad bonam

3. Ad fungsionam : dubia ad bonam

18