SKENARIO 3 kedkel

34
SKENARIO PEMBIAYAAN KESEHATAN Dr. ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga. Klinik ini dikelola dengan baik sehingga dalam waktu yang relatif singkat mengalami kemajuan yang cukup pesat dan dikenal luas di masyarakat. Suatu hari di klinik ini dikunjungi seorang pasien, Ny. A, 38 tahu, dengan kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin melakukan pemeriksaan kahamilan secara rutin di klinik dr. Ahmad karena pasien mendapat informasi bahwa pelayanan di klinik ini baik. Pasien mempunyai keluhan sering mual, muntah, lemas, cepat lelah, dan sesak. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik bersama bidan. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa kandungan dalam kondisi yang baik namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipnea, dan terdapat nyeri tekan epigastrium. Dr. Ahmad menyarankan agar pasien mengikuti pemeriksaan ANC yang teratur dan menjelang partus kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah bekerja sama dengan klinik dokter keluarga tersebut. Pasien menanyakan ke dokter tentang pilihan pembiayaan persalinan, mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih besar. 1

description

3

Transcript of SKENARIO 3 kedkel

Page 1: SKENARIO 3 kedkel

SKENARIO

PEMBIAYAAN KESEHATAN

Dr. ahmad, 31 tahun, praktek di sebuah klinik dokter keluarga. Klinik ini dikelola dengan baik sehingga dalam waktu yang relatif singkat mengalami kemajuan yang cukup pesat dan dikenal luas di masyarakat. Suatu hari di klinik ini dikunjungi seorang pasien, Ny. A, 38 tahu, dengan kehamilan trimester 1 pada G5P2A2. Pasien ingin melakukan pemeriksaan kahamilan secara rutin di klinik dr. Ahmad karena pasien mendapat informasi bahwa pelayanan di klinik ini baik. Pasien mempunyai keluhan sering mual, muntah, lemas, cepat lelah, dan sesak. Dokter kemudian melakukan pemeriksaan fisik bersama bidan. Pada pemeriksaan ditemukan bahwa kandungan dalam kondisi yang baik namun ibu tampak pucat, takikardi, murmur, takipnea, dan terdapat nyeri tekan epigastrium.

Dr. Ahmad menyarankan agar pasien mengikuti pemeriksaan ANC yang teratur dan menjelang partus kelak pasien akan dirujuk ke spesialis Obgyn yang sudah bekerja sama dengan klinik dokter keluarga tersebut. Pasien menanyakan ke dokter tentang pilihan pembiayaan persalinan, mengingat kemungkinan membutuhkan biaya yang lebih besar.

1

Page 2: SKENARIO 3 kedkel

SASARAN BELAJAR

1. Memahami dan menjelaskan pembiayaan kesehatan1.1 Definisi1.2 Macam-macam pembiayaan kesehatan1.3 Sumber pembiayaan kesehatan1.4 Macam-macam biaya kesehatan2. Memahami dan menjelaskan asuransi kesehatan2.1 Definisi2.2 Unsur-unsur2.3 Jenis-jenis asuransi3. Memahami dan menjelaskan sistem rujukan3.1 Definisi3.2 Tujuan3.3 Jenis-jenis rujukan3.4 Sistem4. Memahami dan menjelaskan prosedur pemeriksaan standar5. Memahami dan menjelaskan manajemen klinik dokter keluarga6. Memahami dan menjelaskan hubungan dokter keluarga dan mitra kerja7. Memahami dan menjelaskan asuransi syariah8. Memahami dan menjelaskan adab seorang dokter muslim dalam memeriksa dan

merawat pasien menurut islam

2

Page 3: SKENARIO 3 kedkel

1. Memahami dan menjelaskan pembiayaan kesehatan1.1 Definisi

Pengertian Biaya Menurut Hansen dan Mowen (2004:40)

Biaya didefinisikan sebagai “kas atau nilai ekuivalen kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang diharapkan memberikan manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi.

Menurut Ganni (1996)Biaya adalah sejumlah input (factor produksi ) yang dipaki untuk menghasilkan suatu produk (output). Analisis biaya dilakukan dalam perencanaan kesehatan untuk menjawab pertanyaan berapa rupiah satuan program/ proyek atau unit kesehatan agar dapat dihitung total anggaran yang diperlukan untuk program pelayanan kesehatan.

Menurut Supriyono (2000:185)Biaya adalah pengorbanan ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa.

Menurut Harnanto dan Zulkifli (2003:14) Biaya adalah sesuatu yang berkonotasi sebagai pengurang yang harus dikorbankan untuk memperoleh tujuan akhir yaitu mendatangkan laba.

Biaya kesehatan adalah besarnya dana yang harus disediakan untuk menyelenggarakan dan/atau memanfaatkan berbagai upaya kesehatan yang diperlukan oleh perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat (Azrul A, 1996).

1.2 Macam-macam pembiayaan kesehatanBiaya kesehatan dapat dilihat dari dua sudut:

1. Penyedia pelayanan kesehatan (health provider)besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat menyelenggarakan upaya kesehatan dan lebih menunjuk pada seluruh biaya investasi (investment cost) dan biaya operasional (operational cost). Ini merupakan persoalan utama dari pihak pemerintah atau swasta yakni pihak-pihak yang menyelenggarakan upaya kesehatan.

2. Pemakai jasa kesehatan (health consumer)besarnya dana yang harus disediakan untuk dapat memanfaatkan jasa pelayanan.ini menjadi persoalan utama para pemakai jasa pelayanan.Sumber biaya kesehatan: pemerintah, swasta, masyarakat, sumber lain(hibah, pinjaman dari luarnegri).

1. seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintahtergantung dari bentuk pemerintahan yang dianut, ada ditemukan suatu negara yang menanggung biaya kesehatan sepenuhnya (cuma-cuma), pada negara seperti ini tidak ditemukan pelayanan kesehatan swasta.

2. sebagian ditanggung oleh masyarakatmasyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan ataupun pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Dapat ditemukan pelayanan kesehatan swasta,dalam hal ini masyarakat diharuskan membayar pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya.

1.3 Sumber pembiayaan kesehatan

3

Page 4: SKENARIO 3 kedkel

Pemerintah, swasta, masyarakat, sumber lain(hibah, pinjaman dari luar negeri). Seluruhnya bersumber dari anggaran pemerintah

Tergantung dari bentuk pemerintahan yang dianut, ada ditemukan suatu negara yang menanggung biaya kesehatan sepenuhnya (cuma-cuma), pada negara seperti ini tidak ditemukan pelayanan kesehatan swasta.

Sebagian ditanggung oleh masyarakatMasyarakat diajak berperan serta, baik dalam menyelenggarakan upaya kesehatan ataupun pada waktu memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan. Dapat ditemukan pelayanan kesehatan swasta,dalam hal ini masyarakat diharuskan membayar pelayanan kesehatan yang dimanfaatkannya.

1.4 Macam-macam biaya kesehatanTergantung dari jenis dan kompleksitas pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dan atau dimanfaatkan. Hanya saja disesuaikan dengan pembagian pelayanan kedokteran, maka biaya kesehatan tersebut. Secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni:

1. Biaya pelayanan kedokteranBiaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan intuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kedokteran. Yakni yang tujuan utamanya untuk mengobati penyakit serta memulihkan kesehatan penderita.

2. Biaya pelayanan kesehatan masyarakatBiaya yang dimaksud adalah yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan dan atau memanfaatkan pelayanan kesehatan masyarakat. Yakni yang tujuan utamanya untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta untuk mencegah penyakit.

2. Memahami dan menjelaskan asuransi kesehatan2.1 Definisi

Asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari resiko perorangan menjadi resiko kelompok. Dengan cara mengalihkan resiko individu menjadi resiko kelompok, beban ekonomi yang harus dipikul oleh masing-masing peserta asuransi akan lebih tetapi mengandung kepastian karena memperoleh jaminan.

2.2 Unsur-unsurUnsur-unsur asuransi kesehatan: Ada perjanjian Ada pembelian perlindungan Ada pembayaran premi oleh masyarakat

2.3 Jenis-jenis asuransiJenis-jenis asuransi kesehatan di Indonesia:a. Asuransi kesehatan social (social health insurance)

Asuransi ini memegang teguh perinsipnya bahwa kesehatan adalah sebuah pelayanan social, pelayanan kesehatan tidak boleh semata-mata diberikan berdasarkan status social masyarakat sehingga semua lapisan berhak untuk memperoleh jaminan pelayanan kesehatan. Contoh: PT. Askes, PT. Jamsostek.Prinsip kerja: Keikutsertaannya bersifat wajib

4

Page 5: SKENARIO 3 kedkel

Menyertakan tenaga kerja dan keluarganya Iuran/premi berdasarkan presentase gaji/ pendapatan. Idealnya harus dihitung

5% dari GDP Premi untuk tenaga kerja ditanggung bersama (50%) oleh pemberi kerja dan

tenaga kerja Premi tidak ditentukan oleh resiko perorangan tetapi didasarkan pada resiko

kelompok (collective risk sharing) Tidak diperlukan pemeriksaan awal Jaminan pemeliharaan kesehatana yang diperoleh bersifat menyeluruh

(universal coverage) Peran pemerintah sangat besar untuk mendorong berkembangnya asuransi

kesehatan social di Indonesia. Semua pegawai negeri diwajibkan untuk mengikuti asuransi kesehatan.

ASKES SOSIALProgram Asuransi Kesehatan Sosial merupakan penugasan Pemerintah kepada PT. Askes (Persero) melalui Peraturan Pemerintah No. 69 tahun 1991.

A. Peserta Pt. Askes (Persero) Program Askes Sosial 1. Peserta program Askes Sosial adalah :

1) Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil (tidak termasuk PNS dan Calon PNS di Kementrian pertahanan, TNI/Polri), Calon PNS, Pejabat Negara, Penerima Pensiun (Pensiunan PNS, Pensiunan PNS di lingkungan Kementrian Pertahanan, TNI/Polri, Pensiunan Pejabat Negara), Veteran ( Tuvet dan Non Tuvet) dan Perintis Kemerdekaan beserta anggota keluarga*) yang di tangggung.

2) Pegawai Tidak Tetap (Dokter/Dokter Gigi/Bidan – PTT, melalui SK Menkes nomor 1540/MENKES/SK/XII/2002, tentang Penempatan Tenaga Medis Melalui Masa Bakti Dan Cara Lain).

3) Pegawai dan Penerima pensiun PT. Kereta Api Indonesia (Persero) beserta anggota keluarganya*)Anggota Keluarga adalah :

Isteri / suami yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan istri/suami (Daftar isteri / suami yang sah yang tercantum dalam daftar gaji / slip gaji, dan termasuk dalam daftar penerima pensiun/carik Dapem).

Anak (anak kandung / anak tiri / anak angkat) yang sah dari peserta yang mendapat tunjangan anak, yang tercantum dalam daftar gaji/slip gaji, termasuk dalam daftar penerima pensiun/carik Dapem, belum berumur 21 tahun atau telah berumur 21 tahun sampai 25 tahun bagi anak yang masih melanjutkan pendidikan formal, dan tidak atau belum pernah kawin, tidak mempunyai penghasilan sendiri serta masih menjadi tanggungan peserta.

Jumlah anak yang ditanggung maksimal 2 (dua) anak sesuai dengan urutan tanggal lahir, termasuk didalamnya anak angkat maksimal satu orang.

B. Hak Sebagai Peserta Askes Sosial Memperoleh Kartu Peserta. Memperoleh  penjelasan/informasi tentang hak, kewajiban serta tata cara

pelayanan kesehatan Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama

dengan PT Askes (Persero), sesuai dengan hak dan ketentuan yang berlaku.

5

Page 6: SKENARIO 3 kedkel

Menyampaikan keluhan/pengaduan, kritik dan saran secara lisan atau tertulis ke Kantor  PT Askes (Persero).

C. Kewajiban Sebagai Peserta Askes Sosial Mengurus Kartu Peserta dan melaporkan perubahan data peserta. Menjaga Kartu Peserta agar tidak rusak, hilang atau dimanfaatkan oleh orang

yang tidak berhak. Melaporkan dan mengembalikan Kartu Peserta yang telah meninggal dunia ke

Kantor PT Askes (Persero) Mengetahui dan mentaati semua ketentuan dan tata cara pelayanan kesehatan Membayar iuran sesuai dengan ketentuan pemerintah yang berlaku.

D. Pelayanan Kesehatan Yang Diberikan Oleh PT. Askes (Persero) 1. Pemberi Pelayanan Kesehatan Dasar , yaitu :  Puskesmas Dokter Keluarga / Dokter Gigi Keluarga Poliklinik Milik Institusi Klinik 24 Jam 

2. Pemberi Pelayanan Kesehatan Lanjutan, yaitu:  Rumah Sakit Umum Pemerintah, RS Khusus Pemerintah (Jantung, Paru, Orthopedi, Jiwa, Kusta, Mata, Infeksi,

Kanker dll) Rumah Sakit TNI/POLRI   Rumah Sakit Swasta   Unit Pelayanan Transfusi Darah (UPTD)/PMI   Apotek / Instalasi Farmasi RS Optikal Balai Pengobatan Khusus (Paru, Mata, Indera,   dll). Laboratorium Kesehatan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya yang bekerja sama dengan PT Askes

(Persero)

E. Jenis Pelayanan Kesehatan Yang Dijamin Oleh PT. Askes (Persero) 1. Pelayanan Kesehatan Dasar : Konsultasi, penyuluhan, pemeriksaan medis dan pengobatan. Pemeriksaan dan pengobatan gigi. Tindakan medis kecil/sederhana. Pemeriksaan penunjang diagnostik sederhana Pengobatan efek samping kontrasepsi Pemberian obat pelayanan dasar dan bahan kesehatan habis pakai. Pemeriksaan kehamilan dan persalinan sampai anak kedua hidup. Pelayanan imunisasi dasar.  Pelayanan Rawat Inap di Puskesmas Perawatan/Puskesmas dengan Tempat

Tidur. 

2. Pelayanan Kesehatan Lanjutan :1) Rawat Jalan

Konsultasi, pemeriksaan dan pengobatan oleh dokter spesialis.

6

Page 7: SKENARIO 3 kedkel

Pemeriksaan Penunjang Diagnostik : Laboratorium, Rontgen/ Radiodiagnostik, Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero).

Tindakan medis poliklinik dan rehabilitasi medis. Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) dan ketentuan lain

yang ditetapkan oleh PT Askes (Persero).

2) Rawat Inap Rawat Inap di ruang perawatan sesuai hak Peserta. Pemeriksaan, pengobatan oleh dokter spesialis. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik : Laboratorium, Rontgen/ Radiodiagnostik,

Elektromedik dan pemeriksaan alat kesehatan canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero).

Tindakan medis operatif. Perawatan intensif (ICU, ICCU,HCU, NICU, PICU). Pelayanan rehabilitasi medis. Pelayanan obat sesuai Daftar dan Plafon Harga Obat (DPHO) dan ketentuan lain

yang ditetapkan oleh PT Askes (Persero)

3) Pemeriksaan kehamilan, gangguan kehamilan dan persalinan sampai anak kedua hidup.

4) Pelayanan Transfusi Darah dan Cuci Darah.5) Cangkok (transplantasi) Organ.6) Pelayanan Canggih sesuai ketentuan PT Askes (Persero)7) Alat Kesehatan diberikan untuk Peserta  dengan ketentuan sebagai berikut:8) Kacamata  ( 1 kali /2 tahun)9) Gigi Tiruan  (1 kali /2 tahun)10) Alat Bantu Dengar  (1 kali /2 tahun)11) Kaki / tangan tiruan 12) Implant (alat kesehatan yang ditanam dalam tubuh)  antara lain:

IOL (lensa tanam di mata). Pen & Screw  (alat penyambung tulang). Mesh (alat yang dipasang setelah operasi hernia) 

b. Asuransi kesehatan komersial perorangan ( private voluntary health insurance)Jenis asuransi ini dapat dibeli preminya baik individu maupun segmen masyarakat kelas menengah keatas. Contoh: Lipo Life, BNI Life, Tugu Mandiri, dan lain-lain.Prinsip kerja: Kepersertaan bersifat perorangan dan sukarela Iuran/premi berdasarkan angka absolut, ditetapkan berdasarkan jenis

tanggungan yang dipilih. Premi berdasarkan atas resiko perorangan dan ditentukan faktor usia, jenis

kelamin, jenis pekerjaan. Dilakukan pemeriksaan kesehatan awal Santunan diberikan sesuai kontrak  Peranan pemerintah relatif kecil.

c. Asuransi Kesehatan Komersial Kelompok (regulated private health insurance)

7

Page 8: SKENARIO 3 kedkel

Asuransi ini merupakan alternatif lain sistem asuransi kesehatan komersial dengan prinsip-prinsip dasar sebagai berikut: Keikutsertaan bersifat sukarela berkelompok  Iuran/preminya dibayar berdasarkan atas angka absolute Perhitungan premi bersifat community rating yang berlaku untuk kelompok

masyarakat Santunan (jaminan pemeliharaan kesehatan) diberikan sesuai dengan kontrak  Tidak diperlukan pemeriksaan awal Peranan pemerintah cukup besar dengan membuat peraturan perundang-

undangan.

Jenis asuransi lainnya :

Askes swasta (komersial): Program askes komersial merupakan salah satu program dari 3 (tiga) program yang dikelola oleh PT Askes (Persero). Program ini dimulai sejak tahun 1993 dan hingga saat ini sudah melayani 2.466 Badan Usaha swasta maupun Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan peserta sebanyak 2.128.432 jiwa.

Program Askes Komersial bertujuan untuk membantu perusahaan secara profesional mengurangi beban administrasi, memberi kepastian biaya pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas pemanfaatan sumber biaya perusahaan sehingga manajemen dapat lebih fokus kepada "core bussiness" nya.

Bagi karyawan program ini sangat bermanfaat karena adanya Jaminan Pemeliharaan Keehatan bagi diri dan keluarganya dari perusahaan tempatnya bekerja. Rasa aman dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan akan tumbuh sebagai modal dasar untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

Askes Diamond Berlaku Nasional dan Internasional. Manfaat utama: Rawat jalan di dokter umum dan spesialis, rawat inap di rumah sakit, penunjang diagnostik, obat-obatan dan pelayanan khusus seperti operasi jantung, operasi paru transplantasi ginjal dan ESWL.

Askes Platinum Berlaku Nasional. Manfaat utama: Rawat jalan di dokter umum dan spesialis, rawat inap di rumah sakit, penunjang diagnostik, obat-obatan dan pelayanan khusus seperti operasi jantung, operasi paru transplantasi ginjal dan ESWL

Askes Gold Berlaku Nasional. Manfaat utama: Rawat jalan di dokter umum dan spesialis, rawat inap di rumah sakit, penunjang diagnostik, obat-obatan dan pelayanan khusus seperti operasi jantung, operasi paru transplantasi ginjal dan ESWL.

Askes Silver Berlaku Nasional. Manfaat utama: Rawat jalan di dokter umum dan spesialis, rawat inap di rumah sakit, penunjang diagnostik dan obat-obatan.

Askes Blue

8

Page 9: SKENARIO 3 kedkel

Berlaku Regional/Provinsi. Manfaat utama: Rawat jalan di dokter umum dan spesialis, rawat inap di rumah sakit, penunjang diagnostik dan obat-obatan.

Askes Alba Berlaku lokal/kabupaten/kota. Manfat yang diberikan terdiri dari: Manfaat utama: Rawat jalan di dokter umum dan spesialis, rawat inap di rumah sakit, penunjang diagnostik dan obat-obatan.

JAMSOSTEK

Jamsostek adalah singkatan dari jaminan sosial tenaga kerja, dan merupakan program publik yang memberikan perlindungan bagi tenaga kerja untuk mengatasi risiko sosial ekonomi tertentu dan penyelenggaraannya menggunakan mekanisme asuransi sosial.

Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang asuransi sosial. PT Jamsostek (Persero) merupakan pelaksana undang-undang jaminan sosial tenaga kerja.

A. Hak dan kewajiban

Sebagai program publik, Jamsostek memberikan hak dan membebani kewajiban secara pasti (compulsory) bagi pengusaha dan tenaga kerja berdasarkan Undang-undang No.3 tahun 1992 mengatur Jenis Program Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Hari Tua (JHT), Jaminan Kematian (JKM) dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK),sedangkan kewajiban peserta adalah tertib administrasi dan membayar iuran.

Dalam meningkatkan pelayanan jamsostek tak hentinya melakukan terobosan melalui sistem online guna menyederhanakan sistem layanan dan kecepatan pembayaran klaim hari tua (JHT)

B. Peraturan Tentang Jamsostek Pengaturan program kepesertaan jamsostek adalah wajib melalui Undang-Undang

No.3 Tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja. Pengaturan tentang pelaksanaannya jamsostek dituangkan dalam:

Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 1993. Keputusan Presiden No.22 Tahun 1993. Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.Per-12/Men/VI/2007.

C. Perlindungan Oleh Jamsostek

Program ini memberikan perlindungan yang bersifat mendasar bagi peserta jika mengalami risiko-risiko sosial ekonomi dengan pembiayaan yang terjangkau oleh pengusaha dan tenaga kerja.

Risiko sosial ekonomi yang ditanggulangi oleh Program Jamsostek terbatas yaitu perlindungan pada : Peristiwa kecelakaan Sakit Hamil Bersalin

9

Page 10: SKENARIO 3 kedkel

Cacat Hari tua Meninggal dunia

Hal-hal ini mengakibatkan berkurangnya dan terputusnya penghasilan tenaga kerja dan/atau membutuhkan perawatan medis.

D. Filosofi jamsostek

Jamsostek dilandasi filosofi kemandirian dan harga diri untuk mengatasi risiko sosial ekonomi. Kemandirian berarti tidak bergantung pada orang lain dalam membiayai perawatan pada waktu sakit, kehidupan dihari tua maupun keluarganya, bila meninggal dunia.

Harga diri berarti jaminan tersebut diperoleh sebagai hak dan bukan belas kasihan orang lain.

 JPKM

JPKM merupakan model jaminan kesehatan pra-bayar yang mutunya terjaga dan biayanya terkendali, JPKM dikelola oleh suatu badan penyelenggara ( bapel ) dengan menerapkan jaga mutu dan kendali biaya.

Masyarakat yang ingin menjadi peserta/anggota mendaftarkan diri dalam kelompok-kelompok ke bapel dengan membayar iruan di muka.

Peserta akan memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung tombak, yang memenuhi kebutuhan utama kesehatannya dengan mutu terjaga dan biaya terjangkau.

Pemberi pelayanan kesehatan ( PPK ) adalah bagian dari jaringan pelayanan kesehatan yang dikontrak dan dibayar praupaya/ di muka oleh bapel, sehingga terdorong untuk memberikan pelayanan paripurna yang terjaga mutu dan terkendali biayanya.

Jaringan pelayanan berjenjang terdiri atas pelayanan tingkat pertama/Primer, sekunder dan tertier. Pemberi pelayanan tingkat pertama (PPK-1) dapat berupa dokter umum/dokter keluarga, dokter gigi, bidan praktek, puskesmas, balkesmas, maupun klinik yang dikontrak oleh bapel JPKM yang bersangkutan. Selanjutnya bila diperlukan akan dirujuk ke tingkat sekunder (PPK-2), yakni praktek dokter spesialis, kemudian dapat dilanjutkan ke tingkat tertier ( PPK-3 ) yaitu pelayanan spesialistik di rumah sakit untuk pemeriksaan atau rawat inap.

Masyarakat memerlukan jaminan pemeliharaan kesehatan yang dibiayai dengan iuran bersama, karena :

10

Page 11: SKENARIO 3 kedkel

Biaya pemeliharaan kesehatan cenderung makin mahal seiring dengan perkembangan iptek dan pola penyakit degeneratif akibat penduduk yang makin menua.

Pemeliharaan kesehatan memerlukan dana yang berkesinambungan. Tidak setiap orang mampu membiayai pemeliharaan kesehatan nya sendiri, Sakit

dan musibah dapat datang secara tiba-tiba. Pembiayaan pemeliharaan kesehatan yang dilakukan secara sendiri-sendiri

cenderung lebih mahal dan tidak menjamin terpeliharanya kesehatan karena bersifat kuratif semata.

Beban biaya perorangan dalam pemeliharaan kesehatan menjadi lebih ringan bila ditanggung bersama. Dana dari iuran bersama yang terkumpul pada JPKM dapat menjamin pemeliharaan kesehatan peserta.

3. Memahami dan menjelaskan sistem rujukan3.1 Definisi

Sistem rujukan adalah suatu tatanan kesehatan yang memungkinkan terjadinya penyerahan tenggung jawab secara timbal balik atas timbulnya masalah dari suatu kasus atau masalah kesehatan masyarakat baik secara vertical maupun horizontal kepada yang berwenang dan dilakukan secara rasional.

Sistem Rujukan Upaya Kesehatan, terdapat perbedaan pengertian antara konsultasi dan rujukan. Konsultasi adalah upaya meminta bantuan profesional penanganan kasus penyakit kepada yang lebih ahli berupa saran (bersifat kesejawatan/kode etik).Rujukan adalah upaya pelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanganan kasus penyakit dan atau masalah kesehatan kepada dokter lainyang sesuai.

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo mendefinisikan sistem rujukan sebagai suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawabtimbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani), atau secara horizontal (antar unit-unit yang setingkat kemampuannya).

3.2 Tujuan

Tujuan Sistem Rujukan Upaya Kesehatan:

a. Umum: Dihasilkannya pemerataan upaya pelayanan kesehatan yang didukung kualitas pelayananyang optimal dalam rangka memecahkan masalah kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna.

b. Khusus:

o Dihasilkannya upaya pelayanan kesehatan klinik yang bersifat kuratif dan rehabilitatif secara berhasil guna dan berdaya guna.

o Dihasilkannya upaya kesehatan masyarakat yang bersifat preventif dan promotif secaraberhasil guna dan berdaya guna.

11

Page 12: SKENARIO 3 kedkel

3.3 Jenis-jenis rujukan

1. Rujukan Kesehatan Lingkup : Masalah kesehatan masyarakat Tujuan : Pemeliharaan den pencegahan Jalur : Dinas Kesehatan secara bertingkat

Dibedakan atas tiga macam: Rujukan tenaga

Pengiriman dokter/ tenaga kesehatan dari strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan yang ada di masyarakat atau sebaliknya, untuk pendidikan dan latihan.

Rujukan sarana Pengiriman berbagai peralatan medis/ non medis dari strata pelayanan kesehatan yangg lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan di masyarakat, atau sebaliknya untuk tindak lanjut.

Rujukan operasionalPelimpahan wewenang dan tanggungjawab penanggulangan masalah kesehatan masyarakat dari strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu atau sebaliknya untuk pelayanan tindak lanjut.

2. Rujukan Medis Lingkup : Kasus penyakit Tujuan : Pengobatan dan pemulihan kesehatan Jalur : Rumah Sakit secara bertingkat

12

Page 13: SKENARIO 3 kedkel

Rujukan medik dibedakan atas 3 macam:

o Rujukan kasus: untuk hal tentang penatalaksanaan pasien dari satu strata yg kurang mampu ke strata yang lebih sempurna atau sebaliknya (untuk tindak lanjut yg diperlukan) untuk keperluan diagnostik, pengobatan, tindakan medik, dll.

o Rujukan bahan pemeriksaan (spesimen): pengiriman bahan-bahan pemeriksaanlaboratorium dari strata yang kurang mampu kepada lebih mampu atau lebih lengkap,atau sebaliknya (tindak lanjut yg diperlukan).

o Rujukan Ilmu Pengetahuan: pengiriman dokter/tenaga kesehatan yg lebih ahli (strata pelayanan yg lebih mampu) ke strata yang kurang mampu untuk melaksanakanbimbingan/diskusi atau sebaliknya untuk pendidikan dan pelatihan.

3.4 Sistem

4. Memahami dan menjelaskan prosedur pemeriksaan standar

Prosedur pemeriksaan standar kedokteran keluarga

1. AnamnesisPelayanan dokter keluarga melaksanakan anamnesis dengan pendekatan pasien (parient-centered approach) dalam rangka memperoleh keluhan utama pasien, kekhawatiran dan harapan pasien mengenai keluhan tersebut, serta memperoleh keterangan untuk dapat menegakkan diagnosis..

2. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjangDalam rangka pmemperoleh tanda-tanda kelainan yang menegakkan diagnosis atau menyingkirkan diagnosis banding, dokter keluarga melakukan pemeriksaan fisik

13

Page 14: SKENARIO 3 kedkel

secara holistik dan bila perlu menganjurkan pemeriksaan penunjang secara rasional, efektif dan efisien demi kepentingan pasien semata

3. Penegakkan diagnosis dan diagnosis bandingPada setiap pertemuan, dokter ekluarga menegakkan diagnosis kerja dan beberapa diagnosis banding yang mungkin dengan pendekatan holistik

4. PrognosisPada setiap menegakan diagnosis, dokter keluarga menyimpulkan prognosis pasien berdasarkan jenis diagnosis, derajat keparahan, serta tanda bukti terkini (evidence based)

5. KonselingUntuk membantu pasien (dan keluarga) menentukan pilihan terbaik penatalaksanaan untuk dirinya, dokter keluarga melaksankan konseling dengan kepedulian terhadap perasaan dan persepsi pasien 9dan keluarga) pada keadaan di saat itu.

6. KonsultasiPada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang di anggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan pada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata

7. RujukanPada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga melakukan rujukan ke dokter lain yang di anggap lebih piawai dan/atau berpengalaman. Rujukan dapat dilakukan pada dokter keluarga lain, dokter keluarga konsultan, dokter spesialis, rumah sakit atau dinas kesehatan, demi kepentingan pasien semata

8. Tindak lanjutPada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga menganjurkan untuk dapat dilaksanakan tindak lanjut pada pasien, baik dilaksanakan di klinik, maupun di tempat pasien

9. TindakanPada saat-saat dinilai perlu, dokter keluarga memberikan tindakan medis yang rasional pada pasien, sesuai dengan kewenangan dokter praktik di strata pertama, dan demi kepentingan pasien

10. Pengobatan nasionalPada setiap anjuran pengobatan, dokter keluarga melaksanakan dengan nasional, berdasarkan tanda bukti (evidence absed) yang sahih dan terkini, demi kepentingan pasien.

11. Pembinaan keluargaPada saat ini di nilai bahwa penatalaksaan pasien akan berhasil lebih baik, bila adanya partisipasi keluarga, maka dokter keluarga menawarkan pembinaan keluarga, termasuk konseling keluarga

14

Page 15: SKENARIO 3 kedkel

5. Memahami dan menjelaskan manajemen klinik dokter keluarga

Standar Pengelolaan Praktik (Standard of Practice Management)

a. Standar Sumber Daya Manusia (Standard of Human Resources)Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang pendidikan atau pelatihannya.

1) Dokter keluarga

Dokter keluarga yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga adalah dokter yang bersertifikat dokter keluarga dan patut menjadi panutan masyarakat dalam hal perilaku kesehatan.

2) Perawat

Perawat yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

3) Bidan

Bidan yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga telah mengikuti pelatihan pelayanan dengan pendekatan kedokteran keluarga.

4) Administrasi klinik

Pegawai administrasi yang bekerja pada pelayanan dokter keluarga, telah mengikuti pelatihan untuk menunjang pelayanan pendekatan kedokteran keluarga.

b. Standar Manajemen Keuangan (Standard of Finance Management)

Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangan dengan manajemen keuangan professional.

1) Pencatatan keuangan

Keuangan dalam praktik dokter keluarga tercatat secara saksama dengan cara yang umum dan bersifat transparansi.

2) Jenis system pembiayaan praktik.

Manajemen keuangan pelayanan dokter keluarga dikelola sedemikian rupa sehingga dapat mengikuti, baik system pembiayaan praupaya maupun system pembiayaan fee for service.

c. StandarManajemenKlinik (Standard Management of Clinic for Practice)

Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan yang disebut klinik dengan manajemen yang professional.

1) Pembagian kerja

15

Page 16: SKENARIO 3 kedkel

Semua personil mengerti dengan jelas pembagian kerjanya masing-masing.

2) Program pelatihan

Untuk personil yang baru mulai bekerja di klinik diadakan pelatihan kerja (job training) terlebih dahulu.

3) Program KesehatandanKeselamatanKerja (K3)

Seluruh personil yang bekerja di klinik mengikuti prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) untuk pusat pelayanan kesehatan.

4) Pembahasan administrasi klinik

Pimpinan dan staf klinik secara teratur membahas pelaksanaan administrasi klinik.

6. Memahami dan menjelaskan hubungan dokter keluarga dan mitra kerja

Sistem Pelayanan Dokter Keluarga (SPDK)

Pada dasarnya sistem perlayanan dokter keluarga (selanjutnya digunakan SPDK), haruslah menerapkan ketiga tahapan pelayanan medis sesempurna mungkin. Komponen sistem, yang sekarang biasa disebut sebagai “pemegang saham” (stakeholders), paling tidak terdiri atas:

1. DPU/DK (Sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Primer)2. DSp (sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Sekunder)3. DSpK (sebagai Penyelenggara Pelayanan Tingkat Tersier)4. Dokter gigi5. Pihak pendana (Asuransi Kesehatan, Pemerintah, dsb.)6. Regulasi (perundangan, Sistem Kesehatan Nasional, dsb.)7. Pasien (dengan keluarga dan masyarakatnya)8. Farmasi (profesional dan pengusaha)9. Staf klinik selain dokter (Bidan, perawat, dsb)10. Karyawan non-medis11. Dsb.

Mereka harus bekerjasama secara mutualistis mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Semua pemegang saham mempunyai andil, hak dan kewajiban yang sama dalam mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu. Yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang memuaskan bagi pasien, tidak melanggar aturan atau perundangan maupun etika profesi, dan menjamin kesejahteraan bagi penyelenggaranya. Jika salah satu komponen sistem “merusak” tatanan, menyalahi aturan main agar memperoleh keuntungan bagi dirinya, maka akibat negatifnya akan dirasakan oleh seluruh komponen sistem termasuk, pada akhirnya, yang menyalahi aturan itu. Oleh karena itu diperlukan kerjasama profesional yang mutualistis di antara anggota sistem.

Dengan kata lain, dalam sistem pelayanan dokter keluarga pelayanan diselenggarakan oleh “tim” kesehatan yang bahu-membahu mewujudkan pelayanan yang berumutu.

16

Page 17: SKENARIO 3 kedkel

Setiap komponen sistem mempunyai tugas masing-masng dan harus dikerjakan sungguh-sungguh sesuai dengan tatanan yang berlaku. Bidan dan perawat membantu dokter di klinik misalnya, memberikan obat kepada pasien d ibawah tanggung-jawab dokter. Jadi bidan dan perawat tidak memberikan obat tanpa persetujuan dokter. Sebaliknya dokter harus memberikan perintah tertulis di dalam rekam medis untuk setiap pemberian obat. Bidan dan perawat dibenarkan mengingatkan dokter jika perintah pemberian obat itu tidak jelas atau belum dicantumkan. Demikian pula dokter keluiarga yang sebenarnya dokter praktik umum dibenarkan mengingatkan dan diharuskan bertanya langsung kepada dokter spesialis yang dikonsuli atau dirujuki jika ada hal yang kurang jelas atau berbeda pendapat. Demikianpula komponen system yang lain termasuk masyarakat pasien dibenarkan dan bahkan diharuskan saling kontrol saling mengingatkan agat tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Dapat di lihat bentuk komunikasi atau kerjasama antara dokter dan teman sejawatnya di lakukan dalam berbagai hal seperti :

1. Merujuk pasienPada pasien rawat jalan, karena alasan kompetensi dokter dan keterbatasan fasilitas pelayanan, dokter yang merawat harua merujuk pasiennya pada teman sejawat lainnya.

2. Bekerjasama dengan sejawatDokter harus memperlakukan teman sejawat tanpa membeda-bedakan jenis kelamin, ras, usia, kecacatan, agama, status sosial atau perbedaan kompetensi yang dapat merugikan hubungan profesional antar sejawat.

3. Bekerja dalam timAsuhan kesehatan selalu di ingatkan melalui kerjasama dalam tim multidisiplin.

4. Mengatur dokter pengganti.Ketika seorang dokter berhalangan, dokter tersebut harus menentukan dokter pengganti serta mengatur proses mengalihkan yang efektif dan komunikatif dengan dokter pengganti.

5. Mematuhi tugasSeorang dokter yang bekerjapada institusi pelayanan atau pendidikan kedokteran harus mematuhi tugas yang digariskan pimpinan institusi, termasuk sebagai dokter pengganti.

6. Pendelegasian wewenangPendelegasian wewenang kepada perawat, peseta prograrm pendidikan spesialis, mahasiswa kedokteran dalam hal pengobatan atau perawatan atas nama dokter yang merawat, harus disesuaikan dengan kompetensi dalam melaksanakan prosedur dan terapi yang sesuai dengan peraturan baru.

b. Komunikasi Dokter-Profesi Lain1. Kolaborasi

▪ Pengertian Menurut Shortridge, et al (1986)Hubungan timbal balik di mana [pemberi pelayanan] memegang tanggung jawab paling besar untuk perawatan pasien dalam kerangka kerja bidang respektif mereka.

▪ Elemen-elemen Kolaborasi1. Struktur 2. Proses3. Hasil Akhir

17

Page 18: SKENARIO 3 kedkel

▪ Model Kolaboratif Tipe I1. Menekankan Komunikasi Dua Arah 2. Masih menempatkan Dokter pada posisi utama 3. Masih membatasi Hubungan Dokter dengan Pasien

▪ Model Kolaboratif Tipe II1. Lebih berpusat pada Pasien 2. Semua Pemberi Pelayanan harus bekerja sama 3. Ada kerja sama dengan Pasien 4. Tidak ada pemberi pelayanan yang mendominasi secara terus-menerus

▪ Hubungan perawat-dokter adalah satu bentuk hubungan interaksi yang telah cukup lama dikenal ketika memberikan bantuan kepada pasien. Perspektif yang berbeda dalam memandang pasien, dalam  prakteknya menyebabkan munculnya hambatan-hambatan teknik dalam melakukan proses kolaborasi. Kendala psikologis keilmuan dan individual, factor sosial, serta budaya menempatkan kedua profesi ini memunculkan kebutuhan akan upaya kolaborasi yang dapat menjadikan keduanya lebih solid dengan semangat kepentingan pasien.

▪ Hambatan kolaborasi dokter dan perawat sering dijumpai pada tingkat profesional dan institusional. Perbedaan status dan kekuasaan tetap menjadi sumber utama ketidaksesuaian yang membatasi pendirian profesional dalam aplikasi kolaborasi. Dokter cenderung pria, dari tingkat ekonomi lebih tinggi dan biasanya fisik lebih besar dibanding perawat, sehingga iklim dan kondisi sosial masih medukung dominasi dokter. Inti sesungguhnya dari konflik perawat dan dokter terletak pada perbedaan sikap profesional mereka terhadap pasien dan cara berkomunikasi diantara keduanya.

▪ Kolaborasi adalah suatu proses dimana praktisi keperawatan atau perawat klinik bekerja dengan dokter untuk memberikan pelayanan kesehatan dalam lingkup praktek profesional keperawatan, dengan pengawasan dan supervisi sebagai pemberi petunjuk pengembangan kerjasama atau mekanisme yang ditentukan oleh peraturan suatu negara dimana pelayanan diberikan. Perawat dan dokter merencanakan dan mempraktekan bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam batas-batas lingkup praktek dengan berbagi nilai-nilai dan pengetahuan serta respek terhadap orang lain yang berkontribusi terhadap perawatan individu, keluarga dan masyarakat.

▪ Elemen kunci kolaborasi dalam kerja sama team multidisipliner dapat digunakan untuk  mencapai tujuan kolaborasi team :

a) Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas dengan menggabungkan keahlian unik profesional.

b) Produktivitas  maksimal serta efektifitas dan efesiensi sumber dayac) Peningkatnya profesionalisme dan kepuasan kerja, dan loyalitasd) Meningkatnya kohesifitas antar profesionale) Kejelasan peran dalam berinteraksi antar profesional,f) Menumbuhkan komunikasi, kolegalitas,  dan menghargai dan

memahami orang lain

18

Page 19: SKENARIO 3 kedkel

▪ Kesuksesan kolaborasi dalam suatu pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor

a) Faktor interaksi ( interactional determinants), yaitu hubungan interpersonal diantara anggota tim yang terdiri dari kemauan untuk berkolaborasi, percaya, saling menghargai dan berkomunikasi .

b) Faktor Organisasi ( organizational determinants) yaitu kondisi di dalam organisasi tersebut yang terdiri dari:1. Organizational structure (struktur horisontal dianggap lebih berhasil

daripada struktur hierarkis);2. Organization’s philosophy (nilai nilai keterbukaan, kejujuran,

kebebasan berekspresi, saling ketergantungan, integritas dan sikap saling percaya;

3. administrative support ( kepemimpinan);4. team resource (tersedianya waktu untuk bertemu dan berinteraksi,

membagi lingkup praktek dengan profesional lain, bekerja dalam suatu unit yang kecil) ;

5. coordination mechanism ( pertemuan formal untuk diskusi, standarisasi prosedur dalam bekerja ).

c) Faktor lingkungan organisasi( organization’s environment/ systemic determinants) yaitu elemen diluar organisasi, seperti sistem sosial, budaya, pendidikan dan profesional.

2. Pendekatan Praktik Hirarkis Menekankan Komunikasi satu arah Kontak Dokter dengan Pasien terbatas Dokter merupakan Tokoh yang dominan Cocok untuk diterapkan di keadaan tertentu, spt IGD

▪ Sebelum ada model Kolaborasi, hubungan yang ada adalah Model PRAKTIK HIRARKIS.

▪ Praktik Hirarkis merupakan salah satu pendekatan yang dilakukan sebelum profesi perawat semakin berkembang.

▪ Selanjutnya dikenal ada 2 (dua) model Kolaborasi yang lain (Model 1 dan▪ Pendekatan Praktik Hirarkis

menekankan komunikasi satu arah. kontak dokter dengan pasien terbatas. dokter merupakan tokoh yang dominan. cocok untuk ditetapkan di keadaan tertentu , seperti: IGD pendekatan ini sekarang masih dominan dalam praktek dokter di Indonesia

DOKTER

REGISTERED NURSE

19

Page 20: SKENARIO 3 kedkel

PEMBERI PELAYANAN LAIN

PASIEN

c. Komunikasi Dokter-Apoteker Untuk dapat berkomunikasi dengan baik, dokter perlu mengetahui apa yang menjadi tanggung jawab profesi apoteker dalam pelayanan farmasi. Pelayanan farmasi dapat dilakukan di berbagai tempat seperti rumah sakit, Puskesmas, Poliklinik, Apotek, dll. Adanya pemahaman masing-masing pada profesi mitra kerjanya akan memudahkan terjadinya komunikasi yang baik antar profesi.

Empat unsur Pelayanan Farmasia. Pelayanan Farmasi yang baik. b. Pelayanan profesi apoteker dalam penggunaan obat. c. Praktik dispensing yang baik.

Pelayanan profesional apoteker yg proaktif dalam berbagai kegiatan yg bertujuan untuk meningkatkan mutu pelayanan kepada pasien.

7. Memahami dan menjelaskan asuransi syariah

Sejarah Asuransi Syariah

Pada jaman Nabi Muhammad SAW, konsep asuransi syariah sudah dikenal dengan sebutan Al-Aqila. Saat itu suku arab terdiri atas berbagai suku besar dan suku kecil. Sebagaimana kita ketahui, Rasulullah adalah keturunan suku Qurais, salah satu suku yang terbesar. Menurut dictionary of islam, yang ditulis Thomas Patrick, jika ada salah satu anggota suku yang terbunuh oleh anggota suku lainnya, sebagai kompensasi, keluarga terdekat dari si pembunuh akan membayar sejumlah uang, darah atau diyat kepada pewaris Qurban.

Al’aql adalah denda, sedangkan makna al’aqil adalah orang yang menbayar denda. Beberapa ketentuan system Aqilah yang merupakan bagian dari asuransi social ditungkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam piagam madina yang merupakan konstitusi pertama setelah Nabi hijrah ke madina. Dalam pasal 3 Konstitusi madina, Rasullulah membuat ketentuan mengenai penyelamatan jiwa para tawanan. Ketentuan tersebut menyatakan bahwa jika tawanan tertahan oleh musuh karena perang, pihak tawanan harus membayar tebusan pada musuh untuk membebaskannya

Konsep dasar asuransi syariah adalah tolong menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (al birri wat taqwa). Konsep tersebut sebagai landasan yang diterapkan dalam setiap perjanjian transaksi bisnis dalam wujud tolong menolong (akad takafuli) yang menjadikan semua peserta sebagai keluarga besar yang saling menanggung satu sama lain di dalam menghadapi resiko, yang kita kenal sebagai sharing of risk, sebagaimana firman Allah SWT yang memerintahkan kepada kita untuk taawun (tolong menolong) yang berbentuk al birri wat taqwa (kebaikan dan ketakwaan) dan melarang taawun dalam bentuk al itsmi wal udwan (dosa dan permusuhan).

20

Page 21: SKENARIO 3 kedkel

Dalam asuransi konvensional, asuransi merupakan transfer of risk yaitu pemindahan risiko dari peserta/tertanggung ke perusahaan/penanggung sehingga terjadi pula transfer of fund yaitu pemindahan dana dari tertanggung kepada penanggung. Sebagai konsekwensi maka kepemilikan dana pun berpindah, dana peserta menjadi milik perusahaan ausransi.

Beberapa perbedaan asuransi syariah dengan asuransi konvensional, di antaranya adalah sebagai berikut:

Akad (Perjanjian)◦ Setiap perjanjian transaksi bisnis di antara pihak-pihak yang melakukannya

harus jelas secara hukum ataupun non-hukum untuk mempermudah jalannya kegiatan bisnis tersebut saat ini dan masa mendatang. Akad dalam praktek muamalah menjadi dasar yang menentukan sah atau tidaknya suatu kegiatan transaksi secara syariah. Hal tersebut menjadi sangat menentukan di dalam praktek asuransi syariah. Akad antara perusahaan dengan peserta harus jelas, menggunakan akad jual beli (tadabuli) atau tolong menolong (takaful).

◦ Akad pada asuransi konvensional didasarkan pada akad tadabuli atau perjanjian jual beli. Syarat sahnya suatu perjanjian jual beli didasarkan atas adanya penjual, pembeli, harga, dan barang yang diperjual-belikan. Sementara itu di dalam perjanjian yang diterapkan dalam asuransi konvensional hanya memenuhi persyaratan adanya penjual, pembeli dan barang yang diperjual-belikan. Sedangkan untuk harga tidak dapat dijelaskan secara kuantitas, berapa besar premi yang harus dibayarkan oleh peserta asuransi utnuk mendapatkan sejumlah uang pertanggungan. Karena hanya Allah yang tahu kapan kita meninggal. Perusahaan akan membayarkan uang pertanggunggan sesuai dengan perjanjian, akan tetapi jumlah premi yang akan disetorkan oleh peserta tidak jelas tergantung usia. Jika peserta dipanjangkan usia maka perusahaan akan untung namun apabila peserta baru sekali membayar ditakdirkan meninggal maka perusahaan akan rugi. Dengan demikian menurut pandangan syariah terjadi cacat karena ketidakjelasan (gharar) dalam hal berapa besar yang akan dibayarkan oleh pemegang polis (pada produk saving) atau berapa besar yang akan diterima pemegang polis (pada produk non-saving).

Gharar (Ketidakjelasan) ◦ Definisi gharar menurut Madzhab Syafii adalah apa-apa yang akibatnya

tersembunyi dalam pandangan kita dan akibat yang paling kita takuti.◦ Gharar/ketidakjelasan itu terjadi pada asuransi konvensional, dikarenakan tidak

adanya batas waktu pembayaran premi yang didasarkan atas usia tertanggung, sementara kita sepakat bahwa usia seseorang berada di tangan Yang Mahakuasa. Jika baru sekali seorang tertanggung membayar premi ditakdirkan meninggal, perusahaan akan rugi sementara pihak tertanggung merasa untung secara materi. Jika tertanggung dipanjangkan usianya, perusahaan akan untung dan tertanggung merasa rugi secara financial. Dengan kata lain kedua belah pihak tidak mengetahui seberapa lama masing-masing pihak menjalankan transaksi tersebut. Ketidakjelasan jangka waktu pembayaran dan jumlah pembayaran mengakibatkan ketidaklengkapan suatu rukun akad, yang kita kenal sebagai gharar. Para ulama berpendapat bahwa perjanjian jual beli/akad tadabuli tersebut cacat secara hukum.

◦ Pada asuransi syariah akad tadabuli diganti dengan akad takafuli, yaitu suatu niat tolong-menolong sesama peserta apabila ada yang ditakdirkan mendapat

21

Page 22: SKENARIO 3 kedkel

musibah. Mekanisme ini oleh para ulama dianggap paling selamat, karena kita menghindari larangan Allah dalam praktik muamalah yang gharar.

◦ Pada akad asuransi konvensional dana peserta menjadi milik perusahaan asuransi (transfer of fund). Sedangkan dalam asuransi syariah, dana yang terkumpul adalah milik peserta (shahibul mal) dan perusahaan asuransi syariah (mudharib) tidak bisa mengklaim menjadi milik perusahaan. 

Tabarru dan Tabungan◦ Tabarru berasal dari kata tabarraa-yatabarra-tabarrawan, yang artinya

sumbangan atau derma. Orang yang menyumbang disebut mutabarri (dermawan). Niat bertabbaru bermaksud memberikan dana kebajikan secara ikhlas untuk tujuan saling membantu satu sama lain sesama peserta asuransi syariah, ketika di antaranya ada yang mendapat musibah. Oleh karena itu dana tabarru disimpan dalam rekening khusus. Apabila ada yang tertimpa musibah, dana klaim yang diberikan adalah dari rekening tabarru yang sudah diniatkan oleh sesama peserta untuk saling menolong.

◦ Menyisihkan harta untuk tujuan membantu orang yang terkena musibah sangat dianjurkan dalam agama Islam, dan akan mendapat balasan yang sangat besar di hadapan Allah, sebagaimana digambarkan dalam hadist Nabi SAW,"Barang siapa memenuhi hajat saudaranya maka Allah akan memenuhi hajatnya."(HR Bukhari Muslim dan Abu Daud).

◦ Untuk produk asuransi jiwa syariah yang mengandung unsur saving maka dana yang dititipkan oleh peserta (premi) selain terdiri dari unsur dana tabarru terdapat pula unsur dana tabungan yang digunakan sebagai dana investasi oleh perusahaan. Sementara investasi pada asuransi kerugian syariah menggunakan dana tabarru karena tidak ada unsur saving. Hasil dari investasi akan dibagikan kepada peserta sesuai dengan akad awal. Jika peserta mengundurkan diri maka dana tabungan beserta hasilnya akan dikembalikan kepada peserta secara penuh.

◦ Prof. Mustafa Ahmad Zarqa berkata bahwa dalam asuransi konvensional terdapat unsur gharar yang pada gilirannya menimbulkan qimar. Sedangkan al qimar sama dengan al maisir. Muhammad Fadli Yusuf menjelaskan unsur maisir dalam asuransi konvensional karena adanya unsur gharar, terutama dalam kasus asuransi jiwa. Apabila pemegang polis asuransi jiwa meninggal dunia sebelum periode akhir polis asuransinya dan telah membayar preminya sebagian, maka ahliwaris akan menerima sejumlah uang tertentu. Pemegang polistidak mengetahui dari mana dan bagaimana cara perusahaan asuransi konvensional membayarkan uang pertanggungannya. Hal ini dipandang karena keuntungan yang diperoleh berasal dari keberanian mengambil risiko oleh perusahaan yang bersangkutan. Muhammad Fadli Yusuf mengatakan, tetapi apabila pemegang polis mengambil asuransi itu tidak dapat disebut judi. Yang boleh disebut judi jika perusahaan asuransi mengandalkan banyak/sedikitnya klaim yang dibayar. Sebab keuntungan perusahaan asuransi sangat dipengaruhi oleh banyak /sedikitnya klaim yang dibayarkannya.

Riba◦ Dalam hal riba, semua asuransi konvensional menginvestasikan dananya

dengan bunga, yang berarti selalu melibatkan diri dalam riba. Hal demikian juga dilakukan saat perhitungan kepada peserta, dilakukan dengan menghitung keuntungan di depan. Investasi asuransi konvensional mengacu pada peraturan

22

Page 23: SKENARIO 3 kedkel

pemerintah yaitu investasi wajib dilakukan pada jenis investasi yang aman dan menguntungkan serta memiliki likuiditas yang sesuai dengan kewajiban yang harus dipenuhi. Begitu pula dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 424/KMK.6/2003 Tentang Kesehatan Keuangan Perusahaan Asuransi dan Perusahaan Reasuransi. Semua jenis investasi yang diatur dalam peraturan pemerintah dan KMK dilakukan berdasarkan sistem bunga.

◦ Asuransi syariah menyimpan dananya di bnak yang berdasarkan syariat Islam dengan sistem mudharabah. Untuk berbagai bentuk investasi lainnya didasarkan atas petunjuk Dewan Pengawas Syariah. Allah SWT berfirman dalam surat Ali Imron ayat 130,"Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu memakan riba yang memang riba itu bersifat berlipat ganda dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu mendapatkan keberuntungan." Hadist, "Rasulullah mengutuk pemakaian riba, pemberi makan riba, penulisnya dan saksinya seraya bersabda kepada mereka semua sama."(HR Muslim)

Dana Hangus ◦ Ketidakadilan yang terjadi pada asuransi konvensional ketika seorang peserta

karena suatu sebab tertentu terpaksa mengundurkan diri sebelum masa reversing period. Sementara ia telah beberapa kali membayar premi atau telah membayar sejumlah uang premi. Karena kondisi tersebut maka dana yang telah dibayarkan tersebut menjadi hangus. Demikian juga pada asuransi non-saving atau asuransi kerugian jika habis masa kontrak dan tidak terjadi klaim, maka premi yang dibayarkan akan hangus dan menjadi milik perusahaan.

◦ Kebijakan dana hangus yang diterapkan oleh asuransi konvensional akan menimbulkan ketidakadilan dan merugikan peserta asuransi terutama bagi mereka yang tidak mampu melanjutkan karena suatu hal. Di satu sisi peserta tidak punya dana untuk melanjutkan, sedangkan jika ia tidak melanjutkan dana yang sudah masuk akan hangus. Kondisi ini mengakibatkan posisi yang dizalimi. Prinsip muamalah melarang kita saling menzalimi, laa dharaa wala dhirara ( tidak ada yang merugikan dan dirugikan).

◦ Asuransi syariah dalam mekanismenya tidak mengenal dana hangus, karena nilai tunai telah diberlakukan sejak awal peserta masuk asuransi. Bagi peserta yang baru masuk karena satu dan lain hal mengundurkan diri maka dana/premi yang sebelumnya dimasukkan dapat diambil kembali kecuali sebagian kecil dana yang dniatkan sebagai dana tabarru (dana kebajikan). Hal yang sama berlaku pula pada asuransi kerugian. Jika selama dan selesai masa kontrak tidak terjadi klaim, maka asuransi syariah akan membagikan sebagian dana/premi tersebut dengan pola bagi hasil 60:40 atau 70:30 sesuai kesepakatan si awal perjanjian (akad). Jadi premi yang dibayarkan pada awal tahun masih dapat dikembalikan sebagian ke peserta (tidak hangus). Jumlahnya sangat tergantung dari hasil investasinya,

8. Memahami dan menjelaskan adab seorang dokter muslim dalam memeriksa dan merawat pasien menurut islama. Adab dalam memeriksa lawan jenis

apabila darurat, maka seorang dokter boleh melihat ke tempat (anggota tubuh) yang diperlukan saja. Demikian pula seorang dokter wanita, apabila tidak ada dokter laki-laki yang memeriksa pasien laki-laki. Dan bagi rumah sakit Islam dan para dokter-dokternya wajib bertakwa kepada Allah sehingga mereka harus menjauhi fitnah-fitnah dan perkara-perkara yang bisa menyampaikan kepadanya, seperti campur baur dengan wanita,

23

Page 24: SKENARIO 3 kedkel

berbincang-bincang, dan bersenda gurau bersama sekretaris wanita dan para perawatnya. Ini adalah kerusakan yang besar bagi hati. Nabi shallallahu `alaihi wasallam telah bersabda,

“Ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad ada segumpal darah, yang apabila ia rusak, maka rusaklah seluruh jasad, dan apabila segumpal darah itu baik, maka baiklah seluruh jasad. Ketahuilah itu adalah hati.”

Imam Muslim telah meriwayatkan hadits di dalam kitab Shahihnya dari hadits Abu Sa`id

Al-Khudri bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda,

“Waspadailah dunia. Dan waspadailah wanita. Sesungguhnya fitnah pertama yang menimpa Bani Isra’il adalah urusan wanita.”

Dan sesungguhnya perkara ini, demi Allah adalah termasuk musibah, kejelekan dan fitnah yang menimpa negri-negri kaum muslimin, yaitu menyengaja mempekerjakan wanita untuk mengobati laki-laki pada saluran-saluran kencing dan mempekerjakan laki-laki pada bidang kebidanan (membantu proses kelahiran). Dan ini pada hakikatnya adalah pengobatan untuk badan, tetapi penyakit bagi hati. Sedangkan penyakit hati itu lebih bermudharat bagi badan dan agama sebagaimana yang telah lewat dalam hadits (Abu Sa`id Al-Khudri). Dan pengobatan sakitnya hati tidak bisa kecuali dengan Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullahshallallahu `alaihi wasallam.

24