Tugas Individu Koas

9
Tugas Individu Koas KEPANITRAAN UMUM BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM OLEH ERWIN CHARISMA PASANG G 501 08 044 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO PALU

description

khmjg

Transcript of Tugas Individu Koas

Tugas Individu Koas

KEPANITRAAN UMUMBAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

OLEHERWIN CHARISMA PASANGG 501 08 044

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATANUNIVERSITAS TADULAKOPALU2012

ANGINA PECTORISManifestasi klinik : nyeri khas infark miokard di dada sebelah kiri seperti tertindih, tidak menjalar disertai sesak nafas dan pasien baru tiba dari perjalanan antar kota. Tinggi Badan pasien 175 cm dan Berat Badan 95 kg (Obesitas). Diagnosis: Angina pektoris (AP) adalah rasa nyeri yang timbul karena iskemia miokardium. Biasanya mempunyai karakteristik tertentu seperti lokasi nyeri biasanya di dada, substernal atau sedikit di kirinya, dengan penjalaran ke leher, rahang, bahu kiri sampai dengan lengan dan jari-jari bagian ulnar, punggung/ pundak kiri.Kualitas nyeri biasanya merupakan nyeri yang tumpul seperti rasa tertindih/berat di dada, rasa desakan yang kuat dari dalam atau dari bawah diafragma, seperti diremas-remas atau dada mau pecah dan biasanya pada keadaan yang berat disertai keringat dingin dan sesak napas. Tidak jarang pasien mengatakan bahwa ia merasa tidak enak didadanya. Nyeri berhubungan dengan aktivitas, hilang dengan istirahat namun tidak berhubungan dengan gerakan pernapasan atau gerakan dada ke kiri dan ke kanan.Kuantitas nyeri yang pertama kali timbul biasanya agaka nyata, dan beberapa menit sampai kurang dari 20 menit. Bila lebih dari 20 menit dan berat maka harus dipertimbangkan sebagai angina tak stabil. Pemeriksaan penunjang :1. Pemeriksaan Darah ( kolesterol dan gula darah)Terapi Non Farmakologis :Pemberian oksigen dan istirahat pada waktu datangnya serangan angina dan perubahan life style (termasuk berhenti merokok), penurunan BB penyesuaian diet dan olahraga teratur.Edukasi : 1. Memberikan informasi mengenai penyakit yang diderita oleh pasien2. Memberitahukan faktor-faktor penyebab penyakit3. Memberikan pemahaman mengenai perlunya pasien datang untuk mengontrol penyakit serta minum obat sesuai saran dokter

TBC

Manifestasi klinik :Manifestasi penyakit TBC dapat dibagi menjadi gejala umum dan gejala khusus yang timbul sesuai dengan organ yang terlibat. Gambaran secara klinis tidak terlalu khas terutama pada kasus baru, sehingga cukup sulit untuk menegakkan diagnosa secara klinikGejala sistemik/umum:1. Batuk-batuk selama lebih dari 3 minggu (dapat disertai dengan darah)2. Demam tidak terlalu tinggi yang berlangsung lama, biasanya dirasakan malam hari disertai keringat malam. Kadang-kadang serangan demam seperti influenza dan bersifat hilang timbul3. Penurunan nafsu makan dan berat badan4. Perasaan tidak enak (malaise), lemahGejala khusus:1. Tergantung dari organ tubuh mana yang terkena, bila terjadi sumbatan sebagian bronkus (saluran yang menuju ke paru-paru) akibat penekanan kelenjar getah bening yang membesar, akan menimbulkan suara mengi, suara nafas melemah yang disertai sesak.2. Kalau ada cairan dirongga pleura (pembungkus paru-paru), dapat disertai dengan keluhan sakit dada.3. Bila mengenai tulang, maka akan terjadi gejala seperti infeksi tulang yang pada suatu saat dapat membentuk saluran dan bermuara pada kulit diatasnya, pada muara ini akan keluar cairan nanah.4. Pada anak-anak dapat mengenai otak (lapisan pembungkus otak) dan disebut sebagai meningitis (radang selaput otak), gejalanya adalah demam tinggi, adanya penurunan kesadaran dan kejang-kejang.Pemeriksaan Penunjang:* Anamnesa baik terhadap pasien maupun keluarganya.* Pemeriksaan fisik.* Pemeriksaan laboratorium (darah, dahak).* Pemeriksaan patologi anatomi (PA).* Rontgen dada.Terapi non farmakologis1. Istirahat banyak 2. Berikan pasien ruangan yang di sinari matahariEdukasi :1. Berhenti merokok2. Keteraturan dan kepatuhan memakan obat3. Mengenal dan mengetahui hasil dan efek dari pengobatan4. Mengenal bahaya penularan penyakit

DIAREManifestasi klinik :Buang air besar yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat, dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari, dengan pengeluaran tinja lunak atau cair yang dapat atau tanpa disertai lendir sehingga dapat menyebabkan dehidrasi. Pada anak, mula-mula akan menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau bahkan tidak ada, kemudian akan timbul diare.Pemeriksaan Tanda Vital :Suhu, Tekanan Darah, dan Nadi dapat dilakukan untuk menilai status volume cairan tubuh.Pemeriksaan Fisik :1. Auskultasi abdomen untuk mendengarkan gerakan peristaltik usus2. Palpasi abdomen untuk melihat apakah ada nyeri tekan dan distensi abdomenPemeriksaan Penunjang :1. Pemeriksaan darah tepi lengkap ( hemoglobin, hematokrit, leukosit), kadar elektrolit serum, ureum dan kreatinin2. Pemeriksaan Tinja3. ELISA

Terapi non farmakologis :1. Diet. Pasien dianjurkan puasa, kecuali pasien muntah hebat. Mengkonsumsi makanan yang mudah dicerna seperti sup, pisang, nasi dan keripik serta minuman berupa teh, minuman tidak bersoda dan minuman sari buahEdukasi :1. Pemberian ASI2. Memperbaiki makanan pendamping3. Menggunakan air bersih4. Mencuci tangan dengan sabun5. Menggunakan jamban6. Membuang tinja bayi dengan benar7. Imunisasi campak

DIABETES MELITUS

Manifestasi klinik :1. Banyak kencing (poliuria).2. Haus dan banyak minum (polidipsia), lapar(polifagia).3. Letih, lesu.4. Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya5. Lemah badan, kesemutan, gatal, pandangan kabur, disfungsi ereksi pada pria, dan pruritus vulvae pada wanitaPemeriksaan Penunjang :1. Pemeriksaan gula darahTerapi non farmakologi :1. Perubahan gaya hidup yang mencakup mengaturan pola makan yang sering disebut sebagai terapi nutrisi medis, latihan fisik.Edukasi :1. Informasi mengenai faktor resiko dan masalah yang terkait tentang penyakit diabetes melitus.ANEMIAManifestasi klinik :1. Pucat, yang dapat dikenal dari penampakan di bibir, jari dan kuku, telapak tangan dan konjuntiva (mata)2. Denyut jantung cepat3. Kurang tenaga (mudah lelah)4. Mudah mengantuk5. Kadang-kadang pusing6. Kadar Hemoglobin di bawah normalPemeriksaan penunjang :1. Pemeriksaan laboratorium hematologik :1. Tes penyaring terdiri kadar Hb, indeks eritrosit, dan apusan darah tepi2. Rutin yakni LED, hitung diferensial, dan hitung retikulosit3. Pemeriksaan sumsum tulang4. Pemeriksaan atas indikasi khusus2. Pemeriksaan laboratorium nonhematologik :Faal ginjal, faal endokrin, asam urat, faal hati, biakan kuman, dan sebagainya.3. Pemeriksaan penunjang lainnya :Biopsi kelenjar, radiologi, pemeriksaan sitogenetik, dan pemeriksaan biologi molekulerTerapi non farmakologi :1. Olahraga teratur2. Mengurangi konsumsi natrium3. Hindari stres4. Istirahat yang cukup5. Mengurangi makanan yang berlemak6. Banyak mengkonsumsi buah dan sayurEdukasi :1. Memberikan informasi diet yang tepat seperti asupan zat besi dan nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien