Tugas Koas Mata

44
TUGAS UNTUK KOAS BARU Sharania Manivannan 112014182 1.Gambarkan dan sebutkan bagian dari penampang sagital bola mata! 1

description

mata

Transcript of Tugas Koas Mata

1

TUGAS UNTUK KOAS BARUSharania Manivannan

112014182

1. Gambarkan dan sebutkan bagian dari penampang sagital bola mata!

Bola mata1. Segmen anterior ( dibatasi oleh kornea jernih di depan, serta lensa dan penggantung lensa di belakang.

2. Segmen posterior ( terletak di belakang lensa.

3. Segmen panterior ( terbagi dua yaitu yang terletak antara lensa dan iris disebut kamera okuli posterior dan yang diantara iris dan kornea disebut kamera okuli anterior.

Dinding bola mata

Kornea

Merupakan dinding depan bola mata, berupa jaringan transparan dan avaskular (pemberian makan kornea melalui air mata terutama cairan aquous dan pembuluh darah limbus). Kornea melanjutkan diri sebagai sklera ke arah belakang dan perbatasan antara kornea dan sklera di sebut limbus. Kornea merupakan suatu lensa cembung dengan kekuatan refraksi bias sebesar 43 dioptri. Kornea berfungsi sebagai alat transmisi sinar sehingga berfungsi sebagai alat refraksi Perubahan kelengkungan dan kejernihan kornea dapat mengganggu penglihatan. Sklera Merupakan lanjutan ke belakang dari kornea. Melindungi bola mata dari kerusakan mekanis dan menjadi tempat melekatnya bola mata

Uvea

Uvea terdiri dari iris, badan silier dan koroid.

a. Iris

Iris berbentuk membran datar dan merupakan kelanjutan ke depan dari badan silier. Warna iris menentukan warna mata. Ditengah iris terdapat pupil yang penting untuk mengatur jumlah sinar yang masuk ke dalam mata. Garis tengah pupil normal adalah 3 hingga 4 mm. Pupil relatif lebar pada orang muda dan sempit pada bayi dan orangtua. Secara normal, pupil menyempit pada cahaya terang dan melebar pada cahaya redup atau gelap. Dan pupil akan menyempit jika kita melihat dekat dan melebar saat meliat jauh.

b. Badan silier

Merupakan bagian uvea yang terletak antara iris dan koroid. Batas belakang nya adalah orra serata. Badan silier banyak mengandung pembuluh kapiler dan vena dan badang silier lah yang menghasilkan cairan aquous.c. Koroid

Merupakan bagian uvea yang paling luas yang terletak antara retina dan sklera, terdiri atas anyaman pembuluh darah. Karena koroid banyak mengandung pembuluh darah dan retina jernih, maka koroid dapat dilihat dengan oftalmoskop.Retina

Retina melapisi dua per tiga dinding bagian dalam bola mata. Lapisan mata dari luar ke dalam yaitu sklera, lapisan koroid dan yang paling dalam retina. Lapisan nya transparan dan tebalnya 1 mm. Retina merupakan bagian dari otak karena embriologisnya berasal dari ari penonjolan otak.

Ruang dan isi bola mata

Terdiri dari kamera okuli anterior dan kamera okuli posterior. Cairan aquous di produksi oleh badan silier yaitu pada prosesus siliaris yang berjumlah 70-80 buah. Cairan ini berjalan dari KOP ke KOA, kemudian melewati trabekulum untuk menuju kanal Schlemm, kemudian menuju kanal kolektor , akhirnya sistem vena episklera untuk kembali ke jantung. Dengan demikian harus terdapat keseimbangan antara produksi cairan dan pembuangan nya agar tekanan bola mata normal. Tekanan bola mata (TIO) normal adalah 10-20 mmHg. TIO yang naik akan mendesak bagian dalam bola mat sehingga menimbulan kerusakan pada mata.Badan kaca

Merupakan bagian terbesar isi bola mata yaitu 4/5 dari is bola mata. Bada kaca bersifat transparan, tak berwarna dan konsistensi nya seperti gelatin dan avaskular. Berfungsi memberi bentuk bola mata dan merupakan salah satu media refrakta (media bias)Lensa mata

Lensa merupakan bangunan bikonveks tersusum oleh epitel yang mengalami diferensiasi yang tinggi. Lensa terdiri atas 3 bagian yaitu kapsul yang bersifat elastis, epitel yang merupakan asal serabut lensa, dan substansi lensa yang lentur. Lensa berfungsi sebagai alat media refrakta (alat dioptri). Media refrakta yang lain adalah kornea, cairan aquous dan badan kaca. Lensa normal memiliki indeks refraksi sebesar 1,4 di bagian sentral dan 1,36 di bagian tepi. Kekuatan bias lensa sekitar 20 dioptri. Lensa mengandung 65% air dan 35% rotein serta sejumlah mineral terutama kalium.

Adneksa

Alat tambahan meliputi palpebra, kelenjar air mata, dan saluran nya.

Otot-otota. Muskulus rektus superior : menggerakan mata ke atasb. Muskulus rektus inferior : menggerakkan mata ke bawahc. Muskulus rektus lateral : menggerakkan mata ke arah laterald. Muskulus rektus medial : menggerakkan mata ke arah mediale. Muskulus oblique superior : menggerakkan mata ke arah medial superiorf. Muskulus oblique inferior : menggerakkan mata ke arah medial inferior2. Gambarkan dan jelaskan lintasan penglihatan (visual pathway)!

Lintasan visual merupakan lintasan yang dilalui impuls saraf sejak dari terbentuknya bayangan di retina sampai terbentuknya kesadaran mengenai adanya obyek yang dilihat. Lintasan visual mencakup retina, saraf optic, khiasma optikum, traktus optikus, korpus genikulatum laterale, radiasio optika (traktus genikulokalkarina), korteks visual (area striata/area 17), dan tingkat kesadaran melihat.

Retina sebagai Film negative

Agar suatu obyek dapat dilihat maka harus terjadi bayangan di retina dan bayangan ini harus dapat dihantarkan ke otak, yaitu ke korteks visual di fissure kalkarina untuk selanjutnya disadari. Dengan demikian kita melihat obyek dengan mata dan dengan otak. Mekanisme melihat ini sangat rumit dan meliputi melihat bentuk, ruang dan warna. Bola mata merupakan suatu sistem kamera yang mempunyai sistem lensa, diafragma, dan film. Sebagai sistem lensanya adalah kornea, cairan akuos, lensa mata dan vitreum. Sebagai diafragma adalah palpebra dan pupil. Sebagai filmnya ialah retina.

Suatu obyek dapat terlihat paling jelas kalau cahaya dari obyek tepat jatuh pada retina, tepatnya di makula lutea. Dapat tidaknya cahaya dari jauh tak terhingga terfokus pada retina saat mata istirahat tergantung pada kekuatan refraksi mata dan panjang aksis bola mata. Apabila fokus tepat di retina, maka mata tersebut dikatakan emetrop. Apabila fokus jatuh di depan retina maka dikatakan miop, dan apabila fokus jatuh di belakang retina maka dikatakan hipermetrop. Jadi agar bayangan jelas, maka dibutuhkan media refrakta yang jernih dengan kekuatan refraksi yang cocok dengan panjang sumbu bola mata, serta retina sebagai penangkap bayangan yang baik.

Suatu obyek dapat dilihat jika obyek tersebut mengeluarkan cahaya atau memantulkan cahaya. Terjadinya bayangan di retina serta timbulnya impuls saraf untuk dikirim ke fissura kalkarina menyangkut perubahan kimia fotoreseptor di sel sel konus dan basilus. Bayangan yang terjadi di retina dibandingkan dengan obyeknya adalah lebih kecil, terbalik, hitam dan dua dimensi ( panjang dan lebar, atau datar) Nervus optikus

Bayangan dari retina akan dibawa mula mula oleh saraf optik untuk menuju fissura kalkarina. Satu nervus optikus tersusun kira kira oleh 1,2 juta axon yang berasal dari sel sel ganglion di retina. Yang disebut nervus optikus adalah serabut saraf yang terletak antara papil nervus optikus sampai khiasma optikum, sedangkan yang dari khiasma optikum sampai korpus genikulatum lateral disebut traktus optikus. Sebenarnya serabut saraf tadi sejak dari sel ganglioner sampai korpus genikulatum laterale adalah traktus dan bukan saraf tepi, dan memiliki sifat fisiologis maupun patologis sebagai traktus. Namun demikian nama nervus optikus tetap dipakai untuk menamai bagian saraf yang terletak antara papil N II dan khiasma optikum, walaupun sebenarnya ini salah. Yang merupakan nervus optikus yang sebenarnya hanyalah serabut saraf yang sangat pendek yang berupa sel bipolar yang terletak pada retina yang menghubungkan fotoreseptor dengan sel ganglioner.Nervus optikus memiliki panjang kira kira 50 mm dari bola mata hingga khiasma optikum dan dibagi menjadi empat bagian yaitu bagian intraokular ( disebut sebagai papil nervus optikus), bagian intraorbita, bagian intraosea, dan bagian intrakranial. Papil N II ( diskus optikus, optic disc, optic nerve head, atau bintik buta) merupakan tempat berkumpulnya serabut serabut saraf yang berasal dari sel sel ganglioner dari seluruh permukaan retina. Panjang papil saraf optik adalah 1 mm, dengan diameter 1,5 mm. Bentuk papil tergantung pada besarnya foramen skleralis posterior. Pada orang miopik, kanalis tadi besar sehingga papil tadi besar dan datar, dan terdapat cekungan yang lebih dalam. Pada mata hiperopik kanalis tadi lebih kecil sehingga papil tampak lebih menonjol. Hal ini disebabkan karena jumlah serabut saraf tiap orang relatif sama, sehingga pada mata miopik lubang yang dilewati adalah longgar dan pada mata hiperopik lubang yang dilewati lebih sempit sehingga pada mata hiperopik serabut sarafnya lebih berdesakan dan tampak seperti tergencet oleh kanalis skleralis dan tampak menonjol.Nervus optikus intraorbita panjangnya kira kira 20-30 mm, memanjang antara bola mata sampai foramen optikum, berbentuk huruf S dengan diameter 3-4 mm. Karena bentuknya seperti huruf S dan panjang, maka bola mata bisa bergerak bebas tanpa menyebabkan ketegangan nervus optikus. Nervus optikus intraosea adalah nervus optikus yang berjalan pada kanalis optikus, dan panjangnya kira kira 5 mm. Nervus optikus intrakranial merupakan bagian nervus optikus setelah keluar dari kanalis optikus ke kavum kranii sampai khiasma optikum, dan panjangnya kira kira 10 mm. Perlu ditekankan bahwa pada perjalanannya serabut saraf dalam nervus optikus sampai di korpus genikulatum laterale terjadi perubahan perubahan letak atau penataan yang rumit.Kiasma optikumUkuran anteroposterior khiasma kira kira 8 mm, dan ukuran kanan kirinya kira kira 12 mm, serta tingginya 4 mm. Khiasma optikum merupakan setengah silang (hemidekuassio) nervus optikus kanan dan kiri. Pada khiasma ini serabut saraf dari retina temporal tidak menyilang, sedangkan yang dari nasal mengadakan persilangan. Pada khiasma tidak terjadi pergantian neuron.Traktus optikus

Kedua traktus optikus mulai dari tepi posterior khiasma, kemudian berjalan divergen, melingkupi pedunkuli serebri untuk berakhir pada korpus genikulatum laterale.

Korpus genikulatum lateral

Korpus genikulatum lateral merupakan akhir serabut aferen lintasan visual anterior. Di sini serabut yang menyilang maupun tidak tersusun sebagai lapisan berselang seling. Dari korpus genikulatum lateral akan terdapat neuron visual akhir yang akan membentuk radiasio optika (traktus genikulokalkarina) untuk menuju korteks visual primer di fissura kalkarina

Radiasio optika

Radiasio oprika berjalang meyebar dari korpus genikulatum laterale inferior, melingkupi bagian depan kornu ventrikel lateral, kemudian ke belakang dan berakhir pada korteks kalkarina atau area striata di lobus oksipital.

Korteks visual

Pada fissura kalkarina lobus oksipital terdapat korteks visual atau area 17. Di sinilah berakhir impuls dari retina. Funssi korteks visual primer adalah untuk deteksi organisasi ruang atau pemandangan visual, yaitu deteksi bentuk obyek, kecerahan bagian bagian obyek, bayangan dan sebagainya. Pada korteks visual terdapat penataan retinotopik, artinya bahwa titik titik tertentu pada retina mempunyai hubungan yang pasti dengan titik titik tertentu pada korteks visual primer. Separuh kanan kedua retina berhubungan dengan korteks visual kanan, dan separuh kiri kedua retina berhubungan dengan korteks visual kiri. Selanjutnya makula sesuai dengan polus oksipital dan retina perifer sesuai dengan daerah konsentris di depan polus oksipital. Bagian atas retina sesuai dengan bagian atas korteks visual dan bagian bawah sesuai dengan bagian bawah korteks visual.

Fossa yang kecil itu, karena fungsinya amat penting, yaijtu untuk ketajaman penglihatan dan penglihatan detil, maka menempati daerah seluas 35% korteks visual primer. Pada korteks visual primer terdapat sel sel untuk deteksi cahaya bulat, deteksi garis, orientasi garis, perubahan orientasi, deteksi panjang garis, dsb. Disamping itu, juga terdapat deteksi warna. Rangsang dari kedua mata juga disatukan di sini. Di luar area 17 terdapat area 18 dan area 19. kedua area ini disebut sebagai korteks visual sekunder. Area area ini berfungsi untuk pemrosesan visual lebih lanjut.Tingkat kesadaran penglihatanTingkat kesadaran penglihatan belum jelas benar, mungkin di korteks serebri tertentu, atau mungkin juga secara difus atau juga ada asosiasinya dengan korteks temporal. Mungkin juga proses psikologis ikut berperan dalam kesadaran penglihatan.

Memang dalam proses melihat ini masih tersangkut pula bagian bagian dari otak yang lain yang ikut berperan. Ini terbukti dari adanya kerusakan bagian bagian tersebut akan disertai gangguan dalam kesadaran penglihatan. Bagian bagian tadi disebut sebagai pusat visual sekunder, yang meliputi kolikulus superior, thalamus, lobus parietal, lobus frontal, lobus temporal, dan korpus kalosum.

Setelah seluruh proses melihat ini berlangsung maka akan timbul kesadaran akan adanya obyek yang dilihat dan obyek tadi akan bersifat lebih besar, tegak lurus, tiga dimensi dan berwarna warni. Disamping itu juga dikenal namanya, kegunaannya.

3. Gambaran produksi dan sirkulasi humor aquous!

Cairan akuos diproduksi oleh badan silier, yaitu pada prosesus siliaris. Humor aquos berjalan dari Kamera Okuli Posterior ke Kamera Okuli Anterior, kemudian melewati trabekulum untuk menuju ke kanan Schlemm, kemudian ke kanal kolektor akhirnya ke sistem vena episklera untuk kembali ke jantung.Cairan aquous sangat menentukan tekanan bola mata (TIO). TIO normal adalah 10-20 mmHg, dan TIO ini meningkat pada peningkatan produksi, penurunan drainase, maupu gabungan keduanya. Kenaikan TIO secara umum disebut sebagai hipertensi okular yang dapat berakhir sebagai glaukoma.

TIO yang naik terus menerus akan mendesak struktur bagian dalm dinding bola mata (retina) dan nervus optikus sehingga akan terjadi kerusakan, serta menimbulkan terjadinya glaukoma. Kalau TIO naik secara mendadak, maka air dalam KOA akan banyak masuk ke kornea sehingga terjadi edema kornea. Hal ini mengakibatkan pasien melihat halo (pelangi) yang mengelilingi lampu atau sumber cahaya lain.4. Sebutkan pembagian klinis katarak beserta gejala dan tandanya pada tiap stadium!Katarak adalah kekeruhan lensa (lens opacity). Kaarak dapat disebabkan karena mekanisme kontrl keseimbangan air dan selektrolit serta dapat pula disebabkan denaturasi protein lensa ata gabungan keduanya.Katarak dapa diklasifikasikan berdasarkan usia yaitu katarak developmental, katarak presenilis dan katarak senilis. Katarak developmental terbagi menjadi katarak kongenital dan juvenile. Katarak senilis sendiri menurut lokasi kekeruhannya dapat dibedakan lai menjadi subskapular, kortikal dan nuklear. Sedangkan berdasarkan tingkat maturitasnya katarak dapat dikelompokan menjadi katarak traumatia, katarak komplikata ataupun katarak akibat penyakit sistemik.

Berdasarkan usia, katarak dapat diklasifikasikan menjadi:

Katarak Kongenital

Merupakan katarak yang mulai terjadi sebelum atau setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak kongenital merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat penanganan yang kurang tepat.

Katarak kongenital digolongkan dalam katarak:

Kapsulolentikular dimana pada golongan ini termasuk katarak kapsular dan katarak Polaris

Katarak lentikular termasuk dalam golongan ini katarak yang mengenai korteks atau nucleus lensa saja

Dalam kategori ini termasuk kekeruhan lensa yang timbul sebagai kejadian primer atau berhubungan dengan penyakit ibu dan janin local atau umum. Untuk mengetahui penyebab katarak kongenital diperlukan pemeriksaan riwayat prenatal infeksi ibu seperti rubella pada kehamilan trimester pertama dan pemakaian obat selama kehamilan. Kadang-kadang pada ibu hamil terdapat riwayat kejang, tetani, ikterus, atau hepatosplenomegali. Bila katarak disertai dengan uji reduksi pada urine yang positif, mungkin katarak ini terjadi akibat galaktosemia. Sering katarak kongenital ditemukan pada bayi premature dan gangguan sistem saraf seperti retardasi mental.

Pemeriksaan darah pada katarak kongenital perlu dilakukan karena ada hubungan katarak kongenital dengan diabete mellitus, kalsium, dan fosfor. Hampir 50% dari katarak kongenital adalah sporadic dan tidak diketahui penyebabnya. Katarak kongenital prognosisnya kurang memuaskan karena bergantung pada bentuk katarak. Bila terdapat nistagmus maka keadaan ini menunjukkan hal yang buruk. Dikenal bentuk-bentuk katarak kongenital yaitu katarak piramidalis atau Polaris anterior, katarak piramidalis atau Polaris posterior, katarak zonularis atau lamelaris, katarak pungtata dan lain-lain,

Pada pupil mata bayi yang menderita katarak kongenital akan terlihat bercak putih atau suatu leukokoria. Pada pemeriksaan leukokoria dilakukan dengan melebarkan pupil. Pada katarak kongenital total penyilit yang dapat terjadi adalah macula lutea yang tidak cukup mendapat rangsangan. Macula ini tidak akan berkembang sempurna walaupun dilakukan ekstraksi katarak maka visus biasanya tidak akan mencapai 5/5. Hal ini disebut ambliopia sensoris (ambyopia ex anopsia). Katarak kongenital dapat menimbulkan komplikasi lain berupa nistagmus dan strabismus

Katarak Juvenil

Merupakan katarak yang lembek dan terdapat pada orang muda, yang mulai terbentuknya pada usia kurang dari 9 tahun dan lebih dari 3 bulan. Katarak juvenile biasanya merupakan kelanjutan katarak kongenital.

Katarak Senil

Merupakan semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, yaitu usia di atas 50 tahun. Penyebabnya sampai sekarang tidak diketahui secara pasti. Secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu:

Katarak Insipien

Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeriji menuju korteks anterior dan posterior (katarak kortikal). Vakuol mulai terlihat di dalam korteks. Katarak subkapsular posterior, kekeruhan mulai terlihat pada anterior subkapsular posterior, celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degenerative (benda Morgagni) pada katarak insipient. Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang tidak sama pada semua bagian lensa. Bentuk ini kadang-kadang menetap untuk waktu yang lama.

Katarak Intumesen

Kekeruhan lensa disertai dengan pembengkakan lensa akibat lensa yang degeneratif menyerap air. Masuknya air ke dalam celah lensa mengakibatkan lensa menjadi bengkak dan besar yang mendorong iris sehingga bilik mata menjadi dangkal disbanding dengan keadaan normal. Pencembungan lensa ini akan dapat memberikan penyulit glaucoma. Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat dan mengakibatkan myopia lentikular. Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks hingga lensa akan mencembung dan daya biasnya akan bertambah, yang mengakibatkan miopisasi. Pada pemeriksaan slitlamp terlihat vakuol pada lensa disertai peregangan jarak lamel serat lensa.

Katarak Imatur

Sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotic bahan lensa yang degenerative. Pada keadaan lensa mencembung akan dapat menimbulkan hambatan pupil, sehingga terjadi glaucoma sekunder.Katarak Matur

Pada katarak matur kekeruhan telah mengenai seluruh masa lensa. Kekeruhan ini bisa terjadi akibat deposisi ion kalsium yang menyeluruh. Bila katarak imatur atau intumesen tidak dikeluarkan maka cairan lensa akan keluar, sehingga lensa kembali pada ukuran yang normal. Akan terjadi kekeruhan seluruh lensa yang bila lama akan mengakibatkan kalsifikasi lensa. Kedalaman bilik mata depan akan normal kembali, tidak terdapat bayangan iris pada lensa yang keruh, sehingga uji bayangan iris negative.

Katarak Hipermatur

Merupakan katarak yang mengalami proses degenerasi lanjut, dapat menjadi keras atau lembek dan mencair. Masa lensa berdegenerasi keluar dari kapsul lensa sehingga lensa mengecil, berwarna kuning dan kering. Pada pemeriksaan terlihat bilik mata dalam dan lipatan kapsul lensa. Kadang-kadang pengkerutan berjalan terus sehingga hubungan dengan zonula Zinn menjadi kendor. Bila proses katarak berjalan lanjut disertai dengan kapsul yang tebal maka korteks yang berdegenerasi dan cair tidak dapat keluar, maka korteks akan memperlihatkan bentuk sebagai sekantung susu disertai dengan nucleus yang terbenam di dalam korteks lensa karena lebih berat. Keadaan ini disebut sebagai katarak Morgagni.Perbedaan Stadium Katarak Senil

Keterangan InsipienImatur Matur Hipermatur

Kekeruhan RinganSebagianSeluruhMasif

Cairan LensaNormalBertambah (air masuk)NormalBerkurang (air dan masa lensa keluar)

Iris NormalTerdorongNormalTremulans

Bilik Mata DepanNormalDangkalNormalDalam

Sudut Bilik MataNormalSempitNormalTerbuka

Shadow TestNegatifPositifNegatifPseudopos

Penyulit -Glaucoma-Uveitis + glaukoma

Katarak Brunesen

Merupakan katarak berwarna coklat sampai hitam (katarak nigra) terutama pada nucleus lensa, juga dapat terjadi pada katarak pasien diabetes mellitus dan myopia tinggi. Biasanya terdapat pada orang berusia lebih dari 65 tahun yang belum memperlihatkan adanya katarak kortikal posterior.

Katarak Komplikata

Merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang, retinitis pigmentosa, glaucoma, tumor intra ocular, iskemia ocular, nekrosis segmen anterior, buftalmos, akibat suatu trauma dan pasca bedah mata. Dapat juga disebabkan oleh penyakit sistemik endokrin.Katarak Diabetes

Merupakan katarak yang terjadi akibat adanya penyakit diabetes mellitus.

Katarak Sekunder

Terjadi akibat terbentuknya jaringan fibrosis pada sisa lensa yang tertinggal. Paling cepat keadaan ini terlihat sesudah 2 hari EKEK.

5. Sebutkan pembagian klinis glaucoma beserta tanda dan gejalanya!

Glaukoma diklasifikasikan berdasarkan penyebab menjadi dlaukoma primer, glaukoma sekunder , dan glaukoma kongenital. Berdasarkan keadaan sudut, glaukoma dibagi menjadi glaukoma sudut terbuka dan sudut tertutup.a. Glaukoma sudut terbukaMerupakan neuropati optik yang bersifat kronik, progresif yang ditandai kerusakan saraf optik. Faktor resiko yang berpengaruh adalah ras, tebal kornea sentral, umur dan adanya riwayat keluarga yang mederita glaukoma. Terdapat panyakit lain yang berhubungan dengan glaukoma ini yaitu miop, DM, penyakit cardiovaskular dan okulsi vena retina. Penyebab glaukoma ini idiopatik atau tidak jelas. Glaukoma ini biasa nya bersifat bilateral, perjalanannya progresif sangat lamban sifatnya tenang dan sering tidak menimbuljankeluhhan sehingga sulit untuk menegakan diagnosis pada stadiu dini.Gejala nya tidak ada atau sangat ringan, biasanya keluhan hanya rasa tidak nyaman atau pegal di mata. Penglihatan tetap jelas pada fase awal, karena penglihatan sentral belum terlibat. Selanjutnya lapangan pandang mulai menyempit. Gejala lain adalah sulit berjalan.

Glaukoma tensi normal merupakan variasi dari glaukoma sudut terbuka yang ditandai adanya papil glaukomatosa dan defek lapang pandang akan tetapi TIO kurng 22 mmHg. Faktor resiko kebnayakan diderita oleh individu dengan kelainan kardiovaskular hal ini dibuktikan dengan sering terjadi migrain, akral dingin, nocturnal hipotensi, sleep apnea syndrome, abnormalitas sistem hemoreologi dan syok hipovolemik.

b. Glaukoma sudut tertutup akut

Serangan akut tidak terduga dan biasanya pasien tidak mengeluh ada kelainan mata sebelumnya. Gejala awal adalah penglihatan turun dengan tajam, ras sakit ringan di sekitar mata dan adanya halo yaitu terlihat warna pelangi disekitar lampu. Tahap selanjutnya adalah rasa sakit di mata terutama daerah supraorbita yang meluas sampai ke belakang. Mual, muntah, bradikardi, visus sangat turun dan timbul kepanikan.

c. Glaukoma sudut tertutup kronis

Sebagian besar tanpa keluhan. Kadang terdapat pegal disekitar mata dan sakit kepala ringan.

d. Glaukoma kongenital

Terjadi karena saluran pembuangan tidak terbentuk dengan baik atau bahkan tidak terbentuk sama sekali.

Klasifikasi glaukoma kongenital yaitu :

1. Glaukoma kongenital primer terjadi akibat kelainan pembentukan sudut bilik mata depan yang tidak berhubungan dengan kelainan sistemik maupun okular. Oleh karena itu patogenesisnya berkisar pada struktur dari sudut bilik mata depan misalnya gangguan membran Brakan atau trabekulum.

2. Glaukoma kongenital yang berhubungan dengan kelainan kongenital biasanya berkembang lambat.

3. Glaukoma kongenital sekunder disebabkan karena kelainan pembentukan di bagian lain dari bilik depan mata sehingga mengakibatkan gangguan pada sudut mata depan.

6. Sebutkan pembagian secara klinis uveitis berdasarkan letak anatomis beserta gejala dan tandanya!Uveitis Anterior

Uveitis anterior disebut juga iritis bila inflamasi mengenai bagian iris dan iridosiklitis jika inflamasi mengenai iris dan bagian anterior badan silier.

Gejala: fotofobia, nyeri, mata merah, penurunan tajam penglihatan dan lakrimasi. Tanda : injeksi perikorneal, presipitat keratik, nodul iris, sel-sel aquous, flare, sinekia posterior, dan sel-sel vitreus anterior.Uveitis Intermedia

Uveitis intermedia jika peradangan mengenai bagian posterior badan silier dan bagian perifer retina. Uveitis intermedia disebut juga pars planitis.

Gejala: floaters (benda apung), penurunan tajam penglihatan yang disebabkan oleh edema macular kistik kronik.

Tanda: terdapat infiltrasi sel ke vitreus (vitritis) dengan sedikit sel pada ruang anterior dan tidak ada lesi inflamasi fokal pada fundus.

Uveitis Posterior

Uveitis posterior jika peradangan mengenai uvea di belakang vitreus.

Gejala: floaters dan penurunan tajam penglihatan, pandangan sedikit kabur pada pasien dengan lesi di perifer, pada koroiditis aktif dengan keterlibatan fovea atau macula, penglihatan sentral bisa hilang.

Tanda:

Perubahan vitreus meliputi sel, flare, opasitas, dan yang tersering adalah lepasnya bagian posterior vitreus.

Koroiditis, ditandai dengan bercak kuning atau keabu-abuan dengan garis demarkasi yang jelas.

Retinitis, menyebabkan gambaran retina menjadi putih berawan. Garis demarkasi antara retina yang sehat dan yang mengalami inflamasi susah dibedakan.

Vaskulitis, merupakan inflamasi pada pembuluh darah retina. Bila terkena vena disebut periflebitis. Bila terkena arteriola disebut periarteritis. Periflebitis lebih sering ditemukan daripada periarteritis. Periflebitis aktif ditandai dengan adanya gambaran seperti bulu berwarna putih yang mengelilingi pembuluh darah.

Ada 3 bentuk uveitis posterior, yaitu tipe unifokal yang biasa terjadi pada toxoplasma uveitis. Tipe multifocal yang biasa terjadi pada histoplasmosis ocular. Tipe geografis yang biasa terjadi pada retinitis sitomegalovirus.

7. Sebutkan pembagian ablation retina secara klinis berdasarkan penyebabnya!

Ablasi Retina Eksudatif (Serosa dan Hemoragik)

Ablasi retina jenis ini disebabkan karena tertimbunnya cairan di bawah daerah retina sensoris tanpa robekan retina atau tarikan vitreoretina. Terjadi terutama karena kelainan pada RPE dan koroid. Pada koroiditis, transudat dan eksudat aka terkumpul did alam celah potensial sehingga menyebabkan ablasi retina tanpa didahului oleh adanya robekan retina. Tindakan bedah jarang diperlukan, penanganan ditujukan pada penyakit yang menyebabkan keadaan tersebut.

Ablasi Retina Traksional

Ablasi retina jenis ini disebabkan oleh tarikan retina ke dalam badan kaca. Keadaan ini ditemukan pada retinopati diabetic proliferative, vitreoretinopati proliferative, retinopati prematuritas. Pada keadaan ini diperlukan tindakan bedah vitrektomi dan sclera buckle jika diperlukan.

Ablasi Retina Rhegmatogen

Ablasi retina jenis ini merupakan tipe yang paling sering ditemukan, yang disebabkan karena robekan pada retina. Robekan retina adalah defek dari seluruh ketebalan neurosensori retina. Sub retinal fluid yang berasal dari synchytic vitreous dapat masuk ke dalam celah potensial dan melepas retina dari dalam.

Gejala yang dialami penderita ablasi retina dapat berupa

Metamorfopsia yaitu distorsi bentuk, dapat disertai makropsia dan mikropsia.

Fotopsia yaitu melihat adanya kilatan-kilatan cahaya beberapa hari sampai beberapa minggu sebelum ablasi.

Melihat suatu tirai yang bergerak menutupi pandangan ke arah tertentu, di mana hal ini disebabkan caira ablasi yang bergerak ke tempat yang lebih rendah.

Bila terjadi di bagian temporal di mana terletak macula lutea, penglihatan sentral lenyap. Sedangkan bila di bagian nasal, penglihatan sentral lebih lambat terganggu. Lambat laun tirai makin turun dan menutupi sama sekali penglihatan (karena ablasi retina total), sehingga hanya dapat melihat persepsi cahaya.

8. Sebutkan gejala dan tanda ulkus kornea yang disebabkan oleh jamur dan bakteri!

Ulkus Kornea BakterialAda 2 jenis yaitu:

Ulkus Sentral Etiologi: Staphylococcus aureus, streptokokus, pneumokokus, pseudomonas, dan moraxella

Apabila disebabkan oleh pneumokokus, maka ulkusnya tampak menggaung (berbatas tegas berwarna abu-abu) disertai hipopion (adanya pus pada kamera okuli anterior). Apabila penyebabnya pseudomonas, nekrosis cepat terjadi karena bakeri ini menghasilkan enzim proteolitik, dengan eksudat mukopurulen berwarna hijau kebiruan (patognemonik) disertai nyeri hebat.

Ulkus Marginal

Biasanya karena stafilokokus, ada kemungkinan karena reaksi hipersensitivitas antara antigen produk bakteri dengan antibodi dari vasa limbal. Pada pemeriksaan kerokan kornea tidak ditemukan bakteri penyebabnya. Ulkus Kornea Jamur

Diagnosis ulkus kornea karena jamur lebih banyak sebagai diagnosis ex juvantibus, didukung oleh proses progesivitas yang lambat, serta adanya riwayat trauma tumbuh-tumbuhan. Prinsip penanganan pada ulkus kornea adalah :

Berdasarkan hasil kultur, pengobatan harus dimulai secepatnya dan terapi brad sektrum (kombinasi antibiotik fortified (aminoglikosida dan cefalosporin) dan fluoroquinolon)9. Gejala dan tanda konjungtivitis (bakteri,alergi, virus)!Peradangan konjuctiva memiliki gejala utama antara lain seperti kemasukan benda asing, sakit di sekitar mata, bengkak dan gatal. Gambaran Perbedaan Beberapa Jenis Konjungtivitis

Temuan Klinis & SitologisVirus Bakteri Klamidia Alergi

Penyebab Adenovirus, pikornavirus, molluscum kontagiosumStaphylococcus epidermidis, stap. Aureus dan strep. Pneumoniae, Neiseria gonnrrhoeaeChlamdia trachomatis serotipe D-K-

Rasa GatalMinimal Minimal Minimal Berat

Hyperemia Generalisata Generalisata Generalisata Generalisata

Lakrimasi Banyak Sedang Sedang Sedang

Eksudasi Minimal Banyak (mukopurulen)Banyak Minimal

Adenopati & PreaurikularLazim Tak lazim Lazim hanya pada konjungtivitis inklusiTidak ada

Pewarnaan Kerokan & EksudatMonosit Bacteria, PMNPMN, badan inklusi sel plasmaEosinofil

Radang Tenggorok & DemamKadang-kadangKadang-kadangTidak pernahTidak pernah

10. Differential diagnosis dari mata merah, serta gejala dan tandanya!

Keterangan Konjungtivitis AkutIritis AkutGlaucoma AkutTrauma atau Infeksi Kornea

Insidensi Sangat seringSering Jarang Sering

Sekret Sedang sampai banyak sekaliTidak adaTidak adaEncer atau purulen

Ketajaman PenglihatanTidak ada efek pada penglihatanSedikit kaburSangat kaburBiasanya kabur

Nyeri Tidak adaSedang Berat Sedang sampai berat

Injeksi KonjungtivaDifus, lebih ke arah fornicesTerutama sirkumkornealTerutama sirkumkornealTerutama sirkumkorneal

Kornea Jernih Biasanya jernihBerkabut Perubahan kejernihan sesuai dengan penyebabnya

Ukuran PupilNormal Kecil Dilatasi sedang dan terfiksasiNormal atau kecil

Respon Cahaya PupilNormal Buruk Tidak adaNormal

Tekanan IntraokularNormal NormalMeningkat Normal

Sediaan ApusOrganisme penyebabTidak ada organismeTidak ada organismeOrganisme hanya ditemukan pada ulkus kornea akibat infeksi

11. Fungsi dari obat-obatan berikut:a. Mydriasil

Melebarkan pupil

Melumpuhkan otot sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil dan mengakibatkan paralisis otot siliar sehingga melumpuhkan akomodasi.

b. Pantocain

Diagnostik pemeriksaan tonometer, uji anel, pemeriksaan dengan goniolens

Untuk bedah pengeluaran benda asing pada kornea atau konjungtiva.

c. Timolol

Menghambat rangsangan simpatis

Menurunkan tekanan bola mata

Tidak mempengaruhi pupil sehingga tidak mempengaruhi akomodasi

d. Pylocarpin

Melawan efek obat midriatika

Untuk mengobati glaucoma sudut terbuka dan tertutup

Menurunkan tekanan intraocular.

Mengecilkan pupil pasca bedah lensa

e. Asetazolamid

Menurunkan sekresi cairan mata (karena menghambat enzim karbonik anhidrase sehingga terjadi dieresis).

Menurunkan tekanan bola mata.

f. Manitol

Mengakibatkan cairan ekstraseluler hiperosmotik sehingga terjadi dehidrasi sel dan diuresis.

Mengatur tekanan bola mata dengan mengatur tekanan osmotik cairan mata.

g. Gentamicin

Efektif untuk bakteri kokus gram positif, gram negative basil, dan pseudomonas.

h. Chloramphenicol

Efektif untuk kuman gram negative dan positif, klamidia, dan riketsia.

i. Efrisel (tetes)

Menambah pengaliran keluar cairan mata.

Menghambat produksi cairan mata pada badan silkier

Dilatasi pupil tanpa menghambat akomodasi

Mata menjadi putih akibat konstriksi pembuluh darah konjungtiva yang melebar

j. Atropine (tetes)

Melebarkan pupil

Melumpuhkan otot sfingter iris sehingga terjadi dilatasi pupil dan mengakibatkan paralisis otot siliar sehingga melumpuhkan akomodasi.12. Apakah yang dimaksud dengan:a. Hipopion: penimbunan sel radang di kamera okuli bagian depanb. Hifema: adanya darah dalam aqueous humor yang dapat terjadi akibat trauma tumpul yang merobek pembuluh darah iris atau badan silier.

c. Sinekia anterior: perlekatan antara kornea dengan iris.

d. Sinekia posterior: perlekatan antara permukaan anterior lensa dengan iris.

e. Keratik presipitat: timbunan sel di atas endotel kornea.

f. Infiltrate: penetrasi interstitium jaringan atau bahan.

g. Pterigyum: pertumbuhan jaringan fibrovaskular pada konjungtiva dan tumbuh menginfiltrasi permukaan kornea.

h. Trikiasis: penggesekan bulu mata pada kornea

i. Entropion: pelipatan palpebra kearah dalam, dapat involusional (spastic, senilis), sikatrikal, atau kongenital.

13. Sebutkan trias akomodasi!Akomodasi adalah kesanggupan mata untuk memperbesr daya pembiasanya dengan cara menambah kecembungan lensa saat melihat dekat. Kelenturan lensa paling tinggi dijumpai pada usia kanak-kanak dan dewasa muda, dan semakin menurun denga bertambahnya usia. Ketika lensa berakomodasi, kekuatan refraksi bertambah. Proses akomodasi terjadi ketika otot siliaris berkontraksi dan merelaksasian serabut zonular sehingga mengakibatkan lensa menjadi lebih sferis. Proses akomodasi dimediasi oleh serabut parasimpatis nervus okulomotor (N III). Kemampuan lensa untuk akomodasi(pencembungan lensa) Kemampuan mengkonvergensi cahaya

Kemampuan miosis pupil14. Sebutkan cara koreksi pada penderita miopi!

Miopia adalah kelainan refraksi mata, dimana sinar sejajar yang datang dari jarak tak terhingga difokuskan di depan retina oleh mata dalam keadaan tanpa akomodasi, sehingga pada retina didapatkan lingkaran difus atau bayangan kabur. Myopia bisa dikoreksi dengan lensa sferis negative terkecil yang memberikan visus 6/6. Variasi koreksi yang dapat diberikan adalah:

Untuk myopia ringan-sedang, diberikan koreksi penuh yang harus dipakai terus menerus baik untuk penglihatan jauh maupun dekat. Untuk orang dewasa, di mana kekuatan miopianya kira-kira sama dengan derajat presbiopianya mungkin dapat membaca dengan menanggalkan kacamatanya.

Pada myopia tinggi, mungkin untuk penglihatan jauh diberikan pengurangan sedikit dari koreksi penuh (2/3 dari koreksi penuh) untuk mengurangi efek prisma dari lensa yang tebal. Untuk penderita > 40 tahun, harus dipikirkan derajat presbiopianya, sehingga diberikan kacamata dengan koreksi penuh untuk jauh, untuk dekatnya dikurangi dengan derajat presbiopianya. Hal-hal yang perlu di perhatikan adalah :

Pada orang muda dijaga agar miopia nya tidak bertambah, maka harus dijaga kesehatan umum dan mataya Diusahakan tidur ckup. Pekerjaan dekat dikurangi Jangan membaca terus menerus Kacamata harus selalu digunakan, penerangan lampu harus baik dari atas dan belakang. Membaca dalam posisi tegak jangan membungkuk15. Sebutkan kelainan refraksi dan definisinya!a. Hipermetropia: kelainan refraksi dimana terjadi gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Pada hipermetropia sinar sejajar difokuskan di belakang macula lutea.

b. Myopia: kelainan refraksi mata, di mana panjang bola mata anteroposterior dapat terlalu besar atau kekuatan pembiasan media refraksi terlalu kuat sehingga titik fokusnya terletak di depan retina.

c. Astigmatisma: kelainan refraksi mata, dimana berkas sinar tidak difokuskan pada satu titik dengan tajam pada retina akan tetapi pada 2 garis titik api yang saling tegak lurus yang terjadi akibat kelainan kelengkungan permukaan kornea.

d. Presbiopia: kelainan refraksi mata yang dapat terjadi karena adanya kelemahan otot akomodasi ataupun adanya lensa mata yang tidak kenyal atau berkurang elsatisitasnya akibat sclerosis lensa. Hal ini menyebabkan adanya keluhan setelah membaca seperti mata lelah, berair dan sering terasa pedas.16. Apa yang dimaksud dengan:a. Enukleasi: tindakan mengangkat seluruh bola mata dan sebagian nervus optikus, sementara konjungtiva bulbi dan kapsula tenon dipertahankan.b. Eviscerasi: tindakan membuang seluruh isi bola mata dengan tetap mempertahankan sclera, kapsula tenon, konjungtiva dan nervus optikus.

c. Afakia: keadaan dimana tidak adanya lensa pada bola mata yang disebabkan karena dilakukannya tindakan pengangkatan lensa tersebut.d. Pseudofakos: keadaan dimana lensa yang terdapat pada bola mata merupakan lensa palsu yang ditanamkan di dalamnya.

e. Endopthalmitis: peradangan berat dalam bola mata, biasanya akibat infeksi setelah trauma atau bedah atau endogen akibat sepsis.

f. Exenterasi: pengangkatan seluruh isi orbita.

17. Pembagian secara klinis dari retinopati DM dan gambar funduskop.Retinopati diabetika adalah suatu kelainan retina karena perubahan pembuluh darah retina akibat diabetes melitus, sehingga mengakibatkan gangguan nutrisi pada retina. Penyebab kelainan mikrovaskuler pada diabetes melitus tidak diketahui dengan pasti, tetapi dapat dipastikan bahwa hiperglikemia dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan perubahan biokimia dari fisiologis jaringan sehingga terjadi kerusaan endotel vaskular. Perubahan vaskular yang spesifik adalah hilangnya sel pricyte dan penebalan membran basalis sehingga lumen kapiler enyempit dan terjadi ganggan fungsi sawar endotel. Retinopati diabetik dapat digolongkan ke dalam retinopati nonproliferatif, makulopati, dan retinopati proliferatif.Retinopati Diabetika Non Proliferatif

Retinopati nonproliferatif ringan ditandai oleh sedikitnya satu mikroaneurisma. Pada retinopati nonproliferatif sedang, terdapat mikroaneurisma luas, perdarahan intraretina, gambaran manik manik pada vena, dan / atau bercak bercak cotton wool. Retinopati nonproliferatif berat ditandai oleh bercak bercak cotton wool, gambaran manik manik pada vena dan kelainan mikrovaskular intraretina (IRMA). Stadium ini terdiagnosis dengan ditemukannya perdarahan intraretina di empat kuadran, gambaran manik manik vena di dua kuadran, atau kelainan mikrovaskular intraretina berat di satu kuadran.

Makulopati

Makulopati diabeteik bermanifestasi sebagai penebalan atau edema retina setempat atau difus, yang terutama di sebabkan oleh kerusakan sawar darah-retina pada tingkat endotel kapiler retina, yang menyebabkan terjadinya kebocoran cairan dan konstituen plasma ke retina sekitarnya, makulopati lebih sering dijumpai pada pasien diabetes tipe II dan memerlukan penanganan segera setelah kelainannya bermakna secara klibnis, yang ditandai oleh penebalan retina sembarang pada jarak 0500 mikron dari fovea, eksudat keras pada jarak 500 mikron dari fovea yang berkaitan dengan penebalan retina atau penebalan retina yang ukurannya melebihi satu diameter discus dan terletak pada jarak satu diameter discus dari fovea.

Makulopati juga bisa terjadi karena iskemia, yang ditandai oleh edema macula, perdarahan dalam, dan sedikit eksudasi. Angiografi fluoresein menunjukkan hilangnya kapiler kapiler retina disertai pembesaran zona avaskular fovea.

Retinopati Diabetika Proliferatif

Iskemia retina yang progresif akhirnya merangsang pembentukan pembuluh pembuluh halus baru yang menyebabkan kebocoram protein protein serum (dan fluoresens) dalam jumlah bear. Retinopati diabetic proliferatif awal ditandai oleh kehadiran pembuluh pembuluh baru pada discus optikus ( NVD ) atau di bagian retina manapun (NVE). Ciri yang beresiko tinggi ditandai oleh pembuluh darah baru pada discus optikus yang meluas lebih dari sepertiga diameter discus, sembarang pembuluh darah baru pada discus optikus yang disertai perdarahan vitreus, atau pembuluh darah baru di bagian retina manapun yang besarnya lebih dari setengah diameter discus dan disertai perdarahan vitreus.

Pembuluh pembuluh baru yang rapuh berproliferasi ke permukaan posterior vitreus dan akan menimbulkan saat vitreus mulai berkontraksi menjauhi retina. Apabila pembuluh tersebut berdarah, perdarahan vitreus yang massif dapat menyebabkan penurunan penglihatan mendadak. Sekali terjadi pelepasan total vitreus posterior, mata beresiko mengalami neovaskularisasi dan perrdarahan vitreus.

18. Pembagian secara klinis retinopati hipertensi dan gambar funduskopinya.Hipetensi dapat menyebablan timbulnya retinopati hipertensif. Gambaran fundus pada retinopati hipertensif ditentukan oleh derajat tingginya tekanan darah, lamanya tekanan darah, dan keadaan arteriol, misalnya pada orang muda dengan hipertensi yang berat ditemukan perdarahan retina, infark retina dan kadang ablatio retina. Pada orang tua yang sudah menderita arterosklerosis, pembuluh darah yang sudah sklerotik reasinya terhadap tekanan darah yang meninggi berbeda, seolah-olah pembuluh darah sudah dilindungi oleh tekanan darah yang tinggi. Oleh sebab itu retinopati hipertensif jarang menunjukan gambaran yang hebat seperti pada orang muda.Klasifikasi Retinopati Hipertensif di bagian mata ilmu penyakit mata RSCM:

Tipe 1

Fundus hipertensif dengan atau tanpa retinopati, tidak ada sklerose, dan terdapat pada orang muda.

Pada funduskopi: arteri menyempit dan pucat, arteri meregang dan percabangan tajam, perdarahan ada atau tidak ada, eksudat ada atau tidak ada.

Mild Hypertensive Retinopathy. Nicking AV (panah putih) dan penyempitan focal arterioler (panah hitam) (A). Terlihat AV nickhing (panah hitam) dan gambaran copper wiring pada arterioles (panah putih) (B). Tipe 2

Fundus hipertensi dengan atau tanpa retinopati sklerose senile, terdapat pada orang tua

Funduskopi: pembuluh darah tampak mengalami penyempitan, pelebaran dan sheating setempat. Perdarahan retina ada atau tidak ada. Tidak ada edema papil.

Moderate Hypertensive Retinopathy. AV nicking (panah putih) dan cotton wool spot (panah hitam) (A). Perdarahan retina (panah hitam) dan gambaran cotton wool spot (panah putih) (B).

Tipe 3

Fundus dengan retinopati hipertensi dengan arteriosklerosis, terdapat pada orang muda.

Funduskopi: penyempitan arteri, kelokan bertambah, fenomena crossing, perdarahan multiple, cotton wool patches, macula star figures

Multipel cotton wool spot (panah putih) dan perdarahan retina (panah hitam) dan papiledema. Tipe 4

Funduskopi: edema papil, cotton wool patches, hard eksudat, dan star figure exudates yang nyata. Pada hipertensi yang progresif.

19. Perbedaan injeksi konjungtiva dengan injeksi perikorneal

Injeksi KonjungtivaMelebarnya pembuluh darah arteri konjungtiva posterior atau injeksi konjungtiva ini dapat terjadi akibat pengaruh mekanis, alergi atupun infeksi pada jaringan konjungtiva.

Injeksi konjungtiva mempunyai sifat :

Mudah digerakkan dari dasarnya. Hal ini disebabkan arteri konjungtiva posterior melekat secara longgar pada konjungtiva bulbi yang mudah dilepas dari dasarnya sklera. Pada radang konjungtiva pembuluh darah ini terutama didapatkan daerah fornix

Ukuran pembuluh darah makin besar ke bagian perifer, karena asalnya dari bagian perifer atau arteri siliar anterior

Berwarna pembuluh darah merah yang segar

Dengan tetes adrenalin 1:1000 injeksi akan lenyap sementara

Gatal

Pupil ukuran normal dengan reakasi normal

Injeksi Siliar (Perikorneal)Melebarnya pembuluh darah perikorneal (a. Siliar anterior) atau injeksi siliar atau injeksi perikornea terjadi akibat radang kornea, tukak kornea, benda asing pada kornea, radang jaringan uvea, glaukoma, endoftalmitis maupun panoftalmitis.

Injeksi siliar/ perikorneal mempunyai sifat :

Berwarna merah ungu dibanding dengan pelebaran pembuluh darah konjungtiva.

Pembuluh darah tidak tampak

Tidak ikut serta dengan pergerakan konjungtiva bila digerakkan, karena menempel erat dengan jaringan perikornea

Ukuran sangat halus terletak disekitar kornea, paling padat sekitar kornea, dan berkurang ke arah fornix

Pebuluh darah perikornea tidak menciut bila diberi epinefrin atau adrenalin 1:1000 Hanya lakrimasi

Fotofobia

Sakit tekan yang dalam sekitar kornea

Pupil iregular kecil (iritis) dan lebar (glaukoma)

Perbedaaan injeksi konjungtiva dengan injeksi perikorneal

Injeksi konjungtivaInjeksi perikorneal (siliar)

Asala.konjungtiva posteriora.siliar

MemperdarahiKonjungtiva bulbiKornea segmen anterior

LokalisasiKonjungtivaDasar konjungtiva

Warna MerahUngu

Arah aliran/lebarKe periferKe sentral

Konjungtiva digerakkanIkut bergerakTidak bergerak

Dengan epinefrin 1:1000MenciutTidak menciut

PenyakitKonjungtivaKornea, iris, glaukoma

Sekret +-

PenglihatanNormalMenurun

27