Tugas Hukum Lingkungan (Rifai Usman )
Transcript of Tugas Hukum Lingkungan (Rifai Usman )
Oleh :
Nama : Rifai Usman
Kelas : IV b
Nim : 2006 – 21 – 066
LINGKUNGAN PESISIR PANTAI GALALA DAN MASALAHNYA
SEBAGAI DAERAH ALIRAN BUANGAN LIMBAH
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Permasalahan lingkungan hidup adalah hubungan makhluk
hidup, khususnya manusia dengan lingkungan hidup. Lingkungan
hidup adalah kesatuan ruang dengan sebuah benda, daya,
keaadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya,
yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan
kesejahteraan manusia sertas makhluk hidup lain (Bapedal, 1997).
Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena adanya kegiatan
(aktivitas) yang dilakukan oleh manusia maupun karena pengaruh
alam. Salah satu akibat samping dari kegiatan pembangunan
diberbagai sektor dan daerah adalah dihasilkannya limbah yang
semakin banyak, baik jumlah maupun jenisnya. Limbah tersebut
telah menimbulkan pencemaran yang merusak fungsi lingkungan
hidup (Tandjung, 1991).
Daerah pesisir merupakan salah satu dari lingkungan
perairan yang mudah terpengaruh dengan adanya buangan limbah
dari darat. Wilayah pesisir yang meliputi daratan dan perairan
pesisir sangat penting artinya bagi bangsa dan ekonomi Indonesia.
Wilayah ini bukan hanya merupakan sumber pangan yang
diusahakan melalui kegiatan perikanan dan pertanian, tetapi
merupakan pula lokasi bermacam sumberdaya alam, seperti
mineral, gas dan minyak bumi serta pemandangan alam yang
indah, yang dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan manusia,
perairan pesisir juga penting artinya sebagai alur pelayaran.
Di daerah pesisir GALALA, terutama di sekitar muara sungai
GALALA, berkembang pusat-pusat pemukiman manusia. Sehingga
dapat memberikan dampak negatif . Misalnya limbah rumah
1
tangga yang langsung dibuang ke lingkungan pesisir, tanpa
mengalami pengelohan tertentu sebelumnya dapat merusak
sumber daya hayati akuatik, dan dengan demikian merugikan
perikanan.
2. IDENTIFIKASI MASALAH
Dari latar belakang di atas maka permasalahan yang dapat
saya angkat diantaranya adalah :
1. Sejauhmana Pencemaran terjadi Wilayah Pesisir Pantai
Galala.
2. Faktor - faktor penyebab terjadinya pencemaran di pesisir
pantai galala
3. Melihat aturan-ataran hukum yang relevan dalam hal
pencemaran lingkungan hidup.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Batasan dan Sifat-Sifat Wilayah Pesisir
2
Wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara darat dan
laut, dengan batas kearah darat meliputi bagian daratan, baik
kering maupun terendam air yang masih mendapat pengaruh sifat-
sifat laut seperti angin laut, pasang surut, perembesan air laut
yang dicirikan oleh jenis vegetasi yang khas. Wialayah pesisir juga
merupakan suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan.
Apabila ditinjau dari garis pantai (coastline) maka suatu wilayah
pesisir memiliki dua macam batas (boundaries), yaitu batas sejajar
garis pantai (longshore) dan batas tegak lurus terhadap garis
pantai (crossshore). Batas wilayah pesisir kearah laut mencakup
bagian atau batas terluar dari pada daerah paparan benua
(continental shelf) dimana cirri-ciri perairan ini masih dipengaruhi
oleh proses selami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan
aliran air tawar, maupun proses yang disebabkan oleh kegiatan
manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Wilayah pesisir merupakan suatu wilayah yang unik karena
merupakan tempat percampuran pengaruh antara darat, laut dan
udara (iklim). Pada umumnya wilayah pesisir mempunyai tingkat
kesuburan yang tinggi, kaya akan unsur hara dan menjadi sumber
zat organic yang penting dalam rantai makanan di laut. Namun
demikian, perlu dipahami bahwa sebagai tempat peralihan antara
darat dan laut, wilayah pesisir ditandai oleh adanya gradient
perubahan sifat ekologi yang tajam, dan karenanya merupakan
wilayah yang peka terhadap gangguan akibat adanya perubahan
lingkungan dengan fluktuasi di luar normal. Dari segi fungsinya,
wilayah pesisir merupakan zone penyangga (buffer zone) bagi
hewan-hewan migrasi.
Akibat pengaruh aktivitas manusia yang meningkat seperti
pencemaran dari limbah transportasi laut, bungan limbah
pemukiman dan industri rumahan, perairan pesisir akan
mengalami tekanan (stress), yang cenderung mengarah pada
menurunnya kualitas lingkungan wilayah pesisir karena terganggu
keseimbangan alami. Apalagi ditambah dengan penggalian pasir
3
pantai yang berlebihan maka dapat merusak tatanan ekosisitem
pantai.
2. Klasifikasi Wilayah Pesisir
Bila diperhatikan batasan wilayah pesisir terbagi menjadi
dua subsistem, yaitu daratan pesisir (shoreland), dan perairan
pesisir (coastal water), keduanya berbeda tetapi saling
berinteraksi.
Secara ekologis daratan pesisir sangat kompleks dan
mempunyai nilai sumberdaya yang tinggi. Namun demikian yang
perlu diperhatikan adalah system perairan pesisir dan
pengaruhnya terhadap daya dukung (carrying capacity) ekosistem
wilayah pesisir. Pengaruh daratan pesisir terhadap perairan
pesisir terutama terjadi melalui aliran air (runoff).
Klasifikasi wilayah pesisir menurut komunitas hayati yaitu:
(1) Ekosistem litoral yang terdiri dari pantai pasir dangkal, pantai
batu, pantai karang, pantai lumpur
(2) Hutan payau
(3) Vegetasi terna rawa payau
(4) Hutan rawa air tawar, dan
(5) Hutan rawa gambut.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Pencemaran Wilayah Pesisir Pantai Galala
4
Perairan wilayah pesisir umumnya merupakan perangkap
zat-zat hara maupun bahan-bahan buangan. Begitu pula pada
wilayah pesisir pantai galala, pemanfaatan wilayah pesisir galala
yang tidak direncanakan dengan cermat akan menimbulkan
masalah lingkungan yang berhubungan dengan bahan buangan.
Sampah organik, bahan buangan rumah tangga dan sebagainya,
akan terbawa aliran air sungai galala dan pada akhirnya akan
mencapai perairan wilayah pesisir pantai galala.
Jika dilihat dari sumber (asal) kejadiaanya, jenis
pencemaran wilayah pesisir pantai galala ada yang dari luar
system wilayah pesisir pantai galala dan juga dari dalam wilayah
pesisir pantai itu sendiri. Pencemaran berasal dari limbah yang
dibuang oleh berbagai kegiatan pembangunan pemukiman maupun
pembuangan limbah rumah tangga yang terdapat di pesisir sungai
galala, dan juga berupa kiriman dari berbagai kegiatan
pembangunan di daerah lahan atas.
Berdasarkan hasil observasi yang saya lakukan maka
terlihat bawa sumber pencemaran perairan pesisir pantai galala
terdiri dari limbah industri rumahan, limbah cair pemukiman
(sewage), pelayaran (shipping). Bahan pencemar utama dalam
buangan limbah berupa: logam beracun (toxic metals), plastik,
potongan kain, beling dan kertas, serta bahan-bahan lain yang
dapat menghancurkan ekosistem pesisir.
Bahan pencemar yang berasal dari berbagai kegiatan
industri, rumah tangga di daratan akhirnya dapat menimbulkan
dampak negatif bukan saja pada perairan sungai galala tetapi
juga perairan pesisir pantai dan lautan.
Dampak yang akan terjadi akibat pencemaran wilayah pesisir
pantai galala yaitu kerusakan ekosistem bakau, terumbu karang,
kehidupan dari jenis-jenis biota (ikan, kerang, keong), terjadi
abrasi, hilangnya benih udang.
Menurut saya, untuk mempertahankan kelestarian daya guna
perairan wilayah pesisir pantai galala serta lingkungan sungai
5
galala maka perlu merubah kebiasaan menggunakan perairan
sebagai tempat pembuangan sampah dan bahan buangan industri
rumahan perlu diatur. Serta juga perlu adanya regulasi yang
efektif berupa membuat peraturan perundangan tentang
pencemaran lingkungan khususnya daerah pesisir pantai. Bahan
buangan yang beracun perlu diberi perlakuan (treatment) terlebih
dahulu sebelum dibuang ke perairan.
2. Faktor - Faktor Penyebab Terjadinya Pencemaran Di Pesisir
Pantai Galala.
Berdasarkan hasil observasi saya dapat saya simpulkan
bahwa terdapat dua faktor penyebab terjadinya pencemaran pada
pesisir pantai galala yaitu :
a. Pengaruh Kegiatan Manusia
Ternyata tekanan penduduk yang besar di daerah galala
merupakan salah satu faktor penyebab terjadinya pencemaran di
lingkungan pesisir pantai galala. Pencemaran perairan oleh sisa-
sisa rumah tangga, meluasnya proses erosi, terjadinya
pendangkalan pada pesisir pantai galala dan terganggunya
keindahan pantai galala merupakan problem yang sebenarnya
berasal dari ulah manusia (masyarakat) itu sendiri. Dengan
demikian dapat saya katakan bahwa pengaruh kegiatan manusia
yang ada pada pesisir pantai galala merupakan salah satu
penyebab terjadinya pencemaran wilayah pesisir pantai galala.
Oleh karena itu perlu adanya pengertian dasar atau
pemahaman masyarakat tentang proses perubahan yang akan
terjadi di wilayah pesisir pantai galala apabila masih terus
melakukan kegiatan-kegiatan negatif yang dapat merusak
ekosisitem pesisir
b. Pemanfaatan Tak Seimbang
6
Masalah penting dalam pemanfaatan dan pengembangan
wilayah pesisir di pantai galala adalah ketidakseimbangan
pemanfaatan sumberdaya, ditinjau dari sudut penyebarannya
dalam tata ruang nasional maka hal ini merupakan akibat dari
ketimpangan pola penyebaran penduduk yang tidak teratur
disebabkan oleh lahan pemukiman semakin sulit (sempit).
Pengembangan wilayah pesisir pantai galala dalam rangka
pembangunan kota ambon tidak memperhatikan kondisi ekologis
setempat dan faktor-faktor pembatas. ini akibat dari perencanaan
yang kurang baik dan cermat, serta perubahan tata ruang yang
tidak teratur. Sehingga dengan adanya penataan pemukiman yang
tidak benar mengakibatkan terjadinya pencemaran pesisir pantai
galala apalagi dilihat dari segi keindahan pantai maka sangat
mengagu dan kurang memberikan kesan yang menarik.
3. Aturan-Ataran Hukum Yang Relevan Dalam Hal Pencemaran
Lingkungan Hidup.
Pencemaran Lingkungan dapat berakibat fatal bagi
kelangsungan hidup manusia. Kita semua harus ikut bertanggung
jawab untuk mengatasi masalah ini
Setelah melihat berbagai problem pencemaran lingkungan
yang terjadi pada pesisir pantai galala maka perlu adanya
pemahaman hukum tentang adanya aturan yang mengatur tentang
pencemaran lingkungan yang mana keindahan serta kondisi
lingkungan pesisir pantai merupakan tanggung jawab negara
untuk menjaganya melalui adanya regulasi aturan. sehingga
setelah saya melakukan studi ke pustaka ternyata aturan-aturan
yang relevan dengan pencemaran lingkungan itu antara lain
a. UU No.23 Th 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. Peraturan Pemerintah RI No.27 Th 1999 tentang Analisis
mengenai Dampak Lingkungan Hidup
7
;
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Kerusakan lingkungan dapat terjadi karena adanya kegiatan
yang dilakukan oleh manusia maupun ketidakseimbangan
dalam penataan ruang.
2. Lingkungan pesisir merupakan salah satu lingkungan
perairan yang mudah terpengaruh dengan adanya buangan
limbah dari darat, karena merupakan daerah
8
percampuran antara darat, laut dan udara, dan secara
ekologis daerah pesisir sangat kompleks dan mempunyai
nilai sumberdaya yang tinggi
3. Bahan pencemar yang berasal dari berbagai kegiatan rumah
tangga dapat menimbulkan dampak negatif yaitu terjadinya
degradasi fisik dari habitat, kerusakan hutan mangrove,
kerusakan terumbu karang, hilangnya benih-benih organisme
yang ada di daerah tersebut akan terpengaruh.
B. SARAN
Untuk mempertahankan kelestarian daya guna perairan
wilayah pesisir, kebiasaan menggunakan perairan sebagai
tempat pembuangan sampah dan bahan buangan industri
perlu diatur berdasarkan peraturan perundangan.
Setiap kegiatan yang akan membuang limbah ke perairan
sebaiknya diteretmen terlebih dahulu sebelum dibuang ke
perairan (lingkungan).
9