Tugas Farmako New
-
Upload
aprilini-fitrisia -
Category
Documents
-
view
35 -
download
13
description
Transcript of Tugas Farmako New
Seorang pasien wanita 30 tahun, dengan serangan asma akut yang memungkinkan di picu oleh infeksi virus di tenggorokan wheezing (+), batuk khususnya pada malam hari, suhu 38,2. sebelumnya tidak sakit infeksi tenggorokan dan tidak minum obat. Pasien ini mempunyai bayi berumur 6 bulan dan saat ini masih menyusui bayinya, selain itu pasien itu juga cerita bahwa sebelumnya sering sakit maag.
1. problem pasienproblem utama : asma akutproblem tambahan : demam,batuk,maag
2. tujuan terapi menghilangkan asma menurunkan demam menghilangkan batuk mengurangi maag
3. pemilihan terapi Non farmakologi
- Dianjurkan memakan makanan bergizi untuk meningkatkan daya tahan tubuh
- Makan teratur
- Istirahat cukup
- Menghindari makanan yang meningkatkan produksi asam lambung
- Hindari faktor pencetus asma bronchiale
- Hindari stress
- Olahraga ringan dan diet teratur
farmakologis
- Obat asma
Golongan Efikasi Safety Suitability Cost
Bronchodilator +++
Bekerja
langsung pada
bronchus
++
ES : Gelisah,
tremor,
palpitasi
++
P :
hipertiroidisme,
hiprtensi,
penyakit
jantung
terutama yang
+++
Sirup : Rp.
15.000,-/flat
berhubungan
dengan aritmia
dan diabetes
mellitus
Antiinflamatory
agents
++
Bekerja hanya
untuk
mengurangi efek
peradangan
++
ES : Retensi
Na dan cairan,
tukak peptic,
kelemahan
otot,
hipertensi,
hipokalemi
++
IO : asetosal,
rifampisin,
fenitoin,
Phenobarbital,
NSAID,
glikosida
jantung,
vaksinasi,
P: anak selama
masa
pertumbuhan,
penggunaan
jangka lama
+++
Rp.
18.500,-/0,5
mg 100 tab
Leukotriene
antagonist
++
Menghambat
inflamasi pada
LTD4-receptor
antagonist
Tidak ada
dalam literatur
Golongan Efikasi Safety Suitability Cost
b- agonist +++
Bekerja langsung pada
reseptor b2-agonist
+++
ES :
Gelisah,
tremor,
palpitasi
++
Tidak ada
interaksi
dengan
antiemetic
+++
Rp.
56.000,-/2m
g 100 tab
Xantin +++
1.Menghambat PDE
cAMP Ý
2.Efek langsung [Ca++]
intrasel
3.Hiperpolarisasi
membran
4.Uncoupling Ca++dg
aktin-myosin
5.Antagonis reseptor
adenosin
di membran sel è
adenil siklaseÝ
di presinap è
sekresi NE Ý
inhibisi release
histamin & leukotrine
è reseptor A2B
6. release IL-10 Ý,
inhibisi mediator.
++
ES: n
Mengantuk,
pusing,
mulut kering
gangguan
GI,
insomnia,
palpitasi,
anxietas
++
IO:
Phenobarbital,
troleandomisin,
klinkomisin,
eritromosin,
klimdamisin,
cimetidin,
vaksin flu,
allopurinol,
thiabendazole,
semua itu
menurunkan
efek terapi
theopilin.
Kontrasepsioral
meningkatkan.
Rifampisin
menurunkan
kadar serum .
hindari
kombinasi
dengan
furosemid
digitalis dan
derivate xantin,
fenitoin,
penghambat
beta adrenergik
P:
kardiovaskular,
++
Rp.
69.000/150
mg 100 tab
DM,
gloukoma,
hamil, ulkus
peptic,
disfungsi hati,
alcohol kronis,
demam akut,
PPOK,
hipoksia berat,
neonates, usia
lanjut, dan
golongan
xantin lain
Antikholinergik ++
Antagonis res.
kholinergik M, otot
polosbronkhodilatas
i
kelenjar è mukus ß
+
Mulut
kering,
retensi urin,
mata kabur,
takikardi,
ggn
motilitas,
sakit kepala,
palpitasi,
atrial
fibrilasi,
batuk,
iritasi, alergi
++
Berinteraksi
dengan obat-
obatan
antiemetic, beta
adrenergic,
antikolinergik,
derivate xantin,
kotikosteroid,
beta bloker,
+
Rp.
83.000,-/
inhaler 200
x 10 ml
Golongan Efikasi Safety Suitability Cost
Terbutaline +++ +++ ++ +++
Tremor,
keram,
palpitasi
IO: Simpatomimetik
lain, dengan -
blocker
(menghambat efek
bronchodilator)
Salbutamol +++ ++
Tremor,
gugup,
palpitasi,
kejang otot,
takikardi,
sakit kepala,
hipokalemi,
vasodilatasi
perifer,
vertigo,
insomnia,
hipertensi,
kekeringan
pada
orofarings,
angina
pectoris
++
IO : Penggunaan
salbutamol dan β2
agonis lainnya
dengan
kortikosteroid,
diuretik atau xantin
dapat meningkatkan
resiko hipokalemi
dan monitoring
konsentrasi dari
potassium diperlukan
pada penderita asma
berat dengan terapi
kombinasi.
Pemberian
neuromuscular
blocker(pancuronium
dan vecuronium)
dapat meningkatkan
neuromuscular
blokade bila diberi
bersamaan dengan
salbutamol secara
intravena
+++
Clenbuterol +++ + ++ +
Tremor,
gugup,
palpitasi,
kejang otot,
takikardi,
sakit kepala,
hipokalemi,
vasodilatasi
perifer,
vertigo,
insomnia,
hipertensi,
kekeringan
pada
orofarings,
angina
pectoris,
mialgia, mual,
aritmia
IO : Interaksi
penyekat ,
antikolinergik,
kortikosteroid, anti
depressant trisiklik,
hidrokarbon yang
terhalogenasi,
misalnya halotan,
trikloretilen, dan
influran.
Bentuk sediaan yang dipilih adalah inhaler karena bersifat local bukan sistemik sehingga
efek ke bayi lebih minimal.
Terbutaline
- Khasiat :
Bersifat bronkhoselektiv untuk mencegah induksi bronkospasme, sehingga terjadi
relaksasi otot polos, stabilisasi membrane sel mast, dan stimulasi otot polos.
- Absorbsi :
Diabsorpsi secara local.
- Distribusi :
Di distribusikan paling banyak di paru (95%).
- Metabolisme :
Mengalami first pass metabolisme di liver dan dapat melalui dinding usus.
Metabolit utamanya adalah dalam bentuk inaktif sulfat konjugat
- Ekskresi :
Secara cepat diekskresi melalui urine sebagai hasil metabolit dan obat tidak
mengalami perubahan bentuk. Beberapa diekskresi dalam feses
- Perhatian :
Pada penderita hipertiroidisme, hiprtensi, penyakit jantung terutama yang
berhubungan dengan aritmia dan diabetes melitus
- Efek samping :
Gelisah, tremor, palpitasi
- Kontra indikasi:
Hipersensitif terhadap amin simpatomimetik, tirotoksikosis
- Interaksi :
Simpatomimetik lain, dengan -blocker (menghambat efek bronchodilator)
- Mekanisme kerja :
Distimulasi reseptor 2 adrenergik yang mengaktifasi adenine siklase, sehingga
menghasilkan peningkatan AMP siklik intraseluler. Hal ini menyebabkan
relaksasi otot polos, stabilisasi sel mast dan stimulasi otot skelet.
- BSO
Tablet 2,5 mg; sirup 1,5 mg/5ml; inhaler0,25 mg/puff
Salbutamol
- Khasiat :
Salbutamol bekerja sebagai bronkodilator pada manajemen terapi untuk obstruksi
saluran pernapasan yang reversibel, asma dan beberapa pasien dengan COPD.
Salbutamol dapat menurunkan kontraksi uterus dalam dosis tinggi secara
intravena sehingga dapat mencegah kelahiran premature
- Absorbsi :
Diabsorpsi di GIT
- Metabolisme :
Mengalami first pass metabolisme di liver dan dapat melalui dinding usus.
Metabolit utamanya adalah dalam bentuk inaktif sulfat konjugat
- Ekskresi :
Secara cepat diekskresi melalui urine sebagai hasil metabolit dan obat tidak
mengalami perubahan bentuk. Beberapa diekskresi dalam feses
- Perhatian :
Salbutamol dan β2 agonis lainnya dapat diberikan dengan peringatan pada
penderita hipertiroid, insufisiensi myocard, arritmia, pasien dengan QT-interval
memanjang, hipertensi, dan diabetes mellitus (terutama dengan pemberian secara
intravena-glukosa darah seharusnya dimonitor semenjak ada laporan terjadinya
keto asidosis). Pada asma parah perhatian juga diperlukan karena dapat
menginduksi hipokalemi dan sebagai efeknya dapat timbul hipoksia
- Efek samping
Salbutamol dan β2 agonis lainnya dapat menyebabkan tremor pada otot rangka,
palpitasi, takikardi, nervous tension, sakit kepala, vasodilatasi perifer, dan
terkadang kram otot. Hipokalemi yang serius dilaporkan pada pemberian dosis
tinggi. Reaksi hipersensitif juga dapat terjadi, paradoxical, bronkospasme,
angioedema, urtikaria dan collaps
- Kontra indikasi
Pada pasien hipersensitif, spesifik kontraindikasi pada penyakit jantung, eklamsia
dan severe pre-eklamsia, intrauterine infection, kematian janin dalam uterus,
perdarahan ante partum, placenta praevia, cord compression
- Interaksi
Penggunaan salbutamol dan β2 agonis lainnya dengan kortikosteroid, diuretik atau
xantin dapat meningkatkan resiko hipokalemi dan monitoring konsentrasi dari
potassium diperlukan pada penderita asma berat dengan terapi kombinasi.
Pemberian neuromuscular blocker seperti pan curonium dan vecuronium dapat
meningkatkan neuromuscular blokade bila diberi bersamaan dengan salbutamol
secara intravena
- Mekanisme kerja
Melalui aktivitas reseptor β2, salbutamol dapat menimbulkan relaksasi otot polos
bronkus, uterus, dan pembuluh darah otot rangka. Lebih dominan daripada
efeknya pada jantung
- BSO
Salbutamol Injection, Salbutamol Nebulizer Solution, Salbutamol Oral Solution,
Salbutamol Pressurized Inhalation, dan Salbutamol Tablets
Clenbuterol
- Khasiat :
Untuk profilaksis dan bronkodilator pada asma dan penyempitan saluran nafas
lain yang reversible, misalnya bronchitis obstruksi kronis.
- Absorbsi :
Diabsorpsi di GIT
- Perhatian :
Pada DM yang tak terkontrol dengan baik, infark miokard yang belum lama
terjadi, penyakit jantung organic berat atau gangguan vaskuler berat,
feokromositoma, hipertiroid, dypsneu yang cepat mengalami perburukan,
asma berat. Monitor kadar kalium serum.
- Efek samping :
Tremor otot rangka, mialgia, gugup, mual, pusing, palpitasi, Tremor otot
rangka, mialgia, gugup, mual, pusing, palpitasi, kram otot, aritmia, dan
takikardi.
- Kontra indikasi :
Cardiomiopati obstruktif hypertrophy, takiaritmia.
- Interaksi :
Interaksi penyekat , antikolinergik, kortikosteroid, anti depressant trisiklik,
hidrokarbon yang terhalogenasi, misalnya halotan, trikloretilen, dan influran.
- Mekanisme kerja :
Sebagai bronkodilator.
- BSO
Tablet 10 mcg, 20 mcg.
Inhaler 120 aktuasi.
Obat yang dipilih :
Terbutalin inhaler dipilih karena merupakan DOC dari asma bronchial karena efektiv
untuk profilaksis serangan akibat allergen. Penggunaan inhaler lebih dianjurkan
karena pasien sudah terlatih menggunakannya. Selain itu, efek samping
kardiovaskular dan sentral yang didapat minimal. Sehingga keberhasilan terapi dapat
dicapai.
Obat untuk penurun panas
PARACETAMOL
a. Farmakokinetik:
Khasiat: Antipiretik, analgesic, antiinflamasi ringan.
Absorbsi: Parasetamol di berikan per oral. Parasetamol di absorbsi
cepat dan sempurna melalui saluran cerna, Absorbsi tergantung pada
kecepatan pengosongan lambung, dan kadar puncak di dalam darah
biasanya tercapai dalam waktu 30-60 menit.
Distribusi: 25% parasetamol terikat protein plasma. Waktu paruh
asetaminofen 2-3 jam relative tidak dipengaruhi oleh fungsi hati,
walaupun waktu paruhnya dua kali lipat atau lebih.
Metabolisme: Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati.
Sebagian acetaminophen (80%) di konjugasi dengan asam glukoronat
dan sebagian kecil lainnya dengan asam sulfat.
Ekskresi: Kedua obat ini diekskresi melalui ginjal, sebagian kecil
sebagai parasetamol (3%) dan sebagian besar dalam bentuk
terkonjugasi. Suatu metabolit minor tetapi sangat aktif (N-asetil-p-
benzokuinon), penting pada dosis besar karena toksisitasnya terhadap
hati dan ginjal.
Perhatian: Sebaiknya tidak diberikan terlalu lama karena
kemungkinan menimbulkan nefropati analgesic. Hati-hati pada
pemberian kepada pasien dengan kerusakan hati dan bayi. Jangan
melebihi dosis yang ditentukan (10-15 gram atau 200-250 mg/kgBB)
karena dapat menimbulkan hepatotoksis.
Efek Samping: Alergi dengan manifestasi eritema atau urtikaria
(jarang terjadi), toksisitas akut pada pemberian yang berlebihan.
Kontra Indikasi: Ganguan hepar dan penyakit ginjal.
Interaksi: Hepatotoksisitas meningkat pada pasien yang juga
mendapat barbiturate, antikonvulsi lain atau pada alkoholik yang
kronik.
Dosis dan Sediaan: Parasetamol tersedia sebagai obat tunggal,
berbentuk tablet 500 mg atau sirup mengandung 120 mg/5 ml. Selain
itu parasetamol terdapat dalam sediaan kombinasi tetap dalam bentuk
tablet maupun cairan. Dosis parasetamol untuk dewasa 300 mg-1
g/kali, dengan maksimum 4 g/hari; untuk anak 6-12 tahun;60-120
mg/kali dan bayi di bawah 1 tahun 60 mg/kali; pada keduanya
maksimum diberikan 6 kali sehari. Parasetamol tersedia sebagai obat
tunggal, berbentuk tablet 500 mg atau sirup yang mengandung 120
mg/5 ml. Selain itu parasetamol terdapat sebagai sediaan kombinasi
tetap, dalam bentuk tablet maupun cairan.
b. Farmakodinamik:
Parasetamol merupakan derivate dari Para Amino Fenol,
merupakan metabolit fenasetin dengan efek antipiretik yang sama. Efek
antipiretik ditimbulkan oleh gugus aminobenzen. Efek analgesik
parasetamol serupa dengan salisilat yaitu menghilangkan atau mengurangi
nyeri ringan sampai sedang. Keduanya menurunkan suhu tubuh dengan
mekanisme yang diduga juga berdasarkan efek sentral seperti salisilat.
Obat ini adalah penghambat biosintesa prostaglandin yang lemah pada
jaringan perifer. Oleh karena itu parasetamol adalah salah satu obat yang
terpenting untuk pengobatan nyeri sampai sedang, bila antiinflamasi tidak
diperlukan. Efek anitiiflamasinya yang sangat lemah, maka paracetamol
tidak digunakan sebagai anti reumatik. Efek iritasi, erosi, dan perdarahan
lambung tidak terlihat pada kedua obat ini, demikian juga gangguan
pernafasan dan keseimbangan asam basa.
Obat untuk batuk
Nama Obat Efficacy Safety Suitability Cost
Dekstrometorpan ++ +++ +++ +++
(DMP) Meningkatkan
ambang
rangsang
reflex batuk
secara sentral
dan
kekuatannya
kira-kira sama
dengan kodein.
Toksisitas
rendah sekali,
namun dosis
sangat tinggi
mungkin dapat
menimbulkan
depresi nafas.
Jarang
menimbulkan
kantuk atau
gangguan
saluran cerna.
Tidak bersifat
adiktif.
Rp.7.750/60
mL
Noskapin ++
Tidak berefek
pada SSP,
kecuali sebagai
antitusif.
Absorbsi obat
ini oleh usus
berlangsung
dengan baik.
++
Dapat
menyebabkan
bronkokonstriksi
dan hipotensi
sementara.
++
Tidak
menimbulkan
adiksi.
++
Rp.2000/kaps
Kodein +++
FK: Absorbsi
per oral baik,
FD:
Menurunkan
sensitivitas
pusta batuk di
SSP terhadap
rangsangan
perifer dan
menurunkan
sekresi
mukosa.
+
Menimbulkan
depresi SSP
+
Memiliki
potensi adiksi
dan
menyebabkan
konstipasi.
++
Rp.4.850/kaps
Pilihan obat untuk batuk yaitu dekongestan.
Obat antihipersekresi asam lambung
Antasida
Farmakokinetik : absorbsi baik (antasida sistemik), tidak diabsorbsi (antasida
non sistemik), ekskresi di ginjal, menyebabkan urine alkalis, metabolisme di hepar
(antasida sistemik).
Farmakodinamik : menetralkan asam lambung, tidak menurunkan produksi asam
lambung.
Indikasi : Gastritis
BSO : Tablet komposisi (AL(OH)3 250 mg, Mg(OH)2 , dan
dimeticon dengan perbandingan 300:300:50)
Kategori Obat : dinilai aman untuk ibu hamil
Perhatian : jika digunakan pada hamil dan laktasi, pada ketergantungan
obat
Kontraindikasi : syok, psikosis berat, myastenia gravis, penderita dengan
disfungsi ginjal.
Efek Samping : sindroma susu alkali, batu ginjal, osteomalasia, osteoporosis,
neurotoksisitas, diare, konstipasi
Interaksi : menurunkan absorbsi INH, penicillin, tetrasiklin,
nitrofurantoin, asam nalidiksilat, sulfonamide, fenilbutazon, digoksin, klorpromazin;
meningkatkan ekskresi salisilat; menurunkan ekskresi amfetamin dan kina
Dosis :
Harga : Rp 200,00 - Rp 250,00 per tablet (Juanda, dkk, 2007)
1. Omeprazole
Farmakokinetik : bioavibilitas dipengaruhi bentuk sediaan, tablet salut enteric
paling baik; metabolisme baik; tidak ditemukan dalam bentuk asal pada urine
Farmakodinamik : menghambat sekresi asam lambung lebih kuat daripada AH2
Indikasi : tukak duodenum, tukak lambung, Refluks esopagitis, zolinger
ellison.
BSO : tablet 20 mg
Kategori Obat : Kategori C
Perhatian : Kemungkinan adanya keganasan pada tukak lambung atau
harus disingkirkan sebelum terapi dimulai. Perlu perhatian pada keadaan hamil dan
menyusui
Kontraindikasi : tidak diketahui
Efek Samping : sering terjadi sakit kepala, diare, nyeri abdomen dan mual.
Jarang terjadi bingung, astenia, muntah, konstipasi, infeksi traktus respiratorius
bagian atas.
Interaksi : benzodiazepin meningkatkan konsentrasi obat benzodiazepin,
glipizid, cyanocobalamin, ketokonazol, metotreksat, penitoin.
Harga : Rp 8000,00 – Rp 15000,00 per kapsul (Juanda, dkk, 2007)
2. Cimetidine
Farmakokinetik : bioavaibilitas oral 70%; ikatan dengan protein plasma 20%;
absorbsi diperlambat oleh makanan; waktu paruh 2 jam; diekskresi dalam urine dalam
bentuk asal 40% bila per oral; dan 50%-80% bila intravena
Farmakodinamik : menghambat H2 reseptor selektif dan reversible; mengurangi
volume dan kadar ion H+ cairan lambung
Indikasi : GERD, pencegahan pada ulkus duodenum dan ulkus peptikdan
pencegahan pada perdarahan saluran cerna atas
Dosis : 800 mg/hr
BSO : injeksi 100 mg/ml, tablet 200 mg
Kategori Obat : Kategori B
Perhatian : pada keadaan hamil dan laktasi, anak dibawah 1 6 tahun, tidak
untuk terapi simptomatik keganasan lambung.
Kontraindikasi : penyakit ginjal, penyakit hepar, dan hipersensitifitas
Efek Samping : nyeri kepala, pusing, malise, mialgia, mual, diare, konstipasi,
ruam kulit, pruritus, kehilangan libido, efek antiandrogen dan ginekomastia, disfungsi
seksual.
Interaksi : menurunkan bioavaibilitas oral antacid dan metoklopramide
20%-30%; menghambat absorbsi ketokonazol 50%; akumulasi obat, seperti :
warfarin, fenitoin, kafein, fenilbutazon, karbamazepin, fenobarbital, diazepam,
metoprolol, imipramide
Harga : Rp 880,00,- (Juanda, dkk, 2007)
Obat Efficacy Safety Cost Suitability
Antasida +++ +++ +++ +
Cimetidin +++ _ +++ ++
Omeprazole +++ _ ++ +++
Obat yang dipilih : antasida
Dr. XJl. Juanda 8 No. 3 SamarindaTelp. (0541) 765432
SIP. 06.55344.00287.09
Samarinda, 29 Mei 2009
R/ Terbutalin inh no.I
∫ 2 dd puff 1
√
R/ Dextromethorphan tab 500mg no. IX
∫ 3 dd I tabb
√
R/ Paracetamol tab 500 no. IX
∫ 3 dd 1 tab
√
R/ Antacid tab no.V
∫ 1 tab prn
√
Pro : ibu XUmur : 30 TahunAlamat : Jl. Juanda 7 No. 5 Samarinda
5. Komunikasi terapi memberikan informasi penyakit dan efek samping obat
- Informasi Penyakit
Asma penyakit yang menyerang sistem pernafasan dengan gejala adanya
penyempitan pada rongga bronchus, sesak nafas, timbul akibat adanya alergen.
- Informasi obat
Untuk obat asma salbutamol inhaler : ini digunakan jika asma kambuh lagi dan
mengurangi efek ekresi saat laktasi. Efek samping bila diberikan dosis yang
berlebihan : palpitasi, tremor pada jari, dan restlesness
Obat Antasida bertujuan untuk mengobati maag Efek samping obat Antasida adalah ESO: sindrom susu alkali, batu ginjal,
osteomalasia, Osteoporosis, neurotksisitas, diare, konstipasi
Obat parasetamol digunakan untuk menurunkan panas. Efek samping obat :
Alergi dengan manifestasi eritema atau urtikaria (jarang terjadi), toksisitas akut
pada pemberian yang berlebihan.
Obat dextrometorphan digunakan untuk menghilangkan batuk.
- Obat lain diminum 2 jam setelah minum obat antasida
- Pada saat menyusui agar memakai masker, agar tidak tertular pada
bayinya
6. Monitoring dan evaluasi
Apabila sesak masih tetap ada, pasien datang lagi sehari kemudian untuk
pemeriksaan lebih lanjut. Pasien juga harus kembali apabila muncul efek samping
seperti yang telah disebutkan di atas atau obat habis.
Kontrol kembali setelah 3 hari