Tugas Dian Perdata

4
PEMBAGIAN PEWARISAN ANAK DI LUAR KAWIN DOSEN PENGAMPU : I WAYAN YASA S.H., M.H DI SUSUN OLEH : PRANITA DIAN VERNANDA 140710101509 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS EMBER BAB I

description

js;ajsk

Transcript of Tugas Dian Perdata

PEMBAGIAN PEWARISAN ANAK DI LUAR KAWINDOSEN PENGAMPU : I WAYAN YASA S.H., M.H

DI SUSUN OLEH :PRANITA DIAN VERNANDA140710101509

FAKULTAS HUKUMUNIVERSITAS JEMBER

BAB IBAB IPENDAHULUAN2.1 LATAR BELAKANGPembagian pewarisan baik menurut hukum perdata dan hukum islam adalah yang diutamakan orang yang mempunyai hubungan darah dengan si pewaris sesuai dalam pasal 832 KUHPerdata dan yang menjadi persoalan adalah anak yang lahir di luar kawin dan pembagian warisannya antara hukum perdata dan hukum islam, karena adanya perbedaan asas yang dipakai. Hubungan anak yang lahir diluar kawin terhadap orang tuanya menurut hukum perdata kawin pada dasarnya tidak ada hubungan hukum, tetapihanya hubungan biologis kecuali jika kedua orang tuanya mengakuinya. Sedangkan menurut hukum islam, hubungan anak yang lahir di luar kawin terhadap orang tuanya adalah hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibunya dan tidak dengan laki-laki yang menyebabkan ia lahir.Kewarisan anak yang dilahir diluar kawin terhadap harta peninggalan orang tuanya menurut hukum perdata bahwa anak tersebut memperoleh hak waris, jika anak tersebut diakui sah oleh orang tua yang mengakuinya dan apabila ia mewaris bersama golongsan satu maka bagiannya adalah 1/3 dari bagian yang seharusnya ia terima seandainya ia adalah anak sah, dan apabila mewaris dengan golongan dua dan tiga maka bagian dari seluruh warisan, jika ia bersama golongan empat bagiannya dengan seluruh harta.

RUMUSAN MASALAH1. Bagaimana anak di luar kawin dalam kewarisan menurut KUHPerdata ?2. Bagaimana pembagian harta warisan bagi anak diluar kawin menurut KUHPerdata ?

BAB IIPEMBAHASANA. pengertian anak diluar kawinAnak yang lahir diluar perkawinan yang sah menurut pasal 280 KUHPerdata antara anak luar nikah dan orang tuanya mempunyai hubungan hukum (hubungan hukum perdata) apabila si bapak dan si ibu mengakuinya sebelum orang tua anak diluar nikah tersebut mengkuinya, maka anak luar nikah tersebut hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibunya atau keluarga ibunya. Pada pokok pengakuan dilakukan secara suka rela, artinya orang tua membuat suatu pernyataan dalam bentuk sebagaimana yang ditentukan dalam KUHPerdata yang menyatakan bahwa telah lahir seorang anak diluar nikah. Pengakuan itu harus dilakukan secara autentik dan secara tegas serta tidak boleh disimpulkan. Dengan adanya pengakuan ini status anak diluar nikah diakui dalam pemberian izin nikah, perwalian, hak memakai nama, mewaris, dan kewajiban timbal balik dalam pemberian nafkah.Setelah adanya pengakuan dari orang tua, maka menurut KUHPerdata pengakuan tersebut harus ada pengesahan dengan beberapa cara yaitu pertama, dengan perkawinan orang tuanya. Menurut pasal 272 KUHPerdata pengesahan karena perkawinan orang tua yaitu bila aman seorang anak dibenihkan diluar perkawinan, menjadi anak sah apabila sebelum perkawinan orang tuanya telah mengakui anak luar nikah itu sebagai anaknya. Pengakuan itu dapat dilakukan sebelum perkawinan sekaligus dalam akte perkawinan. Kedua, surat pengesahan. Pengesahan dengan surat pengesahan dapat dilakukan dengan dua hal, yakni jika orang tua lalai mengakui anak-anaknya sebelum atau pada saat dilangsungkan perkawinan (pasal 274 KUHPerdata). Jika ada yang menghalang-halangi perkawinan orang tuanya antara lain: (a) jika salah satu dari orang tua itu sudah meniggal, sehingga perkawinan yang akan dilakukan tidak dapat dilaksanakan, (b) dalam hubungan intergentil yakni apabila ibu termasuk golongan rakyat bumi putra atau golongan yang dipersamakan jika ada alasan-alasan yang penting menurut pertimbangan presiden tentang sifat yang menghalang-halangi perkawinan orang tua itu.Jika pengesahan itu dilakukan dengan surat pengesahan, maka akan memperoleh akibat hukum yang lebih terbatas yaitu pengesahan tersebut baru mulai berlaku pada saat surat pengesahan itu diberikan, pengesahan itu dalam hal pewarisan tidak boleh merugikan anak-anak sah yang sudah ada sebelum pengesahan itu dilakukan, pengesahan tersebut tidak berlaku dalam pewarisan terhadap sekeluarga sedarah lainnya (bloedver wanten), kecuali jika mereka telah menyetujui pmberian surat pengesahan itu (pasal 78 KUHPerdata).B. Kedudukan anak diluar kawin dalam kewarisan KUHPerdataDalam mewaris yang diatur menurut KUHPerdata hak bagian anak diluar nikah tergantung dengan siapa anak luar nikah tersebut mewaris hanya anak luar nikah yang telah diakui dan disahkan oleh orang tuanya yang mendapat harta warisan. Besarnya hak bagian anak diluar kawin adalah anak di luar nikah mewaris bersama-sama golongan pertama meliputi anak-anak atau sekalian keturunannya (pasal 852 KUHPerdata) dan suami atau istri hidup lebih lama (pasal 852 A KUHPerdata), maka bagian anak luar nikah tersebut adalah 1/3 dari harta yang ditinggalkan, anak luar nikah mewaris bersama-sama ahli waris golongan kedua dan golongan ketiga. Pasal 863 KUHPerdata menyatakan bahwa jika pewaris tidak meninggalkan keturunan ataupun suami dan istri, tetapi meninggalkan keluarga sedarah ataupun saudara (laki-laki maupun perempuan) atau keturunan saudara, hak anak luar nikah menerima dari warisan, anak luar nikah mewaris dengan ahli waris golongan ke empat meliputi sanak saudara dalam derajat yang lebih jauh, maka besarnya hak bagian anak luar nikah adalah berdasarkan pasal 863 ayat satu bagian ketiga KUHPerdata, anak luar nikah mewaris dengan ahli waris keluarga yang bertalian darah dalam lain penderajatan, maka besarnya hak bagian anak diluar nikah menurut pasal 863 ayat 2 KUHPerdata dihitung dengan melihat keluarga yang terdekat hubungan keluarga dengan pewaris, dalam hal ini adalah golongan ketiga sehingga anak luar nikah menerima setengah bagian(pasal 863 ayat 1 bagian kedua KUHPerdata).