trauma tumpul mata 12.doc

4
Mata sering mendapat trauma dari luar karena merupakan organ yang langsung berhubungan dengan lingkungan luar, tetapi mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar, reflex memejam dan mengedip. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata, dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan. Pada trauma mata, dapat terjadi dalam bentuk-bentuk berikut: Trauma tumpul Trauma tembus bola mata Trauma kimia Trauma radiasi Trauma pada matadapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah atau menjadi sebuah gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata seperti kelopak mata, konjungtiva, kornea, uveitis, lensa, retina, papil saraf optic, dan orbita 2. 1. Trauma Tumpul 2.1.1. Trauma pada Kelopak Mata Trauma yang melibatkan kelopak mata dan daerah periorbital biasanya disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tembus pada wajah. Trauma ini dapat menyebabkan kerusakan mulai dari hematom, abrasi kulit ringan, hingga kasus kompleks seperti kehilangan sebagian besar jaringan dan fraktur pada tulang kranial. Hematoma Palpebra Hematoma palpebra merupakan pembengkakan atau penimbunan darah di bawah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebra. Hematoma palpebra merupakan kelainan yang sering terlihat pada trauma tumpul kelopak mata. Trauma dapat akibat pukulan tinju atau benda-benda keras lainnya. Hematoma adalah kelainan yang sering ditemukan pada trauma tumpul kelopak atau dahi, yang secara garis besar tidak berbahaya,

Transcript of trauma tumpul mata 12.doc

Page 1: trauma tumpul mata 12.doc

Mata sering mendapat trauma dari luar karena merupakan organ yang langsung berhubungan dengan lingkungan luar, tetapi mata mempunyai sistem pelindung yang cukup baik seperti rongga orbita, kelopak, dan jaringan lemak retrobulbar, reflex memejam dan mengedip. Trauma dapat mengakibatkan kerusakan pada bola mata dan kelopak, saraf mata, dan rongga orbita. Kerusakan mata akan dapat mengakibatkan atau memberikan penyulit sehingga mengganggu fungsi penglihatan. Trauma pada mata memerlukan perawatan yang tepat untuk mencegah terjadinya penyulit yang lebih berat yang akan mengakibatkan kebutaan.

Pada trauma mata, dapat terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:

Trauma tumpul

Trauma tembus bola mata

Trauma kimia

Trauma radiasi

Trauma pada matadapat mengenai jaringan di bawah ini secara terpisah atau menjadi sebuah gabungan trauma jaringan mata. Trauma dapat mengenai jaringan mata seperti kelopak mata, konjungtiva, kornea, uveitis, lensa, retina, papil saraf optic, dan orbita

2. 1. Trauma Tumpul

2.1.1. Trauma pada Kelopak Mata

Trauma yang melibatkan kelopak mata dan daerah periorbital biasanya disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tembus pada wajah. Trauma ini dapat menyebabkan kerusakan mulai dari hematom, abrasi kulit ringan, hingga kasus kompleks seperti kehilangan sebagian besar jaringan dan fraktur pada tulang kranial.

Hematoma Palpebra

Hematoma palpebra merupakan pembengkakan atau penimbunan darah di bawah kulit kelopak akibat pecahnya pembuluh darah palpebra. Hematoma palpebra merupakan kelainan yang sering terlihat pada trauma tumpul kelopak mata. Trauma dapat akibat pukulan tinju atau benda-benda keras lainnya. Hematoma adalah kelainan yang sering ditemukan pada trauma tumpul kelopak atau dahi, yang secara garis besar tidak berbahaya, namun harus dilakukan pemeriksaan pada bola mata karena bola mata juga dapat terjadi kerusakan.3,4

Bila pendarahan terletak lebih dalam dan mengenai kedua kelopak dan berbentuk kaca mata hitam yang sedang dipakai, maka keadaan ini disebut sebagai hematoma kaca mata. Hematoma kaca mata merupakan keadaan gawat. Hematoma kaca mata terjadi akibat pecahnya arteri oftalmika yang merupakan tanda fraktur basis kranii. Pada pecahnya arteri oftalmika maka darah masuk ke dalam kedua rongga orbita melalui fisura orbita. Akibatnya darah tidak dapat menjalar lanjut karena dibatasi septum orbita kelopak mata. Kelopak mata akan berbentuk gambaran pada kelopak seperti seseorang yang memakai kaca mata.

Page 2: trauma tumpul mata 12.doc

Pada hematoma palpebra yang dini dapat diberikan kompres dingin untuk menghentikan perdarahan dan menghilangkan rasa sakit. Bila telah lama, untuk memudahkan absorpsi darah dapat dilakukan kompres hangat pada palpebra.3

Abrasi dan Laserasi Kelopak Mata

Adanya defek kelopak mata harus dilakukan penutupan langsung jika memungkinkan, karena hal ini dapat memberikan hasil fungsional dan kosmetik yang paling baik.4 Penatalaksanaan luka pada kelopak mata harus dibersihkan dengan normal saline, diberikan antibiotik, dan tutup steril. Jika ada jaringan yang terlepas segera di bersihkan. Pada kelopak mata memiliki vaskularisasi sangat baik sehingga nekrosis iskemik jarang terjadi.1

2.1.2. Trauma Tumpul pada Konjungtiva

1. Edema Konjungtiva

Jaringan konjungtiva yang bersifat selaput lendir dapat menjadi kemotik akibat trauma tumpul. Bila kelopak terpajan ke dunia luar dan konjungtiva secara langsung kena angin tanpa dapat mengedip, maka keadaan ini telah dapat mengakibatkan edema pada konjungtiva. Kemotik konjungtiva yang berat dapat mengakibatkan palpebra tidak menutup sehingga bertambah rangsangan terhadap konjungtiva.

Kemosis berat pada konjungtiva dapat mengakibatkan palpebral tidak dapat menutup sehingga menambah rangsangan pada konjungtiva dan memperberat kemosis. Pada edema konjungtiva dapat diberikan dekongestan untuk mencegah pembendungan cairan di dalam selaput lendir konjungtiva. Pada kemotik konjungtiva berat dapat dilakukan insisi sehingga cairan konjungtiva kemotik keluar melalui insisi tersebut.3

2. Hematoma Subkonjungtiva

Hematoma subkonjungtiva terjadi akibat pecahnya pembuluh darah yang terdapat pada / atau di bawah konjungtiva, seperti arteri konjungtiva dan arteri episklera. Perdarahan superfisial dapat tampak mengkhawatirkan tetapi sebenarnya tidak berarti banyak. Perdarahan ini dapat sembuh tanpa diterapi. Area yang merah dapat menjadi agak hijau dan lalu menjadi kuning dalam beberapa hari. Jejak perdarahan biasanya hilang dalam satu atau dua minggu.

Pastikan tidak ada robekan dibawah jaringan konjungtiva atau sclera bila hematoma ini akibat dari trauma tumpul. Pemeriksaan funduskopi diperlukan pada pasien dengan perdarahan subkonjungtiva. Bila perdarahan subkonjungtiva diikuti dengan tekanan bola mata rendah, disertai dengan pupil yang lonjong, dengan tajam penglihatan yang menurun, maka lakukan eksplorasi lebih lanjut karena ditakutkan adanya rupture bulbus okuli. Pasien dengan perdarahan subkonjungtiva dapat dilakukan kompres hangat. Perdarahan ini akan hilang dalam 1-2 minggu tanpa diobati, karena diabsorpsi kembali.3

2.1.3. Trauma Tumpul pada Kornea

Edema Kornea

Page 3: trauma tumpul mata 12.doc

Trauma tumpul yang keras atau cepat mengenai mata dapat mengakibatkan edema kornea, bahkan hingga ruptur basement Descement. Edema kornea akan memberikan keluhan penglihatan kabur dan terlihatnya pelangi di sekitar bola lampu atau sumber cahaya yang dilihat. Kornea akan terlihat keruh, dengan uji plasido yang positif.

Edema kornea akut terjadi akibat disfungsi endotel kornea local atau difus. Biasanya terkait dengan pelipatan pada membran Descemet dan penebalan stroma. Rupturnya membran Descemet biasanya terjadi vertikal dan paling sering terjadi akibat trauma kelahiran. Pasien akan mengeluhkan penglihatannya yang kabur dan terlihat pelangi di sekitar lampu. Kornea akan terlihat keruh dengan uji plasido positif.4

Edema kornea berat dapat mengakibatkan masuknya sel radang dan neovaskularisasi ke dalam stroma kornea. Pengobatan yang diberikan adalah larutan hipertonik seperti NaCl 5% atau larutan garam hipertonik 2 – 8%, glukose 40%, dan larutan albumin. Bila terdapat peninggian tekanan bola mata maka diberikan asetazolamid

Komplikasi dari edema kornea berat adalah kerusakan membran Descemet yang lama dan mengakibatkan keratopati bulosa yang akan memberikan rasa sakit dan penurunan tajam penglihatan aibat astigmatisme iregular.3

Erosi dan Abrasi Kornea

Erosi kornea karena keadaan dimana epitel kornea terkelupas. Hal ini dapat diakibatkan oleh gesekan keras pada epitel kornea. Dalam waktu cepat, epitel sekitarnya akan bermigrasi dan menutupi defek epitel tersebut.

Pasien akan merasa sakit sekali karena erosi merusak kornea yang memiliki banyak serat sensible, mata yang berair, blefarospasme, fotofobia, dan penglihatan yang terganggu akibat kornea keruh. Apabila erosi terdapat didepan area pupil, pasien akan mengeluh penurunan tajam penglihatan yang buruk. Pada pemeriksaan fluorescein, akan tampak defek epitel kornea yang berwarna hijau. Perlu diperhatikan infeksi yang timbul kemudian akibat erosi kornea. Epitel yang terkelupas pada erosi kornea sebaiknya jangan dilepas.3,4

Untuk mencegah infeksi bakteri diberikan antibiotik seperti antibiotik spektrum luas seperti neosporin, chloramfenikol, dan sulfasetamik tetes mata. Aibat rangsangan yang mengakibatkan spasme siliar maka diberikan sikloplegik aksi pendek seperti tropikamida. Pasien akan merasa lebih nyamam jika mata dibebat tekan (patch) selama 24 jam. Erosi yang kecil biasanya akan tertutup kembali setelah 48 jam.3