trauma tumpul abdomen.doc
-
Upload
rafi-mahandaru -
Category
Documents
-
view
175 -
download
16
Transcript of trauma tumpul abdomen.doc
Asalamualaikum Wr.wb...,Topik selanjutnya adalah.., Trauma Tumpul Abdomen
Trauma Tumpul Abdomen
Pendahuluan
• Perawatan pasien trauma tumpul abdomen (TTA)
– kecepatan sekaligus ketepatan
– Missed intra-abdominal injuries
– Preventable deaths
• Permasalahan
– pemeriksaan fisik sering kabur, tidak jelas, kurang khas
– banyak jejas yang mengacaukan gejala
– penurunan kesadaran, dan overdosis alcohol dan narkoba
Frekuensi
• Tiap tahun 150.000 orang di Amerika meninggal akibat trauma,
baik karena kecelakaan laulintas, jatuh, terbakar, keracunan dan
lain-lain.
• National Center for Injury Prevention and Control (2000), trauma
menjadi penyebab kematian pertama pada kelompok umur 1-44
tahun.
• Data lebih lanjut menguraikan kematian umur 15-25 tahun itu,
14.113 mati karena kecelakaan, 73% -nya akibat kendaraan
bermotor.
• Tahun 2001, 3 juta orang dating ke UGD RS untuk pertolongan
trauma ringan, dan lebih dari 72.000 mengalami kecacatan.
• Secara internasional, pada tahun 1990, sekitar 5 juta orang
meninggal karena jejas/injury.
Jadi kita juga harus mempelajari kasus – kasus trauma tupul pada abdomen, karena kasus
tersebut juga merupakan penyebab akut abdomen yang harus segere ditangani.., berikut
adalah contoh kasusnya..,
KASUS
Tn.Hryt 23 th• Kejadian 20 Nop 2007 jam 11.00• Seorang pekerja penebang pohon, penarik tambang saat akan merobohkan pohon• Pohon tumbang berlawanan arah, ia terseret tambang yang melilit di lengan
kanannya• Bertabrakan dengan pekerja lain, mereka jatuh pingsan• Tidak ingat bagian tubuh yang mana, membentur apa? Kedua orang jatuh, tali
dilepas.• Luka lecet bekas lilitan tali, pusing, perut mules• TIDAK ADA JEJAS APAPUN DI PERUT• Pasien makin mules, nyeri, mual mau muntah
Klinis• Abdomen: TIDAK ADA JEJAS, flat, Defans muskuler, NT seluruh lapangan
perut, peristaltik (-)/silent abdomen• VS ? Nadi memberi respon tercepat terhadap perubahan hemodinamik• 2 hari dirawat di RS terdekat, makin sakit.• Dirujuk ke RS PKU M Jogja saat tiba di UGD: 23 Nop 2007 jam 18.15
• Pasien sadar• Pucat• Nyeri perut• Mual• T= 110/70 N=100
CME FK UMY 23 Feb 2008
Kronologis Event/time 20-11-07 21-11-07 22-11-07 23-11-07
Kejadian 11.00 18.00
Klinis:
Dx.USG
Lien echostruktur
Operasi
Laparotomi
Ruptur lien
grade V
Vital Sign 110/70
HB 11.8 10,4/10,6
Hmt 38 15.0
AL 14,1 11,3 10,5
7,0 5,5
unhomogen;Cairan bebas (+)
Jadi dari keluhan awal pasien, nampak gejala peritonitis.., namun vital sign tidak diperhatikan oleh dr. yang pertama menangani kasus ini. Yang perlu diperhatikan adalah jika pada pasien didapatkan nadi yang cepat (tachycardi) berarti si pasien dalam kondisi yang tidak baik
Pasien di atas dirujuk karena Hb nya yang turun drastis.., pas sampek di PKU tinggal 7,0 truz diperiksa lagi tinggal 5,5. Berarti kelainan diperkirakan berhubungan dengan organ yang ada hub.nya dengan Hb ato eritrosit = LIEN
Pada pemeriksaan penunjang USG terlihat adanya cairan bebas dan gambaran lien yang tidak jelas / tidak utuh lagi
Temuan hasil operasi23-11-07 jam 20.00
• Peritoneum dibuka, keluar darah lama• Seluruh sistema usus adhesi gr IV• Darah dari arah lien• Lien ruptur dan avulsi total• Dilakukan splenektomi• Adhesiolisis
Gambar lien yang udah diambil dari perut si pasien.., liennya sampek ruptur.., tapi hebatnya pasien dapat bertahan selama 3 hari.
CME FK UMY 23 Feb 2008
Kronologis Event/time 20-11-07 21-11-07 22-11-07 23-11-07
Kejadian 11.00 20.00
Klinis:
Dx.USG
Lien echostruktur
Operasi
Laparotomi
Ruptur lien
grade V
Vital Sign 110/70
HB 11.8 10,4/10,6
Hmt 38 15.0
AL 14,1 11,3 10,5
7,0 5,5
unhomogen;Cairan bebas (+)
Mules?DM/Silent
Jadi kita harus tanggap dengan vital sign pasien terutama nadi., karena biasanya yang diperhatikan cuma tensi nya.Dinding perut dapat kembali normal setelah terkena trauma, namun organ didalamya jika terjadi ruptur tidak akan kembali dan berbahaya. Disinilah pentingnya kita menilai kondisi pasien secara klinis.
Patofisiologi• Deselerasi • Himpitan • Kompresi luar
Deselerasi • menyebabkan gerakan berlawanan diantara struktur yang berdekatan. • terjadi gaya memotong pada penggantung alat-alat dalam terutama di dekat titik
fiksasinya.
Jika terjadi TTA pada pasien, ada 2 kemungkinan :1. pecah organ padat (lien, hepar, dll) >> perdarahan akut >> syok hypovolemik2. pecah organ berongga (usus) >> peritonitis
• aorta akan lebih mudah robek di bagian distal tempat fiksasi dengan vertebra dibanding bagian arcus arota yang lebih mobil.
• penggantung ren yang robeknya juga lebih dekat ke arah vertebra dari pada hilusnya.
Himpitan • Terjadi himpitan antara dinding depan abdomen dengan collumna vertebralis
mengenai organ dalam. • Mekanisme ini sering mengakibatkan pecahnya organ-organ padat yang rentan
seperti lien, hepar dan ginjal.
Kompresi luar
• Gaya kompresi luar yang mengakibatkan kenaikan tekanan intra-abdomen yang mendadak dan dramatis,
• Saat tekanan memuncak tinggi terjadilah ruptur pada organ-organ berrongga (Hukum Boyle).
Klinis• Lakukan initial assessment of a trauma patient. • Riwayat trauma meliputi
– kecepatan kendaraan, – jenis tabrakan (dari depan, dari pinggir, pukulan samping, trubuk belakang
atau berguling), – masuk ke bawah mesin, – jenis seat belt (sabuk pengaman), – posisi penderita dalam kendaraan.
Di bawah ini adalah contoh – contoh kecelakaan trauma tumpul abdomen..,Seat belt injury
Bekas pukulan/benturan
High fall (Jatuh)
Sport injury
apakah perlu waktu lama untuk mengeluarkan para korban apakah pasien tidak mampu keluar sendiri dari kendaraan
bagaimana kondisi kedaraan, apakah ruang penumpang tergencet, Luka-luka à UGD
Trauma abdomen à Kamar Operasi
Cedera Kepala berat à ICU
“Wassalam” à Kamar Jenazah
Beberapa informasi lain yang berguna• apakah ada yang meninggal, • apakah korban sedang mabuk, • apakah ada riwayat penyakit lain.
Protokol ATLS:• Airway, with C spine precautions• Breathing and ventilation• Circulation and control bleeding• Disability• Exposure
Unsur-unsur penting yang berkaitan dengan riwayat penyakit
• Allergies• Medications• Past medical and surgical history• Time of last meal• Immunization status• Events leading to the incident• Social history, including history of substance abuse• Information from family and friends
Algoritme
CME FK UMY 23 Feb 2008
VISCER A ABDOMEN
RUPTURORGAN PADAT
PERDARAHAN
RUPTUR ORGAN BERRONGGA
PERITONITIS
Frekuensi Penyebab Perdarahan
• Lien 40-55%
• Hepar 35-45%
• Usus 5-10%
• Kidney <5%
• Retroperitoneal hematoma
Klinis - Hemodinamik
• Hipotensi dan takikardi (perdarahan-hipovulemi)
• Lokasi nyeri
– Lien – kiri atas
– Hepar – kanan atas
– Kidney – flank
– Bowel – epigastric
– Pancreas – mid abdomen
Gejala penyerta
• Hematuria tjd pd trauma ginjal
• Darah di GI tract – trauma bowel
Jika terdapat kesulitan penegakan diagnosis,Perlu dilakukan:
- FAST- DPL- CT Scanning
FAST
• Focused abdominal sonogram for trauma
• Morrison pouch (hepatorenal space); cavum douglas; hepar; lien;
ginjal
DPL
• Diagnostic peritoneal lavage
• Indikasi: pasien tidak stabil; head injury; alkohol; klinis tanpa
jejas/tanda Px
• Cara: Membuka kecil peritoneum untuk melihat apakah ada
darah atau fecal material, masukkan catheter+cairan RL 1 lt,
drain alirkan sesuai gravitasi
• Lab cairan lavage, dikatakan positif bila:
– Eritrosit 100 ribu/mmk
– Lekosit > 500 /mmk
Frekuensi Penyebab Peritonitis
• Ruptur ileum à > 10 jam (angka kuman <<)
• Ruptur colon à < 8 jam (angka kuman >>)
• Ruptur gaster à < 4 jam (peritonitis khemis)
CT Scanning
Mencari Free air (udara bebas)
Summary and practical guide (1)
• Trauma abdomen menyebabkan 2 kondisi bahaya:
– Ruptur organ padat à perdarahan
– Ruptur organ berrongga à peritonitis
• Tanda klinis:
– Hemodinamik (bila perdarahan): NADI, tensi, tanda shock
hipovolumik (pucat, akral dingin)
– Peritonismus: perut flat, tegang, nyeri tekan (defans
muskuler), peristaltik (-)/ silent abdomen
Summary and practical guide (2)
• Kondisi bahaya akibat Trauma abdomen memerlukan laparotomi
eksplorasi:
– Internal bleeding à segera! (surgical rescucitation)
– Peritonitis à bisa late (> 12 jam)
Summary and practical guide (3a)
• Tindakan umum:
– Infus RL à guyur (resusitasi cairan)
– Pasang DC, amati (hematuri?) – kosongkan (monitoring kecukupan cairan)
– Puasakan, pasang NGT (dekompresi)
Summary and practical guide (3b)
• Tindakan monitoring:
– Balans cairan
– Monitor VS
– Awasi tanda peritonitis
– Persiapan laparotomy
Summary and practical guide (4)
• Tindakan khusus:
– Siapkan rujukan
– Siapkan darah transfusi
– Siapkan cairan koloid (bila cairan kristaloid tidak
memadahi, sementara proses rujukan memakan waktu)
• Luka dan bleeding point harus dirawat
• Manage multitrauma
Apapun makanannya,
Minumnya……..
• Apapun Problemnya ?
PERITONITIS / INTERNAL BLEEDING
• Tindakannya?
RL (resusitasi cairan)
DC (monitoring kecukupan perfusi)
NGT (dekompresi tractus digestivus)
Rujukan à Laparotomi
rafi