Trauma Tumpul Kepala(4)

download Trauma Tumpul Kepala(4)

of 25

Transcript of Trauma Tumpul Kepala(4)

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    1/25

    3

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi Luka atau Trauma Tumpul

    Pengertian trauma (injury) dari aspek medikolegal sering berbeda dengan pengertian

    medis. Pengertian medis menyatakan trauma atau perlukaan adalah hilangnya

    diskontinuitas dari jaringan. Dalam pengertian medikolegal trauma adalah

    pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

    seseorang. Artiya orang yang sehat, tiba-tiba terganggu kesehatannya akibat efek dari

    alat atau benda yang dapat menimbulkan kecelderaan. Aplikasinya dalam pelayananKedokteran Forensik adalah untuk membuat terang suatu tindak kekerasan yang

    terjadi pada seseoang.

    Benda tumpul yang sering mengakibatkan luka antara lain adalah batu, besi, sepatu,

    tinju, lantai, jalan dan lain-lain. Adapun definisi dari benda tumpul itu sendiri adalah :

    Tidak bermata tajam Konsistensi keras / kenyal Permukaan halus / kasarKekerasan tumpul dapat terjadi karena 2 sebab yaitu alat atau senjata yang mengenai

    atau melukai orang yang relatif tidak bergerak dan yang lain orang bergerak ke arah

    objek atau alat yang tidak bergerak. Dalam bidang medikolegal kadang-kadang hal

    ini perlu dijelaskan, walaupun terkadang sulit dipastikan.

    Luka karena kererasan tumpul dapat berbentuk salah satu atau kombinasi dari luka

    memar, luka lecet, luka robek, patah tulang atau luka tekan.

    2.2. Luka Akibat Kekerasan Benda Tumpul

    Variasi mekanisme terjadinya trauma tumpul adalah:

    1. Benda tumpul yang bergerak pada korban yang diam.2. Korban yang bergerak pada benda tumpul yang diam.

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    2/25

    4

    Sekilas nampak sama dalam hasil lukanya namun jika diperhatikan lebih lanjut

    terdapat perbedaan hasil pada kedua mekanisme itu. Organ atau jaringan pada tubuh

    mempunyai beberapa cara menahan kerusakan yang disebabkan objek atau alat, daya

    tahan tersebut menimbulkan berbagai tipe luka yakni:

    1. Luka Lecet (ekskoriasi, abrasio)2. Luka Robek (vulnus laseratum)3. Luka Memar (kontusio, hematoma , rupture)4. Fraktur5. Kompresi6. Perdarahan

    1. Luka Lecet (ekskoriasi, abrasio)

    Abrasi per definisi adalah pengelupasan kulit. Dapat terjadi superfisial jika hanya

    epidermis saja yang terkena, lebih dalam ke lapisan bawah kulit (dermis) atau lebih

    dalam lagi sampai ke jaringan lunak bawah kulit. Jika abrasi terjadi lebih dalam dari

    lapisan epidermis pembuluh darah dapat terkena sehingga terjadi perdarahan. Arah

    dari pengelupasan dapat ditentukan dengan pemeriksaan luka. Dua tanda yang dapat

    digunakan. Tanda yang pertama adalah arah dimana epidermis bergulung, tanda yang

    kedua adalah hubungan kedalaman pada luka yang menandakan ketidakteraturan

    benda yang mengenainya.

    Pola dari abrasi sendiri dapat menentukan bentuk dari benda yang mengenainya.

    Waktu terjadinya luka sendiri sulit dinilai dengan mata telanjang. Perkiraan kasar usia

    luka dapat ditentukan secara mikroskopik. Kategori yang digunakan untuk

    menentukan usia luka adalah saat ini (beberapa jam sebelum), baru terjadi (beberapa

    jam sebelum sampai beberapa hari), beberapa hari lau, lebih dari benerapa hari. Efek

    lanjut dari abrasi sangat jarang terjadi. Infeksi dapat terjadi pada abrasi yang luas.

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    3/25

    5

    Luka lecet terjadi akibat cedera pada epidermis yang bersentuhan dengan benda yang

    memiliki permukaan kasar atau runcing, misalnya pada kejadian kecelakaan lalu

    lintas, tubuh terbentur aspal jalan, atau sebaliknya benda tersebut yang bergerak dan

    bersentuhan dengan kulit.

    Berdasarkan mekanisme terjadinya, luka lecet dapat diklasifikasikan sebagai:

    a. Luka Lecet Gores

    Diakibatkan oleh benda runcing yang menggeser lapisan permukaan kulit

    didepannya dan menyebabkan lapisan tersebut terangkat sehingga dapat

    menunjukkan arah kekerasan yang terjadi.

    b. Luka Lecet Serut

    Variasi dari luka lecet gores yang daerah persentuhannya dengan permukaan

    kulit lebih lebar. Arah kekerasan ditentukan dengan melihat letak tumpukan

    epitel.

    c. Luka Lecet Tekan

    Disebabkan oleh penjejakan benda tumpul pada kulit. Karena kulit adalah

    jaringan yang lentur, maka bentuk luka lecet tekan belum tentu sama dengan

    bentuk permukaan benda tumpul tersebut, tetapi masih memungkinkan

    identifikasi benda penyebab yang mempunyai bentuk yang khas misalnya

    kisi-kisi radiator mobil, jejas gigitan dan sebagainya. Gambaran luka lecet

    tekan yang ditemukan pada mayat adalah daerah kulit yang kaku dengan

    warna lebih gelap dari sekitarnya akibat menjadi lebih padatnya jaringan yang

    tertekan serta terjadinya pengeringan yang berlangsung pasca mati.

    d. Luka Lecet Geser

    Disebabkan oleh tekanan linier pada kulit disertai gerakan bergeser, misalnya

    pada kasus gantung atau jerat serta pada korban pecut. Luka lecet geser yang

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    4/25

    6

    terjadi semasa hidup mungkin sulit dibedakan dari luka lecet geser yang

    terjadi segera pasca mati (Budiyanto A., 1997).

    2. Luka Memar (kontusio, hematoma , rupture)

    Memar adalah suatu perdarahan dalam jaringan bawah kulit/kutis akibat pecahnya

    kapiler dan vena, yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul. Luka memar

    kadangkala memberikan petunjuk tentang bentuk benda penyebabnya, misalnya jejas

    ban yang sebenarnya adalah suatu perdarahan tepi. Letak, ukuran, dan luas luka

    memar dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti besarnya kekerasan, jenis benda

    penyebab (karet, kayu, besi), kondisi dan jenis jaringan ( jaringan ikat longgar,jaringan lemak), usia, jenis kelamin, corak dan warna kulit, kerapuhan pembuluh

    darah, penyakit (hipertensi, penyakit kardiovaskular, diathesis hemoragik). Umur

    luka memar dapat secara kasar diperkirakan melalui perubahan warnanya. Pada saat

    timbul, memar berwarna merah, kemudian berubah menjadi ungu atau hitam, setelah

    4 sampai 5 hari akan berwarna hijau yang kemudian akan berubah menjadi kuning

    dalam 7 sampai 10 hari, dan akhirnya menghilang dalam 14 sampai 15 hari .

    Hematom antemortem yang timbul beberapa saat sebelum kematian biasanya akan

    menunjukkan pembengkakan dan infiltrasi darah dalam jaringan sehingga dapat

    dibedakan dari lembam mayat dengan cara melakukan penyayatan kulit. Pada lebam

    mayat (hipostasis pasca mati) darah akan mengalir keluar dari pembuluh darah yang

    tersayat sehingga bila dialiri air, penampang sayatan akan tampak bersih, sedangkan

    pada hematom penampang sayatan tetap berwarna merah kehitaman. Tetapi harus

    diingat bahwa pada pembusukan juga terjadi ekstravasasi darah yang dapat

    mengacaukan pemeriksaan ini.

    a. Kontusio Superfisial.

    Kata lazim yang digunakan adalah memar, terjadi karena tekanan yang besar

    dalam waktu yang singkat. Penekanan ini menyebabkan kerusakan pada

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    5/25

    7

    pembuluh darah kecil dan dapat menimbulkan perdarahan pada jaringan

    bawah kulit atau organ dibawahnya. Pada orang dengan kulit berwarna memar

    sulit dilihat sehingga lebih mudah terlihat dari nyeri tekan yang

    ditimbulkannya.

    Perubahan warna pada memar berhubungan dengan waktu lamanya luka,

    namun waktu tersebut bervariasi tergantung jenis luka dan individu yang

    terkena. Tidak ada standart pasti untuk menentukan lamanya luka dari warna

    yang terlihat secara pemeriksaan fisik. Pada mayat waktu antara terjadinya

    luka memar, kematian dan pemeriksaan menentukan juga karekteristik memar

    yang timbul. Semakin lama waktu antara kematian dan pemeriksaan luka akan

    semakin membuat luka memar menjadi gelap.

    Pemeriksaan mikroskopik adalah sarana yang dapat digunakan untuk

    menentukan waktu terjadinya luka sebelum kematian. Namun sulit

    menentukan secara pasti karena hal tersebut pun bergantung pada keahlian

    pemeriksa.

    Efek samping yang terjadi pada luka memar antara lain terjadinya penurunan

    darah dalam sirkulasi yang disebabkan memar yang luas dan masif sehingga

    dapat menyebabkan syok, penurunan kesadaran, bahkan kematian. Yang

    kedua adalah terjadinya agregasi darah di bawah kulit yang akan mengganggu

    aliran balik vena pada organ yang terkena sehingga dapat menyebabkan

    ganggren dan kematian jaringan. Yang ketiga, memar dapat menjadi tempat

    media berkembang biak kuman. Kematian jaringan dengan kekurangan atau

    ketiadaaan aliran darah sirkulasi menyebabkan saturasi oksigen menjadirendah sehingga kuman anaerob dapat hidup, kuman tersering adalah

    golongan clostridium yang dapat memproduksi gas gangren.

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    6/25

    8

    Efek lanjut lain dapat timbul pada tekanan mendadak dan luas pada jaringan

    subkutan. Tekanan yang mendadak menyebabkan pecahnya sel sel lemak,

    cairan lemak kemudian memasuki peredaran darah pada luka dan bergerak

    beserta aliran darah dapat menyebabkan emboli lemak pulmoner atau emboli

    pada organ lain termasuk otak. Pada mayat dengan kulit yang gelap sehingga

    memar sulit dinilai sayatan pada kulit untuk mengetahui resapan darah pada

    jaringan subkutan dapat dilakukan dan dilegalkan.

    b. Kontusio Pada Organ dan Jaringan Dalam.

    Semua organ dapat terjadi kontusio. Kontusio pada tiap organ memilikikarakteristik yang berbeda. Pada organ vital seperti jantung dan otak jika

    terjadi kontusio dapat menyebabkan kelainan fungsi dan bahkan kematian.

    Kontusio pada otak, dengan perdarahan pada otak, dapat menyebabkan terjadi

    peradangan dengan akumulasi bertahap produk asam yang dapat

    menyebabkan reaksi peradangan bertambah hebat. Peradangan ini dapat

    menyebabkan penurunan kesadaran, koma dan kematian. Kontusio dan

    perangan yang kecil pada otak dapat menyebabkan gangguan fungsi organ

    lain yang luas dan kematian jika terkena pada bagian vital yang mengontrol

    pernapasan dan peredaran darah.

    Jantung juga sangat rentan jika terjadi kontusio. Kontusio ringan dan sempit

    pada daeran yang bertanggungjawab pada inisiasi dan hantaran impuls dapat

    menyebabkan gannguan pada irama jantung atau henti jantung. Kontusio luas

    yang mengenai kerja otot jantung dapat menghambat pengosongan jantung

    dan menyebabkan gagal jantung. Kontusio pada organ lain dapat

    menyebabkan ruptur organ yang menyebabkan perdarahan pada rongga tubuh.

    3. Luka Robek(vulnus laseratum)

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    7/25

    9

    Merupakan luka terbuka akibat trauma benda tumpul, yang menyebabkan kulit

    teregang ke satu arah dan bila batas elastisitas kulit terlampaui, maka akan terjadi

    robekan pada kulit. Luka ini mempunyai ciri bentuk luka yang umumnya tidak

    beraturan, tepi atau dinding tidak rata, tampak jembatan jaringan antara kedua tepi

    luka, bentuk dasar luka tidak beraturan, sering tampak luka lecet atau luka memar di

    sisi luka.

    Suatu pukulan yang mengenai bagian kecil area kulit dapat menyebabkan kontusio

    dari jaringan subkutan, seperti pinggiran balok kayu, ujung dari pipa, permukaan

    benda tersebut cukup lancip untuk menyebabkan sobekan pada kulit yang

    menyebabkan laserasi. Laserasi disebabkan oleh benda yang permukaannya runcing

    tetapi tidak begitu tajam sehingga merobek kulit dan jaringan bawah kulit dan

    menyebabkan kerusakan jaringan kulit dan bawah kulit. Tepi dari laserasi ireguler

    dan kasar, disekitarnya terdapat luka lecet yang diakibatkan oleh bagian yang lebih

    rata dari benda tersebut yang mengalami indentasi.

    Pada beberapa kasus, robeknya kulit atau membran mukosa dan jaringan dibawahnya

    tidak sempurna dan terdapat jembatan jaringan. Jembatan jaringan, tepi luka yangireguler, kasar dan luka lecet membedakan laserasi dengan luka oleh benda tajam

    seperti pisau. Tepi dari laserasi dapat menunjukkan arah terjadinya kekerasan. Tepi

    yang paling rusak dan tepi laserasi yang landai menunjukkan arah awal kekerasan.

    Sisi laserasi yang terdapat memar juga menunjukkan arah awal kekerasan.

    Bentuk dari laserasi dapat menggambarkan bahan dari benda penyebab kekerasan

    tersebut. Karena daya kekenyalan jaringan regangan jaringan yang berlebihan terjadi

    sebelum robeknya jaringan terjadi. Sehingga pukulan yang terjadi karena palu tidakharus berbentuk permukaan palu atau laserasi yang berbentuk semisirkuler. Sering

    terjadi sobekan dari ujung laserasi yang sudutnya berbeda dengan laserasi itu sendiri

    yang disebut dengan swallow tails. Beberapa benda dapat menghasilkan pola

    laserasi yang mirip.

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    8/25

    10

    Seiring waktu, terjadi perubahan terhadap gambaran laserasi tersebut, perubahan

    tersebut tampak pada lecet dan memarnya. Perubahan awal yaitu pembekuan dari

    darah, yang berada pada dasar laserasi dan penyebarannya ke sekitar kulit atau

    membran mukosa. Bekuan darah yang bercampur dengan bekuan dari cairan jaringan

    bergabung membentuk eskar atau krusta. Jaringan parut pertama kali tumbuh pada

    dasar laserasi, yang secara bertahap mengisi saluran luka. Kemudian, epitel mulai

    tumbuh ke bawah di atas jaringan skar dan penyembuhan selesai. Skar tersebut tidak

    mengandung apendises meliputi kelenjar keringat, rambut dan struktur lain.

    Perkiraan kejadian saat kejadian pada luka laserasi sulit ditentukan tidak seperti luka

    atau memar. Pembagiannya adalah sangat segera segera, beberapa hari, dan lebih dari

    beberapa hari. Laserasi yang terjadi setelah mati dapat dibedakan ddengan yang

    terjadi saat korban hidup yaitu tidak adanya perdarahan.

    Laserasi dapat menyebabkan perdarahan hebat. Sebuah laserasi kecil tanpa adanya

    robekan arteri dapat menyebabkan akibat yang fatal bila perdarahan terjadi terus

    menerus. Laserasi yang multipel yang mengenai jaringan kutis dan sub kutis dapat

    menyebabkan perdarahan yang hebat sehingga menyebabkan sampai dengankematian. Adanya diskontinuitas kulit atau membran mukosa dapat menyebabkan

    kuman yang berasal dari permukaan luka maupun dari sekitar kulit yang luka masuk

    ke dalam jaringan. Port d entree tersebut tetap ada sampai dengan terjadinya

    penyembuhan luka yang sempurna. Bila luka terjadi dekat persendian maka akan

    terasa nyeri, khususnya pada saat sendi tersebut di gerakkan ke arah laserasi tersebut

    sehingga dapat menyebabkan disfungsi dari sendi tersebut. Benturan yang terjadi

    pada jaringan bawah kulit yang memiliki jaringan lemak dapat menyebabkan emboli

    lemak pada paru atau sirkulasi sistemik. Laserasi juga dapat terjadi pada organ akibat

    dari tekanan yang kuat dari suatu pukulan seperi pada organ jantung, aorta, hati dan

    limpa. Hal yang harus diwaspadai dari laserasi organ yaitu robekan yang komplit

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    9/25

    11

    yang dapat terjadi dalam jangka waktu lama setelah trauma yang dapat menyebabkan

    perdarahan hebat.

    4. Kombinasi Dari Luka lecet, Memar dan Laserasi.

    Luka lecet, memar dan laserasi dapat terjadi bersamaan. Benda yang sama dapat

    menyebabkan memar pada pukulan pertama, laserasi pada pukulan selanjutnya dan

    lecet pada pukulan selanjutnya. Tetapi ketiga jenis luka tersebut dapat terjadi

    bersamaan pada satu pukulan.

    5. Fraktur

    Fraktur adalah suatu diskontinuitas tulang. Istilah fraktur pada bedah hanya memiliki

    sedikit makna pada ilmu forensik. Pada bedah, fraktur dibagi menjadi fraktur

    sederhana dan komplit atau terbuka. Terjadinya fraktur selain disebabkan suatu

    trauma juga dipengaruhi beberapa faktor seperti komposisi tulang tersebut. Anak-

    anak tulangnya masih lunak, sehingga apabila terjadi trauma khususnya pada tulang

    tengkorak dapat menyebabkan kerusakan otak yang hebat tanpa menyebabkan fraktur

    tulang tengkorak. Wanita usia tua sering kali telah mengalami osteoporosis, dimana

    dapat terjadi fraktur pada trauma yang ringan. Pada kasus dimana tidak terlihat

    adanya deformitas maka untuk mengetahui ada tidaknya fraktur dapat dilakukan

    pemeriksaan menggunakan sinar X, mulai dari fluoroskopi, foto polos. Xero

    radiografi merupakan teknik lain dalam mendiagnosa adanya fraktur.

    Fraktur mempunyai makna pada pemeriksaan forensik. Bentuk dari fraktur dapat

    menggambarkan benda penyebabnya (khususnya fraktur tulang tengkorak), arah

    kekerasan. Fraktur yang terjadi pada tulang yang sedang mengalami penyembuhan

    berbeda dengan fraktur biasanya. Jangka waktu penyembuhan tulang berbeda-beda

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    10/25

    12

    setiap orang. Dari penampang makros dapat dibedakan menjadi fraktur yang baru,

    sedang dalam penyembuhan, sebagian telah sembuh, dan telah sembuh sempurna.

    Secara radiologis dapat dibedakan berdasarkan akumulasi kalsium pada kalus.

    Mikroskopis dapat dibedakan daerah yang fraktur dan daerah penyembuhan.

    Penggabungan dari metode diatas menjadikan akurasi yang cukup tinggi. Daerah

    fraktur yang sudah sembuh tidaklah dapat menjadi seperti tulang aslinya.

    Perdarahan merupakan salah satu komplikasi dari fraktur. Bila perdarahan sub

    periosteum terjadi dapat menyebabkan nyeri yang hebat dan disfungsi organ tersebut.

    Apabila terjadi robekan pembuluh darah kecil dapat menyebabkan darah terbendung

    disekitar jaringan lunak yang menyebabkan pembengkakan dan aliran darah balik

    dapat berkurang. Apabila terjadi robekan pada arteri yang besar terjadi kehilangan

    darah yang banyak dan dapat menyebabkan pasien shok sampai meninggal. Shok

    yang terjadi pada pasien fraktur tidaklah selalu sebanding dengan fraktur yang

    dialaminya.

    Selain itu juga dapat terjadi emboli lemak pada paru dan jaringan lain. Gejala pada

    emboli lemak di sereberal dapat terjadi 2-4 hari setelah terjadinya fraktur dan dapatmenyebabkan kematian. Gejala pada emboli lemak di paru berupa distres pernafasan

    dapat terjadi 14-16 jam setelah terjadinya fraktur yang juga dapat menyebabkan

    kematian. Emboli sumsum tulang atau lemak merupakan tanda antemortem dari

    sebuah fraktur.

    Fraktur linier yang terjadi pada tulang tengkorak tanpa adanya fraktur depresi

    tidaklah begitu berat kecuali terdapat robekan pembuluh darah yang dapat membuat

    hematom ekstra dural, sehingga diperlukan depresi tulang secepatnya. Apabila ujungtulang mengenai otak dapat merusak otak tersebut, sehingga dapat terjadi penurunan

    kesadaran, kejang, koma hingga kematian.

    6. Kompresi

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    11/25

    13

    Kompresi yang terjadi dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan efek lokal

    maupun sistemik yaitu asfiksia traumatik sehingga dapat terjadi kematiaan akibat

    tidak terjadi pertukaran udara.

    7. Perdarahan

    Perdarahan dapat muncul setelah terjadi kontusio, laserasi, fraktur, dan kompresi.

    Kehilangan 1/10 volume darah tidak menyebabkan gangguan yang bermakna.

    Kehilangan volume darah dapat menyebabkan pingsan meskipun dalam kondisi

    berbaring. Kehilangan volume darah dan mendadak dapat menyebabkan syok

    yang berakhir pada kematian. Kecepatan perdarahan yang terjadi tergantung padaukuran dari pembuluh darah yang terpotong dan jenis perlukaan yang mengakibatkan

    terjadinya perdarahan. Pada arteri besar yang terpotong, akan terjadi perdarahan

    banyak yang sulit dikontrol oleh tubuh sendiri.Apabila luka pada arteri besar berupa

    sayatan, seperti luka yang disebabkan oleh pisau, perdarahan akan berlangsung

    lambat dan mungkin intermiten. Luka pada arteri besar yang disebabkan oleh

    tembakan akan mengakibatkan luka yang sulit untuk dihentikan oleh mekanisme

    penghentian darah dari dinding pembuluh darah sendiri. Hal ini sesuai dengan prinsip

    yang telah diketahui, yaitu perdarahan yang berasal dari arteri lebih berisiko

    dibandingkan perdarahan yang berasal dari vena.

    Hipertensi dapat menyebabkan perdarahan yang banyak dan cepat apabila terjadi

    perlukaan pada arteri. Adanya gangguan pembekuan darah juga dapat menyebabkan

    perdarahan yang lama. Kondisi ini terdapat pada orang-orang dengan penyakit

    hemofili dan gangguan pembekuan darah, serta orang-orang yang mendapat terapi

    antikoagulan. Pecandu alcohol biasanya tidak memiliki mekanisme pembekuan darahyang normal, sehingga cenderung memiliki perdarahan yang berisiko. Investigasi

    terhadap kematian yang diakibatkan oleh perdarahan memerlukan pemeriksaan

    lengkap seluruh tubuh untuk mencari penyakit atau kondisi lain yang turut berperan

    dalam menciptakan atau memperberat situasi perdarahan.

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    12/25

    14

    2.3. Klasifikasi Trauma Tumpul Berdasarkan Jaringan atau Organ yang

    Terkena

    Klasifikasi luka akibat benda tumpul meurut jaringan atau organ yang terkena adalah

    sebagai berikut :

    1. Kulit : a. Luka Lecet

    b. Luka Memar

    c. Luka Robek

    2. Kepala : a. Tengkorakb. Jaringan Otak

    3. Leher dan Tulang Belakang

    4. Dada : a. Tulang

    b. Organ dalam dada

    5. Perut : a. Organ Parenchym

    b. Organ berongga

    6. Anggota Gerak

    2.4. Kekerasan Benda Tumpul Pada Kepala

    1. Kulit

    L. Lecet L. Memar L. Robek2. Tengkorak

    Fraktur Calvaria Fraktur Basis Cranii3. Otak

    Contusio Cerebri Laceratio Cerebri

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    13/25

    15

    Oedema Cerebri Commotio Cerebri4. Selaput Otak

    Epidural Haemorrhage Sub dural Haemorrhage Sub arachnoid Haemorrhage

    1. Tengkorak

    a. Fraktur Calvaria

    Sifat Atap Tengkorak :

    Terdiri dari tulang melengkung dan tebalnya kurang lebih sama Ada bagian-bagian yang lemah, yaitu : Sutura, Os temporalisBentuk Fraktur :

    1. Fracture Linear2. Fracture Compositum3. Fracture Berbentuk (depressed Fracture )4. Ring Fracture

    b. Fraktur Basis Cranii

    Gejala :

    Keluar darah dari hidung, mulut, telinga Brill HaematomaSifat Basis Cranii :

    Posisi kurang lebih mendatar Terdiri dari tulang-tulang yang tebalnya tidak sama Tulangnya tipis dan mudah patah

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    14/25

    16

    Berlubang-lubang2. Otak

    a. Contusio Cerebri

    Hampir seluruh kontusio otak superfisial, hanya mengenai daerah abu-abu.

    Beberapa dapat lebih dalam, mengenai daerah putih otak. Kontusio pada

    bagian superfisial atau daerah abu-abu sangat penting dalam ilmu forensik.

    Rupturnya pembuluh darah dengan terhambatnya aliran darah menuju otak

    menyebabkan adanya pembengkakan dan seperti yang telah disebutkan

    sebelumnya, lingkaran kekerasan dapat terbentuk apabila kontusio yang

    terbentuk cukup besar, edema otak dapat menghambat sirkulasi darah yang

    menyebabkan kematian otak, koma, dan kematian total. Poin kedua terpenting

    dalam hal medikolegal adalah penyembuhan kontusio tersebut yang dapat

    menyebabkan jaringan parut yang akan menyebabkan adanya fokus epilepsi.

    Yang harus dipertimbangan adalah lokasi kontusio tipe superfisial yang

    berhubungan dengan arah kekerasan yang terjadi. Hal ini bermakna jika pola

    luka ditemukan dalam pemeriksaan kepala dan komponen yang terkena pada

    trauma sepeti pada kulit kepala, kranium, dan otak. Ketika bagian kepala

    terkena benda yang keras dan berat seperti palu atau botol bir, hasilnya dapat

    berupa, kurang lebihnya, yaitu abrasi, kontusio, dan laserasi dari kulit kepala.

    Kranium dapat patah atau tidak. Jika jaringan dibawahnya terkena, hal ini

    disebut coup. Hal ini terjadi saat kepala relatif tidak bergerak. Kita juga harus

    mempertimbangkan situasi lainnya dimana kepala yang bergerak mengenai

    benda yang padat dan diam. Pada keadaan ini kerusakan pada kulit kepala dan

    pada kranium dapat serupa dengan apa yang ditemukan pada benda yang

    bergerak-kepala yang diam. Namun, kontusio yang terjadi, bukan pada tempat

    trauma melainkan pada sisi yang berlawanan. Hal ini disebut kontusio contra-

    coup.

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    15/25

    17

    Pemeriksaan kepala penting untuk mengetahui pola trauma. Karena foto dari

    semua komponen trauma kepala dari berbagai tipe kadang tidak tepat sesuai

    dengan demontrasi yang ada., diagram dapat menjelaskan hubungan trauma

    yang terjadi. Kadang-kadang dapat terjadi hal yang membingungkan, dapat

    saja kepala yang diam dan terkena benda yang bergerak pada akhirnya akan

    jatuh atau mengenai benda keras lainnya, sehingga gambaran yang ada akan

    tercampur, membingungkan, yang tidak memerlukan penjelasan mendetail.

    Tipe lain kontusio adalah penetrasi yang lebih dalam, biasanya mengenai

    daerah putih atau abu-abu, diliputi oleh lapisan normal otak, dengan

    perdarahan kecil atau besar. Perdarahan kecil dinamakan ball

    hemorrhages sesuai dengan bentuknya yang bulat. Hal tersebut dapat

    serupa dengan perdarahan fokal yang disebabkan hipertensi. Perdarahan yang

    lebih besar dan dalam biasanya berbentuk ireguler dan hampir serupa dengan

    perdarahan apopletik atau stroke. Anamnesis yang cukup mengenai keadaan

    saat kematian, ada atau tiadanya tanda trauma kepala, serta adanya penyakit

    penyerta dapat membedakan trauma dengan kasus lain yang menyebabkan

    perdarahan.

    Perdarahan intraserebral tipe apopletik tidak berhubungan dengan trauma

    biasanya melibatkan daerah dengan perdarahan yang dalam. Tempat

    predileksinya adalah ganglia basal, pons, dan serebelum. Perdahan tersebut

    berhubungan dengan malformasi arteri vena. Biasanya mengenai orang yang

    lebih muda dan tidak mempunyai riwayat hipertensi.

    Edema paru tipe neurogenik biasanya menyertai trauma kepala. Manifestasieksternal yang dapat ditemui adalah foam cone busa berwarna putih atau

    merah muda pada mulut dan hidung. Hal tersebut dapat ditemui pada

    kematian akibat tenggelam, overdosis, penyakit jantung yang didahului

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    16/25

    18

    dekompensasio kordis. Keberadaan gelembung tidak membuktikan adanya

    trauma kepala.

    b. Laceratio Cerebri (Robek Otak)

    Merupakan kerusakan jaringan otak (white and grey mater) disertai robeknya

    Arachnoid.

    Ada 2 macam :

    1. Direct Laceration (Coup)2.

    Countre Coup Laceration

    Bagian yang mengalami kekerasan langsung dengan benda tumpul adalah Coup

    sedangkan yang berlawanan adalah Counter-Coup. Counter-Coup terjadi bila ada

    Oscilasi (getaran) otak yang membentur duramater dan ini terjadi bila kepala dalam

    keadaan bergerak atau bebas bergerak.

    Mekanisme Terjadinya Countre-Coup :

    Pada trauma tumpul kepala terdapat Acelerasi dan Decelerasi.

    Pada waktu Acelerasi terjadi gerakan tengkorak ke arah impact dan gerakan otakberlawanan dengan arah impact. Pada waktu Decelerasi kepala bergerak tiba-tiba

    membentur benda tumpul. sedang otak bergerak ke arah berlawanan dengan bagian

    kepala yang mengalami kekerasan tadi, sehingga otak membentur bagian berlawanan

    dengan bagian kepala yang mengalami kekerasan langsung.

    c. Oedema Cerebri

    Tanda-tanda oedem cerebri :

    Permukaan gyrus menjadi lebih rata Sulcus menjadi lebih dangkal Otak bertambah berat Ventrikel-ventrikel mengecil

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    17/25

    19

    Karena adanya kompresi maka terjadi bekas cetakan Foramen Magnum padaCerebellum bagian bawah

    Mikroskopis terdapat timbunan cairan intra cellular, peri cellular, dan perivascular

    d. Commotio Cerebri (Gegar Otak)

    Merupakan gangguan fungsi otak akibat trauma kepala, tanpa dapat ditentukan

    kelainan anatomisnya pada otak. Gegar otak merupakan pengertian klinis dengan

    gejala :

    1. Pingsan : sebentar s/d 15 menit2. Muntah3. Amnesia4. Pusing kepala5. Tidak ada kelainan neurologi

    3. Selaput Otak (Penutup Otak)

    Jaringan otak dilindungi oleh 3 lapisan jaringan. Lapisan paling luar disebutduramater, atau sering dikenal sebagai dura. Lapisan ini tebal dan lebih dekat

    berhubungan dengan tengkorak kepala dibandingakan otak. Antara tengkorak dan

    dura terdapat ruang yang disebut ruang epidural atau ekstradural. Ruang ini penting

    dalam bidang forensik.

    Lapisan yang melekat langsung ke otak disebut piamater. Lapisan ini sangat rapuh,

    melekat pada otak dan meluas masuk ke dalam sulkus-sulkus otak. Lapisan ini tidak

    terlalu penting dalam bidang forensik. Lapisan berikutnya yang terletak antara dura

    mater dan pia mater disebut arakhnoid. Ruang yang dibentuk antara lapisan dura

    mater dan arakhnoid ini disebut ruang subdural. Kedalaman ruang ini bervariasi di

    beberapa tempat. Perlu diingat, cairan otak terdapat pada ruang subarakhnoid, bukan

    di ruang subdural.

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    18/25

    20

    Perdarahan kepala dapat terjadi pada ketiga ruang yaitu ruang epidural, subdural atau

    ruang subarakhnoid, atau pada otak itu sendiri.

    a. Perdarahan Epidural (Hematoma)

    Merupakan perdarahan di atas selaput tebal otak

    Penyebabnya : Fraktura tengkorak yang merobek P.Darah di luar duramater.

    a. Meningica Media (tersering) a. Meningica anterior a. Meningica posterior (jarang) Sinus Lateralis (jarang)

    Darah merembes di antara tulang dan duramater dan membeku. Timbul gejala

    kompresi otak. Jumlah yang mematikan kurang lebih 125 gram. Ada : PERIODE

    LATENT. Pada anak anak-anak/bayi : jarang dapat terjadi Epidural Haemorrhage.

    Perdarahan jenis ini berhubungan erat dengan fraktur pada tulang tengkorak. Apabila

    fraktur mengenai jalinan pembuluh darah kecil yang dekat dengan bagian dalam

    tengkorak, umumnya arteri meningea media, dapat menyebabkan arteri terkoyak dan

    terjadi perdarahan yang cepat. Kumpulan darah akhirnya mendorong lapisan dura

    menjauh dari tengkorak dan ruang epidural menjadi lebih luas. Akibat dari lapisan

    dura yang terdorong ke dalam, otak mendapatkan kompresi atau tekanan yang

    akhirnya menimbulkan gejala-gejala seperti nyeri kepala, penurunan kesadaran

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    19/25

    21

    bertahap mulai dari letargi, stupor dan akhirnya koma. Kematian akan terjadi bila

    tidak dilakukan terapi dekompresi segera. Waktu antara timbulnya cedera kepala

    sampai munculnya gejala-gejala yang diakibatkan perdarahan epidural disebut

    sebagai lucid interval

    b. Perdarahan Subdural (Hematoma)

    Merupakan perdarahan di bawah selaput tebal otak.

    Mekanisme terjadinya :

    1. Laceratio jaringan otak dam arachnoid2. Pecahnya pembuluh.darah di permukaan3. Perlukaan kembali dari lacerasi lama4. Fraktura daerah parietal dan temporal yang merobek duramater dan meningica

    media

    5. Jumlah perdarahan yang mematikan 60 gram

    Perdarahan ini timbul apabila terjadi bridging vein yang pecah dan darah

    berkumpul di ruang subdural. Perdarahan ini juga dapat menyebabkan kompresi padaotak yang terletak di bawahnya. Karena perdarahan yang timbul berlangsung

    perlahan, maka lucid interval juga lebih lama dibandingkan perdarahan epidural,

    berkisar dari beberapa jam sampai beberapa hari. Jumlah perdarahan pada ruang ini

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    20/25

    22

    berkisar dibawah 120 cc, sehingga tidak menyebabkan perdarahan subdural yang

    fatal.

    Tidak semua perdarahan epidural atau subdural bersifat letal. Pada beberapa kasus,

    perdarahan tidak berlanjut mencapai ukuran yang dapat menyebabkan kompresi pada

    otak, sehingga hanya menimbulkan gejala-gejala yang ringan. Pada beberapa kasus

    yang lain, memerlukan tindakan operatif segera untuk dekompresi otak.

    Penyembuhan pada perdarahan subdural dimulai dengan terjadinya pembekuan pada

    perdarahan. Pembentukan skar dimulai dari sisi dura dan secara bertahap meluas ke

    seluruh permukaan bekuan. Pada waktu yang bersamaan, darah mengalami degradasi.Hasil akhir dari penyembuhan tersebut adalah terbentuknya jaringan skar yang lunak

    dan tipis yang menempel pada dura. Sering kali, pembuluh dara besar menetap pada

    skar, sehingga membuat skar tersebut rentan terhadap perlukaan berikutnya yang

    dapat menimbulkan perdarahan kembali. Waktu yang diperlukan untuk penyembuhan

    pada perdarahan subdural ini bervariasi antar individu, tergantung pada kemampuan

    reparasi tubuh setiap individu sendiri.

    Hampir semua kasus perdarahan subdural berhubungan dengan trauma, meskipun

    dapat tidak berhubungan dengan trauma. Perdarahan ini dapat terjadi pada orang-

    orang dengan gangguan mekanisme pembekuan darah atau pada pecandu alcohol

    kronik, meskipun tidak menyebabkan perdarahan yang besar dan berbahaya. Pada

    kasus-kasus perdarahan subdural akibat trauma, dapat timbul persarahan kecil yang

    tidak berisiko apabila terjadi pada orang normal. Akan tetapi, pada orang-orang yang

    memiliki gangguan pada mekanisme pembekuan darah, dapat bersifat fatal.

    Adakalanya juga perdarahan subdural terjadi akibat perluasan dari perdarahan di

    tempat lain. Salah satu contohnya adalah perdarahan intraserebral yang keluar dari

    substansi otak melewati pia mater, kemudian masuk dan menembus lapisan

    arakhnoid dan mencapai ruang subdural.

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    21/25

    23

    c. Perdarahan Subarakhnoid

    Merupakan perdarahan di bawah selaput laba-laba otak.

    Dapat diakibatkan karena :

    1. Trauma2. Penyakit/spontan seperti pecahnya aneurysma circulus willisiPenyebab perdarahan subarakhnoid yang tersering ada 5, dan terbagi menjadi 2

    kelompok besar, yaitu yang disebabkan trauma dan yang tidak berhubungan dengan

    trauma. Penyebabnya antara lain:

    1. Nontraumatik: Ruptur aneurisma pada arteri yang memperdarahi otak Perdarahan intraserebral akibat stroke yang memasuki subarakhnoid

    2. Traumatik: Trauma langsung pada daerah fokal otak yang akhirnya menyebabkan

    perdarahan subarakhnoid

    Trauma pada wajah atau leher dengan fraktur pada tulang servikal yangmenyebabkan robeknya arteri vertebralis

    Robeknya salah satu arteri berdinding tipis pada dasar otak yang diakibatkangerakan hiperekstensi yang tiba-tiba dari kepala.

    Arteri yang lemah dan membengkak seperti pada aneurisma, sangat rapuh dindingnya

    dibandingkan arteri yang normal. Akibatnya, trauma yang ringan pun dapat

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    22/25

    24

    menyebabkan ruptur pada aneurisma yang mengakibatkan banjirnya ruang

    subarakhnoid dengan darah dan akhirnya menimbulkan disfungsi yang serius atau

    bahkan kematian.

    Yang menjadi teka-teki pada bagian forensik adalah, apakah trauma yang

    menyebabkan ruptur pada aneurisma yang sudah ada, atau seseorang mengalami

    nyeri kepala lebih dahulu akibat mulai pecahnya aneurisma yang menyebabkan

    gangguan tingkah laku berupa perilaku mudah berkelahi yang berujung pada trauma.

    Contoh yang lain, apakah seseorang yang jatuh dari ketinggian tertentu menyebabkan

    ruptur aneurisma, atau seseorang tersebut mengalami ruptur aneurisma terlebih

    dahulu yang menyebabkan perdarahan subarakhnoid dan akhirnya kehilangan

    kesadaran dan terjatuh. Pada beberapa kasus, investigasi yang teliti disertai dengan

    otopsi yang cermat dapat memecahkan teka-teki tersebut.

    Perdarahan subarakhnoid ringan yang terlokalisir dihasilkan dari tekanan terhadap

    kepala yang disertai goncangan pada otak dan penutupnya yang ada di dalam

    tengkorak. Tekanan dan goncangan ini menyebabkan robeknya pembuluh-pembuluh

    darah kecil pada lapisan subarakhnoid, dan umumnya bukan merupakan perdarahanyang berat. Apabila tidak ditemukan faktor pemberat lain seperti kemampuan

    pembekuan darah yang buruk, perdarahan ini dapat menceritakan atau

    mengungkapkan tekanan trauma yang terjadi pada kepala.

    Jarang sekali, tamparan pada pada sisi samping kepala dan leher dapat

    mengakibatkan fraktur pada prosesus lateralis salah satu tulang cervical superior.

    Karena arteri vertebralis melewati bagian atas prosesus lateralis dari vertebra di

    daerah leher, maka fraktur pada daerah tersebut dapat menyebabkan robeknya arteriyang menimbulkan perdarahan masif yang biasanya menembus sampai lapisan

    subarakhnoid pada bagian atas tulang belakang dan akhirnya terjadi penggenangan

    pada ruang subarakhnoid oleh darah. Aliran darah ke atas meningkat dan perdarahan

    meluas sampai ke dasar otak dan sisi lateral hemisfer serebri. Pada beberapa kasus,

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    23/25

    25

    kondisi ini sulit dibedakan dengan perdarahan nontraumatikyang mungkin

    disebabkan oleh ruptur aneurisma.

    Tipe perdarahan subarakhnoid traumatic yang akan dibicarakan kali ini merupakan

    tipe perdarahan yang massif. Perdarahan ini melibatkan dasar otak dan meluas hingga

    ke sisi lateral otak sehingga serupa dengan perdarahan yang berhubungan dengan

    aneurisma pada arteri besar yang terdapat di dasar otak. Akan tetapi, pada

    pemeriksaan yang cermat dan teliti, tidak ditemukan adanya aneurisma, sedangkan

    arteri vertebralis tetap intak. Penyebab terjadinya perdarahan diduga akibat pecahnya

    pembuluh darah berdinding tipis pada bagian bawah otak, serta tidak terdapat

    aneurisma. Terdapat 2 bukti, meskipun tidak selalu ada, yang bisa mendukung

    dugaan apakah kejadian ini murni dimulai oleh trauma terlebih dahulu. Bukti pertama

    yaitu adanya riwayat gerakan hiperekstensi tiba-tiba pada daerah kepala dan leher,

    yang nantinya dapat menyebabkan kolaps dan bahkan kematian.

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    24/25

    26

    BAB 3

    KESIMPULAN

    Dari apa yang telah diuraikan diatas, trauma (injury) dibedakan definisinya

    berdasarkan aspek medikolegal dan kedokteran forensik. Dalam pengertian

    medikolegal trauma adalah pengetahuan tentang alat atau benda yang dapat

    menimbulkan gangguan kesehatan seseorang sedangkan dalam pengertian pada

    kedokteran Forensik adalah untuk membuat terang suatu tindak kekerasan yang

    terjadi pada seseorang.

    Berdasarkan Brain Injury Association of America, trauma kepala adalah suatu

    kerusakan pada kepala, bukan bersifat congenital ataupun degeneratuf tetapi

    disebabkan oleh serangan benturan fisik dari luar yang dapat mengurangi atau

    mengubah kesadaran yang mana menimbulkan gangguan kemampuan kognitif dan

    fungsi fisik dengan insidensi mengalami kematian sebanyak 33%. Dan mekanisme

    terjadinya trauma kepala ini juga bermacam-macam.

  • 7/29/2019 Trauma Tumpul Kepala(4)

    25/25

    27

    BAB 4

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Apuranto Hariadi. Luka Akibat Benda Tumpul. Diunduh

    dariwww.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen//LUKA%20TUMPUL.pdf

    2. Traumatologi Forensik. Diunduh

    darihttp://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htm

    3. Amir Amri. Rangkaian Ilmu Kedokteran Forensik. Edisi Kedua. 1995. Medan :

    Percetakan Ramadhan. Hal 72-90

    4. (http://somelus.wordpress.com/2009/11/22/trauma-tumpul/

    5. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3571/1/kedokteran-mansyur9.pdf

    http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../LUKA%20TUMPUL.pdfhttp://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../LUKA%20TUMPUL.pdfhttp://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../LUKA%20TUMPUL.pdfhttp://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htmhttp://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htmhttp://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htmhttp://somelus.wordpress.com/2009/11/22/trauma-tumpul/http://somelus.wordpress.com/2009/11/22/trauma-tumpul/http://somelus.wordpress.com/2009/11/22/trauma-tumpul/http://somelus.wordpress.com/2009/11/22/trauma-tumpul/http://www.freewebs.com/traumatologie2/index.htmhttp://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/.../LUKA%20TUMPUL.pdf