Trauma Ginjal

4
 Trauma Ginjal : Evaluasi dan Penatalaksanaannya  Sumb er : PDE. RS. Panti Rapih  Paulus Hasibuan ( RS Panti Rapih ) Insiden Pada pusat trauma utama, ditemukan cidera ginjal kurang dari 5% dari semua kasus trauma yang ada !rauma ginjal meliputi separuh dari seluruh tkejadian trauma traktus ur"genitalis !rauma tumpul merupakan kejadian yang tersering, sekit ar # kali dari jumlah trauma tajam Indikasi Imaging  !rauma tumpul dan¬ gr"ss hematuria $r"ss hamaturia merupakan indikat"r terpercaya untuk mendeteksi adanya trauma ur"l"gi yang serius "ntusi" ginjal dapat disertai gr"ss hematuria, tapi a&ulsi pedikel atau tr"mb"sis arteri segmental sering tanpa disertai hematuria  !rauma tumpul, micr"sc"pic hematuria dan sy"k¬ 'ikr"sk"pik hematuria yang signik an ( lebih dari 5 eritr"s it lpb pada inisial berkemih atau spesimen kateter ) Sy"k terjadi bila tekanan sist"lik kurang dari #* mmHg selama transp"rtas i atau di ruang ga+at darurat !rauma tumpul dengan mikr"hematuria dan tanpa sy"k sebagain besar merupakan trauma ginjal min"r !rauma deselerasi may"r $injal terutama tergantu ng bebas pada lapisan lemak di dalam -asia $er"t a $injal terksasi di . tempat yaitu di ureter dan pedikel &askular arena lemahnya ksasi, ginjal dengan mudah disl"kasi karena gaya deselerasi dan aselerasi yang mendadak /isl"kasi tersebut dapat menyebabkan r"bekan sistim c"llecting di ureter"pel&ic juncti"n atau tunika intima arteri renalis, sehingga akan terjadi sumbatan t"tal atau parsial pembuluh

description

kuliahhh

Transcript of Trauma Ginjal

Trauma Ginjal : Evaluasi dan Penatalaksanaannya

Trauma Ginjal : Evaluasi dan Penatalaksanaannya

Sumber : PDE. RS. Panti Rapih

Paulus Hasibuan ( RS Panti Rapih )

InsidenPada pusat trauma utama, ditemukan cidera ginjal kurang dari 5% dari semua kasus trauma yang ada. Trauma ginjal meliputi separuh dari seluruh tkejadian trauma traktus urogenitalis. Trauma tumpul merupakan kejadian yang tersering, sekitar 9 kali dari jumlah trauma tajam.

Indikasi Imaging Trauma tumpul dan( gross hematuria. Gross hamaturia merupakan indikator terpercaya untuk mendeteksi adanya trauma urologi yang serius. Kontusio ginjal dapat disertai gross hematuria, tapi avulsi pedikel atau trombosis arteri segmental sering tanpa disertai hematuria. Trauma tumpul, microscopic hematuria dan syok.( Mikroskopik hematuria yang signifikan ( lebih dari 5 eritrosit/ lpb pada inisial berkemih atau spesimen kateter ). Syok terjadi bila tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg selama transportasi atau di ruang gawat darurat. Trauma tumpul dengan mikrohematuria dan tanpa syok sebagain besar merupakan trauma ginjal minor.1. Trauma deselerasi mayor. Ginjal terutama tergantung bebas pada lapisan lemak di dalam fasia Gerota. Ginjal terfiksasi di 2 tempat yaitu di ureter dan pedikel vaskular. Karena lemahnya fiksasi, ginjal dengan mudah dislokasi karena gaya deselerasi dan aselerasi yang mendadak. Dislokasi tersebut dapat menyebabkan robekan sistim collecting di ureteropelvic junction atau tunika intima arteri renalis, sehingga akan terjadi sumbatan total atau parsial pembuluh darah. Contoh trauma deselerasi : jatuh dari ketinggian, trauma ekstensi - fleksi yang berat seperti kecelakaan antara pejalan kaki dan sepeda motor. Secara umum, semua trauma deselerasi harus dilakukan imaging walaupun tanpa disertai hematuria. Microscopic atau gross hematuria sesudah trauma( tembus regio flank, punggung atau trauma abdomen; atau luka tembak pada proyeksi ginjal. Trauma pada anak dengan microscopic atau gross hematuria yang( signifikan. Ginjal pada anak relatif jauh lebih besar dari ukuran tubuhnya. Ginjal juga tak terlindung dengan baik karena tipisnya lemak peri renal dan iga bawah yang belum mengalami osifikasi sempurna. Sehingga pada anak lebih mudah untuk terjadi trauma. Tetapi sebagian besar trauma tumpul yang terjadi adalah kontusio ginjal yang tidak membutuhkan terapi yang agresif. Pada anak dengan kondisi stabil yang disertai microscopic atau gross hematuria yang signifikan (lebih dari 50 eritrosit/lpb), atau dengan trauma multi sistim sedang dan berat (tanpa melihat derajat hematuri) kecurigaan adanya trauma ginjal harus dipikirkan, sehingga perlu dilakukan imaging. Trauma penyerta yang( mengarah kemungkinan adanya trauma ginjal. Trauma dan ekimosis regio flank, fraktur vertebra lumbal atau prosesus transversus, fraktur iga 11- 12.

Pemeriksaan ImagingSebagian besar trauma tumpul ginjal adalah derajat 1 (kontusio ginjal) yang dapat sembuh spontan tanpa komplikasi lanjutan.

Intravenous Urography. Tujuan pemeriksaan ini untuk melihat adanya ekstravasasi urin dan pada trauma tajam untuk melihat alur peluru. Pemeriksaan ini sangat akurat untuk melihat adanya trauma ginjal. Tetapi tidak sensitif dan spesifik untuk melihat adanya cidera parenkim ginjal.

CT scan. Pada pasien yang stabil dapat dilakukan pemeriksaan CT, yang merupakan pemeriksaan yang sensitif dan spesifik untuk menentukan laserasi parenkim, ekstravasasi urin, infark segmental, dan melihat hematom retroperitoneal atau cidera organ intra abdomen yang lain (hepar, limpa, pankreas, dan usus).

Ultrasonography. Pemeriksaan ini terutama ditujukan untuk melihat adanya hemoperitoneum pada trauma tumpul abdomen. Tapi tidak dianjurkan untuk mengevaluasi pada trauma ginjal yang akut, mengingat terbatasnya visualisasi ginjal dan lebih tergantung pada operator yang melakukan pemeriksaan.

Arteriography. Mempunyai peran selektif hanya untuk mengevaluasi dan terapi persistent delayed renal bleeding atau symptomatic post traumatic arterio-venous fistulas.

Derajat Trauma GinjalBerdasarkan The American Association for the Surgery of Trauma dibagi 5 derajat, yaitu :1. Kontusio ginjal atau subkapsular hematom yang tidak meluas.2. Hematom perirenal yang tidak meluas atau laserasi parenkim kurang dari 1 cm tanpa ekstravasasi.3. Laserasi parenkim lebih dari 1 cm dan tanpa ekstravasasi urin.4. Laserasi parenkim hingga sistim collecting (ekstravasasi urin), atau trauma vaskular (infark parenkim segmental), atau trauma vaskular utama dengan hematom.5. Shattered kidney, avulsi pedikel ginjal, atau trombosis vaskular utama.

Indikasi Eksplorasi Ginjal

Indikasi absolut1. Perdarahan yang berlangsung terus.2. Tanda-tanda perdarahan yang masih berlangsung antara lain hematom retroperitoneal yang berdenyut dan bertambah besar.3. Pada CT scan atau arteriografi ditemukan avulsi pedikel.

Indikasi relatif1. Jaringan yang mati/rusak lebih dari 24%.2. Trauma ginjal yang luas dengan ekstravasasi urin dan hematom retroperitoneal yang besar.3. Incomplete grading.

Ekstravasasi urin tidak selalu dilakukan eksplorasi. Pada umumnya akan terjadi resolusi spontan pada pasien trauma tumpul. Tindakan endoskopi dapat dilakukan untuk mengatasi komplikasi urinoma dan kebocoran urin sehingga tidak perlu dilakukan eksplorasi.

Pada trauma tajam sebagian besar perlu dilakukan eksplorasi, kecuali pada pasien dengan hemodinamik stabil tanpa adanya penetrasi ke peritoneum dan trauma organ viseral.

Komplikasi Komplikasi terjadi tergantung dari derajat kerusakan dan metode terapi. Pada umumnya komplikasi tersebut dapat diatasi secara endoskopi atau tehnik perkutaneus, dan tidak memperpanjang masa perawatan secara bermakna.

1. Komplikasi dini : Urinoma( Delayed bleeding( Fistel urin(( Abses Hipertensi(2. Komplikasi lanjut : Hidronefrosis( Fistel( arteriovenus Pielonefritis( Terbentuknya batu(( Hipertensi

Kesimpulan1. Trauma tumpul dan trauma tajam mempunyai beberapa perbedaan dalam penanganan.2. CT scan merupakan pemeriksaan imaging utama dalam penanganan trauma ginjal.3. Prinsip penanganan adalah untuk menyelamatkan fungsi ginjal jika keadaan memungkinkan.