Trauma Gigi

66
KGK IV ISSUE 4 OLEH KELOMPOK 4 1.Jeremia Van Bansten Pardosi 2.Sahal Bahar 3.Heidar 4.Firdaus Fatahillah 5.Hanif Vana Permata 6.Maria Yunita Rere Fodju 7.Paulina Sabu Kedang 8.Maria Anggelina Du’a Goan 9.Maria Advensia Koten

description

Trauma Gigi

Transcript of Trauma Gigi

TRAUMA GIGI

KGK IV ISSUE 4 OLEHKELOMPOK 4Jeremia Van Bansten PardosiSahal BaharHeidarFirdaus FatahillahHanif Vana PermataMaria Yunita Rere FodjuPaulina Sabu KedangMaria Anggelina Dua GoanMaria Advensia Koten

TRAUMA GIGIPENYEBAB TRAUMA

Berbagai macam kondisi yang mengakibatkan terjadinya trauma pada gigi anterior adalah kecelakaan lalu lintas yang dewasa ini banyak terjadi di jalan raya,kecelakaan saat berolahraga, saat bermain, tindakan kriminalitas, child abuse, dalam lingkungan rumah tangga (terkena pompa air, jatuh dari tangga, dan lainlain),dalam lingkungan pekerjaan, perkelahian, dan bencana alam.

Selain faktor-faktor di atas ada beberapa faktor predisposisi terjadinya trauma gigi anterior yaitu posisi dan keadaan gigi tertentu misalnya kelainan dentofasial seperti maloklusi kelas I tipe 2, kelas II divisi 1 atau yang mengalami overjet lebih dari 3 mm, keadaan yang memperlemah gigi seperti hipoplasia email, kelompok anak penderita cerebral palsy, dan anak dengan kebiasaan mengisap ibu jari yang menyebabkan gigi anterior protrusif.KLASIFIKASI TRAUMA GIGI Menurut Ellis dan Davey (1970) dan klasifikasi yang direkomendasikan dari World Health Organization (WHO)Kelas 1 : Fraktur mahkota sederhana yang hanya melibatkan jaringan email.Kelas 2 : Fraktur mahkota yang lebih luas yang telah melibatkan jaringan dentin tetapi belum melibatkan pulpa.Kelas 3 : Fraktur mahkota gigi yang melibatkan jaringan dentin dan menyebabkan terbukanya pulpa.Kelas 4 : Trauma pada gigi yang menyebabkan gigi menjadi non vital dengan atautanpa kehilangan struktur mahkota.Kelas 5 : Trauma pada gigi yang menyebabkan kehilangan gigi atau avulsi.Kelas 6 : Fraktur akar dengan atau tanpa kehilangan struktur mahkota.Kelas 7 : Perubahan posisi atau displacement gigi.Kelas 8 : Kerusakan gigi akibat trauma atau benturan pada gigi sulung.

Kerusakan pada jaringan keras gigi dan pulpa1. Retak mahkota (enamel infraction), yaitu suatu fraktur yang tidak sempurna pada email tanpa kehilangan struktur gigi dalam arah horizontal atau vertikal.

2. Fraktur email yang tidak kompleks (uncomplicated crown fracture), yaitu fraktur email yang tidak kompleks (uncomplicated crown fracture) yaitu suatu fraktur yang hanya mengenai lapisan email saja.

3. Fraktur email-dentin (uncomplicated crown fracture), yaitu fraktur pada mahkota gigi yang hanya mengenai email dan dentin saja tanpa melibatkanpulpa.

4. Fraktur mahkota yang kompleks (complicated crown fracture), yaitu fraktur yang mengenai email, dentin, dan pulpaKerusakan pada jaringan periodontal1. Concusion, yaitu trauma yang mengenai jaringan pendukung gigi yangmenyebabkan gigi lebih sensitif terhadap tekanan dan perkusi tanpa adanya kegoyangan atau perubahan posisi gigi.

2. Subluxation, yaitu kegoyangan gigi tanpa disertai perubahan posisi gigi akibat trauma pada jaringan pendukung gigi.

3. Luksasi ekstrusi (partial displacement), yaitu pelepasan sebagian gigi ke luar dari soketnya. Ekstrusi menyebabkan mahkota gigi terlihat lebih panjang.NEKROSIS PULPALESI PERIAPIKALPENGERTIANLesi periapikal adalah suatu lesi yang berada di daerah periapikal MACAM-MACAM LESI PERIAPIKAL

Periodontitis apikalisGranuloma periapikalKista periapikalAbses periapikalPeriodontitis apikalisPengertianMerupakan permulaan keadaan dari eksudatif jaringan periapikal, dimana terjadi hiperemi jaringan periapikal.

DampakApabila keadaan periodontitis apikalis ini berlanjut terus selama pulpa mengalami kontaminasi atau iritasi, yang akan diteruskan ke daerah periapikal maka Gigi tersebut akan bertambah rusak sampai terjadi keadaan yang lebih hebat yaitu abses periapikal akuta

Periodontitis Apikalis AkutEtiologiKeradangan jaringan ini disebabkan oleh iritasi fisik, kimia atau mikroba melalui saluran akar

Klinis Gigi vital/non vital Druk / perkusi sakit Gigi menonjol/terangkat

Periodontitis Apikalis KronisMerupakan keradangan kronis pd jar periapikal gigi lanjutan dari periodontitis apikalis akut. Dpt terjadi tanpa Fase akut

Klinis Gigi non vital Druk / perkusi kadang sakit atau tdk samasekali

Granuloma periapikalMerupakan bentuk lain yang lebih berat dari keadaan periodontitis apikalis yang kronis.

Karakteristiknya ditandai dengan terbentuknya jaringan granulomatous periapikal, sebagai reaksi terhadap iritasi pulpa yang terus-menerus dan dijumpai kapsul jaringan kolagen dipinggirnya.

Klinis Tidak menunjukkan gejala subyektifTidak disertai rasa sakitGigi non vital

Kista periapikalKista periapikal adalah suatu ruangan potologis yang biasanya berkapsul jaringan ikat, berisi cairan kental, semi liquid dan dapat berada dalam jaringan lunak dan keras.

Kista periapikal ini merupakan reaksi inflamasi dari jaringan periapikal, yang berkembang dari keadaan lesi kronis dengan menetapnya jaringan granulomatus

Merupakan lanjutan dari dental granuloma yg mengalami degenerasi kistik

Klinis Tidak menunjukkan gejala klinis yg nyata / asymptomaticPembengkaan (bila kista cukup besar) deformitas wajahTimbul rasa sakit keadaan terinfeksi (kista beradang)

Abses periapikalAbses ini biasanya dimuai di regio periapikal dari akar gigi dan sebagai akibat dari pulpa yang non vital atau pulpa yang mengalami degenerasi.

Abses ini merupakan keadaan yang berkepanjangan dari reaksi peradangan dalam tingkat yang lebih rendah dari jaringan Connective periapikal terhadap iritasi pulpa.

Karakteristik dari keadaan ini dapat dilihat adanya pembentukan pus yang aktif.

Abses Periapikal AkutEtiologi karena keradangan pulpa yg diikuti kematian pulpa dan melanjut pada jar periapikal pus pd tulang alveolar pd periapikal gigi

Klinis Pembengkakan Jaringan lunak Rasa sakit yang parahDruk / perkusi sakitGigi menonjol

Abses Periapikal KronisEtiologiinfeksi jar periapikal kronis yg berasal dari infeksi mikroba dari pulpa yg matilanjutan dari abses periapikal akut

Klinis Tidak disertai gejala sakitTidak ada pembengkaanTerbentuk fistulaPerawatan trauma gigiRestorasi Gigi AnteriorA. Preparasi konvensional klas III : Membuka tepi ridge proksimal untuk memudahkan pembersihan jaringan karies. Membuat retensi berupa lock di fasial dan lingual serta membevel seluruh tepi permukaan kavitas guna meningkatkan ikatan setelah pengetsaan.B. Preparasi modifikasi klas III (gigi sulung)Membuat retensi berupa lock di fasial. Bahan tumpat sewarna RIC/SIKUntuk preparasi klas III distal gigi kaninus sulung, dibuat boks proksimal ke arah gingiva, retensi dovetail dapat labial atau fasial, bahan tumpat yang digunakan amalgam atau resin komposit.Teknik preparasi klas III:

Melakukan anestesi dan memasang isolasi.Membuang jaringan karies dengan bur no. 330 atau bur bulat no. 2 pada high speed handpiece melalui bagian fasial dan membebaskan titik kontak dengan gigi tetangga. Membuat dovetail atau lock di labial, dengan perluasan lock kurang dari setengah labial dan terletak horizontal pada sepertiga tengah. Membuat bevel pendek (0,5 mm) di seluruh tepi kavitas dengan tapered diamond yang halus atau bur penyelesaian komposit yang berbentuk flame.Membersihkan kavitas dengan semprotan air dan mengeringkan kavitas dengan kapas dan hembusan udara, bila diperlukan memberi basis Ca(OH)2 atau semen ionomer kaca. Mengetsa seluruh tepi kavitas selebar 0,5-1 mm yakni dengan mengoleskan asam etsa selama 15-60 detik kemudian mencuci dengan air mengalir selama 30-60 detik dan mengeringkan dengan hembusan udara, hingga tampak permukaan yang dietsa menjadi putih buram. Mengoleskan bonding ke permukaan yang dietsa kemudian disinar selama 20 detik. Memasang band matriks dan wooden wedge di interdental. Menumpat dengan resin komposit, mengisi bagian proksimal mengatur posisi band matriks dengan tepat kemudian melakukan penyinaran selama 20 detik dilakukan secara bertahap sampai seluruh kavitas terisi bahan tumpat. Bila terdapat kelebihan bahan tumpat dirapikan dan polis dengan stone putih kemudian diperiksa titik kontak dengan gigi tetanggaIsolasi dilepaskan dan diperiksa kembali titik kontak resin komposit dengan dental floss dan oklusi gigi antagonis. Teknik preparasi klas IVMembuang jaringan karies dengan bur no. 330 atau bur bulat no.2 pada high-speed handpiece melalui bagian facial dan membebaskan titik kontak dengan gigi tetangga sampai tepi insisal. Membuat dovetail atau lock di labial dengan perluasan lock kurang dari setengah labial dan terletak horizontal pada sepertiga tengah. Membuat bevel pendek (0,5 mm) di seluruh tepi kavitas dengan tapered diamond yang halus dan bur berbentuk flame.Membersihkan kavitas dengan semprotan air dan mengeringkan kavitas dengan kapas dan hembusan udara bila diperlukan memberi basis Ca(OH)2 atau semen ionomer kaca. Mengetsa seluruh tepi kavitas selebar 0,5-1 mm, yakni dengan mengoleskan asam etsa selama 15-60 detik, kemudian mencuci dengan air mengalir selama 30-60 detik dan mengeringkan dengan hembusan udara, hingga tampak permukaan yang dietsa menjadi putih buram. Mengoleskan bonding ke permukaan yang dietsa, kemudian penyinaran selama 20 detikMemasang band matriks dan wooden wedge di interdental. Menumpat dengan resin komposit, mengisi bagian proksimal, mengatur posisi band matriks dengan tepat kemudian melakukan penyinaran selama 20 detik, dilakukan secara bertahap dampai seluruh kavitas terisi bahan tumpat. Bila terdapat kelebihan bahan tumpat, dirapikan dan polis dengan stone putih, kemudian memeriksa titik kontak dengan gigi tetangga. Isolasi dilepaskan dan memeriksa kembali titik kontak resin komposit dengan dental floss dan oklusi gigi antagonis.

Restorasi Klas V Membuka daerah karies dengan bur no. 330 sedalam 1-2 mm. Membentuk kavitas sejajar dengan garis servikal, dasar kavitas atau dinding pulpa konveks sesuai kontur gigi, sudut kavitas membulat. Retensi mekanik berupa undercut dibuat dengan bur inverted cone pada sekeliling garis tepi kavitas. Membuat bevel pendek disekeliling tepi kavitas. Kavitas dibersihkan dan dikeringkan. Menumpat kavitas dengan semen ionomer kaca. Setelah polimerisasi selesai bila diperlukan dilakukan pemolesan

PULPEKTOMITindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan yang bersifat irreversible atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas

PERAWATAN NEKROSIS PULPAIndikasi Gigi dengan infeksi melebihi kamar pulpa pada gigi vital atau non vitalResorpsi akar kurang dari 1/3 apikalResorpsi interna tetapi belum perforasi akarKelanjutan perawatan jika pulpotomi gagal

Kontraindikasi Bila kelainan sudah mengenai periapikalResorpsi akar gigi yang meluasKesehatan umu tidak baikPasien tidak koperatifGigi goyang disebabkan keadaan patologisPasien alergi anastesi lokal

Pulpektomi vitalPulpektomi Vital Pengambilan seluruh jaringan dalam ruang pulpa dan saluran akar secara vital.Indikasi:Insisivus sulung yang mengalami trauma dengan kondisi patologisMolar sulung kedua, sebelum erupsi molar permanen pada umur 6 tahunTidak ada tanda-tanda kondisi patologis dengan resorpsi akar yang lebih dari 2/3

Pulpektomi devital Pengambilan seluruh jaringan pulpa dalam ruang pulpa dan saluran akar yang lebih dahulu dimatikan dengan bahan devitalisasi pulpa. Indikasi : Sering dilakukan pada gigi posterior sulung yang telah mengalami pulpitis atau dapat juga pada gigi anterior sulung pada pasien yang tidak tahan terhadap anestesi.

Langkah- langkahKunjungan pertamaRo-foto dan isolasi daerah kerjaPengangkatan kariesLetakkan para formaldehid sebagai bahan devitalisasi kemudian ditambal sementarab. Kunjungan kedua (setelah 7-10 hari)Tambalan sementara dibuka instrumen saluran akarIrigasi dengan H2O2 3% keringkan dengan kapasBeri bahan obat antibakteric. Kunjungan ketiga (setelah 2-10 hari)Buka tambalan sementara dilakukan pengisian saluran akar

Pulpektomi nonvitaldilakukan pada gigi dengan gangren pulpa atau nekrosis.Indikasi :Mahkota gigi masih dapat direstorasi dan berguna untuk keperluan estetikGigi tidak goyang dan periodontal normal.Belum terlihat adanya fistel.Ro-foto : resorpsi akar tidak lebih dari 1/3 apikal, tidak ada granuloma pada gigi-geligi sulung.Kondisi pasien baik.Keadaan sosial ekonomi pasien baik

Langkah-langkahKunjungan pertamaRo-foto dan isolasi daerah kerjaBuka atap pulpa dan setelah terbuka jaringan pulpa diangkatIrigasi saluran akar dengan H2O2 3% dan keringkan menggunakan kapasLetakkan obat antibakteri pada kamar pulpa kemudian lakukan tambalan sementara

2. Kunjungan kedua (setelah 2-10 hari)Buka tambalan sementaraJika sluran akarnya sudah kering dapat diisi dengan ZnOTambal smentara atau tambal tetap

PERAWATAN LESI PERIAPIKALPerawatan lesi periapikal agar dapat mencapai daerah infeksi adalah melalui saluran akar Dapat dilakukan dengan perawatan endodontik secara konvensional jika tidak berhasil dilakukan dengan cara bedah endodontikIndikasi endodontik bedah:Proses pathologi tidak dapat dihambat dengan perawatan non bedah(konvensional)Tidak mungkin dilakukan pembersihan dan pengisian saluran akar dari jalan koronal seperti perawatan konvensionalUntuk mengkoreksi perawatan endodontik konvensional yang gagalKontraindikasi perawatan endodontik bedah:Perawatan secara konvensional akan memberikan hasil yang baikKesehatan umum jelekKeadaan jaringan anatomi periapikal yang dapat mengakibatkan kegagalan perawatanOperator tidak mempunyai kecakapan dlam perawatan 2 macam perawatan bedah endodontik bedah periapikal tdd: kuretase periapikal, apikoektomi, retrofitting.amputasi Teknik perawatan lesi periapikal dengan bedah endodontikDilakukan rontgen photoDilakukan anastesi lokalLapangan kerja diisolasi dan disterilkan dengan topikal anti septikPembuatan flapFlap dibuka dengan periosteal elevator dan ditahan dengan tissue refraktor

6. Pembuatan tulang alveolar yang menutupi lesi periapikal dengan bar yang tajam7. Pengambilan jaringan lesi dengan alat kuret8. Daerah operasi dibersihkan dan flap ditutup kembaliFlap dijahit, tergantung bentuk flap instruksi pada pasien dan kontrol setelah 24 jam. Jahitan dapat dibuka setelah 5-7 hari. 11. Dilakukan kontrol secara bertahap dengan mengadakan rontgen foto untuk melihat pertumbuhan pada daerah periapikalRestorasi alternatifMahkota Tiruan Pasak

Mahkota tiruan Macam-macam mahkota tiruan pasak berdasarkan hubungan antara pasak inti dengan mahkota tiruannyaTipe detachedYakni mahkota timan terpisah dari pasak intinya2. Tipe attachedYakni mahkota timan menyatu dengan pasak intinyaBahan restorasiOBAT SALURAN AKAROBAT SALURAN AKAROBTURASI SALURAN AKAR PERMANEN (FORMALDEHYDE) SEMENTARA (ANTISEPTIK DAN ANTIBIOTIK) ALASAN PENGGUNAAN OBAT SALURAN AKAR

Membantu sistem preparasi saluran akar. membantu menurunkan residu mikrobial biofilm dan jaringan organik dan membunuh sisa bakteri. mencegah rekolonisasi bakteri dari sistem saluran akar, dari bakteri yang tersisa setelah preparasi atau bakteri yang baru masuk melalui jalan lateral atau coronal.Obat saluran akar yang ideal, harus :1.Mampu membunuh semua bakteri s.a.2.Mempunyai efek entibakterial yang lama.3.Tidak inactive dengan adanya bahan organik4. Mampu membantu menurunkan sisa jaringan organik5. Mampu membantu menurunkan sisa biofilm mikrobial6. Tidak mengiritasi jaringan periapikal atau tidak toksik7. Mampu menimbulkan regenerasi jaringan periapikal8.Tidak mempengaruhi sifat fisis jalan kavitas restorasi sementara9. Tidak mampu untuk menyebar melalui temporary seal10. Mudah ditempatkan dan dikeluarkan11. Radiopaque12. Mempunyai sifat anodyne13. Tidak mewarnai gigi

OBAT STERILISASIFUNGSI OBAT STERILISASI

Mengisi saluran akar dan aksi terapetik (anti bakteri, anti peradangan, dll)

Menempatkan komponen aktif obat agar berkontak langsung dengan dinding saluran akar (difusi pada tubuli dentin, dinding dan apeks saluran akar)TUJUAN OBAT STERILISASI

Memberikan aktivitas antimikroba pd pulpa & jar. Periapikal

Menetralisasi sisa-sisa preparasi di sal akar agar tidak aktif

Mengontrol dan mencegah nyeri setelah perawatanOBAT-OBAT YANG MENGANDUNG ANTIBIOTIKLedermix ( demeclocycline) plg srg dignkanSeptomixine forte (Neomycine, Polymixine B Sulphate)Pulpomixine (Framycetine, Polymixine B Sulphate)Parke Davis ( Klorampenikol, Nistatin)Pasta poliantibiotik PBSC Grossman (Penisillin, Basitrasin, Streptomycine, Caprilat)Boots Polyantibiotik root canal creamFokalmin endodontik pasteDemeclocycline efektif > 1mc bakteri ttp kurang efektif pd tubuli dentin dan jar periradikuler.Penicillin (rx alergi)Nystatin efektif terhadap jamur

OBAT-OBAT YANG MENGANDUNG ANTISEPTIKEugenol :desinfektan lemah, dapat menghalangi impuls saraf interdental,anodin. Fenol : Kristal putih, pelarut asam karbolik, racun protoplasma, nekrosis jar lunak. Parachlorofenol : mengandung chlorin, efektif dalam tubuliCamphorated mono para chloro phenol (CMCP)/CHKM/Cresophen: campher untuk mengurangi efek iritasi dan memperpanjang efek antimikrobial.Formocresol (Kombinasi formalin & kresol) : - desinfektan kuat. - efektif terhdp mikroorg aerob & anaerob Glutaraldehid:- minyak tak berwarna - desinfektan kuat Cresatin (metakresil asetat) : - cairan minyak jernih, stabil- mempunyai efek analgesik- tidak iritasi Kalsium hidroksida :- desinfektan yang efektif- mampu melarutkan jaringanOBAT YANG MEREDUKSI RASA SAKITTerapi periodontitis apikal akut/ eksaserbasi akut digunakan kortikosteroid yang dikombinasi dengan antibiotik : pasta ledermix, septomixine Pulpomixine, Fokalmin. Cresophene dikombinasi dengan paraformaldehideOBAT YANG MENGHILANGKAN EKSUDAT APIKALEksudat apikal dpt dihilangkan dengan:- Pembersihan sal akar konvensional- Pasta kalsium hidroksida- Pasta ledermix atau kombinasi keduanya Ledermix terdiri dari : Triamcinolone acetonide 1% Demethylclortetracycline 3,21% (mengandung kalsium klorid USP, sodium sulfid dan polietilen glikol 4000 USP) dan air destilata.

Efisiensi Kalsium hidroksida efek baktericidal & kemampuan merangsang pembentukan jar kalsifikasi.Penyebab: kematian sel yg terbatas di dekat bahan diikuti dengan kalsifikasi pasif dari lapisan nekrotik yg sterilMenghilangkan mikroorg didalam sal akarGuna: pulp capping, apeksifikasi & lesi periapikal krn kemampuan degradasi LPS(lipopolisacharidapH yg tinggi mempunyai efek destruksi pada membran sel dan protein bakteriIon Hidroksil tidak penetrasi dengan mudah pada dentin karena kapasitas buffer hidroksi apatitMemerlukan waktu 14 jam untuk disinfeksi dentin dibanding 10 menit pada larutan Iodin/ 2% iodin potassium iodide

OBAT YG MERANGSANG PEMBENTUKAN JAR KERASTEKNIK APLIKASI OBATMengeringkan saluran akarSaluran akar lebar aspirasi dg gulungan kapas disekitar fileSaluran akar kecil dg penghisap/ paper point yang sesuaiHati-hati pada apeks yang terbukaTAHAP AKHIR PENEMPATAN OBATMembersihkan ruang pulpa Menutup orifice sal akar Menutup obat di dalam sal akar Memeriksa oklusiKEKUATAN IRITASI OBATFormocresol : sangat mengiritasiChKM dan Cresatin : Iritasi sedangCa(OH)2 dan NaCl : Iritasi ringan

Durasi Medikasi : Antiseptik dlm s.a singkat Iodin & Chlorin aktifitas hilang setlh 1 hr Champorated phenol & cresatin 1-5 hari Formocresol 1 mgg Ca(OH)2 > lama dibndg gol phenolTERIMA KASIH