Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

20
TINJAUAN PUSTAKA OTITIS EKSTERNA Oleh : Agung Alit D.K (030.09.004) Utami Ningsih (030.09.259)

description

oe

Transcript of Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

Page 1: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

TINJAUAN PUSTAKA

OTITIS EKSTERNA

Oleh :

Agung Alit D.K (030.09.004)

Utami Ningsih (030.09.259)

Universitas Trisakti

Desember 2013

Page 2: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

I. Definisi

Otitis eksterna (OE) adalah peradangan atau infeksi pada saluran pendengaran bagian luar

(CAE), daun telinga, atau keduanya. Penyakit ini merupakan penyakit umum yang dapat

ditemukan pada semua kelompok umur. Otitis eksterna ( OE ) biasanya merupakan infeksi

bakteri akut kulit saluran telinga (paling sering disebabkan Pseudomonas aeruginosa atau

Staphylococcus aureus, tetapi juga dapat disebabkan oleh bakteri lain, virus, atau infeksi jamur.1

Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke

pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada

furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna di

fusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas,

stafilokokus dan proteus, atau jamur.2

Otitis Eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi

jamur, bakteri, dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar adalah perubahan pH di

liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi

menurun.3

Otitis eksterna, juga dikenal sebagai telinga perenang atau swimmer’s ear, adalah radang

telinga luar baik akut maupun kronis. Kulit yang melapisi saluran telinga luar menjadi merah dan

bengkak karena infeksi oleh bakteri atau jamur dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di

liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga, dan kecenderungan untuk kambuh kembali.

Pengobatan amat sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam menjaga

kebersihan liang telinga.4

Page 3: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

II. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO

OE paling sering disebabkan oleh bakteri patogen. Varietas nya antara lain otitis eksterna

oleh jamur (otomycosis). Dalam sebuah penelitian, 91% kasus OE disebabkan oleh karena

bakteri. Dan penelitian lainnya juga menemukan bahwa sebanyak 40% kasus OE tidak memiliki

mikroorganisme primer sebagai agen penyebab. Bakteri penyebab yang paling umum adalah

Pseudomonas spesies (38% dari semua kasus), Staphylococcus spesies, dan anaerob dan

organisme gram negatif.1

Faktor Resiko penyakit otitis eksterna antara lain :

Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds, ujung jari atau alat

lainnya

Kelembaban merupakan foktor yang penting untuk terjadinya otitis eksterna.

Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan merupakan sumber

kontaminasi yang sering dari bakteri

Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan pewarna rambut yang bisa

membuat iritasi, yang memungkinkan bakteri dan jamur untuk masuk

Kanal telinga sempit

Infeksi telinga tengah

Diabetes.

Page 4: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

III. EPIDEMIOLOGI

S e t i a p   t a h u n ,   o t i t i s   e k s t e r n a   t e r j a d i   p a d a   4   d a r i   s e t i a p   1 0 0 0   o r a n g   d i

A m e r i k a   S e r i k a t .   K e j a d i a n   l e b i h   t i n g g i   s e l a m a   m u s i m   p a n a s ,   m u n g k i n  

k a r e n a  partisipasi dalam kegiatan air lebih tinggi. Otitis eksterna akut, kronis, dane c z e m a t o

u s   m e r u p a k a n   o t i t i t s   y a n g   u m u m   d i   A m e r i k a   S e r i k a t ,   n a m u n   o t i t i s

necrotizing  jarang terjadi. Secara umum di dunia frekuensi otitis eksterna tidak diketahui, namun

insidennya meningkat di negara tropis seperti Indonesia.Tidak ada ras ataupun jenis kelamin yang

berpengaruh terhadap angkakejadian otitis eksterna. Umumnya, tidak ada hubungan antara

perkembangan otitis e k s t e r n a d a n   u s i a .  

S e b u a h   s t u d i   e p i d e m i o l o g i   t u n g g a l   d i   I n g g r i s   m e n e m u k a n  prevalensi selama 

12-bulan yang sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun dan prevalensinya meningkat pada

usia lebih dari 65 tahun.

Page 5: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

IV. PATOFISIOLOGI

Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan

dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga)

dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen

akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan

anatomis berupa lekukan pada liang telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air

yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab,

hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan

jamur.1

Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan

protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal

yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal

memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya

menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan

perubahan rasa tidak nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan

cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga

hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Infeksi pada liang telinga

luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.3

Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh:

a. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak

sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf

yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.

b. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang

rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan

tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita

otitis eksterna.1

• Serumen bersifat asam (pH 4-5) →mencegah pertumbuhan bakteri & jamur juga mcegah

kerusakan kulit

• Biasanya trauma lokal mendahului

• Terkena air yang berlebihan mengurangi jumlah serumen yg akan membuat kanal kering dan

pruritus.

Page 6: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud terlalu sering bisa mendorong sel-sel kulit

yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.

Penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang, kulit pada saluran

telinga menjadi basah sehingga mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur

Kandungan air pada permukaan luar kulit diduga memegang peranan yg nyata didalam

mudahnya terjadinya infeksi telinga luar

Stratum korneum menyerap kelembaban dari lingkungan

suhu yang tinggi ,kelembaban yang tinggi (berenang)

Peningkatan kelembaban dari keratin didalam serta disekitar unit-unit apopilo sebasea

menunjang pembengkakan & pyumbatan folikel

berkurangnya aliran serumen kepermukan kulit

Serumen bsifat asam (pH 4-5) → mencegah pertumbuhan bakteri & jamur juga mencegah

kerusakan kulit→kalau berkurang tidak ada yang mencegah

Gatal

Garuk/cedera

invasi organisme eksogen melalui permukaan superficial epidermis yang biasanya resisten

terhadap bakteri.

Page 7: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

V. MANIFESTASI KLINIS

Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia). Gejala dan tanda pasien

otitis eksterna:

1. Otalgia.

2. Gatal-gatal (pruritus).

3. Rasa penuh (fullness) di liang telinga. Keluhan ini biasa terjadi pada tahap awal otitis eksterna

difus dan sering mendahului otalgia dan nyeri tekan daun telinga.

4. Pendengaran berkurang atau hilang.

5. Deskuamasi.

6. Tinnitus.

7. Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang telinga (otore). Kadang-

kadang pada otitis eksterna difus ditemukansekret / cairan berwarna putih atau kuning, atau

nanah. Cairan tersebutberbau yang tidak menyenangkan. Tidak bercampur dengan lendir

(musin).

8. Demam.

9. Nyeri tekan pada tragus17 dan nyeri saat membuka mulut.

10. Infiltrat dan abses (bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna sirkumskripta. Bisul

menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah, darah dan nanah dalam jumlah kecil bisa bocor dari

telinga.

Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak

sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat

serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga

sering merupakan gejala mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat

peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar

langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan

serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3

luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang

sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga luar

dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.

Page 8: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna

difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.

Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit yang

berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh

dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta.

Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna. Edema kulit

liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna

yang lama sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin

yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat -obatan yang digunakan kedalam telinga

bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.

VI. KLASIFIKASI

Otitis eksterna diklasifikasikan atas :3

1. Otitis eksterna akut :

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)

Otitis eksterna difus

2. Otitis eksterna kronik

1. Otitis eksterna akut

Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/ bisul)

Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang

disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar.

Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.

Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan sampai berat,

dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan kurang

pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau

ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.

Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta:

Page 9: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10% ichthamol dalam

glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan

rivanol 0,1%.

Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat. Diberikan

pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan dosis 40-50

mg per kg BB.

Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid (dewasa).

Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya penyakit

diabetes melitus.

Otitis Eksterna Difus

Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya

bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus,

Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya

tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna

sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak

bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani

dan kita temukan pada kasus otitis media.

Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung antibiotik

ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang.

Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik.

Menurut Senturia HB (1980) otitis ekterna dibagi menjadi 3 stadium :

1. Preinflamasi

Tahap preinflammatory dimulai ketika stratum korneum menjadi edematous karena hilangnya

lapisan lipid pelindung canalis akustikus eksternus, sehingga menyumbat unit apopilosebaceous.

proses obstruksi terus berlanjut, rasa penuh dan gatal telinga dimulai. Terganggunya lapisan

epitel memungkinkan invasi bakteri yang baik berada di CAE atau benda asing dari luar masuk

ke dalam saluran, seperti kapas atau kuku kotor.

2. Inflamasi akut (ringan/sedang/berat)

Page 10: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

Tahap inflamasi akut disertai dengan rasa sakit dan nyeri dari daun telinga. Tahap ringan , kulit

saluran pendengaran eksternal menunjukkan eritema ringan dan edema minimal. Tampak adanya

sekret yang terlihat pada CAE. Rasa sakit dan gatal meningkat.

tahap sedang, CAE menunjukkan lebih edema dan eksudat tebal lebih banyak. Jika tidak diobati

maka akan menjadi lebih berat, ditandai dengan peningkatan rasa sakit dan kerusakan pada

lumen CAE. Banyaknya eksudat purulen dan edema pada kulit CAE memungkin mengaburkan

gambaran membran timpani. Pseudomonas aeruginosa atau lain basil gram negatif hampir selalu

dapat dikultur pada tahap ini .

tahap berat, terjadi perluasan infeksi di luar CAE dengan melibatkan kelenjar getah bening

didaerah leher.

3. Inflamasi kronik

Pada tahap peradangan kronis, nyeri berkurang tapi gatal lebih terasa. Kulit CAE menebal, dan

mengelupas. Auricula dan concha sering menunjukkan perubahan sekunder, seperti

eczematization, lichenification, dan ulserasi dangkal.

Otomikosis

Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang

tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur

lain.

Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula tanpa

keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2-5%

dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang

diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topikal.

Page 11: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

2. Otitis eksterna kronik

Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh

terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang telinga menyempit.

Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi : 3

1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit.

2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif

3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak

4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.

VII. DIAGNOSIS

Untuk menegakkan diagnosis dari otitis eksterna dapat diperoleh dari anamnesis dan

pemeriksaan fisik yang meliputi1:

1. ANAMNESIS

Pasien mungkin melaporkan gejala berikut:

Otalgia

Rasa penuh ditelinga

Gatal

Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi dengan cepat menjadi

bernanah dan berbau busuk)

penurunan pendengaran

tinnitus

Demam (jarang)

Gejala bilateral (jarang)

2. PEMERIKSAAN FISIK

Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut:

Nyeri tekan tragus

Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal

Page 12: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

Discharge purulen

Eczema dari daun telinga

Adenopati Periauricular dan servikal

Demam (jarang)

Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak sekitarnya, termasuk kelenjar

parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi ke dalam tulang mastoid, sendi temporomandibular,

dan dasar tengkorak, dalam hal saraf kranial VII (wajah), IX (glossopharingeus), X (vagus), XI

(aksesori), atau XII (hypoglossal) dapat terpengaruh.

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Biakan pada secret

VIII. PENATALAKSANAAN

Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit, pembuangan debris dari

kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal untuk mengontrol edema dan infeksi, dan

menghindari faktor pencetus.

Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal dengan irigasi atau

dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas di bawah visualisasi langsung.

Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas dari obat topikal.

Obat topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan untuk

menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk mengurangi peradangan),

agen antibiotik, dan / atau agen antijamur.

Infeksi ringan: otitis eksterna ringan biasanya merespon dengan penggunaan agen acidifying

dan kortikosteroid. Sebagai alternatif, campuran perbandingan (2:1) antara alkohol isopropil 70%

dan asam asetat dapat digunakan.

Infeksi sedang: Pertimbangkan penambahan antibiotik dan antijamur ke agen acidifying dan

kortikosteroid.

Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi, diabetes, adenopati, atau

pada individu-individu dengan ekstensi infeksi di luar saluran telinga.

Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci) dapat dimasukkan ke dalam kanal, dan

obat ototopic dapat diterapkan secara langsung ke kasa (2-4 kali sehari tergantung pada frekuensi

Page 13: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

dosis yang dianjurkan dokter). Setelah kasa digunakan, harus dicabut kembali 24-72 jam setelah

insersi.

Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya perforasi, persiapan non-

ototoxic topical (misalnya, fluorokuinolon, dengan atau tanpa steroid).

VIII. KOMPLIKASI

Perikondritis

Radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu trauma atau radang

menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar.

Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat kerusakan yang tidak disengajakan pada

pembedahan telinga. Adakalanya perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya

hematoma. Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi merah dan kenyal. Ini diikuti oleh

pembengkakan yang general dan membentuk abses subperikondrial dengan pus terkumpul di

antara perikondrium dan tulang rawan dibawahnya

Selulitis

Peradangan pada kulit dan jaringan subkutan yang dihasilkan dari infeksi umum, biasanya

dengan bakteri Staphylococcus atau Streptococcus. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari

trauma kulit atau infeksi bakteri sekunder dari luka terbuka, seperti luka tekanan, atau mungkin

terkait dengan trauma kulit. Hal ini paling sering terjadi pada ekstremitas, terutama kaki bagian

bawah.

X. PROGNOSIS

Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor pencetusnya dapat

dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika kebersihan telinga tidak dijaga, adanya

riwayat penyakit tertentu seperti diabetes yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan

tidak menghindari faktor pencetus dengan baik.

Page 14: Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna

DAFTAR PUSTAKA

1. Otitis Externa, Author: Ariel A Waitzman, MD, FRCS (C) ; Chief Editor: Arlen D Meyers,

MD, MBA. Updated: Jan 22, 2013, http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview.

diakses tanggal 30 Oktober 2013 )

2. Carr, MM. Otitis Eksterna http://www.icarus.med.utoronto.ea/carr/manual/otitisexterna.htm.

3. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam. Cetakan Keempat. Jakarta : Balai

Penerbit FKUI. 2010

4 Liston SL. Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Telinga. Dalam : Boies, Buku Ajar Penyakit

Telinga, Hidung, Tenggorokan, ed 6. Alih Bahasa Dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku

Kedokteran, EGC, Jakarta., 1994: 27 - 33.

5. Palandeng RW. Otitis eksterna di Poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

periode januari 2011- Desember 2011 [skripsi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2012.

6. Kunarto. Otitis Eksterna di Poliklinik THT BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado

periode Januari 2007- Desember 2010. Manado: Universitas Sam Ratulangi. 2011.