Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna
-
Upload
utami-ningsih -
Category
Documents
-
view
61 -
download
7
description
Transcript of Tinjauan Pustaka Otitis Eksterna
TINJAUAN PUSTAKA
OTITIS EKSTERNA
Oleh :
Agung Alit D.K (030.09.004)
Utami Ningsih (030.09.259)
Universitas Trisakti
Desember 2013
I. Definisi
Otitis eksterna (OE) adalah peradangan atau infeksi pada saluran pendengaran bagian luar
(CAE), daun telinga, atau keduanya. Penyakit ini merupakan penyakit umum yang dapat
ditemukan pada semua kelompok umur. Otitis eksterna ( OE ) biasanya merupakan infeksi
bakteri akut kulit saluran telinga (paling sering disebabkan Pseudomonas aeruginosa atau
Staphylococcus aureus, tetapi juga dapat disebabkan oleh bakteri lain, virus, atau infeksi jamur.1
Otitis eksterna ini merupakan suatu infeksi liang telinga bagian luar yang dapat menyebar ke
pina, periaurikular, atau ke tulang temporal. Biasanya seluruh liang telinga terlibat, tetapi pada
furunkel liang telinga luar dapat dianggap pembentukan lokal otitis eksterna. Otitis eksterna di
fusa merupakan tipe infeksi bakteri patogen yang paling umum disebabkan oleh pseudomonas,
stafilokokus dan proteus, atau jamur.2
Otitis Eksterna adalah radang liang telinga akut maupun kronis yang disebabkan infeksi
jamur, bakteri, dan virus. Faktor yang mempermudah radang telinga luar adalah perubahan pH di
liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi
menurun.3
Otitis eksterna, juga dikenal sebagai telinga perenang atau swimmer’s ear, adalah radang
telinga luar baik akut maupun kronis. Kulit yang melapisi saluran telinga luar menjadi merah dan
bengkak karena infeksi oleh bakteri atau jamur dengan tanda-tanda khas yaitu rasa tidak enak di
liang telinga, deskuamasi, sekret di liang telinga, dan kecenderungan untuk kambuh kembali.
Pengobatan amat sederhana tetapi membutuhkan kepatuhan penderita terutama dalam menjaga
kebersihan liang telinga.4
II. ETIOLOGI DAN FAKTOR RESIKO
OE paling sering disebabkan oleh bakteri patogen. Varietas nya antara lain otitis eksterna
oleh jamur (otomycosis). Dalam sebuah penelitian, 91% kasus OE disebabkan oleh karena
bakteri. Dan penelitian lainnya juga menemukan bahwa sebanyak 40% kasus OE tidak memiliki
mikroorganisme primer sebagai agen penyebab. Bakteri penyebab yang paling umum adalah
Pseudomonas spesies (38% dari semua kasus), Staphylococcus spesies, dan anaerob dan
organisme gram negatif.1
Faktor Resiko penyakit otitis eksterna antara lain :
Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds, ujung jari atau alat
lainnya
Kelembaban merupakan foktor yang penting untuk terjadinya otitis eksterna.
Sering berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan merupakan sumber
kontaminasi yang sering dari bakteri
Penggunaan bahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan pewarna rambut yang bisa
membuat iritasi, yang memungkinkan bakteri dan jamur untuk masuk
Kanal telinga sempit
Infeksi telinga tengah
Diabetes.
III. EPIDEMIOLOGI
S e t i a p t a h u n , o t i t i s e k s t e r n a t e r j a d i p a d a 4 d a r i s e t i a p 1 0 0 0 o r a n g d i
A m e r i k a S e r i k a t . K e j a d i a n l e b i h t i n g g i s e l a m a m u s i m p a n a s , m u n g k i n
k a r e n a partisipasi dalam kegiatan air lebih tinggi. Otitis eksterna akut, kronis, dane c z e m a t o
u s m e r u p a k a n o t i t i t s y a n g u m u m d i A m e r i k a S e r i k a t , n a m u n o t i t i s
necrotizing jarang terjadi. Secara umum di dunia frekuensi otitis eksterna tidak diketahui, namun
insidennya meningkat di negara tropis seperti Indonesia.Tidak ada ras ataupun jenis kelamin yang
berpengaruh terhadap angkakejadian otitis eksterna. Umumnya, tidak ada hubungan antara
perkembangan otitis e k s t e r n a d a n u s i a .
S e b u a h s t u d i e p i d e m i o l o g i t u n g g a l d i I n g g r i s m e n e m u k a n prevalensi selama
12-bulan yang sama untuk individu yang berusia 5-64 tahun dan prevalensinya meningkat pada
usia lebih dari 65 tahun.
IV. PATOFISIOLOGI
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan dibersihkan dan
dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga. Cotton bud (pembersih kapas telinga)
dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga sel-sel kulit mati dan serumen
akan menumpuk di sekitar gendang telinga. Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan
anatomis berupa lekukan pada liang telinga. Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air
yang masuk ke dalam liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab,
hangat, dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan bakteri dan
jamur.1
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan berkurangnya lapisan
protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa. Keadaan ini menimbulkan trauma lokal
yang memudahkan bakteri masuk melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal
memicu terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya
menimbulkan rasa nyeri. Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan
perubahan rasa tidak nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi akan mengeluarkan
cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus akustikus eksterna) sehingga
hantaran suara akan terhalang dan terjadilah penurunan pendengaran. Infeksi pada liang telinga
luar dapat menyebar ke pinna, periaurikuler dan tulang temporal.3
Otalgia pada otitis eksterna disebabkan oleh:
a. Kulit liang telinga luar beralaskan periostium & perikondrium bukan bantalan jaringan lemak
sehingga memudahkan cedera atau trauma. Selain itu, edema dermis akan menekan serabut saraf
yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat.
b. Kulit dan tulang rawan pada 1/3 luar liang telinga luar bersambung dengan kulit dan tulang
rawan daun telinga sehingga gerakan sedikit saja pada daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan
tulang rawan liang telinga luar sehingga mengakibatkan rasa sakit yang hebat pada penderita
otitis eksterna.1
• Serumen bersifat asam (pH 4-5) →mencegah pertumbuhan bakteri & jamur juga mcegah
kerusakan kulit
• Biasanya trauma lokal mendahului
• Terkena air yang berlebihan mengurangi jumlah serumen yg akan membuat kanal kering dan
pruritus.
Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud terlalu sering bisa mendorong sel-sel kulit
yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk disana.
↓
Penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang, kulit pada saluran
telinga menjadi basah sehingga mudah terinfeksi oleh bakteri atau jamur
↓
Kandungan air pada permukaan luar kulit diduga memegang peranan yg nyata didalam
mudahnya terjadinya infeksi telinga luar
↓
Stratum korneum menyerap kelembaban dari lingkungan
↓
suhu yang tinggi ,kelembaban yang tinggi (berenang)
↓
Peningkatan kelembaban dari keratin didalam serta disekitar unit-unit apopilo sebasea
↓
menunjang pembengkakan & pyumbatan folikel
↓
berkurangnya aliran serumen kepermukan kulit
↓
Serumen bsifat asam (pH 4-5) → mencegah pertumbuhan bakteri & jamur juga mencegah
kerusakan kulit→kalau berkurang tidak ada yang mencegah
↓
Gatal
Garuk/cedera
↓
invasi organisme eksogen melalui permukaan superficial epidermis yang biasanya resisten
terhadap bakteri.
V. MANIFESTASI KLINIS
Gejala otitis eksterna umumnya adalah rasa gatal dan sakit (otalgia). Gejala dan tanda pasien
otitis eksterna:
1. Otalgia.
2. Gatal-gatal (pruritus).
3. Rasa penuh (fullness) di liang telinga. Keluhan ini biasa terjadi pada tahap awal otitis eksterna
difus dan sering mendahului otalgia dan nyeri tekan daun telinga.
4. Pendengaran berkurang atau hilang.
5. Deskuamasi.
6. Tinnitus.
7. Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang telinga (otore). Kadang-
kadang pada otitis eksterna difus ditemukansekret / cairan berwarna putih atau kuning, atau
nanah. Cairan tersebutberbau yang tidak menyenangkan. Tidak bercampur dengan lendir
(musin).
8. Demam.
9. Nyeri tekan pada tragus17 dan nyeri saat membuka mulut.
10. Infiltrat dan abses (bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna sirkumskripta. Bisul
menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah, darah dan nanah dalam jumlah kecil bisa bocor dari
telinga.
Rasa sakit di dalam telinga (otalgia) bisa bervariasi dari yang hanya berupa rasa tidak enak
sedikit, perasaan penuh didalam telinga, perasaan seperti terbakar hingga rasa sakit yang hebat
serta berdenyut. Meskipun rasa sakit sering merupakan gejala yang dominan, keluhan ini juga
sering merupakan gejala mengelirukan. Rasa sakit bisa tidak sebanding dengan derajat
peradangan yang ada. Ini diterangkan dengan kenyataan bahwa kulit dari liang telinga luar
langsung berhubungan dengan periosteum dan perikondrium, sehingga edema dermis menekan
serabut saraf yang mengakibatkan rasa sakit yang hebat. Lagi pula, kulit dan tulang rawan 1/3
luar liang telinga bersambung dengan kulit dan tulang rawan daun telinga sehingga gerakan yang
sedikit saja dari daun telinga akan dihantarkan ke kulit dan tulang rawan dari liang telinga luar
dan mengkibatkan rasa sakit yang hebat dirasakan oleh penderita otitis eksterna.
Rasa penuh pada telinga merupakan keluhan yang umum pada tahap awal dari otitis eksterna
difusa dan sering mendahului terjadinya rasa sakit dan nyeri tekan daun telinga.
Gatal merupakan gejala klinik yang sangat sering dan merupakan pendahulu rasa sakit yang
berkaitan dengan otitis eksterna akut. Pada kebanyakan penderita rasa gatal disertai rasa penuh
dan rasa tidak enak merupakan tanda permulaan peradangan suatu otitis eksterna akuta.
Kurang pendengaran mungkin terjadi pada akut dan kronik dari otitis eksterna. Edema kulit
liang telinga, sekret yang serous atau purulen, penebalan kulit yang progresif pada otitis eksterna
yang lama sering menyumbat lumen kanalis dan menyebabkan timbulnya tuli konduktif. Keratin
yang deskuamasi, rambut, serumen, debris, dan obat -obatan yang digunakan kedalam telinga
bisa menutup lumen yang mengakibatkan peredaman hantaran suara.
VI. KLASIFIKASI
Otitis eksterna diklasifikasikan atas :3
1. Otitis eksterna akut :
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel / bisul)
Otitis eksterna difus
2. Otitis eksterna kronik
1. Otitis eksterna akut
Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/ bisul)
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel rambut di liang telinga yang
disebabkan oleh bakteri stafilokokus dan menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3 luar.
Sering timbul pada seseorang yang menderita diabetes.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa sakit (biasanya dari ringan sampai berat,
dapat sangat mengganggu, rasa nyeri makin hebat bila mengunyah makanan). Keluhan kurang
pendengaran, bila furunkel menutup liang telinga. Rasa sakit bila daun telinga ketarik atau
ditekan. Terdapat tanda infiltrat atau abses pada 1/3 luar liang telinga.
Penatalaksanaan otitis eksterna sirkumskripta:
Lokal : pada stadium infiltrat diberikan tampon yang dibasahi dengan 10% ichthamol dalam
glycerine, diganti setiap hari. Pada stadium abses dilakukan insisi pada abses dan tampon larutan
rivanol 0,1%.
Sistemik : Antibiotika diberikan dengan pertimbangan infeksi yang cukup berat. Diberikan
pada orang dewasa ampisillin 250 mg qid, eritromisin 250 qid. Anak-anak diberikan dosis 40-50
mg per kg BB.
Analgetik : Parasetamol 500 mg qid (dewasa). Antalgin 500 mg qid (dewasa).
Pada kasus-kasus berulang tidak lupa untuk mencari faktor sistemik yaitu adanya penyakit
diabetes melitus.
Otitis Eksterna Difus
Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga akibat infeksi bakteri. Umumnya
bakteri penyebab yaitu Pseudomonas. Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus,
Escheria coli, dan sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan udem yang batasnya
tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama dengan gejala otitis eksterna
sirkumskripta (furunkel = bisul). Kandang-kadang kita temukan sekret yang berbau namun tidak
bercampur lendir (musin). Lendir (musin) merupakan sekret yang berasal dari kavum timpani
dan kita temukan pada kasus otitis media.
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan tampon yang mengandung antibiotik
ke liang telinga supaya terdapat kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang.
Kadang-kadang diperlukan obat antibiotika sistemik.
Menurut Senturia HB (1980) otitis ekterna dibagi menjadi 3 stadium :
1. Preinflamasi
Tahap preinflammatory dimulai ketika stratum korneum menjadi edematous karena hilangnya
lapisan lipid pelindung canalis akustikus eksternus, sehingga menyumbat unit apopilosebaceous.
proses obstruksi terus berlanjut, rasa penuh dan gatal telinga dimulai. Terganggunya lapisan
epitel memungkinkan invasi bakteri yang baik berada di CAE atau benda asing dari luar masuk
ke dalam saluran, seperti kapas atau kuku kotor.
2. Inflamasi akut (ringan/sedang/berat)
Tahap inflamasi akut disertai dengan rasa sakit dan nyeri dari daun telinga. Tahap ringan , kulit
saluran pendengaran eksternal menunjukkan eritema ringan dan edema minimal. Tampak adanya
sekret yang terlihat pada CAE. Rasa sakit dan gatal meningkat.
tahap sedang, CAE menunjukkan lebih edema dan eksudat tebal lebih banyak. Jika tidak diobati
maka akan menjadi lebih berat, ditandai dengan peningkatan rasa sakit dan kerusakan pada
lumen CAE. Banyaknya eksudat purulen dan edema pada kulit CAE memungkin mengaburkan
gambaran membran timpani. Pseudomonas aeruginosa atau lain basil gram negatif hampir selalu
dapat dikultur pada tahap ini .
tahap berat, terjadi perluasan infeksi di luar CAE dengan melibatkan kelenjar getah bening
didaerah leher.
3. Inflamasi kronik
Pada tahap peradangan kronis, nyeri berkurang tapi gatal lebih terasa. Kulit CAE menebal, dan
mengelupas. Auricula dan concha sering menunjukkan perubahan sekunder, seperti
eczematization, lichenification, dan ulserasi dangkal.
Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di daerah tersebut. Yang
tersering ialah jamur aspergilus. Kadang-kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur
lain.
Gejalanya biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh di liang telinga, tetapi sering pula tanpa
keluhan. Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga. Larutan asam asetat 2-5%
dalam alkohol yang diteteskan ke liang telinga biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang
diperlukan juga obat anti-jamur (sebagai salep) yang diberikan secara topikal.
2. Otitis eksterna kronik
Otitis eksterna kronik adalah otitis eksterna yang berlangsung lama dan ditandai oleh
terbentuknya jaringan parut (sikatriks). Adanya sikatriks menyebabkan liang telinga menyempit.
Menurut MM. Carr secara klinik otitis eksterna terbagi : 3
1. Otitis Eksterna Ringan : kulit liang telinga hiperemis dan eksudat, liang telinga menyempit.
2. Otitis Eksterna Sedang : liang telinga sempit, bengkak, kulit hiperemis dan eksudat positif
3. Otitis Eksterna Komplikas : Pina/Periaurikuler eritema dan bengkak
4. Otitis Eksterna Kronik : kulit liang telinga/pina menebal, keriput, eritema positif.
VII. DIAGNOSIS
Untuk menegakkan diagnosis dari otitis eksterna dapat diperoleh dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik yang meliputi1:
1. ANAMNESIS
Pasien mungkin melaporkan gejala berikut:
Otalgia
Rasa penuh ditelinga
Gatal
Discharge (Awalnya, debit mungkin tidak jelas dan tidak berbau, tetapi dengan cepat menjadi
bernanah dan berbau busuk)
penurunan pendengaran
tinnitus
Demam (jarang)
Gejala bilateral (jarang)
2. PEMERIKSAAN FISIK
Temuan pemeriksaan fisik dapat mencakup sebagai berikut:
Nyeri tekan tragus
Eritematosa dan edema saluran auditori eksternal
Discharge purulen
Eczema dari daun telinga
Adenopati Periauricular dan servikal
Demam (jarang)
Pada kasus yang berat, infeksi dapat menyebar ke jaringan lunak sekitarnya, termasuk kelenjar
parotis. Ekstensi tulang juga dapat terjadi ke dalam tulang mastoid, sendi temporomandibular,
dan dasar tengkorak, dalam hal saraf kranial VII (wajah), IX (glossopharingeus), X (vagus), XI
(aksesori), atau XII (hypoglossal) dapat terpengaruh.
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Biakan pada secret
VIII. PENATALAKSANAAN
Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit, pembuangan debris dari
kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat topikal untuk mengontrol edema dan infeksi, dan
menghindari faktor pencetus.
Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal dengan irigasi atau
dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas di bawah visualisasi langsung.
Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas dari obat topikal.
Obat topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan untuk
menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk mengurangi peradangan),
agen antibiotik, dan / atau agen antijamur.
Infeksi ringan: otitis eksterna ringan biasanya merespon dengan penggunaan agen acidifying
dan kortikosteroid. Sebagai alternatif, campuran perbandingan (2:1) antara alkohol isopropil 70%
dan asam asetat dapat digunakan.
Infeksi sedang: Pertimbangkan penambahan antibiotik dan antijamur ke agen acidifying dan
kortikosteroid.
Antibiotik oral digunakan pada pasien dengan demam, imunosupresi, diabetes, adenopati, atau
pada individu-individu dengan ekstensi infeksi di luar saluran telinga.
Dalam beberapa kasus, kasa (dengan panjang 1/4 inci) dapat dimasukkan ke dalam kanal, dan
obat ototopic dapat diterapkan secara langsung ke kasa (2-4 kali sehari tergantung pada frekuensi
dosis yang dianjurkan dokter). Setelah kasa digunakan, harus dicabut kembali 24-72 jam setelah
insersi.
Dalam kasus pasien dengan tympanostomy atau diketahui adanya perforasi, persiapan non-
ototoxic topical (misalnya, fluorokuinolon, dengan atau tanpa steroid).
VIII. KOMPLIKASI
Perikondritis
Radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu trauma atau radang
menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan perikondrium dan kartilago telinga luar.
Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat kerusakan yang tidak disengajakan pada
pembedahan telinga. Adakalanya perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya
hematoma. Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi merah dan kenyal. Ini diikuti oleh
pembengkakan yang general dan membentuk abses subperikondrial dengan pus terkumpul di
antara perikondrium dan tulang rawan dibawahnya
Selulitis
Peradangan pada kulit dan jaringan subkutan yang dihasilkan dari infeksi umum, biasanya
dengan bakteri Staphylococcus atau Streptococcus. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari
trauma kulit atau infeksi bakteri sekunder dari luka terbuka, seperti luka tekanan, atau mungkin
terkait dengan trauma kulit. Hal ini paling sering terjadi pada ekstremitas, terutama kaki bagian
bawah.
X. PROGNOSIS
Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor pencetusnya dapat
dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika kebersihan telinga tidak dijaga, adanya
riwayat penyakit tertentu seperti diabetes yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan
tidak menghindari faktor pencetus dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Otitis Externa, Author: Ariel A Waitzman, MD, FRCS (C) ; Chief Editor: Arlen D Meyers,
MD, MBA. Updated: Jan 22, 2013, http://emedicine.medscape.com/article/994550-overview.
diakses tanggal 30 Oktober 2013 )
2. Carr, MM. Otitis Eksterna http://www.icarus.med.utoronto.ea/carr/manual/otitisexterna.htm.
3. Soepardi EA, Iskandar N, Bashiruddin J, Restuti RD, editor. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher. Edisi Keenam. Cetakan Keempat. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI. 2010
4 Liston SL. Embriologi, Anatomi dan Fisiologi Telinga. Dalam : Boies, Buku Ajar Penyakit
Telinga, Hidung, Tenggorokan, ed 6. Alih Bahasa Dr. Caroline Wijaya, Penerbit Buku
Kedokteran, EGC, Jakarta., 1994: 27 - 33.
5. Palandeng RW. Otitis eksterna di Poliklinik THT-KL RSU Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
periode januari 2011- Desember 2011 [skripsi]. Manado: Universitas Sam Ratulangi; 2012.
6. Kunarto. Otitis Eksterna di Poliklinik THT BLU RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
periode Januari 2007- Desember 2010. Manado: Universitas Sam Ratulangi. 2011.