Tinjauan Pustaka blok 14 666.docx

14
Tinjauan Pustaka Fraktur Regio Antebrachii Albatros Wahyubramanto (102012077/A1) Universitas Kristen Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat, 11510 [email protected] Pendahuluan Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, pada anak biasanya tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih berhubungan satu sama lain. Gambaran klinis fraktur antebrachii pada orang dewasa biasanya tampak jelas karena fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang. 1 Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang clavikula atau radius distal patah. 1 1

Transcript of Tinjauan Pustaka blok 14 666.docx

Tinjauan Pustaka

Fraktur Regio AntebrachiiAlbatros Wahyubramanto (102012077/A1)Universitas Kristen Krida Wacana, Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat, [email protected]

Pendahuluan Fraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, pada anak biasanya tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih berhubungan satu sama lain. Gambaran klinis fraktur antebrachii pada orang dewasa biasanya tampak jelas karena fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang.1 Fraktur atau patah tulang adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang umumnya disebabkan oleh ruda paksa. Trauma yang menyebabkan tulang patah dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan pada lengan bawah yang menyebabkan patah tulang radius dan ulna, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang menyebabkan tulang clavikula atau radius distal patah.1 Trauma muskuloskeletal sering sekali terjadi pada keadaan gawat darurat. Segera dapat mengenai otot, ligament, sendi, dan tulang. Ada dua keadaan cedera pada tulang yang memerlukan tindakan penanganan segera, yaitu patah tulang atau fraktur dan dislokasi sendi. Yang sering terjadi adalah patah tulang atau fraktur, yang sering mengenai anggota gerak. Patah tulang ini jarang mengancam jiwa, namun mengancam anggota gerak. Pengenalan fraktur sangat penting, karena diagnosis yang salah akan menyebabkan terjadinya penatalaksanaan yang salah pula, sehingga akan menyebabkan terjadinya kematian atau amputasi.1

Anamnesis Anamnesis adalah pemeriksaan yang di lakukan dengan wawancara. Anamnesis dapan dilakukan langsung kepada pasien yang di sebut autoanamnesis atau di lakukan terhadap orang tua wali, orang yang dekat dengan pasien atau sumber lain di sebut sebagai aloanamnesis. Seorang perempuan berusia 60 tahun, di bawa keluarganya ke UGD RS dengan keluhan nyeri pada lengan bawah sebelah kanan, setelah jatuh terduduk di kamar mandi dengan posisi tangan nya menahan berat tubuhnya 2 jam yang lalu. Pada pemeriksaan fisik, tanda-tanda vital dalam batas normal. Tampak adanya edema dan deformitas pada region antebrachii dextra 1/3 distal, pada palpasi, teraba adanya penonjolan fragmen tulang pada bagian dorsal os radius 1/3 distal, nyeri tekan (+), tidak dapat di gerakan. Bila tidak ada riwayat trauma berarti fraktur patologis. Trauma harus di perinci kapan terjadinya dimana terjadinya jenisnya berat-ringan trauma arah trauma dan posisi pasien atau ektremitas yang bersangkutan (mekanisme trauma). Jangan lupa untuk meneliti kembali trauma di tempat lain secara sistematik dari kepala, muka, leher, dada, dan perut.2 Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik biasanya dilakukan setelah riwayat kesehatan dikumpulkan, pemeriksaan fisik yang lengkap biasanya dimulai secara berurutan dari kepala sampai ke jari kaki.3 1. Inspeksi Pengamatan terhadap lokasi pembengkakan, warna kulit pucat, laserasi, kemerahan mungkin timbul pada area terjadinya faktur adanya spasme otot dan keadaan kulit.2. Palpasi Pemeriksaan dengan cara perabaan, yaitu penolakan otot oleh sentuhan kita adalah nyeri tekan, lepas dan sampai batas mana daerah yang sakit biasanya terdapat nyeri tekan pada area fraktur dan di daerah luka insisi.3. Perkusi Perkusi biasanya jarang dilakukan pada kasus fraktur.4. Auskultasi Pemeriksaan dengan cara mendengarkan gerakan udara melalui struktur berongga atau cairan yang mengakibatkan struktur solit bergerak. Pada pasien fraktur pemeriksaan ini pada areal yang sakit jarang dilakukan.Tanda-tanda klinis pada fraktur tulang panjang:4 Look, cari apakah terdapat a. Deformitas, terdiri dari penonjolan yang abnomal (misalnya pada fraktur kondilus lateralis humerus), angulasi, rotasi, dan pemendekanb. Functio laesa (hilangnya fungsi), misalnya pada fraktur kruris tidak dapat berjalan.c. Lihat juga ukuran panjang tulang, bandingkan kiri dan kanan, misalnya pada tungkai bawah meliputi apparent length (jarak antara umbilikus dengan maleolus medialis), dan true length (jarak antara SIAS dengan maleolus medialis). Feel, apakah terdapat nyeri tekan. Pemeriksaan nyeri sumbu tidak dilakukan lagi karena akan menambah trauma. Move, untuk mencari :a. Krepitasi, terasa bila fraktur digerakkan. Tetapi pada tulang spongiosa atau tulang rawan epifisis tidak terasa krepitasi. Pemeriksaan ini sebaiknya tidak dilakukan karena menambah trauma.b. Nyeri bila digerakkan, baik pada gerakan aktif maupun pasif.c. Seberapa jauh gangguan fungsinya, gerakan yang tidak mampu dilakukan, range of motion (derajat dari ruang lingkup gerakan sendi proksimal dan distal), dan d. kekuatan.Pemeriksaan penunjang X-ray imagePenggunaan x-ray sangat penting untuk melihat keadaan tulang. Sehingga dapat melihat jenis patahan tulang. Pada penggunaan x-ray ini ada hal yang penting yang harus diperhatikan, yaitu rules of two. Setiap kali melakukan pemeriksaan x-ray ini, dokter atau pemeriksa harus menerapkan rules of two ini untuk mengurangi persentase kesalahan dalam menegakan diagnosis sekecil mungkin. Rules of two terdiri dari:-a. 2 posisi anteroposterior dan lateralb. 2 sendi pada sendi atas dan bawah pada tulang yang patahc. 2 ekstremitas kanan dan kiri, khususnya pada anak-anak dimana masih mempunyai lempeng pertumbuhan agar diagnosis tidak tertukar dengan celah lempeng pertumbuhan.d. 2 kali (untuk memastikan fraktur tidak berubah dalam 1 minggu)Pada pemeriksaan radiologis perlu diperhatikan adanya luksasi sendi radioulnar proksimal atau distal yang lebih dicurigai apabila ditemukan fraktur hanya pada salah satu tulang disertai dislokasi.2Pemeriksaan penunjang lainnya ialah pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium ini juga penting untuk mengetahui adanya infeksi atau komplikasi yang terjadi. Pemeriksaan lab yang perlu dilakukan adalah antara lain:- Darah rutin (HB,Leukosit, trombosit) Gula darah sewaktu PT, APTTGolongan darah (jika sewaktu-waktu diperlukan transfusi darah).Gejala klinis Tingkat keparahan patah tulang meningkat dengan meningkatnya umur. Tulang anak-anak lebih fleksibel dan kecil kemungkinannya untuk patah. Jatuh atau kecelakaan lain yang tidak membuatkan tulang anak dapat mengalami fraktur, boleh menyebabkan patah tulang pada orang dewasa yang lebih tua. Orang dewasa yang lebih tua menderita patah tulang lebih dari anak-anak karena tulang mereka lebih cenderung menjadi rapuh.Antara gejala klinis yang sering didapati adalah:1. Nyeri lokal2. Perdarahan lokal3. Pembengkakan lokal4. Deformitas atau dislokasi5. Gejala kerusakan saraf yang terkait:6. Kehilangan tekanan nadi di wilayah fraktur7. Gejala kerusakan saraf yang terkait:a. Mati rasab. KelumpuhanWorking diagnosis (WD)Fraktur antebrachiiFraktur antebrachii adalah terputusnya kontinuitas tulang radius ulna, pada anak biasanya tampak angulasi anterior dan kedua ujung tulang yang patah masih berhubungan satu sama lain. Gambaran klinis fraktur antebrachii pada orang dewasa biasanya tampak jelas karena fraktur radius ulna sering berupa fraktur yang disertai dislokasi fragmen tulang.5Ada empat macam fraktur yang khas:5 a. Fraktur colles Deformitas pada fraktur ini berbentuk seperti sendok makan (dinnerfork deformity). Pasien terjatuh dalam keadaan tangan terbuka dan pronasi tubuh beserta lengan berputar ke dalam (endorotasi). Tangan terbuka yang terfiksasi di tanah berputar keluar (eksorotasi/ supinasi).b. Fraktur smithFraktur smith merupakan fraktur dislokasi kea rah anterior (volar), karena itu sering di sebut reverse colles fracture. Fraktur ini biasa terjadi pada orang muda. Pasien jatuh dengan tangan menahan badan sedang posisi tangan dalam keadaan volar fleksi pada pergelangan tangan dan pronasi. Garis patahan biasanya tranversal, kadang-kadang intraartikular.c. Fraktur galeazziFraktur galeazzi merupakan fraktur radius distal disertai dislokasi sendi radius ulna distal. Saat pasien jatuh dengan tangan terbuka yang menahan badan, terjadi pula rotasi lengan bawah dalam posisi pronasi waktu menahan berat badan yang member gaya supinasi.d. Fraktur montegiaFraktur montegia merupakan fraktur sepertiga proksimal ulna di sertai dislokasi sendi radius ulna proksimal. Terjadi karena trauma langsung. Diferensial diagnosis (WD)Dislokasi Dislokasi mempunyai 2 jenis yaitu:-a. Dislokasi inkomplit (sub-luxatio).Cerai sendi sebagian, masih ada kontak di permukaan.b. Dislokasi komplit (luxatio).Tidak ada kontak di permukaan sendi.Penatalaksanaan pada dislokasi dengan reposisi yaitu dilakukan dengan gerakan yang berlawanan dengan gaya trauma dan kontraksi atau tonus otot.5

Gambar 1. Dislokasi5Etiologi 1. Cedera dan benturan seperti pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak, kontraksi otot ekstrim.2. Letih karena otot tidak dapat mengabsorbsi energi seperti berjalan kaki terlalu jauh.3. Kelemahan tulang akibat penyakit kanker atau osteoporosis pada fraktur patologis.2

Beberapa penyebab fraktur adalah :1. Kekerasan langsung;Kekerasan langsung menyebabkan patah tulang pada titik terjadinya kekerasan. Fraktur demikian sering bersifat fraktur terbuka dengan garis patah melintang atau miring.2. Kekerasan tidak langsung: Kekerasan tidak langsung menyebabkan patah tulang ditempat yang jauh dari tempat terjadinya kekerasan. Yang patah biasanya adalah bagian yang paling lemah dalam jalur hantaran vektor kekerasan.3. Kekerasan akibat tarikan otot:Patah tulang akibat tarikan otot sangat jarang terjadi.Kekuatan dapat berupa pemuntiran, penekukan, penekukan dan penekanan, kombinasi dari ketiganya, dan penarikan.3Komplikasi Komplikasi fraktur dapat terjadi beberapa penyakit:51. Sindrom Kompartemen2. Kerusakan Saraf3. Iskemik4. Emboli5. Nekrosis Avaskuler6. OsteomyelitisPenatalaksanaan Pengobatan segera Jika luka tidak terlalu menyakitkan dan pergelangan tangan tidak cacat, dimungkinkan untuk menunggu sampai hari berikutnya. Pergelangan tangan ini mungkin dilindungi dengan sebuah bidai. Kantong es dapat diterapkan pada pergelangan tangan dan pergelangan tangan bisa diangkat sampai dokter dapat memeriksanya.Jika luka sangat menyakitkan, mati rasa, cacat atau jari tidak berwarna pink, perlu untuk pergi ke ruang gawat darurat. Pada kebiasaannya, obat analgestik akan diberi untuk mengurangi rasa nyeri pada tempat fraktur.6Pengobatan non-operatif Ada banyak pilihan pengobatan. Pilihan tergantung pada banyak faktor, seperti sifat dari umur, rekahan dan tingkat aktivitas, dan preferensi pribadi dokter bedah. Berikut ini adalah diskusi umum dari opsi yang memungkinkan.6 Casting:1. Jika patah tulang berada dalam posisi yang baik, gips dapat diterapkan hingga menyembuhkan tulang.2. Jika posisi (alignment) tulang Anda tidak baik dan cenderung membatasi penggunaan masa depan lengan, mungkin perlu untuk memperbaiki deformitas. Tulang itu akan kembali-aligned (reduced).3. Jika tulang diluruskan (reduced) tanpa harus membuka kulit (sayatan), ini disebut closed reduction.

Gambar 2. Casting6 Pengobatan operatifKadang-kadang, posisi tulang begitu banyak keluar dari tempat yang tidak dapat diperbaiki atau disimpan diperbaiki di gips. Ini memiliki potensi mengganggu fungsi masa depan lengan. Dalam hal ini, operasi mungkin diperlukan.Ada banyak cara melakukan operasi. Bahkan jika fraktur yang dirawat di ruang operasi, dimungkinkan untuk kembali menyesuaikan (reduced) fraktur tanpa membuat sayatan (closed reduction). Dalam kasus lain, itu akan diperlukan untuk membuat irisan (open reduction) untuk langsung mengakses patah tulang untuk meningkatkan keselarasan.Tergantung pada patah tulang, ada sejumlah pilihan untuk memegang tulang dalam posisi yang benar, termasuk casting, logam pin (biasanya stainless steel atau titanium), piring dan sekrup, sebuah fixator eksternal (alat yang sebagian besar tetap berada di luar tubuh), atau kombinasi dari teknik ini.6

Gambar 3. Salah satu cara fiksasi eksternal6Prognosis Prognosis baik jika penanganan dan terapi yang di lakukan juga baik dan tepat namun butuh untuk penyembuhan jika fraktur sangat berat.Kesimpulan Daftar pustaka 1. Gleadle Jonathan. At a glance. Anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta : Erlangga;2007.h. 16.2. Editor: Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku ajar ilmu bedah. 2nd ed. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC; 2005. Cetakan 1; p. 840-55, 865-7.3. Rasad S. Radiologi diagnostik. Gaya Baru; 2005. Jakarta: Edisi ke-2: h.31.4. Hoffbrand AV, Pettit JE, Moss PAH. Kapita selekta hematologi. EGC; 2005. Jakarta: Edisi ke-4: h.303-6.5. Mansjoer Arif,Suprohaita,Wardhani Ika Wahyu,Setiowulan Wiwiek. Kapita Selekta Kedokteran. Ed 3 jilid 2, FKUI.2000.6. P. Freedy, Sulistia Gan. Farmakologi dan terapi. Analgesic-antipiretik analgesic anti-inflamasi. Edisi 5. FKUI 20077. Miller MD. Review of orthopaedics. 5th ed. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2008.p. 409-12.

10