Skenario 8 blok 11.docx

25
Skenario 8 : ( Demam ) Seorang wanita, usia 36 tahun, sejak 2 hari yang lalu menderita demam yang kadang – kadang disertai menggigil. Ia sudah minum obat warung tetapi tidak sembuh sehingga akhirnya ia berobat ke dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : TD 110/70mmHg, N 80×/menit, suhu 39 0 C, RR 16×/menit. DAFTAR ISI BAB 1: PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.................................................... ..........................................................2 1.2 Kasus....................................................... ............................................................ ..........2 BAB 2: PEMBAHASAN 2.1 Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh......................................................... ....................6 2.2 Patogenesis Demam......................................................... ..............................................12 1

Transcript of Skenario 8 blok 11.docx

Page 1: Skenario 8 blok 11.docx

Skenario 8 : ( Demam )

Seorang wanita, usia 36 tahun, sejak 2 hari yang lalu menderita demam yang kadang –

kadang disertai menggigil. Ia sudah minum obat warung tetapi tidak sembuh sehingga

akhirnya ia berobat ke dokter. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : TD 110/70mmHg, N

80×/menit, suhu 390C, RR 16×/menit.

DAFTAR ISI

BAB 1: PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang..............................................................................................................2

1.2 Kasus.............................................................................................................................2

BAB 2: PEMBAHASAN

2.1 Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh.............................................................................6

2.2 Patogenesis Demam.......................................................................................................12

2.3 Stadium-Stadium Demam..............................................................................................15

2.4 Pemeriksaan Basal Metabolisme Rate (BMR)..............................................................15

BAB 3: PENUTUP

Kesimpulan..........................................................................................................................19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................20

BAB 1

1

Page 2: Skenario 8 blok 11.docx

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Suhu tubuh manusia cenderung berfluktuasi setiap saat. Banyak faktor yang dapat

menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Untuk mempertahankan suhu tubuh manusia dalam

keadaan konstan, diperlukan regulasi suhu tubuh. Suhu tubuh manusia diatur dengan

mekanisme umpan balik (feed back) yang diperankan oleh pusat pengaturan suhu di

hipotalamus. Apabila pusat temperatur hipotalamus mendeteksi suhu tubuh yang terlalu

panas, tubuh akan melakukan mekanisme umpan balik. Mekanisme umpan balik ini terjadi

bila suhu inti tubuh telah melewati batas toleransi tubuh untuk mempertahankan suhu, yang

disebut titik tetap (set point). Titik tetap tubuh dipertahankan agar suhu tubuh inti konstan

pada 37°C.1

1.2 Kasus

Seorang wanita, usia 36 tahun, sejak 2 hari yang lalu menderita demam yang kadang-kadang

sidertai menggigil. Ia sudah minum obat warung tetapi tidak sembuh sehingga akhirnya ia

berobat ke dokter. Pada pemeriksaan fisik : TD 110/70 mmHg, N 80x/menit, suhu 39oC, RR

16x/menit.

BAB 2

PEMBAHASAN

2

Page 3: Skenario 8 blok 11.docx

2.1 Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh

Suhu tubuh normal dianggap berada pada 37oC (98.6oF). Namun sebenarnya tidak ada suhu

tubuh “normal” karena suhu bervariasi dari organ ke organ. Dari sudut pandang

termoregulatorik, tubuh dapat dianggap sebagai suatu inti di tengah (central core) dengan

lapisan pembungkus di sebelah luar (outer shell). Suhu di inti bagian dalam, yang terdiri dari

organ-organ abdomen dan toraks, sistem saraf pusat serta otot rangka umumnya relatif

konstan. Suhu inti internal inilah yang dianggap sebagai suhu tubuh dan menjadi subjek

pengaturan ketat untuk mempertahankan kestabilannya.2

Walaupun suhu inti dipertahankan relatif konstan, terdapat bebrapa faktor yang sedikit dapat

mengubahnya :2

Suhu inti manusia dalam keadaan normal bervariasi sekitar 1oC selama siang hari

dengan tingkat terendah terendah pada pagi sebelum bangun dan titik tertinggi pada

sore hari.

Suhu inti wanita mengalami irama bulanan dalam kaitannya dengan daur haid.

Suhu inti meningkat selama olahraga peningkatan luar biasa produksi panas oleh otot-

otot yang berkontraksi.

Kerana mekanisme pengatur suhu tidak 100% efektif, suhu inti dapat sedikit berubah-

ubah jika tubuh terpajan ke suhu yang ekstrim.

Maka, suhu inti dapat bervariasi antara sekitar 35.6 sampai 40oC. Nilai yang relatif konstan

ini dimungkinkan oleh adanya berbagai mekanisme termoregulatorik yang dikoordinasikan

oleh hipotalamus. Suhu inti adalah pencerminan kandungan panas total tubuh. Untuk

mempertahankan kandungan panas total yang konstan sehingga suhu inti stabil, pemasukan

panas ke tubuh harus seimbang dengan pengeluaran panas.2

Gambar 1

Produksi dan Pengeluaran Panas

3

Page 4: Skenario 8 blok 11.docx

2.1.1 Heat production (produksi panas/pemasukan panas)

Pemasukan panas/produksi panas terjadi melalui penambahan panas dari lingkungan

eksternal dan produksi panas internal.2 Terdapat beberapa cara produksi panas diperoleh

antaranya :

a) Basal metabolisme rate (BMR)

BMR merupakan pemanfaatan energi dalam tubuh guna memelihara aktivitas pokok

seperti bernapas. Besarnya BMR bervariasi sesuai dengan umur dan jenis kelamin.

Banyak faktor yang menyebabkan BMR meningakat di antaranya adalah karena

cedera, demam dan infeksi. Meningkatnya BMR ini menunjukkan tingginya

metabolisme yang dialami. Peningkatan metabolisme akan menghasilkan peningkatan

produksi panas dalam tubuh sehingga suhu tubuh menjadi naik. 3

b) Aktivitas otot

Aktivitas otot termasuk menggigil dapat memproduksi panas tubuh sebanyak lima

kali.4

Gambar 2

Produksi Panas melalui Aktiviti Olahraga

4

Page 5: Skenario 8 blok 11.docx

Mengigil terdiri dari kontraksi otot rangka yang ritmik bergetar yang terjadi dengan

frekuensi tinggi, maka sangat efektif untuk meningkatkan panas dengan semua energi

yang dibebaskan selama tremor otot ini diubah menjadi panas karena otot tidak

melakukan kerja eksternal.2

Gambar 3

Produksi Panas melalui Mengigil

c) Peningkatan hormon tirosin

5

Page 6: Skenario 8 blok 11.docx

Hipotalamus merespons terhadap dingin dengan melepas faktor releasing. Faktor ini

merangsang tirotropin pada anedohipofise untuk merangsang pengeluaran tiroksin

oleh kelenjar tiroid. Efek tirosin meningkatkan nilai metabolisme sel di seluruh tubuh

dan memproduksi panas. 3

d) Termogenesis kimia

Adalah perangsangan produksi panas melalui sirkulasi norepinefrin dan epinefrin atau

melalui perangsangan saraf simpatis. Hormon-hormon ini segera meningkatkan

aktivitas otot. 3

e) Demam

Demam meningkatkan metabolisme sel. Reaksi-reaksi kimia meningkat rata-rata

120% untuk setiap peningkatan 10oC. Hal ini berarti setiap peningkatan 1oC suhu

tubuh menyebabkan 12% reaksi kimia akan terjadi. 3

2.1.2 Heat loss (kehilangan panas/pengeluaran panas)

Pengeluaran panas terjadi melalui pengurangan panas dari permukaan tubuh yang terpajan ke

lingkungan eksternal.2 Panas hilang dari tubuh melalui 4 cara yaitu radiasi, konduksi,

konveksi dan evaporasi yang seperti berikut :

a) Radiasi

Adalah emisi energi panas dari permukaan tubuh yang hangat dalam bentuk

gelombong elektromagnetik atau gelombang panas yang berjalan melalui ruang.2

Saat energi pancaran mengenai suatu benda dan diserap, energi pancaran mengenai

suatu benda dan diserap, energi gerakan gelombang dipindahkan menjadi panas di

dalam benda tersebut. Tubuh manusia memancarkan (heat loss) dan menyerap (heat

production) energi pancaran. 2

Perpindahan netto panas melalui radiasi selalu dari benda yang lebih panas ke benda

yang lebih dingin. 2

Misalnya, seseorang yang berdiri di depan kulkas yang terbuka maka akan kehilangan

panas tubuhnya melalui radiasi. 3

Rata-rata, manusia kehilangan hampir separuh dari energi panas mealui radiasi.2

6

Page 7: Skenario 8 blok 11.docx

Gambar 4

Pengeluaran Panas melalui Radiasi

b) Konduksi

Adalah perpindahan panas antara benda-benda yang berbeda suhunya yang berkontak

langsung satu sama lain. 2

Panas berpindah mengikuti penuruanan gradien termal dari benda yang lebih panas ke

benda yang lebih dingin karena dipindahkan dari molekul ke molekul. Semua molekul

terus bergetar, dengan molekul yang lebih panas bergerak lebih cepat daripada yang

lebih dingin. Kecepatan perpindahan panas melalui konduksi bergantung pada

perbedaan suhu antara benda-benda yang bersentuhan. 2

Misalnya, seseorang akan kehilangan panas tubuh bila berendam dalam es selama

waktu tertentu. 3

Gambar 5

7

Page 8: Skenario 8 blok 11.docx

Kehilangan Panas melalui Konduksi

c) Konveksi

Mengacu pada perpindahan energi panas melalui arus udara (atau H2O).2 Kehilangan

panas tubuh melalui konveksi terjadi karena adanya pergerakan udara. Udara yang

dekat dengan tubuh menjadi lebih hangat yang kemudia bergerak untuk diganti

dengan udara dingin. Misalnya, udara terasa dingin ketika membuka pintu rumah. 3

Proses ini berulang-ulang membantu membawa panas menjauhi tubuh. Gerakan udara

paksa melintasi permukaan tubuh membantu menyapu udara yang dihangatkan oleh

koduksi secara ebih cepat menggantikannya dengan udara yang lebih dingin. 2

Gambar 6

Kehilangan Panas melalui Konveksi

8

Page 9: Skenario 8 blok 11.docx

d) Evaporasi

Kehilangan panas melalui evaporasi ini terus-menerus.3 Ketika udara menguap dari

permukaan kulit, panas yang diperlukan untuk mengubah air dari keadaan cecair

menjadi gas diserap oleh kulit sehingga tubuh menjadi lebih dingin. 2

Kehilangan panas secara evaporasi terjadi melalui pernapasan dan perspirasi kulit. 3

Berkeringat adalah suatu proses evaporatif aktif di bawah kontrol saraf simpatis.

Kecepatan pengurangan panas evaporatif dapat secara sengaja disesuaikan melalui

proses berkeringat yang merupakan mekanisme homeostatik penting untuk

mengeliminasi kelebihan panas sesuai kebutuhan. 2

Gambar 7

Kehilangan Panas melalui Evaporasi

9

Page 10: Skenario 8 blok 11.docx

Untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas-batas yang sempit walaupun terjadi

perubahan produksi metabolik dan perubahan suhu lingkungan, harus terjadi penyesuaian-

penyesuaian kompensatorik dalam mekanisme penambahan dan pengurangan panas. 2

2.1.3 Kaidah pengaturan suhu badan

Terdapat 2 kaidah pengaturan suhu badan yaitu : 5

Kaidah fisika

Kaidah metabolisme

Semua kaidah untuk mengatur suhu tubuh dibantu koordinasi tubuh.

2.1.3.1 Pengaturan suhu dengan kaidah fisik

Dikenali sebagai kaidah fisik karena pengaturan lebih banyak kepada penggunaan otot-otot

tubuh dan secara fisik. Di antara kemungkinan yang akan terjadi ialah : 5

1. Suhu badan tinggi melebihi normal

2. Suhu badan rendah melebihi normal

Mekanisme koreksi apabila suhu badan tinggi

Apabila suhu badan tinggi, termoreseptor akan mentransfer suhu pada kulit, di otak,

hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat untuk mengatur suhu darah yang melaluinya,

mekanisme koreksi akan diarahkan atau dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan

koordinasi tubuh. 5 Mekanisme kerja : 5

10

Page 11: Skenario 8 blok 11.docx

1. Vasodilasi yaitu pembuluh darah mengembang untuk berdekatan dengan kulit

(lingkungan luar) yang memungkinkan panas dibebaskan keluar.

2. Bulu kulit ditegaskkan untuk mengurangi udara yang terperangkap pada kulit supaya

panas mudah dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang baik. Bulu kulit

diatur oleh otot erektor.

3. Lebih banyak darah pada kulit (kulit kelihatan merah) - Memudahkan panas darah

terbebas keluar melalui proses penyinaran.

4. Berpeluh - Air keringat yang dirembes oleh kelenjar keringat mempunyai panas

pendam tentu yang tinggi dapat menyerap panas yang tinggi dan terbebas ke

lingkungan sekitar apabila air peluh menguap.

Mekanisme koreksi apabila suhu badan rendah

Apabila suhu tubuh rendah, termoreseptor akan menaikkan suhu pada kulit, di otak

hipotalamus akan berfungsi sebagai termostat mengatur suhu darah yang melaluinya,

mekanisme koreksi akan diarahkan atau dirangsang oleh hipotalamus dengan menggunakan

koordinasi badan. 5 Mekanisme kerja : 5

1. Vasokonstriksi yaitu pembuluh darah menyempit untuk menjauhi kulit agar panas tak

banyak keluar ke lingkungan sekitar.

2. Bulu kulit ditegakkan agar lebih banyak udara yang terperangkap pada kulit supaya

panas sukar dibebaskan karena udara adalah konduktor panas yang baik. Bulu kulit

diatur oleh otot erektor.

3. Kurang darah pada kulit (kulit kurang kelihatan kemerahan atau pucat) - Kurang

mengalami proses penyinaran untuk mencegah panas terbebas keluar lingkungan.

4. Kurangnya keringat - Saat kurang air keringat dirembeskan oleh kelenjar peluh maka

panas tak banyak dibebaskan melalui penguapan air peluh.

5.

Gambar 8

11

Page 12: Skenario 8 blok 11.docx

Mekanisme Pengaturan Suhu Tubuh

2.1.3.2 Pengawalan suhu dengan kaidah metabolik

Dikenal sebagai kaidah metabolik karena pengaturan lebih kepada penggunaan kimia badan

daripada secara fisik walaupun terdapat pengaturan yang melibatkan otot-otot. 5 Kawalan ini

melibat peranan: 5

Otot rangka

Kelenjar adrenal

Kelenjar tiroid

Dalam keadaan sejuk

Hipotalamus akan mengatur otot rangka untuk vasokonstriksi secara aktif. Hal ini akan

menyebabkan seseorang mengigil dan meningkatkan suhu badan. Pada saat yang sama,

kelenjar adrenal akan mensekresikan hormon adrenalin dan noradrenalin sedangkan kelenjar

tiroid akan mensekresikan hormon tiroksin, semua hormon ini bertujuan untuk meningkatkan

suhu badan dengan cara meningkatkan metabolisme tubuh. 5

Dalam keadaan panas

12

Page 13: Skenario 8 blok 11.docx

Aktivitas otot rangka akan berkurang, begitu juga dengan sekresi hormon-hormon tertentu

oleh kelenjar adrenal dan kelenjar tiroid akan berkurang. 5

Hormon epinefrin dan norepinefrin bertindak dengan: 5

1. Meningkatkan kadar detak jantung dan kadar pernafasan.

2. Meningkatkan tekanan darah

3. Meningkatkan metabolisme badan

4. Meningkatkan kadar gula darah dengan merangsang pengubahan glikogen ke glukosa.

2.2 Patogenesis Demam

Umumnya, keadaan sakit terjadi karena adanya proses peradangan (inflamasi) di dalam

tubuh. Proses peradangan itu sendiri sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan dasar

tubuh terhadap adanya serangan yang mengancam keadaan fisiologis tubuh. Proses

peradangan diawali dengan masuknya “racun” kedalam tubuh kita. Contoh “racun”yang

paling mudah adalah mikroorganisme penyebab sakit. 6

Mikroorganisme (MO) yang masuk ke dalam tubuh umumnya memiliki suatu zat

toksin/racun tertentu yang dikenal sebagai pirogen eksogen. Dengan masuknya MO tersebut,

tubuh akan berusaha melawan dan mencegahnya yakni dengan memerintahkan “tentara

pertahanan tubuh” antara lain berupa leukosit, makrofag, dan limfosit untuk memakannya

(fagositosit). 6

Dengan adanya proses fagositosit ini, tentara-tentara tubuh itu akan mengelurkan “senjata”

berupa zat kimia yang dikenal sebagai pirogen endogen (khususnya interleukin 1/ IL-1) yang

berfungsi sebagai anti infeksi. Pirogen endogen yang keluar, selanjutnya akan merangsang

sel-sel endotel hipotalamus (sel penyusun hipotalamus) untuk mengeluarkan suatu substansi

yakni asam arakhidonat. Asam arakhidonat bisa keluar dengan adanya bantuan enzim

fosfolipase A2. 6

Proses selanjutnya adalah, asam arakhidonat yang dikeluarkan oleh hipotalamus akan pemacu

pengeluaran prostaglandin (PGE2). Pengeluaran prostaglandin pun berkat bantuan dan

campur tangan dari enzim siklooksigenase (COX). Pengeluaran prostaglandin ternyata akan

mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus. 6

13

Page 14: Skenario 8 blok 11.docx

Sebagai kompensasinya, hipotalamus selanjutnya akan meningkatkan titik patokan suhu

tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini dikarenakan mesin tersebut

merasa bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon

dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh

yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang “setting”

hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan

demam atau febris. Demam yang tinggi pada nantinya akan menimbulkan manifestasi klinik

(akibat) berupa kejang (umumnya dialami oleh bayi atau anak-anak yang disebut dengan

kejang demam). 6

Dengan demikian, pembentukan demam sebagai respons terhadap infeksi adalah sesuatu

yang disengaja dan bukan disebabkan oleh kerusakan mekanisme termoregulasi. Banyak

pakar medis berpendapat bahwa peningkata suhu bersifat menguntungkan untuk melawan

infeksi. Demam memperkuat respons peradangan dan mungkin mengganggu multiplikasi

bakteri. 2

Pirogen endrogen meningkatkan titik patokan termostat hipotalamus selama demam dengan

memicu pengeluaran lokal prostaglandin, yaitu zat perantara kimiawi lokal yang bekerja

langsung di hipotalamus. Aspirin menurunkan demam dengan menghambat sintesis

prostaglandin. Aspirin tidak menurunkan suhu pada orang yang tidak demam karena tanpa

adanya pirogen endrogen tidak terdapat prostaglandin dalam jumlah berarti hipotalamus. 2

Penyebab molekuler pasti ”hilangnya” demam secara alamiah tidak diketahui, walaupun

diperkirakan bahwa hal tersebut terjadi karena penurunan pengeluaran pirogen atau

pengurangan sintesis prostaglandin. Apabila titik patokan hipotalamus dipulihkan ke normal,

suhu 38.9oC terlalu tinggi. Mekanisme respons panas diaktifkan untuk mendinginkan tubuh.

Terjadi vasodilatasi kulit yang diikuti oleh berkeringat. Orang yang bersangkutan merasa

panas dan membuka semua pelindung tubuh tambahan. Pengaktifan mekanisme pengeluaran

panas oleh hipotalamus ini menurukan suhu ke normal. 2

Gambar 9

14

Page 15: Skenario 8 blok 11.docx

Mekanisme Terjadinya Demam

2.3 Stadium-Stadium Demam

Tingakatan demam terdiri dari : 7

1. Stage of chill

Fase rasa dingin disertai menggigil :

heat loss menurun

heat production meningkat

2. Stage of fastigium

highest point di mana tingkat krisis dari penyakit.

heat loss meningkat

heat production menuru

2.4 Pemeriksaan Basal Metabolisme Rate (BMR)

15

Page 16: Skenario 8 blok 11.docx

Metabolisme basal adalah banyaknya energi yang dipakai untuk aktifitas jaringan tubuh

sewaktu istirahat jasmani dan rohani. Energi tersebut dibutuhkan untuk mempertahankan

fungsi vital tubuh berupa metabolisme makanan, sekresi enzim, sekresi hormon, maupun

berupa denyut jantung, bernafas, pemeliharaan tonus otot, dan pengaturan suhu tubuh. 8

Basal metabolisme rate (BMR) atau taraf metabolisme pada kondisi basal ditentukan dalam

keadaan individu istirahat fisik dan mental yang sempurna. Pengukuran metabolisme basal

dilakukan dalam ruangan bersuhu nyaman setelah puasa 12 sampai 14 jam (keadaan post-

absorptive). Sebenarnya taraf metabolisme basal ini tidak benar-benar basal. Taraf

metabolisme pada waktu tidur ternyata lebih rendah dari pada taraf metabolisme basal, oleh

karena selama tidur otot-otot terelaksasi lebih sempurna. Apa yang dimaksud basal disini

ialah suatu kumpulan syarat standar yang telah diterima dan diketahui secara luas.

Metabolisme basal dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu jenis kelamin, usia, ukuran dan

komposisi tubuh, faktor pertumbuhan. Metabolisme basal juga dipengaruhi oleh faktor

lingkungan seperti suhu, kelembaban, dan keadaan emosi atau stres. 8

Orang dengan berat badan yang besar dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai

metabolisme basal lebih besar dibanding dengan orang yang mempunyai berat badan yang

besar tapi proporsi lemak yang besar. Demikian pula, orang dengan berat badan yang besar

dan proporsi lemak yang sedikit mempunyai metabolisme basal yang lebih besar dibanding

dengan orang yang mempunyai berat badan kecil dan proporsi lemak sedikit. 8

Metabolisme basal seorang laki-laki lebih tinggi dibanding dengan wanita. Umur juga

mempengaruhi metabolisme basal dimana umur yang lebih muda mempunyai metabolisme

basal lebih besar dibanding yang lebih tua. Rasa gelisah dan ketegangan, misalnya saat

bertanding menghasilkan metabolisme basal 5% sampai 10% lebih besar. Hal ini terjadi

karena sekresi hormon epinefrin yang meningkat, demikian pula tonus otot meningkat. 8

Tabel 10

16

Page 17: Skenario 8 blok 11.docx

BMR untuk laki-laki berdasarkan berat badan

Tabel 11

BMR untuk perempuan berdasarkan berat badan

Bila seseorang dalam keadaan basal mengkonsumsi makanan maka akan terlihat peningkatan

produksi panas. Produksi panas yang meningkat dimulai satu jam setelah pemasukan

makanan, mencapai maksimum pada jam ketiga, dan dipertahankan diatas taraf basal selama

6 jam atau lebih. Kenaikan produksi panas diatas metabolisme basal yang disebabkan oleh

makanan disebut specific dynamic action. 8

Specific dynamic action adalah penggunaan energi sebagai akibat dari makanan itu sendiri.

Energi tersebut digunakan untuk mengolah makanan dalam tubuh, yaitu pencernaan

makanan, dan penyerapan zat gizi, serta transportasi zat gizi. Specific dynamic action dari

tiap makanan atau lebih tepatnya zat gizi berbeda-beda. Specific dynamic action untuk

protein berbeda dengan karbohidrat, demikian pula untuk lemak. Akan tetapi specific

17

Page 18: Skenario 8 blok 11.docx

dynamic action dari campuran makanan besarnya kira-kira 10% dari besarnya basal

metabolisme. 8

Di klinik, BMR ini ditetapkan dengan cara kalorimetri tidak langsung lingkaran tertutup yaitu

tidak ada hubungan dengan udara luar. Dengan cara : 7

Menggunakan spirometer yang diisi dengan O2

CO2 diserap (diikat)

OP melakukan inspirasi dari suatu alat dan ekspirasi ke dalam alat, lalu ini akan

membentuk sistem tertutup.

Perubahan volume spirometer ialah jumlah O2 yang dipakai. Volume gas dikoreksi ke

STPD (Standard Temperature Pressure & Dry)

Tujuan pemeriksaan metabolisme energi adalah untuk : 7

Menentukan keperluan kalori basal dan kalori selama melakukan kerja.

Menyusun diet makanan yang sesuai dengan keperluan kalori seseorang.

Membantu menegakkan diagnosis berbagai gangguan metabolisme.

Ekuivalen termis bahan makanan adalah : jumlah kilokalori yang dibebaskan per 1 O2

yang dipakai pada oksidasi bahan makanan = 4.5-5.0 Kkal.

Respiratory Quotient (RQ) ialah perbandingan antara volume CO2 yang dibebaskan dengan

volume O2 yang digunakan. Nilai RQ bervariasi sesuai dengan jenis maknan yang dioksidasi.

Untuk pemeriksaan BMR, RQ = 0.82. 7

BAB 3

18

Page 19: Skenario 8 blok 11.docx

KESIMPULAN

Kesimpulannya, hipotesis bahwa demam disebabkan oleh gangguan pengaturan suhu tubuh

dapat diterima. Namun, terdapat berbagai faktor-faktor lain yang dapat mengakibatkan

demam seperti peradangan, infeksi dan sakit sebagai efek dari mekanisme untuk melawan

mikroorganisme daripada sakit yang diterima oleh tubuh.

19