skenario blok 14

Click here to load reader

download skenario blok 14

of 30

description

ppt

Transcript of skenario blok 14

TUTORIAL SKENARIO A BLOK 11 Tutor: dr. Dwi Handayani, M.Kes

PENDIDIKAN DOKTERFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA2014Kelompok 1Tutor: dr. RM Dewi, SpPD

TUTORIAL SKENARIO C BLOK 141AnggotaAlmira Nur Amalia 04011181320102Darian davin04011381320022Hana Dwi Wiranti04011381320008Ezi Septyandra 04011181320032Febyana Rahmadani 04011181320028Karisya Tri Andini 04011181320006Kevin Arjun 04011281320012Marlan Pardamean Lalau Hutajulu 04011281320022Mei Syahara 04011281320030Muhammad Muharrary Akbar 04011281320008Shacktesswary Achanan 04011381320078Syahnas Masterina04011181320104Yeni Intan Cahyati 04011181320112

2OutlineSkenarioKlarifikasi IstilahIdentifikasi MasalahAnalisis MasalahLearning IssueKerangka KonsepKesimpulan3SkenarioTn. Romo, 63 tahun, di bawa ke ruang gawat darurat rumah sakit oleh keluarganya karena tidak sadar sejak 3 jam yang lalu. Menurut keluarganya, pasien mengidap DM tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu dan setiap hari mengonsumsi obat glibenklamid 5 mg. Menurut keluarganya, sebelum tidak sadar, Tn. Romo merasa dingin, berkeringat, jantung berdebar-debar, badan lemas dan merasa cemas, setelah minum obat sebelum makan pagi.Pemeriksaan fisik:Kesadaran: Koma, TD 90/40 mmHg, nadi 124x/menit, suhu 36oCTidak ditemukan kelainan lain pada pemeriksaan fisikKadar glukosa darah sewaktu (GDS) dengan alat glucometer: 40 mg/dl

4Klarifikasi IstilahDM tipe 2GlibenklamidKomaGlukosa Darah Sewaktu GlucometerIdentifikasi Masalah1. Tn. Romo, 63 tahun, di bawa ke ruang gawat darurat rumah sakit oleh keluarganya karena tidak sadar sejak 3 jam yang lalu. 2. Menurut keluarganya, pasien mengidap DM tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu dan setiap hari mengonsumsi obat glibenklamid 5 mg. 3. Menurut keluarganya, sebelum tidak sadar, Tn. Romo merasa dingin, berkeringat, jantung berdebar-debar, badan lemas dan merasa cemas, setelah minum obat sebelum makan pagi. 4. Pemeriksaan fisik:Kesadaran: Koma, TD 90/40 mmHg, nadi 124x/menit, suhu 36oCKadar glukosa darah sewaktu (GDS) dengan alat glucometer: 40 mg/dl

6Analisis1. Tn. Romo, 63 tahun, di bawa ke ruang gawat darurat rumah sakit oleh keluarganyakarena tidak sadar sejak 3 jam yang lalu.a. Bagaimana klasifikasi dari tingkat kesadaran? b. Bagaimana etiologi penurunan kesadaranpadakasusini? c. Bagaimanadampakdaripenurunankesadaranpadakasusini? 72. Menurut keluarganya, pasien mengida p DM tipe 2 sejak 5 tahun yang lalu dan setiap hari mengonsumsi obat glibenklamid 5 mg.a. Apa saja organ yang terkait pankreas? b. Bagaimana anatomi, histologi, dan fisiologidari organ pankreas? c. Bagaimana metabolism glukosa? d. Bagaimana homeostatis glukosa? Bagaimana fisiologi dari insulin? Bagaimana etiologi dari DM tipe 2?Bagaimana epidemiologi dari DM tipe 2? Bagaimana pathogenesis dari DM tipe 2? Bagaimana patofisiologi dari DM tipe 2? Bagaimana manifestasi klinik dari DM tipe 2? Bagaimana factor resiko dari DM tipe 2? Bagaimana komplikasi dari DM tipe 2? Bagaimana edukasi untuk penderita DM tipe 2? Bagaimana farmakokinetik dan farmakodinamik dari obat glibenklamid? (Bagaimana indikasi, kontraindikasi, dan efek samping obat glibenklamid? Bagaimana dosis dan cara pemberian dari obat glibenklamid?

83. Menurut keluarganya, sebelum tidak sadar, Tn. Romo merasa dingin, berkeringat, jantung berdebar-debar, badan lemas dan merasa cemas, setelah minum obat sebelum makan pagi.a. Bagaimana mekanisme merasa dingin, berkeringat, jantung berdebar-debar, badan lemas dan merasa cemas pada kasus ini?b. Bagaimana hubungan keluhan dengan penurunan kesadaran? c. Mengapa keluhan pasien terjadi setelah minum obat sebelum makan pagi? 4. Pemeriksaanfisik:Kesadaran: Koma, TD 90/40 mmHg, nadi 124x/menit, suhu 36oCKadar glukosadarahsewaktu (GDS) denganalat glucometer: 40 mg/dla. Bagaimanainterpretasidaripemeriksaantersebut? b. Bagaimanamekanisme abnormal daripemeriksaantersebut?

95. Bagaimanacaramenegakkan diagnosis padakasusini? 6.Apa diagnosis banding padakasusini? (7.Apa working diagnosis padakasusini?a. Bagaimanaetiologib. Bagaimanatandadangejalapadakasusini? c. Bagaimana pathogenesisd. Bagaimanapatofisiologie. Bagaimana factor resikof. Bagaimanapenatalaksaan8. Bagaimana SKDU pada kasus ini?

10Learning IssueAnatomi, histologi, dan fisiologi PankreasDM tipe 2HipoglikemicObat anti diabetes (glibenklamid)11

Anatomi, histologi, dan fisiologi Pankreas

Fungsi PankreasFungsi eksokrin yaitu membentuk getah pankreas yang berisi enzim dan elektrolit.Fungsi endokrin yaitu sekelompok kecil atau pulau langerhans, yang bersama-sama mebentuk organ endokrin yang mensekresikan insulin.Pulau langerhans terdiri atas: Sel-sel alfa yang menghasilkan glukagon, sel-sel beta yang menghasilka insulin, glukagon dan insulin mengatur kadar gula darah. Insulin adalah hormon hipoglikemik (menurunkan gula darah) sedangkan glukagon bersifat hiperglikemik (meningkatkan gula darah). Selain ini ada sel-sel delta yang menghasilkan somatostasin yang menghambat pelepasan insulin dan glukagon. Selain itu sel F menghasilkan polipeptida dan pankreatik yang berperan mengatur fungsi eksokrin pankreas.

Histologi pankreas

DM tipe 2Secara patofisiologi, DM tipe 2 ini bisa disebabkan karena dua hal yaitu : penurunan respon jaringan perifer terhadap insulin. Peristiwa tersebut dinamakan resistensi insulin, dan Penurunan kemampuan sel beta pankreas untuk mensekresi insulin sebagai respon terhadap beban glukosa.Gejala dan tanda DM1. Polidipsi2. Poliphagi3. Poliuri4. Penurunan berat badan5. Mudah lelah6. Kesemutan dan gatal-gatal7. Gangguan penglihatan8. Luka yang sukar membaik

Komplikasi DM Tipe 21. Komplikasi Akut HipoglikemiHipoglikemi ditandai dengan menurunnya kadar glukosa darah mencapai60 mg/dL. Gejala hipoglikemia terdiri dari gejala adrenergik berdebar, banyakkeringat, gemetar, rasa lapar) dan gejala neuroglikopenik (pusing, gelisah,kesadaran menurun sampai koma)2. Komplikasi Kronis (Menahun) Makroangiopati (Pembuluh darah jantung, Pembuluh darah tepi, Pembuluh darahotak ) Mikroangiopati (Pembuluh darah kapiler retina mata (retinopati diabetik),Pembuluh darah kapiler ginjal (nefropati diabetik)) Neuropati.Hipoglikemic (3b)Hipoglikemia adalah suatu keadaan klinis yang terjadi akibat penurunan kadar glukosa darahdibawah rentang batas normal. Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berbagai kelainan dan beratringannya ditentukan pula oleh lamanya terjadi penurunan kadar glukosa darah serta beratringan gejala yang timbul. Pada pasien diabetes melitus, hipoglikemia terutama terjadi akibatpemberian obat-obat golongan sulfonylurea dan pemakaian insulin. Pengaruh burukhipoglikemia terutama akan menyebabkan gangguan fungsi syaraf otak yang bila berlangsunglama akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.Menurut Soemadji (2006) dan Rush & Louies (2004) klasifikasi dan manifestasi klinis dari hipoglikemia adalah sebagai berikut :

Tanda dan gejala hipoglikemia dibagi dalam 2 kategori, yaitu : adrenergik dan neuroglikopenik. Tanda dan gejala adrenergik akibat dari penurunan kadar glukosa darah yang cepat mengakibatkan aktivasi sistem saraf otonom melalui pelepasan katekolamin dari medula adrenal. Gejala otonomik mengawali timbulnya gejala-gejala neuroglikopenik. Tanda dan gejala neuroglikopenik ini sendiri akibat kadar glukosa otak yang rendah.

Tanda dan gejala adrenergik :PucatKeringat dinginTakikardiRasa laparCemasIrritabilitasSakit kepalaPusingTanda dan gejala neuroglikopenik :BingungSuara ParauTingkah laku anehDisorientasiPenurunan kesadaranKejangPenurunan respon terhadap rangsanganBeberapa faktor risiko untuk terjadinya hipoglikemia pada pasiean diabetes melitus :1. Risiko yang Bisa Dikontrol Kelebihan berat badan (Obesitas). StresGaya hidup yang tidak sehat ditandai dengan minimnya aktivitas fisikKolesterol dan lemak darah yang tinggi akibat pola makan yang salahTekanan darah tinggi.Merokok. 2. Risiko yang Tidak Bisa Dikontrol Ras atau etnisFaktor keturunan / Kelainan genetikFaktor usia

Obat anti diabetes (glibenklamid)1. Obat anti diabetesInsulin2. Anti diabetika oralSulfonilureaBiguanideTiazolidinedioneGlucosidase-Alfa

SulfonilureaFarmokodinamik : Sulfonylurea berikatan dengan suatu resepyor sulfonylurea yang berdaya afinitas tinggi 140kDa yang dihubungkan dengan suatu kanal kalium yang sensitif ATP yang menyebabkan aliran ke dalam sel B. Dengan mengikat satu sulfonylurea berarti menghambat aliran ion kalium ke luar melalui kanal dan menyebabkan terjadinya depolarisai. Sebaliknya, depolarisasi membuka kanal kalsium yang dibuka oleh voltase dan menyebabkan aliran kalsium kedalam dan terjadi release insulin.(Farmakologi, Katzung)Farmakokinetik : Pemberian glibenklamid secara oral akan diabsorbsi melalui saluran cerna dengan cukup efektif. Makanan dan keadaan hiperglikemia dapat mengurangi absorbsi. Kadar optimal dapat dicapai walau tidak harus diminum 30 menit sebelum makan. Hal ini disebabkan masa paruh glibenklamid yang panjang, dengan alasan dalam plasma sekitar 90%-99% terikat dengan protein plasma terutama albumin.

Kerangka KonsepKesimpulanTn. Romo menderita hipoglikemia berat akibat efek samping obat glibenklamidTerima Kasih