TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH€¦ · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –September...

8
1 TINJAUAN EKONOMI MAKRO September 2019 Ikhtisar Ekonomi Makro Indonesia Disclaimer: Sudut pandang dan / atau hasil analisis dalam penelitian ini merupakan ikhtisar dari kondisi yang umum. Hasil analisis dari penelitian ini tidak dapat dijadikan semata-mata sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan tidak mewajibkan untuk menggunakan penelitian ini sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Transcript of TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH€¦ · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –September...

Page 1: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH€¦ · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –September 2019 Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Harga emas bergerak menguat sehubungan kebijakan

1

TINJAUANEKONOMI MAKRO

September 2019

Ikhtisar Ekonomi Makro Indonesia

Disclaimer: Sudut pandang dan / atau hasil analisis dalam penelitian ini merupakan ikhtisar dari kondisi yang umum. Hasil analisis dari penelitian ini tidak dapat dijadikan semata-mata sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan tidak mewajibkan untuk menggunakan penelitian ini sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Page 2: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH€¦ · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –September 2019 Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Harga emas bergerak menguat sehubungan kebijakan

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

EXECUTIVE SUMMARY❑ Pada 18 September 2019, Bank Sentral AS memutuskan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan Fed

rate sebesar 25 bps yaitu dari sebelumnya di range 2,00-2,25% menjadi 1,75-2,00%.

❑ Kebijakan The Fed menurunkan suku bunga saat ini dinilai sudah tidak lagi efektif dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi sehubungan ditimbulkannya gejolak pasar berupa keringnya likuiditas perbankan.

❑ Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19 September 2019 memutuskan untuk menurunkan

BI 7-day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,25%, suku bunga Deposit Facility sebesar 25

bps menjadi 4,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25 bps menjadi 6,00%.

❑ Harga minyak dan emas menguat sehubungan memanasnya politik di Kawasan Timur Tengah, dan dampak

penurunan suku bunga acuan membuat pelaku pasar melakukan hedging dengan membeli emas.

❑ Tingkat Inflasi di AS pada bulan Agustus turun ke level 1,70% dari sebelumnya di level 1,80% di bulan Juli.

❑ Tingkat pengangguran AS mencapai 3,7% pada Agustus 2019, tidak berubah dari angka dua bulan sebelumnya

dan sesuai dengan ekspektasi pasar.

❑ Pada Agustus 2019 terjadi inflasi sebesar 0,12% (m-t-m) atau sebesar 3,49% (y-o-y). Dengan tingkat inflasi

yang masih rendah target Bank Indonesia untuk inflasi sebesar 3,5±1% diperkirakan masih dapat tercapai.

❑ Nilai tukar Rupiah di periode ini secara point-to-point menguat terhadap Dolar AS dengan bergerak dari posisi

Rp14.185 per USD pada 30 Agustus menjadi Rp14.165 per USD pada 27 September 2019. Dengan demikian,

nilai tukar Rupiah secara point-to-point mengalami apresiasi sebesar 0,14%. Menurut perhitungan rerata,

rerata nilai tukar Rupiah di bulan Agustus adalah Rp14.232 per USD dan rerata periode akhir Agustus-27

September 2019 adalah Rp14.096 per USD atau mengalami apresiasi sebesar 0,96%.

❑ Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus 2019 mengalami surplus sebesar USD85,10 juta. Posisi surplus

pada neraca perdagangan di bulan Agustus 2019 membuat optimis bahwa target APBN di kisaran 2,5–3,0%

terhadap PDB dapat tercapai.

❑ Pasca diturunkannya suku bunga acuan Bank Indonesia, likuiditas perbankan mulai menunjukkan terjadinya

pengetatan likuiditas walaupun belum sampai menimbulkan gejolak kenaikan suku bunga pinjaman antar

bank. Rasio LDR perbankan di bulan Juni 2019 berada di angka 94,98% (OJK), dan likuiditas perbankan

bergerak di kisaran Rp60-80 T setiap harinya (23-27 September) atau sedikit di bawah batas aman di angka

Rp90 T. Suku bunga deposito juga terpantau masih cukup tinggi dengan beberapa bank masih menawarkan

bunga deposito di level 6,5% dan 7%. Kondisi tersebut akan membatasi kebijakan Bank Indonesia dari

menurunkan suku bunga acuan lebih lanjut.

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – September 2019

Page 3: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH€¦ · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –September 2019 Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Harga emas bergerak menguat sehubungan kebijakan

1. IKHTISAR EKONOMI GLOBAL

Sumber: investing.com, diolah

A. Suku bunga acuan AS kembali turun sebesar 25 bps, namun berakibat pada keringnya likuiditas

perbankan

Harga minyak sempat menguat akibat serangan drone ke kilang-

kilang minyak Arab Saudi mengakibatkan timbulnya kekhawatiran

terhadap supply minyak di masa mendatang. Namun demikian, efek

tersebut diprediksi tidak akan berlangsung lama. Harga minyak

kemudian diprediksi akan kembali melemah sehubungan permintaan

global juga masih melemah.

Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) di

posisi 27 September menguat ke harga USD55,91 per barel atau

menguat sebesar +1,47% yaitu dari posisi USD58,10 per barel pada 30

Agustus. Adapun dari posisi awal tahun yaitu dari posisi 1 Januari

2019, harga minyak West Texas Intermediate (WTI) telah menguat

sebesar +21,83%. Pergerakan harga minyak mentah di masa

mendatang masih bergantung pada tingkat kepatuhan negara-negara

OPEC+ dan kebijakan negara-negara maju terkait penggunaan

renewable energy, serta prospek ekonomi global pasca perang

dagang.

B. Harga minyak dan emas menguat

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – September 2019

Harga emas bergerak menguat sehubungan kebijakan The Fed

dalam memangkas suku bunga, sehingga mendorong pelaku pasar

melakukan hedging pada emas. Pada posisi 27 September harga emas

diperdagangkan di level USD1.506,4 per troy ounce atau melemah

sebesar -1,50% dari posisi 30 Agustus yang sebelumnya berada di

level USD 1.529,40 per troy ounce. Adapun dari posisi 1 Januari 2019

harga emas mengalami kenaikan sebesar +17,38%. Pergerakan emas

secara fundamental akan mengikuti jumlah permintaan dari dua

negara besar yaitu India dan Tiongkok.

Sumber: investing.com, diolah

1

1.200,00

1.250,00

1.300,00

1.350,00

1.400,00

1.450,00

1.500,00

1.550,00

1.600,00

1-Jan-19 1-Feb-19 1-Mar-19 1-Apr-19 1-May-19 1-Jun-19 1-Jul-19 1-Aug-19 1-Sep-19

Harga Emas (COMEX)

40,00

45,00

50,00

55,00

60,00

65,00

70,00

01-Jan-19 01-Feb-19 01-Mar-19 01-Apr-19 01-May-19 01-Jun-19 01-Jul-19 01-Aug-19 01-Sep-19

Crude Oil WTI

Pada 18 September 2019, Bank Sentral AS memutuskan untuk kembali menurunkan suku bunga acuan Fed rate sebesar 25 bps yaitu

dari sebelumnya di range 2,00-2,25% menjadi 1,75-2,00%. Langkah tersebut diambil komite dengan mempertimbangkan pasar tenaga kerja

yang tetap kuat dan kegiatan ekonomi yang meningkat dalam level yang moderat di tengah ketikdapastian pertumbuhan ekonomi global

akibat perang dagang dengan Cina. Tingkat pengangguran di AS hingga bulan Agustus masih berada di level 3,70% , sedangkan tingkat

inflasi berada di level 1,70% atau berada di bawah sasaran simetris jangka panjang yang ditetapkan sebesar 2%.

Pasca keputusan The Fed tersebut pasar uang di AS mengalami gejolak likuiditas sehingga memaksa The Fed untuk melakukan

intervensi pasar agar dapat kembali menormalkan likuiditas perbankan. Berdasarkan data The Fed New York, terdapat permintaan

pendanaan yang sangat kuat hingga USD 62 miliar untuk operasi 14 hari dan USD 80,2 miliar untuk overnight. Setelah pendanaan

dikucurkan suku bunga overnight turun ke 1,95%-2,03%. Sebelumnya overnight berada di 2,01%-2,10% sebelum operasi pasar dilakukan

The Fed (CNBC, 25 September 2019).

Negara Sebelumnya Aktual PerubahanIndia 5.75% 5.40% -0.35%Thailand 1.75% 1.50% -0.25%Jamaika 0.75% 0.50% -0.25%Selandia Baru 1.50% 1.00% -0.50%Filipina 4.25% 4.00% -0.25%Indonesia 5.50% 5.25% -0.25%China 4.25% 4.20% -0.05%Brazil 6.00% 5.50% -0.50%Russia 7.25% 7.00% -0.25%Mexico 8.00% 7.75% -0.25%Turkey 19.75% 16.50% -3.25%Hong Kong 2.50% 2.25% -0.25%

Sumber: tradingeconomics.com

Langkah the Fed kemudian diikuti oleh Bank-Bank Sentral di negara-negaraemerging markets untuk kembali menurunkan suku bunga acuannya. Beberapanegara tetangga seperti Filipina di bulan September menurunkan suku bunganyadari 4,25% menjadi 4,00% dan Thailand sejak bulan Agustus juga sudahmenurunkan suku bunga dari 1,75% menjadi 1,50%.Negara-negara emerging markets lainnya seperti Brazil langsung memotong sukubunga sebesar 50bps dari sebelumnya 6,00% menjadi 5,50% dan Turkeymemangkas suku bunga langsung sebesar 325bps dari 19,75% menjadi 16,50%.

Catatan: Kebijakan The Fed menurunkan suku bunga saat ini dinilai sudah tidak lagiefektif dalam mendorong pertumbuhan ekonomi sehubungan ditimbulkannyagejolak pasar berupa keringnya likuiditas perbankan. Karena itu, walaupunbeberapa analis mengatakan suku bunga masih akan turun sekali lagi pada akhirtahun ini, namun memperhatikan kondisi yang terjadi sekarang kemungkinantersebut akan sangat kecil.

Page 4: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH€¦ · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –September 2019 Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Harga emas bergerak menguat sehubungan kebijakan

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

C. Pertumbuhan ekonomi AS: Inflasi turun, tingkat pengangguran stagnan

Sumber: tradingeconomics

C.1. Tingkat Inflasi AS

C.2. Tingkat Pengangguran AS

Sumber: tradingeconomics

D. Pergerakan indeks saham global

Sumber: investing.com

Sumber: investing.com

Pasar finansial global bergerak menguat di bulan September.

Pemangkasan suku bunga The Fed sebesar 25 bps pada bulan

September merupakan langkah yang sudah lama diantisipasi oleh

pasar. Respon pelaku pasar cukup positif menyambut kebijakan

tersebut dan memberikan optimisme atas perbaikan kondisi ekonomi

di tengah perang dagang AS-China.

Pada periode 30 Agustus-27 September 2019 indeks utama di

bursa saham AS dan beberapa indeks utama bursa saham di Asia

tampak menguat. Indeks Dow Jones Industrial Average menguat

+1,58% yaitu dari sebelumnya 26.403,28 pada 30 Agustus menjadi

26.820,25 pada 27 September. Indeks S&P 500 bergerak menguat

+1,21% dari sebelumnya 2.926,46 pada 30 Agustus menjadi 2.961,79

pada 27 September. Indeks Nasdaq melemah -0,12% dari sebelumnya

7.691,00 pada 30 Agustus menjadi 7.681,58 pada 27 September.

Indeks Hang Seng di bursa saham Hong Kong menguat +0,89% dari

sebelumnya 25.724,73 pada 30 Agustus 2019 menjadi 25.954,81 pada

27 September. Bursa saham Jepang dengan indeks Nikkei menguat

+5,67% yaitu dari sebelumnya 20.704,37 pada 30 Agustus 2019

menjadi 21.878,90 pada 27 September.

2

Tingkat Inflasi di AS pada bulan Agustus turun ke level 1,70%

dari sebelumnya di level 1,80% di bulan Juli. Dalam 5 bulan terakhir

tingkat inflasi di AS terendah terjadi di bulan Juni yaitu di angka

1,60%.

Terjadinya inflasi di AS antara lain disebabkan kenaikan harga

pada kelompok makanan sebesar 1,7%, kelompok transportasi

sebesar 0,9%, kesehatan sebesar 4,3%, perumahan sebesar 3,4%,

kendaraan baru sebesar 0,2% dan kendaraan bekas sebesar 2,1%.

Tingkat inflasi bulan Agustus masih di bawah target inflasi

jangka panjang The Fed yaitu di kisaran angka 2% dan merupakan

tanda yang kurang baik bagi perekonomian AS. Pengaruh

diturunkannya suku bunga acuan sebesar 25bps dalam mendorong

pertumbuhan ekonomi AS belum akan terasa dalam waktu dekat,

bahkan apabila tidak berhati-hati kebijakan penurunan suku bunga

justru akan menimbulkan gejolak likuiditas di industri perbankan.

Tingkat pengangguran AS mencapai 3,7% pada Agustus 2019,

tidak berubah dari angka dua bulan sebelumnya dan sesuai dengan

ekspektasi pasar. Jumlah orang yang menganggur berkurang 19 ribu

menjadi 6,00 juta orang sementara lapangan pekerjaan (laker) naik 590

ribu menjadi 157,9 juta laker.

Di antara kelompok pekerja utama, tingkat pengangguran untuk

pria dewasa sebesar 3,4%, wanita dewasa 3,3%, remaja 12,6%, kulit

putih 3,4%, kulit hitam 5,5%, orang Asia 2,8%, dan Hispanik 4,2%.

Secara keseluruhan menunjukkan sedikit atau tidak ada perubahan

pada bulan Agustus.

Jumlah pengangguran jangka panjang (mereka yang

menganggur selama 27 minggu atau lebih) sedikit berubah menjadi 1,2

juta pada bulan Agustus dan menyumbang 20,6% dari total

pengangguran.

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – September 2019

2,70%

2,30%

2,50%

2,20%

1,90%

1,60%

1,50%

1,90%2,00%

1,80%

1,60%

1,80%1,70%

1,40%

1,60%

1,80%

2,00%

2,20%

2,40%

2,60%

2,80%

CPI Inflation

3,80%3,70%

3,80%

3,70%

3,90%

4,00%

3,80% 3,80%

3,60% 3,60%

3,70%

3,70%

3,70%

3,20%

3,30%

3,40%

3,50%

3,60%

3,70%

3,80%

3,90%

4,00%

4,10%

US Jobless Rate

25.000

25.500

26.000

26.500

27.000

27.500

27-Aug-19 01-Sep-19 06-Sep-19 11-Sep-19 16-Sep-19 21-Sep-19 26-Sep-19

Dow Jones Industrial Average

30-Aug-19 27-Sep-19 Change Change(%)

S&P 500 2,926.46 2,961.79 35.33 1.21%

Nasdaq 100 7,691.00 7,681.58 -9.42 -0.12%

Dow 30 26,403.28 26,820.25 416.97 1.58%

FTSE100 7,207.18 7,426.21 219.03 3.04%

DAX 11,939.28 12,380.94 441.66 3.70%

Hang Seng 25,724.73 25,954.81 230.08 0.89%

Nikkei 225 20,704.37 21,878.90 1,174.53 5.67%

Page 5: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH€¦ · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –September 2019 Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Harga emas bergerak menguat sehubungan kebijakan

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

2. EKONOMI MAKRO INDONESIA: SUKU BUNGA TUJUH HARI TURUN 25 BPS, INFLASIRENDAH

A. Suku bunga BI rate turun 25 bps ke 5,25%

Sumber: Bank Indonesia, update: 23 September 2019

Sumber: Badan Pusat Statistik

3

C. Inflasi bulan Agustus tercatat sebesar 0,12% (m-t-m) atau 3,49% (y-o-y)

Pada Agustus 2019 terjadi inflasi sebesar 0,12%(m-t-m) atau sebesar 3,49% (y-o-y). Inflasi terjadi karenaadanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknyasebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu:kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakausebesar 0,26%; kelompok perumahan, air, listrik, gas, danbahan bakar sebesar 0,23%; kelompok sandang sebesar0,88%; kelompok kesehatan sebesar 0,59%; dankelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar1,21%. Sementara kelompok pengeluaran yangmengalami penurunan indeks, yaitu: kelompok bahanmakanan sebesar 0,19% dan kelompok transpor,komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,55%.

Komponen inti pada Agustus 2019 mengalamiinflasi sebesar 0,43%. Tingkat inflasi komponen intitahun kalender (Januari–Agustus) 2019 sebesar 2,32%dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun(Agustus 2019 terhadap Agustus 2018) sebesar 3,30%.

Rendahnya tingkat inflasi pada bulan ini antaralain disebabkan kondisi low season pada penerbanganudara.

Dengan tingkat inflasi yang masih rendah targetBank Indonesia untuk inflasi sebesar3,5±1% diperkirakan masih dapat tercapai.

Jan Feb Mar April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

2017 3.49% 3.83% 3.61% 4.17% 4.33% 4.37% 3.88% 3.82% 3.72% 3.58% 3.30% 3.61%

2018 3.25% 3.18% 3.40% 3.41% 3.23% 3.12% 3.18% 3.20% 2.88% 3.16% 3.23% 3.13%

2019 2.82% 2.57% 2.48% 2.83% 3.32% 3.28% 3.32% 3.49%

Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 18-19

September 2019 memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo

Rate (BI7DRR) sebesar 25 bps menjadi 5,25%, suku bunga Deposit Facility

sebesar 25 bps menjadi 4,50%, dan suku bunga Lending Facility sebesar 25

bps menjadi 6,00%. Kebijakan tersebut konsisten dengan prakiraan inflasi

yang tetap rendah di bawah titik tengah sasaran dan imbal hasil investasi

aset keuangan domestik yang tetap menarik, serta sebagai langkah pre-

emptive untuk mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik

di tengah kondisi ekonomi global yang melambat. Untuk memperkuat

bauran kebijakan dalam mendorong momentum pertumbuhan ekonomi,

Bank Indonesia melakukan relaksasi kebijakan makroprudensial untuk

meningkatkan kapasitas penyaluran kredit perbankan dan mendorong

permintaan kredit pelaku usaha.

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – September 2019

5,25

6,00 6,13

6,24 6,38 6,50 6,54

5,00

5,75 5,80 5,83 5,87

6,22 6,20 6,26

4,75

5,50 5,55 5,58

5,66

5,89 5,94 6,00

4,50

5,25 5,28 5,30 5,33

5,68 5,69 5,75

4,25

4,75

5,25

5,75

6,25

6,75

Overnight 1 Minggu 2 Minggu 1 Bulan 3 Bulan 6 Bulan 9 Bulan 12 Bulan

Term Structure Bank Indonesia

Term Structure BI24 Juni 2019

Term Structure BI25 Juli 2019

Term Structure BI23 Agustus 2019

Term Structure BI23 September 2019

2,82%

2,57%2,48%

2,83%

3,32% 3,28% 3,32%3,49%

2,00%

2,50%

3,00%

3,50%

4,00%

4,50%

5,00%

Inflasi

2016 2017 2018 2019

Pengaturan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM)/RIM Syariah disempurnakan dengan menambahkan komponen pinjaman/pembiayaan

yang diterima bank, sebagai komponen sumber pendanaan bank dalam perhitungan RIM/RIM Syariah. Bank Indonesia juga melakukan

pelonggaran: (i) Rasio Loan to Value / Financing to Value (LTV/FTV) untuk kredit/pembiayaan Properti sebesar 5%, (ii) Uang Muka untuk

Kendaraan Bermotor pada kisaran 5 sampai 10%, serta (iii) Tambahan keringanan rasio LTV/FTV untuk kredit atau pembiayaan properti dan

Uang Muka untuk Kendaraan Bermotor yang berwawasan lingkungan masing-masing sebesar 5%. Ketentuan tersebut berlaku efektif sejak 2

Desember 2019. Sementara itu, kebijakan sistem pembayaran dan pendalaman pasar keuangan terus diperkuat guna mendukung

pertumbuhan ekonomi.

Catatan: Pasca diturunkannya suku bunga acuan Bank Indonesia, likuiditas perbankan mulai menunjukkan terjadinya pengetatan likuiditas

walaupun belum sampai menimbulkan gejolak kenaikan suku bunga pinjaman antar bank. Rasio LDR perbankan di bulan Juni 2019 berada di

angka 94,98% (OJK), dan likuiditas perbankan bergerak di kisaran Rp60-80 T setiap harinya (23-27 September) atau sedikit di bawah batas

aman di angka Rp90 T. Suku bunga deposito juga terpantau masih cukup tinggi dengan beberapa Bank masih menawarkan suku bunga di level

6,5% dan 7% (PIPU-Bank Indonesia). Kondisi tersebut akan membatasi kebijakan Bank Indonesia dari menurunkan suku bunga acuan lebih

lanjut.

Page 6: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH€¦ · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –September 2019 Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Harga emas bergerak menguat sehubungan kebijakan

TINJAUAN EKONOMI MAKRO

D. Dolar AS bergerak melemah terhadap mayoritas mata uang dunia

4

Sumber: investing.com, disesuaikan dengan USD sebagai reference currency Sumber: investing.com

Neraca perdagangan Indonesia pada Agustus

2019 mengalami surplus sebesar USD85,10 juta.

Apabila dibandingkan dengan bulan Juli 2019, ekspor

non-migas Indonesia mengalami penurunan sebesar -

7,18% yaitu dari sebelumnya USD14,44 miliar pada Juli

2019 menjadi USD13,40 miliar pada Agustus 2019.

Adapun impor non-Migas mengalami penurunan

sebesar -8,77% yaitu dari sebelumnya USD13,77 miliar

pada Juli 2019 menjadi USD12,56 miliar pada Agustus

2019.

Ekspor migas Indonesia mengalami penurunan

sebesar -38,51% yaitu dari sebelumnya USD1,42 miliar

pada Juli 2019 menjadi USD0,87 miliar pada Agustus

2019. Adapun impor migas mengalami penurunan

sebesar -46,47% yaitu dari sebelumnya USD3,05 miliar

menjadi USD1,63 miliar. Posisi surplus pada neraca

perdagangan bulan Agustus 2019 membuat optimis

bahwa target APBN di kisaran 2,5–3,0% terhadap PDB

dapat tercapai.

E. Neraca perdagangan Indonesia tercatat surplus

Sumber: Badan Pusat Statistik (dalam juta USD)

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – September 2019

-0,14%

0,00%

-0,42%

-0,42%

0,08%

0,66%

0,00%

0,36%

-3,12%

1,53%

-0,62%

-1,32%

-2,74%

0,47%

-1,08%

-0,42%

0,17%

0,08%

-4% -3% -2% -1% 0% 1% 2%

USD/IDR

USD/THB

USD/SGD

USD/MYR

USD/VND

USD/MMK

USD/PHP

USD/BRL

USD/RUB

USD/JPY

USD/KRW

USD/INR

USD/TRY

EUR/USD

GBP/USD

AUD/USD

NZD/USD

USD/CHF

Nilai Tukar 30 Agustus - 27 September 2019

14.558

14.858

15.179

14.664

14.498

14.165

14.029

14.20414.137

14.376

14.251

14.031

14.232

14.096

Rerata USD/IDR

-944,20

314,00

-1.773,40

-1.996,00

-1.031,70

-1.063,50

329,90

670,80

-2.501,19

207,60 196,00

-63,50

85,10

-3000

-2500

-2000

-1500

-1000

-500

0

500

1000

Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19

Neraca Nilai Perdagangan Indonesia, Agt 2018 - 2019

Selisih Jul-19 Aug-19 Selisih2 %

Ekspor Non Migas 14,441.40 13,404.90 (1,036.50) -7.18%

Ekspor Migas 1,423.70 875.40 (548.30) -38.51%

Impor Non Migas 13,772.40 12,564.70 (1,207.70) -8.77%

Impor Migas 3,045.70 1,630.50 (1,415.20) -46.47%

Nilai tukar Rupiah di periode ini secara point-to-point menguat terhadap Dolar AS dengan bergerak dari posisi Rp14.185 per USD pada 30

Agustus menjadi Rp14.165 per USD pada 27 September 2019. Dengan demikian, nilai tukar Rupiah secara point-to-point mengalami apresiasi

sebesar 0,14%. Menurut perhitungan rerata, rerata nilai tukar Rupiah di bulan Agustus adalah Rp14.232 per USD dan rerata periode akhir Agustus-

27 September 2019 adalah Rp14.096 per USD atau mengalami apresiasi sebesar 0,96%. Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut merupakan dampak

dari berbagai kebijakan moneter diantaranya penurunan suku bunga The Fed yang diikuti oleh beberapa bank Sentral di negara lainnya. Dengan

demikian, pelaku pasar cenderung untuk mencari dan menempatkan dananya pada instrumen-instrumen lain di negara-negara emerging market

yang memberikan imbal hasil lebih tinggi salah satunya di Indonesia.

Pada periode akhir Agustus hingga 27 September 2019, mata uang Dolar AS (USD) melemah terhadap mayoritas mata uang dunia. Pelemahan

mata uang Dolar AS tersebut antara lain disebabkan oleh faktor kebijakan moneter AS menurunkan suku bunga sebesar 25bps. Dengan

diturunkannya suku bunga sebesar 25bps saat ini Fed rate berada di kisaran 1,75-2,00% dan mendorong pelaku pasar untuk mencari investasi di

negara-negara lain yang bisa memberikan imbal hasil yang lebih tinggi.

Terhadap mata uang di Asia Tenggara, mata uang USD juga terlihat melemah kecuali terhadap mata uang Myanmar dan Vietnam. Hal tersebut

menunjukkan perbaikan risk appetite pelaku pasar antara lain dengan mengejar dan menempatkan dananya pada aset-aset yang berisiko lebih

tinggi namun memberikan imbal hasil lebih baik.

Catatan: Walaupun tercatat surplus, namun dari sisiekspor maupun impor terlihat terjadinya penurunan.Khusus di ekspor dan impor migas, penurunan yangterjadi terlihat cukup besar.

Page 7: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH€¦ · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –September 2019 Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Harga emas bergerak menguat sehubungan kebijakan

TINJAUAN EKONOMI MAKRO 5

F. Cadangan devisa : Posisi cadangan devisa Indonesia cukup untuk 7,4 bulan impor

Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Agustus 2019 sebesar USD

126,4 miliar, meningkat dibandingkan dengan posisi pada akhir Juli 2019 sebesar

USD 125,9 miliar. Posisi cadangan devisa pada Agustus 2019 terutama didorong

oleh penerimaan devisa migas dan penerimaan valas lainnya. Posisi cadangan

devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,4 bulan impor atau 7,1 bulan impor

dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar

kecukupan internasional yaitu 3 bulan impor. Cadangan devisa tersebut tetap

memadai dengan didukung stabilitas dan prospek ekonomi yang tetap baik, serta

mampu mendukung ketahanan sektor eksternal dan menjaga stabilitas

makroekonomi dan sistem keuangan.

Sumber: Bank Indonesia, dalam miliar USD

G. Kinerja pasar saham domestik: IHSG melemah di bulan September

Pada periode 30 Agustus-27 September, kinerja bursa saham domestik

cenderung melemah. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar -

1,49% yaitu turun dari level 6.290,55 pada 30 Agustus menjadi 6.196,89 pada 27

September 2019. Kondisi tersebut juga diikuti oleh indeks domestik lainnya yaitu

indeks LQ45 yang melemah sebesar -2,34% yaitu dari level 995,76 pada 30

Agustus ke level 972,45 pada 27 September 2019, dan indeks Syariah JII melemah

sebesar -2,05% yaitu dari level 702,59 pada 30 Agustus ke 688,17 pada 27

September 2019.

Pada periode yang sama investor asing tercatat melakukan net sell dan

capital outflow tercatat sebesar Rp5,46 T. Walaupun Bank Indonesia telah

menurunkan suku bunga acuan sebanyak 3 kali, namun hal tersebut dianggap

belum dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam waktu dekat.

Likuiditas perbankan yang semakin ketat sebagai dampak perpindahan aset-aset

nasabah dari deposito perbankan ke surat-surat berharga negara untuk

mendapatkan yield yang lebih tinggi telah mendorong tingkat LDR perbankan ke

angka 94,98% (statistik OJK), sehingga untuk penyaluran kredit ke sektor riil masih

sulit untuk terwujud.Sumber: investing.com, Bursa Efek Indonesia

H. Kinerja Surat Berharga Syariah Negara (SBSN): Yield turun untuk tenor panjang

Sumber: IBPA

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – September 2019

118,31

117,93

114,85 115,16

117,21

120,65

120,08

123,27

124,54

124,29

120,35

123,82

125,90 126,44

110,00

115,00

120,00

125,00

130,00

Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19

Cadangan Devisa Indonesia (miliar USD)

6.278,17 6.269,666.308,95

6.326,21

6.381,95

6.334,84

6.219,44

6.231,47

6.137,61

6.196,89

5.900

6.000

6.100

6.200

6.300

6.400

6.500

6.600

6.700

Indek Harga Saham Gabungan

30-Aug-19 27-Sep-19 Change Change(%)

IHSG 6,290.55 6,196.89 -93.66 -1.49%

LQ45 995.76 972.45 -23.31 -2.34%

JII 702.59 688.17 -14.42 -2.05%

Indicative Yield

SBSN30-Aug-19 27-Sep-19 Perubahan

5 6.92 7.08 0.16

10 7.52 7.75 0.23

15 7.99 7.96 (0.03)

20 8.31 7.92 (0.39)

5,00

5,50

6,00

6,50

7,00

7,50

8,00

8,50

9,00

0,1 1 2 3 4 5 6 7 8 9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

SBSN Indicative Yield

20-Sep-19 27-Sep-19 30-Aug-19

Indicative yield Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) pada 30 Agustus-27

September mengalami penurunan pada tenor-tenor panjang. Penurunan

tersebut antara lain didorong oleh peralihan portofolio investor yang sebelumnya

memiliki SBN Konvensional ke SBN Syariah sehubungan imbal hasil yang

diperoleh pada instrument SBN Syariah lebih tinggi. Hasil lelang terakhir pada

tanggal 17 September 2019 menunjukkan terjadi oversubscribed 4,15 kali atau

senilai Rp29,03 T dari target indikatif sebesar Rp7,00 T adapun pada minggu ini

tidak ada lelang SBSN.

Hingga 27 September 2019 posisi kepemilikan asing pada surat berharga

negara (total SBN dan SBSN) tercatat sebesar Rp1.028,3 T. Pada periode 30

Agustus-27 September porsi kepemilikan investor asing bertambah menjadi Rp

16,13 T.

Pada periode 30 Agustus-27 September 2019, tenor 5 tahun mengalami

kenaikan yield sebesar +16bps ke level 7,08%; tenor 10 tahun mengalami

kenaikan yield sebesar +23bps menjadi 7,75%; tenor 15 tahun yield turun sebesar

-3bps menjadi 7,96% dan tenor 20 tahun mengalami penurunan yield sebesar -

39bps menjadi 7,92%.

Hingga lelang terakhir tanggal 24 September 2019, Pemerintah telah

menyerap dana lelang sebesar Rp185,28 T atau telah mencapai 100,15% dari

target indikatif Q3-2019 yang ditetapkan sebesar Rp185 T.

Mata uang Rupiah menunjukkan kecenderungan menguat dan cukup stabil dalammenghadapi tekanan mata uang Dolar AS. Neraca perdagangan juga tercatatsurplus di bulan Agustus. Kedua faktor tersebut mendorong cadangan devisameningkat.

Page 8: TINJAUAN EKONOMI MAKRO - BPKH€¦ · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –September 2019 Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) Harga emas bergerak menguat sehubungan kebijakan

TINJAUAN EKONOMI MAKRO 6

3. REFERENSI

❑www.bi.go.id

❑www.tradingeconomics.com

❑www.bloomberg.com

❑www.bps.go.id

Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – September 2019