TINJAUAN EKONOMI MAKRO · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –Januari 2020 Badan...
Transcript of TINJAUAN EKONOMI MAKRO · TINJAUAN EKONOMI MAKRO Tinjauan Ekonomi Makro –Januari 2020 Badan...
1
TINJAUANEKONOMI MAKRO
Januari 2020
Ikhtisar Ekonomi Makro Indonesia
Disclaimer: Sudut pandang dan / atau hasil analisis dalam penelitian ini merupakan ikhtisar dari kondisi yang umum. Hasil analisis dari penelitian ini tidak dapat dijadikan semata-mata sebagai dasar dalam pengambilan keputusan dan tidak mewajibkan untuk menggunakan penelitian ini sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
EXECUTIVE SUMMARY❑ Kebijakan stimulus yang ditempuh oleh banyak negara berdampak positif terhadap perbaikan indikator-
indikator ekonomi.
❑ Trend harga minyak sedang melemah karena terganggunya permintaan minyak dari negeri Tiongkok dan
harga emas menguat karena kekhawatiran peningkatan risiko secara global akibat wabah virus Corona.
❑ Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23 Januari 2020 memutuskan untuk mempertahankan
BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,00%, suku bunga Deposit Facility sebesar 4,25%, dan suku
bunga Lending Facility sebesar 5,75%.
❑ Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan IV/2019 tercatat sebesar 4,97% (y-o-y). Secara full year, ekonomi
Indonesia tahun 2019 mengalami pertumbuhan sebesar 5,02%.
❑ Inflasi bulan Januari tercatat sebesar 0,39% (m-t-m) atau 2,68% (y-o-y).
❑ Nilai tukar Rupiah di periode ini secara point-to-point menguat 1,64% terhadap Dolar AS dengan bergerak dari
posisi Rp13.882,50 per USD pada akhir Desember 2019 menjadi Rp13.655 per USD pada akhir Januari 2020.
❑ Menurut perhitungan rerata, rerata nilai tukar Rupiah di bulan Desember adalah Rp14.002,48 perUSD dan
rerata periode akhir Januari 2020 adalah Rp13.714,16 perUSD atau mengalami apresiasi sebesar 2,06%.
❑ Neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2019 mengalami defisit sebesar USD28,20 juta.
❑ Pada periode 30 Desember 2019-31 Januari 2020, bursa saham domestik terkoreksi.
❑ Indicative yield Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) periode 27 Desember 2019- 31 Januari 2020 mengalami
penurunan di seluruh tenor.
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Januari 2020
1. IKHTISAR EKONOMI GLOBAL
Sumber: investing.com, diolah
A. Optimisme pasar membaik pasca kesepakatan dagang phase 1 antara Amerika Serikat (AS) dengan
Tiongkok
Komitmen pemotongan produksi OPEC+ dan eskalasi geopolitik
AS-Iran berdampak pada penurunan pasokan minyak. Namun
demikian sepanjang bulan Januari ini ekspor minyak terganggu oleh
wabah virus Corona yang berdampak pada penutupan seisi kota
Wuhan di China. Dampak kerugian ekonomi dari penutupan kota
tersebut masih diperkirakan lebih besar daripada dampak virus SARS
dan berakibat penurunan permintaan minyak dari China.
Harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) di
posisi 31 Januari tercatat turun 15,31% ke harga USD51,56 per barel
dari sebelumnya di 31 Desember di level USD60,88 per barel. Adapun
dari posisi awal tahun 2019 harga minyak West Texas Intermediate
(WTI) telah menguat sebesar +12,36% yaitu dari sebelumnya
USD45,89 per barel menjadi USD51,56 perbarel di akhir Januari 2020.
Pergerakan harga minyak mentah di masa mendatang bergantung
pada tingkat kepatuhan negara-negara OPEC+ dan kebijakan negara-
negara maju terkait penggunaan renewable energy. Harga minyak
juga akan tergantung pada pemulihan ekonomi China manakala sudah
mampu mengatasi dampak wabah virus Corona.
B. Harga Minyak Melemah Dan Emas Menguat
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Januari 2020
Kebijakan suku bunga The Fed yang cenderung “dovish”,
ketidakpastian global akibat wabah virus Corona dan dampak dari
Brexit mendorong tingginya permintaan atas aset-aset “safe-haven”.
Pada 31 Januari harga emas diperdagangkan di level USD1.583,50 per
troy ounce atau menguat sebesar +3,96% dari posisi 31 Desember di
level USD 1.522,65 per troy ounce. Adapun dari posisi 1 Januari 2019
harga emas mengalami kenaikan sebesar +23,34% yaitu dari
sebelumnya USD1.283,35 per troy ounce menjadi USD1.583,50 per
troy ounce.
Sumber: investing.com, diolah
1
Indikator pertumbuhan ekonomi global seperti indeks
manufaktur, indeks produksi dan indeks keyakinan
menunjukkan perbaikan hingga akhir tahun 2019.
Kebijakan stimulus yang ditempuh oleh banyak negara
berdampak positif terhadap perbaikan indikator-indikator
tersebut. Optimisme pasar juga membaik pasca kesepakatan
dagang phase 1 antara Amerika Serikat (AS) dengan Tiongkok.
Di AS, perkembangan terkini menunjukkan bahwa
pertumbuhan ekonomi triwulan IV tahun 2019 tercatat di
angka 2,30% (y-o-y), naik dari pertumbuhan triwulan
sebelumnya yang sebesar 2,10% . Kebijakan penurunan Fed
Fund Rate (FFR) belum berdampak signifikan pada investasi.
Namun demikian di tahun 2020, dengan adanya trade
deal phase 1 antara AS dengan Tiongkok mendorong
optimisme perbaikan ekonomi global. Hal tersebut juga
berdampak pada menurunnya ketidakpastian pasar keuangan
global dan mendorong peningkatan aliran modal asing ke
negara berkembang.
Faktor lainnya yang perlu diwaspadai adalah wabah virus
Corona di kota Wuhan, Tiongkok, yang merupakan kota
industri otomotif. Prakiraan sementara dampak kerugian
tersebut akan mencapai USD160 miliar atau 4 kali lipat dampak
wabah virus SARS.Sumber: bps.go.id, tradingeconomics.com
56.54
57.72
55.21
58.41
55.17
58.43
60.07
61.22
60.88
61.18
62.70
58.08
56.74
54.19
52.14
51.56
50.00
52.00
54.00
56.00
58.00
60.00
62.00
64.00 Crude Oil WTI
1,468.001,475.00
1,488.70
1,522.65
1,552.40
1,574.30
1,544.60
1,569.80
1,583.50
1,450.00
1,470.00
1,490.00
1,510.00
1,530.00
1,550.00
1,570.00
1,590.00
1,610.00
1-Dec-19 8-Dec-19 15-Dec-19 22-Dec-19 29-Dec-19 5-Jan-20 12-Jan-20 19-Jan-20 26-Jan-20
Harga Emas (COMEX)
6.4
0%
3.10
%
1.10
%
1.70
%
5.07
%
6.2
0%
2.30
%
0.20
%
2.00
%
5.05
%
6.00
%
2.10
%
0.50
%
2.00
%
5.02
%
6.00
%
2.30
%
0.80
%
2.20
%
4.97
%
0.00%
1.00%
2.00%
3.00%
4.00%
5.00%
6.00%
7.00%
Tiongkok AmerikaSerikat
Singapura Korea Selatan Indonesia
Pertumbuhan Ekonomi (Year-on- Year)
Q3/2018 Q2/2019 Q3/2019 Q4/2019
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
C. Indikator Ekonomi AS
Sumber: tradingeconomics
C.1. Tingkat Inflasi AS
C. 2. Tingkat Pengangguran AS
Sumber: tradingeconomics
D. Pergerakan indeks saham global
Sumber: investing.com
Sumber: investing.com
Pada periode akhir Desember 2019- akhir Januari 2020 indeks
utama di bursa saham AS, Eropa dan Asia mengalami koreksi.
Penyebaran virus Corona di kota Wuhan, Tiongkok berakibat pada
ditutupnya sejumlah pabrik otomotif kelas dunia di kota tersebut.
Tercatat setidaknya terdapat 5 pabrik otomotif kelas dunia di kota
tersebut diantaranya General Motors (GM), Nissan, Renault, Honda
dan Peugeot PSA Group. Wabah virus Corona diperkirakan
berdampak ekonomi 4 kali lebih besar daripada wabah virus SARS
yang ketika dulu merugikan ekonomi global hingga USD40 juta. Hal
tersebut juga belum memperhitungkan dampak berkurangnya
permintaan minyak dunia akibat lesunya ekonomi Tiongkok akibat
wabah ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average melemah -0,99% yaitu
dari sebelumnya 28.538,44 pada akhir Desember 2019 menjadi
28.256,03 pada akhir Januari 2020. Indeks S&P500 bergerak
melemah -0,16% dari sebelumnya 3.230,78 pada akhir Desember
2019 menjadi 3.225,52 pada akhir Januari 2020. Indeks Nasdaq
menguat +2,96% dari sebelumnya 8.733,07 pada akhir Desember
2019 menjadi 8.991,51 pada akhir Januari 2020. Indeks Hang Seng
di bursa saham Hong Kong melemah -6,66% dari sebelumnya
28.189,75 pada akhir Desember 2019 menjadi 26.312,63 pada akhir
Januari 2020. Bursa saham Jepang dengan indeks Nikkei melemah -
1,91% yaitu dari sebelumnya 23.656,62 pada akhir Desember 2019
menjadi 23.205,18 pada akhir Januari 2020.
2
Tingkat inflasi bulan Desember di AS naik menjadi 2,30% (y-o-y)
dari 2,10% pada bulan sebelumnya sesuai dengan konsensus pasar.
Tingkat inflasi tersebut merupakan tingkat tertinggi sejak Oktober
2018, didorong oleh rebound tajam dalam biaya energi. Inflasi juga
terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,80%. Kenaikan harga
lainnya tercatat untuk kelompok perawatan medis dan tempat tinggal.
Tingkat inflasi inti yaitu inflasi yang tidak termasuk barang
volatile seperti makanan dan energi, tidak berubah pada angka 2,30%
persen, juga sejalan dengan perkiraan pasar.
Tingkat Inflasi di Amerika mencapai rekor tertinggi sepanjang
masa di level 23,70% pada bulan Juni 1920 dan rekor terendah -15,80
% pada Juni 1921. The Fed menargetkan tingkat inflasi di AS pada
kisaran 2,00%.
Tingkat pengangguran AS tetap stabil di 3,50 % pada Desember
2019, tetap di level terendah sejak 1969 dan sejalan dengan
ekspektasi pasar. Jumlah orang yang menganggur menurun 58 ribu
orang menjadi 5,75 juta orang sementara pekerjaan naik 267 ribu
laker menjadi 158,80 juta laker. Tingkat partisipasi angkatan kerja
tidak berubah pada 63,20%.
Tingkat Pengangguran di Amerika Serikat mencapai rekor
tertinggi sepanjang masa di angka 10,80% pada November 1982 dan
rekor terendah 2,50% pada Mei 1953.
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Januari 2020
3.90%
4.00%
3.80% 3.80%
3.60%3.60%
3.70%
3.70%
3.70%
3.50%
3.60%
3.50%
3.20%
3.30%
3.40%
3.50%
3.60%
3.70%
3.80%
3.90%
4.00%
4.10%
US Jobless Rate
1.90%
1.60%
1.50%
1.90%
2.00%
1.80%
1.60%
1.80%1.70%
1.70%
1.80%
2.10%
2.30%
1.40%
1.50%
1.60%
1.70%
1.80%
1.90%
2.00%
2.10%
2.20%
2.30%
2.40%
CPI Inflation
28,868.80
28,583.68
28,956.90
28,939.67
29,297.64
29,160.09
28,533.15
28,858.66
28,251.47
28,000
28,200
28,400
28,600
28,800
29,000
29,200
29,400
29,600
2-Jan-20 9-Jan-20 16-Jan-20 23-Jan-20 30-Jan-20
Dow Jones Industrial Average
31-Dec-19 31-Jan-20 Perubahan Perubahan(%)
S&P 500 3,230.78 3,225.52 -5.26 -0.16%
Nasdaq 100 8,733.07 8,991.51 258.44 2.96%
Dow 30 28,538.44 28,256.03 -282.41 -0.99%
FTSE100 7,542.44 7,286.01 -256.43 -3.40%
DAX 13,249.01 12,981.97 -267.04 -2.02%
Hang Seng 28,189.75 26,312.63 -1,877.12 -6.66%
Nikkei 225 23,656.62 23,205.18 -451.44 -1.91%
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
2. EKONOMI MAKRO INDONESIA: SUKU BUNGA TUJUH HARI TETAP 5,00%A. Suku Bunga BI rate Tetap 5,00%
Sumber: Bank Indonesia, update: 31 Januari 2020
Sumber: Badan Pusat Statistik
3
C. Inflasi Bulan Januari Tercatat Sebesar 0,39% (m-t-m) atau 2,68% (y-o-y)
Pada Januari 2020 terjadi inflasi sebesar 0,39% (m-
t-m) atau sebesar 2,68% (y-o-y). Inflasi terjadi karena
adanya kenaikan harga pada kelompok makanan,
minuman, dan tembakau sebesar 1,62%; kelompok
pakaian dan alas kaki sebesar 0,12%; kelompok
perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga
sebesar 0,13%; kelompok perlengkapan, peralatan, dan
pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,09%;
kelompok kesehatan sebesar 0,42%; kelompok informasi,
komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,04%; kelompok
rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,18%; kelompok
penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar
0,19%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya
sebesar 0,46%. Sementara kelompok yang mengalami
deflasi yaitu kelompok transportasi sebesar 0,89% dan
kelompok pendidikan sebesar 0,14%.
Komponen inti pada Januari 2020 mengalami
inflasi sebesar 0,19%. Sedangkan tingkat inflasi
komponen inti tahun ke tahun (Januari 2020 terhadap
Januari 2019) adalah sebesar 2,88%.
Bank Indonesia menargetkan tingkat inflasi di
tahun 2020 berada di kisaran 3±1%.
Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 22-23
Januari 2020 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day
Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 5,00%, suku bunga Deposit
Facility sebesar 4,25%, dan suku bunga Lending Facility sebesar
5,75%. Kebijakan moneter dinilai akomodatif dan konsisten
dengan prakiraan inflasi yang terkendali dalam kisaran sasaran.
Stabilitas eksternal dinilai cukup terjaga serta mampu
mendorong momentum pertumbuhan ekonomi domestik.
Operasi moneter juga dinilia dapat menjaga kecukupan likuiditas
dan mendorong transmisi bauran kebijakan yang akomodatif.
Langkah tersebut juga merupakan langkah yang dinilai
sangat prudent dalam mengantisipasi risiko ke depan di tengah
kondisi nilai tukar Rupiah yang mengalami apresiasi tajam
terhadap Dollar AS akibat capital inflow di pasar keuangan
domestik.
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Januari 2020
Pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan IV/2019 tercatat
sebesar 4,97% (y-o-y) masih di bawah pertumbuhan triwulan III/2019
yang sebesar 5,02% dan ekspektasi pasar yang memprakirakan
pertumbuhan ekonomi Indonesia akan mencapai angka 5,04%. Secara
full year, ekonomi Indonesia mengalami pertumbuhan sebesar 5,02%
atau masih di bawah pertumbuhan ekonomi tahun 2018 yang sebesar
5,17% dan di bawah ekspektasi pelaku pasar yaitu 5,03%.
Penurunan tersebut antara lain didorong oleh penurunan
pengeluaran konsumsi Rumah Tangga yang pada triwulan IV/2019
yang hanya tumbuh sebesar 4,97% atau lebih rendah dari triwulan
III/2019 yang sebesar 5,01%.
B. Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Tumbuh 5,02% di tahun 2019
5.25
6.00 6.13
6.24 6.38
6.50 6.54
5.00
5.75 5.80 5.83 5.87
6.22 6.20 6.26
4.50
5.25 5.28 5.30 5.33
5.68 5.69 5.75
4.25
5.00 5.02 5.04 5.06 5.06 5.13 5.19
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
1 2 3 4 5 6 7 8
Term Structure Bank Indonesia
Term Structure BI24 Juni 2019
Term Structure BI25 Juli 2019
Term Structure BI23 September 2019
Term Structure31 Des 2019
5.01%
5.01%5.06%
5.19%
5.06%
5.27%
5.17%5.18%
5.07% 5.05%5.02%
4.97%
4.50%
5.00%
5.50%
Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4
2017 2018 2019
Laju Pertumbuhan Triwulanan (year-on-year)
2.82%
2.57%2.48%
2.83%
3.32% 3.28% 3.32%
3.49%3.39%
3.13%
3.00%
2.72% 2.68%
2.00%
2.20%
2.40%
2.60%
2.80%
3.00%
3.20%
3.40%
3.60%
Inflasi Indonesia (year on year)
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Agt Sept Oct Nov Des
2018 3.25% 3.18% 3.40% 3.41% 3.23% 3.12% 3.18% 3.20% 2.88% 3.16% 3.23% 3.13%
2019 2.82% 2.57% 2.48% 2.83% 3.32% 3.28% 3.32% 3.49% 3.39% 3.13% 3.00% 2.72%
2020 2.68%
TINJAUAN EKONOMI MAKRO
D. Rupiah Menguat di Tengah Apresiasi Nilai Tukar USD Terhadap Mayoritas Mata Uang Dunia
4
Sumber: investing.com, disesuaikan dengan USD sebagai reference currency Sumber: investing.com
E. Neraca Perdagangan Indonesia Tercatat Defisit
Sumber: Badan Pusat Statistik (dalam juta USD)
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Januari 2020
Nilai tukar Rupiah di periode ini secara point-to-point menguat 1,64% terhadap Dolar AS dengan bergerak dari posisi Rp13.882,50 per USD
pada akhir Desember 2019 menjadi Rp13.655 per USD pada akhir Januari 2020. Menurut perhitungan rerata, rerata nilai tukar Rupiah di bulan
Desember adalah Rp14.002,48 perUSD dan rerata periode akhir Januari 2020 adalah Rp13.714,16 perUSD atau mengalami apresiasi sebesar
2,06%.
Bank Indonesia telah mengeluarkan statement bahwa Rupiah akan dibiarkan menguat sesuai dengan kondisi fundamental makroekonomi
Indonesia (sumber: CNBC, 10 Januari 2020). Bank Indonesia kemudian juga mengeluarkan statement untuk menjaga stabilitas Rupiah (sumber:
Tempo, 28 Januari 2020).
Pada bulan Januari 2020, mata uang Dolar AS (USD) menguat terhadap mayoritas mata uang dunia, namun terhadap Rupiah mata uang
tersebut melemah. Penguatan Rupiah didorong pasokan valas dari para eksportir serta aliran masuk modal asing yang tetap berlanjut sejalan
prospek ekonomi Indonesia yang tetap terjaga, serta daya tarik pasar keuangan domestik yang tetap besar. Penguatan nilai tukar Rupiah tersebut
dianggap memberikan dampak positif terhadap momentum pertumbuhan ekonomi dan stabilitas makroekonomi. Pada periode ini investor asing
tercatat melakukan pembelian atas surat-surat berharga pemerintah Indonesia secara agresif dengan nilai net buy sebesar Rp57,40 triliun.
Neraca perdagangan Indonesia pada
Desember 2019 mengalami defisit sebesar
USD28,20 juta. Apabila dibandingkan dengan
bulan November 2019, ekspor non-migas
Indonesia mengalami kenaikan sebesar +3,15%
yaitu dari sebelumnya USD12,90 miliar pada
November 2019 menjadi USD13,31 miliar pada
Desember 2019. Adapun impor non-Migas
mengalami penurunan sebesar -6,34% yaitu dari
sebelumnya USD13,21 miliar pada November
2019 menjadi USD12,37 miliar pada Desember
2019.
Ekspor migas Indonesia mengalami
kenaikan sebesar +5,11% yaitu dari sebelumnya
USD1,11 miliar pada November 2019 menjadi
USD1,16 miliar pada Desember 2019. Adapun
impor migas mengalami penurunan sebesar -
0,06% yaitu dari sebelumnya USD2,13 miliar
menjadi USD2,13 miliar.
-1,074.90
-1,063.50
329.90
670.80
-2,285.60
218.50297.30
-64.30
112.40
-163.90
172.50
-1,329.90
-28.20
(2,500.00)
(2,000.00)
(1,500.00)
(1,000.00)
(500.00)
-
500.00
1,000.00
Dec-18 Jan-19 Feb-19 Mar-19 Apr-19 May-19 Jun-19 Jul-19 Aug-19 Sep-19 Oct-19 Nov-19 Dec-19
Neraca Nilai Perdagangan Indonesia, Dec 2018 - Dec 2019
Nov-19 Dec-20 Selisih %
Ekspor Non Migas 12,904.90 13,311.20 406.30 3.15%
Ekspor Migas 1,105.40 1,161.90 56.50 5.11%
Impor Non Migas 13,205.80 12,368.10 (837.70) -6.34%
Impor Migas 2,134.40 2,133.20 (1.20) -0.06%
-1.64%
4.92%
1.46%0.13%
0.23%
-0.88%
0.73%
6.54%
3.12%
-0.14%
2.97%
0.31%
0.63%
1.09%
-0.27%
4.52%
3.97%
-0.44%
-3% -2% -1% 0% 1% 2% 3% 4% 5% 6% 7%
USD/IDR
USD/THB
USD/SGD
USD/MYR
USD/VND
USD/MMK
USD/PHP
USD/BRL
USD/RUB
USD/JPY
USD/KRW
USD/INR
USD/TRY
EUR/USD
GBP/USD
AUD/USD
NZD/USD
USD/CHF
Nilai Tukar 31 Desenber 2019 - 31 Januari 2020
14,165
14,029
14,204
14,137
14,376
14,251
14,031
14,232
14,100 14,11314,061
14,002
13,714
Rerata USD/IDR
TINJAUAN EKONOMI MAKRO 5
F. Cadangan Devisa : Posisi Cadangan Devisa Indonesia berada di atas standar kecukupan internasional
Posisi cadangan devisa Indonesia pada akhir Januari 2020 sebesar
USD131,70 miliar, naik dibandingkan dengan posisi akhir Desember 2020
yang sebesar USD129,18 miliar. Cadangan devisa posisi Desember 2019
setara dengan pembiayaan 7,6 bulan impor atau 7,3 bulan impor dan
pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar
kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor. Cadangan devisa tersebut
dinilai dapat mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga
stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan didukung oleh aliran modal
asing yang tetap besar dan transaksi defisit transaksi berjalan yang
menurun. Defisit transaksi berjalan 2019 diprakirakan sekitar 2,7% PDB dan
pada 2020 tetap terkendali dalam kisaran 2,5-3,0% PDB.
Sumber: Bank Indonesia, dalam miliar USD
G. Kinerja Pasar Saham Domestik: IHSG mengalami koreksi di bulan Januari tahun 2020
Pada periode 30 Desember 2019-31 Januari 2020, bursa saham
domestik terkoreksi. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah sebesar
-5,71% yaitu turun ke level 5.940,05 pada 31 Januari 2020. Kondisi tersebut
juga diikuti oleh indeks domestik lainnya yaitu indeks LQ45 terkoreksi
sebesar -5,17% yaitu dari level 1.014,47 pada 30 Desember 2019 ke level
961,98 pada 31 Januari 2020 dan indeks Syariah JII melemah sebesar -7,92%
yaitu dari level 698,09 pada 30 Desember ke level 642,80 pada 31 Januari
2020.
Aliran dana asing sepanjang periode 30 Desember 20219-31 Januari
2020 tercatat net buy sebesar Rp35,685 miliar. Namun demikian, di minggu
terakhir bulan Januari 2020 aliran dana asing justru mengalami net sell
sebesar Rp2,35 triliun.
Sumber: investing.com, Bursa Efek Indonesia
Sumber: data diolah internal BPKH dari sumber PHEI
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Januari 2020
Hingga 31 Januari 2020 posisi kepemilikan asing pada surat berharga
negara (total SBN dan SBSN) tercatat sebesar Rp1.048,30 T. Pada periode
bulan Januari ini porsi kepemilikan investor asing bertambah sebesar Rp
21,71 triliun.
Pada periode 27 Desember 2019-31 Januari 2020, tenor 5 tahun
mengalami penurunan yield sebesar -41bps ke level 6,48%; tenor 10 tahun
mengalami penurunan yield sebesar -34bps menjadi 7,22%; tenor 15 tahun
yield turun sebesar -30bps menjadi 7,50%, tenor 20 tahun mengalami
penurunan yield sebesar -28bps menjadi 7,65% dan tenor 30 tahun
mengalami penurunan yield sebesar -26bps menjadi 7,79%.
Persepsi positif didukung oleh perbaikan perbaikan peringkat utang
Indonesia menjadi BBB+ oleh Lembaga pemeringkat Japan Credit Rating
Agency (JCR) dengan outlook stabil.
Indicative yield Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) periode 27
Desember 2019- 31 Januari 2020 mengalami penurunan di seluruh tenor.
Total penawaran masuk pada lelang sukuk terakhir tanggal 28 Januari 2020
mencatatkan oversubscribed 6,7 kali atau senilai Rp46,91 triliun dari target
indikatif Rp7 triliun. Seri pendek seperti SPN-S dan PBS002 paling banyak
diminati pelaku pasar dengan total 66,74% (Rp31,31 triliun) dari seluruh
penawaran yang masuk.
6,283.58
6,323.47
6,225.69
6,274.94
6,325.416,291.66
6,244.11
6,057.60
5,940.05
5,900
6,100
6,300
6,500
Indek Harga Saham Gabungan
30-Dec-19 31-Jan-20 Perubahan Perubahan(%)
IHSG 6,299.54 5,940.05 -359.49 -5.71%
LQ45 1,014.47 961.98 -52.49 -5.17%
JII 698.09 642.80 -55.29 -7.92%
Beberapa isu negatif dari luar negeri seperti wabah virus Corona di kota
Wuhan, Tiongkok turut mempengaruhi risk appetite pelaku pasar. Demikian
juga dengan penutupan 800 rekening efek yang diduga terlibah dalam
beberapa kasus korupsi yang melibatkan perusahaan asuransi di dalam
negeri turut menjadi penyebab rendahnya volume perdagangan saham di
dalam negeri.
4.00
4.50
5.00
5.50
6.00
6.50
7.00
7.50
8.00
8.50
0.1 5 10 15 20 25 30
SBSN Yield Curve
27-Dec-19 24-Jan-20 31-Jan-20
Indicative
Yield SBSN27-Dec-19 24-Jan-20 31-Jan-20
Perubahan
(w-t-w)
Perubahan
(m-t-d)
5 6.89 6.41 6.48 0.06 (0.41)
10 7.56 7.18 7.22 0.04 (0.34)
15 7.81 7.48 7.50 0.02 (0.30)
20 7.93 7.63 7.65 0.02 (0.28)
30 8.05 7.78 7.79 0.01 (0.26)
H. Kinerja Surat Berharga Syariah Negara (SBSN): Yield turun di semua tenor
120.08
123.27
124.54
124.29
120.35
123.82
125.90 126.44
124.33
126.69126.63
129.18
131.70
110.00
115.00
120.00
125.00
130.00
135.00
Cadangan Devisa Indonesia (miliar USD)
TINJAUAN EKONOMI MAKRO 6
3. REFERENSI
❑www.bi.go.id
❑www.tradingeconomics.com
❑www.bloomberg.com
❑www.bps.go.id
❑www.ibpa.co.id
Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH)Tinjauan Ekonomi Makro – Januari 2020