TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA...

62
1 TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun Oleh : Rindhi Indhah Kusuma Wardhani NIM B12039 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

1

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA

TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI

RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

Rindhi Indhah Kusuma Wardhani

NIM B12039

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

ii

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

iii

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang

Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas

akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,

Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Riadini Wahyu Utami, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah

meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Suroto, S.Pd sekalu Ketua RT RT 03 RW 04 Desa Jetak Tani Sidoharjo

Sragen yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal

dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.

5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

6. Seluruh responden dalam penelitian ini yang telah bersedia dalam pengisian

kuesioner guna penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

v

7. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah membantu dalam penulisan

Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juni 2015

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Rindhi Indhah Kusuma Wardhani

NIM. B12039

TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA

TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI

RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN

xiii + 48 halaman + 19 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Posyandu adalah wadah peran serta masyarakat, yang

menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan

kualitas manusia, secara empirik telah dapat memeratakan pelayanan bidang

kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan gizi

masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Masih kurangnya

pengetahuan dan sarana kesehatan serta tingkat ekonomi yang masih rendah

menyebabkan terjadinya kejadian kurang gizi dan kurangnya partisipasi warga

untuk mengujungi Posyandu

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai

balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo

Sragen.

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.

Penelitian ini dilakukan di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen pada

12 Maret 2015. Yang digunakan adalah 47 ibu yang memiliki balita. Data

pengetahuan ibu diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang sebelumnya

telah dilakukan uji coba instrumen. Analisis data menggunakan analisis univariat

tentang pengetahuan ibu tentang posyandu

Hasil Penelitian : tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu

di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen dapat dikategorikan

pengetahuan baik sebanyak 7 responden (14,9%), pengetahuan cukup sebanyak

31 responden (66,0%) dan pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (19,1%)

Kesimpulan : tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di

Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen mayoritas tingkat pengetahuan

cukup

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu, posyandu

Kepustakaan : 17 literatur (tahun 2008 – 2013)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

vii

MOTTO

Education is not the learning of facts, but the training of the mind to think

( Albert Einstein )

Kesempatan anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa

besar kepercayaan anda pada diri sendiri

( Robert Collier )

Ada dua cara untuk menjalani hidup ini dengan mudah, percaya pada segala

sesuatu atau meragukan segala sesuatu. Kedua cara tersebut membebaskan kita

dari berfikir

( Theodore Rubin )

PERSEMBAHAN

1. Terimakasih dan syujud sukur kepada Allah

SWT atas kesabaran dan kemudahan sehingga

KTI ini bisa terselesaikan

2. Ayah dan Ibu beserta keluarga besar Hadi

Soekarno terima kasih do’a hingga

menjadikanku seperti ini

3. Dosen Pembimbing Ibu Riadini Wahyu Utami

SST dan Pembimbing Akademik Ibu Ika Budi

Wijayanti, SST. M.Sc, terima kasih bimbingan

yang telah diberikan selama ini.

4. Teman-teman Kelas 3A terima kasih untuk

kebersamaan selama ini, susah senang dijalani

bersama.

5. Teman-teman “Kost Rara” Hanifa, Eka, Arum,

Yeni kalian sahabat terbaik, saling mendukung

dan memberi motivasi

6. Almamater tercinta

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

viii

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ............................................................................. 7

1. Pengetahuan ........................................................................... 7

2. Posyandu ............................................................................... 18

B. Kerangka Teori............................................................................. 27

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

x

C. Kerangka Konsep ........................................................................ 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 29

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 30

D. Variabel Penelitian ...................................................................... 31

E. Definisi Operasional .................................................................... 31

F. Instrumen Penelitian .................................................................... 32

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 34

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 35

I. Etika Penelitian ............................................................................ 38

J. Jadwal Penelitian ......................................................................... 39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran umum lokasi penelitian ............................................. 41

B. Hasil Penelitian ........................................................................... 41

C. Pembahasan ................................................................................ 43

D. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 46

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 47

B. Saran ........................................................................................... 48

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 26

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 27

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 30

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ..................................................................... 31

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ........................................................... 39

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang

Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen ... 40

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas

Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian

Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 10. Kuesioner Validitas

Lampiran 11. Kunci Jawaban Validitas

Lampiran 12. Kuesioner Penelitian

Lampiran 13. Kunci Jawaban Penelitian

Lampiran 14. Data Tabulasi Hasil Validitas dan Reliabelitas

Lampiran 15. Hasil Uji Validitas

Lampiran 16. Hasil Uji Reliabelitas

Lampiran 17. Hasil Penelitian

Lampiran 18. Hasil perhitungan manual

Lampiran 19. Hasil perhitungan dengan SPSS

Lampiran 20. Dokumentasi penelitian

Lampiran 21. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Posyandu adalah wadah peran serta masyarakat, yang

menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar,

peningkatan kualitas manusia, secara empirik telah dapat memeratakan

pelayanan bidang kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi,

pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak

(Depkes, 2007).

Tujuan dikembangkannya posyandu sejalan dengan tujuan

pembangunan kesehatan yaitu mempercepat penurunan angka kematian bayi

dan anak balita dan angka kelahiran, mempercepat penerimaan norma

keluarga kecil bahagia dan sejahtera, berkembangnya kegiatan-kegiatan

masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Pengorganisasian

masyarakat dalam bentuk penghimpunan dan pengembangan potensi dan

sumber-sumber daya masyarakat dalam konteks ini hakikatnya adalah

menumbuhkan, membina dan mengembangkan partisipasi masyarakat di

bidang pembangunan kesehatan. Menumbuhkan partisipasi masyarakat

tidaklah mudah karena memerlukan pengertian, kesadaran dan penghayatan

oleh masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan mereka sendiri serta

upaya-upaya pemecahannya, untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

2

masyakat melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat

(Notoatmodjo, 2007).

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan

Lingkungan, Kemenkes RI tahun 2013 cakupan imunisasi BCG di Indonesia

yaitu sebanyak 4.649.490 anak (99,6%), DPT sebanyak 4.666.803 anak

(100%), Polio sebanyak 4.570.535 anak (100%), campak sebanyak 4.498.419

akan (99,3%) (Depkes RI, 2013). Hasil tersebut menunjukkan bahwa cakupan

imuniasi sudah memenuhi target. Namun, lain halnya dengan kejadian

Persentase balita dengan gizi kurang (BB/U) Provinsi Jawa Tengah tahun

2012 sebesar 4,88%. Persentase balita dengan gizi kurang tertinggi di Kota

Tegal (13,83%) dan terendah di Kabupaten Pekalongan (0,06%) dikarenakan

warga yang masih kurangnya pengetahuan dan sarana kesehatan serta tingkat

ekonomi yang masih rendah menyebabkan terjadinya kejadian kurang gizi

dan kurangnya partisipasi warga untuk mengujungi Posyandu

(Dinkes Jawa Tengah, 2013).

Hasil survei pendahuluan pada bulan oktober yang dilakukan di Desa

Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen berdasarkan data Posyandu

Bougenvil III jumlah semua balita (S) 47 kunjungan dan jumlah balita yang

datang (D) sebanyak 32 kunjungan (68%), balita yang mempunyai KMS (K)

sebanyak 45 balita dan yang mengalami kenaikan berat badan (N) sebanyak 9

balita. Berdasarkan data di atas terdapat balita yang mengalami kenaikan berat

badan hanya 9 balita karena kunjungan balita ke posyandu untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan misalnya penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi,

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

3

kurang teratur setiap bulannya. Hasil wawancara yang dilakukan penulis

terhadap 10 ibu balita didapatkan 6 ibu balita (60%) bisa menjawab

pertanyaan tentang posyandu dan 4 ibu balita (40%) tidak bisa menjawab

tentang posyandu.

Berdasarkan data di atas, maka penulis ingin mengadakan penelitian

dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang

Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian

ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang

posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita

tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.

2. Tujuan khusus

Tujuan khusus dari penelitian, yaitu :

a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita

tentang posyandu pada tingkat pengetahuan baik.

b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita

tentang posyandu pada tingkat pengetahuan cukup.

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

4

c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita

tentang posyandu tingkat pengetahuan kurang.

d. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan ibu

yang memiliki balita tentang psyandu.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :

1. Ilmu Pengetahuan

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menambah wawasan

pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang posyandu.

2. Diri Sendiri

Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan tentang posyandu.

3. Posyandu

Meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai bahan masukan bagi

petugas kesehatan dalam upaya memberikan konseling atau penyuluhan

sehingga masyarakat bersedia untuk mengunjungi Posyandu pada saat

pelayanan.

E. Keaslian Penelitian

1. Handayaningsih (2010), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita

tentang Posyandu di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon

Surakarta” Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik

dengan studi observasional deskriptif. Lokasi Penelitian dilakukan di

Kelurahan Sangkrah Pasar Kliwon Surakarta pada bulan Oktober 2011.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

5

Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 90 responden.

Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner pengetahuan ibu balita tentang

posyandu terdiri atas 28 pertanyaan dengan dua alternatif jawaban benar

atau salah. Simpulan tingkat pengetahuan ibu balita tentang posyandu

pengetahuan cukup sebanyak 48 responden (53,3%), tingkat pengetahuan

ibu balita tentang tingkatan posyandu sebanyak 41 responden (45,6%)

tingkat pengetahuan baik, pengetahuan ibu balita tentang tujuan posyandu

tingkat pengetahuan cukup sebanyak 58 responden (64,4%), tingkat

pengetahuan ibu balita tentang penyelenggaraan posyandu pada

pengetahuan cukup sebanyak 69 responden (76,7%), tingkat pengetahuan

ibu balita tentang kegiatan pokok posyandu tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 49 responden (54,4%).

Perbedaan keaslian dengan penelitian adalah jenis penelitian, tempat,

waktu, hasil, dan responden. Sedangkan kesamaan keaslian dengan

penelitian adalah instrumen penelitian.

2. Prihatiningsih (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita

Tentang Posyandu Di Posyandu Cempaka I Dusun Tenggak Sidoharjo

Sragen Tahun 2012”. Jenis penelitian ini menggunakan studi observasional

deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Cempaka I Dusun

Tenggak Sidoharjo Sragen pada tanggal 15 Juni 2012. Sampel berjumlah

43 ibu. Teknik sampling dengan menggunakan total sampling. Instrumen

penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden.

Penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

6

balita tentang posyandu. Dengan hasil tingkat pengetahuan ibu balita

tentang posyandu di Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen pengetahuan baik

sebanyak 6 responden (14%), pengetahuan cukup sebanyak 31 responden

(72%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (14%).

Perbedaan keaslian dengan penelitian adalah tempat, waktu, jenis

penelitian dan sampel. Sedangkan persamaan keaslian dengan penelitian

adalah teknik pengambilan sampling dan instrumen penelitian.

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia

terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami

suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik

lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh

manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah

kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).

b. Jenis Pengetahuan

Nasir (2011), berpendapat bahwa jenis pengetahuan meliputi:

1) Pengetahuan biasa

Pengetahuan biasa disebut juga knewledge of the man in the street

atau ordinary knowledge atau common sense knowledge.

Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya

subyektif artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal dengan

demikian pengetahuan tahap pertama ini memiliki sifat selalu benar

sejauh mana untuk memperoleh pengetahuan bersifat normal atau

tidak ada penyimpangan.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

8

2) Pengetahuan ilmiah

Pengetahuan yang telah menetapkan objek khas dengan menerapkan

metodologis yang khas pula.

3) Pengetahuan filsafat

Pengetahuan filsafat adalah sejenis pengetahuan yang pendekatannya

melalui metodologi pemikiran filsafat yang bersifat mendasar dan

menyeluruh dengan model pemikiran yang analitis, kritis dan

spekulatif.

4) Pengetahuan agama

Pengetahuan agama adalah jenis pengetahuan yang terkandung

dalam pengetahuan agama. Pengetahuan agama memiliki sifat

dogmatis, artinya pernyataan dalam suatu agama selalu dihampiri

oleh keyakinan yang telah ditentukan sehingga pernyataan-

pernyataan dalam ayat-ayat kitab suci pada agam memiliki nilain

kebenaran sesuai dengan keyakinan.

c. Tingkat Pengetahuan

Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada 6 tingkat

pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat

kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

9

merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk

mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara

lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya,

aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan

hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks atau situasi yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih

dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya

satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

10

mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan

kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.

5) Sintesa (Syntesis)

Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada

misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat

meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau

rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

d. Cara memperoleh pengetahuan

Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara

tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara

modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya

dapat dijelaskan sebagai berikut :

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

11

1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:

a) Cara coba – salah (Trial and Error)

Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang

menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya

dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan

dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam

memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak

berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah

tersebut dapat terpecahkan.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak

disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan

dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran

apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan

seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,

melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini

seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.

Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin

masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,

pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

12

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang

otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik

tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun

ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.

d) Berdasarkan pengalaman sendiri

Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.

Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu

merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan

suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh

sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

e) Cara akal sehat (common sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat

menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah

dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak

orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,

terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

13

Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai

wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau

penyelidikan manusia.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui

intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan

cara yang rasional dan yang sistematis.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia

cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia

mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan

cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui

pernyataan-pernyataan yang dikemukakan. Apabila proses

pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang

khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan

deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

14

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke

dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk

memahami suatu gejala.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-

pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi

berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada

kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa

yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara ilmiah atau modern

Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).

Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan

metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van

Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan

dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat

pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan

objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :

a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

15

c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala

yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

e. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Mubarak (2012), mengatakan bahwa terdapat 7 faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada

orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa

semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka

menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang

dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang

memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat

perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi

dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu

usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di

dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan

seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.

Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana

diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang

tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan

pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan

tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

16

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak

langsung. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan

memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta

pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan

kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi

dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari

masalah nyata dalam bidang kerjanya.

3) Umur

Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek

fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik

terdiri atas empat (4) kategori pertumbuhan yaitu pertumbuhan

ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya

ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi

organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang

menjadi semakin matang dan dewasa. Usia mempengaruhi terhadap

daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia

akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,

sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada

usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat

dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi

suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

17

orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu

untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan

kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada

usia ini.

4) Minat

Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan

menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan

yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung

berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya jika

pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis

mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas

dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya

dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi

atau seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan

dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan

sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat

sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

18

lingkungan. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang

tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.

Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya

walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan

menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk

kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat

seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang

diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat

memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga

menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai

sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi,

radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa

membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat

mengarahkan opini seseorang.

2. Posyandu

a. Pengertian

Ismawati (2010), berpendapat bahwa posyandu adalah kegiatan

dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang

dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas,

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

19

dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan

maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.

Depkes RI (2006), berpendapat bahwa posyandu merupakan

salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat

(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan

bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.

b. Tujuan Posyandu

Pendapat Prasetyawati (2012), tujuan posyandu meliputi :

1) Menurunkan Angka Kematian ibu dan anak.

2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR

(Infant Mortality Rate).

3) Mempercepat penerimaan NKKBS.

4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat.

5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada

masyarakat sehingga tercapai peningkatan cakupan pelayanan

kesehatan.

6) Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka

alih teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat.

c. Sasaran Posyandu

Prasetyawati (2012), menyebutkan sasaran Posyandu adalah seluruh

masyarakat, utamanya:

1) Bayi usia < 1 tahun

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

20

2) Anak Balita 1 – 5 tahun

3) Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui

4) Wanita Usia Subur (WUS)

d. Fungsi Posyandu

Depkes (2006), mengatakan bahwa Posyandu berfungsi sebagai

berikut:

1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan

keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama

masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan angka Kematian

Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).

2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar

terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.

e. Manfaat Posyandu

Ismawati (2010), berpendapat bahwa manfaat Posyandu yaitu:

1) Bagi Masyarakat

Adapun manfaat posyandu bagi masyarakat adalah memperoleh

kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan

bagi anak balita dan ibu, pertumbuhan anak balita terpantau

sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. Bayi dan anak

balita mendapatkan kapsul vitamin A, bayi memperoleh imunisasi

lengkap, ibu hamil juga akan terpantau berat, ibu hamil juga akan

terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta

imunisasi TT, ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

21

tambah darah serta memperoleh penyuluhan kesehatan yang

berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak.

2) Bagi Kader

Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih

lengkap. Ikut berperan secara nyata dalam tumbuh kembang anak

balita dan kesehatan ibu. Citra diri meningkat di mata masyarakat

sebagai orang yang terpercaya dalam bidang menjadi panutan

karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.

3) Bagi Puskesmas

Depkes RI (2006), manfaat posyandu bagi Puskesmas, yaitu:

a) Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.

b) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.

c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui

pemberian pelayanan secara terpadu.

4) Bagi Sektor Lain

Depkes RI (2006), mengatakan bahwa manfaat posyandu bagi

sektor lain, yaitu:

a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya

penurunan AKI dan AKB.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

22

b) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara

terpadu sesuai dengan tupoksi masing-masing sektor.

f. Pelayanan Posyandu

Ismawati (2010), mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan

posyandu dikenal dengan nama sistem 5 meja, dimana kegiatan di

masing-masing meja mempunyai kegiatan khusus. Sistem 5 meja

tersebut tidak berarti bahwa posyandu harus memiliki 5 buah meja

untuk pelaksanaannya, tetapi kegiatan posyandu tersebut harus

mencakup 5 pokok kegiatan, yaitu:

1) Kegiatan Meja 1: Pendaftaran, balita, ibu hamil dan ibu menyusui

Adapun rincian kegiatan di meja 1, yaitu

a) Pendaftaran balita

(1) Balita didaftar formulir pencatatan balita

(2) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu

anak sudah ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat

pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS,

kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju

tempat penimbangan.

(3) Bila anak belum punya KMS berarti baru bulan ini ikut

penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru,

kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada

secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

23

balita diminta membawa anaknya menuju tempat

penimbangan.

b) Pendaftaran ibu hamil

Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil, ibu

hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menunju ke

meja 4 untuk mendapatkan pelayanan gizi oleh kader serta

pelayanan oleh petugas meja 5. Ibu yang belum menjadi peserta

KB dicatat namanya pada secarik kertas dan ibu menyerahkan

kertas langsung kepada petugas di meja 5.

2) Kegiatan Meja 2: Penimbangan bayi dan anak balita

Kegiatan di meja 2, meliputi:

a) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak

dicatat pada secarik kertas yang teselip di KMS.

b) Selesai ditimbang ibu dan anaknya dipersilakan menuju meja 3

(meja pencatatan).

3) Kegiatan Meja 3: pencatatan hasil penimbangan

a) Buka KMS balita yang bersangkutan.

b) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke

KMSnya.

c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia

pada KMS.

d) Bila ada kartu kelahiran catatlah bulan lahir anak dari kartu

tersebut.

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

24

e) Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan

lahir anak sesuai ingatan ibunya.

f) Bila ibu tidak ingat hanya tahu umur anaknya yang sekarang,

perkiraan bulan lahir anak dan catat.

4) Kegiatan Meja 4: penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu

hamil dan ibu menyusui.

5) Kegiatan Meja 5

Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan

pelayanan KB, imunisasi serta pojok oralit. Kegiatan ini dipimpin

dan dilaksanakan oleh petugas dari Puskesmas.

g. Kegiatan Utama Posyandu

Depkes (2006), mengatakan bahwa kegiatan utama Posyandu meliputi:

1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)

a) Ibu hamil

Penyelenggaraan yang diselenggarakan ibu hamil, mencakup

kegiatan penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi

yang dilakukan oleh kader Posyandu.

b) Ibu nifas dan menyusui

Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui

mencakup penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi ibu nifas,

perawatan kebersihan jalan lahir (vagina), pemberian vitamin A

dan tablet besi, perawatan payudara dan senam nifas.

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

25

c) Bayi dan Anak Balita

Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara

menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak,

untuk itu diperlukan sarana permainan yang sesuai dengan umur

balita. Jenis pelayanan Posyandu mencakup penimbangan berat

badan, penentuan status pertumbuhan, penyuluhan jika ada

tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,

imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang.

2) KB

Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader

adalah pemberian kondom dan pemberian Pil ulangan. Jika ada

tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling

KB.

3) Imunisasi

Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilakukan apabila ada

petugas kesehatan. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan

dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu

hamil.

4) Gizi

Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan kader. Sasarannya adalah

bayi, balita, ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS). Jenis

pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi

dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT,

pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

26

5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare

Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan

penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain

penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri

oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.

2. Waktu Penyelenggaraan Posyandu

Depkes RI (2006), mengatakan bahwa waktu penyelenggaraan

Posyandu pada hakekatnya dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan kegiatan,

baik pada hari buka Posyandu maupun di luar hari buka Posyandu. Hari

buka Posyandu sekurang-kurangnya 1 (satu) hari dalam sebulan. Hari

dan waktu yang dipilih sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila

diperlukan hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.

3. Tempat penyelenggaraan

Tempat penyelenggaraan kegiatan posyandu sebaiknya berada pada

lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat, tempat penyelenggaraan

tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa,

kelurahan, balai RT/RW dusun serta salah satu ruangan perkantoran

(Depkes RI, 2006).

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

27

Pengetahuan Ibu yang

Memiliki Balita

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka teori

Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2011), Mubarak (2012), Depkes RI (2006)

Posyandu

1. Pengertian

2. Tujuan Posyandu

3. Sasaran Posyandu

4. Fungsi Posyandu

5. Manfaat Posyandu

6. Pelayanan Posyandu

7. Kegiatan Utama

Posyandu

8. Waktu Penyelenggaraan

Posyandu

9. Tempat penyelenggaraan

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

4. Minat

5. Pengalaman

6. Kebudayaan lingkungan

sekitar

7. Informasi

1.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

28

Pengetahuan Ibu yang

Memiliki Balita

Baik

Cukup

Kurang

C. Kerangka Konsep

Keterangan :

= Variabel yang diteliti

= Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2

Kerangka Konsep

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

1. Umur

Faktor yang mempengaruhi

pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Minat

4. Pengetahuan

5. Kebudayaan lingkungan

sekitar

6. Informasi

Faktor pendorong

dan penghambat

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel

mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent). Tanpa membuat

perbandingan atau penghubung dengan variabel lain (Nasir, 2011). Penelitian

kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk

angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi

(Nototatmodjo, 2010). Pada penelitian ini peneliti menggambarkan tingkat

pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT

03 RW 04 Sidoharjo Sragen.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data

selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di

Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis

untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2015.

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

30

30

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti

tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok,

masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang

semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik

(Silalahi, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 47

ibu yang memiliki balita di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo

Sragen.

2. Sampel

Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi

(Silalahi, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100

maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100,

maka dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25%. Sehingga sampel dalam

penelitian ini adalah 47 responden.

3. Teknik Pengambilan sampling

Teknik pengambilan sampling adalah suatu proses seleksi sampel

yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah

sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Dalam penelitian

ini menggunakan total sampling. Total sampling adalah cara penentuan

sampel jika jumlah populasi dijadikan sampel (Hidayat, 2011). Dalam

penelitian ini sampel yang ditentukan adalah sebanyak 47 responden.

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

31

31

D. Variabel penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).

Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat

pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu.

E. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang

lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti

(Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1

Definisi Operasional

Nama

Variabel

Pengertian Indikator Alat

Ukur

Skala

Pengetahuan

ibu yang

memiliki

balita

tentang

posyandu

Kemampuan ibu

menjawab dengan benar

tentang posyandu yang

meliputi pengertian,

tujuan posyandu,

Sasaran, fungsi

posyandu, manfaat,

pelayanan, kegiatan

utama, waktu

penyelenggaraan,

tempat

penyelenggaraan

1. Baik

Bila nilai responden

yang diperoleh (x) >

mean + 1 SD

2. Cukup

Bila nilai responden

mean -1 SD ≤ x ≤

mean + 1 SD

3. Kurang

Bila nilai responden

yang diperoleh (x) <

mean – 1 SD

Kuesioner Ordinal

Sumber: Data Primer (2014)

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

32

32

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan

peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi

sistematis. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Kuesioner adalah

daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan

respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2012).

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup

adalah daftar pernyataan yang sudah disediakan jawabannya

(Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif

(favorable) dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah,

pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan

dengan skor 1 untuk jawaban salah.

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan

Variabel Indikator Pernyataan Jumlah

Soal Favourable Unfavourable

Pengetahuan

ibu yang

memiliki

balita tentang

posyandu

1. Pengertian 1,3,4,5* 2,6 6

2. Tujuan Posyandu 7,8 9*,10*,11 5

3. Sasaran Posyandu 12,15,16 13,14 5

4. Fungsi Posyandu 20,21,22* 17,18,19 6

5. Manfaat Posyandu 23*,26,27* 24,25* 5

6. Pelayanan Posyandu 34,38 35,36*,37,39 6

7. Kegiatan Utama

Posyandu

28,30,33 29,31,32 6

8. Waktu

Penyelenggaraan

Posyandu

40,44 41,42,43* 5

22 22 44

Sumber: Data Primer (2014)

Ket: *) : nomor kuesioner tidak valid

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar

adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

33

33

Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji

validitas dilakukan tanggal 5 Februari 2015 di Desa Mekar Sari Sragen

dengan 30 responden.

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat

kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah

instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya

hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan bantuan

SPSS for windows versi 16.0 rumus product moment. Menurut Hidayat

(2011), rumus product moment yaitu:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Dikatakan valid jika rhitung > rtabel (0,361). Pada penelitian ini menggunakan

taraf signifikan 0,05 dan rtabel. Setelah dilakukan uji validitas didapatkan 9

nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 5,9,10,22,23,25,27,36 dan 43,

dikarenakan nilai rhitung < 0,361, untuk selanjutnya nomor yang tidak valid

tidak digunakan dalam penelitian.

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 SSS-S

SSS=

Nrxy

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

34

34

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data

karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan

bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban

tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,

maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus

Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

úû

ùêë

é S-úû

ùêë

é-

=t

b

k

kr

2

2

11 11 s

s

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2

= Varians total

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,70)

(Riwidikdo, 2013). Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai alpha

cronbach’s sebesar 0,874 > 0,70, sehingga instrumen dinyatakan reliabel

G. Teknik Pengumpulan Data

Hidayat (2011), berpendapat bahwa teknik pengumpulan data adalah cara

peneliti mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Teknik

pengumpulan data dari primer dan data sekunder, yaitu:

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

35

35

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner

tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa

Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder yang didapatkan pada

penelitian ini yaitu jumlah ibu yang memiliki balita di Desa Jetak Tani RT

03 RW 04 Sidoharjo Sragen dan data ini di dapatkan dari buku kunjungan

di posyandu.

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya

adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010)

adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban

dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

36

36

dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak

sesuai dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-

tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan

data selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke

dalam tabel.

d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden

dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program

atau soffware komputer.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden

selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan

adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,

kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut

pembersihan data (data cleaning).

2. Analisis Data

Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa analisis univariat yaitu

menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

37

37

menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel.

Penelitian ini hanya mendeskripsikan pengetahuan responden tentang

posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.

Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n

Keterangan :

X : Rata-rata ( mean )

å x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat

dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap

rata-ratanya.

Rumus :

SD = 1

)( 2

2

-

- åån

n

xixi

Keterangan:

x : Nilai responden

n : Jumlah responden

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

38

38

Untuk mendapatkan distribusi persentase tingkat pengetahuan ibu

yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04

Sidoharjo Sragen digunakan rumus persentase. Pendapat Riwidikdo

(2010), rumus persentase yaitu:

Jumlah responden menurut Tingkat Pengetahuan

Persentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%

Jumlah total responden

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti

menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta

manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,

lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek

penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar

persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek

penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan

tetap menghormati haknya.

2. Anonimity (tanpa nama)

Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak

mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan

inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

39

39

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian

dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan

disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.

J. Jadwal Penelitian

Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai

menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan

penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan

tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian (Terlampir)

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

40

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04

Sidoharjo Sragen. Berdasarkan letak desa batas wilayah sebelah Barat yaitu

Jetak Pabrik, sebelah Selatan berbatasan dengan desa Jetak Gayam, sebelah

Utara berbatasan dengan desa Duyungan. Demi menunjang kesehatan

masyarakat Desa Jetak Tani terdapat Puskesmas Sidoharjo Sragen dan

terdapat bidan desa. Sebagian besar masyarakat di Desa Jetak Tani sebagian

besar mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan pegawai pabrik.

B. Hasil Penelitian

1. Hasil Perhitungan

Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan

Ibu yang Memiliki Balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW

04 Sidoharjo. Berdasarkan perhitungan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi

Variabel N Mean Standar Deviasi

Tingkat Pengetahuan Ibu yang

Memiliki Balita tentang Posyandu

di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04

Sidoharjo Sragen

47

24,7 4,1

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

41

2. Tingkat Pengetahuan

Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dapat dikategorikan 3 tingkat

pengetahuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sebagai berikut:

Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang

Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen

No Pengetahuan Jumlah Persentase

(%)

1

2

3

Baik

Cukup

Kurang

7

31

9

14,9

66,0

19,1

Total 47 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang

Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen mayoritas

pengetahuan responden tentang posyandu adalah cukup.

3. Karakteristik Responden

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan umur

No Umur Frekuensi

Responden

Prosentase

(%)

1

2

3

21 – 24 tahun

25 – 28 tahun

29 – 32 tahun

14

25

8

29,8

53,2

17,0

Total 47 100

Sumber: Data Primer, 2015

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang

posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen mayoritas

umur ibu adalah 25 – 28 tahun.

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

42

C. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tingkat pengetahuan

ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04

Sidoharjo Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 7 responden

(14,9%), pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (66,0%) dan

pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (19,1%). Jadi mayoritas tingkat

pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani

RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen pada tingkat cukup sebanyak 31 responden

(66,0%). Berdasarkan umur responden umur 21 – 24 tahun 14 responden

(29,8%), umur 25 – 28 tahun 25 responden (53,2%), umur 29 – 32 tahun 8

responden (17,0%).

Menurut Notoatmodjo (2010), pada dasarnya pengetahuan merupakan

hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk

memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang

baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh

manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.

Menurut Mubarak (2012), bertambahnya umur seseorang akan

mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), taraf berpikir

seseorang menjadi semakin matang dan dewasa. Usia mempengaruhi terhadap

daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin

berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang

diperolehnya semakin membaik.

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

43

Berdasarkan analisis kuesioner jawaban responden mayoritas menjawab

dengan benar yaitu pada item pernyataan pengertian posyandu. Ismawati

(2010), berpendapat bahwa posyandu adalah kegiatan dasar yang

diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas

kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat

dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan maupun tempat-tempat lain yang

mudah didatangi oleh masyarakat.

Berdasarkan penelitian ibu yang memiliki balita pengetahuan baik

sebanyak 7 responden (14,9%) tentang Posyandu. Menurut Mubarak (2012),

mengatakan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi pengetahuan

seseorang, yaitu pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

kepada orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa

semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima

informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin

banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah,

maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap

penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan

adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di

dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan

mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin

mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat

kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan

pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

44

pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di

pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non

formal.

Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan cukup sebanyak 31

responden (66,0%), dikarenakan sebagian besar pekerjaan responden sebagai

petani dan ibu rumah tangga. Sehingga dengan kesibukan bertani akan

berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan serta kesibukan mengurus balita

mereka berdampak pada tingkat pengetahuan yaitu hanya pada tingkat

pengetahuan cukup.

Berdasakan analisis kuesioner dari item pernyataan kegiatan utama

posyandu mayoritas jawaban responden salah. Depkes RI (2006), mengatakan

bahwa waktu penyelenggaraan Posyandu pada hakekatnya dilaksanakan

dalam 1 (satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka Posyandu maupun di luar

hari buka Posyandu. Hari buka Posyandu sekurang-kurangnya 1 (satu) hari

dalam sebulan.

Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang

Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen pengetahuan

kurang sebanyak 9 responden (19,1%), dikarenakan di Desa Jetak Tani RT 03

RW 04 Sidoharjo Sragen belum diadakan penyuluhan tentang posyandu,

sehingga informasi yang didapatkan hanya dari majalah dan lokasi desa

menghambat informasi yang mereka dapatkan. Sedangkan menurut Mubarak

(2012), kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat

seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang diperoleh baik

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

45

dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh

jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau

peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media

masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam

penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula

pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.

D. Keterbatasan Penelitian

1. Kendala

Waktu pengambilan data saat pengisian kuesioner ada sebagian

responden mengisi pernyataan tidak lengkap sehingga peneliti harus

mengunjungi ke rumah responden untuk pengisian kuesioner yang

terlewati.

2. Kelemahan

Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil

penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil

jika menggunakan lebih dari 1 variabel penelitian. Kuesioner yang

digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab

“benar” atau “salah” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur

pengetahuan secara mendalam.

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan dan saran dari hasil

penelitian tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di

Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen, hasil dari penelitian dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa

Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen tingkat pengetahuan baik

sebanyak 7 responden (14,9%),

2. Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa

Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen tingkat pengetahuan cukup

sebanyak 31 responden (66,0%)

3. Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa

Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen tingkat pengetahuan kurang

sebanyak 9 responden (19,1%).

4. Faktor pendorong dalam penelitian ini adalah umur. Sedangkan faktor

penghambat dalam penelitian ini adalah pendidikan, pekerjaan, minat,

pengalaman, informasi dan kebudayaan lingkungan sekitar.

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

47

B. Saran

1. Bagi Responden

Diharapkan para ibu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen

lebih memperluas pengetahuan dengan banyak mengikuti penyuluhan-

penyuluhan yang diadakan tenaga kesehatan setempat.

2. Bagi Profesi

Bagi bidan hendaknya perlu mengadakan penyuluhan secara berkala

dan intensif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

pentingnya posyandu bagi masyarakat

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Mengingat keterbatasan penelitian ini hendaknya dapat dilakukan

penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan variabel penelitian.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta.

Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC

Depkes RI, 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Departemen

Kesehatan RI dan Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL

POSYANDU)

Dinkes Jawa Tengah, 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://www.kemkes.go.id.

Diakses tanggal 20 Oktober 2014

Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Handayaningsih, 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Posyandu di

Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Karya Tulis

Ilmiah.

Hidayat A. A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medik

Ismawati, C, 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Panduan untuk bidan dan Kader.

Yogyakarta: Medical Book

Mubarak, W.I., 2012. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba

Medika

Nasir, A. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembutan

Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Nuha

Medika

Nototatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka

Cipta

–––––––––––––––––––. 2010. Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta

Prasetyawati, A.E, 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Milenium

Development Goals (MDGs). Yogyakarta: Medikal Book

Prihatiningsih, 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu Di

Posyandu Cempaka I Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen. Karya Tulis

Ilmiah.

Page 62: TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/20/01-gdl-rindhiindh... · tentang pengetahuan ibu tentang posyandu Hasil Penelitian:

Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yoyakarta: Mitra Cendikia Press

Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:

Alfabeta

Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama