TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA...
1
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA
TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI
RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
Rindhi Indhah Kusuma Wardhani
NIM B12039
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ”Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang
Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Riadini Wahyu Utami, SST, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Bapak Suroto, S.Pd sekalu Ketua RT RT 03 RW 04 Desa Jetak Tani Sidoharjo
Sragen yang telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal
dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
6. Seluruh responden dalam penelitian ini yang telah bersedia dalam pengisian
kuesioner guna penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
v
7. Semua teman-teman angkatan 2012 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Rindhi Indhah Kusuma Wardhani
NIM. B12039
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMILIKI BALITA
TENTANG POSYANDU DI DESA JETAK TANI
RT 03 RW 04 SIDOHARJO SRAGEN
xiii + 48 halaman + 19 lampiran + 4 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Posyandu adalah wadah peran serta masyarakat, yang
menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar, peningkatan
kualitas manusia, secara empirik telah dapat memeratakan pelayanan bidang
kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi, pendidikan gizi
masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak. Masih kurangnya
pengetahuan dan sarana kesehatan serta tingkat ekonomi yang masih rendah
menyebabkan terjadinya kejadian kurang gizi dan kurangnya partisipasi warga
untuk mengujungi Posyandu
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai
balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo
Sragen.
Metode Penelitian : Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen pada
12 Maret 2015. Yang digunakan adalah 47 ibu yang memiliki balita. Data
pengetahuan ibu diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang sebelumnya
telah dilakukan uji coba instrumen. Analisis data menggunakan analisis univariat
tentang pengetahuan ibu tentang posyandu
Hasil Penelitian : tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu
di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen dapat dikategorikan
pengetahuan baik sebanyak 7 responden (14,9%), pengetahuan cukup sebanyak
31 responden (66,0%) dan pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (19,1%)
Kesimpulan : tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di
Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen mayoritas tingkat pengetahuan
cukup
Kata Kunci : Pengetahuan, ibu, posyandu
Kepustakaan : 17 literatur (tahun 2008 – 2013)
vii
MOTTO
Education is not the learning of facts, but the training of the mind to think
( Albert Einstein )
Kesempatan anda untuk sukses di setiap kondisi selalu dapat diukur oleh seberapa
besar kepercayaan anda pada diri sendiri
( Robert Collier )
Ada dua cara untuk menjalani hidup ini dengan mudah, percaya pada segala
sesuatu atau meragukan segala sesuatu. Kedua cara tersebut membebaskan kita
dari berfikir
( Theodore Rubin )
PERSEMBAHAN
1. Terimakasih dan syujud sukur kepada Allah
SWT atas kesabaran dan kemudahan sehingga
KTI ini bisa terselesaikan
2. Ayah dan Ibu beserta keluarga besar Hadi
Soekarno terima kasih do’a hingga
menjadikanku seperti ini
3. Dosen Pembimbing Ibu Riadini Wahyu Utami
SST dan Pembimbing Akademik Ibu Ika Budi
Wijayanti, SST. M.Sc, terima kasih bimbingan
yang telah diberikan selama ini.
4. Teman-teman Kelas 3A terima kasih untuk
kebersamaan selama ini, susah senang dijalani
bersama.
5. Teman-teman “Kost Rara” Hanifa, Eka, Arum,
Yeni kalian sahabat terbaik, saling mendukung
dan memberi motivasi
6. Almamater tercinta
viii
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ..................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ...................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................. 7
1. Pengetahuan ........................................................................... 7
2. Posyandu ............................................................................... 18
B. Kerangka Teori............................................................................. 27
x
C. Kerangka Konsep ........................................................................ 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .................................................. 29
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ..................................................... 29
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 30
D. Variabel Penelitian ...................................................................... 31
E. Definisi Operasional .................................................................... 31
F. Instrumen Penelitian .................................................................... 32
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 34
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ........................................ 35
I. Etika Penelitian ............................................................................ 38
J. Jadwal Penelitian ......................................................................... 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian ............................................. 41
B. Hasil Penelitian ........................................................................... 41
C. Pembahasan ................................................................................ 43
D. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 46
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ................................................................................. 47
B. Saran ........................................................................................... 48
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Teori .......................................................................... 26
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 27
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................... 30
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ..................................................................... 31
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi ........................................................... 39
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang
Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen ... 40
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Uji Validitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 7. Surat Balasan Penelitian
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Kuesioner Validitas
Lampiran 11. Kunci Jawaban Validitas
Lampiran 12. Kuesioner Penelitian
Lampiran 13. Kunci Jawaban Penelitian
Lampiran 14. Data Tabulasi Hasil Validitas dan Reliabelitas
Lampiran 15. Hasil Uji Validitas
Lampiran 16. Hasil Uji Reliabelitas
Lampiran 17. Hasil Penelitian
Lampiran 18. Hasil perhitungan manual
Lampiran 19. Hasil perhitungan dengan SPSS
Lampiran 20. Dokumentasi penelitian
Lampiran 21. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Posyandu adalah wadah peran serta masyarakat, yang
menyelenggarakan sistem pelayanan pemenuhan kebutuhan dasar,
peningkatan kualitas manusia, secara empirik telah dapat memeratakan
pelayanan bidang kesehatan. Kegiatan tersebut meliputi pelayanan imunisasi,
pendidikan gizi masyarakat serta pelayanan kesehatan ibu dan anak
(Depkes, 2007).
Tujuan dikembangkannya posyandu sejalan dengan tujuan
pembangunan kesehatan yaitu mempercepat penurunan angka kematian bayi
dan anak balita dan angka kelahiran, mempercepat penerimaan norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera, berkembangnya kegiatan-kegiatan
masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan. Pengorganisasian
masyarakat dalam bentuk penghimpunan dan pengembangan potensi dan
sumber-sumber daya masyarakat dalam konteks ini hakikatnya adalah
menumbuhkan, membina dan mengembangkan partisipasi masyarakat di
bidang pembangunan kesehatan. Menumbuhkan partisipasi masyarakat
tidaklah mudah karena memerlukan pengertian, kesadaran dan penghayatan
oleh masyarakat terhadap masalah-masalah kesehatan mereka sendiri serta
upaya-upaya pemecahannya, untuk itu diperlukan pendidikan kesehatan
2
masyakat melalui pengorganisasian dan pengembangan masyarakat
(Notoatmodjo, 2007).
Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan
Lingkungan, Kemenkes RI tahun 2013 cakupan imunisasi BCG di Indonesia
yaitu sebanyak 4.649.490 anak (99,6%), DPT sebanyak 4.666.803 anak
(100%), Polio sebanyak 4.570.535 anak (100%), campak sebanyak 4.498.419
akan (99,3%) (Depkes RI, 2013). Hasil tersebut menunjukkan bahwa cakupan
imuniasi sudah memenuhi target. Namun, lain halnya dengan kejadian
Persentase balita dengan gizi kurang (BB/U) Provinsi Jawa Tengah tahun
2012 sebesar 4,88%. Persentase balita dengan gizi kurang tertinggi di Kota
Tegal (13,83%) dan terendah di Kabupaten Pekalongan (0,06%) dikarenakan
warga yang masih kurangnya pengetahuan dan sarana kesehatan serta tingkat
ekonomi yang masih rendah menyebabkan terjadinya kejadian kurang gizi
dan kurangnya partisipasi warga untuk mengujungi Posyandu
(Dinkes Jawa Tengah, 2013).
Hasil survei pendahuluan pada bulan oktober yang dilakukan di Desa
Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen berdasarkan data Posyandu
Bougenvil III jumlah semua balita (S) 47 kunjungan dan jumlah balita yang
datang (D) sebanyak 32 kunjungan (68%), balita yang mempunyai KMS (K)
sebanyak 45 balita dan yang mengalami kenaikan berat badan (N) sebanyak 9
balita. Berdasarkan data di atas terdapat balita yang mengalami kenaikan berat
badan hanya 9 balita karena kunjungan balita ke posyandu untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan misalnya penimbangan, imunisasi, penyuluhan gizi,
3
kurang teratur setiap bulannya. Hasil wawancara yang dilakukan penulis
terhadap 10 ibu balita didapatkan 6 ibu balita (60%) bisa menjawab
pertanyaan tentang posyandu dan 4 ibu balita (40%) tidak bisa menjawab
tentang posyandu.
Berdasarkan data di atas, maka penulis ingin mengadakan penelitian
dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang
Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah “Bagaimana tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang
posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai balita
tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.
2. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penelitian, yaitu :
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita
tentang posyandu pada tingkat pengetahuan baik.
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita
tentang posyandu pada tingkat pengetahuan cukup.
4
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita
tentang posyandu tingkat pengetahuan kurang.
d. Mengetahui faktor pendorong dan penghambat tingkat pengetahuan ibu
yang memiliki balita tentang psyandu.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1. Ilmu Pengetahuan
Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menambah wawasan
pengetahuan dibidang kesehatan khususnya tentang posyandu.
2. Diri Sendiri
Menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pendidikan tentang posyandu.
3. Posyandu
Meningkatkan mutu pelayanan dan sebagai bahan masukan bagi
petugas kesehatan dalam upaya memberikan konseling atau penyuluhan
sehingga masyarakat bersedia untuk mengunjungi Posyandu pada saat
pelayanan.
E. Keaslian Penelitian
1. Handayaningsih (2010), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita
tentang Posyandu di Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon
Surakarta” Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian analitik
dengan studi observasional deskriptif. Lokasi Penelitian dilakukan di
Kelurahan Sangkrah Pasar Kliwon Surakarta pada bulan Oktober 2011.
5
Sampel yang digunakan dalam penelitian sebanyak 90 responden.
Instrumen yang digunakan yaitu kuesioner pengetahuan ibu balita tentang
posyandu terdiri atas 28 pertanyaan dengan dua alternatif jawaban benar
atau salah. Simpulan tingkat pengetahuan ibu balita tentang posyandu
pengetahuan cukup sebanyak 48 responden (53,3%), tingkat pengetahuan
ibu balita tentang tingkatan posyandu sebanyak 41 responden (45,6%)
tingkat pengetahuan baik, pengetahuan ibu balita tentang tujuan posyandu
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 58 responden (64,4%), tingkat
pengetahuan ibu balita tentang penyelenggaraan posyandu pada
pengetahuan cukup sebanyak 69 responden (76,7%), tingkat pengetahuan
ibu balita tentang kegiatan pokok posyandu tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 49 responden (54,4%).
Perbedaan keaslian dengan penelitian adalah jenis penelitian, tempat,
waktu, hasil, dan responden. Sedangkan kesamaan keaslian dengan
penelitian adalah instrumen penelitian.
2. Prihatiningsih (2012), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Balita
Tentang Posyandu Di Posyandu Cempaka I Dusun Tenggak Sidoharjo
Sragen Tahun 2012”. Jenis penelitian ini menggunakan studi observasional
deskriptif. Penelitian ini dilakukan di Posyandu Cempaka I Dusun
Tenggak Sidoharjo Sragen pada tanggal 15 Juni 2012. Sampel berjumlah
43 ibu. Teknik sampling dengan menggunakan total sampling. Instrumen
penelitian ini adalah kuesioner tertutup yang diisi oleh responden.
Penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu pengetahuan ibu
6
balita tentang posyandu. Dengan hasil tingkat pengetahuan ibu balita
tentang posyandu di Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen pengetahuan baik
sebanyak 6 responden (14%), pengetahuan cukup sebanyak 31 responden
(72%) dan pengetahuan kurang sebanyak 6 responden (14%).
Perbedaan keaslian dengan penelitian adalah tempat, waktu, jenis
penelitian dan sampel. Sedangkan persamaan keaslian dengan penelitian
adalah teknik pengambilan sampling dan instrumen penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Definisi pengetahuan
Pada dasarnya pengetahuan merupakan hasil tahu dari manusia
terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami
suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang baik
lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh
manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah
kejiwaan (Notoatmodjo, 2010).
b. Jenis Pengetahuan
Nasir (2011), berpendapat bahwa jenis pengetahuan meliputi:
1) Pengetahuan biasa
Pengetahuan biasa disebut juga knewledge of the man in the street
atau ordinary knowledge atau common sense knowledge.
Pengetahuan seperti ini memiliki inti kebenaran yang sifatnya
subyektif artinya sangat terikat pada subjek yang mengenal dengan
demikian pengetahuan tahap pertama ini memiliki sifat selalu benar
sejauh mana untuk memperoleh pengetahuan bersifat normal atau
tidak ada penyimpangan.
8
2) Pengetahuan ilmiah
Pengetahuan yang telah menetapkan objek khas dengan menerapkan
metodologis yang khas pula.
3) Pengetahuan filsafat
Pengetahuan filsafat adalah sejenis pengetahuan yang pendekatannya
melalui metodologi pemikiran filsafat yang bersifat mendasar dan
menyeluruh dengan model pemikiran yang analitis, kritis dan
spekulatif.
4) Pengetahuan agama
Pengetahuan agama adalah jenis pengetahuan yang terkandung
dalam pengetahuan agama. Pengetahuan agama memiliki sifat
dogmatis, artinya pernyataan dalam suatu agama selalu dihampiri
oleh keyakinan yang telah ditentukan sehingga pernyataan-
pernyataan dalam ayat-ayat kitab suci pada agam memiliki nilain
kebenaran sesuai dengan keyakinan.
c. Tingkat Pengetahuan
Notoatmodjo (2007), berpendapat bahwa ada 6 tingkat
pengetahuan yang dicapai dalam domain kognitif yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat
kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini
9
merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Untuk
mengukur bahwa seseorang, tahu tentang apa yang dipelajari antara
lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan
sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterprestasikan materi tersebut secara benar, orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya,
aplikasi ini diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan
hukum-hukum, rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam
konteks atau situasi yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi
atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih
dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja dapat menggambarkan, membedakan,
10
mengelompokkan dan seperti sebagainya. Analisis merupakan
kemampuan untuk mengidentifikasi, memisahkan dan sebagainya.
5) Sintesa (Syntesis)
Sintesa adalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang, baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada
misalnya dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan terhadap suatu teori atau
rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.
Penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
d. Cara memperoleh pengetahuan
Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi dua yakni cara
tradisional atau non ilmiah yakni tanpa melalui penelitian ilmiah dan cara
modern atau cara ilmiah yakni melalui proses penelitian. Lebih jelasnya
dapat dijelaskan sebagai berikut :
11
1) Cara tradisional atau non ilmiah terdiri dari:
a) Cara coba – salah (Trial and Error)
Cara ini dipakai orang sebelum adanya kebudayaan,
bahkan mungkin sebelum adanya peradaban apabila seseorang
menghadapi persoalan atau masalah upaya pemecahannya
dilakukan dengan coba-coba. Cara coba-coba ini dilakukan
dengan menggunakan beberapa kemungkinan dalam
memecahkan masalah, dan apabila kemungkinan tersebut tidak
berhasil, dicoba kemungkinan yang lain sampai masalah
tersebut dapat terpecahkan.
b) Secara kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak
disengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Kehidupan sehari-hari ditemukan banyak sekali kebiasaan
dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa melalui penalaran
apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan
seperti ini bukan hanya terjadi pada masyarakat tradisional saja,
melainkan juga terjadi pada masyarakat modern. Kebiasaan ini
seolah diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang mutlak.
Sumber pengetahuan tersebut dapat berupa pemimpin-pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal. Para pemuka agama,
pemegang pemerintahan dan lain sebagainya. Dengan kata lain,
12
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada pemegang
otoritas, yakni orang mempunyai wibawa atau kekuasaan, baik
tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun
ahli ilmu pengetahuan atau ilmuwan.
d) Berdasarkan pengalaman sendiri
Pengalaman adalah guru terbaik demikian bunyi pepatah.
Pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman itu
merupakan sumber pengetahuan atau pengalaman itu merupakan
suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh
sebab itu pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.
e) Cara akal sehat (common sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran. Misalnya pemberian hadiah
dan hukuman merupakan cara yang masih dianut oleh banyak
orang untuk mendisiplinkan anak dalam konteks pendidikan.
f) Kebenaran melalui wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakini oleh pengikut agama yang bersangkutan,
terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional atau tidak.
13
Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah sebagai
wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran atau
penyelidikan manusia.
g) Kebenaran secara intuitif
Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses
penalaran atau berpikir. Kebenaran yang diperoleh melalui
intuitif sukar dipercaya karena kebenaran ini tidak menggunakan
cara yang rasional dan yang sistematis.
h) Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat manusia
cara manusia berfikir ikut berkembang. Dari sini manusia
mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh
pengetahuan. Induksi dan deduksi pada dasarnya merupakan
cara melahirkan pemikiran secara tidak langsung melalui
pernyataan-pernyataan yang dikemukakan. Apabila proses
pembuatan kesimpulan itu melalui pernyataan-pernyataan yang
khusus kepada yang umum dinamakan induksi sedangkan
deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus.
i) Induksi
Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan khusus ke pernyataan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
14
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra kemudian disimpulkan ke
dalam suatu konsep yang memungkinkan seseorang untuk
memahami suatu gejala.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan-
pernyataan umum ke khusus. Di dalam proses berpikir deduksi
berlaku bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada
kelas tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua persitiwa
yang terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara ilmiah atau modern
Cara baru atau dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau metodologi penelitian (research metodology).
Cara ini dikembangkan oleh Francis Bacon yang mengembangkan
metode berpikir induktif kemudian dikembangkan oleh Deobold van
Dallen yang menyatakan bahwa dalam memperoleh kesimpulan
dilakukan dengan mengadakan observasi langsung dan membuat
pencatatan-pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan
objek yang diamatinya. Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok :
a) Segala sesuatu yang positif yakni gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
15
c) Gejala-gejala yang muncul secara bervariasi yaitu gejala-gejala
yang berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
e. Faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Mubarak (2012), mengatakan bahwa terdapat 7 faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu:
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang kepada
orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka
menerima informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang
dimilikinya akan semakin banyak. Sebaliknya jika seseorang
memiliki tingkat pendidikan yang rendah, maka akan menghambat
perkembangan sikap orang tersebut terhadap penerimaan informasi
dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan adalah suatu
usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di
dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan
seeorang makin mudah orang tersebut untuk menerima informasi.
Pengetahuan sangat erat kaitannya dengan pendidikan dimana
diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi, maka orang
tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya. Peningkatan
pengetahuan tidak mutlak diperoleh di pendidikan formal, akan
tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non formal.
16
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat membuat seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengalaman belajar dalam bekerja yang dikembangkan
memberikan pengetahuan dan keterampilan professional serta
pengalaman belajar selama bekerja akan dapat mengembangkan
kemampuan mengambil keputusan yang merupakan manifestasi
dari keterpaduan menalar secara ilmiah dan etik yang bertolak dari
masalah nyata dalam bidang kerjanya.
3) Umur
Bertambahnya umur seseorang akan mengalami perubahan aspek
fisik dan psikologis (mental). Secara garis besar, pertumbuhan fisik
terdiri atas empat (4) kategori pertumbuhan yaitu pertumbuhan
ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya
ciri-ciri baru. Perubahan ini terjadi karena pematangan fungsi
organ. Pada aspek psikologis atau mental, taraf berpikir seseorang
menjadi semakin matang dan dewasa. Usia mempengaruhi terhadap
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia
akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik. Pada
usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat
dan kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi
suksesnya upaya menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu
17
orang usia madya akan lebih banyak menggunakan banyak waktu
untuk membaca. Kemampuan intelektual, pemecahan masalah, dan
kemampuan verbal dilaporkan hampir tidak ada penurunan pada
usia ini.
4) Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi
terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan
menekuni suatu hal, sehingga seseorang memperoleh pengetahuan
yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami seseorang
dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Orang cenderung
berusaha melupakan pengalaman yang kurang baik. Sebaliknya jika
pengalaman tersebut menyenangkan, maka secara psikologis
mampu menimbulkan kesan yang sangat mendalam dan membekas
dalam emosi kejiwaan seseorang. Pengalaman baik ini akhirnya
dapat membentuk sikap positif dalam kehidupannya.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi
atau seseorang. Kebudayaan lingkungan tempat kita hidup dan
dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan
sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah mempunyai sikap menjaga
kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap selalu menjaga kebersihan
18
lingkungan. Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan orang-orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik atau buruk.
Dengan demikian seseorang akan bertambah pengetahuannya
walaupun tidak melakukan. Status ekonomi seseorang juga akan
menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk
kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan
mempengaruhi pengetahuan seseorang.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat
seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang
diperoleh baik dari pendidikan formal maupun non formal dapat
memberikan pengaruh jangka pendek (immediate impact) sehingga
menghasilkan perubahan atau peningkatan pengetahuan. Sebagai
sarana komunikasi, berbagai bentuk media masa seperti televisi,
radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa
membawa pula pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat
mengarahkan opini seseorang.
2. Posyandu
a. Pengertian
Ismawati (2010), berpendapat bahwa posyandu adalah kegiatan
dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang
dibantu oleh petugas kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas,
19
dimana program ini dapat dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan
maupun tempat-tempat lain yang mudah didatangi oleh masyarakat.
Depkes RI (2006), berpendapat bahwa posyandu merupakan
salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan.
b. Tujuan Posyandu
Pendapat Prasetyawati (2012), tujuan posyandu meliputi :
1) Menurunkan Angka Kematian ibu dan anak.
2) Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR
(Infant Mortality Rate).
3) Mempercepat penerimaan NKKBS.
4) Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan
kegiatan kesehatan dan menunjang peningkatan hidup sehat.
5) Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat sehingga tercapai peningkatan cakupan pelayanan
kesehatan.
6) Meningkatkan dan membina peran serta masyarakat dalam rangka
alih teknologi untuk usaha kesehatan masyarakat.
c. Sasaran Posyandu
Prasetyawati (2012), menyebutkan sasaran Posyandu adalah seluruh
masyarakat, utamanya:
1) Bayi usia < 1 tahun
20
2) Anak Balita 1 – 5 tahun
3) Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas dan ibu menyusui
4) Wanita Usia Subur (WUS)
d. Fungsi Posyandu
Depkes (2006), mengatakan bahwa Posyandu berfungsi sebagai
berikut:
1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi dan
keterampilan dari petugas kepada masyarakat dan antar sesama
masyarakat dalam rangka mempercepat penurunan angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB).
2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar
terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
e. Manfaat Posyandu
Ismawati (2010), berpendapat bahwa manfaat Posyandu yaitu:
1) Bagi Masyarakat
Adapun manfaat posyandu bagi masyarakat adalah memperoleh
kemudahan untuk mendapatkan informasi dan pelayanan kesehatan
bagi anak balita dan ibu, pertumbuhan anak balita terpantau
sehingga tidak menderita gizi kurang atau gizi buruk. Bayi dan anak
balita mendapatkan kapsul vitamin A, bayi memperoleh imunisasi
lengkap, ibu hamil juga akan terpantau berat, ibu hamil juga akan
terpantau berat badannya dan memperoleh tablet tambah darah serta
imunisasi TT, ibu nifas memperoleh kapsul vitamin A dan tablet
21
tambah darah serta memperoleh penyuluhan kesehatan yang
berkaitan tentang kesehatan ibu dan anak.
2) Bagi Kader
Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan lebih
lengkap. Ikut berperan secara nyata dalam tumbuh kembang anak
balita dan kesehatan ibu. Citra diri meningkat di mata masyarakat
sebagai orang yang terpercaya dalam bidang menjadi panutan
karena telah mengabdi demi pertumbuhan anak dan kesehatan ibu.
3) Bagi Puskesmas
Depkes RI (2006), manfaat posyandu bagi Puskesmas, yaitu:
a) Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
b) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat.
c) Meningkatkan efisiensi waktu, tenaga dan dana melalui
pemberian pelayanan secara terpadu.
4) Bagi Sektor Lain
Depkes RI (2006), mengatakan bahwa manfaat posyandu bagi
sektor lain, yaitu:
a) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya
penurunan AKI dan AKB.
22
b) Meningkatkan efisiensi melalui pemberian pelayanan secara
terpadu sesuai dengan tupoksi masing-masing sektor.
f. Pelayanan Posyandu
Ismawati (2010), mengatakan bahwa pelaksanaan kegiatan
posyandu dikenal dengan nama sistem 5 meja, dimana kegiatan di
masing-masing meja mempunyai kegiatan khusus. Sistem 5 meja
tersebut tidak berarti bahwa posyandu harus memiliki 5 buah meja
untuk pelaksanaannya, tetapi kegiatan posyandu tersebut harus
mencakup 5 pokok kegiatan, yaitu:
1) Kegiatan Meja 1: Pendaftaran, balita, ibu hamil dan ibu menyusui
Adapun rincian kegiatan di meja 1, yaitu
a) Pendaftaran balita
(1) Balita didaftar formulir pencatatan balita
(2) Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan yang lalu
anak sudah ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat
pada secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS,
kemudian ibu balita diminta membawa anaknya menuju
tempat penimbangan.
(3) Bila anak belum punya KMS berarti baru bulan ini ikut
penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru,
kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada
secarik kertas. Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu
23
balita diminta membawa anaknya menuju tempat
penimbangan.
b) Pendaftaran ibu hamil
Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil, ibu
hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menunju ke
meja 4 untuk mendapatkan pelayanan gizi oleh kader serta
pelayanan oleh petugas meja 5. Ibu yang belum menjadi peserta
KB dicatat namanya pada secarik kertas dan ibu menyerahkan
kertas langsung kepada petugas di meja 5.
2) Kegiatan Meja 2: Penimbangan bayi dan anak balita
Kegiatan di meja 2, meliputi:
a) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak
dicatat pada secarik kertas yang teselip di KMS.
b) Selesai ditimbang ibu dan anaknya dipersilakan menuju meja 3
(meja pencatatan).
3) Kegiatan Meja 3: pencatatan hasil penimbangan
a) Buka KMS balita yang bersangkutan.
b) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke
KMSnya.
c) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia
pada KMS.
d) Bila ada kartu kelahiran catatlah bulan lahir anak dari kartu
tersebut.
24
e) Bila tidak ada kartu kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan
lahir anak sesuai ingatan ibunya.
f) Bila ibu tidak ingat hanya tahu umur anaknya yang sekarang,
perkiraan bulan lahir anak dan catat.
4) Kegiatan Meja 4: penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu
hamil dan ibu menyusui.
5) Kegiatan Meja 5
Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan
pelayanan KB, imunisasi serta pojok oralit. Kegiatan ini dipimpin
dan dilaksanakan oleh petugas dari Puskesmas.
g. Kegiatan Utama Posyandu
Depkes (2006), mengatakan bahwa kegiatan utama Posyandu meliputi:
1) Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a) Ibu hamil
Penyelenggaraan yang diselenggarakan ibu hamil, mencakup
kegiatan penimbangan berat badan dan pemberian tablet besi
yang dilakukan oleh kader Posyandu.
b) Ibu nifas dan menyusui
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup penyuluhan kesehatan, KB, ASI dan gizi ibu nifas,
perawatan kebersihan jalan lahir (vagina), pemberian vitamin A
dan tablet besi, perawatan payudara dan senam nifas.
25
c) Bayi dan Anak Balita
Pelayanan Posyandu untuk balita harus dilaksanakan secara
menyenangkan dan memacu kreativitas tumbuh kembang anak,
untuk itu diperlukan sarana permainan yang sesuai dengan umur
balita. Jenis pelayanan Posyandu mencakup penimbangan berat
badan, penentuan status pertumbuhan, penyuluhan jika ada
tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan,
imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang.
2) KB
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diselenggarakan oleh kader
adalah pemberian kondom dan pemberian Pil ulangan. Jika ada
tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan suntikan KB, dan konseling
KB.
3) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilakukan apabila ada
petugas kesehatan. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan
dengan program, baik terhadap bayi dan balita maupun terhadap ibu
hamil.
4) Gizi
Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan kader. Sasarannya adalah
bayi, balita, ibu hamil dan Wanita Usia Subur (WUS). Jenis
pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan, deteksi
dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan gizi, pemberian PMT,
pemberian vitamin A dan pemberian sirup Fe.
26
5) Pencegahan dan Penanggulangan Diare
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan antara lain dengan
penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
Penanggulangan diare di Posyandu dilakukan antara lain
penyuluhan, pemberian larutan gula garam yang dapat dibuat sendiri
oleh masyarakat atau pemberian Oralit yang disediakan.
2. Waktu Penyelenggaraan Posyandu
Depkes RI (2006), mengatakan bahwa waktu penyelenggaraan
Posyandu pada hakekatnya dilaksanakan dalam 1 (satu) bulan kegiatan,
baik pada hari buka Posyandu maupun di luar hari buka Posyandu. Hari
buka Posyandu sekurang-kurangnya 1 (satu) hari dalam sebulan. Hari
dan waktu yang dipilih sesuai dengan hasil kesepakatan. Apabila
diperlukan hari buka Posyandu dapat lebih dari satu kali dalam sebulan.
3. Tempat penyelenggaraan
Tempat penyelenggaraan kegiatan posyandu sebaiknya berada pada
lokasi yang mudah dijangkau oleh masyarakat, tempat penyelenggaraan
tersebut dapat di salah satu rumah warga, halaman rumah, balai desa,
kelurahan, balai RT/RW dusun serta salah satu ruangan perkantoran
(Depkes RI, 2006).
27
Pengetahuan Ibu yang
Memiliki Balita
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 Kerangka teori
Sumber: Modifikasi Notoatmodjo (2011), Mubarak (2012), Depkes RI (2006)
Posyandu
1. Pengertian
2. Tujuan Posyandu
3. Sasaran Posyandu
4. Fungsi Posyandu
5. Manfaat Posyandu
6. Pelayanan Posyandu
7. Kegiatan Utama
Posyandu
8. Waktu Penyelenggaraan
Posyandu
9. Tempat penyelenggaraan
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan lingkungan
sekitar
7. Informasi
1.
28
Pengetahuan Ibu yang
Memiliki Balita
Baik
Cukup
Kurang
C. Kerangka Konsep
Keterangan :
= Variabel yang diteliti
= Variabel yang tidak diteliti
Gambar 2.2
Kerangka Konsep
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Umur
Faktor yang mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Minat
4. Pengetahuan
5. Kebudayaan lingkungan
sekitar
6. Informasi
Faktor pendorong
dan penghambat
29
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif. Penelitian
deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel
mandiri, baik satu variabel atau lebih (independent). Tanpa membuat
perbandingan atau penghubung dengan variabel lain (Nasir, 2011). Penelitian
kuantitatif adalah teknik yang digunakan untuk mengolah data yang berbentuk
angka, baik sebagai hasil pengukuran maupun hasil konvensi
(Nototatmodjo, 2010). Pada penelitian ini peneliti menggambarkan tingkat
pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT
03 RW 04 Sidoharjo Sragen.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang digunakan untuk pengambilan data
selama kasus berlangsung (Budiarto, 2003). Penelitian ini dilakukan di
Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan penulis
untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan (Budiarto, 2003).
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 Maret 2015.
30
30
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah total dari seluruh unit atau elemen dimana peneliti
tertarik. Populasi dapat berupa organisme, orang atau satu kelompok,
masyarakat, organisasi, benda, obyek, peristiwa atau laporan yang
semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik
(Silalahi, 2012). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 47
ibu yang memiliki balita di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo
Sragen.
2. Sampel
Sampel adalah bagian tertentu yang dipilih dari populasi
(Silalahi, 2010). Menurut Arikunto (2010), jika populasi kurang dari 100
maka lebih baik diambil semua dan jika jumlah subyek lebih dari 100,
maka dapat diambil 10 – 15% atau 20 – 25%. Sehingga sampel dalam
penelitian ini adalah 47 responden.
3. Teknik Pengambilan sampling
Teknik pengambilan sampling adalah suatu proses seleksi sampel
yang digunakan dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah
sampel akan mewakili keseluruhan populasi yang ada. Dalam penelitian
ini menggunakan total sampling. Total sampling adalah cara penentuan
sampel jika jumlah populasi dijadikan sampel (Hidayat, 2011). Dalam
penelitian ini sampel yang ditentukan adalah sebanyak 47 responden.
31
31
D. Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi
tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010).
Dalam penelitian hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang
lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti
(Notoatmodjo, 2010).
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Nama
Variabel
Pengertian Indikator Alat
Ukur
Skala
Pengetahuan
ibu yang
memiliki
balita
tentang
posyandu
Kemampuan ibu
menjawab dengan benar
tentang posyandu yang
meliputi pengertian,
tujuan posyandu,
Sasaran, fungsi
posyandu, manfaat,
pelayanan, kegiatan
utama, waktu
penyelenggaraan,
tempat
penyelenggaraan
1. Baik
Bila nilai responden
yang diperoleh (x) >
mean + 1 SD
2. Cukup
Bila nilai responden
mean -1 SD ≤ x ≤
mean + 1 SD
3. Kurang
Bila nilai responden
yang diperoleh (x) <
mean – 1 SD
Kuesioner Ordinal
Sumber: Data Primer (2014)
32
32
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan
peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi
sistematis. Instrumen dalam penelitian ini yaitu kuesioner. Kuesioner adalah
daftar pernyataan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan
respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna (Riduwan, 2012).
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup
adalah daftar pernyataan yang sudah disediakan jawabannya
(Arikunto, 2010). Kuesioner dalam penelitian ini dengan kriteria positif
(favorable) dengan skor 1 untuk jawaban benar dan skor 0 bila jawaban salah,
pernyataan negatif (unfavorable) dengan skor 0 untuk jawaban benar dan
dengan skor 1 untuk jawaban salah.
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pernyataan
Variabel Indikator Pernyataan Jumlah
Soal Favourable Unfavourable
Pengetahuan
ibu yang
memiliki
balita tentang
posyandu
1. Pengertian 1,3,4,5* 2,6 6
2. Tujuan Posyandu 7,8 9*,10*,11 5
3. Sasaran Posyandu 12,15,16 13,14 5
4. Fungsi Posyandu 20,21,22* 17,18,19 6
5. Manfaat Posyandu 23*,26,27* 24,25* 5
6. Pelayanan Posyandu 34,38 35,36*,37,39 6
7. Kegiatan Utama
Posyandu
28,30,33 29,31,32 6
8. Waktu
Penyelenggaraan
Posyandu
40,44 41,42,43* 5
22 22 44
Sumber: Data Primer (2014)
Ket: *) : nomor kuesioner tidak valid
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar
adalah alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data.
33
33
Kuesioner untuk penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan
reliabilitas dengan karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji
validitas dilakukan tanggal 5 Februari 2015 di Desa Mekar Sari Sragen
dengan 30 responden.
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang dapat menunjukkan tingkat
kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen (Arikunto, 2010). Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya
hendak diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan bantuan
SPSS for windows versi 16.0 rumus product moment. Menurut Hidayat
(2011), rumus product moment yaitu:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Dikatakan valid jika rhitung > rtabel (0,361). Pada penelitian ini menggunakan
taraf signifikan 0,05 dan rtabel. Setelah dilakukan uji validitas didapatkan 9
nomor pernyataan tidak valid yaitu nomor 5,9,10,22,23,25,27,36 dan 43,
dikarenakan nilai rhitung < 0,361, untuk selanjutnya nomor yang tidak valid
tidak digunakan dalam penelitian.
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nrxy
34
34
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data
karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan
bersifat tendensius, mengarahkan responden memilih jawaban-jawaban
tertentu. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya,
maka berapa kalipun diambil tetap akan sama hasilnya (Arikunto, 2010).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
úû
ùêë
é S-úû
ùêë
é-
=t
b
k
kr
2
2
11 11 s
s
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2
= Varians total
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,70)
(Riwidikdo, 2013). Hasil uji reliabilitas menunjukkan nilai alpha
cronbach’s sebesar 0,874 > 0,70, sehingga instrumen dinyatakan reliabel
G. Teknik Pengumpulan Data
Hidayat (2011), berpendapat bahwa teknik pengumpulan data adalah cara
peneliti mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian. Teknik
pengumpulan data dari primer dan data sekunder, yaitu:
35
35
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner
tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa
Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder yang didapatkan pada
penelitian ini yaitu jumlah ibu yang memiliki balita di Desa Jetak Tani RT
03 RW 04 Sidoharjo Sragen dan data ini di dapatkan dari buku kunjungan
di posyandu.
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2010)
adalah:
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksa data hasil jawaban
dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing
36
36
dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak
sesuai dapat segera dilengkapi.
b. Coding
Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-
tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam pengolahan
data selanjutnya.
c. Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke
dalam tabel.
d. Memasukkan Data (Data Entri) atau processing
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden
dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
atau soffware komputer.
e. Pembersihan data (Cleaning)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan
adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya,
kemudian di lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut
pembersihan data (data cleaning).
2. Analisis Data
Notoatmodjo (2010), mengatakan bahwa analisis univariat yaitu
menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk
37
37
menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel.
Penelitian ini hanya mendeskripsikan pengetahuan responden tentang
posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen.
Riwidikdo (2009), maka digunakan perhitungan sebagai berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
Notoatmodjo (2007), rumus mean yaitu:
Rumus : X = n
xå
Keterangan :
X : Rata-rata ( mean )
å x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat
dipakai untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap
rata-ratanya.
Rumus :
SD = 1
)( 2
2
-
- åån
n
xixi
Keterangan:
x : Nilai responden
n : Jumlah responden
38
38
Untuk mendapatkan distribusi persentase tingkat pengetahuan ibu
yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04
Sidoharjo Sragen digunakan rumus persentase. Pendapat Riwidikdo
(2010), rumus persentase yaitu:
Jumlah responden menurut Tingkat Pengetahuan
Persentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%
Jumlah total responden
I. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian
dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi :
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subyek penelitian peneliti
menjelaskan maskud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta
manfaat yang dilakukannya penelitian. Setelah diberikan penjelasan,
lembar persetujuan diberikan kepada subyek penelitian. Jika subyek
penelitian bersedia diteliti maka mereka harus menandatangani lembar
persetujuan, namun jika subyek penelitian menolak untuk diteliti maka
mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subyek
penelitian menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan
tetap menghormati haknya.
2. Anonimity (tanpa nama)
Untuk menjaga kerahasiaan subyek penelitian, peneliti tidak
mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan
inisial dan memberi nomor pada masing–masing lembar tersebut.
39
39
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subyek penelitian
dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan
disajikan atau dilaporkan pada hasil penelitian.
J. Jadwal Penelitian
Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan
penelitian, beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan
tersebut (Notoatmodjo, 2010). Jadwal penelitian (Terlampir)
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04
Sidoharjo Sragen. Berdasarkan letak desa batas wilayah sebelah Barat yaitu
Jetak Pabrik, sebelah Selatan berbatasan dengan desa Jetak Gayam, sebelah
Utara berbatasan dengan desa Duyungan. Demi menunjang kesehatan
masyarakat Desa Jetak Tani terdapat Puskesmas Sidoharjo Sragen dan
terdapat bidan desa. Sebagian besar masyarakat di Desa Jetak Tani sebagian
besar mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan pegawai pabrik.
B. Hasil Penelitian
1. Hasil Perhitungan
Hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan
Ibu yang Memiliki Balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW
04 Sidoharjo. Berdasarkan perhitungan diperoleh data sebagai berikut:
Tabel 4.1 Mean dan Standar Deviasi
Variabel N Mean Standar Deviasi
Tingkat Pengetahuan Ibu yang
Memiliki Balita tentang Posyandu
di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04
Sidoharjo Sragen
47
24,7 4,1
41
2. Tingkat Pengetahuan
Berdasarkan nilai mean dan standar deviasi dapat dikategorikan 3 tingkat
pengetahuan dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sebagai berikut:
Tabel 4.2 Tingkat Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang
Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen
No Pengetahuan Jumlah Persentase
(%)
1
2
3
Baik
Cukup
Kurang
7
31
9
14,9
66,0
19,1
Total 47 100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang
Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen mayoritas
pengetahuan responden tentang posyandu adalah cukup.
3. Karakteristik Responden
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan umur
No Umur Frekuensi
Responden
Prosentase
(%)
1
2
3
21 – 24 tahun
25 – 28 tahun
29 – 32 tahun
14
25
8
29,8
53,2
17,0
Total 47 100
Sumber: Data Primer, 2015
Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang
posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen mayoritas
umur ibu adalah 25 – 28 tahun.
42
C. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tingkat pengetahuan
ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04
Sidoharjo Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 7 responden
(14,9%), pengetahuan cukup sebanyak 31 responden (66,0%) dan
pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (19,1%). Jadi mayoritas tingkat
pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di Desa Jetak Tani
RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen pada tingkat cukup sebanyak 31 responden
(66,0%). Berdasarkan umur responden umur 21 – 24 tahun 14 responden
(29,8%), umur 25 – 28 tahun 25 responden (53,2%), umur 29 – 32 tahun 8
responden (17,0%).
Menurut Notoatmodjo (2010), pada dasarnya pengetahuan merupakan
hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk
memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud barang-barang
baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang dipahami oleh
manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Menurut Mubarak (2012), bertambahnya umur seseorang akan
mengalami perubahan aspek fisik dan psikologis (mental), taraf berpikir
seseorang menjadi semakin matang dan dewasa. Usia mempengaruhi terhadap
daya tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik.
43
Berdasarkan analisis kuesioner jawaban responden mayoritas menjawab
dengan benar yaitu pada item pernyataan pengertian posyandu. Ismawati
(2010), berpendapat bahwa posyandu adalah kegiatan dasar yang
diselenggarakan dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas
kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas, dimana program ini dapat
dilaksanakan di balai dusun, balai kelurahan maupun tempat-tempat lain yang
mudah didatangi oleh masyarakat.
Berdasarkan penelitian ibu yang memiliki balita pengetahuan baik
sebanyak 7 responden (14,9%) tentang Posyandu. Menurut Mubarak (2012),
mengatakan bahwa terdapat faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang, yaitu pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
kepada orang lain agar dapat memahami hal. Tidak dapat dipungkiri bahwa
semakin tinggi pendidikan seseorang, semakin mudah pula mereka menerima
informasi dan pada akhirnya pengetahuan yang dimilikinya akan semakin
banyak. Sebaliknya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah,
maka akan menghambat perkembangan sikap orang tersebut terhadap
penerimaan informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan. Pendidikan
adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di
dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan seeorang makin
mudah orang tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan sangat erat
kaitannya dengan pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan
pendidikan tinggi, maka orang tersebut akan semakin luas pula
44
pengetahuannya. Peningkatan pengetahuan tidak mutlak diperoleh di
pendidikan formal, akan tetapi juga dapat diperoleh pada pendidikan non
formal.
Hasil penelitian menunjukkan pengetahuan cukup sebanyak 31
responden (66,0%), dikarenakan sebagian besar pekerjaan responden sebagai
petani dan ibu rumah tangga. Sehingga dengan kesibukan bertani akan
berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan serta kesibukan mengurus balita
mereka berdampak pada tingkat pengetahuan yaitu hanya pada tingkat
pengetahuan cukup.
Berdasakan analisis kuesioner dari item pernyataan kegiatan utama
posyandu mayoritas jawaban responden salah. Depkes RI (2006), mengatakan
bahwa waktu penyelenggaraan Posyandu pada hakekatnya dilaksanakan
dalam 1 (satu) bulan kegiatan, baik pada hari buka Posyandu maupun di luar
hari buka Posyandu. Hari buka Posyandu sekurang-kurangnya 1 (satu) hari
dalam sebulan.
Berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang
Posyandu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen pengetahuan
kurang sebanyak 9 responden (19,1%), dikarenakan di Desa Jetak Tani RT 03
RW 04 Sidoharjo Sragen belum diadakan penyuluhan tentang posyandu,
sehingga informasi yang didapatkan hanya dari majalah dan lokasi desa
menghambat informasi yang mereka dapatkan. Sedangkan menurut Mubarak
(2012), kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat mempercepat
seseorang memperoleh pengetahuan yang baru. Informasi yang diperoleh baik
45
dari pendidikan formal maupun non formal dapat memberikan pengaruh
jangka pendek (immediate impact) sehingga menghasilkan perubahan atau
peningkatan pengetahuan. Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
masa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah, dan lain-lain mempunyai
pengaruh besar terhadap pembentukan opini dan kepercayan orang. Dalam
penyampaian informasi sebagai tugas pokoknya, media masa membawa pula
pesan-pesan yang berisi sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala
Waktu pengambilan data saat pengisian kuesioner ada sebagian
responden mengisi pernyataan tidak lengkap sehingga peneliti harus
mengunjungi ke rumah responden untuk pengisian kuesioner yang
terlewati.
2. Kelemahan
Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil
penelitian terbatas pada pengetahuan. Penelitian ini akan berbeda hasil
jika menggunakan lebih dari 1 variabel penelitian. Kuesioner yang
digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab
“benar” atau “salah” dan jawaban responden belum bisa untuk mengukur
pengetahuan secara mendalam.
46
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan dan saran dari hasil
penelitian tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang posyandu di
Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen, hasil dari penelitian dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa
Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen tingkat pengetahuan baik
sebanyak 7 responden (14,9%),
2. Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa
Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 31 responden (66,0%)
3. Tingkat pengetahuan ibu yang memiliki balita tentang Posyandu di Desa
Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 9 responden (19,1%).
4. Faktor pendorong dalam penelitian ini adalah umur. Sedangkan faktor
penghambat dalam penelitian ini adalah pendidikan, pekerjaan, minat,
pengalaman, informasi dan kebudayaan lingkungan sekitar.
47
B. Saran
1. Bagi Responden
Diharapkan para ibu di Desa Jetak Tani RT 03 RW 04 Sidoharjo Sragen
lebih memperluas pengetahuan dengan banyak mengikuti penyuluhan-
penyuluhan yang diadakan tenaga kesehatan setempat.
2. Bagi Profesi
Bagi bidan hendaknya perlu mengadakan penyuluhan secara berkala
dan intensif untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
pentingnya posyandu bagi masyarakat
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Mengingat keterbatasan penelitian ini hendaknya dapat dilakukan
penelitian lebih lanjut dengan mengembangkan variabel penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Budiarto, E. 2003. Metodologi Penelitian Kedokteran. Jakarta : EGC
Depkes RI, 2006. Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI dan Kelompok Kerja Operasional (POKJANAL
POSYANDU)
Dinkes Jawa Tengah, 2013. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2012.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. http://www.kemkes.go.id.
Diakses tanggal 20 Oktober 2014
Ghozali, I. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Handayaningsih, 2010. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita tentang Posyandu di
Kelurahan Sangkrah Kecamatan Pasar Kliwon Surakarta. Karya Tulis
Ilmiah.
Hidayat A. A. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta: Salemba Medik
Ismawati, C, 2010. Posyandu dan Desa Siaga. Panduan untuk bidan dan Kader.
Yogyakarta: Medical Book
Mubarak, W.I., 2012. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika
Nasir, A. 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan: Konsep Pembutan
Karya Tulis dan Thesis untuk Mahasiswa Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Nototatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : Ilmu dan Seni, Jakarta : Rineka
Cipta
–––––––––––––––––––. 2010. Metodologi Penelitian, Jakarta : Rineka Cipta
Prasetyawati, A.E, 2012. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dalam Milenium
Development Goals (MDGs). Yogyakarta: Medikal Book
Prihatiningsih, 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Balita Tentang Posyandu Di
Posyandu Cempaka I Dusun Tenggak Sidoharjo Sragen. Karya Tulis
Ilmiah.
Riwidikdo, H. 2009. Statistik Kesehatan. Yoyakarta: Mitra Cendikia Press
Riduwan. 2012. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung:
Alfabeta
Silalahi, U. 2012. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Refika Aditama