TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG DIABETES...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG DIABETES...
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
DIABETES MELITUS DI BPS ANAS KUSUMA
DESA PILANGSARI SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Afin Ambarwati Mega Saputra
NIM B12002
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
DIABETES MELITUS DI BPS ANAS KUSUMA
DESA PILANGSARI SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Afin Ambarwati Mega Saputra
NIM B12002
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
DIABETES MELLITUS DI BPS ANAS KUSUMA
DI DESA PILANGSARI SRAGEN
Diajukan Oleh :
Afin Ambarwati Mega Saputra
NIM B12002
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal :
Pembimbing
Ernawati, S.ST, M.Kes
NIK 200886033
iii
HALAMAN PENGESAHAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
DIABETES MELLITUS DIBPS ANAS KUSUMA
DI DESA PILANGSARI SRAGEN
Karya Tulis Ilmiah
Disusun oleh:
Afin Ambarwati Mega Saputra
NIM B12002
Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji
Ujian Akhir Program DIII Kebidanan
Pada Tanggal
PENGUJI 1 PENGUJI II
Hutari Puji Astuti, S.SiT., M.Kes Ernawati, S.ST, M.Kes
NIK 200580012 NIK 200886033
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
Untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui,
Ka. Prodi DIII Kebidanan
Retno Wulandari, S.ST
NIK 200985034
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Diabetes Mellitus Di Desa Pilangsari Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun
dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan
dari Program Studi DIII Kebidanan Stikes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Hartati, M.Si, selaku Ketua Stikes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Retno Wulandari, SST., selaku Ketua Program Studi DIII Kebidanan
Kusuma Husada Surakarta.
3. Ibu Ernawati, SST., M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.
4. Hutari Puji Astuti, S.SiT, M.Kes., selaku penguji Karya Tulis Ilmiah.
5. Ibu Anas Kusuma Amd., Keb, selaku Bidan Desa Pilangsari yang telah
bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.
6. Seluruh dosen dan staff Prodi DIII Kebidanan Stikes Kusuma Husada
Surakarta atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian selanjutnya.
Semoga Karya Tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Afin Ambarwati Mega Saputra
B.12002
TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG
DIABETES MELLITUS DI BPS ANAS KUSUMA
PILANGSARI SRAGEN
xii+ 45 lembar+ 19 lampiran+ 8 tabel+ 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang: International Diabetes Federation (IDF), 371 juta orang di
dunia yang berumur 20-79 tahun menderita diabetes. Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) siapkan 600 tenaga dokter dan 7.225 pos pembinaan terpadu
(Posbindu), untuk memberikan layanan pengobatan diabetes melitus (DM) serta
konsultasi dalam melakukan pencegahan. Hasil Survey Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012 tercatat sudah mulai turun perlahan angka kematian ibu
melahirkan tercatat sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian
bayi sebesar 23 per seribu kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) di Jawa
tengah, tahun 2011 tercatat sebesar 102 per seratus ribu kelahiran hidup. Penulis
melakukan wawancara pada 10 ibu hamil dari 6 ibu hamil tidak bisa menjawab
tentang Diabetes Mellitus dan 4 ibu hamil bisa menjawab.
Tujuan: Mengetahui tingkat pengetahuan, faktor penghambat dan faktor
pendorong ibu hamil tentang Diabetes Mellitus Di BPS Anas Kusuma Desa
Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.
Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.
Penelitian dilakukan pada tanggal 5-20 Mei 2015. Lokasi penelitian ini di BPS
Anas Kusuma Pilangsari sragen. Populasi adalah seluruh ibu hamil di BPS Anas
Kusuma desa Pilangsari sragen sebanyak 36 responden bulan Mei - Oktober 2014.
Jumlah sampel sebanyak 36 responden. Teknik sampling dengan menggunakan
total sampling. Instrument penelitian dengan menggunakan kuesioner. Analisa
dengan analisa univariat.
Hasil Penelitian: Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang diabetes mellitus
dengan kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (16,7%) dengan kategori
pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (61,1%) dan kategori pengetahuan
kurang sebanyak 8 responden (22,2%).
Kesimpulan: Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang diabetes mellitus di BPS
Anas Kusuma Desa Pilangsari Sragen mayoritas dengan kategori pengetahuan
cukup sebanyak 22 responden (61,1%). Faktor pendorong tingkat pengetahuan
responden yaitu pendidikan dan faktor penghambat tingkat pengetahuan
responden yaitu pekerjaan.
Kata Kunci : Pengetahuan, Kehamilan, Diabetes Mellitus.
Kepustakaan : 16 Literatur (tahun 2006 s/d 2014)
vi
MOTTO
1. “Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan maka setelah selesai
suatu urusan segeralah menyelesaikan urusan yang lain dan kepada tuhan Mu
lah hendaknya kamu berharap”. (QS Al Insyirah, 6-7)
2. “Pintu kebahagiaan terbesar adalah doa kedua orangtua. Doa mereka akan
menjadi benteng yang kuat yang menjaga dari semua hal”. (La Tahzan)
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan
1. Ayah dan ibu tercinta yang selalu memberikan doa, kasih sayang, dan
semangat. Selalu memberikan yang terbaik buat aku dan selalu bekerja keras
demi kebahagiaan anaknya.
2. Seluruh dosen dan staff STIKes Kusuma Husada Surakarta, Ibu Ernawati
SST., M.Kes., dan Ibu Hutari Puji Astuti S.SiT, M.Kes., terimakasih atas
bimbingan, masukkan dan motivasinya.
3. Ibu Tresia Umarianti SST, M.Kes yang telah menjadi pembimbing akademik
saya.
4. Adikku Avi Shena Saputra yang selalu memberi semangat.
5. Sahabat – sahabatku (Apriliani, Deviana, Afifah, Aryanti, Santi, dan Dewi)
terimakasih atas support dan terimakasih sudah menjadi sahabat yang baik.
6. Almamater tercinta.
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Afin Ambarwati Mega Saputra.
Tempat, Tanggal Lahir : Sragen, 21 November 1994.
Agama : Islam.
Jenis Kelamin : Perempuan.
Alamat : Dsn. Klampeyan RT 10, Ds. Pungsari Kec. Plupuh
Kabupaten Sragen.
Riwayat Pendidikan
1. SD N 2 Pungsari, Sragen Lulus tahun 2006
2. SMP N 2 Plupuh, Sragen Lulus tahun 2009
3. SMA BATIK 1 Surakarta Lulus tahun 2012
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Angkatan tahun 2012
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL……………………………………………………… i
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………. ii
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………. iii
KATA PENGANTAR…………………………………………………….. iv
ABSTRAK……………………………………………………………….... v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………….. vi
CURRICULUM VITAE…………………………………………………. vii
DAFTAR ISI………………………………………………………….…… viii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………… xi
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………… xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..……..…………………………………............... 1
B. Rumusan Masalah……………………………………………….. 3
C. Tujuan Penelitian………………………………………................ 3
D. Manfaat Penelitian……………………………………................. 4
E. Keaslian Penelitian……………………………………................. 5
BAB II LAPORAN PENELITIAN
A. Tinjauan Teori…………………………………………................. 7
1. Pengetahuan............................................................................... 7
2. Kehamilan.................................................................................. 13
3. Diabetes mellitus........................................................................ 14
B. Kerangka Teori…………………………………………............... 27
C. Kerangka Konsep Penelitian…………………………................... 28
ix
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Dan Rancangan Penelitian………………………................. 29
B. Lokasi Dan Waktu…………………………………….................. 29
C. Populasi, Sample, Dan Teknik Pengambilan Sample…................. 30
D. Variable Penelitian…………………………………….................. 31
E. Definisi Operasional……………………………………............... 32
F. Instrument Penelitian………………………………….................. 32
G. Teknik Pengumpulan Data……………………………................. 37
H. Metode Pengolahan Dan Analisis Data…………………............... 37
I. Etika Penelitian…………………………………………............... 40
J. Jadwal Penelitian………………………………………................. 41
BAB IV PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ………….……………….. 42
B. Hasil Penelitian………………………………………………….. 42
C. Pembahasan……………………………………………………… 45
D. Keterbatasan Penelitian………………………………………….. 47
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan……………………………………………………… 50
B. Saran…………………………………………………………….. 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Komplikasi Maternal Dan Komplikasi Janin …………………….. 22
Tabel 3.1 Definisi Operasional ……………………………………………… 32
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner ………………………………………………. 34
Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur……………………….. 43
Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan…………………. 43
Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan………………….... 44
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Diabetes Mellitus………………………………….. 44
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus Di
BPS Anas Kusuma…………………………………………………. 44
xi
DAFTAR GAMBAR
Tabel 2.2 Kerangka Teori…………………………….. …………………….. 27
Tabel 2.3 Kerangka Konsep…. ……………………………………………… 28
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Menjadi Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kisi-kisi Kuesioner Sebelum Uji Validitas
Lampiran 11. Kisi-kisi Kuesioner Setelah Uji Validitas
Lampiran 12. Kuesioner Penelitian
Lampiran 13. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 14. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 15. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 16. Data Hasil Uji Reabilitas
Lampiran 17. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 18. Dokumentasi Penelitian (foto)
Lampiran 19. Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
International Diabetes Federation (IDF), 371 juta orang di dunia
yang berumur 20-79 tahun menderita diabetes. Seperti diberitakan
sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) siapkan 600 tenaga dokter
dan 7.225 pos pembinaan terpadu (Posbindu), untuk memberikan layanan
pengobatan diabetes melitus (DM) serta konsultasi dalam melakukan
pencegahan.
Hasil Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012
tercatat sudah mulai turun perlahan bahwa angka kematian ibu melahirkan
tercatat sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup dan angka kematian bayi
sebesar 23 per seribu kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) di
Indonesia masih relative lebih tinggi jika dibandingkan dengan Negara-
Negara anggota ASEAN (Kementrian Kesehatan RI, 2012).
AKI di Jawa tengah, tahun 2011 tercatat sebesar 102 per seratus ribu
kelahiran hidup. Target Millenium Development Goals tahun 2015 yaitu AKI
harus dapat diturunkan menjadi 102/100.000 kelahiran hidup.Kira-kira
135.000 wanita hamil yang mengalami diabetes mellitus gestasional (DMG)
setiap tahunnya yaitu 3-5% (Ganathipan, 2011). Diperkirakan kejadian
diabetes dalam kehamilan 0,7%, tetapi seringkali sukar ditemukan karena
rendahnya kemampuan deteksi kasus. Pada hampir setengah angka
2
kejadiannya diabetes akan muncul kembali (Nurrahmani, 2012). Indonesia
merupakan negara urutan ke 7 dengan prevalensi diabetes tertinggi, dibawah
Cina, India, USA, Brazil, Rusia dan Mexico.Prevalensi DM di Indonesia
beranjak naik dari tahun ke tahun. Prevalensi DM pada perempuan cenderung
lebih tinggi dari pada laki-laki (Kemenkes, 2013).
Diabetes dalam kehamilan telah lama diketahui sebagai masalah
serius baik bagi ibu maupun janin yang menimbulkan banyak
kesulitan.Penyakit ini menyebabkan perubahan-perubahan metabolik dan
hormonal pada ibu yang mempengaruhi kehamilan dan persalinan
(Anik Maryunani, 2013).
Diabetes mellitus menyerang individu di usia produktif, dimana
harga - menghargai hormat–menghormati tengah memuncak diinginkan.
Diabetes mellitus diharapkan tidak merubah fungsi kedudukan seorang
individu. Individu diabetes tentu mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan jasmaniah. Dalam konteks pemenuhan nutrisi diabetes tidaklah
seperti individu normal yang bebas memilih makanan – makanan apa saja
yang masuk ke dalam perutnya (Retno Novitasari, 2012).
Penderita diabetes mellitus tentu saja memiliki pantangan makanan–
makanan yang mengandung banyak gula serta mengurangi konsumsi lemak
karena di khawatirkan membuat gula darah melebihi batas normal. Sesuai
dengan penatalaksanaan medis diabetes mellitus pada dasarnya dalam
kehamilan juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian
berat badan ibu.
3
Studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 1 November di BPS
Anas Kusuma Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun
2014. Jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan dari bulan Mei sampai
bulan Oktober sebanyak 217 ibu hamil. Bulan Mei 41 orang (18,9%), bulan
Juni 35 orang (16,1%), bulan Juli 39 orang (18%), bulan Agustus 32 orang
(14,8%), bulan September 34 orang (15,7%), bulan oktober 36 orang
(16,7%). Rata-rata jumlah ibu hamil yang melakukan kunjungan pada bulan
Mei sampai bulan Oktober 2014 sebanyak 36 orang di BPS Anas Kusuma
Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun 2014.
Dilakukan wawancara pada 10 ibu hamil dari 6 ibu hamil tidak bisa
menjawab tentang Diabetes Mellitus dan 4 ibu hamil bisa menjawab.
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
“Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Melitus di BPS Anas
Kusuma Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka perumusan masalah
penelitian sebagai berikut “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Diabetes Mellitus Di BPS Anas Kusuma Desa Pilangsari Kecamatan
Ngrampal Kabupaten Sragen?”.
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Diabetes
Mellitus Di BPS Anas Kusuma Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal
Kabupaten Sragen.
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Diabetes Mellitus dengan kategori baik.
b. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Diabetes Mellitus dengan kategori cukup.
c. Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Diabetes Mellitus dengan kategori kurang.
d. Untuk mengetahui faktor penghambat dan faktor pendorong Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan kajian dalam
pengembangan ilmu yang berkaitan dengan asuhan kebidanan pasien Ibu
Hamil Tetang Diabetes Mellitus.
5
2. Bagi peneliti
Sebagai landasan bagi penelitian selanjutnya dan untuk mengaplikasikan
ilmu yang diperoleh dari perkuliahan dan pengalaman nyata dalam
melaksanakan penelitian.
3. Bagi institusi
a. Hasil penelitian ini dapat menambah referensi dalam perpustakaan
Stikes Kusuma Husada Surakarta.
b. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan di BPS
Anas Kusuma dalam asuhan kebidanan pada pasien ibu hamil
tentang Diabetes Mellitus.
E. Keaslian Penelitian
Penelitian yang sejenis pernah diteliti yang diambil oleh penulis, yaitu :
1. Senuk Ibrahim, dkk (2013), dengan judul “Gambaran Pengetahuan Dan
Dukungan Keluarga Dengan Kepatuhan Menjalin Diet Diabetes Mellitus
Di Poliklinik RSUD Kota Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara”.
Hasil Penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian Deskriptif
Analitik dengan rancangan Cross Sectional Study. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling dimana sampel yang
diambil sesuai dengan yang dikehendaki peneliti untuk dijadikan sampel
yaitu 69 orang. Teknik analisa data dengan menggunakan uji Chi-Square
dengan tingkat kemaknaan 0,05. Dengan hasil penelitian ini
pengetahuan ibu hamil tentang diabetes mellitus pada kategori
6
kurang 12 orang (17,4%), kategori cukup 38 orang (55,1%),
kategori baik 19 orang (27,5%).
2. Heni, F (2009), dengan judul “Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang
Diabetes Mellitus”. Hasil Penelitian ini penulis menggunakan metode
penelitian desain yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif,
pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling. Dimana
sampel yang diambil sesuai dengan yang dikehendaki peneliti untuk
dijadikan sampel yaitu 30 orang. “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Diabetes Mellitus” menunjukan bahwa mayoritas pengetahuan
ibu hamil di desa kragan karanganyar mempunyai tingkat pengetahuan
cukup tentang diabetes mellitus. Mayoritas penduduk dipengaruhi oleh
faktor pendidikan yang tamat SMA. Dengan hasil penelitian ini
pengetahuan ibu hamil tentang diabetes mellitus pada kategori
kurang 5 orang (16.7%), kategori cukup 19 orang (63.3%), kategori
baik 6 orang (20%).
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan adalah sama – sama
meneliti pengetahuan tentang diabetes mellitus, menggunakan metode
penelitian yang sama, yaitu metode deskriptif kuantitatif dan pengambilan
sampel yang digunakan adalah total sampling.
Perbedaan keaslian penelitian diatas dengan penelitian ini terletak
pada tempat penelitian dan waktu penelitian.
7
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian pengetahuan
Pengetahuan merupakan pencapaian seorang dalam
memperoleh informasi dan dapat mengingat kembali informasi
tersebut. Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu hal,
termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik
secara sengaja maupun tidak sengaja dan terjadi setelah orang
melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu
(Mubarak et al, 2007).
Pengetahuan merupaka hasil dari tahu, dan ini terjadi
setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia, yaitu indra
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan indra peraba. Akan
tetapi, sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga (Novita, 2011).
b. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat
penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut
8
Notoadmodjo (2012), pengetahuan yang mencakup dalam domain
kognitif ada 6 tingkatan yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan
tingkat ini adalah mengingat kembali sesuatu yang spesifik dari
seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur
bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain
menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagainya.
2) Memahami (comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang
yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat
menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan, dan sebagainya terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan
9
sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi
nyata.
4) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemapuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya
satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat
bagan), membedakan, memisahkan, mengelompokan dan
sebagainya.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagian–bagian di dalam suatu
bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
formulasi – formulasi yang ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifiksi atau penilaian terhadap suatu objek
tertentu. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan criteria
sendiri atau criteria yang telah ada.
10
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang
menurut Mubarak et al (2007), yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat
memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya, sebaliknya jika seseorang tingkat
pendidikannya rendah, akan menghambat perkembangan
seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan nilai-nilai yang
baru diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang
memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung.
3) Umur
Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi
perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).
Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori
perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilngnya cirri-ciri lama
dan timbulnya cirri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan
11
fungsi organ. Pada aspek psikologis atau mental taraf berfikir
seseorang semakin matang dan dewasa.
4) Minat
Minat sebagai suatu kecenderungan atau keinginan
yang tinggi terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk
mencoba dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh
pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Pengalaman adalah suatu kejadian yang pernah dialami
seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Ada
kecenderungan pengalaman yang kurang baik seseorang akan
berusaha untuk melupakan, namun jika pengalaman terhadap
objek tersebut menyenangkan maka secara psikologis akan
timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas dalam
emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap
positif dalam kehidupannya.
6) Kebudayaan lingkungan sekitar
Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan
mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita.
Apabila dalam suatu wilayah mempunyai budaya untuk menjaga
kebersihan lingkungan maka sangat mungkin masyarakat
sekitarnya mempunyai sikap untuk selalu menjaga kebersihan
12
lingkungan, karena lingkungan sangat berpengaruh dalam
pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat
membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh
pengetahuan yang baru.
d. Cara pengukuran pengetahuan
Cara mengukur pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara, angket atau kuisoner yang menanyakan tentang isi
materi yang ingin diukur dari subyek penelitian atau responden
(Mubarak, 2007).
Hasil pengukuran tingkat pengetahuan tentang diabetes mellitus
menurut riwidikdo (2010) dibagi menjadi :
1) Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah X >mean +
1SD
2) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1SD
≤ X ≤ mean+ 1SD.
3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah X <mean –
1SD.
13
2. Kehamilan
a. Pengertian
Periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai
awal periode antepartum. Periode antepartum dibagi menjadi tiga
trimester yang masing-masing terdiri dari tiga belas minggu atau tiga
bulan menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini diambil dari
ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan
diperkirakan kurang lebih 280 hari, 40 minggu, 10 bulan
(berdasarkan perputaran bulan atau lunar) atau 9 bulan sejak hari
pertama haid terakhir (dengan perkiraan siklus 28 hari). Hal ini
membuat kehamilan berlangsung kurang lebih 266 hari atau 38
minggu (Helen Varney dkk, 2006).
b. Tanda gejala kehamilan
Tanda dugaan kehamilan mencakup perubahan–perubahan
fisiologis yang dialami oleh wanita dan pada sebagian besar kasus
mengindikasikan bahwa seorang wanita sedang hamil. Tanda
kemungkinan kehamilan meliputi perubahan–perubahan anatomi dan
fisiologi, selain tanda – tanda dugaan kehamilan, yang terdeteksi
pada saat pemeriksaan dan didokumentasikan oleh pemeriksa. Tanda
positif adalah tanda-tanda yang secara langsung berhubungan dengan
janin, sebagaimana dideteksi dan didokumentasi oleh pemeriksa
(Helen varney dkk, 2006).
14
Trimester pertama sering dianggap sebagai periode
penyesuaian. Penyesuaian yang dilakukan oleh wanita adalah
terhadap kenyataan bahwa ia sedang mengandung. Penerimaan
terhadap kenyataan ini dan arti semua ini bagi dirinya merupakan
tugas psikologis yang paling penting pada trimester pertama
kehamilan (Helen varney dkk, 2006).
Trimester kedua sering dikenal sebagai periode kesehatan
yang baik, yakni periode ketika wanita merasa nyaman dan bebas
dari segala ketidaknyamanan yang normal dialami saat hamil (Helen
varney dkk, 2006).
Trimester ketiga sering disebut periode penantian dengan
penuh kewaspadaan. Pada periode ini wanita mulai menyadari
kehadiran bayi sebagai makhluk yang terpisah sehingga ia menjadi
tidak sbar menanti kehadiran sang bayi. Ada perasaan was-was karna
bayi dapat lahir kapanpun. Hal ini membuatnya berjaga-jaga
sementara ia memperhatikan dan menunggu tanda gejala persalinan
muncul (Helen varney dkk, 2006).
3. Diabetes Mellitus
a. Pengertian diabetes mellitus
1) Diabetes mellitus (DM) adalah kelainan metabolisme
karbohidrat, dimana glukosa darah tidak dapat digunakan
dengan baik, sehingga menyebabkan keadaan hiperglikemia.
15
Dengan kata lain, diabetes mellitus adalah penyakit yang
ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi melebihi batas-batas
normal (Anik Maryunani, 2013)
2) Dalam buku Anik Maryunani (2013), dinyatakan oleh Kapita
selekta, jilid II, 2006 dan catatan kuliah pemenuhan kebutuhan
gizi reproduksi, (2006), Diabetes mellitus merupakan kelainan
metabolisme yang kronis terjadi defisiensi insulin atau retensi
insulin, ditandai dengan tingginyakeadaan glukosa darah
(hiperglikemia) dan glukosa dalam urine (glukosuria) atau
merupakan sindroma klinis yang ditandai dengan hiperglikemia
kronik dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan
protein sehubungan dengan kurangnya sekresi insulin
b. Tipe – tipe diabetes mellitus
Tipe–tipe diabetes mellitus menurut Retno Novitasari (2012),
sebagai berikut :
1) Diabetes mellitus tipe 1
Banyak orang menyebutnya Baby Diabetes Mellitus
karena menjangkit diabetis dimasa anak-anak serta usia kurang
dari 35 tahun. Dalam diabetes mellitus tipe 1 ini pancreas benar-
benar tidak dapat menghasilkan insulin karena rusaknya sel-sel
beta yang ada dalam pancreas oleh virus atau autoimunitas. Jadi,
antibody yang ada dalam pancreas oleh virus atau autoimunitas.
Jadi, antibody yang ada dalam tubuh manusia membunuh siapa
16
saja yang tidak dikenalinya termasuk zat-zat yang dihasilkan
oleh tubuh dia anggap benda asing termasuk zat-zat penghasil
insulin maka dari itu diabetes mellitus tipe 1 disebut dengan
IDDM atau Insulin Dependent Diabetes Mellitus.
2) Diabetes mellitus tipe 2
Ada dua bentuk diabetes mellitus tipe 2 yakni,
mengalami sekali kekurangan insulin dan yang kedua resitensi
insulin. Untuk yang pertama berat badan cenderung normal
sedangkan untuk yang kedua diabetes memiliki berat badan
besar atau gemuk. Diabetes mellitus tipe 2 ini di sebut sebagai
penyakit yang lama dan tenang karena gejalanya yang tidak
mendadak seperti tipe 1, tipe 2 cenderung lambat dalam
mengeluarkan gejala hinga banyak orang yang baru mengetahui
dirinya terdiagnosa berusia lebih dari 40 tahun. Gejala-gejala
yang timbul pun terkadang tidak terlalu nampak karena insulin
dianggap normal tetapi tidak dapat membuang glukosa ke dalam
sel-sel sehingga obat-obatan yang diberikan pun ada 2 selain
obat untuk memperbaiki resistensi insulin serta obat yang
merangsang pancreas menghasilkan insulin.
Riwayat keturunan serta obesitas dianggap sebagai
faktor pencetus diabetes mellitus tipe 2 karena dapat lemak-
lemak yang ada dalam tubuh menghalangi jalannya insulin
apalagi di perburuk dengan kurangnya melakukan olahraga.
17
Dengan olahraga tubuh bisa menghasilkan HDL atau sering
disebut kolesterol baik. Gejala yang Nampak pada tipe 2 ini
adalah terdiagnosis lebih dari 40 tahun, tubuh gemuk, dan gejala
yang ada kronik.
3) Gestational diabetes mellitus (GDM)
Diabetes mellitus tipe ini menjangkin wanita yang
tengah hamil.Lebih sering menjangkit di bulan ke enam masa
kehamilan. Resiko neonatal yang terjadi keanehan sejak lahir
seperti berhubungan dengan jantung, system nerves yang pusat,
dan menjadi sebab bentuk cacat otot atau jika GDM tidak bisa
dikendalikan bayi yang lahir tidak normal yakni besar atau
disebutnya makrosomia yaitu berat badan bayi di atas 4kg.
Untuk mengendalikannya diabetes harus mendapatan
pengawasan selama hamil, sekitar 20-25% dari wanita penderita
GDM dapat bertahan hidup.
c. Patofisiologi Diabetes Melitus Dalam Kehamilan
Patofisiologi diabetes mellitus dalam kehamilan, menurut
Anik Maryunani (2013)antara lain dijelaskan sebagai berikut :
1) Pada diabetes gestasional, selain perubahan-perubahan fisiologi
hormonal dan metabolic yang normal pada kehamilan,
didapatkan keadaan jumlah/fungsi insulin ibu yang tidak
optimal. Serta terjadi juga perubahan kinetika insulin dan
resistensi terhadap efek insulin. Akibatnya adalah komposisi
18
sumber energy dalam plasma ibu berubah (kadar gula darah
tinggi, sementara itu kadar insulin tetap tinggi).
2) Melalui difusi terfasilitasi dalam membrane plasenta, pada
sirkulasi janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi yang
abnormal yang dapat menyebabkan kemungkinan terjadi
berbagai komplikasi. Selain itu terjadi juga hiperinsulinemia,
hipokolosemia, hiperbilirubenemia, dan lain sebagainya). Dalam
hal ini terjadi berbagai kelainan yang menyebabkan berbagai
komplikasi pada ibu dan janin.
3) Diabetes mellitus dalam kehamilan dapat terjadi karena proses
kehamilan itu sendiri, namun juga dapat terjadi karena diabetes
mellitus tipe 2 atau 3 yang baru diketahui pada saat hamil. Bila
diabetes mellitus terjadi karena proses kehamilan itu sendiri,
setelah melahirkan kadar gula darahnya akan kembali menjadi
normal dan dalam beberapa tahun kemudian kemungkinan baru
akan benar-benar menetap menjadi diabetes mellitus. Diabetes
mellitus pada kehamilan dapat terjadi karena perubahan-
perubahan metabolik-fisiologik yang terjadi pada saat
kehamilan. Perubahan tersebut mengarah pada terjadinya
resistensi insulin. Bila sel beta pancreas tidak dapat
mengimbangi perubahan tersebut, maka akan terjadi diabetes
mellitus pada kehamilan. Setelah melahirkan, karena perubahan
fisiologis pada saat hamil akan hilang, maka ibu akan menjadi
19
normal kembali. Namun sebaliknya, bila ibu sebelumya sudah
menyandang diabetes mellitus dan baru diketahui diabetes
mellitus pada saat hamil, maka setelah melahirkan ibu tetap
akan menderita diabetes mellitus.
4) Dalam buku Anik Maryunani (2013), dinyatakan oleh Setji, T,
et al, (2005), Trimester pertama kehamilan berhubungan dengan
peningkatan sensitifitas insulin yang disebabkan peningkatan
ikatan adiposit pada insulin karena adanya kenaikan kadar
estradiol. Selama kehamilan normal, kadar glukosa puasa dan
postprandial lebih rendah disbanding wanita yang tidak hamil
dan HbA1 turun sekitar 20%. Hal ini terjadi karena utilisasi
glukosa fetal terutama melalui isofarm GLUT-1 pada trofoblas.
seiring dengan kenaikan kadar kortisol, progesterone, estrogen,
prolaktin, dan laktogen plasenta, maka trejadi resistensi insulin.
Insinsulin puasa meningkat dan C-Peptide mencapai puncak
pada usia kehamilan 28-32 minggu. Penurunan sensitifitas
insulin pada kehamilan mencapai 80%. Hal ini merupakan
mekanisme adaptasi memperkuat suplai glukosa ke janin dengan
merubah metabolisme maternal dari karbohidrat ke lemak.
d. Gejala – gejala diabetes mellitus
Gejala-gejala mulainya diabetes mellitus menurut Retno
novitasari (2012), sebagai berikut :
20
Tiga hal yang tidak bisa dipisahkan dari gejala klasik diabetes
mellitus adalah polyuria (banyak kencing), polydipsia (banyak
minum) dan polyphagia (banyak makan).
1) Polyuria (banyak kencing)
Hal ini berkaitan dengan kadar gula darah yang tinggi
diatas 160-180 mg/dl maka glukosa akan sampai ke urin tetapi
jika tambah tinggi lagi, ginjal akan membuang air tambahan
untuk mengencerkan sejumlah besar glukosa yang hilang. Ingat
gula bersifat menarik air sehingga bagi penderitanya akan
mengalami polyuria atau banyak kencing.
2) Polydipsia (banyak minum)
Diawali dari banyaknya urin yang keluar maka tubuh
mengadakan mekanisme lain untuk menyeimbangkannya yakni
dengan banyak minum. Diabetes akan selalu menginginkan
minuman yang segar serta dingin untuk menghindari dari
dehidrasi.
3) Polyphagia (banyak makan)
Karena insulin yang bermasalah, pemasukan gula ke
dalam sel-sel tubuh kurang akhirnya energi yang dibentuk pun
kurang. Inilah mengapa orang merasakan kurangnya tenaga
akhirnya diabetis melakukan kompensasi yakni dengan banyak
makan. Selain gejala-gejala diatas adapula gejala lain yang
dirasakan, seperti:
21
a) Sering mengantuk
b) Gatal-gatal, terutama di daerah kemaluan
c) Pandangan mata kabur
d) Berat badan berlebih untuk diabetes mellitus tipe 2
e) Mati rasa atau rasa sakit pada bagian tubuh bagian bawah
f) Infeksi kulit, terasa disayat, gatal-gatal khususnya pada
kaki.
g) Penurunan berat badan secara drastic untuk diabetes
mellitus tipe 1
h) Cepat naik darah
i) Sangat lemah atau cepat lelah
j) Mual-mual dan muntah-muntah
k) Terdapat gula pada air seni.
l) Peningkatan kadar gula dalam darah
e. Macam-macam komplikasi dan resiko
Beberapa komplikasi-komplikasi tersebut menurut Anik
maryunani (2013), diuraikan dibawah ini :
1) Komplikasi maternal, yaitu komplikasi akut dan kronik, seperti
infeksi saluran kemih, hidramnion, hipertensi
(kronik/preeklamsia/eklamsi).
2) Komplikasi janin intrauterine, seperti resiko abortus spontan,
kelainan congenital (terutama pertumbuhan system saraf pusat),
insufisiensi plasenta (mengakibatkan hipoksemia kronik), IUFD
22
(intrauterine fetal death / kematian intrauterine), makrosomia
dan organomegali. Beberapa
Komplikasi Maternal Dan Komplikasi Janin menurut Anik
maryunani (2013), Dilaporkan sebagai berikut :
Tabel 2.1 Komplikasi Maternal Dan Komplikasi Janin
Komplikasi Maternal Komplikasi Janin
1. a. Hipertensi 10-20% a. Kematian perinatal tinggi
b. Hidramnion 20-25% b. Kelainan congenital 6%
c. Bakteriuria 7-10% c. Makromia
d. Persalinan distosia 10-15% d. Kematian intra uterin
e. Kematian maternal jarang e. Abortus berulang/tanpa sebab
f. Gangguan vaskuler sehingga f. Syndrome gawat nafas.
Menimbulkan preeklamsia.
2. a. Dapat terjadi infertilitas Janin makrosomia cenderung
b. Emesis dan hyperemesis berat menyebabkan pertolongan persalinan
operatif transoabdominal.
3. a. Dampak lain kolestrol tinggi dan Pertolongan persalinan pervaginam
hypertensi adalah : yang paling berbahaya adalah ditosia
1) Retinopati bahu.
2) Nefropati
3) Neuropati/luka kaki
4) Ateroskelosis
Sumber : Anik Maryunani (2013)
Beberapa resiko menurut Anik maryunani (2013), tersebut
diuraikan dibawah ini :
1) Abortus spontan
Diabetes mellitus meningkatkan resiko terjadinya keguguran
berhubungan dengan ketidak adekuatan kontrolglikemik selama
fase embrionik (usia kehamilan 7 minggu pertama)
diindikasikan dengan peningkatan hba1c.
23
2) Preeklamsia atau hipertensi akibat kehamilan
Hal ini terutama jika sudah terdapat gangguan pada ginjal dan
vaskuler. Hipertensi yang dipicu atau mengalami eksaserbasi
oleh kehamilan merupakan penyakit utama yang paling
memaksa dilakukannya pelahiran premature/preterm pada ibu
diabetik.
3) Pelahiran/persalinan premature
a) Diabetes yang telah muncul sebelum kehamilan adalah
suatu faktor resiko bagi pelahiran pretem/premature.
b) Ibu diabetes mellitus gestasional dengan kelainan vascular
akan terjadi BBLR (bayi berat badan lahir rendah).
4) Polihidramnion
a) Polihidramnion suatu kelebihan cairan amniotik/ketuban
sebesar 2000ml, terjadi sekitar 10x lebih sering dalam
kehamilan bukan diabetik.
b) Sekitar 18% dari seluruh ibu hamil diabetik mengalami
polihidramnion selama kehamilannya.
c) Pada ibu dengan polihidramnion berat, amniosentesis
terapeutik dapat dilakukan untuk menghilangkan/
mengurangi tekanan. Namun, amniosentesis jika sering
dilakukan, dapat membuat ibu beresiko terjadinya ketuban
pecah dini/KPD dan infeksi.
24
5) Infeksi
a) Infeksi lebih umum terjadi dan lebih berat pada wanita
diabetik yang hamil.
b) Infeksi yang sering terjadi adalah vulvovaginitis kandida,
infeksi saluran kemih, infeksi panggul pada masa nifas, dan
infeksi pada jalan lahir.
c) Yang umum terjadi pada masa hamil, lebih sering terjadi
pada wanita diabetik bersifat serius karena infeksi ini dapat
menyebabkan peningkatan resistensi insulin dan
ketoasidosis.
Masalah bayi baru lahir pada ibu diabetes mellitus menurut Anik
maryunani (2013), pada intinya dapat dibagi menjadi tiga tahap
yaitu :
1) Di dalam kandungan
2) Pada saat persalinan
3) Sesudah lahir
f. Diagnosis diabetes mellitus
Kriteria diagnosis diabetes mellitus diambil dari keputusan
organisasi kesehatan dunia (WHO) berdasarkan kadar glukosa yakni
kadar gula atau gula dengan atau yang melampau 11,1 mmol/I
dalam plasma darah vena yang diambil sampelnya secara acak atau
kadar gula puasa dengan atau yang melampau 7,8 mmol/I dalam
plasma darah vena (Retno novitasari, 2012).
25
1) TTGO
Untuk mengetahui seseorang menderita penyakit
diabetes mellitus atau tidak, dapat melakukan tes TTGO, yakni
tes toleransi glukosa oral menurut Retno novitasari (2012), yang
dilakukan dengan cara :
a) Puasa 10 jam, misalnya dari 21.00 sampai 06.00
b) Pagi hari pengambilan darah
c) Minum larutan glukosa 75 gram dengan syarat tidak
diperbolehkan makan atau minum apa-apa.
d) Tunggu selama 2 jam kemudian pengambilan darah yang
ke 2.
Sementara hasilnya yang berupa :
a) Kadar gula darah sesudah puasa selama 8-10 jam lebih dari
126 mg/dl.
b) TTGO kadar gula darah 2 jam sesudah minum 75 gram
glukosa lebih dari 200 mg/dl
Sementara gula darah yang tinggi tidak selamanya
terdiagnosa diabetes mellitus, lihat di bawah ini :
2) IFG (impairet fasing glucose)
Adalah kadar gula puasa yang terganggu yakni gula
darah setelah puasa 8-10 jam antara 100 mg/dl sampai kurang
dari 126 mg/dl.
26
3) IGT (impairet glucose tolerance)
Adalah toleransi glukosa terganggu yakni apabila
TTGO, 2 jam sesudah minum 75 gram glukosa, gula darah
berada antara 140 mg/dl sampai kurang dari 200 mg/dl.
27
B. Kerangka Teori
Gambar 2.2
Kerangka Teori
Modifikasi dari Notoatmodjo (2012), Varney (2006), Anik Maryunani (2013)
dan Retno Novitasari (2012)
Faktor-faktor yang
mempengaruhi
pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan
lingkungan sekitar
7. Informasi
Pengetahuan
Diabetes mellitus
meliputi :
a. Pengertian
diabetes mellitus
b. Tipe-tipe diabetes
mellitus
c. Patofisiologi
diabetes mellitus
dalam kehamilan
d. Gejala-gejala
diabetes mellitus
e. Macam-macam
komplikasi dan
resiko
f. Diagnosis diabetes
mellitus
Ibu Hamil meliputi :
a. Pengertian
b. Tanda gejala
kehamilan
c. Periode
kehamilan
Ibu Hamil Diabetes mellitus
28
C. Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan :
: Variabel yang di teliti
:Variabel yang tidak di teliti
Gambar 2.3
Kerangka Konsep Penelitian
Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Diabetes
Mellitus
Cukup
Baik
Kurang
Faktor yang mempengaruhi:
Faktor eksternal
a. Lingkungan
b. Sosial budaya
Faktor yang mempengaruhi:
Faktor internal
a. Pendidikan
b. Pekerjaan
c. Umur
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam
penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang
dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil (Nursalam, 2013). Penelitian ini
menggunakan metode deskriptif kuantitatif, yaitu suatu metode penelitian
yang dilakukan dengan tujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk
kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu, sedangkan
kuantitatif adalah pemaparan data statistik (data berbentuk) angka.
Kemudian melakukan analisa dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini menggambarkan tentang
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus di BPS Anas
Kusuma Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen tahun
2015.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat atau lokasi tersebut dilakukan.
Lokasi penelitian ini sekaligus membatasi ruang lingkup penelitian
tersebut (Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan di
30
BPS Anas Kusuma Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten
Sragen.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah jangka waktu yang dibutuhkan
penulis untuk memperoleh data penelitian yang dilaksanakan
(Notoatmodjo, 2012). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei
sampai 20 Mei 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Data
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang
diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
ibu hamil di BPS Anas Kusuma Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal
Kabupaten Sragen pada bulan Mei sampai bulan Oktober 2014 sebanyak
217 ibu hamil. Populasi ibu hamil rata-rata perbulan yang melakukan
pemeriksaan sebanyak 36 ibu hamil.
2. Sampel
Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili
seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2012).
Menurut Arikunto (2013), sampel adalah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti. Dinamakan penelitian sampel apabila kita
bermaksud untuk menggeneralisasikan hasil penelitian sampel. Yang
31
dimaksud dengan menggeneralisasikan adalah mengangkat kesimpulan
penelitian sebagai suatu yang berlaku bagi populasi. Sampel dalam
penelitian ini diambil 36 responden.
3. Teknik pengambilan sampling
Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel.
Untuk menentukan sampel dalam penelitian, terdapat berbagai teknik
sampling yang digunakan (Sugiyono, 2012). Merupakan cara–cara yang
ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel
yang benar-benar sesuai dengan keseluruhan subjek penelitian
(Nursalam, 2008). Penelitian ini menggunakan teknik sampel total
sampling. Menurut Sugiyono (2012), total sampling adalah pengambilan
sampel dengan mengambil semua anggota populasi untuk dijadikan
sampel.
D. Variabel Penelitian
Variabel Penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
sesuatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin,
pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan,
penyakit, dan sebagainya (Notoadmodjo, 2012). Segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
32
(Sugiyono, 2012). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Diabetes Mellitus.
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
diamati (diukur) itulah yang merupakan kunci definisi operasional.
Memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara
cermat terhadap suatu obyek atau fenomena yang kemudian dapat diulangi
lagi oleh orang lain (Nursalam, 2013).
Table 3.1 Definisi Operasional Penelitian
No
. Variabel Indikator Skala Kategori
1. Tingkat
pengetahua
n ibu hamil
tentang
Diabetes
Mellitus
Kemampuan ibu hamil tentang
diabetes mellitus meliputi :
1. Pengertian Diabetes
Mellitus
2. Tipe - tipe Diabetes
Mellitus
3. Patofisiologis Diabetes
Mellitus
4. Gejala - gejala Diabetes
Mellitus
5. Macam - macam
komplikasi dan resiko
6. Diagnosis Diabetes Mellitus
Ordinal a. Pengetahuan
baik:bila X >
mean + SD
b. Pengetahuan
cukup:bila
mean – SD ≤
X ≤ Mean +
SD
c. Pengetahuan
kurang:bila
skor X <
mean – SD
Sumber : (Riwidikdo, 2013).
F. Instrument Penelitian
Instrumen Penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk
pengumpulan data. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner tertutup yaitu memberikan suatu serangkaian pernyataan yang telah
33
ditulis dan responden tinggal memilih jawaban benar atau salah
(Notoadmodjo, 2012).
Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Kuesioner digunakan
untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Diabetes Mellitus.
Hasil penelitian diberi skor 0 dan 1. Untuk pertanyaan positif jawaban yang
benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. Sedangkan pertanyaan
negatif jawaban yang benar diberi nilai 0 dan jawaban yang salah diberi nilai
1 (Arikunto, 2013).
Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, yang
berbentuk pertanyaan dimana dalam pertanyaan tersebut disediakan pilihan
jawaban “Benar” atau “Salah” tentang Diabetes Mellitus dan responden
diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Dalam penilitian ini terdapat
dua pertanyaan yaitu pertanyaan positif (favourable) dan pertanyaan negative
(unfavourable). Adapun pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan
tanda centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.
34
Tabel 3.2 Kisi – Kisi Kuisoner Pengetahuan Tentang Diabetes Mellitus
Variabel
penelitian Sub variabel
Pernyataan
Jumlah Favorable
Un
Favorable
Tingkat
pengetahua
n ibu hamil
tentang
diabetes
mellitus
a. Pengertian diabetes
mellitus
b. Tipe-tipe diabetes
mellitus
c. Patofisiologi diabetes
mellitus dalam
kehamilan
d. Gejala-gejala diabetes
mellitus
e. Macam-macam
komplikasi dan resiko
f. Diagnosis diabetes
mellitus
Jumlah soal keseluruhan
1, 2, 3 4, 5, 6 6
7*, 8, 9
13, 14, 15,
16
21,22*,
23, 24
30, 31, 32,
33*, 34
39, 40, 41,
45
23
10,11, 12*
17,18,
19*, 20
25, 26, 27,
28*, 29
35,36,
37*, 38
42*,43, 44
22
6
8
9
9
7
45
Keterangan : * (tidak valid)
Untuk mengetahui kuisoner penelitian ini berkualitas, maka terlebih
dahulu dilakukan uji validitas dan reabilitas dengan karakteristik seperti
sejenis di luar lokasi penelitian.
1. Uji validitas
Uji validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-
tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument. Suatu instrument
yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya, instrument
yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah (Arikunto, 2013).
Sebuah instrument dikatakan valid apabila mampu mengukur
apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat
mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi
rendahnya validitas instrument menunjukan sejauh mana data yang
35
terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang
dimaksud. Rumus korelasi yang dapat igunakan adalah yang
dikemukakan oleh pearson, yang dikenal dengan rumus korelasi product
moment (Arikunto, 2013). Secara keseluruhan uji validitas didapat jika
rhitung >rtabel (Riwidikdo, 2013). Uji Validitas dilakukan BPS Harapan
Bunda Desa Butuh Kecamatan Plupuh Kabupaten Sragen pada tanggal
10 April 2015 dengan hasil dari 45 item pertanyaan ada 37 item
dikatakan valid dan ada 8 item yang dikatakan tidak valid. Adapun rumus
yang digunakan sebagai berikut :
Dimana : X data-data dari variabel independent/ variabel bebas
Y data-data dari variabel dependen/ variabel terikat.
(Riwidikdo, 2013)
Parameter dari hasil uji rxy adalah besarnya koefisien korelasi
product moment, antara 0,0 sampai 1. Dari 45 pernyataan, 8 pernyataan
tidak valid karena r hitung di bawah dari harga r tabel dan 37 item
pernyataan dikatakan valid. Adapun nomor pernyataan yang tidak valid
adalah nomor 7, 12, 19, 22, 28, 33, 37 dan 42. Untuk nomor yang tidak
valid tidak digunakan dalam penelitian karena sudah terwakili dengan
pernyataan yang valid. Selanjutnya yang akan dilakukan untuk
penelitian. Data hasil uji validitas dapat dilihat di lampiran. Dikatakan
valid bila besarnya rxy hitung lebih besar dari rxy tabel (0,329) pada taraf
signifikan 0,05.
36
2. Uji Reabilitas
Reabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu
instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Instrument yang
baik tidak akan bersifat tendensius mengarahkan responden untuk
memilih jawaban tertentu. Instrument yang sudah dapat dipercaya, yang
reliable akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Apabila
datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapakalipun
diambil, tetap akan sama (Arikunto, 2013).
Untuk menguji reabilitas instrumen, peneliti menggunakan
Alpha Chronbach dengan bantuan progam SPSS for windows.
Rumus Alpha Chronbach adalah sebagai berikut :
= Reabilitas instrumen
= Banyaknya butir pertanyaan atau banyak soal
= Jumlah varians butir
= Varians total (Arikunto, 2013)
Instrumen dikatakan reliable jika nilai Alpa Chronboach
minimal 0,75 (Riwidikdo, 2013). Setelah dilakukan uji reabilitas
didapatkan nilai Alpa Chronboach sebesar 0,957 > 0,75 sehingga
instrument penelitian cukup dipercaya sebagai kuesioner penelitian.
37
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan kegiatan penelitian untuk
mengumpulkan data (Hidayat, 2011).
1. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden
melalui kuisoner (Hidayat, 2011). Pada penelitian data primer diperoleh
dari hasil kuisoner yang di isi oleh responden pada Ibu Hamil Tentang
Diabetes Mellitus di BPS Anas Kusuma Desa Pilangsari Kecamatan
Ngrampal Kabupaten Sragen.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah pengumpulan data yang diperoleh dari
orang atau tempat lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri
(Hidayat, 2011). Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari RM
(Rekam medik) Ibu Hamil di BPS Anas Kusuma Desa Pilangsari
Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen.
H. Metode Pengolahan dan analisis data
1. Pengolahan data
Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan berikutnya
adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Notoatmodjo
(2012) adalah :
38
a. Editing
Editing adalah hasil angket yang diperoleh atau dikumpulkan
melalui kuisoner perlu disunting (edit) terlebih dahulu.
1) Apakah lengkap, dalam arti semua pertanyaan sudah terisi.
2) Apakah jawaban atau tulisan masing-masing pertanyaan cukup
jelas atau terbaca.
3) Apakah jawabannya relevan dengan pertanyaanya.
4) Apakah jawaban-jawaban pertanyaan konsisten dengan jawaban
pertanyaan yang lainnya.
b. Coding
Lembaran atau kartu kode adalah instrument berupa kolom-kolom
untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi
nomor responden, dan nomor-nomor pertanyaan.
c. Tabulating
Tabulasi yakni membuat table-tabel data, sesuai dengan tujuan
penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. Yang termasuk dalam
kegiatan tabulasi ini antara lain : memberikan skor terhadap item-
item yang perlu diberi skor, memberikan kode terhadap item-item
yang yang tidak diberi skor, mengubah jenis data, dan memberikan
kode (Arikunto, 2013).
39
2. Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan analisa univariate yaitu bertujuan untuk
menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap variabel penelitian
(Notoatmodjo, 2012).
a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah X >mean + SD
b. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – SD ≤ X
≤ mean + SD
c. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah X <mean – SD
(Riwidikdo, 2013).
Nilai rata- rata diperoleh dengan rumus sebagai berikut :
Rumus :
Keterangan
X : rata-rata (mean)
∑x : jumlah seluruh jawaban responden
N : jumlah responden
Standar deviasi dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Rumus :
40
Keterangan
x : Nilai responden
n : Jumlah responden
Rumus presentasi menurut Riwidikdo (2013), yaitu :
Skor yang diperoleh responden
Skor Prosentase = x 100%
Total skor maksimum yang seharusnya diperoleh
I. Etika penelitian
Etika penelitian menurut Hidayat (2011) adalah etika penelitian
merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat
penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan manusia, maka segi
etika penelitian harus diperhatikan.Setiap penelitian yang menggunakan
obyek manusia tidak boleh bertentangan dengan etika agar hak responden
dapat terlindungi, kemudian kuisoner dikirim kesubyek yang diteliti dengan
menekankan pada masalah etika penelitian.
1. Informed Consent
Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian.
Informed consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Pemberian informed consent ini bertujuan agar subyek
mengerti maksud dan tujuan penelitian dan mengetahui dampaknya. Jika
subyek tersedia, maka mereka harus menanda tangani lembar persetujuan
dan jika responden tidak tersedia, maka peneliti harus menghormati
keputusan tersebut (Hidayat, 2011). Pada penelitian ini semua responden
akan diberi lembar persetujuan.
41
2. Anonymity (kerahasiaan nama / identitas)
Anonymity, berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar
pengumpulan data (kuesioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data tersebut (Hidayat, 2011). Pada penelitian ini
peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar
pengumpulan data.
3. Confidentiality (Kerahasiaan hasil)
Sub bab ini menjelaskan masalah-masalah responden yang
dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian (Hidayat, 2011).
Dalam penelitian ini kerahasiaan hasil/informasi yang telah dikumpulkan
dari setiap subyek akan dijamin oleh peneliti.
J. Jadwal penelitian
Dalam bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai
menyusun proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian,
beserta waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012).
Jadwal Penelitian terlampir.
42
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di BPS Anas Kusuma Amd.Keb Pilangsari,
Sragen. BPS Anas Kusuma Amd.Keb melayani pemeriksaan kehamilan,
KB, imunisasi, pelayanan kesehatan dasar. Di BPS Anas Kusuma
Amd.Keb terdapat 1 ruang periksa, 1 tempat tidur, 1 kamar mandi, tempat
obat satu ruangan dengan ruang periksa, dan 1 orang bidan. Lingkungan
disana cukup bersih dan rapi dan rungan mempunyai ventilasi udara yang
memadai. Secara geografis desa Pilangsari batasan langsung dari wilayah
utara desa Ngrampal, batas wilayah selatan Kecamatan Karangmalang,
batas wilayah barat kecamatan Sambungmacan, dan batas wilayah timur
Kota Sragen.
Dalam usaha menunjang kesehatan di desa Pilangsari terdapat
beberapa pusat pelayanan kesehatan, diantaranya puskesmas pembantu,
posyandu, dokter praktek umum dan BPS. Di desa Pilangsari sarana
transportasi dapat dijangkau dengan mudah karena sebagian besar
penduduk perpencaharian petani dan wiraswasta. Lingkungan di desa
Pilangsari terlihat bersih dan sudah terdapat selokan yang terlihat bersih.
43
B. Hasil Penelitian
1. Karakteristik responden tingkat pengetahuan ibu hamil tentang diabetes
mellitus di BPS Anas Kusuma Pilangsari Sragen.
a. Tabel 4.1 Karakteristik responden berdasarkan umur
No. umur jumlah Prosentase (%)
1. < 20 tahun 3 8,33
2. 20 tahun – 35 tahun 22 61,11
3. > 35 tahun 11 30,56
jumlah 36 100
Sumber : Data Primer, Juni 2015
Berdasarkan tabel 4.1, karakteristik responden menurut
kelompok umur sebagian besar terdiri dari kelompok umur 20 tahun
– 35 tahun yaitu sebanyak 22 responden (61,11%).
b. Tabel 4.2 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
No. Pendidikan Jumlah Prosentase (%)
1. SMP 11 30,55
2. SMA 19 52,78
3. Sarjana 6 16,67
Jumlah 36 100
Sumber: Data Primer, Juni 2015.
Berdasarkan tabel 4.2 diatas di ketahui pendidikan SMP
sebanyak 11 responden (30,55%), pendidikan SMA sebanyak 19
responden (52,78%) dan pendidikan Sarjana 6 responden (16,67%).
44
c. Tabel 4.3 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)
1. IRT 13 36,11
2. Swasta 19 52,78
3. PNS 4 11,11
Jumlah 36 100
Sumber: Data Primer, Juni 2015
Berdasarkan tabel 4.3 diatas diketahui sebagai Ibu Rumah
Tangga 13 Responden (36,11%), bekerja di bidang swasta 19
responden (52,78%) dan bekerja sebagai Pegawai Negri Sipil (PNS)
sebanyak 4 responden (11,11%).
Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang diabetes mellitus di BPS Anas Kusuma desa pilangsari
sragen, dengan hasil diperoleh nilai mean dan standar deviasi yang dapat
dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Statistik Deskriptif Tingkat Pengetahuan Ibu
Hamil Tentang Diabetes Mellitus
Variabel Mean Standar
Deviasi
Tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang Diabetes Mellitus 24,8 9,8
Sumber: SPSS versi 15.00.
Prosentase masing – masing tingkat pengetahuan ibu hamil
tentang Diabetes Mellitus dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
45
Tabel 4.5 Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus Di
BPS Anas Kusuma Pilangsari Sragen
No Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)
1 Baik 6 16,7
2 Cukup 22 61,1
3 Kurang 8 22,2
Total 36 100
Sumber: Data Primer (April, 2015).
Tabel 4.5 menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu
hamil tentang diabetes mellitus, dimana responden dengan tingkat
pengetahuan baik sebanyak 6 responden (16,7%), responden dengan
tingkat pengetahuan cukup sebanyak 22 responden (61,1%) dan
responden dengan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 8 responden
(22,2%). Hasil penelitian di atas dapat disimpulkan tingkat pengetahuan
ibu hamil tentang Diabetes Mellitus hasil mayoritas responden tingkat
pengetahuannya cukup.
C. Pembahasan
Berdasarkan Hasil penelitian menunjukan tentang Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus Di BPS Anas Kusuma
Desa Pilangsari Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen dapat dikategorikan
pengetahuan baik sebanyak 6 responden (16,7%), pengetahuan cukup
sebanyak 22 responden (61,1%) dan pengetahuan kurang sebanyak 8
responden (22,2%). Jadi tingkat pengetahuan ibu hamil tentang diabetes
mellitus mayoritas berpengetahuan cukup sebanyak 22 responden (61,1%).
46
Menurut Notoatmodjo (2010), pada dasarnya pengetahuan
merupakan hasil tahu dari manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan
manusia untuk memahami suatu objek tertentu. Pengetahuan dapat berwujud
barang – barang baik lewat indera maupun lewat akal, dapat pula objek yang
dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan
masalah kejiwaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu
pendidikan, pekerjaan, umur, minat, pengalaman, kebudayaan lingkungan
sekitar, dan informasi menurut Mubarak et al (2007).
Berdasarkan karakteristik mayoritas pendidikan responden
mempunyai tingkat pendidikan SMA sebanyak 19 responden (52,78%) dan
ada yang mencapai tingkat Sarjana sebanyak 6 responden (16,67%).
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada orang lain
terhadap suatu hal agar mereka dapat memahami.tidak dapat dipungkiri
bahwa makin tinggi pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka
menerima informasi dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya, sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya rendah, akan
menghambat perkembangan seseorang terhadap penerimaan, informasi, dan
nilai-nilai yang baru diperkenalkan menurut Mubarak et al (2007). Dalam hal
ini responden mampu menjabarkan materi atau suatu objek tersebut dan
masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan ini dapat dilihat dari
jawaban tentang diabetes mellitus kebanyakan benar.
47
Hasil penelitian menunjukan mayoritas tingkat pengetahuan cukup
sebanyak 22 responden (61,1%), responden mampu menjawab sebagian
kuesioner secara benar tentang objek yang diketahui yaitu tentang diabetes
mellitus dan responden belum mampu untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari ditunjukan dari jawaban responden yang masih dalam kategori
pengetahuan cukup. Berdasarkan pekerjaan responden dapat diketahui
responden bekerja dibidang swasta sebanyak 19 responden (52,78%),
responden sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 13 responden
(36,11%) dan responden bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS)
sebanyak 4 responden (11,11%). Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan
seseorang memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung
maupun secara tidak langsung menurut Mubarak et al (2007). Mayoritas
penduduk bekerja dibidang swasta sehingga dengan pekerjaannya responden
sibuk bekerja sehingga menjadi kurang dalam mendapatkan pengetahuan.
Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan baik sebanyak 6
responden (16,7%). Faktor yang mempengaruhi responden pengetahuan baik
berupa pendidikan. Mayoritas berpendidikan SMA sebanyak 19 responden
(52,78%) dan Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan kurang
sebanyak 8 responden (22,2%). Faktor yang mempengaruhi responden
pengetahuan kurang berupa pekerjaan. Mayoritas bekerja di bidang swasta 19
responden (52,78%).
Menurut penelitian Heni, F (2009), dengan judul “Tingkat
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Diabetes Mellitus” menunjukan bahwa
48
mayoritas pengetahuan ibu hamil di desa kragan karanganyar mempunyai
tingkat pengetahuan cukup tentang diabetes mellitus. Mayoritas penduduk
dipengaruhi oleh faktor pendidikan yang tamat SMA.
D. Keterbatasan Penelitian
1. Kendala Penelitian
a. Responden kurang begitu antusias dalam mengisi lembar kuesioner
yang diberikan, karena bagi responden kegiatan ini hanya
membuang-buang waktu saja.
b. Peneliti sulit menemui responden, banyak responden yang bekerja
sehingga memerlukan waktu untuk menemui responden. Ketika
ditemui peneliti juga menemukan kesulitan responden kurang serius
mengisi kuesioner yang dibagikan.
2. Keterbatasan variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal,
sehingga hasil penelitian terbatas pada pengetahuan ibu hamil tentang
diabetes mellitus. Instrument dalam penelitian ini hanya dengan
menggunakan kuesioner tertutup sehingga peneliti tidak dapat menggali
informasi yang diketahui ibu mengenai diabetes mellitus secara
mendalam.
49
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Diabetes Mellitus Di BPS Anas Kusuma Desa Pilangsari Sragen
dengan jumlah 36 responden, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Diabetes Mellitus dengan
kategori baik sebanyak 6 responden (16,7%)
2. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Diabetes Mellitus dengan
kategori cukup sebanyak 22 responden (61,1%)
3. Tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Diabetes Mellitus dengan
kategori kurang sebanyak 8 responden (22,2%)
4. Faktor pendorong tingkat pengetahuan responden yaitu pendidikan dan
faktor penghambat tingkat pengetahuan responden yaitu pekerjaan.
B. Saran
1. Bagi responden
Diharapkan untuk ibu hamil mendapatkan informasi yang benar
mengenai Diabetes Mellitus melalui surat kabar, televise, majalah, radio
dan bidan terdekat.
50
2. Bagi BPS Anas Kusuma
Diharapkan lebih aktif membantu memberikan informasi yang benar
mengenai Diabetes Mellitus.
3. Penelitian selanjutnya
Diharapkan dapat mengembangkan penelitian yang sejenis dengan
menambahkan variabel dan jumlah sampel penelitian sehingga
didapatkan hasil penelitian yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Ayu Rachmaningtyas. 2013. Jumlah penderita diabetes di Indonesia masuk 7
dunia. http://nasional.sindonews.com. Selasa, 3 September 2013 − 20:09
wib.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Hidayat, A. 2011.Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Ifan Pratama Saldah, Wahiduddin, Dian Sidik. 2012. Faktor Resiko Kejadian
Prediabetes/Diabetes Mellitus Gestasional Di Rsia Sitti Khadijah I Kota
Makassar.Jurnal Universitas Hassanudin Makasa. Vol.1, No.1, Mei
2012.Bagian Fakultas Kesehatan Masyarakat. Makasar.
Maryunani, A. 2013.Diabetes Pada Kehamilan. Edisi 2.Jakarta: Trans Info Media
Metris A. Pamolango, Benny Wantouw, Jolie Sambeka. 2013. Hubungan Riwayar
Diabetes Mellitus Pada Keluarga Dengan Kejadian Diabetes Mellitus
Gestasional Pada Ibu Hamil Di Pkm Bahu Kec.Malalayang Kota Manado.
E. Journal Keperawatan (e-Kp) Vol.1, No.1,Agustus 2013. Universitas
Sam Ratulangi Manado. Manado.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Renika Cipta.
Novitasari, R. 2012. Diabetes Mellitus Dilengkapi Senam Hamil. Yogyakarta:
Nuha Medika.
Nurmalichatun, 2013.Hubungan Antara Primipara Dan Penyakit Diabetes
Mellitus Pada Kehamilan Dengan Kejadian Preeklamsia Pada Ibu Hamil
Di RSUD Dr. H. Soewondo Kabupaten Kendal. Juli – Desember.
Nursalam. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi 3 : Jakarta.
Salemba Medika.
Prawirohardjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.
Sugiyono. 2012. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sulistyawati, A. 2009 Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta :
SalembaMedika
Varney, H., M.Kriebs, J., L.Gegor, C. 2006. Asuhan kebidanan.Volume 1.Edisi
4.Jakarta : EGC
Yosephvera. 2014. Diabetes mellitus di Indonesia. Endokrin Metabolik,
Kesehatan. http://redboxmedicalplus.wordpress.com. 2 April 2014.