GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM...

70
GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENANGANAN TERSEDAK ASI PADA BAYI DI POSYANDU MAWAR 2 DUSUN TEGALSARITUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR SKRIPSI “Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan” Disusun Oleh : LINA ANI SUFIANA NIM S10023 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM...

Page 1: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM PENANGANAN

TERSEDAK ASI PADA BAYI DI POSYANDU MAWAR 2

DUSUN TEGALSARITUBAN GONDANGREJO

KARANGANYAR

SKRIPSI

“Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Ujian Guna Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Disusun Oleh :

LINA ANI SUFIANA

NIM S10023

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia
Page 3: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia
Page 4: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atasrahmat

dan karunia-Nya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan skripsi denganjudul

“Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penanganan Tersedak ASI pada Bayi di

Posyandu Mawar 2 Desa Tegalsari Gondangrejo Karanganyar”. Dalam

penyusunanskripsi ini, peneliti banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari

berbagaipihak, oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti mengucapkan terima

kasih danpenghargaan yang setinggi-tingginya kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

2. Ibu Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep,selakuKetua Program studi S-

1 Keperawatan

3. Ibu Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku Pembimbing I yang

telah memberikan masukan dan arahan selama penyusunan proposal skripsi.

4. Bapak Aria Nurahman Hendra Kusuma, S.Kep., Ns., M.Kep, selaku

Pembimbing II yang juga telah memberikan masukan dan arahan selama

penyusunan proposal skripsi.

5. Ibu anita istiningtyas,S.Kep.,Ns., M.Kep,yang telah menguji saya dan

memberikan masukan untuk skripsi saya.

6. Seluruh dosen dan staf akademik Program Studi S-1 Keperawatan STIKes

Kusuma Husada Surakarta.

7. Kepala Puskesmas Gondangrejo Karanganyaryang memberikan ijin dan

arahan untuk peneliti dalam melakukan penelitian.

8. Orang tua tercinta, yaitu Bapak Budi Setiawan, Ibu Kanti, seluruh keluarga

besar, yang selalu memberikan dukungan, motivasi, doa dan kasih sayangnya

sepanjang waktu.

9. Rudi Ariyantoyang selalusenantiasamemberikansemangatsehingga proposal

skripsiini bias selesai.

10. Kalyca Dinda Cantika Ramadhani yang membuat saya semangat

mengerjakan skripsi ini sampai akhir.

Page 5: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

11. Teman-teman S111 yangmemberikan semangat dan bantuan untuk

menyelesaikan skripsi ini.

Semoga segala bantuan dan kebaikan, menjadi amal sholeh yang akan

mendapat balasan yang lebih baik dari Allah SWT.

Selanjutnya peneliti sangat mengharapkan masukan, saran dan kritik demi

perbaikan skripsi ini sehingga dapat digunakan untuk pengembangan ilmu dan

pelayanan keperawatan.

Surakarta, 07 September 2015

Lina Ani Sufiana

NIM.S10023

Page 6: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Lina Ani Sufiana

Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penanganan Tersedak ASI pada Bayi

di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo

Karanganyar

ABSTRAK

Tersedak merupakan kondisi tersumbatnya saluran pernapasan baik oleh benda asing, muntah, darah atau cairan lain.Berdasarkan hasil observasi di posyandu mawar 2 jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan adalah 26 ibu dan usia bayi yang paling banyak mengalami tersedak ASI adalah usia 2 bulan sebanyak 16 bayi.Hasil wawancara dengan 5 ibu,4 ibu mengatakan belum mengetahui penanganan tersedak ASI dan 1 ibu mengatakan sudah mengetahui penanganan tersedak ASI dan dari kee 5 ibu mengatakan bila bayinya tersedak asi tidak pernah membawanya ke tempat pengobatan terdekat.

Tersedak merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat ditangani. Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimental dengan desain penelitian ini adalah deskriptif survey. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 28 responden. Teknik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknikpurposive samplingdan didapatkan 26 responden. Gambaran pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar pada kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (23,1%), pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (57,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,3%).

Kesimpulan dari penelitian ini adalahgambaran pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari, Tuban Gondangrejo Karanganyar pada kategori pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (57,7%). Kata Kunci : Pengetahuan, Tersedak ASI Daftar Pustaka :35 (2004-2014)

Page 7: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Lina Ani Sufiana

Description of mother’s Knowledge in breast milk (ASI) Choking

Treatment For Infant at Posyandu Mawar 2 Tegalsari Tuban Gondangrejo

Karanganyar

ABSTRACT

Choking is a blockage of the respiratory tract conditions either by a foreign object, vomiting, blood or other fluid. Based on the observation results at the Posyandu mawar 2 the number of mothers with infants aged 0-6 months were 26 mothers and infants’ age who most experienced choking of breast milk (ASI)were the age of 2 months 16 babies. The result of interview to 5 mothers, 4 of them said did not know how to handle ASI choking and one mother said she was aware of ASI choking treatment and allthe 5 mothers said when the baby choked ASI, they never brought their baby to the nearest treatment place (clinic).This research aims to know the mother's knowledge in the ASI choking treatment for infants in Posyandu Mawar 2 Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar.

This research is a quantitative non-experimental by using descriptive survey design. The population of this study was 28 respondents. Sampling technique used in this study was purposive sampling technique and it was obtained 26 respondents. Description of mother's knowledge in breast milk (ASI) Choking treatment for Infant at Posyandu Mawar 2 Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar for each category are good knowledge 6 respondents (23.1%), sufficient knowledge 15 respondents (57.7%) and lack of knowledge 5 respondents ( 13.3%).

The conclusion of this study is the description of mother's knowledge in breast milk (ASI) Choking treatment for Infant at Posyandu Mawar 2 Tegalsari, Tuban Gondangrejo Karanganyar is in the sufficient knowledge category with 15 respondents (57.7%). Keywords: Knowledge, ASI Choking

Page 8: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

SURAT PERNYATAAN............................................................................... iii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iv

ABSTRAK ..................................................................................................... v

DAFTAR ISI .................................................................................................. vii

DAFTAR ISI .................................................................................................. viii

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ..................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori ..................................................................... 6

2.1.1 Pengetahuan .............................................................. 6

2.1.2 ASI ............................................................................ 12

2.1.3 Tersedak .................................................................... 18

2.2 Kerangka Teori .................................................................... 27

2.3 Kerangka Konsep ................................................................ 27

Page 9: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

2.4 Keaslian Penelitian .............................................................. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................... 29

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................ 29

3.3 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ........... 30

3.4 Variabel Penelitian .............................................................. 32

3.5 Definisi Operasional ............................................................ 33

3.6 Instrumen Penelitian ............................................................ 33

3.7 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 37

3.8 Metode Pengolahan dan Analisis Data ................................ 38

3.9 Etika Penelitian ................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Demografi Tempat Penelitian ............................................. 43

4.2 Karakteristik Responden ...................................................... 43

4.3 Gambaran Pengetahuan Ibu Dalam Penanganan Tersedak

ASI ............................................................................................. 45

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan .......................................................................... 47

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan .......................................................................... 54

6.2 Saran .................................................................................... 55

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 10: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

2.1 Keaslian Penelitian 28

3.1 Definisi Operasional 33

3.2 Kisi-kisi Kuesioner 34

4.1 Karakteristik Responden berdasarkan

Umur 44

4.2 Karakteristik Responden berdasarkan

Tingkat Pendidikan 44

4.3 Karakteristik Responden berdasarkan

Pekerjaan 45

4.4 Gambaran Pengetahuan Ibu dalam

Penanganan Tersedak ASI pada Bayi 46

Page 11: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

DAFTAR GAMBAR

NomorGambar Keterangan Halaman

2.1 Ibu Menyusui dengan Duduk 14

2.2 Ibu Memegang Payudara 15

2.3 Memegang Kepala Bayi 16

2.4 Melepas Isapan Bayi 17

2.5 Menyendawakan Bayi 17

2.6 Teknik Chest Thrust atau Tekanan Dada 22

2.7 Teknik Back Slaps atau Tepuk Punggung 22

2.8 Kerangka Teori 27

2.9 Kerangka Konsep 27

Page 12: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 2 Surat Rekomendasi Studi Pendahuuan

Lampiran 3 Ijin Studi Penelitian

Lampiran 4 Surat Rekomendasi IjinPenelitian

Lampiran 5 Informed Consent

Lampiran 6 Lembar Kuesioner

Lampiran 7 Dokumentasi

Lampiran 8 Hasil Uji spss

Lampiran 9 Lembar Konsultasi

Lampiran 10 Jadwal Penelitian

Page 13: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air Susu Ibu (ASI) merupakan nutrisi terbaik pada awal usia kehidupan

bayi. ASI adalah emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam

anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan

bagi bayinya (Ahmad & Hayu, 2010). ASI eksklusif adalah pemberian ASI saja

sejak bayi dilahirkan sampai usia 6 bulan. ASI mengandung antibodi yang

diperlukan bayi untuk melawan penyakit-penyakit yang menyerangnya. Karena

ASI mengandung berbagai zat kekebalan antara lain immunoglobulin (Soekirman,

2006). Delapan puluh persen perkembangan otak anak dimulai sejak dalam

kandungan sampai usia 3 tahun yang dikenal dengan periode emas oleh karena itu

diperlukan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dan dapat diteruskan sampai

anak berusia 2 tahun (Depkes, 2011).

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan ada 170 juta anak

mengalami gizi kurang di seluruh dunia. Sebanyak 3 juta anak di antaranya

meninggal tiap tahun akibat kurang gizi dan berdasarkan studi kedokteran yang

dilakukan di salah satu negara maju yaitu Eropa menunjukkan angka kesakitan

dan kematian bayi yang diberikan ASI lebih rendah daripada yang diberi susu

formula, dengan angka kematian mencapai 5 per 1.000 kelahiran hidup

(Yuniardono, 2007). Data dari Dinas Kesehatan Kota (DKK) Semarang tahun

2011 cakupan ASI eksklusif di Kota Semarang pada tahun 2011 yaitu 45,09%

Page 14: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

2

terjadi peningkatan sebesar 7,83 % dibandingkan pada tahun 2010 yaitu 37,26

(Dinkes, 2011). Laporan dinas kesehatan Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2013

menunjukkan cakupan pemberian ASI Eksklusif sekitar 58,4 %, total jumlah bayi

yaitu 294.312 bayi (Dinkes, 2013).Cakupan tersebut masih sangat rendah bila

dibandingkan dengan target nasional pencapaian ASI eksklusif tahun 2010, yaitu

sebesar 80% akan tetapi pada tahun selanjutnya terus mengalami peningkatan.

Pengalaman ibu dalam pemberian ASI dipengaruhi oleh faktor pekerjaan,

pengetahuan, dan budaya (Astuti, 2012). Pengetahuan ibu yang kurang dalam

teknik yang tepat dalam pemberian ASI dapat beresiko pada bayi. Banyak studi

menunjukan bahwa dengan tidur satu tempat tidur dengan orang tua (bed sharing)

saat menyusui dapat beresiko bayi tersedak (Liu et al, 2005). Posisi menyusui

yang tidak tepat akan menyebabkan tersedak, pada ASI yang memancar (penuh),

bayi ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan kepala bayi

dengan posisi ini maka bayi tidak akan tersedak (Handayani, 2007).

Tersedak merupakan kondisi tersumbatnya saluran pernapasan baik oleh

benda asing, muntah, darah atau cairan lain. Penyebab utama morbiditas dan

mortalitas di antara anak-anak, terutama mereka yang 3 tahun atau lebih muda.

Hal ini terutama karena kerentanan perkembangan saluran napas bayi serta

kemampuan terbelakang untuk mengunyah dan menelan (Smith & Norris, 2005).

Perkembangan seorang bayi mampu menghisap, menelan serta memiliki refleks

involunter (batuk dan penutupan glotis) yang membantu melindungi terhadap

aspirasi saat menelan (Reilly et al, 2007). Tersedak merupakan kondisi gawat

darurat yang harus cepat ditangani. Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa

Page 15: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

3

mengalami kekurangan oksigen (hipoksia) (Kalcare, 2014). Meski tidak terlihat

berbahaya, nyatanya tersedak bukanlah kondisi yang bisa diremehkan. Bahkan

jika tak segera ditangani, tersedak juga bisa menyebabkan kematian (Sativa,

2013). Kejadian tersedak pada bayi di Australia sebanyak 61% (Cyr. 2012).

Berdasarkan hasil observasi rata-rata usia ibu yang mempunyai bayi usia

0-6 bulan adalah 26-35 tahun dan usia bayi rata-rata yang mengalami tersedak

ASI adalah usia 2 bulan. Hasil wawancara dengan 5 ibu mengatakan belum tahu

cara menangani tersedak ASI yang benar. Dari 5 ibu, 2 ibu mengatakan bila

bayinya tersedak hanya meniup ubun-ubunnya, dan 2 ibu mengatakan bila

bayinya tersedak menepuk-nepuk punggungnya dan memiringkannya, 1 ibu

mengatakan bila bayinya tersedak hanya mengelus-elus dada bayinya dan dari ke-

5 ibu bila bayinya tersedak tidak pernah membawanya ke bidan atau tempat

pengobatan terdekat.

Dari uraian diatas penulis tertarik untuk lebih lanjut melakukan penelitian,

oleh karena itu penulis menyimpulkan judul “Gambaran Pengetahuan Ibu dalam

Penanganan Tersedak ASI pada Bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari

Tuban Gondangrejo Karanganyar” dikarenakan kurangnya pengetahuan ibu di

Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar tentang

penanganan tersedak ASI.

1.2 Rumusan Masalah

Tersedak merupakan kondisi gawat darurat yang harus cepat ditangani.

Apabila dibiarkan terlalu lama, tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen

Page 16: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

4

(hipoksia). Berdasarkan masalah dari uraian pendahuluan di atas penulis

ingin meneliti“Bagaimana Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penanganan

Tersedak ASI pada Bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban

Gondangrejo Karanganyar?”

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahuigambaranpengetahuan ibu dalam penanganan

tersedak ASI pada bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban

Gondangrejo Karanganyar.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui karakteristik ibu di Posyandu Mawar 2 Dusun

Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar.

2. Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu pada tingkat baik, cukup

dan kurang di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo

Karanganyar dalam penanganan tersedak ASI pada bayi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi masyarakat

Sebagai informasi yang berguna untuk menambah wawasandan

pengetahuan masyarakat tentang penanganantersedak ASI pada bayi.

Page 17: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

5

1.4.2 Manfaat bagi institusi pendididkan

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan informasi tentang

gambaranpengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi .

1.4.3 Manfaat bagi peneliti lain

Penelitian ini berguna sebagai rujukan bagi penelitian lain untuk

meneliti tentang tersedak menggunakan variabel independen yang lain.

1.4.4 Manfaat bagi Peneliti

Menambah pengetahuan, wawasan tentang gambaran pengetahuan

ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi 0-6 bulan.

Page 18: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

6

BAB II

TINAJUAN TEORI

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Pengetahuan

a. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini

terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Pengindraan terhadap obyek terjadi melalui

panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu

pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat

di pengaruhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga (Wawan dan Dewi, 2011).

b. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), ada 6 tingkat pengetahuan

yang dicapai dalam domain kognitif yaitu:

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.

Page 19: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

7

2) Memahami(comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan

dapat menginterpretasi materi tersebut secara benar.

3) Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real

(sebenarnya).

4) Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,

tetapi masih di dalam suatu organisasi, dan masih ada

kaitannya satu sama lain.

5) Sintesis (synthesis)

Sintesis adalah kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru.

6) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Menurut Mubarak dkk (2007), faktor-faktor yang

mempengaruhi pengetahuan adalah sebagai berikut:

Page 20: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

8

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang pada

orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami.

Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi pendidikan

seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi,

dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara

langsung maupun secara tidak langsung.

3) Umur

Dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan

pada aspek fisik dan psikologis (mental). Umur dikategorikan

menjadi masa remaja akhir yaitu 17-25 tahun, masa dewasa

awal 26-35 tahun, masa dewasa akhir 36-45 tahun, masa lansia

awal 46-55 tahun, masa lansia akhir 56-65 tahun dan masa

manula 65 – sampai atas. Jadi usia sangat berpengaruh

terhadap pengetahuan seseorang dalam berbagai kegiatan

(Depkes, 2008).

Page 21: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

9

4) Minat

Sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikan seseorang untuk mencoba

dan menekuni suatu hal dan pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam

berinteraksi dengan lingkunganya. Ada kecenderungan

pengalaman yang kurang baik seseorang akan berusaha untuk

melupakan, namun jika pengalaman terhadap obyek tersebut

menyenangkan maka secara psikologis timbul kesan yang

sangat mendalam dan membekas dalam emosi kejiwaanya, dan

akhirnya dapat pula membentuk sikap positif dalam

kehidupanya.

6) Kebudayaan lingkungan sekitar

Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai

pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Apabila

dalam mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan

lingkungan maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya

mempunyai sikap slalu menjaga kebersihan lingkungan,

karena lingkungan sangat berpengaruh dalam pembentukan

sikap pribadi atau sikap seseorang.

Page 22: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

10

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat

membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan yang baru.

d. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), cara memperoleh

pengetahuan adalah sebagai berikut:

1) Cara memperoleh kebenaran nonilmiah

a) Cara coba salah (trial and error)

Cara memperoleh kebenaran non ilmiah, yang

pernah digunakan oleh manusia dalam memperoleh

pengetahuan adalah melalui cara coba-coba atau dengan

kata yang lebih dikenal “trial and error”. Metode ini telah

digunakan oleh orang dalam waktu yang cukup lama

untuk memecahkan berbagai masalah.

b) Secara kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi

karena tidak disengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara kekuasaan atau otoritas

Para pemegang otoritas, baik pemimpin

pemerintahan, tokoh agama, maupun ahli ilmu

pengetahuan pada prinsipnya mempunyai mekanisme

yang sama di dalam penemuan pengetahuan.

Page 23: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

11

d) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian

bunyi pepatah. Pepatah ini mengandung maksud bahwa

pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan.

e) Cara akal sehat

Akal sehat atau common sense kadang-kadang

dapat menemukan teori atau kebenaran.

f) Kebenaran melalui wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran

yang diwahyukan dari Tuhan melalui para Nabi.

Kebenaran ini harus diterima dan diyakini oleh pengikut-

pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari apakah

kebenaran tersebut rasional atau tidak.

g) Kebenaran secara intuitif

Kebenaran secara intuitif diperoleh manusia cepat

sekali melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui

proses penalaran atau berpikir.

h) Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan kebudayaan umat

manusia, cara berfikir manusia pun ikut berkembang. Dari

Page 24: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

12

sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya

dalam memperoleh pengetahuannya.

i) Induksi

Induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang

dimulai dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan

yang bersifat umum.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari

pernyataan-pernyataan umum yang ke khusus.

2) Cara ilmiah dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih sistimatis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut

“metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut

metodologi penelitian (research methodology).

2.1.2 ASI

1. Pengertian ASI Ekslusif

ASI eksklusif adalah pemberian Air Susu Ibu sedini

mungkin setelah lahir sampai bayi berumur 6 bulan tanpa

pemberian makanan lain (Purwanti, 2004). ASI eksklusif adalah

bayi hanya diberi ASI tanpa makanan atau minuman lain

termasuk air putih, kecuali obat, vitamin dan mineral dan ASI

yang diperas (Suradi, dkk, 2003). ASI Eksklusif adalah

pemberian ASI tanpa makanan tambahan lain pada bayi

Page 25: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

13

berumur 0 – 6 bulan bayi tidak diberi apa-apa, karena bayi

memperoleh nutrisi terbaiknya melalui ASI (Yuliarti, 2010).

Air Susu Ibu (ASI) merupakan satu-satunya makanan

terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang

dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan

bayi guna mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang

optimal. Oleh sebab itu, pemberian ASI perlu diberikan secara

eksklusif sampai umur 6 (enam) bulan dan dapat dilanjutkan

sampai anak berumur 2 (dua) tahun. Namun demikian, kendala

yang dihadapi selama ini adalah kesulitan dalam upaya

pemantauan pemberian ASI eksklusif karena belum mempunyai

sistem yang dapat diandalkan (Profil Kesehatan Jateng, 2005).

2. Teknik Menyusui

Walaupun menyusui itu merupakan suatu proses alamiah,

namun untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan

pengetahuan mengenai tehnik menyusui yang benar

(Wiknjosastro, 2005), meliputi:

a. Posisi menyusui

Ada berbagai macam posisi menyusui, yang biasa dilakukan

adalah dengan duduk, berdiri atau berbaring. Ada posisi

khusus yang berkaitan dengan situasi tertentu seperti

menyusui bayi kembar dilakukan dengan cara seperti

memegang bola, dimana kedua bayi disusui bersamaan kiri

Page 26: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

14

dan kanan. Pada ASI yang memancar (penuh), bayi

ditengkurapkan di atas dada ibu, tangan ibu sedikit menahan

kepala bayi, dengan posisi ini maka bayi tidak akan

terdesak.

b. Langkah-langkah menyusui bayi yang benar:

1) Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit, kemudian

dioleskan pada puting dan sekitar kalang payudara.

Cara ini mempunyai manfaat sebagi desinfektan dan

menjaga kelembaban puting susu.

2) Bayi diletakan mcnghadap perut ibu/payudara

(Ramaiah, 2006):

Gambar 2.1 Ibu Menyusui dengan Duduk

a) Ibu duduk atau berbaring dengan santai, bila duduk

lebih baik menggunakan kursi yang rendah (agar

kaki ibu tidak menggantung) dan punggung ibu

bersandar pada sandaran kursi.

b) Bayi dipegang pada belakang bahunya dengan satu

lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu

Page 27: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

15

(kepala tidak boleh menengadah, dan bokong bayi

ditahan dengan telapak tangan).

c) Satu tangan bayi djletakkan dibelakang badan ibu,

dan yang satu didepan.

d) Perut bayi menempel pada badan ibu, kepala bayi

menghadap payudara (tidak hanya membelokan

kepala bayi).

e) Telinga dan lengan bayi terletak pada satu garis

lurus.

f) Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.

3) Payudara dipegang dengan ibu jari diatas dan jari yang

lain menopang dibawah, jangan menopang puting susu

atau kalang payudaranya saja.

Gambar 2.2 Ibu Memegang Payudara

4) Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting

reflek) dengan cara:

(1) Menyentuh pipi dengan puting susu

(2) Menyentuh sisi mulut bayi

Page 28: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

16

5) Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat kepala bayi

didekatkan ke payudara ibu dan puting serta kalang

payudara dimasukkan ke mulut bayi:

Gambar 2.3 Memegang Kepala Bayi

(1) Usahakan sebagian besar kalang payudara dapat

masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada

dibawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan

ASI keluar dari tempatpenampungan ASI yang

terletak dibawah kalang payudara. Posisi yang

salah yaitu apabila bayi hanya menghisap pada

puting susu saja, akan mengakibatkan masukan

ASI yang tidak adekuat dan puting susu lecet.

(2) Setelah bayi mulai menghisap payudara tak perlu

dipegang atau disangga lagi.

Page 29: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

17

6) Melepas isapan bayi

Gambar 2.4 Melepas Isapan Bayi

Setelah menyusui pada satu payudara sampai terasa

kosong, sebaiknya diganti dengan payudara yang

satunya. Cara melepas isapan bayi:

(1) Jari kelingking ibu dimasukan ke mulut bayi

melalui sudut mulut.

(2) Dagu bayi ditekan kebawah.

7) Setelah selesai menyusui, ASI dikeluarkan sedikit

kemudian dioleskan pada puting susu dan disekitar

kalang payudara, biarkan kering dengan sendirinya.

8) Menyendawakan bayi

Gambar 2.5 Menyendawakan Bayi

Page 30: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

18

Tujuan menyendawakan bayi adalah mengeluarkan

udara dari lambung supaya bayi tidak muntah (gumoh-

jawa) setelah menyusui. Cara menyendawakan bayi

adalah:

(1) Bayi digendong tegak dengan bersandar pada bahu

ibu, kemudian punggungnya ditepuk perlahan-

lahan.

(2) Bayi tidur tengkurap di pangkuan ibu kemudian

punggungnya ditepuk perlahan-lahan.

(3) Lama dan frekuensi menyusui.

2.1.3 Tersedak

1 Pengertian Tersedak

Tersedak adalah suatu keadaan masuknya benda asing

(makanan, minuman, atau benda-benda kecil lainnya) ke dalam

saluran napas sehingga menimbulkan keadaan gawat napas yang

dapat mengakibatkan kematian.

Tersedak adalah sumbatan atau hambatan respirasi oleh-

benda asing obstruksi pada saluran napas internal, termasuk

faring, hipofaringdan trakea. Obstruksi jalan napas bisa

berakibat fatal jika mengarah ke saluran oksigenasi dan ventilasi

(Knapp J, Mulligan, Smith, 2005). Tersedak adalah kondisi

tersumbatnya saluran pernapasan baik oleh benda asing, muntah,

darah atau cairan lain. Anak-anak dengan refleks menelan yang

Page 31: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

19

belum sempurna lebih mudah tersedak oleh benda-benda kecil.

Tersedak adalah kondisi gawat darurat yang harus cepat

ditangani. Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami

kekurangan oksigen (hipoksia) dan dapat mengakibatkan

kematian (Brown K, 2005).

2. Penyebab Tersedak

Penyebab tersedak pada umumnya adalah benda asing

yang tersangkut pada laring dan saluran pernafasan. Benda asing

(berupa benda cair atau padat) di dalam trachea tidak dapat

dikeluarkan, karena tersangkut di dalam rimaglotis dan akhirnya

tersangkut di laring dan akhirnya dapat menimbulkan gejala

obstruksi laring. Benda asing biasanya tersangkut pada bronkus

kanan, benda asing ini kemudian dilapisi sekresi bronskus

sehingga menjadi besar (Purwadianto, 2000).

3. Tanda dan Gejala Tersedak

Gejala yang paling sering muncul saat tersedak adalah

batuk-batuk, hal ini normal karena batuk adalah mekanisme

pertahanan tubuh untuk mengeluarkan benda asing dari

tenggorokan. Akan tetapi semakin besar benda yang masuk

maka gejala yang muncul lebih mirip orang yang tercekik

(choking) seperti: sesak nafas, tidak ada suara atau suara serak,

mengi, hingga tidak nafas dan ini perlu tindakan medis yang

segera untuk menghindari gawat nafas. Pada usia balita, maka

Page 32: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

20

balita tersebut akan memegang lehernya yang merasa seperti

tercekik. Apabila tersedak dalam kategori ringan maka ditandai

dengan batuk-batuk hingga muntah. Apabila tersedak dengan

kategori berat maka ditandai dengan batuk-batuk yang semakin

lama semakin jarang dan akhirnya tidak dapat batuk sama

sekali. Wajah membiru dan kemudian pingsan (Purwadianto,

2000).

4. Mekanisme Tersedak

Kerongkongan sebagai jalan masuknya makanan dan

minuman secara anatomis terletak di belakang tenggorokan

(jalan nafas). Kedua saluran ini sama-sama berhubungan dengan

lubang hidung maupun mulut. Agar tidak terjadi salah masuk,

maka di antara kerongkongan dan tenggorokan terdapat sebuah

katup (epiglottis) yang bergerak secara bergantian menutup

tenggorokan dan kerongkongan seperti layaknya daun pintu.

Saat bernafas, katup menutup kerongkongan agar udara menuju

tenggorokan, sedangkan saat menelan makanan, katup menutup

tenggorokan agar makanan lewat kerongkongan. Tersedak dapat

terjadi bila makanan yang seharusnya menuju kerongkongan,

malah menuju tenggorokan karena berbagai sebab (Purwadianto,

2000).

Page 33: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

21

5. Penanganan Tersedak untuk Bayi (< 1 tahun)

Penanganan tersedak untuk bayi tentunya berbeda dengan

anak yang berusia lebih dari 1 tahun. Kita tidak bisa melakukan

penekanan perut (Heimlich manuever) pada bayi karena dapat

mencederai organ dalam. Penanganan tersedak untuk bayi terdiri

atas kombinasi penekanan dada (chest thrust) dan

tepukan punggung (back slaps) (Krisyanty, 2009).

Berikut ini merupakan langkah-langkah penanganan

tersedak terhadap bayiyang masih sadar (Krisyanty, 2009):

a) Gendonglah bayi dengan posisi duduk atau berlutut

b) Buka pakaian bayi

c) Gendong bayi dengan posisi wajah ke bawah telungkup di

atas pangkuantangan. Buat kepala bayi lebih rendah dari

kakinya. Sangga kepala danrahang bawah bayi

menggunakan tangan (hati-hati untuk tidak menekanleher

bayi, karena ini akan menyebabkan tersumbatnya saluran

napas).

d) Berikan 5 kali tepukan di punggung (tepuklah

dipunggung,antara2tulang belikat bayi, jangan menepuk di t

engkuk).Gunakanpangkal telapak tangan ketika

memberikan tepukan.

e) Setelah memberikan 5 kali tepukan punggung, sanggalah

leher

Page 34: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

22

belakangbayidengantangandanbalikkantubuhbayisehinggad

alam posisi terlentang. Buat posisi kepala bayi lebih rendah

dari kakinya

f) Lakukan 5 kali penekanan dada (lokasi penekanan sama

denganposisipenekanandadapadaprosesCPRyaituditengah-

tangah tulang dada/ di bawah garis imajiner antara 2 puting

susu bayi). Hanya gunakan 2 jari saja yaitu jari telunjuk dan

jari tengah untuk melakukanchest thrust yaitu jari telunjuk

dan jari tengah untuk melakukan chest thrust.Ulangi

langkah di atas sampai benda asing keluar dari mulut bayi.

Gambar 2.6 Teknik chest thrust atau tekanan dada

Gambar 2.7 Teknik back slaps atau tepuk punggung

Page 35: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

23

Jika benda asing belum bisa keluar dan bayi menjadi

tidak sadar (bayi terkulai lemas, tidak ada pergerakan, bibir

membiru, tidak dapat menangis atau mengeluarkan suara)

penanganannya adalah sebagai berikut (Krisyanty, 2009):

(1) Baringkan bayi di atas permukaan yang rata dan keras

(2) Buka jalan napas bayi (mulut bayi) dan lihat apakah

benda asing terlihat atau tidak. Jika terlihat ambil

dengan menggunakan sapuan jari. Jika benda asing

tidak terlihat jangan lakukan “blind finger swab”/

mengkorek-korek mulut bayi dengan tujuan untuk

mencari benda asing tersebut.

(3) Jika benda asing tidak terlihat lakukan langkah

selanjutnya yaitu lakukanlah CPR yang terdiri dari 30

kali penekanan dada diikuti 2 kali napas. Tetapi,

perbedaan CPR korban tersedak dengan korban biasa

adalah setiap selesai melakukan 30 kali penekanan dada

periksalah dahulu mulut bayi sebelum memberikan 2

kali bantuan napas.Jika setelah 5 kali siklus CPR,

benda asing masih belum dapat keluar dan bayi masih

belum sadar. Panggil bantuan medis segera, kemudian

lanjutkan CPR sampai bantuan medis datang atau

benda asingnya keluar.

Page 36: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

24

6. Penanganan Tersedak pada Bayi Tidak Sadar

Menurut Krisyanty (2009), menyatakan penanganan bayi

tersedak yang tidak sadar, sebagai berikut:

a) Bila bayi menjadi tidak sadar, tempatkan bayi dipermukaan

datar yang keras dan cari bantuan.

b) Periksa bagian dalam mulut bayi untuk melihat apakah ada

benda asing didalamnya.

c) Buka mulut bayi dengan ibu jari dan jari-jari anda untuk

memegang lidah dan rahang bawah dan tengadah denga

perlahan.

d) Bila anda melihat adanya benda asing, lakukan penyapuan

dengan jari. Hati-hati agar tidak mendorongnya lebih jauh

Q2 kedalam tenggorok. Bila tidak ada benda asing yang

terlihat, jangan membersihkan mulut.

e) Bila bayi juga tidak bernafas, posisikan kepala bayi dengan

tepat dan buka jalan nafasnya.

f) Jika terjadi muntah, bersihkan dulu mulut bayi sebelum

anda memberi nafas buatan.

g) Lakukan Resusitasi Jantung Paru (RJP)

7. Pencegahan Tersedak

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk

mencegah tersedak antara lain adalah sebagai berikut

Krisyanty (2009):

Page 37: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

25

a) Meletakkan semua benda berbahaya di tempat yang tidak

terjangkau anak, misalnya: kancing baju, kacang atau biji

bijian yang logam, tulang ikan.

b) Memangku bayi saat diberi makan.

c) Sesaat setelah makan, anak-anak atau bayi harus didudukkan

dulu selama 10 menit untuk mengeluarkan udara dari

lambung sehingga resiko muntah dan masuk dalam saluran

nafas mengecil.

d) Tak membiarkan bayi sendiri ketika diberi susu botol.

e) Hindari memberi susu atau makanan saat anak lagi menangis

atau tertawa karena lebih mudah tersedak.

f) Terutama pada anak kecil hindari menyusu atau makan

dengan posisi berbaring.

g) Juga tidak memaksa bayi makan ketika sedang menangis

ataumemperlihatkan sikap tak mau makan.

h) Hindari makan terlalu kenyang terutama pada bayi sehingga

resiko dimuntahkan kembali dan tersedak jadi kecil.

i) Menggunakan dot yang tidak dapat dibongkar dengan

mudah oleh bayi.

j) Tidak menggunakan dot yang dikalungkan dengan rantai

atau tali padalehernya.

k) Tidak meninggalkan kantong plastik didekat bayi karena

kecendrungan mereka untuk menutupi kepala mereka

Page 38: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

26

dengan kantong tersebut sehingga menyebabkan terjadinya

kesukaran bernapas.

l) Tidak menggunakan bantal dan meletakkan boks bayi jauh

dari peralatanlain atau pemanas (menghindarkan bayi

memanjat dan demikian jatuh sertamenimbulkan cidera

kepala).

m) Mainan tidak boleh terdiri dari potongan kecil yang mudah

dimasukkankedalam mulut.

n) Jangan tinggalkan bayi sendiri didalam bak mandi

(walaupun hanyasedikit mengandung air).

Page 39: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

27

2.2 Kerangka Teori

Gambar 2.8 Kerangka Teori

Sumber: Krisyanty (2009); Brown K., (2005)

2.3 Kerangka Konsep

Gambar 2.9 Kerangka Konsep

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan: 1. Pendidikan 2. Pekerjaan 3. Umur 4. Minat 5. Pengalaman 6. Kebudayaan

lingkungan sekitar

7. Informasi

Pengetahuan Tersedak

Penyebab tersedak: 1. Benda

asing 2. Benda

cair 3. Benda

padat

Penanganan tersedak: 1. Pembebasan airway

atau jalan napas 2. Tepuk/ goyang

pundak bayi dengan hati-hati

3. Perintahkan anak untuk membatukkan benda yang menyebabkan tersedak

4. Batuk sambil membungkuk atau posisi kepala lebih rendah

Pengetahuan Ibu tentang penanganan

tersedak

Page 40: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

28

2.4 Keaslian Penelitian

Berdasarkan pengetahuan peneliti melalui penelusuran jurnal,

didapatkan penelitian yang mendukung penelitian yang akan dilakukan

peneliti, sebagai berikut:

Tabel 2.1

Keaslian Penelitian

Nama Peneliti Judul Penelitian Metode

Penelitian Alat Ukur Hasil Penelitian

Riskiyah, Pujiati Setyaningsih, Mokhamad Arifin (2013)

Gambaran pengetahuan dan sikap orangtua dalam upaya mencegah tersedak pada bayi di Kelurahan Medono Kota Pekalongan Tahun 2013

Deskriptif

Kuantitatif

Kuesioner Dari hasil analisis statistik Hasil penelitian diperoleh lebih dari 50% (56,1%) orangtua bayi memiliki pengetahuan cukup dan lebih dari 50% (62,1%) memiliki sikap kurang. Penyebab dari bayi tersedakdiantaranya salah posisi saat menyusui, dan produksi ASI yang berlebihan.

Ismanti, Riffa (2012)

Pengalaman Ibu dalam Memberi Nutrisi pada Anak dengan Malformasi Fasial di Rumah Sakit Umum Serang

Kualitatif Kuesioner Hasil yang didapatkan dari proses pengumpulan dan analisis data adalah peneliti mengidentifkasi 4 tema terkait pengalaman ibu dalam pemberian nutrisi pada anak dengan malformasi fasial. Tema tersebut meliputi: 1) Kendala dalam pemberian nutrisi, 2) Upaya orang tua, 3) Pemenuhan nutrisi pada anak dan 4) Tantangan yang dihadapi selama 2 minggu pasca operasi.

Page 41: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

29

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah jenis

penelitiandeksriptifkuantitatif. Menurut Arikunto (2013), deskriptif yang

berarti memaparkan atau menggambarkan sesuatu hal, misalnya keadaan,

kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain. Kuantitatif adalah data yang

dipaparkan dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo, 2012). Deskriptif

kuantitatif adalah mendiskripsikan data menggunakan angka-angka (Setiawan

dan Saryono, 2010). Penelitian ini mendiskripsikan tentang gambaran

pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi.

Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian survey

yaitu suatu rancangan yang digunakan untuk menyediakan informasi yang

berhubungan dengan pravelensi,distribusi dan hubungan antar variable dalam

suatu populasi(Nursalam,2014).

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat yang akan dilakukan oleh peneliti

dalam melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini

dilaksanakan di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo

Karanganyar.

Page 42: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

30

2. Waktu Penelitian

Waktu penelitian adalah rentang jadwal yang dilakukan oleh peneliti

dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2007). Penelitian

akan dilaksanakan pada tanggal 18 – 19 Agustus 2015.

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang

diteliti (Notoatmodjo, 2012). Populasi dari penelitian yang diambil adalah

jumlah ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 6 bulan di Dusun Tegalsari

Tuban Gondangrejo Karanganyar pada bulan Agustus yaitu 28 orang.

2. Sampel penelitian

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan obyek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012;

Sugiyono, 2013). Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan

jumlah sampel adalah menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

`2)(1 eN

Nn

+=

Dimana:

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = Batas toleransi kesalahan (error tolerance)

N = 28 / 1 + 28 (0,05)2

= 28 / 1 + 0,07

= 28 / 1,07

Page 43: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

31

= 26 responden

Berdasarkan hasil perhitungan rumus Slovin maka diperoleh sampel

penelitian sebanyak 26 responden. Untuk menggunakan rumus ini,

pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi

kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi

kesalahan, maka semakin akurat sample yang menggambarkan populasi.

Misalnya, penelitian ini menggunakan kesalahan 5% berarti memiliki

tingkat akurasi 95%.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga

diperoleh sampel yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau

menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Dengan istilah lain,

sampel harus representatif (Arikunto, 2013).

Pengambilan sampel menggunakanpurposive sampling. Menurut

Nursalam (2008), purposive sampling adalah suatu teknik penetapan

sampel dengan cara memilih sampel diantara populasi sesuai dengan yang

dikehendaki peneliti, sehingga sampel tersebut dapat mewakili

karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya.

a. Kriteria Inklusi

Kriteria inklusi adalah karaktersitik umum subyek penelitian dari

populasi yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2008). Kriteria

inklusi sampel dalam penelitian ini yaitu:

1) Ibu yang mempunyai bayi usia 0 – 6 bulan

Page 44: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

32

2) Ibu yang dapat membaca dan menulis

3) Ibu yang bersedia menjadi responden

4) Ibu yang mempunyai bayi yang pernah mengalami tersedak.

b. Kriteria Eksklusi

Kriteria eksklusi adalah menghilangkan subyek yang memenuhi

kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2008).

Kriteria eksklusi sampel dalam penelitian ini yaitu:

1) Ibu yang mempunyai anak yang sakit dan yang sedang dalam

perawatan di rumah sakit.

2) Ibu yang tidak kooperatif selama penelitian dilakukan

3) Ibu dengan kondisi ASI belum keluar.

3.3 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat,

atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

suatu konsep pengertian tertentu (Notoadmodjo, 2012). Dalam penelitian ini

hanya menggunakan variabel tunggal yaitu gambaran pengetahuan ibu dalam

penanganan tersedak ASI pada bayi.

Page 45: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

33

3.4 Definisi Operasional

Menurut Hidayat (2007), definisi operasional berdasarkan karakteristik

yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan observasi atau

pengukuran secara cermat terhadap suatu obyek atau fenomena.

Tabel. 3.1. Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Kategori Gambaran pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi

Kemampuan responden untuk menjawab pertanyaan tentang pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak asi pada bayi meliputi: 1. Definisi tersedak ASI 2. Cara menyusui yang

benar 3. Penyebab tersedak ASI 4. Tanda dan gejala

tersedak ASI 5. Pencegahan tersedak

ASI 6. Penanganan tersedak

ASI 7. Dampak tersedak ASI

Kuesioner (tentang

pengetahuan ibu dalam penanganan

tersedak ASI) berisi

17 pertanyaan

dengan jawaban

benar, salah

Ordinal 1. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > mean + 1 SD

2. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD

3. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) < mean – 1 SD

(Riwidikdo, 2012)

3.5 Instrumen Penelitian

Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

kuesioner. Menurut Notoatmodjo (2012), kuesioner adalah daftar pernyataan

yang sudah tersusun dengan baik, matang dan responden tinggal memberikan

jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu.

Kuesioner dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup, terdiri dari 17

pertanyaan dengan pola Guttman yang berbentuk pernyataan dimana dalam

pernyataan tersebut disediakan pilihan jawaban “benar” atau “salah” tentang

Page 46: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

34

pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi dan responden

diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Cara penskoran untuk

pernyataan positif (favourabel) bila responden menjawab “benar” skornya 1

dan menjawab “salah” skornya 0. Pernyataan negatif (unfavourabel) bila

responden menjawab “benar” skornya 0 dan menjawab “salah” skornya 1.

Adapun pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda centang (√)

pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.

Dalam instrumen ini terdapat 17 pertanyaan.

Tabel. 3.2.Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah

Soal Favorable Unfavorable Gambaran pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi

1. Definisi tersedak 1 2 2 2. Cara menyusui yang

benar 3 4 2

3. Penyebab tersedak 5,6 7 3 4. Tanda dan gejala

tersedak 8 10 2

5. Pencegahan tersedak 11,12 13 3 6. Penanganan tersedak 14,16 17 3 7. Dampak tersedak 19 20 2 Jumlah 10 7 17

Kuesioner penelitian ini terlebih dahulu akan dilakukan uji validitas dan

reliabilitas untuk mendapatkan hasil yang berkualitas. Uji coba instrumen

akan dilakukan di Posyandu Mawar 1 Dusun Wonorejo Tuban Gondangrejo

Karanganyar, hal ini dikarenakan banyak ibu yang kurang mengetahui

tentang cara dan penangaan tersedak ASI pada bayi. Jumlah responden yang

akan digunakan ialah 26 responden dan jumlah item pertanyaan pada uji

validitas dan reliabilitas adalah 17 item pertanyaan.

Page 47: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

35

1. Uji Validitas

Menurut Riwidikdo (2012), validitas didefinisikan sebagai ukuran

seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurannya. Jadi validitas

adalah yang menunjukan sejauh mana instrumen pengukur mampu

mengukur apa yang ingin diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas

dengan rumus korelasi PearsonProduct Moment dengan bantuan program

komputer SPSS for Windows.

Rumus product moment adalah:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pernyataan

y : Skor total

xy : Skor pernyataan dikalikan skor total

Data yang diperoleh diolah dengan bantuan program komputer SPSS

for Windows.Intrumen dinyatakan valid jika nilai rhitung > rtabel dengan

taraf signifikansi 0,05. Nilai rtabel ditentukan dari jumlah responden

(Riwidikdo, 2010). Setelah dilakukan uji validitas dengan bantuan

program komputer SPSS for Windows, dari 20 item pertanyaan variabel

pengetahuan menunjukkan hasil bahwa terdapat 3 item pertanyaan

dinyatakan tidak valid, yaitu nomor 9, 15 dan 18 dengan rhitung masing-

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 ΣΣΣ−Σ

ΣΣΣ=

Nrxy

Page 48: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

36

masing 0,092, 0,048 dan 0,098 < 0,444, untuk selanjutnya nomor

pertanyaan yang tidak valid tidak digunakan dalam penelitia dan jumlah

pertanyaan yang valid ada 17 nomer adalah no 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11,

12, 13, 14, 16, 17, 19, 20.

2. Uji Reabilitas

Menurut Notoadmodjo (2012), reliabilitas artinya sejauh mana hasil

pengukuran itu tetap asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang

sama.

Untuk menguji relitabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer Chronbach adalah sebagai

berikut:

�� = ���� �1 −

∑���� � �

Keterangan:

r1 = Reliabilitas instrumen

k = Banyaknya butir pernyataan atau banyaknya soal

∑s1 = Jumlah varian butir

st = Jumlah varian

Kuesioner dikatakan reliabel jika nilai koefisien Alpha

Cronbachminimal 0,7, sehingga untuk mengetahui sebuah kuesioner

dikatakan reliabel atau tidak dengan melihat besarnya nilai alpha

(Riwidikdo, 2012).Uji validasi dan reliabilitas akan dilakukan di Posyandu

Mawar 1 Dusun Wonorejo Tuban Gondangrejo Karanganyar dengan

Page 49: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

37

jumlah 20responden dan 17 soal kuesioner. Hasil uji reliabilitas dari 17

pertanyaan didapatkan hasil 0,866, sehingga r hitung> r tabel yaitu 0,866 >

0,7 maka 17 pertanyaan tersebut reliable.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Sebelum melakukan tahap penelitian, peneliti melakukan langkah awal,

yaitu antara lain:

1. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan di Prodi S1

Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Peneliti mengajukan surat surat permohonan ijin studi pendahuluan

kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten

Karanganyar.

3. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan kepada

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten

Karanganyar.

4. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan kepada

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Karanganyar.

5. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan kepada

Puskesmas Gondangrejo Karanganyar.

6. Peneliti mengajukan surat permohonan ijin studi pendahuluan kepada

Posyandu Mawar II Dusun Tegalsari, Tuban, Gondangrejo Karanganyar.

Page 50: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

38

7. Peneliti mengambil data ibu yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan di

Posyandu Mawar II Dusun Tegalsari, Tuban, Gondangrejo Kabupaten

Karanganyar.

8. Peneliti melakukan penelitian di Posyandu Mawar II Dusun Tegalsari,

Tuban, Gondangrejo Kabupaten Karanganyar.

9. Peneliti mengidentifikasi sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan

eksklusi.

10. Peneliti memperkenalkan diri dan menjelaskan penelitian yang akan

diteliti kepada responden.

11. Peneliti meminta persetujuan kepada responden dengan lembar

persetujuan menjadi responden.

12. Peneliti menyebar kuesioner kepada responden untuk mengukur tingkat

pengetahuan responden tentang penanganan tersedak ASI.

13. Setelah kuesioner dikumpulkan menjadi satu, kemudian peneliti memulai

untuk pengolahan data.

3.7 Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah semua data terkumpul, maka langkah yang dilakukan

berikutnya adalah pengolahan data. Proses pengolahan data menurut

Notoatmodjo (2012) adalah:

Page 51: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

39

a. Editing

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuisioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Jika ternyata

masih ada data atau informasi yang tidak lengkap dan tidak mungkin

dilakukan wawancara ulang, maka kuisioner tersebut dikeluarkan.

b. Coding

Lembaran atau kartu kode adalah instrumen berupa kolom-kolom

untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi

nomor responden, nomor-nomor pertanyaan dan skor pertanyaan.

c. Entry

Memasukkan data yakni mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak

lembar kode atau kartu kode sesuai dengan jawaban masing-masing

pertanyaan.

d. Tabulating

Tabulating adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti.

e. Pembersihan data (Cleaning)

Pembersihan data merupakan kegiatan pengecekan kembali untuk

melihat kemungkinan adanya kesalahan kode, ketidaklengkapan dan

sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat yaitu menganalisa

terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan

Page 52: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

40

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Tujuannya untuk

menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik masing-masing variabel

yang diteliti, tergantung dari jenis data numerik atau kategorik, maka dapat

dilihat angka atau jumlah dan persentase masing-masing variabel. Analisa

univariat dilakukan untuk menjelaskan variabel pengetahuan ibu dalam

penanganan tersedak ASI pada bayidengan karakteristik responden yang

meliputi tingkat pendidikan, pekerjaan dan usia yang disajikan dalam

bentuk tabel.

Selanjutnya untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu, ditunjukan

dengan keterangan sebagai berikut:

f. Baik, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) > 16,9

g. Cukup, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) 10,5 < x <16,9

h. Kurang, bila nilai responden yang diperoleh adalah (x) < 10,5

(Riwidikdo, 2012)

Sebelum menentukan tingkat pengetahuan ibu terlebih dahulu

peneliti menghitung nilai Mean dan simpangan baku. Rumus untuk

menghitung nilai Mean dan simpangan baku menurut Riwidikdo (2012),

yaitu:

a. Mean

X = n

Σ 11 i

n

x=

Keterangan:

X : Mean

Page 53: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

41

n : Jumlah responden

x1 : Nilai responden

b. Simpangan Baku

SD =

( )

1

2

2

Σ−Σ

n

n

xi

xi

Keterangan:

SD : Simpanganbaku

xi : Nilai responden

n : Jumlah responden

Setelah didapatkan hasil nilai Mean dan Simpangan Baku tiap

responden kemudian hasil tersebut dimasukan dalam skala pengetahuan

yang sudah tercantum di atas.

3.8 Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini mendapat rekomendasi dari pihak

PRODI S-1 Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta, setelah

disetujui oleh pembimbing I selaku pembimbing penelitian, kemudian

peneliti meminta ijin kepadaKepala puskesmas gondangrejo dan

kepalaPosyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar,

setelah mendapat ijin untuk melakukan penelitian, peneliti akan melakukan

penelitian dengan memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2007)

antara lain sebagai berikut:

Page 54: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

42

1. Informed Consent

Informed consent diberikan sebelum melakukan penelitian. Informed

consent ini berupa lembar persetujuan untuk menjadi responden.

Pemberian informed consent ini bertujuan agar subjek bersedia, maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan dan jika responden tidak

bersedia, maka peneliti harus menghormati keputusan tersebut. Pada

penelitian ini semua responden akan diberi lembar persetujuan.

2. Anonimity (Kerahasiaan Nama/Identitas)

Anonymity berarti tidak perlu mencantumkan nama pada lembar

pengumpulan data (kuisioner). Peneliti hanya menuliskan kode pada

lembar pengumpulan data tersebut. Peneliti tidak akan mencantumkan

nama subjek pada lembar pengumpulan data dalam penelitian ini.

3. Confidentiality (Kerahasiaan Hasil)

Confidentiality ini menjelaskan masalah-masalah responden yang

harus dirahasiakan dalam penelitian. Kerahasiaan informasi yang

dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data

tertentu yang akan dilaporkan dalam hasil penelitian. Penelitian ini

kerahasiaan hasil atau informasi yang telah dikumpulkan dari setiap subjek

yang akan dijamin oleh peneliti.

Page 55: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

43

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1 Demografi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari, Tuban,

Gondangrejo, Karanganyar merupakan salah satu Posyandu yang berada di

Kabupaten Karanganyar. Lokasi Posyandu Mawar 2 terletak di Dusun Tegalsari,

Kelurahan Tuban Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar,Posyandu

Mawar 2 memiliki luas bangunan kurang lebih 25 m2. Kegiatan Posyandu

dilaksanakan setiap tanggal 11 dan diadakan setiap bulan. Posyandu Mawar 2

dipimpin oleh seorang Ketua Posyandu, tenaga kesehatan yang ada di Posyandu

ini adalah 2 bidan desa, kader berjumlah 3 orang, jenis pelayanan yang diberikan

antara lain kesehatan ibu dan anak yang meliputi pemeriksaan imunisasi, ibu

hamil, pemeriksaan umum serta pemenuhan kebutuhan gizi. Peneliti melakukan

penelitian di tempat ini dikarenakan di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban

Gondangrejo Karanganyar belum ada pendidikan kesehatan tentang tersedak ASI

dan ada sebagian ibu yang masih mempunyai pengetahuan kurang tentang

tersedak ASI.

4.2 Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai bayi usia 0 –

6 bulan yang tercatat di Posyandu Mawar 2 berjumlah 26 responden. Penelitian

ini dilakukan pada bulan Juli sampai Agustus 2015 di Posyandu Mawar 2 Dusun

Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar. Dalam hal ini karakteristik responden

Page 56: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

44

meliputi umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan. Berikut akan dijelaskan satu per

satu karakteristik responden.

a. Karakteristik responden berdasarkan umur

Tabel 4.1 Karakteristik Responden di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar berdasarkan Umur (n = 26)

No.

Responden

Frekuensi

Prosentase (%)

1. 2. 3.

17 – 25 tahun

26 – 35 tahun

36 – 45 tahun

5 18 3

19,2 69,2 11,6

Total 26 100%

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4. 1 di atas, kelompok umur responden 17 – 25

tahun sebanyak 5 responden (19,2%), 26 – 35 tahun sebanyak 18

responden (69,2%) dan 36 – 45 tahun sebanyak 3 responden (11,6%).

Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa umur responden terbanyak

adalah 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 18 responden (69,2%).

b. Karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan

Tabel 4.2 Karakteristik Responden di Posyandu Mawar 2 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar berdasarkan Pendidikan (n = 26)

No.

Responden

Frekuensi

Prosentase(%)

1. 2

SMP SMA D-III

5 15 4

19,2 57,7 15,4

Page 57: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

45

. 3. 4.

S1 2 7,7

Total 26 100%

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel 4.2 di atas kelompok responden berpendidikan

SMP sebanyak 5 responden (19,2%), SMA sebanyak 15 responden

(57,7%), D-III sebanyak 4 responden (15,4%) dan S1 sebanyak 2

responden (7,7%). Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan

terakhir responden yang paling banyak adalah SMA, yaitu sebanyak 15

responden (57,7%).

c. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.3. Karakteristik Responden di Posyandu Mawar 2 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyarberdasarkan Pekerjaan (n = 26)

No.

Responden

Frekuensi

Prosentase (%)

1. 2. 3. 4.

IRT Swasta PNS Lain-lain

19 3 - 4

73,1 11,5

- 15,4

Total 26 100%

Sumber: Data primer

Page 58: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

46

Berdasarkan tabel 4.3 di atas kelompok responden sebagai Ibu

Rumah Tangga (IRT) sebanyak 19 responden (73,1%), yang bekerja

sebagai pekerja Swasta sebanyak 3 responden (11,5%), yang bekerja

sebagai PNS tidak ada dan lain-lain sebanyak 4 responden (15,4%). Dari

data di atas dapat disimpulkan bahwa pekerjaan responden yang paling

banyak adalah sebagai pekerja IRT yaitu sebanyak 19 responden

(73,1%).

4.3 Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penanganan Tersedak ASI

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, gambaran

pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi di

Posyandu Mawar 2 Desa Tegalsari, Kecamatan Gondangrejo

Karanganyardapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:

Tabel 4.4 Gambaran Pengetahuan Ibu dalam Penanganan Tersedak ASI pada Bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar(n = 26)

No. Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)

1. 2. 3.

Baik Cukup Kurang

6 15 5

23,1 57,7 19,2

Total 26 100%

Sumber: Data primer

Berdasarkan tabel di atas, gambaran pengetahuan ibu dalam

penanganan tersedak ASI pada bayi di Posyandu Mawar 2 Desa

Tegalsari, Kecamatan Gondangrejo Karanganyar pada kategori

pengetahuan baik sebanyak 6 responden (23,1%), pengetahuan cukup

Page 59: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

47

sebanyak 15 responden (57,7%) dan pengetahuan kurang sebanyak 5

responden (13,3%). Jadi gambaran pengetahuan ibu dalam

penanganan tersedak ASI pada bayi di Posyandu Mawar 2 Desa

Tegalsari, Kecamatan Gondangrejo Karanganyar yang paling banyak

dikategorikan dalam pengetahuan cukup, yaitu sebanyak 15 responden

(57,7%).

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

5.1.1 Usia Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa responden yang berumur 17 – 25 tahun sebanyak 5 responden

(19,2%), 26 – 35 tahun sebanyak 18 responden (69,2%) dan 36 – 45

tahun sebanyak 3 responden (11,6%). Hasil penelitian ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2012), tentang

gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang bounding attachment,

Page 60: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

48

menyatakan bahwa mayoritas responden mempunyai umur 26 – 35

tahun, yaitu sebanyak 29 responden (96,7%), hal ini dikarenakan

responden yang didapatkan rata-rata berusia antara 26 – 35 tahun dan

usia tersebut merupakan usia yang produktif dan dapat dengan mudah

memperoleh orang pengetahuan dan memperluas pengalaman.

Penelitian dengan hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh

Yuliana (2014), tentang hubungan tingkat pengetahuan dengan

perilaku ibu, didapatkan umur terbanyak adalah 26 – 35 tahun

sejumlah 70 responden (73,7%). Usia 25 tahun keatas merupakan

kelompok umur produktif, yaitu kelompok ibu yang telah mencapai

kematangan dalam mengasuh dan membimbing anaknya (Nurjanah,

2001). Berdasarkan analisa peneliti, dengan bertambahnya umur

seseorang maka akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperoleh seseorang

tersebut akan semakin baik.

5.1.2 Tingkat Pendidikan Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa responden yang berpendidikan SMP sebanyak 5 responden

(19,2%), SMA sebanyak 15 responden (57,7%), D-III sebanyak 4

responden (15,4%) dan S1 sebanyak 2 responden (7,7%). Hasil

penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Fabona

(2012), tentang gambaran pengetahuan ibu tentang cara peningkatan

produksi ASI, menyatakan bahwa mayoritas responden mempunyai

47

Page 61: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

49

tingkat pendidikan SMA, yaitu sebanyak 17 responden (50%), hal ini

dikarenakan lingkungan pada tempat penelitian sebagian besar ibu

mempunyai tingkat pendidikan menengah atau SMA dan pada saat

pengambilan sampel kebanyakan responden adalah ibu-ibu yang

mempunyai tingkat pendidikan SMA.

Penelitian dengan hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh

Sulistyaningsih (2012), tentang tingkat pengetahuan ibu menyusui

tentang cara menyusui yang benar, menyatakan bahwa mayoritas

responden mempunyai tingkat pendidikan menengah (SMA/ SMK),

yaitu sebanyak 14 responden (53,1%). Tingkat pendidikan seseorang

mempengaruhi tingkat pengetahuan dalam memahami suatu informasi

kesehatan, sebagaimana dikemukakan oleh Sadiman (2002), yang

mengemukakan bahwa status pendidikan mempengaruhi kesempatan

memperoleh informasi mengenai penatalaksanaan kesehatan. Kondisi

ini bisa menyebabkan kemampuan responden untuk memahami

tentang informasi mengenai pentingnya cara penanganan tersedak ASI

pada bayi. Berdasarkan analisa peneliti, bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi dan pada akhirnya makin banyak dan baik pula pengetahuan

yang dimilikinya.

5.1.3 Pekerjaan Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa responden yang bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga (IRT)

Page 62: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

50

sebanyak 19 responden (73,1%), yang bekerja sebagai pekerja Swasta

sebanyak 3 responden (11,5%), yang bekerja sebagai PNS tidak ada

dan lain-lain sebanyak 4 responden (15,4%). Hasil penelitian ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Suratiah, dkk., (2013),

tentang gambaran pengetahuan ibu hamil tentang senam hamil,

menyatakan bahwa mayoritas responden bekerja sebagai ibu rumah

tangga (IRT), yaitu sebanyak 48 responden (53,33%) , dalam hal ini

responden yang bekerja sebagai ibu rumah tangga lebih mudah untuk

ditemui dan mempunyai waktu yang banyak untuk melakukan

observasi.

Penelitian dengan hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh

Fajarita (2014), tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

hubungan seksual selama kehamilan, menyatakan bahwa mayoritas

responden bekerja sebagai Ibu Rumah Tangga yaitu sebanyak 22

responden (55%). Menurut Mubarak (2007), lingkungan pekerjaan

dapat menjadikan seseorang memperoleh pengalaman dan

pengetahuan baik secara langsung maupun secara tidak langsung.

Berdasarkan analisa peneliti, lingkungan yang ditempati oleh

seseorang dapat menjadikan seseorang tersebut memperoleh

pengalaman dan pengetahuan,yaitu antara lain dengan cara

berinteraksi dengan orang atau tetangga yang mempunyai

pengetahuan yang baik, maka dapat dipastikan pengetahuan kita juga

akan semakin bertambah baik.

Page 63: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

51

5.1.4 Gambaran Pengetahuan Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan hasil

bahwa gambaran pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI

pada bayi di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo

Karanganyar pada kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden

(23,1%), pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (57,7%) dan

pengetahuan kurang sebanyak 5 responden (13,3%). Hasil penelitian

ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Lestari (2014),

tentang tingkat pengetahuan ibu hamil tentang tanda bahaya

kehamilan trimester III, menyatakan bahwa mayoritas responden

mempunyai pengetahuan yang cukup, yaitu sebanyak 18 responden

(56,2%), hal ini dikarenakan sebagian besar responden mempunyai

tingkat pendidikan menengah, sehingga berpengaruh terhadap tingkat

pengetahuan yang dimiliki oleh responden, dimana pendidikan

menengah cenderung memiliki pengetahuan yang cukup.

Penelitian dengan hasil yang sama juga pernah dilakukan oleh

Ekasari (2012), tentang gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang

reaksi kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI), menyatakan bahwa

mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang cukup, yaitu

sebanyak 20 responden (66,66%). Pengetahuan adalah merupakan

hasil tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia,

dan sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan

Page 64: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

52

telinga (Notoatmodjo, 2007). Berdasarkan analisa peneliti, mayoritas

pengetahuan responden yang cukup dikarenakan dipengaruhi oleh

tingkat pendidikan yang dimiliki responden yaitu pendidikan

menengah (SMA/ SMK), karena pendidikan menengah cenderung

memiliki pengetahuan yang cukup.

Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan

responden antara lain adalah, responden yang memiliki tingkat

pengetahuan baik dipengaruhi oleh tingkat pendidikan yang tinggi, hal

ini dikarenakan pendidikan yang tinggi akan mempengaruhi proses

belajar, karena semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, akan

semakin mudah seseorang itu menerima informasi yang akan

membuat pengetahuan menjadi baik pula (Mubarak dkk, 2007).

Responden yang menjawab benar paling banyak pada sub variabel

cara menyusui yang benar, yaitu sebanyak 24 responden yang

menjawab benar (92,3%), hal ini dikarenakan di Posyandu Mawar 2

sudah pernah diberikan penyuluhantentang cara menyusui yang benar.

Cara menyusui yang benar merupakan suatu teknik alamiah, namun

untuk mencapai keberhasilan menyusui diperlukan pengetahuan

mengenai cara-cara menyusui yang benar (Wiknjosastro, 2005).

Responden yang menjawab salah paling banyak pada sub variable

penyebab tersedak, yaitu sebanyak 14 responden (53%), hal ini

dikarenakan ibu-ibu di Posyandu Mawar 2 belum mengetahui dengan

jelas tentang penyebab tersedak yang sebenarnya. Penyebab tersedak

Page 65: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

53

pada umumnya adalah benda asing yang tersangkut pada laring dan

saluran pernafasan.Benda asing biasanya tersangkut pada bronkus

kanan, benda asing ini kemudian dilapisi sekresi bronskus sehingga

menjadi besar (Purwadianto, 2000).

Pengetahuan responden dalam hal ini ibu-ibu yang mempunyai

bayi usia 0 – 6 bulan yang mengalami tersedak di Posyandu Mawar 2

Dusun TegalsariTuban Gondangrejo Karanganyar didapatkan hasil

bahwa mayoritas responden mempunyai pengetahuan yang cukup

tentang penanganan tersedak ASI pada bayi, yaitu sebanyak 15

responden (57,7%).Responden yang memiliki tingkat pengetahuan

cukup dipengaruhi tingkat pendidikan yang dimiliki oleh responden,

dalam hal ini pendidikan menengah (SMA/ SMK).

Berdasarkan hasil yang diperoleh bahwa gambaran

pengetahuan pada responden didapatkan data yang menonjol dari

indikator pengetahuan, yaitu pekerjaan responden, hal ini dikarenakan

mayoritas ibu bekerja sebagai ibu rumah tangga (IRT). Ibu rumah

tangga memiliki banyak waktu luang untuk mencari informasi dan

menambah pengetahuan agar pengetahuannya dapat menjadi baik.

Page 66: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

54

BAB VI

PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan yaitu

sebagai berikut:

1. Mayoritas usia responden di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban

Gondangrejo Karanganyar yang paling banyak berumur antara 26 – 35

tahun sebanyak 18 responden (69,2%).

2. Mayoritas tingkat pendidikan responden di Posyandu Mawar 2 Dusun

TegalsariTuban Gondangrejo Karanganyar yang paling banyak adalah

SMA sebanyak 15 responden (57,7%).

Page 67: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

55

3. Mayoritas pekerjaan responden di Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari

Tuban Gondangrejo Karanganyar yaitu bekerja sebagai Ibu Rumah

Tangga (IRT) sebanyak 19 responden (73,1%).

4. Gambaran pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi di

Posyandu Mawar 2 Dusun Tegalsari Tuban Gondangrejo Karanganyar

pada kategori pengetahuan baik sebanyak 6 responden (23,1%),

pengetahuan cukup sebanyak 15 responden (57,7%) dan pengetahuan

kurang sebanyak 5 responden (13,3%).

6.2 Saran

1. Bagi Responden atau Masyarakat

Masyarakat diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang

penanganan tersedak ASI pada bayi dengan mengikuti penyuluhan dari

tenaga kesehatan, mencari informasi melalui media massa dan elektronik.

2. Bagi Kader Posyandu

Diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan,

khususnya dalam pemberian penyuluhan kesehatan tentang penanganan

tersedak ASI pada bayi.

3. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat menambah atau melengkapi sumber bacaan

khususnya tentang penanganan tersedak ASI pada bayi.

Page 68: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

56

4. Peneliti Selanjutnya

Diharapkan peneliti selanjutnya melakukan penelitian gambaran

pengetahuan ibu dalam penanganan tersedak ASI pada bayi dengan

metode yang berbeda, mengembangkan variabel penelitian dan kuesioner,

sehingga dapat diperoleh hasil yang lebih baik.

5. Peneliti

Diharapkan peneliti dapat mengembangkan penelitian tentang

faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan tentang penanganan

tersedak ASI pada bayi.

Page 69: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad M. & Hayu P., 2010. Pemberian ASI Eksklusif dan Problematika Ibu

Menyusui. Pusat Studi Gender STAIN Purwokerto. Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta. Aulia, A. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Bounding

Attachment di RB Yulita Grogol Sukoharjo Tahun 2012. Karya Tulis Ilmiah.

Brown K., 2005. Resale of Recalled Children’s Products Online: An Examination

of The World’s Largest Yard Sale. Inj. Prev.; 13 (4): 228 –231. Cyr. 2012. Hospitality in a Hospital. International Journal of Contemporary

Hospitality Management, (In Press). Available online at: http://www.klikharry.com/2012/11/19/hospitality-in-hospital/. Diakses Januari 2014.

Depkes RI,2008. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2011. Profil Kesehatan Jawa Tengah

Tahun 2011. Semarang. Ekasari, S. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Reaksi Kejadian

Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) DPT/ HB Combo di Posyandu Desa

Doyong Kecamatan Miri Kabupaten Sragen. Karya Tulis Ilmiah. Fabona, D. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Peningkatan

Produksi ASI di BPS Diyah Sumarmo Desa Tanjungsari Kecamatan

Banyudono Kabupaten Boyolali. Karya Tulis Ilmiah. Fajarita, S. 2014. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hubungan Seksual

Selama Kehamilan Di BPM Sri Winarti Purbayan, Baki, Sukoharjo. Karya Tulis Ilmiah.

Handayani, 2007. Hubungan Antara Praktik Kebersihan Diri dengan Kejadian

Skabies di Pondok Pesantren Nihayatul Amal Waled Kabupaten Cirebon. Available online at: http://fkm.undip.ac.id/data/index.php?action=4&. Diakses Desember 2014.

Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan&Teknik Analisis Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Page 70: GAMBARAN PENGETAHUAN IBU DALAM …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-linaanisuf... · Bila dibiarkan terlalu lama tubuh bisa mengalami kekurangan oksigen (hipoksia

Ismanti, R. 2012. Pengalaman Ibu dalam Memberi Nutrisi pada Anak dengan Malformasi Fasial di Rumah Sakit Umum Serang. Tesis, Program Magister Keperawatan Depok.

Kalcare. 2014. Pertolongan Pertama Anak Tersedak. Available online at:

https://mommychi.co.id/id/ViewArticle/120/pertolongan-pertama-anak-tersedak. Diakses tanggal 10 Desember 2014.

Knapp J, Mulligan, Smith, 2005. Death of a Child in the Emergency Department.

American Academy of Pediatrics, 141 Northwest Point Boulevard, Elk Grove Village, Illinois, 60007.

Krisyanty, P. 2009. Asuhan Keperawatan Gawat Darurat. Jakarata: Salemba. Liu et al, 2005. Sleep Patterns and Sleep Problems Among School Children in The

United States and China. Pediatrics. Mubarak, dkk. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoadmodjo, S. 2012.Metode Penelitian Kesehatan (Edisi Revisi 2012), Jakarta:

Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka

Cipta. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Notoatmodjo, S. 2011. Kesehatan Masyarakat . Jakarta: Rineka Cipta. Nurjanah, 2001. Psikologi Perkembangan untuk Keperawatan. Penerbit Buku

Kedokteran. EGC: Jakarta. Nursalam, 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

KeperawatanPedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Penelitian

Keperawatan. Jakarta: SalembaMedika. Nursalam, 2014.Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba

Medika. Purwadianto, 2000. Kedaruratan Medik. Edisi Revisi. Jakarta: Penerbit Bina Rupa

Aksara. p.122-6. Ramaiah, 2006. ASI dan Menyusui, Panduan Praktis bagi Ibu setelah Melahirkan.

Penerbit PT. Bhuana Ilmu Popular Kelompok Gramedia, Jakarta.