TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI...
i
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI
USIA 9-11 BULAN TENTANG IMUNISASI CAMPAK
DI POSYANDU DESA PERENG MOJOGEDANG
KARANGANYAR TAHUN 2013
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk Memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
WULAN ISWANTARI
B 10 179
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2013
iv
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobilalamin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah melimpahkan segala rahmat dan hidayat-Nya serta kesehatan,
kekuatan serta kesabaran sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11
Bulan Tentang Imunisasi Campak di Posyandu Desa Pereng Mojogedang
Karanganyar”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi ketentuan sebagai salah satu
syarat menyelesaikan program studi DIII kebidanan di STIKes Kusuma Husada
Surakarta. Peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKes
Kusuma Husada.
3. Ibu Erlyn Hapsari, S.ST selaku dosen pembimbing Karya Tulis Ilmiah yang
telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada
penulis.
4. Ibu Estri Kusumawati, S. ST selaku dosen pembimbing Akademik yang telah
banyak memberikan dukungan dan nasihat kepada penulis.
5. Bapak Sugiyana, selaku Kepala Lurah Desa Pereng Mojogedang Karanganyar
yang telah bersedia memberikan ijin kepada peneliti untuk melakukan
penelitian di desa tersebut.
v
6. Bidan Desa ibu Mira Esti R, Amd.Keb yang bersedia memberikan ijin dalam
pengambilan data.
7. Ibu-ibu di Desa Pereng Mojogedang Karanganyar yang telah bersedia
memberikan informasi tentang pengetahuan para ibu untuk keperluan
pengambilan data awal studi pendahuluan.
8. Seluruh Dosen dan Staf STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
9. Rekan-rekan mahasiswa angkatan tahun 2010/2011 Prodi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
10. Semua pihak yang terkait dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis IImiah masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Juli 2013
Penulis
vi
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013
Wulan Iswantari
10 179
TINGKAT PENGETAHUAN IBU YANG MEMPUNYAI BAYI USIA 9-11
BULAN TENTANG IMUNISASI CAMPAK DI POSYANDU
DESA PERENG, MOJOGEDANG,
KARANGANYAR
TAHUN 2013
xiv+46 halaman+19 lampiran+2 gambar+4 tabel
ABSTRAK
Latar Belakang : Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengendalian
Penyakit & Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP&PL) DepKes RI tahun 2009,
pada tahun 2008 masih terdapat banyak kasus campak diseluruh provinsi di
Indonesia. Kejadian Luar Biasa (KLB) campak masih sering terjadi di Indonesia.
Pada tahun 2008, beberapa KLB terjadi terutama pada daerah dengan cakupan
imunisasi campak yang rendah, misalnya di Bangka Belitung terjadi 6 kali KLB,
di Jawa Barat 31 kali KLB, Jawa Tengah 12 kali KLB dan Jawa Timur 32 kali
KLB. Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak.
Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih
kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkaan lewat udara
(airborne). Imunisasi campak untuk mencegah anak tidak tertular penyakit
campak atau sering disebut penyakit tampek yang disebabkan oleh virus morbili.
Tujuan Penelitian : untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai
bayi usia 9-11 bulan tentang imunisasi campak di Posyandu desa Pereng,
Mojogedang, Karanganyar dalam tingkat baik, cukup, kurang.
Metode Penelitian : jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian ini dilakukan
di Posyandu desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar, pada tanggal 10 Maret – 15
April 2013. Dalam penelitian ini jumlah populasi sebanyak 60 ibu, dengan jumlah
sampel 60 responden, dengan tehnik pengambilan sampel sampling jenuh. Alat
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, variabel yang digunakan
untuk penelitian ini adalah variabel tunggal.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11
bulan tentang imunisasi campak di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang,
Karanganyar tahun 2013 pada kategori baik sebanyak 10 responden (16,7%),
kategori cukup 40 responden (66,6%), kategori kurang 10 responden (16,7%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan
tentang imunisasi campak di desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar terbanyak
pada kategori cukup yaitu sebanyak 40 responden (66,6%).
Kata kunci : Pengetahuan, Ibu, Bayi, dan Imunisasi Campak
Kepustakaan : 18 literatur (Tahun 2005-2012)
vii
MOTTO
© Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalatmu sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar
(QS. Al-Baqarah : 153)
© Berangkat dengan penuh keyakinan berjalan dengan penuh keikhlasan
istiqomah dalam menghadapi cobaan
© Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan
boleh jadi kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah
mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui (QS. Al-Baqarah 2:216)
© Tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan selama ada komitmen
bersama untuk menyelesaikannya
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur dan dengan segala kerendahan
hati, Karya Tulis Ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Ayah tersayang, bunda tercinta, mas Aris, mas Sugeng,
mbak Nuri, eyang kakung, eyang uti serta keluarga
besar tersayang yang selalu memberikan perhatian,
dukungan dan selalu memberikan doa restu.
2. Endah Tsalasari, Sarwini, mas Ari, serta teman-teman
sepermainan yang selalu membantu, memberikan
dukungan dan semangatnya.
3. Kanjeng mas majikan ndoro juragan AD 2810 KZ yang
selama ini telah memberikan banyak motivasi, do’a
restu dan membantu serta mendukung penuh dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
4. Sahabat-sahabatku terkasih dan rekan-rekan satu
angkatan terutama kelas IIIC yang banyak memberikan
torehan cerita, dukungan dan semangatnya bahwa kita
bisa melalui segala sesuatunya dengan baik dan penuh
keyakinan.
5. Almamater tercinta.
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................... 1
B. Perumusan Masalah ........................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ............................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ............................................................. 4
E. Keaslian Penelitian ............................................................. 5
F. Sistematika Penelitian ........................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori .................................................................... 8
B. Pengetahuan ....................................................................... 8
C. Ibu ...................................................................................... 14
D. Bayi .................................................................................... 15
E. Imunisasi. ........................................................................... 16
F. Imunisasi campak ............................................................... 19
G. Kerangka Teori................................................................... 24
H. Kerangka Konsep Penelitian .............................................. 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ................................................................... 26
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................. 26
x
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .......... 27
D. Instrumen Penelitian ........................................................... 28
E. Tehnik Pengumpulan Data ................................................. 31
F. Variabel Penelitian ............................................................. 32
G. Definisi Operasional ........................................................... 32
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ............................... 33
I. Etika Penelitian................................................................... 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ................................. 37
B. Hasil Penelitian .................................................................. 38
C. Pembahasan ........................................................................ 40
D. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................ 45
B. Saran .......................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Gambar 3.1. Kisi-kisi Kuesioner ...................................................................... 29
Gambar 3.2. Definisi Operasional .................................................................... 33
Gambar 4.1 Hasil Pengolahan Data ................................................................ 38
Gambar 4.2 Kuantitas responden berdasarkan 3 kategori ............................... 40
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Teori ............................................................................... 24
Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian .......................................................... 25
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Keterangan Studi Pendahuluan
Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5 Surat Keterangan Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Keterangan Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 10. Lembar Koesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Koesioner
Lampiran 12. Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu yang
Mempunyai Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak
Lampiran 13. Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai
Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak
Lampiran 14. Hasil Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai
Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak
Lampiran 15. Tabulasi Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu yang
Mempunyai Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak
Lampiran 16. Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai
Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak
xiv
Lampiran 17. Perhitungan Manual Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Ibu yang
Mempunyai Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak
Lampiran 18. Tabel Nilai r Product Moment
Lampiran 19. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia menurun dari 25,3 dari
1000 kelahiran hidup pada tahun 2010 menjadi 22 dari 1000 kelahiran
hidup pada tahun 2011 (Depkes R.I, 2012). AKB di Jawa Tengah tahun
2009 yaitu 9,7/1.000 kelahiran hidup. Target kematian bayi nasional pada
tahun 2010 adalah 40/1.000 kelahiran hidup, sehingga sudah jauh
melampaui target yang ditetapkan (Dinkes Jateng, 2009).
Diperkirakan 1,7 juta kematian pada anak atau 5% pada balita di
Indonesia adalah akibat Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
(PD3I). Agar target nasional dan global untuk mencapai eradikasi,
eliminasi dan redukasi terhadap PD3I dapat dicapai, cakupan imunisasi
harus dipertahankan hingga mencapai tingkat Population Immunity
(kekebalan masyarakat) yang tinggi. Salah satu program yang telah
terbukti efektif untuk menekan angka kesakitan dan kematian akibat PD3I
adalah imunisasi (Depkes RI, 2007).
Berdasarkan laporan Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit &
Penyehatan Lingkungan (Dirjen PP&PL) DepKes RI tahun 2009, pada
tahun 2008 masih terdapat banyak kasus campak diseluruh provinsi di
Indonesia. Kejadian Luar Biasa (KLB) campak masih sering terjadi di
Indonesia. Pada tahun 2008, beberapa KLB terjadi terutama pada daerah
2
dengan cakupan imunisasi campak yang rendah, misalnya di Bangka
Belitung terjadi 6 kali KLB, di Jawa Barat 31 kali KLB, Jawa Tengah 12
kali KLB dan Jawa Timur 32 kali KLB (IDAI, 2011).
Campak atau sering disebut dengan measles atau rubella adalah
penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit ini
sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang
4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkaan lewat udara
(airborne). Pemberian vaksin campak diberikan satu kali, dilakukan pada
umur 9-11 bulan, dengan dosis 0,5 cc (Proverawati, 2010).
Berdasarkan catatan bidan Desa Pereng Mojogedang Karanganyar
tahun 2012 cakupan imunisasi dasar lengkap di Desa Pereng, Mojogedang,
Karanganyar adalah 610 bayi sebesar 86%, sedangkan untuk imunisasi
BCG 65 bayi sebesar 75,5%, Imunisasi DPT1 60 bayi sebesar 69,7%,
Imunisasi DPT2 58 bayi sebesar 67,4%, Imunisasi DPT3 54 bayi sebesar
62,7%, Imunisasi Polio1 66 bayi sebesar 76,7%, Imunisasi Polio2 59 bayi
sebesar 68,6%, Imunisasi Polio3 58 bayi sebesar 67,4%, Imunisasi Polio4
57 bayi sebesar 66,2%, Imunisasi Hb1 73 bayi sebesar 84,8% dan
Imunisasi campak 60 bayi sebesar 69,7%.
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan pada tanggal
10 November 2012 di salah satu posyandu Desa Pereng, Mojogedang,
Karanganyar, kepada 11 ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan
didapatkan hasil wawancara 3 ibu dalam tingkat pengetahuan baik dengan
mengetahui pengertian dari imunisasi campak dan umur pemberian
3
imunisasi campak, 5 ibu dalam tingkat pengetahuan cukup dengan
mengetahui pengertian dari imunisasi campak, 3 ibu dalam tingkat
pengetahuan kurang dengan mengetahui pengertian dari imunisasi campak
namun tidak tepat. Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengambil judul
penelitian “Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11
bulan tentang Imunisasi Campak di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang,
Karanganyar tahun 2013”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka perumusan masalah dalam
penelitian ini adalah “Bagaimana Tingkat Pengetahuan Ibu yang
Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan Tentang Imunisasi Campak di Posyandu
Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu
yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan tentang imunisasi campak di
Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia
9-11 bulan tentang imunisasi campak pada tingkat baik.
4
b. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia
9-11 bulan tentang imunisasi campak pada tingkat cukup.
c. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia
9-11 bulan tentang imunisasi campak pada tingkat kurang.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi ilmu pengetahuan
Hasil Penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan yang lebih
luas khususnya mengenai tingkat pengetahuan tentang imunisasi
campak.
2. Bagi diri sendiri
Melatih kemampuan peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan
yang diperoleh dari institusi pendidikan yaitu metodologi penelitian,
statistik kesehatan, ilmu kesehatan anak, serta melatih keterampilan
berfikir secara kritis dan analisis.
3. Bagi Posyandu desa Pereng
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam
program peningkatan pengetahuan tentang imunisasi campak oleh
tenaga kesehatan kepada para ibu yang mempunyai bayi usia 9-11
bulan tentang pentingnya imunisasi campak.
5
E. Keaslian Penelitian
Berdasarkan hasil penelusuran perpustakaan didapat penelitian yang sama
yaitu :
Widiyaningsih D (2011), dengan judul “Gambaran tingkat
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar di Desa Sewurejo,
Mojogedang, Karanganyar”.
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu cross sectional. Tehnik
pengambilan sampel dilakukan secara total sampling dengan jumlah
sampel yang digunakan sebanyak 45 responden. Tingkat pengetahuan baik
sebanyak 45%, yang berpengetahuan cukup 39% dan yang berpengetahuan
kurang 16%.
Perbedaan penelitian yang telah peneliti lakukan dengan penelitian
yang terdahulu adalah tempat dan waktu penelitian, jumlah responden
yang digunakan dalam penelitian serta hasil penelitian serta persamaannya
yaitu teknik pengambilan sampel dan variabel penelitian.
F. Sistematika Penelitian
Untuk mengetahui secara menyeluruh Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis
menguraikan sistematik penulisan BAB I sampai dengan BAB V yang
saling berhubungan. Adapun gambaran sistematikanya adalah sebagai
berikut :
6
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah,
tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian,
sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi tentang landasan teori yang meliputi teori
medis yang terdiri pengetahuan, ibu, bayi, imunisasi,
imunisasi campak, kerangka teori, kerangka konsep.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis penelitian, lokasi dan waktu
penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan
sampel, instrumen penelitian, teknikpengumpulan data,
variabel penelitian, definisi operasional, metode pengolahan
data dan analisis data, serta etika penelitian.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang gambaran umum posyandu
Desa Pereng Mojogedang Karanganyar, hasil penelitian,
pembahasan, dan keterbatasan penelitian.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi tentang kesimpulan dari penelitian yang
meliputi tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi
usia 9-11 bulan dalam kategori baik, cukup dan kurang
serta saran yang menanggapi kesenjangan pada butir-butir
7
kesimpulan yang berupa alternatif pemecahan masalah
yang bersifat dapat diterima secara realita dan dapat
dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap sesuatu objek tertentu.
Pengindraan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera
pengelihatan, penciuman, pendengaran, perasa dan peraba.
Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2003).
b. Tingkat pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2003), ada 6 tingkatan pengetahuan yang
tercakup dalam kognitif, antara lain :
1) Tahu (Know)
Tahu dapat diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya, termasuk mengingat kembali
(recall) terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami merupakan suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui
9
dan dapat menginterpretasikan suatu materi tersebut terasa
secara benar.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau
kondisi riil/sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih didalam stuktur organisasi dan masih ada kaitannya satu
sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata kerja.
5) Sintesis (Syntesis)
Sintensis merupakan suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk
keseluruhan yang baru, atau dengan kata lain sintensis adalah
suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari
informasi-informasi yang ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
penilaian terhadap suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
objek yang didasarkan pada suatu kriteria.
10
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan :
Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
menurut Notoatmodjo (2010), yaitu :
1) Umur
Bertambahnya umur seseorang dapat berpengaruh pada
pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada
umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan
penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang.
2) Intelegensi
Intelegensi diartikan sebagai suatu kemampuan untuk belajar
dan berfikir abstrak guna menyesuaikan diri secara mental
dalam situasi baru. Intelegensi merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi dari seseorang
akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuan.
3) Lingkungan
Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh
pertama bagi seseorang, dimana seseorang dapat mempelajari
hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada
sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan
memperoleh pengalaman yang akan berpengaruh pada cara
berfikir seseorang.
11
4) Sosial Budaya
Sosial budaya mempunyai pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam
hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini
seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh
suatu pengetahuan.
5) Pendidikan
Pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin
baik pula pengetahuannya.
6) Informasi
Informasi akan memberikan pengaruh pada pengetahuan
seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang
rendah tetapi jika mendapatkan informasi yang baik dari
berbagai media misalnya TV, radio atau surat kabar maka hal
itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
7) Pengalaman
Pengalaman merupakan guru yang terbaik. Pepatah tersebut
dapat diartikan bahwa pengalaman merupakan sumber
pengetahuan, atau pengalaman itu suatu cara untuk
memperoleh kebenaran pengetahuan. Oleh sebab itu
pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya untuk
memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara
12
mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu.
d. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), cara memperoleh pengetahuan
dibagi menjadi dua cara, yaitu cara tradisional atau non ilmiah dan
cara modern atau ilmiah.
1) Cara tradisional atau non ilmiah
Ada 10 cara tradisional yang digunakan yaitu :
a) Cara coba salah (trial and error)
Cara ini dilakukan dengan mencoba-coba beberapa
kemungkinan. Bila kemungkinan tersebut tidak berhasil,
dicoba cara yang lain sampai berhasil.
b) Secara kebetulan
Terjadi karena tidak disengaja oleh orang yang
bersangkutan.
c) Cara kekuasaan atau otoritas
Pengetahuan dari hasil menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa
terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya.
d) Berdasarkan pengalaman pribadi
Pengalaman seseorang dapat digunakan sebagai upaya
memperoleh pengetahuan.
13
e) Cara akal sehat
Cara akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat
menemukan teori atau kebenaran.
f) Kebenaran melalui wahyu
Pengetahuan dari ajaran agama yang di yakini oleh
pengikut agama yang bersangkutan, terlepas dari
pengetahuan tersebut rasional atau tidak.
g) Kebenaran secara intuitif
Pengetahuan yang diperoleh seseorang hanya berdasarkan
intuisi atau suara hati atau bisikan hati saja.
h) Melalui jalan pikiran
Menggunakan penalaran untuk memperoleh pengetahuan.
Dengan berkembangnya jaman, cara berpikir manusia juga
berkembang.
i) Induksi
Proses penarikan kesimpulan yang dimulai dari pernyataan
khusus ke pernyataan yang bersifat umum.
j) Deduksi
Proses penarikan kesimpulan dari pernyataan-pernyataan
umum ke khusus.
2) Cara Modern
Cara untuk memperoleh pengetahuan dengan mengadakan
pengamatan langsung, kemudian hasil pengamatan tersebut
14
dikumpulkan dan diklasifikasikan kemudian diambil
kesimpulan umum. Dalam memperoleh kesimpulan dilakukan
dengan mengadakan observasi langsung, dan membuat
pencatatan terhadap semua fakta sehubungan dengan objek
yang diamatinya (Notoatmodjo, 2010).
e. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara
atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur
dari subjek penelitian atau responden ke dalam pengetahuan yang
ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan
tingkatan diatas (Notoatmodjo, 2007).
Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan dapat
dikategorikan, seperti baik, cukup dan kurang yang menggunakan
rata-rata (mean) dan simpangan baku (standar deviation) :
1) Baik, bila nilai yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
2) Cukup, bila nilai mean – 1 SD < x < mean + 1 SD
3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
2. Ibu
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang dan sebutan untuk
wanita yang sudah bersuami (Kuncoro, 2005).
15
3. Bayi
a. Pengertian
1) Bayi adalah anak berusia 29 hari hingga usia 1 tahun
(Ratih, 2007).
2) Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia
setelah terlahir dari rahim seorang ibu hingga berumur 1 tahun
(Ma’sum, 2010).
b. Tingkat perkembangan bayi
Menurut Riyadi, S (2012), tahap perkembangan bayi
1) Umur 8-9 bulan sebagai berikut :
Fisik : sudah bisa duduk dengan sendirinya, koordinasi
tangan ke mulut sangat sering, bayi mulai
tengkurap sendiri dan mulai belajar untuk
merangkak, sudah bisa mengambil benda
dengan menggunakan jari-jarinya.
Sensoris : bayi tertarik dengan benda-benda kecil yang ada
disekitarnya.
Sosialisasi : bayi mengalami stranger anxiety/merasa cemas
terhadap hal-hal yang belum dikenalnya
(orang asing) sehingga dia akan menangis
dan mendorong serta meronta-ronta,
merangkul/memeluk orang yang dicintainya,
jika dimarahi dia sudah bisa memberikan reaksi
16
menangis dan tidak senang, mulai mengulang
kata-kata “dada..dada: tetapi belum punya arti.
2) Umur 10-12 bulan sebagai berikut :
Fisik : berat badan 3 kali berat badan waktu lahir, gigi
bagian atas dan bawah sudah tumbuh.
Motorik : sudah mulai belajar berdiri tetapi tidak bertahan
lama, belajar berjalan dengan bantuan, sudah bisa
berdiri dan duduk sendiri, mulai belajar akan
dengan menggunakan sendok akan tetapi lebih
senang menggunakan tangan, sudah bisa bermain
ci..luk...ba..., mulai senang mencoret-coret kertas.
Sensoris : visual aculty 20-50 positif, sudah dapat
membedakan bentuk.
Sosialisasi : emosi positif, cemburu, marah, lebih senang pada
lingkungan yang sudah diketahuinya, merasa
takut pada situasi yang asing, mulai mengartikan
perintah sederhana, sudah mengerti namanya
sendiri, sudah bisa menyebut umi dan abi.
4. Imunisasi
a) Pengertian
Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan
seseorang terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak terpapar
17
pada penyakit tersebut tidak akan menjadi sakit. Kekebalan yang
diperoleh dari imunisasi dapat berupa kekebalan pasif maupun
aktif (IDAI, 2011).
b) Tujuan imunisasi
Menurut Proverawati (2010), tujuan umum dari imunisasi, antara
lain :
1) Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit
menular
2) Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular
3) Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan
mortalitas (angka kematian) pada balita
c) Manfaat imunisasi
Menurut Proverawati (2010), manfaat imunisasi diantaranya
sebagai berikut :
1) Untuk anak : mencegah penderitaan yang disebabkan
oleh penyakit dan kemungkinan cacat atau
kematian.
2) Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi
pengobatan bila anak sakit. Mendorong
pembentukan keluarga apabila orang tua
yakin bahwa anaknya akan menjalani masa
kanak-kanak yang nyaman.
18
3) Untuk negara : memperbaiki, tingkat kesehatan,
menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
untuk melanjutkan pembangunan negara.
d) Macam-macam imunisasi dasar
Menurut Purnamaningrum (2012), macam-macam imunisasi dasar
untuk bayi yaitu sebagai berikut :
1) Hepatitis B
Vaksin Virus Hepatitis B (VHB) diberikan secara
intramuskular di anterolateral paha bayi. Jadwal imunisasi HB
sangat fleksibel, yang dianjurkan adalah segera setelah lahir, 1
bulan dan 6 bulan.
2) Polio
Vaksin polio memberikan perlindungan terhadap virus polio. Di
Indonesia pemberian imunisasi polio dilakukan secara peroral
dengan dosis 2 tetes.
3) BCG
Vaksinasi BCG (Bacille Calmete Guerin) memberikan
perlindungan terhadap penyakit tuberculosis yang disebabkan
oleh mycobacterium tuberculosis dan mycobacterium bovis.
Vaksinasi BCG diberikan pada umur kurang lebih 2 bulan.
Dosis BCG 0,05cc dan diberikan secara intrakutan.
19
4) DPT
Vaksin DPT-HB merupakan gabungan antigen-antigen D-P-T
dengan antigen HB untuk mencegah penyakit difteria, pertusis,
tetanus dan infeksi hepatitis B. Vaksin DPT-HB diberikan
dengan jadwal imunisasi 2, 3 dan 4 bulan. Dosis DPT-HB 0,5cc
diberikan secara intramuskular.
5) Campak
Vaksin campak memberikan perlindungan terhadap penyakit
campak. Vaksin campak diberikan saat bayi berumur 9 bulan.
Dosis vaksin campak 0,5cc diberikan secara subcutan pada
lengan kiri atas bayi.
5. Imunisasi campak
a. Pengertian
Peningkatan kekebalan bayi terhadap penyakit campak yang
disebabkan oleh virus morbili (Purnamaningrum, 2012).
b. Tujuan
Tujuan diberikannya imunisasi campak adalah untuk mencegah
anak tidak tertular penyakit campak atau sering disebut penyakit
tampek yang disebabkan oleh virus morbili (Proverawati, 2010).
c. Jadwal imunisasi campak
Pemberian vaksin campak diberikan satu kali, dilakukan pada
umur 9-11 bulan pada bayi (Proverawati, 2010).
20
d. Dosis dan cara pemberian
Vaksin campak diberikan dengan dosis 0,5cc. Sebelum
disuntikan vaksin campak terlebih dahulu dilarutkan dengan
pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut.
Kemudian suntikan diberikan pada lengan kiri atas secara
subkutan. Menurut Proverawati (2010), cara pemberiannya
sebagai berikut :
1) Atur posisi bayi dengan miring di atas pangkuan ibu dengan
seluruh lengan terbuka.
2) Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi dan gunakan jari-
jari tangan untuk menekan ke atas lengan bayi.
3) Cepat tekan jarum ke dalam kulit yang menonjol keatas
dengan sudut 45°.
4) Usahakan kestabilan posisi jarum.
e. Cara kerja
Vaksin mengandung bibit penyakit yang telah mati atau
dinonaktifkan, bibit penyakit tersebut masih mempunyai antigen
yang kemudian akan direspon oleh sistem imun dengan cara
membentuk antibodi. Cara kerja antibodi dalam mengikat antigen
ada empat macam. Prinsipnya adalah terjadi pengikatan antigen
oleh antibodi, yang selanjutnya antigen yang telah diikat antibodi
akan dimakan oleh sel makrofag.
21
Menurut Edukasi (2011), cara pengikatan antigen oleh antibodi
sebagai berikut :
1) Netralisasi
Antibodi menonaktifkan antigen dengan cara memblok
bagian tertentu antigen. Antibodi juga menetralisasi virus
dengan cara mengikat bagian tertentu virus pada sel inang.
Dengan terjadinya netralisasi maka efek merugikan dari
antigen atau toksik dari patogen dapat dikurangi.
2) Penggumpalan
Penggumpalan partikel-partikel antigen dapat dilakukan
karena struktur antibodi yang memungkinkan untuk
melakukan pengikatan lebih dari satu antigen. Molekul
antibodi memiliki sedikitnya dua tempat pengikatan antigen
yang dapat bergabung dengan antigen-antigen yang
berdekatan. Gumpalan atau kumpulan bakteri akan
memudahkan sel fagositik (makrofag) untuk menangkap dan
memakan bakteri secara cepat.
3) Pengendapan
Prinsip pengendapan hampir sama dengan penggumpalan,
tetapi pada pengendapan antigen yang dituju berupa antigen
yang larut. Pengikatan antigen-antigen tersebut membuatnya
dapat diendapkan, sehingga sel-sel makrofag mudah dalam
menangkapnya.
22
4) Aktifasi komplemen
Antibodi akan bekerja sama dengan protein komplemen
untuk melakukan penyerangan terhadap sel asing.
Pengaktifan protein komplemen akan menyebabkan
terjadinya luka pada membran sel asing dan dapat terjadi
lisis. Sistem imun dapat mengenali antigen yang sebelumnya
pernah dimasukkan ke dalam tubuh, disebut memori
imunologi. Dikenal respon primer dan respon sekunder dalam
sistem imun yang berkaitan dengan memori imun.
f. Indikasi
Untuk imunisasi aktif terhadap penyakit campak (Dewi L, 2010).
g. Kontra indikasi
Menurut Dewi L (2010), kontra indikasi imunisasi campak
sebagai berikut :
1) Demam tinggi
2) Sedang memperoleh pengobatan imunosupresi
3) Memiliki riwayat alergi
4) Sedang memperoleh pengobatan imunoglobulin atau kontak
dengan darah
h. Reaksi Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI)
Menurut IDAI (2011), reaksi kejadian ikutan pasca imunisasi
campak sebagai berikut :
23
1) Reaksi KIPI imunisasi campak yang banyak dijumpai terjadi
pada imunisasi ulang pasca seorang yang telah memiliki
imunitas sebagian akibat imunisasi dengan vaksinasi campak
dari virus yang dimatikan. Kejadian KIPI imunisasi campak
telah menurun dengan digunakannya vaksin campak yang
dilemahkan.
2) Gejala KIPI yang berupa demam yang lebih dari 39,5 °C
yang terjadi pada 5%-15% kasus, demam mulai dijumpai
pada hari ke 5-6 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 5
hari.
3) Berbeda dengan infeksi alami demam tidak tinggi, walaupun
demikian peningkatan suhu tubuh tersebut dapat merangsang
terjadinya kejang demam.
4) Ruam dapat dijumpai pada 5% resipien timbul pada hari ke
7-10 sesudah imunisasi dan berlangsung selama 2-4 hari. Hal
ini sulit dibedakan dengan akibat imunisasi yang terjadi jika
seseorang telah memperoleh imunisasi pada saat masa
inkubasi penyakit alami.
5) Reaksi KIPI berat jika ditemukan gangguan fungsi sistem
saraf pusat seperti ensefalitis dan ensofalopati pasca
imunisasi. Diperkirakan risiko terjadi kedua efek samping
tersebut 30 hari sesudah imunisasi sebanyak 1 diantara 1
milyar dosis vaksin.
24
i. Efek samping
Menurut Proverawati (2010), 15% bayi setelah diimunisasi
campak dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3
hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi.
f. Kerangka Teori
Tabel 2.1 Kerangka teori Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia
9-11 bulan Tentang Imunisasi Campak
Modifikasi (Sumber Notoatmodjo, 2010)
Tingkat pengetahuan ibu
yang mempunyai bayi
usia 9-11 bulan
Faktor yang
Mempengaruhi
Pengetahuan :
1. Umur
2. Intelegensi
3. Lingkungan
4. Sosial Budaya
5. Pendidikan
6. Informasi
7. Pengalaman
Imunisasi campak 1. Pengertian
2. Tujuan
3. Jadwal
4. Dosis dan cara
pemberian
5. Cara kerja
6. Indikasi
7. Kontra indikasi
8. Reaksi KIPI
9. Efek samping
25
g. Kerangka Konsep
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
Tabel 2.2 Kerangka konsep
Tingkat pengetahuan ibu
tentang imunisasi campak
Baik
Cukup
Kurang
Faktor yang
Mempengaruhi
Pengetahuan :
1. Umur
2. Intelegensi
3. Lingkungan
4. Sosial
Budaya
5. Pendidikan
6. Informasi
7. Pengalaman
26
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif
kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif adalah
penelitian yang diarahkan untuk mendiskripsikan atau menguraikan suatu
keadaan di dalam suatu komunitas atau masyarakat. Kuantitatif adalah data
yang berhubungan dengan angka-angka, baik yang diperoleh dari hasil
pengukuran, maupun dari nilai suatu data yang diperoleh. Penelitian ini
menggambarkan tentang tingkat pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia
9-11 bulan tentang imunisasi campak di Desa Pereng Kecamatan Mojogedang
Kabupaten Karanganyar.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian adalah tempat yang digunakan oleh peneliti dalam
melaksanakan kegiatan penelitian (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilakukan
di Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian adalah jadwal yang digunakan oleh peneliti
dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2007).
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 10 Maret-15 April 2013.
27
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2010).
Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah semua ibu yang
mempunyai bayi usia 9-11 bulan di Posyandu Desa Pereng Mojogedang
Karanganyar sebanyak 60 ibu.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti
(Notoatmodjo, 2010). Jika populasi kurang dari 100 lebih baik diambil
semua, tetapi jika populasi lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau
20%-25% atau lebih (Arikunto, 2006). Sampel dalam penelitian ini adalah
ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan di Posyandu Desa Pereng,
Mojogedang, Karanganyar sebanyak 60 responden.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan sampling jenuh. Sampling jenuh adalah cara pengambilan
sampel dengan mengambil semua anggota populasi menjadi sampel
(Hidayat, 2010). Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 60 ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan.
28
D. Instrumen Penelitian
1. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang
diisi oleh responden dengan jumlah 30 soal. Kuesioner adalah daftar
pernyataan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau memberikan tanda tertentu
(Notoatmodjo, 2010). Jenis kuesioner yang peneliti gunakan adalah
kuesioner tertutup, dimana responden hanya memilih jawaban “Benar”
atau “Salah”. Kuesioner ini menggunakan pernyataan favorable
(pernyataan positif) jika menjawab “Benar” mendapat nilai 1 dan
menjawab “Salah” mendapat nilai 0, dan pernyataan unfavorable
(pernyataan negatif) jika menjawab “Salah” mendapatkan nilai 1 dan
menjawab “Benar” mendapatkan nilai 0. Pengisian kuesioner tersebut
dengan memberi tanda centang (√) pada jawaban yang dianggap benar
(Hidayat, 2007).
29
Tabel 3.1
Kisi-Kisi Kuesioner
Variable
Penelitian Indikator
No. Kuesioner Jumlah
soal Favorable Unfavorable
Pengetahuan
ibu yang
mempunyai
bayi usia 9-
11 bulan
tentang
imunisasi
campak
1. Pengertian imunisasi
campak
2. Tujuan imunisasi
campak
3. Jadwal imunisasi
4. Dosis dan cara
pemberian
5. Cara kerja
6. Indikasi
7. Kontra indikasi
8. Reaksi KIPI
9. Efek samping
1, 12
2, 3
7, 8
10, 15
16,
23
13, 18
22, 26
20, 27
5, 17
6
9, 11, 19, 24
25
21
4, 14
4
3
2
6
2
2
4
4
Jumlah Total Soal 27
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai
standar adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas
(Hidayat, 2007). Uji validitas dan reliabilitas kuesioner ini dilakukan pada
tanggal 11 Februari – 7 Maret 2013 di Posyandu Desa Gentungan,
Mojogedang, Karanganyar dengan jumlah 30 orang ibu yang mempunyai
bayi usia 9-11 bulan. Menurut Riwidikdo (2010), untuk melakukan uji
validitas uji coba di lakukan minimal 30 orang.
1. Uji Validitas
Menurut Riwidikdo (2010), validitas didefinisikan sebagai ukuran
seberapa cermat suatu test melakukan fungsi ukurnya. Test hanya dapat
melakukan fungsinya dengan cermat kalau ada sesuatu yang di ukurnya.
Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product moment,
30
dengan penghitungan komputer dengan SPSS. Instrumen dikatakan valit
jika nilai r hitung > r tabel (0,361) dengan nilai signifikasi 0,05.
Setelah dilakukan uji validitas dari 30 pernyataan yang tidak valid 3
pernyataan yaitu nomer kuesioner 2, 18 dan 28 karena r hitung dari
ketiga pernyataan tersebut lebih kecil daripada r tabel (0,361). Ketiga
pernyataan tersebut tidak dipakai sehingga jumlah pernyataan yang
digunakan menjadi 27 pernyataan.
Rumus pearson product moment :
Keterangan :
N : Jumlah responden.
r : Koefisien korelasi product moment.
X : Skor pertanyaan.
Y : Skor total.
XY : Skor pertanyaan dikalikan skor total.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah hal yang dapat dipercaya, hasil pengukuran
harus reliabel dalam artian harus memiliki tingkat konsistensi dan
kematengan (Riwidikdo, 2010).
Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan rumus alpha
cronbach dengan bantuan computer SPSS for windows. Kuesioner atau
angket dikatakan reliabel jika memiliki alpha minimal 0,75
31
(Riwidikdo, 2010). Nilai alpha cronbach ini yaitu 0,864, sehingga
instrumen dinyatakan reliabel.
Rumus Alpha Croboach adalah sebagi berikut :
Keterangan :
ri : Reliabilitas instrument.
k : Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal.
s : Variabel total.
E. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan pencatatan peristiwa atau hal dengan
sebagai atau seluruh elemen populasi yang akan mendukung penelitian
(Arikunto, 2010). Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan
lembar pernyataan persetujuan dan membagikan lembar kuesioner pada ibu
yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan, kemudian menjelaskan tentang cara
pengisiannya. Responden diminta untuk mengisi kuesioner sampai selesai dan
kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri
dari:
1. Data primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek
atau subyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi
32
(Riwidikdo, 2010). Data primer pada penelitian ini berasal dari
responden yang berupa jawaban kuesioner responden.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapatkan tidak secara langsung dari
objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan oleh pihak lain (Riwidikdo, 2010). Data sekunder pada
penelitian ini bersumber dari data rekam medis bidan desa di Desa Pereng
Mojogedang Karanganyar berupa jumlah bayi usia 9-11 bulan di desa
tersebut.
F. Variabel Penelitian
Variabel merupakan ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota–anggota
suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain
(Notoatmodjo, 2010). Variabel pada penelitian ini adalah variabel tunggal
yaitu pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan tentang
imunisasi campak.
G. Definisi Operasional
Definisi operasianal adalah definisi yang membatasi ruang lingkup atau
variabel-variabel yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).
33
Tabel 3.2 Definisi Operasional Variabel
H. Metode Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan data
Langkah yang dilakukan setelah data terkumpul yaitu pengolahan data.
Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengumpulan data ini terdiri dari :
a. Editing
Editing adalah merupakan kegiatan untuk mengecek dan perbaikan
isian dari kuesioner. Hasil wawancara, angket atau pengamatan dari
lapangan harus dilakukan penyutingan (Editing) terlebih dahulu.
Variabel Defenisi
operasional
Skala Skala ukur Alat ukur
Pengetahuan
tentang
imunisasi
campak
Kemampuan
ibu dalam
menjawab
pertanyaan
tentang
imunisasi
campak yang
meliputi
pengertian,
tujuan, jadwal
imunisasi,
dosis dan cara
pemberian,
cara kerja,
indikasi, kontra
indikasi, reaksi
KIPI, dan efek
samping
Ordinal 1. Baik bila
nilai responden
yang diperoleh (x)
> mean + 1 SD
2. Cukup bila
nilai responden
yang diperoleh
mean – 1 SD < x
<mean + 1 SD
3. Kurang
bila nilai
reponden yang
diperoleh (x) <
mean – 1 SD
Kuesioner
34
b. Coding
Setelah kuesioner di edit, selanjutnya dilakukan peng “kodean” atau
“coding”, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan.
c. Memasukan Data (Data Entry) atau processing
Data yaitu jawaban-jawaban dari masing-masing responden dalam
bentuk “kode” (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program
“software” komputer. Salah satu program yang paling sering digunakan
untuk “entri data” penelitian adalah program SPSS for window.
d. Pembersihan Data (cleaning)
Apabila semua data dari setiap responden selesai dimasukkan, perlu
dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan
kode, tidak lengkap dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan
atau koreksi. Proses ini disebut pembersihan data (cleaning).
e. Analisis data
Data yang telah diolah baik pengolahan secara manual maupun
menggunakan bantuan komputer, tidak ada makna tanpa dianalisis.
Analisis yang digunakan oleh peneliti adalah analisis univariat.
Menurut Notoatmodjo (2010), analisis univariat bertujuan untuk
menjelaskan atau mendiskripsikan karakteristik setiap variabel
penelitian.
Menurut Riwidikdo (2010), tingkat pengetahuan dibagi menjadi 3
tingkat yaitu :
35
1) Baik, bila responden (x) > mean + 1 SD.
2) Cukup, bila nilai responden yang diperoleh mean - 1 SD < x <
mean + 1 SD.
3) Kurang, bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD.
Mean dan Standar Deviasi dapat dihitung dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Mean =
Keterangan :
∑xi : Jumlah nilai semua responden
n : Banyaknya responden
SD =
Keterangan :
xi∑ : Jumlah nilai responden dikuadratkan
∑x : Jumlah nilai responden
n : Banyaknya responden
Untuk memperoleh skor prosentase menurut Riwidikdo (2010), yaitu
sebagai berikut:
Jumlah ibu menurut tingkat pengetahuan
Skor prosentase = –––––––––––––––––––––––––––––––––––– x 100%
Jumlah responden
36
I. Etika Penelitian
Menurut Hidayat (2007), etika penelitian merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan, yang
perlu diperhatikan antara lain adalah sebagai berikut :
a. Informed consen (Lembar persetujuan)
Informed consen merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consen
diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden.
b. Anonymity (Tanpa Nama)
Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau
mencamtumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang
akan disajikan.
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
Confidentiality memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian, baik
informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah
dikumpulkan dijamin kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok tertentu
yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal
Terlampir
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian
Desa Pereng merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan
Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Disebelah timur desa Pereng berbatasan
dengan desa Pendem, sebelah barat berbatasan dengan desa Munggur, sebelah
selatan berbatasan dengan desa Gentungan, dan sebelah utara berbatasan
dengan Karang pelem, Kedawung, Sragen.
Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar memiliki 1 bidan desa. Di
Posyandu Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar penyelenggaraan posyandu
dengan sistem lima meja. Masing-masing posyandu selalu mengadakan
penyuluhan serta melayani Kesehatan Ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana
(KB), imunisasi, Peningkatan gizi, Penanggulangan diare, Penyediaan obat
esensial. Di Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar memiliki 8 posyandu
diantaranya yaitu posyandu dukuh Sambirejo, memiliki 5 kader, terdapat 13
ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap
tanggal 10. Posyandu dukuh Dani memiliki 5 kader, terdapat 7 ibu yang
mempunyai bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap tanggal 14.
Posyandu dukuh Jambangan memiliki 5 kader, terdapat 9 ibu yang mempunyai
bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap tanggal 18. Posyandu dukuh
Karang memiliki 5 kader, terdapat 4 ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan
dan jadwal posyandunya tiap tanggal 22. Posyandu dukuh Sidodadi memiliki 5
38
kader, terdapat 11 ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan dan jadwal
posyandunya tiap tanggal 27. Posyandu dukuh Pojok memiliki 5 kader, tidak
ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap
tanggal 1. Posyandu dukuh Bedoyo memiliki 5 kader, terdapat 6 ibu yang
mempunyai bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap tanggal 5. Dan
posyandu dukuh Sidoharjo memiliki 5 kader, terdapat 10 ibu yang mempunyai
bayi usia 9-11 bulan dan jadwal posyandunya tiap tanggal 8. Untuk tiap
posyandu diselenggarakan setiap 1 bulan sekali.
B. Hasil Penelitian
Setelah data penelitian terkumpul, langkah yang dilakukan selanjutnya
adalah pengolahan data. Pengolahan data ini dilakukan dengan bantuan
program SPSS versi 16.0. Hasil penghitungan dengan program SPSS
sebagai berikut :
Tabel 4.1
Hasil pengolahan data
N Minimum Maximum Mean Std.
Deviation
Pengetahuan Ibu yang
mempunyai bayi Usia
9-11 bulan Tentang
Imunisasi Campak
Valid N (Listwise)
27
27
12 24 18,05 3,321
39
Berdasarkan tabel 4.1 Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan
Tentang Imunisasi campak dapat dikategorikan dalam 3 kategori yaitu :
1. Baik : ( x ) > mean + 1. SD
( x ) > 18,05 + 1. 3,321
( x ) > 21,371
Jadi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan
dikatakan baik apabila nilai ibu > 21,371.
2. Cukup : mean – 1. SD < x < mean + 1. SD
18,05 – 1. 3,321 < x < 18,05 + 1. 3,321
14,729 < x < 21,371
Jadi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan
dikatakan cukup apabila nilai ibu 14,729 < x < 21,371
3. Kurang : ( x ) < mean – 1. SD
( x ) < 18,05 – 1. 3,321
( x ) < 14,729
Jadi pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11
bulan dikatakan kurang apabila nilai ibu < 14,729.
40
Dari data yang diperoleh diatas, kemudian disajikan dalam sebuah tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.2
Tabel kuantitas responden berdasarkan 3 kategori pengetahuan ibu yang
mempunyai bayi usia 9-11 bulan tentang imunisasi campak
Kategori Jumlah Responden Prosentase
Baik 10 16,7%
Cukup 39 66,6%
Kurang 11 16,7%
Jumlah 60 100%
Sumber : Data primer (2013)
Berdasarkan penelitian dapat diuraikan bahwa dari 60 responden terdapat
10 responden (16,7%) memiliki pengetahuan baik tentang imunisasi
campak, 40 responden (66,6%) memiliki pengetahuan cukup tentang
imunisasi campak dan 10 responden (16,7%) memiliki pengetahuan
kurang tentang imunisasi campak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat
pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan tentang imunisasi
campak di Posyandu Desa Pereng Mojogedang Karanganyar dalam kategori
cukup.
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengolahan data penelitian diketahui bahwa tingkat
pengetahuan ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan pada kategori baik
sebanyak 10 responden (16,7%), pada kategori cukup sebanyak 40 responden
(66,6%) dan pada kategori kurang sebanyak 10 responden (16,7%).
Pengetahuan merupakan hasil dari penjelasan yang telah diketahui dan
terjadi setelah seseorang tersebut melakukan pengindraan suatu objek
41
tertentu. Pengindraan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia,
yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar
pengetahuan, manusia diperoleh melalui mata dan telinga
(Notoatmodjo, 2007). Beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan
seseorang diantaranya yaitu umur, intelegensi, lingkungan, sosial budaya,
pendidikan, informasi dan pengalaman. Semakin bertambahnya umur dan
kemantapan dalam pekerjaan maka tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
Dari hasil penelitian bahwa responden berpengetahuan baik kemungkinan
karena para ibu tersebut sadar akan pentingnya imunisasi campak, karena
banyak memperoleh informasi tentang imunisasi khususnya imunisasi
campak dari media informasi maupun media cetak dan dari informasi bidan
desa setempat. Para ibu yang berpengetahuan baik sebanyak 10 responden
(16,7%) mengetahui banyak hal tentang imunisasi campak, dilihat dari
pernyataan yang mampu dijawab di kuesioner hampir semua dijawab benar
kecuali ada beberapa indikator mengenai reaksi KIPI dan efek samping dari
imunisasi campak tidak tepat dalam menjawabnya.
Sedangkan responden dengan kategori cukup sebanyak 40 responden
(66,6%) secara umum sudah cukup memahami tentang imunisasi campak
kemungkinan banyak dipengaruhi oleh peran serta tenaga kesehatan yang
berada di wilayah tersebut serta kemauan ibu untuk menambah wawasan dari
berbagai hal misalnya dari lingkungan sekitar dan lingkungan pekerjaan
dilihat dari pernyataan yang mampu dijawab di kuesioner diketahui
42
pengetahuan mereka meliputi pengetahuan, tujuan, jadwal imunisasi,
indikasi, kontra indikasi dari imunisasi campak namun untuk beberapa
penyataan mengenai dosis dan cara pemberian, cara kerja, reaksi KIPI dan
efek samping dari imunisasi campak tidak tepat dalam menjawabnya.
Kategori pengetahuan kurang sebanyak sebanyak 10 responden (16,7%)
karena ibu belum mengetahui betul tentang imunisasi campak kemungkinan
karena ibu kurang aktif dalam mencari informasi tentang imunisasi campak
bahkan tidak hadir dalam pelaksanaan posyandu, dilihat dari pernyataan yang
mampu dijawab di kuesioner diketahui pengetahuan mereka meliputi
pengetahuan, tujuan, jadwal imunisasi, untuk beberapa pernyataan yang lain
tidak mampu dijawab dengan benar.
Campak adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak.
Penyakit ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai
lebih kurang 4 hari setelah munculnya ruam. Infeksi disebarkaan lewat udara
(airborne). Pemberian imunisasi campak untuk bayi sangatlah penting karena
imunisasi campak untuk meningkatkan kekebalan bayi terhadap penyakit
campak yang disebabkan oleh virus morbili (Purnamaningrum, 2012).
Pemberian vaksin campak diberikan satu kali, dilakukan pada umur 9-11
bulan, dengan dosis 0,5 cc (Proverawati, 2010).
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan ibu
yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan tentang imunisasi campak di Posyandu
Desa Pereng Mojogedang Karanganyar mayoritas cukup sebanyak 40 orang
(66,6%) kemungkinan banyak dipengaruhi oleh peran serta tenaga kesehatan
43
yang berada di wilayah tersebut serta kemauan ibu untuk menambah
wawasan dari berbagai hal misalnya dari lingkungan sekitar dan lingkungan
pekerjaan.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis memiliki beberapa kendala dan
keterbatasan yaitu :
1. Kendala Penelitian
a. Ada seorang responden yang tidak dapat membaca dan menulis
sehingga penulis harus membantu membacakan pernyataan dan
mengisi jawaban yang dianggap benar.
b. Ada beberapa responden yang kesulitan dalam pengisian kuesioner,
dikarenakan bayinya rewel dan ingin melakukan apa yang sedang
ibunya kerjakan.
c. Ada beberapa responden yang tergesa-gesa ingin pulang sehingga
tidak terlalu serius dalam mengisi kuesioner.
d. Pada saat proses pelaksaan penelitian, ada 4 posyandu yang peneliti
tidak dapat secara langsung melakukan penyebaran kuesioner
dikarenakan jadwal posyandu bersamaan dengan jadwal ujian di
institusi sehingga kuesioner dititipkan pada tenaga kesehatan yang
berada di wilayah tersebut.
44
2. Keterbatasan Penelitian
a. Variabel dalam penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga
tingkat pengetahuan saja yang diteliti.
b. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup
dengan jawaban benar dan salah, sehingga responden hanya dapat
memberi tanda centang dan responden tidak dapat memberikan
jawaban atau pendapat tentang pernyataan dalam kuesioner tersebut.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa Tingkat
Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan Tentang Imunisasi
Campak dapat dikategorikan menjadi 3 kategori, yaitu :
1. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan Tentang
Imunisasi Campak di Posyandu Desa Pereng Mojogedang Karanganyar
dalam kategori baik sebanyak 10 responden ibu (16,7%).
2. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan Tentang
Imunisasi Campak di Posyandu Desa Pereng Mojogedang Karanganyar
dalam kategori cukup sebanyak 40 responden ibu (66,6%).
3. Tingkat Pengetahuan Ibu yang Mempunyai Bayi Usia 9-11 bulan Tentang
Imunisasi Campak di Posyandu Desa Pereng Mojogedang Karanganyar
dalam kategori kurang sebanyak 10 responden ibu (16,7%).
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian mengenai Tingkat Pengetahuan Ibu yang
Mempunyai Bayi Usia 9-11 Bulan Tentang Imunisasi Campak Di Posyandu
Desa Pereng, Mojogedang, Karanganyar, maka saran yang dapat peneliti
sampaikan adalah :
46
1. Bagi Posyandu Desa Pereng
Bidan setempat atau petugas kesehatan diharapkan untuk mengadakan
penyuluhan agar para ibu yang mempunyai bayi usia 9-11 bulan
mengetahui lebih dalam mengenai imunisasi khususnya imunisasi
campak.
2. Bagi Responden
Diharapkan meningkatkan pengetahuan tentang imunisasi campak
dengan mengikuti penyuluhan dan mencari sumber-sumber informasi dari
media masa, berkonsultasi dengan bidan, atau tenaga kesehatan yang lain.
3. Bagi peneliti lain
Bagi peneliti lain yang tertarik dan berminat untuk melakukan
penelitian tentang imunisasi campak diharapkan melakukan penelitian
dengan mengembangkan variabel penelitian serta menggunakan metode
dan teknik yang berbeda sehingga didapatkan hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
. 2007. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Depkes RI. 2007. JumlahAngkaKematianIbu Dan Angka Kematian
Bayi.http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/28260/4/Chaptr%201.pdf.D
iakses tanggal 16 November 2012.
Depkes, RI. 2012. Angka Kematian Bayi dan Balita. Jakarta: Departemen
Kesehatan.
Dewi, L. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba
Medika.
Dinkes, Jateng. 2009. Angka Kematian Bayi dan Balita di Jawa Tengah.
Semarang : Dinas Kesehatan.
Edukasi. 2011. Pembentukan Macam Struktur Cara Kerja. (http://www.sentra-
edukasi.com/2011/09/pembentukan-macam-struktur-cara-
kerja.html#.ULkIY1JHXvA). Diakses pada tanggal 18 November 2012
Hidayat, A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
. 2010. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta: Salemba Medika.
IDAI. 2011. Pedoman Imunisasi di Indonesia. Edisi keempat.Jakarta
:DepartemenIlmuKesehatanAnak.
Kuncoro. 2005. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta.
.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Rineka Cipta.
.2010. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Proverawati, A. 2010.Imunisasi dan Vaksinasi. Yogyakarta: Nuha Medika
Purnamaningrum, Y. A. 2012. Buku Saku penuntun Imunisasi Dasar. Yogyakarta
: Fitramaya
Riwidikdo, H. 2010. Statistik Kesehatan untuk Penelitian Kesehatan dengan
Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.