campak plp.docx
Transcript of campak plp.docx
KATA PENGANTAR
AssalamualaikumWr.Wb
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
“campak” guna memenuhi tugas dalam mata kuliah Farmakoterapi.
Pada kesempatan ini saya ingin mengucapkan terimakasih atas
kesempatan, perhatian, bimbingan dan kerjasama yang telah diberikan
selama saya membuat makalah ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih banyak kekurangan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari para pembaca.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat yang sebesar-
besarnya serta menambah pengetahuan khususnya dipengobatan.
WassalamualaikumWr.Wb
Klaten, November 2015
Penyusun
1
Daftar IsiKATA PENGANTAR.............................................................................................1
Daftar Isi.................................................................Error! Bookmark not defined.
BAB I.......................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................3
A. LATAR BELAKANG.............................................................................3
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................5
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN..................................................................................................6
A. PENGERTIAN PENYAKIT CAMPAK...............................................6
B. MASA INKUBASI DAN DIAGNOSIS PENYAKIT CAMPAK.......7
C. CARA PENULARAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT CAMPAK....................................................................................................9
D. PENANGGGULANGAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT CAMPAK..................................................................................................13
BAB III..................................................................................................................17
PENUTUP..........................................................................................................17
A. KESIMPULAN......................................................................................17
B. SARAN...................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................19
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Campak dalam sejarah anak telah dikenal sebagai pembunuh
terbesar, meskipun adanya vaksin telah dikembangkan lebih dari 30
tahun yang lalu, virus campak ini menyerang 50 juta orang setiap
tahun dan menyebabkan lebih dari 1 juta kematian. Insiden terbanyak
berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas penyakit campak yaitu
pada negara berkembang, meskipun masih mengenai beberapa negara
maju seperti Amerika Serikat.
Kira-kira 30 juta kasus campak dilaporkan setiap tahunnya.
Insiden terbanyak terjadi di Afrika. Biasanya penyakit campak ini
terjadi pada masa anak dan kemudian menyebabkan kekebalan seumur
hidup. Berdasarkan penelitian di Amerika, lebih dari 50% kasus
campak terjadi pada usia 5-9 tahun. Bayi yang dilahirkan dari ibu
yang menderita campak akan mendapat kekebalan secara pasif melalui
plasenta sampai umur 4-6 bulan, dan setelah itu kekebalan menurun
sehingga bayi dapat menderita campak. Bila si ibu belum pernah
menderita campak, maka bayi yang dilahirkannya tidak mempunyai
kekebalan sehingga dapat menderita campak begitu dilahirkan. Bila
seorang wanita menderita campak ketika dia hamil 1 atau 2 bulan,
maka 50% kemungkinan akan mengalami abortus. Bila menderita
campak pada usia kehamilan trimester pertama, kedua atau ketiga
maka mungkin dapat melahirkan seorang anak dengan kelainan
bawaan, atau seorang anak dengan berat badan lahir rendah atau lahir
mati atau anak yang kemudian meninggal sebelum usia 1 tahun
3
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan melalui serum darah
pada 21 responden sebagai kasus dan 21 responden sebagai
responden control. Didapatkan hasil kadar protein serum dengan nilai
normal dan protein serum lebih. Hal ini menunjukkan bahwa status
gizi pada 42 responden tersebut baik. Keadaan ini dapat terjadi
karena 80% responden berusia 6-14 tahun, yaitu masa sekolah. Anak
usia sekolah memiliki pola makan yang selalu ingin mencoba jenis
makanan baru, pemberian makanan dalam bentuk junk food baik di
rumah maupun di sekolah. Makanan tersebut banyak mengandung
gula, garam, lemak dan kolesterol, dan kebutuhan tinggi kalori pada
anak memicu tingginya kadar albumin serum ( Muscari, M,2001 ).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada hubungan
antara status gizi dengan gejala klinis campak. Hal ini menunjukkan
bahwa status gizi anak tidak cukup mampu untuk melawan infeksi
virus. Pertahanan tubuh terhadap infeksi virus memerlukan
pertahanan yang bersifat spesifik, sedangkan protein serum
merupakan pertahan tubuh yang bersifat non spesifik. Kekebalan
terhadap infeksi virus didasarkan pada pembentukan respon imun
terhadap antigen khusus yang terletak pada permukaan partikel
virus atau sel yang terinfeksi oleh virus. Virus akan menimbulkan
respon jaringan yang berbeda dari respon terhadap bakteri
pathogen. Pada infeksi virus akan terjadi infiltrasi sel berinti satu
dan limfosit. Protein yang disandikan oleh virus, biasanya protein
kapsid, merupakan sasaran dari respon imun. Sel yang terinveksi
oleh virus dapat menjadi lisis oleh limfosit T sitotoksik yang
mengenali polipeptida-poipeptida virus pada permukaan sel.
Imunitas humoral akan melindungi inang terhadap infeksi ulang
oleh virus yang sama (Jawetz, Melnick, Aldelberg’s, 2001).
Campak adalah salah satu penyakit infeksi yang dapat dicegah
dengan imunisasi dan masih masalah kesehatan di Indonesia. Penyakit
4
ini umumnya menyerang anak umur di bawah lima tahun ( balita )
akan tetapi campak bisa menyerang semua umur. Campak telah
banyak diteliti, namun masih banyak terdapat perbedaan pendapat
dalam penanganannya. Imunisasi yang tepat pada waktunya dan
penanganan sedini mungkin akan mengurangi komplikasi penyakit ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian campak?
2. Bagaimana masa inkubasi dan diagnosis penyakit campak?
3. Bagaimana cara penularan dan pencegahan penyakit campak?
4. Bagaimana penanggulangan serta pengobatan penyakit campak?
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENYAKIT CAMPAK
Penyakit campak dikenal juga dengan istilah morbili dalam
bahasa latin dan measles dalam bahasa inggris atau dikenal dengan
sebutan gabagen (dalam bahasa Jawa) atau kerumut (dalam bahasa
Banjar) atau disebut juga rubeola (nama ilmiah) merupakan suatu
infeksi virus yang sangat menular, yang di tandai dengan demam,
lemas, batuk, konjungtivitas (peradangan selaput ikat mata
/konjungtiva) dan bintik merah di kulit (ruam kulit)
Penyakit Campak suatu infeksi virus yang sangat menular, yang
ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis (peradangan selaput
ikat mata/konjungtiva) dan ruam kulit. Penyakit campak disebabkan
karena infeksi virus campak golongan Paramyxovirus.
Ada beberapa pengertian tentang campak menurut beberapa
ahli, yaitu :
1. Campak atau morbili adalah penyakit virus akut , menular yang di
tandai dengan 3 stadium yaitu stadium prodromal (kataral), stadium
erupsi dan stadium konvalisensi, yang di manifestasikan dengan
demam, konjungtivitis dan bercak koplik (Ilmu Kesehatan Anak Edisi
2. Morbili adalah penyakit anak menular yang lazim biasanya ditandai
dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan campak
6
ringan atau demam, scarlet, pembesaran serta nyeri limpa nadi (Ilmu
Kesehatan Anak vol 2, Nelson, EGC, 2000).
3. Campak adalah penyakit menular yang ditularkan melalui rute udara
dari seseorang yang terinfeksi ke orang lain yang rentan (Brunner &
Suddart, vol 3, 2001).
B. MASA INKUBASI DAN DIAGNOSIS PENYAKIT CAMPAK
1. Masa inkubasi
Masa tunas/ inkubasi penyakit berlangsung kurang lebih 10 – 20
hari dan kemudian timbul gejala-gejala yang di bagi dalam 3 stadium,
yaitu :
a. Stadium Kataral atau Prodromal
Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-
batuk dan mata merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul
bercak Koplik`s (Koplik spot) pada mukosa pipi/daerah mulut, tetapi
gejala khas ini tidak selalu dijumpai. Bercak Koplik ini berupa bercak
putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul yang dikelilingi daerah
kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnose pasti terhadap
penyakit campak.
b. Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas
tinggi, kadan-kadang anak kejang-kejang, disusul timbulnya rash
(bercak merah yang spesifik), timbul setelah 3 – 7 hari demam. Rash
timbul secara khusus yaitu mulai timbul di daerah belakang telinga,
tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh muka, dan akhirnya ke
badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak
7
c. Stadium Konvalensi atau penyembuhan
Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan
yang disebut hiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri.
panas badan menurun sampai normal bila tidak terjadi komplikasi.
2. Diagnosis penyakit campak
Diagnosis dapat di tegakkan dengan :
anamnese (berdasarkan riwayat timbulnya penyakit seperti adanya
kontak dengan penderita)yaitu :
a. Anak dengan panas 3-5 hari (biasanya tinggi,mendadak) batuk Pilek,
harus dicurigai atau di diagnosis banding morbili (artinya
kemungkinan penyakit lain yang mirip campak, misal : german
measles,eksentema subitum,infeksi virus lain).
b. Mata merah, mukopurulen, menambah kecurigaan.
c. Dapat disertai diare dan muntah.
d. Dapat disertai gejala perdarahan (pada kasus yang berat) : Epitaksis,
petekie, ekimosis.
e. Anak resiko tinggi adalah bila kontak dengan penderita morbili (1 atau
2 minggu sebelumnya) dan belum pernah vaksinasi Campak.
Gejala klinis
Meliputi pemeriksaan fisik (physic diagnostic ) yaitu :
1. Pada stadium kataral manifestasi yang tampak mungkin hanya
demam ( biasanya tinggi ) dan tanda-tanda nasofaringitis dan
konjungtivitis.
2. Pada umumnya anak tampak lemah
3. Koplik spot pada hari ke 2-3 panas ( akhir stadium kataral )
4. Pada stadium erupsi timbul ruam ( rash ) yang khas : ruam
makulopapular yang munculnya mulai dari belakang telinga,
8
mengikuti pertumbuhan rambut di dahi, muka dan kemudian ke
seluruh tubuh.
Ø Pemeriksaan laboratorium
Meliputi :
1. Pemeriksaan darah tepi hanya ditemukan adanya leukopeni, Dimana
jumlah leukosit cenderung menurun disertai limfositosis relative.
2. Pemeriksaan serologic dengan cara hemaglutination inhibition test dan
complement fiksatior test akan ditemukan adanya antibody yang
spesifik dalam 1-3 hari setelah timbulnya ras dan puncaknya pada 2-4
minggu kemudian.
Ø Biakan virus ( mahal )
Isolasi dan identifikasi virus : Swab nasofaring dan sampel darah
yang diambil dari pasien 2-3 hari sebelum onset gejala sampai 1 hari
setelah timbulnya ruam kulit (terutama selama masa demam campak)
merupakan sumber yang memadai untuk isolasi virus. selama stadium
prodromal, dapat terlihat sel raksasa berinti banyak pada hapusan
mukosa hidung.
C. CARA PENULARAN DAN PENCEGAHAN PENYAKIT
CAMPAK
1. Cara Penularan
Cara penularan penyakit ini adalah melalui droplet dan kontak,
yakni karena menghirup Percikan ludah (droplet) dari hidung, mulut
9
maupun tenggorokan penderita morbili atau campak. Artinya
seseorang dapat tertular campak bila menghirup virus morbili, bisa di
tempat umum, di kendaraan atau dimana saja. Penderita bisa
menularkan infeksi ini dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam
kulit dan selama ruam kulit ada. Masa inkubasi adalah 10-14 hari
sebelum gejala muncul.
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah
campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak usia pra- sekolah
dan anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka
seumur hidupnya dia akan kebal terhadap penyakit ini. Kekebalan
terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan
kekebalan pasif pada seorang bayi yang lahirdari ibu yang telah kebal
(berlangsung selama 1 tahun).
Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah :
Ø Bayi berumur lebih dari 1 tahun
Ø Bayi yang tidak mendapatkan imunisasi
Ø Remaja dan dewasa muda yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
2. Cara Pencegahan Penyakit Campak
a. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya
factor predisposisi/ resiko terhadap penyakit Campak. Sasaran dari
pencegahan primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum
memiliki resiko yang tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang
tinggi untuk penyakit Campak. Edukasi kepada orang tua anak sangat
penting peranannya dalam upaya pencegahan primordial. Tindakan
yang perlu dilakukan seperti penyuluhan mengenai pendidikan
kesehatan, konselling nutrisi dan penataan rumah yang baik.
10
b. Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang
termasuk kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena
Campak, tetapi berpotensi untuk terkena penyakit Campak. Pada
pencegahan primer ini harus mengenal faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap terjadinya Campak dan upaya untuk mengeliminasi faktor-
faktor tersebut.
.
1) Penyuluhan
Edukasi Campak adalah pendidikan dan latihan mengenai
pengetahuan mengenai Campak. Disamping kepada penderita
Campak, edukasi juga diberikan kepada anggota keluarganya,
kelompok masyarakat beresiko tinggi dan pihak-pihak perencana
kebijakan kesehatan. Berbagai materi yang perlu diberikan kepada
pasien campak adalah definisi penyakit Campak, faktor-faktor yang
berpengaruh pada timbulnya campak dan upaya-upaya menekan
campak, pengelolaan Campak secara umum, pencegahan dan
pengenalan komplikasi Campak
2) Imunisasi
Di Indonesia sampai saat ini pencegahan penyakit campak
dilakukan dengan vaksinasi Campak secara rutin yaitu diberikan pada
bayi berumur 9 – 15 bulan. Vaksin yang digunakan adalah Schwarz
vaccine yaitu vaksin hidup yang dioleh menjadi lemah. Vaksin ini
diberikan secara subkutan sebanyak 0,5 ml. vaksin campak tidak
boleh diberikan pada wanita hamil, anak dengan TBC yang tidak
diobati, penderita leukemia. Vaksin Campak dapat diberikan sebagai
vaksin monovalen atau polivalen yaitu vaksin measles-mumps-rubella
(MMR). vaksin monovalen diberikan pada bayi usia 9 bulan,
sedangkan vaksin polivalen diberikan pada anak usia 15 bulan.
Penting diperhatikan penyimpanan dan transportasi vaksin harus pada
11
temperature antara 2ºC - 8ºC atau ± 4ºC, vaksin tersebut harus
dihindarkan dari sinar matahari. Mudah rusak oleh zat pengawet atau
bahan kimia dan setelah dibuka hanya tahan 4 jam.
3) Isolasi
Penderita rentan menghindari kontak dengan seseorang yang
terkena penyakit campak dalam kurun waktu 20-30 hari, demikian
pula bagi penderita campak untuk diisolasi selama 20-30 hari guna
menghindari penularan lingkungan sekitar.
c. Pencegahan Sekunder
Pencegahan sekunder adalah upaya untuk mencegah atau
menghambat timbulnya komplikasi dengan tindakan-tindakan seperti
tes penyaringan yang ditujukan untuk pendeteksian dini campak
serta penanganan segera dan efektif. Tujuan utama kegiatan-
kegiatan pencegahan sekunder adalah untuk mengidentifikasi orang-
orang tanpa gejala yang telah sakit atau penderita yang beresiko
tinggi untuk mengembangkan atau memperparah penyakit.
Memberikan pengobatan penyakit sejak awal sedapat mungkin
dilakukan untuk mencegah kemungkinan terjadinya komplikasi.
Edukasi dan pengelolaan campak memegang peran penting untuk
meningkatkan kepatuhan pasien berobat.
d. Pencegahan Tersier
Pencegahan tersier adalah semua upaya untuk mencegah
kecacatan akibat komplikasi. Kegiatan yang dilakukan antara lain
mencegah perubahan dari komplikasi menjadi kecatatan tubuh dan
melakukan rehabilitasi sedini mungkin bagi penderita yang
mengalami kecacatan. Dalam upaya ini diperlukan kerjasama yang
12
baik antara pasien-pasien dengan dokter maupun antara dokter-dokter
yang terkait dengan komplikasinya. Penyuluhan juga sangat
dibutuhkan untuk meningkatkan motivasi pasien untuk
mengendalikan penyakit campak. Dalam penyuluhan ini hal yang
dilakukan adalah :
1. Maksud, tujuan, dan cara pengobatan komplikasi kronik
2. Upaya rehabilitasi yang dapat dilakukan
3. Kesabaran dan ketakwaan untuk dapat menerima dan memanfaatkan
keadaan hidup dengan komplikasi kronik.
Pelayanan kesehatan yang holistik dan terintegrasi antar disiplin
terkait juga sangat diperlukan, terutama di rumah sakit rujukan, baik
dengan para ahli sesama ilmu.
D. PENANGGGULANGAN DAN PENGOBATAN PENYAKIT
CAMPAK
1. Penanggulangan Campak
Pada sidang CDC/ PAHO / WHO, tahun 1996 menyimpulkan
bahwa penyakit Campak dapat dieradikasi, karena satu-satunya
pejamu/ reservoir campak hanya pada manusia serta tersedia vaksin
dengan potensi yang cukup tinggi yaitu effikasi vaksin 85% dan
dirperkirakan eradikasi dapat dicapai 10 – 15 tahun setelah eliminasi.
World Health Organisation (WHO) mencanangkan beberapa
tahapan dalam upaya eradikasi (pemberantasan) penyakit Campak
dengan tekanan strategi yang berbeda-beda pada setiap tahap yaitu
:
a. Tahap Reduksi
13
Tahap ini dibagi dalam 2 tahap :
1. Tahap Pengendalian Campak
Pada tahap ini ditandai dengan upaya peningkatan cakupan
imunisasi campak rutin dan upaya imunisasi tambahan di daerah
dengan morbitas campak yang tinggi. Daerah ini masih
merupakan daerah endemis campak, tetapi telah terjadi penurunan
insiden dan kematian, dengan pola epidemiologi kasus Campak
menunjukkan 2 puncak setiap tahun.
2. Tahap Pencegahan KLB
Cakupan imunisasi dapat dipertahankan tinggi ≥ 80% dan
merata,terjadi penurunan tajam kasus dan kematian, insidens campak
telah bergeser kepada umur yang lebih tua, dengan interval KLB
antara 4-8 tahun.
b. Tahap Eliminasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi ≥ 95% dan daerah-daerah
dengan cakupan imunisasi rendah sudah sangat kecil jumlahnya,
kasus campak sudah sangat jarang dan KLB hampir tidak pernah
terjadi. Anak-anak yang dicurigai rentan (tidak terlindung) harus
diselidiki dan diberikan imunisasi campak.
c. Tahap Eradikasi
Cakupan imunisasi sangat tinggi dan merata, serta kasus
Campak sudah tidak ditemukan.
Pada siding The World Health Assambley (WHA) tahun 1998,
menetapkan kesepakatan Eradikasi Polio (ERAPO), Eliminasi
Tetanus Noenatorum (ETN) dan Reduksi Campak (RECAM).
Kemudian pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting di
Dakka Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi campak di
14
Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan Kejadian
Luar Biasa (KLB).
Strategi operasional yang dilakukan ditingkat Puskesmas untuk
mencapai reduksi Campak tersebut adalah :
a. Imunisasi rutin pada bayi 9 –11 bulan (UCI Desa ≥ 80)
b. Imunisasi tambahan (suplemen)
c. Surveilans (surveilan rutin, system kewaspadaan dini dan respon
kejadian luar biasa).
d. Penyelidikan dan penanggulangan kejadian luar biasa Setiap
kejadian luar biasa harus diselidiki dan dilakukan penanggulangan
secepatnya yang meliputi pengobatan simtomatis pada kasus,
pengobatan dengan antibiotika bila terjadi komplikasi, pemberian
vitamin A dosis tinggi, perbaikan gizi dan meningkatkan cakupan
imunisasi campak/ring vaksinasi (program cepat, sweeping) pada
desa-desa risiko tinggi.
e. Pemeriksaan laboratorium
2. Pengobatan Penyakit Campak
Penderita Campak tanpa komplikasi dapat berobat jalan.Sehingga
pengobatannya bersifat symptomatic, yaitu memperbaiki keadaan
umum atau untuk mengurangi gejalanya saja dalam hal ini :
Ø anak memerlukan istirahat di tempat tidur
Ø kompres dengan air hangat bila demam tinggi namun dapat diberikan
antipiretik bila suhu tinggi parasetamol 7,5-10 mg/kgBB/kali, interval
6-8 jam
Ø ekspektoran : gliseril guaiakolat anak 6-12 tahun : 50-100 mg tiap 2-6
jam, dosis maksimum 600 mg/hari.
Ø Antitusif perlu diberikan bila batuknya hebat/mengganggu
Ø narcotic antitussive (codein) tidak boleh digunakan.
Ø Mukolitik bila perlu.vitamin terutama vitamin A dan C. Vitamin A
pada stadium kataral sangat bermanfaat. Pemberian vitamin A
15
100.000 IU per oral satu kali. Vitamin A dosis tinggi ( menurut
rekomendasi WHO dan UNICEF)
Usia 6 bln-1 thn :100.000 unit dosis tunggal p.o
Umur > 1 thn : 200.000 unit dosis tunggal p.o
Dosis tersebut diulangi pada hari ke-2 dan 4 minggu kemudian bila
telah didapat tanda defisiensi vitamin A. Apabila terdapat malnutrisi
maka pemberian vitamin A ditambah dengan 1500 IU tiap hari.
Ø Mempertahankan status nutrisi dan hidrasi (cukup cairan dan kalori)
16
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Campak ialah penyakit infeksi virus akut, menular, secara
epidemiologi merupakan penyebab utama kematian terbesar pada
anak. Menurut etiologinya campak disebabkan oleh virus RNA dari
family paramixoviridae, genus Morbilivirus , yang ditularkan secara
droplet. Gejala klinis campak terdiri dari 3 stadium, yaitu stadium
kataral, stadium erupsi dan stadium konvalesensi. Campak dapat
dicegah dengan melakukan imunisasi secara aktif, pasif dan isolasi
penderita. Serta pada Technical Consultative Groups (TGC) Meeting
di Dakka Bangladesh tahun 1999, menetapkan bahwa reduksi campak
di Indonesia berada pada tahap reduksi dengan pencegahan Kejadian
Luar Biasa (KLB). Pada tahap ini terjadi penurunan kasus dan
kematian yang tajam, dan interval terjadinya KLB relative lebih
panjang
B. SARAN
Kita harus menerapkan pola hidup sehat, utamanya untuk anak
dan balita perlu mendapatkan asupan gizi yang cukup sehingga status
gizi anak pun menjadi lebih baik. Selalu menjaga kebersihan dengan
selalu mencuci tangan anak sebelum makan.
Jika anak belum waktunya menerima imunisasi campak, atau
karena hal tertentu dokter menunda pemberian imunisasi campak
(MMR), sebaiknya anak tidak berdekatan dengan anak lain atau orang
17
lain yang sedang demam dan jika sudah terkena penyakit ini
sebaiknya secepatnya berobat dan jika dalam kondisi yang lebih akut
sebaiknya perlu dirujuk ke rumah sakit.
Untuk para orangtua jangan mengabaikan vaksinasi untuk anak
karena anak atau balita yang tidak mendapat imunisasi campak
memiliki resiko 5 kali lebih besar untuk terkena penyakit campak
dibanding dengan anak atau balita yang mendapat imunisasi.
18
DAFTAR PUSTAKA
Ade,2010,Penyakit Campak Gejala dan Pengobatannya,http:// penyakit-
campak-gejala-dan.html di akses tanggal 7 Desember 2012
Adhien,2012,PenyakitCampak,http://adhienbinongko.blogspot.com/2012/05/
makalah-penyakit-campak.html di akses tanggal 7 Desember 2012
19