TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG...
Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG...
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS
NGAWEN BLORA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Ari Andriani Istiqomah
NIM B12060
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2015
ii
iii
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul ” Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat di
Puskesmas Ngawen Blora”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk
memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada
Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Retno Wulandari, S.S.T, Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Wahyu Dwi Agussafutri, S.S.T, Dosen Pembimbing yang telah meluangkan
waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Dr. Nur Istifah, Kepala Puskesmas Ngawen Blora yang telah memberi ijin
kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah.
5. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
6. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
7. Perpustakaan prodi DIII Kebidanan STIKes kusuma Husada Surakarta yang
telah menyediakan literature yang penulis perlukan untuk penyusunan Karya
Tulis Ilmiah.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikn Karya Tulis Ilmiah ini.
v
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juni 2015
Penulis
vi
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015
Ari Andriani Istiqomah
B12060
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS
NGAWEN BLORA
xiii + 46 halaman + 17 lampiran + 9 tabel + 2 gambar
ABSTRAK
Latar Belakang : Penyebab kematian utama bayi baru lahir adalah infeksi dan dan
tetanus neonatorum. Angka kejadian tetanus neonatorium di Indonesia cukup tinggi
yaitu 137 kasus pada tahun 2011, diantaranya 28 kasus (20,44%) karena perawatan
tali pusat dengan alkohol atau iodium dan 57 kasus (41,61%) karena perawatan tali
pusat dengan cara tradisional dan penyebab lain-lain 52 kasus (37,95%). Cara untuk
mengatasi masalah dan mengurangi angka kematian bayi karena infeksi tali pusat
salah satunya yaitu penyuluhan mengenal perawatan tali pusat yang benar pada
masyarakat. Perawatan tali pusat tidak diperhatikan betul, menyebabkan daerah ini
mudah terserang infeksi.
Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di
Puskesmas Ngawen Blora.
Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian
diambil di Puskesmas Ngawen Blora pada tanggal 01-30 April 2015. Jumlah
sample sebanyak 40 ibu nifas, dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel
sampling jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk
analisa data dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi
frekuensi.
Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di
Puskesmas Ngawen Blora, ibu nifas dengan pengetahuan baik sebanyak 8
responden (20%), pengetahuan cukup sebanyak 23 responden (57,5%),
pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (22,5%).
Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di
Puskesmas Ngawen Blora sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 23
responden (57,5%).
Kata Kunci : Pengetahuan, ibu nifas, perawatan tali pusat.
Kepustakaan : 27 literatur (tahun 2007 – 2014)
vii
MOTTO
1. Allah akan mengangkat orang-orang beriman di antaramu dan juga orang-
orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat (QS. Al-
mujadalah : 11)
2. Allah tidak membebani kewajiban kepada seseorang kecuali sesuai dengan
kesanggupannya (QS. Al-baqarah : 286)
3. Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk
berbuat sesuatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak
akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun (Soekarno)
4. Menjadi pintar hanya membawa kita dari satu poin ke poin berikutnya.
Tapi, nilai kejujuran bisa membawa kita ke dimensi yang lebih luas (Andri
Riski Putra)
5. Selama ini kegagalan memulai sesuatu yang terjadi karena selalu menunda
aksi yang telah direncanakan (Andri Riski Putra).
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga
KTI ini selesai tepat waktu.
2. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa restunya dan cinta kasihnya
selama ini.
3. Kakak (mas hari, mas surya), adikku tercinta (adek ocit) dan saudara-
saudaraku yang selalu mendukungku di setiap langkahku.
4. Buat sahabatku (mbak devi, putri ponpon, lussy, nia, norma nomnom,
yayuk, candra, gumelar), teman kost dan teman-teman yang telah
berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.
5. Bu Wahyu Dwi Agussafutri, SST, terima kasih selama ini telah sabar
membimbing dan berbagi pengalaman.
6. Bu Muthiah Rissa P, SST, M.Kes, terima kasih selama ini telah sabar dan
membimbing dalam pembuatan ASKEB.
7. Almamater tercinta.
viii
CURICULUM VITAE
Nama : Ari Andriani Istiqomah
Tempat / Tanggal Lahir : Blora, 19 Desember 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Jln. Stasiun RT 05/RW 05 Ngawen, Kec. Ngawen
Kab. Blora
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. SD Negeri 5 Ngawen Lulus tahun 2006
2. SMP Negeri 4 Ngawen Lulus tahun 2009
3. SMA MAN N 1 Blora Lulus tahun 2012
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN.. .................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii
CURICULUM VITAE ................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4
E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ............................................................................. 8
B. Kerangka Teori............................................................................. 23
C. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 24
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................... 25
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 25
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 26
x
D. Variabel Penelitian ....................................................................... 27
E. Definisi Operasional..................................................................... 28
F. Instrumen Penelitian..................................................................... 28
G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ......................................... 33
I. Etika Penelitian ............................................................................ 37
J. Jadwal Penelitian .......................................................................... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................... 39
B. Hasil Penelitian ............................................................................ 39
C. Pembahasan .................................................................................. 41
D. Keterbatasan ................................................................................. 43
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 45
B. Saran ............................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Studi Pendahuluan............................................................................ 3
Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 28
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner .......................................................................... 30
Tabel 4.1 Karakteristik Tingkat Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Paritas .... 40
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi ......................................................................... 41
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 23
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 24
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian (Dalam Bentuk Tabel)
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 10. Kuesioner Penelitian
Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner
Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas
Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas
Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian
Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian (Foto)
Lampiran 17. Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir)
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) pada tahun
2012 jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 32/1.000
Kelahiran Hidup (KH). Sementara target yang akan dicapai sesuai kesepakatan
MDGs tahun 2015, angka kematian bayi menjadi 23/1.000 kelahiran hidup
(BKKBN, 2013).
Kematian neonatal 75% terjadi pada minggu pertama kehidupan, antara
25% sampai 45% terjadi dalam usia 24 jam. Penyebab kematian utama bayi
baru lahir adalah berat badan lahir rendah, infeksi, asfeksia, dan trauma
kelahiran dan tetanus neonatorum menjadi penyumbang 50% kematian neonatal
di dunia dan 20% kematian pada bayi (Depkes, 2010; WHO, 2012).
Angka kejadian tetanus neonatorium di Indonesia masih cukup tinggi
dibandingkan negara-negara ASEAN yang lain yaitu masih terdapat 137 kasus
pada tahun 2011, diantaranya 28 kasus (20,44%) karena perawatan tali pusat
dengan alkohol atau iodium dan 57 kasus (41,61%) karena perawatan tali pusat
dengan cara tradisional dan penyebab lain-lain 52 kasus (37,95%) (Depkes,
2011).
Menurut Dinkes Jateng (2013), Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi
Jawa tengah tahun 2013 sebesar 10,41/1.000 KH dan Angka Kematian Bayi
(AKB) di Blora sebesar 13,78%.
2
Periode pascapersalinan meliputi masa kritis bagi bayi, infeksi pada tali
pusat termasuk penyebab utama kematian bayi pada minggu-minggu pertama
selama masa pascapersalinan, yang diantaranya dapat terjadi karena perawatan
tali pusat yang tidak tepat. Tali pusat merupakan pintu masuk bagi infeksi ke
tubuh bayi. Perawatan tali pusat dengan mengoleskan cairan akan membuat tali
pusat akan tetap basah dan lembab, yang akan memperlambat proses
penyembuhan dan meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Perawatan tali pusat
yang kurang tepat akan menyebabkan menghambat mengeringnya dan terlepas
dengan komplikasi yang lebih sedikit (Maryunani & Nurhayati, 2012 ;
Prawirohardjo, 2010).
Perawatan tali pusat adalah perawatan atau pemeliharaan tali pusat bayi
setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput. Perawatan tali pusat tidak
diperhatikan betul, menyebabkan daerah ini mudah sekali terserang infeksi
(Riksani, 2012).
Cara untuk mengatasi masalah dan mengurangi angka kematian bayi karena
infeksi tali pusat seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan menggunakan
strategi yang pada dasarnya menekan pada penyediaan layanan maternal dan
neonatal berkualitas yang Cost-Efektif yang tertuang dalam tiga kunci, yaitu
setiap kehamilan diberikan Toksoid Tetanus, Sterilisasi alat, penyuluhan
mengenal perawatan tali pusat yang benar pada masyarakat. Untuk menjamin
keberhasilan pelaksanaan ketiga pesan kunci tersebut dan pencapaiannya, target
yang telah ditetapkan untuk Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 adalah
23/1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009).
3
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan September di
Puskesmas Ngawen Blora, jumlah semua ibu nifas yang bersalin di Puskesmas
Ngawen Blora selama bulan April sampai bulan September adalah 240 orang.
Rata-rata jumlah ibu nifas pada tiap bulannya sebanyak 40 orang. Jumlah yang
mengalami infeksi tali pusat adalah 3 bayi baru lahir dalam setahun. Dari hasil
wawancara secara tidak struktur dengan pertanyaan berjumlah 5, terhadap 10
ibu nifas didapatkan hasil bahwa 7 ibu nifas mampu menjawab 2 pertanyaan,
dan 3 ibu nifas mampu menjawab 5 pertanyaan.
Tabel 1.1 Pertanyaan
Berdasarkan hasil studi pendahuluan di atas, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Perawatan Tali Pusat di Puskesmas Ngawen Blora”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti dapat merumuskan
masalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan
Tali Pusat di Puskesmas Ngawen Blora ?”
No Pertanyaan
Ibu Nifas Mampu
Menjawab
Multi Primi
1 7 Ibu nifas mampu menjawab 2 pertanyaan 4 3
2 3 Ibu nifas mampu menjawab 5 pertanyaan 3 0
4
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali
Pusat di Puskesmas Ngawen Blora.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di
Puskesmas Ngawen Blora pada tingkat baik.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di
Puskesmas Ngawen Blora pada tingkat cukup.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di
Puskesmas Ngawen Blora pada tingkat kurang.
d. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong yang
mempengaruhi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di
Puskesmas Ngawen Blora.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan ibu nifas khususnya
tentang perawatan tali pusat.
5
2. Bagi Ibu Nifas
ibu nifas lebih memperhatikan cara perawatan tali pusat yang benar dan
lebih meningkatkan pengetahuan dari informasi dan membaca buku
khususnya Perawatan Tali Pusat
3. Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan mempunyai pengalaman nyata dalam melakukan
penelitian tentang perawatan tali pusat dan sebagai aplikasi dari pelajaran
yang telah dipelajari.
4. Bagi Institusi
a. Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wacana dan
referensi perpustakaan mengenai perawatan tali pusat.
b. Puskesmas
Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk
mengoptimalkan demonstrasi tentang perawatan tali pusat kepada ibu
nifas sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap tindakan
perawatan tali pusat yang benar.
6
E. Keaslian Penelitian
Penelitian ini pernah dilakukan yang serupa dengan penelitian yang akan
dilakukan :
1. Siti Sutini (2013) dari STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul
“Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat di BPS
Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta”.Jenis penelitian adalah deskriptif
kuantitatif dengan tehnik total sampling, instrumen penelitian yaitu
kuesioner tertutup, variabel penelitian tunggal, dan analisa univariat
menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perilaku ibu dalam perawatan tali pusat dari 30 responden didapatkan hasil
sebagian besar yakni 5 responden (16,7%) memiliki perilaku yang mengerti
tentang perawatan tali pusat yang benar, 22 responden (73,3%)
berpengetahuan cukup baik, 3 responden (10%) berpengetahuan kurang
baik.
2. Linda Arifatul Izzah (2007) dari Universitas Jember dengan judul
“Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu Paska Melahirkan
dalam Perawatan Tali Pusat Bayi di wilayah Kerja Puskesmas Kupang
Kabupaten Mojokerto”. Penelitian survey dengan pendekatan studi cross
sectional, pengolahan data menggunakan uji Korelasi Pearson teknik
pengambilan sampel dengan cara total sampling dan diperoleh 32 orang.
Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan dari 32 sampel adalah
90,6% mempunyai tingkat pengetahuan tinggi dan 9,4% mempunyai tingkat
pengetahuan sedang. Hasil penelitian sikap menunjukkan bahwa dari 32
7
sampel yang mempunyai sikap sangat positif sebanyak 12,5%, positif
sebanyak 81,25% negative sebanyak 6,25%.
Perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi dan waktu, responden,
populasi dan sampel. Sedangkan persamaannya dengan penelitian ini adalah
metode penelitian yaitu tehnik sampling, deskriptif kuantitatif dengan
pendekatan studi cross sectional, instrumen penelitian yaitu kuesioner
tertutup, variabel tunggal dan analisis univariat menggunakan distribusi
frekuensi.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori
1. Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang
sekedar menjawab pertanyaan ”what”, misalnya apa air, apa manusia,
apa alam, dan sebagainya. Ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman,
rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior)
(Notoatmodjo, 2012).
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang dicakup dalam
domain kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu :
1) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari
sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau
9
rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat
pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang,
tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.
2) Memahami (Comprehention)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan
secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat
menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah
paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya
terhadap objek yang dipelajari.
3) Aplikasi (Application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini
diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,
rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi
yang lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau
suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu
struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja
dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti
10
sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,
memisahkan dan sebagainya.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan
yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya
dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat
menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan
justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian
itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau
menggunakan kriteria yang telah ada.
c. Cara Memperoleh Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa cara untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan, yaitu:
1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah
Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh
kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau
metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non
11
ilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan
pada periode ini antara lain meliputi :
a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)
Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa
kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila
kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang
lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba
dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga
gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai
masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara
ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau
metode coba-salah (coba-coba).
b) Secara Kebetulan
Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak di
sengaja oleh orang yang bersangkutan.
c) Cara Kekuasaan atau Otoritas
Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-
kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa
melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau
tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun
temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain
pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin
12
agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah,
orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang
yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau
membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan
karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap
bahwa yang dikemukakannya adalah benar.
d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi
Pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau
pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh
pengetahuan.
e) Cara Akal Sehat (Common Sense)
Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan
teori atau kebenaran.
f) Kebenaran melalui Wahyu
Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang
ditunjukkan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus
diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang
bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional
atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah
sebagai petunjuk dan bukan karena hasil usaha penalaran atau
penyelidikan manusia.
13
g) Kebenaaran secara Intuitif
Kebenaran secara kemampuan diperoleh manusia secara cepat
sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses
penalaran atau berpikir. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya
berdasarkan psikologi atau suara hati atau bisikan hati saja.
h) Melalui Jalan Pikiran
Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir
manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu
menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.
Dengan kata lain, dalam memperolah kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui
induksi maupun deduksi.
i) Induksi
Bahwa induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai
dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat
umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan
kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman
empiris yang ditangkap oleh indra. Maka dikatakan bahwa
induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang
abstrak. Proses berpikir induksi dikelompokkan menjadi dua,
yakni induksi sempurna dan induksi tidak sempurna. Induksi
sempurna terjadi apabila kesimpulan diperoleh dari penjumlahan
dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak sempurna terjadi
14
apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari lompatan, dari
pertanyaan-pertanyaan khusus.
j) Deduksi
Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaan-
pertanyaan khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku
bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas
tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang
terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.
2) Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetauan pada dewasa
ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode
penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian.
Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni :
a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul
pada saat dilakukan pengamatan.
b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak
muncul pada saat dilakukan pengamatan.
c) Gejal-gejala muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang
berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.
15
d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Mubarak (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang, yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang pada orang
lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima
informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang
dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya
rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap
penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.
2) Pekerjaan
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara
tidak langsung.
3) Umur
Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia
dilahirkan hingga berulang tahun. Bertambahnya umur seseorang
akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).
Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga
pengetahuan diperolehnya akan semakin baik. Pada aspek psikologis
atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.
16
4) Minat
Suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.
Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal
dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.
5) Pengalaman
Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi
dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang
kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika
pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara
psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas
dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap
positif dalam kehidupannya.
6) Kebudayaan lingkungan
Kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukkan sikap kita. Apabila dalam suatu
wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan
maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk
selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat
berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.
7) Informasi
Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperolah pengetahuan yang baru.
17
e. Cara Mengukur Pengetahuan
Menurut Notoadmodjo (2011), pengukuran pengetahuan dapat
dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi
materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke
dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita
sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya.
2. Masa Nifas
a. Pengertian
Menurut Maritalia (2012), Masa nifas atau masa puerperium adalah
masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 24 hari. Selama
masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami
perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi
ini disebut involusi.
Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta
keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan
semula ( sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6
minggu (Sulistyawati, 2009).
3. Perawatan Tali Pusat
a. Pengertian Tali Pusat
Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus
umbilicalis merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama
18
dalam kandungan. Tali pusat memiliki peran penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan janin. Melalui tali pusat inilah
makanan, oksigen, serta nutrisi yang lain yang dibutuhkan oleh bayi
disalurkan dari peredaran darah sang ibu (Riksani, 2012).
b. Tujuan Perawatan Tali Pusat
Tujuan perawatan tali pusat menurut Riksani (2012), Simkin (2008)
dan Sodikin (2009) adalah
1) Mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada bayi diantaranya
tetanus neonatorum dan omfalitis dengan tindakan sederhana.
2) Mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses pengeringan
dan pelepasan tali pusat. Tali pusat tidak boleh ditutup rapat karena
akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat
puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. Ini semua
dimaksudkan untuk membiarkan tali pusat mengering secara alami
agar cepat kering dan lepas.
c. Cara Perawata Tali Pusat
Perawatan tali pusat menurut Johariyah dan Ningrum (2012),
Riksani (2012), Dewi (2010), dan Prawirohardjo (2010) adalah
1) Cuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh tali pusat.
2) Saat memandikan bayi, usahakan agar Anda tidak menarik tali
pusat.
19
3) Jangan mengoleskan cairan apapun ke tali pusat
4) Bungkus longgar tali pusat menggunakan kasa steril.
5) Tali pusat sebaikanya tidak tertutup dengan rapat kerena akan
membuatnya menjadi lembab yang bisa meningkatkan resiko
tumbuhnya bakteri.
6) Tali pusat akan terlepas dengan sendirinya, sehingga tidak
dianjurkan untuk memegang atau menarik-narik tali pusat.
7) Menjaga pusar bayi agar tetap kering dan bersih.
8) Sisa tali pusat bayi akan segera lepas pada minggu pertama.
9) Berikan nasihat kepada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan
bayi :
a) Lipat popok di bawah tali pusat untuk tidak menutupi tali
pusat untuk menghindari kontak dengan feses dan urin.
Hindari penggunaan kancing, koin, atau uang logam untuk
membalut tekan tali pusat.
b) Jika tali pusat kotor, bersihkan secara hati-hati dengan air
DTT dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan
menggunakan kain bersih.
c) Jelaskan pada ibu bahwa harus mencari bantuan jika tali
pusat menjadi merah, bernanah, berdarah dan berbau.
d) Jika pangkal tali pusat menjadi merah, mengeluarkan nanah
atau darah segara rujuk ke fasilitas kesehatan.
20
d. Akibat Perawatan Tali Pusat tidak Steril
Menurut Riksani (2012), perawatan tali pusat tidak steril dapat
mengakibatkan gangguan kesehatan bayi, diantaranya :
1) Tetanus Neonatorum
Tetanus neonatorum adalah suatu penyakit pada bayi baru lahir yang
disebabkan oleh spora yang disebut Clostridium tetani yang masuk
melalui tali pusat. Hal ini disebabkan akibat perawatan atau tindakan
yang tidak memenuhi syarat kebersihan. Misalnya, pemotongan tali
pusat dengan menggunakan bambu atau digunting secara tidak steril
atau setelah tali pusat digunting, dibubuhi dengan berbagai benda
yang tidak seharusnya/tidak steril.
Tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir) ini terjadi
berawal dari pemotongan atau perawatan tali pusat yang tidak
memperhatikan prinsip kesterilan alat yang digunakan saat merawat
tali pusat. Gejala yang jelas terlihat adalah adannya mulut mencucu
seperti mulut ikan, mudah dan sering kejang disertai sianosis/pucat,
suhu meningkat, kaku kuduk hingga kejang. Oleh karena itu,
sangatlah penting untuk memastikan bahwa peralatan yang
digunakan oleh tenaga kesehatan untuk membantu proses persalinan
adalah alat-alat yang steril.
2) Omfalitis/infeksi tali pusat
Penyebab infeksi ini adalah bakteri seperti stapilokokus,
streptokokus, atau bakteri lainya. Bila infeksi tidak segera diobati
21
ketika tanda-tanda infeksi ini ditemukan, akan terjadi penyebaran ke
daerah sekitar tali pusat sehingga menyebabkan kemerahan dan
bengkak pada daerah tali vena pusat. Pada keadaan lebih lanjut,
infeksi dapat menyebar ke bagian dalam tubuh di sepanjang
umbilikus dan akan menyebabkan trombosis vena/penyumbatan
vena. Oleh sebab itu, penting dilakukan perawatan tali pusat dengan
rutin dan cermat.
e. Tanda dan Gejala Infeksi Tali Pusat
Tanda dan gejala infeksi tali pusat menurut Sodikin (2012) dan
Riksani (2012) adalah
1) Bayi terlihat gelisah dan rewel.
2) Terlihat adanya kemerahan di sekitar pangkal tali pusat dan perut
bayi.
3) Daerah sekitar tali pusat tercium aroma bau dan mengeluarkan nanah
(nanah merupakan salah satu indikasi terjadinya infeksi).
4) Suhu tubuh bayi meningkat melebihi 38o C.
5) Bengkak pada tali pusat.
22
f. Cara Penanggulangan atau Pencegahan Infeksi pada Tali Pusat
Menurut Arin dan Akbar (2009), cara penanggulangan atau
pencegahan infeksi pada tali pusat yaitu :
1) Penyuluhan bagi ibu pasca melahirkan tentang merawat tali pusat.
2) Memberikan latihan tentang perawatan tali pusat pada ibu pasca
persalinan.
3) Instruksikan ibu untuk selalu memantau keadaan bayinya.
4) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan setiap kali basah atau
kotor.
23
B. Kerangka Teori
Gambar 2.1 : Kerangka teori
Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2012) dan Riksani (2012)
Faktor yang Mempengaruhi
Pengetahuan:
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan
lingkungan
7. Informasi
Pengetahuan
Ibu Nifas
Perawatan Tali Pusat :
1. Pengertian tali pusat
2. Tujuan perawatan tali
pusat
3. Cara perawatan tali pusat
4. Akibat perawatan tali
pusat tidak steril
5. Tanda dan gejala infeksi
tali pusat
6. Cara pencegahan infeksi
tali pusat
24
C. Kerangka Konsep
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Tingkat Pengetahuan Ibu
Nifas tentang Perawatan
Perawatan Tali Pusat di
Puskesmas Ngawen Blora
Baik
Cukup
Kurang
Faktor Penghambat dan Pendorong
Pengetahuan :
1. Pendidikan
2. Pekerjaan
3. Umur
4. Minat
5. Pengalaman
6. Kebudayaan lingkungan
7. Informasi
= yang diteliti
= yang tidak diteliti
Ket :
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
waktu secara cross sectional. Penelitian deskriptif bertujuan menerangkan atau
menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik
tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status
perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain. Rancangan ini
mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu.
Penelitian kuantitatif adalah penelitian deskriptif, penelitian perkembangan,
penelitian tindakan, penelitian perbandingan kausal atau komparatif, penelitian
korelasional, penelitian eksperimental, dan lain-lain. Deskriptif kuantitatif
adalah menggambarkan suatu masalah yang akan diteliti dengan
menerjemahkan pada suatu angka (Hidayat, 2011).
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Lokasi adalah tempat yang akan digunakan oleh peneliti dalam
melaksanakan kegiatan peneliti (Hidayat, 2011). Penelitian ini dilaksanakan
di Puskesmas Ngawen Blora.
26
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan
oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011).
Penelitian ini dilaksanakan mulai pada tanggal 01-30 April 2015.
C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013).
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang
mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan
sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi
seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek tersebut
(Hidayat, 2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu
nifas di Puskesmas Ngawen Blora yang berjumlah 40 ibu nifas.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011).
Menurut Arikunto (2013), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik
diambil semua. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang.
27
3. Teknik sampling
Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan
dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan
mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Pengambilan
sampel menggunakan sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah tehnik
penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.
Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi
dijadikan sampel (Sugiono, 2012).
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-
anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok
lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan
sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan
penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis
kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan,
penyakit dan sebagainya. Variabel juga dapat diartikan sebagai konsep yang
mempunyai bermacam-macam nilai misalnya : badan, sosial, ekonomi,
mahasiswa, kinerja, dan sebagainya adalah konsep (Notoatmodjo, 2012).
penelitian menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan tali pusat.
28
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karateristik yang diamati, sehingga peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena
(Hidayat, 2011). Definisi Operasional merupakan uraian tentang batasan
variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang
bersangkutan (Notoatmodjo, 2012).
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Nama
Variabel
Pengertian Indikator Alat
Ukur
Skala
Tingkat
pengetahuan
ibu nifas
tentang
perawatan
tali pusat
Kemampuan
dariresponden
dalam
menjawab
kuesioner
tentang
perawatan tali
pusat.
1. Baik : Bila nilai
responden yang diperoleh
(x) > mean + 1 SD
2. Cukup : Bila nilai
responden mean -1 SD ≤
x ≤ mean + 1 SD
3. Kurang : Bila nilai
responden yang diperoleh
(x) < mean – 1 SD
Kuesioner Ordinal
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk
pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa : kuesioner (daftar
pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan
pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini
instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner.
29
Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk
memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,
atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2013).
Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat,
kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu pernyataan yang
mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih
salah satu alternatif jawaban dari setiap pernyataan yang telah tersedia
(Sugiyono, 2012).
Jawaban yang disediakan yaitu benar dan salah. Skala pengukuran data
yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Guttman, skala ini
merupakan skala yang brsifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban
yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan/pernyataan : ya dan tidak, positif
dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Untuk pernyataan positif
(favorable) yaitu pernyataan benar, jika responden menjawab benar
mendapatkan skor 1 dan jawaban salah mendapatkan skor 0. Untuk pernyataan
negatif (unfavorable) yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika responden
menjawab benar maka mendapatkan skor 0, jika jawaban salah mendapatkan
skor 1. Pengisian kuesioner dengan memberi tanda √ pada jawaban yang
dianggap benar (Hidayat, 2011).
30
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner
Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah
item
pernyataan Favourable Unfavourable
Tingkat
Pengetahuan
Ibu Nifas
tentang
Perawatan
Tali Pusat
1. Tujuan Perawatan
Tali Pusat
1, 3 2, 3
2. Cara Perawatan
Tali Pusat
4, 6*, 8*, 9,
10, 12, 13,
14
5, 7, 11 11
3. Akibat Perawatan
Tali Pusat tidak
Steril
4. Tanda Gejala
Infeksi Tali Pusat
16*, 18, 19,
20, 21
24, 25
15, 17, 22
23, 26*
8
4
5. Cara
Penanggulangan
atau Pencegahan
Infeksi pada Tali
Pusat
27, 29 28 3
Jumlah item pernyataan 29
Keterangan * = Tidak valid
Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu uji validitas dan
reliabilitas. Maka kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba “trial” di lapangan.
Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya yang memiliki ciri-ciri
responden dari tempat di mana penelitian tersebut harus dilaksanakan
(Notoatmodjo, 2012).
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah
alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data. Kuesioner untuk
penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan
karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji validitas dilakukan di
Puskesmas Kunduran Blora dengan 30 responden menggunakan item 29
pernyataan.
31
1. Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak
diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product
moment.
Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment yaitu:
Keterangan:
N : Jumlah responden
rxy : Koefisien korelasi product moment
x : Skor pertanyaan
y : Skor total
xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total
Instrumen dikatakan valid jika rhitung > rtabel atau menggunakan program
komputer SPSS for Windows dikatakan valid jika P value < 0,05 dengan
nilai signifikan 0,05. Dari uji coba validitas yang telah dilakukan dari 29
pertanyaan didapatkan 25 pertanyaan valid dan terdapat 4 pertanyaan yang
tidak valid yaitu no 6, 8, 16 dan 26, selanjutnya pernyataan yang tidak valid
tersebut dihilangkan karena sudah ada yang mewakili indikator pernyataan
dalam kuesioner.
( ) ( ) }Y - Y {N }X X {
YX. - XY . N
222 2 SSS-S
SSS=
Nrxy
32
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua atau lebih terhadap gejala yang
sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).
Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha
Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus
Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:
úû
ùêë
é S-úû
ùêë
é-
=t
b
k
kr
2
2
11 11 s
s
Keterangan:
r11 = Reliabilitas Instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
∑σb2 = Jumlah varian butir
σt2 = Varians total
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,70)
(Riwidikdo, 2013). Hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui
bahwa nilai alpha cronbach’s0,935 > (0,70), sehingga instrumen dikatakan
reliabel.
33
G. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar
pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu nifas tentang
perawatan tali pusat, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.
Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil
pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2013).
Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner oleh
ibu nifas di Puskesmas Ngawen Blora.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder didapatkan dari
Puskesmas Ngawen Blorayaitu berupa jumlah ibu nifas.
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data
1. Pengolahan Data
Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2012) adalah:
34
1) Editing
Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan
melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara
umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan
perbaikan isian formulir atau kuesioner. Pada penelitian ini
melakukan editing dengan cara memeriksa kelengkapan,
kesalahan, pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban dari
pertanyaan.
2) Coding
Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka
atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna
dalam memasukkan data (data entry). Untuk memudahkan dalam
proses pembacaanya yaitu : kode 0 jawaban salah, kode 1 jawaban
benar.
3) Data Entry
Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden
dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam
program atau soffware komputer.
4) Tabulating
Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung dari jawaban
kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukan
ke dalam tabel.
35
5) Cleaning
Kegiatan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian di
lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut pembersihan
data (data cleaning).
2. Analisis Data
Menurut Notoatmodjo (2012), analisa univariat yaitu menganalisa
terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan
distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Salah satu tujuan dari
analisis data adalah memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah
dirumuskan dalam tujuan penelitian. Penelitian ini hanya mendeskirpsikan
pengetahuan responden tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan tali pusat di Puskesmas Ngawen Blora.
Menurut Riwidikdo (2013), maka digunakan perhitungan sebagai berikut:
Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD
(x) > 19,90 + 1 x 4,71
(x) > 24,61
Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ (x) ≤ mean + 1 SD
19,90 - 1 x 4,71 ≤ (x) ≤ 19,90 + 1 x 4,71
15,19 ≤ (x) ≤ 24,61
Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD
(x) < 19,90 – 1 x 4,71
(x) < 15,19
36
Menurut Riwidikdo (2010), rumus mean yaitu:
Rumus : X = n
xå
X =
X = 19,90
Keterangan :
X : rata-rata ( mean )
å x : Jumlah seluruh jawaban responden
n : Jumlah responden
Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai
untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-
ratanya.
Rumus : SD = 1
)( 2
2
-
- åån
n
xixi
SD = 140
40
63361616706
-
-
SD = 39
4,1584016706 -
SD = 39
6,865 =
SD = 4,71
37
Keterangan:
x : nilai responden
n : jumlah responden
Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan tali pusat digunakan rumus persentase. Menurut Riwidikdo
(2013), rumus persentase yaitu:
Persentase = x 100%
I. Etika Penelitian
Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan
memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi:
1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan
responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed
Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan
lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed Consent
adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui
dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani
lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus
menghormati hak pasien.
38
2. Anonimity (tanpa nama)
Masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian
dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada
lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data
atau hasil penelitian yang akan disajikan.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian.
Baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semuan informasi yang
telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok
data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.
J. Jadwal Penelitian
Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta
waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo,
2012). Jadwal penelitian (Tabel Terlampir)
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ngawen Blora yang beralamat Jl.
Kawedanan Rt 01 Rw 03 Ds. Ngawen, Kec. Ngawen, Kab Blora. Pimpinan
Puskesmas Ngawn Blora dr. Nur Istifah, dengan tenaga kesehatan yang
tersedia di Puskesmas Ngawen Blora yaitu terdiri dari 2 dokter umum, 1 dokter
gigi, 11 perawat, 13 bidan, 1 analis kesehatan, 1 apoteker. Pelayanan kesehatan
meliputi ANC (Ante Natal Care), persalinan, KB (Keluarga Berencana),
imunisasi, dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Sarana dan prasarana cukup
memadai antara lain 1 IGD, 1 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang
gigi, 1 apotek, 1 KIA, 1 laboratorium, 14 kamar rawat inap. Jam buka
pelayanan pagi dimulai pukul 07.00 WIB – 14.00 WIB, sore pukul 14.00 WIB
– 20.00 WIB, dan malam pukul 20.00 WIB – 07.00 WIB, sedangkan pelayanan
bersalin melayani 24 jam.
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif di mana
pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner tentang pengetahuan ibu
nifas tentang perawatan tali pusat. Penelitian ini dimulai dari penyebaran
kuesioner kepada responden dan kemudian kuesioner dikembalikan kepada
40
peneliti, setelah data terkumpul langkah yang dilakukan berikutnya adalah
pengolahan data dengan menggunakan bantuan SPSS.
Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Perawatan Tali Pusat di Puskesmas Ngawen Blora” yang dilaksanakan pada
tanggal 01-30 April 2015 terhadap 40 responden ibu nifas.
1. Karakteristik responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan
Tali Pusat di Puskesmas Ngawen Blora.
Karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan
paritas bisa dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.1 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Perawatan Tali Pusat berdasarkan Umur, Pendiddikan,
Pekerjaan dan Paritas.
No Karakteristik
Responden Jumlah Persentase (%)
1. Umur
- < 20 tahun 5 12,5
- 20-35 tahun 28 70
- > 35 tahun 7 17,5
Total 40 100
2. Pendidikan
- SD 7 17,5
- SMP 16 40
- SMA/ SMK 11 27,5
- SARJANA 6 15
Total 40 100
3. Pekerjaan
- IRT 13 32,5
- Petani 5 12,5
- Pedagang 8 20
- Swasta 10 25
- PNS 4 25
Total 40 100
4. Paritas
- Primi 11 27,5
- Multi 29 72,5
Total 40 100
Sumber : Data Primer, April 2015
41
Berdasarkan karakteristik responden di atas bisa dilihat rata-rata
responden pada umur 20-35 tahun (70%), pendidikan SMP (40%),
pekerjaan IRT (32,5%) dan multiparitas (72,5%).
2. Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali
Pusat di Puskemas Ngawen Blora.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang
Perawatan Tali Pusat.
No Pengetahuan Jumlah Persentase
(%)
Mean Standar
deviation
1. Baik 8 20 19,90 4,71
2. Cukup 23 57,5
3. Kurang 9 22,5
Total 40 100
Sumber : Data Primer, April 2015
Berdasarkan pada tabel di atas tingkat pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan tali pusat di Puskesmas Ngawen Blora dikategorikan
pengetahuan cukup 23 responden (57,5%).
C. Pembahasan
Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia
dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang
cukup maka akan memiliki pola pikiran dan pengalaman yang matang pula.
Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan
diperolehnya akan semakin baik (Ariani, 2014). Kriterian umur kebanyakan
dalam kategori umur 20-35 tahun sebanyak 28 responden (70%).
42
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap
perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan
manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan
dan kebahagiaan. Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah
orang tersebut menerima informasi. Pengetahuan erat hubungannya dengan
pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula
pengetahuan yang dimiliki (Ariani, 2014). Tingkat pendidikan sebagian besar
Sekolah Menengah Pertama sebanyak 16 responden (40%).
Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Seseorang
yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan
memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan
pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman belajar dalam bekerja akan
dapat mengembangkan kemampuan dalam pengambilan keputusan yang
merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah (Ariani, 2014). Sebagian besar
pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga sebanyak 13 responden (32,5%).
Paritas atau jumlah anak, jumlah anak yang dilahirkan dapat berhubungan
dengan pengalaman, pengalaman juga termasuk faktor yang mempengaruhi
pengetahuan (Ariani, 2014). paritas atau jumlah anak sebagian besar multi
paritas sebanyak 29 responden (72,5%).
Pada berpengetahuan baik sebanyak 8 responden (20%) kebanyakan
responden telah mempunyai lebih dari 3 anak sehingga sudah memperoleh
pengalaman dan telah mendapatkan informasi tentang perawatan tali pusat
43
yang benar. Pada berpengetahuan kurang sebanyak 9 responden (22,5%)
kebanyakan responden baru melahirkan bayi pertamanya dimana belum
memperoleh informasi atau pengalaman tentang perawatan tali pusat.
Hasil penelitian ini adalah sebagian responden berpengetahuan cukup,
sebanyak 23 orang (57,5%). Hasil tersebut didukung oleh penelitian Siti Sutini
(2013) yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali
Pusat di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta dengan hasil sebagian
responden juga berpengetahuan cukup (73,3%).
D. Keterbatasan
Dalam melakukan penelitian ini mempunyai kekurangan, antara lain :
1. Kendala penelitian
Waktu untuk bertemu responden sangat sulit karena ditempat penelitian
tidak setiap hari ada ibu nifas yang bersalin di Puskesmas Ngawen Blora,
dan peneliti harus menunggu agar mendapatkan responden ibu nifas untuk
mengisi kuesioner penelitian.
2. Kelemahan
a. Variabel penelitian
Variabel penelitian ini merupakan variable tunggal sehingga hasil
penelitian terbatas pada pengetahuan.
b. Kuesioner
Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga
responden hanya bisa menjawab benar atau salah sehingga tidak dapat
44
menguraikan jawaban yang tersedia dan jawaban mereka belum bisa
mengukur pengetahuan secara mendalam.
45
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian
yang judul dengan “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali
Pusat di Puskesmas Ngawen Blora”. Tingkat pengetahuan responden dapat
disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat
adalah cukup sebanyak 23 responden (57,5%).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu :
1. Bagi Ibu Nifas
Diharapkan ibu nifas lebih memperhatikan cara perawatan tali pusat yang
benar dan lebih meningkatkan pengetahuan dari informasi dan membaca
buku khususnya Perawatan Tali Pusat.
2. Bagi Institusi
a. Institusi Pendidikan
Sebaiknya institusi lebih banyak menambah referensi tentang
perawatan tali pusat.
46
b. Puskesmas
Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan ibu nifas dengan
instansi kesehatan terkait untuk pelaksanaan penyuluhan khususnya
perawatan tali pusat.
3. Penelitian Selanjutnya
Diharapkan lebih meningkatkan penelitian yang serupa dengan menambah
variabel penelitian sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih
sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Ariani, A.P. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan
Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika.
Arin, D.P , Akbar.K.H. 2009. Perawatan Perinatal. Jakarta : Widya Medika.
BKKBN. 2013. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Jakarta
: BKKBN.
Dinkes Jateng. 2013. Buku Saku Kesehatan. http://www.dinkesjatengprov.go.id.
diakses tanggal 23 Nopember 2014.
Depkes. 2009. Kematian neonatal. http://ejurnal.stikes-ppni.ac.id. Diakses
tanggal 23 November 2014.
Depkes. 2010. Kematian neonatal. http://ejurnal.stikes-ppni.ac.id. Diakses
tanggal 23 November 2014.
. 2011. Kematian neonatal. http://ejurnal.stikes-ppni.ac.id. Diakses
tanggal 23 Nopember 2014.
Dewi, Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :
Salemba Medika.
Hidayat, Aziz Alimul. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis
Data. Jakarta : Salemba Medika.
Johariyah, Ema wahyu ningrum. 2012. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Jakarta : CV. Trans Info Media.
Linda Arifatul Izzah. 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu
Paska Melahirkan dalam Perawatan Tali Pusat Bayi di Wilayah Kerja
Puskesmas Kupang Kabupaten Mojokerto. Program S1 Studi Pendidikan
Dokter Universitas Jember.
Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Maryunani, Anik dan Nurhayati. 2012. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal (Asuhan
Neonatal). Jakarta : Trans Info Media.
Mubarak, N.C, K.R, Supardi. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT
Rineka Cipta.
. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka
Cipta.
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.
Riksani Ria. 2012. Keajaiban Tali Pusat dan Plasenta Bayi. Jakarta Timur : Dunia
Sehat.
Riwidikdo, Handoko. 2013. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi
Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.
Simkin P, Janet Whalley dan Ann Keppler. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan,
Melahirkan, dan Bayi. Jakarta : Arcan.
Siti Sutini. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat di
BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta : Program DIII Kebidanan Stikes
Kusuma Husada Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.
Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta : EGC.
Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung :
Alfabeta.
Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.
Yogyakarta : C.V Andi.
WHO. 2012. Kematian neonatal. http://ejurnal.stikes-ppni.ac.id. Diakses tanggal
23 November 2014.