TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG...

61
TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS NGAWEN BLORA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir Pendidikan Diploma III Kebidanan Disusun oleh : Ari Andriani Istiqomah NIM B12060 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015

Transcript of TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG...

Page 1: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

NGAWEN BLORA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir

Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun oleh :

Ari Andriani Istiqomah

NIM B12060

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

Page 2: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

ii

Page 3: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

iii

Page 4: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

yang berjudul ” Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat di

Puskesmas Ngawen Blora”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk

memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada

Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai

pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Retno Wulandari, S.S.T, Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.

3. Wahyu Dwi Agussafutri, S.S.T, Dosen Pembimbing yang telah meluangkan

waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.

4. Dr. Nur Istifah, Kepala Puskesmas Ngawen Blora yang telah memberi ijin

kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam pembuatan Karya Tulis

Ilmiah.

5. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

6. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas

segala bantuan yang telah diberikan.

7. Perpustakaan prodi DIII Kebidanan STIKes kusuma Husada Surakarta yang

telah menyediakan literature yang penulis perlukan untuk penyusunan Karya

Tulis Ilmiah.

8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam

menyelesaikn Karya Tulis Ilmiah ini.

Page 5: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

v

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih

banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi

kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi

semua pihak.

Surakarta, Juni 2015

Penulis

Page 6: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

vi

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta

Karya Tulis Ilmiah, Juni 2015

Ari Andriani Istiqomah

B12060

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG

PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

NGAWEN BLORA

xiii + 46 halaman + 17 lampiran + 9 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Penyebab kematian utama bayi baru lahir adalah infeksi dan dan

tetanus neonatorum. Angka kejadian tetanus neonatorium di Indonesia cukup tinggi

yaitu 137 kasus pada tahun 2011, diantaranya 28 kasus (20,44%) karena perawatan

tali pusat dengan alkohol atau iodium dan 57 kasus (41,61%) karena perawatan tali

pusat dengan cara tradisional dan penyebab lain-lain 52 kasus (37,95%). Cara untuk

mengatasi masalah dan mengurangi angka kematian bayi karena infeksi tali pusat

salah satunya yaitu penyuluhan mengenal perawatan tali pusat yang benar pada

masyarakat. Perawatan tali pusat tidak diperhatikan betul, menyebabkan daerah ini

mudah terserang infeksi.

Tujuan : Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di

Puskesmas Ngawen Blora.

Metode Penelitian : Jenis penelitian adalah Deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian

diambil di Puskesmas Ngawen Blora pada tanggal 01-30 April 2015. Jumlah

sample sebanyak 40 ibu nifas, dengan menggunakan tehnik pengambilan sampel

sampling jenuh. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, sedangkan untuk

analisa data dilakukan dengan analisis univariat yang menghasilkan distribusi

frekuensi.

Hasil Penelitian : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di

Puskesmas Ngawen Blora, ibu nifas dengan pengetahuan baik sebanyak 8

responden (20%), pengetahuan cukup sebanyak 23 responden (57,5%),

pengetahuan kurang sebanyak 9 responden (22,5%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di

Puskesmas Ngawen Blora sebagian besar dalam kategori cukup yaitu sebanyak 23

responden (57,5%).

Kata Kunci : Pengetahuan, ibu nifas, perawatan tali pusat.

Kepustakaan : 27 literatur (tahun 2007 – 2014)

Page 7: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

vii

MOTTO

1. Allah akan mengangkat orang-orang beriman di antaramu dan juga orang-

orang yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat (QS. Al-

mujadalah : 11)

2. Allah tidak membebani kewajiban kepada seseorang kecuali sesuai dengan

kesanggupannya (QS. Al-baqarah : 286)

3. Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk

berbuat sesuatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak

akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun (Soekarno)

4. Menjadi pintar hanya membawa kita dari satu poin ke poin berikutnya.

Tapi, nilai kejujuran bisa membawa kita ke dimensi yang lebih luas (Andri

Riski Putra)

5. Selama ini kegagalan memulai sesuatu yang terjadi karena selalu menunda

aksi yang telah direncanakan (Andri Riski Putra).

PERSEMBAHAN

Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :

1. Allah SWT yang telah memberikan kemudahan dan kelancaran sehingga

KTI ini selesai tepat waktu.

2. Bapak dan Ibu tercinta terima kasih atas doa restunya dan cinta kasihnya

selama ini.

3. Kakak (mas hari, mas surya), adikku tercinta (adek ocit) dan saudara-

saudaraku yang selalu mendukungku di setiap langkahku.

4. Buat sahabatku (mbak devi, putri ponpon, lussy, nia, norma nomnom,

yayuk, candra, gumelar), teman kost dan teman-teman yang telah

berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis ilmiah ini.

5. Bu Wahyu Dwi Agussafutri, SST, terima kasih selama ini telah sabar

membimbing dan berbagi pengalaman.

6. Bu Muthiah Rissa P, SST, M.Kes, terima kasih selama ini telah sabar dan

membimbing dalam pembuatan ASKEB.

7. Almamater tercinta.

Page 8: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

viii

CURICULUM VITAE

Nama : Ari Andriani Istiqomah

Tempat / Tanggal Lahir : Blora, 19 Desember 1994

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Jln. Stasiun RT 05/RW 05 Ngawen, Kec. Ngawen

Kab. Blora

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 5 Ngawen Lulus tahun 2006

2. SMP Negeri 4 Ngawen Lulus tahun 2009

3. SMA MAN N 1 Blora Lulus tahun 2012

Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2012

Page 9: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN.. .................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. vii

CURICULUM VITAE ................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Perumusan Masalah ..................................................................... 3

C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 4

E. Keaslian Penelitian ....................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ............................................................................. 8

B. Kerangka Teori............................................................................. 23

C. Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 24

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................... 25

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................................... 25

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel .................... 26

Page 10: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

x

D. Variabel Penelitian ....................................................................... 27

E. Definisi Operasional..................................................................... 28

F. Instrumen Penelitian..................................................................... 28

G. Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 33

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ......................................... 33

I. Etika Penelitian ............................................................................ 37

J. Jadwal Penelitian .......................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ........................................... 39

B. Hasil Penelitian ............................................................................ 39

C. Pembahasan .................................................................................. 41

D. Keterbatasan ................................................................................. 43

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................................. 45

B. Saran ............................................................................................ 45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 11: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

xi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Studi Pendahuluan............................................................................ 3

Tabel 3.1 Definisi Operasional ........................................................................ 28

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner .......................................................................... 30

Tabel 4.1 Karakteristik Tingkat Umur, Pendidikan, Pekerjaan dan Paritas .... 40

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi ......................................................................... 41

Page 12: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 23

Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ........................................................ 24

Page 13: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian (Dalam Bentuk Tabel)

Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan

Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 6. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 7. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan

Lampiran 8. Surat Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 9. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)

Lampiran 10. Kuesioner Penelitian

Lampiran 11. Kunci Jawaban Kuesioner

Lampiran 12. Data Tabulasi Uji Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 13. Data Hasil Uji Validitas

Lampiran 14. Data Hasil Uji Reliabilitas

Lampiran 15. Data Tabulasi Hasil Penelitian

Lampiran 16. Dokumentasi Penelitian (Foto)

Lampiran 17. Lembar Konsultasi (Pada Lampiran Terakhir)

Page 14: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) pada tahun

2012 jumlah Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia sebanyak 32/1.000

Kelahiran Hidup (KH). Sementara target yang akan dicapai sesuai kesepakatan

MDGs tahun 2015, angka kematian bayi menjadi 23/1.000 kelahiran hidup

(BKKBN, 2013).

Kematian neonatal 75% terjadi pada minggu pertama kehidupan, antara

25% sampai 45% terjadi dalam usia 24 jam. Penyebab kematian utama bayi

baru lahir adalah berat badan lahir rendah, infeksi, asfeksia, dan trauma

kelahiran dan tetanus neonatorum menjadi penyumbang 50% kematian neonatal

di dunia dan 20% kematian pada bayi (Depkes, 2010; WHO, 2012).

Angka kejadian tetanus neonatorium di Indonesia masih cukup tinggi

dibandingkan negara-negara ASEAN yang lain yaitu masih terdapat 137 kasus

pada tahun 2011, diantaranya 28 kasus (20,44%) karena perawatan tali pusat

dengan alkohol atau iodium dan 57 kasus (41,61%) karena perawatan tali pusat

dengan cara tradisional dan penyebab lain-lain 52 kasus (37,95%) (Depkes,

2011).

Menurut Dinkes Jateng (2013), Angka Kematian Bayi (AKB) di Provinsi

Jawa tengah tahun 2013 sebesar 10,41/1.000 KH dan Angka Kematian Bayi

(AKB) di Blora sebesar 13,78%.

Page 15: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

2

Periode pascapersalinan meliputi masa kritis bagi bayi, infeksi pada tali

pusat termasuk penyebab utama kematian bayi pada minggu-minggu pertama

selama masa pascapersalinan, yang diantaranya dapat terjadi karena perawatan

tali pusat yang tidak tepat. Tali pusat merupakan pintu masuk bagi infeksi ke

tubuh bayi. Perawatan tali pusat dengan mengoleskan cairan akan membuat tali

pusat akan tetap basah dan lembab, yang akan memperlambat proses

penyembuhan dan meningkatkan resiko terjadinya infeksi. Perawatan tali pusat

yang kurang tepat akan menyebabkan menghambat mengeringnya dan terlepas

dengan komplikasi yang lebih sedikit (Maryunani & Nurhayati, 2012 ;

Prawirohardjo, 2010).

Perawatan tali pusat adalah perawatan atau pemeliharaan tali pusat bayi

setelah tali pusat dipotong atau sebelum puput. Perawatan tali pusat tidak

diperhatikan betul, menyebabkan daerah ini mudah sekali terserang infeksi

(Riksani, 2012).

Cara untuk mengatasi masalah dan mengurangi angka kematian bayi karena

infeksi tali pusat seperti yang disampaikan Menteri Kesehatan menggunakan

strategi yang pada dasarnya menekan pada penyediaan layanan maternal dan

neonatal berkualitas yang Cost-Efektif yang tertuang dalam tiga kunci, yaitu

setiap kehamilan diberikan Toksoid Tetanus, Sterilisasi alat, penyuluhan

mengenal perawatan tali pusat yang benar pada masyarakat. Untuk menjamin

keberhasilan pelaksanaan ketiga pesan kunci tersebut dan pencapaiannya, target

yang telah ditetapkan untuk Angka Kematian Bayi pada tahun 2015 adalah

23/1000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2009).

Page 16: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

3

Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan September di

Puskesmas Ngawen Blora, jumlah semua ibu nifas yang bersalin di Puskesmas

Ngawen Blora selama bulan April sampai bulan September adalah 240 orang.

Rata-rata jumlah ibu nifas pada tiap bulannya sebanyak 40 orang. Jumlah yang

mengalami infeksi tali pusat adalah 3 bayi baru lahir dalam setahun. Dari hasil

wawancara secara tidak struktur dengan pertanyaan berjumlah 5, terhadap 10

ibu nifas didapatkan hasil bahwa 7 ibu nifas mampu menjawab 2 pertanyaan,

dan 3 ibu nifas mampu menjawab 5 pertanyaan.

Tabel 1.1 Pertanyaan

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di atas, maka peneliti tertarik

melakukan penelitian dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Perawatan Tali Pusat di Puskesmas Ngawen Blora”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas peneliti dapat merumuskan

masalah “Bagaimanakah Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan

Tali Pusat di Puskesmas Ngawen Blora ?”

No Pertanyaan

Ibu Nifas Mampu

Menjawab

Multi Primi

1 7 Ibu nifas mampu menjawab 2 pertanyaan 4 3

2 3 Ibu nifas mampu menjawab 5 pertanyaan 3 0

Page 17: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali

Pusat di Puskesmas Ngawen Blora.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di

Puskesmas Ngawen Blora pada tingkat baik.

b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di

Puskesmas Ngawen Blora pada tingkat cukup.

c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di

Puskesmas Ngawen Blora pada tingkat kurang.

d. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendorong yang

mempengaruhi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat di

Puskesmas Ngawen Blora.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Penelitian ini dapat mengembangkan pengetahuan ibu nifas khususnya

tentang perawatan tali pusat.

Page 18: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

5

2. Bagi Ibu Nifas

ibu nifas lebih memperhatikan cara perawatan tali pusat yang benar dan

lebih meningkatkan pengetahuan dari informasi dan membaca buku

khususnya Perawatan Tali Pusat

3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan mempunyai pengalaman nyata dalam melakukan

penelitian tentang perawatan tali pusat dan sebagai aplikasi dari pelajaran

yang telah dipelajari.

4. Bagi Institusi

a. Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahan wacana dan

referensi perpustakaan mengenai perawatan tali pusat.

b. Puskesmas

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk

mengoptimalkan demonstrasi tentang perawatan tali pusat kepada ibu

nifas sehingga dapat memberikan pengaruh terhadap tindakan

perawatan tali pusat yang benar.

Page 19: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

6

E. Keaslian Penelitian

Penelitian ini pernah dilakukan yang serupa dengan penelitian yang akan

dilakukan :

1. Siti Sutini (2013) dari STIKes Kusuma Husada Surakarta dengan judul

“Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat di BPS

Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta”.Jenis penelitian adalah deskriptif

kuantitatif dengan tehnik total sampling, instrumen penelitian yaitu

kuesioner tertutup, variabel penelitian tunggal, dan analisa univariat

menggunakan distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

perilaku ibu dalam perawatan tali pusat dari 30 responden didapatkan hasil

sebagian besar yakni 5 responden (16,7%) memiliki perilaku yang mengerti

tentang perawatan tali pusat yang benar, 22 responden (73,3%)

berpengetahuan cukup baik, 3 responden (10%) berpengetahuan kurang

baik.

2. Linda Arifatul Izzah (2007) dari Universitas Jember dengan judul

“Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu Paska Melahirkan

dalam Perawatan Tali Pusat Bayi di wilayah Kerja Puskesmas Kupang

Kabupaten Mojokerto”. Penelitian survey dengan pendekatan studi cross

sectional, pengolahan data menggunakan uji Korelasi Pearson teknik

pengambilan sampel dengan cara total sampling dan diperoleh 32 orang.

Hasil penelitian menunjukkan tingkat pengetahuan dari 32 sampel adalah

90,6% mempunyai tingkat pengetahuan tinggi dan 9,4% mempunyai tingkat

pengetahuan sedang. Hasil penelitian sikap menunjukkan bahwa dari 32

Page 20: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

7

sampel yang mempunyai sikap sangat positif sebanyak 12,5%, positif

sebanyak 81,25% negative sebanyak 6,25%.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi dan waktu, responden,

populasi dan sampel. Sedangkan persamaannya dengan penelitian ini adalah

metode penelitian yaitu tehnik sampling, deskriptif kuantitatif dengan

pendekatan studi cross sectional, instrumen penelitian yaitu kuesioner

tertutup, variabel tunggal dan analisis univariat menggunakan distribusi

frekuensi.

Page 21: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang

sekedar menjawab pertanyaan ”what”, misalnya apa air, apa manusia,

apa alam, dan sebagainya. Ini terjadi setelah orang melakukan

pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui

pancaindra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran, penciuman,

rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang

sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior)

(Notoatmodjo, 2012).

b. Tingkatan Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2011), pengetahuan yang dicakup dalam

domain kognitif mempunyai enam tingkat, yaitu :

1) Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau

Page 22: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

9

rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu, ini merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Untuk mengukur bahwa seseorang,

tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,

menguraikan, mendefenisikan, menyatakan dan sebagainya.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasi materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3) Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenamya, aplikasi ini

diartikan dapat sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi

yang lain.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

Kemampuan analisa ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja

dapat menggambarkan, membedakan, mengelompokkan dan seperti

Page 23: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

10

sebagainya. Analisis merupakan kemampuan untuk mengidentifikasi,

memisahkan dan sebagainya.

5) Sintesis (Synthesis)

Sintesis dalah suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menggabungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formasi baru dari informasi-informasi yang ada misalnya

dapat menyusun, dapat menggunakan, dapat meringkaskan, dapat

menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan yang telah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian

itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang telah ada.

c. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, yaitu:

1) Cara Memperoleh Kebenaran Nonilmiah

Cara kuno atau tradisional ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan, sebelum ditemukannya metode ilmiah atau

metode penemuan secara sistematik dan logis adalah dengan cara non

Page 24: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

11

ilmiah, tanpa melalui penelitian. Cara-cara penemuan pengetahuan

pada periode ini antara lain meliputi :

a) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan beberapa

kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan apabila

kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang

lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba

dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga

gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai

masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara

ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau

metode coba-salah (coba-coba).

b) Secara Kebetulan

Penemuan kebenaran secara kebetulan terjadi karena tidak di

sengaja oleh orang yang bersangkutan.

c) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-

kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau

tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun

temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain

pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin

Page 25: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

12

agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah,

orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang

yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau

membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris

ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan

karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap

bahwa yang dikemukakannya adalah benar.

d) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh

pengetahuan.

e) Cara Akal Sehat (Common Sense)

Akal sehat atau common sense kadang-kadang dapat menemukan

teori atau kebenaran.

f) Kebenaran melalui Wahyu

Ajaran dan dogma agama adalah suatu kebenaran yang

ditunjukkan dari Tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus

diterima dan diyakini oleh pengikut-pengikut agama yang

bersangkutan, terlepas dari apakah kebenaran tersebut rasional

atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh para Nabi adalah

sebagai petunjuk dan bukan karena hasil usaha penalaran atau

penyelidikan manusia.

Page 26: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

13

g) Kebenaaran secara Intuitif

Kebenaran secara kemampuan diperoleh manusia secara cepat

sekali melalui proses di luar kesadaran dan tanpa melalui proses

penalaran atau berpikir. Kebenaran ini diperoleh seseorang hanya

berdasarkan psikologi atau suara hati atau bisikan hati saja.

h) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir

manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu

menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya.

Dengan kata lain, dalam memperolah kebenaran pengetahuan

manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui

induksi maupun deduksi.

i) Induksi

Bahwa induksi adalah proses penarikan kesimpulan yang dimulai

dari pernyataan-pernyataan khusus ke pertanyaan yang bersifat

umum. Hal ini berarti dalam berpikir induksi pembuatan

kesimpulan tersebut berdasarkan pengalaman-pengalaman

empiris yang ditangkap oleh indra. Maka dikatakan bahwa

induksi beranjak dari hal-hal yang konkret kepada hal-hal yang

abstrak. Proses berpikir induksi dikelompokkan menjadi dua,

yakni induksi sempurna dan induksi tidak sempurna. Induksi

sempurna terjadi apabila kesimpulan diperoleh dari penjumlahan

dari kesimpulan khusus. Sedangkan induksi tak sempurna terjadi

Page 27: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

14

apabila kesimpulan tersebut diperoleh dari lompatan, dari

pertanyaan-pertanyaan khusus.

j) Deduksi

Deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pertanyaan-

pertanyaan khusus. Di dalam proses berpikir deduksi berlaku

bahwa sesuatu yang dianggap benar secara umum pada kelas

tertentu, berlaku juga kebenarannya pada semua peristiwa yang

terjadi pada setiap yang termasuk dalam kelas itu.

2) Cara Ilmiah dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetauan pada dewasa

ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut metode

penelitian ilmiah, atau lebih populer disebut metodologi penelitian.

Pencatatan ini mencakup tiga hal pokok, yakni :

a) Segala sesuatu yang positif, yakni gejala tertentu yang muncul

pada saat dilakukan pengamatan.

b) Segala sesuatu yang negatif, yakni gejala tertentu yang tidak

muncul pada saat dilakukan pengamatan.

c) Gejal-gejala muncul secara bervariasi, yaitu gejala-gejala yang

berubah-ubah pada kondisi-kondisi tertentu.

Page 28: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

15

d. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Mubarak (2007), ada beberapa faktor yang mempengaruhi

pengetahuan seseorang, yaitu :

1) Pendidikan

Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan seseorang pada orang

lain terhadap sesuatu hal agar mereka dapat memahami. Makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang

dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat pendidikannya

rendah, akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap

penerimaan, informasi dan nilai-nilai yang baru diperkenalkan.

2) Pekerjaan

Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh

pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun secara

tidak langsung.

3) Umur

Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia

dilahirkan hingga berulang tahun. Bertambahnya umur seseorang

akan terjadi perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental).

Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga

pengetahuan diperolehnya akan semakin baik. Pada aspek psikologis

atau mental taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa.

Page 29: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

16

4) Minat

Suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi terhadap sesuatu.

Minat menjadikan seseorang untuk mencoba dan menekuni suatu hal

dan pada akhirnya diperoleh pengetahuan yang lebih mendalam.

5) Pengalaman

Suatu kejadian yang pernah dialami seseorang dalam berinteraksi

dengan lingkungannya. Ada kecenderungan pengalaman yang

kurang baik seseorang akan berusaha untuk melupakan, namun jika

pengalaman terhadap obyek tersebut menyenangkan maka secara

psikologis akan timbul kesan yang sangat mendalam dan membekas

dalam emosi kejiwaannya, dan akhirnya dapat pula membentuk sikap

positif dalam kehidupannya.

6) Kebudayaan lingkungan

Kebudayaan dimana kita hidup dan di besarkan mempunyai pengaruh

besar terhadap pembentukkan sikap kita. Apabila dalam suatu

wilayah mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan

maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai sikap untuk

selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena lingkungan sangat

berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi atau sikap seseorang.

7) Informasi

Kemudahan untuk memperoleh suatu informasi dapat membantu

mempercepat seseorang untuk memperolah pengetahuan yang baru.

Page 30: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

17

e. Cara Mengukur Pengetahuan

Menurut Notoadmodjo (2011), pengukuran pengetahuan dapat

dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi

materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau responden ke

dalam pengetahuan yang ingin kita ukur atau kita ketahui dapat kita

sesuaikan dengan tingkatan-tingkatannya.

2. Masa Nifas

a. Pengertian

Menurut Maritalia (2012), Masa nifas atau masa puerperium adalah

masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 24 hari. Selama

masa nifas, organ reproduksi secara perlahan akan mengalami

perubahan seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan organ reproduksi

ini disebut involusi.

Masa nifas (puerperium) adalah masa yang dimulai setelah plasenta

keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan

semula ( sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6

minggu (Sulistyawati, 2009).

3. Perawatan Tali Pusat

a. Pengertian Tali Pusat

Tali pusat atau dalam istilah medis dikenal dengan funiculus

umbilicalis merupakan sebuah saluran kehidupan bagi janin selama

Page 31: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

18

dalam kandungan. Tali pusat memiliki peran penting dalam

pertumbuhan dan perkembangan janin. Melalui tali pusat inilah

makanan, oksigen, serta nutrisi yang lain yang dibutuhkan oleh bayi

disalurkan dari peredaran darah sang ibu (Riksani, 2012).

b. Tujuan Perawatan Tali Pusat

Tujuan perawatan tali pusat menurut Riksani (2012), Simkin (2008)

dan Sodikin (2009) adalah

1) Mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada bayi diantaranya

tetanus neonatorum dan omfalitis dengan tindakan sederhana.

2) Mencegah terjadinya infeksi dan mempercepat proses pengeringan

dan pelepasan tali pusat. Tali pusat tidak boleh ditutup rapat karena

akan membuatnya menjadi lembab. Selain memperlambat

puputnya tali pusat, juga menimbulkan resiko infeksi. Ini semua

dimaksudkan untuk membiarkan tali pusat mengering secara alami

agar cepat kering dan lepas.

c. Cara Perawata Tali Pusat

Perawatan tali pusat menurut Johariyah dan Ningrum (2012),

Riksani (2012), Dewi (2010), dan Prawirohardjo (2010) adalah

1) Cuci tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh tali pusat.

2) Saat memandikan bayi, usahakan agar Anda tidak menarik tali

pusat.

Page 32: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

19

3) Jangan mengoleskan cairan apapun ke tali pusat

4) Bungkus longgar tali pusat menggunakan kasa steril.

5) Tali pusat sebaikanya tidak tertutup dengan rapat kerena akan

membuatnya menjadi lembab yang bisa meningkatkan resiko

tumbuhnya bakteri.

6) Tali pusat akan terlepas dengan sendirinya, sehingga tidak

dianjurkan untuk memegang atau menarik-narik tali pusat.

7) Menjaga pusar bayi agar tetap kering dan bersih.

8) Sisa tali pusat bayi akan segera lepas pada minggu pertama.

9) Berikan nasihat kepada ibu dan keluarga sebelum meninggalkan

bayi :

a) Lipat popok di bawah tali pusat untuk tidak menutupi tali

pusat untuk menghindari kontak dengan feses dan urin.

Hindari penggunaan kancing, koin, atau uang logam untuk

membalut tekan tali pusat.

b) Jika tali pusat kotor, bersihkan secara hati-hati dengan air

DTT dan sabun dan segera keringkan secara seksama dengan

menggunakan kain bersih.

c) Jelaskan pada ibu bahwa harus mencari bantuan jika tali

pusat menjadi merah, bernanah, berdarah dan berbau.

d) Jika pangkal tali pusat menjadi merah, mengeluarkan nanah

atau darah segara rujuk ke fasilitas kesehatan.

Page 33: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

20

d. Akibat Perawatan Tali Pusat tidak Steril

Menurut Riksani (2012), perawatan tali pusat tidak steril dapat

mengakibatkan gangguan kesehatan bayi, diantaranya :

1) Tetanus Neonatorum

Tetanus neonatorum adalah suatu penyakit pada bayi baru lahir yang

disebabkan oleh spora yang disebut Clostridium tetani yang masuk

melalui tali pusat. Hal ini disebabkan akibat perawatan atau tindakan

yang tidak memenuhi syarat kebersihan. Misalnya, pemotongan tali

pusat dengan menggunakan bambu atau digunting secara tidak steril

atau setelah tali pusat digunting, dibubuhi dengan berbagai benda

yang tidak seharusnya/tidak steril.

Tetanus neonatorum (tetanus pada bayi baru lahir) ini terjadi

berawal dari pemotongan atau perawatan tali pusat yang tidak

memperhatikan prinsip kesterilan alat yang digunakan saat merawat

tali pusat. Gejala yang jelas terlihat adalah adannya mulut mencucu

seperti mulut ikan, mudah dan sering kejang disertai sianosis/pucat,

suhu meningkat, kaku kuduk hingga kejang. Oleh karena itu,

sangatlah penting untuk memastikan bahwa peralatan yang

digunakan oleh tenaga kesehatan untuk membantu proses persalinan

adalah alat-alat yang steril.

2) Omfalitis/infeksi tali pusat

Penyebab infeksi ini adalah bakteri seperti stapilokokus,

streptokokus, atau bakteri lainya. Bila infeksi tidak segera diobati

Page 34: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

21

ketika tanda-tanda infeksi ini ditemukan, akan terjadi penyebaran ke

daerah sekitar tali pusat sehingga menyebabkan kemerahan dan

bengkak pada daerah tali vena pusat. Pada keadaan lebih lanjut,

infeksi dapat menyebar ke bagian dalam tubuh di sepanjang

umbilikus dan akan menyebabkan trombosis vena/penyumbatan

vena. Oleh sebab itu, penting dilakukan perawatan tali pusat dengan

rutin dan cermat.

e. Tanda dan Gejala Infeksi Tali Pusat

Tanda dan gejala infeksi tali pusat menurut Sodikin (2012) dan

Riksani (2012) adalah

1) Bayi terlihat gelisah dan rewel.

2) Terlihat adanya kemerahan di sekitar pangkal tali pusat dan perut

bayi.

3) Daerah sekitar tali pusat tercium aroma bau dan mengeluarkan nanah

(nanah merupakan salah satu indikasi terjadinya infeksi).

4) Suhu tubuh bayi meningkat melebihi 38o C.

5) Bengkak pada tali pusat.

Page 35: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

22

f. Cara Penanggulangan atau Pencegahan Infeksi pada Tali Pusat

Menurut Arin dan Akbar (2009), cara penanggulangan atau

pencegahan infeksi pada tali pusat yaitu :

1) Penyuluhan bagi ibu pasca melahirkan tentang merawat tali pusat.

2) Memberikan latihan tentang perawatan tali pusat pada ibu pasca

persalinan.

3) Instruksikan ibu untuk selalu memantau keadaan bayinya.

4) Lakukan perawatan tali pusat setiap hari dan setiap kali basah atau

kotor.

Page 36: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

23

B. Kerangka Teori

Gambar 2.1 : Kerangka teori

Sumber : Modifikasi Notoatmodjo (2012) dan Riksani (2012)

Faktor yang Mempengaruhi

Pengetahuan:

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

4. Minat

5. Pengalaman

6. Kebudayaan

lingkungan

7. Informasi

Pengetahuan

Ibu Nifas

Perawatan Tali Pusat :

1. Pengertian tali pusat

2. Tujuan perawatan tali

pusat

3. Cara perawatan tali pusat

4. Akibat perawatan tali

pusat tidak steril

5. Tanda dan gejala infeksi

tali pusat

6. Cara pencegahan infeksi

tali pusat

Page 37: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

24

C. Kerangka Konsep

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Tingkat Pengetahuan Ibu

Nifas tentang Perawatan

Perawatan Tali Pusat di

Puskesmas Ngawen Blora

Baik

Cukup

Kurang

Faktor Penghambat dan Pendorong

Pengetahuan :

1. Pendidikan

2. Pekerjaan

3. Umur

4. Minat

5. Pengalaman

6. Kebudayaan lingkungan

7. Informasi

= yang diteliti

= yang tidak diteliti

Ket :

Page 38: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan pendekatan

waktu secara cross sectional. Penelitian deskriptif bertujuan menerangkan atau

menggambarkan masalah penelitian yang terjadi berdasarkan karakteristik

tempat, waktu, umur, jenis kelamin, sosial, ekonomi, pekerjaan, status

perkawinan, cara hidup (pola hidup), dan lain-lain. Rancangan ini

mendeskripsikan seperangkat peristiwa atau kondisi populasi saat itu.

Penelitian kuantitatif adalah penelitian deskriptif, penelitian perkembangan,

penelitian tindakan, penelitian perbandingan kausal atau komparatif, penelitian

korelasional, penelitian eksperimental, dan lain-lain. Deskriptif kuantitatif

adalah menggambarkan suatu masalah yang akan diteliti dengan

menerjemahkan pada suatu angka (Hidayat, 2011).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi

Lokasi adalah tempat yang akan digunakan oleh peneliti dalam

melaksanakan kegiatan peneliti (Hidayat, 2011). Penelitian ini dilaksanakan

di Puskesmas Ngawen Blora.

Page 39: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

26

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah rencana tentang jadwal yang akan dilakukan

oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2011).

Penelitian ini dilaksanakan mulai pada tanggal 01-30 April 2015.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Arikunto, 2013).

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang

mempunyai kuantitas dan karateristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi bukan

sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi

seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh objek/subjek tersebut

(Hidayat, 2011). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ibu

nifas di Puskesmas Ngawen Blora yang berjumlah 40 ibu nifas.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2011).

Menurut Arikunto (2013), jika populasi kurang dari 100 maka lebih baik

diambil semua. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 40 orang.

Page 40: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

27

3. Teknik sampling

Teknik sampling adalah suatu proses seleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan

mewakili keseluruhan populasi yang ada (Hidayat, 2011). Pengambilan

sampel menggunakan sampling jenuh. Teknik sampling jenuh adalah tehnik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel.

Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi

dijadikan sampel (Sugiono, 2012).

D. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok

lain. Definisi lain mengatakan bahwa variabel adalah sesuatu yang digunakan

sebagai ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan

penelitian tentang suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis

kelamin, pendidikan, status perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan,

penyakit dan sebagainya. Variabel juga dapat diartikan sebagai konsep yang

mempunyai bermacam-macam nilai misalnya : badan, sosial, ekonomi,

mahasiswa, kinerja, dan sebagainya adalah konsep (Notoatmodjo, 2012).

penelitian menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas

tentang perawatan tali pusat.

Page 41: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

28

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karateristik yang diamati, sehingga peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena

(Hidayat, 2011). Definisi Operasional merupakan uraian tentang batasan

variabel yang dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang

bersangkutan (Notoatmodjo, 2012).

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Nama

Variabel

Pengertian Indikator Alat

Ukur

Skala

Tingkat

pengetahuan

ibu nifas

tentang

perawatan

tali pusat

Kemampuan

dariresponden

dalam

menjawab

kuesioner

tentang

perawatan tali

pusat.

1. Baik : Bila nilai

responden yang diperoleh

(x) > mean + 1 SD

2. Cukup : Bila nilai

responden mean -1 SD ≤

x ≤ mean + 1 SD

3. Kurang : Bila nilai

responden yang diperoleh

(x) < mean – 1 SD

Kuesioner Ordinal

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk

pengumpulan data. Instrumen penelitian ini dapat berupa : kuesioner (daftar

pertanyaan), formulir observasi, formulir-formulir lain yang berkaitan dengan

pencatatan data dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini

instrumen yang digunakan untuk pengumpulan data adalah kuesioner.

Page 42: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

29

Kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2013).

Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat,

kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup yaitu pernyataan yang

mengharapkan jawaban singkat atau mengharapkan responden untuk memilih

salah satu alternatif jawaban dari setiap pernyataan yang telah tersedia

(Sugiyono, 2012).

Jawaban yang disediakan yaitu benar dan salah. Skala pengukuran data

yang digunakan dalam kuesioner ini adalah skala Guttman, skala ini

merupakan skala yang brsifat tegas dan konsisten dengan memberikan jawaban

yang tegas seperti jawaban dari pertanyaan/pernyataan : ya dan tidak, positif

dan negatif, setuju dan tidak setuju, benar dan salah. Untuk pernyataan positif

(favorable) yaitu pernyataan benar, jika responden menjawab benar

mendapatkan skor 1 dan jawaban salah mendapatkan skor 0. Untuk pernyataan

negatif (unfavorable) yaitu pernyataan yang jawabannya salah, jika responden

menjawab benar maka mendapatkan skor 0, jika jawaban salah mendapatkan

skor 1. Pengisian kuesioner dengan memberi tanda √ pada jawaban yang

dianggap benar (Hidayat, 2011).

Page 43: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

30

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner

Variabel Sub Variabel Pernyataan Jumlah

item

pernyataan Favourable Unfavourable

Tingkat

Pengetahuan

Ibu Nifas

tentang

Perawatan

Tali Pusat

1. Tujuan Perawatan

Tali Pusat

1, 3 2, 3

2. Cara Perawatan

Tali Pusat

4, 6*, 8*, 9,

10, 12, 13,

14

5, 7, 11 11

3. Akibat Perawatan

Tali Pusat tidak

Steril

4. Tanda Gejala

Infeksi Tali Pusat

16*, 18, 19,

20, 21

24, 25

15, 17, 22

23, 26*

8

4

5. Cara

Penanggulangan

atau Pencegahan

Infeksi pada Tali

Pusat

27, 29 28 3

Jumlah item pernyataan 29

Keterangan * = Tidak valid

Kuesioner dapat digunakan sebagai alat ukur penelitian perlu uji validitas dan

reliabilitas. Maka kuesioner tersebut harus dilakukan uji coba “trial” di lapangan.

Responden yang digunakan untuk uji coba sebaiknya yang memiliki ciri-ciri

responden dari tempat di mana penelitian tersebut harus dilaksanakan

(Notoatmodjo, 2012).

Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah

alat ukur yang telah memenuhi uji validitas dan reliabilitas data. Kuesioner untuk

penelitian terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan

karakteristik seperti sejenis di luar lokasi penelitian. Uji validitas dilakukan di

Puskesmas Kunduran Blora dengan 30 responden menggunakan item 29

pernyataan.

Page 44: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

31

1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-

benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Sebuah instrumen

dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang seharusnya hendak

diukur. Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus product

moment.

Menurut Riwidikdo (2013), rumus product moment yaitu:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan

y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Instrumen dikatakan valid jika rhitung > rtabel atau menggunakan program

komputer SPSS for Windows dikatakan valid jika P value < 0,05 dengan

nilai signifikan 0,05. Dari uji coba validitas yang telah dilakukan dari 29

pertanyaan didapatkan 25 pertanyaan valid dan terdapat 4 pertanyaan yang

tidak valid yaitu no 6, 8, 16 dan 26, selanjutnya pernyataan yang tidak valid

tersebut dihilangkan karena sudah ada yang mewakili indikator pernyataan

dalam kuesioner.

( ) ( ) }Y - Y {N }X X {

YX. - XY . N

222 2 SSS-S

SSS=

Nrxy

Page 45: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

32

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti

menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap

asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua atau lebih terhadap gejala yang

sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo, 2012).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Alpha

Chronbach dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Rumus

Alpha Chronbach adalah sebagai berikut:

úû

ùêë

é S-úû

ùêë

é-

=t

b

k

kr

2

2

11 11 s

s

Keterangan:

r11 = Reliabilitas Instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = Jumlah varian butir

σt2 = Varians total

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,70)

(Riwidikdo, 2013). Hasil dari uji reliabilitas yang telah dilakukan diketahui

bahwa nilai alpha cronbach’s0,935 > (0,70), sehingga instrumen dikatakan

reliabel.

Page 46: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

33

G. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar

pernyataan persetujuan dan membagikan kuesioner pada ibu nifas tentang

perawatan tali pusat, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya.

Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil

pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek

penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2013).

Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner oleh

ibu nifas di Puskesmas Ngawen Blora.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder didapatkan dari

Puskesmas Ngawen Blorayaitu berupa jumlah ibu nifas.

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah

pengolahan data. Proses pengolahan data (Notoatmodjo, 2012) adalah:

Page 47: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

34

1) Editing

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan

melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara

umum editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian formulir atau kuesioner. Pada penelitian ini

melakukan editing dengan cara memeriksa kelengkapan,

kesalahan, pengisian dan konsistensi dari setiap jawaban dari

pertanyaan.

2) Coding

Mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka

atau bilangan. Koding atau pemberian kode ini sangat berguna

dalam memasukkan data (data entry). Untuk memudahkan dalam

proses pembacaanya yaitu : kode 0 jawaban salah, kode 1 jawaban

benar.

3) Data Entry

Memasukkan data yaitu jawaban dari masing-masing responden

dalam bentuk kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam

program atau soffware komputer.

4) Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung dari jawaban

kuesioner responden yang sudah diberi kode, kemudian dimasukan

ke dalam tabel.

Page 48: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

35

5) Cleaning

Kegiatan pengecekan kembali untuk melihat kemungkinan adanya

kesalahan kode, ketidak lengkapan dan sebagainya, kemudian di

lakukan pembetulan atau koreksi, Proses ini disebut pembersihan

data (data cleaning).

2. Analisis Data

Menurut Notoatmodjo (2012), analisa univariat yaitu menganalisa

terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk menghasilkan

distribusi frekuensi dan presentase dari tiap variabel. Salah satu tujuan dari

analisis data adalah memperoleh gambaran dari hasil penelitian yang telah

dirumuskan dalam tujuan penelitian. Penelitian ini hanya mendeskirpsikan

pengetahuan responden tentang tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

perawatan tali pusat di Puskesmas Ngawen Blora.

Menurut Riwidikdo (2013), maka digunakan perhitungan sebagai berikut:

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD

(x) > 19,90 + 1 x 4,71

(x) > 24,61

Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD ≤ (x) ≤ mean + 1 SD

19,90 - 1 x 4,71 ≤ (x) ≤ 19,90 + 1 x 4,71

15,19 ≤ (x) ≤ 24,61

Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD

(x) < 19,90 – 1 x 4,71

(x) < 15,19

Page 49: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

36

Menurut Riwidikdo (2010), rumus mean yaitu:

Rumus : X = n

X =

X = 19,90

Keterangan :

X : rata-rata ( mean )

å x : Jumlah seluruh jawaban responden

n : Jumlah responden

Simpangan baku (standard deviation) adalah ukuran yang dapat dipakai

untuk mengetahui tingkat penyebaran nilai-nilai (data) terhadap rata-

ratanya.

Rumus : SD = 1

)( 2

2

-

- åån

n

xixi

SD = 140

40

63361616706

-

-

SD = 39

4,1584016706 -

SD = 39

6,865 =

SD = 4,71

Page 50: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

37

Keterangan:

x : nilai responden

n : jumlah responden

Untuk mendapatkan distribusi persentase pengetahuan ibu nifas tentang

perawatan tali pusat digunakan rumus persentase. Menurut Riwidikdo

(2013), rumus persentase yaitu:

Persentase = x 100%

I. Etika Penelitian

Setelah mendapat persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian dengan

memperhatikan masalah etika menurut Hidayat (2011), meliputi:

1. Informed Consent ( lembar persetujuan menjadi responden)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan

responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed

Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan

lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuan Informed Consent

adalah agar subjek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui

dampaknya. Jika subjek bersedia, maka mereka harus menandatangani

lembar persetujuan. Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus

menghormati hak pasien.

Page 51: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

38

2. Anonimity (tanpa nama)

Masalah yang memberikan jaminan dalam penggunaan subjek penelitian

dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada

lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data

atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Masalah etika dengan memberikan jaminan kerahasiaan hasil penelitian.

Baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semuan informasi yang

telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok

data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

J. Jadwal Penelitian

Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun

proposal penelitian, sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta

waktu berjalan atau berlangsungnya tiap kegiatan tersebut (Notoatmodjo,

2012). Jadwal penelitian (Tabel Terlampir)

Page 52: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Ngawen Blora yang beralamat Jl.

Kawedanan Rt 01 Rw 03 Ds. Ngawen, Kec. Ngawen, Kab Blora. Pimpinan

Puskesmas Ngawn Blora dr. Nur Istifah, dengan tenaga kesehatan yang

tersedia di Puskesmas Ngawen Blora yaitu terdiri dari 2 dokter umum, 1 dokter

gigi, 11 perawat, 13 bidan, 1 analis kesehatan, 1 apoteker. Pelayanan kesehatan

meliputi ANC (Ante Natal Care), persalinan, KB (Keluarga Berencana),

imunisasi, dan KIA (Kesehatan Ibu dan Anak). Sarana dan prasarana cukup

memadai antara lain 1 IGD, 1 ruang bersalin, 1 ruang pemeriksaan, 1 ruang

gigi, 1 apotek, 1 KIA, 1 laboratorium, 14 kamar rawat inap. Jam buka

pelayanan pagi dimulai pukul 07.00 WIB – 14.00 WIB, sore pukul 14.00 WIB

– 20.00 WIB, dan malam pukul 20.00 WIB – 07.00 WIB, sedangkan pelayanan

bersalin melayani 24 jam.

B. Hasil Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif di mana

pengambilan data penelitian menggunakan kuesioner tentang pengetahuan ibu

nifas tentang perawatan tali pusat. Penelitian ini dimulai dari penyebaran

kuesioner kepada responden dan kemudian kuesioner dikembalikan kepada

Page 53: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

40

peneliti, setelah data terkumpul langkah yang dilakukan berikutnya adalah

pengolahan data dengan menggunakan bantuan SPSS.

Penelitian ini mengambil judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Perawatan Tali Pusat di Puskesmas Ngawen Blora” yang dilaksanakan pada

tanggal 01-30 April 2015 terhadap 40 responden ibu nifas.

1. Karakteristik responden Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan

Tali Pusat di Puskesmas Ngawen Blora.

Karakteristik responden berdasarkan umur, pendidikan, pekerjaan dan

paritas bisa dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.1 Karakteristik Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Perawatan Tali Pusat berdasarkan Umur, Pendiddikan,

Pekerjaan dan Paritas.

No Karakteristik

Responden Jumlah Persentase (%)

1. Umur

- < 20 tahun 5 12,5

- 20-35 tahun 28 70

- > 35 tahun 7 17,5

Total 40 100

2. Pendidikan

- SD 7 17,5

- SMP 16 40

- SMA/ SMK 11 27,5

- SARJANA 6 15

Total 40 100

3. Pekerjaan

- IRT 13 32,5

- Petani 5 12,5

- Pedagang 8 20

- Swasta 10 25

- PNS 4 25

Total 40 100

4. Paritas

- Primi 11 27,5

- Multi 29 72,5

Total 40 100

Sumber : Data Primer, April 2015

Page 54: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

41

Berdasarkan karakteristik responden di atas bisa dilihat rata-rata

responden pada umur 20-35 tahun (70%), pendidikan SMP (40%),

pekerjaan IRT (32,5%) dan multiparitas (72,5%).

2. Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali

Pusat di Puskemas Ngawen Blora.

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Perawatan Tali Pusat.

No Pengetahuan Jumlah Persentase

(%)

Mean Standar

deviation

1. Baik 8 20 19,90 4,71

2. Cukup 23 57,5

3. Kurang 9 22,5

Total 40 100

Sumber : Data Primer, April 2015

Berdasarkan pada tabel di atas tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

perawatan tali pusat di Puskesmas Ngawen Blora dikategorikan

pengetahuan cukup 23 responden (57,5%).

C. Pembahasan

Umur merupakan rentang waktu seseorang yang dimulai sejak dia

dilahirkan hingga berulang tahun. Jika seseorang itu memiliki umur yang

cukup maka akan memiliki pola pikiran dan pengalaman yang matang pula.

Umur akan sangat berpengaruh terhadap daya tangkap sehingga pengetahuan

diperolehnya akan semakin baik (Ariani, 2014). Kriterian umur kebanyakan

dalam kategori umur 20-35 tahun sebanyak 28 responden (70%).

Page 55: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

42

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu yang menentukan

manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan

dan kebahagiaan. Makin tinggi pendidikan seseorang maka makin mudah

orang tersebut menerima informasi. Pengetahuan erat hubungannya dengan

pendidikan, seseorang dengan pendidikan yang tinggi maka semakin luas pula

pengetahuan yang dimiliki (Ariani, 2014). Tingkat pendidikan sebagian besar

Sekolah Menengah Pertama sebanyak 16 responden (40%).

Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan setiap hari. Seseorang

yang bekerja akan sering berinteraksi dengan orang lain sehingga akan

memiliki pengetahuan yang baik pula. Pengalaman bekerja akan memberikan

pengetahuan dan ketrampilan serta pengalaman belajar dalam bekerja akan

dapat mengembangkan kemampuan dalam pengambilan keputusan yang

merupakan keterpaduan menalar secara ilmiah (Ariani, 2014). Sebagian besar

pekerjaannya sebagai ibu rumah tangga sebanyak 13 responden (32,5%).

Paritas atau jumlah anak, jumlah anak yang dilahirkan dapat berhubungan

dengan pengalaman, pengalaman juga termasuk faktor yang mempengaruhi

pengetahuan (Ariani, 2014). paritas atau jumlah anak sebagian besar multi

paritas sebanyak 29 responden (72,5%).

Pada berpengetahuan baik sebanyak 8 responden (20%) kebanyakan

responden telah mempunyai lebih dari 3 anak sehingga sudah memperoleh

pengalaman dan telah mendapatkan informasi tentang perawatan tali pusat

Page 56: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

43

yang benar. Pada berpengetahuan kurang sebanyak 9 responden (22,5%)

kebanyakan responden baru melahirkan bayi pertamanya dimana belum

memperoleh informasi atau pengalaman tentang perawatan tali pusat.

Hasil penelitian ini adalah sebagian responden berpengetahuan cukup,

sebanyak 23 orang (57,5%). Hasil tersebut didukung oleh penelitian Siti Sutini

(2013) yang berjudul Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali

Pusat di BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta dengan hasil sebagian

responden juga berpengetahuan cukup (73,3%).

D. Keterbatasan

Dalam melakukan penelitian ini mempunyai kekurangan, antara lain :

1. Kendala penelitian

Waktu untuk bertemu responden sangat sulit karena ditempat penelitian

tidak setiap hari ada ibu nifas yang bersalin di Puskesmas Ngawen Blora,

dan peneliti harus menunggu agar mendapatkan responden ibu nifas untuk

mengisi kuesioner penelitian.

2. Kelemahan

a. Variabel penelitian

Variabel penelitian ini merupakan variable tunggal sehingga hasil

penelitian terbatas pada pengetahuan.

b. Kuesioner

Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga

responden hanya bisa menjawab benar atau salah sehingga tidak dapat

Page 57: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

44

menguraikan jawaban yang tersedia dan jawaban mereka belum bisa

mengukur pengetahuan secara mendalam.

Page 58: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

45

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bab ini penulis akan menuliskan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian

yang judul dengan “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali

Pusat di Puskesmas Ngawen Blora”. Tingkat pengetahuan responden dapat

disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan tali pusat

adalah cukup sebanyak 23 responden (57,5%).

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas saran yang diberikan penulis yaitu :

1. Bagi Ibu Nifas

Diharapkan ibu nifas lebih memperhatikan cara perawatan tali pusat yang

benar dan lebih meningkatkan pengetahuan dari informasi dan membaca

buku khususnya Perawatan Tali Pusat.

2. Bagi Institusi

a. Institusi Pendidikan

Sebaiknya institusi lebih banyak menambah referensi tentang

perawatan tali pusat.

Page 59: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

46

b. Puskesmas

Diharapkan lebih meningkatkan pengetahuan ibu nifas dengan

instansi kesehatan terkait untuk pelaksanaan penyuluhan khususnya

perawatan tali pusat.

3. Penelitian Selanjutnya

Diharapkan lebih meningkatkan penelitian yang serupa dengan menambah

variabel penelitian sehingga didapatkan hasil penelitian yang lebih

sempurna.

Page 60: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :

Rineka Cipta.

Ariani, A.P. 2014. Aplikasi Metodologi Penelitian Kebidanan dan Kesehatan

Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika.

Arin, D.P , Akbar.K.H. 2009. Perawatan Perinatal. Jakarta : Widya Medika.

BKKBN. 2013. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012. Jakarta

: BKKBN.

Dinkes Jateng. 2013. Buku Saku Kesehatan. http://www.dinkesjatengprov.go.id.

diakses tanggal 23 Nopember 2014.

Depkes. 2009. Kematian neonatal. http://ejurnal.stikes-ppni.ac.id. Diakses

tanggal 23 November 2014.

Depkes. 2010. Kematian neonatal. http://ejurnal.stikes-ppni.ac.id. Diakses

tanggal 23 November 2014.

. 2011. Kematian neonatal. http://ejurnal.stikes-ppni.ac.id. Diakses

tanggal 23 Nopember 2014.

Dewi, Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta :

Salemba Medika.

Hidayat, Aziz Alimul. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis

Data. Jakarta : Salemba Medika.

Johariyah, Ema wahyu ningrum. 2012. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi

Baru Lahir. Jakarta : CV. Trans Info Media.

Linda Arifatul Izzah. 2007. Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Ibu

Paska Melahirkan dalam Perawatan Tali Pusat Bayi di Wilayah Kerja

Puskesmas Kupang Kabupaten Mojokerto. Program S1 Studi Pendidikan

Dokter Universitas Jember.

Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta :

Pustaka Pelajar.

Maryunani, Anik dan Nurhayati. 2012. Asuhan Bayi Baru Lahir Normal (Asuhan

Neonatal). Jakarta : Trans Info Media.

Page 61: TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/18/01-gdl-ariandrian... · TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN TALI PUSAT DI PUSKESMAS

Mubarak, N.C, K.R, Supardi. 2007. Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2011. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT

Rineka Cipta.

. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka

Cipta.

Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Riksani Ria. 2012. Keajaiban Tali Pusat dan Plasenta Bayi. Jakarta Timur : Dunia

Sehat.

Riwidikdo, Handoko. 2013. Statistik untuk Penelitian Kesehatan dengan Aplikasi

Program R dan SPSS. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.

Simkin P, Janet Whalley dan Ann Keppler. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan,

Melahirkan, dan Bayi. Jakarta : Arcan.

Siti Sutini. 2013. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Tali Pusat di

BPS Finulia Sri Surjati Banjarsari Surakarta : Program DIII Kebidanan Stikes

Kusuma Husada Surakarta. Karya Tulis Ilmiah.

Sodikin. 2009. Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta : EGC.

Sugiyono, 2012, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R dan D. Bandung :

Alfabeta.

Sulistyawati, Ari. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas.

Yogyakarta : C.V Andi.

WHO. 2012. Kematian neonatal. http://ejurnal.stikes-ppni.ac.id. Diakses tanggal

23 November 2014.