STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/131/1/ISI...
-
Upload
hoangtuyen -
Category
Documents
-
view
258 -
download
0
Transcript of STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA …repository.poltekkes-kdi.ac.id/131/1/ISI...
STUDI PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATANPAYUDARA DI RSU DEWI SARTIKA
KOTA KENDARI TAHUN 2017
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan PendidikanProgram Studi Diploma III Kebidanan Politeknik Kesehatan Kendari
Disusun Oleh :
MIRDAYANTI ABBASNIM. P00324013083
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIAPOLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEBIDANANPROGRAM STUDI DIII
2017
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. IdentitasDiri
1. Nama : Mirdayanti Abbas
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Walandawe, 8 Desember 1994
3. JenisKelamin : Perempuan
4. Agama : Islam
5. Suku/Kebangsaan : Tolaki/Indonesia
6. Alamat : Desa Wiwirano Kec. Oheo Kab. Konut
B. Pendidikan
1. SDN 1 Walandawe Tamat Tahun 2007
2. SMPN 4 Asera Tamat Tahun 2010
3. SMAN 1 Oheo Tamat Tahun 2013
4. Terdaftar sebagai Mahasiswa Poltekkes Kendari Jurusan
Kebidanan Tahun 2014 Sampai Sekarang
ABSTRAK
Studi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Payudara di RSU DewiSartika Kota Kendari Tahun 2017
Mirdayanti Abbas1, Melania Asi2, Andi Malahayati3Latar Belakang : Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 359/100.000 kelahiranhidup, salah satu penyebabnya adalah infeksi dan peradangan payudara,pencegahannya yaitu dengan perawatan payudara.Berdasarkan hasil wawancaradengan beberapa ibu nifas di RSU Dewi Sartika pada bulan November 2016 kepada 5ibu nifas hanya 1 orang yang bisa menjawab pertanyaan tentang perawatan payudara,dan 4 ibu tidak menjawab pertanyaan tentang perawatan payudara.Tujuan : Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara diruangNifas di RSU Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2017.Metode Penelitian : Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.Penelitian ini telah dilakukan di RSU Dewi Sartika Kota Kendari yang dilaksanakan padabulan Maret-Mei 2017. Jumlah sampel sebanyak 89 responden dengan teknikpengambilan sampel accidental sampling.Hasil Penelitian : Dari 89 responden sebagian besar responden memiliki pengetahuandalam kategori cukup, yakni sebanyak 48 orang (53,9%), pengetahuan dalam kategoribaik sebanyak 27 orang (30,3%) dan pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 14orang (15,7%).Kesimpulan : Diketahui bahwa pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudaraberdasarkan umur terbanyak dalam kategori umur 20-35 tahun yakni 42 responden(47,2%), pendidikan terbanyak dalam kategori pendidikan SMA yakni 29 responden(32,6%), dan sumber informasi terbanyak dalam kategori sumber informasi keluargayakni 39 responden (43,8%).Saran :Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang serupa denganpenelitian ini agar menambah jumlah variabel penelitian sehingga mendapatkan hasilyang maksimal.
Kata Kunci : Pengetahuan, Perawatan PayudaraDaftar Pustaka : 23 (2003-2014)
1. Mahasiswi DIII Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari2. Dosen Kebidanan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas
limpahan rahmat, hidayah, dan karunia yang diberikan sehingga Karya
Tulis Ilmiah ini yang berjudul “Studi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Perawatan Payudara Di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017”
dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini melewati perjalanan panjang, penulis
mendapat petunjuk dan bimbingan dari berbagai pihak baik secara
langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis ingin
menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ibu Melania Asi, S. Si. T, M.
Kes selaku pembimbing I dan IbuA Malahayati N., S. Si. T, M. Kes selaku
pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pemikirannya dengan
penuh kesabaran dan tanggung jawab guna memberikan petunjuk dan
bimbingan kepada penulis dalam proses penyusunan Karya Tulis Ilmiah.
Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak,
baik lembaga maupun pribadi sebagai berikut :
1. Bapak Petrus, SKM, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kendari.
2. Ibu Halijah, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kendari.
3. Ibu Wd. Asma Isra, S. Si. T, M. Kes, Ibu Heyrani, S. Si. T, M. Kes, dan
Ibu Fitriyanti, SST, M. Keb selaku penguji Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Seluruh Dosen dan Staf Prodi D III Kebidanan Politeknik Kesehatan
Kendari.
5. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah Provinsi
Sulawesi Tenggara dan Kepala RSU Dewi Sartika Kota Kendari dr.
Dewa Putu Ardika Saputra.
6. Teristimewa kepada Ayahanda Abbas dan Ibunda Masni serta
saudara-saudariku tersayang Mas’an, Muslan, Masdar, Maswanti,
Mindra, dan Agusman yang memberikan dukungan moril dan materiil.
7. Terkhusus sahabat-sahabatku “11 IDIOTS” Indah, Ririn, Risky, Yani,
Arni, Hanny, Britgita, Wiwik, Deandra, dan Kiki yang senantiasa
member doa, dukungan, dan persahabatan terindah serta senantiasa
menemani dalam suka dan duka kepada penulis.
Penulis menyadari dalam penulisan ini masih jauh dari
sempurna, oleh karena itu, saran dan kritikan yang sifatnya
membangun sangat penulis harapkan demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
pembacanya. Amin.
Kendari, Juli 2017
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................... iLEMBAR PERSETUJUAN ............................................................... iiLEMBAR PENGESAHAN ................................................................ iiiDAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. ivSURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ................................ vKATA PENGANTAR ........................................................................ viABSTRAK ........................................................................................ viiiDAFTAR ISI...................................................................................... ixDAFTAR TABEL .............................................................................. xDAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... xi
BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang .............................................................. 1B. Rumusan Masalah ........................................................ 4C. Tujuan Penelitian .......................................................... 4D. Manfaat Penelitian ........................................................ 4E. Keaslian Penelitian......................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Telaah Pustaka ............................................................ 7B. LandasanTeori ............................................................... 16C. KerangkaKonsep............................................................ 19
BAB III METODE PENELITIANA. Jenis dan Desain Penelitian ......................................... 20B. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................... 20C. Populasi dan Sampel ................................................... 20D. Variabel Penelitian ....................................................... 21E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif....................... 22F. Instrumen Penelitian ...................................................... 23G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data ............................... 24H. Pengolahan Data ......................................................... 25I. Analisa Data ................................................................. 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANA. Hasil Penelitian ............................................................ 27B. Pembahasan .................................................................. 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARANA. Kesimpulan .................................................................... 41B. Saran ............................................................................. 42
DAFTAR PUSTAKALAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur ............................ 29
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan ................... 29
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Sumber Informasi ........ 30
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan ............... 30
Tabel 5 Distribusi Responden Pengetahuan Ibu Nifas tentang PerawatanPayudara di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017Berdasarkan Umur ............................................................... 31
Tabel 6Distribusi Responden Pengetahuan Ibu Nifas tentang PerawatanPayudara di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017Berdasarkan Pendidikan ...................................................... 32
Tabel 7Distribusi Responden Pengetahuan Ibu Nifas tentang PerawatanPayudara di RSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017Berdasarkan Sumber Informasi............................................ 32
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Responden
Lampiran 3 Informed Consent
Lampiran 4 Kuisioner Penelitian
Lampiran 5 Master Tabel Penelitian
Lampiran 6 Surat Izin Penelitian dari Badan Penelitian danPengembangan Provinsi Sulawesi Tenggara
Lampiran 7 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari RSUDewi Sartika
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu merupakan standar baik buruknya
pelayanan kesehatan di sebuah negara. WHO memperkirakan setiap
tahun 500 wanita meninggal dunia akibat kehamilan atau persalinan.
Menurut data Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012, Angka Kematian Ibu (AKI)di Indonesia sebesar 359/100.000
kelahiran hidup sedangkan target yang ingin dicapai sesuai tujuan
pada tahun 2015 angka kematian ibu turun menjadi 102
kematian/100.000 kelahiran hidup. Bila dibandingkan dengan
Malaysia, Filipina, dan Srilanka, angka tersebut lebih besar
dibandingkan dengan angka dari negara-negara tersebut dimana AKI
Malaysia 62/100.000 kelahiran hidup, Filipina 230/100.000 kelahiran
hidup dan Srilanka 58/100.000 kelahiran hidup (Depkes RI, 2013).
Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI)
(2013)menyebutkan bahwa penyebab utama kematian ibu di Indonesia
yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi (27, 1%), infeksi (7,3 %) dan lain-
lain (40,8%). Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara (2014) menyatakan
bahwa dari 100.000 kelahiran ada 205 ibu yang meninggal saat
melahirkan. Kematian ibu di Provinsi Sulawesi Tenggara disebabkan
oleh perdarahan, eklamsi, partus lama, abortus, dan infeksi. Infeksi
yang tidak ditangani dengan benar akan berakibat pada kematian ibu.
Salah satunya infeksi dan peradangan pada payudara.
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada
payudara, infeksi terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi
mungkinjuga melalui peredaran darah. Tanda-tandanya adalah rasa
panas dan dingin disertai dengan kenaikan suhu, penderita merasa
lesu dan tidak nafsu makan. Penyebab infeksi biasanya
staphylococcus aureus, payudara membesar, nyeri dan pada suatu
tempat kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan.
Oleh karena itu perlu pencegahan salah satunya dengan perawatan
payudara (Wiknjosastro, 2007).
Perawatan payudara bertujuan untuk memelihara kebersihan
payudara agar terhindar dari infeksi, meningkatkan produksi ASI
dengan merangsang kelenjar-kelenjar air susu melalui pemijatan,
mencegah bendungan ASI, menguatkan puting. Perawatan payudara
pada ibu menyusui dilakukan 2 kali sehari pagi dan sore sejak hari
kedua pasca melahirkan (Saryono & Roischa, 2009).
Akibat dari perawatan payudara yang tidak benar dapat
mengakibatkan obstructed duct yaitu keadaan dimana terjadi
sumbatan pada satu atau lebih saluran susu/duktus laktiferus yang
dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya tekanan jari pada
payudara waktu melakukan perawatan payudara dan menyusui,
pemakaian BH yang terlalu ketat, dan komplikasi pada payudara
bengkak, nyeri, memerah/mastitis. Bila mastitis berlanjut, dapat terjadi
abses payudara yaitu ibu tampak sakit lebih parah, payudara lebih
mengkilap, benjolan tidak lagi sekeras pada mastitis, tetapi
mengandung cairan atau pus. Jika sudah terjadi abses maka payudara
yang sakit tidak boleh disusukan, mungkin juga perlu tindakan bedah
(Nugroho et al. 2014).
Peran bidan dalam mengurangi angka kejadian infeksi nifas
pada payudara adalah memberikan KIE tentang perawatan payudara,
memberikan penyuluhan kepada ibu nifas agar tetap menjaga
kebersihan payudaranya terutama pada puting susu, dan memberikan
penyuluhan kepada ibu nifas tentang tanda-tanda infeksi payudara.
Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa ibu nifas di
RSU Dewi Sartika pada bulan November 2016kepada 5 ibu nifas
hanya 1 orang yang bisa menjawab pertanyaan tentang perawatan
payudara, dan 4 ibu tidak menjawab pertanyaan tentang perawatan
payudara. Dari hasil wawancara tersebut menunjukan bahwa lebih
banyak ibu nifas yang belum mengetahui tentang pentingnya
perawatan payudara.Permasalahan ini masih banyak terjadi di
masyarakat sehingga penulis tertarik untuk meneliti lebih lanjut
mengenai Studi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara
Di RSU Dewi SartikaKota Kendari Tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat
dirumuskan masalah “Bagaimanakah pengetahuan ibu nifas tentang
perawatan payudara di RSU Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2017?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
payudara diRSU Dewi Sartika Kota Kendari Tahun 2017.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
payudara berdasarkan umurdi RSU Dewi Sartika Kota Kendari
Tahun 2017.
b. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
payudara berdasarkan pendidikandi RSU Dewi Sartika Kota
Kendari Tahun 2017.
c. Untuk mengetahui pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
payudara berdasarkan sumber informasidi RSU Dewi Sartika
Kota Kendari Tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi pada tenaga
kesehatan khususnya bidan dalam hal pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan
informasi mengenai pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
payudara.
3. Manfaat Bagi Tempat Penelitian
Sebagai bahan masukan bagi bidan dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan khususnya mengenai pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara.
4. Manfaat Bagi Peneliti
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti mengenai
studi pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.
E. Keaslian Penelitian
1. Ika Ayuning Tyas (2010) dengan judul “Gambaran Pengetahuan
Ibu Nifas tentang Perawatan Payudara di BPS Kamilah Purwosari
Surakarta”. Metode penelitian deskriptif dengan pendekatan cross
sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah
seluruh ibu nifas yang ada di BPS Kamilah Purwosari pada bulan
Juni 2010 sejumlah 34 responden dengan menggunakan tehnik
total sampling. Alat pengumpulan data menggunakan format
kuesioner.
2. Eka Pratiwi (2009), dengan judul “Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas
tentang Tehnik Perawatan Payudara di RB Prasasti Mojolaban”.
Metode penelitian deskriptif. Populasi yang digunakan seluruh ibu
nifas pada bulan April-Mei 2009 berjumlah 20 responden dengan
menggunakan tehnik purposive sampling. Alat ukur yang digunakan
kuesioner.
Perbedaan dari penelitian yang penulis lakukan dengan
penelitian sebelumnya adalah judul, populasi, sampel sedangkan
persamaannya yaitu metode yang digunakan deskriptif kuantitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Telaah Pustaka
1. Tinjauan tentang Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau
hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang
dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya)
(Notoatmodjo, 2012).
b. Tingkatan Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012) pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang
berbeda-beda. Secara garis besarnya dibagi dalam 6
tingkatan pengetahuan, yaitu :
1) Tahu (know)
Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang
telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Untuk
mengetahui atau mengukur bahwa orang tahu sesuatu
dapat menggunakan pertanyaan-pertanyaan.
2) Memahami (comprehension)
Memahami suatu objek bukan sekadar tahu terhadap
objek tersebut, tidak sekadar dapat menyebutkan, tetapi
orang tersebut harus dapat menginterpretasikan secara
benar tentang objek yang diketahui tersebut.
3) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami
objek yang dimaksud dapat menggunakan atau
mengaplikasikan prinsip yang diketahui tersebut pada
situasi yang lain.
4) Analisa (analisys)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk
menjabarkan dan/atau memisahkan, kemudian mencari
hubungan antara komponen-komponen yang terdapat
dalam suatu masalah atau objek yang diketahui.
5) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang
untuk merangkum atau meletakkan dalam satu hubungan
yang logis dari komponen-komponen pengetahuan yang
dimiliki.
6) Evaluasi (evaluation)
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek
tertentu.
c. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2012), ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu :
1) Pendidikan
Pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan
kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar
sekolah dan berlangsung seumur hidup.
2) Media massa/ sumber informasi
Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media
massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah,
internet, dan lain-lain mempunyai pengaruh besar
terhadap pembentukkan opini dan kepercayaan orang.
3) Sosial budaya dan ekonomi
Kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang-orang
tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan baik/
buruk.
4) Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar
individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.
5) Pengalaman
Pengalaman berbagai sumber pengetahuan adalah suatu
cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dengan
cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh
dalam memecahkan masalah yang dihadapi masa lalu.
6) Usia
Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah usia akan semakin
berkembang pula daya tangkap dan pola pikirnya,
sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik.
2. Tinjauan tentang Nifas
a) Pengertian Nifas
Nifas adalah masa pulih kembali, mulai dari lepasnya
plasenta sampai alat-alat kandungan kembali seperti
sebelum hamil (Wulandari & Eni, 2010).
Masa nifas disebut juga masa post partum adalah
waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari
rahim, sampai 6 minggu berikutnya, disertai dengan pulihnya
kembali organ-organ yang berkaitan dengan kandungan
yang mengalami perubahan (Suherni, 2009).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah
keluarnya plasenta sampai alat-alat reproduksi pulih seperti
sebelum hamil dan secara normal masa nifas berlangsung
selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, 2010).
Masa nifas atau puerperium adalah masa setelah
partus selesai sampai pulihnya kembali alat-alat kandungan
seperti sebelum hamil. Lamanya masa nifas ini yaitu kira-kira
6-8 minggu (Abidin, 2011).
Masa nifas adalah masa sesudah persalinan dan
kelahiran bayi, plasenta, serta selaput yang diperlukan untuk
memulihkan kembali organ kandungan seperti sebelum
hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu (Saleha, 2009).
b) Tahapan Masa Nifas
Menurut Wulandari & Eni (2010), tahapan masa nifas
dibagi menjadi 3 tahap, yaitu:
1) Puerpurium Dini
Kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan-jalan.
2) Puerpurium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6-
8 minggu.
3) Remote Puerpurium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil atau waktu persalinan
mempunyai komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa
berminggu-minggu, bulanan, tahunan.
3. Tinjauan tentang Perawatan Payudara
a) Pengertian Perawatan Payudara
Perawatan payudara adalah kebutuhan perawatan diri
yang diperlukan untuk meningkatkan kesehatan(Saryono &
Roischa, 2009). Perawatan payudara tidak hanya dilakukan
sebelum melahirkan, tetapi juga dilakukan setelah
melahirkan (Nugroho et al. 2014).
b) Tujuan Perawatan Payudara
Menurut Anggraini (2010), perawatan payudara pasca
persalinan merupakan kelanjutan perawatan payudara
semasa hamil yang mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Untuk menjaga kebersihan payudara sehingga terhindar
dari infeksi
2) Untuk mengenyalkan putting susu,supaya tidak mudah
lecet
3) Untuk menonjolkan putting susu.
4) Menjaga bentuk buah dada tetap bagus
5) Untuk mencegah terjadinya penyumbatan
6) Untuk memperbanyak produksi ASI
7) Untuk mengetahui adanya kelainan
c) Manfaat Perawatan Payudara
Manfaat perawatan payudara adalah untuk
merangsang kelenjar susu agar lebih lancar mengalirkan
ASI, menghindari pembengkakan serta peradangan
payudara saat menyusui, hubungan batin ibu dan anak akan
terjalin dengan menyusui (Creasoft, 2008)
d) Langkah-langkah Perawatan Payudara
1) Persiapan ibu :
(a) Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir
(b) Buka pakaian
(c) Persiapan alat :
(1) Handuk
(2) Kapas yang dibentuk bulat
(3) Minyak kelapa atau baby oil
(4) Waslap atau handuk kecil untuk kompres
(5) Dua baskom masing-masing berisi air hangat dan
air dingin
2) Pelaksanaan Perawatan Payudara
(a) Buka pakaian ibu
(b) Letakkan handuk di atas pangkuan ibu tutuplah
payudara dengan handuk
(c) Buka handuk pada daerah payudara dan taruh di
pundak
(d) Kompres putting susu dengan menggunakan kapas
minyak selama 3-5 menit agar epitel yang lepas tidak
menumpuk lalu bersihkan kerak-kerak pada putting
susu
(e) Bersihkan dan tariklah putting susu keluar terutama
untuk putting susu yang data
(f) Ketuk-ketuk sekeliling putting susu dengan ujung-
ujung jari.
e) Teknik Pengurutan Payudara
Sesudah melahirkan, payudara perlu dirawat dengan
cara diurut. Tindakan ini bisa memelihara kebersihan
payudara, melancarkan keluarnya ASI, mencegah
bendungan pada payudara. Pengurutan sebaiknya dilakukan
sejak hari kedua setelah melahirkan sebanyak dua kali
sehari. Agar hasilnya baik, lakukan pengurutan secara
sistematis dan teratur, disertai perawatan tubuh secara
umum seperti mengkonsumsi makanan bergizi, menjaga
hygiene, cukup istirahat dan sebagainya. Langkah-langkah
pengurutan sebagai berikut:
1) Pengurutan I
(a) Licinkan kedua tangan dengan baby oil
(b) Menyokong payudara kiri dengan tangan kiri, lakukan
gerakan kecil dengan 2 atau 3 jari tangan tangan
mulai dari pangkal payudara dengan gerakan
memutar berakhir pada daerah putting (dilakukan 20-
30 kali)
2) Pengurutan II
Membuat gerakan memutar sambil menekan dari pangkal
payudara dan berakhir pada putting susu (dilakukan 20-
30 kali) pada kedua payuada
3) Pengurutan III
Meletakkan kedua tangan diantara payudara,mengurut
dari tengah ke atas sambil mengangkat kedua payudara
dan lepaskan keduanya perlahan.
4) Pengurutan IV
Mengurut payudara dengan sisi kelingking dari arah
pangkal kearah putting susu. Payudara dikompres
dengan air hangat lalu air dingin secara bergantian
selama 5 menit. Bersihkan puting susu dan sekitarnya
dengan handuk yang kering dan bersih.Janganlah
menggunakan BH yang menekan payudara, tapi gunakan
BH yang menopang dan menyangga payudara.
Gambar 2.1 Teknik Pengurutan Payudara
Akibat yang timbul jika tidak melakukan perawatan
payudara yaitu sebagai berikut:
1) Anak susah menyusu karena payudara yang kotor
2) Putting susu tenggelem sehingga bayi susah menyusu
3) ASI menjadi lama keluar berdampak pada bayi
4) Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang melalui
pemijatan dan pengurutan
5) Terjadi pembekakan, peradangan pada bayudara dan
kulit payudara terutama pada bagian putting mudah lecet
(Nugroho et al. 2014).
B. Landasan Teori
Perawatan payudara adalah kebutuhan perawatan diri yang
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan(Saryono & Roischa, 2009).
Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan, tetapi
juga dilakukan setelah melahirkan. Manfaat perawatan payudara
adalah untuk merangsang kelenjar susu agar lebih lancar mengalirkan
Gambar 2.1 Teknik Pengurutan Payudara
Akibat yang timbul jika tidak melakukan perawatan
payudara yaitu sebagai berikut:
1) Anak susah menyusu karena payudara yang kotor
2) Putting susu tenggelem sehingga bayi susah menyusu
3) ASI menjadi lama keluar berdampak pada bayi
4) Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang melalui
pemijatan dan pengurutan
5) Terjadi pembekakan, peradangan pada bayudara dan
kulit payudara terutama pada bagian putting mudah lecet
(Nugroho et al. 2014).
B. Landasan Teori
Perawatan payudara adalah kebutuhan perawatan diri yang
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan(Saryono & Roischa, 2009).
Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan, tetapi
juga dilakukan setelah melahirkan. Manfaat perawatan payudara
adalah untuk merangsang kelenjar susu agar lebih lancar mengalirkan
Gambar 2.1 Teknik Pengurutan Payudara
Akibat yang timbul jika tidak melakukan perawatan
payudara yaitu sebagai berikut:
1) Anak susah menyusu karena payudara yang kotor
2) Putting susu tenggelem sehingga bayi susah menyusu
3) ASI menjadi lama keluar berdampak pada bayi
4) Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsang melalui
pemijatan dan pengurutan
5) Terjadi pembekakan, peradangan pada bayudara dan
kulit payudara terutama pada bagian putting mudah lecet
(Nugroho et al. 2014).
B. Landasan Teori
Perawatan payudara adalah kebutuhan perawatan diri yang
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan(Saryono & Roischa, 2009).
Perawatan payudara tidak hanya dilakukan sebelum melahirkan, tetapi
juga dilakukan setelah melahirkan. Manfaat perawatan payudara
adalah untuk merangsang kelenjar susu agar lebih lancar mengalirkan
ASI, menghindari pembengkakan dan peradangan payudara saat
menyusui serta hubungan batin ibu dan anak akan terjalin dengan
menyusui. Adapun komplikasi yang sering dialami apabila tidak
melakukan perawatan payudara antara lain puting susu nyeri, puting
susu lecet, payudara bengkak, dan mastitis atau abses payudara
(Nugroho et al. 2014).
Hal ini didasarkan atas pengetahuan ibu nifas tentang
pentingnya melakukan perawatan payudara. Semakin tinggi tingkat
pengetahuan seseorang tentang ASI maka akan mempengaruhi pola
pikir sehingga akan menumbuhkan perilaku positif melakukan
perawatan payudara untuk melancarkan keluarnya ASI, mencegah
bendungan atau pembengkakan pada payudara dan memelihara
kebersihan payudara.
Notoatmodjo (2012) menyebutkan ada beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan seseorang yaitu pendidikan, media
massa/sumber informasi, social budaya dan ekonomi, lingkungan,
pengalaman, dan usia.Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
payudara sangat diperlukan sehingga selama dalam menjalani proses
pasca persalinan tidak terjadi kendala ataupun penyakit lain yang
mempengaruhi selama masa nifas.Pada penelitian ini tidak semua
faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ikut diteliti. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pengetahuan yang diteliti antara lain umur,
pendidikan, dan sumber informasi.
Usia mempengaruhi terhadap daya tangkap dan pola pikir
seseorang. Semakin bertambah umur akan semakin berkembang pula
daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang
diperolehnya semakin membaik (Notoadmodjo, 2012).
Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk
meningkatkan kepribadiannya, yaitu rohani (pikir, kerja, cipta, dan budi
nurani) dan jasmani (panca indra serta keterampilan). Pendidikan
mempengaruhi proses belajar, makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka makin mudah orang tersebut menerima informasi.
Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi yang masuk semakin banyak pula
pengetahuan tentang kesehatan (Notoadmodjo, 2012).
Informasi yang diperoleh baik dari pendidikan formal maupun
non formal dapat memberikan pengaruh jangka pendek (immediate
impact) sehingga menghasilkan perubahan atau peningkatan
pengetahuan (Notoadmodjo, 2012).
C. Kerangka Konsep
Berdasarkan uraian teori dalam rumusan masalah di atas, maka
penulis mengembangkan kerangka konsep sebagai berikut:
Keterangan :
Variabel Independen : umur, pendidikan, sumber informasi
Variabel Dependen : pengetahuan tentang perawatan payudara
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Umur
Pendidikan
Sumber Informasi
Pengetahuan tentang
Perawatan Payudara
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian deskriptif
yakni untuk mendeskripsikan pengetahuan ibu nifas tentang perawatan
payudara di RSU Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2017
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanankan diRSU Dewi Sartika Kota
Kendari.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telahdilaksanakan pada bulan Juni2017.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu nifas yang
dirawat di RSU Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2016 sebanyak
848 ibu nifas.
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah ibu nifas yang dirawatdi
RSU Dewi Sartika Kota Kendari.Besar pengambilan sampel dalam
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan rumus:
).(1 2eN
Nn
Keterangan:
n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = Standar Eror (10%)
Sehingga didapatkan:
).(1 2eN
Nn
)01.0.848(1
848
48,8
848
4,89
=89
Untuk menentukan sampel maka digunakan teknik accidental
samplingyaitu suatu teknik penetapan sampel yang dilakukan
secara kebetulan, dimana orang yang dirawat di RSU Dewi Sartika
Kota Kendari secara kebetulan ditetapkan sebagai sampel
(Arikunto, 2010).
D. Variabel Penellitian
1. Variabel terikat (dependent variabel)
Variabel terikat (dependent variabel) adalah pengetahuan ibu nifas
tentang perawatan payudara.
2. Variabel bebas (independent variabel)
Variabel bebas (independent variabel) adalah umur, pendidikan,
dan sumber informasi ibu nifas.
E. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif
1. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara
Pengetahuan adalah apa yang mampu diketahui responden
tentang perawatan payudara pada masa nifas diruang nifas.
Kriteria objektif :
Baik : Bila skor yang diperoleh 76-100%
Cukup : Bila skor yang diperoleh 56-75%
Kurang : Bila skor yang diperoleh 0-55% (Notoatmodjo, 2012)
2. Umur
Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung mulai dari
lahir sampai ulang tahun terakhirnya.
Kriteria objektif:
a. <20 tahun
b. 20-35 tahun
c. >35 tahun (Manuaba, 2008)
3. Pendidikan
Pendidikan adalah jenis pendidikan formal yang terakhir yang
diselesaikan oleh responden, dengan kategori:
a. Pendidikan Dasar : Sekolah Dasar (SD)
b. Pendidikan Menengah : Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan
Sekolah Menengah Atas (SMA)
c. Pendidikan Tinggi : Diploma, Sarjana, Magister, Doktor (UU
No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, 2005).
4. Sumber informasi
Sumber informasi yang diperoleh ibu nifas adalah cara ibu
nifas mendapatkan informasi sehubungan dengan perawatan
payudara pasca melahirkan, dengan kategori:
a. Media cetak (koran, majalah, tabloid, buku)
b. Media Elektronik (tv, radio, internet)
c. Petugas kesehatan
d. Keluarga (Notoatmodjo, 2012).
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengambilan data
adalah kuesioner. Kuesioner merupakan tekhnik pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab .
Untuk pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara,
kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup dimana sudah
terdapat jawabannya, sehingga responden tinggal memilih jawaban
“benar” atau “salah”. Sistem penilaian pertanyaan dengan kriteria
positif (favourable) yaitu jawaban bilamenjawab “benar” nilainya 1 jika
menjawab salah nilainya 0 dan kriteria negatif (unfauvorable) bila
menjawab salah nilainya 1 dan jika menjawab benar nilainya 0.
Pengisian kuesioner tersebut dengan memberi tanda centang (√) pada
jawaban yang benar.
G. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo,
2013). Data primer dalam penelitian ini didapatkan dari pengisian
kuisioner pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara dan
wawancara.
a. Kuisioner
Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan
untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan
tentang hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 2010). Kuisioner
dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan untuk
mengumpulkan data dimana penulis mendapatkan keterangan
atau bercakap-cakap berhadapan muka (face to face)dengan
orang tersebut (Notoatmodjo, 2012). Wawancara dalam
penelitian ini digunakan untuk memperoleh data awal dari
responden.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsung dari
sumbernya atau objek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data sekunder
didapatkan dari data rekam medis di RSU Dewi Sartika Kota
Kendari tentang jumlah ibu nifas.
H. Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo (2012), langkah-langkah yang digunakan
dalam pengolahan data secara manual, antara lain :
1. Editing (penyuntingan data)
Tahapan ini dilakukan untuk pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau kuisioner.
2. Coding sheet (membuat lembaran kode)
Lembaran kode adalah instrumen berupa kolom-kolom untuk
merekam data secara manual.
3. Data Entry (memasukkan data)
Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan
jawaban masing-masing pertanyaan.
4. Tabulating (tabulasi)
Kegiatan membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan
penelitian. Pengolahan data dengan komputer.
5. Cleaning (pembersihan data)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukkan, perlu di cek kembali untuk melihat
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan
dan sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi.
I. Analisis Data
Analisis data dilakukan secara manual dengan menggunakan
kalkulator, kemudian hasilnya disajikan dalam bentuk tabel frekuensi
disertai penjelasan-penjelasan sedangkan dalam pengolahan data
maka digunakan rumus:
Keterangan :
P = Persentase hasil yang dicapai
f = frekuensi variabel yang diteliti
n = jumlah sampel penelitian
k = konstanta (Arikunto, 2010).
= K
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. GambaranLokasiPenelitian
a. LetakGeografis
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika terletak di jalan Kapten
Piere Tendean No. 118 Kecamatan Baruga Kota Kendari Ibukota
Provinsi Sulawesi Tenggara Lokasi ini sangat strategis karena
berada di tengah-tengah lingkungan penduduk dan mudah
dijangkau dengan kendaraan umum karena berada di sisi jalan
raya dengan batas-batas sebagai berikut :
1) Sebelah Utara : PerumahanPenduduk
2) Sebelah Selatan : JalanRayaKaptenPiereTendean
3) Sebelahtimur : PerumahanPenduduk
4) Sebelah Barat : PerumahanPenduduk
b. Lingkungan Fisik
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika berdiri di atas tanah
seluas 1.624 m2 dan luas bangunan yang diizinkan 416
m2.Rencana pengembangan 1.208 m2.
c. Status
Rumah Sakit Umum Dewi Sartika yang mulai dibangun atau
didirikan tahun 2009 dengan izin operasional sementara dari
walikota Kendari no. 56/izin/XI/2010/001 tanggal 5 November
2010 maka Rumah Sakit ini resmi berfungsi dan melakukan
kegiatan-kegiatan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
pencari jasa kesehatan di bawah naungan Yayasan Widya
Ananda Nugraha Kendari yang sekaligus sebagai pemilik Rumah
Sakit dengan klasifikasi D.
d. SumberDayaManusia (SDM)
Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Umum Dewi Sartika
Tahun 2015 di ruang bersalin berjumlah orang. Data
selengkapnya dapat di lihat sebagai berikut :
1) DIV Kebidanan : 2 orang
2) DIII Kebidanan : 16 orang
3) Dokter Obgyn : 1 orang
4) Dokter Umum : 3 orang
e. TugasPokokdanFungsi
Tugas pokok Rumah Sakit Umum Dewi Sartika adalah
melakukan upaya kesehatan secara efisien dan efektif
mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang dilaksanakan
secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan.
Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut
di atas Rumah Sakit Umum Dewi Sartika Provinsi Sulawesi
Tenggara mempunyai fungsi :
1) Menyelenggarakan pelayanan medik
2) Menyelenggarakan pelayanan dan asuhan perawatan
3) Menyelenggarakan pelayanan penunjang medic
4) Menyelenggarakan pelayanan rujukan
5) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan
6) Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Variabel PenelitianBerdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh hasil
sebagai berikut:
a. Umur responden
Tabel 1 Distribusi Responden berdasarkan UmurUmur Frekuensi (N) Persentase (%)< 20 8 9
20-35 42 47,2> 35 39 43,8Total 89 100
Sumber : Data Primer (diolah 2017)
Tabel 1 dapat dijelaskan dari data distribusi frekuensi
responden berdasarkan kelompok umur yang terbanyak adalah
umur 20-35 tahun sejumlah 42 responden (47,2%), sedangkan
untuk umur < 20 tahun sejumlah 8 responden (9%), dan umur
>35 tahun sejumlah 39 responden (43,8%).
b. Pendidikan responden
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan PendidikanPendidikan Frekuensi (N) Persentase (%)Pendidikan
Dasar 24 27
PendidikanMenengah 61 46
PendidikanTinggi 24 27
Total 89 100
Sumber : Data Primer (diolah 2017)Tabel 2 menunjukkan bahwa dari 89 responden sebagian
besar memiliki pendidikan menengahyakni sebanyak61
responden (46%), dan pendidikan dasar serta pendidikan
memiliki jumlah responden yang sama masing-masing 24
responden (27%).
c. Sumber informasi responden
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan SumberInformasi
Sumber Informasi Frekuensi (N) Persentase (%)Media Cetak 8 9
Media Elektronik 19 21,3Petugas Kesehatan 23 25,8
Keluarga 39 43,8Total 89 100
Sumber : Data Primer (diolah 2017)
Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 89 responden, jumlah
responden terbanyak memperoleh informasi sehubungan
dengan pengetahuan tentang perawatan payudara dari
keluarga, yakni sebanyak 39responden (43,8%), dan terendah
melalui media cetak sebanyak 8 responden (9%).
d. Pengetahuan Responden
Tabel 4 Distribusi Responden Berdasarkan PengetahuanPengetahuan Frekuensi (N) Persentase (%)
Baik 27 30,3Cukup 48 53,9Kurang 14 15,7Total 89 100
Sumber : Data Primer (diolah 2017)
Tabel 4 menunjukkan bahwa dari 89 responden,jumlah
responden terbanyak memiliki pengetahuan dalam kategori
cukup yakni sebanyak 48 responden (53,9%), dan terendah
memiliki pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 14
responden (30,3%).
3. Analisis Variabel Penelitian
a. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Umur
Tabel 5 Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentangPerawatan Payudara di RSU Dewi Sartika KotaKendari Tahun 2017 berdasarkan Umur
UmurPengetahuan
N %Baik Cukup KurangN % N % N %
<20 0 0 3 3,4 5 5,6 8 920-35 15 17 21 23,6 6 6,7 42 47>35 12 13,5 24 27 3 3,4 39 44
Total 27 30 48 54 14 15,7 89 100Sumber : Data Primer (diolah 2017)
Tabel 5 menunjukkan bahwa dari 89 responden,
pengetahuan terbanyak yaitu pada kelompok umur >35 tahun
pada kategori cukup yakni 24 responden (27%).
b. Pengetahuan Ibu Berdasarkan Pendidikan
Tabel 6 Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentangPerawatan Payudara di RSU Dewi Sartika KotaKendari Tahun 2017 berdasarkan Pendidikan
PendidikanPengetahuan
n %Baik Cukup Kurangn % n % n %
PendidikanDasar 9 10,1 9 10,1 6 6,7 24 27
PendidikanMenengah 9 10,1 30 33,7 2 2,2 41 46
PendidikanTinggi 9 10,1 9 10,1 6 6,7 24 27
Total 27 30,3 48 53,9 14 15,7 89 100Sumber : Data Primer (diolah 2017)
Tabel 6 menunjukkan bahwa dari 89 responden,
pengetahuan yang terbanyak kategori cukup pada tingkat
pendidikan menengah terdapat 30 responden (33,7%).
c. Pengetahuan Berdasarkan Sumber Informasi
Tabel 7 Distribusi Pengetahuan Ibu Nifas tentangPerawatan Payudara di RSU Dewi Sartika KotaKendari Tahun 2017 berdasarkan SumberInformasi
SumberInformasi
PengetahuanN %Baik Cukup Kurang
N % N % N %Media Cetak 3 3,4 3 3,4 2 2,2 8 9
MediaElektronik 4 4 8 9 7 7,9 19 21
PetugasKesehatan 16 18 6 7 1 1,1 23 26
Keluarga 4 4 31 35 4 4,5 39 44Total 27 30,3 48 53,9 14 15,7 89 100
Sumber : Data Primer (diolah 2017)
Tabel 7 menunjukkan bahwa sumber informasi melalui
media cetak masing-masing 3 responden (3,4%)
berpengetahuan baik dan cukup serta 2 responden (2,2%)
berpengetahuan kurang. Sumber informasi melalui media
elektronik terdapat 4 responden (4%) berpengetahuan baik, 8
responden (9%) berpengetahuan cukup, dan 7 responden
(7,9%) yang pengetahuannya kurang. Sumber informasi melalui
petugas kesehatan dimana hanya 1 responden (1,1%) yang
berpengetahuan kurang dan 16 responden (18%) yang
pengetahuannya baik serta 6 responden (7%) yang
berpengetahuan cukup sedangkan sumber informasi melalui
keluarga mencakup 39 responden (44%) diantaranya terdapat 4
responden (4%) berpengetahuan baik, 31 responden (35%)
berpengetahuan cukup, dan 4 responden (4,5%) yang
pengetahuannya kurang.
Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara adalah
cukup, khususnya mendapatkan informasi melalui keluarga.
B. Pembahasan
Perawatan payudara pada masa nifas adalah suatu kebutuhan
bagi ibu yang baru saja melahirkan. Masa nifas sendiri adalah selama
enam minggu atau 40 hari setelah persalinan pada masa nifas
perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang sangat penting
untuk merawat payudara terutama untuk memperlancar pengeluaran
air susu ibu (ASI). Hal ini terjadi karna pada masa ini ibu mengalami
perubahan fisik dan alat reproduksi yang kembali ke keadaan sebelum
hamil,masa laktasi maupun perubahan psikologis untuk mendapatkan
keturunan baru.
Dengan melakukan perawatan payudara yang tepat yang biasanya
berupa pengurutan dan pemijatan menggunakan beberapa bahan dan
alat-alat yang alami,diharapkan ibu merasa lebih nyaman menyusui
bayinya.Dengan melakukan perawatan payudara saat nifas diharapkan
ibu dapat meningkatkan produksi ASI dengan merangsang kelenjar air
susu.Selain itu,payudara ibu juga beresiko menjadi kendur setelah
menyusui jika tidak langsung dirawat saat masa nifas (Nugroho, 2014).
Pengetahuan merupakan hasil tahu, yang terjadi setelah orang
melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan
hasil dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan
seseorang. Dengan pengetahuan akan membuat seseorang lebih
melihat cara dan kesempatan untuk meningkatkan derajat hidup dan
pengetahuan akan mempengaruhi sikap dan perbuatan seseorang
untuk berperilaku atau hidup sehat. Dengan demikian seseorang akan
mampu melakukan sesuatu yang dianggap baik bila memiliki
pengetahuan cukup (Notoatmodjo, 2012).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 89 responden
sebagian besar responden memiliki pengetahuan dalam kategori
cukup, yakni sebanyak 48 orang (53,9%), pengetahuan dalam kategori
baik sebanyak 27 orang (30,3%) dan pengetahuan dalam kategori
kurang sebanyak 14 orang (15,7%). Hal ini dapat disimpulkan bahwa
pada umumnya pengetahuan ibunifas tentang perawatan payudara di
RSU Dewi Sartika Kota Kendari tahun 2017 dalam kategori cukup.
Menurut Rogers dalam Notoatmodjo(2012) suatu penerimaan
ide baru akan melalui lima tahap mulai dari mengetahui (awareness)
hingga penerimaan (adoption) sangat ditentukan oleh hal-hal yang ada
dalam diri individu misalnya sikap, motivasi dan faktor luar individu
yaitu lingkungan termasuk efektivitas program dan pengalaman
terhadap pelayanan dimasa lalu. Bila terdapat hal-hal yang kurang
mendukung, perilaku yang telah terwujud dapat saja berubah.
Semakin tinggi pengetahuan ibu, kecenderungan untuk
membentuk sikap positif akan lebih besar. Sehingga akan membentuk
perubahan sikap ibu yang merupakan dorongan terjadinya perubahan
perilaku.
1. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara
Berdasarkan Umur
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari sebagian besar ibu
nifas di RSU Dewi Sartikayang mempunyai pengetahuan
tentangperawatan payudara dalam kategori cukup yaitu pada
kelompok umur >35 tahun. Hal ini menggambarkan bahwa
sebagian besar ibunifas di RSU Dewi Sartika khususnya yang
berumur >35 tahun telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang
perawatan payudara sehingga diharapkan nantinya ibu dapat
dengan mudah menemukan, menggali dan memecahkan masalah
khususnya tentang perawatan payudara.
Keadaan tersebut ditunjang oleh pengetahuan ibu yang
sebagian besar mudah mendapatkan informasi yang lengkap
sehubungan dengan perkembangan kesehatan payudara pada
masa nifas, khususnya melalui penyuluhan yang dilakukan oleh
bidan di rumah sakit.
Umur merupakan salah satu hal yang penting dalam
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Hal ini sesuai dengan
pendapat Hurlock dalam Notoatmodjo (2012) bahwa semakin tinggi
umur seseorang semakin tinggi pula tingkat pengetahuannya dan
ini diperoleh dari pengalamannya, dan ini akan berpengaruh
terhadap apa yang akan dilakukan oleh seseorang.
Umur mempunyai kaitan dengan mudah sulitnya seseorang
memahami dan menerima serta melaksanakan sesuatu yang
diinformasikan, baik berupa saran, penyampaian, pengumuman,
maupun penyuluhan. Biasanya orang yang dikategorikan dewasa
lebih mudah menerima dan memahami informasi-informasi yang
disampaikan dari sumber apapun, dimana proses daya tangkap
yang mereka miliki masih tinggi. Faktor umur dapat dikatakan
berkaitan dengan tingkat pengetahuan seorang ibu, dalam hal ini
adalah muda dan tuanya seseorang. Pada dasarnya, umur melatar
belakangi penentuan pengetahuan, sikap dan perilaku seseorang.
Usia >35 tahun merupakan kurun waktu reproduksi sehat,
dimana ibu-ibu dengan usia tersebut diharapkan sudah dapat
menentukan apa yang terbaik dalam kehidupannya, sehingga
ditemukan bahwa ternyata umur juga tidak selamanya
mempengaruhi pengetahuan seseorang tentang perawatan
payudara pada ibu nifas.
2. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara
Berdasarkan Pendidikan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar ibu yang
tingkat pendidikannya SMA dan Perguruan tinggi memiliki
pengetahuan dalam kategori baik dan cukup. Sebagaimana yang
dikemukakan Jonni Purba dalam Paini (2010) bahwa pendidikan
penting untuk menilai kemampuan seseorang terhadap
intelegensinya, karena diharapkan makin tinggi tingkat pendidikan
akan makin mudah mempelajari, menerima program serta mampu
melaksanakannya. Dalam hal ini semakin tinggi tingkat pendidikan,
maka seseorang menjadi semakin lebih memahami banyak hal
sehingga mereka tahu manfaat melakukan perawatan payudara
pada masa nifas.
Menurut Notoatmodjo (2012) pendidikan merupakan salah
satu cara yang dapat mengubah perilaku seseorang. Selain itu,
merupakan sarana yang mempercepat pengambilan keputusan,
dalam upaya memperbaiki perilaku agar masyarakat dapat
meneruskan perubahan-perubahan.
Pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang
penting dalam menjaga kesehatan payudara pada masa nifas,
karena dengan pendidikan yang baik orang tua dapat menerima
segala informasi dari luar terutama tentang perawatan payudara,
pendidikannya dan sebagainya (Soetjiningsih, 2005).
Tingkat pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi persepsi seorang untuk lebih mudah menerima ide
dan teknologi baru semakin meningkat pendidikan seorang maka
akan bertambah pengalaman yang mempengaruhi wawasan dan
pengetahuan (Notoadmodjo, 2012). Makin tinggi tingkat pendidikan
seseorang, maka makin mudah menerima informasi sehingga
makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki. Sebaliknya
pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan sikap
seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan. Kemahiran
menyerap pengetahuan akan meningkat sesuai dengan
meningkatnya pendidikan seseorang dan kemampuan ini
berhubungan erat dengan sikap seseorang terhadap pengetahuan
yang diserapnya.
Tingkat pendidikan formal merupakan modal dasar untuk
seseorang dapat memahami dan berinteraksi di masyarakat.
Dengan maksimal menikmati pendidikan formal maka seseorang
dapat menjadi cerdas dan pandai. Dengan tingkat pendidikan yang
lebih tinggi akan memudahkan seseorang khususnya ibu dalam
menerima suatu perubahan. Selain itu ibu yang memiliki pendidikan
tinggi juga lebih memiliki kemudahan dalam mendapatkan atau
mengakses informasi-informasi sehingga meningkatkan
pengetahuannya (Notoatmodjo, 2012).
Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu diharapkan cara berpikir
akan menjadi lebih rasional sehingga ibu akan semakin terarah
dalam mengikuti atau berpartisipasi dalam program pemantauan,
penyuluhan dan pelatihan itu sendiri.
3. Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara
Berdasarkan Sumber Informasi
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar Ibu nifas
yang memperoleh informasi bersumber dari keluarga memiliki
tingkat pengetahuan yang cukup tentang perawatan payudara.
Tingginya jumlah ibu nifas yang memperoleh informasi melalui
keluarga disebabkan karena keluarga merupakan orang terdekat
yang diharapkan dapat menjaga kesehatan ibu dimasa kehamilan
sampai dengan masa nifas. Namun hal ini tidak menutup
kemungkinan informasi tentang perawatan payudara diperoleh
melalui rumah sakit atau pada saat melakukan pemeriksaan
kesehatan saat nifas kepada tenaga kesehatan, dimana petugas
kesehatan menjelaskan manfaat dan pentingnya melakukan
perawatan payudara.
Peneliti berasumsi bahwa dalam meningkatkan pengetahuan
ibu tentang perawatan pada masa nifas membutuhkan bantuan dan
informasi dari tenaga kesehatan. Oleh sebab itu komunikasi
interpersonal tergantung kepada kharisma dan kemampuan verbal
memberi informasi atau kemahiran petugas kesehatan. Beberapa
penelitian menunjukkan komunikasi dua arah akan lebih efektif
daripada komunikasi satu arah dalam merubah sikap dan perilaku
sasaran begitu juga dengan pengetahuan.
Upaya yang dilakukan sebagai seorang tenaga kesehatan
adalah dengan memberikan konseling dan informasi tentang
manfaat melakukan perawatan payudara pada masa nifas.
Disamping itu kesiapan seorang wanita menghadapi masa nifas
dengan membekali dirinya dengan pengetahuan-pengetahuan
tentang masa nifas akan sangat membantu dalam menjalani masa
nifas dengan lebih baik.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Intan Yuliana pada tahun 2012 dengan judul “Tingkat Pengetahuan
Ibu Menyusui Tentang Perawatan Payudara di BPS Aryanti
Gemolong Sragen” dengan hasil pengetahuan baik sebanyak 3
responden (8,6%), pengetahuan cukup sebanyak 28 responden
(80,0%) dan pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (11,4%).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah
dikemukakan di atas, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut:
1. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara terbanyak yaitu
pada kategori umur >35tahun yang berpengetahuan cukup 24
orang (27%).
2. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara terbanyak yaitu
pada kategori pendidikan menengah yang berpengetahuan cukup
30orang (33,7%).
3. Pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara terbanyak yaitu
pada kategori sumber informasi melalui keluarga yang
berpengetahuan cukup 31orang (35%).
B. Saran
1. Bagi petugas kesehatan khususnya bidan untuk melakukan
sosialisasi bagi ibu nifas mengenai perawatan payudara.
2. Bagi institusi pendidikan sebagai bahan masukan informasi
mengenai pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.
3. Bagi tempat penelitian sebagai bahan evaluasi bagi petugas
kesehatan dalam hal pendidikan dan konseling tentang perawatan
payudara pada ibu nifas.
4. Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian yang
serupa dengan penelitian ini agar menambah jumlah variabel
penelitian sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, M.Z. 2011. Asuhan Postnatal Care. http://www. masbied.com/search /pembagian-umur-menurut-masa-reproduksi diakses padatanggal 26 Januari 2017.
Ambarwati, E. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Nuha Medika.
Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: PustakaRihama. Rineka Cipta
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rieneka Cipta.
Creasoft. 2008. Perawatan Payudara. http://www.majalahsyahriah.comdiakses pada tanggal 26 Januari 2017.
Depkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia.http://www.depkes.go.id/downloads.pdf di akses pada tanggal 27 Januari 2017.
Eka, P. 2009. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tehnik PerawatanPayudara di RB Prasasti Mojolaban. Karya Tulis Ilmiah.
Ika, A.T. 2010.Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas tentang PerawatanPayudara di BPS Kamilah Purwosari Surakarta.Karya Tulis Ilmiah.
Manuaba, I.B.G., Chandra, M.I.A., Fajar, M.I.B.G. 2007. Pengantar KuliahObstetri. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : RienekaCipta.
Nugroho et al. 2014. Buku ajar Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta :Nuha Medika.
Paini. 2010. Pendekatan Praktek Metodologi Riset Keperawatan. Jakarta :Sagung Seto.
Profil Kesehatan Sulawesi Tenggara 2014
Riwidikdo, H. 2013. Statistik Kesehatan. Yogyakarta : Rohima Press.
Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta : AndiOffset.
Saryono dan Roischa D.P. 2009. Perawatan Payudara. Yogyakarta : MitraCendekia Press.
SDKI. 2013. Infodatin Ibu. http://www.depkes.go.id/infodatin-ibu.pdfdiakses pada tanggal 9 Februari 2017.
Soetjiningsih. 2005. ASI : Petunjuk Untuk Tenaga Kesehatan. Jakarta :EGC.
Suherni. 2009. Perawatan Masa Nifas Edisi 3. Yogyakarta : Fitramaya.
Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang SISDIKNAS (SistemPendidikan Nasional). 2005. Bandung : Fokusmedia.
Wiknjosastro, Hanifa. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP.
Wulandari, D., Eni, A. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : NuhaMedika.
Wulandari, E. 2012. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang BendunganASI di RB An-Nuur Sumber Surakarta.STIKES Kusuma HusadaSurakarta. Karya Tulis Ilmiah.
INFORMED CONSENT
Yang bertandatangan di bawah ini, saya :
Nama :
Umur :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Alamat :
Setelahmendapatpenjelasantentangtujuandanmanfaatpenelitianbah
wasegalainformasitentangpenelitianiniakandirahasiakandanhanyadigunak
anuntukkepentinganpeneliti, makasaya (bersedia/tidakbersedia)*
untukmenjadirespondenpenelitian yang berjudul
“StudiPengetahuanIbuNifasTentangPerawatanPayudara Di RSU Dewi
Sartika Kota KendariTahun 2017”.
Apabilaterjadisesuatu yang merugikandarisayaakibatpenelitianini,
makasayaakanbertanggungjawabdantidakakanmenuntut di kemudianhari.
Kendari, Maret 2017
Responden
Catatan :*coret yang tidak perlu
KUESIONER PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATANPAYUDARA DI RSU DEWI SARTIKA
KOTA KENDARI TAHUN 2017
Tanggal Pengisian : .............................................
Biodata RespondenNama : .................................Umur : .................................Pendidikan : .................................
Berikan tanda (X) pada jawaban yang Anda pilih1. Apakah saudara pernah mendapatkan informasi tentang perawatan
payudara pasca melahirkan?
a. Pernah
b. Tidak
2. Jika pernah, saudara mendapatkannya (boleh diisi lebih dari 1
sumber)?
a. Media cetak : koran, majalah, tabloid
b. Media elektronik : TV, Internet, Radio
c. Tenaga Kesehatan
d. Keluarga
Petunjuk Pengisian :a. “B” bila pernyataan Benar dan “S” bila pernyataan Salahb. Pilih jawaban yang benar sesuai dengan pendapat Anda dengan
memberi tanda centang (√)
No. Pertanyaan Benar Salah
1. Perawatan payudara masa nifas adalah suatukebutuhan bagi ibu yang baru saja melahirkan
2. perawatan payudara adalah cara untukmenghasilkan produksi ASI yang baik
3. Dengan melakukan perawatan payudara yangtepat tidak meningkatkan produksi ASI
4. Ukuran payudara setiap individu sama
5. Tujuan perawatan payudara yaitu antara lain agarmemperbanyak atau memperlancar pengeluaranASI
6. Perawatan payudara dapat dilakukan 2 kali sehariyaitu saat mandi pagi hari dan mandi sore hari
7. Manfaat perawatan payudara antara lainmemelihara kebersihan payudara sehingga bayimudah menyusu
8. Terjadinya pembengkakan, peradangan padapayudara dan kulit payudara terutama pada bagianputting mudah lecet merupakan akibat yang timbuljika ibu tidak melakukan perawatan payudara
9. Payudara adalah satu-satunya penghasil ASI10. Hal-hal yang akan terjadi pada ibu jika melakukan
perawatan payudara adalah Puting susu tidakmenonjol sehingga bayi sulit untuk menghisap
11 Jika perawatan payudara dilakukan setelahmelahirkan sering dijumpai Produksi ASI sedikit
12. Pada saat melakukan perawatan payudaramenempelkan kapas yang sudah diberi minyakkelapa atau baby oil selama ± 5 menit, kemudianputing susu dibersihkan
13. Mengurangi resiko luka saat bayi menyusu bukanmerupakan manfaat dari perawatan payudara
14. Produksi ASI terbatas karena kurang dirangsangmelalui pemijatan dan pengurutan akibatmelakukan perawatan payudara
15. Pada saat melakukan perawatan payudarameletakkan kedua tangan diantara payudaraMengurut payudara dimulai kearah atas,kesamping, lalu kearah bawah. Melakukanpengurutan kebawah, kesamping selanjutnyamelintang, lalu telapak tangan mengurut kedepankemudian kedua tangan dilepaskan daripayudara,ulangi gerakan 20-30 kali
16. Pada saat melakukan perawatan payudaramenggunakan pengompresan dengan air hangatdan dingin secara bergantiian sekitar 5 menit,keringkan payudara dengan handuk bersihkemudian gunakan BH yang bersih dan menopang
17. Pada saat melakukan perawatan payudara Putingsusu yang datar atau tidak menonjol maka dilakukan memuntir dan menarik puting susu
18. Perubahan pada payudara di sebabkan oleh AirSusu Ibu (ASI)
19. Perubahan payudara yang dirasakan ibu. Lebihpenuh, keras dan daerah puting susu menjadi lebihgelap
20. Perubahan payudara yang terjadi pada ibumerupakan hal yang Fisiologis (Normal)