GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …repository.unjaya.ac.id/1984/2/Desi...

88
GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Achmad Yani Yogyakarta Disusun oleh : DESI RATNASARI 1311065 PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2014

Transcript of GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG …repository.unjaya.ac.id/1984/2/Desi...

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Kebidanan STIKES Achmad Yani Yogyakarta

Disusun oleh :

DESI RATNASARI 1311065

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA 2014

3

iii

4

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam karya tulis ilmiah ini tidak pernah terdapat karya tulis ilmiah yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar ahli madya di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara ditulis diacu dalam naskah ini disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Agustus 2014

Desi ratnasari

iv

7

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah yang berjudul : “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara Di RSUD Panembahan Senopati Bantul”. Karya Tulis Ilmiah di susun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan Stikes Jendral Achmad Yani Yogyakarta.

Penelitian ini telah dapat di selesaikan, atas bimbingan, arahan, dan bantuan berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, dan pada kesempatan ini penulis dengan rendah hati mengucapkan terimakasih setulus-tulusnya kepada :

1. Dr. I Edi Purwoko, Sp. B., selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta.

2. Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul, yang telah memberikan ijin pada penulis untuk melakukan penelitian.

3. Dian Puspitasari. M.,Keb., selaku Plh Ketua Program Studi Ilmu Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta.

4. Endang Suprapti SST M.H., selaku Pembimbing yang telah membimbing dan mengarahkan penulisan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

5. Asri Hidayat SsiT., M.Keb., selaku penguji dan pemberi masukan dalam Karya Tulis Ilmiah.

6. Teman-teman seperjuangan dan Semua pihak yang penulis tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan do’a, support dan bantuan kepada penulis.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan kebaikan kepada semua sebagai imbalan atas segala amal kebaikan dan bantuannya. Akhirnya besar harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini berguna bagi semua.

Yogyakrta, Juni 2014

Penulis

vii

8

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii PERNYATAAN .......................................................................................... iv MOTTO ...................................................................................................... v PERSEMBAHAN ....................................................................................... vi KATA PENGANTAR ................................................................................. vii DAFTAR ISI ............................................................................................... viii DAFTAR TABEL ....................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xii INTISARI .................................................................................................... xiii ABSTRAK .................................................................................................... xiv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................... 3 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 3 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 4 E. Keaslian Penelitian ........................................................................ 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori ............................................................................. 7 B. Kerangka Teori ............................................................................. 22 C. Kerangka Konsep .......................................................................... 23 D. Pertanyaan Penelitian .................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian ............................................................................. 25 B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ....................................................... 25 C. Populasi Penelitian Dan Sampel Penelitian .................................... 25 D. Variabel Penelitian ........................................................................ 26 E. Definisi Operasional ..................................................................... 27 F. Alat Dan Metode Pengumpulan Data ……………… .................... 27 G. Validitas Dan Reliabilitas .............................................................. 29 H. Metode Pengolahan Dan Analisis Data .......................................... 30 I. Etika Penelitian ............................................................................. 31 J. Pelaksanaan Penelitian .................................................................. 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil penelitian .............................................................................. 34 B. pembahasan ................................................................................... 39 C. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 42

viii

9

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................... 43 B. Saran ............................................................................................. 43

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

xi

10

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Definisi Oprasional........................................................................ 27 Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner ........................................................................ 29 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi karakteristik Responden ................................ 35 Tabel4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan

Payudara....................................................................................... 36 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Tentang Perawatan Payudara

Berdasarkan Karakteristik, Pekerjaan, Umur ................................ 36 Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pengertian

Perawatan Payudara ..................................................................... 37 Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Tujuan Perawatan

Payudara ...................................................................................... 38 Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Manfaat Perawatan

Payudara ...................................................................................... 38 Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Tentang Cara Perawatan

Payudara ....................................................................................... 39

x

11

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian.......................................................... 22 Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian ...................................................... 23

xi

12

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Surat Permohonan Menjadi Responden Lampiran 3. Surat Persetujuan Responden Lampiran 4. Kuesioner Penelitian Lampiran 5. Jawaban Kuesioner Lampiran 6. Tabulasi Data Penelitian Lampiran 7. Data Penelitia Univariat Lampiran 8. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data Awal Lampiran 9. Surat Permohonan Izin Studi Studi Pendahuluan Dari BAPPEDA Lampiran10.Surat Keterangan Izin Pengambilan Data Di RSUD Panembahan Senopati Lampiran 11.Surat Uji Validitas Contens Dari Stikes A.Yani Lampiran 12.Surat Keterangan Hasil Valid Dari Ibu Dian Puspitasari., M.Kes Lampiran 13.Surat Persetujuan Penelitian Dari Stikes Jedral Achmad Yani Lampiran 14.Surat Persetujuan Penelitian Dari BAPPEDA Lampiran 15.Surat Keterangan Izin Penelitian Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Lembar 16. Konsultasi

xii

13

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI KABUPATEN BANTUL YOGYAKARTA

Desi Ratnasari1, Endang Suprapti2, Asri Hidayat²

INTISARI

Latar Belakang: Masa nifas merupakan masa yang rentan bagi ibu nifas terhadap risiko infeksi masa nifas. Ibu nifas dapat mengalami infeksi dan peradangan payudara, melalui luka pada puting susu dan peredaran darah. Oleh karena itu perlu pencegahan salah satunya dengan perawatan payudara. Studi pendahuluan melalui teknik wawancara dengan 10 ibu nifas, sebanyak 7 ibu nifas (70%) mengatakan bahwa kurang mengetahui tentang perawatan payudara, dan hanya sebanyak 3 orang saja (30%) yang menyatakan mengetahui tentang hal tersebut. Tujuan: Diketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pengertian perawatan payudara, pengetahuan tentang tujuan perawatan payudara, pengetahuan tentang manfaat perawatan payudara, dan pengetahuan tentang cara perawatan payudara di RSUD Panembahan Senopati. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di ruang nifas di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta pada bulan Juli 2014. Teknik sampling menggunakan accidental sampling sebanyak 25 responden. Variabel penelitian ini menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara. Analisis data menggunakan analisis univariat dengan uji statistik deskriptif frekuentif. Hasil: (1) Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan tentang perawatan payudara masuk ke dalam kategori cukup sebanyak 22 orang (73,3%); (2) Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang pengertian perawatan payudara sebanyak 13 orang (43,3%); (3) Tujuan perawatan payudara sebanyak 17 orang (56,7%); (4) Manfaat perawatan payudara sebanyak 13 orang (43,3%); dan (5) Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang cara perawatan payudara sebanyak 20 orang (66,7%). Kesimpulan: Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan tentang perawatan payudara masuk ke dalam kategori cukup di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta. Kata kunci: Ibu nifas, pengetahuan perawatan payudara

1Mahasiswa D-III Kebidanan STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2Dosen STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta ³Dosen STIKES A YANI Yogyakarta

xiii

14

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE LEVEL A POSTPARTUM MATERAL ABOUT THE BREAST TREATMENT IN PANEMBAHAN SENOPATI

HOSPITAL BANTUL DISTRICT YOGYAKARTA

Desi Ratnasari3, Endang Suprapti², Asri Hidayat³

ABSTRACT

Background: Postpartum periods is a vulnerable time for postpartum maternal to the risk of infection during childbirth. Postpartum maternal may have an infection and inflammation of the breast, through the nipple sores and blood circulation. It is therefore necessary precautions one with breast care. Preliminary study of the technique of interviews with 10 postpartum maternal, as many as 7 postpartum maternal (70%) said that the lack of knowing about breast care, and only 3 people alone (30%) claimed to know about it. Purpose: Knowing the level of knowledge a postpartum maternal about the understanding of breast care, knowledge about goals of breast care, knowledge about the benefits of breast care, and knowledge about how to breast care in RSUD Panembahan Senopati. Methods: This study used a descriptive quantitative research. Location of the study was conducted at room childbirth in RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta in July 2014 sampling technique using accidental sampling by 25 respondents. This study variables using a single variable is the level of knowledge about breast care postpartum maternal. Data were analyzed using univariate analysis with descriptive statistical tests frequentive. Results: (1) Most of the postpartum maternal have a level of knowledge about breast care fit into the enough category as many as 22 people (73.3%); (2) Most of the postpartum maternal have a level of knowledge about the understanding of breast care fit into the enough category as many as 13 people (43.3%); (3) Most of the postpartum maternal have a enough level of knowledge about breast care goals were 17 persons (56.7%); (4) Most of the postpartum maternal have a enough level of knowledge about the benefits of breast care, as many as 13 people (43.3%); and (5) Most of postpartum maternal have a good level of knowledge about breast care how many as 20 people (66.7%). Conclusions: The majority of postpartum maternal have a level of knowledge about breast care goes into enough categories in RSUD Panembahan Senopati Bantul, Yogyakarta. Keywords: Postpartum maternal, the knowledge level of breast care

3High student of D-III Midwife STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

xiv

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Derajat kesehatan suatu negara salah satunya ditentukan oleh beberapa

indikator, Salah satu indikator tersebut adalah (AKI) Angka Kematian Ibu.

Beberapa penyebab kematian ibu disebabkan karena gangguan kehamilan,

melahirkan, dan dalam masa nifas tanpa memperhitungkan lama kehamilan

/100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2011 dikawasan ASEAN Singapura yang

memiliki Angka Kematian Ibu rendah, yakni mencapai kematian 3/100.000

kelahiran hidup, sedangkan AKI di Indonesia mencapai 228/100.000 kelahiran

hidup, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan Vietnam 59/100.000 dan Cina

37/100.000, ini menempatkan Indonesia sebagai salah satu AKI tertinggi di ASIA

dan tertinggi ke-3 dikawasan ASEAN. Menurut hasil kajian kinerja IGD Obstetri-

Ginekologi dari RSUP Cipto Mangunkusumo, yang merupakan rumah sakit

rujukan nasional, beberapa penyebab kematian di Indonesia adalah Perdarahan,

Eklamsia, Sepsis dan Infeksi. (Kemenkes RI, 2013).

Kematian ibu telah menunjukkan penurunan signifikan dalam kurun waktu

30 tahun terakhir. Secara nasional Angka Kematian Ibu (AKI) di DIY juga tetap

menempati salah satu yang terbaik. Meskipun demikian angka yang dicapai

tersebut masih relatif tinggi jika dibandingkan dengan berbagai wilayah di Asia

tenggara. Angka Kematian Ibu dalam 4 tahun terakhir menunjukkan penurunan

yang cukup baik. Di mana Angka Kematian Ibu di DIY (Daerah Istimewa

Yogyakarta) pada tahun 2004 sebesar 114/100.000 kelahiran hidup, dan pada

tahun 2008 menurun berada pada angka 104/100.000 kelahiran hidup, Sedangkan

pada tahun 2010 kasus kematian sebesar 43 kasus dan meningkat pada tahun 2011

jumlah kematian mencapai 56 kasus, Tahun 2012 jumlah kematian ibu menurun

menjadi sebanyak 40 kasus sesuai dengan pelaporan dari Dinas kesehatan

Kab/Kota, sehingga apabila dihitung menjadi Angka Kematian Ibu Dilaporkan

sebesar 87,3/100.000 kelahiran hidup. Meskipun Angka Kematian Ibu terlihat

kecenderungan penurunan, namun terjadi fluktuasi dalam 3 – 5 tahun terakhir.

1

2

Target MDG’s di tahun 2015 untuk angka kematian Ibu nasional adalah

102/100.000 kelahiran hidup, dan untuk DIY relatif sudah mendekati target,

namun masih memerlukan upaya yang keras dan konsisten dari semua pihak yang

terlibat (Dinkes, 2013).

Jika ditinjau dari penyebab kematian para ibu, salah satu penyebab

langsung kematian maternal terbesar selain perdarahan, eklamsia, dan kompilkasi

masa nifas adalah infeksi, sedangkan penyebab secara tidak langsung lainnya

seperti terlambat mengenali tanda bahaya karena tidak mengetahui tanda

kehamilan dalam resiko tinggi, terlambat mencapai fasilitas untuk persalinan dan

terlambat untuk mendapatkan pelayanan (DepkesRI, 2010).

Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah persalinan dan kelahiran

bayi, plasenta, serta yang diperlukan untuk memulihkan kembali organ kandungan

seperti sebelum hamil dengan waktu kurang lebih 6 minggu. Selama masa

pemulihan tersebut berlangsung, ibu akan mengalami banyak perubahan, baik

secara fisik maupun psikologis sebenarnya sebagian besar bersifat fisiologis,

namun jika tidak dilakukan pendampingan melalui asuhan kebidanan maka tidak

menutup kemungkinan akan terjadi keadaan patologis. Masa nifas merupakan

masa yang cukup penting bagi tenaga kesehatan untuk melakukan pemantauan

karena pelakasanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami

berbagai masalah, bahkan dapat berlanjut pada infeksi masa nifas, seperti

perdarahan pasca partum, Bendungan ASI (Saleha, 2009).

Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan payudara, infeksi

terjadi melalui luka pada puting susu, tetapi mungkin juga melalui peredaran

darah. Tanda-tandanya adalah rasa panas dingin yang disertai dengan kenaikan

suhu, penderita merasa lesu dan tidak nafsu makan. Penyebab infeksi biasanya

staphylococcus aureus, payudara membesar, nyeri payudara pada suatu tempat

kulit merah, membengkak, dan nyeri pada perabaan. Oleh karena itu perlu

pencegahan salah satunya dengan perawatan payudara (Prawirohardjo, 2010).

Berbagai komplikasi yang di alami selama menyusui antara lain adalah

puting susu nyeri, puting susu lecet, payudara bengkak, dan mastitis atau abses

payudara prafilaksis ibu harus merawat payudara yang di lakukan dengan benar

3

dan teratur akan memudahkan bayi dalam mengonsumsi ASI. Perawatan payudara

ini juga merangsang produksi ASI dan mengurangi resiko luka saat menyusui

(Suherni, 2009).

Sebagai tenaga kesehatan khususnya Bidan harus benar-benar memperhatikan

pentingnya perawatan payudara untuk memperlancar produksi ASI.Perawatan

payudara dapat di lakukan 2 kali sehari (Suherni, 2009).

Berdasarkan dari studi pendahuluan di RSUD Panembahan Senopati

Kabupaten Bantul, persalinan normal pada bulan Desember 2013 sebanyak 181

persalinan dan pada persalinan SC sebanyak 53 persalinan. Pada tanggal 6-10

januari melalui tekhnik wawancara dengan 10 ibu nifas, dari 7 (70%) ibu nifas

mengatakan bahwa kurang mengetahui tentang perawatan payudara dan cara

melakukan perawatan payudara, sedangkan 3 (30%) ibu nifas mengatakan bahwa

perawatan payudara penting bagi ibu menyusui sebagai upaya memperlancar

ASI,mencegah terjadinya bendungan ASI, dan ibu mengetahui cara melakukan

perawatan payudara.

Berdasarkan data diatas pengetahuan ibu tentang perawatan payudara pada

masa nifas masih terbilang kurang maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Perawatan Payudara di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini

adalah “Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan

payudara diRSUD Panembahan Senopati di kabupaten Bantul Yogyakarta?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan umum.

Mengetahui tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara di

RSUD Panembahan Senopati.

4

2. Tujuan khusus

a. Di ketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pengertian

perawatan payudara diRSUD Panembahan Senopati.

b. Di ketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tujuan perawatan

payudara di RSUD Panembahan Senopati.

c. Di ketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang manfaat perawatan

payudara di RSUD Panembahan Senopati.

d. Di ketahuinya tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara perawatan

payudaradi RSUD Panembahan Senopati.

D. Manfaat penelitian

1. Manfaat teoritis

Menambah informasi dan wawasan mengenai gambaran tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.

2. Manfaat praktis

a. Bagi ilmu pengetahuan

Untuk menambah pengetahuan terutama tentang gambaran tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara pada masa

menyusui.

b. Bagi peneliti

Menambah pengetahuan, sekaligus wawasan untuk mengasah

ketajaman berfikir secara kritis, dengan melakukan penelitian

gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.

c. RSUD/ pelayanan kesehatan

Dapat di jadikan suatu masukan untuk lebih meningkatkan kinerja

tenaga kesehatan dalam melakukan tindakan maupun konseling

mengenai perawatan payudara yang manfaatnya untuk meningkatkan

produksi ASI.

5

d. Pendidikan

Sebagai bahan referensi tambahan mengenai gambaran tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.

E. Keaslian penelitian

1. Intan Yuliana (2012) judul Tingkat Pengetahuan Ibu Menyusui

Tentang Perawatan Payudara di BPS Aryanti Gemolong Sragen.

Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel dalam

penelitian ini adalah ibu-ibu nifas yang menyusui bayinya yang

berkunjung di BPS Aryanti Gemolong Sragen yang telah memenuhi

kriteria sampel yang telah di tentukan, menggunakan total sampling

dengan jumlah responden 30 orang. Dengan hasil tingkat pengetahuan

ibu menyusui tentang perawatan payudara di BPS Aryanti Gemolong

Sragen dapat di kategorikan berpengetahuan cukup dengan jumlah 28

responden (80,0%).

Persamaannya dengan penelitian diatas adalah jenis penelitiannya.

Perbedaannya pada teknik pengambilan sampling, judul, waktu,

tempat, dan hasil penelitian.

2. Andriani Pramuditha (2013) judul Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas

Tentang Perawatan Payudara di Polindes Desa Girikerto Kecamatan

Sine Kabupaten Ngawi. Penelitian menggunakan metode deskriptif

kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah ibu nifas di polindes Desa

Girikerto yang telah memenuhi kriteria sampel, dengan jumlah total 30

responden. Dengan hasil sebagian responden mempunyai pengetahuan

cukup tentang perawatan payudara yaitu 18 orang (60%),kategori baik

6 orang (17%), dan kategori kurang 7 orang (23%).

Persamaannya dengan penelitian diatas adalah jenis penelitiannya.

Perbedaannya pada teknik pengambilan sampling, judul, waktu,

tempat, dan hasil penelitian.

6

3. Rosita Saragih (2008) judul Gambaran tingkat pengetahuan Ibu

Menyusui Terhadap Perawatan Payudara di Rumah Sakit Umum pusat

Haji Adam Malik Medan. Penelitian menggunakan metode deskriptif

kuantitatif. Sampel penelitian ini adalah ibu nifas di rumah sakit Haji

Adam Malik yang telah memenuhi kriteria sampel, dengan jumlah

total 30 responden. Dengan hasil sebagian responden berpengetahuan

cukup sebanyak 12 (40%), responden berpengetahuan kurang

berjumlah 13 orang (43,3%), dan responden berpengetahuan baik

sebanyak 5 orang (16,67%).

Persamaannya dengan penelitian diatas adalah jenis penelitiannya.

Perbedaannya pada teknik pengambilan sampling, judul, waktu,

tempat, dan hasil penelitian.

7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan teori

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Menurut Notoatmodjo (2007), Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan

ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek

tertentu. Pengindraan melaluai panca indra penglihatan, pendengaran,

penciuma, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia di

peroleh melalui mata dan telinga.Pengetahuan kognitif merupakan

dominan yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang

(overt behavior).

b. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan yang di cakup dalam

domain kognitif memiliki 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (know)

Tahu di artikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah di

pelajari sebelumnya.Termasuk dalam tingkatan ini adalah

mengingat sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang di

pelajari.Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang

paling rendah.

2. Memahami (comprehension)

Memahami di artikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang di ketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (application)

Aplikasi di artikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah di pelajari pada masa situasi atau kondisi real

(sebenarnya). Aplikasi disini dapat di artikan sebagai aplikasi atau

7

8

penggunaan hukum-hukum, rumus-rumus, prinsip dan sebagainya

dalam konteks atau situasi lain.

4. Analis (Analysis)

Analis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau

suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam

satu struktur organisaai dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (synthetis)

Sintesis menunjuk pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan

yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan

untuk menyusun formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penelitian untuk melakukan penelitian terhadap

suatu materi objek penilaian-penilaian itu di dasarkan pada suatu

kriteria yang di tentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-

kriteria yang telah ada.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Notoatmodjo

(2010).

1) Pendidikan

Pendidikan merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan

sehingga terjadi perubahan.

2) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah

pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.

3) Pekerjaan

Pekerjaan adalah kegiatan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga.pekerjaan

lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

9

mendapatkan pengalaman dan pengetahuan baik secara

langsung maupun secara todak langsung.

4) Umur

Umur adalah bertambahnya umur seseorang akan terjadi

perubahan pada aspek fisik dan psikologis (mental). (Mubarok,

2007)

5) Faktor Lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada di sekitar

manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

6) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

d. Sumber pengetahuan

Pengetahuan seseorang di peroleh dari pengalama, berbagai informasi,

yang di sampaikan oleh guru, orang tua, teman, media masa, media

cetak, media elektronik, buku petunjuk, petugas kesehatan, dan lain

sebagainya.Pengetahuan ini sangat berhubungan dengan pendidikan,

sedangkan pendidikan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia

yang sangat di butuhkan untuk mengembangkan diri, semakin tinggi

pendidikan semakin mudah menerima serta mengembangkan

pengetahuan dan teknologi, sehingga meningkatkan produktifitas dan

kesejahteraannya (Notoatmodjo, 2007).

e. Pengukuran pengetahuan

Cara pengukuran pengetahuan yaitu dengan menggunakan tes.Tes

adalah serentetan pertanyaan yang digunakan untuk mengukur

ketrampilan, pengetahuan, kemampuan yang dimiliki oleh individu

atau kelompok pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan pengetahuan.Menurut

Wawan (2011), tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi 3 kategori

yaitu:

10

1) Pengetahuan baik : apabil benar 75%-100%

2) Pengetahuan cukup : apabila benar 56%<75%

3) Pengetahuan kurang :apabila benar < 56%

2. Masa nifas

a. Pengertian

Menurut Suherni (2009), masa nifas di sebut juga masa postpartum

atau puerperium adalah masa atau sejak bayi dilahirkan dan placenta

keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya, disertai

dengan pulihnya kembali organ-organ yang berkaitan dengan

kandungan, yang mengalami perubahan seperti perlukaan dan lain

sebagainya berkaitan saat melahirkan.

b. Tujuan perawatan masa nifas

Menurut Saleha (2009), tujuan asuhan kebidanan pada masa nifas

adalah sebagai berikut :

1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

2. Mendeteksi masalah, mengobati, dan merujuk bila terjadi

komplikasi pada ibu maupun bayinya.

3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perwatan kesehatan

diri, nutrisi, KB, cara dan manfaat menyusui, imunisasi, serta

perawatan bayi sehari-hari.

4. Memberikan pelayanan KB.

c. Tahapan masa nifas

Menurut Saleha (2009), tahapan yang terjadi pada masa nifas sebagai

berikut :

1. Periode immediate postpartum

Masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam.Pada

masa ini sering terdapat banyak masalah, misalnya perdarahan

karena atonia uteri.Oleh karena itu bidan dengan teratur harus

melakukan pemeriksaan kontraksi uterus, pengeluaran lochea,

tekanan darah, dan suhu.

11

2. Periode early postpartum (24 jam- 1 minggu)

Pada fase ini bidan memastikan involusi uteri dalam keadaan

normal, tidak ada perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak

demam, ibu cukup mendapatkan makanan dan cairan, serta ibu

dapat menyusui dengan baik.

3. Periode late postpartum (1 minggu – 5 minggu)

Pada periode ini bidan tetap melakukan perawatan dan

pemeriksaan sehari-hari serta konseling KB.

d. Kunjungan masa nifas

Menurut Suherni (2009), asuhan yang di lakukan sewaktu melakukan

kunjungan masa nifas

1. Kunjungan 1 : 6-8 jam postpartum

Asuhan yang di berikan :

a) Mencegah perdarahan masa nifas oleh karena atonia uteri.

b) Mendeteksi dan perawatan penyebab lain perdarahan serta

serta melakukan rujukan bila perdarahan berlanjut.

c) Memberikan konseling pada ibu dan keluarga tentang cara

pencegahan perdarahan yang di sebabkan atonia uteri.

d) Memberikan ASI awal (Inisiasi Menyusu Dini).

e) Mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dan bayi

f) Menjaga kesehatan bayi dengan melakukan pencegahan

hipotermi.

g) Setelah bidan melakukan pertolongan persalinan, maka bidan

harus menjaga ibu dan bayi untuk 2 jam pertama setelah

kelahiran atau sampai keadaan ibu dan bayi baru lahir dalam

keadaan baik.

2. Kunjungan II : 6 hari postpartum

Asuhan yang di berikan :

a) Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus

berkontraksi dengan baik, tinggi fundus uteri di bawah pusat

tidak ada perdarahan abnormal.

12

b) Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi dan perdarahan.

c) Memastikan ibu mendapat istirahat yang cukup.

d) Memastikan ibu mendapat makanan yang bergizi dan cukup

cairan.

e) Memastika ibu menyusui dengan baik dan benar dan tidak ada

tanda-tanda kesulitan menyusui.

f) Memberikan konseling perawatan bayi baru lahir.

3. Kunjungan III : 2 minggu postpartum

Asuhan pada 2 minggu postpartumsama dengan asuhan yang di

berikan pada kunjungan 6 hari postpartum.

4. Kunjungan IV : 6 minggu postpartum

Asuhan pada 6 minggu postpartum :

a) Menanyakan penyulit-penyulit yang di alami ibu selama masa

nifas.

b) Memberikan konseling KB secara dini.

3. Perawatan payudara

a. Definisi

Perawatan payudara merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk

ibu hamil dan ibu nifas. Pada ibu nifas kondisi payudara biasanya akan

berubah-ubah setelah tiga hari pasca melahirkan. Tindakan perawatan

payudara dapat meningkatkan produksi ASI dengan merangsang

kelenjar kelenjar air susu melalui pemijatan, memelihara kebersihan

payudara agar terhindar dari infeksi, mencegah terjadinya bendungan

ASI/pembengkakkan payudara, melenturkan, dan menguatkan puting,

mengetahui secara dini kelainan puting susu dan melakukan usaha

untuk mengatasinya, serta persiapan psikis ibu menyusui (Anggraeni

2012).

Pelaksanaan perawatan payudara hendaknya dimulai sedini mungkin,

yaitu 1-2 hari setelah bayi dilahirkan dan dilakukan dua kali sehari.

13

b. Fisiologi laktasi

Bersamaan dengan pembentukan prolactin, rangsangan yang berasal

dari hisapan bayi ada yang di lanjutkan neurohipofisis yang kemudia di

keluarkan hormon oksitosin.

Oksitosin yang akan sampai ke alveoli akan mempengaruhi sel

mioepitel. Konsentransi sel akan memeras air susu yang telah terbuat

keluar dari alveoli dan masuk ke system duktus yang untuk selanjutnya

yang mengalir melalui duktus laktiferus masuk ke mulut bayi (Saleha,

2009).

c. Tujuan Perawatan payudara masa menyusui

Menurut Huliana (2007), agar tujuan perawatan payudara dapat

tercapai, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Lakukan perawatan payudara secara teratur.

2. Pemeliharaan kebersihan sehari-hari.

3. Pemasukan gizi ibu harus lebih baik dan lebih banyak untuk

mencukupi produksi ASI.

4. Ibu harus percaya diri akan kemampuannya menyusui bayinya.

5. Ibu harus merasa nyaman dan santai.

6. Hindari rasa cemas dan stres karena akan menghambat reflek

oksitosin.

d. Manfaat perawatan payudara masa menyusui

Setelah persalinan dan disaat menyusui selain payudara terlihat indah

dan kencang, perawatan payudara yang dilakukan dengan benar dan

teratur akan mempermudah bayi memperoleh ASI (Suherni, 2009).

e. Persiapan alat

a. Baby oil atau minyak kelapa

b. Dua Waskom berisi air hangat dan air dingin

c. Dua waslap, kapas dan dua handuk

f. Masalah-masalah yang di alami selama menyusui

Menurut Saleha (2009), masalah-masalah yang biasanya terjadi dalam

pemberian ASI antara lain :

14

1. Puting susu lecet

Sebanyak 57% ibu yang menyusui di laporkan pernah menderita

kelecetan pada puting susu, penyebab lecet tersebut adalah sebagai

berikut :

a) Kesalahan dalam tekhnik menyusui, bayi tidak menyusu

sampai areola tertutup oleh mulut bayi. Bila hanya menyusu

pada puting susu, maka bayi akan mendapat ASI sedikit,

karena gusi bayi tidak menekan pada sinus laktiferus,

sedangkan pada ibunya akan menjadi nyeri/kelecetan pada

puting susu.

b) candidiasis pada mulut bayi yang menular pada puting susu

ibu (warna putih pada mulut bayi yang di sebabkan jamur-

jamur candida).

c) Akibat dari pemakaian sabun, alcohol, krim, atau zat iritan

lainnya untuk mencuci puting susu.

d) Bayi dengan tali lidah yang pendek, sehingga menyebabkan

bayi sulit menghisap sampai ke areola payudara dan hisapan

hanya pada puting susu saja.

e) Rasa nyeri juga dapat timbul apabila ibu menghentikan

menyusui dengan kurang hati-hati.

Cara menanganinya yaitu :

1) Bayi harus di susukan terlebih dahulu pada puting yang

normal yang lecetnya lebih sedikit.

2) Setiap kali menyusui bekas ASI tidak perlu di bersihkan

tetapi di angina-anginkan sebentar agar melembutkan

puting atau sebagai anti infeksi.

3) Jangan menggunakan sabun, alcohol, atau zat iritan

lainnya untuk membersihkan payudara.

4) Pada puting susu bisa di oleskan minyak kelapa yang telah

di masak terlebih dahulu.

5) Menyusui lebih sering (8-12 kali dalam 24 jam)

15

6) Periksakan bayi apakah menderita moniliasis.

2. Payudara bengkak

Pembengkakan payudara terjadi karena ASI tidak di susukan

secara adekuat, sehingga sisa ASI terkumpul pada sistem

duktusyang mengakibatkan terjadinya pembengkakan. Payudara

bengkak biasanya terjadi pada hari ke 3 atau ke 4 sesudah

melahirkan.

Cara menanganinya yaitu :

1) Urut payudara dan ASI di peras dengan tangan sebelum

menyusui.

2) Kompres dingin untuk mengurangi statis pembuluh darah vena

dan mengurangi rasa nyeri.

3) Menyusui lebih sering dan lebih lama pada payudara yang

terkena untuk melancarkan aliran ASI dan menurunkan

ketegangan payudara.

3. Saluran susutersumbat.

Hal-hal yang menyebabkan saluran susu tersumbat adalah sebagai

berikut :

a) Tekanan jari ibu ke payudara waktu menyusui yang terlalu

kuat.

b) Pemakaian BH yang terlalu ketat.

c) Komplikasi payudara bengkak, yaitu susu terkumpul tidak

segera dikeluarkan,sehingga terbentuklah sumbatan.

Cara menanganinya yaitu :

1) Untuk mengurangi rasa nyeri dan bengkak dapat di

lakukan pengurutan serta kompres hangat dan dingin

secara bergantian.

2) Bila payudara masih terasa penuh, ibu dianjurkan untuk

mengeluarkan ASI setiap kali selesai menyusui.

3) Ubah-ubah posisi menyusui untuk melancarkan ASI.

16

4. Mastitis

Penyebab terjadinya mastitis adalah sebagai berikut :

a) Payudara bengkak yang tidak di susui secara adekuat,

akhirnya terjadi mastitis.

b) Puting lecet akan memudahkan masuknya kuman dan

terjadinya payudara bengkak.

c) BH yang terlalu ketat .

d) Ibu yang dietnya buruk, kurang istirahat, dan anemia akan

mudah terkena infeksi.

5. Abces payudara

Harus di bedakan antara mastitis dan abses, abses payudara

merupakan kelanjutan / komplikasi dari mastitis.Hal ini di

sebabkan karena meluasnya peradangan pada payudara tersebut.

Cara mengatasinya yaitu :

1) Tekhnik menyusui yang benar.

2) Kompres air hangat dan dingin.

3) Trus menyusui pada mastitis.

4) Susukan dari yang sehat.

5) Senam laktasi.

6) Rujuk dan melakukan kolaborasi dengan Dokter bedah.

7) Pengeluaran nanah dan pemberian antibiotik bila abses

bertambah maka dilakukan incisi pada abcesnya dan

diteruskan pemberian antibiotik, serta tetap menyusui agar

mempercepat penyembuhan.

g. Cara perawatan payudara

a. Persiapan alat dan bahan :

1. Minyak kelapa

2. Gelas susu

3. Air hangat dan aiar dingin dalam wadah atau baskom kecil.

4. Handuk bersih.

17

b. Langkah langkah perawatan payudara antaralain :

1. Tempatkan kedua telapak tangan diantara kedua payudara

kemudian urut keatas, terus kesamping, kebawah dan

melintang hingga tangan menyangga payudara, kemudian

lepaskan tangan dari payudara secara pelan pelan, dilakukan

sebanyak 20-30 kali.

2. Telapak tangan kiri menopang payudara kiri dan jari-jari

tangan kanam saling dirapatkan, kemudian sisi kelingking

tangan kanan mengurut payudara dari pangkal ke arah puting,

demikian pula payudara kanan, dilakukan sebanayak 20-30

kali.

3. Telapak tangan menopang payudara pada cara ke-2 kemudian

jari tangan kanan dikepalkan kemudian buku-buku jari tangan

kanan mengurut dari pangkal ke arah puting, bergantian kanan

dan kiri, dilakukan sebnayak 20-30 kali.

4. Basuh dengan menggunakan air hangat dan air dingin secara

berantian (dengan air di dalam waskom) lalu keringkan

menggunakan handuk bersih.

18

c. Pengosongan ASI

Pengosongan ini dimaksudkan untuk mencegah pembendungan ASI.

Berikut ini tahap-tahap yang harus dilakukan:

1. Sediakan gelas untuk menampung air susu (jika air susu akan

disimpan, gunakan gelas yang steril).

2. Keluarkan air susu dengan meletakan ibu jari dan telunjuk di areola

mammae.

3. Letakkan jari-jari tersebut sedemikian rupa sehingga penampungan

air susu berada di bawahnya.

4. Tekan payudara kearah dada dan perhatikan agar jari-jari jangan di

regangkan.

5. Gerakan ibu jari dan telunjuk kearah puting susu untuk menekan

dan mengosongkan tempat penampungan susu pada payudara

tanpa rasa sakit.

6. Ulangi gerakan itu untuk mengosongkan daerah penampungan air

susu. Dengan menggunakan kedua tangan, bergantian pada kedua

payudara.

d. Menstimulasi reflek oksitosin

Oksitosin adalah salah satu hormon yang di bentuk oleh dua sel

neuronal nuclei hipotalamik dan di simpan dalam lobus posterior

19

pituitary, hormon lainnya adalah vasopressin yang memiliki kerja

mengkontraksikan uterus dan merangsang keluarnya ASI.

Cara menstimulasi reflek oksitosin :

1. Membantu ibu secara psikologis :

a. Membngkitkan rasa percaya diri.

b. Mencoba mengurangi ras sakir dan rasa takut.

c. Membantu agar mempunyai fikiran dan perasaan baaik

terhadap bayinya.

2. Membantu ibu mempraktekkannya

a. Ibu duduk merunduk, melipat lengan atas di meja serta

meletakkan kepala di atas lengannya. Payudara tergantung tanpa

menggunakan baju, penolong menggosok-gosok punggung

kedua sisi tulang belakang dengan menggunakan kedua tangan

mengepal dengan dua ibu jari menghadap keatas atau kedepan,

menekan dengan kuat dan membuat gerakan melingkar kecil

kedua jari ibu, menggosok kearah bawah sisi tulang belakang,

pada saat bersamaan.

3. Menyiapkan wadah untuk perasan ASI

Cangkir atau gelas, di cuci terlebih dahulu dan di kukus di tunggu

beberapa menit untuk membunuh renik pathogen.

Cara memerah ASI dilakukan oleh ibu sendiri :

1. Mencuci tangan dengan benar

2. Duduk dengan nyaman, pegang wadah ASI di dekat payudara.

3. Letakkan ibu jari di payudara, di atas puting susu dan areola,

sementara jari telunjuk di tempatkan diantara bawah puting

susu dan areola. Kemudian menekan payudara dengan jari-

jarinya.

4. Tekan kedalam kearah dinding dada. Ibu harus mencegah untuk

tidak menekan terlalu dalam, karena hal tersebut akan

menyumbat saluran susu.

20

5. Tekanlah payudara di belakang puting dan areola, antara jari

telunjuk dan ibu jari. Ibu jari harus menekan sinus laktiferus

dibawah areola. Kadang-kadang payudara yang sedang dalam

keadaan menyusui dapat teraba sinus tersebut. Sinus tersebut

seperti pods, atau kacang. Bila ibu dapat merasakannya, ia

dapat menekan keatas sinus laktiferus tersebut.

6. Tekan dan lepaskan, kegiatan menekan dan melepas ini tidak

boleh menyebabkan rasa sakit atau nyeri. Jika terasa sakit,

berarti tekhniknya salah. Pada awalnya mungkin tidak ada susu

yang keluar, tetapi setelah melakukan penekanan beberapa kali

ASI mulai menetes keluar.

7. Tekan areola dengan cara yang sama dari arah samping, untuk

meyakinkan bahwa ASI ditekan dan semua segmen dalam

payudara.

8. Hindari menggosok dan mengoles jari-jari permukaan kulit.

Gerakkan jari-jari dapat dilakukan dengan cara seperti

menggiling.

9. Hindari gerakan memutar puting susu, menekan atau menarik

karna tidak dapat memeras atau mengeluarkan ASI. Hal ini

sama dengan saat bayi hanya menghisap puting.

d. Perawatan puting susu

Perawatan puting susu sangat berperan penting dalam proses

menyusui. ASI akankeluar melalui lubang-lubang puting susu. Oleh

karena itu puting susu perlu dirawat agar dapat bekerja dengan baik.

Sebelumnya perlu di ketahui tidak semua wanita memiliki puting susu

dengan puting datar atau masuk kedalam. Kedua puting tersebut tetap

dapat megeluarkan ASI jika dirawat dengan benar.

Berikut ini langkah-langkah untuk melakukan perawatan puting susu :

1. Kedua puting susu di kompres dengan kapas yang telah di basahi

minyak selama 3-5 menit agar kotoran disekitar puting susu dapat

mudah terangkat.

21

2. Jika puting susu normal maka lakukan perawatan sebagai berikut :

Oleskan minyak pada ibu jari dan jari telunjuk, lalu tekankan pada

puting susu. Lakukan gerakan memutar kearah dalam sebanyak 30

kali putaran untuk kedua puting susu, gerakan ini meningkatkan

elastisitas otot puting susu.

3. Jika puting susu datar atau masuk kedalam lakukan tahap berikut :

Letakkan kedua jari di sebelah kiri dan kanan puting susu,

kemudian tekan dan hentakkan kearah keluar menjauhi puting

susu secara perlahan. Letakkan ibu jari di atas dan dibawah puting

susu, lalu tekan dan hentakkan kearah luar secara perlahan

(Huliana, 2007).

e. Persyaratan perawatan payudara untuk memperoleh hasil yang baik

Menurut Suherni (2009) :

a) Pengurutan harus dilakukan dengan sistematis dan teratur.

b) Memperhatikan makanan dengan menu seimbang.

c) Memperhatikan kebersihan sehari-hari.

d) Memakai BH yang bersih dan menyokong payudara.

e) Istirahat yang cukup dan pikiran yang tenang.

f) Menghindari rokok dan alcohol

22

B. Kerangka teori

Sumber : Notoatmodjo (2010), Suherni (2009), Anggraini (2012), Perinansia (2006), Saleha (2009)

Gambar 2.1 kerangka Teori

Gambaran Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara

1. Definisi 2. Fisiologi laktasi 3. Perawatan payudara masa

menyusui 4. Tujuan perawatan

payudara masa menyusui 5. Manfaat perawatan

payudara masa menyusui 6. Masalah-masalah yang di

alami masa menyusui 7. Cara perawatan payudara

Factor-faktor yang mempengaruhi :

1. Pendidikan 2. Umur 3. pekerjaan 4. Informasi 5. Budaya 6. Pengalaman 7. Social

ekonomi

23

C. Kerangka konsep penelitian

Keterangan :

: aspek yang di teliti

: aspek yang tidak di teliti

Gambar 2.2 kerangka konsep

Gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara

baik

cukup

kurang

1. Pendidikan 2. Umur 3. pekerjaan

24

D. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang pengertian

perawatan payudara di RSUD Panembahan Senopati.

2. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang tujuan

perawatan payudara di RSUD Panembahan Senopati.

3. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang manfaat

perawatan payudara di RSUD Panembahan Senopati.

4. Bagaimana gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

perawatan payudara di RSUD Panembahan Senopati.

25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Ditinjau dari segi tujuan penelitian yang hendak dicapai, penelitian ini

menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif.Menurut Notoatmodjo (2012),

deskriptif adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat

gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Menurut Arikunto (2010),

penelitian kuantitatif, dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data,

penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

Penelitian ini mengambarkan tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

perawatan payudara di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

B. Lokasi dan Waktu penelitian

Lokasi dan waktu penelitian merupakan tempat dan jadwal yang dilakukan

oleh peneliti dalam melaksanakan kegiatan penelitiannya (Hidayat, 2012).

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang nifas di RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta.

2. Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada bulan Juli 2014.

C. Populasi dan sampel

1. Populasi

Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah ibu nifas hari ke 0-3

yang menyusui sebanyak 43 orang, di ruang nifas RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang diteliti

dan diangap mewakili dari seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012).

25

26

Menurut Notoatmodjo (2012) besar sample dapat dihitung dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

n =

Keterangan :

n : besar sampel

N : besar populasi

d : tingkat kepercayaan/presisi (10%)

Maka :

n = 43 N= 1+43(0,1)2

43 =

1,43

= 30,0 dibulatkan menjadi 30 responden.

3. Teknik pengambilan sampel

Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan adalah secara accidental

sampling yaitu pengambilan sampel yang dilakukan dengan mengambil

responden yang kebetulan ada di suatu tempat (Notoatmodjo, 2012).

Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh ibu nifas di ruang nifas RSUD

Panembahan Senopati kabupaten BantulYogyakarta.

D. Variable penelitian

Variable penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2011).

27

Variable penelitian ini menggunakan variable tunggal yaitu tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.

E. Definisi Operasional

Definisi Oprasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup

atau pengertian variable-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2012)

Table 3.1 Definisi Oprasional Penelitian

Nama variable Pengertian Indicator skala Gambaran Tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara

Suatu pertanyaan responden untuk menjawab suatu pertanyaan mengenai perawatan payudara, tujuan perawatan payudara, manfaat perawatan payudara, alat-alat perawatan payudara, cara perawatan payudara, cara perawatan putting susu.

Skor untuk penyajian secara deskriptif maka dikategorikan menjadi :

1) Pengetahuan baik : apabil benar 75%-100%

2) Pengetahuan cukup: apabila benar 56%-<75%

3) Pengetahuan kurang:apabila benar < 56%

ordinal

Sumber : (Riwidikdo, 2010)

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan beberapa kuisoner

tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara.Kuisoner adalah daftar

pernyataan atau pertanyaan yang tersusun dengan baik dan matang dimana

responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda

tertentu. (Notoatmodjo, 2012)

Kuisoner dalam penelitian ini adalah kuisoner tertutup, yang berbentuk

pernyataan dimana dalam pernyataan tersebut disediakan jawaban “benar” atau

“salah” dan responden diminta memilih salah satu jawaban tersebut. Pernyataan

positif (favourabel) bila responden menjawab benar nilainya 1 dan menjawab

salah nilainya 0.Pernyataan negatife (unfavourable) bila responden menjawab

28

benar nilainya 0 dan menjawab salah nilainya 1. Pengisian kuesioner ini dengan

cara memberikan tanda (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.

Untuk mengetahui kuisioner dalam penelitian ini berkualitas, terlebih

dahulu dilakukan uji validitas contens, yang dilakukan dengan ahli.

Data yang diperoleh terdiri dari:

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari

subyek/obyek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi

(Riwidikno, 2010).

Sebelum mengisi kuesioner responden diberi penjelasan tentang cara

mengisi kuesioner dan selanjutnya memberikan informed konsentyang

diikuti penyerahan kuesioner. Setelah kuesioner diterima oleh responden,

responden langsung mengisi kuesioner yang diberikan sesuai dengan

ketentuan yang ada.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari

obyek penelitian (Riwidikno, 2010).Data yang digunakan yaitu data ibu

nifas yang didapatkan dari ruang nifas RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta.

29

Table 3.2 Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indicator No soal Jumlah soal favourable unfavourable Gambaran tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan payudara

Pengertian perawatan payudara

1,3,4 2,5 5

tujuan perawatan payudara

8,10,11,12 6,7,9 7

Manfaat perawatan payudara

13,14,15

16,17

5

Alat-alat yang di gunakan

18,20,21

19

4

Cara perawatan payudara

22,23,24,25,26,27,28 7

Cara perawatan puting susu

29,30

2

JUMLAH

30

G. Validitas dan Reliabilitas

Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkatkevalidan dan kesahihan suatu instrument, suatu instrument yang valid

atau sahih mempunyai validitas yang tinggi (Arikunto, 2010, Notoadmodjo,

2012).

Dalam penelitian ini uji validitas dilakukan dengan validitas content.

Validitas content adalah validitas yang didapatkan dari pendapat para ahli

dibidangnya, materi disesuaikan dengan pelajaran yang telah diajarkan

(Sugiyono, 2010).

30

Rancangan dengan penelitian survey yaitu suatu desain yang dilakukan

tanpa melakukan intervensi terhadap objek penelitian, sehingga sering disebut

penelitian non eksperimen (Notoatmodjo, 2012).

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengelolaan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah

pengolahan data. Proses pengolahan data menurut Arikunto (2010), adalah:

a. Editing

Kegiatan ini dilakukan dengan cara memeriksan data hasil

jawabankuesioner yang telah diberikan kepada responden dan kemudian

dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Editing

dilakukan dilapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau tidak sesuai

segera di lengkapi.

b. Coding

Kegiatan ini memberi kode angka pada kuesioner terhadap tahap-tahap

dari jawaban agar lebih mudah dalam pengelolahan data selanjutnya.

c. Tabulating

Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung data dari jawaban

kuesioner yang sudah diberi kode, kemudian dimasukkan ke dalam

table.Melakukan penataan data, kemudian menyusun dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi (Arikunto, 2010).

d. Entry

Merupakan suatu proses memasukkan data ke dalam komputer yang

selanjutnya dilakukan analisis dengan menggunakan program

Statistical Program far Sosial Science.

2. Analisis Data

Analisis datayang digunakan penelitian ini adalah analisis

univariat. Menurut Notoatmodjo (2012), analisis univariat adalah

menganalisis terhadap tiap variabel dari hasil tiap penelitian untuk

31

menghasilkan distribusi frekuensi dan prosentase dari tiap variabel. Untuk

mendapatkan distribusi presentase pengetahuan ibu nifas tentang

perawatan payudara di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

digunakan rumus persentase. Menurut Silalahi (2012), rumus persentase

yaitu :

Keterangan :

F I : frekuensi n : Total kasus

I. Etika penelitian

Setelah mendapatkan persetujuan, peneliti mulai melakukan penelitian

dengan meperhatikan masalah etika menurut (Hidayat, 2007), meliputi:

1. Sukarela

penelitian harus bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan atau tekanan

secara langsung maupun tidak langsung dari peneliti kepada calon responden

atau sampel yang akan diteliti.

2. Informed consent (lembar persetujuan menjadi responden)

Sebelum lembar persetujuan diberikan pada subjek penelitian peneliti

menjelaskan maksud dan tujuan penelitian yang akan dilakukan serta manfaat

yang dilakukan penelitian. Setelah diberikan penjelasan, lembar persetujuan

diberikan kepada subjek penelitian. Jika subjek penelitian bersedia diteliti

maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun jika subjek

peneliti menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap

menghormati haknya.

3. Anonimity (tanpanama).

Untuk menjaga kerahasian subjek penelitian, peneliti tidak mencantumkan

namanya pada lembar pengumpulan data, cukup dengan inisial dan memberi

nomor pada masing-masing lembar tersebut.

Persen = fi

n X 100

32

4. Confidentiality (kerahasian)

Kerahasiaan semua informasi yang diperoleh oleh subjek penelitian dijamin

oleh peneliti,hanya kelompok data tertentu yang akan disajikan atau

dilaporkan pada hasil penelitian.

J. Pelaksanaan penelitian

Jalannya penelitian ini melalui beberapa tahapan pelaksanaan yang dapat

diuraikan sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Pengumpulan data, artikel dan tinjauan pustaka untuk penyusunan proposal

penelitian.

b. Melakukan perijinan untuk melaksanakan studi pendahuluan.

c. Melakukan studi pendahuluan

d. Membuat proposal karya tulis ilmiah.

e. Seminar proposal penelitian

f. Melakukan perbaikan proposal kemudian melakukan pengumpulan

proposal.

g. Peneliti mengurus surat ijin penelitian kebagian LPPM yang ditujukan

kepada direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Penelitian ini menggunakan data primer yang dikumpulkan peneliti secara

langsung dari responden. Penelitian dilakukan di bangsal nifas dengan

didampingi oleh bidan. Peneliti dan petugas membagikan kuesioner,

sebelumnya menjelaskan secara teknis cara pengisian kuesioner dan setelah

responden menjawab semua pertanyaan dalam kuesioner selama 30-45

menit, kuesioner diminta kembali kemudian dikumpulkan.

b. Melakukan tabulasi, pengolahan dan analisis data.

33

3. Tahap penyelesaian

a. Membuat pembahasan hasil penelitian.

b. Menyusun laporan karya tulis ilmiah.

c. Melaksanakan seminar hasil penelitian.

d. Mengerjakan revisi dari seminar hasil penelitian.

e. Mengumpulkan laporan karya tulis ilmiah.

34

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta yang beralamat di Jl. Dr. Wahidin Sudiro Husodo No. 14, Desa

Borongan, Trirenggo, Bantul (55714), Yogyakarta. Dengan lahan seluas 1856

m², luas bangunan 1146,5 m2. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan

Jetis, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Bambangblipuro, sebelah

barat berbatasan dengan Kecamatan Pandak dan sebelah utara berbatasan

dengan Kecamatan Sewon. RSUD Panembahan Senopati Bantul merupakan

salah satu RSU Pratama type B, yang di resmikan dengan SK Menkes RI no

202/menkes/SK/11/1993. Adapun standar pelayanan dalam bidang

administrasi, manajemen pelayanan medis, pelayanan gawat darurat, medical

rcord, radiologi, farmasi, laboratorium, serta perinatalogi. RSUD Panembahan

Senopati Bantul memiliki 15 unit rawat jalan, 11 ruang rawat inap, 12 unit

instalasi.

Dengan bertambahnya penyediaan sarana menunjang lainnya, serta

tenaga dokter spesialis yang terdiri dari dokter penyakit dalam, bedah, anak,

serta obstetric dan ginekologi, menjadikan RSUD Panembahan Senopati

menjadi salah satu rumah sakit rujukan. Selain memberikan pelayanan

kesehatan RSUD Panembahan Senopati berkembang menjadi rumah sakit

pendidikan.

Ruang Alamanda adalah ruang kebidanan yang memiliki jumlah perawat

dan bidan sebanyak 23 orang. Yang terbagi menjadi tiga ruangan, yaitu

Alamanda 1 merupakan ruang persalinan, Alamanda 2 merupakan ruang rawat

inap ibu post partum dengan patologis yang terdiri dari 7 ruang untuk kelas

tiga dengan kapasitas 21 tempat tidur dan ruang Alamnada 3 merupakan ruang

rawat gabung, yang terdiri dari ruang kelas utama dengan kapasitas 3 tempat

tidur, 3 ruang kelas dua dengan kapasitas 6 tempat tidur dan 6 ruang tempat

34

35

tidur untuk kelas tiga dengan kapasitas 18 tempat tidur. Pelayanan masa nifas

pertama yang di tekankan berupa konselig mengenai tehnik menyusui yang

benar. Serta memiliki program KIE berupa pijat oksitosin, KB, dan lain-

linnya.

Karakteristik Responden

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden

No Karakteristik Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Umur a. < 20 tahun 0 0 b. 20 - 25 tahun 12 40.0 c. 26 - 30 tahun

Total 18 30

60.0 100.0

2 Pendidikan a. SD 5 16.7 b. SMP 9 30.0 c. SMA 13 43.3 d. Sarjana

Total 3

30 10.0

100.0 3 Pekerjaan a. IRT 23 76.7 b. Pedagang 3 10.0 c. PNS 1 3.3 d. Pegawai Swasta

Total 3

30 10.0

100.0 Total 30 100.0

Sumber: Hasil kuesioner diolah, 2014

Tabel 4.1. menunjukkan bahwa berdasarkan umur, sebagian besar ibu

nifas berumur antara >25 – 30 tahun sebanyak 18 orang (60%), dan sisanya

adalah ibu nifas yang berumur <20 – 25 tahun sebanyak 12 orang (40%).

Berdasarkan pendidikan, sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat

pendidikan akhir SMA sebanyak 13 orang (43,3%). Disusul kemudian ibu

nifas dengan tingkat pendidikan akhir SMP sebanyak 9 orang (30%),

pendidikan akhir SD sebanyak 5 orang (16,7%), dan terakhir adalah tingkat

pendidikan akhir Sarjana sebanyak 3 orang (10%). Berdasarkan pekerjaan,

sebagian besar ibu nifas berstatus sebagai ibu rumah tangga (IRT) sebanyak

23 orang (76,7%). Kemudian ibu nifas yang bekerja sebagai pedagang dan

pegawai swasta dengan jumlah yang sama, masing-masing sebanyak 3 orang

36

(10%) dan terakhir adalah ibu nifas yang bekerja sebagai PNS sebanyak 1

orang saja (3,3%).

2. Analisis Univariat

a. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Payudara di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Perawatan Payudara No Tingkat Pengetahuan Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Baik 8 26.7 2 Cukup 22 73.3 3 Kurang 0 0 Total 30 100.0

Sumber: Hasil kuesioner diolah, 2014

Tabel 4.2. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas memiliki

tingkat pengetahuan tentang perawatan payudara masuk ke dalam kategori

cukup sebanyak 22 orang (73,3%) dan ibu nifas dengan jumlah

berpengetahuan baik sebanyak 8 orang (26,7%).

37

b. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan Payudara Berdasarkan

Karakteristik Responden di RSUD Panembahan Senopati Bantul

Yogyakarta.

Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas tentang Perawatan

Payudara Berdasarkan Karakteristik Pekerjaan, Pendidikan, dan Umur

Karakteristik Kategori Pengetahuan tentang Perawatan Payudara Kurang Cukup Baik Total F % F % F % F %

Pekerjaan a. IRT (tidak bekerja) 0 0 19 82.6 4 17.4 23 76.67 b. Pedagang 0 0 2 66.7 1 33.3 3 10 c. PNS 0 0 0 0 1 100 1 3.33 d. Pegawai Swasta 0 0 1 33.3 2 66.7 3 10 Total 0 0 22 73.3 8 26.7 30 100 Pendidikan a. Dasar 0 0 10 71.4 4 28.6 14 46.67 b. Menengah 0 0 12 92.3 1 7.7 13 43.33 c. Tinggi 0 0 0 0 3 100 3 10 Total 0 0 22 73.3 8 26.7 30 100 Umur a. 20 – 25 tahun 10 83.3 2 16.7 12 40 b. 26 – 30 tahun 12 66.7 6 33.3 18 60 Total 22 73.3 8 26.7 30 100

Sumber: Hasil kuesioner diolah 2014 Tabel 4.3. menunjukkan bahwa berdasarkan pekerjaan, sebagian

besar responden adalah ibu nifas yang berpengetahuan cukup dan berstatus

sebagai IRT sebanyak 19 orang (82,6%). Responden yang paling sedikit

adalah ibu nifas yang berpengetahuan baik dan bekerja sebagai pedagang

sebanyak 1 orang (33,3%) dan PNS sebanyak 1 orang (100%).

Berdasarkan pendidikan, sebagian besar responden adalah ibu nifas

yang berpendidikan menengah dan memiliki tingkat pengetahuan yang

cukup sebanyak 12 orang (92,3%) dan responden yang paling sedikit

adalah ibu nifas yang berpendidikan menengah dan memiliki tingkat

pengetahuan yang baik sebanyak 1 orang (7,7%).

Berdasarkan umur, sebagian besar responden adalah ibu nifas yang

berumur 26 – 30 tahun dan memiliki tingkat pengetahuan yang cukup

sebanyak 12 orang (66,7%) dan sebaliknya responden dengan jumlah

paling sedikit adalah ibu nifas yang berumur antara 20 – 25 tahun dan

memiliki tingkat pengetahuan yang baik sebanyak 2 orang (16,7%).

38

c. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Pengertian Perawatan Payudara di

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang

Pengertian Perawatan Payudara No Kategori Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Baik 11 36.7 2 Cukup 13 43.3 3 Kurang 6 20 Total 30 100

Sumber: Hasil kuesioner diolah, 2014 Tabel 4.4. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas memiliki

tingkat pengetahuan yang cukup tentang pengertian perawatan payudara

sebanyak 13 orang (43,3%) dan sebaliknya ibu nifas yang memiliki tingkat

pengetahuan yang kurang ditemukan dalam jumlah paling sedikit

sebanyak 6 orang (20%).

d. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tujuan Perawatan Payudara di

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Tujuan

Perawatan Payudara No Kategori Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Baik 12 40.0 2 Cukup 17 56.7 3 Kurang 1 3.3 Total 30 100

Sumber: Hasil kuesioner diolah, 2014 Tabel 4.5. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas memiliki

tingkat pengetahuan yang cukup tentang tujuan perawatan payudara

sebanyak 17 orang (56,7%) dan sebaliknya ibu nifas yang memiliki tingkat

pengetahuan yang kurang ditemukan dalam jumlah paling sedikit

sebanyak 1 orang (3,3%).

39

e. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat Perawatan Payudara di

RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Manfaat

Perawatan Payudara No Kategori Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Baik 11 36.7 2 Cukup 13 43.3 3 Kurang 6 20.0 Total 30 100

Sumber: Hasil kuesioner diolah, 2014

Tabel 4.6. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas memiliki

tingkat pengetahuan yang cukup tentang manfaat perawatan payudara

sebanyak 13 orang (43,3%) dan sebaliknya ibu nifas yang memiliki tingkat

pengetahuan yang kurang ditemukan dalam jumlah paling sedikit

sebanyak 6 orang (20%).

f. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara Perawatan Payudara di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas tentang Cara

Perawatan Payudara No Kategori Frekuensi (orang) Persentase (%) 1 Baik 20 66.7 2 Cukup 6 20.0 3 Kurang 4 13.3 Total 30 100

Sumber: Hasil kuesioner diolah, 2014

Tabel 4.7. menunjukkan bahwa sebagian besar ibu nifas memiliki

tingkat pengetahuan yang baik tentang cara perawatan payudara sebanyak

20 orang (66,7%) dan sebaliknya ibu nifas yang memiliki tingkat

pengetahuan yang kurang ditemukan dalam jumlah paling sedikit

sebanyak 4 orang (13,3%).

40

B. Pembahasan

Berdasarkan tabel 4.4, 4.5, 4.6, menunjukkan bahwa hasil penelitian

sebagian besar responden dari 30 orang, memiliki pengetahuan dalam kategori

cukup, yaitu pada tingkat pengetahuan ibu ifas tentang pengertian perawatan

payudara sebanyak 13 orang (43,3%), tingkat pengetahuan ibu nifas tentang

tujuan perawatan payudara yaitu sebanyak 17 orang (56,7%), tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang manfaat perawatan payudara sebanyak 13 orang

(43,3%). Sedangkan pada tabel 4.7 tingkat pengetahuan ibu nifas tentang cara

perawatan payudara menunjukkan bahwa memiliki pengetahuan yang baik

yaitu sebanyak 20 orang (66,7%).

Pada pertanyaan kuesioner dalam aspek pengetahuan ibu nifas tentang

pengertian perawatan payudara yang paling sedikit menjawab yaitu pada

paertanyaan no 2 sebanyak 12 responden dengan pertanyaan, perawatan

payudara hanya dilakukan pada saat setelah melahirkan, pada aspek

pengetahuan tentang manfaat perawatan payudara yang menjawab paling

sedikit sebanyak 14 orang pada pertanyaan no 17 dengan pertanyaan, manfaat

perawatan payudara menyebabkan sumbatan pada puting susu, sedangkan

pertanyaan pengetahuan tentang alat perawatan payudara paling sedikit

menjawab sebanyak 12 orang pada pertanyaan no 19 dan no 21 dengan

pertanyaan, mencuci puting susu dengan menggunakan sabun atau

mengompres dengan alcohol, dan pada pertanyaan no 23 dengan jawaban

paling sedikit sebanyak 13 orang dengan pertanyaan, gerakan memutar kearah

puting susu dilakukan sebanyak 20 kali.

1. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pekerjaan

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar

responden adalah ibu nifas yang berpengetahuan cukup dan berstatus

sebagai IRT (tidak bekerja) sebanyak 19 orang (82,6%) dari 23 orang.

Salah satu faktor yang berhubungan dengan tingkat pengetahuan

seseorang adalah lingkungan kerja. Soekanto (2006) menjelaskan bahwa

seseorang yang bekerja di luar rumah tentu memiliki cakupan lingkungan

sosial yang lebih luas dibandingkan dengan mereka yang tidak bekerja.

41

Hampir segala sesuatu yang dipikirkan, dirasakan, bertahan dengan orang

lain, bahasa, kebiasaan makan, pakaian, dan sebagainya dipelajari dari

lingkungan sosial budaya termasuk di dalamnya lingkungan kerja. Akan

tetapi, seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi

khususnya yang berbasis internet, memudahkan seseorang untuk

memperoleh informasi dan sumber pengetahuan kapanpun dan

dimanapun tanpa harus dibatasi oleh ruang dan waktu (Soekanto, 2006).

Dengan demikian, meskipun ibu nifas berstatus sebagai IRT yang

lebih banyak menghabiskan waktu untuk menjalankan aktivitas rumah

tangga tidak menjadi hambatan bagi ibu dalam memperoleh sumber

informasi dan pengetahuan baru tentang perawatan payudara. Sebab, saat

ini tersedia beragam alternatif sumber informasi yang bisa diperoleh ibu

dalam memenuhi kebutuhan informasi kesehatan khususnya tentang

perawatan payudara yang sangat penting selama masa menyusui. Seiring

berkembangnya teknologi informasi dan semakin banyaknya alternatif

sumber informasi kesehatan bagi ibu nifas pada saat melakukan

kunjungan ulang di RSUD Panembahan Senopati di Poli Obgyn untuk

memperoleh sumber pengetahuan dan informasi kesehatan mengenai

perawatan payudara.

2. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Pendidikan

Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar

responden adalah ibu nifas yang berpendidikan menengah dan memiliki

tingkat pengetahuan yang cukup sebanyak 12 orang (92,3%) dari 13

orang. Hasil penelitian ini sejalan dengan Puspasari,(2008) bahwa latar

belakang pendidikan responden mempunyai pengaruh yang besar pada

pemahaman seseorang terhadap pengetahuan atau informasi baru.

Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin dewasa pula

sikap seseorang dalam memperoleh informasi baru yang akan

membentuk pengetahuan dalam diri seseorang. Pada penelitian ini,

diharapkan semakin tinggi tingkat pendidikan akhir ibu primigravida

42

maka semakin baik pula tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan

payudara.

Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata prilaku

seseorang atau kelompok dan juga usaha mendewasakan seseorang

melalui upaya pengajaran dan pelatihan baik di sekolah ataupun di luar

sekolah. Semaakin tinggi pendidikan, semakin mudah seseorang

menerima pengetahuan. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi

persepsi seseorang untuk lebih menerima ide-ide dan teknologi baru.

Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

persepsi seseorang. Karena dapat membuat seseorang untuk lebih mudah

mengambil keputusan dan bertindak (Irmayanti, 2007).

Pendidikan merupakan sarana untuk meningkatkan kecerdasan dan

keterampilan manusia. Pendidikan menengah (SMA), tinggi (PT) akan

memudahkan manusia untuk menyerap informasi yang disampaikan.

Pada ibu nifas dengan pendidikan yang semakin tinggi diharapkan

banyak mengetahui dan memperoleh informasi yang berhubungan

dengan kesehatannya. Tingkat pendidikan sangat erat kaitannya dengan

pembentukan perilaku kesehatan seseorang, yang berarti bahwa semakin

baik tingkat pendidikan seseorang maka semakin baik pula tingkat

pengetahuan ibu (Notoatmodjo, 2010).

3. Tingkat Pengetahuan Berdasarkan Umur

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

adalah ibu nifas yang berumur 26 – 30 tahun dan memiliki tingkat

pengetahuan yang cukup sebanyak 12 orang (66,7%) dari 18 orang.

Hasil ini didukung oleh Lapenangga (2013), yang menyimpulkan

bahwa sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan tentang

perawatan payudara untuk persiapan laktasi yang masuk ke dalam

kategori cukup dan didominasi oleh ibu yang berusia antara 20 – 35

tahun. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Anitasari (2013) yang

menyimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas tentang perawatan

43

payudara di BPS Sunarsi Sumberlawang Sragen masuk ke dalam kategori

cukup dan didominasi oleh ibu hamil yang berusia antara 20 – 35 tahun.

Menurut Notoatmodjo (2012) Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir

dan bekerja. Umur ini juga berkaitan dengan kematangan akal dalam

menerima, menghayati dan menyikapi sesuatu. Seiring bertambahnya

umur seseorang, kematangan akal juga semakin tumbuh dengan kuat,

sehingga menumbuhkan pengetahuan yang semakin baik pada diri

seseorang (Muliadi, 2008).

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini banyak terdapat keterbatasan-

keterbatasan antara lain yaitu :

1. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup sehingga responden hanya

bisa menjawab benar atau salah dan jawaban responden belum bisa mengukur

pengetahuan secara mendalam.

2. Peneliti tidak meneliti semua faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

tentang perawatan payudara seperti jumlah paritas responden.

3. Kurangnya informasi tentang perawatan payudara di ruang nifas,akan tetapi

lebih menekankan konseling tentang tekhnik menyusui.

44

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pembahasan di atas, peneliti dapat menarik kesimpulan

penelitian sebagai berikut:

1. Sebagian besar ibu nifas dari 30 responden memiliki tingkat pengetahuan

tentang perawatan payudara masuk ke dalam kategori cukup sebanyak 22

orang (73.3%) di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

2. Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang

pengertian perawatan payudara sebanyak 13 orang (43.3%) di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

3. Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang

tujuan perawatan payudara sebanyak 17 orang (56.7%) di RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta.

4. Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang cukup tentang

manfaat perawatan payudara sebanyak 13 orang (43.3%) di RSUD

Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

5. Sebagian besar ibu nifas memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang cara

perawatan payudara sebanyak 20 orang (66,7%) di RSUD Panembahan

Senopati Bantul Yogyakarta.

B. Saran

Sebagai penutup dalam penelitian ini, peneliti dapat mengemukakan beberapa

saran sebagai berikut:

1. Bagi Ibu Nifas

Peneliti menyarankan pada ibu nifas untuk meningkatkan pengetahuan

tentang perawatan payudara dalam masa menyusui agar kebutuhan asupan

ASI bayi dapat tercukupi dengan baik.

44

45

2. Bagi RSUD Panembahan Senopati Bantul

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memotivasi dan evaluasi petugas

kesehatan (bidan) di RSUD Panembahan Senopati Bantul untuk meningkatkan

pelayanan dan penyuluhan tentang perawatan payudara kepada ibu nifas.

3. Bagi Peneliti Lainnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menambah

pengetahuan dan dapat menerapkan ilmu pengetahuan yang telah di dapat,

serta dapat di gunakan sebagai salah satu bahan informasi atau referensi

peneliti selanjutnya.

46

DAFTAR PUSTAKA

Anggraini Y, (2012). Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Rineka Cipta, Jakarta. Kepmenkes RI. 2013. PofilKesehatan Indonesia.Jakarta: Kepmenkes Depkes RI. 2010. Profil kesehatan Indonesia. Jakarta: Depkes RI Dinkes. 2013. Profil Kesehatan Daerah Yogyakarta. Yogyakarta: Dinkes. Hidayat, A. A, (2012). Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika. Notoatmodjo,S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. ____________.2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT. Rineka

Cipta, Jakarta.

Riwidikdo H, 2010. Statistik untuk penelitian Kesehatan dengan Aplikasi Program R dan SPSS. Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Saifuddin, A. B, (2006). Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal

dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Mubarak, W. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Jakarta : Salemba

Medika. Huliana, 2007. Perawatan Ibu Hamil dan Menyusui. Jakarta : EGC Suherni, 2009. Asuhan Kebidanan pada ibu nifas. Jakarta: Pustaka Bunda. Saleha, S. (2009) Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Salemba Medika. Jakarta. Sugiyono. 2010.Statistika Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. ________. 2011. StatistikadanPenelitian. CV ALFABETA, Bandung. ________. (2008) MetodePenelitianKuantitatif, Kualitatif, Reliabilitas, dan

Deskriptif.Alfabeta. Bandung. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia, Jakarta, 2010. Wawan A dan Dewi M, (2011) Pengetahuan dan Sikap dan Prilaku Manusia.

Yogyakarta: Nuha Medika.

47

Wiknjosastro. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Yunanto, (2008). Proses Laktasi dan Menyusui. Jakarta: Pustaka Bunda Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Medika. Puspasari dkk, (2008). Melindungi, Meningkatkan dan Mendukung Menyusui:

Pesan Khusus pada Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil. Jakarta: Perinasia. Irmayanti. (2007). Kehamilan, Melahirkan dan Bayi. Jakarta: Arcan. Muliadi. (2008). Kehamilan: Apa yang Anda Hadapi Bulan Per Bulan. Jakarta:

Arcan.

48

LAMPIRAN

1

JADWAL PENYUSUNAN KTI MAHASISWA SEMESTER VI

TAHUN AKADEMIK 2013/2014

NO

Kegiatan

Waktu

Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Pengajuan Topik/Judul penelitian

2 Penyusunan proposal

3 Seminar proposal

4 Revisi proposal

5 Pelaksanaan penelitian

6 Penyusunan laporan penelitian

7 Ujian Hasil KTI

8 Revisi da penjilidan

9 Pengumpulan KTI

1

PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth.Ibu Calon Responden

Di tempat

Dengan Hormat,

Sehubungan dengan penyusunan Karya Tulis Ilmiah (KTI), saya Mahasiswa jurusan Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jendral Achmad Yani Yogyakarta dengan :

Nama : Desi Ratnasari

NPM : 1311065

Akan melakukan penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta”.

Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi ibu sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang ibu berikanakan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan peneliti. Untuk itu, saya mohon kesediaan ibu sebagai responden, menandatangani yang saya ajukan dalam penelitian ini.

Atas perhatian dan kesediaan ibu sebagai responden, saya ucapkan terimakasih.

Yogyakarta, Juli 2014

Hormat Saya,

Desi Ratnasari

2

INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini saya:

Nama (inisial) :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia dengan sukarela menjadi responden dan menjawab

pertanyaan dengan sejujur-jujurnya terhadap penelitian yang dilakukan oleh Desi

Ratnasari yang berjudul “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang

Perawatan Payudara Di RSUD Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta

Tahun 2014. Saya berharap jawaban yang saya berikan dijaga kerahasiannya.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya tanpa ada

paksaan dari pihak mana pun.

Yogyakarta, .................2014

Responden

( )

3

Lampiran

KUESIONER

PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PERAWATAN PAYUDARA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

Petunjuk:

1. Isilah identitas ibu secara lengkap dan benar.

2. Bacalah dengan teliti pernyataan sebelum ibu menjawab.

3. Berilah jawaban yang benar dan sejujurnya menurut pendapat ibu agar di

peroleh data yang benar, akurat dan obyektif.

4. Berilah tanda checklist (√) pada kotak di sebelah kanan pada jawaban yang

ibu anggap benar.

A. Karakteristik Responden

1. Nama ibu :

2. Umur Ibu :

3. Pendidikan terakhir ibu :

Tidak sekolah

SD

SLTP

SLTA

Sarjana

4. Pekerjaan ibu :

Ibu rumah Tangga

Petani/Pedagang

Pegawai swasta

PNS

4

B. Petunjuk Pengisian

Berilah tanda cheklis (√) pada setiap item pertanyaan yang paling tepat

menurut anda

No Pernyataan Benar Salah 1 Perawatan payudara merupakan langkah untuk

mencegah bendungan payudara pada masa menyusui

2 Perawatan payudara hanya dilakukan pada saat setelah melahirkan.

3 Perawatan payudara sangat penting pada masa menyusui

4 Keberhasilan menyusui dipengaruhi oleh perawatan payudara yang dilakukan secara rutin

5 Dengan melakukan perawatan payudara tidak dapat memperlancar pengeluaran ASI

6 Perawatan payudara menghambat pengeluaran ASI

7 Timbulnya masalah pada payudara di sebabkan karna melakukan perawatan payudara

8 Tujuan perawatan payudara mencegah terjadinya bendungan ASI

9 Perawatan payudara tidak bertujuan untuk mencegah terjadinya mastitis

10 Agar tujuan perawatan payudara tercapai maka ibu harus rileks dalam melakukan perawatan payudara

11 perawatan payudara juga untuk menjaga kebersihan payudara

12 Tujuan perawatan payudara adalah upaya mencegah puting susu lecet

13 Manfaat perawatan payudara yaitu mencegah iritasi pada puting susu

14 Perawatan payudara mempermudah proses menyusui

15 Manfaat perawatan payudara untuk mengencangkan payudara

16 Perawatan payudara menimbulkan pembengkakan pada payudara

17 Manfaat perawatan payudara menyebabkan sumbatan pada puting susu

18 Perawatan payudara menggunakan baby oil atau minyak kelapa

19 Mencuci puting susu dengan menggunakan sabun atau mengompres dengan alcohol

5

20 Mengompres payudara dengan menggunakan air hangat dan air dingin

21 Menggunakan waslap bersih untuk pengompresan payudara

22 Sebelum dan sesudah melakukan perawatan payudara selalu dengan mencuci tangan

23 Gerakan memutar kearah puting susu dilakukan sebanyak 20 kali

24 Dalam perawatan payudara, melakukan pengurutan kearah puting susu sebanyak 20 kali,untuk melancarkan reflek pengeluaran ASI

25 Dalam melakukan perawatan payudara sedikit melakukan penekanan sebagai cara efektif meningkatkan volume ASI

26 Melakukan penyisiran seluruh bagian payudara menggunakan sisi jari kalingking yang berakhir pada puting susu

27 Dalam perawatan payudara rutin memerah ASI untuk persediaan makanan bayi

28 Memerah ASI menggunakan tangan akan menghindari payudara bengkak

29 Mengompres puting susu menggunakan kapas yang di beri baby oil

30 menjaga kebersihan puting susu, agar tidak terjadi bendungan ASI

6

Kunci Jawaban Kuesioner

1. B 2. S 3. B 4. B 5. S 6. S 7. S 8. B 9. S 10. B 11. B 12. B 13. B 14. B 15. B 16. S 17. S 18. B 19. S 20. B 21. B 22. B 23. B 24. B 25. B 26. B 27. B 28. B 29. B 30. B

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28