TESIS - USD Repository

296
TESIS HIDUP BERSAMA RADIASI NUKLIR: SIASAT WARGA JEPANG MENGELOLA INGATAN Untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Magister Humaniora (M. Hum) di Program Magister Ilmu Religi dan Budaya, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta disusun oleh Timoteus Anggawan Kusno 146322006 Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2018 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of TESIS - USD Repository

Page 1: TESIS - USD Repository

TESIS

HIDUPBERSAMARADIASINUKLIR:SIASATWARGAJEPANGMENGELOLAINGATAN

UntukmemenuhipersyaratanmendapatgelarMagisterHumaniora(M.Hum)di

ProgramMagisterIlmuReligidanBudaya,UniversitasSanataDharmaYogyakarta

disusunolehTimoteusAnggawanKusno

146322006

ProgramMagisterIlmuReligidanBudaya

UniversitasSanataDharmaYogyakarta

2018

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timoteus Anggawan Kusno
i
Page 2: TESIS - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timoteus Anggawan Kusno
ii
Page 3: TESIS - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timoteus Anggawan Kusno
iii
Page 4: TESIS - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: TESIS - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: TESIS - USD Repository

HIDUP BERSAMA RADIASI NUKLIR: SIASAT WARGA JEPANG MENGELOLA INGATAN

Timoteus Anggawan Kusno

ABSTRAK

Teknologi nuklir dalam rupa bom atom yang dijatuhkan Sekutu (Amerika Serikat), telah menjumpai Jepang melalui wujud paling celaka pada penghujung Perang Dunia II (PD II). Ledakan dahsyat yang meluluhlantakkan kota Hiroshima dan Nagasaki pada 1945 tersebut sekaligus menandai berakhirnya serial ekspansi dan ambisi militer Kekaisaran Jepang di Asia. Selepas PD II, di bawah paradigma Atoms for Peace yang diperkenalkan Amerika Serikat, Jepang akhirnya mampu bangkit melaju dalam bidang ekonomi. Di tengah kelangkaan sumber daya, nuklir telah menjadi jawaban kebutuhan energi di Jepang, menghantarkan negara ini menjadi salah satu raksasa ekonomi dunia di masa paruh-akhir Perang Dingin. Pada tahun 2011, gempa Tohoku yang berkekuatan 9 SR menghantam pesisir timur Jepang. Guncangan dahsyat ini berimbas pada rentetan bencana besar lain: gelombang tsunami dan meledaknya reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Fukushima Daichii. Meledaknya 3 reaktor nuklir Fukushima telah mengakibatkan bocornya radiasi yang memiliki dampak kesehatan, ekologi dan sosial yang panjang & kompleks. Paska bocornya radiasi, sejumlah kota terdampak segera dikosongkan, diikuti proses dekontaminasi yang epik dan masih berlangsung hingga sekarang. Ideologi dan keputusan teknologi nuklir Jepang (kembali) menghadapi pertanyaan besar. Penelitian ini melacak sejarah ketergantungan Jepang dengan teknologi nuklir, serta menelusuri proses pewacanaan nuklir yang dilakukan pemerintah Jepang paska PD II. Dengan konsep ideologi yang dikembangkan Louis Althusser, pewacanaan nuklir sebagai ideologi negara Jepang berikut segenap aparatusnya diperiksa kembali. Pada saat bersamaan, penelitian ini juga memberi ruang khusus dalam mencatat antagonisme, serta siasat sejumlah warga yang hidup dalam ketegangan ingatan atas nuklir dan segala hal yang terpaut dengannya (seperti perang dunia, radiasi, mekanisasi, dan industrialisasi) pada konteks realitas Jepang paska-perang. Dengan penelusuran etnografis yang (sekaligus) menggunakan proyek seni sebagai metode pengumpulan data, penulis menginventarisir ingatan dan siasat-siasat warga "berhadapan" dengan negara dengan cara yang estetis. Data yang terkumpul di lapangan, secara komplementer dilengkapi pula dengan sejumlah data yang diperoleh online, termasuk pendalaman khusus dari dua film dokumenter pendek berjudul "Alone in The Zone" karya sutradara Ivan Kovac & Jeffrey Jousan yang diproduksi oleh Vice Japan (2013), dan "Women of Fukushima" karya Paul Johannessen, Ivan Kovac & Jeffrey (2012). Dalam penelitian ini, praktik antagonisme sejumlah warga yang dengan tegas berseberangan dengan ideologi nuklir negara, ditempatkan dan dibaca pada dimensi "the political" sebagaimana didefinisikan oleh Chantal Mouffe. Secara komplementer, konsep "dissensus" yang digagas Jacques Rancière menjadi perangkat untuk membaca praktik-praktik antagonisme warga yang mengartikulasikan pilihan ideologisnya dengan cara estetis. Suara-suara warga yang tak sejalan dengan negara, menemukan agensinya dalam disensus; ia termanifestasi pada praktik keseharian sebagai sebuah "jalan alternatif". Bisa jadi, "suara-suara menyimpang" tersebut bertentangan dengan hukum, parlemen dan ideologi negara, namun pada saat yang bersamaan, mereka justru sedang mewakili nurani dan panggilan moral kebanyakan warga Jepang yang selama ini luput diakomodir kekuasaan.

Kata kunci: Ingatan, Nuklir, Radiasi, Jepang, The Political, Disensus, Antagonisme

�vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: TESIS - USD Repository

LIVING WITH NUCLEAR RADIATION: JAPANESE PEOPLE STRATEGIES IN MAINTAINING THE MEMORIES

Timoteus Anggawan Kusno

ABSTRACT

Nuclear technology in the form of atomic bomb dropped by the Allies (the United States) greeted Japan in the most evil way at the end of World War II. The tremendous explosion demolishing the cities of Hiroshima and Nagasaki in 1945 marked the end of the Empire of Japan’s series of imperialism and military ambition. By the end of the war, within the paradigm of Atoms for Peace introduced by the United States, Japan rose and revived its economy. In the midst of resource depletion, nuclear has become an answer to the needs of energy in Japan; it even led the country to be one of the world economic giants in the final half of the Cold War. In 2011, Tohoku earthquake whose magnitude was 9 SR struck the eastern coast of Japan. The terrible earthquake led to a series of other hazard: a tsunami and the explosion of Fukushima Daichii Nuclear Power Plant. Three nuclear reactors in Fukushima detonated and caused radiation leakage that brought about long-term, complex ecological and social impacts. The widespread nuclear radiation had effectuated the long-term risks of environmental pollution and deterioration of health condition, among others thyroid cancer. Following the radiation leakage, a number of impacted cities were immediately evacuated; and later on the epic decontamination procedures began right away and are still ongoing hitherto. Japan’s ideology and decision on nuclear technology were (once again) confronted with an essential question. This research traced back on the history of Japan’s dependency on nuclear technology as well as investigated the process of discoursing on nuclear performed by the government of Japan after World War II. By means of the concept of ideology proposed by Louis Althusser, the discoursing on nuclear which served as Japan’s state ideology and its entire apparatuses were re-examined. All at once, this research provided a designated space in recording the antagonism and the strategy of a number of people who lived in the tension generated from their memories about nuclear and all related things (such as world war, radiation, mechanization, and industrialization) within the context of post-war Japan reality. By an ethnographic investigation with an art project as the data collection method, the writer made an inventory of people’s memories and strategies in “confronting” the state in several aesthetic ways. The primary field research data are supported by other complementary data collected online, as well as particular comprehension on two short documentaries titled Alone in the Zone directed by Ivan Kovac & Jeffrey Jousan, produced by Vice Japan (2013) and Women of Fukushima directed by Paul Johannessen, Ivan Kovac, and Jeffrey (2012). In this research, people’s practices of antagonism that firmly withstood the state’s ideology of nuclear were positioned and deciphered in “the political” dimension as what Chantal Mouffe defined. In a complementary manner, the concept of “dissensus” conceived by Jacques Rancière was used as a device to read people’s practices of antagonism that articulated their ideological choices in some aesthetic ways. People’s voices not conforming with the state found their agencies in the dissensus; they were manifestedd in daily practices serving as an “alternative way”. The “deviating voices” might be conflicting with law, the parliament, and the state’s ideology; but at the same time, they were indeed representing most Japan citizens’ conscience and moral calling which had not been accommodated by the authority

Keywords: Memories, Nuclear, Radiation, Japan, The Political, Dissensus, Antagonism

�vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: TESIS - USD Repository

KATA PENGANTAR

Tanpa saya sadari sebelumnya, proses panjang penelitian ini rupanya telah

sekaligus menjadi sebuah refleksi dan upaya bagi saya melatih kepekaan atas

kehidupan, atas hal sehari-hari yang bisa jadi kerap terlewatkan dalam kecepatan,

sebagai sebuah proses belajar menjadi manusia. Besar terima kasih saya ucapkan

kepada Ryota Tomoshige, Yumiko Fujimoto, Mizuho Ishii, Kaname 'sang Kakek',

Teruaki Yamanoi, keluarga Miyoko-Katsuo Enomoto, Pak Nakata, Yoshinori

Takakura dan keluarga, Shinichi Aida (yang ketika masih menjabat sebagai wali kota

Moriya telah membuka pintu lebar untuk saya bisa mengumpulkan kisah-kisah dalam

penelitian ini), Shihoko Iida, Pak Yakisoba, Akari Yamasaki, Stephanie Bickford-

Smith, Eduardo Cachucho, dan kawan-kawan di Moriya, terutama ARCUS Project.

Merekalah yang telah menjadi keluarga saya selama berada di Jepang. Dari mereka

pula saya mendapatkan banyak kisah, inspirasi, dan pengalaman menggugah yang

akhirnya berhasil saya kembangkan menjadi penelitian dalam tesis ini.

Apresiasi & terima kasih saya haturkan kepada ST Sunardi yang telah begitu

jeli dan tajam membimbing dan membantu saya mengolah gagasan serta pengalaman

dalam penelitian ini, untuk melihat hal-hal yang tersembunyi. Atas kepercayaan dan

dorongan yang penuh semangat, saya haturkan pula terima kasih kepada G. Budi

Subanar, S.J. dan Tri Subagya yang telah sudi menjadi guru sekaligus sahabat. Terima

kasih pula kepada Budi Susanto, S. J., Baskara Wardaya, S.J., Katrin Bandel, A.

Supratiknya, Yustina Devi Ardhiani, Bagus Laksana, S.J., yang melalui diskusi penuh

semangat baik di dalam maupun di luar ruang kelas, serta melalui karya-karyanya

telah memantik gairah saya untuk terus belajar.

Bercangkir-cangkir kopi yang melarutkan serangkaian diskusi, termasuk

segala asam-pedas-manis-nya masukan, kritik dari kawan-kawan IRB 2014

merupakan energi yang punya andil tak sedikit dalam terselesaikannya penelitian ini.

�viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: TESIS - USD Repository

Saya mau berterima kasih kepada Heri Kusuma, Albertus Harimurti, Nurcholis

Kartiman, Yasin Azhari, Malcolm Smith, Andreo Rajagukguk, Benardi Darumukti,

Riston Sihotang, Sektiyono Pinto, Linda Gusnita, Wawan Kurniawan, Frans Awe,

Bayu Rahardja, Topan Akbar, Rahman, Martha Nur Dewati, Wahono, Wisnu Ari

Tjokro. Terima kasih kepada Mbak Desy, Pak Mul, Mbak Dita, yang telah banyak

membantu, juga memberi warna dan keceriaan dalam kehidupan belajar di IRB.

Terima kasih pula kepada Maria Puspitasari Munthe yang telah dengan teliti

menterjemahkan abstraksi penelitian ini, juga kepada Tomomi Yokosuka yang telah

membantu saya menterjemahkan dan membaca kembali data berbahasa Jepang untuk

bisa saya pahami dengan lebih berhati-hati. Terima kasih juga kepada Gardika Gigih,

Deni Yudhistira, Franciscus Apriwan, dan keluarga StudioMahati yang telah menjadi

kawan, kawah, tempat tumbuh dan bergelut, berkembang bersama-sama.

Saya juga hendak berterima kasih kepada kedua orang tua saya, Michael

Suhadi Kusno dan Cornelia Indah Isa Siniwi, untuk segenap kesabaran, kepercayaan,

dan segala kebaikan yang tak tergantikan. Untuk adik-adik saya, Antonius Nurhadi

Kusno, Maria Ines Habsari, dan Maria Diva Rossary, yang selalu menjadi semangat

dan kekuatan dalam saya berkarya. Terima kasih juga untuk Ibu Woro, Bapak Tarjo,

Mbak Ita, Mella, Sora, Yaya, Kinan, dan seluruh keluarga di Candi Gebang yang telah

menjadi rumah kedua bagi saya. Tentu tak lupa untuk Elisabeth Desiana Mayasari,

yang dalam kerendahan hatinya terus memberi kesejukan dan menjadi inspirasi.

Karya ini saya persembahkan kembali kepada para sahabat dan keluarga,

terutama mereka yang telah sudi dan tulus turut membagikan ingatan, kisah dan

pandangan hidup yang kemudian tercatat dan tersulam dalam tulisan ilmiah ini.

Semoga karya ini bisa menjadi berguna pada saatnya, dengan caranya.

�ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: TESIS - USD Repository

DAFTAR ISI

Halaman Judul.........................................................................................................i Halaman Persetujuan Dosen Pembimbing..............................................................ii Halaman Pengesahan..............................................................................................iii Pernyataan Keaslian Karya.....................................................................................iv Lembar Persetujuan Karya Ilmiah..........................................................................v Abstrak....................................................................................................................vi Abstract...................................................................................................................vii Kata Pengantar........................................................................................................viii Daftar Isi.................................................................................................................x Daftar Gambar........................................................................................................xiv Daftar Tabel............................................................................................................xvii Daftar Grafik..........................................................................................................xviii

BAB I Pendahuluan......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1

B. Tema .................................................................................................... 8

C. Rumusan Masalah ............................................................................... 8

D. Tujuan Penelitian .................................................................................9

E. Manfaat Penelitian .............................................................................. 10

F. Tinjauan Pustaka .................................................................................. 11

G. Kerangka Teoritis ................................................................................ 30

H. Metode Penelitian ................................................................................ 41

I. Sistematika Penulisan ........................................................................... 48

BAB II Setelah Katastrofe: Ambisi Nuklir Damai dan Malapetaka Lainnya................................................52

A. Tinjauan Umum ....................................................................................53

B. Menilik Sejarah Pengembangan Teknologi Nuklir di Jepang...............54

�x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: TESIS - USD Repository

1. Nuklir dan Pengembangan Teknologi Senjata Pemusnah Masal Jerman -Jepang - Amerika Serikat dalam Perang Dunia ke-2 ............................................................54

2. Hiroshima, Nagasaki, dan Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II ................................................................61

3. Perkembangan Nuklir di Jepang Setelah Bom Atom ...................................................................................74

C. Penguasaan (dan Monopoli) Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Jepang....................................................................................79

1. Kebutuhan Listrik di Jepang ...................................................82

2. PLTN Fukushima Daichii ......................................................88

D. Ikhtisar Krisis Nuklir Fukushima 2011 ..............................................90

1. Linimasa dalam Sembilan Hari Paska Terjadinya Gempa Tohoku 2011 ...........................................................90

2. Peta Sebaran Radiasi dan Dampaknya ...................................95

3. Evakuasi Kota ........................................................................98

4. Pembersihan ...........................................................................101

5. Limbah Radioaktif .................................................................103

BAB III Antara Mengingat-Ingat dan Tidak Mengingat..............................................107

A. Keniscayaan untuk Teringat ..............................................................108

1. Tujuh Puluh Tahun Setelah Pengeboman Hiroshima & Nagasaki ..........................................................109

2. Nuklir dan Ketakutan Masyarakat atas Kemungkinan-kemungkinan Perang......................................119

3. Karaoke, Akhir Pekan, dan Pesta Rakyat: Sebuah Pelepasan yang Ditunda.............................................123

B. Dorongan untuk Mengingat-ingat (atau Tidak Mengingat)................133

�xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: TESIS - USD Repository

1. Membicarakan yang Tak Terbicarakan Melalui Proyek Seni ........................................................................134

2. Gugusan Ingatan Atas Nuklir Fukushima..............................135

2.1. Menetap Sebagai Sebuah Perlawanan...................136

2.2. Warga Tidak Butuh Nuklir!...................................139

2.3. Radiasi, Rumor, dan Jepang yang Tak Seirama...........................................................146

3. Kenangan Masa Perang yang Kembali Datang.....................150

3.1. Realitas Jepang Paska Perang di Mata Teruaki Yamanoi....................................................150

3.2. Kapsul Waktu Miyoko & Katsuo Enomoto....................................................156

C. Mengingat dengan Cara yang Artistik ..............................................166

1. Foto Tanaman & Koleksi Serangga Pak Nakata: Monumen atas "Hal Tak Terbicarakan"...........................................166

2. Pameran/Proyek Seni Visual....................................170

2.1. Ingatan Perang, Amnesia, dan Sapi-sapi Radiasi dalam "Demarcation" oleh Meiro Koizumi & Akira Takayama...............................................171

BAB IV Merawat Ingatan di Jalan Kesunyian..............................................................178

A. Nuklir Sebagai "Jalan Keselamatan": Sebuah Tragedi......................180

1. Nuklir, Matahari Baru Jepang................................................182

2. Menerawang Ideologi Negara dalam Sejarah Kelekatan Jepang pada Nuklir...............................................188

3. Menganalisis Ilusi "Atoms for Peace", Rezim Kebenaran Baru di Masa Perang Dingin....................196

B. Warga yang Berdaya, Warga yang Menyimpang...............................208

�xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: TESIS - USD Repository

1. Warga yang Tak Sejalan dengan Negara...............................213

2. Sikap Politis Warga yang Estetis Sebagai Suatu Disensus ....................................................215

BAB V Penutup .............................................................................................................224

A. Kesimpulan.......................................................................................224 B. Saran, Evaluasi, dan Refleksi Penelitian ..............................................................................................234

Daftar Bacaan ...................................................................................................236

Lampiran ..........................................................................................................245

�xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: TESIS - USD Repository

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Ragam kartu pos yang digunakan sebagai undangan terbuka bagi publik untuk berbagi kisah dalam penelitian ini. (Dok Pribadi)....................44

Gambar 2. Suasana ledakan yang terjadi di Hiroshima dari jendela Matsushige. (Fotografer: Yoshito Matsushige, 6 Agustus 1945)...............................................62

Gambar 3. Sesaat setelah terjadinya ledakan yang terjadi di Hiroshima. (Fotografer: Yoshito Matsushige, 6 Agustus 1945)...............................................64

Gambar 4. Terluka dan tanpa rumah, seorang anak kecil dan seorang perempuan dibawa kepinggiran kota. (Sumber: LIFE Magazine 29 September1952)......................................................65

Gambar 5. Fatman yang meluluhlantakkan sebagian besar Nagasaki. (Sumber: www.historynet.com).............................................................................70

Gambar 6. Seorang gadis keluar di tengah reruntuhan. Ia berhasil menyelamatkan diri dengan masuk ke dalam shelter setelah mendengar peringatan sirene. (Fotografer: Yosuke Yamahata, 10 Agustus 1945).................................................73

Gambar 7. Sejumlah PLTN yang Mengalami Kerusakan Serius Akibat Gempa Tohoku 2011 (Sumber: Greenpeace)......................................................................88

Gambar 8. Ledakan hidrogen kedua paska Gempa Dahsyat Tohoku (2011) terlihat dari reaktor nomor tiga di PLTN Fukushima (Foto: AFP/Getty Images)......................................................................................89

Gambar 9. Kekacauan akibat gempa dahsyat Tohoku yang disusul tsunami (Sumber: Ensiklopedia Britanica)..........................................................................90

Gambar 10. Perempuan meninggalkan Tohoku setelah peristiwa gempa dan tsunami dahsyat 2011 (Foto: Warren Antiola)............................................................................................95

�xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: TESIS - USD Repository

Gambar 11. Radius Persebaran Radiocaesium (Cs-134 dan Cs-137) per April 2011 di Area Dataran dalam Jarak 80km dari PLTN Fukushima Daichii (Sumber: the Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) dalam arsip IAEA (International Atomic Energy Agency)......................96

Gambar 12. Area Terdampak Perintah Pengosongan Kota Akibat Radiasi Nuklir Fukushima Daichii (Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup Jepang, 2015).....................................100

Gambar 13. Pekerja melakukan pembersihan atas tanaman dan tanah yang terkontaminasi radioaktif. Limbah-limbah yang dibersihkan kemudian ditampung dalam kantong plastik hitam (Sumber foto: www.voanews.com)......................................................................103

Gambar 14. Kantung plastik hitam yang berisi tanah terkontaminasi radioaktif terendam banjir di Iitate, Prefektur Fukushima (Foto: Associated Press (AP), Sumber: dailymail.co.uk)....................................104

Gambar 15. Kereta JR Joban dari arah Nippori Station, Taito, Tokyo, melintas mengarungi gundukan limbah radioaktif. (Sumber: www.fukushima-diary.com)................................................................105

Gambar 16. Foto Kompleks apartemen yang saya tinggali selama penelitian-residensi di Jepang (dok. pribadi)......................................................111

Gambar 17. Saya memenuhi undangan acara barbekyu bersama wali kota dan istri (dok. pribadi)........................................................................116

Gambar 18. Salah satu karya Tsuyoshi Ozawa dalam pameran bertajuk “The Return of Painter F” (2015)......................................................................118

Gambar 19. Suasana demonstrasi menolak Security Bills (Foto: Japan Times/ Satoko Kawasaki).............................................................122

Gambar 20. Sekelompok pelajar berusia 20-an tahun, generasi baru anti-perang yang ikut turun ke jalan (Foto: Guillaume Bression/The Guardian)........................................................123

�xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: TESIS - USD Repository

Gambar 21. Kesibukan kota Tokyo yang tak pernah lelap (dok. Pribadi).......124

Gambar 22. Suasana Bernyanyi bersama di Ruang Karaoke (dok. pribadi)..128

Gambar 23. Yumiko Fujimoto Menyanyikan Lagu Andalannya di Ruang Karaoke.............................................................................................131 Gambar 24. Suasana Karaoke Sambil Minum Sake di Izakaya......................131

Gambar 25. Suasasna Kemeriahan Festival Musim Panas di Tsukuba yang Dimeriahkan Warga..............................................................131

Gambar 26. Panggung Karaoke dalam Festival di Tsukuba ..........................131

Gambar 27. Iklan layanan masyarakat yang ditayangkan paska 3.11 di seluruh stasiun TV di Jepang.......................................................................133

Gambar 28. Pak Katsuo dan Bu Miyoko menunjukkan kartu pos yang dibuat mereka, setelah menceritakan kenangan pahit semasa kecil dalam masa perang pasifik...............................................................................161

Gambar 29-31. Foto-foto dari Pak Nakata......................................................170

Gambar 32. Pameran Demarcation di Ginza Maison Hermès Le Forum.......171

Gambar 33. Peternakan Yoshizawa yang sekarang dinamainya “Ranch of Hope”, terletak di daerah evakuasi bencana nuklir Fukushima Daiichi............................................................................................175

Gambar 34. Tokoh Atom dalam komik Astro boy berlatar Metro City yang diperingati di Jepang pada tahun 2003 (image copyright: Tezuka Productions)............................................................187

Gambar 35. Perangko propaganda Atoms for Peace.......................................189

Gambar 36. Ilusrasi tata ruang dalam brosur resmi pameran nuklir................193

�xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: TESIS - USD Repository

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kebutuhan Listrik Jepang dalam Serangkaian Periode (2012-2015) (Sumber: FEPC (Federation of Electrical Power Companies) Jepang)...............83

Tabel 2. Kebutuhan Listrik Industri Besar Jepang berdasarkan Sektor (Periode 2012-2014) (Sumber: FEPC (Federation of Electrical Power Companies) Jepang)...............84

Tabel 3. Informasi Terkait Jumlah Korban Meninggal, Populasi dan Radius Kota Terdampak Akibat Gempa Tohoku dan Meledaknya Reaktor Nuklir Fukushima-1................................................................................99

Tabel 4. Sampel Analisis Teks Pidato "Atoms for Peace" yang Menjadi Dasar Historis atas Gagasan Pemanfaatan Teknologi Nuklir ke Ranah Non-Militer...................................................................................198-201

�xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: TESIS - USD Repository

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1. Skema Konsepsi Tiga-Dimensional Fairclough Sebagai Dasar Proses Pembangunan Wacana. (Sumber: Fairclough, Norman. 1992. "Discourse and Social Change". Polity Press & Blackwell Publishing Ltd. Cambridge & Malden, halaman 73)..........................................................................................................37

Grafik 2. Skema Pengaturan Pasokan Listrik di Jepang. (Sumber: TEPCO)................................................................................................85

Grafik 3. Skema Alur Distribusi Energi Listrik di Jepang. (Sumber gambar: TEPCO)...................................................................................86

Grafik 4. Peta Persebaran PLTN di Jepang. (Sumber: Citizens' Nuclear Information Center [CNIC]).....................................87

�xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: TESIS - USD Repository

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tumbuh di era 90-an telah menjadikan saya merasa begitu dekat dengan Jepang

—bahkan jauh sebelum menginjakkan kaki di sana. Pengalaman perjumpaan pertama

saya (dengan Jepang) telah dirintis oleh film-film kartun Jepang yang didominasi

dengan tema-tema pahlawan super yang fantastik dan futuristik semasa kecil. Di

bangku Sekolah Dasar pun Jepang dikenalkan pada saya melalui ingatan-ingatan atas

3 tahun pendudukannya di Indonesia (1942-1945), serta ‘penyelesaian’ Perang Dunia

II oleh Sekutu lewat dijatuhkannya bom atom di Hiroshima dan Nagasaki. Saya

mendapati kehadiran Jepang terasa kian akrab dalam kehidupan sehari-hari; pada

Honda yang ditunggangi ayah untuk mengantar sekolah, pada Polytron yang

dipandangi keluarga di ruang tengah, pada Sanyo yang menghisap air dari sumur dan

mengucurkannya ke bak mandi, pada Kenwood yang memutar keras musik tetangga

sebelah, pada Sharp yang diidam-idamkan ibu untuk bisa menjual es batu di waktu

itu, serta pada segenap kemajuan, kecanggihan, maupun ‘sifat pemalu’ yang kerap

distereotipkan kepada negara itu.

Pada tahun 2015 silam, saya melakukan perjalanan ke Jepang dan tinggal di

sana selama periode akhir musim panas sampai awal musim dingin (110 hari). Saat

�1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: TESIS - USD Repository

itu saya secara khusus berkesempatan untuk menjalani program residensi seni

ARCUS Project. Saya tinggal penuh dan mendapatkan resident card, atau alien card

—kartu tinggal untuk orang asing, dengan segala hak dan kewajibannya sebagai

warga. Selama berada di sana, Jepang kerap menjumpai saya sebagai sebuah ironi

yang liris. Pengalaman-pengalaman itu justru hadir di remang ruang karaoke yang

mampu menjadikan orang begitu lepas (dan menegasi stereotip tentang ‘rasa malu’

yang kerap disematkan pada orang Jepang), pada laju kereta komuter yang penuh

sesak dan sunyi, atau pada prosesi membuat kopi pagi dengan air yang harus disaring

menggunakan termos khusus demi meminimalisir kandungan radioaktif. Di mata

saya, Jepang seolah mampu mencapai simpangan pendulum kemungkinan pada titik

yang terekstrim, bahkan cenderung kontradiktif. Mulai dari tradisi yang begitu penuh

malu, ketat dan kaku, hingga fantasi-fantasi seks terliar dan kitsch yang mencuri hadir

melalui budaya pop dan gang-gang sempit di Akihabara & Shinjuku, Tokyo.

Sebelum saya berangkat ke Jepang, sejumlah rekan-rekan seniman yang pernah

menjejakkan kaki di sana banyak yang memperingatkan tentang pengaruh radiasi

nuklir paska meledaknya reaktor nuklir Fukushima Daiichi tahun 2011 itu. Dari sana

saya kemudian mulai menelusuri tentang segenap informasi terkait dampak dan

persebaran radiasi nuklir ini. Seiring waktu dan seturut pengalaman saya selama

mengalami keseharian di Jepang, ‘pendaman’ inipun tampaknya tenggelam dalam

kesibukan masyarakat sehari-hari. Orang mengingatnya, tapi tak ada lagi yang (ingin)

�2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: TESIS - USD Repository

membicarakannya. Begitu pula dengan pemerintah Jepang. Di atas permukaan, tak

lagi ada percakapan tentang dampak nuklir dan radiasi. Namun kemudian saya dapati

dalam obrolan-obrolan lebih pribadi dan intens dengan beberapa warga, rupanya

‘pendaman’ ini telah ikut menimbun pula ketakutan yang menghantui masa depan

warga atas Jepang.

Pada tahun 2011, Jepang telah mengalami bencana gempa bumi dahsyat yang

disusul dengan rantaian bencana alam dan sosial lain. Sesaat setelah gempa Tohoku

yang berkekuatan 9 SR, tsunami datang menyusul. Bagai efek domino, tsunami yang

menghajar pesisir timur dari Samudera Pasifik meluluhlantakkan kota, dan

menyebabkan terjadinya kecelakaan nuklir level tujuh di Fukushima Daiichi.

Meledaknya tiga reaktor nuklir telah melepaskan radioaktivitas, serta mengekskalasi

dampak ekologis yang panjang di masa depan. Rantaian bencana radiasi yang

bersahut-sahutan dalam peristiwa gempa Tohoku 2011 juga membawa dampak

kesehatan dan ekonomi yang kompleks. Contoh resiko kesehatan yang mengalami

peningkatan signifikan paska meledaknya reaktor fukushima adalah penyakit kanker.

Menurut World Health Organisation (WHO), peningkatan resiko tersebut meliputi:

kanker menyeluruh (sekitar 4% menyerang perempuan dan anak-anak); kanker

payudara (sekitar 6% menyerang perempuan dan anak-anak); leukemia (sekitar 7%

�3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: TESIS - USD Repository

menyerang laki-laki dan anak-anak), dan yang terparah adalah kanker tiroid (lebih

dari 70% menyerang perempuan, anak-anak) . 1

Sekali lagi setelah Hiroshima dan Nagasaki, Jepang harus berurusan dengan

dampak nuklir yang masif. Sebanyak tujuh kota dikosongkan dan warga dievakuasi

karena radiasi. Orang terpaksa mengungsi untuk waktu yang belum ditentukan. Hal 2

tersebut tentu berdampak pada merosotnya aktivitas perekonomian dan kehidupan

masyarakat. Tak berhenti di sana, rupanya debu-debu yang terkontaminasi terbang ke

arah yang lebih jauh, termasuk di Moriya, kota kecil yang saya tinggali. Pemerintah

bertindak cepat melakukan dekontaminasi, menangani persebaran radiasi dengan

mengeruk tanah-tanah lapisan teratas dalam radius tertentu karena terdeteksi

mengandung radioaktif. Belakangan kemudian barulah saya tahu bahwa hasil kerukan

limbah radioaktif tersebut, disimpan dalam sebuah kantong plastik hitam, dan

tertimbun tak lebih dari satu meter di bawah tanah, misalnya saja di bawah lapangan

di depan studio tempat saya bekerja. Hal ini terpaksa dilakukan karena negara

rupanya telah kehabisan ruang buat mengisolasi limbah berbahaya yang jumlahnya

sangat luar biasa ini.

Kedatangan saya ke Jepang sendiri tepat berselang 4 tahun setelah melubernya

radiasi nuklir Fukushima. Awalnya, tak terasa sedikitpun bahwa Jepang pernah

http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2013/fukushima_report_20130228/en/ (diakses 23 November 2016)1

http://www.huffingtonpost.com/entry/japan-ends-evacuation-order-fukushima_us_55eaea9fe4b093be51bbaa4a 2

(diakses pada 23 November 2016)

�4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: TESIS - USD Repository

mengalami kengerian radiasi yang hebat dan mencemaskan. Tak ada yang

membicarakan, tak ada yang membahas, seolah tak pernah terjadi apa-apa, tidak juga

di media. Kemeriahan justru terasa pada antusiasme pemerintah yang sepertinya

sedang disibukkan dengan wacana persiapan menuju Olimpiade Tokyo 2020, serta

rencana kemungkinan pengiriman tentara pertahanan Jepang ke daerah konflik

bersama negara sekutunya . Kalaupun perkara nuklir tiba-tiba hadir dalam 3

perbincangan formal, topiknya akan berkutik pada optimisme paska bencana.

Misalnya pada pembukaan kembali kota yang sempat ‘mati’ karena para penduduk

dipaksa angkat kaki dengan alasan kandungan radiasi. Pemerintah Jepang pada masa-

masa tersebut sangat gencar menyebarkan propaganda bahwa dampak radiasi nuklir

telah berkurang dan dibersihkan. Kota yang dibuka pertama kali paska pengosongan 4

adalah Naraha, di mana hanya 10% lebih dari populasi saja yang berniat kembali,

itupun didominasi golongan tua, meskipun pemerintah berulang kali meyakinkan 5

publik bahwa peta radiasi nuklir di Jepang telah mengalami penurunan dan

Saat itu parlemen Jepang sedang disibukan dengan sejumlah demonstrasi yang menuntut peninjauan 3

kembali Security Bill, khususnya yang menyangkut kebijakan yang memungkinkan keikutsertaan tentara pertahanan Jepang untuk terjun ke daerah konflik negara sekutu Jepang. Security Bill yang pada akhirnya tetap disahkan oleh Perdana Menteri Shinzo Abe di tengah penolakan publik Jepang ini dianggapnya sebagai upaya normalisasi kekuatan militer Jepang sebagai dampak dari kekalahan Jepang dalam PD II. (The Guardian, 17 September 2015) [lihat: https://www.theguardian.com/world/2015/sep/17/japan-to-pass-security-bills-despite-protests (diakses 23 November 2016) dan https://www.theguardian.com/world/2015/sep/17/japanese-politicians-brawl-in-parliament-over-bill-to-allow-troops-to-fight-abroad (diakses 23 November 2016)]

Perlu dicatat bahwa demonstrasi besar-besaran yang tak tersorot oleh media arus utama di Jepang ini telah mengingatkan sekelompok warga pada demo besar-besaran yang berujung pengunduran diri Nobusuke Kishi, kakek perdana menteri Shinzo Abe pada 50 tahun silam.

lihat: https://www.aljazeera.com/blogs/asia/2016/07/japan-returning-home-fukushima-nuclear-4

disaster-160717182129794.html (diakses 20 Desember 2017)

http://www.japantimes.co.jp/news/2015/09/09/national/social-issues/radioactive-shadow-fukushima-town-naraha-5

tries-come-back-life/#.WDWfiHdh2Rs (diakses pada 23 November 2016)

�5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: TESIS - USD Repository

menunjukkan angka “aman”. Belakangan diketahui pada tahun 2017, sejumlah 6

pengungsi rupanya telah "dipaksa halus" oleh pemerintah untuk pulang kembali ke

kota yang dulunya mereka tinggalkan. Tanpa pemberitahuan yang terang, pemerintah

hanya mau memberikan subsidi kepada para pengungsi yang mau kembali ke rumah.

Artinya, bagi warga yang tak berani kembali, mereka harus siap menghadapi

kebuntuan ekonomi. Hal ini membuat sejumlah pengungsi tidak punya pilihan. Tanpa

subsidi pemerintah, para pengungsi tak akan mampu bertahan hidup. Namun di sisi

lain, para warga yang memilih untuk mengevakuasi diri ini masih belum bisa

sepenuhnya percaya bahwa kota asal mereka telah sepenuhnya aman. 7

Kesunyian atas perbincangan seputar dampak tragedi nuklir menggoda saya

untuk bisa masuk lebih dalam ke perkara ini. Saya telah menjadi begitu berhasrat

untuk bisa memahami bagaimana orang Jepang mengelola ingatan mereka atas

tragedi yang telah terjadi, atas radiasi yang mau tak mau harus hidup setiap waktu

bersama mereka, bersama anak-anak mereka, juga nantinya anak dari anak mereka.

Benarkah dampak nuklir telah betul-betul lenyap dari perbincangan? Ataukah

sebegitu beratnya ingatan atas ini—mulai dari Hiroshima, Nagasaki, Fukushima—

sehingga seolah tidak lagi perlu dibicarakan?

http://www.asahi.com/ajw/articles/AJ201609050042.html (diakses pada 23 November 2016)6

lihat https://www.theguardian.com/world/2017/mar/10/japan-fukushima-nuclear-disaster-evacuees-forced-return-7

home-radiation (diakses 23 Mei 2018)

�6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: TESIS - USD Repository

Kegelisahan inilah yang kemudian menggiring saya untuk membuat sebuah

proyek seni, yang bertujuan mengumpulkan kisah-kisah/ingatan-ingatan yang selama

ini tak bisa dibicarakan (orang) Jepang. Saya menggunakan simulasi atas “karaoke”

sebagai pintu masuk untuk mengumpulkan narasi-narasi/ingatan yang tersembunyi.

Bersamaan dengan proyek seni tersebut, saya juga mengembangkan penelitian

akademis yang nantinya akan saya urai dalam tesis ini secara komplementer, di mana

proyek seni tersebut ditempatkan sebagai salah satu cara dalam saya mengumpulkan

data.

Penelitian ini berusaha untuk melacak dan menguraikan praktik ‘mengingat’

dan ‘melupa’ yang dilakukan masyarakat Jepang terkait pengalaman mereka atas

bencana nuklir yang pernah dialami Jepang. Relasi kuasa yang bekerja dalam

pendisiplinan ingatan dan wacana pelupaan atas fenomena tersebut akan hadir sebagai

konteks besar, namun secara khusus penelitian ini akan lebih mengambil fokus pada

alasan dan siasat warga “mengelola ingatan” traumatik tersebut dalam keseharian

mereka.

�7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: TESIS - USD Repository

B. Tema

Penelitian ini menelusuri tentang strategi budaya, siasat dan “seni mengelola

ingatan" yang dilakukan orang Jepang atas dampak tragedi nuklir yang hidup bersama

mereka; baik itu pada peristiwa Hiroshima (1945), Nagasaki (1945), maupun

Fukushima (2011).

C. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis mengusung 4 (empat) rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimana proses ketergantungan Jepang dengan teknologi nuklir selepas

kekalahannya pada Perang Dunia II?

2. Bagaimana pemerintah Jepang membangun pewacanaan atas pengembangan

teknologi nuklir paska Perang Dunia II ?

3. Siasat seni dan strategi budaya seperti apa yang dipakai warga Jepang sebagai

upaya untuk mengingat (atau melupakan) dampak tragedi nuklir yang niscaya

hidup bersama mereka?

4. Bagaimana irisan antara estetika dan politik dari seni mengelola ingatan

yang dilakukan orang Jepang?

�8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: TESIS - USD Repository

D. Tujuan Penelitian

1. Penulis menelusuri lika-liku proses ketergantungan Jepang kepada

pengembangan teknologi nuklir paska Perang Dunia II. Penulis menguraikan

seluk beluk kekuasaan dan latar belakang yang pada akhirnya membawa

Jepang pada keputusan pengembangan teknologi nuklir dan segala kemajuan

yang mereka miliki hari ini.

2. Secara komplementer, penulis juga melacak proses pewacanaan yang

dikembangkan Pemerintah Jepang atas pengembangan teknologi nuklir paska

Perang Dunia II, termasuk hubungan kekuasaan yang beroperasi dalam proses

pendisiplinan ingatan atas bencana nuklir yang pernah terjadi di Jepang. Pada

bagian ini penulis melakukan analisis teks dengan pendekatan yang lebih

bersifat sosial-politik. Penulis berusaha melacak kekuatan apa saja, dan

kekuasaan macam apa yang saling berkontestasi dalam melakukan

pewacanaan atas narasi tragedi nuklir di Jepang; baik yang sifatnya top-down

(negara terhadap rakyat) maupun bottom-up (agensi-agensi intelektual yang

bergerak dari masyarakat).

3. Penulis menguraikan sejumlah siasat seni dan strategi budaya yang dipakai

warga Jepang sebagai upaya untuk mengingat (atau melupakan) dampak

tragedi nuklir yang niscaya hidup bersama mereka. Penulis nantinya

�9

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: TESIS - USD Repository

melakukan inventarisasi atas bentuk-bentuk seni yang dipilih warga untuk

mememorialisasi ingatan mereka atas hidup bersama narasi bencana nuklir.

4. Penulis melakukan pembacaan atas strategi budaya—terutama dalam bentuk

seni—yang memiliki potensi dalam menghadapi trauma atas dampak tragedi

nuklir yang dihidupi. Analisis tersebut diarahkan untuk mencari dan

membangun argumen atas estetika dari seni mengelola ingatan yang

dilakukan orang-orang Jepang dalam praktik hidup sehari-hari. Selanjutnya,

penulis menguraikan estetika seni mengelola ingatan warga Jepang (yang

mewujud dalam praktik dan pengalaman hidup sehari-hari) sebagai suatu

usaha yang sesungguhnya bergerak dalam ruang politis.

E. Manfaat Penelitian

1. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam khasanah penelitian Kajian

Budaya, khususnya pada studi seputar “ingatan kolektif”, dan “seni

mengingat” yang berkaitan dengan bencana nuklir dan seni dalam konteks

menghadapi trauma.

2. Dengan menilik pada kasus bencana nuklir yang dampaknya terus mengikuti

serta berlangsung di masa sekarang dan menghantui masa depan, penelitian

ini diharapkan bisa menyumbangkan sudut pandang alternatif dengan kasus

kontemporer atas tema-tema seputar ingatan kolektif dan agensi masyarakat.

�10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: TESIS - USD Repository

3. Melalui studi yang bersifat transnasional—khususnya dalam melihat relasi

kuasa yang bekerja dalam operasi pendisiplinan ingatan (atau wacana

pelupaan) dan seni mengingat (atau melupa) di Jepang—diharapkan bisa

memberikan refleksi atas wacana “mengingat” dan “melupa” yang masih

menjadi pekerjaan rumah tersendiri di Indonesia.

4. Dalam konteks wacana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir

(PLTN) di Indonesia yang masih sarat pro-kontra, tentunya penelitian yang

berangkat dari kasus pengalaman warga Jepang ini bisa menjadi rujukan dan

bahan pertimbangan sebelum negara mengambil keputusan teknologi (nuklir)

yang penuh pertaruhan; khususnya dari segi resiko kesehatan, kemerosotan

nilai kemanusiaan dan kesejahteraan rakyat dalam jangka panjang.

F. Tinjauan Pustaka

Studi tentang ingatan bukanlah perkara yang baru. Paska berakhirnya Perang

Dunia II, sejumlah studi tentang ingatan dan pewacanaan mengingat-melupa kian

intensif, khususnya untuk meninjau peristiwa sejarah traumatik Holocaust di bawah

kekejaman Hitler. Sedangkan untuk kasus Indonesia, paska lengsernya Suharto, telah

merangsang banyak sarjana dan peneliti untuk menggali kembali perkara-perkara

ingatan dan sejarah yang selama 32 tahun terbungkam di bawah rezim; studi seputar

pembantaian 1965 misalnya. Dalam sejumlah penelitian yang mengangkat tema

�11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: TESIS - USD Repository

ingatan tersebut, Maurice Halbwachs sering dipakai menjadi rujukan teoritis. Maka

dari itu, pada tinjauan pustaka ini, penulis juga mengurai sejumlah konsep tentang

ingatan yang dikembangkan oleh Hallbwachs, yang kemudian dirajut dengan

pewacanaan mengingat dan melupa sebagai institusi sosial. Pada bagian selanjutnya,

untuk membaca konteks sosial-politik Jepang yang mendasari serangkaian kebijakan

nasional Paska Perang Dunia II, maka penulis menelusuri Security Bills, ANPO, dan

San Fransisco Treaty yang menunjukkan dominasi dan patronase Amerika Serikat di

Jepang.

Kasus bencana nuklir seperti yang terjadi di Jepang pada tahun 2011

sebenarnya cukup berbeda dengan kasus-kasus tragedi kemanusiaan yang disebut di

atas. Dalam sejumlah studi tentang ingatan yang tersebut di atas, kebanyakan

peristiwa traumatik yang diurai merupakan sesuatu yang telah terjadi di masa lalu, di

mana ia melibatkan ideologi tertentu, kekuasaan, termasuk pula aparatus-aparatusnya.

Ketika membicarakan topik ingatan dalam kasus tragedi nuklir, peristiwa

sesungguhnya berlangsung tak hanya di masa lalu, namun juga pada hari ini, sampai

rentang waktu panjang di masa depan. Baik penguasa maupun warga negara, tak ada

yang mengharapkan terjadinya kecelakaan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir.

Reaktor nuklir Jepang bisa dibilang sudah meledak tahun 2011 silam, namun

konsekuensi radioaktivitas sesungguhnya masih terus berlangsung, termasuk dampak

kesehatan, maupun psikis yang turut menyertainya. Untuk mengejar ekuivalensi

�12

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: TESIS - USD Repository

dengan penelitian yang pernah dilakukan, maka penulis memaparkan penelusuran

atas Voices from Chernobyl: The Oral History of a Nuclear Disaster yang ditulis oleh

Svetlana Alexievich, dan diterjemahkan oleh Keith Gessen sebagai tinjauan pustaka

atas penelitian serupa yang pernah dilakukan terkait bencana Nuklir.

1. Meninjau Sejarah Oral Tragedi Nuklir Chernobyl

1.1. Ledakan di Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) Chernobyl

Pada 26 April 1986, suatu serial ledakan telah terjadi pada reaktor Pusat

Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Chernobyl. Peristiwa mengerikan tersebut dengan

segera menjalar menjadi buah bibir yang mengejutkan dunia, dan diklaim sebagai

bencana teknologi terbesar di abad 20. Pemerintah Belarus yang dipadati 10 juta jiwa

menetapkan peristiwa tersebut sebagai bencana Nasional. Svetlana Alexievich,

seorang jurnalis yang tinggal di Belarus, kemudian mengembangkan sebuah

penelitian selama 10 tahun. Ia melakukan wawancara kepada kurang-lebih 500 saksi

mata atas tragedi tersebut. Di antara mereka adalah regu pemadam kebakaran, regu

pembersih kontaminasi (liquidators), politisi, fisikawan, dan warga negara biasa.

Hasil penelitiannya tersebut kemudian diterbitkan dalam Voices from Chernobyl: The

Oral History of a Nuclear Disaster (2005), yang diterjemahkan dalam Bahasa Inggris

oleh Keith Gessen, 20 tahun setelah tragedi itu terjadi.

�13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: TESIS - USD Repository

Seperti dijelaskan Alexievich dalam catatan historisnya, peristiwa ini telah

melenyapkan 485 desa dan pemukiman—dia membandingkannya dengan jumlah

desa yang hancur pada masa pendudukan NAZI semasa PD II yang mengenyahkan

619 desa berikut penduduknya di Belarusia (2005:13). Alexievich menjelaskan bahwa

bencana ini menyebabkan (dalam rasio) 1 dari 5 warga Belarusia terpaksa hidup di

tanah yang terkontaminasi.

Pada pengantar awal penelitiannya, Alexievich menjelaskan akibat dari

ledakan reaktor nuklir tersebut ("Chernobyl" dalam Eelaruskaya Entsiklopedia,

dalam Alexievich, 2005: 2) dengan detail sebagai berikut:

“As a result of the accident, 50 million Ci of radionuclides were released into the atmosphere. Seventy percent of these descended on Belarus; fully 23% of its territory is contaminated by cesium-137 radionuclides with a density of over 1 Ci/km2. Ukraine on the other hand has 4.8% of its territory contaminated, and Russia, 0.5%. The area of arable land with a density of more than 1 Ci/km2 is over 18 million hectares; 2.4 thousand hectares have been taken out of the agricultural economy. Belarus is a land of forests. But 26% of all forests and a large part of all marshes near the rivers Pripyat, Dniepr, and Sozh are considered part of the radio-active zone. As a result of the perpetual presence of small doses of radiation, the number of people with cancer, mental retardation, neurological disorders, and genetic mutations increases with each year.”

Alexievich kemudian merujuk pada “The Consequences of the Chernobyl

Accident in Belarus." Minsk, Sakharov International College on Radioecology. Ia

�14

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: TESIS - USD Repository

memaparkan sejumlah catatan tentang persebaran radioaktivitas sebagai dampak

Tragedi Chernobyl. Tercatat pada 29 April 1986, radiasi tingkat tinggi dari Chernobyl

telah jauh menyebar pula sampai ke Polandia, Jerman, Austria, dan Romania. Sehari

kemudian, Switzerland dan Italia bagian utara juga terkontaminasi, disusul Prancis,

Belgia, Belanda, Inggris Raya, dan Yunani bagian utara. Pada 3 Mei 1986, tercatat

pula Israel, Kuwait, dan Turki telah ikut menerima radiasi. Tak lebih dari seminggu

kemudian, dampak Chernobyl telah mengitari dan menjadi masalah seluruh dunia.

1.2. Menilik Dampak Setelah 20 tahun Kecelakaan

World Health Organization (WHO) mengungkap skala kecelakaan Chernobyl,

melalui laporan yang dirilis berselang 20 tahun setelah tragedi tersebut. Dalam

laporan itu WHO memaparkan sejumlah temuan penting atas serangkaian studi

terkini tentang Chernobyl antara lain : 8

1. Sekitar 1000 staf yang bekerja di sekitar reaktor, termasuk Tim

Penyelamat, telah terekspos radiasi tingkat tinggi sejak hari pertama

terjadinya kecelakaan. Kemudian lebih dari 200.000 pekerja dalam Regu

Penyelamat dan Pemulihan telah terekspos radiasi dalam periode

1986-1987. Sekitar 2200 kematian yang disebabkan radiasi

memungkinkan terjadi dalam rentang hidup mereka.

http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2005/pr38/en/ (diakses pada 6 Desember 2016)8

�15

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: TESIS - USD Repository

2. WHO mengestimasi, sekitar 5 juta jiwa yang hidup di sekitar Belarus,

Rusia dan Ukrania telah terkontaminasi dalam kecelakaan tersebut.

100.000 jiwa dari jumlah total tersebut hidup dalam area “pengendalian

ketat” (strict control).

3. Telah terjadi sekitar 4000 kasus kanker tiroid yang menyerang anak-anak

dan remaja pada saat terjadinya kecelakaan nuklir. Sebagai akibat

kontaminasi pada saat kecelakaan, setidaknya sembilan anak-anak

meninggal karena kanker tiroid. Namun demikian, angka bertahan hidup

yang merujuk pada pengalaman di Belarus tersebut sangat tinggi, yaitu

99%.

4. Sebagian besar tim penyelamat dan warga masyarakat yang hidup dalam

area yang terkontaminasi relatif menyerap radiasi-seluruh-tubuh dalam

dosis rendah, jika dibandingkan dengan tingkat yang terjadi secara alami.

Sebagai konsekuensinya, tidak ada barang bukti yang mengarahkan pada

menurunnya tingkat kesuburan pada populasi yang terkena efek radiasi.

Demikian halnya juga dalam tingkat kelahiran tidak ditemukan

peningkatan malformasi sebagai akibat dari radiasi.

5. Kemiskinan, dan sejumlah penyakit dan perubahan gaya hidup justru perlu

mendapatkan sorotan lebih karena telah menstimulasi sejumlah gangguan

kejiwaan, terutama di daerah-daerah bekas Uni Soviet.

�16

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: TESIS - USD Repository

6. Relokasi terhadap kurang lebih 350.000 jiwa yang tinggal dalam daerah

yang terkontaminasi telah memberikan “pengalaman traumatis yang

mendalam”. Meski sekitar 116.000 jiwa merupakan gelombang pertama

yang dipindahkan segera dari area yang terkontaminasi tinggi, relokasi

lanjutan hanya berpengaruh sedikit saja dalam mengatasi dampak radiasi.

7. Mitos yang kuat dan persepsi keliru tentang penanganan radiasi telah

menyebabkan “fatalisme yang melumpuhkan” di antara para warga yang

bermukim di daerah yang terkontaminasi.

8. Rehabilitasi yang ambisius, dan program-program sosial yang dijalankan

bekas pemerintahan Uni Soviet, dan dilanjutkan oleh Rusia dan Ukraina,

perlu untuk diformulasi ulang. Hal ini mengingat perubahan pada kondisi

radiasi, lemahnya penargetan dan kurangnya pendanaan.

9. Elemen-elemen struktural dari sarkofagus yang dibangun untuk

menanggulangi resiko reaktor rusak mengalami penurunan. Hal ini bisa

meningkatkan resiko pelepasan debu-debu radioaktif.

10. Perencanaan komprehensif untuk membuang berton-ton limbah

berkandungan radioaktif tinggi di sekitar PLTN Chernobyl harus

ditentukan sesuai standar keamanan terkini.

�17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: TESIS - USD Repository

3. Mengumpulkan Puing-puing Ingatan atas Chernobyl

Alexievich melakukan penelusuran pada sekitar 500 orang, dan

mengumpulkan ingatan mereka atas peristiwa Chernobyl. Robert Mathews

mengungkapkan pembacaannya atas Alexievich dalam Jurnal Nuclear Medicine. Ia

memaparkan bahwa Alexievich membuka "perjalanan mengingat" ini dengan kisah

yang dituturkan oleh Lyudmilla Ignatenko, istri dari seorang petugas pemadam

kebakaran. Dalam ingatan Lyudmilla Ignatenko, suaminya tak memiliki kesiapan atas

tragedi yang terjadi kala itu. Setelah suara ledakan dan panggilan tugas pemadaman,

suaminya tak menggunakan perangkat dan pakaian yang sesuai standar. Mengira

bahwa itu merupakan gangguan api kecil biasa, sang suami pergi menggunakan baju

lengan pendek. Selanjutnya Lyudmilla menjumpai suaminya di rumah sakit, tanpa ada

satupun orang berbicara tentang radiasi. Tentara-tentara berlalu-lalang mengenakan

masker bedah, dan suaminya diangkut ke rumah sakit khusus korban radiasi di

Moscow. Meski demikian kebanyakan staf tak berani untuk merawatnya, alih-alih

menyebutnya sebagai “reaktor nuklir yang hidup”. Lyudmilla akhirnya merawat

suaminya yang menderita kontaminasi akut radiasi seorang diri. Hingga akhirnya

suaminya meninggal, ia mengeruk lapisan dinding seisi rumah dan menguburkan

suami dalam peti yang dilapisi alumunium, dengan berlapis-lapis beton. Anak mereka

meninggal karena serangkaian gejala yang diduga berasal dari pengaruh radiasi tinggi

yang diderita sang ayah. (dalam Jurnal Nuclear Medicine 2006; 47: 1389-1390).

�18

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: TESIS - USD Repository

Alexievich menyajikan segenap kesaksian dan ingatan para penyintas bencana

nuklir dalam format yang dibangun melalui fragmen-fragmen monolog. Alexievich

juga melakukan wawancara pada Zinaida Yevdokimovna Kovalenko, seorang nenek

yang memilih untuk hidup dan berdiam diri di kota yang telah dikosongkan. Dalam

monolognya, nenek itu bercerita bahwa tujuh tahun sudah ia hidup dalam kesendirian

semenjak semua orang meninggalkan kota. Awalnya ia masih berpengharapan bahwa

orang-orang akan kembali lagi. Tidak ada orang yang mengatakan bahwa mereka

akan pergi selamanya. Orang-orang saat itu menyangka bahwa mereka akan pergi

sebentar saja dari kota. Ternyata ia dan mereka semua keliru. Sehari-hari hidupnya

penuh dengan penantian, termasuk saat ini, menanti kematian. Tidak ada orang yang

datang, tidak ada pastur, tidak ada gereja.

Seperti orang-orang kebanyakan, ia dulu mengira bahwa radiasi merupakan

semacam penyakit, dan siapapun yang terjangkit akan segera mati. Ternyata tidak

demikian. Orang bilang padanya bahwa radiasi merupakan sesuatu yang tak tampak;

ia ada di atas tanah, ia ada di dalam tanah. Namun nenek ini menyangkalnya. Ia

meyakinkan bahwa ia telah melihat radiasi, yaitu padatan cesium yang berceceran di

halamannya, berwarna hitam seperti tinta, yang kemudian larut bersama hujan. Ia

mengatakan bahwa ia melihat padatan lain dalam warna biru di kebun miliknya. Ada

pula sebagian yang berwarna merah, katanya. Bersama warga lain, nenek ini

mengklaim bahwa ia sempat melihat ceceran benda padat berwarna janggal yang

�19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: TESIS - USD Repository

menyebar di mana-mana sepanjang pemukiman, dan juga di lapangan sesaat setelah

reaktor meledak.

Beberapa saat setelahnya gelombang polisi dan tentara datang membawa

tanda yang menuliskan 70 curie, 60 curie. Petugas menyuruh mereka untuk mencuci 9

semua hal yang melekat pada mereka. Orang-orang menjadi takut, dan mereka mulai

berkemas dan dievakuasi dari kota. Nenek ini memilih tetap di sana, dekat dengan

kuburan suaminya. Sementara itu anak-anaknya berada di kota, dan hubungannya tak

terlalu baik dengan mereka.

Ia melihat banyak pesawat hilir-mudik terbang menuju reaktor ketika orang-

orang sedang dievakuasi. Anak-anak kecil menangis, dan orang-orang panik. Mereka

disuruh pindah, dan ini mengingatkannya pada saat-saat perang. Tak semua orang

awalnya rela (di)pindah(kan). Sebagian dari mereka bersembunyi, namun tentara

memaksa mereka angkat kaki. Sang Nenek ini merupakan warga yang memberontak

dan tak ingin beranjak. Ia menantang prajurit yang memaksanya mengevakuasi diri

untuk mengikat tangan dan kakinya. Para prajurit yang masih terlalu muda itu

akhirnya menyerah dengan keinginan perempuan tua ini. Pada hari-hari berikutnya,

sesekali petugas datang ke desa itu untuk melakukan pengecekan, sekaligus

mengantarkan roti dan makanan untuk Sang Nenek.

Curie (Ci) merupakan unit/satuan yang dipakai untuk menentukan radioaktivitas.9

�20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: TESIS - USD Repository

Di desa yang telah ditinggalkan itu, nenek ini mengurusi hewan-hewan yang

tersisa. Ia memberi makan anjing dan kucing. Ia memperbaiki hal-hal yang rusak

sambil menunggu orang-orang kembali. Dalam kesendiriannya, ia kadang tak bisa

tertidur. Ada kala ia menangis, atau merasakan bosan luar biasa. Ia menghabiskan

waktu kadang dengan berkunjung ke kuburan ibu dan anaknya yang meninggal

semasa perang karena penyakit typhus. Alexieviech menulis bagaimana nenek

Kovalenko kemudian mengenang hari-hari di mana orang-orang berlalu lalang,

berdansa, dan desa terasa begitu hidup; riuh dengan suara harmonika dan gelak tawa.

Nenek Kovalenko mempertanyakan dalam tangisnya, “What radiation? There’s

butterfly flying, and bees are buzzing. And my Vaska’s catching mice.”

2. Dari Security Bills, ANPO, sampai San Fransisco Treaty

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, penulis juga merasa perlu untuk

menelusuri konteks aktual dan historis atas pengalaman masyarakat Jepang Paska

Perang Dunia II dalam pendekatan sosial-politik. Penulis menelusuri Security Bills,

ANPO, dan San Fransisco Treaty sebagai titik pijak utama yang bisa dipakai untuk

membaca pergulatan politik dan historis masyarakat Jepang dalam kaitannya dengan

ingatan atas kekalahan Perang Dunia II, yang (secara institusional) menjadi bingkai

narasi penjatuhan bom nuklir Hiroshima & Nagasaki di Jepang (1945), serta

percepatan pembangunan teknologi, industri, dan kebijakan perekonomian Jepang

paska PD II.

�21

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: TESIS - USD Repository

Security Bills merupakan sebuah gebrakan revolusioner setelah 70 tahun militer

Jepang dimandulkan paska Perang Dunia II (New York Times, 17 Juli 2015). 10

Security Bills merupakan kebijakan Pemerintah Jepang yang memperkenankan

kekuatan militernya terjun ke daerah konflik bersama negara yang menjadi sekutu,

setelah sebelumnya (militer) hanya berfungsi sebagai alat pertahanan diri. Kebijakan

yang mendapat dukungan dan sambutan baik dari pemerintah Amerika Serikat ini

sesungguhnya cukup kontroversial. Pada kenyataannya, kebijakan ini bukanlah suara

bulat rakyat dan parlemen.

Kebijakan ini memicu serangkaian protes dari masyarakat, terutama karena

telah memunculkan kembali ketakutan warga atas ingatan Perang Dunia II serta

kemungkinan terjadinya konflik militer di masa depan (BBC, 17 September 2015). 11

Menurut John Shotter (dalam David Midddleton & Derek Edwards [ed] 1990:122

&128). Pengalaman mengingat dan melupa merupakan suatu aktivitas kolektif yang

terinstitusikan. Praktik mengingat dan melupa sejatinya merupakan sebuah konstruk

yang dipengaruhi oleh sebaran imaji, maupun representasi atas hal yang memang

disediakan untuk diingat. Shotter merujuk pada Bartlett (1932:296) yang berulangkali

menegaskan bahwa suatu pengorganisasian sosial telah berkontribusi dalam

membentuk pembingkaian dan rincian proses mengingat, dan daripadanya memiliki

http://www.nytimes.com/2015/07/17/world/asia/japans-lower-house-passes-bills-giving-military-freer-hand-to-10

fight.html?_r=0 [diakses 23 November 2016]

http://www.bbc.com/news/world-asia-34275968 [diakses 23 November 2016]11

�22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: TESIS - USD Repository

pengaruh kuat dalam aktivitas memanggil ingatan kembali. Ingatan, sebagaimana

perhatian dan persepsi adalah sesuatu yang bersifat selektif. Dalam hal ini, maka

ketakutan masyarakat Jepang atas perang—yang terujuk pada pengalaman atas

kekalahan dalam PD II—telah menjadi suatu ingatan (kolektif) yang telah terinstitusi.

Pengesahan Security Bills oleh PM Jepang Shinzo Abe terjadi pada tahun yang

sama setelah Jepang dan dunia internasional dihebohkan dengan eksekusi jurnalis

Jepang Kenji Goto oleh kelompok Islam ekstrimis ISIS di Syria. NBC News (24

Januari 2015) menulis bahwa ISIS sebelumnya juga telah mengeksekusi Haruna

Yukawa, tawanan ISIS berkebangsaan Jepang yang lain. Melalui video yang dirilis

ISIS, kedua tawanan tersebut dieksekusi setelah permintaan tebusan sebesar 200 juta

dollar Amerika Serikat tak dipenuhi Jepang. Jumlah tebusan yang dituntut ISIS 12

tersebut sama besar dengan bantuan dana non-militer yang dijanjikan Perdana

Menteri Jepang Shinzo Abe untuk negara-negara yang sedang berperang melawan

ISIS (Iraqi News, 18 Januari 2015). 13

Peristiwa yang direkam dan disiarkan melalui media-sosial yang diorganisir

oleh ISIS ini cukup mengejutkan kalangan internasional, apalagi jika dilihat dari

kebijakan politik luar negeri Jepang yang tidak pernah terlibat langsung secara

militeristik di daerah konflik. Seperti pula ditulis George Packer di The Newyorker (3

http://www.nbcnews.com/storyline/isis-terror/isis-claims-it-executed-haruna-yukawa-one-two-japanese-hostages-12

n291926 [diakses 7 April 2015]

http://www.iraqinews.com/arab-world-news/japans-abe-pledges-200-million-mideast-states-battling-isis/ [diakses 7 13

April 2015]

�23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: TESIS - USD Repository

Februari 2015), Jepang bahkan tidak merasa berada dalam pertempuran dengan ISIS.

Menurut pernyataan seorang peneliti politik (yang tidak disebutkan namanya) dari

Universitas Tokyo yang dikutip The Newyorker dari Times, tragedi tersebut telah

membawa Jepang untuk melihat kasarnya realitas baru. Situasi tersebut membuat

warga Jepang melihat bahwa mereka sedang menghadapi bahaya yang sama dengan

negara-negara lain. Jepang menamai tragedi pembunuhan Kenji Goto sebagai 9/11-

nya Jepang. Cara mengingat dengan menempatkan 9/11 sebagai satu kode bagi 14

masyarakat Jepang untuk menandai tewasnya Kenji Goto di Syria menuntut untuk

dibaca dalam relativitasnya dengan peristiwa 9/11 di Amerika Serikat, khususnya pula

pada bagaimana Amerika Serikat ditempatkan sebagai patron. Terkait dengan tragedi

9/11, Žižek (2002:22) mempertanyakan bahwa seberapakah perlu, suatu kenangan

pahit dalam pengalaman sejarah diingat-ingat? Dalam argumennya, alih-alih hanya

memilih “mengingat” atau “melupakan” saja, perlu untuk kita menerima paradox

“mengingat dan melupa”, dalam kaitannya untuk menyelesaikan trauma sejarah. Jika

tidak demikian, yang terjadi bisa saja kita akan “dihantui” (trauma sejarah) dengan

jauh lebih terpaksa. Maka jika menengok kembali pada pembacaan atas kematian

Kenji Goto oleh ISIS yang kemudian diperbandingkan dengan tragedi 9/11, maka

timbullah suatu asumsi bahwa jangan-jangan Jepang sendiri belum selesai dengan

trauma sejarah mereka. Asumsi ini nantinya akan dibuktikan lebih jauh dengan

http://www.newyorker.com/news/daily-comment/isis-murdered-kenji-goto [diakses 7 April 2015]14

�24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: TESIS - USD Repository

serangkaian data serta pembahasan penelitian ini.

Menilik sejenak ke belakang pada tahun 1960, sebagai kelanjutan atas San

Fransisco Treaty, Jepang telah menandatangani The Treaty of Mutual Cooperation

and Security between the United States and Japan atau yang dikenal orang Jepang

dengan istilah ANPO. Perjanjian tersebut menegaskan persetujuan dan dukungan

Jepang atas Amerika Serikat untuk mengambil peran dalam menjaga perdamaian di

Asia Timur. Dalam praktiknya, perjanjian ini telah memberikan kesempatan bagi

Amerika Serikat untuk membangun basis pertahanan dan pos militernya di dalam

teritorial Jepang.

San Fransisco Treaty sendiri merupakan sebuah perjanjian damai yang

membahas pertanggungjawaban Jepang terhadap ulahnya selama PD II. Menurut

Kurosawa (2015:1-19), pada awalnya ada ide dasar bahwa perjanjian ini berupaya

untuk menekan tingkat perekonomian Jepang agar tidak menjadi ancaman bagi Asia

pada periode paska Perang Dunia kedua dengan cara menjadikan standar hidup orang

Jepang setara dengan negara bekas pendudukannya di Asia Tenggara. Namun karena

gejolak perang dingin, Amerika merubah pikirannya dengan justru mendukung

kekuatan nasional Jepang untuk bisa menghadang gempuran kekuatan komunisme di

Asia. Hegemoni dan intervensi Amerika Serikat sebagai negara pemenang perang

telah merasuk sendi-sendi politis, sosial-ekonomi, dan kultural pada masyarakat

Jepang paska perang dunia II.

�25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: TESIS - USD Repository

3. Dari yang Pribadi Menuju yang Historis

3.1. Ingatan Personal

Ingatan personal, atau dalam istilah Halbwachs disebut sebagai ingatan

autobiografis, merupakan ingatan atas peristiwa yang dialami seseorang di masa lalu.

Ingatan ini menopang keterikatan tiap aktor-aktor yang terlibat dalam peristiwa

tertentu. Menurut Halbwachs, ingatan yang semacam ini memiliki kecenderungan

untuk memudar bersama waktu, kecuali ia secara khusus dikenang dengan orang lain

yang mengalami peristiwa tersebut bersama-sama di masa lalu. Dalam jangka waktu

panjang, ingatan semacam ini sangat rentan untuk kemudian dengan sendirinya

terlupakan. Cara untuk mengelola ingatan ini adalah dengan mengajak orang lain

untuk mengenangnya bersama, karena dalam kebanyakan kasus, ia mengakar pula

dalam benak orang lain. Hanya sekelompok orang yang mengingat, dan jika tidak

dibagikan bersama, maka ia akan punah (Coser 1992:24).

Menurut Zurbuchen (2005:7), narasi personal yang dibawa ke ruang publik

bisa merubah orang lain (transform others), bahkan terkadang membawa hasil yang

mengejutkan. Zurbuchen melihat bahwa ingatan personal penting untuk membentuk

dan merubah pengalaman masa lalu, di mana fungsinya berjalan dengan problematis.

Zurbuchen mengambil contoh pada orang-orang yang berhasil selamat dari

pengalaman traumatik. Orang-orang macam ini, biasanya memiliki kesulitan, atau

enggan untuk mengekspresikan diri mereka. Zurbuchen mengutip pada Sebald yang

�26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: TESIS - USD Repository

menjelaskan konteks paska perang di Jerman, “the need to know was at odds with a

desire to close down senses” (Sebald 2003:23 dalam Zurbuchen 2005:8).

3.2. Ingatan Kolektif

Halbwachs menunjukkan bahwa ingatan kolektif bukanlah sesuatu yang

diterima begitu saja tanpa syarat-prasyarat. Ingatan kolektif merupakan suatu ide

dalam masyarakat yang dikonstruksi secara sosial (Coser 1992:22). Lebih detailnya,

Coser mengutip Halbwachs, “While the collective memory endures and draw strength

from its base in a coherent body of people, it is individuals as group members who

remember" (Halbwachs 1950:48, dalam Coser 1992:22). Halbwachs juga meyakini

bahwa tiap kelompok masyarakat menjadi sangat mungkin untuk memiliki ragam

ingatan bersama yang bisa dikenang oleh kelompok tersebut. Ingatan bersama yang

hidup pada kelompok-kelompok tersebut dibangun dari waktu ke waktu, dan bekerja

sampai sendi-sendi yang paling personal, yakni pada tiap-tiap subjek. Halbwachs

beranggapan bahwa ingatan kolektif/bersama, membutuhkan kelompok sosial, dalam

batasan konteks waktu dan ruang tertentu.

Konsep dari ingatan kolektif atau ingatan sosial perlu berfokus pada

bagaimana suatu kelompok mengelola ‘sense of the past’, dan bagaimana sensibilitas

tersebut menurunkan informasi atas politik, agama, seni, dan kehidupan sosial secara

umum (Roth dan Salas 2001:1 dalam Zurbuchen 2005:6-7).

�27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: TESIS - USD Repository

3.3. Ingatan Historis

Ingatan kolektif pada tingkatan selanjutnya bisa menjadi ingatan historis.

Untuk bisa masuk ke tataran ini, perlu ada institusi sosial yang berfungsi untuk

merumuskan masalalu, dan menghadirkannya kembali melalui serangkaian ritual atau

praktik-praktik mengingat yang melibatkan subjek. Meski demikian, menurut

Halbwachs, ingatan historis tidak bisa dikenang secara langsung oleh subjek. Oleh

karenanya subjek perlu dipancing secara tak langsung dengan praktik membaca,

mendengarkan, maupun peringatan-peringatan tertentu yang bersifat lebih

seremonial. Ingatan kolektif tak bisa menjadi penyangga sejarah manakala

menempatkan masalalu sebagai sesuatu yang asing. Ingatan kolektif harus memiliki

aspek kumulatif dan kekinian pada saat yang bersamaan. Setidaknya ia harus

memiliki kesinambungan, termasuk pembacaan baru atas masa lalu dalam kaitannya

dengan masa kini. Dalam ingatan historis ini, masa lalu ditempatkan dan

diinterpretasikan oleh institusi sosial. Melalui masa lalu yang terkonstruksi ini,

masyarakat pada masa sekarang membangun kesadaran historisnya (Coser

1992:24-26).

Terminologi “sejarah” (history) dan “ingatan” (memory) merupakan

perbincangan yang belakangan coba dibedah dalam ketegangan yang lebih kreatif di

lingkungan para sarjana belakangan ini, khususnya dalam paradigma posmodern

(termasuk juga poskolonial, dan posstrukturalis). Cara pandang metodologis yang

�28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: TESIS - USD Repository

lebih dikedepankan adalah dengan mencurigai kebenaran, dan merayakan ambiguitas.

(Roth and Salas 2001:3 dalam Zurbuchen 2005:5). Ingatan historis memberikan

pengetahuan yang berkelindan---dan pada saat bersamaan memiliki aspek yang tak

berkesinambungan---dengan proses sosial maupun individu dalam membentuk

representasi masa lalu di masa kini. Dalam kasus Jepang, misalnya saja dalam buku

sejarah nasional mereka tertulis tentang representasi peran Jepang semasa Perang

Dunia ke-2, yang menggambarkan relasinya dengan negara-negara tetangganya di

Asia. Namun jika narasi dalam buku sejarah tersebut saling diperbandingkan---antara

ingatan historis Jepang dan negara tetangganya--- akan ditemui ‘kebenaran’ yang bisa

jadi saling bertolakbelakang. Cakupan ingatan historis tak hanya menjangkau teks

atau ‘situs ingatan’ semata. Ingatan historis juga mencakup proses dalam

pembentukan ingatan dan peristiwa di mana masa lalu bisa direkayasa dengan hasil

akhir yang jelas dan tegas (Zurbuchen 2005:7-8).

3.4. Mengingat dan Melupa Sebagai Institusi Sosial

Dalam menjabarkan proses institusionalisasi ingatan, John Shotter mengutip

Bartlett, ia menulis: “Social organization gives a persistent framework into which all

detailed recall must fit, and it very powerfully influences both the manner and matter

of recall" (Bartlett 1932:296 dalam Middleton & Eddwards 1990:128). Ingatan,

seperti halnya perhatian dan persepsi, merupakan hal yang terseleksi. Prinsip-prinsip

�29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: TESIS - USD Repository

seleksi dan penempatan atas ingatan ini ada dalam aktivitas sosial sehari-hari.

Mengingat merupakan proses penting yang menjadi bagian dari keseharian.

Kesinambungan atas kerangka ingatan ini dikelola oleh aktor-aktor yang terlibat

dalam peristiwa tersebut.

Menurut Shotter yang melakukan pembacaan atas Bartlett, kehidupan sosial

penuh dengan kecenderungan konflik yang berpotensi untuk mengganggu

(mengaburkan, atau membelokkan) ingatan. Namun pada akhirnya, masyarakat perlu

bernegosiasi dengan konflik---karena di sanalah pula ruang aktivitas sosial. Dalam

konflik tersebut bisa ditemukan bagaimana institusionalisasi praktik mengingat dan

melupa distrategikan dalam masyarakat; melalui cerita rakyat misalnya.

G. Kerangka Teoritis

Sebagai upaya menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini, secara runut

ada beberapa konsep yang menjadi landasan pemikiran pokok. Pertama, konsep yang

dikembangkan Althusser tentang ideologi dan serangkaian aparatusnya (RSA-ISA).

Konsep ini penting untuk menempatkan posisi negara dan warga negara dalam sebuah

relasi struktural; untuk kemudian menilik lika-liku proses pewacanaan nuklir sebagai

ideologi negara Jepang pada periode paska PD II, termasuk dalam upaya membaca

usaha keras negara mengajak warganya terlibat pada "perayaan" teknologi nuklir.

�30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: TESIS - USD Repository

Kedua, untuk memeriksa asal-usul pewacanaan nuklir di Jepang, perlu

tentunya mengurai praktik diskursif yang memegang peranan kunci dalam perkenalan

gagasan pemanfaatan atom untuk perdamaian (Atoms for Peace) paska PD II oleh

Amerika Serikat (sebagai 'pemenang' perang). Analisis wacana dalam pendekatan

Foucault memberi perhatian khusus pada konteks sosio-historis atas suatu wacana

(discursive formations, atau discourse), serta sistem/tatanan atur yang memungkinkan

suatu "pernyataan tertentu" (alih-alih pernyataan lainnya) hadir pada waktu, tempat,

dan institusi tertentu.

Ketiga, pembedaan konsep politics dan the political yang dikembangkan

Mouffe akan menjadi landasan penting dalam menghantar kita menengok

antagonisme dan agensi warga masyarakat yang berjuang menolak ideologi nuklir

Jepang nantinya. Konsep ini diperlukan dalam mengurai dinamika konflik/

pertarungan ideologi nuklir yang bergerak di luar ruang konservatisme institusi

politik Jepang.

Keempat, konsep "disensus" yang dikembangkan Rancière. Ada sebuah

kebutuhan untuk menempatkan dan membingkai suara-suara warga yang berbeda

jalan dengan negara, khususnya pada cara pandang atas nuklir dalam laku hidup

sehari-hari. "Disensus" merupakan konsep yang diperlukan untuk membingkai

pembacaan atas respon-respon warga yang berseberangan dengan pemerintah, yang

bisa jadi dalam kacamata tatanan formal negara dikategorikan sebagai "subversif".

�31

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: TESIS - USD Repository

Sebagai catatan penting, dalam konteks ironi "limbo" nuklir Jepang, respon-respon

warga yang melenceng dari haluan ideologi negara (atas nuklir) pada titik tertentu

justru meresonansikan pengharapan, kebaikan & kesejahteraan bersama (the common

good) yang dibayangkan oleh sebagian warga. Di sinilah keberpihakan dan penelitian

ini ditempatkan.

Repressive State Apparatuses (RSA) & Ideological State Apparatuses (ISA)

Dalam Lenin and Philosophy and Other Essays yang diterbitkan Monthly

Review Press (1971), Althusser menjabarkan bahwa negara dideterminasi dari

segenap moda produksi kapitalis dan serangkaian mekanisme untuk melindungi

segenap kepentingannya. Negara merupakan suatu formasi pemerintahan yang

tumbuh dan berkembang bersama kapitalisme. Althusser menekankan bahwa negara

(the state) membutuhkan aparatus represif (RSA/repressive state apparatuses), dan

aparatus ideologis (ISA/ideological state apparatuses) untuk bisa mendisiplinkan

manusia yang hidup di dalamnya. RSA merupakan instrumen yang dimiliki negara

untuk melakukan represi, dan secara fisik menindak serta menertibkan warga negara

dengan segera. RSA ini mewujud dalam lembaga publik seperti kepolisian, militer,

intelijen, polisi pamong praja, penjara, pengadilan. Sedangkan ISA merupakan

mekanisme institusional, yang bergerak dengan lebih halus, berfungsi untuk

mendisiplinkan dan menginternalisasi ideologi ke tiap-tiap orang melalui cara yang

�32

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: TESIS - USD Repository

lebih laten dan subtil. ISA mewujud dalam lembaga keluarga, politik, kesenian,

agama, sekolah, media, olah raga dan lain sebagainya.

Menurut pemikir strukturalis-Marxist dari Prancis ini, ideologi merupakan

pembayangan individu atas relasi mereka dengan realitas yang mereka hadapi (atau

hidupi). Dengan kata lain, ideologi merupakan sebentuk ilusi yang memantul dari

realitas. Pembacaan Althusser ini berangkat dari pemikiran Marx-Engels dalam The

German Ideology (1932). Althusser menekankan dua hal penting; bahwa ideologi

merupakan suatu angan-angan yang diciptakan oleh mereka yang mengerti benar

kekuasaan, dan bahwa ideologi tidak memiliki kesejarahan. Dalam kasus Jepang

paska Perang Dunia ke-2, penyajian wacana teknologi nuklir sebagai sebuah "tawaran

jalan keselamatan" bagi masa depan negara ini merupakan hasil ramuan para

penguasa, dalam hal ini pemerintah Jepang (the state) yang menjadi komprador dari

Amerika Serikat. Posisi ideologis baru atas pengembangan teknologi nuklir yang

ditempatkan sebagai pengharapan---tepatnya untuk "perdamaian" alih-alih perang

(Atoms for Peace)---tidak memiliki sejarah dalam realitas Jepang, atau bahkan

seluruh dunia pada saat itu! Ironisnya dalam sejarah, Jepang justru telah menjadi

preseden bagi dunia, mengecap nuklir sebagai sebuah pengalaman kehancuran luar

biasa pada tahun 1945.

Dalam pendekatan Marxist, ideologi ditempatkan sebagai bagian dari

suprastruktur. Ideologi diperlukan untuk mengamankan dan menjamin

�33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: TESIS - USD Repository

keberlangsungan produksi dan relasi produksi. Althusser kemudian mengembangkan

dan mengkaitkan pendekatannya atas ideologi ini dengan konsep ketidaksadaran yang

dikembangkan Lacan dari Freud. Menurut Althusser, dalam ruang bawah sadar

(unconscious) ideologi terkonstruksi: sebagai suatu struktur yang "tak berkesudahan"

dan tanpa sejarah. Sebagaimana bahasa, ideologi bekerja dalam tataran mental.

Ideologi sebagai suatu struktur dan sistem, telah memberikan ruang bagi manusia

untuk mengambil peranan, menjadikan individu sebagai subjek.

Premis Althusser tentang ketiadaan sejarah dalam ideologi merupakan pijakan

penting untuk menelusuri proses menubuhnya ideologi ini dalam individu---yang

kemudian akan menjadikan tiap-tiap individu sebagai subjek. Dalam pandangan

Marxist, kesejarahan hadir dalam dialektika pergerakan sosial, dalam perjuangan

kelas, dalam dimensi materiil (kondisi yang nyata). Pantulan/bayangan bersifat

negatif, meski ia datang dari kondisi yang nyata (positif). Dalam wilayah imajiner 15

itulah ideologi hidup dan beranakpinak. Ideologi membuat manusia mengenali diri

dan keberadaannya, membuat seseorang mampu melihat diri dan menempatkan

dirinya sebagai bagian bersama yang lain, dalam gerak laju kehidupan sehari-hari,

pun dalam sejarah. Persepsi tersebut tidaklah berangkat dari ruang hampa, namun

merupakan jawaban mental (pantulan) atas realitas yang dihidupi seseorang. Ideologi

menjadikan seseorang memiliki pilihan, memiliki cara pandang, sikap, bahkan

Pantulan / bayangan selalu bersifat negatif---atau dalam bahasa fotografi, orang lebih akrab dengan istilah 15

‘klise’ (gambar negatif pada film potret).

�34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: TESIS - USD Repository

sekedar untuk bersepakat atau berseberangan pendapat atas apa yang ditawarkan

kehidupan. Namun, dalam seseorang memaknai kediriannya pada apa yang terpantul,

dengan sendirinya ia telah ‘salah mengenali’ (misrecognition), dan demikianlah

ideologi membawa manusia dalam kelekatannya.

Jika Aristoteles melihat manusia sebagai binatang yang politis (Political

Animal), Althusser menerobos ke dalam dimensi mentalnya (beyond): manusia

merupakan binatang ideologis (Man is an ideological animal by nature). Ideologi

menjadikan individu sebagai subjek. Di dalam alam bawah sadar ideologi bersarang.

Bagi Freud, alam bawah sadar merupakan sangkar keabadian, maka demikian pula

ideologi dalam bacaan Althusser: abadi, tanpa awalan-tanpa akhiran! Bahkan manusia

telah menjadi subjek sejak sebelum ia dilahirkan. Proses interpelasi merupakan

istilah yang dipakai Althusser untuk menggambarkan bagaimana manusia menerima

panggilan (ideologis)-nya; menjadikan dirinya subjek. Ideologi, sebagai representasi

mental atas relasi seseorang dengan kondisi nyata (kehidupan), memiliki sifat

spesifik: memberi ruang bagi tiap-tiap individu unik, atas nama dirinya sendiri

(specifically addressed). Dalam kerangka pemikiran Althusser, proses interpelasi

harus ditempatkan dalam konteks operasi ISA (Ideological State Apparatus); di dalam

struktur, pada dimensi reproduksi ideologi. Bagi Althusser, ideologi merupakan

penggambaran ulang atas relasi imajiner antara seseorang dengan kondisi hidup

mereka yang sesungguhnya.

�35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: TESIS - USD Repository

Analisis Wacana

Menurut Norman Fairclough dalam tafsirnya atas Foucault, praktik analisis

wacana adalah sebuah usaha untuk membongkar dan menganalisis suatu pernyataan.

Dalam penelitian ini, yang kelak akan dianalisis adalah pernyataan yang dikeluarkan

Amerika Serikat sebagai patron Jepang dalam konteks wacana "Atoms for

Peace" (pada awal pengenalan kembali "atom" ke dalam kehidupan Jepang, kali ini

dengan wajah baru), maupun respon dan sejumlah pernyataan dari elit politik dan

pemerintah Jepang yang mendukung pengembangan teknologi nuklir nantinya---

sebagai sumber pembangkit listrik.

Suatu pernyataan dibangun dari serangkaian aturan main (rules of formation).

Serangkaian peraturan tersebut dirumuskan sebagai: (1) tatanan yang membentuk

'objek' (formation of 'objects'), (2) tatanan yang membentuk suatu modalitas

penuturan (enunciative modalities) dan posisi subjek terhadap wacana (subject

positions), (3) tatanan yang membentuk konsep (formation of 'concepts'), serta (4)

tatanan yang membentuk strategi (formation of 'strategies) [Foucault 1972: 31-9,

dalam Fairclough 1992:40]. Menurut Fairclough, segenap tatanan/peraturan

pembentuk ini dibangun dari serangkaian kombinasi atas elemen-elemen diskursif

dan non-diskursif, di mana dalam proses artikulasinya menjadikan suatu wacana

sebagai praktik sosial (discursive practice).

�36

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: TESIS - USD Repository

Wacana memiliki kaitan yang aktif dan erat dengan realitas, di mana bahasa

menandainya melalui serangkaian makna yang terbangun (Fairclough 1992, 41-42).

Bahasa membangun suatu realitas tertentu; ia membentuk objek yang menanggung

ide tertentu. Fairclough menggunakan skema konsepsi tiga-dimensional, yang

mendasari proses pembangunan suatu wacana (Fairclough 1992, 72-73), yang

meliputi: (1) Teks (linguistik), realitas bahasa ini bisa diselidiki pada tataran

gramatikal, (2) Praktik diskursif (produksi, distribusi, konsumsi), yang menyelidiki

siapa dan dengan cara bagaimana sebuah ide dituturkan, serta (3) Praktik Sosial,

yang bisa diselidiki dengan menengok kepentingan-kepentingan tersembunyi dari

balik pembahasaan suatu ide tertentu.

Grafik 1. Skema Konsepsi Tiga-Dimensional Fairclough Sebagai Dasar Proses Pembangunan Wacana. (Sumber: Fairclough, Norman. 1992. "Discourse and Social Change". Polity Press & Blackwell Publishing Ltd. Cambridge & Malden, hal. 73).

�37

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: TESIS - USD Repository

Antara Politics dan The Political

Mouffe memisahkan pengertian politics dan the political, yang dalam tulisan

ini tetap dipertahankan dalam istilah asingnya dengan cetak miring, untuk

mengurangi potensi pergeseran makna yang terlalu jauh. Dalam kaca mata Mouffe,

politics mengacu pada beragam organ, elemen, bentuk dan aspek politik secara

konvensional); sementara 'the politics' mengacu pada pertanyaan seputar bagaimana

masyarakat terinstitusikan . Mouffe berpandangan bahwa "the political" merupakan 16

ruang bagi kekuasaan, konflik, dan antagonisme. Mouffe menjelaskan perbedaannya

dengan lebih rinci demikian (Mouffe, 2005: 8-9):

"More precisely this is how I distinguish between 'the political' and 'politics': by 'the political' I mean the dimension of antagonism which I take to be constitutive of human societies, while by 'politics' I mean the set of practices and institutions through which an order is created, organizing human coexistence in the context of conflictuality provided by the political."

Dalam bahasa lain, yang dimaksud Mouffe dengan the political adalah ruang

di mana antagonisme menjadi bagian dalam lingkup masyarakat. Sementara itu,

politics punya artian sebagai serangkaian praktik dan institusi di mana tatanan

diciptakan, manusia diorganisir untuk bisa hidup berdampingan belaka. Pemikiran

Mouffe ini secara komplementer sejalan dengan gagasan Rancière, yang menjelaskan

bahwa istilah politik sesungguhnya menanggung makna ganda, yaitu politik sebagai

Gagasan ini dikembangkan Mouffe, merujuk pada Heidegger yang memaknai "politics" dalam dua tataran: 16

politics dalam artian ontic dan the politics dalam makna ontologisnya.

�38

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: TESIS - USD Repository

suatu kekuatan yang mengatur masyarakat (politics as police), dan pada saat yang

bersamaan bisa dimaknai sebagai kekuatan masyarakat/subjektifitas agen-agen dalam

melakukan pertentangan terhadap tatanan masyarakat yang mengatur ('political

subjectivization'). Antagonisme (dalam konteks the political) ini diaktivasi oleh

subjek-subjek yang hadir dan menuntut peran di ruang public (public sphere), berdiri

berhadapan dengan tatanan politik kaku, yang melulu merujuk pada hal-hal yang

sifatnya administratif, pada institusionalisasi politik yang memelihara stabilitas

belaka (politics as police). 17

Disensus

Menurut Jacques Rancière dalam The Thinking of Dissensus: Politics and

Aesthetics (2011), pada tataran pemikiran yang paling abstrak, disensus bisa diartikan

sebagai: suatu perbedaan dalam persamaan, dan persamaan dalam perbedaan.

Perbedaan-persamaan yang dimaksudnya ini bergumul dalam konteks politik. Politik

terjadi karena ada kepentingan yang saling berbeda dan terpecah-pecah dalam

komunitas/relasi sosial antara manusia satu dan lain. Politik berpijak pada

kemampuan manusia dalam mengungkapkan sesuatu dan berdiskusi. Rancière

memberi penekanan bahwa, kapasitas (politik) manusia---khususnya pada

lihat tulisan Robert Porter yang berjudul "Distribution of the Sensible" (2007), sebagai resensinya atas karya 17

Jacques Rancière "The Future of the Image" (diterjemahkan oleh Gregory Elliott, Verso, 2007)

�39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: TESIS - USD Repository

kemampuan menyuarakan sesuatu---pada dasarnya sudah terpisah dan berbeda sejak

awal. 18

Bagi Rancière (2011:1-17), politik terjadi karena adanya perbedaan

kemampuan bersuara. Disensus politik bukanlah suatu diskusi yang terjadi antara

orang yang berbicara dengan orang lain yang bisa saja mengkonfrontasi kepentingan

dan nilai-nilai yang terbicarakan. Namun lebih kompleks dari itu, disensus politik

merupakan suatu konflik yang terjadi antara mereka yang mampu berbicara dan

menyuarakan, dengan mereka yang tak mampu berbicara dan menyuarakan; tentang

apa yang harus didengarkan sebagai suara penderitaan, dan mana yang harus

didengarkan sebagai suatu argumen atas keadilan.

Dalam konteks kesunyian pembicaraan dalam realitas hidup bersama radiasi

nuklir di Jepang, konsep disensus bisa menjadi bingkai untuk mendeteksi

ketimpangan-ketimpangan kapasitas pada unit-unit politik dalam kemampuannya

berbicara dan menyuarakan sesuatu, termasuk pula menilik pembicaraan dan

bagaimana sesuatu dibicarakan.

Gagasan ini merupakan respons sekaligus negasi Rancière atas pemikiran dasar Aristotelian yang mendefinisikan 18

political animal sebagai speaking animal, di mana Aristoteles berangkat dari kapasitas satwa untuk bisa bersuara: mengekspresikan kenikmatan dan kesakitan.

�40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: TESIS - USD Repository

H. Metode Penelitian

1. Pengumpulan Data

Penelitian ini bersifat post-factum, di mana data awal telah terkumpul sebelum

proposal penelitian ini terselesaikan. Data tersebut telah dikumpulkan dengan asumsi

awal untuk dikembangkan sebagai proyek penelitian akademik yang ditawarkan di

sini. Pada tahapan analisis data, penulis akan menggunakan beberapa kombinasi

metode berupa analisis wacana, yang kemudian dilengkapi dengan pemaparan secara

etnografis. Penelitian ini tentu tidak bisa tidak akan membawa subjektifitas penulis,

serta orientasi ideologis dalam disiplin Kajian Budaya yang dihidupi penulis.

Pengumpulan data dilakukan melalui tiga cara, antara lain:

(a) sejumlah arsip / dokumen resmi yang dirilis pemerintah Jepang, baik itu

dalam bentuk teks yang tersimpan secara online maupun fisik, serta

sejumlah dokumen visual dan audio-visual terkait.

Dari dokumen ini, peneliti melakukan serangkaian analisis wacana, untuk

bisa melacak relasi kuasa, maupun proses pewacanaan yang

diselenggarakan pemerintah terkait tragedi nuklir.

(b) Penulis telah melakukan in-depth interview kepada sejumlah informan.

Wawancara mendalam ini terekam melalui tulisan, dan atau audio / video.

(c) Penulis telah melakukan focus group discussion bersama beberapa

informan untuk menggali informasi secara kolektif.

�41

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: TESIS - USD Repository

(d) Penulis telah dan akan mengembangkan pengumpulan dokumentasi

bentuk-bentuk memorialisasi yang berhubungan dengan perawatan

maupun penghindaran atas ingatan tentang bencana nuklir, baik yang

bersifat artefak (material), teks, maupun ritual.

Dalam proses pengumpulan data penulis dibantu oleh beberapa asisten yang bertugas

sebagai penerjemah dwi-bahasa: Inggris-Jepang dan sebaliknya.

2. Proyek Seni sebagai Moda Pengumpulan Data

Seperti yang telah dijelaskan dalam bagian latar belakang, penulis telah

melakukan pengumpulan data melalui proyek seni yang dilakukan di Jepang pada

tahun 2015 silam. Dalam proyek yang berjudul I Forgot What I Remember tersebut

penulis telah melakukan serangkaian pengumpulan narasi atas ingatan-ingatan yang

tabu untuk dibicarakan di ruang publik dengan metode sebagai berikut:

• Penulis membuat undangan terbuka yang mengajak orang untuk membagikan

narasi-narasi, maupun pertanyaan-pertanyaan rahasia yang tak bisa

dibicarakan dalam masyarakat Jepang secara blak-blak-an. Undangan terbuka

ini ditransmisikan selama 14 hari pada Agustus-September 2015

menggunakan ragam media berupa surat kabar, pamflet selebaran, dan sosial

media institusial berbahasa Jepang (Arcus Project). Dalam undangan ini,

penulis mengajak warga untuk membagikan ingatan melalui media-media

�42

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: TESIS - USD Repository

tertentu (akan dijabarkan pada poin berikutnya). Dengan pertimbangan etis,

dalam undangan ini penulis tidak membingkai secara lugas dan khusus pada

peristiwa Hiroshima-Nagasaki-Fukushima. Alih-alih menggunakan bahasa

verbal, penulis menggunakan pendekatan visual untuk menggiring arah narasi

calon informan dengan cara menggunakan gambar-gambar tangan penulis

yang berhubungan dengan tragedi nuklir, misalnya:

(1) kantong plastik hitam penyimpan limbah radioaktif di Jepang.

Penggambaran ini terasosiasi dengan bencana nuklir paling aktual di

Jepang.

(2) gambar bakekujira, mahluk mitologis para pelaut Jepang yang

berfungsi sebagai memento mori para nelayan. Penggambaran figur ini

diasosiasikan penulis dengan Little boy (bom atom yang jatuh di

Hiroshima) melalui struktur bentuknya

(3) gambar kappa, mahluk mitologis yang populer hidup di sungai-

sungai Jepang. Penggambaran figur ini diasosiasikan dengan Fatman

(bom atom yang jatuh di Nagasaki).

�43

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: TESIS - USD Repository

Gambar 1. Ragam kartu pos yang digunakan sebagai undangan terbuka bagi publik untuk berbagi kisah dalam penelitian ini. (Dok. Pribadi)

Catatan: Metode pembingkaian dan penggiringan narasi dengan gambar

yang cenderung tidak verbal dan indirect semacam ini dimaksudkan untuk

menstimulasi asosiasi bebas dari para calon informan. Kekurangan dari

pendekatan ini adalah kemungkinan multi-interpretasi yang berpotensi

memperlebar fokus narasi yang dibagikan infroman. Namun perlu

digarisbawahi bahwa tingkat kesuksesan metode ini bersifat kualitatif,

yaitu pada kualitas dan tingkat kedalaman narasi yang diperoleh, bukan

dari jumlah narasi yang didapat.

• Dikarenakan pertimbangan etis, juga pada banyaknya informan yang tidak

merasa nyaman untuk menggunakan identitas asli, maka penulis menyediakan

fasilitas pseudonym dan anonym bagi informan untuk bisa membagikan kisah-

kisah tersebut.

• Media yang ditawarkan untuk bisa digunakan informan untuk berbagi cerita

adalah:

�44

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: TESIS - USD Repository

o surat, kartu pos, foto yang bisa dikirim dengan alamat studio/kantor

penulis.

o in-depth-interview, wawancara dengan rekaman video, wawancara

dengan rekaman audio, wawancara dengan rekaman tulis yang bisa

dilakukan di studio/kantor penulis, maupun dengan pembuatan janji

untuk bisa dilangsungkan di kediaman informan.

o Yang dimaksud studio/kantor penulis selama proses pengumpulan

data-data tersebut adalah Lost and Found and Lost and What

Department, yaitu sebuah institusi rekaan yang merupakan karya seni

yang dibuat penulis dalam rangka mengumpulkan data, sekaligus

ruang bertemu bagi para informan. Lost and Found and Lost and What

Department menyajikan fasilitas Karaoke, yang bertujuan membuat

informan nyaman dalam berbagi cerita. Lost and Found and Lost and

What Department mengambil tempat fisik di sebuah bangunan bekas

sekolah dasar yang dijadikan sebagai fasilitas publik, sekaligus berada

tepat di sebelah ruang kantor ARCUS Project.

• Untuk membingkai proses aktivitas mengingat di Lost and Found and Lost

and What Department, seturut dengan rujukan teoritis tentang mengingat dan

melupa sebagai institusi sosial, penulis menampilkan di dinding; segenap

gambar-gambar, data-data, artefak, dan cerita-cerita tentang bencana nuklir

�45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: TESIS - USD Repository

Hiroshima-Nagasaki-Fukushima sebagai bingkai aktivitas penyeleksian

ingatan.

• Segenap data yang terkumpul dan dianonimkan kemudian dipajang di dinding

ruangan Lost and Found and Lost and What Department supaya bisa dibaca

dan menstimulus informan lain untuk membagikan data dengan lebih lepas.

• Dalam proses pengumpulan data, penulis dibantu oleh seorang interpreter dari

ARCUS Project, yang bertugas menterjemahkan baik tulisan maupun lisan

dari dua bahasa: Inggris-Jepang dan sebaliknya.

3. Etnografi

Penelitian ini bersifat etnografis, bergerak menyusupi 'ruang antara' dengan

menelusuri suara-suara subjek dalam beragam dilema pewacanaan nuklir. Data yang

terkumpul dalam penelitian ini diolah dan diinterpretasi oleh penulis dengan

pendekatan hermeneutik, yang berkomitmen untuk melihat beragam realitas

(polivocality) dan sisi pengalaman hidup warga Jepang (lived experience) dengan

sudut pandang mereka sendiri---pada tegangannya dengan wacana nuklir negara

dalam konteks politik, sosial, dan sejarah yang melingkupinya.

Validitas dialogis digunakan dalam penelitian etnografis ini, di mana beragam

ingatan dan sudut pandang subjek-subjek dikedepankan. Pada saat bersamaan,

peneliti tetap menyadari adanya latar belakang, bangunan keilmuan dan paradigma

�46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: TESIS - USD Repository

sebagai prakondisi yang telah membentuk peneliti dalam membingkai dan

menyajikan penelitian ini (termasuk ketika melakukan pengamatan dan keterlibatan

selama menjadi bagian dari komunitas warga di Moriya, Ibaraki). Dalam upaya

membedah sejarah pewacanaan nuklir di Jepang, peneliti menggunakan validitas

dekonstruktif. Validitas dekonstruktif dengan pendekatan historisitas genealogis yang

dikembangkan Foucault digunakan oleh peneliti khusunya untuk mengolah data dan

menjawab pertanyaan penelitian pertama dan kedua. Hal ini ditempuh dalam rangka

melacak dan melihat dengan kritis rezim kebenaran yang bernaung dalam ideologi

nuklir Jepang, termasuk agenda politik yang membungkusnya dalam perjalanan

sejarah. Secara komplementer, validitas kontekstual digunakan untuk membingkai

analisis tentang pewacanaan nuklir di Jepang. Peneliti menelusuri proses pewacanaan

nuklir dan agenda liberalisme ekonomi di Jepang dalam tautannya dengan konstelasi

relasi kekuasaan global pada konteks Paska Perang Dunia II (PD II). Proses

pewacanaan nuklir di Jepang diperiksa dan ditempatkan dalam irisannya dengan

konteks rivalitas ideologi dan kepentingan atas penguasaan teknologi nuklir global

pada periode Perang Dingin oleh kekuatan-kekuatan besar pemenang PD II.

Serangkaian strategi dalam metodologi pada penelitian etnografis ini dibangun

sebagai upaya menyuguhkan relativitas atas realitas dan pengalaman hidup subjek.

(Saukko, 2003: 19-20 & 55-56)

�47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: TESIS - USD Repository

4. Keterbatasan Metodologi

Karena terpaut jarak geografis yang jauh, serta kecil kemungkinan bagi penulis

untuk bisa kembali ke Jepang dalam rangka pengembangan pengumpulan data

lapangan, maka penulis melengkapi data dengan cara sebagai berikut:

1) Korespondensi melalui surat elektronik, sosial-media, atau video call.

2) Pengumpulan data yang tersedia dalam jaringan internet

I. Sistematika Penulisan

BAB 1 tesis diperangkati dengan sejumlah deskripsi berupa latar belakang

penelitian, dan pembeberan atas peristiwa meledaknya reaktor Fukushima Daiichi.

Aspek yang ditekankan terutama pada dampak ekologis yang kemudian menghantui

masyarakat, serta bagaimana pemerintah Jepang dan masyarakat bersikap atasnya.

Tinjauan pustaka dengan pendekatan sosial-politik dan historis diraba dalam

kepentingan membangun konteks peristiwa, juga untuk mempersiapkan landasan

perspektif tentang hubungan kekuasaan yang diurai pada bab selanjutnya. Bab 1 yang

diberi judul sebagai Pendahuluan ini berisi: (1) Latar Belakang, (2) Tema, (3)

Rumusan Masalah, (4) Tujuan Penelitian, (5) Manfaat Penelitian, (6) Kajian Pustaka,

(7) Kerangka Teoritis, (8) Metode Penelitian, (9) Sistematika Penulisan.

�48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: TESIS - USD Repository

Pada BAB 2, penulis memasuki dimensi yang lebih detail tentang peristiwa

meledaknya reaktor Fukushima Daiichi, dengan mengumpulkan beragam sumber

media yang mencatat peristiwa tersebut. Bagaimana peristiwa ini diceritakan dalam

versi resmi oleh pemerintah Jepang, dan bagaimana cara penceritaan tersebut

memiliki keterkaitan dengan kepentingan ekonomi-politik yang berlapis, dalam

konteks perencanaan strategis Jepang pada saat itu. Bersamaan dengan itu penulis

juga mengumpulkan dokumen-dokumen, representasi artefak, ritual, atau teks yang

bisa ditemukan di internet tentang bagaimana masyarakat menceritakan kembali

peristiwa tersebut dari kacamata warga. Penulis juga menginventarisir dan membuat

kategori dari data yang telah ditemukan di lapangan bersamaan dengan temuan dari

internet.

Pada BAB 3, penulis melakukan pembahasan yang dibangun dari pokok-

pokok penting sebagai berikut:

(1) Pokok pertama, Keniscayaan untuk Teringat. pada bagian ini, penulis

memaparkan segenap pengalaman hidup sehari-hari bersama warga Jepang,

menelusuri lapisan kulit pada hal-hal yang bisa jadi "remeh-temeh" dan

cenderung tampak sebagai sebuah "kebiasaan". Pengalaman keseharian ini

merupakan data-data yang penting untuk membuka jalan pada penelusuran

kepada lapisan yang lebih dalam, pada ingatan-ingatan yang akan ditelusuri

selanjutnya. Secara simultan, dalam seberangannya, pada bagian ini penulis

�49

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: TESIS - USD Repository

juga menjelajahi bagaimana kekuasaan dominan mengingat; bagaimana

negara atau para pemilik kepentingan menunjukkan “kegelisahannya” atas

bencana nuklir---atau pada hal lain yang justru mengalihkan dari

pembicaraan nuklir. Moda apa saja yang diorganisir dalam

merepresentasikan ingatan atau pelupaan atas bencana ini.

(2) Pokok kedua akan berfokus pada Dorongan untuk Mengingat-ingat (atau

Tidak Mengingat). Di bagian ini, penulis memberikan ruang bagi ingatan

warga. Penulis menggali informasi, melakukan pencatatan dan kemudian

menjahit data yang ditemui di lapangan. Penulis melengkapi temuan data di

lapangan dengan dua film dokumenter terkait pengalaman warga dengan

radiasi nuklir di Jepang, yaitu: “Alone in The Zone” (diproduksi oleh Vice

Japan, 2013) dan “Women of Fukushima” (disutradarai oleh Paul

Johannessen, 2012).

(3) Pokok ketiga, Mengingat dengan Cara yang Artistik. Bagian ini

menelusuri secara etnografis bagaimana warga bersiasat mengingat atau coba

bernegosiasi dengan trauma lewat “melupa”. Penulis melacak dan melakukan

pembacaan mendalam atas bentuk-bentuk upaya warga dalam mengingat/

melupa dari bahaya nuklir di tengah pewacanaan kekuasaan dominan/negara.

Data yang dikumpulkan banyak berupa narasi-narasi yang termanifestasi

�50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: TESIS - USD Repository

lewat artefak-artefak memorialisasi yang dibuat oleh warga; misalnya seperti

kartu pos, video, surat, atau time capsule.

Bab 4 berupa analisis lebih mendalam atas sejumlah data yang telah

terkumpul tersebut. Pada bagian ini pula, dengan melakukan pembacaan ulang atas

sejarah Jepang pada periode sebelum dan sesudah PD II dengan pendekatan ekonomi-

politik, penulis menelusuri hubungan kekuasaan yang bekerja dalam pewacanaan

nuklir di Jepang. Pada bab ini penulis juga melakukan analisis teks untuk

membongkar kuasa pengetahuan yang memayungi keputusan pemerintah Jepang atas

teknologi nuklir. Dalam paralelitasnya, di bagian ini penulis juga membaca agensi

dan laku para warga yang berseberangan dengan kehendak negara, khususnya pada

penyikapan atas topik nuklir dalam pewacanaan Jepang. Memorialisasi, termasuk aksi

para "warga yang menyimpang" sebagai "cara terakhir" mengelola ingatan---dan

keberpihakan pada hati nurani---dibaca dan ditempatkan dalam dimensi politik yang

estetis, pada antagonismenya dengan formalisme politik negara.

Bab 5 merupakan bagian penutup yang berisi kesimpulan. Pada bagian ini

penulis memberikan rangkuman dan jawaban atas pertanyaan penelitian yang

diajukan dalam rumusan masalah. Pada bagian terakhir ini, penulis menentukan pula

bagaimana "seni mengelola ingatan" sebagai suatu cara ungkap yang estetis dalam

konteks hidup bersama radiasi nuklir memiliki dimensi politisnya, terutama sebagai

sebuah disensus.

�51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: TESIS - USD Repository

BAB II

SETELAH KATASTROFE:

AMBISI NUKLIR DAMAI DAN MALAPETAKA LAINNYA

Bagian ini mengurai gambaran umum tentang Jepang, baik secara geografis

maupun politis, khususnya dalam konteks kesejarahan persinggungan Jepang dengan

pengembangan teknologi nuklir; baik untuk kepentingan militer (pada periode Perang

Dunia II), maupun sumber energi (paska Perang Dunia II). Sebagai pijakan dalam

mendapatkan gambaran besar tentang kebutuhan energi Jepang yang bertumpu pada

pemanfaatan teknologi nuklir, maka seluk beluk pengelolaan dan pemenuhan

kebutuhan listrik Jepang penting pula untuk ditelusuri pula pada bagian ini.

Dalam bab ini, penelusuran atas sejarah pengembangan teknologi nuklir di

Jepang ditempatkan dalam dua periode. Pertama, pada periode Perang Dunia II,

dimana pengembangan nuklir berada dalam konteks kontestasi persenjataan

pembunuh massal, yang berujung dalam penjatuhan bom di Hiroshima-Nagasaki

oleh Amerika Serikat (Blok Sekutu) [1945]. Kedua, pada periode paska perang, di

mana nuklir menjadi sumber pemasok energi utama yang mengiringi pertumbuhan

perekonomian di Jepang, yang pada akhirnya menggiring Jepang pada petaka

kebocoran radiasi dari peristiwa meledaknya reaktor PLTN Fukushima Daiichi akibat

gempa Tohoku (2011).

�52

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: TESIS - USD Repository

A. Tinjauan Umum

Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang berada di daerah Asia

Timur. Negara ini terdiri dari 6852 pulau kecil dan besar, dengan area total

378.000km2. Jepang memiliki 4 pulau utama antara lain: Honshu, Hokkaido,

Shikoku, dan Kyushu. 70 persen dataran Jepang terdiri dari hutan dan sungai, serta

30% dari total area yang tidak bisa ditinggali. Per Juli 2013, total populasi Jepang

mencapai 127 juta jiwa. Jepang memiliki 3 musim dengan temperatur bisa mencapai

27.4 derajat Celcius di bulan Agustus (untuk daerah Tokyo), dan 6.1 derajat Celcius

pada bulan Januari (1981-2010). Konsumsi listrik di Jepang berada pada puncaknya

pada periode Juli-September, lalu disusul bulan Desember-Januari. Pada bulan

Oktober, konsumsi listrik Jepang pada titik terendah, yaitu sebesar 60% saja.

(Hatamura, Abe, Fuchigami, Kasahara, Iino, 2015: 1).

Pada 11 Maret 2011, sebuah serial gempa dan tsunami menyerang area

Tohoku di Jepang. Akibat berantai dari bencana ini adalah meledaknya reaktor nuklir

Fukushima Daiichi. Sebagai perbandingan, kecelakaan Chernobyl (1986) berada

pada level 7 dengan terjadinya kerusakan reaktor tunggal, sedangkan pada kecelakaan

nuklir Fukushima telah merusak 3 reaktor secara bersamaan. Peristiwa ini berbuntut

pada kebocoran radiasi dan evakuasi masif pada sejumlah kota. Pembersihan/

dekontaminasi maupun pengelolaan limbah terus dilakukan sampai hari ini dan

menemui banyak kendala di lapangan, serta memakan dana yang luar biasa.

�53

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: TESIS - USD Repository

Pada bagian ini, penulis akan membahas sejarah perkembangan nuklir di

Jepang sejak jaman Perang Dunia ke-2, serta tragedi nuklir dahsyat yang pernah

terjadi dalam konteks perang—di mana peristiwa ini menyisakan trauma kolektif dan

membawa perubahan sejarah besar bagi Jepang. Penulis juga memaparkan lika-liku

kebutuhan energi di Jepang, serta keberadaan PLTN sebagai respon atas “Atoms for

Peace” dan ketiadaan sumber energi fosil di Jepang untuk mencukupi kebutuhan

industri. Pada bagian akhir bab ini penulis memaparkan ikhtisar tentang bencana

gempa bumi dahsyat Tohoku serta meledaknya reaktor Fukushima berikut dampak

sosial dan ekologis yang menyertainya.

B. Menilik Sejarah Pengembangan Teknologi Nuklir di Jepang

1. Nuklir dan Pengembangan Teknologi Senjata Pemusnah Massal

Jerman- Jepang-Amerika Serikat dalam Perang Dunia II

Pada tahun 1940, tepatnya setelah mengklaim diri untuk bergabung

dalam Perang Dunia II, pemerintah Amerika Serikat (AS)

menggelontorkan dana besar untuk mengembangkan sebuah proyek

persenjataan nuklir di bawah tanggungjawab Office of Scientific Research

and Development and the War Department. Sekelompok ilmuan Amerika

Serikat yang sebagian besar merupakan pengungsi dari rezim fasis di

Eropa, mulai menggelisahkan serangkaian penelitian senjata nuklir yang

�54

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: TESIS - USD Repository

sedang dikembangkan NAZI di Jerman pada masa itu. Proyek yang

dirahasiakan ini dinamai The Manhattan Project.

Menurut catatan The Manhattan Project: Making the Atomic Bomb

yang dirilis United States Department of Energy (edisi 1999),

pengembangan penelitian ini salah satunya dipicu oleh surat dari Albert

Einstein pada Agustus 1939. Einstein menulis pada Presiden AS kala itu,

F.D. Roosevelt, tentang penelitiannya yang menemukan adanya reaksi

berantai pada pemanfaatan uranium yang memungkinkan menghasilkan

tenaga dahsyat, yang bisa dikembangkan untuk menjadi bom dengan

kekuatan luar biasa ekstrim. 19

Einstein meyakini bahwa pemerintah Jerman sedang mengembangkan

penelitian tentang hal tersebut, dan ia menyarankan supaya pemerintah AS

mengembangkan penelitian serupa. Einstein kala itu dibantu Leo Szilard,

salah satu fisikawan Hungaria yang mengungsi dari kepungan fasis NAZI

di Eropa. Szilard kemudian menjadi salah satu agen yang paling vokal

dalam melakukan advokasi atas pengembangan program bom atom. (US

Departement of Energy, 1999: iv)

Sejumlah ilmuwan dalam proyek rahasia The Manhattan Project

memproduksi material kunci untuk memisahkan nuklir dari senyawa

Lihat: Surat Einstein yang dicetak ulang dalam Vincent C. Jones, Mahattan: The Army and The Atomic Bomb 19

(Washington, D.C.: U.S. Government Printing Office, 1985), 609-10

�55

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: TESIS - USD Repository

uranium-235 dan plutonium (Pu-239). Mereka kemudian mengirimkannya

ke Los Alamos, New Mexico, di mana sebuah tim di bawah J. Robert

Oppenheimer bekerja untuk mengolah material ini menjadi bom atom.

Upaya ini dinyatakan lulus uji coba bom plutonium, di suatu pagi pada 16

Juli 1945 area test Trinity di Alamogordo, New Mexico. 20

Amerika Serikat saat itu sesungguhnya tengah berpacu dengan NAZI

—yang juga menjadi Jepang—dalam Perang Dunia II. The Manhattan

Project memang merencanakan untuk menyelesaikan penelitian atom ini

pada awal tahun 1945, setelah pada pertengahan 1943 mereka

memprediksi bahwa rangkaian penelitian pemisahan inti atom yang telah

dimulai Jerman sejak 1939 akan selesai pada sekitar November - Januari.

Pada pertengahan 1943, Jerman telah tampak kian melemah dan kian

depresif dalam menghadapi perang. Hal inilah yang justru makin

menggelisahkan sejumlah ilmuan atas kemungkinan-kemungkinan yang

luar biasa tak terduga yang bisa terjadi setelahnya. Hal ini tampak dalam

memorandum 21 Agustus yang ditulis Hans Bethe & Edward Teller

kepada Oppenheimer (Rhodes, 2012: 511-512):

“Recent reports both through the newspapers and through secret service, have given indications that the Germans may be in possession of a powerful new weapon which is expected to be ready between November and January. There seems to be a

http://www.history.com/topics/world-war-ii/bombing-of-hiroshima-and-nagasaki [diakses 10 Desember 2016]20

�56

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: TESIS - USD Repository

considerable probability that this new weapon is tubealloy [i.e., uranium]. It is not necessary to describe the probable consequences which would result if this proves to be the case.

It is possible that Germans will have, by the end of this year, enough material accumulated to make a large number of gadgets which they will release at the same time on England, Russia, and this country. In this case there would be little hope for any counter-action. However it is also possible that they will have a production, let us say, of two gadgets a month. This would place particularly Britain in an extremely serious position but there would be hope for counter-action from our side before the war is lost, provided our own tubealloy program is drastically accelerated in the new few weeks.”

Sementara itu secara diam-diam, Jepang sendiri pun sebenarnya

tengah mengembangkan penelitian tentang nuklir sebagai senjata

pemusnah massal. Hal ini diawali oleh Yoshio Nishina, yang mempelajari

teori relativitas Dirac tentang elektron bersama Oskar Klein. Yoshio

Nishina merupakan fisikawan pionir Jepang yang mempelajari dan

melakukan eksperimen fisika nuklir semasa perang. Ia melakukan

penelitian panjang di Eropa, dan kemudian kembali ke Riken (Rikagaku

Kenkyûjo—Institut Penelitian Fisika dan Kimia) pada Desember 1928.

Nishina memulai studinya dan eksperimennya di Cavendish Laboratory di

bawah Ernerst Rutherford pada 1921, kemudian pada 1923 belajar di Niels

Bohr Institute di Kopenhagen. Ceramah sistematis pertama tentang

kuantum mekanik diperkenalkan secara berkala oleh Nishina dalam serial

pengajarannya di Kyoto Imperial University. Kelas tersebut dihadiri

�57

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: TESIS - USD Repository

Hideki Yukawa dan Shinichiro Tomonaga, yang kelak akan memenangkan

Penghargaan Nobel dalam bidang Fisika. Nishina membuka

laboratoriumnya sendiri di Riken pada 1931, dan memulai penelitian

tentang fisika nuklir dan cosmic rays. (Walter E. Grunden, Secret Weapons

and World War Two: Japan in the Shadow of Big Science dalam Lawrence,

Kans. 2005; dalam Grunden, Walker, Yamazaki, 2005: 110).

Selain Riken, Jepang memiliki dua pusat penelitian nuklir penting lain

yang bertempat di Kyoto dan Osaka. Pada tahun 1934, angkatan laut

jepang telah mendanai sebuah studi tentang nuklir yang berangkat dari

eksperimen seorang fisikawan Italia, Enrico Fermi, untuk membuat

“senjata super”. Hasil studi tersebut negatif. Meski kelompok militer

penasaran dengan potensi dari energi nuklir, Jepang sendiri tidak

menempatkan studi nuklir dalam prioritas mereka. Hal tersebut secara

paradoks membuat penelitian nuklir di Jepang berjalan lamban, karena

sesungguhnya Jepang sendiri tidak merasakan ada nilai urgensi pada

penelitian ini.

Di suatu musim panas 1940, Letnan Jenderal Takeo Yusada, seorang

insinyur bidang kelistrikan, sekaligus direktur Army Aeronautics

Department’s Technical Research Institute dalam sebuah kesempatan

berjumpa dengan Yoshio Nishina dan beberapa kolega di sebuah kereta di

�58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: TESIS - USD Repository

Tokyo. Mereka bertiga mendiskusikan tentang riset pemisahan inti atom.

Nishina mengatakan bahwa ia bisa memulai sebuah riset eksperimen

untuk membuat senjata nuklir. Yasuda kemudian memerintahkan

bawahannya, Letnan Kolonel Tatsusaburo Suzuki untuk menginvestigasi

potensi pengembangan senjata yang dimaksud. Suzuki kemudian

mempersembahkan kepada Yasuda, 20 halaman laporan yang menyatakan

bahwa Jepang tidak memiliki deposit uranium yang dibutuhkan untuk

memproduksi bom atom. (Grunden, Walker, Yamazaki, 2005: 115-116).

Pada saat-saat akhir Perang Pasifik dalam serial PD II, barulah Jepang

mulai merasa butuh dan bergegas untuk mengembangkan penelitian nuklir

dengan lebih serius demi kepentingan perang. Namun laboratorium di

bawah penanganan militer tidak mampu bekerja dengan sempurna, karena

militer telah gagal melakukan modernisasi pada tahun 1930an. Militer

Jepang kemudian menyerahkan penelitian tersebut kepada Nishina. Hal ini

merupakan langkah yang revolusioner, karena jarang sekali sebelumnya

terjadi kerjasama antara ilmuan sipil dari universitas dengan militer. Pihak

militer tak menaruh kepercayaan kepada ilmuwan sipil, karena

kebanyakan dari mereka belajar dari Barat, dan mengusung ide-ide

progresif yang justru menolak imperialisme Jepang di Asia. Namun seperti

dijelaskan Grunden, terlepas dari ketidakpercayaan tersebut, fisikawan di

�59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: TESIS - USD Repository

Jepang mengembangkan risetnya terlepas dari ideologi rasial—jika

dibandingkan dengan fisikawan ras Arya yang bekerja di Jerman. (Gordin,

Grunden, Walker, Wang, 2002:35-65, dalam Grunden, Walker, Yamazaki,

2005 2005: 111).

Pada September 1943, militer Jepang kembali menggelontorkan dana

besar untuk riset nuklir yang dilakukan Nishina. Proyek ini dilakukan

dengan tingkat kerahasiaan tinggi. Namun kekurangan sumber utama

uranium menjadi kendala besar dalam riset tersebut. Pada Februari 1945,

tim yang dikembangkan Nishina mengira bahwa mereka telah siap untuk

melakukan pengembangan pada tahap akhir, hingga akhirnya melakukan

pengeboman pada area yang sangat dekat dengan laboratorium. Insiden

tersebut memporakporandakan seluruh proses dan temuan yang hampir

“selesai”. Peristiwa itu akhirnya mengacaukan seluruh jadwal dan

persiapan, serta meluluhlantakkan pengharapan pihak militer Jepang untuk

bisa membangun bom atom tepat waktu. Pada bulan Juni 1945, pihak

militer menghentikan proyek ini. (Grunden, Walker, Yamazaki, 2005:

120-121).

�60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: TESIS - USD Repository

2. Hiroshima, Nagasaki, dan Kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II

6 Agustus 1945, langit Hiroshima begitu cerah di bawah naungan

musim panas. Di suatu pagi pukul 8 lebih 16 menit, pesawat pengebom

B-29 yang dinamai Enola Gay menjatuhkan bom atom pertama di dunia,

di atas kota yang cukup sibuk tersebut. Bom yang dinamai Little Boy

tersebut meledak 43 detik setelah meninggalkan Enola Gay, 1900 kaki di

atas halaman Rumah Sakit Shima, melenceng dari target utamanya

(Jembatan Aioi), dengan kekuatan setara 12,500 ton TNT. (Rhodes, 2012:

711).

Little boy diterjunkan dengan parasut, ketika dua dari tiga

detonatornya telah diaktifkan. Target utama bom ini adalah Jembatan Aioi,

yang terletak tepat di tengah kota. Detonator ketiga aktif setelah parasut

mencapai ketinggian 1903 kaki di atas tanah. Bom yang langsung meledak

di kota ini membunuh lebih dari 70.000 jiwa, dengan cahaya kilat yang

membutakan serta panas yang mematikan; menjalar pesat ke seluruh kota.

Sersan George Caron, salah satu kru dari balik Enola Guy merekam

ingatan tersebut dari balik jendela pesawat. Dia melihat awan api raksasa,

dan kepulan asap yang menghunus langit dengan begitu lekas dari tanah

Hiroshima. Tumbuhlah ledakan itu dengan segera menjadi awan raksasa

berbentuk jamur, mengoyak cakrawala; dengan pusat yang penuh api,

�61

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: TESIS - USD Repository

yang tumbuh dan menyebar sejauh dua mil. Enola Gay yang kian terbang

menjauhi ledakan, saat itu telah berada di luar jangkauan bom. Caron

mendapati pesawat mereka pun tak ayal dilewati berkas cahaya yang

terang-benderang, menandai ledakan Little Boy. (Poolos, 2008: 95)

Rhodes memaparkan bahwa gelombang ledakan menjalar dengan

kecepatan yang dahsyat; menyebar ratusan yard dari titik ledakan utama /

ground zero, dengan kecepatan 2 mil per detik, dan melambat menuju

kecepatan suara, sekitar 1100 kaki per detik, dengan membawa serta awan

berisi asap dan debu.

Gambar 2. Suasana ledakan yang terjadi di Hiroshima dari jendela Matsushige. (Fotografer: Yoshito Matsushige, 6 Agustus 1945) �

�62

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: TESIS - USD Repository

Prosesi ledakan dahsyat tersebut melahirkan kebingungan sekaligus

menorehkan trauma yang luar-biasa. Perubahan alam, cuaca, dan

lingkungan yang terjadi dengan sangat sekejap memberikan shock luar

biasa yang tak pernah terduga dan dialami siapapun sebelumnya. Rhodes

mengutip Yoko Ota, seorang penulis yang ikut memberikan kesaksian

(2012: 717):

“I just could not understand why our surroundings had changed so greatly in one instant… I thought it might have been something which had nothing to do with the war, the collapse of the earth which it was said would take place at the end of the world.”

Berdasarkan penuturan saksi mata, ledakan ditandai dengan kilatan

cahaya yang membutakan, lalu disusul gemuruh yang memekakan telinga.

Menurut Hachiya seperti yang ditulis oleh Rhodes (2012: 717), langit

tampak seolah dilukis dengan tinta sumi tipis. Orang yang mengalami

ledakan di dalam kota menamainyua pika, atau kilatan, dan mereka yang

mengalaminya dalam jarak yang lebih jauh menamainya pika-don,

ledakan-kilat.

�63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: TESIS - USD Repository

#

Gambar 3. Sesaat setelah terjadinya ledakan yang terjadi di Hiroshima. (Fotografer: Yoshito Matsushige, 6 Agustus 1945)

Rhodes mengutip kesaksian dari seorang penyintas yang kala tragedi

itu berlangsung masih berada di kelas 4 SD. Ia mengutip gambaran

setelah terjadinya ledakan dahsyat: seketika segalanya menjadi gelap,

kemudian perlahan-lahan cahaya mulai hadir dan terang mulai datang,

namun yang tampak hanya awan-awan debu, dan setelah segalanya

tersibak, kota yang sebelumnya hidup dan berwarna telah menjadi

reruntuhan kelam. Semua terjadi dalam sekejap.

�64

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: TESIS - USD Repository

Gambar 4. Terluka dan tanpa rumah, seorang anak kecil dan seorang perempuan dibawa kepinggiran kota. (Sumber: LIFE Magazine 29 September 1952)

Keganasan bom atom yang meledak di Hiroshima coba digambarkan

pula Pater Klaus Luhmer, yang pagi itu sedang berdoa di taman biara

Jesuit di Hiroshima, yang berjarak sekitar 4 kilometer dari pusat

ledakan : 21

http://www.dw.com/id/kisah-saksi-bom-atom-hiroshima/a-5872851 [diakses 13 Desember 2016]21

�65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: TESIS - USD Repository

"Pukul 8.14 saya mendengar ada ledakan. Kemudian muncul sesuatu yang tidak saya pahami. Tampak sesuatu yang lebih silau daripada matahari. Seperti setengah bulatan. Insting saya mengatakan, bahwa yang meledak itu adalah bom perusak yang meledak di balik bukit.“

Saat itu Pater segera berlindung di ruangan bawah tanah untuk

menyelamatkan diri. Pada awalnya ia mengira bahwa itu adalah bom

perusak biasa. Sama seperti dirinya, warga Hiroshima tak mengetahui hal

yang tengah terjadi. Ketika Pater melihat kilauan itu, tiba-tiba muncul

gelombang yang amat panas. Ia mendapati bangunan-bangunan bergetar.

Puing-puing berhamburan, genteng dan kaca jatuh dan pecah. Segera

setelahnya, ia naik ke atas bukit. Langit yang terang menyajikan kota

Hiroshima yang terbakar. Lalu berangsur-angsur awan hitam tampak di

atas langit, dan menurunkan hujan yang hitam pula.

Yosaku Mikami, seorang anggota dari regu pemadam kebakaran,

saat peristiwa terjadi sedang berada dalam perjalanan pulang. Ia baru saja

menyelesaikan piketnya selama 24 jam penuh untuk menangani kasus-

kasus ledakan bom di kota. Begitu peristiwa ledakan itu terjadi, ia segera

bergegas kerja kembali. Poolos mengutip kesaksian Mikami yang saat itu

berusia 32 tahun (2008: 98), yang mengenang bahwa ketika bom meledak,

segera ia mencari korban yang berjatuhan. Ketika Mikami berusaha

�66

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: TESIS - USD Repository

membuka mata korban-korban yang terluka, banyak yang sesungguhnya

berhasil ditemukan masih hidup. Bersama tim penyelamat, ia berusaha

untuk membopong mereka, memindahkan ke atas truk pemadam

kebakaran. Namun baginya itu bukan perkara mudah, sebagian besar dari

korban mengalami luka bakar yang teramat parah. Kulit-kulit mereka telah

mengelupas.

Belum tuntas duka dan kengerian atas Hiroshima, tepat 3 hari

setelahnya (9 Agustus 1945), Jepang kembali diguncang bom yang

dijatuhkan Amerika Serikat. Pesawat AS yang bertolak dari pangkalan

Pulau Tinian, kali ini menyasar kota Nagasaki. Saat itu warga Nagasaki

masih belum begitu jelas atas peristiwa yang menimpa Hiroshima. Paul

Ham menulis bahwa surat kabar Nippon Times telah memberi peringatan

melalui headline, “Suatu Kemarahan Moral Melawan Kemanusiaan” dari

hadirnya “jenis bom baru”. Musuh berniat untuk membunuh dan melukai

sebanyak mungkin warga tak bersalah untuk mengakhiri perang dengan

segera. Amerika Serikat sendiri menurunkan selebaran yang

“mempermainkan” Haiku (jenis puisi tradisional Jepang). “Haiku”

Amerika Serikat yang penuh ejekan itu berbunyi: “In April Nagasaki was

all flowers. In August it will be flame showers.” Amerika Serikat juga

�67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: TESIS - USD Repository

menjatuhkan selebaran dari udara di beberapa kota di Jepang, sehari

sebelum mereka menjatuhkan bom, yang bunyinya (2014:359-360):

“ATTENTION JAPANESE PEOPLE – EVACUATE YOUR CITIES Because your military leaders have rejected the thirteen-part surrender declaration, two momentous events have occurred in the last few days. The Soviet Union…has declared war on your nation. Thus all powerful countries in the world are now at war against you…”

Sebelum pengeboman terjadi, Laurence, satu-satunya jurnalis yang

hadir sempat menorehkan catatan yang akan mengawali pembantaian

bersejarah—yang akhirnya kelak akan mengakhiri Perang Dunia II yang

bersejarah (Ham, 2014:363). Berikut terjemahan bebas dari tulisannya:

“Di balik pegunungan dan awan putih yang membentang dalam sejauh pandang, di sanalah Jepang, tanah musuh kami. Tak lebih dari empat jam dari sekarang, kota-kota yang telah menciptakan senjata untuk melawan kami, akan tersapu dari peta, oleh senjata termutakhir yang dibuat tangan manusia. Dalam sekejap, angin akan berpusar dari langit, dan melenyapkan puluhan ribu manusia. Tidakkah ada mereka merasakan kasihan, demi iblis-iblis, atas kemusnahan yang segera di depan mata? Tentulah tidak, ketika kita teringat pada Pearl Harbor atau pawai kematian Bataan.”

Pesawat B-29 yang dinamai ‘Bockscar’ mengarungi langit menuju

Nagasaki dengan mengusung bom yang dijuluki ‘Fatman’. Jika Little Boy

yang membakar habis Hiroshima merupakan reaksi dari uranium, maka

Fatman yang saat itu sedang menjemput nasib Nagasaki telah diperangkati

dengan 64 detonator, yang siap menggerakan plutonium menjadi belahan

�68

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: TESIS - USD Repository

massa yang kritis dan begitu membahayakan. Fatman berbobot sekitar

10,000 lbs dengan panjang 10 kaki 8 inci. Ledakan dari bom ini bisa setara

20.000 ton peledak tingkat tinggi.

Hari itu langit Nagasaki berawan. Hal itu menyulitkan pilot pesawat

untuk mendapat citra visual yang akurat. Saat itu pilot diperintahkan

untuk menggunakan pandangan langsung alih-alih radar. Cuaca yang tak

bersahabat pada pilot akhirnya memaksa mereka menembus awan, dan

menargetkan kejatuhan bom di sebuah lintasan lari dari ketinggian 28.900

kaki.

Fatman merupakan bom yang sangat efektif. Ia memiliki ledakan lebih

besar ketimbang Little Boy. Namun pada kenyataannya, dampak ledakan

dari bom ini tak sebesar yang terjadi di Hiroshima. Nagasaki mengalami

dampak lebih kecil dibanding Hiroshima karena topografi kota itu. Area

seluas 2,3 mil x 1,9 mil hancur, namun bagian sisanya terselamatkan dari

ledakan. Api yang menjalar juga terhalang dari sejumlah aliran air yang

tersebar di Nagasaki.

�69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: TESIS - USD Repository

# Gambar 5. Fatman yang meluluhlantakkan sebagian besar Nagasaki. (Sumber: www.historynet.com ) 22

Warga Nagasaki sebelumnya telah sadar jika mereka ditargetkan,

sehingga mereka memiliki kesiapan lebih dalam menghadapi serangan

udara. Nagasaki telah diperangkati sirene yang menjadi tanda bagi warga

untuk segera mengevakuasi diri. Mereka memiliki banyak shelter

perlindungan dari bom. Jika saja mereka lebih waspada dengan suara

sirene yang meraung menandai adanya serangan udara, mungkin akan

lebih banyak lagi jumlah orang yang selamat. Bukit-bukit yang

mengelilingi kota menjadi tempat persembunyian yang efektif. 23

http://www.historynet.com/michie-hattori-eyewitness-to-the-nagasaki-atomic-bomb-blast.htm 22

[diakses 16 Desember 2016]

http://www.historylearningsite.co.uk/world-war-two/the-pacific-war-1941-to-1945/the-bombing-of-nagasaki/ 23

[diakses 12 Desember 2016]

�70

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: TESIS - USD Repository

Dalam pengantar Nagasaki: Life After Nuclear War, Southard

menceritakan kembali kesaksian Taniguchi, salah seorang penyintas

tragedi tersebut. Saat itu sekitar pukul 11:02, pada 9 Agustus 1945,

Taniguchi yang masih berusia 16 tahun sedang mengendarai sepedanya

untuk mengantarkan surat. Sementara ia sedang mengayuh pedal, sebuah

bom plutonium tengah menghujam turun dari langit Nagasaki yang

dipadati sekitar 30 ribu jiwa. Dalam kilat yang sekejap, ledakan terjadi. Ia

terpelanting dari sepeda, dan tanah bergetar seperti terjadi gempa bumi.

Gelombang panas yang menjalar dari ledakan merengkuh pundaknya.

Setelah beberapa saat, ia melihat anak-anak kecil yang sedang bermain

sebelumnya kini telah kehilangan nyawa. Southard menulis bahwa lebih

dari 200 ribu jiwa tewas dalam tragedi Hiroshima dan Nagasaki. Jumlah

itu termasuk pula mereka yang mengalami dampak radiasi sampai

terhitung 5 bulan setelah peristiwa. Pada tahun-tahun selanjutnya, puluhan

ribu disinyalir menderita sejumlah gangguan dan penyakit yang

disebabkan karena radiasi. Setikar 192.000 hibakusha (orang yang terkena

dampak bom atom) masih hidup terhitung sampai Southard menuliskan

bukunya. Anak-anak yang terkena radiasi pada era tersebut saat ini berusia

sekitar 70-an.(2016 : xv- xvii). Bom yang jatuh di dua kota industri:

Hiroshima dan Nagasaki, telah menjadi pukulan yang luar biasa hebat bagi

�71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: TESIS - USD Repository

Jepang. Tragedi tersebut menorehkan luka dan keruntuhan mental yang

mendalam bagi segenap warga. Berselang tak lebih dari seminggu sejak

pengeboman di Nagasaki, tepatnya pada 14 Agustus 1945, Jepang

menyatakan diri menyerah kepada Sekutu. Hal tersebut sekaligus

menandai berakhirnya Perang Dunia II, dan mengawali babak baru dalam

sejarah Jepang.

�72

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: TESIS - USD Repository

Gambar 6. Seorang gadis keluar di tengah reruntuhan. Ia berhasil menyelamatkan diri dengan masuk ke dalam shelter setelah mendengar peringatan sirene. (Fotografer: Yosuke Yamahata, 10 Agustus 1945)

�73

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: TESIS - USD Repository

3. Perkembangan Nuklir di Jepang Setelah Bom Atom

Akira Omoto, seorang Project Professor di Tokyo Institute of

Technology, sekaligus komisioner Atomic Energy Commission,

menjelaskan bahwa sebuah surat “Top Secret” dari Washington DC yang

ditujukan kepada General Head Quarter Tokyo pada tanggal 31 Oktober

1945 telah memerintahkan bahwa paska berakhirnya Perang Dunia II,

seluruh fasilitas riset untuk energi atom, termasuk pula seluruh pihak yang

terlibat dalam penelitian tersebut [nuklir] berada di bawah pengawasan

[Amerika Serikat]. Sebagai konsekuensinya, cyclotron (akselerator

partikel yang menggunakan medan magnet statis, dan frekuensi radio

medan listrik) yang dikembangkan di Riken dan beberapa universitas

harus dimusnahkan, dan ditenggelamkan ke laut [di bawah pengawasan

Sekutu] melalui General Head Quarter. 24

Pada rapat pleno Majelis Umum PBB 8 Desember 1953, Presiden

Amerika Serikat menyampaikan sebuah pidato yang berjudul “Atoms for

Peace”. Amerika Serikat Dwight D. Eisenhower menawarkan sebuah

proyeksi baru untuk menamai arah pengembangan teknologi nuklir paska

PD II. Sesuai judul pidatonya, istilah tersebut adalah “Atoms for Peace”

http://www.aec.go.jp/jicst/NC/about/kettei/12-7-IAEAOmoto-1.pdf [Diakses 12 Desember 2016]24

�74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: TESIS - USD Repository

atau dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan penulis sebagai Atom untuk

Perdamaian . 25

Dalam pidato tersebut, Eisenhower, yang mengatasnamakan sekaligus

mewakili dirinya sebagai rakyat Amerika mengatakan bahwa manakala

bahaya mengancam dunia, maka ancaman tersebut ditujukan dan

dibagikan bersama bagi semua dengan setara. Eisenhower menghadirkan

sebuah bahasa baru yang disebutnya Atomic warfare, atau “Perang Atom”.

Eisenhower menjelaskan, bahwa untuk memperangkati usaha cerdas

pencarian perdamaian, mereka orang haruslah mempersenjatai diri dengan

fakta-fakta signifikan yang eksis di hari ini. Demikian potongan pidatonya

tentang har tersebut:

“I feel impelled to speak today in a language that in a sense is new, one which I, who have spent so much of my life in the military profession, would have preferred never to use. That new language is the language of atomic warfare.

The atomic age has moved forward at such a pace that every citizen of the world should have some comprehension, at least in comparative terms, of the extent of this development, of the utmost significance to every one of us. Clearly, if the peoples of the world are to conduct an intelligent search for peace, they must be armed with the significant facts of today's existence.”

Dalam pidatonya, Eisenhower memberikan sebuah pengakuan bahwa

Amerika Serikat telah melakukan 42 uji coba nuklir terhitung sejak 1945.

Arsip digital dari draft pidato bisa dilihat di: https://www.eisenhower.archives.gov/research/online_documents/25

atoms_for_peace/Atoms_for_Peace_Draft.pdf [diakses 14 Desember 2016]

�75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: TESIS - USD Repository

Ia mengatakan bahwa AS memiliki cadangan persenjataan atom dalam

jumlah banyak, yang terus ditingkatkan dari hari ke hari. Namun secara

paradox ia membagikan ketakutan ini bagi seluruh dunia. Ia mengatakan

bahwa rahasia dari teknologi mematikan atom telah dimiliki oleh negara-

negara lain (yang ikut memenangkan PD II) pula. Dalam konteks perang

dingin, ancaman yang ditakutkan adalah perang nuklir.

Chernus menganalisis bahasa-bahasa politik yang dikumandangkan

Eisenhower dalam sejumlah kesempatan. Dalam bacaannya atas pidato

Eisenhower, sesungguhnya konsep dari “perdamaian” yang digaungkan

merupakan sebuah retorika. Amerika Serikat mengejar “perdamaian”

dunia dengan memposisikan diri dalam kekuatan, keamanan, dan

persatuan dari negara-negara bebas. Perdamaian baginya tak bisa

dipertahankan oleh mereka yang lemah. Perdamaian menuntut kekuatan.

(Chernus, 2002:15)

Ketika membicarakan “perdamaian”, sesungguhnya Amerika Serikat

sedang merujuk pada ide tentang “keamanan”. Di akhir 1952, diskusi

tentang keamanan nasional Amerika Serikat akan melibatkan ketakutan

mereka atas bom yang dikembangkan Uni Soviet—yang dianggap cukup

untuk menghancurkan peradaban Amerika Serikat, terlepas dari jumlah

bom yang dimiliki AS sendiri (Chernus, 2002:16). Ketakutan atas perang

�76

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: TESIS - USD Repository

nuklir yang apokaliptik menggiring kompetisi atas nuklir dalam tajuk

“perdamaian”.

Dalam pidato “Atom for Peace”, Eisenhower mengungkapkan bahwa

perkembangan teknologi atom memiliki tanggungjawab pula untuk

melayani kebutuhan kemanusiaan secara damai. Para ahli akan

mengaplikasikan energi atom untuk pertanian, pengobatan dan kegiatan

damai lainnya. Tujuan khusus yang sangat mungkin untuk dikelola

terutama untuk memenuhi kebutuhan energi kelistrikan di daerah minim

energi di seluruh pelosok dunia. Amerika menyatakan diri akan sangat

memberi dukungan bagi seluruh pihak yang “secara prinsip terlibat” untuk

mengembangkan rencana dalam penggunaan atom untuk damai. Dalam

pidato tersebut, Eisenhower sesungguhnya secara khusus mengajak Uni

Soviet untuk ikut bersama “secara prinsip terlibat”. Dalam pidatonya,

Eisenhower juga mengusulkan suatu bentuk kerjasama atas pengadaan

material uranium yang dikelola di bawah PBB:

“The governments principally involved, to the extent permitted by elementary prudence, should begin now and continue to make joint contributions from their stockpiles of normal uranium and fissionable materials to an international atomic energy agency. We would expect that such an agency would be set up under the aegis of the United Nations. The ratios of contributions, the procedures and other details would properly be within the scope of the "private conversations" I referred to earlier.”

�77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: TESIS - USD Repository

Bagi Jepang, seruan Eisenhower tersebut diinterpretasi sebagai sebuah

era baru untuk menuju pengembangan teknologi nuklir yang kelak akan

berkembang dengan pesat di negara yang rawan gempa ini. Tak berselang

lama setelah pidato tersebut, menurut Omoto, Jepang menggelontorkan biaya

235 juta Yen untuk memulai (kembali) riset nuklir dalam bingkai “Atom untuk

Perdamaian”. ‘Pertemuan kembali’ Jepang dengan nuklir paska PD II ini 26

berada pada tahun yang sama dengan pemberlakukan the Atomic Energy Act

of 1954 oleh Amerika Serikat, yang menggantikan peraturan tahun 1946 yang

dibuat setelah A.S. menjatuhkan bom di Hiroshima-Nagasaki. Dalam masa

awal pembangunan teknologi nuklir, Jepang bekerja sama dengan Inggris.

Reaktor nuklir Jepang pertama yang dinamai Tokai 1 merupakan hasil desain

Magnox, Inggris dengan kemampuan menghasilkan daya sampai 166 Mega

Watt. Konstruksi yang dimulai 1961 berhasil diselesaikan pada tahun 1965.

Sumber bahan bakar reaktor ini adalah uranium, yang beroperasi sampai

Maret 1998. Teknologi nuklir Magnox kemudian tampaknya mengalami jalan

buntu, sehingga Jepang beralih kepada light water reactors yang didesain

Amerika Serikat. Fukushima Daiichi 1 merupakan salah satu contoh dari hasil

kerjasama ini. 27

Dalam panduan presentasi Omoto, IAEA NMS, Juni 201226

http://www.powermag.com/blog/a-short-history-of-nuclear-power-in-japan/ [diakses 14 Desember 2016]27

�78

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: TESIS - USD Repository

C. Penguasaan (dan Monopoli) Pembagkit Listrik Tenaga Nuklir di Jepang

Proyek pengembangan tenaga Nuklir di Jepang dikembangkan oleh sektor

swasta dengan dukungan dari pemerintah. Seperti yang ditulis dalam situs

resmi TEPCO (The Tokyo Electric Power Company) , bisnis pemasokan 28

tenaga listrik di Jepang sebelumnya dikendalikan secara monopoli. Kebijakan

ini direvisi dalam Electric Utilities Industry Law yang dijalankan pada tahun

1995, dan mengalami dua kali revisi setelahnya. Liberalisasi bisnis pasokan

tenaga listrik tersebut akhirnya menggiring perubahan signifikan dalam

penjualan retail listrik Jepang.

Industri pemasokan listrik di Jepang dikelola dalam monopoli yang

bersifat regional. Situasi demikian memaksa pelanggan (warga) untuk tidak

memiliki alternatif lain dalam memenuhi kebutuhan tenaga listrik mereka. Hal

ini berimbas pada ketiadaan pilihan untuk memanfaatkan energi yang lebih

murah. TEPCO merupakan konglomerat di balik pengembangan PLTN 29

Jepang. Perusahaan (swasta) ini memiliki anak-anak perusahaan yang

mengoperasikan PLTN di Jepang. Sebagai perusahaan yang dikategorikan

sebagai General Electric Utility , TEPCO memiliki hak penuh untuk 30

http://www.tepco.co.jp/en/corpinfo/ir/kojin/jigyou-e.html [diakses 15 Desember 2016]28

http://www.nippon.com/en/currents/d00029/ [diakses 15 Desember 2016]29

DiJepang,perusahaanyangbergerakdalambidangkelistrikandibagidalambeberapakategori,antaralain:General30

ElectricUtilities,WholesaleElectricUtilities,IndependentPowerProducers(IPP),PowerProducersandSuppliers,danSpeci;iedElectricUtilities.

�79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: TESIS - USD Repository

memasok kebutuhan listrik warga yang meliputi pengadaan, transmisi, hingga

distribusi. Jepang memiliki 10 perusahaan energi yang berada dalam kategori

ini, dan TEPCO merupakan salah satunya, sekaligus yang terbesar. Perusahan

ini pula yang berada di balik pengembangan nuklir Fukushima. TEPCO

merupakan perusahaan listrik terbesar di Asia, dan ke-4 di seluruh dunia.

Perusahaan ini mengoperasikan 17 reaktor nuklir, dan menyuplai sepertiga

pasokan listrik di Jepang. Perusahaan ini memiliki rekam jejak panjang

tentang sejumlah pengaburan fakta atas dampak fatal dan keselamatan atas

pengembangan nuklir, termasuk pelaporan palsu tentang sejumlah kesalahan

yang terdeteksi pada reaktor nomor 1,2,3,4, dan 5 pada tahun 1993. 31

TEPCO didirikan pada 1 Mei 1951, dengan kapital sebesar 1.460 juta yen.

Pada awalnya TEPCO mengelola Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi

Ushioda yang memiliki kapasitas daya 55 Mega Watt. TEPCO memulai

fasilitas pembangkit tenaga nuklir pada 26 Maret 1971, yaitu Fukushima

Daiichi Nuclear Power Station yang mengoperasikan reaktor No. 1 dengan

kapasitas daya 460 MW. 32

TEPCO didukung oleh Liberal Democratic Party [LDP], yang ‘diam-

diam’ telah menguasai Jepang sejak 1955. Sejumlah pengelabuan atas

informasi tentang kecelakaan nuklir mulai terkuak pada tahun 1995. Saat itu

https://www.wsws.org/en/articles/2011/03/tepc-m17.html [diakses 15 Desember 2016]31

http://www.tepco.co.jp/en/corpinfo/overview/history-e.html [diakses 15 Desember 2016]32

�80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: TESIS - USD Repository

publik dikagetkan dengan adanya kebocoran sodium dan kebakaran yang

terjadi di reaktor Monju. Saat itu terkuak bahwa PNC (Power Reactor and

Nuclear Fuel Development Corporation), sebagai agen yang beroperasi di

Monju, memiliki versi pelaporan berbeda, melalui rekaman video yang diedit.

Setelah sejumlah proses hukum, akhirnya pemerintah mengijinkan reaktor

tersebut beroperasi kembali. Pada tahun 1999, kecelakaan nuklir yang parah

terjadi pula pada pemrosesan uranium Tokaimura yang berjarak 120km dari

Tokyo. Reaksi berantai yang tak terkendali telah terjadi, sehingga

mengakibatkan 2 pekerja kehilangan nyawa, dan mengakibatkan kebocoran

radioaktivitas yang menyebar sampai pedesaan. 55 pekerja dinyatakan terkena

radiasi, dan 300.000 orang diperintahkan untuk tidak mengeluarkan ruangan

setelah penanganan sesuai standard keamanan dilakukan. 33

ibid.33

�81

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: TESIS - USD Repository

1. Kebutuhan Listrik di Jepang

Deregulasi pada era 1990an telah mengundang sejumlah perusahaan

swasta untuk bisa mengelola dan menyuplai kebutuhan listrik di Jepang yang

pada akhirnya dikuasai 10 perusahaan. Kebutuhan Jepang atas pembangkit

listrik tenaga nuklir telah dimulai sejak tahun 1970. Sumber listrik tenaga

nuklir merupakan pilihan yang paling efisien, sekaligus untuk mengurangi

dampak pembakaran seperti CO2, yang berpotensi menyebabkan efek rumah

kaca. Di samping hal tersebut, hal ini dikarenakan pula alasan bahwa Jepang

tidak memiliki sumber energi fosil untuk mencukupi kebutuhannya. Jepang

benar-benar perlu bergantung dari import untuk mencukupi kebutuhan bahan

bakar fosil. (Hatamura, Abe, Fuchigami, Kasahara, Iino, 2015: 1)

Pada tahun fiskal 2015, diukur dari total penjualan pasokan listrik yang

disuplai 10 perusahaan listrik di Jepang, kebutuhan listrik mencapai angka

797,1 bilyun kWh. Berikut adalah uraian kebutuhan listrik tahunan dari

tahun ke tahun di Jepang per setengah tahun penggunaan:

�82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: TESIS - USD Repository

#

Tabel 1. Kebutuhan Listrik Jepang dalam Serangkaian Periode (2012-2015) Sumber: FEPC (Federation of Electrical Power Companies) Jepang 34

Dari tabel tersebut, bisa dilihat bahwa industri besar memiliki

kebutuhan listrik rata-rata lebih dari seperempat dari kuota pasokan yang

tersedia di seluruh Jepang.

http://www.fepc.or.jp/english/news/demand/1999.html [diakses 14 Desember 2016]34

�83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: TESIS - USD Repository

Berikut merupakan gambaran atas persentase kebutuhan listrik dalam

unit Giga Watt per jam untuk kategori industri besar yang beroperasi di

Jepang. Dalam tabel di bawah bisa dilihat bahwa secara berurutan di mana

industri pengolahan mesin, besi, kimia serta logam yang tak mengandung

unsur besi (non-ferrous metals) berada dalam jajaran urutan teratas dalam

konsumsi listrik di Jepang (per 2014).

#

Tabel 2. Kebutuhan Listrik Industri Besar Jepang berdasarkan Sektor (Periode 2012-2014). [Sumber: FEPC (Federation of Electrical Power Companies) Jepang ] 35

Dalam tabel di bawah ini diuraikan tentang skema pengaturan pemasokan

kebutuhan listrik di Jepang. Sebelum tahun 2016, pelanggan berskala kecil

(konsumsi listrik <50 kW) yang terdiri dari perkantoran bisnis, toko, toko

kelontong, dan kebutuhan rumah tangga tidak memiliki pilihan untuk menentukan

ibid.35

�84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: TESIS - USD Repository

sumber energi mereka. Pemasokan listrik diatur dalam regulasi yang bersifat

monopoli. Sedangkan industri besar yang terdiri dari pabrik-pabrik dan manufaktur

besar, hotel, bangunan perkantoran, serta pusat perbelanjaan memiliki keleluasaan

lebih besar untuk memilih perusahaan pemasok listrik untuk mencukupi kebutuhan

listrik mereka.

#

Grafik 2. Skema Pengaturan Pasokan Listrik di Jepang. (Sumber: TEPCO ) 36

http://www.tepco.co.jp/en/corpinfo/ir/kojin/images/jiyuka_zoom02.gif[Diakses16Desember2016]36

�85

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: TESIS - USD Repository

Berdasarkan ilustrasi di bawah ini, pasokan listrik di Jepang yang

disuplai TEPCO bersumber dari panas bumi (275.000-500.000 volt), nuklir

(275.000-500.000 volt), dan hidroelektrik (275.000-500.000 volt). Tenaga

tersebut diprioritaskan untuk menyuplai kebutuhan pabrik-pabrik besar

(66.000 volt – 154.000volt), dan stasiun kereta (66.000 volt-154.000 volt).

Setelah itu, barulah ia didistribusikan untuk pabrik-pabrik besar yang

membutuhkan tegangan lebih kecil (22.000 volt) dan bangunan-bangunan

tinggi dengan transmisi bawah tanah bertegangan 22.000 volt. Kemudian

listrik didistribusikan untuk bangunan dan pabrik berskala menengah (6.600

volt), bangunan-bangunan berskala menengah (6.600 volt), dan yang

terakhir pada industri-industri kecil, rumah-rumah, dan toko-toko yang

membutuhkan tegangan 110-220 volt.

!

Grafik 3. Skema Alur Distribusi Energi Listrik di Jepang. (Sumber gambar: TEPCO ) 37

http://www.tepco.co.jp/en/corpinfo/ir/kojin/setsubiindex-e.html[diakses15Desember2016]37

�86

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: TESIS - USD Repository

Di bawah ini merupakan peta persebaran Pembangkit Tenaga Listrik Tenaga

Nuklir yang beroperasi di seluruh Jepang:

!

Grafik 4. Peta Persebaran PLTN di Jepang. (Sumber: Citizens' Nuclear Information Center [CNIC])

�87

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: TESIS - USD Repository

2. PLTN Fukushima Daiichi

PLTN yang dikelola TEPCO ini terletak di kota Okuma dan Futaba di Futaba

Distrik, Prefektur Fukushima, Jepang. Proyek ini dijalankan pada tahun 1971 dengan

pembangkit listrik yang berisi 6 buah boiling water reactors (BWR). Reaktor-reaktor

ini memiliki daya 4,7 GW. Fukushima Daiichi merupakan salah satu dari 15 PLTN

terbesar di seluruh dunia. Di bawah ini adalah lokasi PLTN Fukushima, bersama

beberapa PLTN lain yang diklaim Greenpeace mengalami kerusakan serius paska

gempa Tohoku 2011.

#

Gambar 7. Sejumlah PLTN yang Mengalami Kerusakan Serius Akibat Gempa Tohoku 2011. (Sumber: Greenpeace ) 38

http://www.greenpeace.org/international/Global/international/artwork/nuclear/2011/japan-map.jpg[diakses1638

Desember2016]

�88

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: TESIS - USD Repository

Pembangkit listrik Fukushima Daiichi berada 25m di atas permukaan air laut.

Pada akhir tahun 2002 hingga 2005, reaktor PLTN ini dihentikan sementara untuk

dilakukan pemeriksaan, setelah disinyalir terjadi skandal penyalahan data dari

TEPCO (Stephanie, 2009:388). Pada 28 Februari 2011, TEPCO mengakui kesalahan

ini kepada Japanese Nuclear and Industrial Safety Agency bahwa sebelumnya

perusahaan ini telah memberikan laporan inspeksi dan perbaikan yang palsu. Laporan

itu mengungkapkan kegagalan TEPCO dalam menginspeksi lebih dari 30 komponen

teknis dari 6 reaktor, power boards untuk mengendalikan saluran kontrol tempratur,

termasuk pula komponen sistem pendingin.

Tahun 2008, IAEA memperingatkan Jepang bahwa Fukushima dibangun dengan

standar keamanan yang sudah usang. Peringatan tersebut menjelaskan pula bahwa

Fukushima Daiichi berpotensi untuk menjadi masalah serius manakala terjadi gempa

bumi besar. 39

Gambar 8. Ledakan hidrogen kedua paska Gempa Dahsyat Tohoku (2011) terlihat dari reaktor nomor tiga di PLTN Fukushima (Foto: AFP/Getty Images)�

http://archive.indianexpress.com/news/iaea-warned-japan-over-nuclear-quake-risk-wikileaks/763709/[diakses1639

Desember2016]

�89

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: TESIS - USD Repository

D. Ikhtisar Krisis Nuklir Fukushima 2011

!

Gambar 9. Kekacauan akibat gempa dahsyat Tohoku yang disusul tsunami. (Sumber: Ensiklopedia Britanica)

1. Linimasa dalam Sembilan hari Paska Terjadinya Gempa Tohoku 2011

Berikut adalah rangkaian kejadian paska gempa dahsyat Tohoku dalam

rentang 9 hari pertama. Catatan ini disarikan dari The Great East Japan

Earthquake and Tsunami (2011):

�90

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: TESIS - USD Repository

Jumat, 11 Maret 2011

• Sekitar pukul 14.46 : Gempa bumi berkekuatan 9SR terjadi di Samudera

Pasifik, tepatnya di sebelah Timur Laut dari Jepang. Di kota Kuruhara,

gempa tercatat berkekuatan 7 SR

• Pukul 14.49 : Badan meteorologi Jepang mengumumkan potensi tsunami

masif akan menghantam dari arah Samudera Pasifik menuju Iwate,

Miyagi, Fukushima, Aomori, Ibaraki, dan Chiba.

• Pukul 15.00 : Sebelas fasilitas tenaga nuklir mati secara otomatis,

termasuk milik TEPCO yang berlokasi di Fukushima dan Onagawa

• Pukul 15:04 : Bandar udara Sendai menghentikan semua pendaratan

maupun tinggal landas pesawat. Kereta peluru yang beroperasi di sebelah

timur Jepang juga dihentikan. Listrik yang memasok 6 prefektur di

wilayah Tohoku terhenti.

• Pukul 15.15: Terjadi gempa susulan dengan kekuatan 7.4 SR di pesisir

Ibaraki

• Pukul 15.50: Tsunami setinggi 7.3m menghantam kota Soma, dan

setinggi 23.6m di kota Ofunato.

• Pukul 16.36: Generator cadangan mati dan berhenti memasok listrik

untuk menjalankan sistem pendingin reaktor No.1 dan No.2 di PLTN

Fukushima Daiichi.

�91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: TESIS - USD Repository

• Pukul 19.03: Fukushima Daiichi diumumkan berada dalam kondisi kritis

dan berbahaya

• Pukul 20.00: Terjadi ledakan stasiun bahan bakar di Pelabuhan Sendai

• Pukul 21.23: Perdana Mentri menginstruksi evakuasi dalam radius 3km

dari PLTN Fukushima Daiichi, dan menyuruh warga dalam radius 10km

untuk tetap berada di dalam rumah. Seiring meningkatnya radiasi, radius

evakuasi diperlebar menjadi 20km. Pada hari berikutnya, pemerintah

Jepang melarang seluruh ekspor atas produk pertanian dari Prefektur

Fukushima.

Sabtu, 12 Maret 2011

• Pukul 14.00: Elemen radioaktif Cesium terdeteksi di sejumlah area sekitar

Fukushima Daiichi.

• Pukul 15.36: Terjadi ledakan hidrogen di reaktor no.1 Fukushima Daiichi.

4 pekerja mengalami luka-luka.

Minggu, 13 Maret 2011

• Pukul 06.00: Sekitar 20.000 warga dari prefektur Miyagi terkatung-

katung. Jumlah total pengungsi diperkirakan mencapai 450.000 jiwa.

• Pukul 13.00: Gubernur Prefektur Miyagi, Yoshihiro Murai

mengumumkan bahwa total korban yang kehilangan nyawa mencapai

�92

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: TESIS - USD Repository

angka sekitar 10 ribu jiwa. Sekitar 84 siswa dan pekerja dari SD Okawa di

Ishinomaki juga dikabarkan hilang.

Senin, 14 Maret 2011

• Pukul 11.01: 11 pekerja mengalami luka-luka karena ledakan hidrogen di

Reaktor No.3 PLTN Fukushima Daiichi.

• Pukul 16.34: TEPCO menginjeksi air laut untuk merespon naiknya

ketinggian air di reaktor No.2.

• Pukul 17.00: TEPCO melakukan pemadaman berkala di sebagian wilayah

Prefektur Ibaraki, Chiba, Yamagata dan Shizuoka.

• Pukul 19.55: TEPCO mengumumkan bahwa reaktor No.1 dan No.2

sepenuhnya telah terdedah.

Selasa 15 Maret 2011

• Pukul 06.15: Sebuah ledakan merusak elemen vital pada reaktor No.2

Fukushima Daiichi.

• Pukul 09.40: Terjadi kebakaran pada elemen struktur reaktor No.4

Fukushima Daiichi. Reaktor ini berada dalam kondisi kritis.

• Bursa saham yang tercatat di Tokyo mengalami anjlok.

Rabu, 16 Maret 2011

• Pukul 10.40: Tingkat radiasi di gerbang utama Fukushima Daiichi

tercatat 10mili-sieverts per jam.

�93

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: TESIS - USD Repository

Kamis, 17 Maret 2011

• Pukul 09.00: Sistem komputer di Mizuho Bank mengalami kegagalan

dan tak berfungsi selama 3 hari kerja.

• Pukul 09.48: Tentara pertahanan menggunakan upaya udara untuk

mengeluarkan air dari Reaktor Fukushima Daiichi yang rusak.

Jumat, 18 Maret 2011

• Pukul 21.00: Kepolisian Nasional mengumumkan bahwa 12 prefektur di

Jepang terkena dampak atas bencana ini. 6.911 jiwa dinyatakan

meninggal. Angka ini melebihi jumlah korban dalam gempa besar

Hanshin yang merenggut 6.434 jiwa. Jumlah ini menandai angka korban

terbesar sepanjang sejarah Jepang paska Perang Dunia II.

Sabtu, 19 Maret 2011

• Pukul 11.50: Pembangunan konstruksi rumah sementara dilaksanakan di

kota Rikuzen-Takata.

�94

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: TESIS - USD Repository

#

Gambar 10. Perempuan meninggalkan Tohoku setelah peristiwa gempa dan tsunami dahsyat 2011. (Foto: Warren Antiola)

2. Peta Sebaran Radiasi & Dampaknya

Peta di bawah merupakan gambaran radius persebaran radiocaesium

(Cs-134 dan Cs-137) per April 2011 di area dataran dalam jarak 80km

dari PLTN Fukushima Daiichi. Peta di bawah merupakan peta yang dirilis

otoritas Japan, the Ministry of Education, Culture, Sports, Science and

Technology (MEXT) dalam arsip IAEA (International Atomic Energy

Agency). Peta di bawah diproduksi menggunakan pengindraan udara yang

�95

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: TESIS - USD Repository

dilakukan bersama Amerika Serikat di bawah United States Department of

Energy. : 40

!

Gambar 11. Radius Persebaran Radiocaesium (Cs-134 dan Cs-137) per April 2011 di Area Dataran dalam Jarak 80km dari PLTN Fukushima Daiichi. (Sumber: the Ministry of Education, Culture, Sports, Science and Technology (MEXT) dalam arsip IAEA (International Atomic Energy Agency)

https://www.iaea.org/newscenter/news/fukushima-nuclear-accident-update-log-31 [diakses 17 Desember 2016]40

�96

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: TESIS - USD Repository

Berdasarkan peta tersebut, area berwarna hijau menunjukkan

kandungan radionuklida dari Cs-134 & Cs-137 dalam kisaran 0.6- 1 41

MBq/m2. Area yang berwarna kuning mengindikasikan kandungan antara

1 – 3 MBq/m2. Dan area yang berwarna merah mengindikasikan

kandungan antara 3-30 MBq/m2. Pemerintah Jepang mengklaim telah

melakukan normalisasi pada 29 April 2011.

Dalam Fukushima Nuclear Accident Update Log yang dirilis

IAEA , Pada 1 April 2011, pemerintah melakukan pelarangan untuk 42

mengkonsumsi air yang mengandung I-131 (terutama bagi anak-anak).

Hal ini dilakukan setelah pengukuran radiasi awal pada lokasi di sekitar

Prefektur Fukushima. Kemudian terhitung dari 12 hingga 18 Mei, Ministry

of Health, Labour, and Welfare melaporkan hasil kandungan radioaktivitas

dalam makanan. Berdasarkan pemantauan, pemerintah menemukan

sebanyak 503 sampel makanan dari 15 prefektur telah dilaporkan. Dari

pelaporan ini, sebagian besar terkonsentrasi di area Prefektur Fukushima

(39%). 28 dari 503 sampel terbukti mengandung radioaktivitas di atas

regulasi yang ditoleransi Jepang untuk radiocaesium. Sampel-sampel ini

dikumpulkan dari Prefektur Fukushima, Ibaraki dan Kanagawa.

Radionuklida adalah sebuah atom dengan inti yang tak stabil. Radionuklida merupakan isotop dari radioaktif, 41

memiliki kelebihan energi dan mampu memancarkan radiasi.

https://www.iaea.org/newscenter/news/fukushima-nuclear-accident-update-log-31 [Diakses 17 Desember 2016]42

�97

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: TESIS - USD Repository

Di Prefektur Kanagawa, 18% sampel makanan diklaim melebihi batas

regulasi pemerintah untuk kandungan radiasi Cs-134/Cs-137. Termasuk

dalam sampel tersebut adalah daun teh yang belum diproses. Di Prefektur

Ibaraki, 4% sampel dinyatakan melebihi batas Cs-134/Cs-137 yang

ditoleransi pemerintah Jepang. Termasuk dalam sampel tersebut adalah

daun teh yang belum diproses.

Sejumlah jenis ikan di Fukushima dilarang untuk didistribusikan dan

dikonsumsi. Di beberapa area yang lebih spesifik di Fukushima, dilarang

pula distribusi dan konsumsi sejumlah produk makanan seperti susu,

lobak, rebung, pakis, jamur shiitake. Pemerintah juga membatasi distribusi

dan konsumsi bayam dan kubis, termasuk pula kembang kol. Pembatasan

ini kemudian juga berimbas sampai ke Prefektur Ibaraki. Dalam

pemantauan kelautan ditemukan pula laporan adanya peningkatan

radioaktivitas tingkat tinggi dari Fukushima Daiichi.

4.3. Evakuasi Kota

Sebagai dampak gempa, tsunami, dan meledaknya reaktor nuklir,

pemerintah pusat melakukan evakuasi dan pengosongan atas sejumlah kota

dalam radius 20-30km dari reaktor nuklir Fukushima. Berikut detailnya

seperti dalam tabel yang dikutip dari The 2011 Fukushima Nuclear Power

�98

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: TESIS - USD Repository

Plant Acciedent : How and Why it Happened (Hatamura, Abe, Fuchigami,

Kasahara, Iino, 2015: 4):

#

Tabel 3. Informasi Terkait Jumlah Korban Meninggal, Populasi dan Radius Kota Terdampak Akibat Gempa Tohoku dan Meledaknya Reaktor Nuklir Fukushima-1

Di bawah ini adalah peta evakuasi, dan perkembangan statusnya per

Oktober tahun 2014. Dari peta di bawah bisa dilihat bahwa perintah

evakuasi awalnya diumumkan di beberapa kota, antara lain: (1)

Minamisoma, (2)Iitate, (3)Kawamata, (4)Katsurao, (5)Namie, (6)Futaba,

(7)Okuma, (8) Tamura, (9) Kawauchi, (10) Naraha. Per Oktober tahun

�99

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: TESIS - USD Repository

2014, beberapa kota seperti Namie, Futaba, Okuma masih ditutup

sepenuhnya karena terkontaminasi radiasi tingkat tinggi. Kota ini masih

berbahaya untuk didatangi. Sementara kota seperti Iitate, Minamisoma,

dan Tomioka juga masih belum diperbolehkan untuk ditinggali. Meski

demikian, persiapan penghapusan perintah evakuasi untuk kota Naraha

dan Katsurao sedang dalam proses. Untuk kota Tamura dan Kawauchi,

perintah evakuasi telah dihapuskan.

#

Gambar 12. Area Terdampak Perintah Pengosongan Kota Akibat Radiasi Nuklir Fukushima Daiichi (Sumber: Kementrian Lingkungan Hidup Jepang, 2015) 43

https://www.stuk.fi/documents/12547/273805/fukushima-progress-on-cleanup-efforts-japan.pdf/43

b297d4b3-6830-4788-bc44-2f0c73e89ab9 [Diakses 18 Desember 2016]

�100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: TESIS - USD Repository

4. Pembersihan

Menurut laporan American Nuclear Society (ANS) yang dirilis secara

terbuka dalam situs resmi mereka , kecelakaan yang terjadi di PLTN 44

Fukushima Daiichi menuntut perhatian khusus terutama pada pembersihan

dan pengelolaan limbah. Hal ini meliputi pemrosesan air yang

terkontaminasi, puing-puing, tanah, limbah sekunder, dan sejumlah

elemen lain yang terkait.

Isu yang akan menjadi tantangan tersendiri terutama pada pengelolaan

limbah. TEPCO sendiri telah membuat rute jalan untuk mengelola proses

pembersihan dan pengelolaan limbah tersebut. Perhatian khusus perlu

diberikan kepada (1) air yang terkontaminasi, dan pengelolaan limbah dari

alat saring serta peralatan lain; (2) penyimpanan dan pemusnahan limbah

sekunder, tanah yang terkontaminasi, vegatasi, dan puing-puing; (3) proses

dekontaminasi yang terkait struktur dan instalasi sejumlah sistem

pendingin dan gas, (4) instalasi struktur-struktur baru dan peralatan untuk

penanganan material.

Pemerintah telah menginstruksikan TEPCO untuk membuat

perencanaan panjang dalam menangani reaktor Fukushima Daiichi yang

rusak. Proses yang nantinya akan dijalankan dalam skema 2-10 tahun ini

http://fukushima.ans.org/report/cleanup [Diakses 16 Desember 2016]44

�101

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: TESIS - USD Repository

diestimasi akan memakan dana 15 miliar dolar. Japan Atomic Energy

Commission mengatakan bahwa proses pembongkaran reaktor akan

membutuhkan waktu lebih dari 30 tahun.

Untuk menanggapi penyebaran radiasi dari Fukushima Daiichi,

pemerintah membuat suatu “peraturan dasar”, yaitu pembersihan daerah-

daerah yang terkontaminasi. Hal ini dijalankan berdasarkan rekomendasi

tahun 2007 yang disusun International Commission on Radiological

Protection. Proses dekontaminasi ini rupanya cukup problematis dan sukar

untuk diimplementasikan.

Proses pembersihan dilakukan secara masif. Di area PLTN Fukushima

Daiichi, pembersihan dilakukan dengan sejumlah peralatan yang bisa

dikendalikan dari jarak jauh; termasuk backhoes, bulldozer, dan truk

pembuangan. Sedangkan di daerah-daerah pada ring lebih jauh,

pembersihan dilakukan oleh pekerja bayaran hanya dengan perangkat

pengaman standard seperti helm, boot, sarung tangan, masker.

�102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: TESIS - USD Repository

!

Gambar 13. Pekerja melakukan pembersihan atas tanaman dan tanah yang terkontaminasi radioaktif. Limbah-limbah yang dibersihkan kemudian ditampung dalam kantong plastik hitam. (Sumber foto: www.voanews.com ) 45

4.5. Limbah Radioaktif

Sebagai akibat dari bocornya radiasi dari ledakan reaktor nuklir

Fukushima Daiichi, kini pemerintah Jepang harus berurusan dengan

550.000 ton limbah nuklir, di mana sebanyak 150.000 ton di antaranya

tidak terkelola dengan baik sesuai pengarahan Kementrian Lingkungan. 36

wilayah pemerintahan di Prefektur Fukushima telah menyatakan

memberikan tempat penampungan sementara atas limbah-limbah tersebut.

Dari 372 lokasi, hanya 139 (37 persen) yang telah berjalan. Dari 36

wilayah yang menampung, hanya 13 lokasi yang berhasil mengamankan

daerah yang akan dipakai sebagai tempat penyimpanan sementara limbah

http://gdb.voanews.com/F6E4B939-EEAB-45C1-A9BF-391F6049D06F_cx0_cy10_cw0_mw1024_mh1024_s.jpg 45

[diakses 17 Desember 2017]

�103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: TESIS - USD Repository

radioaktif. 150.000 ton yang tidak terolah dengan baik hanya teronggok di

luar begitu saja. Limbah-limbah yang belum terestorasi dengan layak 46

tersebut sebagian besar berupa hasil kerukan tanah, material organik, dan

puing-puing yang terkumpul dalam proyek pembersihan paska

meledaknya reaktor.

#

Gambar 14. Kantung plastik hitam yang berisi tanah terkontaminasi radioaktif terendam banjir di Iitate, Prefektur Fukushima. [Foto: Associated Press (AP), Sumber: dailymail.co.uk ] 47

Pengolahan atas limbah nuklir yang berbahaya bukan pula perkara

yang mudah dan murah, apalagi dengan jumlah sebegitu besar. Bloomberg

pernah menulis bahwa NUMO, sebuah organisasi yang mengelola limbah

http://japandailypress.com/150000-tons-of-radioactive-fukushima-waste-left-in-the-open-away-from-46

storage-1635936/ (18 Desember 2016)

http://www.dailymail.co.uk/travel/travel_news/article-3345692/Disaster-tourists-snap-haunting-photos-Japanese-47

region-destroyed-earthquake-tsunami.html (18 Desember 2016)

�104

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: TESIS - USD Repository

nuklir di Jepang telah melakukan pencarian ruang untuk menyimpan

limbah-limbah nuklir ini sejak lama. Mereka mengajukan proposal pada

sejumlah daerah untuk bisa menjadi “tuan rumah” bagi penyimpanan

limbah. Pada tahun 2007 (sebelum terjadinya gempa Tohoku) proposal itu

sempat diterima oleh wali kota Toyo. Namun meski begitu, rakyat Toyo

menolak, dan kemudian melakukan voting untuk mendepaknya dari Balai

Kota. Penggantinya kemudian membatalkan rencana tersebut. 48

#

Gambar 15. Kereta JR Joban dari arah Nippori Station, Taito, Tokyo, melintas mengarungi gundukan limbah radioaktif. (Sumber: www.fukushima-diary.com ) 49

https://www.bloomberg.com/news/articles/2015-07-10/japan-s-17-000-tons-of-nuclear-waste-in-search-of-a-home [ 48

diakses 18 Desember 2016]

http://fukushima-diary.com/2014/07/jr-joban-train-line-runs-among-heaps-contaminated-soil-bags-49

decontamination-photo/ [diakses 18 Desember 2016]

�105

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: TESIS - USD Repository

Paska ledakan reaktor nuklir Fukushima, Jepang kian memiliki urgensi

untuk bisa segela merelokasi tumpukan limbah radioaktif yang

menggungung. Penampungan limbah radiasi ini merupakan kepentingan

nasional, Takao Kinoshita, pejabat dari NUMO mengatakan “we should

feel grateful for the community that’s doing something for the benefit of

the whole country and respect their bravery” . 50

Sementara itu, seperti yang sempat diulas The Guardian, limbah

radioaktif cair yang saat ini masih disimpan dalam bejana, telah terdeteksi

mengandung tritium, suatu isotop hidrogen dengan dua neutron. Tritium

ini merupakan hasil dari reaksi nuklir yang sulit dan terlalu mahal untuk

dihilangkan dari air. Terkait dengan hal tersebut, otoritas regulasi nuklir

Jepang (NRA) sedang melakukan pendekatan dan kampanye untuk bisa

membuang 800.000 ton limbah berupa air yang terkontaminasi tersebut ke

Samudera Pasifik. Ia meyakinkan bahwa tindakan ini merupakan hal yang

aman dan bertanggung jawab, namun ditanggapi dengan skeptis oleh

dunia internasional. 51

ibid.50

https://www.theguardian.com/environment/2016/apr/13/is-it-safe-to-dump-fukushima-waste-into-the-sea (18 51

Desember 2016)

�106

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: TESIS - USD Repository

BAB III

ANTARA MENGINGAT-INGAT DAN TIDAK MENGINGAT

Paska melepasnya radioaktif sebagai efek berantai gempa Tohoku yang diikuti

meledaknya reaktor nuklir di Fukushima Daiichi, masyarakat Jepang (khususnya

yang berada dalam radius persebaran radiasi) mulai mengalami krisis kepercayaan

terhadap pemerintah dan perusahaan listrik Jepang. Dalam lapisan yang lain,

sebagian masyarakat masih dihantui oleh pengalaman atas pengeboman selama

Perang Dunia II, serta ketakutan akan terjadinya perang nuklir.

Masyarakat yang bersuara kebanyakan adalah mereka yang paling merasakan

pukulan atas peristiwa ini. Dengan sejumlah cara, kelompok masyarakat yang

merasakan dampak, sekaligus yang memiliki solidaritas atas tragedi ini, berusaha

untuk melakukan sejumlah advokasi, dan melakukan perlawanan simbolik melalui

jalur-jalur kesenian termasuk dalam keseharian mereka. Secara personal, sebagian

orang mengelola ingatan dengan caranya masing-masing, ketika negara tak lagi

(ingin) memperbincangkan (bahaya) nuklir.

Pada bab ini, penulis akan memaparkan tiga hal utama yang meliputi: (1)

Keniscayaan untuk Teringat, di mana penulis akan memaparkan pengalaman

kehidupan sehari-hari di Jepang, termasuk “kebiasaan” dan hal-hal yang tampak

(biasa) di permukaan. (2) Dorongan untuk Mengingat-ingat (atau Tidak Mengingat);

bersama para warga (sebagai informan dalam penelitian ini), penulis menggali,

�107

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: TESIS - USD Repository

mencatat, dan merajut pendaman-pendaman yang selama ini bersemayam dalam

diam. Melalui data dari observasi lapangan, sejumlah wawancara mendalam dalam

payung proyek seni yang diselenggarakan ARCUS Project (2015), yang kemudian

secara komplementer dilengkapi dengan dua film dokumenter, yaitu: “Alone in The

Zone” (diproduksi oleh Vice Japan, 2013) dan “Women of Fukushima” (disutradarai

oleh Paul Johannessen, 2012), saya masuk ke dalam konteks substansial yang

berangkat dari kegelisahan (kolektif) masyarakat Jepang yang hidup di tengah radiasi

nuklir (baik dari pengalaman bom atom Perang Dunia II dan Bencana PLTN

Fukushima Daiichi. (3) Mengingat dengan Cara yang Artistik; pada bagian ini penulis

secara khusus menyoroti produk-produk seni, maupun bentuk-bentuk yang dipilih

warga Jepang untuk melakukan aktivitas “mengingat”. Penulis menelusuri

serangkaian ragam upaya masyarakat Jepang dalam membangun “memorial” atau

monumen-monumen kecil mereka. Pada bagian ini penulis mengambil sample dari

praktik artistik warga sebagai upaya mengelola ingatan. Sejumlah bentuk dan pilihan

estetika ini akan dianalisis dalam bab selanjutnya.

A. Keniscayaan untuk Teringat

Dalam menjalani dan mengamati keseharian hidup bersama warga Jepang di

tengah radiasi, saya mencatat sejumlah pengalaman yang seolah tersaji sebagai

“kulit” Jepang. Dalam penelitian ini, pengalaman keseharian merupakan data yang

�108

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: TESIS - USD Repository

penting sebagai pintu masuk ke dalam lapisan-lapisan ingatan warga yang akan

ditelusuri pada sub-bab selanjutnya. Justru dari temuan melalui keseharian yang

bersifat permukaan, ditemukan gejala-gejala yang hadir berulang, memberikan jalan

untuk masuk dan menyelami hal yang selama ini tersembunyi.

1. Tujuh Puluh Tahun Setelah Pengeboman Hiroshima & Nagasaki

Dari suasana kemeriahan hari ulang tahun Indonesia yang terasa betul di

Jakarta, saya bertolak ke Jepang. Kedatangan saya di Narita pada 17 Agustus 2015

silam bertepatan dengan peringatan Proklamasi Indonesia. Tepat 70 tahun yang lalu,

Indonesia menyatakan diri sebagai negara merdeka, lepas dari pendudukan Jepang.

Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia yang dibacakan Soekarno-Hatta pada 17

Agustus 1945 berselang hanya dua hari setelah Kaisar Hirohito mengumumkan

kekalahan Jepang dalam Perang Dunia ke-2.

Saya sampai di Bandara Internasional Narita di pagi hari. Sesampainya di loket

imigrasi, seorang perempuan bermasker mengarahkan saya untuk masuk dalam

ruangan khusus, menjauhi antrean panjang pemeriksaan reguler. Prosedur ini

dilakukan karena visa yang tertempel di paspor saya bertajuk cultural activities. Di

ruangan sepi itu saya diharuskan mengisi sebuah formulir yang menyatakan alamat

saya tinggal serta detil-detil lain seputar tujuan kedatangan saya. Setelah proses yang

berlangsung cepat, seorang petugas laki-laki (yang juga menggunakan masker)

�109

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: TESIS - USD Repository

memindai sidik jari, lalu mengambil pas foto saya. Tak berselang lama ia

menyerahkan sebuah kartu resident card, yang bisa berfungsi sebagai pengganti

paspor selama saya tinggal di Jepang.

Jepang memiliki peraturan ketat tentang membawa/mengeluarkan benda-benda

organik dari negara ini. Namun untunglah memang tak ada benda organik yang saya

bawa dari Indonesia, selain dalam rupa olahan tembakau berwujud satu slop rokok

kretek. Setelah pemindaian akhir bagasi, saya berjalan keluar ke terminal kedatangan.

Di depan rupanya saya telah ditunggu oleh seorang supir pegawai pemerintah

prefektur Ibaraki dan Ryota Tomoshige, koordinator dari ARCUS Project . Kedua 52

orang ini tampak tak saling bicara banyak.

Sebelum berangkat ke Moriya, kota tinggal saya nantinya, Ryota mengajak

kami untuk memesan kopi di kios Starbucks di dalam bandara. Setelah mengambil

pesanan kopi, saya mohon ijin untuk menghisap sebatang rokok, menendang sedikit

rasa lelah dan membiasakan diri dengan suasana baru ini. Bersama Ryota, saya

merokok di sebuah ruang sempit di luar bandara sambil menikmati secangkir kopi.

Kesunyian ruang merokok yang penuh sesak itu pecah dalam obrolan perkenalan

kami. Di hari-hari selanjutnya, ngopi dan merokok ini akan menjadi ‘ritual’ saya

bersama Ryota dan Mizuho Ishii, seorang perempuan yang juga merupakan

koordinator ARCUS, dalam menghabiskan jam-jam istirahat dan saat-saat lembur di

Sebagai sebuah institusi penyelenggara residensi seni, ARCUS digawangi oleh 3 orang koordinator yang bersifat 52setara.

�110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: TESIS - USD Repository

luar gedung studio. Di saat-saat santai sambil menikmati rokok semacam inilah kelak

banyak hal terceritakan.

Perjalanan dari Bandara Narita menuju Moriya yang berjarak sekitar 69 km

kami tempuh dalam waktu kurang lebih 60 menit melalui jalan tol. Perjalanan yang

nyaris tanpa percakapan tersebut diwarnai dengan kekaguman saya pada sebuah

patung Buddha tinggi yang tampak menjulang di kejauhan. Patung Buddha tersebut

segera mengingatkan saya pada Candi Prambanan yang tampak begitu megah dari

pinggiran jalan Solo yang sibuk. Patung yang dinamai “Ushiku Daibutsu" (The Great

Buddha) tersebut merupakan patung setinggi 120 meter. Pada saat proyek patung

tersebut selesai pada tahun 1995, ia merupakan patung tertinggi di dunia. Kini patung

ini berada pada urutan tertinggi ketiga setelah “Spring Temple Buddha” di China dan

Patung Buddha “Laykyun Setkyar” di Myanmar. 53

Gambar 16. Foto Kompleks apartemen yang saya tinggali selama penelitian-residensi di Jepang. (dok. pribadi)

https://en.japantravel.com/ibaraki/ushiku-daibutsu/3720 (diakses 19 Maret 2017)53

�111

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: TESIS - USD Repository

Setibanya saya di Moriya, saya disambut oleh Yumiko Fujimoto, seorang

koordinator ARCUS yang lain. Yumiko baru saja selesai menyiapkan apartemen yang

akan menjadi rumah saya sampai hampir empat bulan ke depan. Apartemen yang saya

tinggali berada dalam sebuah komplek pemukiman penduduk yang sebagian besar

bekerja di Tokyo. Pemukiman tersebut selalu terasa begitu sepi, bahkan di akhir

pekan. Apartemen saya merupakan sebuah ruang dari bangunan dua lantai yang berisi

sekitar 20 kamar modular, dan berhadapan langsung dengan area parkir aspal tanpa

atap seluas bangunan secara keseluruhan.

Ruang yang saya tinggali sudah dilengkapi dengan segenap perabotan,

termasuk kamar tidur tanpa ranjang, satu kamar mandi kecil, ruang cuci, dan dapur

yang begitu sempit. Tempat yang saya tinggali ini merupakan tipikal apartemen para

pekerja pada umumnya. Sebuah apartemen yang tidak terlalu luas, seperti indekos

kebanyakan mahasiswa di Yogyakarta. Ruang yang saya tinggali ini berbentuk

memanjang ke belakang dengan luasan sekitar 4 x 10 meter. Sekat antara ruang satu

dan lain (termasuk kamar tetangga) begitu tipis, tanpa dinding beton. Di bangunan

tipis dan rapat ini, suara langkah kaki di malam hari, tetangga yang batuk, atau

televisi yang terlalu keras akan terdengar jelas. Dinding-dinding tipis ini nanti akan

selalu ikut bergoyang bersama gempa-gempa kecil yang kelak akan terasa sebagai hal

biasa—bersama bunyi serentak nyaring alarm peringatan gempa, yang tertanam pada

tiap ponsel warga Jepang.

�112

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: TESIS - USD Repository

Hari-hari awal kedatangan saya dipenuhi dengan serangkaian kegiatan

administratif dan seremonial. Setelah meletakkan koper, saya segera dibawa menuju

Balai Kota untuk mendapatkan cap resmi pada resident card yang saya terima dari

imigrasi bandara. Pada pagi selanjutnya saya dijemput oleh para koordinator ARCUS

untuk menghadap wali kota. Sudah menjadi tradisi bahwa para seniman residensi

“diwajibkan” membawa bingkisan sebagai hadiah untuk “perkenalan” dengan wali

kota. Ketika jauh hari mendapatkan email dari ARCUS untuk menyiapkan

“bingkisan”, saya memilih untuk membawa kopi bubuk dan selendang batik cap yang

saya beli dari Pasar Bringharjo.

Pagi itu saya menghadap Shinichi Aiida, wali kota Moriya bersama para

koordinator ARCUS dan sejumlah pegawai pemerintahan dalam sebuah pertemuan

formal di ruang tamu balai kota. Mizuho sudah menjelaskan kepada saya bahwa

tradisi ini sudah berlangsung sejak residensi ARCUS Project dimulai sejak

pertengahan tahun 1990an. Sebelumnya dalam perjalanan Mizuho sempat sedikit

berkelakar sambil memaparkan runtutan “prosesi” silaturahmi yang sudah ada di luar

kepalanya. Shinichi Aiida, seperti kecenderungan sejumlah pemimpin pemerintahan

di beberapa tempat di Jepang, merupakan pemimpin yang memegang kekuasaan

sampai pensiun (kelak). Selama lebih dari 20 tahun, Shinichi Aiida selalu

memenangkan pemilu dan melulu terpilih untuk memimpin kota Moriya. Hal ini pula

yang terjadi pada atasannya, gubernur Ibaraki, Hasharu Hashimoto, yang sejak 1993

�113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: TESIS - USD Repository

selalu memenangkan pemilu dan memimpin Prefektur Ibaraki. Berdasarkan

penuturan para koordinator ARCUS, hubungan Wali Kota Shinichi dan Gubernur

Hasharu sudah begitu dekat dan seperti keluarga sendiri. Di bawah tangan mereka

pula ARCUS Project lahir dan mapan sebagai institusi residensi seni tertua di Jepang,

yang dijalankan dari dana pemerintah, dibiayai dari pajak warga. Dalam beberapa

kesempatan kelak, saya merasakan ada kekhawatiran dari para koordinator ARCUS,

apabila para pejabat ini pensiun, akan ikut membawa pengaruh pada kelangsungan

program dan pendanaan residensi. Oleh karena hal itulah ARCUS sendiri mulai

membenahi diri dengan mencoba tidak lagi bergantung pada pemerintah sepenuhnya.

Di tahun-tahun ini mereka mulai membangun jejaring pendanaan dan aktivitas

kesenian mereka sendiri.

Pertemuan dengan wali kota berjalan cukup lancar. Bingkisan selendang batik

yang saya hadiahkan dalam pertemuan pertama kami ini diterimanya dengan penuh

suka cita dan antusiasme. Selendang itu mengingatkannya akan ayahnya yang

bertugas sebagai tentara di Jawa pada masa Perang Pasifik. Dalam rasa terima

kasihnya, ia memanggil saya “Ang-chan”, sebuah sebutan akrab untuk memanggil

nama (anak) kecil. Panggilan yang dianggap para staf lain sebagai suatu tanda

keakraban itu segera memecah kekakuan dan “formalitas” yang normatif. Wali kota

Shinichi bercerita bahwa selendang batik itu akan dipersembahkannya di sudut doa

dalam rumahnya, untuk menghormati mendiang ayahnya yang pernah menjejakkan

�114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: TESIS - USD Repository

kaki di Jawa. Di akhir pertemuan itu, wali kota Shinichi mengundang saya secara

khusus untuk ikut berpesta barbekyu di rumahnya pada akhir pekan, sebuah

kelangkaan lain yang mengejutkan para koordinator ARCUS.

Dalam acara barbekyu yang diadakan di halaman belakang rumah, wali kota

Shinichi mengajak serta keluarganya dan segenap pejabat dan staf pemerintahan kota

Moriya. Beragam hidangan tersedia tak ada habisnya, dan sebuah dispenser besar

bertuliskan “Asahi”, sebuah pabrik bir yang berpusat di Moriya, mengucurkan

minuman untuk semua orang. Acara dimulai sejak sore hari, dalam suasana yang

santai dan begitu cair. Namun meski demikian, tampak para pegawai dan pejabat

pemerintahan yang ia undang tetap bersikap penuh hormat dan mencoba

menyenangkannya. Setelah sedikit mabuk, wali kota kemudian mengeluarkan sake

berkualitas baik yang disimpanannya untuk acara spesial. Ia mengajak saya

bersulang, dan setelah kami mulai mabuk ia mempersilahkan saya memanggilnya

“Shin-chan”, sebuah nama akrab masa kecilnya. Saat itu istri Pak Wali Kota ikut

tersenyum senang sambil menepuk bahu saya. Belakangan saya tahu bahwa hal ini

(mempersilahkan saya memanggil “nama kecil” Pak Wali Kota) sebenarnya cukup

mengagetkan orang-orang yang hadir. Dalam pertemuan itu, Pak Wali Kota kembali

menyinggung tentang ayahnya yang dulu pernah pergi ke Jawa, Indonesia. Pada

kesempatan lain pertemuan santai kami di rumahnya, saya sempat mencoba bertanya

lebih jauh tentang apa yang ia ingat dari cerita sang ayah yang pernah menginjakkan

�115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: TESIS - USD Repository

kaki di Jawa. Sayangnya, wali kota Shinichi sendiri mengaku bahwa ayahnya tak

pernah bercerita banyak, apalagi secara mendetail tentang apa yang pernah dialami di

Jawa. Shinichi melanjutkan cerita bahwa ia memiliki rencana untuk pergi ke Jawa

setelah ia pensiun menjadi wali kota.

Gambar 17. Saya memenuhi undangan acara barbekyu bersama wali kota dan istri. (dok. pribadi)

Pada hari-hari biasa di awal masa tinggal saya, udara lembab dan sengatan

matahari musim panas terasa menafikan suasana dingin Jepang dalam menyambut

komemorasi berakhirnya Perang Dunia ke-2. Melalui katalog pameran yang

bertumpuk-tumpuk di studio (yang bersebelahan dengan kantor ARCUS), saya

�116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: TESIS - USD Repository

mendapati bahwa hanya ada beberapa gelintir perhelatan saja yang mengusung tema

berakhirnya PDII (misalnya saja sebuah pameran tunggal Tsuyoshi Ozawa yang

bertajuk “The Return of Painter F”, diselenggarakan di Shiseido Gallery, Ginza,

Tokyo [23 Oktober-27 Desember 2015]). Dalam pameran ini Ozawa menciptakan

sebuah karakter fiktif bernama Painter F. Painter F diceritakan sebagai pelukis militer

Jepang pada masa Perang Pasifik. Painter F bertugas di Indonesia pada masa

pendudukan Jepang. Dalam proyek ini, Ozawa melakukan serangkaian riset di

Indonesia terlebih dahulu. Dalam proses risetnya di Indonesia, ia mengklaim banyak

berkolaborasi dengan sejumlah sejarawan, musisi, dan seniman untuk membangun

narasi tentang karakter Painter F yang dipresentasikan kemudian dalam wujud

lukisan, video, dan instalasi. Dalam karya itu, nantinya saya mendapati Indonesia

yang digambarkan eksotik, dengan lansekap dan arsitekturnya yang bercorak Hindu

Bali, dan suasana tradisi yang membuat sang pelukis jatuh hati. Karya Ozawa

mengkisahkan pergolakan batin sang pelukis yang merasakan ‘displacement’.

Kehidupan Painter F berpusar di kalangan elit, dan tidak metampakkan narasi atau

adegan-adegan kengerian seputar pendudukan Jepang / persinggungannya dengan

rakyat kebanyakan dalam lukisan itu.

Menurut Kurosawa (2015:1-19), anggapan yang berkembang di tengah warga

Jepang tentang periode pendudukan Jepang di Indonesia terjadi dalam rangka

pembebasan negara-negara Asia Tenggara dari kolonialisme barat. Menurut

�117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: TESIS - USD Repository

Kurosawa, pertanyaan bahwa apakah Indonesia saat itu dianggap ikut berperang atau

tidak masih menjadi isu besar. Dalam penelusuran saya dengan sejumlah informan

nantinya, selain popularitas Dewi Sukarno (istri Sukarno yang berkebangsaan Jepang

yang kini terkenal sebagai selebritis), kemahsyuran Bali sebagai tempat pariwisata

tropis yang murah-meriah, Indonesia juga dikenal sebagai salah satu negara di

kawasan Asia Tenggara yang “dibebaskan” dan dibantu oleh Jepang dalam

mendapatkan kemerdekaannya dari cengkraman penjajahan Barat.

Gambar 18. Salah satu karya Tsuyoshi Ozawa dalam pameran bertajuk “The Return of Painter F” (2015). 54

Sumber gambar: https://www.kanazawa21.jp/data_list.php?g=81&d=155&lng=e (diakses 14 Februari 2017)54

�118

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: TESIS - USD Repository

Anggapan tersebut tentunya berseberangan dengan penulisan sejarah di

Indonesia tentang periode masa pendudukan Jepang, dan tentu saja kedua klaim

tersebut bisa saling diperdebatkan. Tapi yang jelas, dalam pertemuan San Fransisco

Treaty yang dimulai pada tahun 1951 untuk menegosiasikan pampasan perang secara

bilateral, pihak Indonesia mencatat bahwa 4 juta nyawa orang hilang dalam masa

pendudukan Jepang, terutama para romusha/pekerja paksa (Merdeka, 24 Desember

1951 dalam Kurosawa 2015:5). Meski pada akhirnya pemerintah Jepang tetap

menyetujui secara prinsip pembayaran pampasan perang kepada negeri-negeri yang

pernah diduduki, Kurosawa juga mencatat bahwa ada suatu keengganan untuk

membayar pampasan perang itu, bahkan di dalam kalangan Kementrian Luar Negeri

(MOFA) sendiri (2015:8-9).

2. Nuklir dan Ketakutan Masyarakat atas Kemungkinan-Kemungkinan Perang

Pada setiap pagi di kantor ARCUS, para staf biasanya membuka hari dengan

menyeduh secangkir kopi panas. Seorang koordinator ARCUS bernama Yumiko

Fujimoto biasanya akan mengambil air dari keran tempat pencucian piring. Sebelum

dituang ke dalam mesin pembuat kopi, air dari keran tersebut akan ditampung terlebih

dahulu dalam sebuah bejana seperti termos. Mizuho menceritakan bahwa bejana

(serupa termos) itu merupakan sebuah alat untuk menyaring kandungan radiasi yang

ada di dalam air yang kami konsumsi.

�119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: TESIS - USD Repository

Esoknya, saya membuatkan kopi Bengkulu dan menawarkannya kepada teman-

teman staf dan koordinator. Setelah kopi saya seduh, saya pergi keluar studio untuk

melengkapinya dengan sebatang rokok. Ryota dan Mizuho menyusul di belakang

saya sambil menenteng segelas kopi. Dari obrolan pagi yang diawali dari topik

seputar kopi hangat kami, berangsur-angsur saya terlibat dalam sebuah percakapan

tentang isu Security Bills yang sedang hangat diperdebatkan sosial media di Jepang.

Ryota Tomoshige yang juga mantan seorang aktivis baru saja mengikuti sebuah

demonstrasi bersama aktivis anti-perang lainnya.

Saat itu parlemen Jepang sedang disibukkan dengan sejumlah demonstrasi yang

menuntut peninjauan kembali Security Bill. Security Bill yang tengah hangat dalam

perbincangan ini merupakan sebuah kebijakan yang memungkinkan keikutsertaan

tentara pertahanan Jepang untuk terjun ke daerah konflik negara sekutu Jepang.

Security Bill yang pada akhirnya tetap disahkan oleh Perdana Menteri Abe di tengah

penolakan publik Jepang ini dianggapnya sebagai upaya normalisasi kekuatan militer

Jepang sebagai dampak dari kekalahan Jepang dalam PD II. (The Guardian, 17

September 2015).

Demonstrasi besar-besaran dengan tuntutan penolakan revisi nota kerjasama

militer AS-Jepang tersebut dilakukan setiap hari Jumat oleh sekelompok aktivis sayap

kiri dan gabungan mahasiswa di depan parlemen (The Guardian, 17 September

2015). Demonstrasi tersebut mengingatkan sekelompok warga pada demo besar-

�120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: TESIS - USD Repository

besaran yang berujung pengunduran diri Nobusuke Kishi, kakek perdana menteri

Shinzo Abe pada 55 tahun silam (Japan Times, 16 September 2015).

Dalam demonstrasi penolakan Security Bills pada Agustus 2015, para warga

dan aktivis anti-perang kerap menghubungkan aksi mereka dengan ingatan dan

kengerian pada masa Perang Dunia ke-2. Menurut para pendemo, demonstrasi yang

merespon revisi nota kerjasama militer AS-Jepang itu dihadiri oleh 120 ribu orang,

dengan 200 titik mobilisasi yang bergerak serentak secara nasional. Sementara itu

pihak kepolisian mengestimasi hanya ada 30 ribu orang saja yang berkumpul di depan

gedung parlemen (Japan Times, 30 Agustus 2015).

Kengerian yang menguak ingatan atas Perang Dunia II misalnya diutarakan

oleh salah satu demonstran bernama Michio Yamada (75 Tahun). Michio berjuang

untuk menolak Security Bills karena tidak menginginkan Jepang terlibat kembali ke

dalam perang demi lima cucu-cucunya. Yamada merupakan salah satu saksi hidup

yang mengalami serangan pengeboman dahsyat di Tokyo pada tahun 1945. Ia

mengakui masih dihantui oleh peristiwa menakutkan tersebut. Ketika pengeboman

dahsyat (dikenal sebagai Great Tokyo Air Raid) terjadi, ia menyelamatkan diri dari

pemukimannya di daerah Ryogoku dengan melompat ke Sungai Sumida dalam

keputusasaan. Menurutnya, teknologi yang telah sebegitu majunya hari ini membuat

perang menjadi kian tak terbayangkan dan lebih mematikan. Yamada mengatakan,

“Di era persenjataan nuklir ini kau tidak akan pernah tau betapa dahsyat kematian

�121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: TESIS - USD Repository

yang mungkin terjadi. Bahayanya akan jauh lebih besar dari yang pernah terjadi. Kita

tidak seharusnya membiarkan itu terjadi lagi”. Salah satu demonstran lain yang

bernama Naoko (38 tahun) tidak bisa membayangkan tentang hal yang akan terjadi

pada anak-anaknya jika kebijakan tersebut disahkan (Japan Times, 30 Agustus 2015).

#

Gambar 19. Suasana demonstrasi menolak Security Bills. (Foto: Japan Times/ Satoko Kawasaki ) 55

sumber: http://www.japantimes.co.jp/news/2015/08/30/national/thousands-protest-abe-security-bills-diet-rally/55

#.WM7Hshhh2Rs (diakses 19 Maret 2017)

�122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: TESIS - USD Repository

#

Gambar 20. Sekelompok pelajar berusia 20-an tahun, generasi baru anti-perang yang ikut turun ke jalan. (Foto: Guillaume Bression/The Guardian ) 56

3. Karaoke, Akhir Pekan, dan Pesta Rakyat : Sebuah Pelepasan yang Ditunda

Pada suatu akhir pekan di akhir musim panas, saya menghabiskan waktu

bersama teman-teman di sebuah izakaya di pinggiran stasiun Tokyo. Obrolan ringan 57

saya dengan bergelas-gelas bir dan sake bersama beberapa teman-teman di Jepang

berlanjut ke ruang karaoke. Di kota yang tak pernah lelap ini, akhir pekan terasa betul

sebagai masa pelepasan atas segala pendisiplinan dan ketegangan kerja yang terjadi

sumber: https://www.theguardian.com/world/2015/sep/16/japanese-anti-war-protesters-challenge-shinzo-abe 56

(diakses 19 Maret 2017)

semacam bar/pub khas Jepang, di mana biasanya orang berkumpul secara kasual, makan-makan, dan 57menikmati minuman beralkohol sehabis kerja. Dalam sejarahnya, izakaya merupakan tempat orang-orang bisa nongkrong sambil minum sake. Izakaya merupakan kombinasi dari kata “I” yang berarti tinggal, dan “sakaya” yang berarti toko sake. Hiroshi Kondō (1984:112)

�123

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: TESIS - USD Repository

sehari-hari. Aroma alkohol meski lamat-lamat tercium pula di dalam kereta, orang-

orang berjalan sedikit lunglai atau berkelakar dengan suara yang lebih lepas; izakaya

dan tempat-tempat karaoke penuh antrian. Kadang pula selepas tengah malam,

tampak pemuda-pemuda dalam setelan pakaian kerja terkapar mabuk di depan toko

yang sudah tutup, tertidur pulas bersandarkan tas. Pada akhir pekan macam ini, kereta

tampak lebih berantakan dari biasanya. Beberapa kali saya mendapati kaleng bir

tersangkut di pegangan kereta, atau terserak di pinggiran jalan. Yang membuatnya tak

kalah menarik, tak jarang juga saya melihat orang lain lah yang justru memungut dan

membereskannya, membuang ke tempat yang semestinya.

Gambar 21. Kesibukan kota Tokyo yang tak pernah lelap (dok. Pribadi, Agustus 2015)

Hal tersebut terasa begitu kontras jika dibandingkan pada hari-hari kerja biasa,

di mana kereta umumnya penuh sesak dengan pekerja yang jarang berinteraksi

dengan sekitarnya; orang-orang sibuk dengan gawainya masing-masing, dalam

kesunyian mereka menyaksikan rekaman tayangan baseball atau acara televisi di

�124

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: TESIS - USD Repository

youtube, bermain game on-line atau sekedar menyaksikan ulasan game terbaru,

sementara sebagian yang lain tampak lelah tertidur sambil menunggu stasiun tujuan.

Salah seorang informan saya yang berusia paruh baya menegaskan bahwa begitulah

Tokyo, seperti tipikal kota-kota metropolitan lainnya, begitu cepat dan dingin. Pria itu

menyarankan saya untuk pergi ke kota-kota yang lebih kecil dan terpencil, di sana

suasananya lebih “Jepang”. Begitulah caranya mengimajinasikan “Jepang”, dan

caranya menjaga ingatannya tentang “Jepang”; dengan berpergian ke kota-kota kecil

atau pedesaan, menjauh dari keramaian Tokyo. Pada kesempatan lain ketika saya

menyempatkan diri pergi ke kota-kota kecil atau pedesaan seperti Daigo, di sana saya

mendapati sebuah kecenderungan umum di mana kebanyakan kota kecil mengalami

kekurangan penduduk. Populasi di kota-kota kecil, desa dan daerah pinggiran justru

didominasi oleh orang-orang tua, dikarenakan sebagian besar anak-anak muda

memilih untuk melakukan urbanisasi ke kota-kota yang lebih besar seperti Tokyo,

Yokohama, Osaka, Nagoya.

Saya melanjutkan malam di ruang karaoke di pinggiran kota Tokyo. Ruang itu

berukuran kurang lebih 6m x 6m, dihiasi dengan perangkat lampu yang keredupan

dan warnanya bisa diatur sesuai selera, dengan mesin pemutar karaoke yang

terhubung online dengan satelit, sehingga bisa menampung hampir semua lagu yang

ada. Saya menghabiskan malam Sabtu itu bersama 7 orang kawan-kawan dari Jepang

yang sebagian bekerja di institusi seni dan kebudayaan, penulis lepas, dan seorang

�125

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: TESIS - USD Repository

lagi yang bekerja di stasiun radio. Kami memilih lagu yang sekiranya menarik untuk

dinyanyikan sendiri pada awalnya, dan berangsur-angsur lagu yang dipilih menjadi

lebih acak, yang penting bisa dinyanyikan meski dengan serampangan. Sebagian

besar lagu yang bisa kami nyanyikan bersama-sama dalam keterbatasan bahasa

adalah lagu-lagu barat yang cukup populer, misalnya saja lagu-lagu yang

dipopulerkan David Bowie dan The Beatles. Sedangkan satu-satunya lagu populer

Jepang yang bisa saya nyanyikan bersama mereka adalah Ue o Muite Arukou, atau

yang terkenal juga dengan judul Sukiyaki, dinyanyikan oleh Kyu Sakamoto---yang

dalam versi bahasa Indonesia pernah dipopulerkan sebagai lagu parodi oleh grup

lawak Dono Kasino Indro (Warkop DKI) dengan judul Nyanyian Kode (1980). Lagu

Sukiyaki ini merupakan lagu yang sangat populer di Jepang, dan merupakan satu-

satunya lagu berbahasa asing (Jepang) yang berhasil menduduki peringkat pertama di

Billboard charts Amerika Serikat selama tiga minggu pada Juni 1963. Sampai hari ini

pula, lagu ini terhitung sebagai satu dari sedikit lagu berbahasa asing yang berhasil

masuk dalam peringkat teratas untuk pendengar di Amerika Serikat. Menurut Ian

Condry, pengajar Budaya Jepang di MIT, meledaknya popularitas atas lagu ini

menyimbolkan “kembalinya” Jepang dalam kancah dunia internasional paska

kehancuran dari Perang Dunia II. Lagu ini juga merupakan metafora menarik dari

ekspansi global Jepang dalam kancah dunia, mengingat pula pada 1964 —tepat

setahun setelah lagu ini boom—Tokyo Olympics diselenggarakan. Lagu yang ditulis

�126

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: TESIS - USD Repository

oleh Rokusuke Ei ini ditulis sebagai ungkapan frustasi dan kesedihan atas gagalnya

pergerakan di Jepang dalam protes atas ANPO yang memperpanjang dan makin

membuka akses pada Amerika Serikat untuk membangun basis pertahanan militer di

Jepang pada periode akhir 50’an-awal 60’an. 58

Malam itu, bagi seorang gaikukojin (orang asing) yang tak bisa berbahasa

Jepang seperti saya, lagu-lagu (Jepang) yang dinyanyikan di ruang karaoke malam itu

hanya bisa saya nikmati terbatas pada musikalitasnya. Akhirnya saya terlibat sebuah

permainan bersama kawan-kawan untuk menebak mood lagu-lagu Jepang yang

dipilih. Dari alunan musik dan melodi, saya coba menerka-nerka mood lagu tersebut.

Misalnya saja lagu Sukiyaki versi asli Kyu Sakamoto yang kami nyanyikan bersama-

sama dengan penuh semangat dan tawa ceria di ruang karaoke. Awalnya saya

menyangka Sukiyaki merupakan lagu yang “bahagia”. Saya cukup terkejut setelah

salah satu kawan Jepang saya menceritakan, betapa sedih dan pilu sebenarnya lirik

yang dinyanyikan dalam lagu itu. Sebuah kontras jika dibandingkan dengan melodi

bernuansa mayor yang dipakai dalam lagu yang umumnya diaplikasikan untuk

mengekspresikan perasaan “gembira”. Beberapa kali saya salah menebak mood lagu

yang dinyanyikan teman-teman.

http://www.npr.org/2013/06/28/196618792/bittersweet-at-no-1-how-a-japanese-song-topped-the-charts-in-1963 58[diakses 26 Januari 2016]

�127

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: TESIS - USD Repository

Gambar 22. Suasana Bernyanyi bersama di Ruang Karaoke (dok. pribadi, Agustus 2015)

Ruang karaoke ini ibarat sebuah arena pertarungan aktivitas mengingat dan

melupa sekaligus. Karaoke menjadi ruang pembebasan atas segala kepenatan kerja

dan kehidupan masyarakat urban. Di dalam ruang kotak ini siapapun bisa berteriak,

dan minum sepuasnya, sepanjang ia mampu membayar sewa. Bersama hasrat untuk

melupa dan melakukan pelepasan tersebut, di ruang karaoke berukuran kecil tersebut

orang juga dihadapkan pada sebuah ketegangan lain: memilih lagu. Betapa memilih

lagu terkadang menjadi sesuatu yang sangat personal dan intim. Bagi sebagian orang,

memilih lagu untuk dinyanyikan di tengah orang-orang lain bukan perkara gampang.

Lagu yang dipilih di ruang karaoke merupakan sebuah signifier, di mana tiap-tiap

orang bebas memaknai lagu tersebut dengan cara masing-masing. Dalam karaoke

�128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: TESIS - USD Repository

malam itu, teman saya memilih sebuah lagu yang baginya merupakan lagu

pernikahannya, sementara bagi teman yang lain, lagu pop Jepang tua tersebut

merupakan penanda yang mengingatkannya pada pengalaman bersama kakeknya

semasa kecil. Meski sedemikian otentik sesorang bisa menandai sebuah lagu dalam

pengalaman pribadinya, umumnya suatu lagu juga menandakan sebuah generasi. Ada

ingatan bersama yang bersembunyi di balik suatu lagu. Teman-teman yang tumbuh di

era 90’an misalnya, sontak bernyanyi bersama ketika salah satu dari kami memilih

lagu latar film Sailormoon . 59

Selain di izakaya atau ruang karaoke komersial, saya kerap menjumpai pula

panggung-panggung partisipatif untuk benyanyi bersama pada festival rakyat yang

diselenggarakan secara terbuka. Pada festival musim panas di Tsukuba, misalnya;

tepat di tengah taman kota, sekelompok warga menggelar sebuah truk khusus untuk

mereka bisa bernyanyi dan menikmati hiburan musim panas yang berlangsung sehari

penuh di suatu akhir pekan pada bulan Agustus. Bersama keluarga mereka menikmati

festival musim panas yang dirayakan seluruh kota, lengkap dengan tenda-tenda

penjual makanan, pawai lampion, tari-tari tradisi dan ‘bedug' khas Jepang.

Antusiasme warga dan turis asing dalam menyambut festival ini juga terasa sekali.

Dalam perjalanan dari Moriya menggunakan kereta ekspres, saya mendapati banyak

merupakan shojo manga (komik khas Jepang yang ditujukan untuk target pembaca perempuan usia remaja) 59yang dibuat oleh Naoko Takeuchi. Serial ini dipublikasikan dan ditayangkan dalam stasiun televisi di Jepang (dan di Indonesia), populer pada periode 1991-1997.

�129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: TESIS - USD Repository

warga dari luar kota datang bersama keluarga dengan mengenakan yucata (pakaian

tradisional khas Jepang untuk musim panas). Tradisi pesta rakyat yang

diselenggarakan pemerintah dan warga kota ini melibatkan masyarakat untuk bisa

berpartisipasi dalam pawai bersama. Jalan-jalan protokol ditutup, disulap menjadi

“panggung” bagi warga berpesta dan berkarnaval. Dalam festival semacam ini,

panggung karaoke telah menjadi bagian kecil yang kerap hadir, menyempil di sudut-

sudut teduh, memiliki massa-nya sendiri; orang-orang yang saling menikmati dan

bergantian menyanyi dalam suasana intim dan hangat. Dalam festival musim panas di

Tsukuba, panggung karaoke rakyat ini didominasi para generasi tua. Para warga yang

duduk santai mengelilingi panggung saling bergiliran bernyanyi, bernostalgia

menyanyikan lagu-lagu pop Jepang lama, sementara yang lain akan bertepuk tangan

atau ikut bernyanyi, mengingat-ingat lirik dan nada dari lagu yang menandai generasi

mereka.

�130

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: TESIS - USD Repository

Perkara ingatan bersama yang bersemayam dalam suatu lagu secara tidak

sengaja pernah pula dituturkan oleh kawan saya Tomoko Higuchi (25 tahun). Tomoko

hidup di Kashiwa, Chiba. Daerah tempat tinggal Tomoko berjarak sekitar 47km dari

Tokyo. Daerah ini tidak mengalami dampak fisik yang parah selama gempa Tohoku.

Paska terjadinya gempa dan menjalarnya radiasi, pemerintah “mencoba

menenangkan” warga dengan memutar berulang-ulang iklan layanan masyarakat di

Gambar 23. Kiri Atas: Yumiko Fujimoto Menyanyikan Lagu Andalannya di Ruang Karaoke Gambar 24. Kanan Atas: Suasana Karaoke Sambil Minum Sake di Izakaya Gambar 25. Kiri Bawah: Suasasna kemeriahan Festival Musim Panas di Tsukuba yang

Dimeriahkan Warga Gambar 26. Kanan Bawah: Panggung Karaoke dalam Festival di Tsukuba

(sumber: dok. pribadi, Agustus 2015)

�131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: TESIS - USD Repository

seluruh stasiun televisi secara berkala. Iklan yang berbentuk animasi sepanjang 30

detik tersebut menampilkan figur-figur kartun yang saling bertegur sapa

mengucapkan selamat pagi (ohayou), siang (konichiwa), sore (konbawa), dan saling

berterima kasih (arigatou). Namun iklan yang penuh warna ini justru merupakan

penanda yang membangkitkan rasa ngeri di kemudian hari bagi sejumlah orang.

Tomoko menceritakan bahwa lagu tersebut membuatnya mual,

mengingatkannya pada tragedi 3.11 (Gempa Dahsyat Tohoku) dan rentetan lain

(meledaknya PLTN dan kebocoran radiasi nuklir) yang mengikutinya. Tak hanya

Tomoko, belakangan saya mendapati bahwa Mizuho, dan beberapa warga Moriya lain

juga memiliki kenangan buruk dan kengerian pada lagu dan animasi yang terkesan

lucu tersebut. Lagu yang menjadi latar iklan tersebut membawa ingatan mereka

kembali kepada pengalaman pedih gempa Tohoku.

Ketakutan yang tersimpan dalam lagu tersebut justru menjalar di tengah warga

yang berada di luar radius kerusakan parah gempa dahsyat Tohoku. Hal itu

dimungkinkan karena pada paska terjadinya gempa, akses komunikasi dan listrik di

radius yang mengalami kerusakan parah justru terputus. Iklan kartun ini lebih banyak

disaksikan oleh warga yang berada di luar daerah kerusakan utama, yang saat itu

begitu intensif mengikuti siaran berita tentang bencana. Tanpa disadari, lagu ikut

berperan dalam membangun imajinasi orang-orang di daerah lain dalam

membayangkan “Jepang”. Bagi mereka yang menonton tayangan tersebut, lagu ini

�132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: TESIS - USD Repository

mampu mengembalikan ingatan dan pengalaman traumatis gempa dan tsunami

Tohoku sampai sekarang.

Gambar 27. Iklan layanan masyarakat yang ditayangkan paska 3.11 di seluruh stasiun TV di Jepang. Iklan ini menimbulkan ingatan ngeri di benak sebagian orang, karena mengenangkan mereka akan tragedi Gempa Tohoku dan meledaknya reaktor nuklir Fukushima Daiichi.

B. Dorongan untuk Mengingat-ingat (atau Tidak Mengingat)

Setelah menjamah kerak terluar keseharian masyarakat Jepang di Ibaraki, saya

tergerak untuk menggali lapisan kegelisahan yang lebih dalam dengan membuka

kemungkinan partisipatif warga. Bersama-sama mereka, saya mencatat perasaan-

perasaan tersembunyi melalui sebuah proyek seni yang dirancang intim dan hangat—

seperti halnya panggung karaoke pada pesta rakyat musim panas di Tsukuba. Melalui

undangan terbuka yang dipublikasikan lewat media-media lokal dan ARCUS Project,

saya mengajak sejumlah warga untuk berbagi kisah, berdialog, serta membicarakan

hal-hal yang lazimnya tak terungkapkan di tengah kesibukan sehari-hari.

�133

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: TESIS - USD Repository

1. Membicarakan yang Tak Terbicarakan Melalui Proyek Seni

Dalam proses residensi, saya merasakan adanya tantangan tersendiri untuk

mengajak orang Jepang mengutarakan pandangan pribadinya atas sesuatu. Akhirnya

dari sana tercetuslah sebuah ide untuk mengumpulkan kisah-kisah yang sukar

dibicarakan melalui sebuah proyek seni. Saya membuat sebuah iklan di koran lokal,

juga "selebaran" yang tersalurkan dalam komunitas warga Moriya, termasuk dalam

versi sosial media yang disebarkan lewat akun ARCUS Project.

Saya mengundang segenap orang untuk bisa membagikan hal-hal yang selama ini

tak bisa dibicarakan, atau tak terungkapkan. Orang-orang yang tertarik bisa

menghubungi saya secara langsung di ARCUS, atau mengirimi saya kartu pos, surat,

menelpon, termasuk mengundang saya untuk datang ke rumah, atau cara apapun yang

nyaman bagi mereka untuk bisa berbagi tentang sesuatu yang “dipendam”. Saya

memberikan keleluasaan bagi informan yang tertarik untuk bisa menggunakan nama

samaran, atau berbagi dalam anonimitas. Selama “selebaran” ini digulirkan, banyak

yang berminat dan menghubungi saya, termasuk para staff, volunteer, dan koordinator

ARCUS sendiri. Saya pun memulai proses penggalian informasi dan pencatatan dari

lingkaran paling dekat; teman-teman dan sukarelawan di sekitar lingkungan ARCUS.

Temuan di lapangan tersebut, secara komplementer saya lengkapi dengan data dari

dua film dokumenter yang menurut saya sangat relevan untuk membangun gambaran

utuh atas permasalahan dalam penelitian ini: Alone in The Zone (disutradarai oleh

�134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: TESIS - USD Repository

Ivan Kovac & Jousan Jeffrey, 2013) dan Woman from Fukushima (disutradarai oleh

Paul Johannessen, Ivan Kovac & Jousan Jeffrey, 2012). Secara umum, dalam

penggalian data terkait proses “mengingat-ingat” ini, saya mendapati ada dua

gugusan besar ingatan bersama yang kerap muncul, antara lain:

A. Warga yang berusia muda lebih banyak mengaitkan kegelisahan dan ingatan

atas nuklir dengan pengalaman meledaknya reaktor nuklir Fukushima (3.11).

B. Warga yang berusia tua (rata-rata di atas 60 tahun) cenderung menjangkarkan

ingatan kepada kenangan pahit selama Perang Pasifik, atau isu seputar nuklir

pada periode tersebut.

2. Gugusan Ingatan atas Nuklir Fukushima

Pada sub-bagian ini, saya mencatat kesaksian & pengalaman warga Jepang yang

hidup berdampingan langsung dengan radiasi nuklir. Kisah-kisah yang dipaparkan

dalam bagian ini terpetakan berdasarkan pilihan sikap dan cara pandang informan

sebagai reaksi ideologis atas bocornya radiasi nuklir Fukushima Daiichi. Sub-bagian

ini berkeduduan penting untuk menengok dinamika masyarakat Jepang paska

bencana nuklir 3.11 dari kaca mata warga yang mengalami / terkena dampak

langsung atas tragedi tersebut.

�135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: TESIS - USD Repository

2.1. Menetap Sebagai Sebuah Perlawanan

Dalam sebuah wawancara untuk berita feature “Alone in The Zone” dengan

VICE International (2013), Naoto Matsumura (53 tahun) memiliki kesaksian

sekaligus pendaman kemarahan yang justru membuat ia mengambil pilihan untuk

tetap tinggal di Tomioka sebatang kara paska melepasnya radiasi Fukushima.

Tomioka terletak dalam radius 20km dari reaktor Fukushima Daiichi. Kota yang

sebelumnya berpopulasi 15.500 jiwa ini kini tak lagi dihuni, pemerintah telah

mengevakuasi seluruh penduduk. Naoto Matsumura adalah seorang petani yang

mengambil pilihan ekstrim: ia kembali ke Tomioka dan memilih untuk hidup dan

tinggal di sana, mengurus ternak-ternak yang kelaparan di kota mati itu. Demikian

Naoto menceritakan kesepiannya yang tak terjelaskan di hari-hari pertamanya tinggal

kembali di kota yang telah hancur tersebut:

“Tempat ini begitu sepi. Malam-malam terasa begitu hening dan mematikan. Begitu banyak bangunan, namun tak ada manusia. Awalnya kesunyian ini membuatku gila. Tidak ada cahaya, tidak ada suara. Minggu-minggu awal terasa begitu berat, terlalu sunyi. Kini aku memang telah terbiasa, namun pengalaman mendapati bahwa aku hanya di sini sendirian, sungguh tak terjelaskan. Kata “kesepian” tak bisa mewakili perasaan yang kualami. Ini adalah hal terberat yang pernah kurasakan sepanjang hidup. Pada awalnya aku memang tidak ingin tinggal.”

Awalnya, Naoto mengajak keluarganya melarikan diri ke daerah selatan, ke

tempat yang dianggap lebih aman dari bahaya radiasi. Sayangnya, keluarganya

menolak menerima kehadirannya. Adik perempuannya menganggap Naoto dan

�136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: TESIS - USD Repository

keluarganya telah tercemar dan dianggap sebagai pembawa radiasi. Naoto dan

keluarganya bahkan tidak dibukakan pintu oleh adik perempuannya sendiri. Naoto

kemudian membawa keluarganya ke daerah pengungsian, namun tempat itu telah

penuh sesak. Ia kembali “diusir”. Pada akhirnya ia memilih untuk kembali seorang

diri, dan menyadari bahwa ternak-ternak dan hewan-hewan di kota ini menunggu

untuk diberi makan. Ia tak memiliki pilihan lain selain tetap tinggal. Ia tak bisa

meninggalkan ternak-ternak itu mati kelaparan.

Naoto menceritakan bahwa tak ada orang yang mau membeli hasil ternak dan

beras dari kota itu lagi. Para tetangga menitipkan ladang dan sawah mereka kepada

Naoto. Mereka telah memutuskan untuk tak lagi menanam padi. Naoto merawat

ladang dan ternak-ternak itu, mengawasi hewan-hewan supaya tidak dibantai

pemerintah. Paska terkontaminasinya sejumlah ladang dan peternakan, pemerintah

menjalankan operasi pembantaian hewan-hewan malang tersebut. Naoto menentang

keras pembantaian tersebut. Menurutnya, jika memang hewan-hewan ini harus mati

untuk dikonsumsi, maka ia tak ambil pusing. Menyaksikan sapi-sapi dibantai tanpa

alasan membuat dia marah. Bagi Naoto, hewan dan manusia adalah setara.

Naoto melakukan pemeriksaan kesehatan rutin di Universitas Tokyo. Awalnya

ia khawatir akan menderita leukimia dalam 5-10 tahun ke depan. Saat ini tak ada lagi

yang membuatnya cemas. Naoto tertawa ketika para ahli mengklaim bahwa ia adalah

manusia dengan kandungan radiasi tertinggi di Jepang. Menurutnya, ia tak akan

�137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: TESIS - USD Repository

mengalami sakit dalam rentang 30-40 tahun ke depan. Naoto tertawa, menjelaskan

bahwa mungkin saja ia sudah mati ketika resiko radiasi mulai bekerja menggerogoti

hidupnya.

Sikap Naoto yang pada awalnya dilandasi oleh ketiadaan pilihan lain,

sebenarnya mirip dengan yang dialami Mizuho di Moriya, Ibaraki. Mizuho awalnya

bercerita pada saya bahwa keputusannya untuk tetap tinggal, karena ia merasa tak

punya uang, tak punya ruang lain untuk hidup selain di kota kelahirannya ini.

Awalnya ia melihat bahwa tinggal di Moriya adalah satu-satunya pilihan. Mizuho

merasa bahwa tanah kelahiran, dan tempatnya tumbuh dewasa ini telah sebegitu lekat

dengan dirinya. Namun pandangannya (untuk tinggal) telah beralih menjadi sebuah

sikap ideologis, ketika justru Mizuho merasa terpanggil untuk menjaga ingatan atas

situasi yang telah terjadi. Mizuho merasa bahwa ia harus “menceritakan hal yang

sebenarnya” kepada generasi yang lebih muda. Misalnya saja ketika Mizuho masih

bekerja di restoran, biasanya para pelanggan wajib disuguhi air putih gratis sebelum

mereka memesan makanan. Mizuho merasa berkewajiban unutk memastikan bahwa

tidak ada anak-anak yang mendapatkan air minum dari Ibaraki yang menurutnya telah

tercemar. Contoh lain adalah ketika orang tua Mizuho, yang berprofesi sebagai petani,

membagikan hasil bumi mereka kepada kawan-kawannya. Mizuho akan diam-diam

tidak mendistribusikan hasil bumi tersebut, karena menurutnya proses dekontaminasi

pertanian belum sempurna.

�138

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: TESIS - USD Repository

2.2. Warga Tidak Butuh Nuklir!

Yoshinori Takakura (berusia paruh 30-an), seorang staf ARCUS yang

sekaligus merupakan seorang pelukis dan dosen di Tokyo University of The Arts,

Toride, datang menghampiri saya di studio pada suatu sore. Yoshi ingin membagikan

kisahnya terkait ketakutannya atas radiasi nuklir. Yoshi berkisah bahwa pada saat

bencana 3.11 terjadi, pacarnya sedang mengandung anak mereka, sebelum akhirnya ia

dan pacar memutuskan menikah. Informasi dan ketakutan tentang dampak radiasi

membuat ia harus angkat kaki dari kota itu, segera setelah menyelesaikan

disertasinya. Yoshi dan keluarga terpaksa pindah ke Saitama untuk berlindung dari

radiasi. Setelah anaknya lahir dan betul-betul yakin bahwa anaknya terbebas dari

resiko kesehatan akibat radiasi, kecemasan lain muncul pada saat harus memberi

makan. Setiap ia pergi ke restoran ataupun supermarket, Yoshi dan istrinya akan

selalu memeriksa sumber sayuran atau buah-buahan yang akan mereka beli. Pasangan

muda ini harus sangat jeli memilih makanan; tidak membeli bahan makanan yang

dihasilkan dari tempat yang dekat dengan daerah yang tercemar radioaktif.

Yoshi yang berkali-kali menarik nafas panjang dan kadang terhenti sejenak

dalam menceritakan kisahnya, mengaku bahwa pada akhirnya ia memilih pergi keluar

dari Jepang, menjaga jarak dengan negara ini. Yoshi merasa bahwa gempa besar yang

terjadi pada 2011 telah menggiring dia pada pilihan berat itu. Yoshi dan keluarga

“lari” dari Jepang dengan mengambil beasiswa di Lebanon. Setahun kemudian,

�139

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: TESIS - USD Repository

kegagalan untuk memperpanjang beasiswa membuatnya tak punya pilihan lain selain

kembali ke Jepang. Pada periode awal kepulangannya, Yoshi berkali-kali memeriksa

apartemen dan sudut-sudut bangunan dengan Geiger Counter (alat pengukur radiasi).

Yoshi mengaku bahwa semua tempat yang ia datangi diperiksanya terlebih dahulu

dengan alat tersebut.

Gempa bumi Tohoku yang disusul pencemaran radiasi telah memberikan

pukulan hebat baginya. Menurut Yoshi, semua orang Jepang ingin hidup sehat;

mendapatkan makanan dan air yang baik bagi kehidupan mereka. Namun apalah

daya, menurutnya, semua yang tampak “baik-baik saja” mungkin saja telah

terkontaminasi radiasi nuklir. Yoshi dengan tegas mengungkapkan bahwa Jepang

tanpa nuklir sesungguhnya tetap akan baik-baik saja. Pembangkit Listrik Tenaga

Nuklir merupakan pilihan sepihak dari pemerintah. Pemerintah selalu mencari cara

untuk mengatakan bahwa nuklir dihadirkan untuk memenuhi kebutuhan warga

masyarakat. Yoshi dengan mantap mengatakan demikian sebagai penutup obrolan

kami:

“Nuklir bukanlah untuk warga Jepang. Nuklir tidak cocok untuk orang-orang Jepang. Toh, keuntungan atasnya selalu mengalir ke kantong orang-orang kaya. Warga hanya dibutuhkan sebagai pemilih dalam pemilu. Sejauh yang kutahu, bahkan sebelum terjadinya gempa bumi, tidak ada tetangga maupun teman-temanku yang setuju dengan keputusan pemerintah melanjutkan PLTN. Energi yang diproduksi sesungguhnya hanya dinikmati tentara dan orang-orang di Tokyo….um….hmmm…aku tidak peduli dengan senjata nuklir. Aku tidak mengerti. Tidak seorangpun. (tertawa)”

�140

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: TESIS - USD Repository

Pada sebuah kesempatan lain, Ryota yang selalu datang lebih awal di kantor

dengan sepeda (meski rumahnya merupakan yang terjauh dari kantor), mengutarakan

hal yang hampir sama dengan Yoshi. Secara pribadi ia memandang bahwa warga

Moriya tidak membutuhkan pembangkit listrik tenaga nuklir. Suplai listrik besar yang

disalurkan oleh PLTN, menurutnya, sesungguhnya hanya dinikmati oleh industri-

industri dan gemerlap Tokyo. Daerah-daerah kecil dan pinggiran tidak

mengkonsumsi listrik sebesar itu, namun pemerintah membuat seolah warga tak

memiliki pilihan hingga harus bergantung pada PLTN.

Seperti halnya Yoshi dan Ryota, Naoto memiliki kekecewaan,

ketidakpercayaan pada Pembangkit Tenaga Listrik di Jepang. Dalam wawancara

dengan Vice, Naoto mengungkapkannya dengan lebih sinis bercampur marah:

“Setelah terjadinya ledakan, aku berlari ke rumah. Sepupuku bekerja untuk perusahaan listrik Tepco. Aku dan tetangga lain melihat ia pulang ke rumah. Aku bertanya apa yang dilakukannya. Ia menjawab bahwa ia sedang berkemas. Ia menyuruhku mengevakuasi diri. Aku menolaknya. Lalu ia membungkuk dan memohon maaf. Kutanyakan padanya, apakah semua baik-baik saja. Ia menjawab bahwa segalanya akan kembali seperti normal dalam beberapa hari. Ahhh dasar pembual besar! Setelah berhasil menyelamatkan keluarganya sendiri! Mengerikan, bukan? Ia telah menipu habis-habisan! Begitulah para pegawai Tepco. Otak mereka telah dicuci. Mereka menjadi pemuja yang berlebihan. Orang-orang itu percaya bahwa PLTN sepenuhnya aman dan anti-celaka. Bahkan ketika ledakan terjadi, mereka mengira itu berasal dari misil yang diluncurkan Korea Utara. Buat mereka PLTN tak bisa meledak!

Dalam wawancara dengan Vice, Hasegawa Kenji juga menuturkan

kemarahannya terhadap pemerintah yang menyebarkan informasi palsu tentang

�141

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: TESIS - USD Repository

PLTN. Kenji adalah seorang petani dari Iitate, sebuah desa yang berjarak 45km dari

PLTN yang kini tak berpenghuni akibat radiasi Fukushima Daiichi. Kenji berang, ia

mengenang upaya wali kota mencoba “menenangkan” warga yang cemas.

Menurutnya wali kota membuat sebuah keputusan keliru; alih-alih mendengarkan

saran para ilmuwan tentang bahaya dan resiko nuklir, sang pemimpin malah

membawa para ahli yang justru mengafirmasi keamanan (palsu) nuklir. Ia merasakan

kekecewaan atas keputusan luar biasa salah dari wali kota:

“Ini adalah kota kelahiranku. Semua sawah telah mengering. Radiasi di sini bisa setinggi 8 atau 9 microsieverts. Desa ini bernama Iitate. Aku hidup bersama keluargaku, kami semua 8 orang. Aku dulu selalu mengira bahwa desa ini adalah desa yang hebat. Jaraknya hanya 45km dari PLTN. Kami tak pernah memimpikan bahwa radiasi bisa menyebar sejauh ini. Kalau kukenang kembali, wali kota kami telah membuat sebuah kesalahan yang luar biasa besar. Sebagai kepala desa, ia membuat keputusan yang sangat keliru. Wali kota menutup telinga dari ilmuwan yang mengatakan bahwa Iitate merupakan daerah yang berbahaya (karena kehadiran PLTN). Alih-alih, ia justru mengumpulkan para ahli dari seluruh negeri untuk meyakinkan kami bahwa tempat ini amatlah aman. Mereka bilang tak ada yang perlu dikhawatirkan. Merekat terus mengajak kami untuk ‘santai saja’. Wali kota menolak ide untuk evakuasi. Tidak ada orang yang pergi dari tempat ini, meski radiasi saat itu berada di angka tinggi.”

Perempuan dari Fukushima Melawan Nuklir / Women from Fukushima Aginst

Nukes / Genptasu iranai Fukushima kara no onnatachi merupakan sebuah gerakan

yang digawangi para ibu-ibu dalam menyuarakan penolakan atas nuklir/PLTN di

Jepang. Gerakan ini bergema panjang paska meledaknya radiasi nuklir Fukushima.

�142

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: TESIS - USD Repository

Dalam kebanyakan protesnya, para ibu-ibu ini berbicara lantang menentang kebijakan

pemerintah dan kepentingan korporat. Mereka bersuara demi melindungi anak-anak

dan keluarga. Menurut David Slatter, mereka digerakkan oleh sesuatu yang lebih

fundamental ketimbang akumulasi modal, sesuatu yang lebih penting ketimbang

perlindungan korporasi pada masa paska-perang. Ibu ini memprotes keras

kontaminasi nuklir sebagai konsekuensi atas industri listrik. Dibandingkan dengan

“memberi makan” pada kebutuhan energi (nuklir) pada masyarakat perkotaan, ibu-ibu

ini memperjuangkan tentang lebih pentingnya makanan yang sehat kepada anak

anak. 60

Para ibu-ibu ini melakukan apa yang tidak bisa dilakukan laki-laki di Jepang.

Mereka mengekspresikan ketakutan (atas nuklir), rasa frustasi (karena tidak adanya

perhatian negara dan korporasi), serta kelelahan (hidup dalam ketidakpastian). Para

perempuan ini merespon situasi, dan bergerak atas pengalaman mereka sebagai ibu,

dan bagaimana menjadi ibu dalam kondisi yang tak bisa ditoleransi. Reaksi mereka

makin beralasan, ketika menilik kembali hasil studi yang menunjukkan bahwa

perempuan dan anak-anak menanggung resiko kanker yang lebih tinggi (sebagai

dampak radiasi) ketimbang laki-laki. Menurut studi US National Academy of

http://fpif.org/fukushima_women_against_nuclear_power_Qinding_a_voice_from_tohoku/[diakses2260

Maret]

�143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: TESIS - USD Repository

Sciences, perempuan menderita ancaman dampak radiasi 50% lebih besar ketimbang

laki-laki. 61

Dalam film dokumenter berjudul “Women of Fukushima”(2012), ibu-ibu dari

Fukushima yang mengalami krisis kepercayaan pada pemerintah ini menceritakan

keresahan dan ketidaksetujuan mereka atas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di

Jepang. Digambarkan dalam dokumenter tersebut, Setsuko Kida, salah satu ibu-ibu

yang menjadi aktivis berorasi di atas podium:

“Dunia ini, Jepang ini, kitalah yang menciptakannya. Kita yang berusia di atas 50 tahun, bertanggungjawab atasnya. Wahai para generasi muda, kami sangat meminta maaf pada kalian. Para generasi yang berusia di atas 50 tahun, yang ada di sini, juga para kakek yang berusia 70 tahun, 80 tahun, kami merasakan hal yang sama, dan sedang bekerja keras. Kami akan mengatasi kekacauan ini. Sebagai gantinya, kalian yang berusia 20an tahun, tak boleh memperkenankan pemerintah melakukan apa yang mereka suka setelah kami-kami ini mati. Politik Jepang dan perkembangan dahsyat energi nuklir adalah suatu kesalahan besar!”

Setsuko Kida merasakan kesedihan luar biasa atas situasi tak menentu, ia

menuturkan pengalamannya awal-awal mengungsi dari rumahnya:

“Di malam-malam ketika aku tak bisa tertidur, aku akan membayangkan pulang mengendarai mobilku. Bang! Aku menabrak barikade. Aku pulang dan sampai ke depan rumahku. Ah, rumah kesayanganku…Itulah gambar rumahku. Aku keluar dari mobil dan berfikir, “Aku melupakan kunci rumah, apa yang harus kulakukan?” Tapi itu kan hanya mimpi, jadi aku akan tetap masuk ke dalam rumah. Meja makan, di atas meja makan…dapur; dapur yang kotor. Lalu aku akan naik ke lantai atas. Tempat itu

ibid.61

�144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: TESIS - USD Repository

dulu ruangan kami; berantakan. Ruang tidur anak kami. Aku pergi ke kamar anak perempuanku, dan barang-barang kesayangannya ada di sana. Lalu aku kembali. Pergi kesana, aku bisa mengingat jalanan yang kulalui. Tapi dalam perjalanan pulang, aku hanya membayangkan menyetir mobil, lalu tertidur. Kemudian aku terbangun dan menatap langit-langit, “Ah, aku tak terbiasa dengan langit-langait ini. Ini adalah tempat tinggal sementara kami di Mito.” Pada awalnya, aku cuma bisa menangis mengalami ini semua. Ketika aku sulit tidur, aku akan berfikir, “Aku akan pulang ke rumah juga”. Sekarang hal ini telah menjadi kebiasaanku. Ketika aku tak bisa tertidur di malam hari, aku akan berkata pada diriku sendiri, “Aku akan pulang ke rumah, Aku akan membayangkan pulang ke rumah”.

Dalam wawancaranya, Setsuko Kida juga mengkritik bagaimana orang Jepang

digambarkan sopan, dan tertib. Kida menjelaskan dengan sinis betapa pemerintah

Jepang hanya ingin mengatakan hal-hal yang indah semata: semua orang mengantri

dengan tertib, tidak ada yang menyerobot, baik di toko bahkan di kereta. Pada

kenyataannya, bahkan pada malam setelah bencana, penjarahan terjadi di toko-toko.

Ia mengenal baik salah satu pemilik toko di kampung halamannya, di mana toko

kelontongnya habis terjarah. Namun baginya, yang lebih buruk dari pada pencuri-

pencuri itu adalah para politisi, perusahaan listrik, dan orang-orang yang mengatakan

bahwa rakyat Jepang membutuhkan PLTN. Menurutnya negara memanipulasi

informasi, dan membohongi rakyat.

Para perempuan pemberani ini mendobrak kesenyapan di Jepang yang

patriarkis dan maskulin. Setsuko Kuroda, salah satu aktivis “Women of Fukushima”

mengkritik bagaimana selama ini Jepang mencitrakan dirinya, dan Jepang yang ia

�145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: TESIS - USD Repository

alami. Ia menegaskan bahwa dirinya tidak membutuhkan PLTN. Kuroda memandang

bahwa selama ini negara, media, perusahaan listrik, semua saling terkoneksi dan

bersekongkol. Karena aktivitas perjuangan anti-nuklir ini, pernah ia sampai merasa

disadap, dan rumahnya digeledah tanpa sepengetahuannya:

“Media Jepang tidak menuliskan kebenaran. Mereka semua terhubung di balik layar: pemerintah Jepang, korporasi-korporasi media besar, perusahaan listrik, mereka semua. Kami yang memilih para politisi, tiap warga negara, itulah masalahnya. Jika kita tidak berubah, para politisi pun tak akan berubah. Bahkan jika kita melakukan pemilu, kalau kita tetap memilih para politisi yang serupa, kita akan terjebak pada masalah yang sama. Hal yang terpenting dalam kehidupan adalah kesehatan, dan merawat anak-anak yang sehat. Kita tidak membutuhkan nuklir untuk ini semua. Kita bertarung untuk menunjukkan hal yang lebih penting dari pada uang. Polisi-polisi Jepang, mereka adalah polisi yang “baik”. Seluruh warga bisa diawasi oleh mereka. Aku merasa ponselku disadap, dan ketika aku pergi keluar rumah, tampaknya seseorang telah masuk diam-diam ke dalam rumahku. Aku tidak akan mengampuni pemerintah. Apa yang mereka pikir tentang hidup para warganya? Kita harus menurunkan pemerintahan ini sesegera mungkin. Jika kita bisa menendang dan menggantikan mereka (PLTN), pastilah kehidupan akan menjadi lebih baik dari sekarang. Mungkin tidak akan sempurna, tapi kita harus menghentikan PLTN!”

2.3. Radiasi, Rumor, dan Jepang yang Tak Seirama

Dalam suatu istirahat makan siang di awal musim gugur, Mizuho yang berusia

hampir 40 tahun, menceritakan pada saya tentang radiasi nuklir yang menyebar di

Ibaraki paska gempa Tohoku. Setelah menyalakan sebatang Marlboro Putih, Mizuho

membuka iPhone 4s nya. Ia menunjukkan foto-foto tentang pendaman kantong hitam

�146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: TESIS - USD Repository

berisi limbah radioaktif yang ditanam tepat di lapangan kami berdiri, tertimbun hanya

sekitar 40-50cm di dalam tanah. Ia bercerita bahwa rekaman foto-foto dalam ponsel

itu adalah sesuatu yang tak bakal dihapusnya. Foto- foto itu menjadi catatan

hariannya atas hal yang tak mungkin dilupakannya sepanjang hidup.

Mizuho berkisah bahwa tragedi nuklir Fukushima adalah peristiwa yang

paling menyedihkan bagi Jepang. Tragedi tersebut tak mungkin bisa dilupakan

mereka yang hidup di abad ini, juga di masa mendatang. Jepang harus

menanggungnya hingga generasi berikutnya. Mizuho menjelaskan bahwa ia memilih

untuk mengenangnya, meski sesungguhnya tak ada yang menginginkannya. Menurut

Mizuho, ketika semua orang berfokus ke daerah Fukushima, Miyagi, atau daerah

yang mengalami kerusakan berat karena tsunami, orang telah lupa bahwa Ibaraki juga

mengalami dampak dan pengaruh yang buruk. Hal ini terutama dirasakan para petani

yang bergantung sepenuhnya dari tanah. Awalnya Mizuho berusaha tak ambil pusing,

tak mau peduli, dan memilih untuk melupakan tragedi itu. Tapi kemanapun ia pergi,

ia merasa dihantui kenyataan atas radiasi yang tak tampak itu, terlebih ketika melihat

orang tuanya sedang bercocoktanam.

Ketakutan Mizuho senada dengan Tatsuko Okawara, salah satu aktifis

“Women of Fukushima”. Okawara mengakui bahwa kesadaran atas resiko PLTN ini

sesungguhnya sudah dimulai paska terjadinya kecelakan nuklir Chernobyl.

Perempuan-perempuan ini sudah menentang kehadiran PLTN. Dalam sikap hidup

�147

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: TESIS - USD Repository

sehari-hari, penolakannya ini mewujud pada bagaimana ia mengolah tanah; tak

menggunakan pestisida, ataupun bahan kimia. Dengan sinis ia kini berterima kasih

atas apa yang telah terjadi. Sekarang ia cukup pesimistis dengan kemungkinan untuk

mengolah sayuran-sayuran yang sehat, setelah radiasi mencemari lingkungan mereka

dengan sebegitu hebatnya. Mengabaikan situasi ini tak akan membuat situasi menjadi

lebih baik. Masalah tidak akan pergi hanya dengan mengacuhkan perkara ini.

Hal “tak kelihatan” lain yang sama mengerikan (selain radiasi) adalah rumor

negatif yang berkembang. Bisnis para petani hancur karena mereka menghadapi

rumor seputar radiasi. Orang-orang tak mau lagi membeli sayuran dan ikan-ikan dari

daerah yang tercemar radiasi. Pada awalnya, ekonomi para nelayan dan petani hancur

karena rumor. Hal ini yang menurut Mizuho kadang tak disadari orang ketika berkaca

kembali pada tragedi 3.11. Baginya, Miyagi dan Iwate mungkin mengalami dampak

yang tampak mata, dari puing-puing hancurnya bangunan. Tapi di tempat lain seperti

Ibaraki, dampaknya “tidak terlihat”. Kehancuran bukan hanya dikarenakan radiasi,

tetapi juga rumor negatif yang tersebar dan ikut mencemari.

Tentang “rumor” ini merupakan hal yang ikut disinggung juga oleh Setsuko

Kida dalam dokumenter “Women of Fukushima”. Tak hanya radiasi, tapi rumor juga

ikut menyudutkan dan menghalangi pergerakannya. Sebagai warga Fukushima, Kida

mengakui bahwa warga memang mendapat uang karena tinggal di daerah dekat

PLTN. Jumlah yang diterima penduduk di Tomioka, menurutnya berkisar kurang

�148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: TESIS - USD Repository

lebih 100 dolar Amerika, atau tak lebih dari 1,5 juta rupiah per tahun. Namun meski

demikian, ia merasa sangat jengkel dengan suara-suara dari orang lain (rumor) yang

mengatakan bahwa seharusnya ia tak berhak protes (karena dianggap sudah menerima

kompensasi). Namun meski tak bisa membuktikan, Kida memiliki kecurigaan bahwa

wali kota dan gubernur menerima keuntungan yang jauh lebih besar atas dibangunnya

PLTN di dekat kampung halaman mereka.

Mirip dengan Setsuko Kida, Aki Hashimoto juga merasakan kemarahan

ketika orang lain justru menyalahkan ia karena tinggal di Fukushima adalah

pilihannya. Ia merasa “sendirian”, dan dianggap tak layak mempertanyakan, karena

ia menerima uang dari PLTN. Menurutnya, perasaan ini bahkan telah melampaui

kemarahan. Orang-orang di Fukushima sampai-sampai memiliki istilah khusus, yaitu

“gosei yakeru” untuk bentuk perasaan (kemarahan terpendam) macam ini. Seorang

warga Fukushima lain, Kazue Morizono, merasa bahwa ia telah ditinggalkan, justru

pada saat membutuhkan dukungan dari warga Tokyo. Awalnya ia mengira bahwa

warga Tokyo—yang menikmati pasokan aliran listrik dari PLTN paling banyak—

akan ikut berdiri bersama mereka (perempuan-perempuan Fukushima). Pada

kenyataannya, tidak banyak warga Tokyo yang peduli. Hal ini mengejutkan

Morizono, yang justru membuatnya merasa malu sebagai manusia.

�149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: TESIS - USD Repository

3. Kenangan Masa Perang yang Kembali Datang

Ketika memperbincangkan kisah-kisah tentang pengalaman hidup di tengah

radiasi, selain pengalaman dalam konteks teraktual (paska gempa Tohoku), tak sedikit

pula saya mendapati sejumlah narasi yang justru makin melompat jauh ke belakang:

ingatan pada masa Perang Pasifik / Perang Dunia II. Semua cerita yang melompat

pada ingatan perang ini bisa dipastikan terlontar dari informan yang berusia di atas 50

tahun. Selain menuturkan ingatan ini dalam wawancara, sejumlah informan

menunjukkan pada saya “artefak” atau representasi atas ingatan mereka. Para

pencerita ini mengekspresikan pengalaman mereka melalui praktik-praktik estetik;

yang sengaja dibuat, pertama-tama untuk diri mereka sendiri atau keluarga terdekat.

Misalnya saja Teruaki Yamanoi, yang menuliskan ingatan dan rasa sinisnya pada

Jepang dalam puisi-puisi yang tidak pernah dipublikasikan. Ada pula Miyoko

Enomoto yang menyimpan ingatannya dalam nyanyian populer, gerakan-gerakan,

serta time capsule, berupa surat bergambar dan kartu-kartu pos di atas washii paper.

3.1. Realitas Jepang Paska Perang di mata Teruaki Yamanoi

Teruaki Yamanoi adalah seorang pria berusia 50-an awal. Ia hidup sendiri di

kota Joso, 20 menit dari studio ARCUS. Dulu ia bekerja untuk pemerintah sebagai

seorang pegawai, sampai akhirnya ia memutuskan keluar karena mengalami depresi.

Kami mulai akrab setelah tanpa sengaja terlibat perbincangan seru tentang The Doors,

�150

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: TESIS - USD Repository

Pink Floyd dan Rolling Stones. Teru adalah penggila musik yang tumbuh pada

generasi bunga. Bermain gitar adalah caranya buat menenangkan diri, selain menulis

puisi.

Awalnya ia tampak merasa canggung, namun lambat laun kami sering

menghabiskan waktu bermain gitar-harmonika, atau merokok dan minum kopi di

lapangan depan studio. Sahabat saya ini menceritakan bahwa ia baru saja selesai dari

rehabilitasi dalam rangka pengobatan untuk masalah depresi yang ia alami. Ia

menemukan semangat kembali setelah menjadi sukarelawan di ARCUS Project; entah

sekedar melipat kertas atau menempel poster. Ia mengaku senang bisa mempraktikan

Bahasa Inggris yang menurutnya belum lama berhasil ia kuasai setelah ia berhenti

bekerja.

Setelah mengetahui tentang selebaran saya, Teru membagikan pengalaman

dan perasaannya yang dulu pernah ditulisnya dalam puisi berbahasa Jepang. Lalu

berselang 2 hari setelahnya, tiba-tiba di suatu sore ia menyodori saya sebuah kertas.

Teru dengan sukarela menterjemahkan puisinya dalam Bahasa Inggris—yang

diakuinya jauh dari sempurna. Demikian salah satu puisi Teru yang kemudian saya

terjemahkan dalam Bahasa Indonesia:

�151

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: TESIS - USD Repository

“Perjalanan Hari Ini”

Pada suatu pagi Tertib menunggu, mengantre masuk gedung Segera kutuju meja kerja, kumasukkan identitas dan kata sandi Kehadiranku telah sah terdaftar Saatnya menjadi subjek, subordinat dari serangkaian nomor Untuk patuh, hanya pada hal yang harus kau kerjakan Bahkan pemain baseball terkenal pun punya nomor seragam Tanpa nomor-nomor Tiada hal pernah bermula

Kepada sahabat dan keluarga Kita mengirim surat elektronik, karena kita butuh bukti Data digital dari yang Gotik adalah bukti segalanya Percakapan mudah tersalahpahami Laporan wajib berwujud dokumen Sebuah kebiasaan bisnis yang berlangsung sejak lama Kini laporan dan pencapaian terarsipkan dalam data digital Dibangun dari (kode) 0 dan 1 Pada layar komputer, ikon-ikon cantik bertebaran klik dan double click Merekalah aliran luar biasa yang dibangun dari (kode) 0 dan 1 “Hanya kecepatan yang bisa dipercaya”

Tiap hal digantikan sosok Untuk sebuah capaian penjualan Proses tak lagi penting Hanya hasil yang mampu merubah skor Gajimu tlah ditentukan Istri atau suami, anak atau orang tua Sesungguhnya ini semua buatmu Tunjangan keluarga sudah otomatis terkalkulasi

Cakram padat dalam gemerlap tujuh warna Di dalamnya tersebar lubang-lubang kecil Kita dengarkan musik yang tercincang dalam notasi biner Jauh pada waktu yang lampau dalam komposisi musik, teknologi numerik telah lama digunakan

�152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: TESIS - USD Repository

Kini metronom berwujud elektronik Kini, lagi dan lagi, kita dengarkan musik yang kian kram

Data manusia, dari manusia-manusia ternomorkan Hadir dalam kota maya sebagai ‘dedemit’ Aku melihat film science-fiction Tiap data haruslah bernomor Jika kau tak beridentitas Maka tak pantas kau jadi “dedemit”

Pergi berlibur, terbang ke luar negeri Orang-orang melihat pemandangan, selayaknya termpampang dalam buku tuntunan perjalanan Kita tak lagi punya banyak ingatan, Kita potong pemandangan dalam foto-foto Kita jadikan bukti, kita pernah jejakkan kaki Kadang orang lain yang ambilkan potret Foto yang digital Gambar yang mutakhir, dari gugusan titik-titik kecil Titik-titik kecil yang jadi angka

Belajar Bahasa Inggris, pergi ke Amerika di Bourbon Street, New Orleans Ketika kuminum di sudut bar Seseorang menyapaku: “Aku tahu bahasa Jepang ‘chinkou’ dan ‘mankou’ Apakah barusan aku menulisnya dalam Bahasa Inggris? Aku membayangkan, Bahasa Inggris, disusun dari kemungkinan 24 huruf Tentulah mudah ia jadi digital

Misil-misil terbang di atas kita Itulah kali pertama kita sadar hadirnya bangsa lain Dalam tur wisata atau melancong sendiri Pakai paspor kita jadi orang Jepang Kita punya nomor ID

Dalam sendiri, wajib punya nomor pribadi Dengan ‘The Way of Walking on Earth’ atau ‘Lonely Planet’

�153

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: TESIS - USD Repository

Sebagai pelancong pengembara, berpergian mudah dan murah Dalam cuti kerja, kita pergi lebih lama Tapi benarkah kita telah terbebaskan?

Dan buku tuntutan perjalanan tak (pernah) sekalipun bilang: “Throw away your passport and just hit the road”

Puisi Teru tersebut merupakan sebuah refleksi atas perasaan terasing, yang

berangkat dari pengalaman pribadinya hidup dan menjadi bagian dari

“Jepang” (Paska Perang). Pada suatu petang, setelah kami kian akrab dan sering

menghabiskan waktu untuk jamming musik bersama di studio, Teru menyodorkan

sebuah surat tentang kisah kedua orang tuanya. Teru mengatakan bahwa kisah ini

adalah hal lain yang ingin ia bagikan bersama dengan puisi yang pernah ia berikan

sebelumnya. Teru mengatakan bahwa orang-orang menyebutnya sebagai seorang

anak yang istimewa karena kisah tersebut. Surat yang ditulis dalam huruf kanji itu

saya terjemahkan ke dalam Bahasa Inggris bersama staf ARCUS, yang kemudian

saya alihbahasakan lagi dalam Bahasa Indonesia demikian:

“Kisah Ayahku”

“Selepas Perang Dunia ke-2, ayahku dijebloskan ke dalam penjara di Rusia. Ayahku sangat gelisah. Beliau tidak punya bayangan akan diperlakukan seperti apa oleh para tentara Rusia. Yang saat itu diinginkan ayah hanyalah bisa pulang dan bertemu kembali dengan istri dan anaknya. Kemudian ayah mencuri pistol dan kuda dari tentara Rusia. Ia melarikan diri dari penjara bersama dua sahabat lain. Dari belakang, mereka diberondong dengan senapan mesin, namun untung saja berhasil lolos.

�154

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: TESIS - USD Repository

Dalam perjalanan kembali ke rumah, mereka saling berpamitan, dan ayah memberikan kuda itu kepada kawannya. Mereka berpisah, dan ayah melanjutkan perjalanan, mencari istri dan anaknya di Manchuria. Untuk bisa mencapai rumah, ia harus menyeberangi sungai yang cukup deras. “Ouryokkou” nama sungai itu. Saat itu jembatan telah dipenuhi oleh tentara Rusia yang terus mengawasi tiap-tiap orang yang menyeberang jembatan.

Untunglah ayahku bisa berbahasa Cina sedikit. Ia masuk ke dalam sebuah rumah milik orang Cina, dan meminjam kostum mereka. Ia menyamar menjadi seorang Cina untuk bisa menyeberangi jembatan itu. Setelah berjalan berhari-hari melewati bekas medan pertempuran yang penuh mayat, ia akhirnya berhasil kembali ke Manchuria, bertemu dengan istri dan anaknya.

“Kisah Ibuku”

Beberapa hari setelah Perang Dunia 2 berakhir, ibu sedang menyiapkan anak-anaknya untuk berangkat ke sekolah lokal di Manchuria. Ibu dan kawan- kawannya mengalami kebingungan luar biasa tentang hal yang akan terjadi setelah ini. Beragam rumor berterbangan, suasana terasa begitu kacau. Dalam kesemrawutan itu, ia takut dijadikan tahanan oleh Cina atau Uni Sovyet. Akhirnya dalam keputusasaan dan kebingungan karena Jepang kalah perang, ia dan perempuan-perempuan lain memutuskan untuk melakukan bunuh diri bersama, atau “Gyokusai”.

Serigala mengaum dari kejauhan. Ia berjalan bersiap pergi ke sekolah. Ketika menuruni tangga, ia melihat banyak bom telah dipasang. Ia dan kakakku segera naik ke atas, mereka melihat beberapa keluarga telah siap melakukan “Gyokusai”. Ibuku melihat kawannya meminumkan sianida kepada anak-anak mereka. Ibu kemudian membujuk kakak perempuanku untuk meminum sianida, sambil menjelaskan, “Setelah ini, Kereta Bunga akan datang dan membawa kita ke tempat ayah.”

Sumbu bom kemudian dinyalakan. Tapi pada saat yang sama, seorang prajurit Jepang datang dan menghentikan mereka bunuh diri. Prajurit itu mengajak mereka pulang kembali ke Jepang, dan menaikkan mereka yang

�155

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: TESIS - USD Repository

masih hidup ke atas jip, termasuk ibuku. Dengan kakinya, prajurit itu mematikan sumbu bom yang menyala.

Ibuku berhasil selamat dari “Gyokusai”, tepat pada hari di mana ayahku berhasil melarikan diri dari penjara di Rusia.

Aku lahir setelah mereka bertemu kembali. Orang-orang menyebutku ‘anak yang istimewa’.”

3.2. Kapsul Waktu Miyoko & Katsuo Enomoto

Hampir sama dengan Teru, Miyoko Enomoto menghubungi saya karena

melihat pengumuman yang saya bagikan di koran lokal. Miyoko yang berusia

menginjak 90 tahun menghubungi kantor ARCUS dari rumahnya. Miyoko yang tidak

bisa mengendarai mobil mengundang saya untuk mendengarkan kisahnya langsung di

rumahnya. Yumiko Fujimoto membantu saya dalam berkorespondensi dan

menterjemahkan pembicaraan kami. Akhirnya di suatu Sabtu siang, saya dan Yumiko

membuat janji untuk berkunjung di rumah keluarga Enomoto yang berjarak hanya 15

menit dari apartemen saya.

Sebelum berkunjung, saya menyempatkan diri untuk membeli manisan khas

Jepang sebagai oleh-oleh. Hal ini membuat kami terpaksa sedikit terlambat, maka

Yumiko dengan penuh permohonan maaf menelpon Miyoko atas keterlambatan 5

menit kami—yang baginya merupakan perkara yang agak serius. Setelah itu

berangkatlah kami menuju Rumah Keluarga Enomoto.

�156

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: TESIS - USD Repository

Rumah Keluarga Enomoto terletak di sebuah kawasan pemukiman yang mirip

dengan area apartemen yang saya tinggali. Baik dari penataan, lebar jalan, dan

sepinya orang-orang. Halaman rumah keluarga Enomoto berukuran sekitar lapangan

badminton, ditumbuhi tanaman dan kebun yang dikelola sendiri untuk memenuhi

kebutuhan sehari-hari.

Setelah memarkir mobil, kami melangkah masuk ke teras dan menekan bel.

Yumiko memperkenalkan diri lewat intercom yang terletak tepat di bawah bel. Tak

berselang lama Miyoko keluar menyambut kami. Dalam usianya yang hampir 90,

Miyoko masih tampak begitu segar dan penuh energi. Bicaranya jelas dan bertenaga.

Ia mempersilahkan kami masuk, melepas sepatu dan mengenakan sandal tamu untuk

di dalam rumah.

Di balik pintu utama, saya melihat sebuah layang-layang raksasa berbentuk

serupa burung tergantung rapi di dinding. Kami dihantar di ruang makan, melewati

gantungan layang-layang lain yang berbagai bentuk. Sebelum dipersilahkan duduk,

Yumiko menyerahkan oleh-oleh yang sebelumnya kami beli. Miyoko menerima

dengan senyuman dan rasa terima kasih, lalu ia memanggil dan memperkenalkan

suaminya, Katsuo Enomoto.

Pak Katsuo datang dengan membawa tas plastik di tangannya, berisi ubi yang

baru saja dicabut dari ladang. Di dadanya tersemat kartu identitas. Ia

menunjukkannya sambil bercerita bahwa kartu itu adalah tanda bahwa ia anggota dari

�157

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: TESIS - USD Repository

komunitas layang-layang di Jepang. Katsuo merupakan pembuat layang-layang, dan

telah memenangkan sejumlah perlombaan layang-layang dari bambu dan kertas

washii. Miyoko bercerita bahwa di rumah ini ia tinggal bersama satu puterinya yang

belum menikah, berusia hampir 30 tahun, dan saat ini sedang bekerja sebagai pegawai

di supermarket.

Dengan ramah Miyoko lalu menghidangkan teh, dan cemilan kepada kami,

sambil ia menyiapkan bubur dan merebus ubi yang kelak akan menjadi makan siang

kami bersama di rumahnya yang hangat, di penghujung musim gugur yang mulai

terasa dingin. Miyoko yang penuh semangat mengawali obrolan kami, bahwa ada hal

yang sangat ingin diceritakannya, hal yang tak bisa ia bagi kepada anaknya, karena

kesibukan mereka (anak-anak) jaman sekarang. Menurutnya anak jaman sekarang

sudah tidak mau lagi mendengarkan cerita ini. Yumiko duduk di sebelah saya,

meminta ijin dan menjelaskan bahwa pembicaraan ini akan direkam video. Pasangan

sepuh itu mempersilahkan dengan senang hati. Pak Katsuo lalu mengambil tempat,

duduk di sebelah Bu Miyoko.

Pak Katsuo kemudian bercerita tentang masa kecilnya. Waktu itu ia masih

duduk di bangku kelas 5 SD. Ia tinggal bersama orang tuanya di pinggir pantai. Pak

Katsuo bercerita tentang serangan udara yang menembaki jalanan dan sekolahan.

Mereka menyebut pesawat itu Grumman. Pada waktu itu tentara angkatan darat

Jepang tinggal di rumah Pak Katsuo, karena rumahnya besar, dan sekaligus

�158

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: TESIS - USD Repository

merupakan sebuah penginapan. Tentara-tentara Jepang tinggal di rumahnya untuk

menjaga garis pantai. Saat itu nelayan-nelayan juga diwajibkan menjadi tentara,

sehingga perahu-perahu tak lagi bertuan di pinggiran pantai. Pada saat yang

bersamaan, para tentara kadang berlayar juga (menjadi nelayan) karena mereka

mengalami kekurangan pangan. Pak Katsuo memperagakan bahwa mereka pernah

menyelamatkan tentara Amerika (yang saat itu merupakan musuh Jepang). Tentara itu

hanya memakai celana dan kaos, ia terdampar di pantai dengan perahu karet, sambil

berteriak minta tolong.

Bu Miyoko, istri Pak Katsuo juga menceritakan kisah yang disimpannya

bertahun-tahun. Saat itu tanggal 1 Agustus 1945, bu Miyoko berusia 11 tahun, duduk

di bangku kelas 5 SD. Kejadian itu berlangsung pada malam hari. Pesawat B29

terbang berdatangan, menyerang pemukiman habis-habisan. Seminggu sebelumnya,

di atas kota telah dijatuhkan selebaran dari pesawat. Kertas itu bertuliskan, “Kami

akan menyerang daerah ini, maka mengungsilah sebelumnya”. Saat itu tidak ada

orang yang percaya. Warga masih yakin bahwa Jepang akan menang, tidak mungkin

kalah. Tidak ada warga yang mengungsi. Namun terlambatlah sudah, rupanya

pesawat B29 betul-betul datang dan mengebom kota. Malam itu tiba-tiba terasa

seperti siang hari. Orang-orang tercerai-berai. Warga berlarian tunggang-langgang

masuk ke dalam gua pengungsian. Namun Bu Miyoko dan keluarganya tidak

mendapatkan ruang di sana, gua pengungsian sudah terlampau penuh sesak. Mereka

�159

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: TESIS - USD Repository

kemudian berlari menuju sungai. Miyoko kecil terpisah dari anggota keluarganya

yang lain. Saat itu ia hanya berdua saja bersama adik perempuannya.

Sepanjang malam Miyoko kecil duduk berdua di dalam sungai bersama sang

adik. Keesokan harinya, saat langit telah terang, mereka keluar dari sungai dan

bergegas pulang menuju rumah. Mereka hanya memakai sepatu kain, sementara tanah

terasa begitu panas. Sepanjang jalan Miyoko kecil melihat kota yang telah rata

dengan tanah, hangus terbakar api. Rumah mereka terletak agak jauh dari stasiun

Mito, dan saat itu mereka sampai-sampai bisa melihat stasiun tersebut, karena hampir

setiap bangunan telah runtuh. Setibanya di rumah, Miyoko bertemu ibu, adik dan

kakaknya yang selamat semua.

Selama perang mereka telah menderita kekurangan pangan. Setiap rumah

memiliki persediaan kentang, yang kadang separuh gosong atau telah menjadi arang.

Keluarga Miyoko membuat pondokan sementara dari reruntuhan seng. Saat hujan,

bangunan itu bocor, dan demikianlah Miyoko dan tetangga-tetangga lain harus hidup

sampai beberapa tahun ke depan. Tahun 1947, Miyoko kecil berjumpa dengan ayah

yang pulang dari medan perang. Setelah ayah Miyoko pulang, kehidupan menjadi

lebih baik dan mapan. Semenjak keluarga bersatu lagi, hidup mereka kembali menjadi

“normal” dengan perlahan.

Baik Pak Katsuo maupun Bu Miyoko, keduanya terkenang akan ketakutan

luar biasa semasa kecil mereka. Ingatan akan kelaparan membekas begitu kuat dalam

�160

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: TESIS - USD Repository

benak mereka masing-masing. Bu Miyoko sempat memakan rerumputan di sekitar

rumah hanya untuk bertahan hidup. Setelah situasi sedikit membaik, ia hanya

memakan gandum bercampur lobak sebagai pengganti nasi.

Menurut Pak Katsuo, pada masa itu semuanya harus dialami “demi negara”.

Rakyat menderita kelaparan, dan tak sedikit pula tentara yang kesulitan pangan.

Namun meski begitu, orang-orang berpangkat tinggi selalu berkecukupan pangan,

mereka selalu mendapat jatah banyak. Hal itu sangat berbeda dengan tentara baru

yang tidak memiliki makanan sama sekali. Sistem kelas terasa sangat kuat dan

berpengaruh. Meskipun Pak Katsuo masih kecil, ia sudah bisa menyadari hal yang

tengah terjadi. Ia juga teringat bahwa segala hal yang ia lihat dan dengar, “tak boleh"

dibicarakan kepada siapa-siapa.

Gambar 28. Pak Katsuo dan Bu Miyoko menunjukkan kartu pos yang dibuat mereka, setelah menceritakan kenangan pahit semasa kecil dalam masa perang pasifik. (dok. pribadi, November 2015)

�161

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: TESIS - USD Repository

Di akhir penceritaan kisah mereka, Bu Miyoko kemudian beranjak berdiri. Ia

mengatakan bahwa segala hal yang telah diceritakannya ini dituliskannya dalam

sebuah “surat wasiat” yang disebutnya sebagai Kapsul Waktu. Hari itu Miyoko tak

menunjukkan surat itu kepada kami. Meski demikian, Miyoko juga bercerita bahwa

di saat yang lain, ia membuat kartu pos, dan mengajari anak-anak kecil untuk

membuat kartu pos. Menggambar kartu pos merupakan caranya untuk “mensyukuri”

hal yang ia miliki setelah semua penderitaan tersebut. Ia kemudian mengambil kartu-

kartu pos tersebut. Kartu-kartu itu bergambar buah-buahan, dan bunga-bungaan.

Tidak ada kisah tentang perang dan semua penderitaan yang tadi baru saja

diceritakannya. Lalu sembari saya dan Yumiko melihat-lihat lukisan kartu pos yang

dibuatnya, Bu Miyoko kembali menyela dalam bahasa Jepang. “Aku bisa bercerita

lebih baik melalui tarian dan nyanyian”, katanya. Yumiko menterjemahkan, lalu saya

mengarahkan kamera padanya, lantas mulailah Bu Miyoko menari dan menyanyi. Bu

Miyoko menyanyikan lagu Kyu Sakamoto dengan gerakan tanpa malu-malu. Bagi

saya, lagu itu terasa indah dan merdu, namun miris pada saat yang bersamaan. Saya

sendiri tak mengerti lirik lagu tersebut. Akan tetapi, saya menemukan impresi yang

menggerus perasaan pada cara Bu Miyoko menyanyikan lagu itu, mungkin karena

nada-nada yang dilantunkan bernuansa minor dan terasa sedih. Setelah kami pulang

nantinya, Yumiko menjelaskan bahwa itu adalah “lagu yang bahagia” dan positif.

�162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: TESIS - USD Repository

Demikian lirik lagu Kyu Sakamoto ���'*(/2�-�1 ��� yang

dalam Bahasa Indonesia bisa diartikan dengan “Lihatlah Bintang-Bintang di Langit

Malam”. Demikian lirik lagu yang dilantunkan Miyoko, yang telah saya terjemahkan

ke dalam Bahasa Indonesia:

Lihatlah,

Bintang-bintang di langit malam

Seperti kita,

Bintang-bintang tak bernama

Mereka bernyanyi tentang kebahagiaan yang sederhana

Lihatlah,

Bintang-bintang di langit malam,

Seperti kita

Bintang-bintang tak bernama

Mereka mendoakan kebahagiaan yang sederhana

Gandengkanlah tanganmu bersamaku

Mengejar mimpi

Tiada hal yang susah, manakala kita berdua

Lihatlah,

Bintang-bintang pada langit malam

Bintang kecil, dengan sinar yang kecil

Mereka mendoakan kebahagiaan yang sederhana

�163

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: TESIS - USD Repository

Selepas bercerita panjang lebar, Bu Miyoko yang perlahan tampak mulai

lelah, menyuguhkan hidangan makan siang bagi kami semua. Setelah itu ia masuk ke

dalam kamar lagi, mengambil bingkisan, lalu memberikannya kepada saya dan

Yumiko. Bu Miyoko menghadiahi saya dua buah kerang terbungkus kain yang

dibuatnya sendiri. Kami lalu saling membungkuk memberikan tanda hormat. Kami

lalu mohon pamit dengan Pak Katsuo dan Bu Miyoko. Belum sampai pula di pintu

keluar, rupanya buru-buru Bu Miyoko menghampiri kami dan membawakan sebuah

bingkisan berisi buah kesemak, buah khas musim gugur Jepang yang ia petik dari

halamannya pagi ini. Kami pun berpamitan. Secara mengejutkan di tengah perjalanan

Yumiko berlinang air mata. Ia merasa begitu tersentuh dengan kisah yang diceritakan

Bu Miyoko. Setelah menyeka air mata, Yumiko menyanyikan lagu yang dibawakan

oleh Bu Miyoko. Yumiko segera teringat pada kakeknya di Hiroshima.

Berselang sebulan kemudian, Bu Miyoko dan Pak Katsuo tiba-tiba secara

mengejutkan hadir dan berkunjung ke studio. Mereka datang membawa bingkisan

berupa buah-buahan, dan sebuah gulungan kertas. Dengan penuh sukacita saya

sambut mereka. Yumiko kemudian ikut hadir di tengah-tengah kami, kembali

membantu menterjemahkan percakapan. Setelah menyajikan segelas teh hangat, kami

berbincang-bincang. Secara spontan terbesit ide saya untuk mengajak mereka melihat

hasil rekaman wawancara yang kami lakukan sebelumnya di rumah mereka.

�164

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: TESIS - USD Repository

Suasana kemudian menjadi hening. Pak Katsuo dan Bu Miyoko tampak begitu

fokus menyaksikan rekaman wawancara kami. Setelah menonton hasil wawancara

tersebut, tiba-tiba Pak Katsuo mendekatkan bibirnya ke telinga saya. Ia berbisik

dalam bahasa Jepang. Segera saya mengajak Yumiko turut serta, membantu

menterjemahkan. Pak Katsuo lalu berbicara lebih keras untuk kami berdua, yang

kemudian bisa diterjemahkan demikian:

“Menurut saya sekarang, memang ada untungnya, bahwa dijatuhkannya bom(atom) Amerika (Serikat) di Hiroshima telah sekaligus memutus penderitaan kami pada waktu itu yang hidup begitu sulit pada masa perang (Pasifik).”

Bu Miyoko kemudian menyerahkan pada saya sebuah gulungan kertas washii

yang bergambar buah-buahan. Ia menceritakan bahwa ini adalah kapsul waktu

miliknya, yang tidak ia perlihatkan kepada saya sebelumnya. Kertas itu adalah surat

yang ia buat untuk dirinya sendiri, agar selalu teringat masa-masa sulit itu, dan

mensyukuri hal yang ada saat ini. Bu Miyoko meminjamkannya kepada saya, entah

untuk apa, ia berharap bisa berguna. Gulungan kertas yang begitu berharga tersebut

berkisah hal yang sama dengan yang dibagikannya dalam wawancara kami. Gulungan

itu kemudian saya kembalikan pada saat berpamitan, sehari sebelum saya terbang

kembali ke Indonesia. Pada saat itulah Pak Katsuo menghadiahkan kepada saya

sebuah layang-layang berbentuk persegi yang bertuliskan nama keluarga Enomoto.

Yumiko menterjemahkan, bahwa ia memberikan layang-layang tersebut, berharap

�165

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: TESIS - USD Repository

agar pertemuan istimewa ini tidak terlupakan sekembalinya saya ke Indonesia. Saya

membungkuk hormat, lalu memeluk mereka.

C. Mengingat dengan Cara yang Artistik

Sub-bagian ini akan menyelidiki bagaimana masyarakat Jepang

mememorialisasi atau membangun monumen-monumen kecil atas “ingatan

bersama” (khususnya yang terkait dengan topik radiasi nuklir) dalam medium artistik.

“Ingatan bersama" yang dimaksud di sini adalah topik ingatan sebagaimana berhasil

terkategorikan dalam sub-bab sebelumnya, antara lain: (1) Nuklir pada masa perang,

dan; (2) Nuklir pada paska perang. Pada titik tertentu, ingatan dan pengalaman hidup

bersama radiasi nuklir dalam periode dan konteks yang terpaut jauh terebut (Perang

Pasifik & Fukushima Daiichi) justru saling berkelindan, dan memantulkan satu sama

lain.

1. Foto Tanaman & Koleksi Serangga Pak Nakata:

Monumen atas "Hal Tak Terbicarakan"

Suatu pagi yang lain di akhir pekan, seseorang berkunjung ke studio saya

karena pengumuman yang dibaca di koran lokal. Pak Nakata namanya. Usianya

hampir menginjak 50 tahun. Beliau adalah seorang pegawai swasta yang gemar

memotret, dan mengkoleksi serangga-serangga yang kemudian disimpan dalam

�166

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: TESIS - USD Repository

wadah plastik. Ketika berkunjung ke studio, seperti kebanyakan informan lain, ia

melihat dan membaca dengan seksama tiap detil surat-surat, kartu pos, dan foto-foto

yang berhasil saya kumpulkan selama observasi ini.

Dari kumpulan kisah tersebut, Pak Nakata mencoba menyimpulkan sesuatu.

Dalam Bahasa Inggris, tiba-tiba ia mengatakan bahwa kisah-kisah yang terkumpul ini

sesungguhnya merupakan Jepang yang sesungguhnya. Saya terkejut mendengarnya.

Pak Nakata berpendapat bahwa narasi-narasi tersebut merupakan sejarah Jepang yang

selama ini tidak pernah dibicarakan, apalagi ketika negara membahas nuklir, ataupun

perang. Ia mengaku memiliki pengalaman pula terkait hal yang baru saja ia baca

dengan seksama. Terkait "hal yang tak dibicarakan" itu, Ia menjanjikan untuk

membagi beberapa foto-foto koleksi miliknya, sebagai caranya “mengingat”. Saat itu

saya menduga ia memiliki arsip-arsip langka.

Berselang tak lebih dari seminggu, saya mendapat sebuah parsel berisi surat

bertuliskan kanji, foto-foto, dan sebuah serangga yang disimpan dalam wadah plastik.

Parsel yang dikirim oleh Pak Nakata untuk menggenapi janjinya tersebut rupanya

cukup mengagetkan saya. Dugaan saya keliru. Alih-alih foto berupa arsip-arsip

langka seperti yang saya bayangkan, Pak Nakata rupanya memberikan saya sebuah

foto bunga-bungaan dengan kontras dan saturasi warna tinggi, dan seekor serangga

�167

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: TESIS - USD Repository

yang telah diawetkan & diletakkan di dalam wadah plastik kedap . Foto-foto tersebut 62

tampak diambil dengan lensa mikro manual yang ditancapkan dalam kamera digital.

Melalui surat yang menyertai foto-foto itu, ia bercerita bahwa tanaman-tanaman itu

adalah satu dari sekian foto yang diabadikannya tiap hari. Setiap pagi Pak Nakata

berjalan-jalan dengan anjing kesayangannya. Di sela-sela jalan pagi itu, ia biasa

mengambil foto bunga-bungaan yang hampir bangun, atau baru saja mekar,

bermandikan embun. Sesekali pula ia menemukan serangga-serangga musim panas,

atau kumbang-kumbang yang berkilauan. Ia gemar mengkoleksi kumbang-kumbang

yang berwarna-warni.

Bingkisan Pak Nakata (foto-foto bunga yang bermekaran dan koleksi

serangga yang diawetkan) mengingatkan saya pada cara Katsuo dan Miyoko

Enomoto "mengawetkan" ingatan mereka melalui gambar buah-buahan di Kapsul

Waktu. Gambar dan ingatan yang seolah tak berhubungan satu dan lainnya, tampak

bukan sebagai penyangkalan, namun terasa lebih sebagai suatu olah pengalaman yang

estetis; menciptakan ruang untuk menjembatani hal yang tak bisa lagi dikatakan,

sesuatu yang tak lagi bisa diungkap dengan segera.

Koleksi serangga yang telah ia awetkan (yang menyertai foto-foto tersebut) terpaksa tinggal di ARCUS. Sejak 62

awal imigrasi Jepang mengingatkan untuk tidak membawa benda organik keluar dari negaranya tanpa pemberitahuan khusus.

�168

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: TESIS - USD Repository

�169

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: TESIS - USD Repository

2. Pameran / Proyek Seni Visual

Dari sejumlah pameran maupun acara seni yang berlangsung pada rentang

Agustus – Desember 2015, saya memilih “Demarcation” sebagai pameran yang saya

rasa sangat menarik untuk dibahas dalam penelitian ini. Pameran ini memfokuskan

diri membicarakan radiasi dan dampak nuklir paska gempa Tohoku. “Demarcation”

merupakan pameran duo antara seniman konseptual Jepang Meiro Koizumi dan

sutradara teater Akira Takayama. Pameran ini dikuratori oleh Fumihiko Sumitomo,

Gambar 29-31. Foto-foto dari Pak Nakata. Tiga gambar di atas merupakan beberapa contoh foto yang dikirimkan Pak Nakata kepada saya, sebagai "caranya mengingat". Foto-foto tersebut diabadikan Pak Nakata menggunakan lensa kamera manual yang telah berusia puluhan tahun. Menurutnya, lensa-lensa tua tersebut menyimpan ingatannya sendiri setelah puluhan tahun "bersentuhan" dengan banyak momen, termasuk ketika ia mengambil foto-foto bunga tersebut.

�170

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: TESIS - USD Repository

direktur dari Japan’s Maebashi Art Center. Pameran dua seniman ampuh Jepang ini

diadakan di Ginza Maison Hermès Le Forum. Ginza sendiri merupakan sebuah

kawasan pusat fashion kelas atas di Tokyo.

2.1. Ingatan Perang, Amnesia, dan Sapi-sapi Radiasi dalam

“Demarcation” oleh Meiro Koizumi dan Akira Takayama

Gambar 32. Pameran Demarcation di Ginza Maison Hermès Le Forum, 31 Juli-12 Oktober 2015. Kiri: instalasi video "Happy Island: The Messianic Banquet of the Righteous", karya Akira Takayama (2015) (sumber: http://www.maisonhermes.jp/en/ginza/le-forum/archives/731943/) Kanan: salah satu frame dalam video "In the State of Amnesia", karya Meiro Koizumi (2015) (sumber: http://artists-guild.net/en/project/354/)

Selasa pagi itu saya sudah meniatkan diri untuk pergi menonton pameran

bertajuk Demarcation. Saya cukup mengikuti karya Meiro Koizumi, salah satu

seniman yang berpameran. Meiro Koizumi memiliki reputasi dan kekaryaan yang

cukup baik. Sangat sulit dulu bagi saya bisa mengapresiasi karya video art, hingga

akhirnya berjumpa dengan karya video Meiro Koizumi. Meiro Koizumi merupakan

salah satu seniman yang juga pernah menjalankan residensi di ARCUS pada periode

�171

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: TESIS - USD Repository

awal berjalannya institusi itu. Ia juga menjadi salah satu seniman yang diundang dan

mendapat high-light pada Jakarta Biennale 2015 silam.

Saya berangkat pada pukul 8.30, dan perjalanan dari apartemen saya di

Moriya menuju Ginza memakan waktu total 90 menit, mulai dari menggunakan bis

angkutan kota Moriya, Tsukuba express, dan metro dalam kota Tokyo. Stasiun

perhentian saya di Ginza tepat berada di bawah bangunan Sony Building. Segera

setelah keluar dari stasiun, saya menuju ke sebuah toko fashion Hermès yang cukup

mentereng tepat di seberang. Di lantai bawah toko ini saya disambut oleh seorang pria

dengan setelan lengkap dan rapi. Pramuniaga yang berusia muda itu membukakan

pintu bagi setiap pelanggan yang masuk. Pagi itu saya melihat ada sekitar 5 orang

pelanggan sedang melihat barang-barang yang ditawarkan di dalam toko mewah ini.

Seorang perempuan muda dalam pakaian formal dan rapi bernuansa gelap

kemudian mendatangi saya dengan ramah. Pramuniaga ini menanyakan apa yang bisa

dibantunya untuk saya dalam Bahasa Inggris. Setelah menanyakan lokasi galeri, ia

mengantar saya ke sebuah lift yang terletak di belakang, menekan angka (lantai) 8,

lalu mempersilahkan saya masuk.

Sesampainya di lantai delapan, saya disambut oleh sebuah ruangan yang

terang, dengan dinding yang disusun dari balok-balok kaca yang terasa mewah.

Ruang pamer galeri ini terasa modern dan steril. Sebelum menikmati karya, saya

melakukan scanning dengan cepat. Saya membiasakan diri dengan ruang, lalu

�172

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: TESIS - USD Repository

menikmati penataan karya secara umum. Sejumlah TV berukuran besar dengan

kualitas Ultra HD 4K berdiri di lantai, berhadapan dengan digital frame yang

memainkan denting-denting piano yang tak begitu piawai. Saya memposisikan diri

berada tepat di tengah, di antara TV dan bocoran suara piano itu. Perlahan-lahan saya

menapaki pengalaman memasuki karya.

Lima buah Ultra HD 4K TV bergambar tajam dan berukuran besar itu (antara

50 – 60 inchi) memutarkan gambar sapi-sapi di peternakan yang luas. Sapi-sapi itu

sedang mengunyah rerumputan, lengkap dengan suara soundscape: suara rumput

yang dimamah, dikunyah, sapi yang bernafas, sesekali bersuara. Situasi ini menyedot

saya pada pengalaman yang janggal, terlebih di belakang tubuh saya berdenting

permainan piano yang terasa terbata-bata, seperti orang berlatih. Close-up sapi-sapi

yang memakan rerumputan terasa begitu intens, dan justru perulangan dan

pelipatgandaan itu menghadirkan pengalaman yang seolah menyedot, menghipnotis,

pada sesuatu yang ambang, pada sebuah limbo. Pengalaman ini terlebih lagi didukung

oleh ruangan yang dikelilingi balok-balok kaca, begitu terang dan putih, bersih.

Instalasi video tersebut merupakan karya Akira Takayama yang diberi judul

Happy Island. Dari informasi tentang karya yang saya baca kemudian, baru saya tahu

bahwa judul ini merupakan terjemahan literal dari “Fukushima”. Sapi-sapi tersebut

direkamnya dari sebuah ladang yang bernama Farm of Hope, di sebuah kawasan

peternakan yang terletak di Namie, daerah Fukushima. Kota Namie ini sekarang telah

�173

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: TESIS - USD Repository

menjadi kota mati, karena mengandung konsentrasi radiasi nuklir yang tinggi, dan

telah ditinggalkan oleh penduduknya paska meledaknya reaktor TEPCO di

Fukushima.

Ladang tersebut dimiliki oleh Masami Yoshizawa, seorang petani yang

menolak untuk berhenti berladang. Masami Yoshizawa berladang sebagai wujud

protes kepada pemerintah dan perusahaan listrik TEPCO. Sama seperti Naoto di

Tomioka, Yoshizawa memilih kembali ke rumahnya dan mengurusi ternak-ternak

yang ditinggalkan. Yoshizawa menyadari bahwa ia tak mungkin bisa menjual ternak-

ternaknya, namun meski demikian ia menolak untuk dievakuasi dan membangun

hidup baru. Menurut Yoshizawa (59 tahun), sapi-sapi ini merupakan sebuah kesaksian

yang hidup tentang Fukushima. Yoshizawa menuturkan bahwa pemerintah ingin

membunuh sapi-sapi ini, berharap menghapus apa yang telah terjadi di sini.

Yoshizawa berjuang, memasang badan, tidak memperkenankan pemerintah

membunuh sapi-sapi ini. Di pintu gerbang peternakan ini, tertancap sebuah

pernyataan “Nuclear Rebellion!”, ditorehkan dalam warna kuning di atas tulang-

tulang sapi.

Sebelum bencana terjadi, Yoshizawa beternak sapi untuk disembelih.

Menurutnya, membunuh sapi untuk makanan manusia, dan membunuhnya karena

kontaminasi nuklir adalah hal yang berbeda. Yoshizawa melihat sapi-sapi ini, sama

�174

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: TESIS - USD Repository

seperti 83000 manusia lain yang dipaksa meninggalkan rumah mereka di daerah

evakuasi hingga 2,5 tahun sebagai korban.

Yoshizawa mencemaskan kesehatannya, tapi baginya yang lebih

mencemaskan dan menakutkan lagi adalah negara yang siap untuk melupakan

bencana nuklir tersebut, yang saat ini justru sedang bersiap untuk Olympics 2020.

Yoshizawa menegaskan, “Jika pemerintah mengatakan bunuh sapi-sapi itu, maka saya

akan menyelesaikannya dengan melakukan yang berkebalikan; membiarkan sapi-sapi

itu tetap hidup, menyelamatkan mereka” (New York Times, 11 Januari 2014).

Gambar 33. Peternakan Yoshizawa yang sekarang dinamainya “Ranch of Hope”, terletak di daerah evakuasi bencana nuklir Fukushima Daiichi. 63

Sedangkan dalam karya Takayama, denting piano yang menyelinap masuk ke

“peternakan” tersebut dimainkan oleh seorang siswa sekolah lokal. Lagu yang

dimainkan berjudul Sheep May Safely Gaze. Kehadiran dua elemen kuat ini

https://www.nytimes.com/2014/01/12/world/asia/defying-japan-rancher-saves-fukushimas-63

radioactive-cows.html[diakses22Maret2017]

�175

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: TESIS - USD Repository

menyajikan suatu ironi, sebuah drama dan seolah sedang menyatakan perasaan yang

“melampaui kemarahan”, atau dalam bahasa Fukushima disebut dengan gosei yakeru.

Video Yoshizawa lainnya menggambarkan sang seniman, dalam topeng

monyet, sedang berjalan menuntun sapi menyusuri kota Namie yang tak lagi

berpenghuni. Yoshizawa meletakkan kamera di punuk sapi, menunjukkan seolah sapi

itu yang justru menuntun pengunjung yang menonton.

Pada sisi lain dari ruangan ini, Meiro Koizumi menghadirkan pula karya

berupa instalasi video. Meiro Koizumi mengintervensi ingatan "sang informan",

mengajaknya membayangkan diri menjadi sang pelaku, lalu membalik pengalaman

tersebut. Karya Koizumi mengajak penonton untuk berdialog tentang amnesia. 64

Video dengan dialog yang dramatis tersebut menghadirkan sebuah interview

antara sang seniman dengan Nobuhiro Tanaka. Nobuhiro Tanaka adalah seorang

warga Jepang yang mengalami kerusakan otak dalam sebuah kecelakaan saat berusia

21 tahun. Kecelakaan tersebut membuat Nobuhiro Tanaka mengalami gangguan

ingatan. Dalam karya ini, Koizumi mengajak Tanaka untuk mengingat sebuah

kesaksian traumatik dari seorang tentara Jepang yang bertugas di Cina semasa Perang

Dunia II.

Dalam video tersebut, dibawah instruksi Koizumi sebagai seniman, Nobuhiro

Tanaka menceritakan sebuah pengakuan traumatik (tentara Jepang) yang dinarasikan

http://en.fondationdentreprisehermes.org/Know-how-and-creativity/Exhibitions-by-the-Foundation/64

Akira-Takayama-and-Meiro-Koizumi-at-the-Forum?force=true[diakses22Maret2017]

�176

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: TESIS - USD Repository

dalam sudut pandang orang pertama, seolah-olah ingatan itu milik Nobuhiro Tanaka

sendiri. Dalam "pengakuannya", Nobuhiro Tanaka menceritakan peristiwa ketika

"dirinya" terpaksa mendorong seorang anak kecil dari ketinggian di sebuah bangunan,

dalam sebuah misi rahasia semasa Perang Dunia II di Cina.

Kesaksian Nobuhiro Tanaka dalam video tersebut merupakan narasi yang

sesungguhnya telah dihapalkan selama dua hari proses pengambilan gambar. Namun

dikarenakan gangguan ingatan yang dideritanya, Nobuhiro Tanaka terbata-bata

mengingat tiap kata-kata yang "(di)masuk(kan)" ke dalam kepalanya. Dalam video

tersebut tampak ia berjuang begitu keras dan bahkan kerap mengalami momen

kehilangan ingatan dalam upayanya memanggil kisah yang sebelumnya telah dia

hapalkan. Makin ia mengingat, makin kabur dan berat kerut wajah dan ekspresinya,

bercampur pilu dan putus asa yang datang berkali-kali dengan nyaris---seolah kisah

sang prajurit hadir sebagai kisahnya sendiri. Pada akhirnya, tiada satupun kata terucap

dari bibir Nobuhiro Tanaka. Semua ingatan seolah lenyap, lari dari kepalanya,

menyisakan kesunyian belaka. 65

http://meirokoizumi.com/framepage13.html [diakses 29 Juni 2018]65

�177

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: TESIS - USD Repository

BAB IV

MERAWAT INGATAN DI JALAN KESUNYIAN

Melihat pada paparan bab sebelumnya, tampaklah kesenjangan nalar dan

sikap antara penguasa dengan rakyat Jepang terkait keputusan atas pengembangan

teknologi nuklir. Di satu sisi, pemerintah dan pemilik modal menunjukkan sikap

begitu optimis dan penuh percaya diri dengan pengembangan teknologi nuklir, seolah

mengingkari pengalaman apokaliptik yang terjadi di Hiroshima (1945) dan

Fukushima (2011) . Sementara itu, pada simpang pendulum yang lain, rakyat 66

mengalami trauma luar biasa atasnya.

Fenomena warga Jepang yang bereaksi keras (maupun lembut) atas nuklir

sejatinya perlu disorot dan dibaca pula dalam tarikannya pada lansekap imajinasi

(ekonomi-politik) pemerintah Jepang atas teknologi dan kemajuan. Konsep

Ideological State Apparatus yang dikembangkan Althusser akan mendasari

penelusuran saya atas reproduksi ide dan kegilaan Jepang terhadap teknologi nuklir.

Dengan meminjam instrumen dari Foucault, saya akan melacak wacana yang

dibangun negara atas teknologi nuklir, terutama pada bagaimana gagasan atas nuklir

Untuk menghindari kebingungan atas penggunaan istilah "nuklir" atau "atom", sebagai gambaran, bom atom 66

yang dijatuhkan Amerika Serikat di Hiroshima & Nagasaki pada tahun 1945 masuk dalam kategori bom nuklir. Ada dua jenis bom nuklir; pertama yang menggantungkan pada pemisahan (fission) atom dan yang menggantungkan pada penggabungan (fusion) seperti bom hidrogen---sebuah teknologi militer yang dikembangkan AS untuk mengimbangi kekuatan Uni Soviet pada periode perang dingin. Kekuatan energi nuklir dari bom hidrogen yang dikembangkan AS memiliki potensi kehancuran jauh lebih dahsyat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki. Dengan kata lain, teknologi atom merupakan bagian dari teknologi nuklir.

�178

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: TESIS - USD Repository

dirombak ulang oleh negara. Hal ini penting untuk melihat kesenjangan imajinasi

atas 'the common good' (kebaikan bersama) yang dibayangkan negara (yang

terimplementasikan dalam kebijakan ekonomi-politiknya terkait teknologi nuklir),

dan yang dibutuhkan secara riil oleh warga.

Lubang yang menganga antara pilihan pemerintah Jepang atas teknologi

nuklir dengan trauma masyarakat Jepang, perlu dibaca dan ditelusuri sebagai pijakan

awal untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini. Strategi dan manuver

warga yang hadir merespon isu nuklir di Jepang tersebut akan saya baca dalam

pendekatan demokrasi radikal yang ditawarkan Chantal Mouffe. Partisipasi

masyarakat dalam mengambil keputusan (atau merespon keputusan) atas isu nuklir

yang kemudian tampak sebagai pilihan 'mentok dalam ketidakberdayaan' tersebut

perlu dibaca pula dalam kerangka pengalaman yang estetis sekaligus politis. Dengan

demikian, praktik-praktik artistik yang seolah tampak sebagai hal yang sehari-hari

(warga yang berkaraoke, Miyoko yang membuat kartu pos, Teru yang menulis puisi),

atau bahkan seni kontemporer yang hadir di galeri-galeri, termasuk pula respon-

respon lantang dan ekstrim (ibu-ibu dari Fukushima, Naoto yang memberi makan

ternak di kota mati dalam paparan radiasi tinggi)---bisa dicatat sebagai sebuah sikap

politis. Untuk melengkapi bab ini, saya akan meminjam perkakas Rancière dalam

membaca aspek politis dari estetika-estetika yang hadir membicarakan trauma nuklir

yang tak mampu lagi dibahasakan. Dengan demikian, praktik-praktik tersebut mampu

�179

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: TESIS - USD Repository

dibingkai dan diwacanakan sebagai bentuk siasat seni dan strategi budaya masyarakat

Jepang untuk mengingat.

A. Nuklir Sebagai "Jalan Keselamatan": Sebuah Tragedi

Bagaimana bisa pemerintah Jepang tergila-gila kepada teknologi nuklir, yang

dalam sejarahnya sendiri pernah meluluhlantakkan Hiroshima dan Nagasaki?

Pertanyaan tersebut justru memang tak bisa dilepaskan dari sejarah kejayaan militer

dan serial ekspansi Jepang ke Asia pada awal abad 20, yang kemudian ditutup

dengan episode katastrofi kekalahannya pada Perang Dunia ke-2.

Setelah Jepang resmi menyerah kepada Sekutu, ia menanggung tak hanya

kehancurannya sendiri, namun juga biaya reparasi atas segala kerusakan dan

penderitaan yang dialami Sekutu selama perang berlangsung (Artikel 14 dalam San

Fransisco Peace Treaty 1951). Dalam situasi terpuruk tersebut, kekuasaan politik

Kekaisaran Jepang termasuk kekuatan militer ikut dilucuti dan tergantikan dengan

hegemoni Amerika Serikat sebagai patron atas ekses kemenangan Sekutu.

Tanggungan Jepang yang luar biasa besar tentu menuntut percepatan pertumbuhan

ekonomi yang juga tak kalah luar biasa, yang mau-tak-mau harus melibatkan

campur tangan dari Amerika Serikat.

�180

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: TESIS - USD Repository

Paska Bom Hiroshima dan Nagasaki, percakapan tentang nuklir di Jepang

sangat dibatasi dan dikontrol oleh Amerika Serikat. Perbincangan tentang nuklir 67

kembali muncul dengan wajahnya yang baru dari corong Amerika Serikat pada 1953.

Dalam retorika Eisenhower atas "Atoms for Peace", Amerika Serikat

mempropagandakan pengembangan teknologi atom untuk melayani kebutuhan

kemanusiaan secara damai. Jepang kemudian menggelontorkan biaya 235 juta Yen

untuk melakukan riset pengembangan teknologi "Atom untuk Perdamaian" pada

tahun yang sama dengan diberlakukannya the Atomic Energy Act of 1954 oleh

Amerika Serikat. Sebagai hasil dari riset tersebut, Jepang akhirnya berhasil

mengawali pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir pertamanya pada tahun

1961, yang beroperasi pada tahun 1965, dengan sistem pemasokan listrik yang

dikuasai negara secara monopoli (sampai tahun 1995). Kehadiran teknologi nuklir ini

ibarat titik terang bagi kebangkitan perekonomian dan industri Jepang, mengingat

bahwa negara ini tidak memiliki sumber daya alam yang memadahi untuk memenuhi

kebutuhan energi untuk perindustrian yang kian meningkat.

baca http://theconversation.com/the-little-known-history-of-secrecy-and-censorship-in-wake-of-atomic-67

bombings-45213 (diakses 19 April 2018)

�181

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: TESIS - USD Repository

1. Nuklir, Matahari Baru Jepang

Mengapa ideologi dibutuhkan manusia? Pendekatan Marxist berkali-kali

menggarisbawahi tentang adanya keterpisahan (alienasi) material dalam masyarakat

kapitalis, antara manusia dengan kondisi riil mereka. Ideologi menjanjikan individu

suatu panggilan dengan cara yang paling personal, untuk manusia memiliki tempat,

peranan dan keberadaan dalam realitas. Dalam konteks penelitian ini, pengembangan

teknologi nuklir dibaca sebagai ideologi dalam kemampuannya memberikan ruang

bagi individu-individu Jepang sebagai "subjek". Gambaran utopia atas kemajuan

Jepang yang berpijak pada pengembangan teknologi nuklir merupakan sebuah

pembayangan mental yang berangkat dari realitas Jepang paska-perang dunia. Para

warga ikut menjadi bagian, merayakan, serta melihat nuklir sebagai bagian dari

realitas (termasuk masa depan) mereka di Jepang. Nuklir adalah sebuah pengharapan

bagi Jepang (sebagai bangsa), untuk bisa mengentaskan diri dari keterpurukan,

kekalahan, dan kehancuran paska PD II. Nuklir adalah jalan bagi Jepang untuk

merengkuh kemajuan dan masa depan, untuk bisa berjaya kembali, seperti yang

pernah mereka alami di masa lalu. Para warga yang turut menghidupi dan bersepakat

paham atas pemanfaatan teknologi ini, ibarat mengecapnya sebagai sebuah "jalan

keselamatan dan hidup", selayaknya ditawarkan oleh para penguasa dan

dipropagandakan Amerika Serikat.

�182

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: TESIS - USD Repository

Gagasan interpelasi yang dikembangkan Althusser merupakan olah

pemikirannya atas pembacaan konsep psikoanalisis Lacan. Proses terbentuknya

subjek melalui interpelasi dalam pendekatan Althusser terjadi dalam fase cermin

Lacan di tataran imajiner. Pada fase cermin, individu pertama kali mengalami dirinya

sendiri dan bisa melihat liyan, meski itu pantulan dirinya. Ideologi ibarat cermin,

bersifat imajiner. Di sinilah individu mengidentifikasi dirinya sebagai subjek,

membuat orang mengenali dirinya---meskipun pengenalan yang ditangkap itu keliru

(misrecognition). Kita telah menjadi subjek melalui proses menghasrati apa yang

dihasrati liyan atas kita. Tepat dalam skema pemikiran Lacan, ideologi pada konteks

politik menempati singgasana yang sama dengan fantasi.

Dalam kasus pengembangan teknologi nuklir Jepang, proses interpelasi

tampak dari beberapa pernyataan warga yang menunjukkan dukungan atas hadirnya

gagasan Atoms for Peace. Pada paruh akhir 50'an, pemerintah Jepang mengklaim

berhasil mengubah persepsi masyarakat Jepang tentang nuklir melalui film, ruang

kelas, dan sejumlah artikel. Opini masyarakat yang awalnya masih mengalami

histeria kini perlahan telah terpulihkan dan akhirnya mampu perlahan menerima

pemanfaatan nuklir untuk perdamaian (Kuznick, 2011). Selain itu, berhasilnya

kampanye "Atom untuk Perdamaian" juga merupakan buah dari interpelasi yang

terjadi pada aktor-aktor yang ikut memegang peran kunci, yaitu para hibakusha.

Hibakusha adalah sebuah komunitas yang terdiri dari para penyintas bencana bom

�183

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 202: TESIS - USD Repository

nuklir 1945. Meski menjadi saksi mata dan mengalami langsung bencana kehancuran

yang diakibatkan bom nuklir, rupanya orang-orang di dalamnya tidak satu suara

tentang gagasan Atoms for Peace. Sekelompok hibakusha yang bersepakat dengan

gagasan pengembangan teknologi nuklir untuk kebaikan dan perdamaian telah

menjadi salah satu organ vital, aparatus ideologis bagi penancapan proyek

pengembangan teknologi nuklir di Jepang. Hidankyo adalah sebuah organisasi yang

terdiri dari para hibakusha yang dengan gencar mendukung pemanfaatan energi

nuklir bagi kebaikan. Zwigenberg mengutip kata-kata Moritaki Ichiro (yang

kemudian menyesali pernyataannya sendiri, dan kemudian beralih haluan menjadi

aktivis anti-nuklir), yang sempat berpendapat bahwa kekuatan atom harus bisa

sepenuhnya melayani kebahagiaan dan kesejahteraan umat manusia. Menurut Ichiro,

inilah gairah kehidupan yang harus diperjuangkan selama ia masih hidup (Hidankyo,

dalam "Message to The World, 10 Agustus 1956, dan Tanaka, dalam Zwigenberg

2012).

Dalam konteks hari ini, keragaman pandangan ideologis warga terhadap

teknologi nuklir juga bisa dibaca dari absennya suara warga Tokyo dalam kasus

kebocoran nuklir Fukushima. Hal ini seperti kekecewaan yang dituturkan Kazue

Morizono, salah satu aktivis dalam Women from Fukushima:

�184

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 203: TESIS - USD Repository

“…Saya benar-benar marah! Awalnya saya pikir Tokyo akan menjadi daerah yang pertama berdiri untuk Fukushima. Saya sebelumnya percaya, Tokyo akan bersama kami, orang-orang Fukushima. Tapi kenyataannya, kami, orang-orang Fukushima, harus melakukan segalanya sendirian dari awal sampai akhir! Mulanya, saya terkejut luar biasa. Saya benar-benar berharap mereka akan bergabung bersama kami dan berkata, 'Mari bangkit bersama, karena kamilah yang merasakan kenikmatan tenaga listrik itu.'

Saya sempat terbuai dengan harapan dan angan-angan.

Namun semua yang terjadi membuat saya benar-benar terpukul secara mental. Saya benar-benar merasa malu sebagai manusia. Ini bukanlah yang pertama kali. Ini tidak terjadi kali ini saja. Hal ini telah tertanam dalam DNA orang Jepang. Lama, sangat-sangat lama, sebelum hal menjadi separah ini.

Masalah utamanya adalah para birokrat di tahun-tahun 40an dan 50an. Apa yang seharusnya kita lakukan terhadap mereka? Lambat laun, para perempuan Tokyo, para perempuan muda, akan mulai berbicara. Sekarang kami telah berjalan setahun dan empat bulan, terpapar radiasi nuklir. Mereka melulu terpapar radiasi, dan saya ingin orang tahu bahwa Jepang adalah negara yang menarik. Setelah orang terpilih dalam pemilu, mereka menjadi sama semua. Cara pikir dan kelakuan mereka menjadi serupa."

Dalam dimensi lain, interpelasi bisa dideteksi dari sejumlah produk budaya

pop Jepang, yang dalam narasinya justru ikut merayakan kemajuan teknologi dan

fantasi Jepang yang futuristik. Fantasi futuristik Jepang yang hadir dalam budaya pop

merupakan salah satu wujud imajinasi yang bisa dibayangkan dari kemungkinan

penggunaan energi dalam kerangka Atoms for Peace.

Menurut Craig Nelson, dukungan dan penerimaan masyarakat Jepang yang

kian bertumbuh atas gagasan nuklir ini terpantul pada fiksi populer karya Osamu

Tezuka. Komik Tezuka yang terkenal pula di luar Jepang dikenal dalam tajuk Astro

�185

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 204: TESIS - USD Repository

Boy, memiliki judul dalam bahasa Jepang Tetsuwan Atomu, yang artinya "Atom

berperisai besi". Di Jepang sendiri, Osamu Tezuka dikenal sebagai The God of 68

Manga. Japan Times mencatatnya sebagai seorang pahlawan, seorang pionir dari

Jepang yang akhirnya bisa berdiri sejajar dengan ilustrator dan animator hebat dunia

seperti Walt Disney. Tezuka mengalami masa kecil semasa Perang Dunia kedua di

Jepang. Ia mengalami langsung peristiwa pengeboman Osaka pada masa Perang

Dunia kedua. Sebelum menerbitkan Astro Boy, Tezuka menulis komik strip yang 69

berjudul Ambassador Atom (di mana tokoh Atom menjadi karakter kedua) pada tahun

1951-1952. Serial komik pendek ini diterbitkan di Shonen Magazine. 70

Komik Astro Boy karya Tezuka yang terbit pertama kali pada 1952 (dan untuk

seterusnya, serialnya secara berkesinambungan terbit seiring kemajuan pembangunan

ekonomi dan teknologi Jepang) menggambarkan sebuah dunia fantasi nan futuristik

yang dibangun dari pemanfaatan energi nuklir. Dalam komik ini, masa depan

dibangun dari pemanfaatan nuklir untuk pembangunan infrastruktur; fasilitas publik,

teknologi untuk kehidupan, alih-alih untuk persenjataan. Dalam karya Tezuka yang

amat digandrungi pembaca Jepang itu, tersebutlah karakter utama bernama Atom.

Atom hidup dalam Keluarga Nuklir, dengan saudara perempuan bernama Uran, atau

yang berarti uranium dalam bahasa Jepang, dan seorang saudara laki-laki bernama

lihat http://origins.osu.edu/article/energy-bright-tomorrow-rise-nuclear-power-japan (diakses 26 Januari 2018)68

lihat: https://www.japantimes.co.jp/culture/2016/08/06/books/book-reviews/life-japans-god-manga/69

#.Wm85RCOB1TY (diakses pada 28 Januari 2018)

lihat: http://tezukaosamu.net/en/manga/13.html (diakses pada 28 Januari 2018)70

�186

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 205: TESIS - USD Repository

Cobalt, unsur penting lain dalam fisika nuklir. Menurut Nelson, tenaga nuklir telah

berkontribusi dalam membangun utopia masa depan Jepang. Gagasan Tezuka dalam

komik itu secara tidak langsung memiliki irisan kuat dengan propaganda Atoms for

Peace yang digadang-gadang Eisenhower. 71

Gambar 34. Tokoh Atom dalam komik Astro boy berlatar Metro City yang diperingati di Jepang pada tahun 2003. (image copyright: Tezuka Productions)

Jika boleh kita mengkombinasikan dengan merujuk kembali pada Setsuko

Kida, aktivis Woman from Fukushima dalam pengakuannya pada bab sebelumnya,

maka terasa bahwa pemerintah hendak menginterpelasi dengan ideologi ke-Jepang-an

yang memantulkan ilusi atas kemutakhiran teknologi & peradaban; dengan Jepang

lihat http://origins.osu.edu/article/energy-bright-tomorrow-rise-nuclear-power-japan (diakses 26 Januari 2018)71

�187

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 206: TESIS - USD Repository

yang sangat disiplin, sopan, tertib. Meski ironisnya, sisi lain Jepang justru hadir di

jalanan Tokyo dan ruang karaoke pada akhir pekan; ketika frustasi termuntahkan di

gang-gang sempit, kesedihan bersembunyi di balik nada-nada bahagia, kemabukan

dalam compang-camping jas dan baju kerja seorang salary-man yang tertidur

kelelahan di emperan pesing toko-toko yang sudah tutup.

2. Menerawang Ideologi Negara dalam Sejarah Kelekatan Jepang pada Nuklir

Sebagai satu-satunya negara yang pernah mengalami keganasan bom atom,

pilihan pemerintah Jepang pada pengembangan teknologi nuklir bukanlah sebuah

keputusan mudah. Hingga saat ini, Jepang merupakan negara yang paling

bersemangat dalam menyuarakan gagasan pelucutan senjata nuklir di seluruh dunia.

Menurut data yang dipaparkan Kazutoshi Aikawa yang mewakili Direktorat Jenderal

urusan Pelucutan, Non-Proliferasi dan Departemen Ilmu Pengetahuan Kementrian

Luar Negeri Jepang, pemerintah telah memainkan peranan penting dalam

mengkampanyekan gagasan "a world free of nuclear weapons", dengan

mengedepankan prinsip-prinsip: pelucutan senjata nuklir, menghentikan

pengembangbiakan nuklir, penggunaan nuklir untuk perdamaian, dan keamanan

nuklir. Ambivalensi pemerintah Jepang atas teknologi nuklir ini menyiratkan posisi 72

yang sesungguhnya dilematis.

lihat: https://www.jaea.go.jp/04/iscn/activity/2016-11-29/2016-11-29-02.pdf (diakses 7 April 2018)72

�188

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 207: TESIS - USD Repository

Sementara itu, di bawah bayang-bayang Amerika Serikat, kebangkitan Jepang

berhasil ditempuh dengan liberalisasi ekonomi dan ekspansi pasar yang kian terasa

betul pada sektor industri. Situasi ini selayaknya perjanjian iblis yang menuntut

energi besar, dengan pengharapan dan iman pada "teknologi nuklir untuk kepentingan

perdamaian". Pilihan ini bukannya tanpa tumbal, karena penggunaan teknologi

tersebut (untuk perdamaian sekalipun) tetap mengandung konsekuensi atas bencana

nuklir, seperti yang masih kerap menghantui masyarakat Jepang atas pengalaman

pahit tahun 1945 di Hiroshima. Namun, dengan ideologi "Atom untuk Perdamaian"

yang dipropagandakan Amerika Serikat, pemerintah Jepang menggerakkan segenap

aparatusnya untuk melegitimasi dan mempropagandakan "kebaikan" nuklir. Bersama

Amerika Serikat, pemerintah Jepang merubah cara pandang masyarakatnya atas

nuklir; dari momok menjadi jalan keselamatan.

Gambar 35. Perangko propaganda Atoms for Peace

�189

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 208: TESIS - USD Repository

Aparatus-aparatus ideologis (kolaborasi Jepang-Amerika Serikat) atas ilusi

tentang nuklir sebagai jalan keselamatan termanifestasi melalu segenap institusi dan

media-media pro-pemerintah. Hal ini tepat seperti yang dilontarkan Kuroda, seorang

ibu dari Fukushima dalam bab sebelumnya:

“Media Jepang tidak menuliskan kebenaran. Mereka semua terhubung di balik layar: pemerintah Jepang, korporasi-korporasi media besar, perusahaan listrik, mereka semua. Kami yang memilih para politisi, tiap warga negara, itulah masalahnya. Jika kita tidak berubah, para politisi pun tak akan berubah. Bahkan jika kita melakukan pemilu, kalau kita tetap memilih para politisi yang serupa, kita akan terjebak pada masalah yang sama."

Hal tersebut tentunya bukan perkara baru. Di awal "pertemuan kembali"

Jepang dan nuklir pada pertengahan 50-an, Surat kabar Yomiuri Shimbun dan Nippon

TV Network dengan gencar mempromosikan keunggulan penggunaan "Atom untuk

Perdamaian". Shoriki Matsuatro, seorang anti-komunis yang menjabat presiden dari

kedua media tersebut kemudian terpilih sebagai anggota dari parlemen dalam

panggung legislatif Jepang pada tahun 1955. Ia kemudian diangkat menjadi Menteri

yang menangani energi nuklir dalam kabinet Hatoyama. Profil yang dimiliki Shoriki

sangat cocok dan kuat untuk menyokong agenda nuklir dan strategi perang dingin

Amerika Serikat di Jepang. Shoriki kemudian menjabat sebagai direktur dari sebuah

departemen untuk IPTEK yang dengan begitu penuh gairah mempromosikan energi

nuklir di Jepang, berkolaborasi dengan para politisi pro-nuklir. Ironisnya, propaganda

media atas keselamatan nuklir yang digawangi Shoriki Matsutaro pada tahun 1955

�190

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 209: TESIS - USD Repository

sesungguhnya bersamaan dengan merebaknya sentimen dan protes anti-nuklir besar-

besaran oleh masyarakat Jepang (Tanaka, 2011).

Pemerintah Jepang, dengan dukungan Amerika Serikat juga menggunakan

kanal-kanal kebudayaan sebagai aparatus ideologis mereka atas ideologi

"Pemanfaatan Energi Nuklir untuk Perdamaian". Dengan dukungan pemerintah

Amerika Serikat, Shoriki mengorganisir sebuah rangkaian pameran berjalan yang

mampir di sejumlah kota di Jepang, salah satunya Hiroshima pada Mei-Juni 1956.

Menurut Tanaka, pameran yang diselenggarakan di Hiroshima sendiri disaksikan 110

ribu orang yang kebanyakan adalah anak-anak. Zwigenberg (2012) menjelaskan

bahwa pameran Atoms for Peace yang diselenggarakan 27 Mei 1956 di Hiroshima

merupakan salah satu komponen kunci dalam rencana Amerika Serikat untuk

menghadirkan kembali atom di Jepang, kali ini dengan proyeksi untuk percepatan

kemajuan (perekonomian) dan menyembuhkan Jepang dari "alergi nuklir". Pameran

ini merupakan upaya strategis untuk melegitimasi pengembangan masa depan energi

atom, mengingat bahwa Jepang terlampau tergantung dengan impor sumber energi

minyak bumi dan gas alam. Hal ini telak seperti ditegaskan Ran Zwigenberg dalam

tulisannnya 'The Coming of a Second Sun: The 1956 Atoms for Peace Exhibit in

Hiroshima and Japan's Embrace of Nuclear Power �.%�)-� 55!$

"#�-���������+��-���� ( 2012):

�191

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 210: TESIS - USD Repository

"The exhibit was instrumental in solidifying the dominant Japanese view that atomic energy was a legitimate, indeed essential, source of energy in a Japan that relied heavily on imported oil and natural gas."

Menurut Kuznick, klaim pemerintah---pasca kampanye pemanfaatan Atoms

for Peace---yang menyatakan bahwa telah banyak warga Jepang yang pulih dari

trauma atom sesungguhnya merupakan anggapan yang terlalu terburu-buru. Kuznick

mencatat bahwa pada kenyataannya sejumlah kelompok sayap kiri dan serikat buruh

bereaksi bersama masyarakat. Kuznick juga mencatat bahwa pada April 1956, masih

ada 60% penduduk Jepang yang tetap meyakini bahwa energi nuklir akan lebih

banyak membawa petaka ketimbang faedah (Kuznick, 2011).

Reproduksi ideologi berjalan dalam tubuh institusi pemerintahan di Jepang,

dan hal ini erat pula kaitannya dengan kepemimpinan dan ketokohan yang

berkelindan dengan tradisi kepatuhan dan hirarkis khas elit Jepang. Seperti yang

telah saya paparkan pada bab sebelumnya, dalam pengamatan saya selama berada di

Jepang, fenomena eksekutif yang menduduki jabatan publik hingga pensiun

merupakan hal yang jamak terjadi. Seperti halnya Shinichi Aida yang menjabat wali

kota Moriya hingga pensiun, Masaru Hashimoto, mantan Gubernur Ibaraki, juga

menjabat hingga pensiun sepanjang 6 periode. Di mata warga Moriya, kedekatan

relasi wali kota Moriya dengan gubernur prefektur diibaratkan selayaknya relasi

keluarga.

�192

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 211: TESIS - USD Repository

Gambar 36. Ilusrasi tata ruang dalam brosur resmi pameran nuklir. Tampak dalam penataan yang sangat dipertimbangkan dengan hati-hati tersebut, pengunjung bisa menelusuri sebuah pameran futuristik, dan melihat segenap kemungkinan dari pemanfaatan atom untuk pertanian, obat-obatan, ekspedisi ruang angkasa, dan bidang-bidang lain. Imajinasi atas pemanfaatan atom yang tergambar dalam brosur ini agaknya mengingatkan kita kembali pada citraan yang kerap hadir pula dalam panel-panel komik Astro Boy karya Tezuka.

Sumber gambar: Genshiryoku heiwa ryo no shiori (Tokyo: USIS, 1955, dalam Zwigenberg, 2012)

Sebagai tambahan, Perdana Menteri Jepang, Shinzo Abe, yang menjabat sejak

2012 hingga hari ini, juga merupakan cucu dari Nobusuke Kishi, Perdana Menteri

Jepang yang memperjuangkan perjanjian kerjasama kontroversial di bidang

�193

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 212: TESIS - USD Repository

keamanan antara Amerika-Jepang (Security Bills)---ironisnya, Nobusuke Kishi

sebelumnya dicatat Amerika Serikat sebagai penjahat perang kelas A pada paska PD

II. Semasa masih hidup, Nobusuke Kishi juga menjabat pada dua periode

kepemimpinan. Iklim suksesi kekuasaan yang demikian berlangsung di tengah 73

sistem demokrasi Jepang yang tertib menyelenggarakan pemilu setiap 4 tahun sekali.

Paska kasus kebocoran reaktor PLTN Fukushima 2011, aparatus ideologis

juga bergerak dan memainkan peran penting dalam mempertahankan utopia masa

depan nuklir Jepang. Hal ini seperti yang dijelaskan Hasegawa Kenji pada bab

sebelumnya, ketika ia melihat bagaimana kepala daerah justru mendatangkan para

ahli untuk menenangkan warga yang cemas dengan resiko nuklir:

"Kalau kukenang kembali, wali kota kami telah membuat sebuah kesalahan yang luar biasa besar. Sebagai kepala desa, ia membuat keputusan yang sangat keliru. Wali kota menutup telinga dari ilmuan yang mengatakan bahwa Iitate merupakan daerah yang berbahaya (karena kehadiran PLTN). Alih-alih, ia justru mengumpulkan para ahli dari seluruh negeri untuk meyakinkan kami bahwa tempat ini amatlah aman. Mereka bilang tak ada yang perlu dikhawatirkan. Merekat terus mengajak kami untuk ‘santai saja’. Wali kota menolak ide untuk evakuasi. Tidak ada orang yang pergi dari tempat ini, meski radiasi saat itu berada di angka tinggi.”

Sejajar dengan kekecewaan Kenji, kemarahan Naoto pada sepupunya sendiri

yang bekerja di PLTN TEPCO meresonansikan bagaimana interpelasi atas ide "Atoms

for Peace" ini telah mengakar dalam dan kuat. Kekuatiran pertama atas bencana

lihat: http://www.nytimes.com/1987/08/08/obituaries/nobusuke-kishi-ex-tokyo-leader.html (diakses 26 Januari 73

2018)

�194

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 213: TESIS - USD Repository

yang mungkin terjadi di tengah mereka, justru dibayangkan bersumber pada senjata

nuklir Korea Utara, alih-alih dari PLTN Jepang:

"... Begitulah para pegawai Tepco. Otak mereka telah dicuci. Mereka menjadi pemuja yang berlebihan. Orang-orang itu percaya bahwa PLTN sepenuhnya aman dan anti-celaka. Bahkan ketika ledakan terjadi, mereka mengira itu berasal dari misil yang diluncurkan Korea Utara. Buat mereka PLTN tak bisa meledak!

Jalinan relasi kekuasaan pemerintah dan media sebagai aparatus ideologis

tampaknya menjadi formulasi yang repetitif. Di tengah kemelut panik kebocoran

nuklir Fukushima saat itu, Pemerintah Jepang melalui seluruh media nasional justru

menginterpelasi warga melalui iklan layanan masyarakat dengan karakter-karakter

kartun lucu yang mengajak audiens untuk tetap selalu ramah pada tetangganya. Iklan

dengan karakter monster-monster penuh warna yang imut-imut itu mengajak

masyarakat untuk selalu menjaga sopan santun dengan tak lupa menyapa selamat pagi

(ohayou), selamat siang (konichiwa), selamat petang (konbawa), serta untuk tak

pernah lupa berterima kasih (arigatou). Imajinasi atas Jepang yang "santun" seolah

dipaparkan terus-menerus untuk menghadapi tragedi ini.

Ironisnya, seperti yang dipaparkan dalam bab sebelumnya; alih-alih

menenangkan, iklan yang diputar berulang-ulang ini justru menjadi penanda

kengerian di benak masyarakat Jepang. Tomoko, salah seorang informan saya

mengalami sebuah gejala psikosomatik. Ia merasa mual manakala ia menyaksikan

kembali iklan tersebut.

�195

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 214: TESIS - USD Repository

3. Menganalisis Ilusi "Atoms for Peace", Rezim Kebenaran Baru di Masa Perang Dingin

"Atoms for Peace" merupakan sebuah wacana yang akan diperiksa ulang

dalam bagian ini. Gagasan "Atoms for Peace" (Atom untuk Perdamaian) yang

diperkenalkan Eisenhower dan diafirmasi oleh Jepang bisa dinyatakan sebagai

suksesi atas gagasan atom yang sebelumnya menjadi pengalaman traumatik

masyarakat Jepang; pengalaman atom sebagai sebuah pengalaman kehancuran, atom

sebagai sumber malapetaka. Oleh Amerika Serikat, wacana "Perdamaian"

dihadirkan sebagai sebuah konsep baru paska Perang Dunia II, sebagai suatu "objek"

yang melekat dalam pewacanaan teknologi pengembangan atom. Konsep ini tidak

bisa berdiri sendiri, ia perlu dibangun dan didukung oleh serangkaian wacana dan

perangkat pengetahuan.

Dalam kasus Jepang pada pertengahan-akhir '50an, melalui konsep "Atoms for

Peace", kenangan lama dan pemaknaan masyarakat atas nuklir dirombak ulang oleh

pemerintah dan digunakan dengan cara yang baru, sebagai sebuah konsep baru;

mengubah posisi atom dari momok menjadi pengharapan. Dalam konteks tersebut,

konsep "Perdamaian" bergerak bersama "Atom" menjadi suatu rezim kebenaran baru.

Sebagai langkah awal, pembahasan akan berfokus pada bagaimana "Perdamaian" dan

"Atom" dibicarakan, dibahasakan dalam praktik diskursif.

�196

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 215: TESIS - USD Repository

Pidato yang bertajuk Atoms for Peace (the 470th Plenary Meeting of the

United Nations General Assembly, Selasa, 8 Desember 1953, 14:45 [bisa dilihat pada

bagian lampiran]) yang ditawarkan oleh Eisenhower---perlu dibaca sebagai sebuah

praktik diskursif, di mana pidato ini telah menjadi pijakan krusial atas serangkaian

kebijakan internasional (yang didukung oleh PBB) dalam mewacanakan pemanfaatan

teknologi atom untuk kepentingan non-militer sejak periode perang dingin.

Pidato dan gagasan "Atoms for Peace" telah menjadi dasar historis atas

penciptaan realitas baru dari pemanfaatan teknologi nuklir ke ranah non-militer.

Sebagai gambaran untuk melakukan kodifikasi, dalam praktik diskursif tersebut kata

"Peace" disebutkan sebanyak 26 kali, di mana sebanyak 13 kali bernaung dalam

"Peaceful", sedangkan kata "Atom" dihadirkan sebanyak 32 kali. Berikut adalah

sampel dan kodifikasi yang telah dipilih dengan hati-hati, diikuti dengan analisis teks

yang merepresentasikan corpus gagasan "Atoms for Peace" dari pidato Eisenhower

tersebut:

�197

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 216: TESIS - USD Repository

Kata Kalimat & Analisis Teks

Peace "Thisweshalldointheconvic3onthatyouwillprovideagreatshareofthewisdom,ofthecourageandofthefaithwhichcanbringtothisworldlas3ngpeaceforallna3ons,andhappinessandwell-beingforallmen.

Eisenhower menggunakan elas;sitas kata "we" (kami) untuk membawa

persoalan nuklir menjadi masalah "bersama", yaitu pertama-tama pada

segenap negara par;sipan konferensi, dan lebih umumnya kepada seluruh

dunia. Dan pada tataran tertentu mengambil jarak dengan menggunakan

kata "we" (kami), "I" (saya),maupun "United States" untukmemposisikan

"Amerika Serikat" dalam kuasanyamembedakan diri dengan "you"(kamu),

yaitu negara par;sipan/audiens dalam pidatonya yangmenjadi objek atas

pernyataan/instruksi.

�198

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 217: TESIS - USD Repository

"Somycountry'spurpose is tohelpus tomoveoutofthedarkchamberofhorrorsintothelight,tofindawaybywhichthemindsofmen,thehopesofmen,thesoulsofmeneverywhere, canmove forward towardspeaceandhappinessandwell-being."

Dalam kalimat yang sarat metafora tersebut, Amerika Serikat diposisikan

sebagai subjek dalam struktur (kalimat). Kata "to help"merepresentasikan

posisi (subjek) dan kemampuan serta kekuasaan Amerika Serikat untuk

menyelamatkan"dunia"(us/kitasemuasebagaiobjek),yangdalamretorika

tersebut digambarkan "sedang terperosok dalam kegelapan dan

memerlukanjalankeluar"(tomoveoutofthedarkchamberofhorrorsinto

the light), memerlukan harapan dan memerlukan pertolongan untuk bisa

bergerak menuju "kedamaian" dan "kebahagiaan". Amerika Serikat ibarat

sedangmemposisikandiri sebagai pemimpin kawananatau "pack leader"

dari"domba-dombatersesat",dalamnuansadanrasakalimatyang"religius"

dan"padatmoral".

�199

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 218: TESIS - USD Repository

"The United States would seek more than the merereduc3onorelimina3onofatomicmaterialsformilitarypurposes. It is not enough to take thisweaponout ofthehandsofthesoldiers.Itmustbeputintothehandsofthosewhowillknowhowtostrip itsmilitarycasingandadaptittotheartsofpeace."

AmerikaSerikat(Subjekkalimat)---dalamrelasinyadenganposisiyangtelah

dibangun sebelumnya (interteks), yaitu sebagai "pemimpin kawanan"---

memposisikan diri bertanggungjawab untuk mengawal proses pelucutan /

eliminasi material atom untuk kepen;ngan militer. Pada saat yang

bersamaan, membuat sebuah retorika yang bersifat instruksi (dengan

menggunakan kata "must be"), untuk memberikan material atom kepada

pihak (negara) yang mampu mengendalikan ambisi militernya dan

menggunakannyauntukkepen;nganperdamaian.

Atom / Atomic

"Myrecitalofatomicdangerandpower isnecessarilystated in United States terms, for these are the onlyincontrover3ble facts that I know, I need hardly pointout to this Assembly, however, that this subject isglobal,notmerelyna3onalincharacter."

Eisenhower memberikan penegasan bahwa standar-standar pengendalian

teknologi nuklir yang dia pakai dalam prak;k diskursif ini menggunakan

paradigmaAmerikaSerikat,dimanapernyataaniniditujukansecaraglobal,

yaitukepadanegaraselainAmerikaSerikatsebagaiobjekpernyataan.

�200

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 219: TESIS - USD Repository

Tabel 4. Sampel Analisis Teks Pidato "Atoms for Peace" yang Menjadi Dasar Historis atas Gagasan Pemanfaatan Teknologi Nuklir ke Ranah Non-Militer.

"Butthedreadsecretandthefearfulenginesofatomicmightarenotoursalone."

PadapotonganpernyataaninikembaliditekankanolehEisenhower(Amerika

Serikat),[subjek pernyataan], bahwa "rahasia atom sebagai sebuah mesin

mema;kan" merupakan tanggungjawab bersama [objek] (ours / Amerika

Serikatdanseluruhpar;sipanyanghadirdalampidato).

"To the making of these fateful decisions, the UnitedStates pledges before you, and therefore before theworld, its determina3on to help solve the fearfulatomicdilemma-todevoteitsen3reheartandmindtofindingthewaybywhichthemiraculousinven3venessof man shall not be dedicated to his death, butconsecratedtohislife."

Disematkanlahdalamkalimatpenutuppidato ini, perananAmerika Serikat

[subjek], dalam posisi hirarkisnya terhadap negara par;sipan konfrensi

(before you), dan terhadap seluruh dunia (before the world), sebuah

peranan ak;f (mengulangi kalimat pembuka pidatonya) untuk

menyelamatkan (dunia) dari ketakutan dilema;s atas (teknologi) atom.

Dalam nuansa kalimat yang relijius, Amerika Serikat memposisikan diri

sebagai juru selamat yang siap "mendevosikan" ha; dan pikirannya (bagi

seluruh dunia) untuk mengawal pemanfaatan teknologi nuklir kepada

kehidupanalih-alihkema;an.

�201

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 220: TESIS - USD Repository

Dalam pidato tersebut tampak jelas sudah bagaimana Amerika Serikat

memposisikan diri dalam proposalnya atas wacana "Atoms for Peace" yang ditujukan

bagi seluruh dunia, dan bagi "kemanusiaan" dalam perspektif Amerika Serikat. Secara

spesifik Eisenhower juga menjabarkan tentang penggunaan teknologi atom untuk

keperluan non-militer (termasuk sebagai suplai bagi kebutuhan tenaga listrik)

sebagaimana tersemat dalam potongan pidatonya:

"[...] The more important responsibility of this atomic energy agency would be to devise methods whereby this fissionable material would be allocated to serve the peaceful pursuits of mankind. Experts would be mobilized to apply atomic energy to the needs of agriculture, medicine and other peaceful activities. A special purpose would be to provide abundant electrical energy in the power-starved areas of the world.

Thus the contributing Powers would be dedicating some of their strength to serve the needs rather than the fears of mankind.

The United States would be more than willing - it would be proud to take up with others "principally involved" the development of plans whereby such peaceful use of atomic energy would be expedited."

Dalam konteks sosial (pada ranah global) perjumpaan kembali Jepang dengan

sang nuklir, "Perdamaian" (Peace) dihadirkan dalam konteks sosiohistoris yang

spesifik; Peace yang ditawarkan Amerika Serikat dan diamini oleh Jepang, tidak

hanya dimaknai sebagai situasi ketiadaan perang semata. Gagasan "Perdamaian" yang

ditawarkan Amerika Serikat dalam konteks Perang Dingin mengandung pula

pembayangan atas realitas yang sarat dengan agenda politik kekuasaan pemenang

�202

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 221: TESIS - USD Repository

Perang Dunia II tersebut saat itu, yaitu: "propaganda anti-komunisme" dan

"penyebaran ide kapitalisme & ekonomi liberal". Misalnya bisa dilihat dari potongan

kutipan Eisenhower pada bagian lain dari pidatonya yang sama:

"We never have, and never will, propose or suggest that the Soviet Union surrender what rightly belongs to it. We will never say that the peoples of the USSR are an enemy with whom we have no desire ever to deal or mingle in friendly and fruitful relationship."

Ada suatu teks tersembunyi, di mana Amerika Serikat ingin

"menyeimbangkan" kekuatan pengembangan teknologi nuklir yang diberdayakan Uni

Soviet, musuh ideologisnya, dengan mengajak sejumlah negara sekutunya untuk ikut

membudidayakan teknologi ini, mengurangi kadar ancaman yang memungkinkan

dalam ketegangan perang dingin. Kemajuan dan pemberdayaan nuklir untuk industri

pertanian, kesehatan, dan pembangkit listrik yang dinyatakan Eisenhower dalam

konteks sosio-politik saat itu berarti merujuk pada suatu tatanan ekonomi liberal yang

berjejaring dengan patronase Amerika Serikat yang digdaya.

Sebagai "objek wacana", "Perdamaian" kembali hadir dalam sejumlah retorika

yang diartikulasikan oleh otoritas Jepang. Foucault menegaskan bahwa pewacanaan

juga harus melibatkan wilayah ingatan (field of memory), serangkaian pijakan masa

lalu yang bisa memperkuat kehadirannya dalam penggunaannya sekarang. Aspek ini

hadir awalnya dalam retorika Thomas E. Murray, mewakili Atomic Energy

Commission (AEC) dalam pernyataannya pada Oktober 1954. Seperti dikutip

�203

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 222: TESIS - USD Repository

Zwigenberg (2012) dari Times Magazines terbitan Oktober 1954, Murray

mengatakan bahwa Jepang adalah satu-satunya tanah yang tersapu oleh kobaran api

putih sang atom. Dalam patri kenangan Hiroshima dan Nagasaki yang begitu jelas,

pembangunan sumber energi atom di Jepang tentulah akan menjadi suatu langkah

dramatis, namun sekaligus bersifat Kristiani . Ia ibarat sebuah monumen bagi 74

teknologi manusia, juga segala niatan baik. Pembangunan sumber energi atom ini

akan menjadi penegas bagi dunia yang terbelah, bahwa kegairahan pada energi nuklir

bukanlah semata-mata untuk persenjataan saja. Sebuah pernyataan otoritas

Hiroshima pada pertengahan 1950-an yang dimoncongi oleh Walikota Hamai Shinzo,

kiranya bisa dilihat pula kemudian sebagai upaya pewacanaan baru atas nuklir yang

melandaskan pijak pada ingatan. Hal ini kian tampak ketika Hiroshima sempat

dikandidatkan untuk menjadi daerah pertama bagi konstruksi pembangkit tenaga

nuklir pertama di Jepang (meski proposal itu kemudian ditolak oleh administrasi

Eisenhower). Wali kota Shinzo mengatakan bahwa kenyataan manakala Hiroshima

kelak menjadi kota bertenaga nuklir pertama, diklaim akan memberikan ketenangan

bagi jiwa-jiwa mereka yang telah tiada. Menurut Shinzo, rakyat akan melihat

bagaimana kematian digantikan dengan kehidupan. (Hiroshima Shi dalam

Zwigenberg, 2012).

nuansa "religius" ini menemui paralelitasnya dengan istilah "devosi" yang dipakai Eisenhower dalam pidato 74

"Atoms for Peace" untuk mendudukan Amerika Serikat sebagai "sang juruselamat", "sang penolong", atau "pembawa terang" bagi dunia yang baginya sedang berada dalam kegelapan.

�204

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 223: TESIS - USD Repository

Paska melubernya radiasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)

Fukushima, "Perdamaian" sebagai "objek" juga masih tetap dipakai PM Jepang

Shinzo Abe dalam pidatonya di PBB pada tahun 2013. Dalam pidato untuk sesi

pembukaan High-Level Meeting of General Assembly on Nuclear Disarment pada 26

September 2013 di New York tersebut, Abe kerap merujuk kembali pada kenangan

atas Hiroshima, dengan tanpa sama sekali menyinggung tentang tragedi nuklir

Fukushima yang masih berlangsung. Dalam pidato tersebut, Abe menggunakan

retorika lama Eisenhower tentang "Perdamaian", dan menegaskan agenda Jepang

yang saat ini berfokus pada masa depan, pada laju persiapan penyelenggaraan

Olimpiade 2020. Berikut pernyataan Shinzo Abe yang dikutip dari penghujung

pidatonya : 75

"[...] Symbolically, Hiroshima and Nagasaki will commemorate the 70th anniversary of those tragic events in 2015 when the next NPT Review Conference will be held. I would like to appeal to all of you present here today that your political leadership is indispensable for pushing forward nuclear disarmament. In addition, the date of the 2020 Summer Olympic and Paralympic Games in Tokyo, which was recently decided, coincides with the annual memorial ceremonies in Hiroshima and Nagasaki. I would like to make the Tokyo Olympic and Paralympic Games a sports festival where we think of peace together with citizens around the world. To conclude my statement, I would like to stress that the time has come for both nuclear-weapon states and non-nuclear-weapon states to overcome their differences and unite in their efforts as a whole to achieve the total elimination of nuclear weapons."

lihat: http://www.un.org/en/ga/68/meetings/nucleardisarmament/pdf/JP_opening_en.pdf (diakses 28 Januari 75

2018)

�205

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 224: TESIS - USD Repository

Dalam memetakan relasi antara subjek dan pernyataan, Foucault menjelaskan

bahwa subjek sosial yang memproduksi suatu pernyataan bukanlah entitas yang

berdiri di luar pewacanaan itu sendiri. Sebagai sumber pernyataan, subjek berdiri

dalam fungsi kontra dari pernyataannya sendiri. Oleh karenanya, suatu pernyataan

sesungguhnya melingkupi dan tertuju pula untuk subjek penutur (produsen

pernyataan), dalam tataran tertentu. Fairclough memberi penekanan, bahwa untuk

menganalisis relasi antara subyek (penutur) dan wacana, kita perlu melihat dengan

kritis: posisi apa yang akan diperoleh suatu individu ketika ia menjadi subjek atas

wacana yang dituturkannya (Foucault 1972, 95-6, dalam Fairclough 1992, 43).

Pidato "Atoms for Peace" Eisenhower dalam the 470th Plenary Meeting of the

United Nations General Assembly pada Selasa, 8 Desember 1953 bisa diletakkan

sebagai suatu praktik diskursif. Dalam suatu praktik diskursif, subjek (penutur)---

dalam hubungannya dengan wacana tertentu, memiliki sumbangsih dalam

membentuk rezim. Aktivitas diskursif ini mengambil bentuk dalam praktik

menjelaskan sesuatu, membentuk hipotesa, merumuskan peraturan, pengajaran, dan

lain-lain. Jika Fairclough memberi contoh berupa suatu praktik pengajaran (ada

subjek yang berperan sebagai "guru" dan "murid", dan ada "objek" yang dihadirkan

dalam relasi yang berlangsung pada praktik diskursif tersebut), maka Amerika Serikat

yang diwakili Presiden Eisenhower berdiri sebagai subjek, dalam payung institusi

PBB, menghadirkan objek "Perdamaian" kepada "seluruh dunia"---yang diamini

�206

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 225: TESIS - USD Repository

Jepang---melalui pengembangan teknologi atom. Amerika Serikat sebagai produsen

atas gagasan tersebut berdiri dalam fungsi kontra dari pernyataannya sendiri. Pada

dirinya sendiri, faktanya Amerika Serikat memiliki seluruh teknologi dan potensi

untuk menjadikan Atom sebagai sarana "Persenjataan Perang" alih-alih "Perdamaian".

Hal ini bisa dilihat pada makna tersembunyi dari penghujung Pidato Eisenhower

dalam kutipan berikut:

"[...] Against the dark background of the atomic bomb, the United States does not wish merely to present strength, but also the desire and the hope for peace.The coming months will be fraught with fateful decisions. In this Assembly, in the capitals and military headquarters of the world, in the hearts of men everywhere, be they governed or governors, may they be the decisions which will lead this world out of fear and into peace."

Menurut Kuznick dalam Bulletin of the Atomic Scientist (2011), di bawah

selimut "Atom untuk Perdamaian", Eisonhower telah melangsungkan percepatan dan

pengembangan sembrono teknologi nuklir dalam sejarah umat manusia. Semasa

kepemimpinannya, gudang persenjataan Amerika Serikat telah mengekskalasi

persenjataan nuklir dari angka 1000 menjadi 22000. Tak berhenti di situ, paska

selesainya kepemimpinan Eisenhower, senjata nuklir pemusnah masal Amerika

Serikat tercatat tumbuh hingga angka 30000 pada masa kepemimpinan Presiden

Kennedy. Menurut Kuznick, kekuatan dan potensi penghancuran yang dimiliki

�207

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 226: TESIS - USD Repository

Amerika Serikat pada 1961 dengan senjata nuklir telah setara dengan 1.360.000 bom

yang pernah meledak di Hiroshima. 76

Untuk menghadirkan gagasan tentang "atom" dalam wajah baru yang lebih

berpengharapan, dibutuhkanlah serangkaian perangkat institusional dan otoritas yang

bisa memperkuat kehadirannya. Otoritas (dalam hal ini adalah persekutuan antara

Pemerintah Jepang dan Pemerintah Amerika Serikat, serta PBB) berposisi sebagai

subjek yang berperan besar dalam pembentukan wacana nuklir di Jepang. Kampanye

Atoms for Peace tahun 1955 di Jepang misalnya, didukung oleh mentri Ishibazi

Tanzan, dengan dibuka oleh sang perdana menteri saat itu, Hatoyama Ichiro. Seperti

yang sebelumnya telah dipaparkan, gagasan ini diamplifikasi oleh media cetak dan

televisi nasional maupun regional, dengan kolaborasi strategis bersama pemerintah,

menjangkau 2,5 juta khalayak.

B. Warga yang Berdaya, Warga yang "Menyimpang"

Sesungguhnya di balik kemenangan pewacanaan Atoms for Peace yang

memiliki konsekuensi pengembangangan teknologi nuklir di Jepang secara besar-

besaran sejak paruh abad 20, tak sedikit warga yang telah bersuara dan menyatakan

sikap penolakannya---bahkan sejak awal pengembangan teknologi ini digagas. Pada

periode yang sama dengan ramainya polemik atas atom untuk perdamaian di Jepang,

lihat: https://thebulletin.org/japans-nuclear-history-perspective-eisenhower-and-atoms-war-and-peace-0 (diakses 76

pada 25 Januari 2017)

�208

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 227: TESIS - USD Repository

pada bulan Maret 1954 telah terjadi sebuah kecelakaan akibat uji-coba energi nuklir

dalam wujud bom hidrogen yang tengah dikembangkan oleh Amerika Serikat. Uji

coba senjata yang dilakukan Amerika Serikat di Bikini Atoll meleset sejauh 85 mil,

dan akhirnya berimbas pada terkontaminasinya 236 warga Pulau Marshall dan 23

nelayan Jepang yang tengah melaut di atas kapal sipil pencari ikan Daigo Fukuryu

Maru atau Lucky Dragon no. 5 (Kuznick 2012). Kejadian tersebut memantik protes

anti-nuklir besar-besaran di Jepang. Ironisnya, di saat yang sama Amerika Serikat

sedang melakukan persiapan program "pemanfaatan energi nuklir untuk perdamaian"

di Jepang. Dalam catatan Yuki Tanaka & Peter Kuznick (2012), tragedi yang

menimpa Daigo Fukuryu Maru telah memantik ledakan protes anti-nuklir pada tahun

1955, ditandai dengan terkumpulnya 32 juta tanda tangan petisi di negara itu, di mana

1 juta tanda tangan sendiri terkumpul dari Prefektur Hiroshima.

Namun memang pada pertengahan 1950an, kondisi Jepang yang

mengidamkan kemajuan gaya Barat (dalam kondisi kekurangan sumber energi dan

bergantung besar pada impor minyak dan gas alam), ditambah lagi ketegangan Perang

Dingin dan patronase kuat Amerika Serikat, gambaran jalan keselamatan melalui

nuklir seolah hadir sebagai jalan satu-satunya yang menggoda untuk ditempuh.

Pemerintah mensirkulasikan ideologi barunya atas nuklir dengan jalur-jalur

kebudayaan (dari atas), merubah cara orang melihat masa depan dan masa lalu

dengan melibatkan teknologi atom dalam keseharian hidup orang Jepang. Di tengah

�209

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 228: TESIS - USD Repository

situasi yang tampak seolah penuh harapan tersebut, pengambilan keputusan atas

teknologi cenderung tidak melibatkan rakyat. Rakyat hanya bisa bereaksi atas

keputusan-keputusan pemerintah, namun tidak bisa merubah apapun. Sementara itu,

pemerintah dan kebijakan luar negeri Amerika Serikat terus menggerogoti kesadaran

dan menginterpelasi para warga Jepang, mengajak warga melihat diri mereka sebagai

bagian dari kemajuan dan kebangkitan kembali, dengan teknologi nuklir sebagai jalan

terang pengharapan menuju utopia masa depan Jepang.

Tak bisa dipungkiri, pengembangan teknologi nuklir yang niscaya, telah

mengentaskan Jepang dari keterpurukan. Dengan nuklir sebagai sumber energi,

perekonomian Jepang mampu tumbuh pesat. Jepang segera bangkit, melaju menjadi

negara maju. Akan tetapi, kemajuan ini agaknya perlu dilihat pula dengan lebih kritis.

Adakah efek samping sosial dari kemajuan Jepang? Benarkah ini kemajuan yang

diidam-idamkan warganya? Chantal Mouffe setidaknya mengingatkan tentang

modernitas sebagai sebuah proyek politis yang bersamanya menyimpan kerancuan

terhadap konsep "liberalisme" yang mengikutsertakan kapitalisme dan demokrasi.

Inilah sekiranya kegagapan yang bisa jadi diderita Jepang. Mouffe menegaskan

bahwa penting untuk melakukan pembedaan atas tradisi liberal dan demokrasi.

Mouffe memberikan penekanan bahwa perlu untuk melakukan pembedaan atas

demokrasi dan liberalisme, termasuk antara liberalisme politik dan liberalisme

�210

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 229: TESIS - USD Repository

ekonomi. Mouffe mengingatkan akan kesalahan yang kerap terjadi; antara 77

kebingungan atas "modernitas politik" dan "modernitas sosial" yang mau tak mau

diusung melalui pertumbuhan dari hubungan produksi yang kapitalistik (Mouffe,

1993: 10-11).

Catatan Mouffe tersebut penting untuk memeriksa ideologi pemerintah Jepang

dalam pengambilan keputusan atas pengembangan teknologi nuklir. Gagasan

modernitas yang diusung pemerintah Jepang di bawah patronase Amerika Serikat

merupakan kerancuan yang diwaspadai Mouffe. Pemerintah Jepang agaknya melahap

gagasan modernitas semata-mata dengan pijakan liberalisme ekonomi yang

kapitalistik, tanpa melibatkan suara masyarakat, menjadikannya cacat dalam

perspektif demokrasi dan liberalisme politik. Alih-alih memberikan ruang negosiasi

dalam pengambilan keputusan, Jepang bersama Amerika Serikat menerapkan

kebijakan secara top-down, nyaris tanpa ruang kritik. Menarik kemudian untuk

mengaitkan dan membayangkan agensi warga dalam ruang sosial tersebut, terutama

ketika selama ini Jepang kerap digambarkan sebagai negara yang berhasil

mengawinkan modernitas dan tradisi. Dalam pengamatan dan pengalaman saya,

hirarki sosial dan pola relasi yang bersifat patron-klien justru merupakan sesuatu yang

inheren dalam tradisi (sosial-politik) Jepang. Maka bisa dibayangkan bentuk-bentuk

Mouffe sepakat dengan Macpherson yang menunjukkan bahwa keadaan tersebut terartikulasikan hanya pada 77

abad 19, dan dalam kelanjutannya hal ini tak pernah lagi berelasi.

�211

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 230: TESIS - USD Repository

kepatuhan dan relasi "tradisional" yang kaku, yang justru terjadi dalam

pengorganisasian "modern" dalam kapitalisme di Jepang.

Gempa besar tahun 2011 sempat meruntuhkan pengharapan masa depan yang

dijanjikan teknologi nuklir. Rentetan serial bencana alam yang disusul meledaknya

reaktor Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir di Fukushima mau tak mau kembali

mengingatkan Jepang akan mimpi buruk hidup bersama radiasi atom. Kemarahan

rakyat akhirnya kembali meletup, dan suara-suara "yang hilang" mulai muncul lagi ke

permukaan. Reaksi warga yang bersikap menolak keras teknologi atom menggaung

kian keras.

Tapi, seperti halnya radiasi, sikap pemerintah Jepang yang dingin dan terkesan

menanggapi sambil lalu hadir sebagai lagu lama. Setidaknya demikianlah yang

tampak dari kesaksian sejumlah warga seperti yang terpaparkan dalam bab

sebelumnya. Pembersihan limbah radioaktif dengan penimbunan sampah-sampah

organik yang dibungkus dengan material khusus di dalam tanah akhirnya terbaca

sebagai sebuah upaya sia-sia; hal yang (paling tidak) "bisa dilakukan" dalam

ketiadaan solusi, sebuah upaya yang lebih baik daripada tidak melakukan apa-apa.

Dalam situasi tersebut warga Jepang mengambil sikap dan bereaksi dengan

caranya sendiri, bahkan pada titik tertentu siap memasang badan, berhadapan dengan

negara. Sikap sejumlah warga justru mampu melampaui ide modernitas yang selama

ini diamini penguasa Jepang dengan sembrono---yang secara sempit

�212

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 231: TESIS - USD Repository

mengartikulasikannya dalam bingkai kemajuan ekonomi yang kapitalistik semata.

Sikap para warga yang demikian, dengan meminjam pendekatan Mouffe, justru

menjadi cerminan modernitas warga dalam level politik, ketika relasi sosial

mengambil bentuk dan tertata secara simbolis.

1. Warga yang Tak Sejalan dengan Negara

Suara-suara warga (yang punya seberangan cara pandang) atas teknologi

nuklir kerap hanyut begitu saja, seolah lolos dari pendengaran dan pandangan

pemerintah. Tak melulu aksi demonstrasi yang hadir di jalanan, namun praktik hidup

sehari-hari warga yang tak sejalan (dengan ideologi negara atas nuklir) sesungguhnya

juga layak dibaca sebagai sebuah sikap politis. Namun lebih jauhnya, politis dalam

artian bagaimana? Dalam situasi yang sarat ketidakberdayaan tersebut, lantas di

manakah posisi warga Jepang? Bagaimana pula membaca dan menempatkan sikap

warga yang menolak kebebalan pemerintah dalam proyeksi "sepihaknya" atas

kemajuan dan modernitas melalui pengembangan teknologi nuklir? Di sinilah kita

perlu menelusurinya dengan menengok lebih jauh pada pemisahan konsep politics

dan the political yang dibedakan oleh Chantal Mouffe.

Pada konsep "the political" yang ditawarkan Mouffe, praktik-praktik warga

yang berdaya terutama dalam kemampuan mereka bersuara dan menegaskan sikap

politik mereka atas nuklir bisa ditempatkan untuk dibaca lebih jauh. Para warga yang

�213

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 232: TESIS - USD Repository

menolak ideologi negara atas nuklir, pada saat yang bersamaan telah mengambil jarak

bersebrangan dengan politik parlemen, dengan kebijakan pemerintah. Dalam

kacamata "politics" (as police), bisa jadi orang-orang ini merupakan kelompok

masyarakat yang "subversif", namun di saat bersamaan tindakan ideologis mereka

bisa diterima dalam perspektif "the political".

Warga yang mengambil sikap anti-nuklir bisa dibilang telah melakukan

"penyimpangan" terhadap ideologi negara. Warga-warga tersebut memposiskan diri

dalam antagonisme dan konflik terhadap ideologi negara. Seperti yang dipaparkan

dalam bab sebelumnya, hal inilah yang dilakukan para perempuan yang

mengorganisir diri dalam Women from Fukushima, Naoto Matsumura yang memilih

menetap sebatang kara di Tomioka yang berselubung radiasi tingkat tinggi, Miyoko

Enomoto yang membuat kartu pos untuk menjaga ingatannya, Teruaki Yamanoi yang

membuat puisi untuk dirinya sendiri, ataupun Mizuho yang tak pernah lelah berkisah

tentang "rahasia" pendaman sampah radioaktif di depan kantornya. Mereka inilah

yang dikategorikan Mouffe sebagai the political.

Di satu sisi, ada para ibu-ibu aktivis berani merobek kesenyapan tentang

nuklir dengan mengorganisir diri sebagai Women from Fukushima. Ibu-ibu ini berani

turun ke jalan, mendobrak maskulinitas Jepang dan menghadapi langsung negara dan

kerumunan yang terinterpelasi. Mereka naik ke panggung, begitu lantang

meneriakkan yel-yel dan melakukan advokasi dengan semangat menolak teknologi

�214

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 233: TESIS - USD Repository

nuklir. Lantas pertanyaannya kemudian, bagaimana kita bisa membaca aspek-aspek

politis (the political) dari "penyimpangan"---atau ketidaksetujuan (disagreement)

warga (terhadap ideologi negara atas nuklir), yang merespon dengan lembut (tak

berhadapan langsung dengan negara) dan cenderung "tak terdengar"? Bagaimana kita

membaca Teru yang diam-diam menulis puisi, Miyoko yang membuat kartu pos tanpa

pernah dikirimkan pada siapapun, Naoto yang menyendiri bersama ternak dan radiasi

di kota yang telah mati, atau video art kerumunan sapi-sapi yang terkontaminasi

radioaktif di tengah ruang galeri? Untuk membaca aspek politis dari praktik-praktik

estetis yang demikian, saya akan meminjam perangkat analisis yang dikembangkan

Rancière, serta menempatkan "praktik-praktik menyimpang" itu dalam perspektif

disensus pada sub-bab di bawah ini.

2. Sikap Politis Warga yang Estetis sebagai suatu Disensus

Dengan meminjam konsep yang dikembangan Jacques Rancière, respon para

warga penolak nuklir yang terartikulasikan dalam estetika atas praktik keseharian

(sebagai The Political) akan saya tempatkan sebagai suatu disensus. Disensus, pada

tataran abstrak, menurut Rancière bisa diartikan sebagai perbedaan dalam persamaan,

atau persamaan dalam persebrangan. Rancière mengamini bahwa politik ada karena

perbedaan, atau pembelahan. Disensus politik adalah konflik tentang siapa yang

berbicara, dan siapa yang tidak berbicara, tentang apa yang harus didengarkan

�215

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 234: TESIS - USD Repository

sebagai suara penderitaan, dan apa yang harus didengarkan sebagai argumen atas

keadilan. Rancière kemudian melanjutkan dengan melakukan tafsir atas "perjuangan

kelas", yaitu alih-alih konflik antara kelompok yang memiliki kepentingan ekonomi

berbeda, melainkan konflik tentang apakah "kepentingan" itu, perjuangan antara

mereka yang mengatur kepentingan sosial dan mereka yang seharusnya hanya bisa

mereproduksi kehidupannya semata. Metode dan teori yang diolah Rancière berbasis

pada apa yang disebutnya sebagai ketidaksetujuan (disagreement) [Rancière 2011: 2].

Rancière mengemukakan bahwa politik bisa diperiksa dari bagaimana nilai-

nilai rasional untuk kebaikan bersama terdistribusi (the distribution of the sensible).

Bagaimana nilai tersebut bisa diamini oleh seseorang, dan pada saat bersamaan

berlaku, serta bisa dibagikan dalam tatanan hidup bersama----seturut pada porsinya

masing-masing pada tiap subjek. Pembagian porsi dan posisi ini berdasar pada

tempat, waktu, dan bentuk aktivitas yang menuntut keterlibatan dari tiap-tiap

individu. Untuk memperjelas argumennya, Rancière meminjam pernyataan dari

Aristoteles yang menyatakan bahwa warga adalah seorang yang mengambil bagian

dalam memerintah dan diperintah (act of governing and being governed). Kemudian

beranjak ke gagasan tentang estetika, Rancière merujuk pada pengertian dalam

pendekatan Kantian---yang diperiksa ulang oleh Foucault---yaitu sebagai suatu sistem

bentuk a priori yang dalam dirinya dihadirkanlah rasa atas suatu pengalaman. Di sini

�216

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 235: TESIS - USD Repository

ruang dan waktu dibatasi oleh apa yang tampak dan tidak tampak; suatu ungkapan

atau hanya suara-suara tak berarti.

Lantas di manakah irisan antara politik (the political) dan estetika? Di sinilah

politik ditentukan sebagai suatu bentuk pengalaman secara simultan. Politik bergerak

di seputaran 'apa yang tampak' dan 'apa yang bisa dibahas atasnya', tentang siapa yang

memiliki kemampuan melihat dan berbicara, tentang kepemilikan ruang dan

kemungkinan atas waktu. Inilah yang menurut Rancière menjadi dasar dari estetika,

yang bisa digunakan untuk mempertanyakan bentuk-bentuk 'praktik estetis'. Bentuk-

bentuk yang tampak itu bisa ditelusuri dari hal yang bisa ditemukan di sekitar. Praktik

artistik adalah "cara untuk melakukan dan membuat" sesuatu, yang mengintervensi

relasi dan kebiasaan dalam menghadirkan "apa yang terlihat", yang telah berjalan

dalam keseharian. Menurutnya, ada tiga cara dalam pendistribusian nilai rasional

untuk kebaikan bersama, yang di sana terbangunlah suatu sikap, di mana akhirnya

karya (seni) bisa ditempatkan tak hanya sebagai bentuk seni, namun juga sebagai

perwujudan atas rasa dalam suatu komunitas. Tiga hal tersebut antara lain: (1) Apa

yang tampak di permukaan, (2) Realitas terbelah dari teater, dan (3) Ritme dari

paduan suara yang menari. Bentuk-bentuk ini menentukan cara bagaimana suatu

karya seni atau aksi, atau pertunjukan "terlibat dalam politik". Entah ia sebagai suatu

panduan, cara sang seniman untuk bisa terlibat dan menjadi bagian, atau bahkan

sebagai sebuah sikap yang merefleksikan struktur sosial atau pergerakan tertentu.

�217

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 236: TESIS - USD Repository

Praktik estetis sebagai sikap politis tampak halus dalam puisi Teruaki

Yamanoi, meski refleksinya ini tidak pernah dipublikasikan di manapun. Praktik

estetis yang dilakukan Teru melalui puisinya merupakan pantulan atas struktur sosial

dan caranya mengecap realitas Jepang, termasuk ideologi yang ditawarkan penguasa.

Praktik estetis Teru ini dengan sendirinya bersikap politis. Hal ini juga berlaku untuk

membaca praktik yang dilakukan Miyoko Enomoto dalam menjaga ingatannya

melalui kartu pos.

Dengan praktik estetisnya yang menyatakan ketidaksetujuan atas

pendisiplinan---melalui refleksi yang dituangkan dalam puisi---secara subtil Teru

telah "terlibat dalam politik", sebagai apa yang disebut Mouffe dengan the political.

Sebagaimana dalam sub-bab sebelumnya telah dibahas perihal ideologi ke-jepang-an

yang digunakan pemerintah untuk menginterpelasi warganya, hal tersebut hadir pula

dalam bait-bait puisi Teru, misalnya:

... Pada suatu pagi Tertib menunggu, mengantre masuk gedung Segera kutuju meja kerja, kumasukkan identitas dan kata sandi Kehadiranku telah sah terdaftar Saatnya menjadi subjek, subordinat dari serangkaian nomor Untuk patuh, hanya pada hal yang harus kau kerjakan Bahkan pemain baseball terkenal pun punya nomor seragam Tanpa nomor-nomor Tiada hal pernah bermula ...

�218

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 237: TESIS - USD Repository

Perihal "ketertiban mengantri dan kepatuhan" hadir dalam bait pertama puisi

Teru yang berjudul "Perjalanan Hari Ini". Kegelisahan Teru ini senada dengan kritik

Setsuko Kida:

"... pemerintah hanya ingin menunjukkan yang indah-indah: semua orang mengantri dengan tertib, tidak ada yang menyerobot, baik di toko bahkan di kereta. Pada kenyataannya, bahkan pada malam setelah bencana, penjarahan terjadi di toko-toko. Aku mengenal baik pemilik toko di kampungku itu. Toko itu habis dijarah."

Dalam puisi Teru, sarat terpantul sebuah realitas pendisiplinan Jepang yang

mekanistik. Puisi Teru sedang menggambarkan relasi sosial yang diatur dalam

pengorganisasian sosial, sebagai mana yang disebut Rancière dengan politics as

police. Pada saat bersamaan, puisi Teru juga menghadirkan kegetiran modernisme

Jepang yang dingin dan mengingkari "manusia", yang bergerak dalam logika pasar,

seperti tersurat pada bait-bait berikut:

... Tiap hal digantikan sosok Untuk sebuah capaian penjualan Proses tak lagi penting Hanya hasil yang mampu merubah skor Gajimu tlah ditentukan Istri atau suami, anak atau orang tua Sesungguhnya ini semua buatmu Tunjangan keluarga sudah otomatis terkalkulasi ...

�219

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 238: TESIS - USD Repository

...

Data manusia, dari manusia-manusia ternomorkan Hadir dalam kota maya sebagai ‘dedemit’ Aku melihat film science-fiction Tiap data haruslah bernomor Jika kau tak beridentitas Maka tak pantas kau jadi “dedemit” ...

Dalam "politik" yang estetis, ada logika tertentu yang melandasi, dan

demikian mereka mengambil bagian dalam konteks tertentu. Di sini pula bisa

dijumpai sebuah model yang tak linier; ada jarak antara yang tampak dan yang

terkatakan. Politik memainkan dirinya dalam pardigma yang teatrikal, sebagai suatu

relasi antara panggung dan penonton, sebagaimana makna dihasilkan dari tubuh sang

aktor, ada jarak dan kedekatan yang dipermainkan. Hal inilah yang terasa dalam

menengok lukisan-lukisan kartu pos Miyoko yang bergambar tanaman beraneka

warna. Justru dalam realitasnya hidup bersama ingatan atas persebaran radiasi nuklir

Fukushima dan trauma serangkaian pengeboman di perkampungannya semasa perang

dunia, ia metampakkan warna-warni tanaman dan buah-buahan indah dan segar pada

kartu pos dan kapsul waktunya. Pengalaman rasa yang dihadirkan Miyoko dengan

keindahan taman bunga dan buah ini justru menyajikan puncak ironi, selayaknya

surat cinta pada kasih yang tak sampai.

Dalam pendekatan Rancière, politik dibayangkan sebagai suatu

pemanggungan. Dalam konteks ini kita menempatkan pijak pembahasan pada

�220

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 239: TESIS - USD Repository

gagasan the political. Aksi politik terletak pada cara menampilkan apa yang

dipandang sebagai sesuatu yang 'bersifat sosial', 'bersifat ekonomi", atau 'domestik'

sebagai sesuatu yang politis. Pemanggungan ini mengaburkan batas-batas (Rancière,

2011: 4). Dalam nalar penempatan politik pada skema panggung ini, estetika dari

karya-karya Meiro Koizumi dan Akira Takayama bisa pula dibaca. Dalam pameran

Koizumi dan Takayama yang bertajuk Demarcation, mereka berhasil

memanggungkan "sapi-sapi yang terkontaminasi" dan suatu "amnesia" dalam

kelindan yang liris. Dalam konteks the political, pameran ini mengajak publik untuk

berdialog tentang sesuatu yang secara resmi "tak boleh" atau tabu untuk dibicarakan.

Dua seniman ini menghadirkan pilin-pilin pengalaman atas lupa yang bergandengan

tangan dengan realitas radiasi nuklir yang niscaya. Ada unsur teatrikal dalam dialog

tersebut, di mana penonton yang berada dalam jarak, sesungguhnya melihat diri

mereka sendiri di atas panggung, karena radiasi dan pelupaan sejatinya telah menjadi

konsekuensi tak mengenakkan dari kehidupan modern Jepang.

Dari seberang panggung, dari kursi penonton, kita juga bisa "menyaksikan"

Naoto Matsumura sedang menghadirkan sebuah kegetiran dan kengerian, suatu

distopia. Pilihan Naoto Matsumura untuk menetap di kota Tomioka bisa dibilang

sebagai suatu aksi estetis. Yang dilakukan Naoto adalah sebuah performans yang telah

mampu melampaui bahasa, bermain di tataran rasa atas suatu pengalaman bersama;

pada apa yang tak mampu lagi terkatakan dalam realitas dan sejarah apokaliptik

�221

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 240: TESIS - USD Repository

Jepang atas pengalamannya dengan nuklir. Aksi radikal Naoto yang menghidupi

kesehariannya dengan hidup dan memberi makan ternak yang terpapar radiasi ---dan

dianggap tidak "produktif" dalam nalar kapitalisme---merupakan sebuah pilihan dan

sikap politis pada saat bersamaan. Naoto mengambil sikap dalam kesadarannya

sebagai warga, berhadapan dengan negara yang justru memilih untuk kian melaju

memberi makan liberalisme ekonomi yang elitis. Hal yang dilakukan Naoto

sesungguhnya bukanlah sesuatu yang asing dari praktik keseharian. Orang-orang

Tomioka sebelumnya memang berladang dan beternak, dan itulah yang terlihat tetap

dilakukan Naoto. Namun dalam konteks ini, juxtaposisi ruang dan waktu telah

menjadikan sikap Naoto sebagai sebuah intervensi, yang bertolakbelakang dengan

logika dan ideologi ekonomi yang diimani negara. Rancière menyadari bahwa suatu

komunitas tidaklah didesain secara estetis, namun di situlah letak pertanyaannya---

pada hubungan antara estetika dan politiknya. Komunitas berpegang pada

serangkaian nilai dan akal sehat yang dibatasi pada apa yang wajar dalam bentuk-

bentuk yang terlihat, juga pengorganisasiannya. Di sinilah sudut pandang yang

memungkinkan untuk kita berkaca pada intervensi politis seniman: pada

"penyimpangannya", pada disensus.

Bisa jadi, Naoto adalah personifikasi dari apa yang disebut Rancière dengan

disensus. Laku Naoto telah memantik suatu refleksi yang mendalam. Naoto mungkin

saja mewakili nurani warga; atas kerinduan pada "rumah", atas ketidakberdayaan dan

�222

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 241: TESIS - USD Repository

keberdayaan sekaligus terhadap sejarah, terhadap nuklir, terhadap negara. Pilihan

sikap Naoto, dilihat dari sisi politik dan kemanusiaan, menggiring orang pada titik

ambang dan situasi antara: antara setuju dan tidak setuju pada saat yang bersamaan.

�223

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 242: TESIS - USD Repository

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Jepang merupakan satu-satunya negara di dunia yang pernah mengalami

kehebatan daya rusak bom nuklir. Pada penghujung perang pasifik, Amerika Serikat

menjatuhkan bom nuklir (dengan metode pemisahan/fission atom), mengakibatkan

kematian dan kehancuran tak terbayangkan di Hiroshima & Nagasaki, sebuah tragedi

yang akhirnya menandai berakhirnya PD II. Luluhlantaknya Hiroshima & Nagasaki

yang diikuti kekalahan Jepang membawa keterpurukan ekonomi dan kehancuran

mental yang tak kalah luar biasa setelahnya. Barulah pada tahun 1955-1990, Jepang

yang tak memiliki banyak alternatif sumber energi, mengalami lompatan

eksponensial yang mencengangkan di bidang ekonomi. Sepanjang periode perang

dingin, Jepang menjadi raksasa ekonomi terbesar kedua di dunia setelah Amerika

Serikat. Masa yang gemilang ini kerap disebut sebagai Keajaiban Ekonomi Jepang

(Japan's Economic Miracle). Ironisnya, tumpuan kekuatan ekonomi dan industri 78

Jepang didominasi oleh sumber daya energi nuklir, teknologi yang pernah hadir

dalam wujud yang paling jahanam dalam sejarah umat manusia. Pada awal 90-an,

pertumbuhan ekonomi Jepang dengan mengejutkan ikut tenggelam dan surut

Robert J. Crawford. "Reinterpreting the Japanese Economic Miracle". Harvard Business Review. January-78

February 1998 issue

�224

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 243: TESIS - USD Repository

bersamaan dengan berakhirnya perang dingin. Jepang mengalami resesi terberat sejak

Perang Dunia II di masa itu. 79

Teknologi mutakhir nuklir ibarat pedang bermata dua; bersamanya tersaji

kenangan pahit katastrofe dan "pengharapan" akan hari depan sekaligus; di satu sisi ia

menjadi pemasok utama dalam mencukupi kebutuhan energi listrik perindustrian (dan

pemukiman) di Jepang, di sisi lain ia telah menjadi malapetaka yang hidup, dengan

dampak radiasi yang terus membuntuti kehidupan warga hingga masa yang akan

datang. Mimpi buruk atas dilema pemanfaatan teknologi nuklir akhirnya berjumpa

kembali dalam wujud yang nyata, ketika gempa & tsunami dahsyat Tohoku pada

tahun 2011 memicu terjadinya ledakan reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir

Fukushima Daiichi, melepaskan radiasi yang berpengaruh buruk bagi kelangsungan

mahluk hidup. Kebocoran radiasi dari ledakan reaktor nuklir Fukushima tercatat telah

memicu sejumlah kasus kanker tyroid dan gangguan kesehatan lain pada warga yang

terkontaminasi. Bencana ini sesungguhnya bukanlah sesuatu yang tak terprediksi;

pada dasarnya reaktor nuklir sangat sensitif dengan getaran, terlebih Jepang sendiri

merupakan kawasan yang memiliki frekuensi gempa cukup tinggi. Ketakutan atas

dampak pemanfaatan teknologi nuklir bukannya tak disuarakan oleh warga. Pada

pertengahan 50-an bahkan pemerintah Jepang telah diingatkan oleh warganya melalui

demonstrasi anti-nuklir besar-besaran (ditandai dengan terkumpulnya 32 juta tanda

ibid79

�225

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 244: TESIS - USD Repository

tangan petisi) sebagai respon atas terkontaminasinya 236 warga Pulau Marshall dan

23 nelayan Jepang di atas kapal sipil pencari ikan Daigo Fukuryu Maru akibat

melesetnya uji coba senjata nuklir (dalam wujud bom hidrogen) yang dikembangkan

Amerika Serikat. 80

Penelitian ini menelusuri kompleksitas keputusan pemerintah dan ideologi

negara Jepang atas pengembangan teknologi nuklir yang sesungguhnya dilematis dan

sarat pertentangan dengan warganya. Untuk membaca seluk-beluk ketergantungan

Jepang atas nuklir, kita harus melompat ke belakang dan melihat bagaimana dampak

kekalahan Jepang pada Perang Dunia II telah meremukkan mental dan fantasi

kedigdayaan Jepang, menyeret negara dalam keterpurukan ekonomi dan hutang

perang, sekaligus membawa konsekuensi pada keniscayaan dominasi & intervensi

Sekutu (Amerika Serikat) atas negara ini. Paska perang dunia, Jepang harus melucuti

segala kekuatan militernya, mengebiri semua potensi ekspansinya, memisahkan

negara dan kekaisaran---sebagaimana ia pernah berjaya di masa lalu. Di tengah semua

kehancuran ekonomi dan mental paska perang, Jepang membutuhkan suatu "jalan

keselamatan", yang akhirnya hadir dalam wujud ironis: Amerika Serikat dan

teknologi nuklir. Dalam perkembangannya kemudian, konstelasi politik dan

ketegangan Perang Dingin, serta liberalisme (ekonomi) sebagai konter-propaganda

atas pengaruh komunisme ikut menjadi pelumas bagi perayaan atas teknologi nuklir

Yuki Tanaka and Peter Kuznick, “Japan, the Atomic Bomb, and the ‘Peaceful Uses of Nuclear Power’”, The Asia- 80

Pacific Journal vol. 9, iss. 18, no. 1, 2011

�226

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 245: TESIS - USD Repository

di bawah retorika Atoms for Peace yang diperkenalkan Eissenhower dan diamini

Jepang. Atoms for Peace telah menjadi landasan paradigma bagi pengembangan

teknologi nuklir dalam banyak dimensi dan fantasi kehidupan orang Jepang; mulai

dari pembangkit listrik, teknologi pertanian, obat-obatan, ekspedisi ruang angkasa,

dan gambaran-gambaran Jepang atas masa depan.

Di bawah hegemoni Amerika Serikat, pemerintah Jepang pada pertengahan

abad 20 melihat pengembangan teknologi nuklir untuk perdamaian sebagai

"matahari" baru bagi kebangkitan perekonomian negara ini. Sementara itu,

masyarakat belum sembuh betul dari kengerian atas kehancuran Hiroshima-Nagasaki.

Proses "pembaharuan" cara pandang dan ideologi negara di atas trauma nuklir Jepang

merupakan sebuah proyek politik dan kebudayaan panjang, yang akhirnya ikut

membentuk identitas kontemporer Jepang---simultan dengan representasi kekukuhan

(dan kekakuan) Jepang kepada tradisi. Hal ini terasa dalam paradox kegemerlapan

futuristik Jepang yang bersanding dengan citra warisan tradisi yang sama kuatnya.

Tegangan ini bisa ditilik pula dalam iklim perayaan demokrasi di Jepang, di mana

regenerasi kekuasaan bisa berjalan begitu lamban, dengan kultur hirarkis yang ketat

dalam tubuh institusi politik Jepang.

Meledaknya reaktor pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi pada

2011 telah melepaskan radiasi yang berdampak besar pada kesehatan masyarakat

untuk jangka waktu yang teramat panjang. Sebagai akibat dari petaka ini, sejumlah

�227

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 246: TESIS - USD Repository

kota dalam radius berbahaya dari Fukushima terpaksa dikosongkan, dengan seluruh

penduduk dievakuasi. Bencana ini mengingatkan dunia pada musibah yang pernah

terjadi pada Chernobyl, Uni Soviet pada paruh akhir tahun 80an. Pemerintah segera

mengambil langkah cepat dengan membuang dan melokalisir sampah-sampah

organik yang terkontaminasi. Sayangnya, dampak luar biasa dan radius persebaran

yang luas, serta minimnya lahan untuk mengelola sampah-sampah berisi kandungan

material radioaktif justru menimbulkan masalah baru. Pemerintah yang kewalahan

dan mengalami kesulitan untuk "membuang" sampah-sampah radioaktif tersebut

mau tak mau, tanpa banyak pilihan, mengambil keputusan untuk memendam sebagian

besar sampah yang mengandung material radioaktif di bawah tanah, tak jarang juga

dengan lokasi yang berdekatan dengan area pemukiman warga. Tak berselang lama,

pemerintah Jepang yang begitu tergantung dengan pasokan sumber energi nuklir

akhirnya (seolah tak punya pilihan lain) kembali menghidupkan sejumlah reaktor

pembangkit listrik tenaga nuklir yang sempat diistirahatkan sebagai dampak gempa

Tohoku. Seiring berjalannya waktu, pembicaraan atas nuklir ikut terpendam bersama

sampah-sampah radioaktif. Pemerintah "memanggil" warga untuk kembali ke kota

yang sempat ditinggalkan, meski sebagian besar berujung pada penolakan dan

ketidakpercayaan. Bagi pemerintah, kehidupan dibayangkan kembali berjalan seperti

biasa, dan kini pemerintah Jepang tengah menfokuskan diri menuju Olimpiade

Musim Panas 2020, meninggalkan radiasi di masa lalu.

�228

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 247: TESIS - USD Repository

Namun bagi sejumlah warga terdampak, sesungguhnya kehidupan telah

berubah begitu dramatis dan tidak lagi sama. Air, tanaman, tanah, meski "tampak

normal", sesungguhnya tak lagi sama: air tak lagi bisa diminum begitu saja karena

tercemar radiasi, tanah tak bisa ditanami lagi, sayuran dari ladang sendiri tak bisa lagi

dikonsumsi---apalagi dijual! Berseberangan dengan ideologi negara (yang lagi-lagi

kembali berpihak pada teknologi nuklir), sejumlah warga (baik yang mengorganisir

kelompoknya, maupun yang bergerak atas inisiatif pribadi) bersiasat mengelola

ingatan mereka dalam praktik hidup sehari-hari, dalam kesenyapan perbincangan atas

nuklir.

Lika-liku siasat warga terdampak radiasi dalam mengelola ingatan yang

mewujud dalam keseharian (lived experience) bisa jadi tampak begitu sederhana dan

"seolah tak memiliki" kekuatan politis. Sementara negara dengan tekun mengajak

masyarakat untuk menatap masa depan yang berpengharapan bersama teknologi

nuklir, Miyoko dan suaminya justru membuat surat-surat dan kartu pos bergambar

buah dan sayuran segar. Kartu pos dan surat bergambar yang tak akan dikirimkan

bagi siapapun, kecuali untuk mereka tengok lagi sesekali di kemudian hari.

Sementara negara bergegas menuju Olimpiade 2020, Teru di balik pintu yang

tertutup, menggoreskan kegelisahan dan kegetirannya dalam puisi-puisi yang

ditujukan bagi dirinya sendiri pula; puisi-puisi yang menggambarkan keletihannya

menghadapi relasi sosial dan masyarakat Jepang yang baginya terlampau mekanistik.

�229

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 248: TESIS - USD Repository

Sementara negara menghidupkan kembali PLTN, Mizuho menyeduh kopi dari air

yang disaring alat khusus untuk mengurangi kontaminasi, sambil ia menceritakan

pada tamu-tamunya, bahwa tepat beberapa meter di seberang kantornya pernah

dipendam ratusan karung sampah organik dengan kandungan radiasi tinggi.

Sementara masalah lokalisir sampah radiasi mulai tersingkir dari percakapan para elit

dalam konservatisme politik khas Jepang, Naoto Matsumura, seorang petani, memilih

tinggal sebatang kara di Tomioka, kota yang telah ditinggalkan penghuninya karena

radiasi nuklir, mempersembahkan sisa usianya untuk memberi makan ternak-ternak

yang terkontaminasi, membiarkan dirinya menjadi "manusia dengan tingkat radiasi

paling tinggi di Jepang". Naoto bisa jadi melenceng secara hukum. Dengan memilih 81

untuk tinggal di zona radiasi tinggi, ia telah menyalahi aturan yang ditentukan

pemerintah.

Segenap laku tersebut bisa jadi sulit dipahami, dan 'esensi perlawanannya' bisa

jadi bersifat tidak segera dan sangat personal. Dalam penelitian ini, praktik demikian

dibaca dalam bingkai estetika, dan pada saat bersamaan agensi-agensi warga tersebut

ditempatkan dalam wilayah politis (the political), di mana jalan antagonisme yang

ditempuh---sekalipun bertentangan dengan haluan politik negara maupun parlemen---

bergerak dalam ruang politis dalam dimensi ontologis; pada dinamika perbedaan,

pembelahan, disensus di tengah masyarakat, di luar organ politik konvensional.

sebuah kelakar atas situasi Naoto Matsumura yang ditanggapinya dengan santai, ketika ia sempat melakukan 81

pemeriksaan medis paska keputusannya untuk tetap tinggal di Tomioka, kota kecil yang berjarak kurang dari 6 mil dari PLTN Fukushima Daiichi.

�230

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 249: TESIS - USD Repository

Akhirnya melalui penelitian ini, bisa kita tengok betapa disensus bisa menjadi

"jalan alternatif". Disensus bisa jadi cara mengungkapkan sesuatu, yang mungkin

secara politis sulit diterima---karena bisa jadi menyalahi "hukum"---namun pada saat

yang bersamaan "masuk akal" dan sulit ditolak secara moral dan hati nurani. Disensus

adalah jalan pinggir untuk bersuara di perbatasan.

Di sisi lain, topik seputar nuklir menjadi kian relevan dibicarakan, dan

pengalaman Jepang bisa ditempatkan sebagai sebuah pengalaman reflektif dalam

wacana hari ini, khususnya pada konteks pengambilan keputusan atas teknologi.

Ketergantungan dunia pada sumber energi fosil niscaya akan menemui titik batasnya.

Energi nuklir masih menjadi alternatif utama yang dianggap bisa menjawab

kebutuhan krisis energi global, bersanding dengan energi terbarukan semacam surya

(solar) dan angin. Namun bisakah energi nuklir benar-benar layak untuk menopang

masa depan manusia dan kemanusiaan? Tentunya kasus Jepang bisa menjadi sebuah

pelajaran bersama untuk menilik kembali keputusan atas pengelolaan energi ini,

terlebih pada konsekuensi kesehatan jangka panjang sebagai resiko yang hadir

inheren bersama potensi pemanfaatan energi nuklir.

Tak kalah penting pula untuk memeriksa kembali dengan lebih kritis retorika

"atom untuk perdamaian (Atoms for Peace)" yang rupa-rupanya hingga hari ini masih

memiliki tempat yang elastis dalam panggung politik global, setelah diperkenalkan

Eisenhower ke seluruh dunia melalui PBB pada tahun 1953. Sebagaimana telah

�231

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 250: TESIS - USD Repository

dibahas pada bab sebelumnya, Atoms for Peace telah menjadi payung wacana bagi

kuasa Amerika Serikat untuk "mengontrol" perkembangan teknologi nuklir global,

termasuk dalam perjalanannya, melucuti nuklir dari kantong-kantong militer di luar

dirinya. Jika dibaca dengan lebih berhati-hati, kuasa ini rupanya telah jauh lama

bersembunyi dalam teks, pada retorika Eisenhower lebih dari setengah abad yang

lalu : 82

"The United States would seek more than the mere reduction or elimination of atomic materials for military purposes. It is not enough to take this weapon out of the hands of the soldiers. It must be put into the hands of those who will know how to strip its military casing and adapt it to the arts of peace."

Resonansi pernyataan tersebut hadir pada masa administrasi AS di bawah

kabinet Presiden George W. Bush. Pada masa pemerintahannya, Amerika Serikat

mengklaim bahwa Irak tengah mengembangkan persenjataan nuklir rahasia. Klaim 83

tersebut pada akhirnya memberikan jalan bagi AS untuk melakukan penyerangan ke

Irak pada tahun 2003, berujung pada runtuhnya rezim Saddam Husein. Pada

kenyataannya, sepanjang November 2002 hingga September 2004, dari peninjauan

terhadap hampir 1700 situs, dengan 1625 orang ahli gabungan dari AS dan PBB dan

biaya kira-kira 1 milyar dolar, klaim AS atas kepemilikan senjata pemusnah massal

dikutip dari https://www.iaea.org/about/history/atoms-for-peace-speech (diakses 27 Januari 2018) 82

lihat https://www.washingtonpost.com/archive/politics/2003/01/24/us-claim-on-iraqi-nuclear-program-is-called-83

into-question/cd9efcb2-841c-4b33-acfe-fa89d033bb6b/?utm_term=.92945c522e3d (diakses pada 16 Mei 2018)

�232

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 251: TESIS - USD Repository

Irak tidak berhasil dibuktikan. 15 tahun setelah perang di Irak, pada awal Mei 2018 84

lalu, Donald Trump mengeluarkan sebuah pernyataan dan langkah politik yang

mengejutkan. Trump menarik diri dari Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA)

atau lebih dikenal dengan persetujuan nuklir Iran, yang dibangun bertahun-tahun oleh

sejumlah diplomat Inggris, Prancis, Cina, Rusia dan Jerman di bawah PBB.

Perjanjian ini bertujuan memberikan pengawasan serta pembatasan ketat yang

memastikan bahwa Iran tidak akan mengembangkan persenjataan nuklir, atau dengan

kata lain, Iran hanya boleh mengembangkan nuklir untuk perdamaian alih-alih

persenjataan. Menurut Bernie Sanders, Keputusan Trump ini memiliki konsekuensi

mengerikan bagi keamanan global. Sementara sebelumnya, pada Maret 2018 silam, 85

Presiden Rusia Vladimir Putin---yang memiliki hubungan baik dengan rezim

pemerintahan di Iran---memamerkan pengembangan persenjataan nuklirnya yang

diklaim "terlalu kuat untuk dikalahkan", dan "bisa menjangkau segala tempat di

seluruh dunia". Dalam salah satu simulasi yang dipresentasikan melalui video

animasi, digambarkan misil-misil milik Rusia jatuh menghujani Florida, Amerika

Serikat. Putin menjelaskan bahwa teknologi persenjataan Rusia ini merupakan respon

atas segenap pengembangan pertahanan misil yang dimiliki AS. Meski tak bisa 86

dikatakan sama, situasi ini agaknya memberikan gambaran betapa ancaman (termasuk

lihat https://www.theguardian.com/world/2004/oct/07/usa.iraq1 (diakses pada 16 Mei 2018)84

lihat https://www.theguardian.com/commentisfree/2018/may/14/nuclear-deal-trump-america-war (diakses 16 Mei 85

2018)

lihat http://www.bbc.com/news/world-europe-43239331 (diakses pada 16 Mei 2018)86

�233

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 252: TESIS - USD Repository

komodifikasi politik) atas isu nuklir masih menghantui dan mengancam dunia,

bahkan 27 tahun selepas berakhirnya perang dingin yang ditandai dengan keruntuhan

Uni Soviet.

B. Saran, Evaluasi, Refleksi Penelitian

Dalam melangsungkan penelitian ini, tembok bahasa merupakan sekat utama

yang (tak bisa dipungkiri) menjadikan ruang gerak saya terbatas untuk bisa masuk ke

dalam aspek-aspek yang lebih dalam. Proses kerja yang melulu membutuhkan dan

melibatkan pihak ketiga dalam menjembatani komunikasi (Bahasa Jepang - Bahasa

Inggris; Bahasa Inggris - Bahasa Jepang) harus diakui ikut memberikan lapisan

tambahan dalam interpretasi data primer, meski dalam praktiknya saya telah

melibatkan lebih dari satu interpreter dan penerjemah untuk bisa melakukan alih

bahasa dan olah data. Keterbatasan waktu di lapangan agaknya juga menjadi catatan

yang perlu digarisbawahi dalam penelitian semacam ini. 110 hari tentu saja masih

tergolong singkat, untuk bisa menjamah kompleksitas sejarah nuklir Jepang yang

berjalan lebih dari separuh abad.

Namun pada saat bersamaan, penelitian ini, dalam segenap keterbatasan dan

tantangannya, telah menorehkan pula sebuah refleksi yang mendalam. Sebagai anak

generasi yang tumbuh dan dimanjakan oleh "keajaiban" teknologi Jepang, rupanya di

balik segala "kemajuan", "kecepatan" dan keriuhan teknologi yang kita konsumsi hari

�234

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 253: TESIS - USD Repository

ini, ada "harga" terlampau mahal yang harus kita bayar dalam suatu ironi. Untuk

sesuatu yang disebut "pertumbuhan (konsumsi)", tanpa sadar kita meletakkan masa

depan kemanusiaan dam kualitas kehidupan manusia yang paling hakiki di atas meja

pertaruhan.

�235

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 254: TESIS - USD Repository

DAFTAR BACAAN

Adams, Hazards (ed) & Searle, Leroy (ed). 1992. Critical Theory Since 1965. Florida: University Presses of Florida

Alexievich, Svetlana. 2005. Voices from Chernobyl: The Oral History of a Nuclear Disaster. London: Dalkey Archive Press

Althusser, Louis. 1971. Ideology and Ideological State Apparatuses. dalam Lenin and Philosophy and other Essays. New York: Monthly Review Press.

Benedict, Ruth. 1982. Pedang Samurai dan Bunga Seruni: Pola-pola Kebudayaan Jepang. Jakarta: Penerbit Sinar Harapan

Chernus, Ira. 2002. Eisenhower's Atoms for Peace. 2002. Texas: Texas A&M University Press

Chomsky, Noam. 1999. Profit Over People. New York: Seven Stories Press

Fairclough, Norman. 1992. Discourse and Social Change. Cambridge: Polity Press in association with Blackwell Publishing Ltd.

Foucault, Michel & Sheridan Smith A.M. (transl). 1972. Archaeology of Knowledge and The Discourse on Language. New York: Pantheon Books

Gosling, Francis G & U.S. Department of Energy. 1999. Manhattan Project: Making the Atomic Bomb (National Security History Series).

United States Department of Energy

Halbwachs, Maurice & Coser, Lewis A. (ed.). 1992. On Collective Memory. Chicago: University of Chicago Press

Jones, Vincent C. 1985. Manhattan: The Army and The Atomic Bomb. Washington D.C.: United States Goverment Printing Office

�236

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 255: TESIS - USD Repository

Kurosawa, Aiko. 2015. Peristiwa 1965: Persepsi dan Sikap Jepang. Jakarta: Penerbit Buku Kompas

Middleton, David & Edwards, Derek (Ed). 1991. Collective Remembering. London: Sage Publications

Mouffe, Chantal. 2005. On the Political. London & Newyork: Routledge

_______________. 1993. The Return of the Political. London & Newyork: Verso

Poolos, J. 2008. The Atomic Bombings of Hiroshima and Nagasaki. New York: Chelsea House

Rancière, Jacques. 2011. The Thinking of Dissensus: Politics and Aesthetics. dalam Paul Bowman, Richard Stamp (eds), Reading Rancière. New York: Continuum

Rancière, Jacques & Paul, Zakir (transl.). 2011. Aisthesis: Scenes from the Aesthetic Regime of Art. London & New York: Verso

Rancière, Jacques & Rockchill, Gabriel (transl.). 2004. The Politics of Aesthetics: The Distribution of the Sensible. New York: Continuum

Rhodes, Richard. 2012. The Making of the Atomic Bomb. New York: Simon and Schuster

_______________. 1995. Dark Sun: The Making of the Hydrogen Bomb. New York: Simon and Schuster

Saukko, Paula. 2003. Doing Research in Cultural Studies. London: Sage Publications

Southard, Susan. 2015. Nagasaki: Life After Nuclear War. New York: Viking

Takumi Hayasaka (au.), Yukio Sasaki (ed.), Saburo Tsuchida (trans.). 2011 A Time of Disaster -The Great East Japan Earthquake and Tsunami.

Tazekawa, Shoichiro & Barton, Polly (transl.). 2016. The Aftermath of The 2011 East Japan Earthquake and Tsunami: Living Among the Rubble. New York: Lexington Books

�237

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 256: TESIS - USD Repository

Yotaro Hatamura, Seiji Abe, Masao Fuchigami, Naoto Kasahara & Kenji Iino(trans.). 2015. The 2011 Fukushima Nuclear Power Plant Accident: How and Why it Happened. Cambridge: Woodhead Publishing

Žižek, Slavoj. 2002. Welcome to The Desert of The Real: Five Essays on September 11 and Related Dates. New York: Verso

Zurbuchen, Marry S. (ed). 2005. Beginning to Remember: The Past in Indonesian Present. Singapore University Press & University of Washington Press

JURNAL

Mathews, Robert. SNMMI | Society of Nuclear Medicine and Molecular Imaging. Reston, VA. The Journal of Nuclear Medicine. 47, 2006.

Zwigenberg, Ran. “The Coming of a Second Sun”: The 1956 Atoms for Peace Exhibit in Hiroshima and Japan’s Embrace of Nuclear Power�.%�)-� 55!$"#�-���������+��-����. dalam The Asia-Pacific Journal | Japan Focus. Volume 10, Issue 6, No. 1, Feb 04, 2012

Tanaka, Yuki & Kuznick, Peter J. Japan, the Atomic Bomb, and the “Peaceful Uses of Nuclear Power” ���������-���� dalam The Asia-Pacific Journal | Japan Focus. Volume 9, Issue 18, No. 1, May 02, 2011

Walter E. Grunden , Mark Walker , and Masakatsu Yamazaki , "Wartime Nuclear Weapons Research in Germany and Japan," Osiris 20 (2005): 107-130.

�238

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 257: TESIS - USD Repository

DOKUMENTER

Kovac, Ivan & Jousan Jeffrey (director & producer). 2013. �62034��,�&0 - Alone in the Zone [video file]. Vice Japan. bisa dilihat di: https:/www.youtube.com/watch?v=llM9MIM_9U4

Paul Johannessen, Jeffrey Jousan & Ivan Kovac (directors). 2012. Women of Fukushima [video]. Chamber and The Archive of Nuclear Harm

ARTIKEL DARI INTERNET

http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2013/fukushima_report_20130228/en/ (diakses 23 November 2016)

http://www.who.int/mediacentre/news/releases/2005/pr38/en/ (diakses pada 6 Desember 2016)

http://www.huffingtonpost.com/entry/japan-ends-evacuation-order-fukushima_us_55eaea9fe4b093be51bbaa4a (diakses pada 23 November 2016)

https://www.aljazeera.com/blogs/asia/2016/07/japan-returning-home-fukushima-nuclear-disaster-160717182129794.html (diakses 20 Desember 2017)

https://www.theguardian.com/world/2015/sep/17/japanese-politicians-brawl-in-parliament-over-bill-to-allow-troops-to-fight-abroad (diakses 23 November 2016)

https://www.theguardian.com/world/2015/sep/17/japan-to-pass-security-bills-despite-protests (diakses 23 November 2016)

http://www.japantimes.co.jp/news/2015/09/09/national/social-issues/radioactive-shadow-fukushima-town-naraha-tries-come-back-life/#.WDWfiHdh2Rs (diakses pada 23 November 2016)

http://www.asahi.com/ajw/articles/AJ201609050042.html (diakses pada 23 November 2016)

�239

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 258: TESIS - USD Repository

lihat https://www.theguardian.com/world/2017/mar/10/japan-fukushima-nuclear-disaster-evacuees-forced-return-home-radiation (diakses 23 Mei 2018)

http://www.nytimes.com/2015/07/17/world/asia/japans-lower-house-passes-bills-giving-military-freer-hand-to-fight.html?_r=0 [diakses 23 November 2016

http://www.bbc.com/news/world-asia-34275968 [diakses 23 November 2016]

http://www.nbcnews.com/storyline/isis-terror/isis-claims-it-executed-haruna-yukawa-one-two-japanese-hostages-n291926 [diakses 7 April 2015]

http://www.iraqinews.com/arab-world-news/japans-abe-pledges-200-million-mideast-states-battling-isis/ [diakses 7 April 2015

http://www.newyorker.com/news/daily-comment/isis-murdered-kenji-goto [diakses 7 April 2015]

http://www.history.com/topics/world-war-ii/bombing-of-hiroshima-and-nagasaki [diakses 10 Desember 2016]

http://www.dw.com/id/kisah-saksi-bom-atom-hiroshima/a-5872851 [diakses 13 Desember 2016]

http://www.historynet.com/michie-hattori-eyewitness-to-the-nagasaki-atomic-bomb-blast.htm [diakses 16 Desember 2016]

http://www.historylearningsite.co.uk/world-war-two/the-pacific-war-1941-to-1945/the-bombing-of-nagasaki/ [diakses 12 Desember 2016]

http://www.aec.go.jp/jicst/NC/about/kettei/12-7-IAEAOmoto-1.pdf [Diakses 12 Desember 2016]

https://www.eisenhower.archives.gov/research/online_documents/atoms_for_peace/Atoms_for_Peace_Draft.pdf [diakses 14 Desember 2016]

http://www.powermag.com/blog/a-short-history-of-nuclear-power-in-japan/ [diakses 14 Desember 2016]

�240

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 259: TESIS - USD Repository

http://www.tepco.co.jp/en/corpinfo/ir/kojin/jigyou-e.html [diakses 15 Desember 2016]

http://www.nippon.com/en/currents/d00029/ [diakses 15 Desember 2016]

https://www.wsws.org/en/articles/2011/03/tepc-m17.html [diakses 15 Desember 2016]

http://www.tepco.co.jp/en/corpinfo/overview/history-e.html [diakses 15 Desember 2016]

http://www.fepc.or.jp/english/news/demand/1999.html [diakses 14 Desember 2016]

http://www.tepco.co.jp/en/corpinfo/ir/kojin/images/jiyuka_zoom02.gif [Diakses 16 Desember 2016]

http://www.tepco.co.jp/en/corpinfo/ir/kojin/setsubiindex-e.html [diakses 15 Desember 2016]

http://www.greenpeace.org/international/Global/international/artwork/nuclear/2011/japan-map.jpg [diakses 16 Desember 2016]

http://archive.indianexpress.com/news/iaea-warned-japan-over-nuclear-quake-risk-wikileaks/763709/ [diakses 16 Desember 2016]

https://www.theguardian.com/world/gallery/2011/mar/15/japan-nuclear-plant-fukushima [diakses 18 Desember 2016]

https://www.iaea.org/newscenter/news/fukushima-nuclear-accident-update-log-31 [diakses 17 Desember 2016]

https://www.iaea.org/newscenter/news/fukushima-nuclear-accident-update-log-31 [Diakses 17 Desember 2016]

https://www.stuk.fi/documents/12547/273805/fukushima-progress-on-cleanup-efforts-japan.pdf/b297d4b3-6830-4788-bc44-2f0c73e89ab9 [Diakses 18 Desember 2016]

�241

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 260: TESIS - USD Repository

http://fukushima.ans.org/report/cleanup [Diakses 16 Desember 2016]

http://gdb.voanews.com/F6E4B939-EEAB-45C1-A9BF-391F6049D06F_cx0_cy10_cw0_mw1024_mh1024_s.jpg [diakses 17 Desember 2017]

http://japandailypress.com/150000-tons-of-radioactive-fukushima-waste-left-in-the-open-away-from-storage-1635936/ (18 Desember 2016)

https://www.bloomberg.com/news/articles/2015-07-10/japan-s-17-000-tons-of-nuclear-waste-in-search-of-a-home [ diakses 18 Desember 2016]

https://www.theguardian.com/environment/2016/apr/13/is-it-safe-to-dump-fukushima-waste-into-the-sea (18 Desember 2016)

http://www.dailymail.co.uk/travel/travel_news/article-3345692/Disaster-tourists-snap-haunting-photos-Japanese-region-destroyed-earthquake-tsunami.html (18 Desember 2016)

http://fukushima-diary.com/2014/07/jr-joban-train-line-runs-among-heaps-contaminated-soil-bags-decontamination-photo/ [diakses 18 Desember 2016]

https://en.japantravel.com/ibaraki/ushiku-daibutsu/3720 (diakses 19 Maret 2017)

https://www.kanazawa21.jp/data_list.php?g=81&d=155&lng=e

http://www.japantimes.co.jp/news/2015/08/30/national/thousands-protest-abe-security-bills-diet-rally/#.WM7Hshhh2Rs (diakses 19 Maret 2017)

https://www.theguardian.com/world/2015/sep/16/japanese-anti-war-protesters-challenge-shinzo-abe (diakses 19 Maret 2017)

http://www.npr.org/2013/06/28/196618792/bittersweet-at-no-1-how-a-japanese-song-topped-the-charts-in-1963 [diakses 26 Januari 2016]

http://fpif.org/fukushima_women_against_nuclear_power_finding_a_voice_from_tohoku/ [diakses 22 Maret]

�242

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 261: TESIS - USD Repository

https://www.nytimes.com/2014/01/12/world/asia/defying-japan-rancher-saves-fukushimas-radioactive-cows.html [diakses 22 Maret 2017]

http://en.fondationdentreprisehermes.org/Know-how-and-creativity/Exhibitions-by-the-Foundation/Akira-Takayama-and-Meiro-Koizumi-at-the-Forum?force=true [diakses 22 Maret 2017]

http://meirokoizumi.com/framepage13.html [diakses 29 Juni 2018]

http://theconversation.com/the-little-known-history-of-secrecy-and-censorship-in-wake-of-atomic-bombings-45213 (diakses 19 April 2018)

http://origins.osu.edu/article/energy-bright-tomorrow-rise-nuclear-power-japan (diakses 26 Januari 2018)

https://www.japantimes.co.jp/culture/2016/08/06/books/book-reviews/life-japans-god-manga/#.Wm85RCOB1TY (diakses pada 28 Januari 2018)

http://tezukaosamu.net/en/manga/13.html (diakses pada 28 Januari 2018)

http://origins.osu.edu/article/energy-bright-tomorrow-rise-nuclear-power-japan (diakses 26 Januari 2018)

https://www.jaea.go.jp/04/iscn/activity/2016-11-29/2016-11-29-02.pdf (diakses 7 April 2018)

lihat: http://www.nytimes.com/1987/08/08/obituaries/nobusuke-kishi-ex-tokyo-leader.html (diakses 26 Januari 2018)

lihat: http://www.un.org/en/ga/68/meetings/nucleardisarmament/pdf/JP_opening_en.pdf (diakses 28 Januari 2018)

lihat: https://thebulletin.org/japans-nuclear-history-perspective-eisenhower-and-atoms-war-and-peace-0 (diakses pada 25 Januari 2017)

https://www.iaea.org/about/history/atoms-for-peace-speech (diakses 27 Januari 2018)

�243

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 262: TESIS - USD Repository

https://www.washingtonpost.com/archive/politics/2003/01/24/us-claim-on-iraqi-nuclear-program-is-called-into-question/cd9efcb2-841c-4b33-acfe-fa89d033bb6b/?utm_term=.92945c522e3d (diakses pada 16 Mei 2018)

https://www.theguardian.com/world/2004/oct/07/usa.iraq1 (diakses pada 16 Mei 2018)

https://www.theguardian.com/commentisfree/2018/may/14/nuclear-deal-trump-america-war (diakses 16 Mei 2018)

http://www.bbc.com/news/world-europe-43239331 (diakses pada 16 Mei 2018)

�244

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 263: TESIS - USD Repository

LAMPIRAN

�245

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 264: TESIS - USD Repository

LAMPIRAN 1

Transkripsi pidato Dwight D. Eisenhower (selaku Presiden AS pada tahun 1953) yang

bertajuk "Atoms for Peace" di bawah, dikutip dari situs resmi International Atomic

Energy Agency (IAEA), sebuah organisasi multinasional dalam tubuh PBB yang

secara khusus mengawal gagasan "Atoms for Peace" lebih dari setengah abad . 87

Address by Mr. Dwight D. Eisenhower, President of the United States of America, to the 470th Plenary Meeting of the United Nations General Assembly

Tuesday, 8 December 1953, 2:45 p.m.

General Assembly President: Mrs. Vijaya Lakshmi Pandit (India)

Madam President and Members of the General Assembly,

When Secretary General Hammarskjold's invitation to address the General Assembly reached me in Bermuda, I was just beginning a series of conferences with the prime Ministers and Foreign Ministers of the United Kingdom and France. Our subject was some of the problems that beset our world. During the remainder of the Bermuda Conference, I had constantly in mind that ahead of me lay a great honour. That honour is mine today as I stand here, privileged to address the General Assembly of the United Nations.

At the same time that I appreciate the distinction of addressing you, I have a sense of exhilaration as I look upon this Assembly. Never before in history has

dikutip dari https://www.iaea.org/about/history/atoms-for-peace-speech (diakses 27 87

Januari 2018)

�246

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 265: TESIS - USD Repository

so much hope for so many people been gathered together in a single organization. Your deliberations and decisions during these sombre years have already realized part of those hopes.

But the great tests and the great accomplishments still lie ahead. And in the confident expectation of those accomplishments, I would use the office which, for the time being, I hold, to assure you that the Government of the United States will remain steadfast in its support of this body. This we shall do in the conviction that you will provide a great share of the wisdom, of the courage and of the faith which can bring to this world lasting peace for all nations, and happiness and well-being for all men.

Clearly, it would not be fitting for me to take this occasion to present to you a unilateral American report on Bermuda. Nevertheless, I assure you that in our deliberations on that lovely island we sought to invoke those same great concepts of universal peace and human dignity which are so clearly etched in your Charter. Neither would it be a measure of this great opportunity to recite, however hopefully, pious platitudes. I therefore decided that this occasion warranted my saying to you some of the things that have been on the minds and hearts of my legislative and executive associates, and on mine, for a great many months: thoughts I had originally planned to say primarily to the American people.

I know that the American people share my deep belief that if a danger exists in the world, it is a danger shared by all; and equally, that if hope exists in the mind of one nation, that hope should be shared by all. Finally, if there is to be advanced any proposal designed to ease even by the smallest measure the tensions of today's world, what more appropriate audience could there be than the members of the General Assembly of the United Nations.

I feel impelled to speak today in a language that in a sense is new, one which I, who have spent so much of my life in the military profession, would have preferred never to use. That new language is the language of atomic warfare. The atomic age has moved forward at such a pace that every citizen of the world should have some comprehension, at least in comparative terms, of the extent of this development, of the utmost significance to every one of us.Clearly, if the peoples of the world are to conduct an intelligent search for peace, they must be armed with the significant facts of today's existence.

�247

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 266: TESIS - USD Repository

My recital of atomic danger and power is necessarily stated in United States terms, for these are the only incontrovertible facts that I know, I need hardly point out to this Assembly, however, that this subject is global, not merely national in character. On 16 July 1945, the United States set off the world's biggest atomic explosion. Since that date in 1945, the United States of America has conducted forty-two test explosions. Atomic bombs are more than twenty-five times as powerful as the weapons with which the atomic age dawned, while hydrogen weapons are in the ranges of millions of tons of TNT equivalent.

Today, the United States stockpile of atomic weapons, which, of course,increases daily, exceeds by many times the total equivalent of the total of all bombs and all shells that came from every plane and every gun in every theatre of war in all the years of the Second World War. A single air group whether afloat or land based, can now deliver to any reachable target a destructive cargo exceeding in power all the bombs that fell on Britain in all the Second World War.

In size and variety, the development of atomic weapons has been no less remarkable. The development has been such that atomic weapons have virtually achieved conventional status within our armed services. In the United States,the Army, the Navy, the Air Force and the Marine Corps are all capable of putting this weapon to military use.

But the dread secret and the fearful engines of atomic might are not ours alone. In the first place, the secret is possessed by our friends and allies, the United Kingdom and Canada, whose scientific genius made a tremendous contribution to our original discoveries and the designs of atomic bombs.

The secret is also known by the Soviet Union. The Soviet Union has informed us that, over recent years, it has devoted extensive resources to atomic weapons. During this period the Soviet Union has exploded a series of atomic devices, including at least one involving thermo-nuclear reactions.

If at one time the United States possessed what might have been called a monopoly of atomic power, that monopoly ceased to exist several years ago.Therefore, although our earlier start has permitted us to accumulate what is today a great quantitative advantage, the atomic realities of today comprehend two facts of even greater significance. First, the knowledge now

�248

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 267: TESIS - USD Repository

possessed by several nations will eventually be shared by others, possibly all others.

Second, even a vast superiority in numbers of weapons, and a consequent capability of devastating retaliation, is no preventive, of itself, against the fearful material damage and toll of human lives that would be inflicted by surprise aggression.

The free world, at least dimly aware of these facts, has naturally embarked on a large programme of warning and defence systems. That programme will be accelerated and extended. But let no one think that the expenditure of vast sums for weapons and systems of defence can guarantee absolute safety for the cities and citizens of any nation. The awful arithmetic of the atomic bomb doesn't permit of any such easy solution. Even against the most powerful defence,an aggressor in possession of the effective minimum number of atomic bombs fora surprise attack could probably place a sufficient number of his bombs on the chosen targets to cause hideous damage. Should such an atomic attack be launched against the United States, our reactions would be swift and resolute. But for me to say that the defence capabilities of the United States are such that they could inflict terrible losses upon an aggressor, for me to say that the retaliation capabilities of the United States are so great that such an aggressor's land would be laid waste, all this, while fact, is not the true expression of the purpose and the hopes of the United States.

To pause there would be to confirm the hopeless finality of a belief that two atomic colossi are doomed malevolently to eye each other indefinitely across a trembling world. To stop there would be to accept helplessly the probability of civilization destroyed, the annihilation of the irreplaceable heritage of mankind handed down to us from generation to generation, and the condemnation of mankind to begin all over again the age-old struggle upward from savagery towards decency, and right, and justice. Surely no sane member of the human race could discover victory in such desolation. Could anyone wish his name to be coupled by history with such human degradation and destruction?Occasional pages of history do record the faces of the "great destroyers", but the whole book of history reveals mankind's never-ending quest for peace and mankind's God-given capacity to build.

�249

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 268: TESIS - USD Repository

It is with the book of history, and not with isolated pages, that the United States will ever wish to be identified. My country wants to be constructive,not destructive. It wants agreements, not wars, among nations. It wants itself to live in freedom and in the confidence that the peoples of every other nation enjoy equally the right of choosing their own way of life.

So my country's purpose is to help us to move out of the dark chamber of horrors into the light, to find a way by which the minds of men, the hopes of men, the souls of men everywhere, can move forward towards peace and happiness and well-being.

In this quest, I know that we must not lack patience. I know that in a world divided, such as ours today, salvation cannot be attained by one dramatic act.I know that many steps will have to be taken over many months before the world can look at itself one day and truly realize that a new climate of mutually peaceful confidence is abroad in the world. But I know, above all else, that we must start to take these steps - now.

The United States and its allies, the United Kingdom and France, have over the past months tried to take some of these steps. Let no one say that we shun the conference table. On the record has long stood the request of the United States, the United Kingdom and France to negotiate with the Soviet Union the problems of a divided Germany. On that record has long stood the request of the same three nations to negotiate an Austrian peace treaty. On the same record still stands the request of the United Nations to negotiate the problems of Korea.

Most recently we have received from the Soviet Union what is in effect an expression of willingness to hold a four-Power meeting. Along with our allies,the United Kingdom and France, we were pleased to see that this note did not contain the unacceptable pre-conditions previously put forward. As you already know from our joint Bermuda communique, the United States, the United Kingdom and France have agreed promptly to meet with the Soviet Union.

The Government of the United States approaches this conference with hopeful sincerity. We will bend every effort of our minds to the single purpose of emerging from that conference with tangible results towards peace, the only true way of lessening international tension.

�250

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 269: TESIS - USD Repository

We never have, and never will, propose or suggest that the Soviet Union surrender what rightly belongs to it. We will never say that the peoples of the USSR are an enemy with whom we have no desire ever to deal or mingle in friendly and fruitful relationship.

On the contrary, we hope that this coming conference may initiate a relationship with the Soviet Union which will eventually bring about a freer mingling of the peoples of the East and of the West - the one sure, human way of developing the understanding required for confident and peaceful relations.

Instead of the discontent which is now settling upon Eastern Germany,occupied Austria and the countries of Eastern Europe, we seek a harmonious family of free European nations, with none a threat to the other, and least of all a threat to the peoples of the USSR. Beyond the turmoil and strife and misery of Asis, we seek peaceful opportunity for these peoples to develop their natural resources and to elevate their lot.

These are not idle words or shallow visions. Behind them lies a story of nations lately come to independence, not as a result of war, but through free grant or peaceful negotiation. There is a record already written of assistance gladly given by nations of the West to needy peoples and to those suffering the temporary effects of famine, drought and natural disaster. These are deeds of peace. They speak more loudly than promises or protestations of peaceful intent.

But I do not wish to rest either upon the reiteration of past proposals or the restatement of past deeds. The gravity of the time is such that every new avenue of peace, no matter how dimly discernible, should be explored.

There is at least one new avenue of peace which has not been well explored -an avenue now laid out by the General Assembly of the United Nations. In its resolution of 28 November 1953 (resolution 715 (VIII)) this General Assembly suggested: "that the Disarmament Commission study the desirability of establishing a sub-committee consisting of representatives of the Powers principally involved, which should seek in private an acceptable solution and report...on such a solution to the General Assembly and to the Security Council not later than 1 September 1954.

�251

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 270: TESIS - USD Repository

The United States, heeding the suggestion of the General Assembly of the United Nations, is instantly prepared to meet privately with such other countries as may be "principally involved", to seek "an acceptable solution" to the atomic armaments race which overshadows not only the peace, but the very life, of the world. We shall carry into these private or diplomatic talks a new conception. The United States would seek more than the mere reduction or elimination of atomic materials for military purposes. It is not enough to take this weapon out of the hands of the soldiers. It must be put into the hands of those who will know how to strip its military casing and adapt it to the arts of peace.

The United States knows that if the fearful trend of atomic military build-up can be reversed, this greatest of destructive forces can be developed into a great boon, for the benefit of all mankind. The United States knows that peaceful power from atomic energy is no dream of the future. The capability,already proved, is here today. Who can doubt that, if the entire body of the world's scientists and engineers had adequate amounts of fissionable material with which to test and develop their ideas, this capability would rapidly be transformed into universal, efficient and economic usage?

To hasten the day when fear of the atom will begin to disappear from the minds the people and the governments of the East and West, there are certain steps that can be taken now.

I therefore make the following proposal.

The governments principally involved, to the extent permitted by elementary prudence, should begin now and continue to make joint contributions from their stockpiles of normal uranium and fissionable materials to an international atomic energy agency. We would expect that such an agency would be set up under the aegis of the United Nations. The ratios of contributions, the procedures and other details would properly be within the scope of the "private conversations" I referred to earlier.

The United States is prepared to undertake these explorations in good faith.Any partner of the United States acting in the same good faith will find the United States a not unreasonable or ungenerous associate.

�252

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 271: TESIS - USD Repository

Undoubtedly, initial and early contributions to this plan would be small in quantity. However, the proposal has the great virtue that it can be undertaken without the irritations and mutual suspicions incident to any attempt to set up a completely acceptable system of world-wide inspection and control.

The atomic energy agency could be made responsible for the impounding,storage and protection of the contributed fissionable and other materials. The ingenuity of our scientists will provide special safe conditions under which such a bank of fissionable material can be made essentially immune to surprise seizure.

The more important responsibility of this atomic energy agency would be to devise methods whereby this fissionable material would be allocated to serve the peaceful pursuits of mankind. Experts would be mobilized to apply atomic energy to the needs of agriculture, medicine and other peaceful activities. A special purpose would be to provide abundant electrical energy in the power-starved areas of the world. Thus the contributing Powers would be dedicating some of their strength to serve the needs rather than the fears of mankind.

The United States would be more than willing - it would be proud to take up with others "principally involved" the development of plans whereby such peaceful use of atomic energy would be expedited.

Of those "principally involved" the Soviet Union must, of course, be one. I would be prepared to submit to the Congress of the United States, and with every expectation of approval, any such plan that would, first, encourage world-wide investigation into the most effective peacetime uses of fissionable material, and with the certainty that the investigators had all the material needed for the conducting of all experiments that were appropriate; second,begin to diminish the potential destructive power of the world's atomic stockpiles; third, allow all peoples of all nations to see that, in this enlightened age, the great Powers of the earth, both of the East and of the West, are interested in human aspirations first rather than in building up the armaments of war; fourth, open up a new channel for peaceful discussion and initiative at least a new approach to the many difficult problems that must be solved in both private and public conversations if the world is to shake off the inertia imposed by fear and is to make positive progress towards peace.

�253

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 272: TESIS - USD Repository

Against the dark background of the atomic bomb, the United States does not wish merely to present strength, but also the desire and the hope for peace.The coming months will be fraught with fateful decisions. In this Assembly, in the capitals and military headquarters of the world, in the hearts of men everywhere, be they governed or governors, may they be the decisions which will lead this world out of fear and into peace.

To the making of these fateful decisions, the United States pledges before you, and therefore before the world, its determination to help solve the fearful atomic dilemma - to devote its entire heart and mind to finding the way by which the miraculous inventiveness of man shall not be dedicated to his death, but consecrated to his life. I again thank representatives for the great honour they have done me in inviting me to appear before them and in listening to me so graciously.

�254

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 273: TESIS - USD Repository

LAMPIRAN 2

TRANSKRIPNarasumber :MizuhoIshii(usiaparuh30-an)TempatWawancara :ArcusProject,Moriya,IbarakiWaktuWawancara :19September2015

“ThisisanunforgettablememoryforJapanesewho’slivinginthiscentury,and

alsofuture…wehavetobringthisuntilfuture,untilnextgeneration,untilanother

generationsomehow.Idon’tthinkitwillbebetterthanbeforeMarch11(Gempa

Tohoku-red.).Ichoosetoremember,neverforget.Itwasthesaddestmomentforus.

Wehavetolivetogether,Ihavenoplacetomove.Eventhoughmanypeoplefocuses

onFukushima,orMiyagi,orotherTsunamihugedamagearea,thatIbarakiisalso

we’vegotalotofbadin;luence,youknow.Thepeoplewhodependsonagriculture

area, they have to face huge bad rumors and then damages in business. Many

peoplehurted,sohurted.StillnowIreallyconcernandworryabouttheradiation

materials,becausewe’relivingtogether.It’sjustthere,infrontofourof;ice.There,

itwas0.5microsieverts,andthenoverthere,itwas1microsievert.It’squitehigher

andalmostsameastheFukushimaarea.It’ssoscary!

Ihavenomoney,Ihavenospacetolivewithoutthisarea.Ihavenochoice,but

longing to this hometown. I was growing up here. Yeah, similar with people in

Fukushima.They’rewanttocomebackintheirownhometown,buttheycan’t.The

government avoid them to come back, because it’s dangerous. Not only for this

generation but the future family.We’re afraid that it will be like Chernobyl.We

don’tknowafter30yearswhat’sgoingon.Wemustremember.

ThewayIremember istotell thepeopleandalsoI’mkeepingthenewspaper

thatdays.Ineverforgetthatday,Ineedtogotocityhalltosendsomepapers.But

onthenews,theywerebroadcastingthe(nuclearpower-plant)blastontheTV,on

aLiveReport.Iwatcheditathome,thenIcalledthecityhall,askingthemifIcan

goout.Theywerewelcomingmetocityhall.Itwas14ofMarch.SoMarch14was

averycloudyday,andtheradiationmaterialsweremovebythecloudtothesouth

�255

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 274: TESIS - USD Repository

ofIbaraki.Onthesky,somanyradiationmovefromFukushima.Noonecanseeit.

Itlookslikeanormalsky.

Iwearedamask,andmovedinfear.It’sinvisible,onlytherumorsspread,and

Moriya,thisareaseemsverydangerousbecauseoftheradiationlevel.It’snotlike

atomic bomb. The atomic bomb, as I taught, it has strong light, and then huge

blast, and pressure frome the bomb. But here everythingwas look as normal as

cloudyday.Itwassocold,andeveryonesawtheTVlive,andtheysawtheblastof

thenuclearpowerplant.

I triedto forget, I triednottocare,butwheneverIgo it followedme. I’mnot

supposedtofrighteningpeople,butwheneverforeignartistcome,IfeellikeIhave

totellthereality.Evennowyouseethereinfrontofyou,it’salreadycoveredbythe

green grasses. But once you dig it 40-50cms, you’ll ;ind that blag plastic bag. I

recordedit,youknow.ItookthepictureIwillnevererasethedetail.

ThenIreallycareaboutofhavingachildornot.I’mold,andI’mbitscaredifI

deliverastrangebabyorsomethingin;luencedbytheradiationmaterial.Also,we

hadalotofbadrumors,youknow.WhentheladyinFukushimaispregnant,that

moment,andeveryonescares that thebabymightbe in;luencedbytheradiation

materials.Wedon’tknowtheresultofradiationmaterials. Itmightbeappear in

20or30yearsmaybe,likeChernobylmaybe.Themotherswereveryfreigntenedby

theradiationmaterials.

There was a moment I am working at the restaurant. Whenever the guest

visited toeat,before theyorder, weused to serve thewater.Butwhen there’sa

smallkidentertherestaurant,wedidn'tgivethem.Youknow,ifyouboilthewater,

perhapsthewaterwiththeradiationmaterialwillbecomemorestronger.Ialways

suggesttheyoungeronenottodrinkthatwater.Well,butI’mdrinkingitbecause

I’m older. Not to say that I’m giving up, the rumour said that young people are

easiertobein;luenced.Atsomepoint, Ibelieveinthat.Isuggestthemnottotake

vegetablesoranyorganicthingsfromIbaraki.

�256

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 275: TESIS - USD Repository

My parents do the farming, and they still cultivate some vegetable, and

sometimes they were worying Yumiko as she is young and is living alone.

Sometimestheygivemethefreshvegetable,andaskmetopassittoYumiko.But

actuallyIalwaysworry,andnevergiveittoYumiko.Ithinkthede-contamination

isnotperfectyet.

Youknow,thatkindbadin;luence,asbadrumors,it’sallspreadingouttothe

farmers in Ibaraki.Noonewants tobuyvegetables, even ;ish.The ;ishermengot

the huge damage as well. It’s totally collapsing their economy. Now it’s getting

better.Everybodyweresonervousaboutwhicharea,whichvegetablesaresalein

thesupermarket.Somanysupermarketshowingthatthisvegetablesarenotfrom

Ibaraki, nor fromFukushima.Farmersand ;ishermenare thosewhoalsosuffers

becauseofthis.

Sometimes I ironically say, because Miyagi, Iwate, and that other tsunami

damagedareaasobviouslyyoucanseethecondition,thedamage.ButinIbaraki,

youcannotseethedamage,butit’sthere.Wealsogettheworstrumoursbecause

of the radiation materials. Ibaraki is so pity, you know…get the invisible bad

in;luence.Notsomuchyouseethedamageoftsunami.Youcanseethedamage(of

tsunami) inthenorthernpart,buttheongoingdamageis invisible.Ourarea,the

southernpartofIbarakiarevery-verydamageinvisibly.Someareawhichalready

plannedtobedevelopednowarebeingpost-phoned.

Ourmayorwereworkso fast.Mayordecided todecontaminateall thepublic

area. Every public area. He started the decontamination so fast. But the state,

they’re now busy for the Olympic. So much money goes to develop the

infrastructurefortheOlympicinsteadofthedisastrousarea.Whoevercometothe

studio, Iwill always acknowledge themabout the truth of this radiation. I don't

wanttocheatpeople. Idon'twanttotella lie.This is thereality.There’sablack

plasticbagundertheground.”

�257

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 276: TESIS - USD Repository

LAMPIRAN 3

TRANSKRIPNarasumber :YoshinoriTakakura(usiaparuh30-an)TempatWawancara :ArcusProject,Moriya,IbarakiWaktuWawancara :18September2015

“At the time IwasaPhD student inmyuniversity.Theearthquakealmostkilledme.ThenIwassurprisedandgetnervoussoIhadtocallmywife.Atthetimeshewas

notmywifeyetbutafterwehadahugeearthquake,mywifegotpregnant,andthen

we decided to be marry. An then, since we had the earthquake, and my wife get

pregnant,sotheradiationwastooserious.Soserious(concern)forus.Atthetimewe

wereliveinToridecity,butsoonasI;inishedthePhD,wemovedtoSaitamadistrictto

keep away from radiation, because I heard that Toride and Moriya had high

precentage of radiation. Thenmywifewent back to her parents’ housewhichwere

located in KanagawaPrefecture,whichwe feltweremuch safer than here (Moriya)

andalsoTokyo.But fortunatelymy sonwasbornwithhealthybody. I’mpreety sure

thatnowwehadnoserious in;luencefromtheradiation,but…hmmmm……wecan’t

forgetwhatwehadin2011,andthenitalwaysremindmewhenwe’reinsupermarket,

whenwehadtogotorestaurant,whenwearewherever inthisareawecan’t forget

aboutit.Andthentherewerenoproofwhatwe’regoingtohappen,whatwillbegoing

formyson,Imeanlikemysonnew-bornbabyorsomething,so…hummhhhh..mmmmI

can’t say thatwewill stay in thisarea for long,but..ummmmmuntil…ssshhh. Idon’t

know…ummm…whatwe can do is to take care or to be serious aboutwhatwe eat,

then..mmhhmm…..(menariknafas) ..I’mnotsurewhatwecandofornowon.But…mmhhh..whenIwasinPhDcourse,whichwerein2011,Ihadsomechoice,whatwillIdoafterI;inishmyPhD,soafterthe

earthquake,Idecidedtogotoforeigncountry,andkeepawayfromJapan.Atthattime

it was the best choice. The motivation was not just to go to foreign country, but

actually theearthquakemademetohavethatchoice.So Imadeaproposal togeta

scholarship.Then Iwent toLebanon forayear.When Iwas inLebanon, thatwasso

many pleasure and that was a great choice for me. Especially for my paintings.

Hmmmhh…hmmm..whenIwasinLebanonIwasalsommmmgoodorimportant…that

�258

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 277: TESIS - USD Repository

wasalsoanimportanttimetothinkaboutwhatwehadinJapan.SoafterIcameback

Iwas..WhatIhaddecidedwasIhavetotakecareasmuchasIcanformysonorforthe

youngergeneration.Butstill it’stoohardtokeepthatmotivationforalongtime.So

some ofmy part is trying to forgetwhatwe had in 2011, but some other part just

have..just..hm….issame..justtellmedon’tforgetaboutit….

Themotivationthatmademecomebackto Japanwas…becauseIhadnochoice.

BecauseIwastryingtoextendmyscholarship,butIfailed.AndalsoinLebanonthere

was a serious situation if I stay longer. Then I came back, but once I came back to

JapanIalsocheckedmyapartmentwiththeGeigerCounter(Alatpengukurradiasi),

then I checkedmostof theplacesand it said it stay safeat the time, so therewasa

huge..hmmmm…hmmm. Thatwas…thatwas the thing thatmademe to stay at that

house. If the counter tellsmeabouthighprecentages, Iwill,wewouldn’t stayat the

house.

…Hmmm….I don't know what is the best choice but, if we could have some

opportunity togo to foreigncountries, itmightbebetter togoout,mmmm….hmm…

andthenalsothesouthernpartofJapanmightbeoneofthechoices..but..hmm..wow….I

havesonssoIcan’tsaythis is thebestchoicetostand inthisareabecauseeveryone

knowsthatwehavehighprecentageofradiationinsomepart.

Thebestchoiceformeandmysonistoremember,evenwhenitshard,becausewe

can’tforget,it’sjusthappen,sothere’snochoicetoforgetaboutit…hm…ya…andthen

ah,likejustwehadahugeearthquakeat2011,mywifetoldmetogooutandthenwe

have somany arguments about that to going out or to stay in Japan.We discussed

aboutit.It’ssohard.

Hmmmm…Wehad huge earthquake at 2011, and also at the same timewe had

huge accident from Nuclear plant, and then at the time and there was so many

arguments about staying in Tokyo or leave Japan. Almost everybody were talking

abouthowtoprotecttheirhealth,Imeanhowtokeepawayfromradiation.Andthen

oneofourchoicewastostayinTokyoorIbarakiPrefecture.Andhowtopreventthe

radiationandhowtogetafood,water,andeverythingthatwecoulddeal,butwedon't

have any proof. I don't know whats going to happen in the future. We might have

somethingbutwemightnothave…wedon'thaveanything..Thereisnoproof.Hmmm…

mmmmmm…ouh…and then also..I’m not sure, I don't know, I’m not sure because its

becauseofearthquakeor is itbecauseofsomething,butI’malwaystryingtotellmy

�259

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 278: TESIS - USD Repository

sonthatIlovehim,soI’mjusttell,IwilljustsimplytellwhatwehaveandIdon'tknow

howwillheanswer.

Wearetotally;ineummmm..Imeanwithoutusingnuclearpower,wearetotally

;ine.Sotouseortohavenuclearplantarejustthedecisionfromgovernment.Butfrom

thegovernmentthey’realwaystryingtosaythatthisisforyou,thisisforcitizen.But

that’snotforcitizen,that'snotforpeoplewholivesinJapan.…..thebene;itisalwaysgo

to thewealthy people, for them. The citizen or the people just used by them as the

voters.

Theenergy,istohavepowerforthearmyandthepeopleinTokyo…AsIknow,not

oneofmyfriendsnorneighboursareagreetocontinuethenuclearpowerplant.The

peoplethatIknow,oranyonearesayingthattheydon'tneedthenuclearpowerplant.

Everybody. No one. I don't know…Even before the earthquake..I don't know…I don't

know.Evenbefore,Idon'thave,Idon'tcareaboutnuclearweaponsomuch.So,that's

whybut..thesedays…Idon'tknow..Nobody.Hmmmmm…Hmmm…(Tertawa)”

�260

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 279: TESIS - USD Repository

LAMPIRAN 4

TRANSKRIPSumber :AloneinTheZoneKategori :VideoDokumenterSutradara&Produser :Kovac,Ivan&JousanJeffreyProduksi :ViceInternationalJapanDiproduksitahun :2013Dirilistahun :2015Tautanon-line :htps:/www.youtube.com/watch?v=llM9MIM_9U4

VICEINTERNATIONALJAPAN

AloneinTheZone(2015)

ThetownofTomioka,locatedwithina20kmradiusoftheFukushimaDaiichiNuclear

Reactor,

isnowadesignatedevacuatedzone.

Whilethecity’snearly15,500citizensstillliveasevacuees,onemancontinuestolive

aloneinhis

hometown.

NaotoMatsumura,aged53(N)

N:It’ssoquiethere.Atnightit’sdeadsilent.Therearebuildingsbutnocarsorpeople.

Itwascrazyat;irst.Nolights,nosound.The;irstweek,Iwasuneasy.Itwastooquiet.

I’musedtoitnow,buttheemotionIfeltwhenIrealizedIwasaloneisindescribable.

‘Loneliness’ doesn’t quite capture it. Thatwas the toughest thing togetused to. You

couldprobablyridethese(Sambilmenjulurkantangankehewanemu,bermain-main

dengan hewan ini). With training, you could bridle them and ride them to town.

(Sambilmenggigit rokok yang belum dinyalakan).Would they consider that animal

abuse?(menyalakanrokok)

�261

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 280: TESIS - USD Repository

Reporter:Canherideoneforus?

Fixer:Canyoushowus?

N:(Mencobamenaikitapihewanemujustruberlarimenjauh).Ididn’tmeantostayat

;irst(sambilmemelukemu).Weranforitwhenreactorunit4exploded.Ithoughtall

thereactorsweregoingtoblow.Afterreactor4,Iknewitwasn’tsafehere. Igrabbed

myfamilyandescaped. SoIdidleaveonce.Weheadedsouthasitwassafer.Mydad

suggestedthat.Wegotohislittlesister’splacedownsouth.Butshewouldn’tevenlet

usin.Shesaidwewerecontaminatedbyradiation.Sowewenttotheevacueeshelters

but theywere full, and turnedus away. Itwas such a hassle that I decided to come

back. That’swhen I realized that our animalswere still waiting to be fed. I had no

choicebuttostay.Icouldn’tleavetheanimalsbehind.Theyneedtobefed.

HasegawaKenji,Farmer(H):Thisisatemporaryhousingunit.IarrivedonAugust3,

2011. Which poses the greater risk, radiation or evacuation? We were told that

evacuatingposesagreaterriskthantheradiation.Sothisismyhometown.Theseare

rice paddies. All dried up. All of it. Radiation here can be as high as 8 or 9

microsieverts. Thatsmyhouse. This ismyhome.The village is called Iitate. I built a

houseandsomecattlesheds,andlivedherewithmyfamilyof8.Ialwaysthoughtthat

thiswasagreatvillage.It’s45kmfromthenuclearpowerplant. Weneverdreamed

thattheradiationcouldspreadthisfar.Lookingback,Ithinkthemayorcommitteda

terriblemistake here. As the village head, hemade thewrong decisions. Evenwhen

scientisttoldthemayorthatIitatewasdangerousheignoredthemall. Hebroughtin

expertsfromaroundthecountry,whopreachedabouthowsafeitwashere.Theysaid

wehadnothingtoworryabout. Theykepttellingusthat.Eventuallythevillagersfell

for it andbegan to relax.And themayor rejected the ideaof evacuating evenmore.

That’swhynobodyleft,eventhoughtheradiationlevelsweresohigh.

Koide Hiroaki (Professor of Nuclear Physycs): Radioactive substances leaked by the

TokyoElectricPowerCompany (Tepco)havecontaminated the soil.YetTepcoclaims

that the radioactive fallout is bona vacantia, an ownerless object, so they’re not

responsibleforcleaningitup.Tepcoisanembarrassmenttoallofus.

�262

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 281: TESIS - USD Repository

N:Aftertheexplosion,Iranhome.MycousinworksforTepco.We’reneighborssoIsaw

himcomehome. Iaskedwhathewasdoing.Hesaidhewaspickingupsomeclothes.

He asked if I’m evacuating, so I said no. Then he bowed and apologized. I asked if

everythingwasokay.“It’llbe;ineinacoupleofdays.” Whataliar!Aftermakinghis

ownfamily;lee!Horrible,right?Heliedrighttotheend.That’showbrainwashedthe

Tepcostaffare.Justlikeacult.They’rebrainwashed.Theybelievethatnuclearpower

plants are completely safe and accident-proof. When that explosion happened the

Tepcoguys;ledtothequake-prooftower.Afterawhilethere,theyheardaloudBOOM!

Afterwards, Iaskedthemwhattheythought itwas.Theyall thought itwasamissile

fromNorthKorea,becausenuclearpowerplantsaren’tmeanttoexplode.

KoideHiroaki (ProfessorofNuclearPhysycs) :Onceyouentera radiationcontrolled

area, you aren’t supposed to drink water, let alone eat anything. The idea that

somebodyislivinginaplacelikethatisunimaginable.

N: The cows in the barns died. Over a thousand. Hundreds of thousands of caged

chickensdiedtoo.Thisismyfarm.Highcesiumhere.6microsieverts.BeforeIcamein,

the entireareawasovergrown.Theowner’s ricepaddies.Now,noonewill everbuy

ricefromhere.Theowner’sdecidednevertogrowriceagain.Heleftthepaddiestome.

I let the cows roam free so theywill eat theweeds. I put some fences and freed the

cows. My feelingshave changed in the2 years that I’vebeenhere.At ;irst, I let the

animalsfendforthemselves.ButnowIwanttotakecareofthem.Otherwisethey’dbe

slaughtered.I’mopposedtokillingofftheanimalsinthezone.somanyoftheirfellow

cattle died in pain. These are happy and healthy, yet the government wants them

slaughtered. If there’s a purpose, if they’re for human consumption, Iwouldn’t care.

That’s justhow life is. Butwhyslaughter them fornoreason?Whybury them? Just

because they’rehere. I’magainst that.Tome,animalsandpeopleareequal.Would

theykillpeoplejustasindiscreetly?

At;irstwewerelivingoffthiswater.We’dcollectitlikethis.It’sclean. Iwentupthe

mountain,dugahole,andstuckahosein.Mushroomsarecontaminated.I’dpickthem

anyway.Andstashthem.(Tertawa)

�263

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 282: TESIS - USD Repository

Reporter:Andthen?

N:I’lleatthemeventually.

NiheiMasahiko(Radiationtestingclinicdirector):Radiationexposurecausescellular

damage.But the cellswill eventually return tonormal. In rarae instances, cellsmay

reamaindamaged,posingtheriskofcancer.Dosageisirrelevant.Regardlessofwether

it’s100millisievertsor1millisievert, if cesiumenters thebody therewillbe cellular

damage.Weaskourpatientstoavoidingestinganythingthatcouldbecontaminated.

N:At;itst,Iwasworriedaboutgettingcancerorleukimiain5or10years.NowIdon’t

worry.IgotacheckupattheUniversityofTokyo.Theyhadthisthingthatlookedlikea

cremator.Ilaydownonit.Theyshutthedoor.Iwasintherefor18mins.18minslater

theyopenedthedoor,andIwasletout.Thedoctorwasstaringatme,soIaskedhim

howitwas.HesaidIhadthehighesradiation level in Japan.ButthatIwouldn’tget

sickfor30or40years.I’llbedeadbythenanyway.(tertawa)

H:Mygrandkidsalwaysdroppedbyontheirwaytopreschool.They’dwatchthecattle,

takeawalkaround,andheadtoschool.Everyday.Theylovedthecows.IalmostwishI

could forget.Mywifeand I tookcareof thecattleover theyears. If thecattlearen’t

milkedthey’dgetill,sowe’dmilkthemandthrowitout.Wedidthatforalongtime.

Thesearethenumbersweassignedtoallofourcattle.Alloftheirindividualnumbers.

Theonesmarkedredare thecattlewhowerehereuntil theend.Theblacknumbers

showtheordermysondecidedthecattleshouldbeslaughtered.Westartedwiththe

worst.Intheend,wehadnochoicebuttodisposeofthemall.Everyoneviewsallcattle

asthesame.Butthat’snottrueatall.

Myfavoritememory?Idon’thaveanyanymore.

[SpecialSecurityZoneNoIllegalDumping]

N:Theyalldied. Itstillsmellsabit. Itwaspurehell.Somehaddiedandotherswere

stilllivingamongstthedead.Theyallstarvedtodeath.Wehaddogsheretoo.WhenI

�264

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 283: TESIS - USD Repository

wasfeedingthedogsIcouldseethedeadcattle.Butamotherandcalfwerestillalive.

Both skin and bones. They hadn’t had food or water for a month. The calf was so

hungry itkept tryingtonurse from itsmother.But themotherknewshedidn’thave

anymilktogive,soshekickeditaway.Butthecalfreturned,andgotkickedagain.But

itdidn’tgiveup.After3kicks,thecalfgotthemessage.Therewassomeropehanging

fromthewallofthepen.Theendoftheropemusthavelookedlikeateat,becauseit

wentoverand tried tonurse from it. I couldn’tbare towatch.Theybothdieda few

dayslater.Thatsortofthinghappenedindroveshere.Therewasnowaywecouldsave

themall.Ijusthopedtheywouldn’tsufferlong.Theywereatthepointofnoreturn.

Natureisamazingwhenyou’reakid.There’srivers,oceans,mountains.Youhave;ish

in the riversandoceans, andwildplants in themountains.There’s food tobe found

everywhere.That’showweenjoyednature.Butwe’velostitall.There’snotellinghow

longitwilltaketorecover.I’venochoicebuttodieinTomioka.Istillhave30yearsor

so.

Reporter:You’restillgoingstrong.

N:That’sright.I’mnotgoingtodie.

Reporter:Youdon’tseemlikeyou’dgodowneasily.

�265

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 284: TESIS - USD Repository

LAMPIRAN 5

TRANSKRIPSumber :WomenofFukushimaKategori :VideoDokumenterSutradara :PaulJohannessen,JeffreyJousan&IvanKovacDiproduksitahun :2012Arsip :ChamberandTheArchiveofNuclearHarm

WomenofFukushima

1:Nobody lives here anymore. There are dead cows here and there, and the pets…thedogs and the cats, have starved to death. Weeds are covering everything. We builtsomething terrible, we humans.We dug something out of the earth that we shouldhaveleftsleeping.

2:Aftertheplantblewup,wetsnowfellonKoriyama.Ilookedoutsideandsawthesnowturntheyardwhite.Ithought“ThisistheendofFukushima”,andIcried.

3:ThemostfrustatingthingaboutthisisIneverimaginedanaccidentwouldhappeninFukushima.

SetsukoKida:TheonlyoneinourfamilywhowasinFukushimawasmyson.Heworksatacompanythat isaf;iliatedwiththeFuukshimaDai-Niplant.Mysonmumbledsomethingwhenhe was here last summer, “When we were evacuating the plant before the tsunamicame,a(high-radiation)alarmwentoff.”Afterhemumbledthat,Ithought,“Beforethetsunamicame,analarmwentoff…”“Hmm…whatdoesthatmean?”

Aftertheearthquake,thereweremanypeople,engulfedinthetsunami,whocouldhavebeensaved.Butyoucouldn’tgonearplant.Onthe12th,the;irstreactorexplodedandthe rescue crews were afraid of the radiation. No one would go near the plant, sohundreds of people in Fukushimawere left to die. They could hear the ;iremen overpeople’smoan,“It’sdarknow,butwe’llbebacktosaveyoutomorrow.”Inthedarknesstheyyelled“Bestrong,we’llbebacktomorrow!”Thenextday,theradiationspreadandeveryone got kicked out of the area. But peoplewere stuck in their cars and buriedunder their houses from the tsunami. I don’t know howmany people died thinking“Why don’t they come and save us?” They knew that no one could live there so thethieveshada;ieldday.Theconveniencestoreswerelooted.

�266

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 285: TESIS - USD Repository

ThemediareportedthatJapanesepeoplewerewellmannered,didn’tthey?Everythingstandinginlineattheconveniencestores.Noonecuttinginline,notevenfortrains…that’s what they said. The Japanese government says only beautiful things…but thelootinghappenedevenonthenightofthedisaster.Whenwewenttoourhomeforatemporary visit, the local convenience store was gutted. I knew the owner of theconveniencestorequitewell,itwastrashed,everythingwasstolen.

But evenworse than the thieves, are the politicians, the electric companies, and thepeoplewhosaytheJapaneseeconomyneedsnuclearpowerplants.Thethievesarebadbuttheseothersareworse.Theymanipulatetheinformation.TheJapanesehavebeenliedtoo.

TheDai-IchiplanttothenorthandtheDai-Niplanttothesouth.Ididn’t realizethiswhenwebuiltourhousethere20yearsago.hmmmm..Ifyoulivealoneoryouhaveafamilyoften,eachhouseholdinTomiokareceives11,196yen(US$100)peryear.That’stheamountpeoplereceiveforlivingneara.nuclearpowerplant.Sowhenpeoplesay“Youarereceivingmoney”,wehave,butIthinkthattheprefecturemusthavereceivedalotmore.

There’snoproof,buteversinceIlivedthere,therealwaysbeenrumorsthatthemayorsandgovernorswerereceivingkickbacks.I’mnotsureifit’strueornot,becauseIdidn’twitnessitandthere’snoevidence.But,themayorsofthetownswithnuclearplantsallbecomerichforsomereason.

diataspodiumdemo:

“Thisworld, this Japan,wascreatedbyus, it is theresponsibilityofallofusovertheage of 50. Young people, we are very sorry. The over-50s who are here and thegrandparents in their70sand80s feel thesameandareworkinghard.Wewill takecare of thismess. In exchange, all of you in your 20s cannot let the government dowhateveritpleasesafterwedie.Japanesepoliticsandnuclearenergyproliferationarebigmistakes.

Atnight,whenIcan’tsleep…IfIcan’tsleep,Iimaginegoinghomebycar.Bang!Ibreakthroughthebarricades.ThenImakeittothefrontofmyhouse.Ah,I’mhome…That’sapictureofmyhouse.Igetoutofmycarandthink,“Iforgotmykeys,whatshouldIdo?”But it’s just a dream. So I just slip in and I’m inside. Thedining table, on top of thetable…thekitchen;it’sdirty.ThenIgoupstairs.Thiswasourroom;it’smessy.Ourson’sroom…Igotoourdaughter’sroomandthestuffedanimalsshelovedarethere.ThenIcome back. Going there, I can remember the way, but on the way back I just thinkaboutdrivingandfallasleep.ThenIwakeupandseetheceiling,“Ah..I’mnotusedtothisceiling.”“Ah…thisisourtemporaryhouseinMito.”WhenI;irstexperiencedthis,Icried.SonowwhenIcan’tsleep,Ithink,“I’llgohometodaytoo”.Nowit’sahabit,whenIcan’tsleepatnight,Isay,“I’llgohome”andIimaginegoinghome.

�267

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 286: TESIS - USD Repository

Totheheadsofthepowercompanies,goandlivenexttotheplants!Buildahouseonthegroundsandlivethere.Bringyourchildrenandyourgrandchildrenwithyou.

YukikoTakahashi:Myparentswerelivingabout40kmfromtheplant.Atthetime,itwasn’tclearhowtheradiationwouldspread.Theyreallywantedtobe fartherawayfromtheplantthanIwakisotheyevacuatedtoFukushimacity.Afterwardsthey;inallyfoundouthowtheradioactiveelementswerebeingdispersed.Theyhadevacuatedtoanareaofhigherradiation.Whatwasthatallabout?!Therewerealotofpeoplethatthishappenedto.

Ifyouact,youwillchange.

TatsukoOkawara:EversincetheChernobylAccident,wehavebeenagainsttheuseofnuclear power. I mean, even if we wanted to raise healthy vegetables withoutpesticides or chemicals, thanks to whats happened. It’s impossible, right? We can’traisetrulyhealthyvegetablesanymore.

Thereareafewyoungpeoplewhodon’tcareatallaboutthesituation,buteveryone,almosteveryone, feelssomeanxiety intheirhearts. “Itmightmakeyousick.”“Maybeyou can’t eat that.” “You might get cancer.” “Is your thyroid OK?” They hear thiseveryday.Theydon’twanttohearanythingthatwillmakethemanymoreanxious,butjustignoringthesituationwon’tmakeanyoftheseproblemsgoaway.

SowegiveoutpamphletseveryMondayinthecityofKoriyama.Wetrytoexplaintoapathetic people that they need to keep on ;ighting against nukes. There are lots ofdifferentpeople,somewhoreadthemandotherswhocrumplethemup.InFukushima,peoplearestartingtolistenalittle.

Whenthedemocraticpartyof Japantookpower, theywereanti-nuke!Everyonehadsomehope for theDPJ. Suddenly theyare saying that restartsarenecessaryand theJapaneseeconomyneedsnuclearpower.That’scrazy.PrimeMinisterNodaandonlyahandfulofthepoliticianswhosupportedtheOinuclearpowerplantrestartshavebeento Fukushima. Noda came recently for a fewmoments but I think that was just aludicrous performance. If theywant to knowwhat people in Fukushima are feeling,they need to come more often and meet with people in temporary housing, peopleworkingatthenuclearpowerplants,peoplewhocan’tfarmtheirland, orthepeoplewhoharvest their cropsonly to ;ind thebecquerel levelsareoff thecharts.Wewantthemtohearthefeelingsofthesepeoplebeforetheydecideonpolicy.Butheyhaven’tevenseenit,Nodaandhissupporters.

Wewillelectpeoplewhogenuinelywantanuclearfreecountryasourpoliticians.

KazueMorizono: From the endofApril, I startedgetting really sick. I hadall thesedifferentsymptoms.Terriblediarrhea,skinspots,vomiting,jointpain,cankersoresinmy mouth. Through April, May, and June, it was a recurring cycle of sleeping andwakingup.…. It’s infuriating! I thought that Tokyo would be the ;irst place to stand up forFukushima.IbelievedthatTokyowouldstandupforFukushima.Buttherealityisthat

�268

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 287: TESIS - USD Repository

Fukushima has to do everything from beginning to end. In the beginning, itwas anincredible shock. I hoped that they would rally with us and say, “Let’s stand uptogether,theelectricitywasforus.”Iwas;illedwithexpectationsandhope.

Everythingthathashappenedhasbeensoagonizing.Itmakesmefeelashamedtobeahumanbeing.

Thisdidn’t just startnow, it’sbeen in the JapaneseDNA fora long, long timebeforeblossomingintothecurrentsituation.

The big problem is the bureaucrats in their 40s and 50s, what shouldwe do aboutthem?Littleby littleTokyowomen, youngerwomen,are starting to speakup. IthastakenayearandfourmonthsandthechildrenofFukushimacontinuetobeexposedtoradiation. They continue to be exposed, I want people to know this. Japan is aninterestingcountry.Afterpeoplegetelected,theyallbecomethesame. Theirthinkingandmethodsbecomethesame.

Intreeof;iveyears,whatisgoingtohappeninFukushima?Therearepeoplewhohavethisinformation.Sotellus,whatisgoingtohappen?

Setsuko Kuroda: The media does not write the truth…the Japanese media. It’sapparentthattheyareallconnectedbehindthescenes…Thegovernmentof;icials,themajormedia corporations, and the electric companies, all of them.We are the oneswhoelectedthepoliticians,eachoneofus, that’s theproblem.Unlesswechange, thepoliticianswon’t. Even ifwehaveageneral election, ifwe choose the samekinds ofpoliticians…we’llbeinthesamespot.

Themostimportantthingsarelife,healthandraisinghealthychildren.Wedon’tneednuclearpower for this.We’re ;ighting to show that therearemore important thingsthanmoney.

TheJapanesepolice,inthissense,areverygood.Everyonecouldbewatched.Ithinkmyphoneisbugged,andwhenI’moutIthinksomeonemightbeenteringmyhouse.

I will never forgive this government. What do they think about the lives of theircitizens?Weneed to take thisgovernmentdownas soonaspossible. Ifwe can take themout(PLTN)andreplacethem,itwillbebetterthanitisnow.Itmaynotbeperfectbutweneedtogetthenuclearpowerplantsstopped.

Recently,youngpeople,mostlyinTokyo,havebeencomingout.Thisisreallyamazingifyouthinkabouthowithasbeenuptothispoint.Itmakesmethink“Idon;tneedtogive up.” TEPCO is unforgivable, but I ;ind strength in 150,000 or 200,000 peoplecomingtogether.

Themostimportantthingistoevacuateallthechildren.Immediately.

AkiHashimoto : Iwas just bornand raised inFukushima.Yet people say, “It’s yourownfault.”“Youreceivedmoneysoyoucan’tcomplain.”WhenIhearthatitmakesme

�269

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 288: TESIS - USD Repository

angry.InFukushima,thereisasaying-‘goseiyakeru’-whichmeans,beyondangry.It’sfallenoutofusebutmeandmyfriendhavebeensayingthisa lot lately - thatwe’rebeyondangry.

Weallcriedalotlastyear.Ifpeoplealloverthecountryreallyunderstandhowwefeel,then justasourgroup iscalledtheWomenofFukushima, theWomenof Ibaraki, theWomenofChibaandtheWomenofTokyoshouldallraisetheirvoices.

Rightnowtheevacuationareaisstillverysmallandthepeoplelocatedthereonlygetasmallamountofsupport.Weneedtomakethearealargerbecausethedangerzoneismuch larger. Weneedtochangethe lawto1millisievert/yearas theupper limit,otherwisepeoplewon’tbeabletomove.That’swhatwearestartingtodonow,togetthismade into law. It’s 5 to 6millisieverts, ormaybe even up to 10 in some places.Peoplemustbeevacuatedfromtheseareas.Theremsutbeguaranteesforresidentsinareas over1millisievert. Thatswhatwehavebeen sayingall along.ThatwaswhattheydidafterChernobyl.

Iwantthegovernmenttostartthinkingseriouslyaboutthechildren.

�270

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 289: TESIS - USD Repository

ĪĭİıĘĤĬĥĘħĭIJĬĥĘĤĬĥĘĪĭİıĘĤĬĥĘĴĨĤıĘĥĦĮıĘĝĘĠĞğġ

ğĢĜİĵĸĜğġ

MO

RIYA

, IBA

RAKI

ĩĬħĭįīĤĬİ

KAT

SU

O E

NO

MO

TO [S

UA

MI]

&

MIY

OK

O E

NO

MO

TO [I

STR

I]ĩĬıĦįijĩĦĴĦį

TIM

OTE

US

AN

GG

AWA

N K

US

NO

ĩĬıĦįĮįĦıĦįĘęğ

YU

MIK

O F

UJI

MO

TOĩĬıĦįĮįĦıĦįĘęĠ

TOM

OM

I YO

KO

SU

KA

TIM

EJE

PANG

âBA

HASA

INDO

NESI

A0:06

Menyanyi

Mia

gete

gor

anß�ʼnřŋŰŷ

Liha

t lah

, 0:09

Yoru

-no

hosh

i-wo

DŠ�Ŷ

Bint

ang-

bint

ang

di la

ngit

mal

am0:15

Bok

ura-

no y

o-ni

ƋżŰŠůĿŞ

Sepe

rti k

ita0:20

Nam

o na

i hos

hi-g

a1Ūŝľ�Ń

Bint

ang-

Bint

ang

tak

bern

ama

0:26

Sas

ayak

ana

shi-a

-was

e-w

oŌŌŬłŝ`őŶ

tent

ang

keba

hagi

aan

yang

sed

erha

na0:34

Uta

tteru

�ŖřŲ

mer

eka

bern

yany

i

0:47

�����

��

onaj

i tok

i-ni O

oara

i ni i

ta, d

an-n

a sa

man

o ke

iken

wa

don-

na d

esuk

a?0Ŏ�ŞF¡ƘŁŁĽŰľƙŞľœ�÷�ŠÉēš

ŜŷŝŚŏłƝ

Baga

iman

a pe

ngal

aman

sua

mi a

nda

yang

sed

ang

bera

da d

i Ooa

rai s

aat i

tu?

0:55

istri

syu-

jin w

a O

oara

i ni i

tano

de,

wat

ashi

-no

keik

en to

wa

tigai

,��šF¡ŞľœŠŚĹÊÉēśšôľĹ

Kare

na d

ia d

i Ooa

rai,

peng

alam

anny

a be

rbed

a de

ngan

say

a

Knp

o-sy

agek

i ga

sugo

katta

so-

desu

.ÓÀSyŃŏŋłŖœŒĿŚŏĺ

Kata

nya

tem

baka

n m

eria

m d

ari k

apal

per

angn

ya s

anga

t ke

ras

1:02

�����

��

Knp

o-sy

agek

i?ÓÀSyƝ

Tem

baka

n m

eria

m?

1:05

istri

Ana

ta, k

an-k

isen

maw

ashi

ta?

ĽŝœĹx�t7ōœƝ

"Say

ang,

men

yala

kan

kipas

ven

tilasi?

"suami

Maw

ashi

tayo

.7ōœůĺ

"Iya"

1:10

ŹƕƄƊƑ

ŸƖ

Kik

aset

e m

orae

mas

uka?

ÎłőřŪŰŀŧŏłƝ

Bole

h di

cerit

akan

tent

ang

itu?

1:13

istri

Osh

iete

age

te, O

oara

i-no

Kan

po-

syag

eki n

o ko

to.

}ŀřĽʼnřĹF¡ŠÓÀSyŠ�ĺ

Cerit

akan

lah

tent

ang

tem

baka

n m

eria

m d

i Ooa

rai

1:19

suami

Ibar

aki n

iwa

gunj

i-koj

yo g

a at

ta-n

de

su.

Ö;ƘľŢŰńƙŞšé�[=ŃĽŖœŷŚŏĺ

Ada

pabr

ik pe

rang

di k

abup

aten

Ibar

aki

Hita

chi t

o M

ito n

i.�ÅƘţœŕƙś�qƘŨśƙŞĺ

Di k

ota

Hita

chi d

an M

ito1:32

Sok

o-ga

ner

awar

eta-

n de

su.

ŒŊѵŵųœŷŚŏĺ

Itu y

ang

men

jadi

sas

aran

1:39

Hita

chio

-no

atar

i-ga

syag

eki s

aret

eta

toki

wa,

toku

de k

amin

ari-g

a na

tteru

yo

-des

ihta

.�ÅŠĽœűŃÀyŌųřœ�šĹõņŚĈŃĕŖ

řŲůĿŚōœĺ

Saat

Hita

chi d

isera

ng d

item

bak,

kam

i den

gar s

eper

ti gu

ntur

da

ri ja

uh

152

istri

Fune

-no

naka

kar

a su

runo

yone

? K

anpo

-sya

geki

tte.

ÒŠ�łŰŏŲŠůşĹÓÀSyŖřĺ

Tem

baka

n m

eria

m it

u da

ri ka

pal p

eran

g 'ka

n?

suami

So-

dayo

.ŒĿŔůĺ

Betu

l

�1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timoteus Anggawan Kusno
271
Page 290: TESIS - USD Repository

158

istri

Rik

uchi

kar

a jy

a na

ino.

Kan

po-

syag

eki w

a fu

ne-n

o na

kaka

ra y

aru-

n de

su.

ā9łŰŎūŝľŠĺÓÀSyšÒŠ�łŰŬŲ

ŷŚŏĺ

Buka

n da

ri da

rata

n, ta

pi d

item

bak

deng

an m

eria

m d

ari k

apal

203

suami

sono

to-ji

no n

ihon

-no

koku

ryok

u-w

a so

reku

rai,

ochi

te it

atte

kot

o na

n-de

su,

ŒŠe�Š��Š8$šŒųņŰľƘÓÀSyŌ

ųŲņŰľƙ×ŕřľœŖř�ŝŷŚŏĺ

Artin

ya s

aat i

tu k

ekua

tan

(per

ang)

neg

ara

Jepa

ng b

egitu

m

eros

ot

(hin

gga

kapa

l mus

uh d

apat

men

deka

ti un

tuk

men

yera

ng)

219

cyo-

do s

ono-

toki

, wat

ashi

-wa

syo-

gakk

ou g

onen

-se

desh

ita.

ŕŮĿŜŒŠ�ĹÚTL�ġ_¶Śōœĺ

Saat

itu,

usia

say

a ke

las

5 SD

233

Kna

po-s

yage

ki n

an-te

dar

emo

sirim

asen

des

hita

.ÓÀSyŝŷřäŪ¾űŧőŷŚōœĺ

Kam

i tid

ak ta

hu s

oal t

emba

kan

mer

iam

sam

a se

kali

238

Hita

chi-n

o ho

-ga

Kna

posy

agek

i uk

eter

u-tte

kot

o-w

a, s

hiba

raku

sh

iteka

ra w

akar

imas

hita

.�ÅŠ�ŃÓÀSy-ňřŲŖř�šĹōŢŰņō

řłŰŵłűŧōœĺ

Sete

lah

bebe

rapa

sel

isih

wakt

u, b

aru

ada

kaba

r

bahw

a Hi

tach

i dise

rang

tem

baka

n m

eria

m

246

Son

ouch

i-ni,

kond

o-w

a at

aman

o-ue

-w

o ho

-dan

-ga

hyur

u hy

uru-

tte to

n-de

ki

tan-

desu

.ŒŠĿŕŞĹ aščŠ�ŶÀdŃţŭŲţŭŲ

ƠŖřĎŷŚńœŷŚŏĺ

Lalu

ber

ikutn

ya m

eria

m it

u m

elew

ati d

i ata

s te

mpa

t kam

i

258

So-

itta

omoi

de-g

a ar

imas

u. A

to-w

a ka

igan

-chi

ta d

eshi

taka

ra,

ŒĿľŖœkľ�ŃĽűŧŏ弜šĹ¤Y9]Ś

ōœłŰ

Kena

ngan

say

a se

perti

itu.

Jug

a te

mpa

t kam

i di p

ingg

ir pa

ntai

305

Ano

to-ji

, gur

aman

-to-iu

sen

to-k

i-ga

amer

ika

gun-

niw

a ar

imas

ita.

ĽŠe�ĹŽƒƌƕśľĿpþ�ŃŸƎƓźéŞš

Ľűŧōœĺ

Pada

mas

a itu

tent

ara

Amer

ika m

emilik

i pes

awat

per

ang

Kan

saik

i des

u.Óê�Śŏĺ

bern

ama

Gru

mm

an, p

esaw

at le

pas

land

as d

ari k

apal

per

ang

314

Ke-

kai-k

eiho

-ga

natte

ru to

ki-n

iwa,

su

deni

kus

yu s

aret

e m

ashi

ta.

åoå<ŃĕŖřŲśńŞšĹŏŚŞÄÞŌųřŧ

ōœĺ

Saat

ala

rm b

erbu

nyi,

kam

i tel

ah d

isera

ng d

ari u

dara

322

Gak

ko-d

emo,

gak

ko-k

ara

kaer

u to

ki-

mo.

L�ŚŪĹL�łŰ^Ų�Ūĺ

Saat

di s

ekol

ah, m

aupu

n di

jala

n pu

lang

dar

i sek

olah

,

327

Syo

ccyu

sor

akar

a-no

hog

eki-n

i atte

m

ashi

ta.

ōŮŖŕŭĿijۊSyŞĽŖřŧōœĺ

sela

lu d

item

bak

dari

udar

a

343

To-ji

nio

n-rik

u-gu

n-no

hito

tach

i-ga,

e���āéŠ�œŕŃĹ

Pada

wak

tu it

u, te

ntar

a an

gkat

an d

arat

Jep

ang

351

Jikk

a-ga

ook

ina

tate

mon

o de

shita

-no

de, s

oko-

ni it

an-d

esu.

NOŃFńŝb³ŚōœŠŚĹŒŊŞľœŷŚŏĺ

tingg

al d

i rum

ah s

aya

kare

na ru

mah

say

a be

sar

401

Kar

era-

wa

ryo-

wo

shite

mas

hita

,fŰš¦ŶōřŧōœĹ

Mer

eka

serin

g ne

laya

n,S

yoku

ryo-

ga n

aino

de.

ď~ŃŝľŠŚĺ

kare

na k

ekur

anga

n pa

gan

416

Ryo

shi-w

a m

in-n

a he

itai-n

i mot

te

kare

te s

him

atte

,¦\šº�ĂŞvŖřłųřōŧŖřě

Nela

yan

asli s

etem

pat s

emua

nya

diwa

jibka

n m

enja

di te

ntar

a

Fune

dake

-ga

noko

tteru

-n d

esu.

ÒŔňŃ�ŖřŲŷŚŏĺ

Jadi

han

ya te

rting

gal p

erah

unya

mer

eka

427

Fune

-no

kika

nshi

-wa

mod

osar

ete,

fu

ne-w

o ug

okas

itari

shite

mas

hita

.ÒŠ�ý@šrŌųřĹÒŶ&łōœűōřŧō

œĺ

Tekn

isi k

apal

disu

ruh

balik

, dan

mer

eka

yang

m

engo

pera

sikan

kap

al

�2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timoteus Anggawan Kusno
272
Page 291: TESIS - USD Repository

435

Dem

o, n

otte

ru-n

owa

heita

i des

hita

.ŚŪĹ�ŖřŲŠš�ĂŚōœĺ

Teta

pi y

ang

diba

wa k

apal

itu

tent

ara-

tent

ara

443

Hei

tai-t

achi

-ga,

�ĂóŃĹ

Para

tent

ara

ituW

atas

hi-n

o ie

-no

nika

i-ni z

utto

irun

-de

su.

ÊOŠĠăŞŐŖśľŲŷŚŏĺ

tingg

al d

i lant

ai 2

di r

umah

say

a

455

istri

Jikk

a-ga

ryok

an y

atte

tand

esu.

Ě�÷ŠƙNOŃ�đŬŖřœŷŚŏĺ

Kare

na ru

mah

sua

mi s

aya

wakt

u itu

pen

gina

pan

Dak

ara

soko

-ni h

eita

i-san

-ga

taku

san

itand

esuy

o.ŔłŰŒŊŞ�ĂŌŷŃ�XľœŷŚŏůĺ

mak

a di

situ

ban

yak

tent

ara

tingg

al

510

�����

��

Tank

i-de

soko

-ni i

tan-

desu

ka?

¿�ŚŒŊŞľœŷŚŏłƝ

Untu

k ja

ngka

wak

tu y

ang

pend

ek?

515

istri

So-

datta

no?

ŒĿŔŖœŠƝ

Begi

tuka

h?H

eita

i-san

-wa

nan-

de a

n-ta

-no

ie-n

i ita

no?

�ĂŌŷš�ŚĽŷœŠOŞľœŠƝ

Men

gapa

tent

ara-

tent

ara

itu ti

ngga

l di r

umah

mu?

520

suami

Maz

u da

i ich

i-ni k

aiga

n-no

kei

bi-n

o ta

me-

ni it

an-d

esu.

ŧŐÆ�ޤYŠå�ŠœũŞľœŷŚŏĺ

Teru

tam

a un

tuk

mem

jaga

gar

is pa

ntai

,

530

Itu jy

o-rik

u sh

iteku

ruka

w

akar

anak

atta

kar

ades

yo.

ľŗ�āōřņŲłŵłŰŝłŖœłŰŚōŮĿĺ

kare

na m

usuh

bisa

men

dara

t dar

i pan

tai s

etia

p sa

at

537

Bi-n

jyu-

kyu-

ga to

kyo

tona

i-ya,

m

aeba

shi-n

o ho

-wo

baku

geki

sh

iteki

ta to

kini

-wa,

ƞƚƜŃ��ù�ŬĹ#�Š�Ŷ±yōřńœ�Ş

šĹ

Saat

B29

men

yera

ng k

ota

Toky

o ju

ga d

aera

h de

kat

Mae

bash

i,547

Hid

an-s

hita

hik

o-ki

-ga,

ÛdōœĎÚ�ŃĹ

terli

hat p

esaw

at y

ang

terte

mba

k te

rbak

arM

oena

gara

, kai

gan-

no h

o-ni

ch

ikaz

uite

kur

u-n-

desu

.°ŀŝŃŰŤYŠ�ŞìŘľřņŲŷŚŏĺ

terb

ang

men

uju

ke a

rah

pant

ai

557

Sos

hite

, kai

gan

chik

aku-

de ts

uira

ku

suru

-n-d

esu.

Œōř¤YìņŚ>×ŏŲŷŚŏĺ

Lalu

jatu

h m

eled

ak d

i dek

at p

anta

i

601

istri

Sor

e-w

a am

erik

a-no

hik

o-ki

des

yo?ŒųšŸƎƓźŠĎÚ�ŚōŮƝ

Itu y

ang

pesa

wat A

mer

ika 'k

an?

suami

So,

am

erik

a-no

hik

o-ki

.ŒĿĹŸƎƓźŠĎÚ�ĺ

Iya,

pes

awat

mus

uh te

ntar

a Am

erika

.

605

Jyo-

mu-

in-w

o ky

u-sy

utsu

su

ruta

men

i, ch

ikak

umad

e se

nsui

-ka

n-ga

kite

ru,

�'6Ŷ|�ŏŲœũŞĹìņŧŚ¨�ÓŃ�ř

ŲĹ

Untu

k m

enye

lam

atka

n pi

lotn

ya,

To-i-

u ha

nash

i des

hita

.śľĿãŚōœĺ

kata

nya

kapa

l sel

am p

un m

ende

kati

pant

ai621

Dar

emo

mita

hito

-wa

inai

-des

u.äŪßœ�šľŝľŚŏĺ

Teta

pi ti

dak

ada

oran

g ya

ng m

elih

atny

a621

istri

Aa,

so?

ĽĽĹŒĿƝ

Oh

iya?

Dar

emo

mita

hito

-wa

inai

?äŪßœ�šľŝľƝ

Tida

k ad

a ya

ng m

elih

atny

a?suami

Mita

hito

-wa

inai

.ßœ�šľŝľĺ

Tida

k ad

a627

istri

Han

ashi

dak

e-de

?ãŔňŚƝ

Hany

a ka

bar a

ngin

saj

a?

suami

So.

Tad

a, s

eizo

-n s

hita

am

erik

a he

-w

a m

itako

to-g

a ar

imas

u.

ŒĿĺœŔŶKōœŸƎƓź�šßœŊśŃĽűŧ

ŏĺ

Iya.

Tet

api s

aya

pern

ah m

elih

at te

ntar

a Am

erika

yan

g se

lam

at635

Son

o hi

to-w

a ta

suke

rare

mas

hita

.ŒŠ�š%ňŰųŧōœĺ

Dia

dise

lam

atka

n ol

eh k

ami

641

Had

aka

do-z

en-n

an-d

esu,

mah

uyu-

no s

anak

a-ni

.Ý0¬ŝŷŚŏĹ¼�ŠŌŝłŞĺ

Dia

ham

pir t

idak

pak

ai b

aju

pada

hal d

i ten

gah

mus

im d

ingi

n

646

Tabu

n, h

iko-

ki n

ai-w

a at

taka

kat

tan-

desy

o.C�ĹĎÚ��šĽŖœłłŖœŷŚōŮĿĺ

Mun

gkin

kar

ena

dala

m p

esaw

atny

a cu

kup

hang

at

�3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timoteus Anggawan Kusno
273
Page 292: TESIS - USD Repository

650

Pan

tsu-

to s

yatu

dak

e na

n-de

su.

ƉƕƆśƀƐƆŔňŝŷŚŏĺ

Dia

hany

a m

emak

ai c

eran

a da

n ka

os

657

Gom

u-bo

-to-d

e ki

shi m

ade

kite

,"hel

p" tt

e itt

e-ru

-n-d

esu.

ſƍƋƖƇŚYŧŚ�řĻĶĵķĸƗļŖřáŖřŲŷŚ

ŏĺ

Dan

men

deka

ti ke

pan

tai d

enga

n pe

rahu

kar

et s

ambi

l ter

iak

"Hel

p!"

710

So-

iu-n

o-w

a m

imas

hita

. Ked

o so

re-

ijyo-

no k

oto-

wa

wak

arim

asen

.ŒĿľĿŠšßŧōœĺňŜŒų��Š�š�łű

ŧőŷĺ

Saya

mel

ihat

itu,

teta

pi s

elan

jutn

ya ti

dak

tahu

bag

aim

ana,

716

Sug

u-ni

kak

ari-n

o hi

tota

chi-g

a ki

te,

tsur

ete

itte

shim

aim

ashi

taka

ra.

ŏŇŞ�űŠ�óŃ�řĹðųřľŖřōŧľŧō

œłŰĺ

kare

na la

ngsu

ng d

atan

g pe

tuga

s da

n m

emba

wa d

ia p

ergi

727

So-

iu s

enso

taik

en-g

a ar

imas

u.ŒĿľĿp��ēŃĽűŧŏĺ

Sepe

rti it

u la

h pe

ngal

aman

per

ang

saya

731

Ato

-wa,

wat

ashi

-no

baai

-wa

mito

-to

chig

atte

, kog

atak

i-no

ko-g

eki-w

o uk

emas

hita

.ĽśšĹÊ=/š�qśôŖřĹT:�Š{y

Ŷ-ňŧōœĺ

Sela

in it

u, te

mpa

t say

a di

sera

ng p

esaw

at y

ang

kecil

. Be

rbed

a de

ngan

Mito

743

Bi-n

jyu-

kyu-

dew

a na

ku, p

i san

jyu-

ni

datta

kan

a.ƞƚƜŚŝņĹƟƛƚŔŖœłŝĺ

Itu b

ukan

B29

teta

pi m

ungk

in P

32

754

So-

hats

u-no

hik

o-ki

des

hita

.+¹ŠĎÚ�Śōœĺ

Pesa

wat b

erm

esin

gan

da (b

isa b

awa

dua

bom

?)

758

So-

iu h

iko-

ki-g

a to

n-de

kite

, fun

e-w

o ko

-gek

i shi

tem

ashi

ta.

ŒĿľĿĎÚ�ŃĎŷŚńřĹÒŶ{yōřŧō

œĺ

Pesa

wat s

eper

ti itu

yan

g da

tang

dan

men

yera

ng k

apal

Je

pang

810

istri

Syo

u-w

a ni

jyu-

nen

hach

igat

su, t

sui-

tach

i.�5ĠĞ_ģ�ğ�ĺ

Tgl.1

Agu

stus

194

5

Wat

ashi

-wa

syo-

gakk

o go

-nen

-sei

, jy

u-i-s

sai d

eshi

ta.

ÚTL�ġ_¶Ĺğğ�Śōœĺ

Usia

say

a 11

tahu

n, k

elas

5 S

D

818

Yoru

, nan

-ji-g

oro

datta

kan

a.DĹ��ČŔŖœłŝĺ

Pada

mal

am h

ari,

saya

tida

k in

gat j

amny

a,

822

Bi-n

jyu-

kyu-

dew

a-ga

ton-

deki

te,

baku

geki

, mon

osug

oi b

akug

eki-n

i ai

mah

ita.

ƞƚƜŃĎŷŚńřűyĹŪŠŏŋľ±yŞĽľ

ŧōœĺ

B29

terb

ang

berd

atan

gan

dan

kam

i dise

rang

, dise

rang

ha

bis-

habi

san

829

Son

o i-s

yu-k

an-m

ae n

imo

Bi-n

jyu-

kyu-

ga to

nde-

kite

ŒŠğñü#ŞŪƞƚƜŃĎŷŚńř

Sem

ingg

u se

belu

m it

u ju

ga B

29 d

atan

g, la

lu m

enye

bark

an

kerta

s te

rtulis

835

"Bak

ugek

i sur

ukar

a, m

in-n

a hi

na-n

sh

iteku

dasa

i"to-

i-u b

ira-w

o m

aita

-n-

desu

.Ļ±yŏŲłŰĹŨŷŝöĆōřņŔŌľļśľĿƊƒ

ŶzľœŷŚŏĺ

"Kam

i aka

n m

enye

rang

dae

rah

ini,

mak

a m

engu

ngsil

ah

sebe

lum

nya.

"

841

Dem

o, d

arem

o sh

inyo

-shi

mas

en

desh

ita.

ŚŪĹäŪ�·ōŧőŷŚōœĺ

Teta

pi ti

dak

ada

yang

per

caya

844

"Nih

on-w

a ze

ttai k

atsu

. Mak

eru

hazu

-ga

nai"

to,

Ļ��šÊR(ŗĺçňŲšŐŃŝľļśĹ

"Jep

ang

past

i aka

n m

erai

h ke

men

anga

n. T

idak

mun

gkin

ka

lah"

Dar

e-m

o hi

na-n

shi

naka

tta-n

-des

u.äŪöĆōŝłŖœŷŚŏĺ

Tida

k ad

a ya

ng m

au m

engu

ngsi

851

dem

o B

i-njy

u-ky

u-ga

kite

, bak

udan

-w

o ot

oshi

ta-n

-des

u.ŚŪƞƚƜŃ�řűdŶלōœŷŚŏĺ

Teta

pi b

etul

B29

dat

ang

dan

men

yera

ng m

embo

m k

ami

856

Son

o m

ae-n

i syo

-me-

da-n

-wo

otos

are

mas

hita

.ŒŠ#Ş®�dŶלŌųŧōœĺ

Sebe

lum

nya

mer

eka

men

jatu

hkan

sua

r

Pa-

tto a

karu

ku n

atte

, mar

ude

hiru

ma-

no y

o-de

shita

.ƉƅƖś�ŲņŝŖřĹŧŲŚ�üŠůĿŚōœĺ

Tiba

-tiba

men

jadi

tera

ng s

eper

ti sia

ng h

ari

909

"Kor

e-w

a ta

ihe-

n da

. Min

-na

bo-k

u-go

-e h

ina-

n sh

iro" t

o, b

o-ku

-go-

ni

ikim

ashi

ta.

ĻŊųšFAŔĺŨŷŝÿÄ?ŤöĆōŴļśÿÄ

?ŞÚńŧōœĺ

"Gaw

at s

ekal

i. Ayo

sem

uany

a m

asuk

dal

am g

ua u

ngsi"

�4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timoteus Anggawan Kusno
274
Page 293: TESIS - USD Repository

916

Shi

kash

i, bo

-ku-

go-n

o na

ka-w

a at

suku

te a

tsuk

ute,

tote

mo

naka

ni-w

a ira

rem

asen

desh

ita.

ōłōĹÿÄ?Š�š�ņř�ņřĹśřŪ�Şšľ

ŰųŧőŷŚōœĺ

Teta

pi k

ami t

idak

bisa

ber

taha

n la

ma

kare

na d

alam

gua

un

gsi t

erla

lu p

anas

920

Chi

kaku

-ni k

awa-

ga a

rimas

hita

-no

de,

ìņŞZŃĽűŧōœŠŚĹ

Di d

ekat

dar

i rum

ah a

da s

unga

i,S

ono

kaw

a-ni

min

-na-

de

nige

mas

hita

.ŒŠZŞŨŷŝŚîʼnŧōœĺ

mak

a ka

mi la

ri m

enuj

u ke

sun

gai

928

Wat

ashi

-wa

imo-

to-to

hut

arik

kiri-

ni

natte

shi

mai

mas

hita

. Hah

a ta

chi-w

a be

tsu-

de k

awa-

ni n

iget

a-n

desu

.ÚHś�ŖńűŞŝŖřōŧľŧōœĺ�œŕ

š ŚZŞîʼnœŷŚŏĺ

Saya

han

ya b

erdu

a sa

ma

adik

pere

mpu

an s

aya,

terp

isah

dari

ibu

dan

kelu

arga

lain

935

Kaw

a-no

nak

a-de

zut

to u

zuku

mat

te

mas

hita

.ZŠ�ŚŐŖśĿŐņŧŖřŧōœĺ

Kam

i ter

us d

uduk

di d

alam

sun

gai

940

Hito

ba-n

-jyu

kaw

a-no

nak

a-ni

ita-

n-de

su.

���ZŠ�ŞľœŷŚŏĺ

Sepa

ngja

ng m

alam

kam

i ada

di d

alam

sun

gai

944

Yoru

to it

tem

o sy

o-m

e-da

-n-g

a ot

osar

ete

iruno

de, h

irum

a-no

yo-

ni

akar

uku,

DśáŖřŪ®�dŃלŌųřľŲŠŚĹ�üŠ

ůĿŞ�ŲņĹ

Itu m

alam

har

i tet

api t

eran

g se

kelili

ng s

eper

ti sia

ng k

aren

a su

ar

951

Sak

ana-

wa

min

-na

kaw

a-ni

uki

agat

te

mas

hita

.ĔšŨŷŝZŞ£ń�ŃŖřŧōœĺ

Terli

hat i

kan-

ikan

mat

i dan

men

gapu

ng d

i per

muk

aan

956

Kaw

a-no

miz

umo

oyun

o yo

-ni a

ttaka

ka

ttade

su.

ZŠ�ŪŁ¥ŠůĿŞĽŖœłłŖœŚŏĺ

Air s

unga

i pun

han

gat s

eper

ti di

pem

andi

an

1001

Hot

o ba

-n-jy

u so

no k

awa-

no n

aka-

ni

imas

hita

.���ŒŠZŠ�Şľŧōœĺ

Sepa

njan

g m

alam

kam

i dud

uk d

i dal

am s

unga

i itu

1005

Tsug

i-no-

hi, a

karu

ku n

atte

kara

kaw

a-w

o de

te, j

ibu-

n-no

i-e-

ni k

aero

-to

shim

ashi

ta.

�Š�ĹĽłŲņŝŖřłŰZŶ�řĹÐ�ŠOŞ

^ŴĿśōŧōœĺ

Esok

har

inya

, set

elah

sud

ah te

rang

, kam

i kel

uar d

ari s

unga

i da

n m

au p

ulan

g ke

rum

ah

1011

Zukk

u gu

tsu-

wo

haite

itan

odes

uga,

jim

en-g

a at

suku

te a

tsuk

ute,

aru

kena

i ho

do d

esita

.ƃƅżĊŶWľřľœŠŚŏŃĹ9ĉŃ¯ņř¯ņ

řĹ�ňŝľŦŜŚōœĺ

Kam

i mem

akai

sep

atu

kain

, tet

api s

ulit

berja

lan

kare

na

tana

hnya

san

gat p

anas

1017

Sor

edem

o, is

syo-

kenm

ei a

ruite

jibu

-n-

no i-

e-ni

muk

aim

ashi

ta.

ŒųŚŪĹ�¶n4�ľřÐ�ŠOŞ2łľŧō

œĺ

Wal

au b

egitu

, kam

i ber

usah

a ke

ras

untu

k ja

lan

kaki

men

uju

ke ru

mah

1022

Ichi

me-

n-no

yak

e-no

hara

-des

u.�ĉŠ­ňú*Śŏĺ

Sepa

njan

g ja

lan

kota

men

jadi

dat

ar d

an h

angu

s

1025

Wat

ashi

-no

i-e-to

mito

-eki

-wa

so-to

ha

nare

te ir

un-d

esug

a,ÊOś�qĒš»eąųřľŲŷŚŏŃĹ

Rum

ah s

aya

terle

tak

lum

ayan

jauh

dar

i sta

siun

Mito

,

1030

Mito

-eki

mad

e m

ito-s

eru

kura

i, ic

him

en-n

o ya

ke-n

ohar

a-ga

, zu-

tto

tsuz

uite

mas

hita

.�qĒŧŚßïőŲņŰľĹ�ĉŠ­ňú*ŃĹŐ

ƠƠƠŖśËľřŧōœĺ

teta

pi s

aat i

tu k

ami b

isa m

elih

at s

tasiu

n M

ito k

aren

a se

mua

nya

men

jadi

dat

ar h

angu

s1038

Yatto

jibu

-n-n

o ie

-ni t

suik

imas

hita

.ŬŖśÐ�ŠO޽ńŧōœĺ

Akhi

rnya

kam

i sam

pai d

i rum

ahH

aha

tach

i-mo

imo-

to ta

chi-m

o an

e-m

o m

in-n

a bu

ji-de

sok

o-ni

imas

hita

.�óŪHœŕŪIŪºª�ŚŒŊŞľŧōœĺ

Ibu

dan

adik-

adikk

u se

rta k

akak

ku s

emua

nya

sela

mat

dan

ad

a di

rum

ah

1049

Sen

so-c

yu-w

a na

n-ni

mo

tabe

mon

o-ga

nak

atta

-no

desu

ga,

p��šŝŷŞŪďť³ŃŝłŖœŠŚŏŃĹ

Sela

ma

pera

ng m

eman

g ka

mi k

ekur

ang

paga

n,D

okon

o ie

-mo

jyag

aim

o da

ke-w

a bi

chik

u sh

iteta

n-de

su.

ŜŊŠOŪƁƐŻŹƏŔňš�ØōřœŷŚŏĺ

teta

pi s

etia

p ru

mah

mem

iliki p

erse

diaa

n ke

ntan

g

�5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timoteus Anggawan Kusno
275
Page 294: TESIS - USD Repository

1057

Nan

o-de

, han

bun

kura

i kog

eta

mak

kuro

-na

jyag

aim

o-w

o,ŝŠŚĹ)�ņŰľ«ʼnœ¼ŖėŝŎūŃľŶĹ

Kam

i san

gat l

apar

dan

mem

akan

ken

tang

K

u-hu

ku n

anod

e, m

in-n

a-de

sor

e-w

o ta

bem

ashi

ta.

ÄÏŝŠŚĹŨŷŝŚŒųŶďťŧōœĺ

yang

set

enga

h go

song

dan

men

jadi

are

ng

1108

"Aaa

aa...

Sug

oina

... K

orek

ara

do-

yatte

sei

kats

u su

runo

kan

a"ĻĽĽĽĽĺĺĺĺŏŋľŝĺĺĺŊųłŰŜĿŬŖř

¶¢ŏŲŠłŝļ

"Waa

ah...

Kok

men

jadi

beg

ini..

. Bag

aim

ana

hidu

p ka

mi

seka

rang

?"K

odom

o go

koro

nim

o om

oi m

ashi

ta.J�iŞŪkľŧōœĺ

Saya

pun

terp

ikir s

eper

ti itu

wal

aupu

n m

asih

kec

il1115

So-

iu s

eika

tsu-

ga ts

uzuk

i mas

hita

.ŒĿľĿ¶¢ŃËńŧōœĺ

Kehi

dupa

nnya

sep

erti

itu s

elam

a be

bera

pa ta

hun

1118

Ie-g

a na

i-nod

e, y

ake

noko

tta to

tan-

dake

-de

ie-w

o ta

te m

ashi

ta.

OŃŝľŠŚĹ­ň�ŖœƇƄƕŔňŚOŶbřŧ

ōœĺ

Kare

na ru

mah

tela

h ha

ngus

, kam

i mem

buat

pon

dok

deng

an

sen

yang

ters

isa1125

Am

e-ga

hur

u-to

,ćŃĀŲśĹ

Kala

u sa

at h

ujia

n,

Tota

n-no

yan

e ka

ra, b

atta

bat

ta

batta

-toƇƄƕŠV�łŰĹŢŖœŢŖœŢŖœś

dari

atap

sen

itu

boco

r air

huja

n sa

ngat

der

as

1134

Yake

nok

otta

a na

be-y

a ba

kets

u-w

o m

otte

kite

mo

man

i aw

anai

hod

o-no

­ň�ŖœûŬƈžƆŶvŖřńřŪüŞ/ŵŝ

ľŦŜŠ

sam

pai t

idak

cuk

up p

anci

atau

em

ber y

ang

ters

isa d

ari

keba

kara

n.A

mam

ori-g

a te

njyo

-kar

a su

run-

desu

.ć§űŃGłŰŏŲŷŚŏĺ

1143

Shi

tani

mo

tota

n-w

o hi

-te m

asun

-de,

to

nari-

no ie

-de

toire

-ni o

kiru

to,

�ŞŪƇƄƕŶţľřŧŏŠŚĹĄűŠOŚƇŹƔŞ

èńŲś

Lant

ai p

un k

ami m

emak

ai s

en

Gat

ta g

atta

gat

ta g

atta

oto

-ga

shite

,ŃŖœŃŖœŃŖœŃŖœċŃōř

Jadi

kal

au te

tang

ga b

angu

n te

ngah

mal

am d

an m

au k

elua

r pi

pis,

1150

Uru

saku

te n

eter

are

nain

-des

u. S

o-iu

jy

o-ky

o-ga

,ĿŲŌņřQřŰųŝľŷŚŏĺŒĿľĿ´ Ń

buny

i sen

itu

sang

at k

eras

sam

pai k

ami t

idak

bisa

tidu

r

Nan

-nen

-ka

tsuz

uki m

ashi

ta.

�_łËńŧōœĺ

Kond

isi s

eper

ti itu

teru

s be

rlang

sung

sel

ama

berta

hun-

tahu

n1159

Sor

ekar

a na

n-ne

n ho

do ta

tta-k

a yo

ku o

boet

e na

ides

uga,

ŒųłŰ�_ŦŜœŖœłůņàŀřŝľŚŏŃĹ

Saya

tida

k ta

hu p

ersis

ber

apa

tahu

n ke

mud

ian,

1205

Chi

hi-g

a ni

jyu-

ni-n

e-n-

ni, h

ikia

gete

ki

te, s

enso

-kar

a ka

ette

kita

-n-d

esu.

²ŃĠĠ_ŞĹcń�ʼnřńřp�łŰ^Ŗřńœ

ŷŚŏĺ

teta

pi p

ada

tahu

n 19

47 a

yahk

u pu

lang

ke

rum

ah d

ari m

edan

pe

rang

1212

Chi

chi-g

a ka

ette

kite

kara

, w

atas

hita

chi-n

o se

-kat

su-w

a ga

ratto

yu

-huk

u-ni

nar

imas

hita

.²Ń^ŖřńřłŰĹÃœŕŠ¶¢šŃŰŖśÜÂ

Şŝűŧōœĺ

Sete

lah

ayah

ada

di r

umah

, keh

idup

an k

ami m

enja

di le

bih

baik

dan

map

an

1218

Sor

ekar

a-w

a hu

tsu-

no s

eika

tsu-

ni

mod

orim

ashi

ta.

ŒųłŰš�¢Şrűŧōœĺ

Bisa

dib

ilang

bal

ik m

enja

di n

orm

al s

emua

nya

1221

So-

iu ta

ike-

n-w

o sh

iteki

mas

hita

, w

atas

hiw

a.ŒĿľĿ�ēŶōřńŧōœĹÚĺ

Peng

alam

an s

aya

sepe

rti it

u

1227

Kyo

hu. W

atas

hi-n

iwa

kyoh

u-sh

i-n

shik

a ar

imas

e-n-

desh

ita.

ljĺÃŞšljiōłĽűŧőŷŚōœĺ

Keta

kuka

n. S

aya

hany

a m

eras

a ke

taku

tan

yang

bes

ar

1232

Kow

ai, t

oshi

ka o

moi

mas

e-n

desh

ita.

Kod

omo

goko

ro-n

i.jľĹśōłkľŧőŷŚōœĺJ�iŞĺ

Di h

ati s

aya

yang

mas

ih k

ecil w

aktu

itu,

han

ya a

da

keta

kuta

n...

1238

Son

o ko

ro-w

a yo

kuw

a w

akat

te

naiw

ayon

e, m

ada

jyus

sai

soko

soko

...ŒŠČšůņšŵłŖřŝľŵůşĹŧŔğĞ�ŒŊ

ŒŊĺĺĺ

Saat

itu

saya

bel

um p

aham

ban

yak

hal..

. Bar

u 10

tahu

n ...

�6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timoteus Anggawan Kusno
276
Page 295: TESIS - USD Repository

1243

suami

So-

dane

.ŒĿŔşĺ

Iya,

bet

ulA

noko

ro-w

a su

bete

"Oku

-ni-n

o ta

me"

dak

aran

e.ĽŠŊŴšĹŏťřĻŁ8ŠœũļŔłŰşĺ

Pada

mas

a itu

, sem

uany

a "D

emi n

egar

a"

1249

Kok

umi-n

ze-

n-i-n

-ga.

8��6Ńĺ

Sem

ua w

arga

Jep

ang

begi

tu1253

Kod

omon

o ko

ro-n

o om

oide

-wa

J�ŠČŠkľ�š

Kena

ngan

pal

ing

besa

r pad

a m

asa

kecil

say

a

1301

Ona

ka-g

a su

iteta

koto

. Sor

e-ga

dai

ic

hi-n

o he

-n-ji

des

u.ŁÏŃÄľřœŊśĺŒųŃÆ�Ší�Śŏĺ

adal

ah s

elal

u la

par..

. Itu

yan

g ja

waba

n ut

ama

saya

1309

istri

Son

o he

-n-n

i ha-

e-te

ru y

omog

i nad

o-w

o to

tte k

ite ta

bete

mas

hita

ŒŠë޶ŀřŲůŪŅŝŜŶ,Ŗřńřďťřŧ

ōœĺ

Kam

i mem

akan

reru

mpu

tan

yang

ada

di s

ekita

r rum

ah

1320

Suk

oshi

yok

u na

tte k

ita to

kini

-wa,

m

ugi-n

o na

ka-n

i dai

ko-n

-wo

tada

ki

za-n

-de

ireta

UōÔņŝŖřńœśńšĹĖŠ�ŞF�ŶœŔ"

ŷŚľųœ

Sete

lah

situa

si se

dikit

mem

baik,

mem

akan

gan

dum

cam

pur

loba

k1327

Dai

ko-n

-mes

hi-w

o ta

bete

mas

hita

.F�ĐŶďťřŧōœĺ

seba

gai p

enga

ntin

ya n

asi

1233

Sor

ekar

a da

-n d

a-n

yoku

nari,

sui

to-

n-m

o ta

bere

ru ji

dai-n

i nat

te

kim

ashi

ta.

ŒųłŰŔŷŔŷÔņŝűĹƂŹƇƕŪďťųŲ��

ŞŝŖřńŧōœĺ

Saat

situ

asi m

akin

mem

baik,

kam

i pun

bisa

mak

an s

up p

akai

ba

kso/

mi t

erig

u

1339

Hon

to-n

i na-

n-ni

mo

na-i

jidai

tte-

i-u-

now

a,�eŞŝŷŞŪªľ��ŖřľĿŠšĹ

Jika

dita

nya

apa

yang

kam

i mak

an s

aat b

etul

-bet

ul ti

dak

ada

paga

n,N

a-ni

tabe

teta

no?

to k

ikar

etem

o,

hakk

iri to

-wa.

..�ďťřœŠƝśÎłųřŪĹšŖńűśšĺĺĺ

kam

i pun

tida

k in

gat d

enga

n je

las.

..

1345

suami

Hak

kiri

to-w

a ko

ta-e

rare

nai

-ne.

šŖńűśšÇŀŰųŝľşĺ

Iya,

tida

k bi

sa ja

wab

deng

an je

las

ya...

istri

So-

ne.

ŒĿşĺ

Iya,

beg

itu...

1350

suami

Uch

i-ni-w

a rik

u-gu

n-bu

tai-g

a im

ashi

ta-g

a,ĿચāéøĂŃľŧōœŃĹ

Di ru

mah

say

a ad

a te

ntar

a an

gkat

an d

arat

,

1400

Shi

-ka-

n-ijy

o-no

hito

tach

i-wa

ho-h

u-ni

tabe

rare

te m

ashi

ta.

�M��Š�œŕšď�šæPŞďťŰųřŧō

œĺ

oran

g-or

ang

pang

kat d

apat

mak

an y

ang

cuku

p ba

nyak

1407

Ichi

ba-n

kaw

a-i-s

o-na

no-w

a si

-n-p

ei-

san.

Nyu

-tai s

hite

mam

onak

uno.

�¸łŵľŒĿŝŠš��Ōŷĺ�ĂōřŧŪŝņ

Šĺ

Yang

pal

ing

kasih

an it

u te

ntar

a ba

ru, y

ang

belu

m la

ma

berg

asun

g

1415

So-

i-u h

itota

chi-w

a, is

syo-

ni ir

u w

atas

hita

ci k

ara

mite

mo

kaw

aiso

-de

shita

.ŒĿľĿ�œŕšĹ�ÌŞľŲÃœŕłŰßřŪł

ŵľŒĿŚōœĺ

Dilih

at d

ari k

ami p

un m

erek

a sa

ngat

kas

ihan

,

1420

Tabe

rum

ono-

ga n

akut

e.ďťŲŪŠŃŝņřĺ

tidak

ada

mak

anan

bua

t mer

eka

1428

Ato

-wa,

yam

a-ni

heb

i-ga

ita-n

-de

suga

,ĽśšĹXŞÙŃľœŷŚŏŃĹ

Juga

di g

unun

g di

dae

rah

saya

ada

ban

yak

ular

1437

Son

o he

bi-w

o ts

ukam

aete

kite

, goh

a-n-

no n

aka-

ni ir

emas

hita

.ŒŠÙŶwŧŀřńřĹŋĐŠ�Şľųŧōœĺ

Kam

i per

gi ta

ngka

p ul

ar d

an m

asak

den

gan

nasi

1448

So-

suru

-to "

Sug

goku

ois

hii"t

te

tabe

te m

ashi

ta.

ŒĿŏŲśĻŏŖŋņÍ3ōľļŖřďťřŧōœĺ

Mer

eka

bila

ng "E

nak

seka

li!" s

aat m

emak

anny

a,

�7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timoteus Anggawan Kusno
277
Page 296: TESIS - USD Repository

1453

Tada

, cyo

tto n

amag

usak

atta

so-

desu

.œŔĹŕŮŖś¶ÑłŖœŒĿŚŏĺ

wala

upun

sed

ikit a

mis

kata

nya

1511

Gun

-tai-w

a ka

ikyu

-ni y

otte

ze-

n-ze

-n

taig

u-ga

chi

gatte

mas

hita

.éĂšăÈŞůŖř�¬gòŃôŖřŧōœĺ

Dala

m te

ntar

a, m

erek

a da

pat k

ondi

si ya

ng s

ama

seka

li be

rbed

a te

rgan

tung

pan

gkat

1518

Sai

jigo-

no y

o-na

ano

bas

yo-d

e©�hŠůĿŝĽŠ=sŚĹ

Di te

mpa

t yan

g se

perti

pas

ca b

enca

na b

esar

,

1522

Itsu

niho

n-ga

mak

etem

o on

ashi

ku

naiy

o-na

jyo-

tai-d

emo

ľŗ��ŃçňřŪŁłōņŝľůĿŝ´mŚŪĹ

juga

dal

am s

ituas

i yan

g ke

kala

han

Jepa

ng m

akin

men

deka

ti,

1528

Kai

kyu-

se-d

o-to

i-u-

no-w

a, iz

e-n-

to-

shite

nok

otte

imas

hita

.ăÈ!aśľĿŠšĹ�¬śōř�Ŗřľŧōœĺ

siste

m k

elas

mas

ih s

anga

t kua

t dan

ber

peng

aruh

1534

Kod

omo

goko

ro n

imo

sore

-wa

wak

arim

ashi

ta.

J�iŞŪŒųšŵłűŧōœĺ

Wal

aupu

n an

ak k

ecil,

saya

mer

asa

itu

1543

Mik

iki s

hita

kot

o-w

a, z

etta

i ko-

gai-

shite

-wa

iken

akat

tano

desu

.ßÎńōœŊśšĹÊRŞ.BōřšľňŝłŖœ

ŠŚŏĺ

Apa

yang

kam

i mel

ihat

dan

men

deng

ar, t

idak

bol

eh

dibi

cara

kan

kepa

da s

iapa

-sia

pa

1553

Menyanyi

Mia

gete

gor

anß�ʼnřŋŰŷ

Liha

t lah

, 1558

Yoru

no

hosh

i-wo

DŠ�Ŷ

Bint

ang-

bint

ang

di la

ngit

mal

am1604

Bok

ura

no y

o-ni

ƋżŰŠůĿŞ

sepe

rti k

ita1611

Nam

o na

i hos

hi-g

a1Ūŝľ�Ń

Bint

ang-

Bint

ang

tak

bern

ama

1617

Sas

ayak

ana

shi-a

-was

e-w

oŌŌŬłŝ`őŶ

keba

hagi

aan

yang

sed

erha

na1625

I-not

teru

ÁŖřŲ

mer

eka

men

doak

an

1631

Te-w

o ts

unag

ouŶŗŝŋĿ

Berg

ande

ngan

lah

tang

anm

u sa

ma

aku

Bok

u-to

Ƌżś

1638

Oik

akey

oŁľłňůĿ

Men

gjar

mim

piYu

me-

wo

1644

Hut

ari-n

ara

�ŝŰ

Kala

u be

rdua

tida

k ad

a ya

ng s

usah

1648

Kur

ushi

ku n

a-n-

ka n

aisa

ÕōņŝŷłŝľŌ

1657

Mia

gete

gor

anß�ʼnřŋŰŷ

Liha

tlah

1702

Yoru

-no

hosh

i-wo

DŠ�Ŷ

Bint

ang-

bint

ang

di la

ngit

mal

am1708

Chi

-san

a ho

shi-n

oTŌŝ�Š

Bint

ang

kecil

1715

Chi

-san

a hi

kari-

gaTŌŝ�Ń

yang

sin

ar p

un k

ecil

1721

Sas

ayak

ana

shi-a

-was

e-w

oŌŌŬłŝ`őŶ

mer

eka

men

doak

an1729

I-not

teru

ÁŖřŲ

keba

hagi

aan

yang

sed

erha

na

�8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Timoteus Anggawan Kusno
278