Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

22

Transcript of Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

Page 1: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan
Page 2: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

Sebagian besar obat yang digunakan

oleh wanita hamil dapat menembus

plasenta , sehingga embrio dan janin

yang sedang dalam masa perkembangan

terpapar terhadap efek farmakologis dan

teratogenik obat tersebut.

Page 3: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

Changes during pregnancy

water retention

extracellular volume

cardiac output

colloidal osmotic pressure

Progressive of renin

thru pregnancy

Increase levels of

aldosterone

Gastric acid secretion high in 1st & 2nd

trimesters

peripheral vascular

resistance

Page 4: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

Changes during pregnancy

absorption

intestinal transit times body fat

Greater fat & glycogen storage

in the liver

CO2 gradient between mother &

fetus gastric emptying

Renal blood flow & GFR early in pregnancy & in

late pregnancy

Page 5: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

Changes during pregnancy

concentration of total plasma proteins. More free drug

Progesterone stimulates hepatic enzyme systems.

clearance & shorter half-life

Dilutional in serum albumin levels. More free drug

Page 6: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

Faktor-faktor yang mempengaruhi transfer obat

menembus plasenta dan efek obat terhadap janin:

1. Sifat fisikokimiawi

2. Kecepatan menembus plasenta dan jumlah yang

mencapai janin

3. Durasi paparan

4. Sifat distribusi pada jaringan janin yang berbeda

5. Tahap perkembangan janin dan plasenta pada saat

pemaparan

6. Efek obat pada yang digunakan secara kombinasi

Page 7: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

A. Lipid solubility

C. Protein binding

D. Molecular size

B. Degree of ionization

E. Placental & fetal drug metabolism

F. Placental transport

Page 8: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

Lintasan obat melalui plasenta tergantung

pada:

1. Kelarutan obat dalam lipid

obat lipofilik cenderung menyebar dan

mudah menembus plasenta dan

memasuki sirkulasi janin.

contoh : thiopental, salisilat

Page 9: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

2. Derajat ionisasi Impermeabilitas plasenta thd

senyawa polar l lebih bersifat relatif, tidak mutlak. Senyawa polar dapat menembus

plasenta dalam jumlah yang dapat diukur.

Page 10: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

B. UKURAN MOLEKUL

obat dengan BM 250-500 dapat menembus

plasenta dengan mudah tergantung

kelarutannya dalam lipid dan derajat

ionisasinya.

obat dengan BM 500-1000 lebih sulit

menembus plasenta

obat dengan BM >1000 sangat sedikit dapat

menembus plasenta.

Page 11: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

c. IKATAN POTEIN

Ikatan obat dengan protein khususnya albumin

mempengaruhi kecepatan dan jumlah obat yang

ditransfer.

Namun bila obat tersebut memiliki kelarutan dalam lipid

yang tinggi maka ikatan dengan protein tidak begitu

banyak berpengaruh.

Transfer obat yang lebih larut lipid lebih tergantung

pada aliran darah placenta ok dapat menembus

membran placenta dengan cepat.

contoh: sulfonamid, barbiturat, phenitoin

Page 12: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

D. METABOLISME OBAT PADA PLASENTA DAN JANIN

Mekanisme yang melindungi janin dari obat yang terdapat dalam sirkulasi maternal : 1. plasenta sebagai sawar semipermeabel dan sebagai tempat metabolisme

beberapa obat yang melaluinya reaksi oksidasi aromatis yang berbeda : hidroksilasi, N- dealkilasi, demetilasi pentobarbital

Page 13: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

2. obat yang dapat menembus plasenta akan memasuki sirkulasi janin melalui vena umbilikus 40-60% memasuki hati janin dimetabolisme sisanya ke sirkulasi umum janin kembali ke plasenta

vena umbilikus

Page 14: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

KERJA OBAT MATERNAL

Efek obat pada jaringan reproduksi pada

wanita hamil kadang-kadang diubah oleh

lingkungan endokrin yang disesuaikan dengan

tahapan kehamilan

Sedang efek obat pada jaringan maternal

lainnya tidak berubah secara bermakna.

Page 15: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

KERJA OBAT TERAUPETIK PADA JANIN

Merupakan bidang baru pada farmakologi perinatal.

Contohnya kortikosteroid digunakan untuk

stimulasi maturasi paru janin bila diduga terjadi

kelahiran kurang bulan (prematur).

phenobarbital jika diberikan saat menjelang

kelahiran menginduksi enzim hepatis janin yang

bertanggung jawab thd glukoronidase bilirubin

kejadian ikterus lebih rendah

Page 16: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

C. KERJA OBAT YANG DIDUGA TOKSIK PADA JANIN.

Opioid secara kronis pada saat sang ibu hamil menyebabkan ketergantungan pada bayi yang baru dilahirkan.

ACE-I selama kehamilan kerusakan ginjal yang irreversibel pada janin.

Diethylstilbestrol adenokarsinoma vagina pada masa puber.

Page 17: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

Paparan obat teratogen

mempengaruhi struktur perkembangan

janin.

Paparan tersebut harus terjadi pada

periode kritis perkembangan sel.

Page 18: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

Menimbulkan suatu tatanan malformasi yang khas, menunjukan suatu selektivitas untuk target organ tertentu.

Muncul efek pada suatu tahapan khusus dari perkembangan janin, yaitu selama masa organogenesis yang terbatas pada organ target.

Terbukti terdapatnya hubungan dengan dosis.

Page 19: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

A. Teratogen:

Alcohol (FAS)

Thalidomide (phocomelia)

DES (uterine cancer)

Valproic acid (spina bifida)

Page 20: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

ACE Inhibitors Aminopterin Amphetamines Androgens TCAs BARBs Busulfan Carbamazepine Chlorpropamide Clomipramine Cocaine Cyclophosphami

de Cytarabine

Diazepam

DES

Ethanol

Etretinate

Heroin

Iodide

Isotretinoin

Lithium

Methadone

Methotrexate

Methylthiouracil

Metronidazole

Organic solvents

Misoprostol

Penicillamine

Phencyclidine

Phenytoin

Propylthiouracil

Streptoycin

Tamoxifen

Tetracycline

Thalidomide

Trimethadione

Valproic acid

Warfarin

Page 21: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan

Category A. Controlled Studies have not demonstrated fetal risk Category B. Studies in animals have not demonstrated fetal risk Category C. Studies in women or animals are not available Category D. There is positive evidence of human risk. However, the benefits of use in pregnancy may be acceptable in spite of this risk Category X. Studies or experience in humans or animals has demonstrated fetal risk. The risk far outweighs

any potential benefit. The drug is contraindicated in pregnant women or women who may become

pregnant

Page 22: Terapi Obat Dalam Masa Kehamilan