Teori Kepribadian Adler

28
Teori Kepribadian Adler Adler (Psikologi Individu) Sejarah Seperti Freud, Alfred Adler juga lahir di Austria, 14 tahun setelah Freud - pada tahun 1870. Ia memperoleh gelar dokter pada tahun 1895. Setelah periode singkat sebagai dokter mata, dia berlatih psikiatri, bergabung dengan Freud lingkaran Wina dari perusahaan asosiasi. Adler sangat independen bahkan seorang pemberontak, Adler memisahkan diri dari Freud setelah 10 tahun dan memulai gerakan psikoanalitiknya sendiri, yakni Individual Psychology. Kontribusi Adler telah mengalami nasib ironis. Banyak dari apa yang dia katakan telah menjadi begitu luas diterima, dan tampak masuk akal, yang telah dimasukkan ke dalam ide-ide dan istilah sehari- hari, kebijaksanaan biasa yang kita miliki tentang psikologi intuitif. Beberapa konsep-konsep ini begitu umum. Namun demikian, popularitas ide-ide Adler membuat mereka sedikit berbeda, mereka tetap penting, bahkan dalam pemikiran kontemporer tentang kepribadian. Hal ini sering dikatakan bahwa setiap teori kepribadian menangkap kepribadian terbaik dari teori yang dibuat. Masa kanak-kanak Adler sendiri ditandai dengan penyakit kronis dan bermusuhan dengan lima saudara kandungnya. Menariknya, kedua tema – tubuh yang lemah - tidak berdaya, dan persaingan saudara - menjadi konsep sentral dalam teorinya. Bagi Adler, manusia itu lahir dalam keadaan tubuh yang lemah, tak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan itu menimbulkan perasaan inferiorita dan ketergantungan kepada orang lain. Kerentanan biologis ini menjadi akar keadaan psikologis yang bertahan dalam diri seseorang dan yang sentral dalam teori Adler; perasaan rendah diri.

description

adler adler adler

Transcript of Teori Kepribadian Adler

Page 1: Teori Kepribadian Adler

Teori Kepribadian Adler Adler (Psikologi Individu)

Sejarah

Seperti Freud, Alfred Adler juga lahir di Austria, 14 tahun setelah Freud - pada tahun 1870. Ia

memperoleh gelar dokter pada tahun 1895. Setelah periode singkat sebagai dokter mata, dia berlatih

psikiatri, bergabung dengan Freud lingkaran Wina dari perusahaan asosiasi. Adler sangat independen

bahkan seorang pemberontak, Adler memisahkan diri dari Freud setelah 10 tahun dan memulai

gerakan psikoanalitiknya sendiri, yakni Individual Psychology.

Kontribusi Adler telah mengalami nasib ironis. Banyak dari apa yang dia katakan telah menjadi begitu

luas diterima, dan tampak masuk akal, yang telah dimasukkan ke dalam ide-ide dan istilah sehari-hari,

kebijaksanaan biasa yang kita miliki tentang psikologi intuitif. Beberapa konsep-konsep ini begitu

umum. Namun demikian, popularitas ide-ide Adler membuat mereka sedikit berbeda, mereka tetap

penting, bahkan dalam pemikiran kontemporer tentang kepribadian.

Hal ini sering dikatakan bahwa setiap teori kepribadian menangkap kepribadian terbaik dari teori yang

dibuat. Masa kanak-kanak Adler sendiri ditandai dengan penyakit kronis dan bermusuhan dengan

lima saudara kandungnya. Menariknya, kedua tema – tubuh yang lemah - tidak berdaya, dan

persaingan saudara - menjadi konsep sentral dalam teorinya. Bagi Adler, manusia itu lahir dalam

keadaan tubuh yang lemah, tak berdaya. Kondisi ketidakberdayaan itu menimbulkan perasaan

inferiorita dan ketergantungan kepada orang lain. Kerentanan biologis ini menjadi akar keadaan

psikologis yang bertahan dalam diri seseorang dan yang sentral dalam teori Adler; perasaan rendah

diri.

Bagi Adler, kehidupan manusia dimotivasi oleh satu dorongan utama – dorongan untuk mengatasi

perasaan inferior & menjadi superior. Jadi tingkah laku ditentukan utamanya oleh pandangan

mengenai masa depan, tujuan dan harapan kita. Didorong oleh perasaan inferior, dan ditarik keinginan

menjadi superior, maka orang mencoba hidup sesempurna mungkin.

Inferiorita bagi Adler berarti perasaan lemah dan tidak terampil dalam menghadapi tugas yang harus

diselesaikan. Bukan rendah diri terhadap orang lain dalam pengertian yang umum, walaupun ada dua

unsure membandingkan kemampuan khusus diri dan kemampuan orang lain yang lebih matang dan

berpengalaman. Superiorita, pengertiannya mirip pengertian transendensi sebagai awal realisasi diri

Jung, atau aktualisasi dari Horney dan Maslow. Soperiorita bukan lebih baik disbanding orang lain

atau mengalahkan orang lain, tetapi berjuang menuju superiorita berarti terus menerus berusaha

menjadi lebih baik – menjadi semakin dekat dan semakin dekat dengan tujuan final.

Page 2: Teori Kepribadian Adler

Perasaan inferiorita ada pada semua orang, karena manusia mulai hidup sebagai makhluk yang kecil

dan lemah. Sepanjang hidup, perasaan ini terus muncul ketika orang menghadapi tugas baru dan

belum dikenal yang harus diselesaikan. Perasaan ini justru menjadi sebab semua perbaikan dalam

tingkah laku manusia. Anak yang belajar bermain skate merasa inferior sampai ia betul-betul mahir.

Orang tua yang mendapat promosi merasa inferior pada posisi barunya sampai dia memahami

bagaimana menangani tugasnya. Setiap tugas baru memunculkan inferiorita yang dapat diredakan

ketika orang itu mencapai tingkat berfungsi yang lebih tinggi.

Kondisi-kondisi khusus seperti kelemahan organic/cacat, pemanjaan dan pengabaian – mungkin dapat

membuat orang mengembangkan kompleks inferiorita (inferiority complex) atau kompleks superiorita

(superiority complex). Dua kompleks ini berhubungan erat. Kompleks superior selalu

menyembunyikan – atau kompensasi dari – perasaan inferior, sebaliknya kompleks inferior sering

menyembunyikan perasaan superiorita. Misalnya, orang yang congkak dan sombong dan berusaha

menguasai orang lain yang dalam hal tertentu lebih lemah darinya, mungkin menunjukan kompleks

superiorita. Sesungguhnya, orang itu justru tersiksa dengan perasaan tidak mampu, tetapi dengan cara

tertentu menarik perhatian dan mendorong orang lain mengitarinya, agar dia dapat berlagak superior.

Orang yang terus menerus depresi dan takut mungkin mengembangkan alas an untuk tidak berusaha

maju dan karena itu dapat memperoleh layanan special dari orang lain. Orang ini mungkin sebenarnya

merasa barhak atas layanan itu karena adanya perasaan superioryang tersembunyi dan keyakinan

bahwa semua kesulitan itu sesungngguhnya bukan karena salahnya.

Teori Adler

Menurut Adler, masalah dalam kehidupan selalu bersifat sosial. Fungsi yang sehat bukan hanya

mencintai dan bekerja, melainkan merasakan kebersamaan dengan orang lain dan mempedulikan

kesehjateraan mereka. Beberapa prinsip penting dalam teori Adler adalah sebagai berikut:

1. Satu-satunya kekuatan dynamic yang melatar belakangi aktivitas manusia adalah perjuangan

untuk sukses atau superior ( striving for superiority ).

2. Persepsi subyektif ( subyektive perception ) individu membentuk tingkah laku dan

kepribadian.

3. Semua fenomena psikologis di satukan ( unity of personality ) di dalam diri individu dalam

bentuk self.

4. Manfaat dari aktifitas manusia harus dilihat dari sudut pandang interest sosial ( social interst).

5. Semua potensi manusia dikembangkan sesuai dengan gaya hidup (life of style) dari self.

6. Gaya hidup dikembangkan melalui kekuatan kretif ( cretive power ) individu.

Page 3: Teori Kepribadian Adler

Inferioriy dan Superiority

Manusia dimotivasi oleh adanya dorongan utama, yaitu mengatasi perasaan inferior dan menjadi

superior. Dengan demikian perilaku kita dijelaskan berdasarkan tujuan dan ekspentasi akan masa

depan. Inferioritas berarti merasa lemah dan tidak memiliki keterampilan untuk menghadapi tugas

atau keadaan yang harus diselesaikan. Hal itu tidak berarti rendah diri terhadap orang lain dalam

pengertian yang umum, meskipun ada unsur membandingkan kemampuan diri dengan kemampuan

orang lain yang lebih matang dan berpengalaman. Sedangkan superiority bukan berarti lebih baik

dibandingkan dengan orang lain, melainkan secara berkelanjutan mencoba untuk menjadi lebih baik,

untuk menjadi semakin dekat dengan tujuan ideal seseorang.

Beberapa keadaan khusus seperti dimanja dan ditolak, mungkin dapat membuat seseorang

mengembangkan inferiority complex atau superiority complex. Dua kompleks tersebut berhubungan

erat. Superiority complex selalu menyembunyikan atau bentuk kompensasi dari inferior. Sedangkan

inferiority complex menyembunyikan perasaan superior. Adler meyakini bahwa motif utama setiap

orang adalah untuk menjadi kuat, kompeten, berprestasi dan kreatif.

Social Interest

Social interest merupakan bentuk kepedulian atas kesehjateraan orang lain yang berkelanjutan

sepanjang kehidupan untuk mengarahkan perilaku seseorang. Meskipun minat sosial dilahirkan, tetapi

menurut Adler terlalu lemah atau kecil untuk dapat berkembang dengan sendirinya. Oleh karena itu

menjadi tugas Ibu, yang menjadi orang pertama dalam pengalaman seorang anak, untuk

mengembangkan potensi tersebut. Apabila ibu tidak dapat membantu anak untuk memperluas minat

sosialnya, maka anak akan cenderung tidak memiliki kesiapan ketika menghadapi masalah dalam

lingkungan sosialnya.

Minat sosial memungkinkan seseorang untuk berjuang mencapai superior dengan cara yang sehat dan

kurangnya minat sosial tersebut dapat mengarahkan pada fungsi yang maladaptif. Semua kegagalan

seperti neurotik, psikotik, pemabuk, anak yang bermasalah dan lainnya disebabkan kurangnya

memiliki minat sosial mereka mengatasi masalah pekerjaan, persahabatan dan seks tanpa memiliki

keyakinan bahwa hal tersebut dapat diselesaikan dengan cara kerja sama. Makna yang diberikan pada

kehidupan lebih bernilai pribadi. Tidak ada orang lain yang mendapatkan keuntungan dengan

tercapainya tujuan mereka. Tujuan keberhasilan merupakan merasakan superioritas personal dan

hanya berarti untuk diri mereka sendiri. sebagai manusia yang sehat, maka pada waktu yang

bersamaan ia akan berjuang mencapai superior dengan membantu orang lain mencapai tujuan mereka.

Page 4: Teori Kepribadian Adler

Style of Life

Melalui konsep gaya hidup, Adler menjelaskan keunikan manusia. Setiap manusia memiliki tujuan,

perasaan inferior, berjuang menjadi superior dan dapat mewarnai atau tidak mewarnai usaha mencapai

superioritasnya itu dengan minat sosial. Akan tetapi, setiap manusia melakukannya dengan cara yang

berbeda. Gaya hidup merupakan cara unik dari setiap orang dalam mencapai tujuan khusus yang telah

ditentukan dalam lingkungan hidup tertentu, di tempat orang tersebut berada. Gaya hidup berdasarkan

atas makna yang seseorang berikan mengenai kehidupannya atau interpretasi unik seseorang

mengenai inferioritasnya, setiap orang akan mengatur kehidupannya masing-masing unuk mencapai

tujuan akhirnya dan mereka berjuang untuk mencapai hal tersebut.

Gaya hidup terbentuk pada usia 4-5 tahun dan tidak hanya ditentukan oleh kemampuan intrinsik

(hereditas) dan lingkungan objektif, melainkan dibentuk oleh persepsi dan interpretasinya mengenai

kedua hal tersebut. Seorang anak tidak memandang suatu situasi sebagaimana adanya, melainkan

dipengaruhi oleh prasangka dan minatnya dirinya.

Subjective Perception

Tujuan final yang fiktif bersifat subyektif, artinya orang menetapkan tujuan-tujuan untuk

diperjuangkan berdasarkan interpretasinya tentang fakta, bukan berdasarkan fakta itu sendiri.

Kesatuan ( Unity ) Kepribadian

Adler memilih nama psikologi individu ( individual psychology ) dengan harapan dapat menekankan

keyakinannya bahwa setiap orang itu unik dan tidak dapat dipecah-pecah. Psikology individual

menekankan pentingnya unitas kpribadian. Fikiran, perasaan, dan kegiatan semuanya diarahkan ke

satu tujuan tungal dan mengejar satu tujuan. Ketidak konsistenan tingkah laku tidak ada; kalau dilihat

dalam kaitannya dengan tujuan final – menjadi superiorita atau menjadi sukses, semua kegiatan itu

konsisten dan bermakna.

• Logat prgan ( organ dialect)

Uniti kepribadian bukan hanya kesatuan aspek - aspek kejiwaan seperti motivasi, perasaan dan pikiran

tetapi unity juga meliputi keseluruhan organ tubuk. Gejala-gejala fisik, misalnya kelemahan itu

berbicara tentang tujuan individu yang oleh adler dinamakan logat organ ( organ dialect ) atau bahasa

organ ( organ jargon )

• Kesadaran dan tak sadar

Unitas kepribadian juga terjadi antara kesadaran dan tak sadar. Menurut adler, tingkah laku tak sadar

adalah bagian dari tujuan final yng belum diformulasi dan belum difahami secar jelsas. Adler menolak

Page 5: Teori Kepribadian Adler

dikotomi antara kesadaran dan tak sadar yang dianggapnya sebagai bagian yang bekerja sama dalam

sistim yang unifi. Fikiran sadar adalah apa saja yang difahami dan diterima individu dapat membantu

perjuangan menjadi sukses.

Diri yang Kreatif

Diri yang kreatif adalah penggerak utama, pegangan filsafat, sebab pertama bagi semua tingkah laku.

Sukarnya menjelaskan soal ini ialah karena kita tak dapat menyaksikanya secara langsung akan tetapi

hanya dapat menyaksikan lewat manifestasinya. Inilah yang mengantarai pernagsang yang dihadapi

individu dengan respon yang dilakukanya. Diri yang kreatif adalah yang member arti kepada hidup;

yang menetapkan tujuan serta membuat alat untuk mencapainya

Kekuatan kreatif self

Adler berpendapat, setiap orang memiliki kekuatan untuk bebas menciptakan gaya hidupnya sendiri -

sendiri. Manusia itu sendiri yang bertanggung jawab tentang siapa dirinya dan bagaimana dia

bertingkah laku. Manusia mempunyai kekuatan kreatif untuk mengontrol kehidupan dirinya,

bertanggung jawab mengenai tujuaan finalnya, menentukan cara memperjuangkan mencapai tujuan

itu, dan menyumbang pengembangan minat sosial. kekuatan kreatif itu memebuat setiap manusia

menjadi manusia bebas bergerak menuju tujuan yang terarah.

Perkembanagan abnormal

Faktor eksternal dalam salah suai

• Cacat fisik yang buruk

Cacat yang sangat buruk, apakah dibawa dari lahir atau akibat kecelakaan/ penyakit, tidak cukup

untuk membuat salah suai. Cacat itu harus diikuti dengan perasaan infriorita yang berlebihan.

Perasaan subyektif ini mungkin didorong oleh cacat tubuh, tetapi perasaan itu sesungguhnya hasil

atau ciptaan self kreatif

• Gaya hidup manja ( pampered )

Gaya hidup manja menjadi sumber utama penyebab sebagian besar neurosis. Anak yang dimanja

mempunyai minat sosial yang kecil dan tingkat aktifitas yang rendah. Mereka menikmati pemanjaan

itu, berkeinginan kuat tetap dimanja, mengembangkan hubungan parasit dengan ibunya ke orang lain.

Mereka mengharap orang lain memperhatikan dirinya melindunginya dan memuaskan semua

keinginanya yang mementingkan diri sendiri. ciri yang lain, sangat mudah putus asa, selalu ragu,

sangat sensitif, tak sabaran, emosional khususnya dalam hal kecemasan. Mereka menganggap orang

lain itu ada untuk melayani dirinya mengharap orang lain memanjakanya seperti yang dilakukan

Page 6: Teori Kepribadian Adler

ibunya. mereka melihat dunia dengan kacamata pribadi, dan yakin bahwa mereka ditakdirkan menjadi

nomer satu.

• Gaya hidup diabaikan

Anak yang merasa tidak dicintai dan tidak dikehendaki, akan mengembangkan gaya hidup diabaikan.

diabaikan merupakan konsep yang relatif; tidak ada orang yang merasa mutlak diabaikan atau mutlak

tidak dikehendaki. Kenyatan bahwa anak selamat melewati masa bayi adalah bukti ada seseorang

yang merawatnya, itu berarti ada bibit minat sosial di dalam jiwanya.

• Kecendurangan pengamana ( safeguarding )

Semua penderita neurotik menciptakan pengaman terhadap harga dirinya. Gejala itu berperan sebagai

kecenderungan pengamanan, memproteksi inflasi image diri dan mempertahankan gaya hidup

neurotik. konsep kecenderungan pengamanan mirip konsep mekanisme pertahanan dari freud.

keduanaya adalah simptom yang dibentuk sebagai proteksi terhadap self atau ego. Namau ada berapa

perbedaan antara keduanya. Pertama, mekanaisme pertahanan melindungi ego dari kecemasan

instingtif, sedang kecenderungan pengamanan melindungi self dari tuntutan luar. Kedua, mekanisme

pertahanan merupakan gejala umum yamg dilakukan semua orang, sedang kecenderungan

pengamanan mereupakan salah satu simptom neurotik, walapun mungkin setiap orang ( normal atau

abnormal ) memakai kecenderungan itu untuk mempertahankan harga diri. Ketiga, mekanisme

pertahanan beroperasi pada tingkat tak sadar sedang kecenderungan pengamanan bekerja pada

tingkat sadar dan tak sadar.

• Sesalan (excuses)

1. Pada sesalan “ya, tetapi” orang pertama menyatakan apa yang sesungguhnya mereka senang

mengerjakanya - sesuatau terdengar bagus untuk orang lain - kemudian diikiuti dengan pernyataan

sesalan. Seseorng wanita mungkin mengatakan “saya sesungguhnya senang kuliah, tetapi anak saya

membutuhkan terlalu banyak perhatian saya.” seorang pemimpin mengatakan “saya setuju dengan

proposal anda tetapi kebijakan perusahaan tidak mengijinkan.” sesalan yes-but dipakai untuk

mengurangi bahaya harga diri yang jatuh karena melakukan hal yang berbeda dengan orang lain.

2. Sesalan “sesungguhnya kalau” dinyatakan dengan cara berbeda. “sesungguhnya kalau istri

saya lebih banyak memberi dukungan saya mungkin bisa maju lebih cepat dalam profesi saya.”

“sesungguhnya kalau saya tidak memiliki hambatan fisik, sukses kerja saya akan lebih sempurna.”

sesalaan if-only ini melindungi perasaaan lemah dari harga diri dan menipu orang lain untuk percaya

bahwa mereka sesungguhnya lebih seperior dari kenyataan yang ada sekarang,

Page 7: Teori Kepribadian Adler

• Agresi

1. Merendahkan (depreciation) adalah kecenderungan manilai rendah prestasi orang lain dan

menilai tinggi prestasi diri sendiri. kecendrungan pengamanan ini ada pada tingkahlaku agresi sprti

sadisme, gosip, kecemburuan, dan tidak toleran. maksud dibalik depresiasi adalah untuk mengecilkan

orang lain sehingga kalau dibandingkan penderita akan menjadi lebih baik.

2. Menuduh (accusation), adalah kecenderungan menyalahkan orang lain atas kegagalan yang

dilakukanya sendiri, dan kecendrungan untuk mencari pembalasan dendam, sehingga mengamankan

kelemahan harga dirinya. semua neurotik menunjukan gejala akusasi. Penderita narotik sering

bertingkah laku yang membuat lingkunganya menderita lebih dari dirinya.

3. Menuduh diri sendiri (self-accusation), ditandai oleh menyika diri dan perasaan berdosa,

menyiksa diri terjadi pada penderita masokisme, depresi dan bunuh diri, yang maknanya

mengamankan agar kekuatan neurotik tidak menyakiti orang lain yang dekat dengan penderita.

akusasi diri dapat dipandang sebagai kebalikan dari depresi walapaun keduanya sama-sama mengarah

pada superioita personal, dalam depresi penderita neurotik mengecilkan orang lain agar diri tampil

bagus kalau dibndingkan. Dalam akusasi diri penderita neurotik menilai rendah dengan tujuan

membebankan penderitaan orang lain kepada dirinya untuk melindungi harga dirinya.

Adler’s typology of personality

Adler mengembangkan teori mengenai tipe kepribadian berdasakan derajat minat sosial dan aktivitas

yang dimiliki seseorang, hal yang terpenting bagi Adler bukanlah bagaimana seseorang mengatasi

perasaan inferioritasnya, melainkan sejauhmana seseorang mengembangkan gaya hidup yang

konstruktif dibandingkan yang destruktif. Sejauhmana empati dan minat sosial dari masing-masing

tipe. Kapasitas untuk berempati merupakan hal yang penting dalam kehidupan.

Berikut adalah 4 tipe berdasarkan tipologi ini:

1. The Rulling-dominant Type: asertif, agresif fdan aktif. Ia memanipulasi dan menghadapi situasi

kehidupan dan orang-orang didalamnya, tingkat aktivitasnya tinggi tetapi dikombinasikan denan

minat sosial yang minimal. Aktivitas yang dilakukan dapat mengarah pada perilaku antisosial.

2. The Getting-Leaning Type: mengharapkan orang lain memenuhi kebutuhannya dan mendukung

minatnya, bergantung pada orang lain. Merupakan kombinasi antara minat sosial yang rendah dan

tingkat aktivitas yang rendah.

3. The Avoidant Type: menarik diri dari permasalahan. Menghadapi suatu tugas dengan cara

menghindar. Memiliki minat sosail yang rendah dan tingkat aktivitas yang sangat rendah.

Page 8: Teori Kepribadian Adler

4. The Society Useful Type: Merupakan tipe yang paling sehat. Memiliki penilaian yang realistik

atas masalah yang dihadapi. Memiliki orientasi sosial dan bekerjasama dengan orang lain untuk

mengahadapi tugas kehidupan. Merupakan kombinasi antara tingat aktivitas dan minat sosial yang

tinggi.

Neurotic Safeguarding Strategies

Semua orang neurotik menciptakan pengamanan atas harga dirinya, seperti defense mechanism

menurut Freud. Pengamanan tersebut merupakan perlindungan terhadap self atau ego dari pengaruh

luar, biasanya interpersonal, ancaman. Terdapat 3 strategi pengamanan, yaitu:

1. Excuses atau strategi rasionalisasi

Seseorang mencoba untuk membebaskan dirinya dari tuntutan umum kehidupan dengan cara

menekankan pada simtom neurotiknya, simtom neurotik digunakan sebagai alasan untuk melarikan

diri dari tuntutan kehidupan sehingga tidak menunjukkan yang terbaik. Seseorang merasa aman

karena adanya kebebasan untuk tidak melakukan yang terbaik dari tuntutannya yang kurang terhadap

perkembangan diri.

2. Aggresive Strategies

a. Depreciation: kecenderungan merendahkan orang lain sehingga orang tersebut tidak terlihat

superior sebagai ancaman, melebihkan penilaian diri dalam hubungannya dengan orang lain. Strategi

untuk mencapai superior dengan membuat orang lain merasa inferior.

b. Accusation: perasaan tidak disadari yang menyalahkan orang lain atas perasaan inferior dan frustasi

yang dialami. Mengarah pada ekspresi langsung kemarahan

c. Self-accusation: menyalahkan diri sendiri atas ketidakberuntungan yang dialami. Hal itu dilakukan

dengan cara yang dapat menarik perhatian, simpati atau bantuan dari orang lain.

3. Distancing Strategies

Melindungi harga diri dengan membatasi keterlibatan dalam kehidupan dan menghindari tantangan

yang memungkinkan adanya resiko kegagalan.

a. Moving backward: adanya konflik mendasar dimana seseorang menginginkan kesuksesan dan

menghindari kegagalan. Pada akhirnya orang tersebut memiliki motivasi untuk tidak melakukan

apapun atau kembali pada tahap perkembangan yang kurang mencerminkan kecemasan.

Page 9: Teori Kepribadian Adler

b. Standing Still: seseorang tidak melakukan apapun dalam taraf yang lebih dramatis. Ia menolak

tanggung jawab yang memungkinkan adanya evaluasi. Melindungi diri dari kegagalan dengan tidak

melakukan apapun.

c. Hesitation: secara tidak sadar menciptakan kesulitan pada diri dan juga menciptakan cara untuk

tidak mengatasinya sehingga menjadi simtom neurotik. Mengulur waktu sehingga masalah tidak perlu

lagi dihadapi.

d. Construction of obstacles: bentuk pengecualian karena seseorang melihat masalah yang mungkin

dapat mencegahnya untuk menunjukkan usaha yang lebih besar sehingga dapat melindungi harga

dirinya.

Faulty Life-styles

Gaya hidup yang maladaptif merupakan hasil dari tiga kondisi, yaitu cacat fisik, gaya hidup dimanja

dan gaya hidup diabaikan. Anak dengan cacat fisik cenderung memilki perasaan tidak adekuat dalam

memenuhi tugas dalam hidupnya. Pengertian dari orangtua dapat membantu anaknya untuk

mengembangkan kekuatan untuk mengkompensasikan kelemahannya itu. Anak yang dimanja gagal

untuk mengembangkan minat sosial dan memenuhi harapan sosial. Ia memiliki kebutuhan untuk

menerima tanpa memberi, anak akan sedikit atau tidak melakukan sesuatu untuk orang lain dan

memanipulasi orang lain untk memuaskan kebutuhannya. Sedangkan anak yang diabaikan dapat

menjadi musuh di lingkungannya dan didominasi oleh kebutuhan untuk balas dendam.

Penelitian Khas Adler mengenai Urutan Kelahiran

Sejalan dengan perhatian Adler terhadap penentu sosial kepribadian, ia mengamati bahwa kepribadian

anak sulung, anak tengah, dan anak bungsu dalam satu keluarga akan berlainan.

1. Anak Pertama

Menurut Adler, anak pertama memiliki posisi yang unik, yaitu sebagai anak satu-satunya pada suatu

waktu, dan kemudian mengalami pergeseran status ketika anak kedua lahir. Anak pertama awalnya

mendapatkan perhatian utuh sampai terbagi saat adiknya lahir. Peristiwa tersebut mengubah situasi

dan pandangan anak pertama terhadap dunia. Bila anak pertama berusia lebih tua 3 tahun atau lebih

ketika memiliki adik, maka biasanya akan merasa permusuhan dan kebencian terhadap adiknya.

2. Anak Tengah

Ciri anak tengah adalah ambisius. Ia selalu berusaha melebihi kakaknya dan cenderung memberontak

atau iri hati. Tetapi pada umumnya ia dapat menyesuaikan diri dengan lebih baik.

3. Anak Bungsu

Page 10: Teori Kepribadian Adler

Anak bungsu adalah anak yang dimanjakan. Sama seperti anak sulung, kemungkinan ia akan menjadi

anak yang bermasalah dan menjadi orang dewasa yang neurotik dan tidak mampu menyesuaikan diri.

4. Anak Kedua

Sifat anak ini selalunya lebih agresif berbanding dengan anak sulong. Dia selalu dibantu dalam

banyak perkara dan sentiasa ada penyokong di belakang kejayaannya –sama ada ibu, bapa atau kakak

atau abangnya. Dia turut mempunyai daya saing yang lebih tinggi dan sering kali berlumba- lumba

untuk menjadi yang lebih baik daipada adik- beradiknya yang lain. Anak kedua boleh menjadi

seorang yang degil atau cuba dilihat menyerlah daripada orang lain dalam apa- apa perkara.

5. Anak Kembar

Salah satu daripada pasangan kembar ini akan bersifat lebih agresif, cerdas, dan aktif. Maka, ibu bapa

mereka cenderung melihat salah seorang daripada mereka adalah kakak atau abang kepada yang satu

lagi. Anak kembar boleh mengalami masalah ketidaktentuan identiti. Pasangan kembar yang lebih

menyerlah akan menjadi ketua dan model kepada pasangannya yang lebih lemah dan pasif.

Aplikasi Teori Alfred Adler

Teori Adler diaplikasikan dalam keadaan keluarga dan psikoterapi. Aplikasinya disesuaikan dengan

tujuan utama dari teori ini.

1. Keadaan Keluarga

Adler mengembangkan teori urutan lahir, didasarkan pada keyakinannya bahwa keturunan,

lingkungan, dan kreatifitas lingkungan bergabung membentuk kepribadian. Dalam sebuah keluarga,

setiap anak lahir dengan unsur genetik yang berbeda, masuk ke dalam setting sosial yang berbeda, dan

anak-anak itu menginterpretasi situasi dengan cara yang berbeda. Karena itu, penting untuk melihat

urutan kelahiran (anak pertama, kedua, dan seterusnya), dan perbedaan cara orang menginterpretasi

pengalamannya (Alwisol, 2004).

Dalam konsep ini, Adler mengungkapkan bahwa urutan kelahiran anak mempengaruhi pemberian

perhatian orang tua terhadap anaknya. Sebagai contoh, anak sulung akan mendapatkan perhatian yang

utuh dari orang tuanya hingga perhatian itu terbagi ketika dia memiliki adik. Dengan kehadiran sang

adik, maka anak sulung mengalami suatu gejala traumatis akibat ‘turun tahta’. Dari hal ini, anak

sulung mengalami perubahan situasi yang mewajibkannnya untuk berbagi dan menjadi orang tua

kedua bagi sang adik. Anak sulung ini mungkin akan menjadi pribadi yang bertanggung jawab atau

justru menjadi pribadi yang merasa tidak aman dan minim interes sosialnya. Hal ini dipengaruhi oleh

faktor genetik, kesiapan menerima adik baru, dan interpretasi terhadap pengalamannya sendiri.

Page 11: Teori Kepribadian Adler

Sifat positif Urutan kelahiran Sifat negative

Memerhatikan dan

melindungi orang lain

Pengorganisasi yang baik

Anak Sulung Penuh kecemasan yang berlebihan

Kebencian tidak sadar

Memaksakan diri untuk diterima

Harus selalu menjadi “benar”

sementara yang lain selalu “keliru”

Sangat kritis terhadap orang lain

Tidak kooperatif

Sangat termativasi

Kooperatif

Sangat kompetitif

Anak Kedua Bersaing secara moderat

Mudah putus asa

Memiliki ambisi yang

realistik

Anak Bungsu Gaya hidup manja

Bergantung pada orang lain

Ingin sempurna dalam segala

sesuatu

Memiliki ambisi yang tidak

realistic

Dewasa secara sosial Anak Tunggal Perasaan unggul yang berlebihan

Perasaan kooperatif yang rendah

Pemahaman diri yang dilebih-

lebihkan

Gaya hidup manja

Page 12: Teori Kepribadian Adler

2. Psikoterapi

Menurut Adler (dalam Alwisol, 2004), psikopatologi merupakan akibat dari kurangnya keberanian,

perasaan inferior yang berlebihan, dan minat sosial yang kurang berkembang. Jadi, tujuan utama

psikoterapi adalah meningkatkan keberanian, mengurangi perasaan inferior, dan mendorong

berkembangnya minat sosial.

Adler yakin bahwa siapa pun dapat mengerjakan apa saja. Keturunan memang sering membatasi

kemampuan seseorang, dalam hal ini sesungguhnya yang penting bukan kemampuan, tetapi

bagaimana orang memakai kemampuan itu. Melalui humor dan kehangatan, Adler berusaha

meningkatkan keberanian, harga diri, dan social interest klien. Menurutnya, sikap hangat dan

melayani dari terapis mendorong klien untuk mengembangkan minat sosial di tiga masalah

kehidupan; cinta atau sekual, persahabatan, dan pekerjaan.

3. Mmpi-mimpi

Menurut Adler mimpi menipu diri sendiri (self deception) dan tidak bisa mudah dipahami bahkan

oleh pemimpi sendiri. Mimpi menyamar untuk bias membohongi pemimpi, membuat

penginterpretasian oleh diri sendiri (self-interprettation) tidak mudah. Semakin tujuan individu tidak

konsisten dengan realitas , semakin banyak mimpi digunakan menipu si pemimpi.

4. Rekoleksi- Rekoleksi Awal

Meskipun Adler percaya bahwa memori-memori yang diingat kembali dapat memberinya petunjuk

untuk memahami gaya hidup pasien, namun tidak menganggap memori –memori ini penyebab gaya

hidup tersebut. Karena pengalaman yang diingat kembali bisa berkaitan dengan realitas objektif, atau

hanya fantasi belaka yang tidak begitu penting. Manusia merekonstruksi ulang peristiwa-peristiwa

untuk membuat mereka tetap konsisten dengan suatu tema atau pola yang terus dijalaninya di

sepanjang hidup mereka.

Adler menekankan pada rekoleksi-rekoleksi awal selalu konsisten dengan gaya hidup sekarang dan

bahwa pemahaman subjektif mereka terhadap pengalaman-pengalaman ini menghasilkan sejumlah

petunjuk untuk memahami tujuan akhir maupun gaya hidup mereka saat ini.

Adler percaya bahwa pasien dengan tingkat kecemasan tinggi akan sering memproyeksikan gaya

hidup mereka saat ini ke dalam memori pengalaman kanak-kanak mereka tentang peristiwa yang

menakutkan dan menimbulkan kecemasan. Sebaliknya orang yang penuh percaya diri cenderung

mengingat memori yang berisi hubungan-hubungan menyenangkan dengan orang lain. Dikeduanya,

pengalaman awal tidak menentukan gaya hidup. Tapi sebaliknyalah yang benar yaitu rekoleksi-

rekoleksi pengalaman awal malah dibentuk oleh gaya hidup saat ini.

Page 13: Teori Kepribadian Adler

Psikopatologi

Penyakit Jiwa adalah penyakit yang berasal dari dalam diri manusia itu sendiri yang mengakibatkan

terganggunya sistem syaraf,sehinga mengakibatkan gerak gerik dari pada manusia tersebut menjadi

tidak terkontrol atau tidak normal.

Dalam uraian pengertian gangguan jiwa ada beberapa pendapat dari para ahli psikologi. Diantaranya

salah satu definisi gangguan jiwa dikemukakan oleh Frederick H. Kanfer dan Arnold P. Goldstein.

Menurut kedua ahli tersebut gangguan jiwa adalah kesulitan yang harus dihadapi oleh seseorang

karena hubungannya dengan orang lain, kesulitan karena persepsinya tentang kehidupan dan sikapnya

terhadap dirinya sendiri.

Penyebab ganguan kejiwaan itu bermacam-macam. Ada yang bersumber dari hubungan dengan orang

lain yang tidak memuaskan (seperti diperlakukan tidak adil, diperlakukan semena-mena, cinta tidak

terbatas), kehilangan seseorang yang dicintai,kehilangan pekerjaan dan lain-lain. Selain itu ada pula

ganggan jiwa yang disebabkan oleh faktor organik, kelainan sistem syaraf dan gangguan pada otak.

Para ahli psikologi berbeda pendapat tentang sebab-sebab terjadinya gangguan jiwa. Alfred Adler

mengungkapkan bahwa terjadinya gangguan jiwa disebabkan oleh tekanan dari perasaan rendah diri

(inferiority complex) yang berlebih-lebihan. Sebab-sebab timbulnya rendah diri adalah kegagalan

didalam mencapai superioritas di dalam hidup. Kegagalan yang terus-menerus ini akan menyebabkan

kecemasan dan ketegangan emosi.

Perasaan rendah, rendah diri, keunggulan kompleks, kompensasi, gaya hidup, tujuan-diarahkan,

konstelasi keluarga, fiksi finalism, hubungan antara tubuh, pikiran, dan semangat, dan psikiatri

sebagai ilmu hubungan interpersonal, merupakan ide yang dikembangkan oleh Alfred Adler. These

ideas and theories were developed from 1907 when his first book was written until his death in 1937 .

Ide dan teori-teori ini dikembangkan dari 1907 ketika buku yang pertama ditulis sampai kematiannya

pada 1937.

Dari pemahaman tentang organ rendah(organ inferiority), Adler mulai melihat setiap individu

memiliki kelemahan. Adler wrote, “to be a human being means to feel oneself inferior. The child

comes into the world as a helpless little creature surrounded by powerful adults. A child is motivated

by his feelings of inferiority to strive for greater things. When he has reached one level of

development, he began to feel inferior once more and the striving for something better begins again

which is the great diving force of mankind.” Adler menulis, “Untuk menjadi manusia berarti merasa

rendah diri. Anak datang ke dalam dunia sebagai makhluk lemah, sedikit kuat karena dikelilingi oleh

orang dewasa. Seorang anak yang didorong oleh-Nya untuk berusaha melakukan hal-hal yang lebih

Page 14: Teori Kepribadian Adler

besar. Ketika ia telah mencapai satu tingkat perkembangan, ia mulai merasa rendah sekali lagi dan

berjuang untuk sesuatu yang lebih baik lagi yang dimodali dengan kekuatan manusia itu sendiri. ”

Every person has inferiority feelings whether he will or can admit it. Pokok permasalahannya adalah

setiap orang mempunyai perasaan rendah diri, apakah ia dapat membuangnya atau tidak. Adler says

that since the feeling of inferiority is regarded as a sign of weakness and as something shameful, there

is naturally a strong tendency to conceal it. Adler mengatakan bahwa sejak rasa rendah dianggap

sebagai tanda kelemahan dan sebagai sesuatu yang memalukan, ada kecenderungan alamiah yang kuat

untuk menyembunyikan itu. Indeed, the effort of concealment may be so great that the person himself

ceases to be aware of his inferiority as such, being wholly preoccupied with the consequences of the

feeling and with all the objective details that subserve its concealment . Sesungguhnya, upaya

perahasiaan menjadi besar ketika kita terlalu sibuk memikirkan konsekuensi dan tujuan setiap usaha

dengan semua rinciannya yang membantu proses perahasiaan. So effectively may an individual train

his whole mentality for this task that the entire current of his psychic life flows ceaselessly form below

to above, that is, from feeling of inferiority to that of superiority, occurs automatically and escapes

his own notice. Hal ini tidak mengherankan jika kita sering menerima balasan negatif ketika kita

menanyai orang apakah dia merasa rendah diri. It is better not to the press the point, but to observe his

psychological movements, in which the attitude and individual goal can always be discerned. Lebih

baik tidak menanyai langsung ke pokok permasalahan seperti itu, tetapi cukup dengan mengamati

gerakan psikologisnya, di mana sikap dan individu dapat selalu menjadi tujuan utama pengamatan.

Both healthy individual and the neurotic individual cope with their feeling of inferiority by

compensatory action through gaining power to overcome the sense of weakness. Tindakan

mendapatkan kekuasaan dilakukan untuk menanggulangi rasa rendah diri.These aggressive reactions

often lead to considerable success in terms of recognized achievement in some area of life; some

accomplishment of power over others. Reaksi agresif ini sering mengakibatkan banyak keberhasilan

dalam hal pencapaian dalam beberapa bidang kehidupan, melalui tindakan penguasaan diri atas orang

lain. The healthy individual will strive to overcome his inferiority feelings through involvement with

society. Individu yang sehat akan berusaha untuk mengatasi perasaan rendah dirinya melalui

keterlibatan dengan masyarakat. He is concerned about the welfare of others as well as himself. Dia

khawatir tentang kesejahteraan orang lain serta dirinya sendiri. He develops good feelings of self-

worth and self-assurance. Dia mengembangkan baik perasaan diri sendiri dan hal-hal yang menjamin

perasaan itu, yaitu orang lain. Efek negatif dari usaha memperoleh superiorotas yang berlebihan

adalah timbul egoisme dalam rangka untuk mendominasi, menolak untuk bekerja sama, atau ia

mungkin ingin mengambil dan tidak member.

Satu hal yang penting adalah rasa rendah diri(inferiority) bisa diekpresikan dalam bermacam-macam

bentuk, selain berkuasa. Cara pengekpresian biasanya tergantung pada gaya hidup seseorang.

Page 15: Teori Kepribadian Adler

Modal utama Psikiater dalam mengobati atau proses konseling adalah dengan memahami secara

mendalam masalah inferioritas(rendah diri), kompensasi (usaha menutupi kelemahan), dan usaha

untuk memperoleh superioritas.

Konseling atau pengobatan penyakit jiwa disesuaikan dengan tingkat keparahan penyakit jiwa yang

diderita pasien. Pada dasarnya konseling/pengobatan dilakukan dalam dua hal, yaitu pemberian

sugesti sehingga mengerti tentang permasalahan sebenarnya dan dalam bentuk perbuatan/

memberikan perlakuan tertentu pada pasien.

Sugesti/pengertian berupa; jangan menganggap diri terlalu super dengan menyadari keterbatasan.

Banyak hal dalam kehidupan ini tidak dapat dimengerti dan bersedia menerima kenyataan tersebut

karena keterbatasan kita. Berpikir positif berarti menerima kenyataan, kita menyadari keterbatasan

berarti menerima dan tidak kecewa dengan segala konsekuensi atas keterbatasan tersebut.

Diusahakan dalam melakukan segala sesuatu terfokus, dalam arti menentukan secara tegas tujuan

yang ingin dicapai lalu konsentrasikan segenap tenaga dan pikiran untuk mencapainya.

Memupuk sosialitas atau kesosialan dengan melatih berbuat suatu kebaikan untuk orang lain. Jika

anda terlalu sibuk dengan diri sendiri tau terlibat dalam kesulitan-kesulitan sendiri, cobalah berbuat

sesuatu demi kebaikan dan kebahagiaan orang lain. Hal ini akan menumbuhkan rasa harga diri, rasa

berpartisipasi dalam masyarakat dan bisa memberikan arti atau suatu nilai individu kepada kita. Juga

memberikan rasa kepuasan dan kemudahan, karena kita merasa berguna. Perbuatan tadi akan

membawa kita kepada penelitian diri sendiri, distansi diri dan instropeksi. Rasa tersebut akan lebih

cepat mengeluarkan kita dari ganguan batin, egosentrisme, serta ketegangan. Semua itu akan

menimbulkan rasa kehangatan, rasa simpati dan rasa kasih saying pada sesame manusia dan akan

memupuk kesehatan jiwa maupun raga.

Kepribadian Sehat

Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah

banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav

Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray,

teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari

Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin

Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :

Karakter; yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam

memegang pendirian atau pendapat.

Temperamen; yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap

rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

Page 16: Teori Kepribadian Adler

Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen

Stabilitas emosi; yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari

lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa

Responsibilitas (tanggung jawab), kesiapan untuk menerima resiko dari tindakan atau

perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima resiko secara wajar, cuci tangan, atau

melarikan diri dari resiko yang dihadapi.

Sosiabilitas; yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti :

sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain.

Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian

yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003)

mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :

Kepribadian yang sehat :

Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang

kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang

dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi

kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.

Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang

diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau

mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan

hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap

optimistik.

Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk

mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil

keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma

yang berlaku di lingkungannya.

Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi

frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)

Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam setiap aktivitas dan

kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan

dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan cara mengembangkan kepribadian

(wawasan), pengetahuan dan keterampilan.

Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki

kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam

Page 17: Teori Kepribadian Adler

berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka

terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain

dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.

Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap

bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.

Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari

keyakinan agama yang dianutnya.

Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor

achievement (prestasi) acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang)

Kepribadian yang tidak sehat :

Mudah marah (tersinggung)

Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan

Sering merasa tertekan (stress atau depresi)

Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap

binatang

Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati

atau dihukum

Kebiasaan berbohong

Hiperaktif

Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas

Senang mengkritik/ mencemooh orang lain

Sulit tidur

Kurang memiliki rasa tanggung jawab

Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)

Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama

Pesimis dalam menghadapi kehidupan

Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

Kritik Terhadap Adler

Teori Adler, seperti Freud menghasilkan banyak konsep yang tidak mudah diverifikasi maupun

difalsifikasikan. Fungsi lain teori yang berdaya guna adalah membangkitkan riset, dan mengenai

criteria ini, teori Adler berada pada tingkat di atas rata-rata. Banyak riset yang tertarik pada psikologi

individu sudah meneliti rekoleksi-rekoleksi awal, kepedulian social, dan gaya hidup.

Konsep daya kreatif memang sangat menarik. Mungkin banyak orang percaya bahwa mereka memang

disusun dari sesuatu yang lebuh dari sekedar unteraksi hereditas dan lingkungan. Banyak orang secara

Page 18: Teori Kepribadian Adler

intuitif merasa bahwa mereka memiliki beberapa unsure dalam jiwa mereka (jiwa, ego, diri, daya

kreatif).

• Kehidupan jiwa di anggap terlampau sederhana

• Arti dasar dan keturunan dipandang sangat kecil, dan pengaruh lingkungan di nilai berlebihan.

Konsep Kemanusian/Kesimpulan

Adler percaya bahwa pada dasarnya manusia adalah penentu dirinya sendiri (self determined) dan

bahwa mereka membentuk kepribadian dari makna yang mereka berikan kepada pengalaman-

pengalaman mereka. Material bangunan kepribadian ini disediakan oleh hereditas dan lingkungan,

namun daya kreatif membentuk material iini dan menjadikannya berguna. Adler sering menekankan

bahwa kegunaan yang dibangun dari kemampuan-kemampuan diri sendiri lebih penting daripada

jumlah kemampuan itu. Hereditas memberkati manusia dengan kemampuan tertentu dan lingkungan

memberi beberapa kesempatan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tersebut namun,

pada akhirnya manusia itu sendiri yang harus bertanggung jawab dengan penggunaan kemampuan-

kemampuan tersebut.

Manusia bergerak maju, dimotivasikan oleh tujuan di depan lebih daripada insting-insting bawaan

atau daya-daya kausal. Tujuan-tujuan masa depan ini sering kali ketat dan tidak realistic namun,

kebebasan pribadi manusia mengizinkan mereka membentuk ulang tujuan-tujuan mereka, dan

karenanya mengubah hidup mereka. Manusia menciptakan kepribadiannya dan sanggup mengubah

kepribadiannya tersebut. Manusia menciptakan kepribadiannya sendiri dan sanggup merubah

kepribadian tersebut dengan mempelajari sikap-sikap baru.

Sikap-sikap ini menjadi pedoman bagi pemahaman bahwa perubahan bisa terjadi, bahwa tak seorang

pun atau kondisi apapun bertanggun jawab bagi “siapa dirinya” dan bahwa tujuan-tujuan pribadi harus

disubordinasikan pada kepedulian social.

Adler paercaya bahwa pada akhirnya manusia bertanggung jawab atas kepribadian mereka sendiri.

Daya kreatif manusia sanggup mentranformasi perasaan-perasaan tidak tepat menjadi kepedulian

social maupun tujuan keunggulan pribadi yang berpusat pada diri sendiri. Kemampuan ini berarti

manusia tetap bebas untuk memilih antara sehat secara psikologis atau neurotisisme. Adler

menganggap pembatasan pada diri sendiri sebagai patologi sedangkan kepedulian social yang kuat

sebagai standar kedewasaan psikologis. Manusia yang sehat memiliki tingkat kepedulian sosial tinggi

namun, di sepanjang hidup, manusia masih tetap bebas untuk menerima atau menolak normalitas dan

menjadi apa yang diinginkan.