Teori Akuntansi Chapter 3 Fix
-
Upload
irenenathasia -
Category
Documents
-
view
82 -
download
3
Transcript of Teori Akuntansi Chapter 3 Fix
Nama : Irene Nathasia Devi
NIM : 115020307111013/CD
RESUME CHAPTER 3
“ THE REGULATION OF FINANCIAL ACCOUNTING ”
Pada chapter ini akan dibahas mengenai bermacam-macam argumen, baik itu argumen yang
mendukung maupun yang menentang regulasi akuntansi keuangan. Sedangkan kita tahu
beberapa negara cukup sering melakukan regulasi akuntansi keuangan.
1. The ‘Free Market’ Perspective (anti-regulasi)
Perspektif ini membantah adanya private economic incentive bagi organisasi untuk
menghasilkan informasi akuntansi secara sukarela, dan dengan adanya peran regulasi
menyebabkan ketidakefisienan biaya. Dan untuk mendukung argumen ini untuk mengurangi
regulasi akuntansi keuangan, perspektif ini menganjurkan adanya seperti private contract
(untuk mengurangi agency costs).
2. The ‘Pro Regulation’ Perspective
Pada diskusi di atas, kita telah mempertimbangkan sejumlah alasan yang diajukan atas
pengurangan atau pengeliminasian regulasi. Salah satu dari argumen paling sederhana adalah
jika seseorang benar-benar menginginkan informasi mengenai organisasi, mereka akan siap
untuk membayarnya (mungkin dalam bentuk mengurangi ROR yang mereka butuhkan) dan
kekuatan permintaan dan penawaran seharusnya beroperasi untuk memastikan jumlah optimal
atas informasi yang telah dihasilkan. Perspektif lain adalah jika informasi tidak dihasilkan,
akan ada ketidakpastian yang lebih besar atas kinerja perusahaan dan hal ini berarti tambahan
biaya untuk organisasi. Dengan pemikiran seperti ini, organisasi akan memilih untuk
1
menghasilkan informasi untuk mengurangi biaya. Akan tetapi, argumen berdasarkan pasar
bebas mempercayakan pengguna membayar untuk barang atau jasa yang telah dihasilkan dan
dikonsumsi. Argumen-argumen seperti ini dapat dipatahkan ketika kita mempertimbangkan
konsumsi atas barang bebas atau barang publik. Informasi akuntansi adalah barang publik –
sekali tersedia, masyarakat dapat menggunakannya tanpa membayar dan menyerahkannya
kepada yang lain.
Public Interest Theory
Menurut Posner (1974, p355) teori kepentingan publik menekankan bahwa peraturan
disediakan sebagai jawaban atas permintaan dari publik untuk mengoreksi ketidakefisienan dan
ketidakadilan dalam menjalankan praktek pasar. Peraturan pada awalnya digunakan untuk
kepentingan masyarakat pada umumnya, dibandingkan kepentingan pribadi tertentu, dan ada
wakil yang mengatur peraturan tersebut. Banyak orang bersifat kritis, perspektif sederhana
tentang mengapa peraturan diperkenalkan (sebagai contoh, Stigler, 1971; Posner, 1974;
Peltzman, 1976). Posner (1974) pertanyaan-pertanyaan 'asumsi-asumsi bahwa pasar-pasar
ekonomi sangat rapuh dan cenderung untuk beroperasi secara tidak efisien (atau tidak sama) jika
dibiarkan tanpa ada yang mengelola, peraturan pemerintah yang lain adalah hampir tanpa biaya.
Posner juga mengkritik argumentasi-argumentasi bahwa perundang-undangan pada umumnya
digunakan untuk “public good‟ tetapi hanya kegagalan-kegagalan untuk mencapai tujuan-
tujuannya karena kecerobohan pemerintah, salah manajemen, atau ketiadaan dana.
Capture Theory
Berdasarkan persepsi ini bagian regulasi kelihatan untuk saling mengisi regulasi dengan
intens bahwa runtutan peraturan menyatakan akan menguntungkan beberapa subject dalam
beberapa persyaratan.
2
Economic Interest Group Theory of Regulation
Teori kepentingan kelompok dalam peraturan ekonomi berasumsi bahwa kelompok akan
membentuk untuk melindungi keinginan ekonomi tertentu. kelompok yang berbeda dipandang
tidak sesuai dengan yang lain dan kelompok yang berbeda akan melobi pemerintah untuk
ditempatkan di badan legislatif yang secara ekonomis bermanfaat bagi mereka. sebagai suatu
contoh, konsumen mungkin melobi pemerintah untuk perlindungan harga, atau produsen melobi
untuk perlindungan tarif. Hubungannya dengan akuntansi keuangan, yaitu kelompok industri
tertentu dapat mengatur untuk menerima atau menolak standard akuntansi tertentu.
Accounting Regulation as an Output of a Political Process
Jika kita menganggap bahwa proses penerapan standar akuntansi adalah sebuah proses
politik, maka pandangan bahwa akuntansi keuangan haruslah objektif, netral dan tidak
mengandung unsure politik adalah sesuatu tantangan yang dipenuhi dengan mudah. Karena
akuntansi keuangan mempengaruhi pendistribusian kesejahteraan dalam masyarakat maka
dengan otomatis berbau hal politik. Sementara Kerangka Kerja Konseptual biasanya menyatakan
bahwa laporan keuangan haruslah objektif, netral dan benar-benar jujur, mereka juga
menyatakan bahwa resiko social dan ekonomi dari standar akuntansi harus diperhitungkan
melalui penetapan standar sebelum aturan tersebut dikeluarkan.
3