Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

56
Akuntansi Internasional dan Budaya TEORI AKUNTANSI Kelompok 5 : Ivan Tri Bramantyo (116020310011010) Muhammad Abadan Syakura (116020310011012) Wahyu Wardhana (116020310011009)

description

presentation

Transcript of Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Page 1: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Akuntansi Internasional dan Budaya

TEORI AKUNTANSI

Kelompok 5 :Ivan Tri Bramantyo (116020310011010)

Muhammad Abadan Syakura (116020310011012)

Wahyu Wardhana (116020310011009)

Page 2: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Definisi Akuntansi Internasional

    Weirich, Avery, and Anderson (1971) menyajikan sebuah pandangan dari tiga cara yang berbeda tentang pengertian akuntansi internasional (Riahi-Belkaoui, 2000, p.480). Ini dapat dibedakan menjadi:

1. Universal atau akuntansi dunia.

2. Comparative atau akuntansi internasional.

3. Akuntansi perusahaan induk asing.

Page 3: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Alasan-alasan perbedaan akuntansi Internasional1. kepemilikan bisnis atau sistem keuangan 2. warisan kolonial

3. penyerbuan 4. perpajakan

5. inflasi 6. tingkat pendidikan

7. umur dan jumlah akuntan 8. perkembangan tingkat ekonomi

9. sistem yang legal 10. budaya

11. sejarah 12. geografi

13 bahasa 14. pengaruh dari teori

15. sistem politik, dan iklim sosial 16. agama

17. kebetulan

Page 4: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

KETERKAITAN AKUNTANSI DAN BUDAYA

Keterkaitan antara akuntansi dan budaya seperti yang diungkapkan oleh Violet (1983,p.8), yaitu:

      Akuntansi adalah sebuah institusi sosial yang dibentuk oleh budaya-budaya untuk melaporkan dan menjelaskan fenomena sosial tertentu yang terjadi dalam transaksi ekonomi. Sebagai sebuah institusi sosial, akuntansi telah menyatukan kebudayaan adat dan elemen-elemen tertentu di dalam paksaan dari aturan-aturan budaya. Akuntansi tidak bisa dipisahkan dan di analisa sebagai sebuah komponen yang bebas dari sebuah budaya. Seperti umat manusia dan institusi sosial lainnya, sebuah produk dari budaya dan memberikan perubahan pada kebudayaan yang menerapkannya. Karena akuntansi ditetapkan secara budaya, adat istiadat, kepercayaan, dan instisusi mempengaruhinya.

Page 5: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Empat dimensi nilai sosial (Hofstede, 1984) dalam Deegan (2009)

• Individualisme Vs Kolektifismeindividualisme artinya lebih mementingkan diri sendiri, sedangkan kolektifisme merupakan sifat yang lebih mengedepankan kebersamaan.

• Jangkauan Kekuatan Besar Vs Kecilartinya orang2 yang berada dalam kekuasaan suatu organisasi besar dengan mudah menerima sebuah hirarki bahwa setiap orang memiliki perannya masing2 tanpa adanya perlawanan, sedangkan orang2 yang berada dalam kekuasaan organisasi yang kecil tidak akan menerima suatu hirarki begitu saja, sehingga akan berusaha untuk meminta keadilan atau penyamaan kekuasaan.

Page 6: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Continued...

• Pengalihan Ketidakpastian Kuat Vs Lemah

pengalihan ketidakpastian disini adalah suatu tingkatan dimana masyarakat merasakan adanya suatu ketidakadilan. artinya suatu masyarakat yang memiliki tingkat kepekaan yang kuat akan selalu menegakkan keadilan ketika mereka merasakan adanya suatu penyimpangan yang dilakukan suatu organisasi dengan cara melawannya. Sedangkan masyarakat dengan tingkat kepekaan yang lemah biasanya akan mentolerir suatu penyimpangan dengan menerima kondisi yang ada atau terjadi pada saat itu.

Page 7: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Continued...

• Sifat Maskulin VS Feminimsifat maskulin berarti sebuah pilihan di dalam masyarakat untuk pencapaian suatu kesuksesan, kepahlawanan, ketegasan dan sukses secara materi. Ini berlawanan dengan sifat feminism yang berarti pilihan untuk berhubungan, kesederhanaan, peduli terhadap kelemahan, dan kualitas hidup.

Page 8: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Empat Nilai Akuntansi menurut Gray's (1988) dalam Deegan (2009)

• Profesionalisme Vs Pengawasan PerundanganSebuah pilihan untuk eksistensi dari keputusan individu secara professional dan pemelihararan dari regulasi professional yang mandiri, sebagai kebalikan untuk pemenuhan dengan pemberian permintaan legal dan pengawasan perundangan.

• Keseragaman Vs KebebasanSebuah pilihan untuk penyelenggaraan praktek-praktek akuntansi seragam antara perusahaan dan kegunaan yang tetap dari praktek-praktek serupa sepanjang waktu, berkebalikan dengan kebebasan dalam kesesuaiannya dengan kondisi dari perusahaan perseorangan.

Page 9: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Continued...

• Konservatisme Vs OptimismeSebuah pilihan untuk sebuah pendekatan yang sangat hati-hati untuk mengatasi ketidakpastian dari peristiwa-peristiwa yang akan dating, berkebalikan dengan optimisme, laissez-faire, pendekatan yang mengambil resiko.

• Kerahasiaan Vs KeterbukaanSebuah pilihan untuk bekerja secara empat mata dan pembatasan dari penyampaian informasi tntang bisnis hanya dengan siapa yang ikut berperan di dalam manajemen dan keuangan, berlawanan dengan keterbukaan, terbuka dan menggunakan pendekatan yang bisa diketahui oleh publik.

Page 10: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Lembaga Internasional dan Dampaknya terhadap Praktek-Praktek Akuntansi• Komisi Standar Akuntansi Internasional (IASC)

Berdasarkan pada IASC (1998, p. 43), IASC adalah sebuah sector prifasi yang bebas didirikan pada tahun 1973 berdasarkan keputusan yang telah dibuat badan akuntansi internasional dari Australia, kanada, prancis, jerman, irlandia dan amerika serikat. Sejak tahun 1983, anggota IASC adalah semua badan akuntansi internasional dan juga anggota dari Internasional Federation of Accountants (IFAC). Pada tanggal 1 November 1998, IASC and IFAC 143anggota di 103 negara.

IASC bermarkas di London. Sejak didirikannya badan ini lebih dari 30 Standar Akuntansi Internasional (IASs) mengcover isu wide-cross-section dan telah dilaksanakan pada kerangka kerja konseptual yang berjudul Framework for the preparation dan presentasi of financial statements.

Page 11: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Manfaat Harmonisasi Akuntansi menurut Deegan (2009)• 1. Lebih murah untuk mengembangkan negara-negara

dalam membentuk sistem akuntansi (namun bagaimanapun juga kita harus menyesuaikan dengan relevansi budaya).

• 2. Bisa mengurangi biaya untuk perusahaan yang listing di bursa saham internasional- (biaya yang dimaksud adalah biaya untuk menyajikan kembali laporan keuangan ke dalam standar akuntansi yang diterima umum).

• 3. Meningkatkan komparabilitas antara perusahaan yang beroperasi di negara yang berbeda (karena perbandingan merupakan karakteristik kualitatif sebagai salah satu indikasi beberapa kerangka konseptual).

• 4. Memungkinkan perusahaan multinasional yang berlokasi di negara yang berbeda untuk mengkoordinasikan usaha mereka lebih efisien dan mengijinkan konsolidasi atas laporan keuangan entitas asing untuk bisa dilakukan pada biaya yang lebih rendah.

Page 12: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Towards a Theory of Cultural Influence on the Development of Accounting Systems Internationally (S.J. Gray)

• Penelitian ini membahas sejauh mana perbedaan dalam akuntansi internasional dengan referensi khusus untuk sistem pelaporan keuangan perusahaan dapat dijelaskan dan diprediksi oleh perbedaan dalam faktor budaya

• Mengusulkan suatu kerangka yang menghubungkan budaya dengan pengembangan sistem akuntansi internasional

Page 13: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Klasifikasi Internasional dan Faktor Lingkungan

• Realisasi yang berkembang bahwa pola akuntansi yang berbeda secara fundamental ada sebagai akibat dari perbedaan lingkungan dan klasifikasi internasional yang memiliki implikasi signifikan untuk harmonisasi internasional dan promosi integrasi ekonomi.

Page 14: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Klasifikasi Internasional dan Faktor Lingkungan

• Mueller (1967) mengidentifikasikan empat pendekatan deduktif yang berbeda untuk pengembangan akuntansi di negara-negara barat dengan berorientasi pada pasar sistem ekonomi:– Pola ekonomi makro - akuntansi bisnis interrelates erat dengan

kebijakan ekonomi nasional.– Pola ekonomi mikro - akuntansi dipandang sebagai cabang

ekonomi bisnis.– Pendekatan disiplin independen - akuntansi dipandang sebagai

fungsi pelayanan dan berasal dari praktek bisnis, dan– Pendekatan seragam akuntansi - akuntansi dipandang sebagai

cara yang efisien administrasi dan kontrol.

Page 15: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Klasifikasi Internasional dan Faktor Lingkungan

• Pendekatan induktif dilakukan untuk mengidentifikasi pola akuntansi dimulai dengan menganalisis praktek akuntansi. Kontribusi yang diberikan dengan melakukan analisis statistik praktek akuntansi di 44 negara (Nair dan Frank, 1980)

Page 16: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Dimensi Budaya

• Budaya didefinisikan sebagai pemrograman kolektif dari pikiran yang membedakan anggota dari satu kelompok manusia dari yang lain (Hofstede, 1980, hal 25.)

• Harrison dan McKinnon (1986)dan McKinnon (1986) mengusulkan sebuah kerangka metodologi menggabungkan budaya untuk menganalisis perubahan pelaporan keuangan perusahaan di negara tertentu

Page 17: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Budaya, Nilai-Nilai Sosial dan Subkultur Akuntansi

• Penelitian Hofstede's (1980,1983) bertujuan untuk mendeteksi elemen struktur budaya dan pengaruh perilaku dalam situasi kerja organisasi dan lembaga.

• Hubungan antara budaya dan sistem akuntansi dalam konteks internasional perlu dilakukan eksplorasi lebih jauh untuk mengidentifikasi mekanisme nilai-nilai ditingkat masyarakat terkait dengan nilai-nilai pada tingkat subkultur akuntansi karena berpengaruh langsung dalam praktek pengembangan sistem akuntansi

Page 18: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Hipotesis

• H1 : Semakin tinggi peringkat suatu negara dalam hal individualisme dan semakin rendah peringkat dalam hal menghindari ketidakpastian dan jangkauan kekuasaan maka semakin besar kemungkinan untuk peringkat tinggi dalam hal profesionalisme.

• H2 : Semakin tinggi peringkat suatu negara dalam hal menghindari ketidakpastian dan jangkauan kekuasaan dan nilai yang lebih rendah peringkat dalam hal individualisme maka semakin besar kemungkinan untuk peringkat tinggi dalam hal keseragaman.

• H3 : Semakin tinggi peringkat suatu negara dalam menghindari ketidakpastian dan semakin rendah peringkat dalam hal individualisme dan maskulinitas maka peringkat tinggi dalam hal konservatisme.

• H4 : Semakin tinggi peringkat suatu negara dalam menghindari ketidakpastian dan jangkauan dan peringkat nilai yang lebih rendah dalam hal individualisme dan maskulinitas maka semakin besar kemungkinan peringkat tinggi dalam hal kerahasiaan.

Page 19: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Nilai Akuntansi dan Klasifikasi Budaya Daerah

• Nilai-nilai sosial penting pada tingkat subkultur akuntansi tampaknya akan menjadi penghindaran ketidak pastian dan individualisme

• Jangkauan kekuasaan dan maskulinitas juga signifikan sampai batas tertentu, maskulinitas tampaknya lebih rendah dalam sistem nilai-nilai akuntansi

Page 20: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Kesimpulan

• penelitian sebelumnya telah menunjukkan bahwa ada pola yang berbeda dari akuntansi dan bahwa pengembangan sistem nasional pelaporan keuangan perusahaan berkaitan dengan faktor lingkungan, identifikasi pola dan faktor-faktor yang terlibat berpengaruh masih kontroversial

• kerangka kerja untuk menganalisa dampak budaya pada pengembangan sistem akuntansi internasional telah diusulkan. dimensi nilai pada tingkat subkultur akuntansi ini telah diidentifikasi, yaitu profesionalisme, keseragaman, konservatisme dan kerahasiaan

Page 21: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

Kesimpulan

• Penelitian empiris sekarang perlu dilakukan untuk menilai sejauh mana sebenarnya ada pertandingan antara :– nilai-nilai sosial dan nilai-nilai akuntansi– klasifikasi diusulkan pengelompokan negara berdasarkan

pengaruh budaya, dan kelompok yang berasal dari analisis praktek akuntansi yang berhubungan dengan dimensi nilai subkultur akuntansi

Page 22: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

An Investigation into the Influence of Cultural Factors in the International Lobbying of the International Accounting Standards Committee: The Case of E32, Comparability of Financial Statements

John B. MacArthur

University of North Florida

Page 23: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

23

Abstract

Artikel ini menginvestigasi pengaruh factor budaya pada corporate comment letters yang dikirim kepada International Accounting Standards Committee’s mengenai exposure draft 32 (comparability financial statements).

Page 24: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

24

Background

Artikel ini merupakan uji empiris teori dari Gray (1988) yang menyatakan kaitan antara accounting value dan cultural value yang diidentifikasi oleh Hofstede (1980, 1983).

Page 25: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

25

Background

Budaya bukan suatu fenomena yang mudah diukur. Kesulitan itu terjadi karena dalam suatu budaya, terdapat tingkat dan layer budaya yang berbeda, seperti budaya nasional, budaya professional (Fecher dan Kilfore, 1994), dan budaya organisasi.

Page 26: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

26

Background

Tetapi, Hofstede (1980, 1983) menggunakan data dari IBM beserta anak perusahaannya untuk mencegah perbedaan sub-budaya organisasi (Hofstede, 1987, p. 4).

Page 27: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

27

Background

Pada level budaya nasional, Riah-Belkaoui dan Picur (1991) menggunakan kuesioner untuk menginvestigasi pengaruh budaya pada persepsi manajer/partner The Big Six accounting firm mengenai 12 accounting concept.

Page 28: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

28

Methodology

Penelitian ini menggunakan content analysis.Cultural value yang diidentifikasi oleh Hofstede (1980, 1983) dan accounting subcultural value yang diidentifikasi oleh Gray (1988).Comment letter juga dicopy ke floppy disk untuk content analysis lebih lanjut menggunakan software.

Page 29: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

29

Hypothesis

Cultural value hypothesisAccounting subcultural value

Page 30: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

30

Cultural value hypothesis

Large versus Small Power DistanceIndividualism versus CollectivismStrong versus Weak Uncertainty Avoidance

Page 31: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

31

Large versus Small Power Distance

H1: the comments on E32 from More developed Latin (French) companies are consistent with a large power distance society and the comments of Anglo, Nordic, and Germanic sompanies are consistent with small power distance societies

Page 32: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

32

Individualism versus Collectivism

H2: the comment on E32 from companies in all nine countries are consistent with individualism in their societies.H3: the comments on E32 from more develoed Latin (French) and Nordic companies are consistent with “femine” societies and the comments of Anglo and Germanic companies are consistent with “masculine” societies.

Page 33: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

33

Strong versus Weak Uncertainty Avoidance

H4: The comments on E32 from More developed Latin (French) and Germanic (German and Swiss) companies are consistent with strong uncertainty avoidance societies and the comments of Anglo (Australian, Canadian, South African, U.K., and U.S.A.), and Nordic (Netherlands) companies are consistent with weak uncertainty avoidance societies.

Page 34: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

34

Accounting subcultural value

H5: The comments on E32 from Anglo (Australian, Canadian, South African,U.K., and U.S.A.) and Nordic (Netherlands) companies exhibit predominantly preference for professionalism and flexibility (in regards to authority and enforcement) and optimism and transparency (in regards to measurement and disclosure).

Page 35: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

35

Accounting subcultural value

H6: The comments on E32 from Germanic (German and Swiss) and More developed Latin (French) companies exhibit predominantly preference for professionalism and uniformity (in regards to authority and enforcement) and conservatism and secrecy (in regards to measurement and disclosure).

Page 36: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

36

Hasil Content Analysis

Cultural valueAccounting subcultural value

Page 37: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

37

Cultural value

Page 38: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

38

Large versus Small Power Distance

Page 39: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

39

Large versus Small Power Distance

Hasil content analysis mendukung H1. Comment letters dari 3 French Lobbyists menggambarkan large power distance (LPD). Dari 44 comment letters sisanya, 21 membuktikan small power distance (SPD), 19 tidak menggambarkan LPD atau SPD, hanya 4 menggambarkan LPD.

Page 40: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

40

Individualism versus Collectivism

Page 41: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

41

Individualism versus Collectivism

Hasil content analysis mendukung H2. Secara umum, individualistic statetment teridentifikasi pada 39 (83%) comment letters.

Page 42: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

42

Individualism versus Collectivism

Page 43: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

43

Individualism versus Collectivism

Hasil content analysis mendukung H3. Seperti yang telah diperkirakan, comment letter dari perusahaan French dan Netherlands menunjukkan bukti yang jelas mengenai “feminity”. Pada kelompok “masculine”, lebih banyak perusahaan yang dapat diklasifikasikan sebagai “femine” (8 perusahaan) dan lebih sedikit yang dapat diklasifikasikan sebagai “masculine” (4 perusahaan).

Page 44: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

44

Strong versus Weak Uncertainty Avoidance

Page 45: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

45

Strong versus Weak Uncertainty AvoidanceHasil content analysis mendukung H4. Seperti yang telah dihipotesiskan, comment letters dari French dan Germanic companies menunjukkan strong uncertainty avoidance (SUA). Pada kelompok lain, lebih banyak perusahaan yang menunjukkan SUA (15 perusahaan) dan lebih sedikit (3 perusahaan) yang menunjukkan Weak Uncertainty Avoidance (WUA).

Page 46: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

46

Accounting subculture value

Page 47: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

47

Anglo and Nordic Companies

Page 48: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

48

Anglo and Nordic Companies

Page 49: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

49

Anglo and Nordic Companies

Hasil content analysis pada tabel 8 dan tabel 9 konsisten dengan H5 untuk perusahaan Australia, Canada, Netherlands, South Africa, U. K., dan USA. Flexibility, professionalism, optimism, dan transparency muncul pada comment letter perusahaan yang berasal dari Anglo dan Nordic.

Page 50: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

50

Germanic and More Developed Latin Countries

Page 51: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

51

Germanic and More Developed Latin Countries

Page 52: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

52

Germanic and More Developed Latin Countries

Hasil content analysis yang terdapat pada tabel 10 dan tabel 11 tidak mendukung H6. H6 menyatakan bahwa uniformity akan lebih dipilih oleh perusahaan dari Germany dan More Developed Latin. Hal ini mungkin terjadi karena nature dari dunia internasional memberi kewenangan kepada para manajer untuk menggunakan world point of view yang lebih mengapresiasi flexibility.

Page 53: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

53

Statement of Economic Consequences

Konsekuensi ekonomi dinyatakan sebanyak 23 (49%) dari 47 comment letters.Beberapa perusahaan mengungkapkan lebih dari 1 konsekuensi ekonomi.

Page 54: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

54

Statement of Economic Consequences

Hanya 1 (12.5%) dari 8 Germanic and More developed Latin companies yang mengidentifikasi konsekuensi ekonomi.Yaitu, the German company menunjukkan konsekuensi ekonomi di bidang perpajakan.

Page 55: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

55

Statement of Economic Consequences

Konsekuensi ekonomi juga diungkapkan 22 (56.4%) dari 39 Anglo and Nordic corporate comments letters.

Page 56: Akuntansi Internasional Dan Budaya Presentasi PRESENTASI FIX

THANK YOU