Presentasi Aksyar Fix

28
AKUNTANSI TRANSAKSI MUDHARABAH KELOMPOK 5 LIAN CANTIKA DWI PRATIWI (120810301024) SITI AINUL WIDA (120810301096) AULIA REZY FANY (120810301098)

description

File Akuntansi Syariah

Transcript of Presentasi Aksyar Fix

  • AKUNTANSI TRANSAKSI MUDHARABAHKELOMPOK 5

  • Konsep Dasar Transaksi Mudharabah

    Mudharabah adalah akad kerjasama usaha antara dua pihak pihak pertama (Shahibul Mal) menyediakan seluruh modal, pihak lainnya (Mudharib) sebagai pengelola. Keuntungan usaha. Dibagi sesuai dengan kesepakatan dalam kontrak. Kerugian; -Bukan kelalaian pengelola, akan ditanggung oleh pemilik modal. -Akibat kecurangan pengelola, sepenuhnya akan ditanggung oleh pengelola.

  • I. Fatwa DSN no: 07/DSN-MUI/IV/2000 tentang MUDHARABAH (Qiradh)

    Ketentuan yang diatur :Pertama : Ketentuan PembiayaanKedua : Rukun dan Syarat PembiayaanKetiga : Beberapa Ketentuan Hukum Pembiayaan

  • II.Fatwa DSN MUI No 33/DSN-MUI/IX/2002 tentang Obligasi Syariah Mudharabah

    Ketentuan yang diatur :Pertama: Ketentuan UmumKedua: Ketentuan KhususKetiga: Penyelesaian Perselisihan

  • III. Fatwa DSN 38/DSN-MUI/X/2002 tentang Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (IMA)

    Ketentuan UmumKetentuan KhususPenyelesaian PerselisihanSertifikat investasi antarbank yang berdasarkan bunga, tidak dibenarkan menurut syariah.Sertifikat investasi yang berdasarkan pada akad Mudharabah, yang disebut dengan Sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (IMA), dibenarkan menurut syariah.Sertifikat IMA dapat dipindahtangankan hanya satu kali setelah dibeli pertama kali.Pelaku transaksi Sertifikat IMA adalah: -bank syariah sebagai pemilik atau penerima dana.-bank konvensional hanya sebagai pemilik dana.Implementasi dari fatwa ini secara rinci diawasi oleh Dewan Pengawas Syariah pada bank syariah dan oleh Bank Indonesia.Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak, maka penyelesaiannya dapat dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syariah yang berkedudukan di Indonesia setelah tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah.

  • IV. Fatwa DSN 50/DSN-MUI/III/2006: Akad Mudharabah Musytarakah

    Ketentuan UmumKetentuan HukumKetentuan AkadKetentuan PenutupMudharabah Musytarakah adalah bentuk akad Mudharabah di mana pengelola (mudharib) menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama investasi.Mudharabah Musytarakah boleh dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syariah (LKS), karena merupakan bagian dari hukum Mudharabah.Akad yang digunakan adalah akad Mudharabah Musytarakah, yaitu perpaduan dari akad Mudharabah dan akad Musyarakah.LKS sebagai mudharibLKS sebagai pihak yang menyertakan dananya (musytarik)Bagian keuntungan sesudah diambil oleh LKSApabila terjadi kerugianJika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihanFatwa berlaku sejak tanggal ditetapkan,

  • 5) Fatwa DSN No: 51/DSN MUI/III/2006 tentang MUDHARABAH MUSYTARAKAH PADA ASURANSI SYARIAHPertama: Ketentuan UmumKedua: Ketentuan HukumKetiga: Ketentuan AkadKeempat: Kedudukan Para Pihak dalam Akad Mudharabah MusyarakahKelima: InvestasiKeenam: Ketentuan Penutup

  • Standar Akuntansi Keuangan Transaksi Mudharabah

    Penyempurnaan Akuntansi Mudharabah pada PSAK 105Substansi PSAK 105 : Akuntansi Mudharabah

  • PENGAKUAN DAN PENGUKURAN ENTITAS SEBAGAI PEMILIK DANA

    Dalam syirkah temporer yang disalurkan oleh pemilik dana diakui sebagai investasi Mudharabah pada saat pembayaran kas atau penyerahan asset nonkas kepada pengelola dana.Pengukuran investasi Mudharabah adalah sebagai berikut :Investasi Mudharabah dalam bentuk kasInvestasi Mudharabah dalam bentuk asset nonkasJika nilai investasi Mudharabah turun sebelum usaha dimulai karena rusak, hilang, atau factor lain yang bukan kelalaian pihak pengelola danaJika sebagian investasi Mudharabah hilang setelah dimulainya usaha tanpa adanya kelalaian atau kesalahan pengelola danaUsaha Mudharabah dianggap mulai berjalan sejak dana atau modal usaha Mudharabah diterima oleh pengelola dana.

  • 6. Dalam investasi Mudharabah yang diberikan dalam bentuk barang (nonkas) dan barang tersebut mengalami penurunan nilai pada saat atau setelah barang dipergunakan secara efektif dalam kegiatan kegiatan Mudharabah, maka kerugian tersebut tidak langsung mengurangi jumlah investasi, namun diperhitungkan pada saat pembagian bagi hasil.7. Kelalaian atas kesalahan pengelola dana, antara lain, ditunjukkan oleh :Persyaratan yang ditentukan di dalam akad tidak dipenuhi;Tidak terdapat kondisi di luar kemampuan yang lazim dan / atau yang telah ditentukan dalam akad; atauHasil keputusan dari institusi yang berwenang.8. Jika akad Mudharabah berakhir sebelum atau saat akad jatuh tempo dan belum dibayar oleh pengelola dana, maka investasi Mudharabah diakui sebagai piutang jatuh tempo.

  • Penghasilan usaha

    Jika investasi Mudharabah melebihi satu periode pelaporan, penghasilan usaha diakui dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai nisbah yang disepakati.Kerugian yang terjadi dalam suatu periode sebelum akad Mudharabah berakhir diakui sebagai kerugian dan dibentuk penyisihan kerugian investasi. Pada saat akad Mudharabah berakhir, selisih antara :Investasi Mudharabah setelah dikurangi penysihan kerugian investasi;Dan pembelian investasi Mudharabah, diakui sebagai keuntungan atau kerugian.Kerugian akibat kelalaian atau kesalahan pengelola dana dibebankan pada pengelola dana dan tidak mengurangi investasi Mudharabah. Bagian hasil usaha yang belum dibayar oleh pengelola dana diakui sebagai piutang jatuh tempo dari pengelola dana.

  • Mudharabah Musytarakah

    Jika entitas juga menyertakan modal dalam Mudharabah musytarakah, maka penyaluran modal milik entitas diakui sebagai investasi Mudharabah. Akad Mudharabah musytarakah merupakan perpaduan antara akad mudharabah dan akad musyarakah. Dalam Mudharabah musytarakah pengelola dana (berdasarkan akad Mudharabah) menyertakan juga modalnya dalam investasi bersama (berdasarkan akad musyarakah) pemilik modal musyarakah (musytarik) memperoleh bagian hasil usaha sesuai porsi modal yang disetorkan. Pembagian hasil usaha antara peneglola dana dan pemilik dana dalam Mudharabah adalah sebesar hasil usaha musyarakah setelah dikurangi porsi pemilik dana sebagai pemilik modal musyarakah.

  • PenyajianPemilik dana menyajikan investasi mudharabah dalam laporan keuangan sebesar nilai tercatatPengelola dana menyajikan transaksi mudharabah laporan keuangan, tetapi tidak terbatas, pada:Dana syirkah temporer dari pemilik dana yang disajikan sebesar jumlah nominalnya untuk setiap jenis mudharabah.Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan dan telah jatuh tempo tetapi belum diserahkan kepada pemilik dana disajikan sebagai kewajiban.Bagi hasil dana syirkah temporer yang sudah diperhitungkan tetapi belum jatuh tempo disajikan dalam pos bagi hasil yang belum dibagikan.

  • Pengungkapan

    Pemilik dana mengunggkapkan hal-hal terkait transakasi mudharabah, tetapi tidak terbatas pada:Rincian jumlah investasi mudharabah berdasarkan jenisnya,Penyisihan kerugian investasi mudharabah selama periode berjalan, dan pengungkapan diperlukan sesuai dengan PSAK nomor 101 tentang penyajian laporan keuangan syariah.Pengelola dana mengungkapkan hal-hal terkait mudharabah, tetapi tidak terbatas, pada:Dana syirkah temporer yang disesuai berdasarkan jenisnya, danPenyaluran dana yang berasal dari mudharabah muqayadah.

  • Jurnal Pada saat bank membayar uang tunai kepada mudharib(Dr) pembiayaan mudharabahxx(Cr) kas xxPada saat bank menyerahkan aktiva non kas kepada mudharibJika nilai wajar aktiva yang diserahkan lebih rendah atas nilai buku.(dr) pembiayaan mudharabah 9sebesar nilai wajar)xx(dr) kerugian penyerahan aktivaxx(cr) aktiva non kasxxJika nilai wajar aktiva yang diserahkan lebih tinggi atas nilai buku.(dr) pembiayaan mudharabah (sebesar nilai wajar)xx(cr) aktiva non-kas (sebesar nilai buku)xx(cr) keuntungan penyerahan aktivaxx

  • Pengakuan biaya akad mudharabahSaat terjadi biaya akad(dr) beban akad mudharabahxx(cr) kasxxJika biaya akad diakui sebagai bebanTidak ada jurnalJika berdasarkan kesepakatan dapat diakui sebagai pembiayaan (dr) pembiayaan mudharabahxx(cr) beban akad mudharabahxxApabila sebagian pembiayaan mudharabah dalam bentuk aktiva nonkas hilang sebelum dimulainya pekerjaan kaarena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adnaya kelalaian mudharib.(dr) kerugian pembiayaan mudahrabahxx(cr) pembiayaan mudharabahxx

  • Apabila sebagian pembiayaan mudharabah hilang setelah dimulainya pekerjaan karena adanya kerusakan atau sebab lainnya tanpa adanya kelalaian mudaharibTidak ada jurnalPenerimaan keuntungan mudharabah(dr) kerugian bagi hasi mudharabahxx(cr) pembiayaan mudaharabahxxPencatatan kerugian yang timbul bukan akibat kelalaian atau kesalahan mudharib(dr) kerugian bagi hasil mudaharabahxx(cr) pembiayaan mudharabahxxPencatatan kerugian yang timbul akibat kelalaian atau kesalahan mudharib (Dr) piutang kepada mudharibxx(cr) pembiayaan mudharabahxx

  • Kerugian Penurunan Nilai Aset MudharabahJika terjadi penurunan nilai aktiva sebelum diserahkan, misalkan komputer server yang rencananya dikirim kepada PT.JIT ternyata 30 unit diantaranya mengalami kerusakan akibat peristiwa kebakaran di gudang milik Bank Syariah IQTISADUNA sebelum diserahkan kepada PT.JIT. Hal ini terjadi karena kelalaian bank syariah IQTISADUNA dalam melakukan pengamanan terhadap aktiva tersebut.

  • Pembayaran Angsuran Pembiayaan Mudharabah (Pokok Pembiayaan)

    Pengembalian modal pembiayaan mudharabah oleh mudharib dapat dilakukan sesuai kesepakatan, secara sekaligus pada masa akhir akad atau dilakukan secara bertahap sesuai kemampuan mudharib. Setiap pembayaran kembali atas pembiayaan mudharabah akan mengurangi saldo pembiayaan mudharabah.

  • Pengakuan Bagi Hasil (Profit Loss Sharing) Mudharabah

    Dewan Syariah Nasional (DSN) mengeluarkan fatwa nomor 15/DSN-MUI/IX/2000 tentang prinsip distribusi hasil usaha dimana lembaga keuangan syariah boleh menggunakan prinsip revenue sharing (bagi pendapatan) maupun profit loss sharing (bagi untung/rugi).

  • Kasus Pengakuan LabaAkad mudharabah antara bank syariah IQTISADUNA dan PT. Jogja Information Technology (JIT) dengan pembiayaan sebesar Rp 10.000.000,- dan nisbah 40:60. Atas pengelolaan dana mudharabah tersebut PT. JIT mencatat laba bersih sebesar Rp 10.000.000,- pada tahun pertama dan segera dibagihasilkan kepada bank syariah IQTISADUNA pada awal tahun kedua akad. Adapun pembagian porsi untuk masing-masing pihak adalah sebagai berikut :

    Jumlah yang dibuat oleh bank sayriah IQTISADUNA pada saat menerima bagi hasil tersebut adalah sebagai berikut :

    Shohibul maal (bank) = 40%xRp100.000.000Rp 40.000.000Mudharib (PT. JIT) = 60%xRp 100.000.000Rp 60.000.000

    (Dr) kas/rekening PT JITRp 40.000.000(Cr) pendapatan bagi hasil mudharabah Rp 40.000.000

  • Kasus Pengakuan RugiJika PT. JIT mengalami kerugian pada tahun pertama sebesar Rp 100.000.000,- dan berdasarkan fakta yang disepakati antara kedua belah pihak terungkap bahwa kerugian terjadi karena bencana alam sehingga mengakibatkan rusaknya sebagian aktiva mudharabah dan diluar kemampuan mudharib untuk menghindarinya, maka jurnal yang dibuat bank syariah IQTISADUNA atas kejadian tersebut adalah :

    Pada saat pembentukan cadangan kerugian pembiayaan mudharabahPada saat penghapusbukuan pembiayaan mudharabah

    (Dr) beban penyisihan kerugian pembiayaan mudharabahRp 100.000.000(Cr) penyisihan kerugian mudharabahRp 100.000.000

    (Dr) penyisihan pembukuan mudharabahRp 100.000.000(Cr) pembiayaan mudharabahRp 100.000.000

  • Kasus Bagi Hasil Belum DirealisasiJika PT. JIT mengakui adanya keuntungan dalam pengelolaan pembiayaan mudharabah sebesar Rp 100.000.000,- dan sampai saat yang ditentukan ternyata PT. JIT belum membayarkan bagian bagi hasil yang menjadi hak bank syariah IQTISADUNA sebesar Rp 40.000.000,- maka bank syariah IQTISADUNA akan mengakui kejadian tersebut dalam jurnal sebagai berikut :

    (Dr) piutang kepada mudharibRp 40.000.000(Cr) pendapatan mudharabahRp 40.000.000

  • Faktor perhitungan distribusi hasil usaha perbankan syariah;Besaran kontribusi investasi (pembobotan sumber dana)adalah jumlah atau prosentase yang diputuskan oleh bank sebagai landasan besaran dana yang dapat diinvestasikan.Penentuan jenis sumber dana yang diikutsertakan dalam perhitungan distribusi hasil usaha (profit distribution); merupakan unsur yang penting karena jumlah sumber dana ini yang akan berdampak terhadap penyaluran dan pendapatan yang akan diperoleh dengan pola;Dana prinsip mudharabah mutlaqah saja; Total sumber dana pihak ketiga (prinsip wadiah dan mudharabah mutlaqah): Total sumber dana (prinsip wadiah di mudharabah dan modal)Jenis penyaluran dana dan pendapatan yang terkaitPrioritas penyaluran (penyaluran utama dan penyaluran lainnya)Total penyaluran danaPenentuan pendapatan dibagihasilkan

  • Konsep dan Mekanisme Bagi Hasil UsahaKesepakatan dan penandatanganan akad berisi ruang lingkup kerja sama, nominal, nisbah, dan jangka waktu kesepakatanMenghasilkan pendapatan margin (jual beli), bagi hasil (syirkah) dan jasa sewa (ijarah)

    Dana pemilikModal Wadiah LKS

  • Tata Cara Perhitungan Bagi Hasil LKSMenghitung saldo rata rata harian (SRRH) sumber dana sesuai klasifikasi dana yang dimilikiMenghitung saldo rata rata tertimbang sumber dana yang telah diinvestasikanMenghitung total pendapatan yang diterima dalam periode berjalan dari dana operasi dan pembiayaan lain yang menggunakan dana mudharabahMembandingkan antara jumlah sumber dana dengan total pembiayaan yang telah tersalurkan untuk mnghitung porsi pendapatan yang akan dibagihasilkanMengalokasikan total pendapatan yang dibagihasilkan ke masing masing klasifikasi dana yang dimiliki sesuai data saldo rata rata tertimbangMengalokasikan pendapatan yang sudah dihitung untuk setiap sumber dana sesuai dengan nisbah yang disepakatiMendistribusikan bagi hasil sesuai dengan nisbah masing masing pemilik dana sesuai jenis sumber dana yang dimilikiMenjurnal distribusi bagi hasil usaha sebagai bagian dalam penyusunan laporan keuangan

  • Laporan Rekonsiliasi Pendapatan dan Bagi HasilPendapatan usaha utama, seperti jual beli, syirkah, sewa/sewa beli yang menggunakan dana dari pemegang rekening mudharabah mutlaqahPenyesuaian atas:Pendapatan usaha utama periode berjalan yang kas atau setara kas nya belum diterimaPendapatan usaha utama periode sebelumnya yang kas atau setara kas nya diterima di periode berjalanPendapatan yang tersedia untuk bagi hasilBagian LKS atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasilBagian pemilik dana atas pendapatan yang tersedia untuk bagi hasil:Bagi hasil yang sudah didistribusikan ke pemilik danaBagi hasil yang belum didistribusikan ke pemilik dana

  • **********