TEOLOGI KONGHUCU

12
TEOLOGI KONGHUCU PENDAHULUAN Konfusianisme muncul dalam bentuk agama di beberapa negara seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hong Kong dan RRC. Dalam bahasa Tionghoa, agama Khonghucu seringkali disebut sebagai Kongjiao (孔 孔) atau Rujiao (孔孔). Namun, secara hakikat sebenarnya isi agama Khonghucu berbeda dengan Kongjiao atau Rujiao di negara-negara tersebut. Agama Khonghucu di Indonesia merujuk kepada pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa yang sebenarnya bukan merupakan suatu agama. Namun karena sebenarnya pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa tidak dapat digolongkan ke salah satu agama yang diakui di Indonesia, maka muncullah agama Khonghucu sebagai penaung pemeluk kepercayaan tadi. 1 [1] Dalam agama Kong Hu Cu istilah Tuhan disebut dengan Thian dan bukan Allah seperti terdapat dalam agama Kristen dan Islam. Dalam kitab-kitab umat Kong Hu Cu banyak membicarakan tentang Tuhan Yang Maha Esa atau yang disebut Thian. Thian memiliki kekuasaan yang sangat luas, di luar batas kekuasaan manusia, begitu pula dengan bimbingannya. Thian menciptakan segenap manusia dan melengkapinya dengan segala sifatnya. Thian terkadang disebut mereka juga dengan Thien atau Shang Ti. 2 [2] Hanya kebijakan berkenan kepada THIAN, Tuhan Yang Maha Esa, tiada jarak jauh tidak terjangkau, kesombongan mengundang 1[1] http.edukasi. agama konghucu. Akses selasa 13 maret 2012 2[2] Drs. Jirhaniddin M.Ag. Perbandingan Agama. Pengantar memahami agama- agama. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. halm 130

description

pu

Transcript of TEOLOGI KONGHUCU

Page 1: TEOLOGI KONGHUCU

TEOLOGI KONGHUCU

PENDAHULUAN

Konfusianisme muncul dalam bentuk agama di beberapa negara

seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hong Kong dan RRC. Dalam bahasa Tionghoa,

agama Khonghucu seringkali disebut sebagai Kongjiao (孔教) atau Rujiao (儒

教 ). Namun, secara hakikat sebenarnya isi agama Khonghucu berbeda

dengan Kongjiao atau Rujiao di negara-negara tersebut. Agama Khonghucu

di Indonesia merujuk kepada pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa

yang sebenarnya bukan merupakan suatu agama. Namun karena

sebenarnya pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa tidak dapat

digolongkan ke salah satu agama yang diakui di Indonesia, maka muncullah

agama Khonghucu sebagai penaung pemeluk kepercayaan tadi.1[1]

Dalam agama Kong Hu Cu istilah Tuhan disebut dengan Thian dan

bukan Allah seperti terdapat dalam agama Kristen dan Islam. Dalam kitab-

kitab umat Kong Hu Cu banyak membicarakan tentang Tuhan Yang Maha

Esa atau yang disebut Thian. Thian memiliki kekuasaan yang sangat luas, di

luar batas kekuasaan manusia, begitu pula dengan bimbingannya. Thian

menciptakan segenap manusia dan melengkapinya dengan segala sifatnya.

Thian terkadang disebut mereka juga dengan Thien atau Shang Ti.2[2]

Hanya kebijakan berkenan kepada THIAN, Tuhan Yang Maha Esa, tiada

jarak jauh tidak terjangkau, kesombongan mengundang bencana,

kerendahan hati menerima berkat, demikianlah jalan suci Tuhan Yang Maha

Esa sepanjang masa. Jalan suci itu satu tetapi menjalin, menembusi

semuanya. Jalan suci itu ialah Satya dan Tepasarira, Satya kepada firman

Tuhan dan Tepasarira, tenggang rasa, mencintai sesama dan lingkungan

hidupnya. Firman Tuhan Yang Maha Esa, dialah menjadi watak sejati

manusia, hakekat kemanusiaan yang mendukung harkat dan martabat

1[1] http.edukasi. agama konghucu. Akses selasa 13 maret 2012

2[2] Drs. Jirhaniddin M.Ag. Perbandingan Agama. Pengantar memahami agama-agama. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. halm 130

Page 2: TEOLOGI KONGHUCU

manusia sehingga memiliki benih-benih kebijakan dan kemampuan

mengembangkannya. Bimbingan yang diturunkan THIAN agar manusia

mampu membina diri menempuh jalan suci itulah Agama. Laku bakti itulah

pokok cinta kasih, kebijakan, yang dari itu ajaran agama berkembang.

THIAN, Tuhan Yang Maha Esa adalah yang maha sempurna, khalik

semesta alam dengan segala makhluknya, yang maha besar dengan segala

sifat-sifat indah, meliputi, menjalin semuanya, yang maha besar

menciptakan keharmonisan, keselarasan, keserasian dan keseimbangan,

menjadikan segala pelaku memetik buah perbuatannya, yang maha kuasa

dengan firman dan hukum yang abadi, telah mengaruniakan benih kebajikan

yang hidup didalam diri manusia sehingga memiliki kemampuan

mengembangkan sifat-sifat cinta kasih, susila, kesadaran menjunjung

kebenaran, keadilan, kewajiban dan kebijaksanaan. Manusia wajib

mengembangkan benih-benih kebajikan mengamalkannya dalam hidup dan

memuliakan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa serta menjadikan dirinya insan

yang dapat dipercaya sebagai makhluk yang Satya kepada khaliknya dan

sebagai saudara sejati kepada sesamanya.

Ajaran Agama membimbing manusia menyadari akan makna dan

tujuan hidupnya, ketentraman hati, kesentosaan batin sehingga dapat

berpikir benar, agar membimbing manusia meneliti hakikat setiap perkara,

mencukupkan pengetahuan mengimankan tekad, meluruskan hati, membina

diri, membereskan rumah tangga, mengabdi kepada masyarakat negara dan

dunia sebagai pernyataan Satya dan baktinya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Inilah yang dimaksudkan Nabi Kongcu didalam sabda suci XVI, “seorang

Kuncu-Susilawan memuliakan tiga hal. Memuliakan firman Tuhan Yang Maha

Esa, memuliakan orang-orang besar dan memuliakan sabda para Nabi”.

Dengan melaksanakan jalan suci manusia yang dibimbing agama, dengan

ridho Tuhan Yang Maha Esa akan diperoleh hidup damai dan sentosa dalam

hidup pribadi, keluarga, masyarakat, negara, dunia maupun akhirat. Bingcu

bersabda, “seorang Kuncu mempunyai tiga kesukaan:

1.      Ayah bunda dalam keadaan sehat, kakak adik tiada perselisihan.

Page 3: TEOLOGI KONGHUCU

2.      Perbuatannya menengadah tanpa malu kepada Tuhan Yang Maha Esa,

menunduk tanpa merah muka kepada manusia.

3.      Mendapatkan orang yang rajin dan pandai untuk dididik.3[3]

Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau

Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang

berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi

luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau

hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya

seperti apa yang beliau sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku

suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira

bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk

meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang

mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama

Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao)

juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama

Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama

manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan

dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan

istilah "Tian" atau "Shang Di".4[4]

Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga

hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik.

Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh

mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika

yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku.

Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat

dan penunggu tapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-

barang keramat atau penunggu yang tidak patut disermbah, yang

3[3] DR.H.M.Qasim M, sejarah,teologi dan etika agama-agama. Pustaka Pelajar: Yogyakarta 2003, halm179-182

4[4] http.edukasi. agama konghucu.

Page 4: TEOLOGI KONGHUCU

dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha

memperbaiki moral.

Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mensius ke seluruh Tiongkok

dengan beberapa perubahan. Kong Hu Cu disembah sebagai seorang dewa

dan falsafahnya menjadi agama baru, meskipun dia sebenarnya adalah

manusia biasa. Pengagungan yang luar biasa akan Kong Hu Cu telah

mengubah falsafahnya menjadi sebuah agama dengan diadakannya

perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang Kong Hu Cu.

TEOLOGI AGAMA KONGHUCU

A.    Keimanan

Untuk mencapai keyakinan yang benar, ada delapan Pengakuan Iman

(Ba Cheng Chen Gui) yaitu :

1.      Percaya bahwa Thian adalah awal alam semesta dengan segala isinya.

(Cheng Xin Huang Tian).

2.      Percaya bahwa kebajikan adalah penting dalam hidup manusia (Cheng Juen

Jie De).

Kebajikan adalah kekuasaan dan kemuliaan Tuhan yang menjadi pendorong

kehidupan mulia dalam diri manusia. Hanya ada satu kebajikan saja yaitu

Su-king.

3.      Percaya adanya Firman (Bing)/(Cheng Li Ming Ming), watak sejati dan

hakekat hidup manusia. Anugerah Tuhan yang terbesar kepada manusia.

Tuhan memberi tempat berkembangnya kebajikan dalam hati manusia.

Karena Firman atau Bing lah maka manusia merasa bertanggungjawab

kepada Tuhan. Dengan watak sejati, manusia akan menuju ketingkatan luhur

dan mengamalkan kebajikan. Kebajikan ada lima (Ngo Siang) yaitu : Cinta

Page 5: TEOLOGI KONGHUCU

kasih, Menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan, kewajiban susiala,

Bijaksana dan dapat dipercaya. Nilai dan harkat manusia dapat diukur

dengan sejauh mana dia sanggup melaksanakan dan mengamalkan

kebajikan tertentu.

4.      Percaya ada dua kekuatan hidup manusia yaitu Sien yang memungkinkan

adanya hidup ruhaniyah dan Kwie yang memungkinkan adanya kehidupan

lahiriyah. Kehidupan Khie adalah perkembangan Sien. Kehidupan Phik

(jasad) adalah perkembangan kehidupan Kwie (nyawa), atau (Cheng Zhi Gui

Shen).

5.      Wajib berbakti (Bakti : Hauw) kepada orang tua. Maka pendidikan palling

awal adalah pendidikan tentang bakti pada orangtua. Setelah manusia lahir,

hubungan social yang mula-mula terjalin adalah hubungannya dengan

orangtua. Laku bakti ini adalah dasar dari kebajikan. (Cheng Yang Xiao Shi)

6.      Konghucu adalah Genta Ruhani (Bok Tok) yang menggugah hati dan pikiran

manusia kepada firman yang membimbing hidup luhur. (Cheng Shun Mu

Duo)

7.      Berbuat mengikuti watak sejati adalah menempuh jalan suci. (Cheng Qin

Jing Shu)

8.      Percaya bahwa konghucu adalah guru mulia. (Cheng Xing Da Dao).5[5]

B.     AJARAN KONFUSIUS

Konfusius menghindari membicarakan tentang hal-hal yang metafisis,

dia tidak pernah berbicara tentang keajaiban, kekuatan atau masalah

ketuhanan. Namun walaupun demikian, konfusius tetap percaya pada tuhan

dan dia adalah seorang monotheis yang etis. Dia menyatakan bahwa

kehendak tuhan telah dibukakan untuknya dan oleh karena itu misinya

adalah membuat kehendak tersebut berlaku di dunia.

Konfusius percaya bahwa dunia ini di bangun atas dasar-dasar moral.

Jika masyarakat dan Negara secara moral rusak, maka tatanan alam

5[5] Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama. Perbandingan Agama. Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam. Jakarta : 1981 hal 113-114.

Page 6: TEOLOGI KONGHUCU

tersebut juga akan terganggu, sehingga terjadilah perang, banjir, gempa,

kemarau panjang, penyakit dan sebagainya. Konfusius memberi

penghormatan yang tinggi terhadap manusia, dia percaya bahwa seseorang

itu asalnya adalah baik dan akan kembali kepada sifat yang baik. Dia tidak

memerlukan juru selamat, yang diperlukan manusia hanyalah guru yang

berbudi, dengan melakukan ajarannya dan menjadi contoh teladan bagi

orang lain.

Dalam hal susila, konfusius menekanlan perasaan berkawan atau

timbal balik, rasa simpati dan kerja sama, yang semua itu dimulai dari

lingkungan keluarga kemudian sampai kepada tingkat lingkungan yang lebih

luas. Ada lima macam hubungan manusia yang sudah menjadi tradisi dalam

kehidupan orang-orang cina, yaitu:

1.      Hubungan antara penguasa dengan warganegara

2.      Hubungan ayah dengan anak laki-laki

3.      Hubungan kakak laki-laki dengan adik laki-laki

4.      Hubungan suami dengan istri

5.      Hubungan teman dengan teman

Konfusius melihat bahwa timbulnya kekacauan-kekacauan itu

dikarenakan tidak seimbangnya hubungan-hubungan tersebut diatas.

Menurut konfusius, kebajikan yang harus ditanamkan diatas semuanya

adalah sifat membesarkan hati manusia (jen). Aspek tersebut bertujuan

untuk mempertahankan cita-cita konfusius yang menyangkut penanaman

hubungan manusia dan menjunjung tinggi hak-hak manusia. Jen bias

tercapai dengan mencintai orang lain.

Konfusius menginginkan kemajuan rakyat melalui “jalan peradaban

yang benar”, yaitu melalui kekuasaan pemerintahan yang baik, dengan

mengambil seorang pemimpin yang bias menjadi contoh yang baik bagi para

warganegaranya. Dalam ajarannya disebutkan bahwa satu-satunya tujuan

Negara adalah untuk memajukan kesejahteraan rakyat sesuai dengan

aturan-aturan tuhan. Diantara pandangannya adalah:

Page 7: TEOLOGI KONGHUCU

Bimbinglah rakyat dengan aturan-aturan pemerintah dan periksalah

dan aturlah mereka dengan ancaman hukuman, dan rakyat akan berusaha

untuk tinggal diluar penjara, tetapi tidak mempunyai perasaan hormat atau

malu. Bimbinglah rakyat dengan kebijaksanaan atau periksalah atau aturlah

mereka dengan aturan-aturan tentang kesopanan, dan rakyat akan

mempunyai perasaan hormat dan menghormati. ( Analekta 2:3 )6[6]

C.     Dasar Ajaran Konghucu

Dasar ajaran Konghucu adalah Ngo-Siang yaitu :

1.      Jin : cinta kasih

2.      Gi : kebenaran

3.      Lee : kesusilaan

4.      Ti : kebijaksanaan

5.      Sin : dapat dipercaya

Jin dan Lee sangat erat kaitannya. Diantara maksud cinta kasih disini

adalah menempatkan diri dalalm batas-batas kesusilaan dan hanya yang

bersangkutan sendirilah yang dapat mengembangkannya. Kesusilaan

mempunyai arti yang sangat luas dan dapat disimpulkan sebagai sopan

santun hidup, meliputi seluruh aspek pergaulan hidup manusia. Kebenaran

sangat erat kaitannya dengan kebijaksanaan.

D.    Ajaran Spiritual

Ajaran spiritual konghucu adalah Tiong (setia) dan Si (tenggang

menenggang). Tiang adalah melaksanakan tugas sepenuh hati dan sepenuh

tenaga; Si tidak melakukan perbuatan terhadap orang lain yang dirinya

sender tidak mau diperlakukan perbuatan semacam itu.

E.     Ajaran Delapan Kebijakan

Ajaran ini meliputi Hauw (tindak laku baik), Tee (rendah hati), Tiong

(setia), Sin (dapat dipercaya), Lee (kesusilaan), Gi (keadilan, kebenaran dan

kewajiban), Lhian (suci hati), dan Thi (tahu malu).

F.      Ajaran Sembilan Kebijakan

6[6] Romdhon (et.all). Agama-agama di Dunia. IAIN Sunan Kalijaga Press.Yogyakarta:1988.

Page 8: TEOLOGI KONGHUCU

1.      Keramah tamahan disertai dengan kewajiban.

2.      Kelemah lembutan disertai dengan kebulatan hati.

3.      Kejujuran disertai dengan sikap hormat.

4.      Kecakapan pemimpin disertai dengan kewaspadaan.

5.      Kepatuhan disertai dengan keberanian.

6.      Ketulusan hati disertai dengan sopan santun.

7.      Kesederhanaan disertai dengan kesucian.

8.      Kekerasan hati disertai dengan ketulusan.

9.      Kepercayaan disertai dengan kebenaran.

G.    Ajaran Lima Hubungan Kemasyarakatan

1.      Pemimpin dan pembantu (Kun Sien)

2.      Orangtau dan anak (Hu Cu)

3.      Suami dan isteri (Hu Hu)

4.      Kakak dan adik (Hing Tee)

5.      Kawan dan sahabat (Ping Yu)

H.    Ajaran Tentang Tengah-tengah Tepat

1.      Pimpinan hendaknya sebagai pemimpin (Kun Kun)

2.      Pembantu hendaknya sebagai pembantu (Sien Sien)

3.      Ayah hendaknya sebagai ayah (Hu Hu)

4.      Anak hendaklah sebagai anak (Cu Cu)7[7]

KEIMPULAN

Dalam agama Kong Hu Cu Hanya kebijakan berkenan kepada THIAN,

Tuhan Yang Maha Esa, tiada jarak jauh tidak terjangkau, kesombongan

mengundang bencana, kerendahan hati menerima berkat, demikianlah jalan

suci Tuhan Yang Maha Esa sepanjang masa.

Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama

Khonghucu:

7[7] Op.cit

Page 9: TEOLOGI KONGHUCU

1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian)

2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De)

3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming)

4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen)

5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi)

6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo)

7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu)

8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao)

DAFTARA PUSTAKA

Drs. Jirhaniddin M.Ag. Perbandingan Agama. Pengantar memahami

agama-agama. Pustaka Pelajar: Yogyakarta. 2010

DR.H.M.Qasim M, sejarah,teologi dan etika agama-agama. Pustaka

Pelajar: Yogyakarta 2003.

Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama. Perbandingan Agama.

Direktorat Pembinaan Perguruan Tinggi Agama Islam. Jakarta : 1981.

http.edukasi. agama konghucu. Akses selasa 13 maret 2012

Romdhon (et.all). Agama-agama di Dunia. IAIN Sunan Kalijaga

Press.Yogyakarta:1988.