TENTIR 3 PENGINDERAAN

download TENTIR 3 PENGINDERAAN

of 16

description

Kedokteran FKUI

Transcript of TENTIR 3 PENGINDERAAN

TENTIR I

Dengan Menyebut Nama Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang

TENTIR IIIMODUL PENGINDERAAN1. Gangguan Nervus II Ahmad Fadhlan ..........................................1-32. Masalah Kesehatan Mata (2) Rizka Zainudin........................... 4-93. Patologi Anatomi Mata Bayushi Eka Putra ..............................9-134. Mikrobiologi Penginderaan (1) Nur Muhammad Karim .....14-16Seksi Pendidikan 2008 Tingkat III

1. Gangguan Nervus IIBismillahirrahmanirrahim. Tentir ini hanya pengulangan dari apa yang sudah pernah disinggung di kuliah-kuliah sebelumnya. Saya juga nambahin tambahan lain yang mudah-mudahan berguna. Selamat belajar!Nervus II merupakan saraf kranialis yang bersifat sensorik murni dan bertanggung jawab penuh terhadap proses penglihatan (visual). Prof. Lumbantobing dalam bukunya Neurologi Klinik: Pemeriksaan Fisik dan Mental menyebutkan nervus optikus adalah jendela otak, karena dari pemeriksaan sistem visual inilah seorang dokter dapat menduga letak penyakit di otak dan jenis penyakitnya, seperti yang nanti akan dijelaskan.1.1. Anatomi dan Fisiologi Nervus II

Gambar tersebut memperlihatkan jalannya impuls visual dari fotoreseptor di retina hingga diproses di otak. Urutan penyampaian impuls adalah:

Retina ( Nervus optikus ( kiasma optikum ( traktus optikus ( korpus genikulatum lateralis ( radiasio optik ( korteks optik (korteks striatum, area 17). Area 17 merupakan pusat persepsi cahaya. Di sekitarnya juga terdapat area 18 dan 19 yang berfungsi sebagai area asosiasi visual. Area 18 (parastriatum) menginterpretasi impuls dari area 17. Area 19 (peristriatum) berhubungan dengan area 17 dan 18 dan berfungsi menghubungkan area 17 dan 18 dengan bagian-bagian lain di otak.Hal yang perlu diperhatikan adalah bahwa serabut yang mengurusi refleks optik pupil setelah melewati traktus optikus, akan menyimpang dan menuju nukleus pretektalis di batang otak (setinggi kolikulus superior). Dia kemudian bersinaps dan serabut sarafnya diteruskan ke nukleus Edinger-Westphal sisi yang sama dan sisi kontralateral. Nah, dari nukleus Edinger-Westphal yang merupakan nukleus saraf parasimpatis ini, rangsangan diteruskan ke m. sphincter pupillae melalui N III (okulomotor). Serabut yang mengurusi refleks somato-visual yaitu refleks pergerakan bola mata sebagai jawaban terhadap rangsang visual, akan pergi menuju kolikulus superior dan fasikulus medial longitudinal (FML). Dari sini serabut tersebut akan diteruskan ke nukleus nervus III (okulomotor) dan serta traktus tektospinalis untuk kemudian mempersarafi otot-otot skelet. Jadi, refleks otot-otot mata dan akomodasi juga melalui N III ini.

1.2. Pemeriksaan Nervus II

Pemeriksaan pada nervus II meliputi: visus, warna, lapangan pandang, gerakan bola mata, funduskopi.Pemeriksaan visus (tajam penglihatan) dapat dilakukan secara sederhana menggunakan bagan Snellen. Penglihatan normal memiliki visus 6/6 atau 20/20 (feet). Saya yakin teman-teman semua udah sangat paham mengenai pemeriksaan ini, jadi kita lanjutkan saja ya.Hal lain yang perlu diketahui adalah pada pemeriksaan tajam penglihatan, ada uji-uji lainnya yang memiliki tujuan tertentu.- Uji lubang kecil (pinhole) berguna untuk mengetahui apakah tajam penglihatan yang kurang disebabkan oleh kelainan refraksi atau kelainan organik. Jika disebabkan kelainan refraksi, maka tajam penglihatan akan membaik jika pasien melihat melalui pinhole.- Uji pengkabutan (fogging test) berguna untuk pemeriksaan astigmatisme. Prinsipnya sama dengan uji astigmatisme memakai kipas Snellen pas praktikum faal- Uji lainnya adalah uji celah stenopik, uji silinder silang, uji duokrom dan uji crowding phenomenon.

Pemeriksaan buta warna bertujuan mengetahui apakah pasien mengalami buta warna trikromat, dikromat atau monokromat. Salah satu uji yang paling terkenal adalah dengan menggunakan Ishihara chart, yaitu kartu berisi bulatan-bulatan warna.

Pemeriksaan lapang pandang dapat dilakukan dengan teknik berikut:- Uji konfrontasi. Pemeriksaan sederhana yang dilakukan dengan menutup mata pasien dan mata pemeriksa pada lapangan yang sama (mata kiri pasien dengan mata kanan pemeriksa dan sebaliknya) dan keduanya duduk berhadapan. Kemudian objek digeser perlahan-lahan dari perifer mata yang ditutup ke tengah. Lapangan pandang normal jika pasien melihat objek bersamaan dengan pemeriksa (dengan syarat mata pemeriksa harus normal)- Kampimeter dan Perimeter. Terutama untuk menilai lapangan pandang sentral atau parasentral. Hasil normal jika lapang pandang 900 temporal, 500 atas, 500 nasal dan 650 bawah. Pada kondisi-kondisi tertentu terutama kerusakan nervus II dapat terjadi gangguan lapang pandang. Biasanya defek lapangan pandang menjadi tanda khas kerusakan N II.

Gambar tersebut menunjukkan kelainan lapangan pandang dihubungkan dengan lesi pada bagian-bagian tertentu N II. Silakan dipelajari.

Pemeriksaan otot bola mata dilakukan dengan meminta pasien menggerakkan bola mata ke atas, bawah, medial, lateral, medial atas, medial bawah, lateral atas dan lateral bawah. Jika terdapat gangguan pada salah satu otot mata, maka pasien tidak dapat menggerakkan bola matanya pada arah yang diatur oleh otot tesebut. Penjelasannya dapat dibaca di tentir anatomi ya.

Pemeriksaan funduskopi dilakukan dengan menggunakan oftalmoskopi. Funduskopi berguna untuk melihat fundus okuli. Hal-hal yang dinilai pada funduskopi adalah:

- Pada papil, dilihat:

- batasnya apakah tegas, bulat, lonjong atau kabur

- apakah pucat atau merah jambu

- ekskavasinya

- Pembuluh darah retina, dilihat:

- bentuk pembuluh darah retina superotemporal, inferotemporal, superonasal dan inferonasal

- vena, apakah melebar, atau kelokannya bertambah

- arteri, apakah normal, spasme, ataukah terdapat sklerosis copper-silver wire

- rasio arteri dan vena (normal 2:3)

- Pada retina, dilihat apakah terdapat eksudat, perdarahan atau sikatriks koroid yang dapat terlihat jika terjadi ablasi. Pemeriksaan fundus perifer sebaiknya dilakukan sejauh mungkin ke perifer.

- Makula lutea, diperiksa terakhir karena pasien akan merasa silau sekali. Makula lutea terletak dengan jarak 2 kali diameter papil di bagian temporal atau dapat dilihat saat pasien melihat lampu oftalmoskop. Pada makula tidak terdapat pembuluh darah dan lebih berpigmen.Melalui pemeriksaan funduskopi, akan dapat berbagai macam kelainan yang menyertai penyakit-penyakit tertentu seperti retinopati diabetikum, retinopati hipertensif, fundus hipertensif, atrofi papil, degenerasi makula terkait usia, retinitis pigmentosa, dan sebagainya. Pada berbagai kelainan ini akan ditemukan gambaran yang khas pada fundusnya. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dibaca di slide kuliah penyakit mata atau di buku ya. Lagipula diskusi pemicu 2 sudah cukup membahasnya dengan lengkap.Penyakit-penyakit pada mata dapat disebabkan oleh berbagai etiologi. Namun hal yang perlu diperhatikan saat anamnesis dan pemeriksaan adalah menilai penyakit pasien apakah tergolong akut atau kronik. Jika sudah ditentukan, akan lebih mudah untuk menegakkan diagnosis dan memberikan terapi yang sesuai.Pada penyakit akut, etiologi yang mungkin adalah infeksi akut (seperti konjungtivitis akut, keratitis, endoftalmitis dan sebagainya), trauma dan gangguan vaskuler (misalnya oklusi arteri retina).Pada penyakit kronik, banyak etiologi yang dapat menjadi penyebab, misalnya infeksi kronik, keganasan (primer dan sekunder), penyakit degeneratif (seperti retinopati), autoimun (misalnya Systemic Lupus Erythematosus), dan penyakit kongenital. Tatalaksana untuk penyakit tersebut sangat tergantung dari kausanya. Untuk kasus-kasus emergensi, tatalaksana harus dilakukan sesegera mungkin untuk menghindari hilangnya penglihatan secara permanen.Demikian tentirnya, semoga bermanfaat. BANGKIT!If your heart gets broken, dont turn your back on love, keep on trying cause they say: Theres no better cure for love but to love again - @TeensInLove2. Masalah Kesehatan Mata (2)2.1. Mata Merah

Pada mata merah, visusnya (tajam penglihatan) dapat normal ataupun menurun. Jika kerusakan pada mata mempengaruhi struktur yang berperan dalam media refraksi sampai dengan retina, maka akan mempengaruhi tajam penglihatan. Tapi kalo mata merah pada umumnya tidak merusak unsur media refraksi, tidak terjadi penurunan ketajaman refraksi dan kelainan retina sehingga tidak terjadi penurunan visus. Kelainan mata merah dengan penurunan visus antara lain:- Keratitis : peradangan kornea( berupa ulserasi- Glaukoma akut: mata merah dan udem di kornea( penurunan penglihatan- Uveitis: peradangan di uvea (pada humor akuosnya terdapat beberapa materi peradangan( humor akuos lebih padat dan kental( penurunan tajam penglihatan walaupun tidak terlalu berat)- Endoftalmitis : Peradangan di dalam bola mata yang melibatkan retina dan vitreus- Panoftalmitis : Radang pada bola mata dan jaringan adneksa

Etiologi Mata Merah- Hiperemi (kongesti atau pelebaran pembuluh darah) di konjungtiva, perikornea dan episklera atau akibat adanya darah di subkonjungtiva.

- Inflamasi/ peradangan :

- akut: konjungtivis, keratitis, episkleritis, skleritis, uveitis, glaukoma, endoftalmitis, dan subkonjungtiva hemorrhage/bleeding

- kronis: alergi (terjadi kemerahan berulang-ulang)- Media refraksi terganggu( gangguan ketajaman.

- Negara berkembang( banyak konjungtivitis (pasien datang dengan keluhan mata merah dan kadang terjadi pembengkakan pada kelopak dan rescharge).Pembuluh darah okular (lihat anatominya di slide ke-4 ya!) :a. Injeksi silier : pelebaran pembuluh perikornea (A. siliari anterior)- Arteri muncul dari limbus kornea dan berjalan radier. Di limbus, dia tebal, dan makin ke perifer semakin tipis. Waktu konjungtiva digerakkan, pembuluh darah tidak ikut bergerak.- Terjadi peregangan pembuluh darah akibat inflamasi kornea, uveitis, glaukoma akut, endoftalmitis dan panoftalmitis.- Warna merah tua, tidak berubah warna jika diteteskan adrenalin.

b. Injeksi konjungtiva : karena pelebaran a. konjungtiva siliari posterior (pembuluh berjalan dari perifer ke tengah dan makin tipis). - Pada waktu konjungtiva digerakkan pembuluh darah ikut bergerak dari dasarnya. Jika diberikan adrenalin topikal maka warna merah berkurang dengan cepat karena konstriksi pembuluh darah.Penyebab: mekanik, iritasi, alergi, infeksi (konjungtivitis).2.1.1. Mata Merah Dengan Visus Normal

Pterigium

- Etiologi: paparan sinar ultraviolet dan materi iritatif lain (angin dan debu). - Merupakan pertumbuhan jaringan fibrovaskular (berbentuk triangular) dengan apeks di kornea. Gradasinya ditentukan dari letak apeks itu terhadap struktur limbusnya (tepi kornea). Klasifikasi pterigium :1 : hanya di konjungtiva 2: sudah mau mencapai limbusGrade 1-2 belum mengganggu penglihatan3: sudah melebihi limbus, merubah kelengkungan kornea dan terjadilah penekanan yang menyebabkan astigmatisme.4. sudah melebihi/menutupi pupil, mengganggu penglihatan- Harus dibedakan dengan pinguekula yang kelainannya tidak mencapai kornea. Kalo pterigium menginvasi kornea .- Makin sering radang( stroma makin tebal, vaskularisasi makin banyak. Biasanya disertai deposit pigmen yang berasal dari besi (pigmen cokelat).- Tatalaksana : Gunakan obat anti inflamasi untuk pterigium dengan inflamasi: dekongestan (pembuluh darah mengecil). Kalo berat: berikan steroid (tapi ingat, jangan terlalu sering dan lama karena dapat memicu katarak lebih cepat atau tekanan bola meningkat. Kalo grade 4: eksisi bedah.- Prevensi: lindungi mata tidak dengan kacamata dan topi yang lebar. Gunakan payung kalo emang harus keluar ruangan dalam keadaan terik dan berdebu.- Tinggi prevalensinya di daerah pantai

Pendarahan Subkonjungtiva

Umumnya pasien tidak merasa apa-apa karena penglihatan normal (kecuali kalau menonjol, pasien akan merasakan ada benda asing di mata). Pecahnya pembuluh darah kecil di konjungtiva akibat: - Mata merah pada saat bangun tidur (menggosok/mengucek mata secara tidak sadar saat tidur).

- Mengejan (partus), batuk yang berat atau muntah-muntah berat. Biasanya terjadi pada orang yang berisiko (misal: dry eye).- Pasien yang minum obat antikoagulan, misal: pasien penyakit jantung dan pembuluh darah. (Ingat: Jangan suruh stop obat karena bisa stroke. Diemin aja karena perdarahan subkonjungtiva dapat sembuh sendiri .- Dapat sembuh sendiri dalam waktu 2-3 minggu.- Lakukan uji visus dan cek pula adanya perdarahan di retina dan bagian dalam bola mata dengan oftalmoskop. - Obat hanya lubrikan saja (terutama pasien dry eyes agar lebih nyaman).

Episkleritis

- Etiologi: hipersensitif TB, RA, lupus, sifilis, reaksi toksik, alergi. Biasanya dijumpai pada orang muda. - Tes dengan penilefrin: teteskan( injeksi episklera: memutih.

- Tatalaksana: Antiinflamasi (steroid/anti steroid) atau NSID (ibuprofen, diklofenak sodium, steroid diberikan jika gejala lebih berat). Berikan dalam sediaan eye drop.Skleritis

- Terjadi inflamasi granulomatosa. Terdapat rasa sakit. Bersifat nekrotikan dengan tingkat keparahan yang sedang dan menengah. Sklera semakin tipis pada skala akhir sehingga dapat robek dan mengenai koroid kalau trauma sedikit saja.- Tatalaksana: sistemis dalam sediaan oral atau injeksi (injeksi di subtenon atau subkonjungtiva).KonjungtivitisBersifat akut atau kronik dengan penyebab yang bervariasi. Sign dan symptom disebabkan oleh bakteri, virus, toksik atau alergi.

- Tanda (sign):

- Hiperemi konjungtiva bulbi dan tarsal. Balik kelopak mata: terlihat konjungtiva tarsal.

- Berurai air mata, sekret, udem kelopak mata, spasme (tidak bisa membuka mata).

- Terdapat papil.

- Membran dan pseudomembran (cek di konjungtiva tarsal, hal ini dapat menggores kornea, menyebabkan erosi dan rasa sakit.

- Raba kelenjar getah bening di preaurikuler.- Gejala klinis :

- Gambaran klinisnya banyak air mata, iritasi, merasa ada sesuatu (foreign body sensation).

- Kornea dan pupil harusnya normal, kecuali konjungtiva membran yang bersentuhan dengan kornea superior dan dapat menyebabkan erosi kornea dan rasa sakit.

- Kelainan pada konjungtiva tarsal superior: terdapat folikel (berupa vesikel dengan pembuluh darah perifer), papil (pembuluh darah muncul dari tengah2), ataupun papil besar (konjungtiva alergika menahun yang dapat membuat kornea erosi).

- Terdapat pseudomembran yang disertai discharge purulen (akibat bakteri) ataupun mukopurulen (umumnya pada bayi baru lahir dengan ibu terinfeksi yang disebut opthalmia neunatorum atau konjungtivitis gonorrhea).- Etiologi:

- viral: gak terlalu khas (tidak banyak pada bayi dan anak, bersifat sangat menular)

- klamidia: khas pada bayi baru lahir

- alergi: umumnya pada anak-anak dan semakin besar bisa hilang sendiri (pada saat kambuh aja baru diobatin)- Tatalaksana: bersihkan mata dengan tetes mata (tergantung penyebab). Viral: perlu lubrikasi. Alergi: anti alergi. Jika berat: beri steroid. Jika dalam 3 hari tidak membaik dan disertai erosi kornea maka lebih baik dirujuk ke dokter mata.Sindrom Mata Kering- Biasanya akibat paparan berlebih AC dan komputer (reflek mengedipnya lebih jarang sehingga bola mata mengering). Hal ini sangat berbahaya, terutama untuk daerah mata yang terbuka (dianalogikan dengan posisi jam 3 dan jam 9). Sedangkan atas dan bawah tertutup kelopak sehingga lebih lambat kering. - Mata yang permukaan okularnya kering dapat menyebabkan epitel terpuntil dan filamen berbercak.- Lapisan air mata ada 3:

- fosfolipid (dihalsilkan kelenjar): untuk mencegah evaporasi

- lapisan akuos (tengah): dihasilkan kelenjar lakrimalis dan kelenjar kecil lain

- lapisan mucin : disekresi sel goblet- Etiologi:

- defisiensi lipid

- defisiensi akuos, contohnya tumor kelenjar lakrimalis

- defisiensi mucin dan mengganggu sel goblet, contohnya sindrom Steven-johnson (berikan lubrikan untuk atasi dry eyes)

- trauma kimia: terganggu lapisan goblet

- laptophtalmus (coba tulisannya dicek lagi, gw dengernya dosen ngomong gitu): penutupan mata tidak sempurna akibat keratitisDefisiensi Vitamin A

- Dry eyes (berhubungan dengan malnutrisi pada anak-anak)- Tatalaksana: suplemen vitamin A oral.(Selengkapnya lihat slide ya)

2.1.1. Mata Merah dengan Visus Menurun

Keratitis

Radang kornea: lapisan kornea harusnya dilindungi sehingga tidak mudah radang. Namun kalo mata kering maka risiko radang lebih besar. Terjadi kekeruhan di kornea akibat infeksi (viral, bakteri dan fungal). Peradangan dapat berkembang menjadi ulkus kornea. - Gejala khas: fotofobia (silau) dan nyeri terutama pada injeksi silier.- Penegakkan diagnosis:

- pemeriksaan sensibilitas kornea dengan filamen dari kapas(sentuhkan ke kornea ( lakukan dan bedakan antara refleks mata kanan dan kiri

- tes fluorosen : kalo ada defek epitel maka akan terwarnai (hasil +

- cek regularitas kornea.- Klasifikasi ulkus kornea berdasarkan etiologinya :

- virus: ulkus dendritikum yang khas, keratitis yang setempat dan noduler, sensitivitasnya menurun (dengan kapas)

- jamur: padat dan menonjol dan kadang disertai tepi yang tidak rata dan ada lesi satelit, sensitivitas meningkat.

- pseudomonas: dalam beberapa jam dapat terjadi perforasi kornea.

Perforasi: pseudomonas dan fungus (paling sering terjadi perforasi yang disertai hipopion karena hifanya bisa ke bilik mata depan.Jika ulkus kornea yang berlanjut terus ( terjadi perforasi ( akuos humor leakage ( segera tutup irisnya ( dengan apa saja (donor kornea, flat konjungtiva). Sebab apabila tidak ditutup bisa infeksi.Uveitis

Uveitis adalah peradangan di badan siliar dan iris (anterior ataupun posterior).

- Etiologi :

- autoimun (dijumpai pada anak muda dengan RA). Identifikasi dengan menanyakan ada nyeri tidak di tulang belakangnya atau ada rematoid di tempat lain.

- virus (desche sindrom): uveitis anterior( sariawan di mukosa bibir ataupun di genitalia. Biasanya disertai penurunan tajam penglihatan walaupun humor akuos bukan media refraksi yang terlalu penting.

Pupil bisa iregular dan iris menempel ke lensa (sineia posterior( dapat menyebabkan glaukoma -iris bombe ( iris terdorong ke depan)

- Gambaran iris :

- kripti tidak jelas, kornea keruh , di bilik mata depan dijumpai sel dan flat, terdapat endapan peradangan di endotel kornea, hipopion, dan tekanan bola mata meningkat( glaukoma sekunder.

- pada sinenia posterior (iris menempel ke lensa)( ada nodul di iris.

- dapat terjadi hipopion karena uveitis dan injeksi siliaris.

- terdapat kerati prespitat (di lapisan belakang kornea)- Tatalaksana :

- obat anti inflamasi (kalo radang di uvea anterior beri secara topikal (tetes), tapi kalo berat berilah obat secara oral dan cari penyebabnya apa, misal cari RA).

- cyclopegics drop : melebarkan pupil dengan melumpuhkan sfingter pupil. Karena pada saat radang( lengket. Jadi kalo otot gak dilemesin, pada saat konstriksi (iris menjauh dari lensanya) pasien merasakan sakit.obat juga berguna untuk istirahatkan iris. Kalo tidak diberi cyclopegics, ia akan konstriksi dan dirasakan sakit pada pasien.

- obat glakukoma : kalo dijumpai peningkatan tekanan bola mata, berikan.Glaukoma AkutTerjadi hambatan aliran akuos humor dan peningkatan tekanan bola secara mendadak, umumnya terjadi pada orang Asia. - Gejala klinis :

- lensa membesar( mendorong iris ke depan. Jika bola mata lebih pendek, lensa intumesen (lensa bengkak) bisa glaukoma. Bola mata orang Asia lebih kecil dan pendek atau hipermetrop( glaukoma. - Klasifikasi:

- glaukoma akut : tekanan tinggi bola mata menyebabkan muntah jadi dia sadar kalau glaukoma. Mata merah dan kornea keruh : tekanan mata tinggi. Terjadi dekompensasi dari endotel kornea (tidak berfungsi menjaga keadaan kornea relatif dehidrasi( odem ( penurunan tajam penglihatan.

- glaukoma kronik : secara perlahan kerusakannya. Umumnya pasien baru sadar setelah terjadi kelainan lapang pandang yang sangat hebat. - Anterior chamber sangat dangkal dan matanya sangat keras jika dipalpasi.

- Segera turunkan tek bola mata atau rujuk ke dokter mata segera agar tidak semakin parah. Jangan lupa perhatikan mata yang sebelahnya krn ukuran bola mata sama, kemungkinan terjadi glaukoma akut juga sama.Endoftalmitis

Merupakan infeksi intraokuler. Penyebaran melalui kornea karena trauma atau karena tindakan bedah. Bisa endogenous (penyebaran dari fokal infeksi di tempat lain bakteri atau fungus di tubuh). Kalo ekstensi infeksinya sampai mengenai jaringan ekstra okuler (otot bola mata, adneksa) disebut sebagai panoftalmitis.

Manifestasi klinis: peradangan hebat, hipopion berat, kelopak mata sangat bengkak, pasien kesakitan( menghadap jahitan (gambar di slide ke-40: pasca operasi katarak dengan eksisi yang lebar dan dijumpai hipopion dan fibrin( tajam penglihatan turun).Jika visus tidak dapat diselamatkan pada endoftalmitis dan panoftalmitis( isi bola mata yang mengandung kuman dikeluarkan (eviserasi). Jika tidak maka akan berbahaya karena bola mata dekat dengan intrakranium sehingga dengan cepat dapat menyebabkan infeki dengan penyebaran ke intrakranial. Panuveitis

- Radang uvea anterior dan posterior.- Pada radang ini iris bisa menempel ke lensa. Jika telah diatasi, maka bisa terdapat bekas lengketan. Hal ini dikarenakan iris memiliki pigmen yang masih bisa membekas di lensa dan menimbulkan presipitat. Lihat gambar slide ke-46.Retinokoroiditis Toksoplasmosis

Toksoplasmosis dapat menyebabkan radang walaupun tanpa mata merah. Tokso yang sudah sembuh dapat menimbulkan scar dan dapat ganggu penglihatan. Diagnosis sangat penting. 70% populasi memiliki seropositif untuk anti-toksoplasmosis.

2.2. Trauma Mekanik dan Kimia Mata2.2.1. Trauma Mekanik

Sebagai dokter umum kita harus bisa menangani kasus emergensi yang berhubungan dengan trauma. Selain itu kita perlu memutuskan kasus mana yang perlu dirujuk dan kasus yang boleh ditangani hingga selesai atau diinisiasi terapi sebelum dirujuk (untuk mengurangi risiko kerusakan lebih lanjut). Tentu saja harus bisa melakukan anamnesis dengan baik mengenai penyebab dan identifikasi struktur bola mata mana yang terganggu. Yang paling penting dinilai adalah tajam penglihatan kemudian tentukan ditangani dulu atau dirujuk.

Informasi Dasara. Tulang orbital- Secara anatomi terdapat tulang yang melindungi bola mata. Pada saat trauma terdapat tulang yang mudah retak atau pecah untuk mencegah keparahan lebih lanjut akibat trauma tumpul dimana lebih berbahaya lagi kalo gak pecah tulang rongga orbitanya. Dengan demikian, struktur otot atau lemak orbita lebih fleksibel untuk mengisi rongga tsb saat trauma sehingga dapak okulernya lebih rendah.- Di dasar orbita terdapat tulang yang tipis (hanya atap sinus maksilaris) dan Rongga besar sehingga kalo ada apa-apa bisa saja otot rektus inferior dan lemak orbita menempati rongga. Hal ini guna mencegah benturan retina yang lebih besar.- N. optikus panjang melewati rongga optikus (kalau n. optikus sudah rusak akibat trauma maka susah ditangani dan dikembalikan seperti semula). b. Kelopak mata

Struktur yang khas sebagai penutup bola mata. Gangguan penutupan bola mata dapat menyebabkan gangguan mata lebih lanjut. c. Apparatus lakrimalisStruktur untuk drainasi air mata menuju ke duktus nasolakrimalis. Ingat! Kanalikulis harus tetap terbentuk agar tidak terjadi gangguan ekskresi yang menyebabkan epifora. Kanalikulus ada di bagian media kelopak mata, maka penjahitannya harus baik.d. Konjungtiva dan kornea

Epitel kornea sembuh dengan cepat. Sedangkan kalo luka/rupture/erosi di konjungtiva maka kita tidak perlu terlalu khawatir karena konjungtiva cepat penyembuhannya. Hanya saja kita perlu memfasilitasi agar tidak terganggu trauma dari kelopak matanya (pas ngedip-ngedip). Atau bila perlu untuk melindungi kornea atau konjungtiva perlu dipake bandage atau lensa kontak.e. Anterior chamberKalo terjadi sedikit laserasi, konjungtivanya dapat menutup dengan cepat. Namun bisa aja di bawah konjungtiva ada lagi laserasi berupa penetrating injury. Oleh karena itu kita harus lihat betul isi bola matanya juga. Jika penetrating injury hingga ke dalam orbita maka akuos akan keluar dan menyebabkan akuos humor dangkal dengan ruang yang datar. Oleh karena itu, cek kornea (intak atau gak) dengan tes fluoresen. Hasilnya, kalo ada daerah yang terdilusi jadi hitam berarti ada akuos yang merembes dari bola mata tadi. Hal ini menyebabkan bilik mata depannya menjadi dangkal dan kadang irisnya terjepit ke bibir luka kalau lukanya menjadi penetrating.

f. Iris dan badan siliarPada saat laserasi kornea atau limbus, iris bisa prolaps dan menyebabkan pupil menjadi irregular. Kalo trauma tumpul bisa menyebabkan penetrasi ke kornea di daerah limbus (lokus minorisnya). Deteksi dan tatalaksana penetrating injury tergantung dari penyebabnya dimana. Identifikasi: lihat pupil lonjong ke arah mana(biasanya tertarik ke arah muka. Misal: robekan/perforasi di limbus temporal( menonjol ke arah temporal dan di bagian temporal ada iris yang terjepit ke arahnya. - Trauma tumpul(iritis (nyeri merah). Biasanya tidak tembus di kornea, tapi tangkai iris dapat robek dan lepas dari tempatnya yang disebut miliodialisis (pupil bentuk tidak beraturan). Jika bagian tempat atas robek maka pupil yang bagian temporal balik ke tengah lagi. Sering dijumpai hivema (pembengkakan di sudut bilik mata depan karena proses trauma tumpul).- Lensa bisa cepat katarak kalau trauma mengenai lensa atau bisa karena zonula zinii putus dan lensa dislokasi / subloksasi/ tercemplung di vitreus.g. Vitreus humorPada trauma juga bisa dijumpai perdarahan di vitreus dan menyebabkan infeksi. Pada funduskopi( refleks menjadi negatif karena kekeruhan di vitreus. h. Retina Retina meskipun dilindungi tapi lapisannya tipis dan rentan. Jadi kalo ada trauma tajam/penetrating injury maka ia bisa terkena. Kalau serpihan besi menembus kornea dan sudah nempel/nancep di retina tentu saja bisa menyebabkan udem di retina (lebih pucat). Kalau terkena ampulanya, penglihatan dapat menurun.

Kapan dilakukan pemeriksaan?- Kebanyakan trauma okular menyebabkan mata merah dan nyeri. Namun hati-hati!! Tidak semua trauma mata menyebabkan mata merah. Kalau serpihannya tajam sekali bisa saja lolos dengan cepat dan di kornea gak terlalu keliatan. Oleh karena itu, lakukan anamnesis dan pemeriksaan dengan seksama krn memang di vitreus juga tak ada rasa sakit. - Iritis: mata nyeri, merah, dan kemungkinan besar pangkal iris robek dan lepas dari tempatnya. Hal ini menyebabkan pupil menjadi tidak beraturan dan mengganggu penglihatan. - Kalo udah tau itu penetrating injury hingga ke bola mata bagian belakang maka jangan kasih salep mata tapi berikan antibiotik tetes. Bagaimana memeriksa :a. Riwayat pasien

Anamnesis: kira-kira traumanya seperti apa. Ketahui pula golden period : infeksi berisiko pada pasien yang lebih lama ditutupnya. Jangan gunakan salep ke mata karena mengandung vaselin dan toksik terhadap retina. Ketahui pula riwayat alergi pasien.

b. Ketajaman penglihatan

Gunakan snellen chart dan kawan-kawan ya (Ada di slide ke-16 loh).c. Pemeriksaan eksternal

Palpasi: lihat ada fraktur dari lima orbita atau tidak. Hal ini penting karena banyak sinus sekitar mata sehingga kalo fraktur disitu maka udaranya akan keluar sehingga bisa teriritasi sebagai adanya udara dari kulit. Jangan terlalu banyak memanipulasi kelopak mata. Apalagi kalo trauma tembus bola mata maka akan semakin parah.

Tes fluoresen dapat mengidentifikasi erosi kornea atau tidak pada trauma tumpul.

Lihat gambar di slide ke-18. Gambaran laserasi. Hati2-hati kalo ada subkonjungtiva bleeding pada trauma misal kena paku, jangan anggap sepele! Mungkin dia ada laserasi sklera di bawahnya. Kita lihat pupilnya pun terdorong ke arah trauma karena iris prolaps. Biasanya karena trauma tumpul karena limbus itu adalah lobus minoris dapat ditembus dan bisa prolaps. Subkonjungtiva hemorrhage di sekitar laserasi konjungtiva.

Lihat gambar 19. Trauma tembus kornea: harus segera jahit seperti ini. Karena jika terlambat dapat menyebabkan masuknya kuman lebih lanjut sehingga risiko infeksi lebih berat. Jahit dengan neccon 10-6 dan menggunakan mikroskop saat operasi.

d. Reaksi pupil

Selalu cek reaksi pupil pada kasus trauma. Kalau terjadi gangguan refleks pupil, dapat diindikasikan bahwa terjadi gangguan pada n.optikus dan menyebabkan gangguan penglihatan.

e. Pergerakan bola mata

Pergerakan bola mata harus dilihat. Pada trauma yang terjadi penjempitan bola mata maka dapat menyebabkan trauma matapada waktu di suruh melirik ke atas dan bawah. Jika atap sinus maksilaris fraktur maka sebagian otot rektus inferior terjepit di fraktur tersebut dan menyebabkan gangguan bola mata. Pada waktu disuruh melirik ke atas tidak bisa. Lihat gambar di slide ke-22!! Ternyata di CT-scan fraktur dasar orbita dan muskulusnya terjepit.

f. Oftalmoskopi

Retina dicari ada udem atau tidak karena kalo ada kita kasi obat anti inflamasi. Lihat juga pada funduskopi lihat red reflex-nya bagus atau tidak. Kita harus lebarkan pupilnya untuk melihat bagian belakang (retina) kecuali jika bilik mata depan yang dangkal kadang-kadang dengan melebarkan pupil maka akan terjadi serangan akut glaukoma.

Gambar slide ke-24. Ini gambaran foreign body yang menancap di retina berupa eksudasi dan ada benda asingnya.

g. Pemeriksaan radiologi- Foto orbita untuk menilai fraktur dan benda asing. Foto orbita khusus di mata( kombek tes (diberikan marker yang ditempel di kornea dimana pasien difoto dengan posisi bola mata bermacam-macam. Kalo lesi di intraokuler maka pada saat bola mata bergerak ke atas bawah, kanan, dan kiri, benda asingnya akan ikut berubah posisi. Jika tidak ada perubahan benda asing pada saat bola mata digerakkan maka benda asingnya ada di orbita. - MRI bisa dikerjakan kecuali ada kecurigaan benda asing adalah benda asing yang logam. h. Manajemen atau rujukan

Sebagai dokter umum kita harus memberi pelayanan secara menyeluruh. Pada saat merujuk, lindungi mata dengan akrila (penutup) yang keras seperti bentuk mata saja agar tidak terjadi trauma lebih lanjut dan prolaps mata. Jangan berikan tekanan pada kasus penetrating injury.Lesi di konjungtiva atau kornea

Kalau benda hanya mengenai konjungtiva atau kornea, benda asing dapat diambil sendiri dengan tetes mata anestetik agar tidak kesakitan. Kalau benda kecil maka bisa diambil dengan ujung jarum kecil 30 cc dengan alat bantu lup. Ingat! Jangan terlalu dalam dicongkel. Atau bisa dengan irigasi yang kuat maka benda asing dapat keluar. Dengan cotton tip bisa dikeluarkan kalo benda asing tersebut belum terlalu nancep. Kalo pasien suka ngucek-ngucek mata kita riskan menggunakan cotton tipped.

Atau kalo terlalu dalam maka tunggu saja, benda asing tersebut akan semakin permukaan dan cukup lindungi dengan antibiotik.Abrasi Kornea

Kalo iritasi kornea pasien akan merasa kesakitan. Bisa atasi dengan perban tekan agar tidak mengedip. Short acting cyclopegic: istirahatkan iris agar tidak sakit. Tentunya ditambah antibiotik.Hivema

Kalo hivema, sebaiknya segera dirujuk karena kalau tekanan tinggi sekali pada hivema yang penuh maka perlu diaspirasi agar tekanan bola mata menurun. Laserasi kelopak mata

Kalo trauma di kelopak mata( jahit lapis demi lapis dan jangan terlalu kuat untuk mencegah sikatrik dan kelopak mata tidak menutup.

Gambar slide ke-30. Ini bisa kita ambil dengan dicongkel sedikit saja. Kalo digosok dengan cotton tipped bisa makin masuk maka makin susah. Gambar slide ke-31. Kita bisa jahit lapis demi lapis. Tarsus (bagian kelopak mata yang paling keras) harus dijahit dulu. Pake benang yang paling besar ukurannya yakni 7.0. Kalo lukanya melibatkan margo dan sudah dekat dengan traktus medius maka dirujuk saja.

2.2.2. Trauma Kimia

Kalo trauma kimia prinsipnya harus diirigasi secepatnya. Gak usah repot bedakan asam-basa, berikan anti inflamasi dan dilubrikasi.

Maaf teman2, trauma kimianya gak dibahas mendalam. Dokternya juga tidak mengajarkan apa-apa. Lebih baik belajar sendiri dari slide. Akhirnya, tentir ini selesai juga. Mohon maaf apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam penulisan. Perbaikan teman2 sangat membantu. Terimakasih.. :D"Single is not a status. It is a word that best describes a person who is strong enough to live and enjoy life without depending on others." - @ohteenquotes3. Patologi Anatomi Mata

Tentir ini dibuat dengan slide 2008 + tambahan tentir tahun lalu. Sangat disarankan untuk belajar juga lewat slide karena banyak sekali gambar yang dapat mendukung pengertian kita mengenai topiknya. Terimakasih.

3.1. Kelopak Mata

a. Blefaritis : inflamasi kelopak mata.

- Dikaitkan dengan infeksi stafilokokus kronis.- Kondisi ini menyebabkan debris skuamosa, inflamasi tepi kelopak mata, kulit, dan folikel bulu mata.

- Faktor prevalen: disfungsi dari kelenjar meibom dan kolonisasi dari stafilokokus.- Gejalanya antara lain mata lelah, nyeri, memburuk pada pagi hari, konjungtivitis kronik, dan ada krusta pada tepi kelopak mata.- Tandanya: skuama dan perubahan struktur pada tepi kelopak, debris bentuk roset di sekitar bulu mata, sumbatan kelenjar Meibom, sekresi Meibom keruh, injeksi pada tepi kelopak, dan abnormalitas produksi film air mata.

- Gambaran PA: Inflamasi kronik superfisial, terjadi inflamasi pada dermis dengan gejala akantosis (hiperplasi dari stratum spinosum), orthokeratosis (hiperplasi anukleus lapisan keratin), parakeratosis (hiperplasi keratin dengan nukleus), spongiosis (edema interselular pada keratinosit di epidermis).b. Hordeolum- Inflamasi akut purulen pada daerah kelopak mata.- Selulitis biasanya muncul pada sekitar jaringan kelopak mata (berwarna kemerahan dan muncul tanda inflamasi menunjukkan penyebaran infeksi).- Biasanya muncul dengan asosiasi dari blefaritis.- Histopatologi: terdapat abses, kumpulan PMN, dan jaringan nekrosis.

-Mengenai kelenjar Meibom (hordeolum interna( ada abses di dalam kelenjar Meibom, ada rasa nyeri). Biasanya disebabkan oleh obstruksi dan infeksi pada kelenjar Meibom. Kemerahan dan edema muncul di daerah posterior dari konjungtiva tarsus.- Mengenai kelenjar Zeiss/moll (hardeolum eksterna/stye(abses folikel bulu mata, ada nyeri). Ditemukan rasa nyeri, edema, dan kemerahan pada kelopak mata ( letaknya terlokalisasi dan dapat didrainase di anterior pada daerah sepanjang bulu mata.c. Kalazion- Inflamasi granulomatosa di kelenjar Meibom.

- Gangguan ini terjadi tanpa nyeri, dimana terdapat penyumbatan kelenjar meibom yang menyebabkan granuloma pada lempeng tarsal (deep chalazion) atau pada kelenjar Zeis (superficial chalazion).

- Gejalanya antara lain pembengkakan hebat kelopak mata.

- Histopatologi (lipogranuloma): Inflamasi lipogranulomatosa dengan ruang kosong yang merupakan lokasi dari lipid yang tercuci saat pembuatan sediaan. Ruang kosong tersebut dikelilingi oleh foreign body giant cells, neutrofil, limfosit, sel plasma, dan eosinofil. Terdapat pula gambaran pseudokapsul. d. Molluscum Contagiosum- Lesi mengkilat, dengan nodul berwarna putih-merah. Bagian tengahnya terdapat umbilikasi yang terisi material seperti keju. Infeksi oleh poxvirus MCV.

- Lesi dapat tunggal atau multipel, tetapi biasanya kurang dari 20.- Biasanya lesi pada daerah pinggir eyelid akan menginduksi reaksi konjungtival follicular.- Manifestasi lain berupa munculnya keratitis epitel, terbentuknya pannus, luka konjungtiva, oklusi punkta.

- PA: badan molluskum yang terletak intrasitoplasma. Terletak di daerah dalam epidermis. Badan molluskum akan terletak semakin besar dan menjadi lebih basofilik ketika letaknya lebih dekat dengan permukaan. Badan molluskum ini dapat menyebar lewat penyebaran air mata dan mengakibatkan infeksi sekunder konjungtivitis folikular.e. Veruka Vulgaris- Infeksi epidermal akibat HPV. Penyebaran dengan kontak langsung atau penggunaan barang pribadi bersama (misalnya handuk).- Paling sering terjadi pada anak-anak dan dewasa muda.- Dapat muncul di seluruh lokasi tubuh, tetapi paling sering pada daerah kelopak mata.- Lesi muncul dengan bentuk yang iregular, hiperkeratosis, dan permukaan yang berpapil.

- Serupa dengan molluscum kontagiosum, penyebaran dapat melewati air mata.

- PA: terdapat papilomatosis dengan kondisi hiperkeratosis, akantosis, dan parakeratosis. Vakuolasi keratinosit juga dapat ditemukan dengan nukleus basofilik yang dikelilingi oleh halo.f. Piogenik Granuloma - Lesi vaskular tersering yang melibatkan kelopak mata.

- Biasanya lesi muncul setelah dilakukan operasi, bersifat cepat tumbuh, berdaging, berwarna merah mudah-merah yang mudah berdarah ketika disentuh.

- Diagnosis banding: Kapossi sarcoma dan hiperplasia intravaskular papilari endotelial

- Penampakan klinisnya berupa massa yang muncul dari konjungtiva palpebral dan keluar melewati margin eyelid. Biasanya lesi ini muncul berasosiasi dengan kalazion.g. Keratosis seboreik- Lesi pada kelopak mata.- Biasanya pengaruhi pasien dengan usia pertengahan dan orang tua.- Pigmentasi biasanya bervariasi, sehingga seringkali sulit dibedakan dengan nevi, basal sel karsinoma berpigmen, dan melanoma.

- Lesi pada kelopak mata biasanya berbentuk lobus-lobus, berpapil, dan berpedunkulasi.- Gambaran HistoPA: hiperkeratotik, akantotik, adenoid, klonal, inflamasi, dan iritasi. Biasanya mengalami hiperpigmentasi dengan tingkat hiperkeratosis dan akantosis yang berbeda-beda.

h. Nevus Eyelid- Onsetnya pada umur antara 5-10 tahun.- Dipengaruhi oleh paparan sinar matahari - makin sering dapat meningkatkan kemungkinan timbulnya dan kepadatan dari nevi pada daerah yang sering terkena sinar matahari.

- Nevi biasanya muncul sebagai lesi menonjol yang kecil berwarna coklat gelap. Biasanya lesi ini akan menetap ketika dewasa.- Lokasinya dapat bervariasi dari batas kelopak mata hingga konjungtiva.

- Jenis yang paling sering pada dekade 1 adalah junctional nevi, compound nevi (gabungan antara junctional dan dermal) pada dekade 2, dan nevi dermal yang bertambah ukurannya sesuai dengan bertambahnya umur.

Nevus dermal (terletak di dermis) biasanya terdapat pada daerah kepala dan leher, sedangkan junctional nevi (berada di daerah epidermis dan dermis) biasanya terletak di ekstremitas.i. Keratoakantoma- Pada keratoakantoma ditemukan elevasi nodular dengan epidermis yang menebal. Bentukannya serupa dengan dome.

- Pada bagian epidermis akan ditemukan pulau-pulau yang sel epitel skuamosa mengelilingi keratin sebagai intinya. Terkadang ditemukan juga mikro abses di sekitar epitel skuamosa. Pada bagian dermis biasanya ditemukan infiltrasi dari sel polimorfonuklear.j. Basal sel karsinoma pada kelopak mata- Merupakan keganasan yang paling sering terjadi pada kelopak mata 90% dari lesi kanker.- Sering terjadi pada: orang dewasa, berkulit terang, dan pada individu yang sering terkena paparan sinar matahari dalam waktu yang lama.- Daerah yang paling sering terkena adalah pada daerah kelopak mata bawah dan kantus medialis.

- Basal sel karsinoma biasanya muncul dalam 3 bentuk:

- Bentuk nodular: bentuknya kecil, tembus pandang, menonjol dengan pinggiran yang tidak jelas.

- Bentuk ulseratif klasik: lesi nodular yang kemudian mengalami telangiectasia pada bagian permukaannya dengan bagian dalamnya mengalami atrofi. Kondisi tersebut membentuk bagian pinggir yang pearly (meling2 kayak mutiara kali ya? Sori ya ini gw juga kurang jelas) dan bagian tengah yang ter-ekskavasi (melesek ke dalam).

- Sklerosis atau morpheaform: merupakan jenis yang lebih jarang. Bentuknya berupa plak yang berwarna kuning pucat seperti lilin dengan batas yang tidak jelas.

- Histopatologi: Bagian pinggir dari sarang biasanya akan ditemukan sel tumor yang tersusun palisade (menyerupai tiang). Struktur ini biasanya akan menyebabkan retraksi dan membentuk jarak dengan stroma. Padasarang biasanya akan ditemukan proliferasi dari sel dengan nukleus yang oval dan sitoplasma yang jarang.j. Karsinoma sel skuamosa pada kelopak mata- Dapat muncul secara de novo dari lesi premaligna (contoh : intraepidermal karsinoma/karsinoma in situ).- Jenis yang sering muncul adalah:

- Intraepidermal: digambarkan dengan epidermal yang seluruhnya atipia (atipia selular, kehilangan polaritas, pleomorfik dan atau hiperkromatik nukleus, gambaran mitotik dan parakeratosis).

- Invasif: atipia selular mempenetrasi melewati basal membran epidermis.

- Well differentiated: sel berbentuk poligonal dengan sitoplasma yang banyak. Dapat ditemui diskeratosis dengan mutiara keratin. Nukleus prominen , hiperkromatik, dan pleomorfik. Gambaran mitotik biasanya sering muncul. Sel juga seringkali kehilangan polaritas.

- Poorly differentiated: tidak atau hanya sedikit sekali menunjukkan gejala keratinisasi.k. Karsinoma glandula sebasea- Merupakan neoplasma yang bersifat agresif secara lokal dan dapat bermetastasis ke nodus limfe regional dan organ yang letaknya cukup jauh.

- Berasal dari sel kelenjar sebasea.- Sebagian besar berada di daerah periorbital, terutama daerah kelopak mata.

- Lesi ini merupakan lesi yang paling berbahaya dari seluruh tumor adneksa.- Insiden tertinggi biasanya ditemukan di Cina, India, dan negara-negara Asia lainnya, dimana kanker ini lebih besar insidennya dibandingkan dengan BCC dan SCC.- HistoPA: sel tumor terdiri atas vakuolisasi dengan sitoplasma berbusa (foamy). Nukleus berbentuk pleomorfik. Secara garis besar, kanker ini merupakan karsinoma dengan massa yang infiltratif dan tidak memiliki kapsul.l. Melanoma pada kelopak mata- Merupakan tumor yang jarang, bahkan lebih kecil dari 1% neoplasma ganas yang terdapat pada kelopak mata.- Biasanya melibatkan bagian permukaan mukosa dari konjungtiva palpebral dan bulbar.

- Paling sering terdapat di bawah kelopak mata.- Batas mukokutaneus biasanya dapat ditembus dan konjungtiva palpebral juga terlibat ( kondisi ini merupakan penanda buruknya prognosis, karena konjungtiva yang ikut mengalami lesi biasanya tidak akan terlihat selama bertahun-tahun tidak menunjukkan gejala klinik atau penampakan yang khas.

- Karakteristik klinis pada melanoma : pigmentasi, pertumbuhan yang terdokumentasi, perdarahan dan ulserasi.- Gejala lainnya yang mencurigakan:

- Batas yang iregular

- Warna yang bervariasi: coklat, merah, putih, biru, hitam gelap. Walaupun demikian, terkadang bisa amelanotik

- HistoPA: Bentukan lobulasi dengan gambaran saluran vaskular yang dikelilingi oleh sel-sel endotel.

- Gambaran berupa bentukan mitosis dapat ditemukan pada lesi yang berploriferasi ini.

m. Xanthelasma- Sumbatan kuning berisi lipid yang mengandung makrofag( lesi bilateral, dapt dikaitkan dengan hiperkolesterolemia.- Biasanya 50% muncul pada pasien dengan hiperkolesterolemia atau gangguan metabolisme lipid.- Biasanya bilateral, tetapi dapat hanya pada satu sisi dan terletak antara di atas atau bawah kelopak mata.

- Gambaran PA: foam cell (biasanya terdapat 1 nukleus, tetapi bisa juga ditemukan yang multi touton giant cells) yang terdapat pada bagian tepi tengah margin eyelid. Lokasi makrofag di daerah superfisial dermis.3.2. Orbita

Periorbital hematoma- Memiliki bentukan:

- Lesi klasik superfisial: disebut juga sebagai strawberry nevus. Bentuk dari nevus tersebut adalah berwarna merah, timbul, dan berbentuk massa nodular yang memutih warnanya bila ditekan. Awalnya, lesi ini ditemukan sebagai lesi datar dengan pembuluh darah telangiektasi.

- Lesi subkutan: berbentuk biru keunguan, massa sponge.

- Lesi orbital dalam: Dapat menimbulkan proptosis dan displasi dari bola mata.

- Kombinasi

- Mikroskopik: bentukan histopatologi sesuai dengan fasenya:

- Fase proliferasi awal: lobulus dengan kumpulan sel endotel yang dipisahkan oleh septa fibrous. Biasanya juga terdapat gambaran mitosis dan lumen vaskular yang kecil dan iregular.

- Lesi matur: struktur vaskular yang lebih jelas dan sel endotel berbentuk rata dengan jumlah yang semakin berkurang jumlahnya.

- Regresi: fibrosis semakin progresif dan terdapat penebalan septa fibrosa. Lobulus endotelial juga akan digantikan oleh jaringan adiposa. Terjadi atrofi dari jaringan vaskular.

- Eksoftalmos/proptosis : protrusi mata abnormal (biasanya akibat space occupying lesion), bilateral/unilateral. Penyebab tersering: thyroid disease, orbital dermoid cyst, dan hemangiomas.3.3. Konjungtiva

a. Konjungtivitis papilla- Reaksi non spesifik.- Konjungtiva eritem dengan banyaknya nodul beserta dengan arteri sentral menonjol keluar

- Penyebab yang cukup sering: infeksi bakteri, blefaritis kronik, konjungtivitis alergi, iritasi terhadap benda asing atau kontak lens.

- PA: Papil terbentuk dari sel inflamatori kronik yang terbentuk dari: limfosit, sel plasma, makrofag, dan eosinofil. Diagnosis ditegakkan melalui kerokan konjungtiva dimana eosinofil terdapat paling banyak pada preparat dengan pewarnaan Giemsa.b. Konjungtiva folikular- Folikel berbentuk rentetan beras pada daerah konjungtiva yang dikelilingi oleh pembuluh darah untuk membedakannya dengan konjungtivitis papilla.- Reaksi ini tidak muncul secara spesifik pada 1 jenis macam penyebab. Contoh penyebab: infeksi virus MCV, adenovirus, HSV, klamidia, hipersensitif terhadap pengobatan topical.- PA: Stroma konjungtivitis terdapat diskret kecil dari folikel limfoid dengan bagian tengahnya terisi oleh jaringan germinal dikelilingi oleh limfosit matur.

Di gambar di atas direpresentasikan perbedaan antara konjungtivitis papilla dan konjungtivitis folikular. Intinya terutama ada eosinofil dan blood vessel di bagian tengah dari papillary conjunctivitis, di folikular gak ada.c. Pinguekula dan Pterigium

Pada gambar terdapat perbedaan antara pinguekula dan pterigium. Dasarnya dari kedua perbedaan tersebut adalah pterigium merupakan tahap lanjutan dari pinguekula.

PA: terjadinya kerusakan pada lapisan Bowman mengakibatkan scarring pada kornea. Pterigium memiliki gambaran histopatologi elastic van Gieson stain berupa serat berwarna hitam, yang berhubungan dengan serat kolagen yang berubah akibat cahaya UV (degenerasi elastoid).

Pada pinguekula, terdapat gambaran basofilik yang merupakan penanda degenerasi elastoid. Perbedaan dengan pterigium adalah masih ditemukannya lapisan Bowman.d. Papiloma sel skulamosa- Merupakan jenis tumor epitel yang jinak. Berada pada setiap umur dan biasanya muncul pada dewasa muda.

- Papiloma konjungtiva lebih sering muncul pada pria dibandingkan dengan wanita.- Biasanya terletak di daerah forniks inferior atau konjungtiva bulbar, tetapi dapat muncul pada setiap daerah dari konjungtiva, termasuk konjungtiva palpebral, batas kelopak, karunkula, dan plika semilunaris.

- Berdasarkan suatu studi, diketahui bahwa seringkali papiloma terletak pada daerah medial dan inferior, dimana sesuai dengan arah air mata mengalir.

- Histopatologi: papiloma skuamosa pada anak-anak biasanya berbentuk epitel yang diselubungi oleh sel gepeng berlapis akantosis tanpa lapisan tanduk, dimana juga terdapat sel goblet, dan inti fibrovaskular. Selain itu, juga ditemukan sel inflamasi, baik akut maupun kronik.

- Membran basal selalu intak.

e. Perdarahan konjungtiva: akibat trauma tumpul, anoksia, dan batuk parah.

f. Konjungtivitis: akibat agen infeksi atau alergi ( konjungtivitis, keratitis, atau ulkus kornea( kebutaan (trachoma dengan vektor lalat rumah dan ophthalmia neonatorum( konjungtivitis yang terjadi pada 28 hari pertama neonatus)g. Trachoma: konjungtivitis kronik yg menular, akibat infeksi Chlamydia trachomatis.h. Ophthalmia Neonatorum : konjungtivitis akut, berat dengan keluarnya sekret purulen berlebihan, khususnya pada bayi, akibat Neisseria gonorrhoeae.3.4. Kornea

a. Keratitis- Dibagi berdasarkan etiologinya:

- fungal : biasanya dipenuhi oleh vaskularisasi yang ekstensif.

- bakteri: following LASIK?? Maksudnya komplikasi dari LASIK-kah?(ini kurang jelas, sori ya)

- herpes simpleks: Biasanya bersifat self limited dengan karakteristik dengan corak arborisasi linear berupa opasifikasi dan membengkaknya sel epitel dengan ulserasi sentral.

Gambaran PA dari sel yang terinfeksi oleh herpes simpleks adalah terdapatnya inklusi intranuklear. Kromatin nuklear digantikan oleh material pewarna pink ketika diwarnai dengan pewarnaan spesial (phloxine-tartrazine stain).b. Ulkus kornea : akibat Herpes simplex virus (HSV-1). Ulkus dendritik ini biasanya sembuh tanpa parut.3.5. Lensa Mata

Katarak : Pengeruhan lensa kristallina (gangguan penglihatan dan kebutaan( bisa disebabkan oleh : diabetes, genetik, toksin, defisiensi riboflavin/triptofan, obat-obatan (kortikosteroid, ergot, phenothiazines), agen fisik (panas, sinar UV, trauma, bedah intraokular), penyakit okular (uveitis, neoplasma, glaukoma, retinitis pigmentosa, retinal detachment) . Pada katarak, penglihatan turun/hilang tanpa nyeri, penglihatan menjadi silau. Katarak akibat penuaan biasanya terjadi di daerah nukleus, korteks, atau subkapsular lensa. Katarak terinduksi obat steroid biasanya terjadi di supkapsular posterior. 3.6. Uvea a. Melanoma Uveal- Bentukannya sangat dipengaruhi lokasi dari asalnya (iris, badan siliaris, atau koroid), ukuran, pigmentasi, perdarahan atau inflamasi.- Melanoma ini biasanya muncul dari melanosit yang berada di daerah stroma dari koroid, badan siliar, serta iris.

- Basal membran tidak ditembus oleh tumor ketika tumor tersebut berkembang.- Secara PA: biasanya ditemukan dengan bentuk seperti jamur dan mengakibatkan ruptur Bruchs membrane (lapisan terdalam dari koroid). Secara mikroskopis terlihat sel tipa A dan B. Tipe A berbentuk nukleus oval, sedangkan tipe B berbentuk nukleus bulat. Keduanya fusiform.

b. Inflamasi pada berbagai traktus uvea yaitu iris, korpus siliaris, dan koroid. Kelainan ini bisa mengenai iris (iritis/uveitis anterior), korpus siliaris (cyclitis/uveitis intermediat), iris+korpus siliaris (iridocyclitis), dan seluruh uvea (uveitis) 3.7. Retinaa. Retinoblastoma- Tumor terbanyak pada masa kanak-kanak.

- Berasal dari jaringan embrional retina.- Dapat unilateral atau bilateral tapi bentuknya seringkali asimetris.

- Tumornya cukup jarang, insidensinya 1:20.000 kelahiran dan sangat jarang pada orang dewasa.- Gejala klinis:

- Struktur abnormal pada mata: strabismus (juling) atau leukokoria (penampakan putih pada retina dilihat lewat pupil)

- Oftalmoskopi: biasanya menunjukkan tumor nodul berwarna putih-pink yang menonjol dari retina ke vitreus humour (pertumbuhan endofitik), atau lepasnya retina karena proliferasi atau pertumbuhan tumor subretina dan eksudasi (pertumbuhan eksofitik)

- Histopatologi: diferensiasi retinoblastoma:

- Roset Flexner Wintersteiner: Sel yang tersusun melingkar dan tertaut antara sel dengan adherent junction. Pada lumennya terdapat asam mukopolisakarida yang dapat diidentifikasi menggunakan pewarnaan khusus.

- Roset Homer-Wright: Lingkaran yang berlapis-lapis mengelilingi materi fibrilar yang terwarnai oleh eosin. Jenis ini lebih jarang dibandingkan Flexner Wintersteiner. Sentralnya berisi perpanjangan sitoplasma dari sel-selnya disebut juga pseudo-rosette karena dalam penampakannya tidak ada lumen.

- Fleurettes: Sel yang tersusun sirkular dengan prosesus sitoplasma (mirip fleur de lys nama lain dari lili) dengan ultrastruktural karakteristik bagian dalam memiliki fotoreseptor.h. Nervus OptikusMelanositoma nervus optikus- Merupakan tumor melanositik yang jinak. Letaknya tepat berada di diskus optikus.- Pertumbuhannya cukup lambat.------------------------------------------------------------------------------------------------------Diabetes Melitus

- Hiperlipoproteinemia : bisa menyebabkan aterosklerosis, trombosis, dan arteriolosklerosis ( retinal detachment ( kebutaan.- Hiperglikemia( peningkatan glukosa di akuos humor.- Peningkatan sorbitol ( katarak.

Retinitis Pigmentosa

Mengenai kedua fotoreseptor, tapi utamanya sel batang. Pola penurunan bisa berupa rsesif autosomal, dominan autosomal, dan resesif terkait kromosom X. - Bilateral, progresif, retinopati degeneratif (rabun senja.- Kontriksi lapang padang perifer.

- Hilangnya fotoreseptor di retina.- Akumulasi pigmen di retina.Glaukoma

Berbagai gangguan neuropati optik yang disertai oleh hilangnya sensitivitas lapang pandang secara progresif. Kebanyakan kasus diakibatkan oleh hipertensi okular. Neoplasma

Melanoma maligna( tersering, muncul dari melanosit.Retinoblastoma( tersering pada anak-anak, pada 2 tahun pertama( tumor otot lurik, tumbuh dengan cepat. Infeksi MataHanya sebagian kecil mata terpajan lingkungan luar karena 5/6 bagian mata terdapat di dalam tulang orbita. Infeksi okular dapat terbagi menjadi infeksi eksternal dan internal. Struktur eksternal terdiri atas kelopak mata, konjungtiva, sklera, dan kornea. Sedangkan bola mata terdiri atas 3 lapisan, yakni sklera, koroid, dan retina.Sklera adalah jaringan keras, putih, fibrosa. Bagian anterior sklera membentuk kornea yang bersifat transparan dan tidak memiliki pembuluh darah. Bola mata dan kelopak mata dilapisi oleh membran mukosa yang disebut dengan konjungtiva. Ruang bola mata dibagi ke dalam 2 bagian, yakni ruang anterior dan ruang posterior. Ruang anterior terisi dengan cairan jernih dan cair yang disebut dengan aqueous humor. Sedangkan ruang posterior terisi dengan zat menyerupai gelatin dan lembut, yang disebut vitreous humor.Sometimes we have to realize that certain people stay in our hearts but not in our lifes. - @LoveHasQuotes4. Mikrobiologi Penginderaan (1)Tentir ini akan membahas infeksi mikrobiologi pada mata, hidung, lidah, dan sinus. Infeksi telinga akan dibahas di tentir selanjutnya. Selamat belajar!4.1. Mata4.1.1. Flora Normal Mata

Staphylococcus epidermidis dan Lactobacillus sp. (paling banyak), Propionibacterium acnes, Staphylococcus aureus (