Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

16
Halaman 15 Rasa penasaran terhadap dunia wi- rausaha membuatnya semangat dan kembali percaya diri untuk terus mem- buka usaha. www.teknokra.com Edisi Mei 2015 No 143 Tahun XV Trimingguan Halaman 11 Di Indonesia, kotoran sapi paling ban- yak digunakan untuk diproduksi seb- agai biogas, hal itu karena banyakan- ya usaha perternakan di Indonesia. Tetap Berpikir Merdeka! Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas Teknokra Unila @TeknokraUnila Halaman 3 Menurut Hartono yang menjadi kriteria penilaian seleksi PMW adalah diuta- makan bagi yang usahanya memang sudah berjalan. KAMPUS MASIH JADI NOMOR DUA

description

Merupakan terbitan Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) Teknokra Universitas Lampung

Transcript of Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

Page 1: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

Halaman 15Rasa penasaran terhadap dunia wi-rausaha membuatnya semangat dan kembali percaya diri untuk terus mem-buka usaha.

www.teknokra.com

Ed i s i Me i 2015No 143 Tahun XV Trimingguan

Halaman 11Di Indonesia, kotoran sapi paling ban-yak digunakan untuk diproduksi seb-agai biogas, hal itu karena banyakan-ya usaha perternakan di Indonesia.

Tetap Berpikir Merdeka!Ilmiah Bisa, Populer Juga Boleh

TABLOID MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG

Teknologi, Inovasi, Kreativitas dan Aktivitas

Teknokra Unila@TeknokraUnila

Halaman 3Menurut Hartono yang menjadi kriteria penilaian seleksi PMW adalah diuta-makan bagi yang usahanya memang sudah berjalan.

KAMPUSMASIH JADI NOMOR DUA

Page 2: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

2

Cover

Judul : Kampus Dua, Masih Jadi Nomor Dua

Ide & Desain : Retno WulandariFoto : Defika Putri N.

TABLOID TRI MINGGUAN diterbitkan oleh Unit Kegiatan Penerbitan Mahasiswa (UKPM) TEKNOKRA Universitas Lampung ALAMAT Grha Kemahasiswaan Lt.1 Jl.Soemantri Brodjonegoro No.1 Bandar Lampung 35145 Telp .(0721) 788717 EMAIL [email protected], [email protected] WEBSITE www.teknokra.com Pelindung: Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, MS Penasihat: Prof. Dr. Sunarto, SH, MH Dewan Pembi na: Maulana Mukhlis, S.Sos.,MIP. Anggota Dewan Pembina: Prof. Dr. Ir. Muhajair Utomo, M.Sc., Asep Unik, SE. ME., Drs. M. Toha B. Sampurna Jaya, M.S., Dr. Eddy Riva’i, S.H., M.H., Ir. Anshori Djausal, M.T., M.A., Dr.Yuswa-nto.SH.,MH., Dr.Eddi Rifai SH.MH., Asrian Hendi Caya,SE.,ME., Dr. Yoke Moelgini M.Sc, Irsan Dalimunte,SE.M.Si,MA., Dr.Dedy Hermawan S.Sos,M.Si., Dr. Nanang Trenggono M.Si., Dr.H.Sulton Djasmi, M.Si., Syafarrudin, S. Sos. MA., Toni Wijaya S.Sos.MA, M. Burhan, Vina Oktavia, S.Pd., Yurike Pratiwi

Pemimpin Umum: Faris Yursanto Pemimpin Redaksi: Hayatun Nisa F Pemimpin Usaha: Fitri Wahyuningsih Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan: Kurnia Mahardika Kepala Kesekretarian: Lia Vivi Farida Redaktur Pelaksana: Ayu Yuni Antika Redaktur Pelaksana Daring: Khorik Istiana Redaktur Berita: Rika Andriani Reporter : Fahmi Bastiar (Non Aktif), Fitri Ardiani, Enindita Prastiwi, Retnoningayu JU Redaktur Foto: Wawan Taryanto Fotografer: Luvita Wilya H Redaktur Artistik: Retno Wulandari Staf Artistik: Defika Putri Nastiti Kameramen: Fajar Nurrohmah, Redaktur Daring: Yola Septika Manajer Keuangan: Fitria Wulandari Manajer Usaha : Imam Gunawan Staf Keuangan: Yola Savitri Staf Periklanan: Riska Martina, Enin-dita Prastiwi Staf Pemasaran: Yola Septika Staf Kesekretariatan: Fitri Ardiani Staf Analisis dan Perpustakaan: Fajar Nurrohmah Staf Pengkaderan dan SDM: Wawan Taryanto Magang: Aditya, Sheli P.S, Adi F, Agung M, Aldi H, Ana U, Ari A, Arif S, Ariz N, Bayu F.H, Eka S, Endani A, Faiza U.A, Febriel M, Fonny B, M. Ghufroni A, Niko F, Novita L, Nur Azizah D.A, Nur Intan F, Trias S.P.N, Winda S, Yessi E.N.

SALAM KAMICOMMENT

KYAY JAMO ADIEN

KYAY JAMO ADIEN

Oleh Retno Wulandari

Kritikan, saran, bahkan tuduhan banyak kami terima setiap usai ter-

bit. Kami tentu menganggap-nya sebagai pelajaran berhar-ga. Namun kami juga kecewa, dengan beberapa stakeholder Teknokra yang dengan mu-dah mengatakan Teknokra harus ditutup. Mungkin kare-na pemberitaan Teknokra yang selalu mengkritik untuk pembenahan, atau karena tak paham bagaimana kerja sebuah media berita. Istilah Wacth Dog sepertinya ha-rus lebih ditekankan dalam kerja-kerja kami sebagai pers mahasiswa. Sehingga tak ada lagi yang menganggap Tek-nokra sebagai Lap Dog.

Tak jarang juga, reporter Teknokra mendapatkan hu-jatan hingga ancaman dari narasumber yang tidak teri-ma dengan pemberitaan Tek-nokra sebelumnya. Namun, pihak-pihak tersebut tak per-

Watch Dog Bukan Lap Dog

nah mengirimkan surat pem-baca atau sowan ke Pojok PKM. Entah ketidakpahaman yang membuat mereka se-perti itu atau memang ingin mematikan proses belajar. Ya, kami memang masih be-lajar, serius belajar dan bela-jar serius memainkan peran kami sebagai kontrol sosial. Para pembaca, narasumber, birokrat kampus, sampai alumni Teknokra memiliki peran masing-masing bagi eksistensi Teknokra.

Kami juga tak bisa menya-lahkan para pembaca yang mungkin memang tak paham media jurnalistik. Tuduhan bahwa Teknokra berpihak dan sebagainya tak henti dilontarkan, tentu saja Tek-nokra berpihak. Karena me-dia tidak boleh netral, media haruslah berpihak, berpihak pada kepentingan orang ban-yak. Kami juga selalu beru-saha profesional dalam kerja

kami sebagai unit kegiatan penerbitan. Meski pun masih sulit bagi kami mengalahkan tirani deadline yang telah kami tentukan sendiri.

Kami meminta maaf kepada seluruh pembaca karena telah molor terbit. Kami masih bela-jar, karena itu kami tak pernah merasa bosan mendapatkan kritikan juga masukan ber-bagai pihak. Saat kami memo-sisikan diri sebagai penjaga, maka para pemabaca menjadi penjaga kami.

Tabloid Teknokra edisi 143 kami menyoroti kampus ca-bang Unila yang mendapat keluhan dari para maha-siswanya. Selain itu kami juga menyajikan wawancara khu-sus dengan Rektor Unila dan Kepala LP3M terkait akredi-tasi B yang baru diraih Unila.

Dari pojok PKM kami tak pernah bosan untuk mengajak pembaca untuk,Tetap Berpikir Merdeka!=

Setelah Akreditas B

Foto

Luv

ita W

.H.

Universitas Lampung tentu boleh berbangga dengan akreditasi B yang diraihnya dengan poin yang cukup tinggi. Bahkan pada Ultah Emas ke-50 Unila optimis akan segera mendapatkan akreditasi A. Dengan pencapain tersebut, lu-lusan Unila juga akan lebih diperhitungkan di dunia kerja. Banyak hal yang menjadi penilaian tim Asesor BAN-PT yang menyambangi Unila Maret lalu. Penilaian tersebut tentu tak sembarang, Unila juga sudah menyiapkannya sejak jauh hari.

Namun, bukan berarti Unila dengan begitu saja berpuas diri, Unila harus terus berbenah dalam segala aspek. Karena yang masih menjadi pertanyaan meskipun Unila begitu op-timis akan segera mendapatkan akreditasi A, mengapa ma-sih banyak fasilitas yang mahasiswa rasakan kurang. Mulai dari layanan perpustakaan, lab di fakultas sosial yang peng-gunaanya juga belum maksimal, beasiswa yang masih sulit diakses, bahkan walaupun Unila kini gencar melakukan pem-bangunan gedung, masih saja ada perkuliahan yang berebut ruangan.

Contoh yang paling jelas kondisi kampus cabang Unila yang ada di Ratulangi dan Metro. Mahasiswa yang kuliah disana juga dikenai SPP ataupun UKT yang sama dengan mahasiswa yang ada di kampus pusat. Namun mereka harus kuliah de-ngan kondisi gedung yang kurang layak dan fasilitas juga masih kurang, selain itu mereka juga jauh dari akses fasilitas seperti perpustakaan dan fasilitas umum yang ada di kam-pus pusat. Selain itu Unila juga belum memiliki cukup banyak guru besar. Entah bagaimana penilaian dari BAN-PT, namun untuk menyandang akreditasi A sepertinya Unila masih jauh.

Namun, hal tersebut dapat menjadi motivasi bagi Unila un-tuk mencapai Top Ten University di tahun 2025 nanti. Meng-ingat masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselsaikan Unila di tahun ini dan tahun-tahun berikutnya. Selain itu, di tahun ini juga menjadi momen pergantian Rektor. Hal ini tentu memacu siapa pun yang terpilih menjadi Rektor nanti-nya. Apakah ia akan berhasil membawa Unila mendapatkan akreditasi A dan mencapai visi misi Unila yang saat ini masih jauh untuk dicapai.=

Page 3: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

3KAMPUS IKAM

NGEKHIBAS Sosiologi Ajak Siswa SMA KreatifOleh Trias Suci Puspa Ningrum

FISIP-Tek: Himpunan Ma-hasiswa Jurusan (HMJ) So-siologi mengadakan Sopres (Sosiologi Present) yang dii-kuti oleh siswa SMA se-Lam-pung, Minggu, (25/4). Acara ini dihadiri oleh Pairul Syah selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni dan Susetyo selaku Kepala Jurusan Sosiologi ini meng-usung tema Socraed (Social Creative and Educative).

Juanda (Sosiologi’12) se laku Ketua Pelaksana menjelaskan nilai sosial yang diangakat dari pameran foto keadaan sosial masyarakat dan juga adanya pengab-dian masyarakat. Tak hanya

itu, nilai kreatif ditunjukan de ngan mengadakan lomba majalah dinding (Mading). Lalu dari segi pendidkan ditunjukan dengan adanya olimpiade sosiologi dan se-minar.

Tri Rudianti, mengung-kapkan keprihatinannya ter-hadap masyarakat Lampung. “Dari seminar ini saya tahu keadaan masyarakat Lam-pung, bahwa banyak masalah sosial di Lampung khususnya kriminalitas. Keadaan remaja sekarang juga sudah san-gat mempriha tinkan sudah merosot semua moralnya,” harapnya. Rudianti juga ber-harap dengan diadakannya

acara ini dapat menambah wawasan para guru, dan juga untuk acara yang akan datang dapat lebih dikhususkan lagi tema seminarnya.

Endi Deswanto (Siswa SMAN 1 Tumijaja Tulang Bawang Barat), salah sa-

tu peserta olimpiade me ng atakan optimis akan mendapatkan juara satu ka-rena persiapan yang sudah matang.

Tak lain dengan Silvia Diah Apriliani, salah satu peserta lomba Mading. “Saya senang dengan adanya acara ini, semoga kedepannya kita lebih kreatif dan inovatif,” ujarmya.=

Mahasiswa masih iuran beli peralatan olahragaKemana UKT?

Unila akreditasi B GemukBangga dengan hasil seperti itu?

Mahasiswa kampus B masih mengeluhkan fasilitasSampai kapan jadi anak tiri?

Pansus siapkan 70 orang untuk PEMIRAAklamasi lagi gak ya?

Unila-Tek: Meningkatnya semangat mahasiswa yang mempunyai minat tinggi dalam berwirausaha saat ini dapat dilihat dari antusiasme mahasiswa yang ikut serta dalam Program Mahasiswa Wirausaha (PMW) 2015. Sebanyak 148 mahasiswa telah mengumpulkan berkas se perti formulir, proposal bisnis, fotokopi KTM, dan transkrip akademik sebagai salah satu syarat mengikuti program ini.

Selanjutnya berkas akan diseleksi, bagi mahasiswa yang lolos seleksi berkas ha-rus mengikuti tes wawan cara yang dilakukan pada (11-15/5). Sebanyak 60 maha-siswa yang akan di nyatakan lolos tes wawancara. Mer-eka akan diberi bimbingan tentatif serta wajib mengi-kuti diklat pada (23-24/5) mendatang. Diklat ini bertu-

Unila Jaring WirausahawanOleh Fitri Ardiani

juan agar mahasiswa terse-but dapat melakukan revisi dalam proposalnya. “Tiap Fakultas pasti akan ada yang lolos seleksi,” ujar Hartono yang merupakan Tim Kerja Bidang Penalaran.

Tak sampai situ saja, peser-ta PMW akan ditempatkan berdasarkan usaha yang mer-eka ajukan & menandatan-gani kontrak usaha pada (28/4). Para peserta memiliki penanggung ja wab yang akan membimbing mereka nanti-nya. Satu pembimbing akan mengarahkan 5-6 peserta. Pencairan dana baru dapat di-lakukan pada Juni mendatang sebesar 70 persen dan si-sanya pada bulan berikutnya. Selama kurang lebih 6 bulan peserta PMW tersebut akan melakoni usahanya dengan bimbingan. Dan wajib mem-buat laporan akhir dari usaha yang mereka jalankan.

Menurut Hartono yang menjadi kriteria penilaian seleksi PMW adalah diuta-makan bagi yang usahanya memang sudah berjalan, ke-layakan usaha yang meliputi prospek, dan tingkat keterli-batan mahasiswa. Bagi usaha yang memang sudah berjalan juga akan diverifikasi dengan menyurveinya langsung.

“Sebaiknya PMW ini hanya untuk mahasiswa yang su-dah hampir lulus saja, su-paya mereka benar-benar niat dan agar setelah me reka wisuda nanti langsung pu-nya kerjaan,”ungkap Triono (Agroteknologi’12) salah satu pendaftar PMW. Sama halnya dengan Baidowi (PPKn’12) yang mendukung kegiatan PMW diselenggarakan. “Saya berharap kegiatan ini akan selalu ada tiap tahunnya dan kuota penerimaannya pun di-tambah,” ujarnya berharap.=

Perluasan. Beberapa pekerja sedang membuat lahan parkir di depan galeri ATM Unila dengan memperluas bahu jalan karena parkir yang membludak di area itu. Foto dibidik Selasa (28/4)

Foto Luvita Willya Hendri

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Katolik Unila menggelar Dies Natalis kedua. Ada berbagai rangkaian acara memeriahkan agenda yang dibuka di Fakultas Hukum (FH) Unila, Sabtu (18/4). Diawali dengan kegiatan internal yang dikhususkan untuk mahasiswa Katolik Unila, seperti lomba lektor, mazmur, dan lomba debat yang membahas seputar Iman Katolik. Selain kegiatan internal, UKM Katolik juga mengadakan kegiatan eksternal berupa bakti sosial ke Panti Jompo Hana di Teluk Betung, Sabtu (25/4).

Sesuai dengan tema yang diusung yaitu “Berkarya dengan Bergandeng Tangan”, Agustinus Satrio (Teknik Elektro’14) selaku Ketua Pelasana menuturkan lewat acara tersebut mahasiswa Katolik Unila dapat berkarya tak hanya secara individu, tapi berkarya bersama-sama, dan mencapai tujuan bersama serta dapat memajukan UKM Katolik untuk kede-pannya. Selain itu tujuan dari acara ini adalah mempererat tali persaudaraan antar mahasiswa Katolik di Unila dan me-nambah wawasan mahasiswa tentang iman Katolik

Deddi Adrian (Teknik Geofisika’12) selaku Ketua Umum UKM Katolik mengatakan bahwa acara ini menjadi awal yang baik agar kedepannya kegiatan-kegiatan seperti ini dapat terus diadakan.=

Ekspor Ikan Bantu Ekonomi

Dies Natalis UKM Katolik

Oleh Ariz Nisrina

Oleh Fonny Budiyanto

FP-TEK: Himpunan Mahasiswa Budidaya Perairan Unila (Hidrila) mengadakan diskusi publik di Aula Fakultas Perta-nian (FP) Unila, Rabu (29/4). Diskusi yang mengusung tema “Optimalisasi Bidang Ekspor Perikanan sebagai Upaya Me-ningkatkan Kesejahteraan Masyarakat” menghadirkan pem-bicara dari Balai Besar Perikanan Budidaya Laut Lampung (BBPBL) Dinas Kelautan Lampung, PT. Matahari Sakti, dan pengusaha muda perikanan di Lampung, Dimas Riski.

Diskusi yang merupakan rangkaian acara Aqua Expo itu bertujuan untuk membuka pemikiran mengapa ekspor di bidang perikanan di Lampung belum berkembang de ngan baik, memperkenalkan jenis-jenis komoditi yang biasa diekspor, dan menelisik masalah yang menghambat siklus ekspor-impor perikanan.

Dalam diskusi tersebut, Dimas Riski menuturkan selain ekspor ikan jenis konsumsi, Indonesia juga punya potensi yang cukup besar di bidang ekspor ikan hias, khususnya ikan guppy (millionfish). Firman Verdiyan (Budidaya Perairan’13) selaku Ketua Pelaksana berharap diskusi tersebut dapat memberikan pencerahan dalam usaha budidaya perikanan di Indonesia agar tak stagnan.=

Page 4: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

4 KAMPUS IKAM

Bersantai. Beberapa mahasiswa bersantai di pondok Go Green di samping gedung C FKIP yang didirikan untuk mengajak mahasiswa mencintai Bumi. Foto dibidik Kamis (23/4).

Foto Luvita Willya Hendri

Unila-Tek: Prof. Sugeng P. Hariyanto selaku Rektor Uni-versitas Lampung menguku-hkan Khaidir Anwar menjadi Guru Besar bidang Ilmu Hu-kum Internasional di Gedung Serba Guna, Jumat (23/4). Dengan dikukuhkan Khai-dir Anwar sebagai Profesor, menambah jumlah profesor yang ada di Fakultas Ilmu So-sial menjadi 54 dosen.

Hal ini masih dirasa kurang, jika dibandingkan dengan jumlah dari seluruh dosen yang berjumlah seribu dua ratus orang. “Jumlah Profesor

Rektor Kembali Kukuhkan Guru BesarOleh Fonny Budiyanto

di Unila sendiri masih sangat sedikit, sekitar lima persen dari jumlah dosen yang ada. Saya berharap kedepannya, jumlah profesor di Unila bisa meningkat sampai dua puluh persen,” ujar rektor Unila.

Dalam acara tersebut, Khai-dar menyampaikan orasinya dengan mengangkat judul “Kerjasama Pengelolaan Selat Malaka dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)”. Ia menekankan pent-ingnya kerjasama antar neg-ara yang berada di tepi selat Malaka yaitu Singapura, Ma-

laysia, dan Indonesia dalam pengelolaan hasil aktivitas ekonomi di Selat Malaka.

Khaidar pun berharap de-ngan terjalinnya kerjasama, Indonesia bisa meningkatkan sektor pariwisata dan me-nambah devisa negara. “Kita perlu mendorong pemerin-tah untuk meningkatkan SDM yang ada di Indonesia supaya kapal-kapal yang melewati Selat Malaka tersebut dapat dipandu oleh Indonesia ti-dak hanya oleh Malaysia dan Singapura,” ujar Prof Khaidir Anwar.=

Unila-Tek: Tahun ini Univer-sitas Lampung diperkirakan membuka kuota sebanyak 5800. Penerimaan ini me-lalui Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) sebanyak 50%, 30% lewat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN), 5% PM-PAP, dan sisanya melalui jalur mandiri.

Penerimaan melalui jalur SNMPTN sudah dibuka sejak 13-15 Maret 2015. Namun kegiatan pendahuluan seb-agai salah satu bentuk taha-pan seleksi telah dimulai se-jak 22 Januari 2015. Kegiatan tersebut adalah pengisian dan verifikasi PDSS yang di-jadwalkan mulai 22 Januari s.d. 8 Maret 2015.

Pangkalan Data Seko-lah dan Siswa (PDSS), yaitu sistem dimana pihak dari sekolah memasukkan nilai

PenerimaanMahasiswa Baru Unila

rapor siswa untuk proses seleksi SNMPTN tahun aka-demik 2015/2016. Pengisian data sekolah dan siswa di PDSS melalui laman http://pdss.snmptn.ac.id. Kartu peserta SNMPTN dapat di-cetak mulai tanggal 14 -28 April 2015. Setiap siswa pendaftar dapat memilih 4 program studi pada 2 Pergu-ruan Tinggi Negri (PTN) yang berbeda. Salah satu diantara PTN tersebut harus berada pada provinsi yang sama dengan asal sekolahnya.

Penyeleksian berkas SNMPTN oleh pihak panitia dilakukan pada 16 – 8 Mei 2015. Hasil dari data yang telah diseleksi akan diumum-kan pada 9 Mei mendatang. Adapun proses verifikasi atau pendaftaran ulang bagi calon mahasiswa yang dinyatakan lulus seleksi dilakukan pada 9 Juni yang bersamaan

de ngan pelaksanaan ujian tes tertulis bagi mahasiswa baru yang mendaftar melalui jalur SBMPTN. Penerimaan mahasiswa baru melalui jalur SBMPTN sendiri akan dibuka pada 11-29 Mei 2015. Hasil dari ujian tertulisnya akan diumumkan pada 9 Juli 2015.

Proses verifikasi atau pendaftaran ulang ini me-liputi penyerahan fotokopi rapot semester 1-5 dan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasi-onal (SKHUN). Pada proses ini akan dilihat apakah ada kecurangan atau tidak.

Sisa dari kuota yang terse-dia diperuntukkan untuk jalur Ujian Mandiri (UM) yang hanya terdapat pada bebe-rapa Fakultas di Universitas Lampung saja. “Tidak semua jurusan yang ada di fakultas tersebut juga membuka jalur UM , hanya sebagian saja”, ujar Ainul Hudzni.=

Oleh Fitri ArdianiUnila-Tek: Memperingati hari Kartini pada 21 April, Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM U) Unila mengada-kan diskusi publik yang berlangsung di pelataran belakang Rektorat Unila, Jumat, (24/4). Diskusi yang bertemakan “Dengan Semangat Kartini Kita Tingkatkan Kualitas dan Profesionalisme Wanita” ini menghadirkan Titis Roviana dan Rimayanti yang merupakan aktivis pergerakan wanita Lampung. Dalam diskusi tersebut, Rimayanti menyayang-kan kaum wanita kerap menjadi korban kekerasan, apalagi didominasi dengan adanya kekerasan dalam rumah tangga.

“Kita sebagai kaum wanita harus mengubah mindset bah-wa wanita itu bukan manusia yang lemah, kita mempunyai hak dan derajat yang sama dengan kaum lelaki,” paparnya. Tak hanya itu, ia juga menjelaskan bahwasanya seorang wanita pun bisa menjadi seorang pemimpin walaupun pada hakikatnya lelaki adalah pemimpin wanita.

“Kenapa kita harus memperingati hari Kartini? Kenapa bukan pahlawan wanita yang lain seperti Cut Nyak Dien?” tanya Shinta Yunia Ulfa (FMIPA Fisika’11) di sela-sela dis-kusi. Menurut Rimayanti, peringatan hari Kartini terletak pada ideologi dan gagasan yang relevan dari hasil pemikiran pahlawan wanita tersebut.=

FP-Tek: Hari Bumi yang jatuh pada Rabu (22/4), diperi-ngati Himpunan Mahasiswa Kehutanan Fakultas Pertanian Unila (Hymasilva) dengan menggelar aksi di Tugu Adipura, Bandarlampung. Aksi yang bertema “Bumi Ini Cuma Ada Satu, Sudah Untuk Tempat Tinggalku” itu diikuti oleh orga-nisasi pecinta alam di sekitar Bandarlampung

Dalam aksi tersebut mereka menyuarakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) Bandarlampung masih jauh dari paraturan yang mengharuskan RTH 30 persen dari luas daerah, sedangkan Bandarlampung hanya memiliki 11,8 persen. Tak hanya melakukan aksi, mereka juga mengadakan penanaman 2015 mangrove di desa Ketapang, Sabtu (26/4).

Untuk menanamkan jiwa konservasi, mereka juga melaku-kan penyuluhan konservasi alam kepada anak-anak usia belia. Kegiatan dilanjutkan dengan seminar ekologi yang membahas tentang peran serta hutan dalam masalah irigasi terhadap pencegahan terjadinya bencana alam.

Roly Mardhinata (Kehutanan’12), selaku Ketua Pelaksana berharap keadaan alam benar-benar lestari sehingga Indo-nesia pun sejahtera sesuai dengan prinsip negara Indonesia. “Menurut kami prinsip ini berkesinambungan dengan ling-kungan alam yang lestari,” ujarnya.=

Semangat Kartini Lewat Diskusi

Rois Gelar Gebyar Kahfi

Himasylva Peringati Hari Bumi

Oleh Fitri Ardiani

Oleh Faiza Ukhti Annisa

Oleh Winda Septiana

FEB-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Ro-hani Islam Fakultas Ekonomi dan Bisnis (ROIS FEB) Unila menggelar Seminar Ekonomi Islam, Sabtu-Minggu (25-26/4). Seminar yang mengusung tema “Fenomena Riba yang Menjadi Bagian dari Gaya Hidup” ini merupakan rangkaian acara Gebyar Kahfi di tahun 2015 ini.

Fahrizal sebagai lulusan ekonomi dari Jawa Barat seka-ligus pemateri menjelaskan fenomena riba dalam pereko-nomian di Indonesia yang kini sudah menjadi gaya hidup. Acara ini bertujuan untuk meningkatakan profesionalisme anggota muda membentuk jiwa kerohanian yang lebih kuat dan membentuk perekonomian Indonesia yang islami. “Menanamkan jiwa Islami untuk membentuk generasi islam agar dapat lebih menguatkan perekonomian Islam,” ujar Ar-danta Istari (Manajemen ’14) selaku Ketua Pelaksana.

Singgih Syamsuri (Ekonomi pembangunan ‘12) selaku Ketua Umum Rois berharap dengan adanya acara tahunan ini, para anggota muda dapat belajar mengelola kegiatan, dapat melahirkan pengurus yang profesional, dan Islami serta mendakwahkan Islam bagi masyarakat, khususnya mahasiswa FEB.=

Page 5: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

5KAMPUS IKAM

Jalan. Para pekerja sedang memperbaiki jalan menuju Rusunawa Unila, jalan tersebut akan diaspal. Foto dibidik Kamis (30/4).

Foto Luvita Willya Hendri

FKIP-Tek: Sarana dan Prasa-rana perkuliahan sangatlah dibutuhkan bagi mahasiswa dalam proses perkuliahan. Tak lain halnya bagi maha-siswa Fakultas Keguruan dan Pendidikan (FKIP) Penjaskes. Sarana praktek lapangan seperti bola tangan, soft-ball, bola kaki, stik pemukul, tiang hinggap, dan bola voli. Namun, Unila masih dirasa kurang dalam penyediaan sarana tersebut. Hal ini mem-buat mahasiswa Penjaskes kerap mengeluarkan iuran untuk membeli bola.

Dani Iskandar (Penjaskes ‘12) mengatakan kekurangan sarana menjadi penghambat untuk mahasiswa dalam pros-es praktik lapangan. “Seharus-nya jika sudah ada sistem UKT, peralatan olahraga menjadi jaminan kampus,“ ungkap-

Kurang Sarana Olahraga, Mahasiswa NombokOleh Luvita Willya Hendri

nya. Ia me ngaku adanya iuran pembelian sarana dan prasa-rana sudah dilakukan sejak ia duduk di semester satu dan hinggga sekarang hal itu tetap berjalan dan menjadi sebuah keharusan yang dilakukan dalam pemenuhan peralatan yang kurang memadai. Ak-hirnya terkadang mahasiswa berinisiatif membeli sendiri dengan iuran yang sebesar sepuluh sampai dua puluh ribu rupiah.

Tak berbeda dengan Riski Adi Wijaya (Penjaskes ’13), mengaku meskipun untuk memenuhi kebutuhan ma-hasiswa, tetap saja mem-beratkan baginya, terutama teman-temannya yang kurang mampu harus dibebankan dengan hal seperti ini. “Se-harusnya ini menjadi tang-gung jawab pihak jurusan dan

fakultas” tuntutnya. “Penjask-es terkesan dipandang sebelah mata. Jika sarana penunjang yang penting tidak memenuhi syarat kelengkapannya ba-gaimana keterampilan bisa berkembang dan mencapai kemampuan maksimal” keluh-nya.

Buchori Asyik selaku wakil Dekan Bidang Keuangan, U mum, dan Kepegawaian me-ngaku tidak menerima lapo-ran adanya iuran yang ber-langsung di antara mahasiswa penjaskes mengenai kekura-ngan sarana. “mahasiswa har-us melapor terlebih dahulu ke ketua jurusan, ketua jurusan akan menyerahkan laporan ke pihak fakultas. Setelah itu pihak fakultas dapat meng-klarifikasinyadan mengambil tindakan untuk mengatasi hal ini,” tutupnya.=

FP-Tek : Himpunan Maha-siswa Sosial Ekonomi Perta-nian (Himaseperta) rayakan ulang tahun organisasi yang ke-24 tahun, minggu, (3/5). Kegiatan ini diisi dengan do-nor darah dan bakti sosial ke Panti Asuhan. Acara pun-cak diadakan di Hotel Sahid dengan diisi inagurasi, Sabtu, (9/5).

“Kita mengadakan donor darah dan bakti sosial ke panti asuhan dalam bentuk sembako dan sumbangan buku-buku untuk mengasah daya intelektual mereka”, un-

Hari Jadi HimasapertaOleh Luvita Willya Hendri

gkap Muhammad Nabil Se-tiawan (Agribisnis’13).

Bersamaan dengan keg-iatan rutin FP yang sering di sebut minggu ceria (Min-cer) kini lebih berbeda pada bulan mei karena berte-patan dengan hari jadinya Himaseperta sehingga rang-kaian acara yang biasanya hanya sekedar membersih-kan lingkup pertanian kini dihiasi dengan jalan sehat dan berbagai kegiatan tam-bahan lainnya seperti pem-bagian doorprize.

Acara tersebut diha diri

oleh Wakil dekan tiga fakultas pertanian dan beberapa dosen lainnya. “jadi memang acaranya ini bertepatan den-gan acara mincer karena biar lebih sesuai dengan temanya kan berbagi jadi kita tidak hanya berbagi dilingkup ju-rusan agribisnis tapi juga berbagi kepada mahasiswa jurusan lain yang ada di per-tanian.” Ungkap Nabil.

“Harapannya sih untuk kedepannya agar himasep-erta jauh lebih baik lagi,” ujar Jessica Tandoyo (Agribis-nis’14). =

FEB-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas (UKMF) Eco-nomic & Business Enterpreneur Club (EBEC) Fakultas Eko-nomi dan Bisnis (FEB) Unila menggelar Technopreneurship Seminar 2015. Kegiatan yang bertemakan “Star up Untuk In-donesia Mandiri” tersebut diselenggarakan, Sabtu (25/04) di Gedung F301 FEB.

Seminar ini menghadirkan pemateri M.Muhfid Luthfi (Google Students Ambassador & digital marketer kitabisa.com) dan Aditya Sjahrandra (marketing manager vasham, vasham.com). Seminar ini tidak hanya membahas tentang pemanfaatan teknologi untuk peluang bisnis melainkan juga membahas tentang sociopreneurship yaitu bagaimana cara memberikan dampak sosial yang baik dan mendapatkan laba di saat bersamaan.

Rizki Putera Kesuma (Akuntansi ’12) selaku penanggung jawab acara berharap acara tersebut membuka pemikiran para peserta tentang betapa pentingnya star up, terutama digital star up untuk bisa membantu perekonomian Indone-sia, khususnya Lampung. Salah satu peserta seminar Soraya Dilasya (Ekonomi Pembangunan ’14) mengaku mengerti memulai usaha setelah mengikuti seminar. “Jadi tahu seka-rang kalau memulai usaha jangan mikirin untung dulu, tapi yang penting itu visi kita apa, visi yang bermanfaat untuk orang lain,” ujarnya.=

Unila-Tek: Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Koperasi Ma-hasiswa (Kopma) Unila mengadakan Pendidikan dan Pelati-han (Diklat) sekaligus pelantikan di Aula Bina Marga, Sabtu (25-26/4). Acara yang mengusung tema “Pendidikan Dasar Koperasi” memberikan beberapa pelatihan tentang jati diri koperasi, pengembangan diri, kepemimpinan, organisasi, dan kewirausahaan koperasi.

Dari hasil Diklat yang dilakukan selama dua hari itu. Ketua umum Kopma meresmikan 43 anggota baru yang diterima menjadi anggota baru Kopma. “Harapanya suatu hari nanti mereka dapat memiliki usaha sendiri, atau bahkan mungkin setelah lulus mereka dapat mendirikan koperasi sendiri,” ujar Novanda Bambang Setiadi (Pend. Ekonomi ’12) selaku Ketua Umum Kompa.

Deo Renaldo Teknik Mesin’12) selaku Ketua Kaderisasi Kopma mengatakan tujuan dari Diklat itu untuk proses re-generasi kepemimpinan, pengkaderan yang sesuai dengan asas koperasi, dan untuk mengembangkan diri para ang-gota baru. “Semoga anggota baru dapat berkontribusi aktif, mampu mengembangkan potensi diri di bidang kewirausa-haan dan perkoperasian, serta bisa memiliki usaha baru,” tambahnya.=

Himajip Rayakan Hardiknas

Mandiri Lewat Start Up

Kopma Lantik Anggota Baru

Oleh Ariz Nisrina

Oleh Faiza Ukhti Annisa

Oleh Ari Andila

FKIP-TEK: Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu Pendidikan (Himajip) Fakultas Ilmu Pendidikan dan Keguruan (FKIP) Unila mengadakan seminar pendidikan dan beberapa lomba di Aula dan pelataran gedung K FKIP, Sabtu-Minggu (2-3/5). Adapun perlombaan yang dilombakan diantaranya lomba perkusi, lomba drama komedi, lomba fotografi, dan diskusi pendidikan.

Habibi (penjas’14) selaku Ketua Pelaksana menjelaskan bahwa acara ini bertujuan memperingati hari Pendidikan, sekaligus memberi kesempatan kepada anggota muda Hima-jip untuk belajar berorganisasi dan mengordinir anggota. “Harapannya kita bisa saling bersinergi serta meningkatkan solidaritas dan komunikasi antar mahasiswa yang tergabung dalam anggota muda beraksi,” tambahnya.

Namun ada kendala dalam acara ini, diantaranya kurang-nya antusias dari mahasiswa untuk mengikuti acara terse-but. “Tapi kita tetep optimis, semoga kita bisa maksimal dan acara berjalan lancar,” harap Anang Gawiduta (Penjas’14) selaku Sekretaris Pelaksana.=

Page 6: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

6 KAMPUS IKAMKembangkan Kreativitas Melalui MediaOleh Retnoningayu Janji Utami

rutnya siaran tv sekarang ini kurang mendidik. Padahal standar program siaran yang baik harus memiliki fungsi memberikan informasi, pen-didikan, hiburan, serta kon-trol dan perekat sosial. “tidak bisa disalahkan, jika pemirsa banyak menyukai acara-acara yang menghibur tapi tidak sehat karena indutri pun menyukai hal seperti itu,” tambahnya. Hari kedua dilanjutkan dengan workshop Cinematography oleh Ducho Chan (Produser Film). Ia menyampaikan lima kunci C dalam penggarpan film, yakni Comitment, capturing device, cinematography, conductible, dan Competitiveness.

Indra Pratama (Ilmu Komu-nikasi ‘12) selaku ketua pelak-sana mengatakan tu ju an acara ini untuk mengedukasi ma-hasiswa tentang materi yang telah disampaikan. ”kami berharap dapat memberikan pengetahuan atau bekal yang dibutuhkan oleh mahasiswa nantinnya,” trambahnya.

Riska Citra (Komunikasi ’14) sebagai salah satu peser-ta banyak manfaat yang bisa ia ambil dari acara tersebut. “saya jadi tau tentang fungsi logo,” ujarnya. “saya banyak dapat info baru dari seminar ini, seperti materi creative branding,” papar Riska Citra (Komunikasi ’14).=

FISIP-Tek: Dalam rangka commphoria di commva-ganza, Ilmu Komunikasi, Fisip Unila mengadakan rangkaian seminar dan work-shop di ruang auditorium perpustakaan unila lantai 3, pada (4-6/5). Akan ada juga perlombaan dari berbagai bidang seperti remake iklan vintage, t-shirt design com-petition, photography human interest, news casting and speech competition, debate competition, serta lomba opini karikatur dengan tema ‘kondisi hukum Indonesia”.

Seminar ini menghadirkan Jessen Budi Aryanto (Brand Mechanica Bandung) selaku pemateri Creative Brand-ing. Terdapat empat taha-pan branding. Mulai dari Brand Recognition, Brand Reference , Brand Insistence, hingga Lovely Brand. Ia pun memaparkan fungsi dari se-buah logo. Logo merupakan elemen terpenting yang akan menjadi identitas sebuah pe-rusahaan. “Anggaplah logo itu seperti manusia yang ha-rus dijaga” ujar Jessen dalam penyampaian materinnya. Materi seminar selanjutnya di isi oleh Fajar Arifianto (komisioner KPI Pusat) yang membahas tentang “Cerdas Dalam Bermedia”. Ia me-maparkan bagaimana siaran televisi yang sehat. Menu-

Hari Bumi. Mahasiswa pencinta alam (Mahusa) Fakultas Hukum membagikan bibit tanaman di sekitaran bundaran Unila, memperingati hari Bumi. Foto dibidik Kamis (30/4)

Foto Riska Martina

Unila Seleksi Mawapres ke Nasional

KSS Siap Hadapi Festamasio

Menyambut Pesta Demokrasi

Oleh Retnoningayu Janji Utami

Oleh Retnoningayu Janji Utami

Oleh Ariz Nisrina

Unila-Tek: Pemilihan Maha-siswa Berprestasi (Mawapres) yang diselenggarakan oleh Direktorat Jendral (Dikti) Pen-didikan Tinggi Negeri sejak ta-hun 2004 ini , kembali dibuka. Mawapres Unila terbuka untuk semua mahasiswa maksimal semester delapan, mahasiswa tersebut juga harus berusia lebih dari 23 tahun.

Peserta juga memiliki In-deks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata minimal 3.00. Maha-siswa yang ingin mendaftar sebagai Mawapres juga harus menguasai bahasa Inggris, dan belum pernah menjadi finalis Mawapres tingkat nasi-onal. Peserta juga menyerah-kan karya tulis dalam bahasa Indonesia baku.

Ada dua tahap seleksi, ta-

FKIP-Tek: Terpilih men-jadi salah satu finalis Teater Kampus dalam ajang Festival Teater Mahasiswa Nasional (Festamasio) VII yang dis-elenggarakan di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung, membuat Kelom-pok Studi Seni (KSS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidi-kan (FKIP) Unila tak henti-hentinya melatih kualitas berakting para anggotannya.

Dengan mengusung tema besar “Kami Ceritakan Ta-nah Kami,” Festamasio VII ini telah menjaring 15 fina-lis Teater Kampus yang lolos seleksi dan akan menuju ta-

Unila-Tek: Pemilihan Raya akan kembali digelar akhir Mei mendatang. Pesta de-mokrasi ini dalam rangka pe-milihan Presiden dan wakil presiden mahasiswa, serta gubernur dan wakilnya di setiap Fakultas. Dewan Per-wakilan Mahasiswa (DPM) telah membentuk Panitia khusus (Pansus) yang be-ranggotakan 70 orang yang telah dilantik pada hari min-ggu 26 april 2015. Selain itu dibentuk juga Forum komu-nikasi legislatif (Forkomleg) dari DPM tiap fakultas.

“dengan adanya forkomleg diharapkan nantinya pemira dapat dilaksanakan seren-tak di semua fakultas supaya

hap pertama seleksi dilaku-kan di tingkat fakultas. Peser-ta Mawapres akan dinilai oleh seluruh Kepala Jurusan dan Wakil Dekan III. Mawa-pres yang terpilih dari tiap fakultas adalah Rizki Putera Kesuma (FEB Akuntansi ’12), James Reinaldo (Hukum’12), Delima Nur Ramadhani (FP Kehutanan’11), Reinaldy Au-lia (FT Teknik Elektro’11), Dimas Dwi Santoso (FISIP Hubungan Internasional ’14), Iffa Afiqa (FMIPA Biologi ’13), Kedokteran oleh Dina Ikrama Putri (Kedokteran’12).

Seleksi tingkat Universitas dilaksanakan, Kamis (30/4) selama satu minggu selanjut-nya. Menurut Harsono Sucipto selaku Kepala Biro Kemaha-siswaan dan Alumni saat ini

hap final. Dalam kesempatan itu, KSS telah mempersiap-kan sebuah lakon “Tanah” untuk dipentaskan langsung pada 2-10 Mei di UPI.

Ahmad Thohamudin se-laku Sutradara Pementasan lakon “Tanah” mengatakan bahwa cerita ini menitikber-atkan bagaimana perempuan Lampung jika telah menikah, tidak bisa cerai, walaupun suaminya beristeri dua.

Adapun para pemain dalam lakon tersebut diantaranya, Virio Ilham (Pendidikan se-jarah’11) sebagai Bajuri, Anggraeni Aghfar (Biologi’09) sebagai Yusni (istri tua) seka-

lebih membuat mahasiswa tertarik dan mengenal para calon kandidat “ ujar Nur-rohman (teknik kimia’10) se-laku ketua DPM Unila.

Tri Bandrio (teknik me-sin’13) selaku ketua Pansus menyatakan bahwa persia-pan untuk pemira ini sudah kira-kira 25%, mulai dari membuat logo, merancang proposal untuk anggaran dana, melakukan rapat ber-sama presidium DPM, mulai mencari DPT (daftar pemilih tetap).

“kami berharap mahasiswa unila memberikan apresiasi dan partisipasi untuk bersa-ma-sama menyukseskan pes-ta demokrasi ini,” harapnya.=

ia bersama juri yang dipilih di tingkat Universitas tengah melakukan penyeleksian. Ia mengatakan bahwa persia-pan ini sudah mencapai 95%. Mahasiswa yang terpilih pada tingkat Universitas akan me-wakili Unila di tingkat nasi-onal. Mawapres tingkat nasi-onal ini akan mendapatkan penghargaan dari Direktorat jendral pembelajaran dan kemahasiswaan Ristek dan Dikti. Mawapres terpilih juga mendapatkan prioritas untuk difasilitasi berbagai program kemahasiswaan, seperti bea-siswa dan seminar dalam dan luar negeri. Dengan adanya Mawapres, Harsono ber-harap Unila bisa menunjuk-kan prestasi Unila ke tingkat nasional.=

ligus penulis naskah, Novita Wela Sari (Bim bingan Konsel-ing’10) sebagai Zubaedah (is-tri muda), Rika Arief (P. Seni tari ’13) berperan sebagai janda genit, lalu Anida Masila (Pendidikan Ekonomi’11) se-bagai ibu Haji.

Ajang Festamasio VII di Bandung ini mencoba me-respon setiap permasalah yang terjadi di tanah air, baik dari segi ekonomi, pendidi-kan, dan sosial-budaya. Hal inilah yang membuat Ang-graeni Aghfar sebagai penu-lis naskah “Tanah” mencoba mengangkat permasalahan yang ada. =

Page 7: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

7ZONA AKTIVIS

KOMUNITAS

Sekelompok pemuda yang mengenakan se-ragam bela diri ber-

warna hitam tengah berlatih di kegelapan pukul sembilan malam. Sang pelatih dise-but warga, muridnya memi-liki sebutan siswa. Sebelum masuk sesi latihan, seke-lompok pemuda yang ter-gabung dalam Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) itu memulai latihan mereka den-gan berdoa, lalu mereka mu-lai berlari sprint mengitari halaman belakarang Rektorat Universitas Lampung. Lati-han rutin dilakukan tiap Rabu malam, Jumat malam, Minggu malam, serta di Minggu pagi latihan memperkuat jurus dan latihan teknis.

Selain latihan rutin PSHT memilki beragam kegiatan lainnya, seperti senam, adu teknik dan jurus, tes serta pengambilan sabuk bersama se-Bandarlampung. Meski-pun baru diresmikan sebagai bagian dari Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Pencak Si-

Oleh Fitri Ardiani

Oleh Yola Savitri

Pendidikan anak jalanan

PSHT : BELA DIRI DAN PERSAUDARAAN

lat Unila pada Februari lalu, PSHT sudah sejak lama mem-boyong prestasi yang mem-banggakan, di tahun 2012 berhasil menjadi juara dua dalam Setia Hati Internation-al Cup yang diadakan di UNS.

Tak sekedar bela diri, ses-uai dengan namanya, PSHT berlandasan pada persauda-raan. Yudi Des Yulian

(Agroteknologi’10) yang di amanahi sebagai ketua umum mengatakan per-saudaraan yang di tanam-kan bukan hanya terucap di lisan, namun saling meng-hargai dan menghormati. Tujuan dari PSHT juga untuk mendidik manusia berbudi luhur, bertakwa kepada Tu -han. “Orang kalau didik kekerasan tanpa dikasih

kerohanian akan menjadi tu-kang pukul semata maka ha-rus seimbang antara pencak dan kerohanian,” ujar Yudi.

Seragam hitam polos yang menjadi ciri khasnya yang merupakan kesukaan Nabi Muhammad, ternyata meng-gambarkan kesederhanaan, kekal, dan abadi. Warna sabuk yang dipakai juga menun-jukkan tingkatan anggota. Bagi siswa baru memakai sa-buk berwarna hitam. Untuk tingkatan yang setingkat lebih tinggi memakai sabuk merah muda, dilanjutkan sabuk hi-jau, sabuk putih, dan jika su-

dah sah menjadi pelatih memakai sabuk Mori atau kain kafan.

Selain itu yang men-jadi ciri khas lainnya

adalah gerakan yang dipakai. PSHT meng-

himpun gerakan silat dari penjuru

Indonsia, jurus-jurusnya sering disebut lemah gemulai namun m e m a t i k a n . Keindahan seni gerak tubuh tubuh men-jadi fokus pencak silat ini, namun s a s a r a n

dari jurusnya merupakan ba-gian vital yang fatal.

Peralatan seperti Handbag dan body untuk melindungi tubuh selama latihan masih minim, hal tersebut menurut Yudi cukup menjadi kendala. Selain itu, kendala lain yang dirasakan adalah cepatnya pergantian anggota, karena kebanyakan mereka yang ikut hanya karena coba- coba. Latihan malam yang be-rat pun menyeleksi mereka yang pantas menjadi anggota PSHT sejati, karena menurut Yudi yang dibutuhkan adalah niat yang teguh dan bukan hanya coba-coba.

Ada 50 orang yang sudah disahkan menjadi warga, si-sanya masih menjalani lati-han PSHT juga sudah melan-tik tiga angkatan sejak 2012. Pengesahan dari siswa ke warga tersebut dilakukan se-tiap bulan Suro 1 Muharram karena bulan tersebut diang-gap bulan baik.

Yudi menambahkan untuk rekrutmen PSHT terbuka un-tuk semua, tak ada per syartan khusus bagi yang ingin ber-gabung. Yudi juga berharapan PSHT Unila dapat melahirkan atlit-atlit berprestasi yang mempunyai sifat budi luhur, memahami yang benar dan yang salah, serta bertakwa ke-pada Tuhan Yang Maha Esa.=

Dok

.

Kepedulian terhadap masa depan anak-anak jalanan menggerak-

kan sekelompok mahasiswa Universitass Lampung yang tergabung dalam Komunitas Peduli Pendidikan (KPP) me-nyibukkan diri untuk men-gajari dan memotivasi anak-anak jalanan tersebut untuk

terus semangat meraih cita-cita dan merubah gaya hidup anak jalanan yang notabene menyimpang.

Tiap minggunya, mereka menyambangi anak-anak jalanan yang tinggal di be-lakang pasar Tempel Raja-basa, Bandarlampung. Ada sekitar 30 hingga 40 anak

jalanan yang mereka didik. Mulai yang berumur lima tahun sampai usia remaja setingkat Sekolah Menengah Atas.

Para anak jalanan diberi bimbingan tentang cara men-jalani hidup dengan lebih baik. Tak hanya itu, mereka juga diberikan penyuluhan

dan bimbingan agar dapat menghilangkan kebiasaan meminta-minta di jalanan, dengan mengajari mereka untuk berkreativitas, seperti melakukan pelatihan mem-buat bros rajutan.

“Hasil kreativitas yang mereka dapatkan juga dapat dimanfaatkan sebagai usaha dalam mencari uang, hasil-nya kan bisa dijual, dengan hal itu tentunya kebiasaan mereka dalam mengemis akan berkurang,” ujar Bam-bang Irawan pendiri KPP. Mahasiswa Ilmu Adminis-trasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unila ini mendirikan KPP pada De-sember 2013.

Saat itu, Bambang yang masih berada di semester empat menjabat sebagai sek-retaris himpunan mahasiswa jurusannya merasa kegiatan sosial yang diadakan oleh jurusannya tersebut hanya sekedar event, ia rasa hal tersebut tak akan memberi-kan dampak yang besar. Dari situlah ia berinisiatif untuk melakukan hal yang berbeda, Bambang pun mulai men-gajak teman-temanya untuk mendidik anak-anak jalanan.

Lewat jejaring sosial face-book, ia pun merekrut ma-hasiswa Unila yang memiliki kepedulian yang sama untuk bergabung dengan komuni-tas gagasaannya tersebut. Kini komunitas yang berlan-daskan kerja sosiaal ini be-ranggotakan dua puluh lima mahasiswa dari berbagai ju-rusan di Unila. Selain itu, KPP juga terbuka kepada lembaga atau organisasi yang ingin ikut dalam kegiatan ming-guannya.

Namun, karena bersifat sukarela membuat Bambang kesulitan dalam mengatur kinerja para anggotanya. Tak jarang beberapa anggota tak rutin ikuti agenda mingguan karena kesibukan lainnya, beberapa anggota pun ada yang merasa jenuh dengan kegiatan yang itu-itu saja. Bambang pun berharap akan ada donatur yang membantu dan mendukung kegiatannya demi mengubaah pola pikir anak-anak jalanan. Karena haal tersebut membutuh-kan lebih baanyak usaha, ia tak menampik dana sangat dibutuhkan untuk membantu anak-anak jalanan itu dalam membuat usaha sendiri.=

Foto

Luv

ita W

illya

Hen

dri

Page 8: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

8 REPORTASE KHUSUS

Pukul dua, Rabu siang pekan lalu, kampus B Universitas Lam-

pung yang beralamat di Ja-lan Budi Utomo No. 4 Bd 25 Kecamatan Metro Selatan, telah sepi dari aktivitas ma-hasiswa, hanya segelintir mahasiswa yang masih ting-gal di kampus de ngan kesi-bukan masing-masing. Tria Ramdani Febrianti salah sa-tunya, mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar angka-tan 2012 ini sedang mengi-kuti Bimbingan Baca Qur’an (BBQ) di mushola kampus yang hanya berukuran seki-tar 5x4 meter.

Mushola itu ternyata juga merupakan sekretriat bagi tiga kegiatan mahasiswa yaitu Himpunan Mahasiswa Ilmu Pengetahuan (Himajip) divisi PGSD, Pramuka, dan LSO Formasi FPPI, hanya ada kain yang dibentangkan un-tuk membagi ruangan terse-but.

Jika dibandingkan dengan grha kemahasiswaan yang ada di kampus pusat yang ada di Bandarlampung, jelas Tria merasa iri. Tak hanya keberadaan ruang kemaha-siswaan yang membuatnya iri, banyaknya fasilitas yang ia rasa belum mencukupi juga menambah kecemburu-an terhadap mahasiswa Unila yang dapat kuliah di kampus utama.

“Disana kan lantainya ber-keramik, ruangannya ber-AC pasti atapnya tidak ada yang bolong seperti yang ada disi-ni. Disini ruang Hima juga di-jadikan satu dengan mushola tidak seperti disana ada ru-angannya masing-masing,” keluh Tria, Rabu (29/4).

Kampus yang dulunya merupakan Sekolah Pendidi-kan Guru (SPG) ini memilki gedung-gedung perkuliahan yang terlihat tua dengan cat hijau yang kusam dan kotor, pintunya yang terbuat dari papan triplek sudah mulai rusak, beberapa bangunan lantainya masih menggu-nakan ubin batu. Setiap kelas memang dilengkapi dengan kipas, tapi hanya sebagian yang masih berfungsi, alha-sil mahasiswa kepanasan saat sedang kuliah. Ada dua Air Conditioner (AC) namun itu hanya dipasang di ruang dosen.

Kendaraan mahasiswa di-parkirkan di lapangan rum-put yang berada di dekat ruang dosen, karena tak dise-diakan lahan khusus parkir. Mahasiswa juga harus ke-luar kampus untuk mencari makan karena tidak adanya kantin di area kampus. De-ngan semua kondisinya itu, Muhammad Rahman (PGSD ’14) mengatakan kampusnya ini memang masih kekuran-gan sarana dan prasarana.

Namun, ia menuturkan bah-wa selama mengikuti perkuli-ahan ia merasa sudah sangat mencukupi dari segi dosen.

Menanggapi keluhan ma-hasiswa, Siswantoro selaku Koordinator kampus B me-ngatakan ia telah mengaju-kan ke kampus pusat terkait perbaikan fasilitas, mulai dari pembangunan musola, ge-dung serba guna, LCD, hingga pagar depan gedung yang hampir rubuh. Menanggapi keluhan tentang ruang keg-iatan mahasiswa yang disatu-kan dengan musola, Siswan-toro mengatakan bahwa nanti ia akan mengusulkan agar dibangun sekretariat tersendiri.

Siswantoro mengakui bah-wa gedung kampus B Unila ini memang telah lama diba-ngun dan baru mengalami tiga kali renovasi. Namun, berdasarkan peninjauan Dekan FKIP yang dilakukan saat peresmian Lab School, kampus pusat berencana akan memperbaiki fasilitas dan merehap gedung di kam-pus B lagi.

Meskipun beberapa ba-ngunan banyak yang harus direnovasi, Siswantoro men-gatakan bahwa kampus yang memiliki mahasiswa seba-nyak 445 dan 16 dosen ini memiliki fasilitas yang cukup lengkap. Seperti ruang Micro Teaching.

Siswantoro berharap agar kampus B Unila ini dapat memperoleh fasilitas yang layak dan sama seperti di kampus pusat. Sedangkan Koordinator Kemahasiswaan kampus B, Sudirman me-ngaku tidak pernah meneri-ma keluhan dari mahasiswa. Dirinya menegaskan jika ada fasilitas atau segala sesuatu yang mengganggu proses perkuliahan, mahasiswa ha-rus mengajukan keluhan ke-pada para dosen atau pada-nya.

Kampus ABerbeda kondisi dengan

kampus B, kampus A Unila yang terletak di Panglima Polim, Ratulangi memiliki fasilitas gedung yang lebih lengkap dan lebih layak. Semua lantainya keramik, tak ada atap yang bolong, dan lengkap dengan LCD serta AC disetiap kelasnya. Bahkan kampus yang memiliki 13 ruangan ini juga dilengkapi dengan studio tari, studio musik, juga ada penambahan panggung pertunjukan seni.

Meskipun sudah memiliki ruangan yang cukup, Resa Cahyani (Pend. Seni ’11) ma-sih mengeluhkan beberapa fasilitas seperti alat musik serta alat pendukung seni tari yang kurang lengkap. Mushola yang ada pun masih menggunakan ruangan kecil

sehingga tidak muat ketika hendak menjalankan ibadah sholat berjamaah.

Sedangkan Wawansyah (Pend. Bahasa Prancis ’14) yang sempat merasakan ku-liah di kampus A Unila, saat kuliah disana ia merasa ter-ganggu dengan mahasiswa Seni yang sering menyalakan musik terlalu keras. Tak ja-rang ada yang harus kuliah di bawah pohon karena ma-hasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (Pen jaskesrek) sering meng-ambil ruang kuliah tanpa jadwal. “Kami sering kuliah di bawah pohon saat tidak ke-bagian ruang kuliah, di Polim itu kan sebenarnya kekurang-an ruang kuliah,” ujarnya.

Beberapa waktu lalu di kampus A ini juga terjadi dua kali kasus pencurian sepeda motor, hal ini diungkapkan Heru Tritanto selaku Satuan Pengaman (Satpam) kam-pus A Unila, Kamis (30/4). Menurut cerita Heru, ia per-nah sempat ditodong senjata tajam oleh orang yang hen-dak merampas sepeda motor mahasiswa di tempat parkir.

“Saat selesai sholat Jum’at saya hendak kembali ber-jaga, namun saat itu ada dua orang asing yang hen-dak mengambil motor milik mahasiswa. Saat saya men-coba menghampiri mereka, saya ditodong oleh senjata.

Oleh Defika Putri Nastiti

Foto

-Fot

o D

efika

PN

, Luv

ita W

H

KAMPUS DUA, MASIH JADI NOMOR DUA

Page 9: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

9REPORTASE KHUSUS

Tapi syukurlah motor maha-siswa tidak jadi diambil, na-mun pelaku berhasil kabur,” ujarnya.

Disinggung mengenai alat musik yang kurang lengkap, Fitri Daryanti selaku Ketua Program studi Seni Drama, Tari dan Musik mengatakan dirinya sering mengajukan penambahan alat musik ke kampus pusat dan itu sudah sering diberikan. Namun, mahasiswa yang sering me-makainya membawanya pu-lang atau saat pentas di suatu tempat dirinya sering memer-

goki alat musik itu ditinggal-kan begitu saja.

Mengenai fasilatas lainnya seperti musola, Fitri menu-turkan bahwa ia hanya bisa meng usulkan untuk memban-gun musola yang lebih luas. Fitri berharap dapat dibangun studio baru sesuai rencanan-ya, program Pendidikan Seni akan membuka prodi baru yaitu prodi Seni Musik, jadi ia berharap pihak fakultas akan menambah studio.

Untuk ruang kuliah, prodi Seni tidak memiliki masalah karena ruang kuliah yang mereka miliki mencukupi. Namun yang menjadi kendala adalah tidak adanya ruang untuk Himpunan Mahasiswa yang memadai, ketika ada pe-mentasan pun mereka sering tak mendapat pendanaan dari fakultas.

Mengenai keamanan, Fitri mengaku telah melaporkan kejadian penodongan itu ke-pada pihak fakultas. Walau-pun tidak terjadi kerugian

atau korban, ia telah mence-gah kemungkinan-kemung-kinan yang dapat terjadi dengan bekerjasama dengan satpam kampus.

Ia juga berharap agar fasili-tas kampus A Unila dapat ditingkatkan lagi, dan me-minta pihak fakultas maupun universitas tidak mengesa-mpingkan kebutuhan kam-pus cabang. Ia berpendapat bila Universitas ingin maju semuanya lebih baik disama-ratakan antara kampus pusat dan kampus cabang.

Rencana PembangunanTerkait masalah kampus ca-

bang tersebut, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidi-kan (FKIP) yang diwakili oleh wakil dekan bidang keuang-an, umum dan kepegawaian, Buchori Asyik mengatakan bahwa pembangunan fakultas dilakukan secara bertahap yang berarti dilakukan mulai dari kampus induk lalu kam-pus cabang.

WAWANCARA KHUSUS

Unila sudah berhasil meraih akreditasi B den-gan nilai 357. Bagaimana tanggapan Anda terkait hal itu?

Menurut saya itu sudah menjadi hal yang membang-gakan sebagai Rektor, ker-jasamanya dengan seluruh Wakil Rektor, Dekan, dan civi-tas akademika. Seperti yang kita ketahui, Unila yang 2007 belum terakreditasi. Menjadi akreditasi C pada 2009. Kini sudah mencapai B di tahun 2015.

Dalam pidato Anda saat upacara Hardiknas, Unila hanya kurang empat poin untuk mencapai nilai A. Bagaimana maksudnya?

Secara total kita mencapai 357. an masa studi hanya 3 sampai 4 tahun. Namun, nyat-anya masih banyak yang lebih dari empat tahun. Masih ban-yak alumni Unila yang belum dapet kerjaan.

“B” Gemuk untuk Unila

Anda optimis Unila akan mencapai A beberapa ta-hun lagi?

Saya optimis banget pasti Unila bisa meraih akreditasi A.

Apakah webomatriks memengaruhi akreditasi?

Tidak, karena webomatriks hanya bergantung Unila meng-update kegiatan kam-pus saja.

Bagaimana dengan sara-na dan prasarana yang ada di Unila?

Unila sekarang ini masih cukup dan tidak berlebih sarana dan prasarana. Ka-lau kurang selalu kurang. Namun, kita tetap usa-hakan. Karena tim pen-gadaan membutuh-kan proses juga. Ti-dak langsung asal beli.

Apa pesan Anda untuk rektor selan-

jutnya, terkait status akre-ditasi Unila?

Yang pertama rektor selan-jutnya harus mengamankan akreditasi yang sudah dica-pai. Usahakan supaya bisa terus naik. Kemudian suhu di kampus kita bisa tetap aman damai. Perjuangan akreditasi program studi terus naik. Tar-get 40 persen program studi A. Jumlah profesor kembali diting- katkan dengan tar-

get setiap bulan ber-t a m b a h dua profe-sor.=

“Kami mengutamakan skala prioritas, jadi kalau ada ba-ngunan ataupun fasilitas yang benar-benar mendesak untuk segera diperbaiki maka tentu-nya akan kami lakukan reno-vasi,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (4/5).

Buchori juga akan mere-hap pagar, gedung ruang ku-liah dan mengembangkan aula untuk kampus B Unila, sesu ai dengan apa yang telah diajukan oleh kampus B Unila. Sementara kekurangan fasili-tas seperti LCD dan AC, akan segera dilakukan penamba-han hanya tinggal menunggu dana yang belum turun dari pihak universitas.

Ia mengungkapkan perma-salahan pengembangan ada pada desain tata letak, jadi untuk pembangunan Buchori tengah mencari desainer tata letak yang nantinya akan membangun kampus B Unila agar efisien kedepannya.

Buchori juga menyebutkan beberapa inventaris yang

nantinya akan diserah ke de-sain tata letak untuk dibuat-kan desain yaitu, Mushola, Kantin Mahasiswa, Aula dan Asrama Mahasiswa.

Terakhir Buchori berharap agar nantinya ia bisa mewujud-kan visinya yang mengingink-an agar mahasiswa dapat memperoleh ruang perkulia-han yang nyaman hingga para mahasiswa merasa nyaman untuk menerima perkuliahan yang diberikan dosen.

Wakil Rektor bidang infor-masi umum dan keuangan, Dr. Ir. Dwi Haryono, M.S, me-ngaku bahwa ia telah mene-rima SK yang berisi rencana pembangunan kampus B Unila.

“Saya memang telah mener-ima SK untuk rencana pem-bangunan kampus B Unila itu dan sepenuhnya saya telah menyerahkan kepada pihak fakultas untuk bagaimana kedepannya untuk pengem-bangannya,” Ujarnya saat dite-mui ruang kerjanya. (4/5).=

Foto

-foto

Rik

a A

ndria

ni

Enam foto kecil sebelah kanan adalah potret suasana kampus A Uni-la, sedangkan empat foto sebelah kiri adalah potret kampus B Unila. Terdapat perbedaan suasana baik antar kampus cabang satu dengan yang lain serta kampus cabang dan kampus induk. Foto dibidik Rabu (29/4) dan Kamis (30/4).

Berdasarkan Surat Keputusan (SK) No. 186/SK/BAN-PT/Akred/PT/IV/2015 yang diri-lis Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT), Universitas Lampung meraih akreditasi B dengan total skor 357 yang berlaku hingga 10 April 2020. Lembaga Pengem-

bangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unila sempat optimistis kampusnya mam-pu meraih akreditasi A, saat empat orang tim asesor dari BAN-PT melakukan visitasi ke Unila pada 5-8 Maret lalu. Atas pencapaian Unila yang telah berhasil mendapatkan akreditasi B yang sebelumnya berakreditasi C, Reporter Teknokra Rika Andriani melakukan wawancara khusus

dengan Rektor Unila dan Kepala LP3M Unila untuk mengetahui tanggapan mereka.

Apa tanggapan Anda ten-tang akreditasi B yang Unila raih?

Kita patut bersyukur. Karena walaupun kita dapet B tapi nilai B yang gemuk. Karena hanya kurang empat poin saja untuk mencapai A.

Mengapa Unila tidak mengajukan untuk akreditasi A?

Karena Unila yang tadinya tidak terakreditasi, kemudian menjadi akreditasi C. Seka-rang sudah akreditasi B. Un-tuk C langsung ke A akan sulit nantinya. Tidak ada sejarahn-ya C langsung lompat ke A.

Apa saja indikator pe-nilaian akreditasi?

Visi-misi Unila, tata pamong, kemahasiswaaan, sumber daya manusia, kuri-kulum, sarana dan prasarana, dan penelitian. Dari penilaian BAN-PT kita sudah cukup baik hanya butuh ditingkat-kan saja.

Apa yang akan di lakukan oleh Tim penjamin mutu untuk mencapai akreditasi A?

Tahun depan, kita akan mu-lai melihat rekapitulasi nilai dari BAN-PT. Sehingga dapat menentukan apa yang akan dilakukan.

Apa saja saran dari BAN-PT usai assesmen Maret lalu?

Tingkatkan jumlah pro-fesor, perlu ditingkatkan sertifikasi bagi pranata lab (laboran), survei kepuasaan pelanggan Unila harus lebih ditingkatkan, Unila diharap-kan menambah luas area kampus dari 74 ha agar bisa mencapai 300 ha. Pusat ung-gulan ditingkatkan, seperi magrove. Asesor mengharap-kan sifat perpus lebih elek-tronik. Tingkatkan berlang-ganan E-journal, dan jam lay-anan perpus ditambah.

Langkah LP3M selanjut-nya?

Akselerasi akreditasi A un-tuk program studi dengan cara pendampingan akredi-tasi dan reakreditasi, kemu-dian coaching klinik. Karena penentu paling tinggi adalah akreditasi dari program stu-di.=

Prof. Sugeng P. HaryantoRektor Universitas Lampung,

Kepala LP3M,Murhadi

Page 10: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

10 SEBAIKNYA ANDA TAHU

Foto

Eni

ndita

Pra

stiw

i

Oleh Fitria Wulandari

LEBIH DARI KULIAH GRATIS

Kemiskinan seharus-nya tidak lagi menjadi hambatan bagi siapa

pun yang ingin melanjut-kan pendidikan ke bangku kuliah. Karena telah banyak program-program yang mem-berikan kesempatan kepada mereka yang kurang mampu secara ekonomi untuk melan-jutkan pendidikan. Mulai dari beasiswa hingga bantuan pendidikan yang disediakan oleh Dikti, perusahaan-peru-sahaan, maupun pihak per-guruan tinggi. Universitas Lampung salah satunya, sejak tahun 2011 telah memulai program peduli pendidikan bagi yang ingin melanjutkan pendidikannya ke Unila.

Program itu bernama Penerimaan Mahasiswa Per-luasan Akses Pendidikan (PMPAP). Program yang

dikhususkan untuk masyara-kat Lampung ini merupakan salah satu jalur masuk ke Unila. Bagi mahasiswa yang masuk melalui jalur PMPAP ini, mereka berhak untuk mendapatkan bantuan kuliah berupa digratiskan kuliah se-lama delapan semester tanpa ada potongan apapun. Dan tahun ini Unila lewat jalur PMPAP akan menerima 5 sampai 10 persen mahasiswa baru dari kuota yang diterima secara keseluruhan.

Di tahun ini juga, Unila menggandeng Radar Lam-pung selaku salah satu media informasi dan komunikasi di Lampung untuk menjadi part-ner kerja dalam menyebar-luaskan informasi mengenai jalur PMPAP tersebut. Radar Lampung memiliki cabang di beberapa daerah yang su-

lit untuk dijangkau, sehingga informasi tersebut bisa dise-barluaskan ke daerah-daerah pelosok, selain itu Radar Lam-pung akan membantu siapa-pun yang berminat mengikuit PMPAP dalam proses regis-trasi melalui jalur online dari daerah masing-masing. Men-gusung tema “Unila dan Radar Lampung Peduli Pendidikan”, kerja sama tersebut bertu-juan meretaskan kemiskinan, dengan mencoba membantu siswa-siswi yang ingin melan-jutkan pendidikan ke PTN na-mun terkendala ekonomi.

Selain itu, dalam kerjasa-ma tersebut, juga dilakukan pencarian orangtua asuh untuk anak-anak yang nanti-nya diterima melalui jalur PMPAP. Hal ini dilakukan untuk membantu membi-ayai hidup dan memberikan

tempat tinggal bagi maha-siswa PMPAP. Radar Lam-pung juga nantinya akan memberikan pelatihan-pela-tihan dan pembinaan untuk mahasiswa-mahasiswa yang diterima. Meskipun sudah bekerjasama dengan Ra-dar, penentuan penerimaan sepenuhnya merupakan hak Unila.

Kerja sama ini dilatar be-lakangi oleh masalah yang masih menjadi hambatan mahasiswa PMPAP, para mahasiswa masih dibebani dengan biaya hidup mer-eka sendiri, padahal salah satu persyaratan masuk Unila melalui jalur ini harus merupakan siswa-siswi lulu-san Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat yang berasal dari keluarga yang tidak atau kurang mampu

secara ekonomi.Saat ditemui di ruang ker-

janya, Jumat (24/4), John Hendri selaku Wakil Rek-tor Bidang Perencanaan, Kerjasama, Teknologi Infor-masi dan Komunikasi Unila, berharap agar kerjasama tersebut dapat berjalan dengan baik. Ia juga menjelas-kan hal tersebut merupakan satu bentuk kepedulian Unila untuk membantu siswa-siswi yang ingin sekolah sehingga mampu memutus mata ran-tai kemiskinan terutama di Lampung. Menurutnya siapa-pun yang memiliki keinginan untuk belajar berarti mem-punyai hak untuk belajar di perguruan tinggi. “Saya juga berharap nantinya program ini bisa melahirkan Khairul-Khairul Tanjung yang lain,” tambahnya.=

LIFE STYLEDIET SEIMBANG, TUBUH PROPORSIONALOleh Enindita Prastiwi

Nadia Larasati Putri telah enam bulan menjalani program

diet, berat badannya pun tu-run hingga 10 kg. “ Iya dari 59 kg Alhamdulillah turun jadi 49 kg,” ujarnya. Program diet yang sedang ia jalani memang dibantu dengan produk diet. Siang hari, mahasiswa Juru-san Ilmu Komunikasi ini wajib meminum produk diet yang dicampur aloe vera atau lidah buaya.

Puasa tanpa sahur pun rela ia lakoni untuk mendapatkan postur tubuh yang ia harapkan. Nadia juga rutin berlari selama 30 menit lalu mengonsumsi kapsul cell-ulos penghilang strechmark sebelum berbuka puasa. Kentang dan air putih menjadi menu berbukanya, usai berbuka ia mengonsumsi kapsul fiber untuk membersi-hkan usus. Mahasiswi angka-tan 2014 ini pun anti terhadap makanan bersantan dan gore-ngan, ia juga mengurangi asu-pan da ging.

Diet yang sedang ia jalani ini merupakan diet yang kesekian kalinya, ia pernah beberapa kali gagal bahkan sampai ping-san dan dirawat di rumah sakit selama seminggu. Dokter yang merawatnya saat itu me-ngatakan kalau Nadia kekuran-gan gizi dan terlalu banyak olah-raga. Ia pernah beberapa kali mencoba macam-macam diet, tapi hasilnya kurang memuas-kan. Seperti diet pepaya dan diet daun teh jati.

Niat dan usaha yang keras memang dibutuhkan agar diet yang dijalani berhasil, seperti Dede Haryanto (Ilmu Komu-nikasi ’14) yang merasa nya-man menjalani diet walaupun awalnya merasa berat, “ Kalo aku cuma ngatur porsi, pola makan, olahraga minimal 30 menit, makan kentang rebus, sayur-sayuran, menghindari gorengan, manis-manisan dan junkfood,” ungkapnya. Hasilnya berat badan Dede turun 13 kg.

Diet yang baik adalah diet

yang seimbang bukan diet 4 sehat 5 sempurna, hal ini dikatakan dr. Khairun Nisa. Menurutnya pola diet yang baik ditentukan oleh individu masing-masing karena kebu-tuhan kalori tiap orang juga berbeda. Ia menjelaskan diet seimbang itu diet yang hanya membatasi pada makanan yang mengandung banyak energi, namun tetap memper-tahankan masukan zat-zat gizi lainnya secara seimbang.

Namun umumnya orang-orang yang melakukan diet malah cenderung meng-hindari sarapan. Padahal saat pagi hari terjadi peningkatan hormonal metabolik yang sangat tinggi, hormon terse-but akan membantu meng-optimalkan kerja sel dalam tubuh., sehingga kita dapat menyimpan cadangan energi untuk seharian. Makan siang juga wajib sebab hormon me-tabolik masih banyak. Yang dianjurkan untuk dikurangi porsinya adalah makan sore

atau makan malam. Karena pada waktu tersebut hormon metabolik menurun, dan akan terjadi penyimpanan lemak yang tinggi.

Khairun Nisa juga me-nyarankan beberapa cara yang harus dilakukan dalam diet seimbang. Seperti jangan mengganti makanan pokok dengan cemilan, memperban-yak konsumsi buah, sayur,dan air putih, mengurangi porsi zat gizi pembangun seperti protein yang terkandung dalam ikan, daging, telur semuanya harus dikonsumsi dengan porsi yang pas, juga hindari minuman bersoda dan alkohol. “Agar lebih maksimal, olahragalah seminggu 3 kali dengan durasi 30-50 menit, pemanasan dan pendinginan masing-masing lima menit,” tambahnya menyarankan.

Sedangkan untuk menge-tahui apakah berat badan kita ideal atau tidak, Khairun Nisa menjelaskan hal terse-but dapat diukur melalui BMI

(Body Mass Index). Dimana berat badan (dalam kilogram) dibagi dengan tinggi badan kuadrat (dalam meter). Jika persentasi ada pada kisaran 18-23 masuk kategori normal. Kisaran 23-25 mulai pada status kelebihan berat badan (overweight). Dan jika di atas 25 maka bisa disebut obesi-tas.=

Bejibun jenis diet yang dilakukan banyak orang demi mendapatkan tubuh yang propor-sional tak jarang malah berujung pada kegagalan. Diet seimbang menjadi cara paling aman dan efektif untuk mendapatkan postur tubuh yang indah dan tetap sehat.

Page 11: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

11INOVASI

Iklan

Cadangan bahan bakar fo-sil yang terus berkurang dan mungkin saja habis, mem-buat biogas sebagai energi alternatif makin diminati. Tak hanya biayanya yang mu-rah dan ramah lingkungan. Energi alternatif ini juga mudah untuk diolah sendiri. Terbukti, potensi biogas telah banyak diproduksi oleh pen-golah limbah cair, industri makanan, dan pertanian.

Di Indonesia, kotoran sapi paling banyak digunakan untuk diproduksi sebagai biogas, hal itu karena ban-yakanya usaha perternakan di Indonesia. Biogas ini merupakan campuran gas hasil fermentasi anaerob dari kotoran sapi. Dari semua un-sur yang terkandung dalam kotoran sapi, gas metana (CH4) yang berperan dalam menentukan kualitas biogas. Gas inilah yang dimanfaatkan untuk memasak, penerangan, atau pun pembangkit tenaga listrik dengan generator.

Namun kadar CH4 dipen-garuhi oleh kadar karbond-ioksida yang juga terkandung dalam biogas ini. Jika kadar gas metana tinggi maka biogas akan memiliki nilai kalor yang tinggi pula, sebaliknya jika ka-dar CO2 yang tinggi maka nilai kalornya akan rendah. Untuk meningkatkan nilai kalor, ka-dar CO2 harus rendah.

Hal inilah yang menarik mi-nat Yoanika Suci Aufa (Teknik

Oleh Retnoningayu Janji Utami

Kimia’10) bersama kedua temannya Nur Hasanah dan Oktavia Devi meneliti caran-ya memperbarui kualitas bio-gas agar setara dengan bahan bakar lainnya seperti LPG. Ia pun terus mencari dari ber-bagai zat penyerap apa yang cocok untuk mengurangi ka-dar CO2 dalam biogas hasil kotoran sapi. Dengan perco-baan dan saran dari Siparmin dan Sri Ismiati selaku dosen pembimbing mereka. Akh-irnya, ia dan kedua temannya memilih menggunakan Zeolit alam Lampung sebagai ad-sorben atau zat penyerap.

Zeolit alam Lampung dipi-lih Yoanika dan rekan-rekan-nya karena mudah didapat serta harganya murah. Agar

proses adsorbsi zeolit ber-jalan dengan cepat maka se-belumnnya harus dilakukan aktivasi terlebih dahulu, yang dapat dilakukan secara fisik dan secara kimiawi.

Secara Fisika yaitu dengan pengecilan ukuran, sebelumn-nya zeolit harus diayak dulu untuk menyamakan ukuran. Lalu dipanaskan sampai 600 derajat celcius. Sedangkan secara kimiawi, aktivasi ini dibantu dengan larutan akti-vator yang berupa asam klor-ida (HCL) dan basa (KOH). Aktivasi ini berfungsi untuk menghilangkan unsur pengo-tor pada zeolit tersebut.

Pemurnian gas ini dimulai dengan membuka keran gas atau valve yang menghubung-

kannya dengan penampung kotoran sapi sebagai biogas atau digester. Ketika biogas itu sudah tersedia maka gas itu akan mengalir dan bisa dilihat melalui alat pengukur yang disebut manometer, lalu gas itu akan menuju ke valve kedua menuju flowmeter yang mengukur berapa ban-yak gas yang mengalir per menit.

Gas kemudian akan masuk ke kolom absorbsi yang ter-dapat zeolit alam Lampung yang sudah teraktivas. Lewat selang biogas, gas yang su-dah tercampur zeolit itu akan naik ke atas untuk menun-jukkan hasil absorbsinnya. Setelah keluar ditampung hasilnya di pengukuran,

yang selanjutnnya dilarutkan dalam larutan CaOH dua kali. Larutan yang berifat polar ini akan menyerap CO2 yang terkandung dalam gas tadi. Selain tidak bereaksi di udara bebas, larutan tersebut akan menentukan PH atau asam yang nantinnya menunjuk-kan kadar CO2 melalui grafik yang telah tersedia. Dengan berkurangnnya kadar CO2, biogas yang dihasilkan pun memiliki nilai energi yang sama dengan LPG.

Selain untuk pemurnian biogas, zeolit juga dapat di-gunakan penjernihan air, absorbsi emisi gas kenda-raan mobil dan motor, dapat juga untuk mengikat logam-logam dari limbah cair, serta bisa digunakan pada bidang peternakan, kesehatan, dan masih banyak lainnya. Pene-litian ini dilakukan di Pekon Kediri, Kecamatan Gedong Tataan. Tempat tersebut di-pilih karena terdapat bayak ternak sapi, serta merupakan desa binaan para dosen Uni-la. Sehingga untuk sumber-sumber biogas telah tersedia di sana. Untuk penelitian ini Yoanika dan kedua temannya sudah menghabiskan biaya sampai dua juta rupiah. Pene-litian mereka ini juga dii-kutsertakan dalam Program Keatifitas Mahasiswa- Pene-litian (PKM-P) yang masih menunggu pengumumannya sekitar bulan Juli ini.=

Maksimalkan Biogas dengan Zeolit

Ilustrasi Retnoningayu Janji U

Page 12: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

12

Redaksi menerimakritikan dan saran serta kiriman berupa :

Tulisan yang masuk menjadi milik redaksi dan redaksi berhak menyunting naskah sepanjang tidak mengubah

makna tulisan.

Artikel atau opini,surat pembaca,

dan informasi seputar Unila(diketik font Cambria,

ukuran font 12 pt).

Iklan

Silahkan kirimkan kritik, saran, dan pertanyaan andake alamat e-mail Teknokra

[email protected]

ARTIKEL TEMAAmbruknya Kedaulatan Negara Oleh Efrial Ruliandi Silalahi*

Ralat dan permohonan maaf

Redaksi meminta maaf atas kesalahan penulisan nama narasumber pada tab-loid Teknokra edisi 142 dalam rubrik Reportase Khusus berjudul “Plin-Plan Menggugat, Malah Digugat”. Nama narasumber bukanlah Rizki Dwi Prianto,

tapi yang benar adalah Rizky Dwi Printo.

ilust

rasi

Defi

ka P

utri

Nas

titi

Selasa, (24/4), Siti Zaenab seorang pekerja rumah tangga (PRT) mi-

gran Indonesia di eksekusi mati di Madinah Saudi Arabia pukul 10.00 waktu setem-pat. Eksekusi ini merupakan bentuk pelanggaran HAM yang serius karena hak hidup setiap orang harus dijamin, apalagi Siti Zaenab terpaksa melakukan pembunuhan ter-hadap majikan perempuan-nya karena membela diri atas penganiayaan yang diteri-manya memasuki tahun ked-ua masa kerjanya di rumah majikan. Cerita mengenai pe-nyiksaan tersebut, disampai-kannya kepada keluarga me-lalui surat. Berangkat ke Arab Saudi pada 7 Maret 1998 melalui PT Banyu Ajisakti, dan bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga pada majikan Abdullah Muhsin Al Ahmadi. Di vonis hukuman mati oleh pengadilan Madinah pada 8 Januari 2001 atas tuduhan pembunuhan terhadap ma-jikan perempuannya, Nau-roh Bt Abdullah. Siti Zaenab ditahan di penjara umum Madinah hampir 16 tahun, terhitung sejak 5 Oktober 1999 – 13 April 2015. Pada

masa pemerintahan Gus Dur, Siti Zaenab berhasil ditunda eksekusi atas lobby Gus Dur dengan Raja Arab hingga ahli waris majikannya akhil balig. Eksekusi mati terhadap Siti Zaenab ini mestinya menjadi momentum bagi pemerintah Indonesia untuk menghenti-kan praktek hukuman mati di Indonesia.

Karni binti Medi Tarsim PRT migran asal Brebes, Jawa Tengah kembali dieksekusi Kamis, (16/4) pukul 10.00 waktu setempat. Dalam wak-tu beberapa hari, otoritas pemerintah Arab Saudi telah menghilangkan hak hidup dua warga negara Indonesia tanpa adanya notifikasi pem-beritahuan terlebih dahulu.

Karena praktek hukuman mati disini mengakibatkan pemerintah kehilangan legiti-masi moral untuk mendesak Negara lain agar membebas-kan warga Negara Indone-sia yang terancam hukuman mati di luar negeri. Setida-knya saat ini masih ada 290 buruh migran yang terancam hukuman mati di Malaysia, Saudi Arabia, Singapura, China dan Qatar. Dan 59 di-antara mereka sudah vonis

tetap hukuman mati. Sikap pemerintah Arab Saudi yang melakukan eksekusi mati terhadap Siti Zaenab dan Karni binti Medi Tarsim yang sebenarnya merupakan korban penyiksaan majikan dan terpaksa membunuh majikannya karena membela diri. Siti Zaenab telah ditahan di penjara Madinah selama 16 tahun yang sebenarnya juga merupakan bentuk penyiksaan karena menunggu hukuman mati dan bahkan lebih berat dari hukuman mati. Selain itu si-kap pemerintah Arab Saudi yang melakukan eksekusi mati tanpa memberikan no-tifikasi kepada perwakilan Pemerintah Indonesia di Arab Saudi. Hal ini jelas me-nyalahi konvensi Viena dan tata krama diplomasi.

Masalah hukuman mati yang dihadapi ratusan buruh migran Indonesia (BMI) di luar negeri memang menjadi tantangan berat bagi pemer-intahan Joko Widodo yang menempatkan masalah per-lindungan warga negara seb-

agai salah satu prioritas yang ada dalam visi-misi pemer-intahan sekarang. Teraku-mulasinya ratusan BMI yang menghadapi ancaman huku-man mati dan ribuan kasus kekerasan yang dialami BMI menjadi potensi bom waktu akibat kegagalan diplomasi perlindungan BMI pada masa pemerintahan sebelumnya. Tentu saja pemerintahan Jokowi tidak bisa mengelak dan berdalih atas situasi ini tetapi harus mengambil langkah cerdas untuk menan-ganinya segera.

Langkah cerdas tersebut adalah menghapus rintangan-rintangan politik yang meng-halangi legitimasi politik dan moral diplomasi Indonesia dalam pembebasan BMI yang menghadapi ancaman huku-man mati dan kasus-kasus kekerasan lainnya. Rintangan tersebut adalah masih ber-lakunya pidana mati dalam hukum positif Indonesia dan masih adanya keengganan di pemerintah dan parlemen In-donesia akan adanya UU Per-lindungan PRT Dalam Negeri.

Akan tetap sulit bagi Indo-nesia untuk memperjuang-kan pembebasan BMI dari hu-kuman mati, jika di Indonesia sendiri juga masih menerap-kan pidana mati. Oleh karena harus ada keberanian dari pemerintah Indonesia un-tuk mengakhiri pidana mati dalam hukum positif Indone-sia. Demikian juga dalam soal perlindungan PRT migran Indonesia, tanpa adanya UU Perlindungan PRT di dalam negeri, Indonesia juga tak punya legitimasi yang kuat untuk menuntut adanya per-lindungan PRT migran In-donesia yang bekerja di luar negeri.

Langkah-langkah konkrit lain yang harus segera dilaku-kan adalah menguatkan di-plomasi perlindungan buruh migran Indonesia dengan pri-oritas pembebasan ratusan buruh migran Indonesia yang terancam hukuman mati di berbagai negara. Langkah ini mensyaratkan adanya diplo-masi tingkat tinggi (high level diplomacy) yang dipimpin langsung oleh Presiden Joko Widodo terutama untuk lang-kah-langkah darurat terha-dap puluhan BMI yang sudah divonis tetap dan menunggu waktu eksekusi. Langkah ini mutlak dilakukan agar eksekusi terhadap Ruyati, Siti Zaenab dan Karni binti Medi Tarsim tidak terulang lagi.=

*Alumni Fakultas Hukum Universitas Lampung dan Peneliti di salah satu Civil So-ciety Organization (CSO) Bi-dang Migrasi, Buruh Migran dan Perdagangan Manusia.

“Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu negara. Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara warga negara dan negaranya. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap negaranya. Sebaliknya negara mempunyai kewajiban Memberikan perlindungan

terhadap warganya”

Page 13: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

13APRESIASI

Sampaikan keluhanmu lewat SMS Mahasiswa, dengan format Nama_Jurusan/Angkatan_Komentar. Kirim ke 08982252881/08978669233

Redaksi hanya akan memuat SMS/Komentar yang disertai identias lengkap dan bisa dipertanggungjawabkan, Nama/Jurusan/Fakultas/Angkatan. Kami men-cocokkannya dengan data siakad Unila.

Suara Mahasiswa

Dunia ini begitu sempitBagaikan 64 petak papan caturHitam dan Putih selalu berimpitAjaibnya ada sesuatu yang mengatur

Di Dunia itu aku pikir aku rajaDengan engkau sebagai menterinyaDengan bidak-bidak yang selalu bersamaYang melindungi kita dengan segenap nyawa

Namun itu hanya di dalam cerminSebenarnya engkau adalah ratunyaSedangkan aku hanya pion kecilYang sungguh tidak ada artinya

Walau ku hanya bisa bergerak majuHanya bisa melihat kedepanTak sadar akan ancaman ke arahkuTak peduli aku hanya akan menjadi santapan

Namun satu janji ku akan tepati kelakMelindungi mu wahai ratuku Tak akan semudah musuh membuat skakWalau nyawaku harus menjadi tumbalmu

Aku tak peduli pengorbanan ini sia-siaTerlebih lagi aku tak akan pernah menyesaliWalau kau mengganggap pion ini tidak adaKarena satu yang kuyakini pasti

Engkau adalah Ratu terindah yang harus kujaga

Denis HikmawanFP, Peternakan ‘14

Dunia 64 Petak Cinta Diam-diam

Diana Aprilia, Agroteknologi ’13 (082375629xxx)

Makin suka sama pertanian. Dengan sistem parkir yang sekarang. Maha-siswa tidak perlu was-was lagi. Tapi kebersihannya masih kurang dan perlu ditingkatkan. Maju terus Fapertaku

Ahmad Sangkut, Agroteknologi ’14 (085767057xxx)

Rusunawa kamar mandi tidak ada pintunya dan banyak pintu yang rusak akibat kurang perhatian.

Rizki Adhi Wijaya, Penjaskes ’13 (085769585xxx)

Sarana dan prasarana masih sangat minim. Bahkan, untuk kuliah sepak bola kami masih harus iuran untuk beli bola sendiri. Begitupun mata kuliah yang lain. Bagaimana skill bisa maksimal. Jika prasarana penunjang saja tidak dipenuhi.

Dolly Nubabab, Ilmu hukum ’09 (089612166xxx)

Di kantin FISIP pengamen sudah mulai berkeliaran seenaknya. Tolong untuk pihak keamanan kampus bisa menindaklanjutinya.

Lalu JalankuTenanglah, akan tetap ku lanjutkan langkahkuMungkin sesekali akan ku tengok lagi jalan itu

Tapi tenanglah, sudah pasti aku akan tetap berlaluMeski tertatih ku tinggalkan jalanmuTak bisa berlari, hanya melangkah sedikit demi sedikit

Jadi tenanglah, jalan dimana aku sempat berhentiPasti tak kan terlihat lagi

Apriliani DamayantiFKIP, Pendidikan Ekonomi ‘13

Sungguh indah kisah seorang anak muda Tersipu malu saat bertemu Melirik selintas, untuk kemudian membuang muka takut ketahuan Tersenyum sendiri, malu sendiri Sungguh indah kisah seorang anak muda Menunggu hingga senja tiba Menatap jalan dari kejauhan Berharap melihat barang semenit saja Berharap bertemu barang semenit saja Rasa ingin tahu menyergapnya Mudah mengartikan menjadi kebiasaan Riang tanpa alasan sudah biasa Begitu pula dengan sedih tiba tiba Begitulah kisah anak muda jatuh cinta, Maka esok lusa, Jika takdir telah ditentukan Yang pergi akan kembali Yang dilupakan akan teringat lagi Dengan sekenario terbaik-Nya

M. Agung PrakosoFP, Peternakan ‘14

Page 14: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

14 TEKA-TEKI SILANG

SENI

Bajuri tengah emosi tersebab Yusni istri tuanya yang rakus

harta ngambek ketika di-beritahu tanah suaminya tak jadi dijual, melihat Bajuri begitu emosi Jubaedah tak tinggal diam, istri mudanya itu menghampiri Bajuri dan menenangkannya. Emosi Ba-juri pun reda, ia berbisik den-gan manis kepada Jubaedah yang duduk di dekatnya bah-wa ia telah menjual tanahnya, ia pun memberikan amplop berisi uang hasil penjualan tanah kepada istri mudanya

Oleh Yola Savitri

NASIB SUAMI DOYAN KAWINitu.

Tak disangka, Yusni men-guping pembicaraan mereka. Yusni keluar dengan wajah penuh amarah. Yusni lang-sung menyindir suaminya. Uang hasil penjualan tanah dirampas begitu saja oleh Yusni. Jubaedah hanya bisa pasrah tanpa perlawanan. Rasa cemburu membuat Yus-ni semakin ngelunjak pada suaminya. Bajuri semakin tak tahan dengan sikap Yus-ni yang selalu iri dan mau menyiksa Jubaedah dengan menyuruh istri mudanya itu

mengerjakan semua tugas rumah.

Bajuri membentak is-tri pertamanya. Yusni yang merasa tidak terima dengan perlakuan Bajuri yang selalu membela istri muda memilih untuk pergi meninggalkan rumah. Sepeninggal Yusni. Bajuri jadi lebih sering me-nyendiri. Sering melamun, tak mau makan, dan selalu murung. Melihat sikap sua-minya, Jubaedah bingung ha-rus melakukan apa. Namun, kemurungan Bajuri itu hanya sementara. Kedatangan Lela

si gadis Sunda berparas elok yang mampir ke rumahnya untuk menanyakan penye-waan tanah. Menjadi obat lara bagi Bajuri.

Dasar Bajuri lelaki ge-nit yang doyan kawin, ia pun langsung tergoda dengan si Lela. Berhari-hari Ia tak pu-lang, banyak yang bilang Ba-juri telah tidur dengan Lela. Ketika ia pulang, ia pun lang-sung kena semprot Jubaedah yang kesal dengan suaminya yang mata keranjang. Tak terima diomeli Jubaedah, Ba-juri pun membentak Jubae-dah untuk pertama kalinya, dan menghina Bapak Jubae-dah yang miskin. Jubaedah tak menyangka dengan sikap suaminya itu. “Kepergian Ayuk Yusni tampaknya tidak bisa membuatmu sadar bang. Apa yang dapat dibanggakan dari dirimu?” Baedah menan-gis meninggalkan rumah tanpa mengucapkan sepatah katapun pada Bajuri.

Bajuri pun ditinggal kedua istrinya, ia hanya diam dan merenung. Tak lama, Yusni kembali ke rumah diantar oleh ibu Haji. Yusni pun me-minta maaf pada Bajuri, ia pergi agar suaminya sadar. Di akhir pementasan Bajuri merebahkan kepalanya pada Yusni, mereka pun kembali rujuk.

Lakon “Tanah” ini menitik-beratkan pada perempuan Lampung yang telah me-nikah, tidak bisa bercerai, sekalipun suaminnya beris-teri dua, atau diperlakukan tidak sopan, ia akan kembali lagi. Sesuai dengan temanya “Tanah” yang artinya mua-sal, karya yang disutradarai Ahmad Thohamudin ini men-coba menceritakan tentang kesetiaan. Latar belakang yang diambil memang adat Lampung, namun yang dis-ayangkan latar tempat yang berada di ruang tamu tak me-merlihatkan unsur Lampung, yang biasanya memajang kain tapis di ruang tamunya, atau menggunakan warna-warna terang dan mencolok seperti merah dan emas.

Adegan pertengkaran an-tara Bajuri yang diperankan Virio Ilham (Pendidikan se-jarah’11) dan Yusni yang di-perankan Anggraeni Aghfar (Biologi’09) berhasi mengun-dang gelak tawa, kedua tokoh ini menggunakan bahasa In-donsia yang kental dengan logat Lampung yang khas. Namun, secara keseluruhan pementasan lakon “vTanah” oleh UKMF KSS FKIP Unila di Grha Kemahasiswaan lantai 1 pada (25/4) ini dapat me-nyampaikan pesannya den-gan baik. =

Foto

Kur

nia

Mah

ardi

ka

Mendatar:

1. Alat musik berupa sepasang gendang kecil yang bagian bawahnya tidak tertutup3. Senang meniru gaya hidup orang yang dianggap lebih tanpa rasa malu5. Tepung singkong7. Rubrik gaya hidup di tabloid Teknokra10. Keunggulan tertinggi12. Garis lengkung14. Tujuan15. Biola besar17. Wujud20. Alat berburu pada zaman dulu21. Penyakit kelainan darah yang ditandai dengan kondisi sel darah merah mudah rusak22. Pers mahasiswa di Unila24. Susunan tingkatan

Menurun:

1. Tubuh2. Tata nama4. Getah buah papaver sommiferum yang b elum masak dan dikering kan, memabukkan dan membius6. Huruf ke-18 dalam abjad yunani8. Satu/yang9. Unsur tahan panas11. Hilang13. Ketidakmampuan untuk menulis14. Lorong yang terdapat di perut bumi16. Uang Indonesia zaman dulu18. Pada19. Kemudian23. Mengeluh

Ole

h Fa

jar N

urro

hmah

Kirimkan Jawaban Anda ke :

UKPM Teknokra Unila

Pojok Gedung Pusat Kegiatan

Mahasiswa Lantai 1 Unila

Sertakan Fotocopi Jawaban,

KTM dan Nomor Ponsel Kamu.

Raih Bingkisan Menarik Untuk

3 Pemenang.

DEADLINE PENGUMPULAN

14 MEI 2015

Page 15: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015

No 143 Tahun XV Trimingguan | Edisi Mei 2015

15EKSPRESIPOJOK PKM

MENGAMBIL KEPUTUSAN

Faris YursantoPemimpin Umum

“Pada saat Anda mengambil keputusanlah, takdir anda diben-tuk” Anthony Robbins

Apa yang membedakan pencapaian masing-masing manusia. Apa yang dilakukan manusia sehingga masing-masing manusia mendapatkan hal yang berbeda. Anthony Robbins seorang mo-tivator berkebangsaan Amerika mengatakan keputusan adalah jawaban mengapa masing-masing manusia mendapatkan pen-capaian yang berbeda. Karena dari pengambilan keputusan tersebut menunjukkan bagaimana kita menentukan prioritas dalam menjalani kehidupan.

Pendapat Robbins bisa jadi benar. Tanpa disadari setiap saat kita mengambil keputusan dan setiap keputusan memiliki dam-pak, baik dampak buruk atau dampak baik. Saat bangun pagi kita diberi pilihan, ingin melakukan apa kita hari ini. Apakah kita melakukan apa yang sudah kita rencanakan, ataukah hanyut mengikuti arus lingkungan kita. Tenggelam dalam keseharian kita. Sadarilah, sudahkah kita bertindak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Sudah sesuaikah apa yang kita lakukan saat ini dengan apa yang kita inginkan di masa-masa yang akan datang.

Anthony Robbins menganalogikan kehidupan sebagian besar manusia seperti di dalam sungai. Kita semua disadari atau ti-dak masuk ke dalamnya. Dan banyak orang tidak pernah benar-benar memutuskan kemana mereka akan pergi. Banyak dari mereka yang hanya ikut terbawa arus, tenggelam dalam rutini-tas sehari-hari. Waktu terus berjalan, lalu sampailah mereka pada persimpangan anak sungai dan dipaksa untuk mengam-bil keputusan untuk menentukan arah. Mereka hanya mengi-kuti arus dan tidak benar-benar sadar dalam menentukan arah. Pada akhirnya keputusan yang mereka ambil dipengaruhi pada lingkungan sekitar, terpengaruh oleh orang-orang di sekitarnya bukan dari nilai-nilai yang ada dalam dirinya. Ketika mereka sa-dar ada sesuatu yang salah dan harus diubah, semuanya sudah terlambat. Mereka sudah tidak punya waktu lagi, mereka sudah renta dan tidak punya banyak pilihan.

Masa menjadi mahasiswa merupakan masa persimpangan, di titik inilah kita dituntut untuk mengambil keputusan dan mempertanggungjawabkanya. Pada saat menjadi mahasiswa kita dijejali dengan berbagai macam pilihan. Kita ingin bela-jar dan mencoba semua tantangan atau takut untuk mencoba. Kita ingin tampil berani mengeluarkan pendapat atau hanya memendamnya. Kita ingin ikut berorganisasi atau cukup den-gan kuliah. Pilihan itu masing-masing ada di tangan kita dan kita yang akan mendapatkan hasilnya.

Terlepas dari pilihan-pilihan itu yang terpenting kita harus berani mencoba dan mengambil keputusan untuk bertindak. Karena dengan tindakan kita bisa melihat hasil dari tindakan kita. Walaupun tindakan itu hasilnya baik atau buruk setida-knya kita sudah berani untuk mencoba. Pengalaman adalah guru yang terbaik. Akan ada pembelajaran dari setiap proses yang kita lakukan.

Manusia adalah makhluk paling sempurna diantara makh-luk lainnya yang diciptakan oleh Tuhan. Manusia dianugerahi dengan kemampuan berpikir dan fisik yang baik. Manusia di-beri sumber daya yang cukup untuk bisa menjalani kehidupan ini dengan baik. Sadarkah kita akan anugerah itu. Sudahkah kita bersyukur atas segala anugerah yang diberikan kepada kita. Setiap manusia adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan di minta pertanggungjawaban terhadap apa yang telah ia kerjakan. =

Sederhana, berprestasi, dan tak kenal putus asa sepertinya tepat me-

wakili sosok Habibi Roly Rah-man. Terlahir dari keluarga yang sederhana, membuat Habibi tak bisa diam saja. Anak penjual ikan di pasar ini selalu bersemangat un-tuk mencapai kemandirian finansial sejak di bangku Sekolah Menengah Atas. Ia pernah menjadi penjual roti untuk membantu orangtuan-ya membayar biaya sekolahn-ya. Tak seperti anak keban-yakan, anak sulung dari lima bersaudara ini tak mau han-ya meminta uang ke orang-tua. Ia lebih memilih untuk berwirausaha apapun selama itu tak merugikan orang lain.

Hobi berwirausaha yang se-makin membuat kehidupan-nya nyaman, sempat mem-buat Habibi tak berminat untuk melanjutkan pendidi-kan ke perguruan tinggi usai tamat SMA. Namun, karena paksaan serta dukungan dari sepupu perempuan dan ka-keknya, ia pun memutuskan untuk kuliah. Ia didaftarkan oleh sepupunya tersebut. Di tahun 2012 ia pun resmi diterima sebagai mahasiswa jurusan Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Unila.

Mata kuliah di semester pertama yang berorien-tasi pada bisnis, membuat laki-laki 22 tahun ini sema-kin mencintai jurusannya, menurutnya jurusan yang di-pilihkan sepupnya itu sesuai dengan bakat yang ia miliki dan sangat mendukungnya dalam mengembangkan hobi berbisnisnya itu. Memang su-dah dasarnya suka berbisnis, peluang bisnis sekecil apap-un dapat Habibi lihat. Malam keakraban menjadi peluang pertamanya untuk membuka usaha.

Di tengah kesulitan teman angkatannya mencari kayu untuk malam keakraban, ia pun berinisiatif menjual kayu bakar kepada teman-temannya itu. Tidak adanya kendaraan untuk mengang-kut kayu-kayu bakar pesanan teman-temannya sempat menjadi kendala, untuk men-gatasinya ia pun meminjam

mobil saudaranya, sehingga ia dapat memenuhi semua pesanan kayu bakar.

Ia juga sempat berjualan keripik, namun ia merasa bisnis keripiknya itu tidak mengalami perputaran yang cepat, ia pun beralih mem-buka usaha roti bakar dan kopi di Lapangan PKOR, Way Halim. Tak tanggung ia ber-j u a l a n d a r i

p a g i s a m -pai malam. Melihat penghasi-lan dari usahanya itu, yang hanya sepuluh ribu rupiah sehari, sang kakek pun mere-mehkan bisnisnya itu. “Serius kuliah aja, dari pada jualan seharian hanya 10ribu nanti saya kasih uang aja,” tutur Habibi menirukan pesan ka-keknya.

Tak hanya sikap meremah-kan sang kakek, usahanya yang saat itu tak berjalan dengan lancar mem-buatnya mera-sa pesimis dan harus k e m b a l i m e n u t u p usahanya. “ S e m p a t pesimis, t a p i h a r u s t e t a p b e r j a -lan,” ucap-nya. Rasa penasaran terhadap dunia wi-rausaha membuatnya semangat dan kem-bali percaya diri un-tuk terus membuka usaha. Habibi mem-buka usaha capuc-cino cincau dan rujak es krim, omzetnya pun mencapai 4,5 juta per bulan. Dari hasil usahanya ini, ia bisa membayar uang

kuliahnya sendiri sejak se-mester empat.

Tak sekedar berwirausaha, anggota Koperasi Maha-siswa (Kopma) Unila ini juga menorehkan banyak prestasi seperti juara 1 mengubah limbah jadi dollar di UIN Raden Fatah Palembang ta-hun 2013. Menjadi pemenang proposal Gerakan Kewirausa-haan Nasional tahun 2013. Ia pun berhasil jebol Pekan Ma-hasiswa Wirausaha (PMW) tahun 2014, pernah juga menjadi juara harapan 1 Film Pendek Hak Kekayaan In-telektual di Jakarta.

Ia juga menjadi delegasi tunggal peserta Technopre-neur Camp IV. Habibi juga

menjadi salah satu finalis model bisnis canvas di Uni-versitas Brawijaya, Malang. Mahasiswa yang tengah me-nyelesaikan skripsinya ini, lo-los seleksi Indonesian Culture Nasionalism (ICN) sebagai perwakilan Lampung. Acara ini akan diadakan di

Universitass Prasetya, J a k a r t a p a d a 2 8 - 3 0 Mei men-datang . =

Oleh Fajar Nurrohmah

Habibi Roly Rahman,

Bisnis Itu Panggilan Jiwa

Foto

Ris

ka M

artin

a

“ Sempat

pesimis, tapi har us

tetap berjalan,”

ucapnya.

Bisnis ternyata bukan hanya sekedar usaha Habibi untuk mencari uang dan hidup mandiri, lebih dari itu ia merasa bisnis adalah hal berharga yang tak pernah bisa lepas dari hidupnya. Meski berkali-kali gagal namun ia tak pernah berhenti memulai kembali.

Page 16: Tabloid Teknokra Edisi 143 Mei 2015