TA, DM.

80
ULTRASONIC MOVEMENT DETECTOR TUGAS AKHIR Disusun Oleh : DAVID MULYANA NIM. TE 040042

Transcript of TA, DM.

ULTRASONIC MOVEMENT DETECTOR

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh : DAVID MULYANA NIM. TE 040042

KONSENTRASI TEHNIK OTOMASI PROGRAM D III PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK TEDC BANDUNG 2005

ULTRASONIC MOVEMENT DETECTORDisusun oleh : DAVID MULYANA NIM. TE 040042

Telah disetujui dan siap untuk mengikuti ujian Tanggal 1 Julii, 2005

Dosen Pembimbing

Nurhadi Budi Santosa Nip. 132 215 547

ULTRASONIC MOVEMENT DETECTOR

Disusun oleh DAVID MULYANA NIM. TE 040042 Laporan ini telah diuji dan dinyatakan lulus pada Tanggal, 12 Juli, 2005

Dosen Penguji Tugas Akhir Penguji I Penguji II

( Drs.Herry Sudjendro,MT ) Nip. 131 475 028

( Drs.Widiharso ) Nip. 131 772 245

Dosen Pembimbing

( Nurhadi Budi Santosa,S.Pd.) Nip. 132 215 547

LEMBARAN PERSEMBAHAN

pemudahkanlah setiap urusan janganlah mempersulit dan gembirakanlah olehmu setiap orang, janganlah membuat susah kepada orang lain.

(H.R Ahmad, Bukhori, Muslim, Nassai dan anas)

MOTTO HIDUP A fruitless life useless life Jadikan ilmu yang diperoleh sebagai jalan pembuka ridohnya ALLAH SWT untuk menjalani kehidupan didunia fana ini dan bekal akhirat kelak Karya nyata ini ku persembahkan untuk Allah SWT Kedua orang tua ku, Mertua, Keluarga, Istri dan anak ku yang telah memberi dukungan selama ini, tanpa mereka semua ini tidak akan menjadi kenyataan

Direktorat Dikmenjur yang memberikan kesempatan untuk melanjutkan proses pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi Tak lupa teman teman satu angkatan yang telah membantu dari awal sampai akhir penyusunan Tugas akhir ini selesai Semoga Allah SWT membalas kebaikan, dan melimpahkan karunianya

KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur Allhamdulillah Kehadirat Allah S.W.T atas limpahan Rahmat dan HidayahNya penulis dapat menyusun dan menyelesaikan Laporan Tugas Akhir ini. Penyelesaian Tugas Akhir ini merupakan syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan perkuliahan jenjang Diploma III. Laporan ini dapat selesai karena adanya bimbingan dan dukungan kepada penulis secara langsung atau tidak langsung, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Dr.Ir. Gatot Hari Priyowiryanto selaku Direktur Pendidikan Menengah Kejuruan Jakarta. 2. Bapak Ir. Ferry Yulmarino ,MM selaku Kepala Pusat Pengembangan Penataran Guru Teknologi Malang. 3. Tim Manajemen VEDC Malang. 4. Tim Manajemen Politeknik TEDC Bandung. 5. Bapak Nurhadi Budi Santosa selaku Dosen Pembimbing Tugas Akhir. 6. Dosen dosen pengajar D3 politeknik TEDC Bandung, baik dari dosen VEDC Malang, maupun dosen pengajar dari luar VEDC Malang. 7. Ibu/ Bapak, Mertua, dan keluarga dengan sepenuh hati. yang telah memberikan dorongan

8. Teman teman satu angkatan D3 Politeknik TEDC Bandung yang telah membantu dan menolong dalam segala hal. 9. PPPGT / VEDC Malang yang telah memberikan fasilitas penggunaan lab, praktek. 10. Semua pihak yang telah membantu, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini. Harapan penulis, semoga Tugas Akhir ini dapat berguna dan bermanfaat, bagi siapa saja yang menggunakannya. Dan penulis menyadari sebagai manusia yang pasti mempunyai kelemahan, sehingga tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi kemajuan bersama. Semoga dengan adanya laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. Malang, Juni 2005

Penyusun

RINGKASAN David Mulyana, jurusan elektro, konsentrasi teknologi Otomasi, Program DIII, Juli 2005 Ultrasonic Movement Detector , pembimbing Nurhadi Budi Santosa. Kata kunci : Ultrasonic Movement Detector Banyaknya tindakan kejahatan sekarang ini, terutama pencurian baik disiang hari maupun dimalam hari, menggugah penulis untuk mengangkat topik pengamanan rumah menggunakan Alarm yang memakai sistim Ultrasonic Movement Detector. Ultrasonic Movement Detector adalah suatu rangkaian ataupun perangkat yang dapat difungsikan sebagai Alarm anti pencurian, yang dapat dipasang dirumah maupun di kantor-kantor atau tempat-tempat lain yang perlu pengamanan. Cara kerja Ultrasonic Movement Detector adalah menggunakan dua buah ultrasonic Transducer yang berfungsi sebagai pengirim dan penerima sinyal ultrasonic sebesar 40 kHz. Pembangkitan sinyal ultrasonic 40 kHz dengan menggunakan oscillator Xtal, selanjutnya sinyal dari oscillator masuk ke sebuah penguat, dimana keluarannya dihubungkan dengan transducer ultrasonic (Transmitter).

Jika ada gerakan orang atau benda lain yang melintas diantara transducer ultrasonic pengirim dan penerima yang dapat memantulkan sinyal ultrasonic, maka Alarm akan berbunyi. Hal ini dikarenakan sinyal ultrasonic keluaran dari transducer pengirim akan dipantulkan oleh benda atau orang yang melintas ke transducer penerima, selanjutnya sinyal dikuatkan, difilter dan menggerakkan Alarm atau sirine.

DAFTAR ISI Halaman PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI ...................................................................................... DAFTAR GAMBAR ........................................................................... DAFTAR TABEL ............................................................................... BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................... 1.2. Maksud dan tujuan penulisan laporan ................................ 1.3. Rumusan masalah .............................................................. 1.4. Batasan masalah ................................................................ BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atom Elektron........................................................................ 2.2. Baterai .................................................................................. 2.3. Konduktor ............................................................................. 2.4. Induktansi ............................................................................. 2.5. Resistor ................................................................................ 2.6. LED ...................................................................................... 2.7. Dioda .................................................................................... 2.8. Kapasitor .............................................................................. 3 4 5 5 6 8 9 11 1 2 2 2 I ii iii iv

2.9. Transistor ............................................................................. 2.9.1. Transistor PNP .................................................................. 2.9.2. Transistor NPN ................................................................. 2.10. LM 324 ............................................................................... 2.11. Kristal ................................................................................. 2.12. IC 4049 ............................................................................... 2.13. Dioda Zener ....................................................................... 2.14. Trimpot ............................................................................... 2.15. LM 78L05 ...........................................................................

15 19 21 22 24 24 25 26 27

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT 3.1. Tinjauan Umum .................................................................... 3.2. Prinsip kerja rangkaian ultrasonic movement detector ........ 3.3. Gambar rangkaian ............................................................... BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN 4.1. Tinjauan Umum .................................................................... 4.2. Spesifikasi alat ..................................................................... 4.3. Peralatan yang digunakan ................................................... 4.4. Data hasil pengukuran ......................................................... BAB V PENUTUP 5.1. Kesimpulan .......................................................................... DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... LAMPIRAN ....................................................................................... 44 45 34 34 34 35 29 29 31

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Sistim tata surya............................................................ Gambar 2.2 Prinsip sel sederhana.................................................... Gambar 2.3 Simbol Resistor ............................................................ Gambar 2.4 Sistim pemberian kode warna ...................................... Gambar 2.5 Simbol LED .................................................................. Gambar 2.6 Karakteristik LED........................................................... Gambar 2.7 Simbol dioda ................................................................. Gambar 2.8 Lengkung ciri dioda ...................................................... Gambar 2.9 Karakteristik dioda ........................................................ Gambar 2.10 Kapasitor .................................................................... Gambar 2.11 Kapasitor dengan dua plat konduktor ........................ Gambar 2.12 Medan listrik dekat tepi dari suatu kapasitor .............. Gambar 2.13 Transistor jenis PNP .................................................. Gambar 2.14 Transistor jenis PNP .................................................. Gambar 2.15 Transistor dalam bentuk fisik ..................................... Gambar 2.15 KonfigurasiCommon Emitor(CE) ................................ Gambar 2.1 6 KonfigurasiCommon Basis(CB) ................................ Gambar 2.1 7 KonfigurasiCommon Collector(CC) ........................... Gambar 2.19 Koneki peniti LM 324 .................................................. 3 4 6 7 8 9 10 11 11 12 12 13 16 17 18 19 20 21 23

Gambar 2.20.Kristal .......................................................................... Gambar 2.21.IC 4049UB .................................................................. Gambar 2.22. Dioda Zener ............................................................... Gambar 2.23. Trimpot ...................................................................... Gambar 2.23. LM 7805 .................................................................... Gambar 3.1. rangkaian detector........................................................ Gambar 3.2. Rangkaian power supply .............................................

24 25 26 27 28 31 32

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 2.1.Kode Warna Resistor ....................................................... Tabel 2.2 Primitivitas dari medan dielektrik....................................... 7 14

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang berkembang sangat pesat menuntut kita untuk lebih kreatif dan mengefesienkan semua peralatan, untuk itu khususnya di bidang elektronik. Keinginan untuk melakukan penerapan baru di bidang elektronik yang dapat diaplikasikan di dunia industri maupun rumah tinggal, salah satunya adalah Ultrasonic Movement Detector, cara kerja alat ini mendeteksi gerak yang terjadi Ultrasonic Movement Detector ditempatkan sesuai dengan kemampuan ultrasonic transducer pengirim dan penerima. Dengan merancang adanya latar belakang, maka penulis dimana mencoba nantinya untuk dapat Ultrasonic Movement Detector,

mempermudah pengendalian Alarm atau sirine secara efisien sesuai dengan perkembangan khususnya dibidang elektronik.

1.2.Maksud dan tujuan. Tujuan berikut : Untuk pendeteksi gerak diaplikasikan pada pengendalian alarm. 1.3.Rumusan masalah Dari penulisan latar belakang dan tujuan pembahasan kita mendapatkan rumusan dibatasi sebagai berikut : menganalisa Ultrasonic movement detector. Pengaplikasian Ultrasonic movement detector. penulis dan manfaat yang diharapkan dari penulisan

perencanaan dan pembuatan Ultrasonic movement detector adalah sebagai

1.4.Batasan masalah Agar lebih mudah didalam memahami pembahasan maka yang ada dalam penganalisaan dibatasi sebagai berikut : Desain peralatan ini digunakan untuk mendeteksi gerak. Pengoperasiannya menggunakan power supply 9Volt dan 5 Volt.

Cara kerja Ultrasonic movement detector.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Atom dan Elektron. Atom berasal dari bahasa yunani yang berarti tidak dapat dibagi , dalam benda benda padat tersusun unsur atom, dari hasil penelitian Rutherford dan Bohr menarik kesimpulan bahwa suatu atom tersusun mirip seperti sistim tata surya.

Gambar 2.1. model sistim tata surya

Dari sistim gambaran model diatas, atom terdiri dari atas matahari sebagai inti atom dan disekitar inti pada lintasan berbentuk lingkaran beredar planet sebagai elektron, elektron pada kulit terluar disebut elektron valensi, karena terletak jauh dari inti dan paling mudah dipengaruhi dari luar, elektron mengelilingi atom dengan kecepatan yang sangat tinggi ( 2200 km/detik) meski berat elektron tidak seberapa, maka disini bertindak suatu gaya sentrifugal yang relatif besar. Terhadap inti atom elektron bersifat menjalankan suatu tenaga listrik, jadi elektron memiliki muatan listrik oleh karena itu inti atom mempunyai sifat menjalankan tenaga listrik, atom yang bermuatan sebaliknya dapat juga menarik muatan yang berbeda, berarti atom tersebut bergerak, atom seperti ini disebut ion, arus listrik hanya dapat mengalir pada bahan yang didalamnya tersedia pembawa muatan dengan jumlah yang cukup dan bergerak bebas, Arus listrik (arus elektron) dalam suatu penghantar logam merupakan gerakan elektron bebas pada bahan penghantar dengan arah tertentu, gerakan muatan tidak mengakibatkan terjadinya perubahan karakteristik bahan, kecepatan arus tergantung pada rapat arus, penghantar logam biasa kecepatan elektronnya hanya sebesar 3 mm/detik, tetapi gerakan elektron menyebarkan impuls tumbukan mendekati kecepatan cahaya 300,000 km/detik, jadi kecepatan impuls dan kecepatan elektron dapat dibedakan. 2.2. Baterai Baterai merupakan sumber tenaga listrik DC yang banyak digunakan sebagai sumber arus listrik yang sekarang digunakan untuk kepentingan seharihari adalah sumber arus listrik yang didapat dari perubahan tenaga mekanis seperti generator, dan yang berdasarkan atas perubahan peristiwa kimia seperti halnya baterai. 2.2.1.Sel Baterai Biasanya baterai terdiri dari sejumlah sel-sel yang dipasang dalam suatu wadah, dan satu sama lain dihubungkan menurut kebutuhan seperti halnya dibawah ini. Sel (cell) adalah suatu alat yang digunakan untuk merubah tenaga kimia menjadi tenaga listrik. Bentuk sel yang sederhana gambar 2-1 adalah sel

galvano atau sel, sel mengandung sebatang tembaga dan sebatang seng yang keduanya bila dihubungkan dalam bejana yang berisi air ditambah dengan sedikit asam belerang akan mengalami perubahan.

C +

Z

-

Air + asamGambar 2.1. Prinsip sel sederhana

Selain sel seperti tersebut diatas masih banyak lagi sel yang lainnya dengan kontruksi yang berbeda, antara lain sel-sel Daniel, Leclancehe, Edisonlelande, Newston, Plante dan lain - lain. Sel merupakan bagian pokok dari baterai, yang terdiri dari dua batang yang berlainan, batang-batang ini disebut elektroda, biasanya baterai terdiri dari beberapa sel yang dihibungkan seri, pararel atau seri pararel menurut kebutuhan. Bahan larutan yang biasanya dipakai saat baterai mengadakan reaksi kimia dengan elektroda-elektroda disebut elektrolit, elektrolit dapat berupa larutan garam, larutan asam atau larutan yang bersifat basa (alkaline). Bentuk elektrolit ada yang berbentuk cairan dan berupa pasta. Sel baterai ada dua macam, yaitu sel primer dan sel sekunder, yang termasuk sel primer adalah batu baterai karena tidak dapat di isi untuk mendapatkan tekanan listrik seperti semula, sedangkan aki (accu) adalah sel sekunder, karena dapat di isi untuk mendapatkan tekanan listrik seperti semula, sel ini dapat juga disebut baterai penyimpan (storage batteray). 2.3.Konduktor

Dalam bidang kelistrikan benda dapat dibagi dalam tiga kategori listrik, salah satunya adalah konduktor. Konduktor merupakan sebuah penghantar yang mudah menghantarkan listrik, dan biasanya logam-logam banyak sekali digunakan sebagai konduktor, sedangkan karbon dan air merupakan benda bukan penghantar tetapi merupakan konduktor yang bisa menghantarkan listrik dengan baik. 2.4. Induktansi Induktansi merupakan komponen yang sangat aktif untuk membuat rangkaian yang berhubungan dengan frekuensi, nilai dari induksi sangatlah penting dalam menentukan frekuensi disamping kapasitor, harga induktansi dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut :

0,39.r2.N2 L= L = 9r + 10p Dimana r P N jari-jari kumparan dalam cm .(2.1)

panjang dalam cm banyak lilitan

Disamping itu dapat ditentukana berapa banyak lilitan yang diperlukan untuk membuat induktansi tanpa inti dengan persamaan :

(9r +10p)L N= 0,39.r2 ..(2.2)

2.5.Resistor Resistor yang digunakan dalam elektronika dibagi dalam dua kategori utama : 1. Resistor linier : resistor yang bekerja sesuai dengan hukum ohm 2. Resistor nonlinier : yang biasa dipakai, terdiri dari tiga jenis : a. foto transistor (peka terhadap sinar) b. thermistor (peka terhada panas) c. resistor yang tergantung pada tegangan listrik

Gambar 2.3. Simbol Resistor pada resistor mempunyai kode warna yang menunjukkan nilai resistansinya.

Gambar 2.4. Kode warna resistor empat gelang

Kode Warna Resistor WARNA Hitam Coklat Merah Jingga Angka pertama 1 2 3 Angka kedua 0 1 2 3 Multiplikator Toleransi 0 00 000 1% 2% -

Kuning Hijau Biru Ungu Abu-abu Putih Emas Perak Polos

4 5 6 7 8 9 -

4 5 6 7 8 9 -

0000 00000 000000 0,1 0,01 0,01

0,5% 5% 10% 20%

Contoh : Warna 1 Warna 2 Warna 3 Warna 4 = = = = abu-abu hitam coklat emas = = = = 8 0 0 5%

Resistansi resistor

= 800 dengan toleransi 5%

2.6. LED Light Emiting Diode (LED) adalah semacam dioda pertemuan (junction diode) yang dapat mengeluarkan cahaya apabila diberikan tegangan forward. Bahan dasar yang dipakai adalah gallium arsenide (Ga As)atau gallium arsenide phosphide (Ga As P) atau gallium phosphide (Ga P), sehingga didapatkan material P-N. LED adalah salah satu komponen fotoelectronic yang banyak digunakan, yang dimaksud fotoelectronic ialah teknologi hasil penggabungan antara optik dan elektronika.

A

K

A

K

A

K

Gambar 2.5. LED

Jika sebuah LED diberi tegangan forward, maka electron-elektron bebas dari wilayah N akan menembus junction dan akan berkombinasi dengan hole diwilayah P, karena elektron bebas mempunyai level tenaga yang lebih tinggi dari hole, maka elektron bebas akan membebaskan sejumlah tenaga yang dipancarkan dalam bentuk panas dan cahaya, pada dioda silikon cahaya tidak tampak, karena dioda silikon dibuat dari bahan tidak tembus cahaya. Sebaliknya bila LED dibuat dari bahan tembus cahaya, pancaran cahaya tidak akan tampak dari luar, bila bahan dasar LED dibuat dari bahan Ga As (gallium Arsenide) akan memancarkan cahaya infra merah, Ga As P (gallium Arsenide Phosphide) memancarkan merah atau kuning, sedangkan Ga P (gallium Phosphide) memancarkan cahaya merah atau hijau.

karakteristik LED

I (mA) 24 16 8 -V +V 0 1 2 3 forward

reverse

Gambar 2.6. karakteristik LED

7 Dioda

Dioda adalah suatu bahan semi konduktor (silikon), yang didesain sedemikian rupa sehingga mampu menghasilkan arus pada satu arah saja, untuk karakteristik tegangan versus arus bagi dioda ini apabila dioda diberi tegangan maju seperti pada gambar VD > 0 yang mula-mula mempunyai nilai iD 0 sehingga VD = Vpotongan setelah arus dioda naik dengan cepatnya terhadap perubahan tegangan dioda. Untuk penggunaan dioda silikon mempunyai Vpotongan / potensial barrier 0,7 V sedangkan untuk dioda gemanium V potongan 0,3, ketentuan ini berlaku pada suhu 350C, untuk dioda silikon tegangan knee sama dengan potensial barrier kira-kira 0,7 V dan pada germanium sekitar 0,3 V. Tegangan knee adalah tegangan dimana arus dioda bertambah dengan cepat, apabila tegangan knee sudah melebihi potensial barrier maka timbul resistansi didaerah p dan n yang dilambangkan rp dan rn jumlah resistansi ini disebut dengan resistansi bulk dioda. Resistansi bulk dapat dicari dengan rumus : rb = rp + rn ........................................................................................... (2.2) tegangan masuk potensial barrier ................................................. (2.3) rb = arus forward Nilai resistansi bulk tergantung pada doping dan besarnya daerah p dan n, rb umumnya dari 1 sampai dengan 25 ohm. Potensial barrier ini akan berkurang 2,5 mV setiap kenaikan suhu 10C, dari gambar yang ada dibawah maka dengan tegangan yang kecil saja akan mengalir arus maju yang besar, sebaliknya apabila dioda diberi tegangan balik, maka untuk tegangan dibawah Vr (karakterisrik dioda) arus tidak akan mengalir, tetapi untuk tegangan diatas Vr akan mengalir arus balik yang besar. Pada umumnya disini dioda sudah tidak mampu lagi menahan disipasi daya yang sangat besar (Vr besar dan arus baliknya juga besar). Tegangan Vr ini disebut sebagai tegangan tembus (peak inverse voltage).

Gambar 2.7. Dioda

VD +Arus penjenuhan

V potongan

Gambar 2.8. Lengkungan ciri dioda

D

D

Vb

R Vb

R

Dibias maju

Dibias mundur

Gambar 2.9. Karakteristik dioda 2.8.Kapasitor Kapasitor merupakan suatu komponen yang terdiri dari dua konduktor yang mempunyai jumlah muatan yang sama, tetapi berlawanan tandanya, kapasitor adalah suatu elemen yang sangat fundamental dalam rangkaianrangkaian listrik , terutama dalam rangkaian bolak-balik dan transien. Berdasarkan definisi, kapasitor adalah sama dengan muatan yang terdapat pada salah satu dari konduktor-konduktor yang dibagi oleh beda potensial diantara kedua konduktor itu. Jadi kapasitas (C) dari suatu kapasitor adalah : Muatan (Q) Kapsitansi C = Tegangan (V) (2.4)

-

+

V +

Gambar 2.10. Kapasitor Telah kita ketahui bahan kapasitor terbuat dari dua plat konduktor yang dipisahkan oleh isolator atau dielektrik, jika luas plat (A), jarak antara plat (d), dan premitavitas ( ), maka nilai kapasitansinya adalah :

+q d -q A = luas

Gambar 2.11. Kapasitor dengan dua plat konduktor A (2.5) d Dengan mengabaikan efek-efek tepi arah kuat medan listrik akan tegak lurus pada keping itu dan besarnya sama dengan : E = o Dimana () adalah kerapatan muatan bidang yang terdapat pada salah satu keping dan (- ) adalah kerapatan muatan bidang yang terdapat pada keping yang lain. Beda potensial V diantara dua keping adalah : 1 V = E1 = o Jika luas dari keping itu besarnya dan jarak antaranya kecil, maka kapasitas (C) dari kapasitor itu akan besar dan akibatnya dengan hanya suatu beda potensial yang sedang saja dapat disimpan besar muatan listrik. Jika kapasitor itu hanya terdiri dari dua keping saja maka akan timbul efek-efek seperti pada gambar 2.11. ...(2.7) ...(2.6)

C =

Gambar 2.12. Medan listrik dekat tepi dari suatu kapasitor keping pararel Berdasarkan keadaan perbatasan , di jelaskan bahwa pada kerapatan muatan ditempat dekat tepi adalah tidak unifom, karena itu sukar untuk menghitung distribusi muatan dan kuat medan listrik di tempat-tempat dekat tepi, dan akibatnya kita tidak dengan mudah menentukan kapasitas, gaya, dan lain-lain jika terdapat efek-efek tepi.

Tabel 2.2 Permitivitas relatip dari medan dielektrik Permitivitas Relatif (r) 1 (menurut definisi) 1,0006 2,1 2,7 3 3 4 5 5 6 8 10

Medium Vakum Udara (tekanan atmosfir) Parafin Polystyrene Amber Karet Sulfur Quartz Bakelit Mika Batu pualam Gelasflint

Ammonia Glycerin Air (destilasi) Rutile (Ti O2) Barium titanat (Ba Ti O3)

22 50 81 89-173 1,200

Pengaruh bahan dielektrik pada kapasitor, pada gaya antara bendabenda bermuatan merupakan manifestasi mikroskopis dari gejala mikroskopis yang terjadi dalam atom-atom atau molekul-molekul dielektrik, jika bahan itu diletakkan dalam medan listrik, semua partikel elementer bermuatan dalam atom atau molekul akan mengalami gaya elektrostatis. Karena gaya tersebut, elektron-elektron dalam atom atau molekul itu akan mengalami suatu gaya yang searah dengan medan. Hasil netto adalah pergeseran antara titik pusat gravitasi dari muatan positif dan negatif, kemudian membentuk suatu dipol listrik yang sangat kecil. Jika pergeseran itu terjadi, kita katakan bahwa dielektrik itu terpolarisir. 2.9.Transistor Transistor adalah suatu komponen aktif dibuat dari bahan semi konduktor, ada dua macam transistor yaitu,transistor dwi kutub (bipolar) dan transistor efek medan (Field Effect Transistor - FET). Transistor digunakan didalam rangkaian umumnya untuk memperkuat isyarat, artinya isyarat lemah pada masukan berubah menjadi isyarat yang kuat pada keluaran. Pada masa kini transistor ada dalam setiap peralatan elektronika, jika memahami dasar kerja transistor kita akan lebih mudah mempelajari daerah kerja berbagai peralatan elektronika. Transistor dwi kutub dibuat dengan semi konduktor ekstrinsik jenis p dan jenis n, ketiga bagian dari transistor tersebut dihubungkan keluar transistor dengan menggunakan konduktor sebagai kaki transistor. Pada transistor dwi kutub sambungan p dan n antara emitor dan basis diberi panjar maju sehingga

arus mengalir dari emitor ke basis. Panjar (bias) adalah tegangan dan arus DC yang harus lebih dulu dipasang agar rangkaian transistor bekerja. Seperti lazimnya arus listrik ditentukan mempunyai arah seperti gerak muatan positif, agar lebih mudah dibayangkan, kita gunakan transistor PNP untuk mempelajari cara kerja transistor. Muatan positif dari catu daya VEE diluncurkan melalui RE masuk ke emitor yang terbuat dari semi konduktor jenis p oleh adanya panjar maju antara emitor dan basis, pembawa muatan dari emitor akan tertarik masuk ke basis dan terus tersapu ke kolektor dan masuk kehambatan RC ke VCC. Adanya arus Ic pada Rc akan membuat ke kolektor mempunyai tegangan positif terhadap basis, sehingga sambungan pn antara kolektor dan basis juga akan mendapat panjar maju, selanjutnya ini akan menarik arus IBC dari kolektor ke basis berlawanan dengan arus dari emitor, yaitu arus IBC. Lama kelamaan arus ICB = IBC sehingga arus kolektor Ic yang mengalir dalam hambatan Rc menjadi sama dengan 0, untuk menghindari arus balik ICB, kita harus membuat agar kolektor berada pada tegangan jauh dibawah basis, walaupun arus Ic mengalir didalam hambatan kolektor Rc. Untuk itu antara kolektor dan basis dipasang tegangan panjar mundur melalui catu daya Vcc Muatan mayoritas yang dikeluarkan oleh emitor bertumpu dibasis, dan ditampung oleh kolektor. Sekarang jelaslah nama-nama bagian transistor, emitor berasal dari bahasa inggris Emitter yang berarti pengeluaran, Basis berasal dari bahasa inggris base yang berarti tumpuan atau landasan, dan kolektor berasal dari bahasa inggris Collector yang berarti pengumpul

P +

N

PBC CB

Ic

EB

Rc emitor

IBbasis

kolektor

Gambar 2.13. Transistor PNP

N

PBC CB

N Ic

-

+ REemitor

-

+

EB

IBbasis

Rc kolektor

Gambar 2.14. Transistor NPN 1.9.2. Transistor Transistor adalah salah satu komponen yang utama dalam rangkaian elektronika, apapun bentuknya. Mulai dari rangkaian lampu berkedip, sampai pada komputer sekalipun membutuhkan transistor. Transistor dibentuk dari anoda dan katoda, karena itulah sehingga ada jenis transistor NPN dan PNP. Transistor mempunyai tiga kaki, atau kawat penghubung untuk rangkaian yaitu : Basis, Kolektor, dan Emitor.

a. Transistor PNP. Kaki Basis biasanya disebut atau dianggap sebagai katoda Kaki emitor dan kolektor dianggap anoda b. Transistor NPN. Kaki Basis dianggap sebagai anoda Kaki Emitor dan Kolektor disebut katoda Disebut transistor PNP karena pembentukan atau pembuatannya dicampur atom indium pada germanuimnya, sehingga germanium bersifat positif. Dan susunannya menjadi positif negatif. Disebut transistor NPN karena pembentukan atau pembuatannya dicampur atom arsenikum dengan germanuim, sehingga germanium bersifat negatif. Dan susunannya menjadi negatif positif. Adapun perbedaan antara transistor PNP dan transistor NPN adalah sebagai berikut :

Gambar :2.15 Transistor

1. Transistor PNP Kaki Kolektor mempunyai germanium positif (P) Kaki Basis mempunyai germanium jenis negatif (N) Kaki Emitor mempunyai germanium jenis positif (P) 2. Transistor NPN

Kaki Kolektor mempunyai germanium negatif (N) Kaki Basis mempunyai germanium jenis positif (P) Kaki Emitor mempunyai germanium jenis negatif (N) Cara menentukan kaki-kaki transistor : Setelah mengetahui jenis-jenis transistor yaitu jenis PNP dan NPN, maka selanjutnya kita harus dapat mengetahui kaki-kaki transistor. Mengetahui kaki transistor sangat penting dan menentukan pekerjaan dalam membuat suatu rangkaian, salah pasang kaki transistor, maka rangkaian tidak akan bisa berfungsi dengan baik. Untuk mengetahui kaki-kaki transisitor (emitor basis,kolektor) dapat kita lakukan dengan dua cara: a. Dengan cara menggunakan Avo Meter. b. Dengan cara mencari tanda pada transistor itu sendiri. 2.9.1.Transistor PNP Ada tiga cara menyambung transistor bila dipakai dalam rangkaian yaitu : 2.9.1.1. Konfigurasi Common Emitor (CE) Pada konfigurasi ini input diumpamakan antara basis dan emitor. Konfigurasi ini paling banyak dipakai karena fleksibel dan penguatannya tinggi. IE = IB + IC = arus emitor IC = IE + IC = arus kolektor IB = IE IC- (1-) IE - ICBO =arus basis Bila ICBO diabaikan, maka : IB = (1 - ) IE IC HfE = IB = 1

Hfe = factor penguatan arus searah untuk hubungan CE.C

BOUT IN

E

Gambar 2.16. konfigurasi CE.

2.9.1.2.Konfigurasi Common Basis (CB) Pada konfigurasi ini, hasilnya milik bersama bagi input dan output. IE = IB + IC IC = IE + ICBO Bila ICBO diabaikan , maka : IC = IE = faktor penguatan arus searah pada common basis.C

E IN OUT

B

Gambar 2.17. Konfigurasi CB

2.9.1.3.Konfigurasi Common Collector (CC) Pada konfigurasi ini kolektor merupakan milik bersama, konfigurasi ini dikenal dengan pengikut emitor, karena output di ambil dari emitor /diemitor.

Penguatan arus searah untuk hubungan kolektor bersama bila ICBO diabaikan adalah : IE = IB 1- 1 ..(2.6)

C

B

IN OUT E

Gambar 2.18. Konfigurasi CC

2.9.2. Transistor NPN Sebuah transistor dapat dipakai sebagai penguat bila mempunyai tegangan DC yang benar (polaritasnya). Tegangan V2 adalah pertemuan antara basis dan emitor, dan tegangan V1 adalah tegangan pertemuan antara basis dan kolektor. Jadi V1 dan V2 dapat digantikan dengan pembagi potensial R1 dan R2, sehingga hanya diperlukan satu tegangan catu DC yaitu VCC VCC Is = R1+R2 , mengalir melalui R1 - R2. Untuk mengurangi harga Is maka :

R12 dan R2 harganya dinaikan. Tetapi bila harga R1 terlalu tinggi akan mengurangi stabilitas DC transistor yang disebabkan oleh arus basis, tegangan basis adalah tegangan antara basis dengan ground, yaitu tegangan pada R2. VCC Tegangan basis VB = VR2 = R2.(2.7) R1+R2

2.10. LM 324 LM 324 terdiri atas empat penguat operasi yang masing-masing berdiri sendiri; berpenguatan tinggi dan secara intern terkompensasi terhadap frekuensi. Dirancang untuk dioperasikan dari pencatu daya tunggal dalam jelajah tegangan yang lebar, dapat juga dioperasikan dari pencatu daya sumbing (split power supply); pemakaian arus yang kecil tidaklah bergantung pada besar tegangan pencatu daya. Penerapannya meliputi ; penguat pengalihan, blok penguat DC, dan semua rangkaian op-amp konvensional yang kini sudah dapat dengan mudah dilengkapkan pada sistim-sistim yang menerapkan pencatu daya tunggal, misalanya seri LM 324 dapat dengan langsung dioperasikan dari catu daya 5 Volt DC yang digunakan dalam sistim digit, dan mampu menyelenggarakan kopling (interface) elektrokina tanpa memerlukan tambahan pencatu daya 15 Volt DC. Penguat operasional segi empat tenaga rendah. Arus Voltase Besar / Ampli : 375A. Arus Penyimpangan Masukan rendah : 20nA. Voltase Offset Masukan rendah : 5mV maksimum, untuk aplikasi yang lebih akurat, menggunakan bagian LM 324 sejenisnya yang menghasilkan 3 mV maksimum. Arus Offset Masukan rendah : 2 nA. Persediaan tenaga lebar mencakup persediaan tunggal: + 3 V untuk +30V persediaan rangkap 1,5 V untuk 15 V. Uraian

Sirkit ini terdiri dari empat keuntungan tinggi mandiri, yang secara internal frekuensi mengganti rugi yang penguat operasional telah dirancang terutama untuk permobilan dan sistim kontrol industri. Mereka beroperasi dari tenaga tunggal menyediakan di atas suatu cakupan besar voltage. Operasi dari tenaga dipisahkan persediaan adalah juga saluran arus kuat yang rendah supaya tidak terikat pada besar tenaga pada penyediaan voltage.

Kode pilihan

Jenis

Cakupan temperatur

Paket N D

LM 124 LM224 LM324

- 55 0C + 125 0C - 40 0C + 105 0C 0 0C + 70 0C

Koneksi peniti atau lencana tampak dari bagian atas

Keluaran 1 (1)

(14) keluaran 4

membalikkan input 1 ( 2)+ -

(13) membalikkan input 4

bukan pembalikan masuk 1 ( 3)

+

(12) bukan inverting 4

VCC + ( 4) bukan membalikkan input 2 ( 5)+ +

(11) VCC (10) bukan membalikkan input 3

membalikkan input 2 ( 6)

-

(9) membalikkan input 3 (8) Output 3

Keluaran 2 (7)

Gambar 2.19. LM 324.

2.11. Kristal. Kristal berfungsi sebagai unsur penentu frekuensi dalam osilator dan dalam tapis, keistimewaan kristal adalah sangat konstan frekuensinya, sebab faktor Q yang ada padanya sangat tinggi, lebar jaraknya sangat sempit sekali, ini dapat dimanfaatkan sekali dalam pekerjaan-pekerjaan penepisan dan kristal sangat kecil koefisien suhunya, kristal merupakan keping kwarts dipasang diantara elektroda-elektroda, secara skema kristal digambarkan seperti berikut :

Gambar 2.20. kristal

2.12. IC 4049UB

CD4049UB dan CD4050B Merupakan Pembalikkan hek bantalan, konversi tingkatan logika yang hanya satu voltage (Vcc). Isyarat Masukan tingkat tinggi (VIH) dapat melebihi Vcc Voltage itu sendiri ketika digunakan untuk konversi tingkatan logika. Penggunaannya sebagai CMOS ke DTL/TTL konvertor yang secara langsung dua DTL/TTL loads.(Vcc= 5V, Vol 3.3Ma) CD4049UB bekerja ketika tenaga pengganti untuk CD4049UB dan CD4010B secara berturut-turut. Sebab CD4049UB dan CD4050B memerlukan hanya satu supply tenaga, CD4009UB dan CD4010B dalam pembalikkan, pengarah logika mengukur aplikasi konversi. Di dalam aplikasi ini CD4049UB dan CD4050B adalah menjepit kompatibel dengan CD4049UB dan D4010B secara berturut-turut, dan dapat digantikan alat ini seperti halnya disain baru. Terminal 16 tidak dihubungkan secara migras pada CD4049UB dan CD 4050B, oleh karena itu, koneksi pada terminal ini menjadi tidak ada konsekuensi ke operasi sirkit. untuk aplikasi tidak menuntut konversi voltage tinggi. KODE CD4049UB Yang membalikkan. CD4050B Bukan pembalikan. Tinggi penghilangan untuk mengendalikan 2TLL beban. Konversi tinggi Ke logika tingkat rendah. 100% untuk pengujian diam pada 20 V. Arus Masukan 1A maksimum pada 18V pada cakupan temperatur penuh: 100nA pada 18V dan 250C. 5v, 10V, dan 15V nilai bemaksimum.

Gambar : 2.21. IC 4049UB 2.13. Dioda zener Dioda zener berfungsi sebagai penyetabil arus, meskipun arus dari AC yang di ubah-ubah ke DC tidak akan mempengaruhi terhadap dioda zener, spesifikasinya sebagai berikut : Tegangan yang dicapai maksimal rata-rata 0,7 sampai 12 Volt. Hanya tahan terhadap arus kecil maksimum 1 50mA. Hampir tidak ada tegangan yang hilang jika sudah melalui dioda zener. Bentuk fisik kecil.

Gambar 2.22.Dioda zener

2.14. Trimpot Hambatan-hambatan dibagi dua macam antara lain: 1. diatur. Hambatan-hambatan tetap, yaitu yang nilainya tidak dapat

2. diubah.

Hambatan-hambatan yang dapat diatur yaitu potensiometer besarnya hambatan dapat

atau trimport. Pada potensiometer

Sebagai bahan hambatan pada kedua jenis ini dipakai terutama karbon dan kawat. Di samping itu dipakai juga plastik dan paduan-paduan logam. Konstruksi dari potensiometer karbon tertera pada gambar 2.10. pada kepingan keramik dipasang lapisan karbon sepanjang mana meluncur sebuah penjalan. Hambatan antara A dan B serta B dan C tergantung dari kedudukan penjalannya.

Gambar 2.23.Konstruksi dan Simbol Trimport Karbon

Trimpot karbon mempunyai tiga sambungan. Dua buah untuk ujungujungnya dan sebuah untuk penjalan. Jenis trimpot karbon ialah yang disebut timpot atur. trimpot ini disesuaikan atau disetel dengan mengunakan obeng kecil pada lubung di tengah-tengah trimpot untuk nilai tertentu pada pengaturan sebuah aparat elektronik. 2.15. LM 78L05

LM 78L05 dapat diperoleh dalam kemasan logam 3 kawat TO - 39 (H) dan kemasan plastik TO-92 (Z). Kalau dilengkapi benaman panas yang memadai, regulator dapat mengeluarkan arus 100 mA, disertai pembatas arus guna membatasi arus keluaran puncak pada harga yang aman. Pengamanan daerah aman bagi transistor keluaran juga disertai borosan daya. Kalau borosan daya intern menjadi terlampau tinggi bagi benaman panas yang disertakan, maka rangkaian penindas termik intern mengambil alih dan mencegah IC menjadi terlampau panas.

Sifat sifat Toleransi tegangan tegangan keluaran 5% (LM 78LXXAC) dan 10% (LM 78LXXXC). Arus keluaran 100 mA. Pengamanan pembebanan lebih termik secara intern. Pengamanan daerah aman bagi transistor akhir. Pembatasan arus hubung singkat intern. Dapat diperoleh dalam kemasan plastik (TO - 92) dan logam (TO - 39).

Gambar : 2.24. LM 78L05 Plastik tampak dari bawah

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT

3.1.Tinjauan umum Untuk mengefesienkan peralatan dan mengantisipasi terjadinya pencurian, maka dirancang sebuah alat pendeteksi gerak, jika terlintas pada daerah dimana Ultrasonic Movement Detector ditempatkan, maka alarm akan aktif, karena alarm sebagai output dari Ultrasonic Movement Detector. Ultrasonic Transmitter (pemancar) dan Ultrasonic Receiver (penerima) berfungsi sebagai sensor yang dapat mendeteksi gerak yang ditimbulkan oleh benda yang bergerak atau melintasi diantara transducer Ultrasonic pengirim dan penerima. Ultrasonic Movement Detector.

3.2 Prinsip kerja rangkaian

PENGUAT

TX

Crystal

40kHz

RX

BPF 40 kHz

PENGUAT

PENGUAT BUZZER

Cara kerja alat ini jika Ultrasonic transmitter (yang berfungsi sebagai pemancar) mendeteksi adanya gerak, maka transmitter akan bekerja dan meneruskan sinyal ke Ultrasonic Receiver (yang berfungsi sebagai penerima) melalui penguat, dan tingkat pendeteksian alat ini sangat sensitif. Sensor gerak mempunyai waktu yang singkat saat bekerja, kristal 40kHz dipakai sebagai unsur penentu frekuensi dan membangkitkan frekuensi 40 kHz. Menggunakan power supply 9V, detector gerak ini digunakan sebagai sensor yang bekerja jika mendeteksi adanya gerak yang melintasi ditempat yang terpasang sensor dan mengaktifkan alarm sebagai output dari detector, ultrasonic transmitter (pemancar) mengirim sinyal yang terdeteksi dan diterima oleh ultrasonic receiver (penerima) dengan frekuensi sinyal 40 kHz, jika tidak ada gerak frekuensi akan terlihat dioscilloscope sebagai garis lurus, amplifier AC digabungkan untuk mencegah DC terjadi penyimpangan. BC369 berfungsi sebagai pengirim sinyal keluar untuk mengendalikan suatu pengulangan terpisah sinyal yang diinginkan, waktu yang diperlukan untuk hidup dan mati sekitar setengah detik, sensor ini merupakan sensor yang sangat sensitif, trimpot berfungsi sebagai pengatur tingkat kesensitifan, untuk pengaturannya tergantung kebutuhan yang diharapkan.

3.3.Gambar rangkaian detector

Gambar : 3.1. Gambar rangkaian detektor.

3.4. Ultrasonik Tx / Rx Ultrasonic Transmitter (pemancar) dan Ultrasonic Receiver (penerima ), merupakan sensor gerak yang sangat sensitif dalam melakukan pendeteksiannya, frekuensi yang diperlukan tidak boleh kurang dan tidak boleh lebih dari 40 kHz, untuk mendapatkan hasil yang maksimum dari pemancar ultrasonik ini, maka dipakai kristal 40 kHz sebagai unsur penentu dan penguat frekuensi.

3.5.Power Supply. Detektor ultrasonik dioperasikan menggunakan baterai 9 Volt, untuk beroperasi dengan baik baterai harus mempunyai tegangan yang cukup untuk op amp agar dapat bekerja dengan baik. Bisa juga sebagai sumber tegangan menggunakan power supply, jika menggunakan power supply harus benar-benar baik yang mampu memberikan regulasi output yang baik, dan yang paling penting adalah efek hum dari power supply tidak masuk ke rangkaian detektor. Hum (induksi medan listrik) Rangkaian Power Supply.

Gambar : 3.2. rangkaian Power Supply

3.6.Operasianaol amplifier LM 324 Op amp LM 324 terdiri dari empat penguat operasi yang masing-masing berdiri sendiri, penguatan tinggi dan secara intern terkompensasi terhadap frekuensi, dirancang untuk dioperasikan dari pencatu daya tunggal dalam penjelajahan tegangan lebar, dapat juga dioperasikan dari daya sumbing (split power supply), pemakaian arus kecil tidak tergantung pada besar tegangan pencatu daya, penerapan nya meliputi penguat pengalihan (tranducer), blokblok penguat DC, dan semua rangkaian op-amp konvensional yang kini sudah dapat denagn mudah dilengkapi pad sistim yang menerapkan pencatu daya tunggal. Misalnya seri LM 324, dapat dioperasikan dari pencatu daya standart 5VDC yang digunakan dalam sistim digit, dan daapt dengan mudah menyelenggarakan kopling (interface) elektronik tanpa memerlukan tambahan catu daya 5VDC. 3.7.Penggunaan rangkaian Pada penggunaan tidak ada setting yang harus dilakukan pada alat ini, pada alat ini akan menghasilkan kepekaan sinyal yang diterima ulltrasonik dari adanya pergerakan dan akan mengaktifkan alarm sebagai output, untuk penyetelan frekuensi dapat dilakukan dengan penyetelan trimpot.

BAB IV PENGUJIAN DAN PENGUKURAN ALAT 4.1.Tinjauan umum Dalam bab ini dibahas tentang pengujian dan pengukuran alat, dimana didalam pengujian dan pengukuran alat ini menggunakan alat ukur elektronika untuk mendapat nilai yang presisi, adapun tujuan dari pengujian dan pengukuran alat adalah : a. Untuk mengetahui besar tegangan output dari rangkaian detektor pergerakan. b. Untuk mengetahui besar nilai output frekuenai pada penguat c. Mengetahui dan memperkecil kesalahan yang terjadi. d. Untuk merencanakan kemampuan dari peralatan yang direncanakan 4.2.Spesifikasi alat a. Sumber tegangan (VCC) 9 Volt b. Sensor menggunakan ultrasonic TX/RX pair 400 ST/R160 c. LM 324 dan MC14049 hex buffer. 4.3.Peralatan yang digunakan dalam pengukuran a. b. c. Digital multi meter. Kabel penghubung. Oscilloscope.

4.4. Data hasil pengukuran (tes point 1) 4.4.1.Mengukur tegangan input dan output Tegangan input adalah Tegangan output di 78L05 adalah 9 Volt. 5 Volt.

4.4.2.Pengukuran frekuensi.(tes point 2). Pengukuran di rangkaian Menggunakan oscilloscope.

Menggunakan oscilloscope saat rangkaian tidak bekerja.

Frekuensi 5,2 x 5 . 10 -6

: = 38,46 kHz.

Tegangan saat tidak bekerja. Tinggi gelombang x Volt /div 3.2 x 2 = = = Pengukuran menggunakan counter. FrekuensiQ 40 kHz. 3,2 Volt. Pengukuran tegangan menggunakan Multi meter. Tegangan terukur =. Volt. 6 Volt.

Menggunakan oscilloscope saat rangkaian bekerja.

Frekuensi 5,2 x 5 . 10 -6

: = 38,46 kHz. = = = = Volt.

Tegangan saat bekerja Tinggi gelombang x Volt /div 4,3 x 2 Pengukuran menggunakan counter Frekuensi 40 kHz. 3,2 Volt. Pengukuran tegangan menggunakan Multi meter. Tegangan terukur 8,6 Volt.

Tabel : Hasil pengukuran menggunakan Oscilloscope, Counter, dan Multi meter. Rangkaian saat tidak bekerja Oscilloscope Frekuensi yang terukur 38,46 kHz Rangkaian saat bekerja Oscilloscope Frekuensi yang terukur 38,46 kHz

Counter Frekuensi yang terukur 40 kHz

Counter Frekuensi yang terukur 40 kHz

Multi meter Tegangan yang terukur 3.2 Volt

Multi meter Tegangan yang terukur 3.2 Volt

4.4.3.Pengukuran frekuensi.(tes point 3). Pengukuran di rangkaian Menggunakan oscilloscope.

Menggunakan oscilloscope saat rangkaian tidak bekerja.

Frekuensi 5,1 x 5 .10 -6

: = 39,22 kHz.

Tegangan saat tidak bekerja. Tinggi gelombang x Volt /div 3,3 x 2 = = = = Volt. 6,6 Volt. 40 kHz. 3,2 Volt.

Pengukuran menggunakan counter. Frekuensi Pengukuran tegangan menggunakan Multi meter. Tegangan terukur

Menggunakan oscilloscope saat rangkaian bekerja.

Frekuensi 5,1 x 5 .10 -6

: = = = 39,22 kHz. Volt. 8,4 Volt.

Tegangan saat bekerja. Tinggi gelombang x Volt /div 4,2 x 2

Pengukuran menggunakan counter. Frekuensi = = 40 kHz. 3,2 Volt. Pengukuran tegangan menggunakan Multi meter. Tegangan terukur

Tabel : Hasil pengukuran menggunakan Oscilloscope, Counter, dan Multi meter. Rangkaian saat tidak bekerja Oscilloscope Frekuensi yang terukur 39,22 kHz. Frekuensi yang terukur 40 kHz. Tegangan yang terukur 3.2 Volt. Counter Multi meter Rangkaian saat bekerja Oscilloscope Frekuensi yang terukur 39,22 kHz. Frekuensi yang terukur 40 kHz. Tegangan yang terukur 3.2 Volt. Counter Multi meter

4.4.4.Pengukuran frekuensi.(tes point 4). Pengukuran di rangkaian Menggunakan oscilloscope.

Menggunakan oscilloscope saat rangkaian tidak bekerja.

Frekuensi 4,8 x 5 . 10 -6

: = = = = = 40 kHz. Volt. 1,6 Volt. 40 kHz. 3,4 Volt.

Tegangan saat tidak bekerja Tinggi gelombang x Volt /div 0,8 x 2

Pengukuran menggunakan counter. Frekuensi Pengukuran tegangan menggunakan Multi meter. Tegangan terukur

Menggunakan oscilloscope saat rangkaian bekerja.

Frekuensi 4,8 x 5 . 10 -6

: = = = = = 40 kHz. Volt. 3,4 Volt. 40 kHz. 3,4 Volt.

Tegangan saat bekerja. Tinggi gelombang x Volt /div 1,7 x 2

Pengukuran menggunakan counter. Frekuensi Pengukuran tegangan menggunakan Multi meter. Tegangan terukur

Tabel : Hasil pengukuran menggunakan Oscilloscope, Counter, dan Multi meter. Rangkaian saat tidak bekerja Oscilloscope. Frekuensi yang terukur 40 kHz. Tegangan yang terukur 1,6 Volt. Frekuensi yang terukur 40 kHz. Tegangan yang terukur 3.4 Volt. Rangkaian saat bekerja Oscilloscope. Frekuensi yang terukur 40 kHz. Tegangan yang terukur 3,4 Volt. Frekuensi yang terukur 40 kHz. Tegangan yang terukur 3.4Volt.

Counter. Multi meter.

Counter. Multi meter .

4.4.5. Pengukuran frekuensi.(tes point 5, 6, dan 7 hasil pengukuran sama). Pengukuran di rangkaian Menggunakan oscilloscope.

Menggunakan oscilloscope saat rangkaian tidak bekerja.

Frekuensi

:

Tidak terukur. Tegangan saat tidak bekerja. Tinggi gelombang x Volt /div -3 x 2 Frekuensi Tegangan terukur = = = = Volt. -6 Volt. 0 kHz. 3,4 Volt.

Pengukuran menggunakan counter. Pengukuran tegangan menggunakan Multi meter.

Menggunakan oscilloscope saat rangkaian bekerja.

Frekuensi

: -

Tegangan saat bekerja. Tinggi gelombang x Volt /div 1,8 x 2 =.. Volt. = = = 3,6 Volt. 0 kHz. 3,4 Volt.

Pengukuran menggunakan counter. Frekuensi Pengukuran tegangan menggunakan Multi meter. Tegangan terukur

Tabel : Hasil pengukuran menggunakan Oscilloscope, Counter, dan Multi meter. Rangkaian saat tidak bekerja Oscilloscope. Frekuensi tidak terukur. Frekuensi yang terukur 0 kHz. Tegangan yang terukur 3.4 Volt. Counter. Multi meter . Rangkaian saat bekerja Oscilloscope. Frekuensi tidak terukur . Frekuensi yang terukur 0 kHz. Tegangan yang terukur 3,4 Volt. Counter. Multi meter.

Data hasil pengukuran keseluruhan menggunakan oscillolscope. Tes point Tp 1

Saat rangkaian tidak bekerja. Tegangan input Tegangan output 9 Volt. 5 Volt.

Saat rangkaian bekerja. Tegangan input Tegangan output 9 Volt. 5 Volt

Tp 2 Tp 3 Tp 4 Tp 5 Tp 6 Tp 7

Frekuensi yang terukur 38,46 kHz. Frekuensi yang terukur 39,22 kHz. Frekuensi yang terukur 40 kHz. Frekuensi tidak terukur. Frekuensi tidak terukur. Frekuensi tidak terukur.

Frekuensi yang terukur 38,46 kHz. Frekuensi yang terukur 39,22 kHz. Frekuensi yang terukur 40 kHz. Frekuensi tidak terukur. Frekuensi tidak terukur. Frekuensi tidak terukur.

Data hasil pengukuran keseluruhan menggunakan counter. Tes point Tp 2

Saat rangkaian tidak bekerja.

Saat rangkaian bekerja.

Frekuensi yang terukur 40 kHz.

Frekuensi yang terukur 40 kHz.

Tp 3 Tp 4 Tp 5 Tp 6 Tp 7

Frekuensi yang terukur 40 kHz. Frekuensi yang terukur 40 kHz. Frekuensi tidak terukur. Frekuensi tidak terukur. Frekuensi tidak terukur.

Frekuensi yang terukur 40 kHz. Frekuensi yang terukur 40 kHz. Frekuensi tidak terukur. Frekuensi tidak terukur. Frekuensi tidak terukur.

Data hasil pengukuran keseluruhan menggunakan multimeter. Tes point Tp 2 Tp 3 Tp 4 Tp 5 Tp 6 Tp 7

Saat rangkaian tidak bekerja.

Saat rangkaian bekerja.

Tegangan yang terukur Tegangan yang terukur Tegangan yang terukur Tegangan yang terukur Tegangan yang terukur Tegangan yang terukur

3,2 Volt. 3,2 Volt. 3,4 Volt. 3,4 Volt. 3,4 Volt. 3,4 Volt.

Tegangan yang terukur Tegangan yang terukur Tegangan yang terukur Tegangan yang terukur Tegangan yang terukur Tegangan yang terukur

3,2 Volt. 3,2 Volt. 3,4 Volt. 3,4 Volt. 3,4 Volt. 3,4 Volt.

Keterangan : Frekuensi yang terukur oscilloscope saat bekerja maupun tidak bekerja hasil pengukurannya sama, yang berbeda pada tegangan saat bekerja dan tidak bekerja. Pengukuran frekuensi memakai counter terukur saat bekerja 40 kHz dan saat tidak bekerja 0 kHz.

BAB V

PENUTUP 5.1.Kesimpulan Dari percobaan dan pengukuran yang dapat dilakukan pada peralatan yang dibuat selanjutnya dapat diambil kesimpulan : Kemampuan detektor gerak sangat sensitif Pada peralatan ini menggunakan detektor ultrasonic Tx / Rx 40 kHz Adanya pergerakan melintas diantara transducer ultrasonic pengirim dan penerima yang dapat memantulkan sinyal ultrasonic, alarm akan berbunyi. Pembangkitan sinyal ultrasonic 40 kHz dengan menggunakan oscillator Xtal. Penurunan tegangan dari sumber tidak terlalu mempengaruhi cara kerja alat ini 5.2.Saran saran Penyusunan tugas akhir ini agar dapat digunakan sebagai pengetahuan atau referensi bagi pembaca dan menambah wawasan pengetahuan dibidang elektronik khususnya sebagai motivasi agar bisa mengembangkan sistim sensor secara luas.

DAFTAR PUSTAKA

Ir. Asnawi Hassan, Elektronika Praktis, Jakarta 1999, Erlangga. Barry woolard, Elektronika Praktis, Jakarta 1983, Pradya Paramita. Data sheet National semi konduktor. Paul Fray Pickup, Clive Braithwaite, Jeffrey Hall, Pengantar Ilmu Teknik Elektronika, Jakarta 1988, Gramedia. Anggono Raras, Komponen dan Rangkaian Elektronika, Jakarta 1986, CV SETIA BERIMAN. Texas Instrument (internet). Zuhal, Dasar Tehnik Listrik, Bandung 1991, ITB. Wasito S Tehnik Transmisi 105.