sumber daya manusia

25
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Salah satu asset penting bagi perusahaan adalah sumber daya manusia (SDM), manusia memiliki kemampuan yang sangat berbeda dengan sumber daya lainnya. Setiap sumber daya yang ada di perusahaan, hanya manusialah yang dapat menggerakkannya. Karena itulah setiap perusahaan berusaha agar sumber daya manusia di dalamnya dapat memberikan kontribusi yang maksimal agar bisa mencapai tujuan yang mereka inginkan. Faktor pendidikan formal tidaklah menjamin bahwa setiap manusia akan memberikan kontribusi maksimal terhadap perusahaan tempat dimana dia bekerja, juga bukanlah ditentukan oleh kecerdasan intelektual dan kemampuan manusia tersebut, kontribusi maksimal bisa ditentukan dengan kecerdasan emosional manusia tersebut. Seorang ahli bernama Goleman mengemukakan bahwa keberhasilan seseorang 20% ditentukan oleh IQ dan 80% lainnya diisi dengan kekuatan- kekuatan lain yang diantaranya adalah Emotional Inteligence. (Martin, 2005). Istilah kecerdasan emosional pertama kali dimunculkan oleh John Mayer dari Universitas Hampshire dan Peter Salovey

description

sumber daya manusia

Transcript of sumber daya manusia

Page 1: sumber daya manusia

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Salah satu asset penting bagi perusahaan adalah sumber daya

manusia (SDM), manusia memiliki kemampuan yang sangat berbeda

dengan sumber daya lainnya. Setiap sumber daya yang ada di

perusahaan, hanya manusialah yang dapat menggerakkannya. Karena

itulah setiap perusahaan berusaha agar sumber daya manusia di

dalamnya dapat memberikan kontribusi yang maksimal agar bisa

mencapai tujuan yang mereka inginkan.

Faktor pendidikan formal tidaklah menjamin bahwa setiap

manusia akan memberikan kontribusi maksimal terhadap perusahaan

tempat dimana dia bekerja, juga bukanlah ditentukan oleh kecerdasan

intelektual dan kemampuan manusia tersebut, kontribusi maksimal bisa

ditentukan dengan kecerdasan emosional manusia tersebut. Seorang

ahli bernama Goleman mengemukakan bahwa keberhasilan seseorang

20% ditentukan oleh IQ dan 80% lainnya diisi dengan kekuatan-

kekuatan lain yang diantaranya adalah Emotional Inteligence. (Martin,

2005).

Istilah kecerdasan emosional pertama kali dimunculkan oleh John

Mayer dari Universitas Hampshire dan Peter Salovey dari Universitas

Yale pada tahun 1990, kecerdasan emosional mereka gambarkan

sebagai kemampuan untuk mengenal arti emosi dan hubungannya,

serta menggunakannya untuk memecahkan masalah. (Nikolaou,

2002:327).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh goleman (1995 dan

1998) dan Boyatzis (1999) dasar dari kemampuan emosional adalah

Page 2: sumber daya manusia

kesadaran diri (self awareness) yaitu pengetahuan akan kemampuan

dan keterbatasan diri sendiri sekaligus pemahaman yang mendalam

akan faktor dan situasi yang dapat menyebabkan munculnya emosi

dalam diri. Dengan adanya kesadaran ini manusia dapat mengontrol

emosi dan perilaku serta memahami orang lain dengan lebih baik.

Selain kesadaran diri, manusia juga memiliki tiga komponen lain yang

membangun kecerdasan emosional seseorang yaitu pengelolaan diri,

kepekaan social dan keterampilan social.

Hasil penelitian Thomas J. Stanley, Ph.D,. yang dibukukan dengan

judul The Millionare mind membuktikan bahwa kecerdasan emosi,

spiritual dan social member kontribusi terhadap keberhasilan sebesar

90% dan intelektual hanya 10% (Darta, 2008). Goleman dalam bukunya

Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than IQ juga

menyatakan bahwa keberhasilan seseorang ditentukan dengan

kecerdasan emosinya dan sisanya ditentukan oleh kecerdasan

intelektual dan istilah lama yaitu kecerdasan sosial digunakan kembali

oleh Goleman (2006).

Dalam perusahaan jasa misalnya, kecerdasan emosional muncul

dalam bentuk kemampuan untuk memahami kebutuhan dan keinginan

pelanggan, mengenali dan mengendalikan emosi diri, kemampuan

berempati, meyakinkan orang lain dan kemampuan dalam

berkomunikasi.

Goleman (1995) mempopulerkan pendapat pakar teori

kecerdasan bahwa ada aspek lain dalam diri manusia yang berinteraksi

secara aktif dengan aspek kecerdasan IQ untuk menentukan efektivitas

penggunaan kecerdasan yang konvensional. Aspek lain ini kemudian

dikenal dengan istilah kecerdasan emosional yang dikaitkan dengan

kemampuan untuk mengelola perasaan yaitu kemampuan untuk

Page 3: sumber daya manusia

mempersepsi situasi, bertindak sesuai dengan persepsi tersebut,

kemampuan untuk berempati dan lain-lain. Ketidakmampuan dalam

mengelola aspek rasa dengan baik akan menyebabkan

ketidakmampuan dalam menggunakan aspek kecerdasan konvensional

(IQ) secara efektif.

Studi yang dilakukan Goleman (1995) menyatakan kecerdasan

emosional adalah kemampuan untuk mengenal perasaan diri sendiri

dan perasaan orang lain agar dapat memotivasi diri dan mengelola

emosi yang terdapat dalam diri sendiri dan orang lain secara efektif.

Kecerdasan emosional dapat diamati ketika seseorang memperlihatkan

kemampuan yang terdiri dari kesadaran diri, pengelolaan diri, kepekaan

sosial dan pengelolaan hubungan pada waktu yang tepat dengan

frekuensi yang cukup untuk dapat efektif pada situasi tertentu.

(Boyatzis, 1999; Goleman, 1995 dan 1998). Sedangkan menurut Salovey

dan Mayer (1990) emotional intelligence menunjukkan pemahaman

akan perasaan diri sendiri, empati terhadap perasaan orang lain dan

penataan emosi sedemikan rupa sehingga bermanfaat untuk

meningkatkan kualitas kehidupan kita.

Setelah penelitian yang dilakukan Salovey dan Mayer (1990)

muncullah peneliti lain yang mencoba untuk mengembangkan teori

tersebut di antaranya Martinez (1997) yang mendefinisikan emotional

intelligence adalah suatu kesatuan dari ketrampilan, kapabilitas dan

kompetensi yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk

mengatasi tuntutan dan tekanan lingkungan. Salovey dan Pizarro dalam

Lee dan Olszewski Kubilius (2006) menyatakan EI sebagai kemampuan

untuk mempersepsikan dan mengekspresikan emosi secara akurat dan

adaptif, kemampuan untuk memahami emosi dan pengetahuan

emosional, kemampuan menggunakan berbagai perasaan untuk

Page 4: sumber daya manusia

memfasilitasi pikiran dan kemampuan untuk mengemdalikan berbagai

emosi di dalam diri sendiri dan orang lain.

Tingkat kecerdasan emosional perlu diketahui, maka

dilakukanlah pengukuran terhadap kompetensi emosional yang dimiliki

seorang manusia, kompetensi emosional adalah kemampuan yang

dapat dipelajari berdasarkan kecerdasan emosional yang akan

memberikan kontribusi terhadap keefektifan kinerja seseorang

(Goleman, 1998).

Goleman (1998) mengemukakan 25 kompetensi emosional yang

dikelompokkan dalam lima dimensi yaitu self awareness, self regulation,

Motivation, emphaty dan social skills. Boyatziz (1999) kemudian

melakukan penelitian untuk mendapatkan tingkat reliabilitas dan

interkorelasi yang lebih baik daripada model kompetensi emosional

yang dikemukakan oleh Goleman (1998).

Pada table dibawah ini, dapat dilihat perbandingan

pengelompokan kompetensi emosional yang dilakukan Goleman (1998)

dan Boyatzis (1999).

Goleman (1998) Boyatzis (1999)

Self Awareness

Emotional Self Awareness

Accurate Self Assesment

Self Confidence

Self Awareness

Emotional Self Awareness

Accurate Self Assesment

Self Confidence

Self Regulation

Self Control

Trustworthiness

Conscientiousness

Self Management

Self Control

Trustworthiness

Conscientiousness

Page 5: sumber daya manusia

Adaptability

Innovation

Adaptability

Self Motivation

Achievement Orientation

Commitment

Initiative

Optimism

Achievement Orientation

Initiative

Empathy

Empathy

Organizational Awareness

Service Orientation

Developing Others

Leveraging Diversity

Social Awareness

Empathy

Organizational Awareness

Service Orientation

Social Skills

Leadership

Communication

Influence

Change Catalyst

Conflict Management

Building Bonds

Collaboration & Cooperation

Team Capabilities

Social Skills

Leadership

Communication

Influence

Change Catalyst

Conflict Management

Building Bonds

Teamwork & Coolaboration

Developing Others

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah:

Page 6: sumber daya manusia

a. Apakah benar kecerdasan emosional berpengaruh signifikan

terhadap prestasi kerja, keberhasilan dan kontribusi di dalam suatu

perusahaan?

b. Apakah benar kemampuan intelektual hanya menjadi pelengkap

bagi kecerdasan emosional dalam menentukan keberhasilan

seorang manusia dalam suatu perusahaan?

3. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai adalah sebagai

berikut:

a. Untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional terhadap

prestasi kerja, dan kontribusi seorang karyawan dalam perusahaan.

b. Untuk mengetahui apakah keberhasilan kerja hanya dipengaruhi

kemampuan intelektual saja

4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi berbagai pihak yaitu:

a. Bagi praktisi:

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi para SDM

pada suatu perusahaan bahwa selain kecerdasan intelektual,

kecerdasan emosional juga berpengaruh pada keberhasilan serta

prestasi kerja.

b. Bagi akademisi:

Menjadi acuan penelitian selanjutnya tentangkecerdasan

emosional pekerja atau karyawan.

Page 7: sumber daya manusia

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Self Awareness

2.1.1 Pengertian Self Awareness

Kesadaran diri merupakan kecerdasan emosional (Goleman, 1995

dan 1998; Boyatzis, 1999). Jika seseorang mempunyai kemampuan ini,

mereka akan dapat mengenali emosi yang ada pada diri mereka.

Kemampuan untuk mengawasi perasaan setiap waktu penting bagi

wawasan psikologi pomahaman diri. Orang yang bisa mengendalikan

perasaan mereka adalah pemimpin bagi hidup mereka sendiri karena

memiliki pengawasan lebih terhadap perasaan mereka yang

sesungguhnya.

Dimensi kesadaran diri mengandung tiga kompetensi (Boyatziz,

1999) yaitu:

1. Emotional Awareness : mengenal emosi diri dan

pengaruhnya

2. Accurate Self Assesment : mengetahui kekuatan dan keterbatasan diri

Page 8: sumber daya manusia

3. Self Confidence : pengertian yang mendalam akan kemampuan

diri

2.2 Self Management

2.2.1 Pengertian Self Management

Mengelola diri berarti menangani perasaan agar perasaan dapat

terungkap dalam tingkatan yang terkendali (Goleman, 1995 dan 1998).

Sifat ini sangat tergantung pada kesadaran diri seseorang. Orang yang

tanpa keterampilan ini akan terus bertarung dengan kemurungan yang

terjadi di kehidupannya, sedangkan orang yang berhasil dengan baik

dalam mengelola diri akan bergerak maju, dan menjauhi sifat2 buruk

yang membuat mereka jatuh ke dalam lubang yang dalam. Tujuan dari

kemampuan mengelola diri bukan menghancurkan perasaan yang tak

menyenangkan, tetapi tidak membiarkan perasaan yang tak

menyenangkan tersebut terus menerus menyelubungi kehidupan kita

selamanya, sehingga menghapus seluruh kebahagiaan kita.

Dimensi ini terdiri dari enam kompetensi (Boyatzis, 1999) yaitu:

1.Self-control: mengendalikan emosi-emosi gerakan-gerakan hati yang

mengganggu.

2.Trustworthiness : menjaga standar-standar kejujuran dan

integritas

3.Conscientiousness : bertanggung-jawab terhadap prestasi

pribadi

4.Adaptability : fleksibel dalam menghadapi perubahan

Page 9: sumber daya manusia

5.Achievement Orientation : berusaha keras untuk meningkatkan hasil

atau memenuhi standar kualitas yang

tinggi.

6.Initiative : selalu siap bertindak setiap ada peluang.

2.3 Social Awareness

2.3.1 Pengertian Social Awareness

Kemampuan untuk mengetahui, mengidentifikasi perasaan orang

lain, merupakan kemampuan yang juga berhubungan dengan

kesadaran diri (Goleman 1995 dan 1998; Boyatzis, 1999). Semakin kita

lihai dalam pembacaan emosi kita sendiri, maka akan semakin

terampil kita pada hal membaca perasaan. Membaca perasaan

seseorang dimulai dengan memperhatikan dan membaca pesan non

verbal seperti nada bicara, gerak-gerik, ekspresi wajah dan lain-lain.

Orang yang empatik akan lebih cepat menangkap perasaan orang lain,

hal-hal yang tersembunyi, serta apa yang di inginkan orang tersebut.

Dimensi ini terdiri dari tiga kompetensi (Boyatzis, 1999) yaitu:

1. Empathy: mengerti perasaan orang lain dan memnberikan perhatian

secara aktif terhadap masalah-masalah orang lain.

2. Organizational Awareness: membaca keadaan emosional kelompok

dan kekuatan hubungan

3. Service Orientation: mengantisipasi, mengenal dan memenuhi

kebutuhan pelanggan

2.4 Social Skills

Page 10: sumber daya manusia

2.4.1 Pengertian Social Skills

Sebagian dalam membina hubungan merupakan kemampuan

dalam mengelola emosi orang lain. Seseorang yang memiliki

keterampilan ini, akan sangat sukses dalam bidang apa saja yang

berhubungan dengan sosialisasi terhadap orang disekitarnya.

Keterampilan ini cocok untuk pemimpin sebuah perusahaan, yang

membentuk hubungan antar sesama, menggerakkan dan mengilhami

orang lain, membina kedekatan hubungan, meyakinkan dan membuatt

orang-orang tersebut merasa nyaman. (Goleman, 1995 dan 1998).

Kompetensi yang yang termasuk dalam kompetensi ini adalah

(Boyatzis, 1999):

1. Leadership: membangkitkan rasa kepercayaan dan hormat serta

memandu individu dan kelompok.

2. Communication: mendengarkan dan mengirimkan pesan yang

meyakinkan.

3. Influence: menggunakan taktik yang efektif untuk membujuk

seseorang.

4. Change catalyst: memprakarsai atau mengelola perubahan

5. Conflict management: merundingkan dan menyelesaikan

perselisihan.

6. Building bonds: memelihara hubungan kerja

7.Teamwork & collaboration: bekerja-sama untuk mencapai tujuan

bersama. Menciptakan sinergi kelompok dalam mengejar tujuan

bersama.

Page 11: sumber daya manusia

8. Developing others: memahami kebutuhan-kebutuhan orang lain

untuk berkembang dan membantu mereka untuk meningkatkan

kemampuannya.

2.5 Prestasi Kerja

2.5.1 Pengertian aspek penilaian prestasi kerja

Menurut Dharma (2001:1) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah

sesuatu yang dikerjakan atau produk dan jasa yang dihasilkan atau

diberikan oleh seseorang atau sekelompok orang.

Menurut Rivai (2004:324), aspek – aspek penilaian prestasi

kerjadapat dikelompokkan menjadi:

1. Kemampuan teknis yaitu kemampuan menggunakan

pengetahuan, metode, teknik dan peralatan yang dipergunakan untuk

melaksanakan tugas serta pengalaman dan pelatihan yang

diperolehnya.

2. Kemampuan konseptual yaitu kemampuan untuk memahami

kompleksitas perusahaan dan penyesuaian bidang gerak dari unit

masing-masing ke dalam bidang operasional perusahaan secara

menyeluruh, yang pada intinya individu tersebut memahami tugas,

fungsi serta tanggung-jawabnya sebagai seorang karyawan.

Page 12: sumber daya manusia

3. Kemampuan hubungan interpersonal yaitu antara lain

kemampuan untuk bekerja-sama dengan orang lain, memotivasi

karyawan, melakukan negosiasi dan lain-lain.

Sedangkan Davis (1996) menyatakan bahwa criteria penilaian

prestasi kerja individu adalah sebagai berikut:

1. Kualitas hasil kerja, yaitu penilaian yang didasarkan pada kualitas

output yang dicapai dan kualitas dalam melakukan pekerjaan.

2. Kualitas hasil kerja yaitu penilaian yang dilakukan dengan

membandingkan jumlah output yang dihasilkan dengan target yang

telah ditetapkan.

3. Pengetahuan akan pekerjaan yaitu menunjukkan tingkat

pengetahuan seseorang terhadap suatu pekerjaan atau hal-hal yang

berhubungan dengan pekerjaan.

4. Kemampuan analitis yaitu karakteristik individu yang

menggambarkan aktivitas mental seseorang dalam menghadapi suatu

pekerjaan.

5. Sikap terhadap orang lain yaitu penilaian yang dilakukan terhadap

seseorang dalam hubungannya dengan orang lain terutama dalam

membina hubungan kerja.

6. Tanggung-jawab yaitu menunjukkan rasa tanggung-jawab seseorang

terhadap pelaksanaan tugas, sanggup menerima risiko atas keputusan

dan tindakan yang diambilnya serta sanggup menjaga kepercayaan

yang diberikan kepadanya.

Indikator-indikator prestasi kerja karyawan menurut Martoyo

(2000:84) adalah:

Page 13: sumber daya manusia

1. Karyawan diberikan kesempatan menunjukkan potensi dalam

upayanya mengembangkan diri untuk kepentingan perusahaan/

organisasi.

2. Karyawan yang memiliki disiplin, dedikasi baik, berinisiatif

positif, sehat jasmani dan rohani, mempunyai semangat bekerja dan

mengembangkan diri dalam pelaksanaan tugas, pandai bergaul akan

diberikan penilaian prestasi yang tinggi.

Hal yang sama di ungkapkan oleh Heidrachman (2000:125)

menyatakan bahwa indikator-indikator yang dinilai dalam prestasi

kerja adalah:

Kuantitas dan kualitas pekerjaan, kerjasama, kepemimpinan, kehati-

hatian, pengetahuan mengenai jabatan, kejujuran, kesetiaan, dapat

tidaknya diandalkan dan inisiatif.

Penelitian juga dilakukan oleh Sudaryono (2008) menunjukkan

adanya hubungan antara kecerdasan emosional dengan prestasi kerja.

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi menurunnya prestasi kerja

menurut Sudaryono. Diantara lain faktor tersebut adalah kecerdasan

emosional. Kualitas emosional yang baik, menjadikan karyawan dapat

mengendalikan dirinya dengan baik dan berhubungan baik dengan

orang lain, sehingga dapat melaksanakan tugas pekerjaan dengan

prestasi yang sangat baik.

Hasil penelitian yang sama juga dilakukan oleh Ema Ariani (2006)

yaitu, untuk melihat dalam meningkatkan prestasi kerja suatu

karyawan adalah dengan cara meningkatkan kecerdasan emosional

karyawan yang meliputi keterampilan emosi, kecakapan kecerdasan

emosi, nilai dan keyakinan.

Page 14: sumber daya manusia

Penelitian di belanda yang dilakukan oleh Jan Derksen dan Theodore

Bogels dalam Stein and Book (2002) Menunjukkan adanya hubungan

yang signifikan antara orang-orang yang ber-EQ tinggi dengan

keberhasilan kerja.

2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti dan Tahun Penelitian

Judul Hasil Penelitian

1. S.K. Chakraborty dan Debangsu Chakkraborty (2004)

The Transformed Leader and Spiritual Psychology: a Few Insight

Hasil penelitian menunjukkan spiritualitas sebagai suatu model yang dibangun untuk kepemimpinan transformasional. Spiritual berpengaruh terhadap bagaimana seseorang bersikap sebagai pemimpin. Pemimpin yang baik adalah mereka yang memiliki kecerdasan spiritual yang bagus, serta dapat membawa nilai-nilai spiritual dalam kepemimpinannya.

2. R.A. Fabiola Trihandini (2005)

Analisis Pengaruh Kecerdasan Intelektual, Kecerdasan Emosional dan Kecerdasan Spiritual Terhadap Kinerja Karyawan

Penelitian yang menggunakan teknik analisis regresi linier berganda menemukan bahwa kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual memiliki pengaruh positif signifikan terhadap kinerja sumber daya manusia.

Page 15: sumber daya manusia

3. Laras Tris Ambar Suksesi Adwardin, (2006)

Analisis Pengaruh Kompetensi Komunikasi, Kecerdasan Emosional, Dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Penelitian dengan metode Structural Equation Modelling menemukan bahwa terdapat pengaruh yang positif signifikan antara kecerdasan emosional terhadap kinerja SDM.

4. Darufitri Kartikandari, (2002)

Pengaruh Motivasi, Iklim Organisasi, EQ,dan IQ terhadap Kinerja Karyawan

Hasil penelitian menunjukkan kecerdasan emosional memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja dan terdapat pengaruh positif yang signifikan juga nampak dalam tingkat kecerdasan emosi.

Ha1 : Kecerdasan emosional merupakan salah satu faktor

kesuksesan dominan karyawan

Ha2 : Kecerdasan lainnya merupakan penunjang dari

kecerdasan emosional sebagai salah satu faktor kesuksesan

dominan karyawan

H0 : Kecerdasan emosional bukan salah satu faktor kesuksesan

dominan karyawan

Page 16: sumber daya manusia

2.7 Kerangka Konseptual

BAB III

METODE PENILITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Indetifikasi variable penting dilakukan agar dapat mengenal

kegunaan atau fungsi masing-masing variable pengumpulan data.

Identifikasi variable dilakukan untuk menetapkan rancangan dari

penelitian.

Kinerja Karyawan

Kecerdasan LainnyaKecerdasan Emosional

Page 17: sumber daya manusia

Adapun variable-variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variable Bebas : Kecerdasan Emosional

2. Variable Tergantung : Prestasi Kerja

3. Variabel Sertaan : kecerdasan Lainnya

3.2 Populasi Dan Sampel

3.2.1 Populasi

Populasi adalah semua subyek penelitian mulai dari manusia,

hewan, tumbuhan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data

yang mempunyai karakteristik tertentu dalam suatu penelitian.

Menurut Hadi (1995, h.36) populasi merupakan sejumlah individu yang

sekurang kurang nya mempunyai satu sifat dan cirri yang sama.

Populasi menjadi sasaran generalisasi dari hasil-hasil penelitian yang

diperoleh dari sampel.

Adapun karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah karyawan

pada perusahaan makanan cepat saji Mc.Donals.

3.2.2 Sampel

Sampel adalahbagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2005:91) . apa yang didapat dari

sampel tersebut, akan dapat diaplikasikan pada populasi tersebut.

Karena itulah sampel yang diambil dari populasi tersebut harus

representasif (mewakili), peneliti akan melakukan penelitian dengan

menggunakan 15 sampel.

Page 18: sumber daya manusia

3.3 Jenis dan Sumber Data

3.4.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan di dalam penelitian ini berupa data

kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang

di angkakan.

3.4.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini berupa data primer, yaitu sumber

data yang langsung didapatkan dari objek penelitian.

Sumber data sekunder, sumber data yang telah diolah sebelumnya

oleh objek penelitian.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode

kuesioner, yaitu metode yang berbentuk rangkaian atau kumpulan

pertanyaan yang disusun secara sistematis dalam sebuah daftar

pertanyaan, kemudian dikirim kepada sampel untuk diisi. Kuesioner

ditujukan kepada sampel penelitian untuk melihat pengaruh

kecerdasan emosional dan kecerdasan lainnya terhadap kinerja

karyawan di perusahaan makanan cepat saji Mc.Donals.

3.6 Defenisi Operasional Variabel

Tabel 3.1

Page 19: sumber daya manusia

Tabel Operasional Variabel

No Variabel Konsep Indikator Pengukuran

1 Kecerdasan Emosional

Kemampuan untuk menggunakan emosi secara efektif dalam mengelola diri sendiri dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain secara positif.

1. Pengenalan diri 2. Pengaturan diri 3. Motivasi 4. Empati 5. Ketrampilan Sosial

Skala likert

1 s.d 5

2 Kecerdasan Spiritual

Kecerdasan menghadapi persoalan serta menempatkan perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan lebih bermakna.

1. Jujur 2. Keterbukaan 3. Pengetahuandiri 4. Fokus pada kontribusi 5. Spiritual non dogmatis

Skala likert

1 s.d 5

3 Kinerja Karyawan

Hasil kerja secara kuantitas dan kualitas yang dicapai seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawabnya.

1. Kualitas 2. Kuantitas 3. Ketepatan waktu 4. Efektifitas 5. Kemandirian

Skala likert

1 s.d 5

METODOLOGI PENELITIAN

Korelasi Kecerdasan Emosional Dengan Kesuksean

Karyawan

Page 20: sumber daya manusia

Disusun Oleh :

Deah Al Karim

1010522035

Universitas Andalas

Fakultas Ekonomi

Jurusan Manajemen