SUGIATI FARMAKOLOGI

15
BAB 1 TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN 1.2. Tujuan a. Umum Setelah menyelasaikan percobaan mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan potensi relatif dari beberapa obat anestesi umum. b. Khusus Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa dapat : 1. Menjelaskan stadium anastesi umum secara singkat 2. Menjelaskan perbedaan beberapa obat anastesi umum dalam waktu tertentu. 1.3. Prinsip BAB II TINJAUAN PUSTAKA Anestesi umum atau bius total adalah anestesi yang biasanya dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaannya panjang.Caranya dengan memasukkan obat-obat bius baik secara inhalasi maupun intravena beberapa menit sebelum pasien di operasi.Obat-obatan ini akan bekerja menghambat hantaran aliran listrik ke otak,sehingga sel otak tidak bisa menyimpan memori atau mengenali implus nyeri di area tubuh tertentu dan membuat pasien dalam kondisi tidak sadar (loss of 1

description

fgd

Transcript of SUGIATI FARMAKOLOGI

BAB 1TUJUAN DAN PRINSIP PERCOBAAN1.2. Tujuana. Umum Setelah menyelasaikan percobaan mahasiswa dapat menjelaskan perbedaan potensi relatif dari beberapa obat anestesi umum.b. Khusus Setelah menyelesaikan percobaan ini mahasiswa dapat :1. Menjelaskan stadium anastesi umum secara singkat 2. Menjelaskan perbedaan beberapa obat anastesi umum dalam waktu tertentu.1.3. Prinsip

BAB IITINJAUAN PUSTAKAAnestesi umum atau bius total adalah anestesi yang biasanya dimanfaatkan untuk tindakan operasi besar yang memerlukan ketenangan pasien dan waktu pengerjaannya panjang.Caranya dengan memasukkan obat-obat bius baik secara inhalasi maupun intravena beberapa menit sebelum pasien di operasi.Obat-obatan ini akan bekerja menghambat hantaran aliran listrik ke otak,sehingga sel otak tidak bisa menyimpan memori atau mengenali implus nyeri di area tubuh tertentu dan membuat pasien dalam kondisi tidak sadar (loss of consciousness).Cara kerjanya menghilangkan rasa nyeri,menghilangkan kesadaran,dan membuat amnesia,juga merelaksasi otot.maka selama penggunaan anestesi juga dibutuhkan alat bantu nafas ,selain deteksi jantung untuk meminimalisasi kegagalan organ vital melakukan fungsinya selama operasi dilakukan.(Damayanti ,2010)Kloroform merupakan senyawa hepatotoksik.mekanisme kerjanya adalah melalui metabolitnya reaktifnya,radikal triklorometil yang secraa kovalen mengikat protein dan lipid tidak jenuh dan menyebabkan kovalen mengikat protein lipid.Membran sub sel sangat kaya akan lipid seperti itu,akibatnya bersifat sangat rentan .perubahan kimia dalam membran. (Mycek,1991)Kloroform merupakan obat anastetik tertua,berupa cairan dengan bau spesifik ,rasanya kemanis-manisan pedas,tak dapat terbakar atau eksplosif.khasiatnya anastetiknya amat kuat.tetapi karena terlalu toksik bagi hati jantung kini kloroform hamper tidak digunakan lagi.(Keena,1999)Selama ansetesi umum, obat-obatan menyebabkan paralisis muskulus yang bekerja di banyak area tubuh. Pada beberapa pasien juga terjadi paralisis otot kandung kemih, sehingga menyebabkan pasien tidak dapat berkemih. Ketidakmampuan BAK ini dapat terjadi dalam 24 jam, tetapi selama waktu itu kandung kemih akan terus terisi dan penuh, sehingga dibutuhkan kateter. (Heisler, 2011)Meskipun komplikasi dari pemberian anestesi umum rendah, tetapi beberapa yang dapat terjadi adalah serangan jantung, stroke, brain damage, dan kematian. Komplikasi tersebut bergantung pada umur, jenis kelamin, berat badan, alergisitas, kesehetan secara umum, dan riwayat pemakaian obat-obatan terlarang, alkohol, serta rokok. Resiko kematian dari anestetik umum sulit dievaluasi karena banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari keadaan pasien, prosedur operasi, sampai skill operator anestesi. Perbandingan terjadinya resiko tersebut berkisar 1:1.000 dan 1:100.000, dengan anak-anak dan pasien lebih dari 70 tahun lebih beresiko. (Uretsky dan Hilton, 2011)Eter ([CH3CH2]2O) adalah salah satu zat yang banyak digunakan sebagai anestesi dalam dunia kedokteran hingga saat ini. Eter ditemukan seorang ahli kimia berkebangsaan Spanyol, Raymundus Lullius pada tahun 1275. Lullius menamai eter "sweet vitriol". Eter pertama kali disintesis Valerius Cordus, ilmuwan dari Jerman pada tahun 1640. Kemudian seorang ilmuwan bernama W.G. Frobenius mengubah nama "sweet vitriol" menjadi eter pada tahun 1730. Sebelum penemuan eter, Priestly menemukan gas nitrogen-oksida pada tahun 1777.Eter merupakan cairan tidak berwarna, mudah menguap, berbau khas, mengiritasi saluran napas, mudah terbakar/meledak, tidak bereaksi dengansodalime absorber, dan dapat terurai oleh udara serta cahaya. Eter merupakan obat anestetik yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat anestesi. Eter merupakan obat anestetik yang sangat kuat sehingga pasien dapat memasuki setiap tingkat anestesi.Eter dapat digunakan dengan berbagai metoda anestesi. Pada penggunaan secaraopen dropuap eter akan turun ke bawah karena 6-10 kali lebih berat dari udara. Penggunaan secarasemi closed methoddalam kombinasi dengan oksigen dan N2O tidak dianjurkan pada operasi dengan tindakan kauterasi. Keuntungan penggunaan eter adalah murah dan mudah didapat, tidak perlu digunakan bersama dengan obat-obat lain karena telah memenuhi trias anestesi, cukup aman dengan batas keamanan yang lebar, dan alat yang digunakan cukup sederhana. Kerugiannya adalah mudah meledak/terbakar, bau tidak enak, mengiritasi jalan napas, menimbulkan hipersekresi kelenjar ludah, menyebabkan mual dan muntah, serta dapat menyebabkan hiperglikemia. Jumlah eter yang dibutuhkan tergantung dari berat badan dan kondisi penderita, kebutuhan dalamnya anestesi dan teknik yang digunakan. Dosis induksi 10-20% volume uap eter dalam oksigen atau campuran oksigen dan N2O. dosis pemeliharaan stadium III 5-15% volume uap eter.

BAB IIIMETODOLOGI1.1. Alat dan bahana Alat 4 buah beacker glass 500 cc Kapas Kertas Jam Tangan Spuit

b Bahan1) Kloroform 2) Alcohol 3) Eter

1.2. Prosedur1. Tiap-tiap beaker glass ditandai dengan nama atau kode obat anestesi umum digunakan .2. Pada masing-masing dasar beaker glass diletakan kapas yang sesuai dengan diameternya ,kemudian dimasukan seekor mencit ke dalam masing-masing beaker glass tersebut.3. Diperhatikan dan dicatat tingkah laku ,respirasi ketiga ekor mencit tersebut .setelah itu masing-masing beaker glass ditiup dengan rapat dengan kertas selofan.4. Melalui kertas selofan tersebut ,disuntikan obat anestesi umum sesuai dengan lebel pada beaker gelas.disuntikan 0,25 cc diulangi penyuntikan dengan volume yang sama tiap 2 menit.5. Diperhatikan tanda-tanda perubahan tingkah laku dan pernapasan mencit ,dicatat beseta waktu terjadinya.

1

BAB IVHASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Hasil

BB Mancit 1: 16 Gram = 0,16 kgBB Mancit 2: 16 Gram = 0,16 kgBerat diazepam 1%: 0,5 gDosis diazepam: 5 mq/kg BB

Perhitungan dosisDosis yang diberi= BB (KG) dosis obat= 0,16 kg 5 mg/kg= 0.8 mgVolume parenteral yang diberi= persentasi pemberian berat sediaan= = 0,05 mg100 ml = 100 mgx ml5 mg/ ml = 100 mg x mlX = X = 0.05 Volume oral yang di beri = Persentase obat x Berat CMC 0,5 % = = 0,1 mg x 50 ml = 50 mg ml 5 mg/ml = 50 mg x mlX = X = 0,1 mlVolume yang diberikan melalui spuit ukuran 100 ml : 0,1

PEMBAHASAN

A.Defenisi Analgetika, AntipiretikaAnalgesik atau analgetik, adalah obat yang digunakan untuk mengurangi atau menghilangkan rasa sakit atau obat-obat penghilang nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Obat ini digunakan untuk membantu meredakan sakit, sadar tidak sadar kita sering mengunakannya misalnya ketika kita sakit kepala atau sakit gigi, salah satu komponen obat yang kita minum biasanya mengandung analgesik atau pereda nyeri.Obat antipiretik adalah obat untuk menurunkan panas. Hanya menurunkan temperatur tubuh saat panas tidak berefektif pada orang normal. Dapat menurunkan panas karena dapat menghambat prostatglandin pada CNS.NSAID (non-steroidal anti-inflamatory drugs)adalah obat yang mengurangi rasa sakit, demam, dan peradangan.

B.Prototype Obat Dari Tiap GolonganTubuh kita sendiri sebenarnya memiliki analgesik alami Tubuh, analgesik tersebut adalah Endorfin.1.ANALGESIKAnalgesik di bagi menjadi 2 yaitu:a.Analgesik Opioid/analgesik narkotikaAnalgesik opioid merupakan kelompok obat yang memiliki sifat-sifat seperti opium atau morfin. Golongan obat ini digunakan untuk meredakan atau menghilangkan rasa nyeri seperti pada fractura dan kanker.Macam-macam obat Analgesik Opioid:1)Metadon.Mekanisme kerja : Kerja mirip morfin lengkap, sedatif lebih lemah.Indikasi : Detoksifikas ketergantungan morfin, Nyeri hebat pada pasien yang di rumah sakit.Efek tak diinginkan: Depresi pernapasan, konstipasi, gangguan SSP, hipotensi ortostatik, mual dam muntah pada dosis awal2)Fentanil.Mekanisme kerja : Lebih poten dari pada morfin. Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya.Indikasi : Medikasi praoperasi yang digunakan dalan anastesi.Efek tak diinginkan : Depresi pernapasan lebih kecil kemungkinannya. Rigiditas otot, bradikardi ringan.3)KodeinMekanisme kerja : Sebuah prodrug 10% dosis diubah menjadi morfin.Kerjanya disebabkan oleh morfin. Juga merupakan antitusif (menekan batuk)Indikasi : Penghilang rasa nyeri minorEfek tak diinginkan : Serupa dengan morfin, tetapi kurang hebat pada dosis yang menghilangkan nyeri sedang. Pada dosis tinggi, toksisitas seberat morfin.

b.Obat Analgetik Non-narkotikObat Analgesik Non-Nakotik dalam Ilmu Farmakologi juga sering dikenal dengan istilah Analgetik/Analgetika/Analgesik Perifer. Analgetika perifer (non-narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral. Penggunaan Obat Analgetik Non-Narkotik atau Obat Analgesik Perifer ini cenderung mampu menghilangkan atau meringankan rasa sakit tanpa berpengaruh pada sistem susunan saraf pusat atau bahkan hingga efek menurunkan tingkat kesadaran. Obat Analgetik Non-Narkotik / Obat Analgesik Perifer ini juga tidak mengakibatkan efek Efek samping obat-pbat analgesik perifer: kerusakan lambung, kerusakan darah, kerusakan hati dan ginjal, kerusakan kulit.

Macam-macam obat Analgesik Non-Narkotik:a.IbupropenIbupropen merupakan devirat asam propionat yang diperkenalkan banyak negara. Obat ini bersifat analgesik dengan daya antiinflamasi yang tidak terlalu kuat. Efek analgesiknya sama dengan aspirin. Ibu hamil dan menyusui tidak di anjurkan meminim obat ini.b.Paracetamol/acetaminophenMerupakan devirat para amino fenol. Di Indonesia penggunaan parasetamol sebagai analgesik dan antipiretik, telah menggantikan penggunaan salisilat. Sebagai analgesik, parasetamol sebaiknya tidak digunakan terlalu lama karena dapat menimbulkan nefropati analgesik. Jika dosis terapi tidak memberi manfaat, biasanya dosis lebih besar tidak menolong. Dalam sediaannya sering dikombinasikan dengan cofein yang berfungsi meningkatkan efektinitasnya tanpa perlu meningkatkan dosisnya.c.Asam MefenamatAsam mefenamat digunakan sebagai analgesik. Asam mefenamat sangat kuat terikat pada protein plasma, sehingga interaksi dengan obat antikoagulan harus diperhatikan. Efek samping terhadap saluran cerna sering timbul misalnya dispepsia dan gejala iritasi lain terhadap mukosa lambung.

Biasanya analgesik di golongkan menjadi beberapa kelompok, antara lain:1)Analgesik Antipiretik Contoh parasetamol, fenasetin2)Analgesik AntiInflamasi contoh ibuprofen, asam mefenamat3)Analgesik Antiinflamasi kuat contoh Aspirin, Natrium Salisilat

Selain digolongkan berdasarkan efeknya, analgesik juga di golongkan berdasar tempat kerjanya. Penggolongan ini membedakan analgesik menjadi:1)Analgesik Sentral yaitu analgesik yang menduduki reseptor miu.2)Analgesik Perifer yaitu analgesik yang bekerja pada saraf perifer contohnya paracetamol.

BAB VKESIMPULAN DAN SARAN5.1. KesimpulanDari percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik beberapakesimpulan yaitu : Analgetik merupakan obat yang dapat menghilangkan rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Analgesik yang paling baik meredam rasa nyeri sampai yang kurang efektif berdasarkan hasil yg didapat adalah ibuprofen, asam mefenamat, kemudian paracetamol.

5.2. Saran Dalam melakukan makalah ini memiliki kekurangan dan kelebihan tersendiri Maka dari itu berikan kritik dan saran dari pembaca.