STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_...

45
STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII) TENTANG HUKUM POLIGAMI. SKRIPSI DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU DALAM ILMU HUKUM ISLAM OLEH: AHMAD IKBAL HAKIKI 14360044 PEMBIMBING: H. NURDHIN BAROROH, S.H.I., M.S.I. NIP : 19800908 201101 1 005 PERBANDINGAN MAZHAB FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2019

Transcript of STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_...

Page 1: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

STUDI KOMPARASI PANDANGAN

MAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH

ISLAM INDONESIA (LDII) TENTANG HUKUM POLIGAMI.

SKRIPSI

DIAJUKAN KEPADA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

UNTUK MEMENUHI SEBAGIAN DARI SYARAT-SYARAT

MEMPEROLEH GELAR SARJANA STRATA SATU

DALAM ILMU HUKUM ISLAM

OLEH:

AHMAD IKBAL HAKIKI

14360044

PEMBIMBING:

H. NURDHIN BAROROH, S.H.I., M.S.I.

NIP : 19800908 201101 1 005

PERBANDINGAN MAZHAB

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2019

Page 2: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

ii

ABSTRAK

Perkawinan poligami diatur dalam pasal 3, 4 dan 5 UUP No. 1 Tahun 1974

adalah aturan yang harus dilalui oleh laki-laki yang hendak berpoligami. Penelitian

tentang poligami ini akan dilihat dari sudut pandang ormas (Organisasi Masyarakat) LDII

dan MTA yang mana pandangan poligami menurut LDII adalah sunnah, karena hal

tersebut ajaran dari Rosulullah SAW, mereka beranggapan jika melakukan Sunnah

Rosulullah SAW maka mereka merasa dekat dengan Rosulullah SAW. MTA juga

berpandangan bahwa poligami adalah diperbolehkan (Mubah). Karena poligami sesuatu

yang dibolehkan oleh Allah, dan apa yang dilarang maka tinggalkanlah.

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan normatif,

yuridis dan ushul fiqih. Sedangkan metode analisis data yang digunakan adalah deskriptif

analitik. Dalam metode pengumpulan data penyusun menggunakan metode observasi,

wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian memberikan kesimpulan bahwa kedua ormas sepakat poligami itu

diperbolehkan dan menjadi bagian dari konsep keluarga sakinah, karena jika dilakukan

dengan cara yang baik dan benar maka derajat baik istri maupun suami akan terangkat

ditengah masyarakat. Poligami menjadi jalan tengah yang baik dilakukan ketika istri

tidak bisa melayani suami dengan baik, cacat badan, dan tidak bisa memberikan

keturunan, sehingga berpoligami adalah hak suami. Islam tidak semerta-merta membuka

selebar-lebarnya seseorang untuk poligami akan tetapi adanya syarat-syarat yang harus

dipenuhi karena prinsip Islam adalah monogami, dan tidak ada satu istri pun didunia ini

yang mau di madu. Tetapi pada dasarnya poligami tidak merusak justru mendatangkan

manfaat bagi wanita yang membutuhkan perlindungan laki-laki seperti janda, gadis yang

sudah berumur tapi belum menikah, karena poligami merupakan “pengecualian” jalan

tengah yang cerdas.

Kata Kunci: Poligami, Ormas Islam, Mashlahah.

Page 3: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)
Page 4: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)
Page 5: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)
Page 6: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

vi

MOTTO

Jika Sebuah Jendela Kesempatan Muncul,

Jangan Turunkan Tirainnya.

Page 7: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

vii

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Karya Sederhana ini Kepada

Ibunda tercinta (Poniah) dan ayahanda tercinta (Suparman)

kakakku tersayang (Faiz Agus Khomsin)

adekku tersayang (Rio Firda Nur Hanif)

Seluruh dosen kampus tercinta UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, terkhusus

Jurusan Perbandingan Mazhab Fakultas Syari’ah dan Hukum

Teman-teman Seperjuangan Satu Tanah Air Bangsa Indonesia

Page 8: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

viii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi huruf Arab kepada huruf Latin yang dipakai dalam

penyusunan skripsi ini berpedoman pada surat keputusan bersama Menteri Agama

dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor: 158/1987

dan 0543b/u/1987 tertanggal 22 Januari 1988.

A. Konsonan Tunggal

HurufArab Nama Huruf Latin Keterangan

Alīf اTidak

dilambangkan

Ba’ B Be ة

Ta’ T Te ت

ṡa’ ṡ ثs (dengan titik

di atas)

Jīm J Je ج

Hâ’ ḥ حHa (dengan

titik dibawah)

Kha’ Kh K dan h خ

Dāl D De د

Żāl Ż ذZ (dengan

titik di atas)

Ra’ R Er ر

Za’ Z Zet ز

Sīn S Es ش

Syīn Sy Es dan ye ش

Sâd ṣ ص

Es (dengan

titik di

bawah)

Dâd ḍ ض

De (dengan

titik di

bawah)

Tâ’ ṭ ط

Te (dengan

titik di

bawah)

Page 9: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

ix

Zâ’ ẓ ظ

Zet (denagn

titik di

bawah)

‘ Aīn‘ عKoma terbalik

ke atas

Gaīn G Ge غ

Fa’ F Ef ف

Qāf Q Qi ق

Kāf K Ka ك

Lām L ‘el ل

Mīm M ‘em و

Nūn N ‘en

Wāwu W W و

Ha’ H Ha

Hamzah ‘ Apostrof ء

Ya’ Y Ye

B. Konsonan Rangkap Karena Syaddah ditulis rangkap

دة Ditulis Muta’addidah يتعد

Ditulis ‘iddah عدة

C. Ta’ Marbūtâh di akhir kata

1. Bila ta’ Marbūtâh di baca mati ditulis dengan h, kecuali kata-kata Arab

yang sudah terserap menjadi bahasa Indonesia, seperti salat, zakat dan

sebagainya.

ة Ditulis ḥikmah حك

Ditulis Jizyah جسية

2. Bila ta’ Marbūtâh diikuti dengan kata sandang “al” serta bacaan kedua

itu terpisah, maka ditulis dengan t

’Ditulis Karāmatu al-Auliyā كراية الونيبء

Page 10: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

x

3. Bila ta’ Marbūtâh hidup dengan hârakat fathâḥ, kasraḥ dan dâmmah

ditulis t

Ditulis Zakāt al-Fiṭr زكبة انفطر

D. Vokal Pendek

fatḥaḥ Ditulis A ـ

Kasrah Ditulis I ـ

ḍammah Ditulis Ā ـ

E. Vokal Panjang

1 fatḥaḥ+alif

جبههية

Ditulis

Ditulis

Ā

jāhiliyyah

2 fatḥaḥ+ya’ mati

سي ت

Ditulis

Ditulis

Ā

Tansā

3 Kasrah+ya’ Mati

كريى

Ditulis

Ditulis

Ῑ karīm

4 ḍammah+wawu mati

فروض

Ditulis

Ditulis

Ū

furūḍ

F. Vokal Rangkap

1 fatḥaḥ+ya’ mati

كى بي

Ditulis

Ditulis

Ai

bainakum

2 fatḥaḥ+wawu mati

قول

Ditulis

Ditulis

Au

Qaul

G. Vokal pendek yang berurutan dalam satu kata

Penulisan vokal pendek yang berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan

tanda apostrof (‘).

تى 1 Ditulis a’antum أأ

شكرتى 2 Ditulis La’in syakartum نئ

H. Kata Sandang Alīf+Lām

1. Bila kata sandang Alīf+Lām diikuti huruf qamariyyah ditulis dengan al.

Ditulis al-Qur’ān أنقرآ

Ditulis al-Qiyās آنقيبش

Page 11: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

xi

2. Bila kata sandang Alīf+Lāmdiikuti Syamsiyyah ditulis dengan

menggunakan huruf Syamsiyyah yang mengikutinya, serta dihilangkan

huruf l (el)-nya.

بء Ditulis as-Samā انس

ص Ditulis asy-Syams انش

I. Huruf Besar

Penulisan huruf besar disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnkan (EYD).

J. Penulisan kata-kata dalam rangkaian kalimat

Kata-kata dalam rangkaian kalimat ditulis menurut bunyi atau

pengucapannya.

Ditulis Żawȋ al-Furūḍ ذوى انفروض

Ditulis Ahl as-Sunnah أهم انسة

Page 12: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

xii

KATA PENGANTAR

بسم هللا الر محن الرحيم

صل على مشهد أن دمحما رسول هلل. للهإله إال هلل وأ ال أشهد أن .رب العا ملني احلمد هلل .أمابعد أمجعنيسيدان دمحم وعلى اله وصحبه

Segala puji bagi Allah SWT. yang senantiasa memberikan karunianya

yang agung, terutama karunia kenikmatan iman dan Islam. Hanya kepada-Nya

kita menyembah dan hanya kepada-Nya kita meminta pertolongan, serta atas

pertolongan-Nya yang berupa kekuatan iman dan Islam akhirnya penyusun dapat

menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan

kepada junjungan kita baginda Nabi Agung Muhammad SAW., sang pendidik

terbaik sepanjang zaman yang telah berhasil mendidik umatnya. Shalawat

berangkaikan salam juga semoga tercurahkan pada para keluarga, sahabat, dan

para pengikut beliau.

Dengan tetap mengharapkan pertolongan, karunia dan hidayah-Nya

Alhamdulillah penyusun mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini untuk

melengkapi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana strata satu dalam Fakultas

Syari’ah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dengan judul: STUDI

KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN

LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII) TENTANG HUKUM

POLIGAMI.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena

Page 13: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

xiii

itu dengan segala hormat dan kerendahan hati penyusun menghaturkan

terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Drs. KH. Yudian Wahyudi Asmin, M.A., Ph.D. selaku Rektor

UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta beserta staffnya.

2. Bapak Dr. H. Agus Moh. Najib, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Syariah

dan Hukum beserta staffnya.

3. Bapak H. Wawan Gunawan, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Perbandingan

Madzhab beserta staff Jurusan.

4. Ibu Ro’fah, M.A., Ph.D. selaku dosen pembimbing Akademik.

5. Bapak H. Nurdhin Baroroh, S.H.I., M.S.i., selaku dosen pembimbing

skripsi yang telah dengan sabar dan teliti membimbing penyusun dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh staff pengajar di Jurusan Perbandingan Madzhab Terimakasih atas

pelajaran yang diberikan selama ini.

7. Kepada semua Guru-guru penyusun, yang telah mengajarkan penyusun

berbagai pengetahuan.

8. Kepada bapak dan ibu tercinta yang bermacam usaha dan doa. Kalian telah

mengajarkan bagaimana hidup, baik hidup sebagai makhluk Allah maupun

hidup sebagai makhluk sosial. Walau belum bisa mewujudkan harapan

kalian, namun harapan itu tak akan pernah penyusun sia-siakan. Semoga

kalian selalu diberikan kesehatan oleh Allah SWT.

Page 14: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

xiv

9. Kepada kakakku Faiz Agus Khomsin, kakak iparku Fika, adikku Rio Firda

Nur Hanif, dan Farel Carlen Pratama, yang telah memberikan semangat

dan dorongan agar segera menyelesaikan skripsi ini.

10. Kepada Narasumber dari MTA dan LDII yang telah membantu dalam

menyelesaikan tugas akhir ini.

11. Kepada Muslikhah Nurbaiti., yang selalu memberikan do’a dan semangat

dalam menyelesaikan tugas akhir ini.

12. Sahabat-sahabat terbaikku, Ridho, Ridwan, Agustin, Meny, Hanif, Agam,

Azmi, Izan, Yuga, Cahyo, Adit, Fikri, Islah, Elsa, kalian telah banyak

membantu dan berbagi dalam segala hal.

13. Teman-teman KKN-93 Dukuh Doga Desa Nglanggeran, Likhah, Afif,

Puspita, Anis, Ambar, Fahmi, AAZ, Nurul, kebersamaan selama dua bulan

di Dukuh Doga, Desa Nglanggeran, Patuk, GunungKidul membuat kita

mengetahui makna hidup di masyarakat.

14. Teman-teman seperjuangan di Jurusan Perbandingan Mazhab, KKN-93

Doga, HMJ-PM, Pusat Studi dan Konsultasi Hukum (PSKH), Korp

Dakwah Islamiyah Sunan Kalijaga (KORDISKA) Pergerakan Mahasiswa

Islam Indonesia (PMII) Rayon Ashram Bangsa, Ikatan Pemuda Peduli

Kemerdekaan (SIDOGEDE).

15. Seluruh sahabat penyusun yang tidak bisa sebutkan satu persatu, semoga

kita semua mendapatkan segala kemudahan mengejar cita-cita yang kita

inginkan dan sukses di dunia dan akhirat.

Page 15: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)
Page 16: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

xvi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i

ABSTRAK ................................................................................................................ ii

HALAMAN PERSETUJUAN SKRIPSI .................................................................. iii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iv

SURAT PERYATAAN KEASLIAN ........................................................................ v

MOTTO ..................................................................................................................... vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ vii

PEDOMAN TRANSLITRASI ARAB-LATIN ........................................................ viii

KATA PENGANTAR ............................................................................................... xii

DAFTAR ISI ............................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1

B. Pokok Masalah .................................................................................... 4

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ......................................................... 4

D. Telaah Pustaka ..................................................................................... 5

E. Kerangka Teori ..................................................................................... 8

F. Metode Penelitian ................................................................................. 14

G. Sistematika Pembahasan ..................................................................... 17

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG POLIGAMI ........................................... 19

A. Pengertian dan Dasar Hukum Poligami ........................................................ 19

1. Pengertian Poligami .................................................................................. 19

Page 17: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

xvii

2. Dasar Hukum Poligami Dalam Hukum Islam ......................................... 21

3. Dasar Hukum Poligami di Indonesia ...................................................... 26

B. Poligami Rosulullah Saw .............................................................................. 27

C. Pandangan Ulama Tentang Poligami ............................................................ 33

BAB III PANDANGAN MTA DAN LDII TENTANG HUKUM POLIGAMI ..... 38

A. Sejarah MTA ................................................................................................. 38

B. Pandangan MTA Tentang Poligami .............................................................. 42

1. Wawasan MTA Tentang Poligami .......................................................... 42

a. Hukum Poligami Menurut MTA ....................................................... 42

b. Syarat-Syarat Poligami Menurut MTA ............................................. 45

c. Konsep Poligami Menurut MTA ....................................................... 45

d. Metode Ijtihad MTA Tentang Hukum Poligami ............................... 50

C. Sejarah LDII .................................................................................................. 52

D. Pandangan LDII Tentang Poligami ............................................................... 56

1. Wawasan LDII Tentang Poligami ........................................................... 56

a. Hukum Poligami Menurut LDII ......................................................... 56

b. Syarat-Syarat Poligami Menurut LDII .............................................. 59

c. Konsep Poligami Menurut LDII ....................................................... 60

d. Metode Ijtihad LDII Tentang Hukum Poligami ................................ 64

Page 18: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

xviii

BAB IV ANALISIS MASLAHAH MURSALAH MENGENAI PANDANGAN

HUKUM POLIGAMI MENURUT MTA DAN LDII .............................. 67

A. Analisis Pandangan Hukum Poligami Menurut MTA ........................... 67

B. Analisis Pandangan Hukum Poligami Menurut LDII ........................... 70

C. Analisis Maslahah Mursalah Mengenai Hukum Poligami .................... 73

D. Analisis Perbandingan Hukum Poligami ............................................... 78

BAB V PENUTUP .................................................................................................... 80

A. Kesimpulan ............................................................................................ 80

B. Saran-Saran ............................................................................................ 83

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 85

LAMPIRAN I TERJEMAHAN .......................................................................... I

LAMPIRAN II BIOGRAFI ULAMA ................................................................. VI

LAMPIRAN III PEDOMAN WAWANCARA .................................................. X

LAMPIRAN IV UNDANG-UNDANG .............................................................. XII

CurriculumVitae .................................................................................................. XVI

Page 19: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Di Indonesia perkawinan diatur dalam Undang-undang No. 1 Tahun

1974 yang selanjutnya disebut dengan UUP (Undang-undang Perkawinan).

dalam pelaksaannya didukung oleh Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun

1975, ditambah dengan Kompilasi Hukum Islam (KHI) yang menekankan

peraturan perkawinan untuk orang Islam. Hal ini dikarenakan perkawinan

merupakan ikatan yang suci dan kokoh (kuat)1. Disamping itu Perkawinan

adalah sebuah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan perempuan

sebagai suami istri untuk membentuk keluarga atau rumah tangga yang

bahagia dan kekal berdasarkan ketuhanan Yang Maha Esa.2 Di dalam UUP

No. 1 Tahun 1974 tidak hanya mengatur hubungan perkawinan monogami

saja, akan tetapi mengatur juga perkawinan poligami.

Poligami adalah perkawinan seorang laki-laki beristri lebih dari satu

orang dengan batasan, pada umumnya dibolehkan tetapi dibatasi tidak boleh

lebih dari empat istri. Yang selanjutnya suami juga dituntut berlaku adil

1 Kokoh/teguh/kuat dalam agama Islam disebut ميثا قا غليظا yang tertulis dalam Alquran surah

an-Nisa‟ (4) ayat 21, 154 dan al-ahzab (33) ayat 7.

2 Pasal 1 Bab 1 Dasar Perkawinan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.

Page 20: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

2

terhadap istri-istrinya hal ini dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam

Alquran:

فإن وإن خفتم أال تقسطوا يف اليتامى فانكحوا ما طاب لكم من النساء مثىن وثالث ورابع 3خفتم أال تعدلوا فواحدة أو ما ملكت أميانكم ذلك أدىن أال تعولوا

Di dalam Hukum Islam jumhur ulama sepakat bahwa tidak ada ayat

maupun hadis yang melarang laki-laki untuk melakukan poligami akan tetapi

prinsip Islam pada dasarnya adalah monogami bukan poligami, disisi lain

poligami menjadi solusi untuk mengatasi problem sosial, seperti jumlah wanita

lebih banyak dari laki-laki. Karena banyaknya janda dan wanita yang sudah

berumur akan tetapi belum menikah, kemudian ditambah lagi dengan

banyaknya laki-laki yang gugur dimedan perang hal ini yang menjadi salah

satu faktor terjadinya poligami untuk melindungi dan mengangkat derajat

wanita di tengah masyarakat.4

Poligami adalah masalah yang krusial dan sensitif ditengah masyarakat

sehingga penting sekali untuk dibahas. Hal ini timbul pertanyaan sebenarnya

hakikat dan hukum poligami itu seperti apa ? dan bagaimana hal ini bisa

terjadi. Penyusun dalam hal ini tertarik untuk mengetahui hukum poligami

tersebut dari Ormas Majelis Tafsir Alquran dan Lembaga Dakwah Islam

3 An-Nisā‟ (4):3

4 Saiful Islam Mubarak, Poligami antara PRO dan KONTRA, (Bandung: syamil, 2007), hlm

17-18.

Page 21: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

3

Indonesia. Dalam hal ini MTA berpandangan poligami itu diperbolehkan

dalam artian mubah, jika allah membolehkan maka lakukanlah, jika yang

dilarang maka tinggalkanlah, kebolehan poligami ini dijelaskan dalam Alquran

surat an-Nisā‟ (4):3. Walaupun dibolehkan tidak semerta-merta membuka

secara lebar-lebar, dengan syarat yang paling ditekankan adalah dapat berlaku

adil terhadap istri-istrinya dan jangan menjadikan poligami sebagai ladang

untuk memuaskan hawa nafsu semata, tetapi untuk menolong dan beribadah

kepada Allah Swt5

Menurut pandangan LDII poligami bukan sesuatu hal yang dilarang

oleh agama, karena poligami adalah sesuatu ajaran yang turun dari Nabi,

bahkan poligami juga dilakukan oleh para Nabi sebelum Rasul. Itu artinya

poligami adalah sebuah kesunahan bagi yang melakukannya. Kerena jika istri

benar-benar faham akan Islam dan keutamaan poligami, maka dipastikan istri

mau dipoligami, karena ganjaran seorang istri yang mau dipoligami adalah

surganya Allah Swt. Poligami juga termasuk kedalam konsep keluarga

sakinah, karena konsep keluarga sakinah adalah suatu keluarga yang sama satu

keyakinan, dengan dasar Alquran dan Sunnah Nabi Muhammad SAW.6

5 PDF, Brosur Pengajian Ahad Pagi, Rosulullah SAW suri tauladan yang baik (ke-87) Tentang

Nikah (11) Brosur No.: 1605/1645/IA.

6 Ari Setiawan, Implementasi Pologami menurut jamaah LDII ditinjau dari hukum islam dan

hukum positif (studi kasus didesa tunas asri kec. Tulang bawangtengah kab. Tulang bawang barat),

UIN Raden intan, Syariah dan hukum; 2017. hlm 70

Page 22: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

4

Berdasarkan pemaparan di atas penyusun tertarik untuk meneliti lebih

jauh bagaimanakah pandangan hukum poligami, syarat dan metode ijtihad

hukum poligami menurut MTA (Majelis Tafsir Alquran) yang selanjutnya

disebut MTA dan LDII (Lembaga Dakwah Islam Indonesia) yang selanjutnya

disebut LDII.

B. Pokok Masalah

Mengenai uraian latar belakang di atas sehingga dapat tercapainya

pemahaman yang sistematis, mencerminkan pembahasan dan metodologi

penyusunan serta memberikan penjelasan yang tidak menyimpang dari tujuan

penyusunan oleh karena itu penyusun memberikan batasan dalam lingkup

pembahasan, adapun rumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai

berikut:

1. Bagaimana pandangan hukum poligami menurut MTA dan LDII ?

2. Bagaimana metode ijtihad hukum poligami dari MTA dan LDII ?

3. Bagaimana persamaan dan perbedaan pandangan poligami menurut

MTA dan LDII ?

C. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dari penelitian skripsi ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pandangan hukum poligami menurut

MTA dan LDII.

Page 23: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

5

2. Untuk mengetahui bagaimana metode ijtihad hukum poligami dari

MTA dan LDII

3. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan pandangan poligami

menurut MTA dan LDII.

Adapun kegunaan dari penelitian skripsi ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dan sumbangsih pemikiran ilmu pengetahuan dalam

bidang hukum keluarga Islam khususnya mengenai hukum

poligami menurut ormas yaitu MTA dan LDII.

2. Secara Praktis, penelitian ini diharapkan mampu menjadi sebuah

ilmu pengetahuan, terhusus dalam masalah keperdataan yaitu

perkawinan yang memiliki istri lebih dari satu orang (poligami).

Secara tidak langsung memberikan khazanah kepada umat islam

pada umumnya dan khususnya pada jamaah MTA dan LDII yang

ada di Indonesia.

D. Telaah Pustaka

Pembahasan mengenai poligami merupakan hal yang perdebatan oleh

para pemikir dalam ranah kajian hukum Islam baik klasik maupun

kontemporer, karenanya banyak penulis yang mebahas kajian tentang poligami

dari berbagai sudut pandang di antaranya baik dari historis, konseptual,

maupun empiris. Dalam hal ini penulis akan mengali hal yang berbeda dari

Page 24: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

6

peneliti yang telah ada dan sebagai acuan dalam penelitian ini. Beberapa

penelitian-penelitian tersebut di antaranya :

Abdul Nasir Taufiq Attar, dalam bukunya yang berjudul Poligami

ditinjau dari Segi Agama, Sosial,dan Perundang-Undangan. Di dalamnya

membahas poligami dari sisi sosial yang kemudian dikaitkan dengan agama

dan Perundang-undangan di Indonesia. Selain itu juga membahas perundang-

undangan sebelum diundangkannya UUP No. 1 Tahun 1974 tentang

Perkawinan. Serta dengan penjelasan secara detail dari segi sosial dan Pra-

Undang-undang Perkawinan.7

Muhammad Amin Rais dalam skripsinya yang berjudul syarat poligami

dalam Undang-undang perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam menurut

pandangan ulama di Curup Kota Kabupaten Rejang Lebong Provinsi

Bengkulu. Muhammad Amin Rain menggunakan pendekatan normative

yurudis sehingga di kesimpulan menghasilkan bahwa ulama sepakat

persyaratan didalam Undang-undang ini tidak melarang poligami namun

melindungi hak-hak wanita agar tidak dilakukan sewenang-wenang, dan

memberikan informasi bahwa untuk melakukan poligami tidak mudah karena

hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu saja yang bisa melakukannya.8

7 Abdul Nasir Taufiq Attar, Poligami Ditinjau Dari Segi Agama Sosial Dan Perundang-

Undangan, Alih Bahasa oleh Chadijah Nasution, (Jakarta : Bulan Bintang, 1976).

8 Muhammad Amin Rais, Syarat Poligami dalam Undang-undang Perkawinan dan Kompilasi

Hukum Islam menurut pandangan ulama di Curup Kota Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu.

(Yogyakarta; Skripsi mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Kalijaga, 2012).

Page 25: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

7

Ma‟arif Syaifuddin dalam sekripsinya yang berjudul Poligami Menurut

Nyai-Nyai Muda Pondok Pesantren Yayasan Ali Maksum Yogyakata. Dalam

penelitian ini menggunakan pendekatan normatif-yuridis, sehingga dalam

penjelasannya bahwa nyai muda memperbolehkan poligami dengan alasan

yang mendesak seperti yang tertera dalam ndang-undang. Selain hal tersebut

terdapat alasan bahwa apabila seseorang melakukan poligami lebih membawa

kedalam maslahah daripada kemudharatan, maka hal tersebut boleh

dilaakukan.9

Azim Izzul Islami, dalam skripsinya yang berjudul Tinjauan Hukum

Islam Terhadap Pandangan Jama’ah Tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Di

Kabubaten Brebes Mengenai Poligami. Dalam penelitian ini, hukum poligami

dalam pandangan jama‟ah Tarikat Qadariyah wa Naqsabandiyah adalah mubah

(boleh), bukan sunnah (anjuran) maupun wajib (keharusan). Dalam menafsikan

Q.S. an-Nisa‟ ayat 3 bahwa poligami bukan hal yang diharamkan oleh syari‟at.

Namun, terdapat perbedaan dalam menafsirkan lafal Al-adl. Sebagian

berpendapat bahwa adil hanya sebatas materi, tidak halnya dalam hal cinta

kasih karena hal tersebut tidak wajib dilakukan oleh manusia. Sebagian yang

lain berpendapat bahwa keadilan kualitatif juga menjadi syarat yang dituntut

oleh syariat. Pandangan poligami menurut Ṫarīqah Qodiriyah dan

9 Ma‟arif Syaifuddin, Poligami Menurut Nyai-Nyai Muda Pondok Pesantren Ali Maksum

Krapyak Yogyakarta, (Yogyakarta : Fak. Syari‟ah dan Hukum UIN SUKA, 2015).

Page 26: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

8

Naqsabandiyah di Brebes sejalan dengan konsep fiqih ulama konvensional dan

secara garis besar memiliki kesamaan dengan pendapat ulama fiqih klasik10

Berdasarkan beberapa karya ilmiah diatas tentunya tidak asing lagi

dengan istilah poligami. Karya-karya ilmiah diatas memiliki kesamaan

pembahasan secara umum yakni tentang poligami namun memiliki perbedaan

dimasing-masing sudut pandang penelitiannya. Penulis dalam hal ini

menyajikan poligami dalam sudut pandang dua ormas yaitu MTA dan LDII.

Diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan perbedaan sehingga dapat

melengkapi karya-karya ilmiah sebelumnya.

E. Kerangka Teoretik

Untuk menjawab suatu pokok permasalahan dibutuhkan suatu jawaban

atas suatu masalah tersebut, namun untuk menemukan langkah atas jawaban

tersebut dibutuhkan teori, teori sangat penting untuk mengurai suatu masalah

dan mampu menjawab masalah yang ada, teori yang dianggap relevan untuk

menjawab pokok permasalahan, adalah:

1. al-Maṣhlaḥah al-Mursalah

Maslahah berasal dari kata shalaha dengan penambahan “alif” diawalnya

yang secara arti kata berarti “baik” lawan kata “buruk” atau “rusak”. Ia

adalah mashdar dengan arti kata shalâh yaitu “ manfaat” atau terlepas

10

Azim Izzul Islami, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pandangan Jama’ah Tarikat Qadiriyah

wa Naqsabandiyah Di Kabubaten Brebes Mengenai Poligami, (Yogyyakarta; Sekripsi Fak. Syari‟ah

dan Hukum UIN SUKA, 2012).

Page 27: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

9

daripadanya kerusakan”.11

Menurut Imam al-Ghazali sebagai mana

dikutip oleh Nasrun Haroen dalam bukunya Ushul Fiqih jilid 1 mashlahah

adalah mengambil manfaat dan menolak kemudaratan dalam rangka

memelihara tujuan-tujuan syara.12

Yang selaras dengan kaidah Qawā‟idul

Fiqhiyyah yaitu:

13 حلاجلب املصدرءاملفاسد مقدم على Al-Syatibi, sebagaimana dikutip oleh Amir Syarifuddin dalam

Bukunya Ushul Fiqh Jilid 2 mengatakan terjadinya mashlahah dalam

kenyataanya tergantung pada tuntunan syara kepada mashlahah. Dalam artian

dari segi tergantungnya tuntunan syara kepada mashlahah, yaitu

kemaslahatan yang merupakan tujuan dari penetapan hukum syara, Untuk

menghasilkannya Allah menuntut manusia untuk berbuat.14

Dari pandangan

diatas Ulama ushul fiqih membagi mashlahah dalam tiga macam berdasarkan

kualitas dan kepentingan yaitu:

a. Mashlahah al-Dharuriyyah

Kemashlahatan yang berhubungan dengan kebutuhan pokok umat

manusia di dunia dan di akhirat. Kemaslahatan seperti ini terbagi menjadi lima,

11

Amir Syarifudin, Ushul Fiqih Jilid 2, (Jakarta: Kencana, 2008), hlm 345.

12

Nasrun Haroen, Ushul Fiqih, cet. 1, (Jakarta: Logos Publishing House, 1996), hlm 114

13

Asjmuni A. Rahman, Qaidah-qaidah Fiqih (Qawa’idul Fiqhiyyah), (Jakarta: Bulan Bintang,

1976), hlm 76.

14

Amir Syarifudin, Ushul Fiqih Jilid 2, hlm 366.

Page 28: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

10

yaitu: memelihara Agama, memelihara jiwa, memelihara akal, memelihara

keturunan, memelihara harta.15

b. Mashlahah al-Hajiyah

Kemaslahatan yang dibutuhkan dalam menyempurnakan kemaslahatan

pokok (mendasar) sebelumnya yang berbentuk keringanan untuk

mempertahankan dan memelihara kebutuhan mendasar manusia. Misalnya,

dalam bidang ibadah diberi keringanan untuk meringkas (qashr) dan berbuka

puasa bagi orang yang sedang musafir, dalam bidang muamalah dibolehkan

berburu binatang dan memakan makanan yang baik-baik, semua ini

disyariatkan Allah untuk mendukung kebutuhan al-mashalih al-khamsah

diatas.16

c. Mashlahah al-Tahsiniyyah

Kemaslahatan yang memiliki sifat pelengkap berupa keleluasaan yang

dapat melengkapi kemaslahatan sebelumnya, misalnya dianjurkan untuk

memakan makanan yang bergizi, memakai pakaian yang bagus melakukan

ibadah-ibadah sunah untuk amalan tambahan. Ketiga kemaslahatan ini perlu

dibedakan sehingga seorang muslim dapat menentukan prioritas dalam

mengambil suatu kemaslahatan.17

15

Nasrun Haroen, Ushul Fiqih, hlm 115.

16

Ibid, hlm 116.

17

Ibid.

Page 29: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

11

Dilihat dari segi kandungan Mashlahah, ulama fiqih membaginya

kepada:

1) Mashlahah al-Ammah

Kemaslahatan yang menyangkut kepentingan orang banyak,

kemaslahatan umum itu tidak berartiuntuk kepentingan semua orang,

tetapi bisa bentuk kepentingan mayorotas umat atau kebanyakan

umat.18

2) Mashlahah al-khashshah

Kemaslahatan pribadi dalam hal ini sangat jarang sekali, seperti

kemaslahatan yang berkaitan dengan memutus hubungan perkawinan

seseorang yang dinyatakan hilang (maqfud). 19

dilihat dari keberadaan Mashlahah menurut syara terbagi

kepada tiga jenis yakni:

a) Maṣlaḥah Mu’tabarah

Adalah jenis maṣlaḥah yang keberadaannya didukung oleh

nash (Al-Qur‟an dan Sunnah) melalui bentuk ‘illat

menyebutkan bahwa hal tersebut dianggap maṣlaḥah.

Sebagai contoh fatwa „Umar bin Khaṭṭab tentang hukuman

bagi peminum minuman keras. Menurutnya, peminum

minuman keras harus didera 80 kali. Hal ini di qiyāskan dengan

18

Ibid.

19

Ibid.

Page 30: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

12

orang yang menuduh berbuat zina. Sebab jika orang sudah

mabuk, ia tidak bisa mengontrol akalnya sehingga dengan

mudah menuduh orang lain berbuat zina.20

b) Maṣlaḥah al-Muglah

Adalah jenis maṣlaḥah yang status keberadaannya ditolak

bahkan bertentangan dengan teks syari‟at. Dengan kata lain,

sesuatu yang dianggap maṣlaḥah oleh manusia, oleh teks

syari‟at menolak kemaslahatan tersebut.

Contoh seorang mufti memberikan hukuman kepada

seorang raja yang melakukan hubungan senggama disiang hari

di bulan Ramaḍan, yaitu dengan berpuasa dua bulan berturut-

turut sebagai ganti atas memerdekakan seorang budak. Menurut

mufti, memerdekakan seorang budak tidak akan membuat raja

menjadi jera, dikarenakan raja hidup berkecukupan sehingga

dengan mudah memerdekakan budak.21

Kemaslahatan yang dikemukakan oleh mufti, sekilas juga

dilihat dari pandangan manusia memang benar. Namun jika

dilihat dari teks syari‟at maka kemaslhatan tersebut

bertentangan dengan sunnah. Sunnah menyebutkan bahwa

20

Amir Syarifudin, Ushul Fiqih Jilid 2, hlm 351.

21

Ibid, hlm 353.

Page 31: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

13

adanya bentuk-bentuk hukuman bagi orang yang melakukan

hubungan senggama disiang hari dilaksanakan secara berurut.

Memerdekakan budak, jika tidak mampu maka ia melakukan

puasa dua bulan berturut-turut, jika masih tidak mampu maka

memberi makan 60 orang fakir miskin.22

c) Maṣlaḥah Mursalah

Maslahah Mursalah yaitu kemaslahatan yang keberadaannya

tidak didukung syara‟ dan tidak pula dibatalkan/ ditolak syara

melalui dalil yang rinci. Kemaslahatan dalam bentuk ini terbagi

dua yaitu:

i. Maslahah al-Gharibah yaitu kemaslahatan yang

asing, atau kemaslahatan yang sama sekali tidak

ada dukungan dari syara, baik secara rinci

maupun umum.

ii. Maslahah al-Mursalah, yaitu kemaslahatan yang

tidak didukung dalil syara atau nash yang rinci,

tetapi didukung oleh sekumpulan makna nash

(ayat atau hadis)23

22

Nasrun Haroen, Ushul Fiqih, hlm 119.

23

Ibid.

Page 32: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

14

F. Metode Penelitin

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memaparkan sebuah ide

dengan menggunakan pemaparan yang rasional dan sistematis, oleh sebab itu

pada penelitian ini, penulis menggunakan beberapa tahapan dalam

penelitiannya yakni

1. Jenis Penelitian

Jenis Penelitian lapangan (Field Risearch) yaitu sebuah

penelitian yang dilaksanakan secara intensif, terperinci dan mendalam

terhadap objek tertentu yang kemudian didukung oleh bahan-bahan

kepustakaan24

. Sumber primer yang ada dalam penelitian ini adalah

data yang didapatkan dalam penelitian lapangan yaitu dikantor pusat

MTA dan Kantor Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LDII D.I

Yogyakarta sedangkan data sekundernya merupakan data yang diambil

dari kepustakaan atau hal yang berhubungan dengan masalah yang

diteliti.

2. Sifat Penelitian

Sifat dari penelitian ini adalah deskriptif-komparatif. Deskriptif

adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu

obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

pada masa sekarang. Yang tujuannya adalah membuat deskripsi,

24

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek,(Jakarta: Rineka Cipta,

1998), hlm, 11.

Page 33: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

15

gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang

diselidiki.25

Dalam hal ini adalah tentang poligami. Komparatif adalah

penelitian yang ingin mencari jawab secara mendasar tentang sebab

akibat, dengan menganalisa faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun

munculnya suatu fenomena tertentu.26

Dalam hal ini peneliti

membandingkan hukum poligami antara ormas MTA dan LDII.

a. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah, pemimpin Ormas,

tokoh, ulama MTA dan LDII Adapun yang menjadi obyek dari

penelitian ini adalah pandangan poligami menurut ormas MTA

dan LDII.

b. Pendekatan Masalah

Pendekatan dalam penelitian ini, menggunakan pendekatan

normatif-yuridis dan Ushul Fikih. Pendekatan normatif-yuridis

adalah pendekatan terhadap suatu masalah berdasar yang ada

pada Alquran dan Hadis serta undang-undang yang berlaku, dan

Ushul Fikih adalah pendekatan melalui kaidah-kaidah Ushul

Fiqih yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dan juga

penggunaan dalil.

25

Moh. Nasir, Metode Penelitian, (Bogor : Gralia Indonesia, 2011), hlm 54

26

Ibid, hlm 58

Page 34: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

16

3. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer

1) Observasi

Observasi adalah suatu cara untuk mengadakan

penilaian dengan cara melakukan pengamatan secara

langsung dan sistematis, data yang sudah didapatkan akan

dicatat dalam catatan observasi.27

Penulis akan medatangi

langsung lokasi penelitian, dan memahami metode

penetapan hukum poligami dan konsep poligami tersebut.

2) Wawancara atau Interview

Suatu proses untuk memperoleh keterangan

untuk tujuan penelitian dengan metode Tanya jawab,

dengan cara bertatap muka antara si penanya atau

pewawancara dengan si penjawab atau responden

dengan pengunaan alat yang dinamakan Interview guide

(Pedoman Wawancara)28

dalam penelitian ini penyusun

akan mewawancarai pemimpin atau tokoh Ulama dari

masing-masing ormas MTA dan LDII.

27

Tukiran taniredja dan Hidayati Mustafidah Penelitian Kusalitatif (sebuah pengantar),

(Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 47.

28 Moh. Nazir, Metode Penelitian…,hlm. 193-194

Page 35: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

17

b. Data Sekunder

Data sekunder atau data yang mendukung penelitian ini,

yaitu bersumber dari buku-buku, jurnar, Koran, manuskrip dan

literatur-literatur yang berkaitan dengan penelitian ini.

G. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah kajian dan pembahasan dalam penelitian ini,

penulis membaginya dengan menjadi beberapa bab dengan bahasan sebagai

berikut :

BAB I, Menjelaskan tentang latar belakang masalah, pokok masalah, tujuan

dan kegunaan, telaah pustaka, kerangka teori, metode penelitian dan

sistematika pembahasan.

BAB II, merupakan tinjauan umum tentang poligami mencangkup pengertian,

dasar hukum, syarat dan prosedur poligami dalam di Indonesia, pernikahan

poligami Rosulullah Saw, dan pandangan poligami menurut ulama.

BAB III, sejarah, pandangan hukum, konsep dan metode ijtihad hukum

poligami menurut MTA dan LDII.

BAB IV, merupakan analisis Mashlahah Murasalah terhadap pandangan

hukum poligami MTA dan LDII.

Page 36: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

18

BAB V, merupakan penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.

Kesimpilan merupakan jawaban dari pokok masalahan yang dikaji dalam

penelitian ini, selain itu saran-saran serta masukan yang ada dapat diajukan

sebagai suatu rekomendasi lebih lanjut, serta dapat bermanfaat bagi penyusun

sendiri dan bagi pembaca yang lain.

Page 37: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

80

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini yang telah dibahas pada bab-bab

sebelumnya, dalam bab ini penyusun akan memaparkan tiga

kesimpulan antara lain yaitu:

1. Hukum poligami menurut MTA adalah diperbolehkan (Mubah)

dan menurut LDII adalah Sunnah, terlepas dari hukum tersebut

bahwa poligami sebenarnya banyak mendatangkan manfaat jika

dilakukan dengan baik dan benar. Selanjutnya juga dijelaskan

jika istri tidak bisa memberikan keturunan, cacat badan

padahal suami menginginkan hal itu saat itu suami

diperkenankan untuk berpoligami, karena itu hak untuk

menikah lagi dengan wanita lain, walaupun sebenarnya ia tahu

istrinya tidak sehat, itu artinya bukan suami tidak empati

terhadapnya, akan tetapi jika dibiarkan berlarut-larut maka akan

menimbulkan kerusakan yang lebih besar, seperti, perzinahan

dengan wanita lain, nikah dengan sembunyi-sembunyi, bahkan

sampai pada perceraian. seharusnya istri lebih memahami atas

kekurangan dan menerima bisa jadi dengan poligami istri yang

kurang fit bisa lebih terurus dan diperhatikan, Selain itu

Page 38: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

81

poligami juga menjadi bukti bahwa jika yang dinikahi adalah

janda ataupun gadis yang sudah waktunya menikah tetapi belum

menikah, hal tersebut menjadi sebuah penolong dan

mengentaskan dari kenestapaan dan kesendiriannya,

mengangkat derajat baik suami maupun istri di tengah

masyarakat jika dilakukan dengan cara yang baik. Dan poligami

menjadi jalan tengah yang cerdas. Akan tetapi prinsip islam

pada dasarnya adalah monogami dan tidak ada satu istri pun

didunia ini yang mau di madu, jika tidak ada keadaan yang

benar-benar darurat.

2. Metode ijtihad hukum poligami yang dilakukan oleh MTA

dikembalikan lagi ke al-Qur’an dan as-Sunnah. Karena

poligami bukanlah sesuatu hal yang dilarang oleh allah SWT,

melainkan sesuatu yang diperbolehkan asalkan sesuai dengan

syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi, hal ini disandarkan

pada kisah ghailan bin salamah masuk Islam, yang memiliki 10

istri, maka nabi SAW bersabda kepadanya, Pilihlah empat

diantara mereka. (HR. Ibnu Majah Juz 1, hal. 628 No. 1 1953).

Hal yang paling penting adalah suami mampu berbuat adil

terhadap istri-istrinya baik secara lahir maupun batin, dan

menikah dengan cara yang baik atau terang-terangan.

Sedangkan menurut LDII dalam menentukan hukum poligami

Page 39: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

82

dengan melihat tiga cara yaitu fahmul al muskilah al

qaimah,yaitu memahami fenomena sosial yang ada, apakah

poligami itu lebih mendatangkan maslahah atau kemadharatan

bagi keluarga, dan keberlangsungan kehidupan selanjutnya.

fahmul an-nushu asy-syar’I, yaitu memahami nash atau dalil

syar’i dalam al-Qur’an dan al hadis. dan pengambilan Hukum,

apakah itu termasuk sunnah, haram, mubah, makruh DLL

dengan berdasarkan Alquran dan Hadis.

3. Persamaan pandangan Majelis Tafsir Alquran dan Lembaga

Dakwah Islam Indonesia tentang hukum poligami adalah:

Didasarkan kepada Alquran dan Sunnah, Dasar hukum Alquran

dan Sunnah, Mampu berlaku adil menjadi syarat utama, Mampu

bertanggungjawab, Tidak menekankan kreteria calon istri

(gadis,janda dll) tetapi lebih ditekankan pada kefahaman

agamanya, Bisa menjadi pemimpin keluarga yang baik,

Poligami didasarkan pada ilmu agama bukan nafsu, Dilakukan

dengan cara yang baik dan yang terakhir Mematuhi UUP No. 1

Tahun 1974. Perbedaannya adalah pandangan Hukum poligami

menurut MTA adalah diperbolehkan (Mubah) sedangkan

menurut LDII Sunnah, MTA tidak dianjurkan izin istri, LDII

dianjurkan izin istri, sesiapan diri yang baik menjadi salah satu

tuntutan dari MTA sedangkan kefahaman ilmu ditekankan oleh

Page 40: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

83

LDII, konsultasi dengan Pimpinan Pusat lebih dianjurkan oleh

MTA dan LDII tidak.

Dari persamaan dan perbedaan diatas dapat kita simpulkan

bahwa selain peraturan dari pemerintah yang mengatur begitu

ketatnya tentang poligami, di dalam Ormas MTA dan LDII pun

juga menekankan hal demikian sehingga poligami benar-benar

digunakan sesuai dengan kebutuhan bukan karna nafsu saja,

karna madharatnya lebih banyak dari pada mendatangkan

manfaat sehingga konsep dan tujuan pernikahan itu tidak

tercapai.

B. Saran-Saran

Setelah kesimpulan di atas, penulis juga ingin memberikan saran-

saran kepada semua pihak yang terkait dalam permasalahan ini:

Kepada suami yang ingin melakukan poligami agar jangan

terlalu cepat mengambil keputusan untuk berpoligami, karena syarat

utama berpoligami tidak hanya berbuat adil terhadap istri, akan tetapi

harus mencukupi kebutuhan istri baik secara lahir dan batin. Oleh

karena itu jika tidak benar-benar dalam keadaan darurat maka

monogami adalah solusi menciptakan keluarga yang sakinah, mawadah

dan warahmah. Poligami adalah jalan alternatif ketika istri dalam

keadaan mandul, penyakit yang tidak bisa disembuhkan hal itu suami

Page 41: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

84

boleh memilih jalan untuk berpoligami, dengan catatan

dimusyawarahkan dengan istri pertama, supaya adanya keterbukaan

didalam sebuah hubungan keluarga.

Penyusun berpesan dalam penelitian singkat ini bahwasannya

monogami adalah kunci sukses berkeluarga, jika ingin berpoligami hal

itu hanya dijadikan sebagai pintu darurat yang hanya bisa dipakai

dalam keadaan darurat saja. Oleh karena itu jangan pernah melukai hati

seorang istri yang tulus menyayangi kita, karna pada dasarnya tidak ada

seorang wanitapun didunia ini yang menginginkan suaminya dibagi

dengan perempuan lain.

Page 42: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

85

DAFTAR PUSTAKA

A. Alquran & Hadis

Dawud, Abu, Sunan Abi Dāwud, Beirut al-Maktabah al-„Aṣriyyah, tt.

Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahannya, Bandung: Syamil

Quran, 2009.

Mājah, Ibnu, Sunan Ibni Mājah, ttp: Dār Ihyā‟i al-Kutub al-„Arabiyyah, tt.

Malik Bin Anas, Al-Muwatha, Beirut: Dar al- Kutub al- Ilmiyyah, 2014.

B. Fikih & Ushul Fikih

A Wahid, Wawan Gunawan, “Ghazwul Al-fikri dalam Munas Tarjih ke-27?,”

Suara Muhamadiyah, November 2010.

A Wahid, Wawan Gunawan, “Memposisikan Poligami Sebagai Darurat

Sosial,” Suara Muhamadiyah, November 2009.

A Wahid, Wawan Gunawan, “Menimbang Kembali Poligami”, Jurnal Tarjih,

Vol. 11:1, Oktober 2013.

Ali , Zainudin, Hukum Perdata Islam di Indonesia, Jakarta: Sinar Grafika,

2006.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: suatu pendekatan Praktek, Jakarta:

Rineka Cipta, 1998.

Attar, Abdul Nasir Taufiq. Poligami Ditinjau Dari Segi Agama Sosial Dan

Perundang-Undangan, Alih Bahasaoleh Chadijah Nasution, Jakarta :

Bulan Bintang, 1976.

Page 43: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

86

Doi, Abdur Rahman I. Karakteristik Hukum Islam Dan Perkawinan (Syari’ah

I), alih bahasa zaimudin Rusydi Sulaiman, cet. Ke-I Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 1996.

Fahmie, Anshori, Siapa Bilang Poligami Itu Sunnah? Membongkar salah

kaprah poligami, kiat dan solusi agar suami tak poligami, Jakarta:

Pustaka IIMaN, 2007.

Haroen , Nasrun,, Ushul Fikih: Jakarta: Logos, 1996.

Hidayatulloh, Haris. Adil Dalam Poligami Perspektif Ibnu Hazm, “Religi:

Jurnal Studi Islam, Vol. 6:2 (Oktober 2015.

Islami, Azim Izzul Tinjauan Hukum Islam Terhadap PANdangan Jama’ah

Tarikat Qadiriyah wa Naqsabandiyah Di Kabubaten Brebes Mengenai

Poligami, Yogyyakarta: Sekripsi Fak. Syari‟ah dan Hukum UIN

SUKA, 2012.

Khallaf, Abdul Wahab, Kaidah-kaidah Hukum Islam: Ikmu Ushul Fikih,

Terjemahan, Noer Iskandar al-Barsany, Dkk. Jakarta: Rajawali, 1989.

Kisyik, Abdul Hamid. Hikmah Perkawinan Rosulullah SAW: Mengapa Islam

Membolehkan Poligami, Al-Bayan (Kelompok Penerbit Mizan), 1995.

Mubarak, Ma‟arif Syaifuddin, Poligami Menurut Nyai-Nyai Muda Pondok

Pesantren Ali Maksum Krapyak Yogyakarta, Yogyakarta:

Fak.Syari‟ah dan Hukum UIN SUKA, 2015.

Mubarak, Saiful Islam Poligami antara PRO dan KONTRA, Bandung: syamil,

2007.

Nasution, Khiruddin. Riba dan Poligami : Studi Atas Pemikiran Muhammad

Abduh, cet. Ke-1, Yogyakarta : Putaka Pelajar & ACdeMIA, 1996.

Page 44: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

87

Nasution, Khoirudin. Hukum Perdata (Keluarga) Islam Indonesia Dan

Perbandingan Hukum Perkawinan Di Dunia Muslim Dengan

Pendekatan Integratif Interkonektif, Yogyakarta; ACAdeMIA dan

TAZZAFA,2009.

PDF, Brosur Pengajian Ahad Pagi, Rosulullah SAW suri tauladan yang baik

(ke-87) Tentang Nikah (11) Brosur No. : 1605/1645/IA.

Rahman , Asjmuni A. Qaidah-qaidah Fiqih (Qawa’idul Fighiyyah), (Jakarta:

Bulan Bintang, 1976.

Rahmaniyah, Inayah dan Moh. Sodik, (ed), Menyoal Keadilan Dalam

Poligami, cet. IV, Yogyakarta: PSW Sunan Kalijaga dan TAF, the

Asia Foundation, 2009.

Rais, Muhammad Amien. “Syarat Poligami Dalam Undang-Undang

Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam Menurut Pandangan Para

Ulama Di Curup Kota Kabupaten Rajang Lebong Provinsi

Bengkulu,”Skripsi Mahasiswa Fakultas Syari‟ah dan Hukum UIN

Sunan Kalijaga 2012.

Setiawan, Ari, Implementasi Pologami Menurut Jamaah LDII Ditinjau Dari

Hukum Islam Dan Hukum Positif (Studi Kasus Didesa Tunas Asri Kec.

Tulang Bawangtengah Kab. Tulang Bawang Barat), UIN Raden Intan,

Syariah dan hukum; 2017.

Syarifudin, Amir, Ushul Fikih, Jakarta: Kencana, 2009.

Tihami, H.M.A. dan Sohari Sahrani, Fiqih Munakahat Kajian Fikih Nikah

Lengkap, cet. II. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2010.

Page 45: STUDI KOMPARASI PANDANGAN MAJELIS TAFSIR AL …digilib.uin-suka.ac.id/34629/1/14360044_BABI_ V_ Daftar Pustaka.pdfMAJELIS TAFSIR AL-QURAN (MTA) DAN LEMBAGA DAKWAH ISLAM INDONESIA (LDII)

88

Zein, M. Ma‟shum, Menguasai Ilmu Ushul Fiqih: Apa dan Bagaimana

Hukum Islam disarikan Dari Sumber-sumbernya, LKIS; Yogyakarta,

2013.

C. Lain-lain

Nazir, Moh., Metode Penelitian, Bogor: Gralia Indonesia, 2011.

Taniredja, Tukiran dan Hidayati Mustafidah, Penelitian Kualitatif (Sebuah

Pengantar), Bandung: Alfabeta, 2012.

D. Undang-undang

Intruksi Presiden No. 1 Tahun 1991, Kompilasi Hukum Islam

Peraturan Pemerintah No. 5 Tahun 1975 Tentang pelaksanaan Undang-

undangn No. 1 Tahun 1974.

Undang-undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan.