MAKALAH TAFSIR

31
M. Mustahal Lalah Paloh, 27 Juni 1990 Klampis Bangkalan Abu Yazid Sumenep, 20 Mei 1990 Galaman Desa Padangdangan Kec. Pesongsongan Sumenep Ahmad Muhtarozi Tegal, 29 Agustus 1994 Ds. Padasari Kec. Jatinegara Kab. Tegal Jawa Tengah Budi Al Ashad Bojonegoro, 16 Desember 1985 Dusun Kayen Kayangan Diwek Jombang Riwayat Hidup Kelompok II

description

Disajikan pada diskusi Mahasiswa Forum MQ

Transcript of MAKALAH TAFSIR

Page 1: MAKALAH TAFSIR

M. Mustahal LalahPaloh, 27 Juni 1990Klampis Bangkalan

Abu YazidSumenep, 20 Mei 1990Galaman Desa Padangdangan Kec. Pesongsongan Sumenep

Ahmad MuhtaroziTegal, 29 Agustus 1994Ds. Padasari Kec. Jatinegara Kab. Tegal Jawa Tengah

Budi Al AshadBojonegoro, 16 Desember 1985Dusun Kayen Kayangan Diwek Jombang

Riwayat Hidup Kelompok II

Page 2: MAKALAH TAFSIR

REINTERPRETASI MUSTAHIQ

Dipresentasikan dalam forum kajian ilmiah tafsir Al Quran yang diasuh oleh DR. K. H. A. Musta’in Syafi’i, M.Ag

Ahad, 27 Maret 2016

Page 3: MAKALAH TAFSIR

Ditinjau dari segi bahasazakat berarti tumbuh, suci dan berkah (Sabiq, 1982:5)

Menurut Wahbah Zuhaily zakat berarti berkembang dan bertambah

Orang Arab mengatakan zakaa al-zar’u, artinya tanaman itu berkembang dan bertambah, atau zakat al-nafaqatu yang berarti ketika nafkah itu diberkati. Kata zakat juga dapat diartikan dengan arti suci.

Page 4: MAKALAH TAFSIR

Secara terminologi zakat mempunyai arti mengeluarkan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah dan diserahkan kepada orang-orang yang berhak

Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut dengan zakat, karena yang dikeluarkan itu bertambah banyak, lebih berarti dan melindungi kekayaan dari kebinasaan (Abdul Hasan Al Wahid dalam Qardhawi, 2004: 34)

Page 5: MAKALAH TAFSIR

اسم صريح ألخذ شيء مخصوص ، من مال مخصوص ، على أوصاف مخصوصة

لطائفة مخصوصة“zakat adalah sebutan untuk pengambilan tertentu dari harta yang tertentu menurut sifat-sifat yang tertentu untuk diberikan kepada golongan yang tertentu” (Al Mawardi, tt: 135)

Menurut Al Mawardi dalam kitab Al Hawi disebutkan pengertian zakat

Page 6: MAKALAH TAFSIR

Zakat dalam Alquran disebutkan dalam istilah yang berbeda-beda- shadaqah (Q. S. At Taubah:

104), - al-Haq (Q. S. Al An’am: 141), - nafaqah (Q. S. At Taubah: 34),

Semua kata tersebut mempunyai arti satu yakni zakat, namun demikian yang berkembang saat ini dalam masyarakat Islam, hanya kata zakat yang dipakai untuk istilah shadaqah wajib tersebut dan shadaqah untuk shadaqah yang bersifat sunnah (As Siddieqiyy, 1999: 8).

Page 7: MAKALAH TAFSIR

Perbedaan zakat, infaq dan sadaqah secara gamblang dijelaskan oleh Didin

Hafidhuddinzakat merupakan sejumlah harta yang wajib dikeluarkan dengan beberapa persyaratan, misalnya nishabinfaq berarti mengeluarkan sebagian dari harta atau pendapatan untuk suatu kepentingan yang diperintahkan oleh Islam

Jika zakat ada nishabnya sedang infaq tidak mengenal nishab. Infaq dikeluarkan oleh setiap orang yang beriman, baik yang berpenghasilan tinggi maupun rendah. Jika zakat harus diberikan kepada mustahiq, maka infaq boleh diberikan kepada siapa saja. Perbedaan keduanya terletak pada adanya persyaratan tertentu.

sadaqah pengertiannya secara garis besar sama dengan infaq termasuk juga hukum dan ketentuannya, hanya saja jika infaq berkaitan dengan materi, sedangkan sadaqah lebih luas dari itu termasuk menyangkut hal-hal imaterial

Page 8: MAKALAH TAFSIR

Zakat telah diwajibkan oleh Allah swt, sejak awal-awal datangnya Islam, jauh sebelum nabi Muhammad saw hijrah ke Madinah. Namun zakat pada masa itu hanya diwajibkan tanpa ditentukan kadarnya dan tidak dijelaskan dengan rinci jenis harta apa saja yang harus dizakati. ketentuan agama pada waktu itu hanya bersifat mewajibkan zakat, persoalan jumlah zakat yang harus dikeluarkan diserahkan kepada kemauan dan keridhaan para orang Islam sendiri. Keadaan seperti ini berlangsung hingga tahun kedua hijriyah. Setelah abad kedua hijriyah bertepatan dengan tahun 623 M, Islam menentukan harta-harta yang wajib dizakati dan komposisinya masing-masing (As-Shiddieqy, 1999: 10-11).

Wahbah Zuahily menjelaskan, diwajibkannya zakat adalah pada bulan Syawal tahun kedua hijriyah, setelah diwajibkannya puasa Ramadhan dan zakat fitrah:

وفرضت في المدينة في شوال السنة الثانية من الهجرة بعد فرض رمضان وزكاة الفطر. والتجب على

األنبياء اجماعا. ألن الزكاة لمن عساه ان يتندس. واألنبياء مبرورون منه

(Zuhaily, 1989: 733).“zakat diwajibkan di Madinah pada bulan Syawal tahun kedua hijriyah sesudah diwajibkannya puasa Ramadhan dan zakat fitrah. Berdasarkan ijma’ , zakat tidak diwajibkan atas para nabi sebab zakat bertujuan sebagai penyucian untuk orang-orang berdosa, sementara para nabi terbebas dari hal tersebut”

Page 9: MAKALAH TAFSIR

 Dalam ayat lain disebutkan: بات ما كسبتم ذين آمنوا أنفقوا من طي ها ال يا أي

)267ومما أخرجنا لكم من األرض...(البقرة:

“hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usaha kalian yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kalian” (Depag RI, 2002: 56)

Adapun dasar wajibnya mengeluarkan zakat adalah firman Allah swt: 

يهم بها... خذ من أموالهم صدقة تطهرهم وتزك)103(التوبة:

 “ambillah zakat dari sebagian

harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan menyucikan mereka...(Depag RI, 2002:273).

Page 10: MAKALAH TAFSIR

Golongan yang berhak menerima zakat

ما الصدقات للفقراء إنوالمساكين والعاملين عليها

فة قلوبهم وفي والمؤلقاب والغارمين وفي الربيل ه وابن الس سبيل الل

ه عليم فريضة ه والل من اللحكيم

Siapa yang dimaksud dengan: - الفقر?اء

- المساكين

- ?- ?- ?

Page 11: MAKALAH TAFSIR

Pemuka ahli tafsir Thabari berpendapat, bahwa yang dimaksud dengan fakir adalah orang yang benar-benar mendesak dalam kebutuhannya, tapi ia dapat menjaga diri dari meminta-minta

Pendapat Ulama tentang fakir dan Miskin

Mengenai siapa yang dimaksud dengan fakir dan siapa yang masuk kategori miskin?

Abu Yusuuf pengikut Abu Hanifah dan Ibn Al Qasim pengikut Malik berpendapat bahwa kedua golongan itu sama.Tetapi pendapat jumhur ulama justru berbeda. Apalagi antara ulama tafsir dengan ulama fiqih berbeda dalam menentukan secara definitif arti kedua kata tersebut

Adapun yang dimaksud dengan miskin adalah orang yang benar-benar mendesak dalam kebutuhannya, tapi ia meminta-minta kepada orang lain

Page 12: MAKALAH TAFSIR

Madzhab Syafi’I berpendapat yang dimaksud dengan fakir adalah orang yang tidak berharta, tidak dapat memenuhi keperluan dan tidak sanggup berusaha juga tidak mempunyai pekerjaan. Sedangkan miskin itu keadaannya lebih baik dibandingkan dengan fakir

Menurut madzhab Abu Hanifah, fakir adalah orang yang tidak cukup senishab hartanya, dan miskin itu adalah orang yang lebih buruk keadaannya dibandingkan dengan fakir

Page 13: MAKALAH TAFSIR

3. Mereka yang mempunyai harta dan usaha yang hanya dapat mencukupi separuh atau lebih dari kebutuhan untuk dirinya dan keluarganya, tetapi tidak semua kebutuhan

Analisa penulis tentang fakir dan miskin:Dari beberapa pendapat yang penulis kemukakan di atas, penulis dapat memberi kesimpulan mengenai fakir dan miskin yang berhak mendapatkan zakat adalah:

1. Mereka yang tidak mempunyai harta dan usaha sama sekali

2. Mereka yang mempunyai harta dan mempunyai usaha tapi penghasilannya tidak mencukupi untuk dirinya sendiri juga keluarganya, dengan arti lain penghasilannya masih di bawah standart dari ukuran kebutuhan.

Page 14: MAKALAH TAFSIR

Kata عليها memberi

kesan bahwa para

pengelola itu melakukan kegiatan

mereka dengan

sungguh-sungguh dan

mengakibatkan

keletihan

Ini karena kata على

mengandung

makna penguasaan dan

kemantapan atas

sesuatu

Mengenai bagian dari zakat untuk para amil menurut Imam Syafi’i adalah seperdelapan

sementara Imam

Malik berpendapat

bahwa bagian

mereka disesuaikan

dengan beban kerja

mereka

Ada pendapat yang lebih baik, yaitu para amil digaji tidak diambilkan dari hasil zakat yang terkumpul, tapi dari kas negara.

Bahasan para pakar hukum selanjutnya menyangkut عليها (para pengelolanya) العاملين

Namun yang jelas, mereka adalah yang melakukan pengelolaan terhadap zakat, baik mengumpulkan, menentukan, siapa yang berhak, mencari mereka, maupun membagi dan mengantarnya kepada mereka

Page 15: MAKALAH TAFSIR

Analisa PenulisRealita yang terjadi pada masyarakat (terutama masyarakat pedesaan) saat ini adalah, mereka masih membayarkan zakat, baik zakat fitrah maupun zakat mal dengan sistem pembayaran informal

Artinya, walaupun hampir pada setiap desa sudah terbentuk amil zakat, masyarakat masih membayarkan zakatnya langsung kepada para kiyai, guru, fakir miskin tanpa melalui amil zakat yang sudah terbentuk

Hal ini menjadi sebuah dilematis tersendiri bagi muslim Indonesia, dikarenakan tujuan dari zakat adalah untuk mensejahterakan umat, akan tetapi kalau sistem pembayaran zakat belum terakomodir dengan baik, maka tujuan zakat selama ini hanya sebagian orang saja yang bisa merasakan.

Page 16: MAKALAH TAFSIR

N

OPenerimaan Zakat Dalam rupiah

1 Bulan Desember 2013Rp.

3.279.627.462.84

2 Bulan Desember 2014Rp.

6.318.769.952.83

3 Bulan Juni 2015Rp.

8.472.132.008.90

Didin Hafidhuddin selaku ketua Baznas menyatakan hasil pendapatan zakat pada setiap tahunnya ada kenaikan yang cukup signifikan, tetapi kenaikan tersebut belum termasuk hitungan zakat pada masyarakat pedesaan, hal ini disebabkan masyarakat cenderung membayarkan zakatnya secara informal (laporan Baznas 2015).

Sumber: pusat.baznas

Tabel

Page 17: MAKALAH TAFSIR

Undang-undang Pengelolaan ZakatDi Indonesia, organisasi pengelola zakat diatur

sepenuhnya melalui undang-undang No. 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat

Pada bab II pasal 5 dinyatakan: 1). Untuk melaksanakan pengelolaan zakat, pemerintah membentuk BAZNAS, kemudian pada 16 berbunyi:BAZNAS merupakan lembaga yang berwenang melakukan tugas pengelolaan zakat secara nasional.

Page 18: MAKALAH TAFSIR

Siapa قلوبهم ? المؤلفةقلوبهم yang) المؤلفة

dijinakkan hati mereka). Ada sekian macam yang dapat ditampung oleh kelompok ini. Garis besarnya dapat dibagi menjadi dua. Pertama orang kafir, dan kedua adalah muslim

1. Orang kafir yang ada kecenderungan untuk masuk agama Islam, maka mereka diberi zakat supaya mantap hatinya untuk masuk Islam.

2. Orang yang telah masuk Islam dan naitnya cukup kuat, dan ia terkemuka di kalangan kaumnya, di diberi zakat dengan harapan kawan-kawannya akan tertarik masuk Islam.

3. Muallaf yang dapat membendung kejahatan kaum kafir di sampingnya 4. Muallaf yang dapat membendung

kejahatan orang yang membangkang membayar zakat.

Page 19: MAKALAH TAFSIR

Bila ‘illah itu ada, ketetapan hukum itu berlaku, bila tidak ada, ketetapan itu gugur. Adapun ‘illah dalam pemberian kepada al muallafah adalah kebutuhan Islam yang pada masa Nabi kekuatannya masih belum sekuat masa Umar.

Analisa penulis tentang فة المؤل Betapapun ulama sepakat bahwaقلوبهم

sebagian kelompok atau jenis yang pernah diberikan sesuatu oleh Rasulullah saw, baik dari sumber zakat maupun yang lain, kini tidak diberi lagi dengan alasan bahwa Islam sudah cukup kuat dan tidak membutuhkan mereka

Yang pertama mencetuskan untuk tidak memberikan zakat kepada non muslim adalah sayyidina Umar bin Khattab, walaupun demikian beliau sama sekali tidak pernah bertentangan dengan nash Al Qur an, tetapi dengan alasan bahwa motif untuk memberinya tidak ada lagi. Memang yang mengharapkan masih banyak, tetapi hal itu bersyarat antara lain bahwa Islam membutuhkan mereka

Kemudian, pada saat Islam sudah kuat, tidak lagi membutuhkan mereka, gugurlah ketetapan hukum itu. Hal ini berdasarkan kaidah ushul fiqh yang menyatakan bahwa ketetapan hukum selalu berkaitan dengan ‘illah (motif yang terukur)

Page 20: MAKALAH TAFSIR

Masih menurut Wahbah, budak yang dimerdekakan adalah budak mukatab yang beragama Islam, sedangkan perbudakan sendiri sudah dihapus dari permukaan bumi setelah dilaksanakannya konferensi dunia pada tahun 1952.

قاب الر في?para mufassir sepakat

bahwa yang dimaksud pada kata riqab pada ayat ini adalah budak mukatab

Wahbah Zuhaili berpendapat, huruf fi bermakna li, yang berarti menunjukkan “untuk memerdekakan budak”, bukan untuk budaknya itu sendiri

Page 21: MAKALAH TAFSIR

Analisa penulis tentang فيقاب Bahkan, para tenaga kerja yang الر

diikat kontrak dengan suatu perusahaan, yang dengan alasan-alasan yang dapat dibenarkan harus membatalkan kontraknya secara sepihak, sedangkan pemilik perusahaan enggan membatalkan kecuali dengan ganti rugi, dapat juga mendapatkan bantuan dari zakat

Sementara para ulama terdahulu memahami kata ini dengan arti hamba sahaya yang sedang dalam proses memerdekakan dirinya atau yang diistilahkan dengan mukatib

Ulama kontemporer memperluas makna kata ini. Wilayah-wilayah yang sedang diduduki oleh musuh atau dijajah, masyarakatnya serupa dengan hamba sahaya bahkan boleh jadi keadaan mereka lebih parah

Begitu juga tenaga kerja Indonesia yang mengalami siksaan dari majikannya pada negara-negara tertentu, mereka juga berhak untuk mendapatkan zakat.

Page 22: MAKALAH TAFSIR

Lebih jelasnya, At Thabari memberikan kriterian gharimiin pada ayat ini sebagai berikut:

قال، أحمد أبو حدثنا قال، إسحاق بن أحمد حدثنامجاهد عن األسود، بن عثمان عن سفيان، حدثنا

" السيل: " يصيبه أو بيته، احترق من ، الغارمون قالالغارمين من فهذا عياله، على ويدان متاعه، فيذهب

الغارمينAt Thabari dalam tafsirnya mengemukakan bahwa gharimin di sini berarti orang-orang yang berhutang bukan untuk kemaksiatan, kemudian mereka tidak bisa membayar hutang

yang dimaksud engan “al gharimun” adalah orang yang terbakar rumahnya, atau orang yang terkena pemutusan hubungan kerja sehingga hilang mata pencahariannya, atau berhutang untuk menghidupi keluarganya, maka demikianlah termasuk “orang-orang yang berhutang”

Page 23: MAKALAH TAFSIR

Ulama lain membolehkannya, bagi siapa saja yang telah menggal dunia untuk dibayarkan hutangnya dari uang zakat jika ia tidak meninggalkan harta warisan

Ulama berbeda pendapat tentang orang yang meninggal dunia dan meninggalkan hutangapakah dapat diambilkan dari bagian al gharimin atau tidak

Abu Hanifah tidak membenarkan, bahkan beliau mensyaratkan pemberian bantuan dari zakat bagi yang berhutang hanyalah siapa yang terancam dipenjara bila tidak membayarnya

Page 24: MAKALAH TAFSIR

Menurut penulis, penjelasan yang sudah dijelaskan di atas, sampai hari ini masih sesuai dengan kondisi kekinian

Dari penjelasan di atas, para ulama memberikan persyaratan dalam lilitan hutang, seperti; hutangnya bukan untuk kemaksiatan, hutangnya bukan untuk berfoya-foya dalam hidup

Page 25: MAKALAH TAFSIR

Dalam tafsir Marah Labid dijelaskan, Al Qaffal menukil dari beberapa pendapat sebagian fuqaha bahwa memberikan zakat terhadap segala macam bentuk kebaikan, seperti mengkafani mayat, untuk memeriahkan Masjid adalah termasuk fi sabilillah, karena firman Allah swt (fi sabilillah) adalah ‘am (umum)

سبيل في dipahami oleh mayoritasالله

ulama dalam arti para pejuang yang terlibat dalam perang, baik keterlibatannya langsung maupun hanya di balik layar

Termasuk di dalamnya, pembelian senjata, pembangunan benteng, dan lain-lain yang berhubungan dengan pertahanan negara. Ada juga yang berpendapat bahwa termasuk pula dalam kelompok ini jamaah haji atau jamaah umrah

Page 26: MAKALAH TAFSIR

Akan tetapi yang perlu diperhatikan adalah, zakat yang diberikan untuk sebuah kelompok masyarakat seperti partai politik yang notabene tidak mempunyai program menegakkan agama Allah maka penulis berpendapat tidak boleh.

Analisa PenulisDari beberapa ulama kontemporer memasukkan dalam kelompok ini (fi sabilillah) ke semua kegiatan sosial, baik yang dikelola oleh perorangan maupun organisasi Islam seperti untuk pembangunan Masjid, Rumah Sakit dan lain-lain

Page 27: MAKALAH TAFSIR

Bahkan Sayyid Sabiq menyatakan bahwa para ulama sepakat; musafir yang terputus dari negerinya diberi zakat, dengan syarat bepergian dalam rangka ketaatan kepada Allah swt atau tidak untuk maksiat.

ابن بيل secara harfiyah berartiالس

anak jalananpara ulama terdahulu memahaminya dalam arti siapapun yang kehabisan bekal dan dia sedang dalam perjalanan, walaupun dia kaya di negerinya

Sedangkan anak-anak yang di jalanan tidak termasuk dalam kelompok ini, karena mereka masuk kelompok fakir miskin

Menurut golongan Syafi’iyah Ibn Sabil terbagi menjadi dua;

yakni orang yang mau bepergian dan orang yang sedang bepergian

Keduanya berhak minta bagian zakat, meski ada orang yang menghutanginya dengan cukup dan di negerinya sendiri mempunyai harta

Menurut Malik dan Ahmad, Ibn Sabil yang berhak menerima zakat adalah khusus bagi musafir yang di tengah perjalanan, bukan orang yang mau bepergian

Page 28: MAKALAH TAFSIR

Analisa PenulisPenjelasan para ulama

mengenai Ibn Sabil antara satu pendapat dengan pendapat yang lain saling melengkapi

Penulis sendiri dapat menambahkan, niat seseorang ketika sebelum melakukan perjalanan ada kalanya niat baik, tetapi ketika di tengah perjalanan ternyata melenceng dari niat baiknya, maka kejadian demikian tidak termasuk Ibn Sabil. Wallahu a’lam...

Page 29: MAKALAH TAFSIR

Akhir kata, pastinya sebagai manusia biasa dalam tulisan ini masih banyak terjadi kesalahan dan kekurangan. Dan dari kekurangan ini semoga kedepannya menjadi lebih baik. John C. Macwell bependapat “kesalahan terbesar yang mungkin diperbuat seseorang adalah mereka yang tidak berbuat apa-apa”. Apa yang disampaikan John C. Maxwell memperkuat Qaidah Fiqh “ma la yudraku kulluh la yutraku kulluh”

PENUTUP SIMPULAN

Dari pelbagai penjelasan di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa tafsiran ayat mustahiq zakat terdapat perlusan makna. Perluasan yang masih dalam konteks dari yang dikehendaki nash

Di antara yang mengalami perluasan tafsiran adalah riqab dan fi sabilillah.Riqab dapat ditafsirkan dengan memerdekakan wilayah-wilayah Islam yang dijajah oleh kaum non Muslim seperti Palestina. Begitu juga dengan membebaskan para tenaga kerja yang didholimi oleh perusahaannya, dan tenaga kerja Indonesia yang mendapatkan siksaan tanpa menerima haknya sama sekali

Fi Sabilillah diperluas dengan semua tindakan kebaikan. Perluasan makna di sini juga menyesuaikan kondisi atau zaman kekinian. Hal ini membuktikan bahwa Al Qur an adalah tuntunan hidup (kehidupan dunia untuk kehidupan akhirat) sepanjang hayat, yang tidak dapat dibatasi oleh waktu atau ruang

Saran dan masukan dara para ahli juga pembaca sangat kami harapkan. Terima kasih kepada semuanya yang sudi untuk membaca tulisan ini, semoga bermanfaat baik bagi penulis maupun yang membaca. Amiin.

أعلم والله

Page 30: MAKALAH TAFSIR

As Shawi, Ahmad bin Muhammad. 1993. Hasyiyah As Shawi ‘ala Tafsir Al Jalalain. Juz II, Beirut: Dar Al Fikr. As Siddieqiyy, Hasbi. 1999. Pedoman Zakat. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra.At Thabari, Muhammad bin Jarir bin Yazid bin Katsir Abu Ja’far. Jami’ Al Bayan fi Ta’wil Al Qur an. Juz XIV. Al Maktabah As Syamilah. Kahsanah, Umrotul. 2014. Manajemen Zakat Modern: Instrumen Pemberdayaan Ekonomi Umat. cet. I. Malang: UIN Maliki Press.Permono, Sjechul Hadi. 2005. Formula Zakat Menuju Kesejahteraan Sosial. Surabaya: CV. Auliya.Qardhawi, Yusuf. Hukum Zakat. terj. Salman Harun dkk. 1993. Jakarta: P. T. Pustaka Litera AntarNusa.Shihab, M. Quraish. 2002. Tafsir Al Mishbah. vol. V. Jakarta: Lentera Hati.

DAFTAR PUSTAKAAl Qur an dan Terjemahannya. 2012. Bekasi: Cipta Bagus Segara. 2014. Kumpulan Undang-undang. Jakarta: Grahamedia Press.Al Jawi, Muhammad Nawawi. 1980. Marah Labid Tafsir Nawawi. Juz I. Beirut: Dar Al Fikr Al Jazairi, Abu Bakar. Aisar Al Tafasir. Juz II, Al Maktabah Al Syamilah. Al Zuhaili, Wahbah bin Musthafa. Al Tafsir Al Munir fi Al ‘Aqidah wa Al Syari’ah wa Al Manhaj. Juz X. Al Maktabah Al Syamilah. _____. Tafsir Al Wasith. Juz I. Al Maktabah Al Syamilah. Ar Rifa’i, Muhammad Nasib, Mukhtashar Tafsir Ibn Katsir. Al Maktabah Al Syamilah.

Page 31: MAKALAH TAFSIR