tafsir fatihah

6
Menggali Kandungan Surat Al Fatihah Post Detail admin September 11, 2012 5 Comments Para pembaca yang dirahmati Allah suhanahu wata’ala, setiap hari umat Islam menjalankan ritual shalat yang merupakan salah satu bentuk peribadahan kepada Allah suhanahu wata’ala. Setiap kita melaksanakan shalat, kita diperintah untuk membaca surat Al Fatihah sebagai salah satu rukun shalat. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: َ ةَ لاَ صَ لاْ نَ مِ لْ مَ لْ َ رْ قَ يِ ةَ حِ ت اَ فِ يِ ابَ تِ كْ ل “Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al Fatihah)”. (HR. Abu Dawud no. 297 dan At Tirmidzi no. 230 dari shahabat Abu Hurairah dan ‘Aisyah) Surat ini termasuk deretan surat Makkiyah (yang turun sebelum hijrah) dan terdiri dari tujuh ayat. Nama Lain Surat Al Fatihah Surat Al Fatihah memiliki banyak nama. Di antaranya; Fatihatul Kitab (pembuka kitab/Al Qur’an). Karena Al Qur’an, secara penulisan dibuka dengan surat ini. Demikian pula dalam shalat, Al Fatihah sebagai pembuka dari surat-surat lainnya. Al Fatihah dikenal juga dengan sebutan As Sab’ul Matsani (tujuh yang diulang-ulang). Disebabkan surat ini dibaca berulang-ulang pada setiap raka’at dalam shalat. Dinamakan juga dengan Ummul Kitab. Karena di dalamnya mencakup pokok-pokok Al Quran, seperti aqidah dan ibadah. Keutamaan surat Al Fatihah Surat Al Fatihah memiliki berbagai macam keutamaan dan keistimewaan dibanding dengan surat-surat yang lain. Di antaranya adalah; Al Fatihah merupakan surat yang paling agung. Al Imam Al Bukhari meriwayatkan dari shahabat Abu Sa’id Al Mu’alla, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda (artinya): “Sungguh aku akan ajarkan kepadamu surat yang paling agung dalam Al Quran sebelum engkau keluar dari masjid? Lalu Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam memegang tanganku. Disaat Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam hendak keluar dari masjid, aku bertanya: “Ya Rasulullah! Bukankah engkau akan mengajariku tentang surat yang paling agung dalam Al Quran? Maka Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berkata: Ya (yaitu surat)

description

penjelasaan rinci mengenai surat alfatihah , sangat baik untuk menuntun kita waktu salat....

Transcript of tafsir fatihah

Menggali Kandungan Surat Al FatihahPost Detail

admin

September 11, 2012

5 CommentsPara pembaca yang dirahmati Allah suhanahu wataala, setiap hari umat Islam menjalankan ritual shalat yang merupakan salah satu bentuk peribadahan kepada Allah suhanahu wataala. Setiap kita melaksanakan shalat, kita diperintah untuk membaca surat Al Fatihah sebagai salah satu rukun shalat. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: Tidak sah shalat seseorang yang tidak membaca Fatihatul Kitab (Al Fatihah). (HR. Abu Dawud no. 297 dan At Tirmidzi no. 230 dari shahabat Abu Hurairah dan Aisyah)Surat ini termasuk deretan surat Makkiyah (yang turun sebelum hijrah) dan terdiri dari tujuh ayat.Nama Lain Surat Al FatihahSurat Al Fatihah memiliki banyak nama. Di antaranya; Fatihatul Kitab (pembuka kitab/Al Quran). Karena Al Quran, secara penulisan dibuka dengan surat ini. Demikian pula dalam shalat, Al Fatihah sebagai pembuka dari surat-surat lainnya.Al Fatihah dikenal juga dengan sebutan As Sabul Matsani (tujuh yang diulang-ulang). Disebabkan surat ini dibaca berulang-ulang pada setiap rakaat dalam shalat.Dinamakan juga dengan Ummul Kitab. Karena di dalamnya mencakup pokok-pokok Al Quran, seperti aqidah dan ibadah.Keutamaan surat Al FatihahSurat Al Fatihah memiliki berbagai macam keutamaan dan keistimewaan dibanding dengan surat-surat yang lain. Di antaranya adalah;Al Fatihah merupakan surat yang paling agung. Al Imam Al Bukhari meriwayatkan dari shahabat Abu Said Al Mualla, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda (artinya):Sungguh aku akan ajarkan kepadamu surat yang paling agung dalam Al Quran sebelum engkau keluar dari masjid? Lalu Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memegang tanganku. Disaat Beliau shalallahu alaihi wasallam hendak keluar dari masjid, aku bertanya: Ya Rasulullah! Bukankah engkau akan mengajariku tentang surat yang paling agung dalam Al Quran? Maka Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berkata: Ya (yaitu surat) Ia adalah As Sabu Al Matsani dan Al Quranul Azhim (Al Quran yang Agung) yang diwahyukan kepadaku. (HR. Al Bukhari no. 4474)Al Fatihah merupakan surat istimewa yang tidak ada pada kitab-kitab terdahulu selain Al Quran. Dari shahabat Ubay bin Kaab radhiallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam berkata kepadanya: Maukah engkau aku beritahukan sebuah surat yang tidak ada dalam kitab Taurat, Injil, Zabur, dan demikian pula tidak ada dalam Al Furqan (Al Quran) surat yang semisalnya? Kemudian Rasulullah shalallahu alaihi wasallam memberitakan surat itu adalah Al Fatihah. (HR. At Tirmidzi no. 2800)Al Fatihah sebagai obat dengan izin Allah suhanahu wataala. Al Imam Al Bukhari meriiwayatkan dari shahabat Abu Said Al Khudri radhiallahu anhu tentang kisah kepala kampung yang tersengat kalajengking. Lalu beberapa shahabat Nabi shalallahu alaihi wasallam meruqyahnya dengan membacakan surat Al Fatihah kepadanya. Dengan sebab itu Allah suhanahu wataala menyembuhkan penyakit kepala kampung itu.Terkait dengan shalat sebagai rukun Islam yang kedua, Al Fatihah merupakan unsur terpenting dalam ibadah itu. Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: Barang siapa shalat dalam keadaan tidak membaca Al Fatihah, maka shalatnya cacat (Rasulullah shalallahu alaihi wasallam mengulanginya sampai tiga kali) tidak sempurna. (HR. Muslim no. 395, dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu)Bahkan membaca Al Fatihah termasuk rukun dalam shalat, sebagaimana riwayat diatas.Tafsir Surat Al FatihahPembaca yang dirahmati Allah suhanahu wataala, berikut ini merupakan ringkasan tafsir dari surat Al Fatihah: Segala puji bagi Allah Rabbul alamin.Segala pujian beserta sifat-sifat yang tinggi dan sempurna hanyalah milik Allah suhanahu wataala semata. Tiada siapa pun yang berhak mendapat pujian yang sempurna kecuali Allah suhanahu wataala. Karena Dia-lah Penguasa dan Pengatur segala sesuatu yang ada di alam ini. Dia-lah Sang Penguasa Tunggal, tiada sesuatu apa pun yang berserikat dengan kuasa-Nya dan tiada sesuatu apa pun yang luput dari kuasa-Nya pula. Dia-lah Sang Pengatur Tunggal, yang mengatur segala apa yang di alam ini hingga nampak teratur, rapi dan serasi. Bila ada yang mengatur selain Allah suhanahu wataala, niscaya bumi, langit dan seluruh alam ini akan hancur berantakan. Dia pula adalah Sang Pemberi rezeki, yang mengaruniakan nikmat yang tiada tara dan rahmat yang melimpah ruah. Tiada seorang pun yang sanggup menghitung nitmat yang diperolehnya. Disisi lain, ia pun tidak akan sanggup membalasnya. Amalan dan syukurnya belum sebanding dengan nikmat yang Allah suhanahu wataala curahkan kepadanya. Sehingga hanya Allah suhanahu wataala yang paling berhak mendapatkan segala pujian yang sempurna. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyanyang.Ar Rahman dan Ar Rahim adalah Dua nama dan sekaligus sifat bagi Allah suhanahu wataala, yang berasal dari kata Ar Rahmah. Makna Ar Rahman lebih luas daripada Ar Rahim. Ar Rahman mengandung makna bahwa Allah suhanahu wataala mencurahkan rahmat-Nya kepada seluruh makhluk-Nya, baik yang beriman atau pun yang kafir. Sedangkan Ar Rahim, maka Allah suhanahu wataala mengkhususkan rahmat-Nya bagi kaum mukminin saja. Sebagaimana firman Allah suhanahu wataala: Dan adalah Dia Maha Penyayang kepada orang-orang yang beriman. (Al Ahzab: 43) Yang menguasai hari kiamat.Para ulama ahli tafsir telah menafsirkan makna Ad Din dari ayat diatas adalah hari perhitungan dan pembalasan pada hari kiamat nanti.Umur, untuk apa digunakan? Masa muda, untuk apa dihabiskan? Harta, dari mana dan untuk apa dibelanjakan? Tiada seorang pun yang lepas dan lari dari perhitungan amal perbuatan yang ia lakukan di dunia. Allah suhanahu wataala berfirman (artinya):Tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? Sekali lagi, tahukah kamu apakah hari pembalasan itu? (Yaitu) hari (ketika) seseorang tidak berdaya sedikitpun untuk menolong orang lain. Dan segala urusan pada hari itu dalam kekuasaan Allah. (Al Infithar: 17-19) Hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami mohon pertolonga.Secara kaidah etimologi (bahasa) Arab, ayat ini terdapat uslub (kaidah) yang berfungsi memberikan penekanan dan penegasan. Yaitu bahwa tiada yang berhak diibadahi dan dimintai pertolongan kecuali hanya Allah suhanahu wataala semata. Sesembahan-sesembahan selain Allah itu adalah batil. Maka sembahlah Allah suhanahu wataala semata.Sementara itu, disebutkan permohonan tolong kepada Allah setelah perkara ibadah, menunjukkan bahwa hamba itu sangat butuh kepada pertolongan Allah suhanahu wataala untuk mewujudkan ibadah-ibadah yang murni kepada-Nya.Selain itu pula, bahwa tiada daya dan upaya melainkan dari Allah suhanahu wataala. Maka mohonlah pertolongan itu hanya kepada Allah suhanahu wataala. Tidak pantas bertawakkal dan bersandar kepada selain Allah suhanahu wataala, karena segala perkara berada di tangan-Nya. Hal ini sebagaimana firman Allah suhanahu wataala (artinya):Maka sembahlah Dia dan bertawakkallah kepada-Nya. (Hud: 123) Tunjukkanlah kami ke jalanmu yang lurus.Yaitu jalan yang terang yang mengantarkan kepada-Mu dan jannah (surga)-Mu berupa pengetahuan (ilmu) tentang jalan kebenaran dan kemudahan untuk beramal dengannya.Al Imam Ahmad dalam Musnadnya meriwayatkan dari shahabat An Nawas bin Saman radhiallahu anhu, bahwa Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: Allah memberikan permisalan ash shirathul mustaqim (jembatan yang lurus), diantara dua sisinya terdapat dua tembok. Masing-masing memiliki pintu-pintu yang terbuka, dan di atas pintu-pintu tersebut terdapat tirai-tirai tipis dan di atas pintu shirath terdapat seorang penyeru yang berkata: Wahai sekalian manusia masuklah kalian seluruhnya ke dalam as shirath dan janganlah kalian menyimpang. Dan ada seorang penyeru yang menyeru dari dalam ash shirath, bila ada seseorang ingin membuka salah satu dari pintu-pintu tersebut maka penyeru itu berkata: Celaka engkau, jangan engkau membukanya, karena jika engkau membukanya, engkau akan terjungkal kedalamnya. Maka ash shirath adalah Al Islam, dua tembok adalah aturan-aturan Allah, pintu-pintu yang terbuka adalah larangan-larangan Allah. Penyeru yang berada di atas ash shirath adalah Kitabullah (Al Quran), dan penyeru yang berada didalam ash shirath adalah peringatan Allah bagi hati-hati kaum muslimin. Yaitu jalannya orang-orang yang engkau beri kenikmatan.Siapakah mereka itu? Meraka adalah sebagaimana yang dalam firman Allah suhanahu wataala: Dan barang siapa yang mentaati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah yaitu: Nabi-nabi, para shiddiqin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah sebaik-baik teman. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah dan Allah cukup mengetahui. (An Nisaa': 69-70 Dan bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat.Orang-orang yang dimurkai Allah suhanahu wataala adalah orang-orang yang mengetahui kebenaran akan tetapi enggan mengamalkannya. Mereka itu adalah kaum Yahudi. Allah suhanahu wataala berfirman berkenaan dengan keadaan mereka (artinya):Katakanlah Wahai Muhammad: Maukah Aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu di sisi Allah, yaitu orang-orang yang dikutuk dan dimurkai oleh Allah. (Al Maidah: 60)Adapun jalan orang-orang yang sesat adalah bersemangat untuk beramal dan beribadah, tapi bukan dengan ilmu. Akhirnya mereka sesat disebabkan kebodohan mereka. Seperti halnya kaum Nashara. Allah suhanahu wataala memberitakan tentang keadaan mereka:Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus. (Al Maidah: 77)At TaminPembaca yang dirahmati Allah suhanahu wataala, At Tamin adalah kalimat Amin yang diucapkan setelah selesai membaca Al Fatihah dalam shalat dan bukan merupakan bagian dari surat tersebut, yang mempunyai arti Ya Allah kabulkanlah doa kami.Diriwayatkan dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam ketika membaca: maka Beliau shalallahu alaihi wasallam mengucapkan Amin sampai orang-orang yang di belakangnya dari shaf pertama mendengar suaranya. (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah)Barang siapa yang taminnya bersamaan dengan tamin malaikat, maka Allah suhanahu wataala menjanjikan ampunan bagi dia. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah radhiallahu anhu, bahwasanya Rasulullah shalallahu alaihi wasallam bersabda: Jika imam mengucapkan amin maka ikutilah, karena barang siapa yang taminnya bersamaan dengan tamin malaikat, niscaya ia diampuni dosa-dosanya yang telah lalu. (Muttafaqun alaih)Kandungan surat Al FatihahPembaca yang dirahmati Allah suhanahu wataala, surat ini memiliki kandungan faidah yang banyak dan agung, berikut ini beberapa di antaranya yang dapat kami sebutkan:1. Surat ini terkandung di dalamnya tiga macam tauhid: Tauhid Rububiyyah, yaitu beriman bahwa hanya Allah suhanahu wataala yang menciptakan, mengatur dan memberi rizqi, sebagaimana yang terkandung di dalam penggalan ayat: Rabbul alamin . Tauhid Asma wa Shifat, yaitu beriman bahwa Allah suhanahu wataala mempunyai nama-nama serta sifat-sifat yang mulia dan sesuai dengan keagungan-Nya. Diantaranya Ar Rahman dan Ar Rahim. Tauhid Uluhiyyah, yaitu beriman bahwa tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah suhanahu wataala semata. Adapun sesembahan selain Allah suhanahu wataala adalah batil. Diambil dari penggalan ayat: Hanya kepada-Mu kami menyembah dan memohon pertolongan.2. Penetapan adanya hari kiamat dan hari pembalasan, sebagaimana potongan ayat: Penguasa hari pembalasan.3. Perintah untuk menempuh jalan orang-orang yang shalih.4. Peringatan dan ancaman dari enggan untuk mengamalkan ilmu yang telah diketahui. Karena hal ini mendatangkan murka Allah suhanahu wataala. Demikian pula, hendaklah kita berilmu sebelum berkata dan beramal. karena kebodohan akan mengantarkan pada jalan kesesatan.PenutupDemikianlah ringkasan dari tafsir surat Al Fatihah. Semoga dapat mengantarkan kita kepada pemahaman yang benar di dalam menempuh agama yang diridhai oleh Allah suhanahu wataala ini. Amin, Ya Rabbal Alamin.